OLEH :
FIRDAUS MUBAYYINA
Judul :
1. Ketua Pelaksana :
a. Nama lengkap : Firdaus Mubayyina, S.Tr.Keb., M.Keb
b. NIDN : 0813019801
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Jabatan :-
e. Fakultas : FIK UNW Mataram
f. Alamat : Mataram
g. Telepon : 081917032515
2. Anggota
1. Bq. Safinatunnaja, S.Si.T, M.Keb
2. Nurul Aulia Kamila, SST, M.Keb
3. Asri daniyati, SST, M.Tr.Keb
3. Waktu Pelaksanaan : 14 April 2023
4. Lokasi kegiatan : Panti sosial
Mengetahui,
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karuniaNya, sehingga laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini sebagai salah
satu bagian dari tridarma perguruan tinggi di jurusan Kebidanan (SI) Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram dapat terselesaikan.
Adapun tujuan dilakukannya kegiatan pengabdian ini yaitu meningkatkan
pengetahuan terkait Perawatan Payudara pada ibu nifas di kelas Ibu hamil Polindes
Batu Kuta Wilayah kerja Puskesmas Narmada Kabupaten Lombok Barat.
Kegiatan pengabdian ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar atas
dukungan dan fasilitas dari berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, kami selaku tim
pengabdi mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Yth :
1. Dekan FIK UNW Mataram
2. Ketua LPPM UNW Mataram
3. Kepala Panti Sosial
4. Berbagai pihak yang berpartisipasi dalam kegiatan ini yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.
Kegiatan pengabdian ini masih jauh dar kesempurnaan, namun demikian besar
harapan kami semoga pelaksanaan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi para wanita
dalam perawatan payudara.
Ketua Pelaksana,
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
di dunia dalam level Associal Of South East Asian Nation (ASEAN), Indonesia
hal yang baru, pernikahan dini banyak terjadi terutama di daerah pedesaan dan
akhir-akhir ini meningkat di daerah perkotaan hal ini terlihat dari data Badan
usia dini (15-19 tahun) masih tinggi, yakni 46,7 persen. Di kelompok usia 10-
Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagian
besar kasus kematian ibu (32 %) disebabkan secara langsung oleh perdarahan
dan kasus kematian neonatal sebagian besar (43 %) karena kasus BBLR.
Penyebab yang lebih mendasar adalah masih tingginya angka pernikahan dini.
tahun.
Banyaknya dampak negatif dari terjadinya pernikahan anak usia < 21 tahun,
seperti tingginya AKI, Bayi Stunting, Perceraian, dan lain sebagainya. Dari
bagi ibu maupun anak yang dilahirkan. Anak perempuan berusia 10-14 tahun
memiliki kemungkinan meninggal lima kali lebih besar, selama kehamilan atau
itu, anak yang menikah pada usia 15-19 tahun memiliki kemungkinan dua kali
lebih besar. Sebanyak 42,8 % prevalensi stunting di Indonesia berasal dari ibu
Batasan usia pernikahan adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun untuk
Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Buyung Wijaya dan Ainun (2012),
menunjukkan remaja dengan nilai pengetahuan remaja yang baik dengan sikap
yang muncul terhadap pengetahuan remaja putri tentang pernikahan dini yang
cukup dengan sikap yang mendukung sebanyak (8,70%) dan tidak mendukung
dan sikap yang tidak mendukung (4,35%). Hal ini dikarenakan untuk
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, jumlah remaja
pada tahun 2014 dengan usia 15-19 tahun sebanyak 63.313, kemudian jumlah
laki-laki pada usia 15-9 sebanyak 29.757 jiwa, kemudian jumlah remaja
perempuan usia 20-24 tahun sebanyak 33.344 jiwa, dan remaja laki-laki pada
sebanyak 73.426 kasus (57,5%) dan yang remaja laki-laki kurang dari 25
(BKKBN, 2017)
LANDASAN TEORI
1. Remaja
a. Pengertian Remaja
Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada
tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja
sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun
bagi pria. Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal
dan fisik.
Piaget (dalam Ali & Asrori, 2012) mengatakan bahwa secara psikologis,
masyarakat dewasa, suatu usia saat anak tidak merasa bahwa dirinya berada
di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling
tidak sejajar.
bahwa remaja adalah suatu usia ketika individu mulai menunjukkan tanda-
tanda seksual sekundernya sampai mencapai kematangan seksual,
bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling
tidak sejajar (WHO, dalam Sarwono, 2012; Piaget, dalam Ali & Asrori,
2012).
juga kematangan sosial dan psikologis. Masa remaja adalah masa transisi
yang ditandai oleh adanya perubahan fisik emosi dan psikis. Masa remaja
yakni antara usia 10-19 tahun adalah suatu periode masa pematangan organ
2013).
Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia,
reproduksi manusia yang disebut masa pubertas. Pubertas berasal dari kata
berasal dari kata Adolescere yang berarti dewasa (Depkes RI, 2015).
Sa’id (2015), membagi usia remaja menjadi tiga fase sesuai tingkatan
umur yang dilalui oleh remaja. Menurut Sa’id, setiap fase memiliki
keistimewaannya tersendiri. Ketiga fase tingkatan umur remaja tersebut
antara lain:
Tingkatan usia remaja yang pertama adalah remaja awal. Pada tahap
Keistimewaan yang terjadi pada fase ini adalah remaja tengah berubah
fisiknya dalam kurun waktu yang singkat. Remaja juga mulai tertarik
pula yang menyebutnya dengan remaja madya. Pada tahap ini, remaja
masuk pada tahap ini sangat mementingkan kehadiran teman dan remaja
Tingkatan usia terakhir pada remaja adalah remaja akhir. Pada tahap
ini, remaja telah berusia sekitar 18 hingga 21 tahun. Remaja pada usia ini
dewasa.
khas yaitu :
dan dewasa. Akibatnya terjadi pertumbuhan yang cepat dan berat dan
women”.
rata-rata anak.
aktifitas gonad yang pakai oleh Tanner untuk menentukan Sex Maturity
Ratting (SMR) atau Stadium Maturitas Seks (SMS) dan dikenak
Tabel 2.1. Tabel Klasifikasi Stadium Maturitas Seks pada Anak Laki-Laki
Stadium Rambut Pubis Penis Testis
1. Tidak ada Pra-pubertas Pra-pubertas
2. Sedikit panjang, Pembesaran Skrotum membesar
sedikit ringan
berpigmen
3. Lebih hitam, Lebih panjang, Tekstur merah muda
mulai keriting lebih besar
4. Sedikit Ukuran glans Lebih besar
menyerupai dan besar
dewasa, jumlah penis
sedikit bertambah
5. Dewasa, kasar, Ukuran Lebih besar,
keriting, dewasa skrotum hitam
distribusi ukuran dewasa
dewasa,
menyebar ke
permukaan
medial paha
Tabel 2.2. Tabel Klasifikasi Stadium Maturasi Seks pada Anak Perempuan
Stadium Rambut Pubis Payudara
1. Pra-pubertas Pra-pubertas
2. Jarang, sedikit Payudara dan papilla
berpigmen, lurus batas menonjol sebagai bukti kecil,
medial labia diameter areola bertambah
3. Lebih hitam, mulai Payudara dan areola
keriting, jumlah membesar, tidak ada
bertambah pemisahan garis bentuk
4. Kasar, keriting, banyak Areola dan papilla membentuk
tetapi lebih sedikit bukit kedua
daripada orang dewasa
5. Segitiga wanita Bentuk dewasa, papilla
dewasa, menyebar ke menonjol, areola merupakan
permukaan medial paha bagian dari garis bentuk
umum payudara
e. Pertumbuhan somatik masa remaja adalah perubahan yang telah terjadi
pertumbuhan yang lebih besar dari dini. Pengaruh etnik dan lingkungan
otot dan lemak, pertambahan berat badan dan perubahan biokimia yang
Bila pubertas terjadi sebelum usia 9 tahun, atau belum juga terjadi sampai
pubertas terakhir dan berhenti pada saat dewasa, keadaan ini terjadi pada
semua remaja normal. Yang berbeda adalah awal mulainya. Mungkin ada
remaja laki-laki yang sudah tumbuuh kumis tipis, sementara yang lainnya
remaja risau, akan tetapi bila tidak terlalu jauh dengan temannya masih bisa
Harus diingat bahwa seorang anak berkembang pada saat yang berbeda
Pada tabel di bawah ini dapat dilihat perbedaan perubahan fisik pada
remaja perempuan.
badan (linier) terjadi amat cepat. Perbedaan pertumbuhan fisik laki-laki dan
Anak perempuan mulai tumbuh pesat fisiknya pada usia 10 tahun dan
paling cepat terjadi pada usia 12 tahun. Sedangkan pada laki-laki, 2 tahun
lebih lambat mulainya, namun setelah itu bertambah tinggi 12-15 cm dalam
emosionalnya.
emosi yang matang, sebaliknya yang bertubuh biasa saja mempunyai emosi
keturunan), gizi dan variasi individu. Secara genetic orang tua yang
tubuhnya tinggi, punya anak remaja yang juga tinggi. Faktor gizi juga
sangat berpengaruh, remaja dengan status gizi yang baik akan tumbuh lebih
tinggi dibanding remaja dengan status gizi kurang. (Depkes RI, 2015)
Pertumbuhan pesat umumnya pada usia 10-11 tahun. Perkembangan
payudara merupakan tanda awal dari pubertas, dimana daerah putting susu
payudara rambut ketiak dan badan mulai tumbuh pada usia (12-13) tahun.
pada usia 10-13 tahun. Keringat ketiak mulai diproduksi pada usia 12-13
kerungat ketiak mempunyai bau yang khas. Menstruasi bterjadi pada usia
11-14 tahun. Pematangan seksual penuh remaja perempuan terjadi pada usia
16 tahun, sedang laki-laki pematangan seksual penuh terjadi pada usia 17-18
2. Pernikahan
a. Pengertian Pernikahan
tahun 1974 adalah Ikatan lahir batin antara sesorang pria dan wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentu keluarga (rumah tangga) yang bahagia
dalam jangka waktu yang lama, yang di dalamnya terdapat berbagai hak dan
keturunan. Pernikahan itu merupakan ikatan yang kuat yang didasari oleh
3. Pernikahan Dini
a. Pengertian
mengikat dua insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan,
bahwa pasangan remaja (usia 16-19 tahun) telah dinyatakan sah untuk
perkawinan adalah 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria (pasal 7
dan psikologis adalah 20-25 tahun bagi wanita, kemudian umur 25-30
tahun bagi pria. Usia tersebut dianggap masa yang paling baik untuk
berumah tangga, karena sudah matang dan bisa berpikir dewasa secara
rata-rata.
maupun eksternal.
Di Indonesia ternyata masih banyak terjadi pernikahan di usia yang
terlalu muda. Itu semua terjadi karena pengaruh lingkungan atau karena
didikan orang tua sejak kecil yang di tanamkan pada anak-anak mereka
terjadi diusia yang muda akan menemui batu sandungan karena sangat
hendaknya calon suami istri benar-benar berpikir secara jernih dan matang
rukun dan syarat telah terpenuhi. Tetapi dalam pernikahan, usia dan
kedewasaan memang menjadi hal yang harus diperhatikan bagi para pria
saat itulah orang mulai memasuki usia dewasa. Usia 20-40 tahun dikatakan
sebagai usia dewasa muda. Pada masa ini biasanya mulai timbul transisi
dari gejolak remaja ke masa dewasa yang lebih stabil. Maka kalau
pernikahan dilakukan dibawa 20 tahun secara emosi si remaja masih ingin
berpetualang menemukan jati dirinya. Bila kita melihat fenomena yang ada
sudah relatif stabil sehingga dapat mengontrol diri sendiri maupun dengan
tanggung jawab serta keyakinan agama, ini merupakan modal yang sangat
undang-undang dll.
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil
tahu, yang merupakan ciri khas manusia karena manusia adalah satu
sungguh.
1) Realisme
apa yang ada didalam alam nyata (dari fakta atau hakikat).
2) Idealisme
tangga.
b. Pendidikan
harapan masyarakat.
pendidikan yang tidak dibatasi dengan waktu, usia, jenis kelamin, ras
usaha sadar yang dilakukan seluruh aspek yang ada dikehidupan kita,
baik orang terdekat, masyarakat maupun lembaga yang ada, baik yang
lebih baik dan mampu menjawab tantangan masa depan yang bertalian
muda. Para orang tua yang hanya bersekolah hingga tamat SD merasa
senang jika anaknya sudah ada yang menyukai, dan orang tua tidak
c. Ekomoni
kehidupannya.
Pernikahan usia muda yang banyak terjadi disebabkan karena alasan
remaja kemungkinan besar merupakan anak dari orang tua yang juga
menjadi orang tua pada usia remaja. Hal tersebut tampak seperti suatu
dosa (aib) maka mereka sudah layak untuk dinikahkan dengan demikian
dengan lawan jenis maka itu merupakan sebuah pelanggaran agama dan
orang tua wajib melindungi dan mencegahnya sehingga anak akan cepat
yang terjadi pada masa remaja sebagai akibat dari pernikahan yang
dan peran orang dewasa menjadi seorang ayah dan ibu, tulang punggung
ditemukannya kanker leher rahim. Hal ini disebabkan pada usia tersebut
mereka yang menikah di atas usia 20 tahun. Pada usia tersebut rahim
seorang remaja putri sangat sensitif. Serviks remaja lebih rentan terhadap
suatu zona transformasi yang patologik. Perubahan yang tidak khas ini
seorang perempuan masih sangat lemah. Jika dia hamil, maka akibatnya
akan mudah keguguran karena rahimnya belum begitu kuat, sehingga sulit
2012).
dipaksakan, hubungan seksual pada usia dini, kehamilan pada usia muda,
faktor penting yang berperan dalam pernikahan usia dini. Hal lain yang
angka kematian ibu dan bayi. Selain itu, pernikahan di usia dini juga dapat
lain:
a. Dampak Biologis
Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam proses
melahirkan karna pada usia 21-35 tahun resiko gangguan pada ibu
hamil paling rendah yaitu sekitar 15%. Jika dipaksakan justru akan
dasar kesetaraan dalam hak reproduksi antara isteri dan suami atau
seorang anak.
b. Dampak Psikologis
dia sendiri tidak mengerti atas putusan hidupnya. Selain itu, ikatan
c. Dampak Sosial
pada posisi yang rendah dan hanya dianggap pelengkap seks laki-laki
saja. Kondisi ini sangat bertentangan dengan ajaran agama apapun
ini hanya akan melestarikan budaya patriarki yang bias gender yang
dan pidana denda maksimum 300 juta dan minimum 60 juta rupiah.
ada efek jera dari pelaku bahkan akan menjadi contoh bagi yang lain.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pada pasangan suami istri yang telah
tinggi.
mereka tidak bahagia dan akhirnya akan terjadi perceraian. Hal ini
belah pihak.
BAB III
BIAYA DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Biaya Kegiatan
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pembukaan
Baroroh, I., Kebidanan, A., & Ibu, H. (2021). Efektivitas Konsumsi Sule Honey
Terhadap Peningkatan Produksi Asi Bagi Ibu Pekerja Yang Menggunakan
Metode Pompa Asi ( MPA ) The Effectiveness of Sule Honey Consumption in
Increasing Milk Production for Working Mothers Using Breastfeeding Pump
Methods. Jurnal Kebidanan-ISSN, 7(1). https://doi.org/10.21070/midwiferia.v
Ningsih, E. S., Muthoharoh, H., & Erindah, U. (2021). Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Perawatan Payudara Pada Masa Laktasi. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 16(2), 4–13.
Ardhiyani, dkk. 2020. Pengaruh Pemberian Kombinasi Perawatan Payudara Dan Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Postpartum. Jurnal Mahasiwa
Kesehatan. Vol, 1. No, 2
Asih Yusari dan Risneni. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan. Menyusui.
Jakarta: CV. Trans Info Media
Anasiru Mohamad, dkk. 2017. Gambaran pengetahuan asi eksklusif pada ibu
menyusui di desa tabongo timur kabupaten bone bolango. Health and
Nutritions Journal. Vol, 3. No, 2.
Heni Nurakilah, dkk. 2019. Perbandingan Pengaruh Penggunaan Warm Bra Care dan
Kompres Hangat Terhadap Kelancaran Pengeluaran ASI pada Ibu 3–4 Hari
Pospartum di Puskesmas Tomo Kabupaten Sumedang. JSK. Vol, 5. No, 1
Lilis Fatmawat, dkk. 2019. Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Pengeluaran Asi
Ibu Post Partum. Journals Of Ners Community. Vol, 10. No, 2
Lampiran