3.1 PENGKAJIAN
Nama : Tn. I
Umur : 45 tahun
1. Keluhan utama
Biasanya klien mengetahui tentang faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke,
hipertensi. Penyembuhan yang lambat, penggunaan obat seperti steroid, diuretik
(thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah).
Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan. Rencana pemulangan :
Mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan diet, pengobatan, perawatan diri,
pemantauan terhadap glukosa darah.
Biasanya hilang nafsu makan, mual / muntah, tidak mematuhi diet, peningkattan
masukan glukosa / karbohidrat, Penurunan berat badan lebih dari beberapa hari /
minggu, haus, penggunaan diuretik (Thiazid). Yang ditandai kulit kering / bersisik,
turgor jelek, kekakuan / distensi abdomen, muntah, Pembesaran tiroid (peningkatan
kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah), bau halisitosis / manis, bau
buah (napas aseton).
3. Pola eliminasi.
Biasanya sebelum sakit pola eleminasi teratur setiap pagi hari namun setelah sakit
terjadi perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, Rasa nyeri/terbakar, kesulitan
berkemih (infeksi), ISSK baru/berulang, Nyeri tekan abdomen, Diare. Yang ditandai
urine encer, pucat, kuning, poliuri (dapat berkembang menjadi oliguria / anuria, jika
terjadi hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk (infeksi), Abdomen keras,
adanya asites, Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
Biasanya sebelum sakit klien dapat melakukan aktivitas seperti biasa (bekerja,
berolahraga, melakukan hal mandiri) namun setelah sakit klien mengalami penurunan
aktivitas, lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, Kram otot, tonus otot menurun, letargi
/ disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot
Klien mengalami gangguan istirahat / tidur, takikardia dan takipnea pada keadaan
istirahat atau aktifitas.
6. Pola kognitif dan persepsi.
Adanya kekhawatiran karena adanya nyeri pada daerah abdomen (mungkin parah).
Biasanya Klien gelisah, cemas, mudah tersinggung. Bila bisa menyesuaikan tidak
akan menjadi masalah dalam hubungannya dengan anggota keluarganya.
Biasanya rabas vagina (cenderung infeksi), masalah impoten pada pria, kesulitan
orgasme pada wanita.
Biasanya timbul stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi. Yang ditandai ansietas, peka rangsang.
Biasanya tergantung pada kebiasaan, ajaran dan aturan dari agama yang dianut oleh
individu tersebut.
d. Tekanan darah biasanya hipotensi (sistole turun 20 mmHg atau lebih saat
berdiri) = (normal : sistolik = 90-120 dan diastolic =60-79 mmHg).
2. Head To Toe
a) Tulang tengkorak
b) Wajah
c) Rambut
· Rambut kasarèhipotiroidisme
d) Kulit kepala
b. Mata (penglihatan):
a) Inspeksi
· Penglihatan kabur
· Amati letak kesimetrisan mata, gerakan mata, lapang pandang, & visus
· Amati kelopak mata (palpebra)èLebar fisura palpebra, edema, warna, lesi, keadaan
& arah bulu mata, kemampuan mengatup.
· Amati reaksi pupil thdp cahaya. N= isokor. Bila mengecil disebut miosis, melebar
disebut midriasis, sangat kecil disebut pin point.
· Inspeksi gerakan mata : amati adakah nistagmus, strabismus ; cek fungsi 6 otot
mata.
b) Palpasi
c. Hidung (penciuman)
a) Inspeksi :
· Pernafasan cepat
· Tidak terdapat kelainan congenital pada hidung.
· Terdapat secret.
b) Palpasi :
d. Telinga (pendengaran)
a) Inspeksi
· Reflek cahaya politzer : tarik daun telinga ke atas & belakang (dewasa); ke bawah
(anak-anak)èmembran timpani utuh atau tidak.
b) Palpasi
· jaringan lunak, jaringan keras, tulang mastoid. Bila ada peradangan akan terasa
nyeri.
a) Inspeksi
· Faring : radang
· Tonsil : ukuran
· Uvula: simetris
f. Tenggorokan :
a) Inspeksi :
· Detritus (-)
b) Palpasi :
g. Leher
a) Inspeksi
b) Palpasi
· Pemeriksaan kaku kuduk/ tengkuk ciri adanya rangsang /iritasi meningeal akibat
perdarahan/ peradangan sub arachnoid.
- Palpasi : Bentuk normalnya tidak ada kreptasi, tidak ada nyeri tekan,
vocal fremitus kanan dan kiri sama.
- Perkusi : Tidak ada pembesaran dinding dada sonor pada kedua lapang
paru
b. Pemeriksaan jantung
- Perkusi :
3. Pemeriksaan abdomen
5. Elektrolit :
9. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (lama hidup SDM)
dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan kontrol tidak
adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden ( mis. ISK baru).
10. Gas darah arteri : Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3
(asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
12. Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal (dehidrasi /penurunan fungsi
ginjal).
14. Insulin darah : Mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada (pada tipe I) atau
normal sampai tinggi (tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin / gangguan
dalam penggunaannya (endogen /eksogen), resisten insulin dapat berkembang
sekunder terhadap pembentukan antibodi (autoantibodi).
15. Pemeriksaan fungsi tiroid : Peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
16. Urine : Gula dan aseton positif : berat jenis, dan osmolalitas mungkin meningkat.
17. Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
pernafasan dan infeksi pada luka (Doengoes, 1999).
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyono, Aru W. (2006). Buku Ajar Penyakit Dalam jilid III. Jakarta: FKUI