Anda di halaman 1dari 11

SOLUSIO PLASENTA

Disusun oleh :

NAMA : FIRDAUS MUBAYYINA


NIM : P07124015014

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
DIII KEBIDANAN
2016/2017
A. Pengertian
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan
maternal plasentadari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunyayakni sebelum anak lahir.
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
fundus uteri/korpus uteri sebelum janin lahir (PB POGI,1991).
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya
yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Yang terjadi pada kehamilan
22 minggu atau berat janin di atas 500 gr (Rustam 2002).
Solusio plasenta adalah sebagian atau seluruh plasenta yang normal
implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya anak (menurut buku obstetric
patologi 2002).
Solusio plasenta atau abrupsion plasenta adalah pelepasan sebagian atau
keseluruhan plasenta dari uterus selama hamil dan persalinan (Chapman V,2003)
Solusio plasenta adalah suatu keadaan dalam kehamilan viable,dimana
plaesnta yang tempat implantasinya normal (pada fundus atau korfus) terkelupas
atau terlepas sebelum kala III (Achadiat,2004). Sinonim dari solusio plasenta
adalah Abrupsion plasenta.
Solusio plasenta adalah : terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya
yang normal dari uterus, sebelum janin dilahirkan.defenisi ini berlaku pada
kehamilan dengan usia kehamilan (masa gestasi ) di atas 22 minggu atau berat
janin diatas 500 gr. Proses solusio plasenta dimulai dengan terjadinya perdarahan
dalam desidua basalis yang menyebabkan hematoma retroplasenter (Saefuddin
AB,2006)
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari tempat implantasinya pada
korpus uteri sebelum bayi lahir. Dapat terjadi pada setiap saat dalam kehamilan.
Terlepasnya plasenta dapat sebagian (parsialis),atau seluruhnya(totalis) atau hanya
rupture pada tepinya (rupture sinus marginalis) (dr.Handayo,dkk)
B. Gejala
Solusio plasenta sering sekali terjadi pada trimester kedua kehamilan
hingga beberapa minggu menjelang persalinan. Beberapa gejala solusio plasenta
yang bisa terjadi antara lain: Perdarahan yang disertai rasa nyeri. Darah bewarna
merah kehitaman. Syok dan anemia berat bisa terjadi, meskipun darah yang keluar
hanya terlihat sedikit (padahal banyak perdarahan di dalam). Dapat terjadi gawat
janin hingga menghilangya denyut jantung janin. Kurang bergeraknya bayi yang
berada dalam kandungan atau tidak seperti biasanya. Nyeri punggung dan nyeri
perut. Rahim berkontraksi cepa terus menerus dan nyeri.
• Solusio plasenta ringan
Solusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus marginalis, dimana
terdapat pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak. Apabila
terjadi perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitam-hitaman dan sedikit sakit.
Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya terus menerus.
Walaupun demikian, bagian-bagian janin masih mudah diraba. Uterus yang agak
tegang ini harus selalu diawasi, karena dapat saja menjadi semakin tegang karena
perdarahan yang berlangsung.
• Solusio plasenta sedang
Dalam hal ini plasenta terlepas lebih dari 1/4 bagian, tetapi belum 2/3 luas
permukaan Tanda dan gejala dapat timbul perlahan-lahan seperti solusio plasenta
ringan, tetapi dapat juga secara mendadak dengan gejala sakit perut terus menerus,
yang tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan pervaginam. Walaupun
perdarahan pervaginam dapat sedikit, tetapi perdarahan sebenarnya mungkin telah
mencapai 1000 ml. Ibu mungkin telah jatuh ke dalam syok, demikian pula
janinnya yang jika masih hidup mungkin telah berada dalam keadaan gawat.
Dinding uterus teraba tegang terus-menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-
bagian janin sukar untuk diraba. Jika janin masih hidup, bunyi jantung sukar
didengar. Kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal mungkin telah
terjadi,walaupun hal tersebut lebih sering terjadi pada solusio plasenta berat.
• Solusio plasenta berat
Plasenta telah terlepas lebih dari 2/3 permukaannnya. Terjadi sangat tiba-
tiba. Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya telah meninggal.
Uterus sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri. Perdarahan pervaginam
tampak tidak sesuai dengan keadaan syok ibu, terkadang perdarahan pervaginam
mungkin saja belum sempat terjadi. Pada keadaan-keadaan di atas besar
kemungkinan telah terjadi kelainan pada pembekuan darah dan kelainan/gangguan
fungsi ginjal
C. Diagnosis
Untuk mendiagnosis solusio plasenta, awalnya dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik guna memeriksa tekanan rahim, apakah lunak atau keras. Dan
mungkin diperlukan tes darah atau ultrasound untuk membantu mengetahui
penyebab terjadinya pendarahaan vagina. Ultrasound frekuensi tinggi juga bisa
digunakan untuk melihat rahim, namun tidak selalu bisa untuk melihat adanya
solusio plasenta.
1. Diagnosis solusio plasenta kadang sukar ditegakkan.
2. Penderita biasanya datang dengan gejala klinis :
a) Perdarahan pervaginam (80%)
b) Nyeri abdomen atau pinggang dan nyeri tekan uterus (70%)
c) Gawat janin (60 %)
d) Kelainan kontraksi uterus (35%)
e) Kelainan premature idiopatik (25%)
f) Dan kematian janin (15%)
3. Syok yang terjadi kadang tidak sesuai dengan banyak perdarahan
4. Pemeriksaan laboratorium untuk menyingkirkan diagnosis banding solusio
plasenta antara lain :Hitung sel darah lengkap
a. Fibrinogen
b. Waktu prothrombin/waktu tromboplastin parsial teraktifasi untuk
mengetahui
terjadinya DIC
c. Nitrogen urea/kreatinin dalam darah
d. Kleithauer-Betke test untuk mendeteksi adanya sel darah merah janin di
dalam sirkulasi ibu
5. Pemeriksaan penunjang ultrasonografi (USG) membantu menentukan lokasi
plasenta (untuk menyingkirkan kemungkinan plasenta previa). Saat ini lebih dari
50% pasien yang diduga mengalami solusio plasenta dapat teridentifikasi melalui
USG.
6. Hematom retroplasenter dapat dikenali sekitar 2-15% dari semua solusio
plasenta. Pengenalan hematoma tergantung pada derajat hematoma (besar dan
lamanya) serta keahlian operator.
7. Pemeriksaan histologik setelah plasenta dikeluarkan dapat memperlihatkan
hematoma retroplasenter.
8. Penemuan lain yang mungkin adalah adanya ektravasasi darah ke
miometrium,yang tampak sebagai bercak ungu pada tunika serosa uterus yang
dikenal sebagai Uterus Couvelaire.
9. Secara klinis diketahui dari adanya nyeri dan tegang pada uterus.
10. Diagnosis banding lain perdarahan pada trimester ketiga selain plasenta
previa adalah vasa previa,trauma vaginal,serta keganasan (jarang).
D. Penatalaksanaan
Tujuan utama pelaksanaan ibu dengan solusio plasenta, pada prinsipnya
adalah anak :
1) Mencegah kematian ibu
2) Menghentikan sumber perdarahan
3) Jika janin masih hidup, mempertahankan dan mengusahakan janin lahir hidup
Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain :
1. Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur
keseimbangan cairan
2. Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan: memberikan
infuse dan transfuse darah segar
3. Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,hematokrit,COT(Clot Observation
Test/test pembekuan darah), kadar fibrinogen plasma, urine lengkap,fungsi
ginjal
4. Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetika
5. Terminasi kehamilan : persalina segera,pervaginam atau section sesarea.
Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin dan dengan lahirnya
plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan perdarahan.
6. Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah
segar dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan monitoring berkala
pemeriksaan COT dan hemoglobin
7. Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan nekrosis
ginjal (reflek utero ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan
Yang perlu diketahui oleh semua bidan yaitu penanganan di tempat pelayanan
kesehatan tingkat dasar ialah mengatasi syok/pre-syok dan mempersiapkan
rujukan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya.
Mengingat komplikasi yang dapt terjadi yaitu perdarahan banyak dan syok
berat hingga kematian,atonia uteri,kelainan pembekuan darah dan oliguria.
Maka sikap paling utama dari bidan dalam menghadapi solusio plasenta adalah
segera melakukan rujukan ke rumah sakit.
E. Komplikasi
Solusio plasenta dapat menimbulkan komplikasi dan membahayakan jiwa
ibu dan bayi yang dikandung. Komplikasi bisa terjadi pada ibu maupun pada janin
yang dikandungnya dengan criteria :
1) Komplikasi pada ibu
a. Perdarahan yang dapat menimbulkan : variasi turunnya tekanan darah
sampai keadaan syok,perdarahan tidak sesuai keadaan penderita anemis sampai
syok,kesadaran bervariasi dari baik sampai syok.
b. Gangguan pembekuan darah : masuknya trombosit ke dalam sirkulasi darah
menyebabkan pembekuan darah intravaskuler dan diserti hemolisis,terjadinya
penurunan fibrinogen sehingga hipofibrinogen dapat mengganggu pembekuan
darah.
c. Oliguria menyebabkan terjadinya sumbatan glomerulus ginjal dan dapat
menimbulkan produksi urin makin berkurang.
d. Perdarahan postpartum : pada solusio plasenta sedang sampai berat terjadi
infiltrasi darah ke otot rahim,sehingga mengganggu kontraksi dan
menimbulkan perdarahan karena atonia uteri,kegagalan pembekuan darah
menambah bertanya perdarahan.
e. Koagulopati konsumtif,DIC: solusio plasenta merupakan penyebab
koagulopati konsumtif yang tersering pada kehamilan.
f. Utero renal reflex
g. Ruptur uteri
2) Komplikasi pada janin
a. Asfiksia ringan sampai berat dan kematian janin,karena perdarahan yang
tertimbun dibelakang plasenta yang mengganggu sirkulasi dan nutrisi kearah
janin. Rintangan kejadian asfiksia sampai kematian janin dalam rahim
tergantung pada beberapa sebagian placenta telah lepas dari implantasinya di
fundus uteri.
b. Kelainan susunan system saraf pusat
c. Retardasi pertumbuhan
d. Anemia
SOAL

Bacalah untuk menjawab soal nomor 1-10

Ny. M GVI PIII AII umur 34 tahun, hamil 29 minggu, datang ke rumah sakit dengan
keluhan perdarahan pervaginam merah kehitaman, nyeri perut menetap, gerakan janin
tidak dirasakan oleh ibu. Hasil pemeriksaan DJJ (-), palpasi ditemukan perut teraba keras
TD 120/80, Nadi 80 x/menit, Suhu 36OC.

1. Diagnosis yang dapat ditegakkan pada kasus di atas adalah ....

A. Vasa previa

B. Plasenta previa

C. Solutio placenta

D. Placenta letak rendah

E. Hipertensi dalam kehamilan

2. Faktor predisposisi kasus Ny. M adalah ....

A. Usia ibu

B. Riwayat hipertensi

C. Grandemulti gravida

D. Kehamilan trimester III

E. Gerakan janin yang aktif

3. Komplikasi yang terjadi pada kasus di atas adalah ....

A. Bayi Baru Lahir Normal

B. Kecil Masa Kehamilan

C. Besar Masa Kehamilan

D. Intra Uterine Foetal Death

E. Partus Prematur

4. Komplikasi yang terjadi pada Ny. M adalah...

A. Syok sepsis

B. Syok anafilaktik

C. Syok haemoragic
D. Syok neurogenic

E. Syok hipovolemik

5. Tindakan yang dapat dilakukan pada Ny. M di RS adalah ....

A. Vacum ekstrasi

B. Tirah baring total

C. Pimpin persalinan

D. Persiapan seksio sesaria

E. Pantau kemajuan persalinan

6. Pemeriksaan laboraturium yang dibutuhkan untuk kasus diatas adalah …

a. hemoglobin, hematokrit, COT(Clot Observation Test/test pembekuan


darah), kadar fibrinogen plasma, urine lengkap, fungsi ginjal
b. hemoglobin, kadar fibrinogen plasma, urine lengkap, fungsi ginjal,
pemeriksaan sputum
c. hemoglobin, hematokrit, COT(Clot Observation Test/test pembekuan darah),
kadar fibrinogen plasma, pemeriksaan veses
d. hemoglobin, hematokrit, COT(Clot Observation Test/test pembekuan darah),
kadar fibrinogen plasma, urine lengkap, fungsi ginjal, pemeriksaan gula darah
e. semua jawaban salah
7. Komplikasi yang bisa terjadi pada ibu dengan kasus diatas adalah …
a. Perdarahan
b. Gangguan pembekuan darah
c. Oliguria
d. Perdarahan postpartum
e. semua jawaban benar
8. Komplikasi yang bisa terjadi pada janin dengan kasus diatas adalah
a. Asfiksia ringan sampai berat dan kematian janin
b. Kelainan susunan system saraf pusat
c. Retardasi pertumbuhan
d. Anemia
e. semua jawaban benar
9. Menurut Rustam (2002), pengertian dari kasus diatas adalah …
a. Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan
maternal plasentadari tempat implantasinya yang normal pada lapisan
desidua endometrium sebelum waktunyayakni sebelum anak lahir.
b. Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
fundus uteri/korpus uteri sebelum janin lahir
c. Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat
implantasinya yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan.
Yang terjadi pada kehamilan 22 minggu atau berat janin di atas 500
gr.
d. Solusio plasenta adalah sebagian atau seluruh plasenta yang normal
implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya anak
e. Solusio plasenta atau abrupsion plasenta adalah pelepasan sebagian atau
keseluruhan plasenta dari uterus selama hamil dan persalinan
10. Bidan erna adlah seorang bidan yang bekerja di Puskesmas, jika bidan erna
mendapatkan kasus seperti diatas hal yang harus dilakukan bidan erna adalah …
a. membiarkan ibu sampai mengalami inpartu
b. memberikan suntikan oksitosin 10 IU secara IM
c. merujuk ke RS agar segera dilakukan terminasi kehamilan
d. memberikan oksigen pada ibu
e. memimpin persalinan
Sumber lain :
http://mediskus.com/solusio-plasenta
https://fitriansyaaaah.wordpress.com/2015/03/22/solusio-plasenta/
http://www.alodokter.com/solusio-plasenta

Anda mungkin juga menyukai