TIM PENYUSUN:
Ketua Pelaksana
Nama : Marlini, S.SiT., M.Kes
NIDN : 0225058203
Program Studi : D III Kebidanan
Bidang Keahlian : Kebidanan
No Telp : 0821183042876
Anggota Pelaksana :1. Meta Rosdiana, SST., M.Kes
2. Ayu
3. Ayu Lestari
4. Rama Yanti
Lokasi Kegiatan : Desa Gasing Kabupaten Banyuasin
Lama Pelaksanaan : 1 bulan
Biaya : Rp. 2.500.000,-
Sumber Dana : STIK Siti Khadijah Palembang
Mengetahui/ Menyetujui,
Ketua STIK Siti Khadijah
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas izin dan rahmat-Nya kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat ini yang berjudul Pendewasaan Usia Perkawinan
di Desa Gasing Kabupaten Banyuasin Tahun 2019 dapat terlaksana dengan baik,
lancar dan tanpa kendala apapun. Kegiatan ini tidak akan dapat berjalan dengan
lancar tanpa adanya dukungan dan bantuan dari pihak terkait, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Dr.dr. H. Ibrahim Edy Sapada, M.kes selakuKetua STIK Siti Khadijah
Palembang
2. Dewi Rury Ariandari, S.Kep., Ners. M.N.S selaku Ka. Lembaga Pengabdian
kepada Masyarakat
3. Meta Rosdiana, SST., M.Kes selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
4. Warga masyarakat di Desa Gasing Kabupaten Banyuasin Tahun 2019
5. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan Pengabdian pada
Masyarakat ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE KEGIATAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
Pernikahan dini atau kawin muda adalah pernikahan yang dilakukan
oleh remaja 18 tahun, yang secara fisik, fisiologis dan psikologis belum
memiliki kesiapan untuk memikul tanggung jawab perkawinan (Sabi, 2014).
Pernikahan dini pada dasarnya berdampak pada segi fisik maupun biologis
remaja yaitu terkait dengan adanya konflik yang berujung perceraian, serta
keadaan kesehatan reproduksi seperti kanker serviks, infeksi menular sexsual,
selain itu juga berdampak pada kematian bayi dan ibu, yang dikarenakan
keadaan organ reproduksi yang kurang siap (Burhani, 2014).
Studi literasi United Nations International Children's Emergency
Fund (UNICEF) menemukan bahwa interaksi berbagai faktor menyebabkan
anak berisiko menghadapi pernikahan di usia dini. Diketahui secara luas
bahwa pernikahan anak berkaitan dengan tradisi dan budaya, sehingga sulit
untuk mengubah. Alasan ekonomi, harapan mencapai keamanan sosial dan
finansial setelah menikah menyebabkan banyak orangtua mendorong
anaknya untuk menikah di usia muda (UNICEF, 2014). Hasil laporan dari
UNICEF menunujukkan bahwa Indonesia termasuk negara dengan presentase
pernikahan dini yang cukup tinggi di dunia, yaitu peringkat ke-37 dari 63
negara.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi remaja untuk melakukan
pernikahan di usia dini, seperti pacaran, sex bebas layaknya suami istri, dan
kehamilan yang tidak diinginkan. Sebagai orang tua akan segera menikahkan
anak-anak tersebut, bahkan ada beberapa kasus, walau pada dasarnya orang
tua tidak setuju dengan calon menantunya, tapi karena kondisi kehamilannya,
maka dengan terpaksa orang tua akan menikahkan karena menjadi aib bagi
keluarga (BKKBN, 2010).
Salah satu upaya dalam menurunkan usia pernikahan dini adalah
melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). PUP adalah upaya untuk
meningkatkan usia perkawinan pertama, sehingga pada saat perkawinan
mencapai usia minimal 20 tahun bagi perempuan dan 25 bagi laki-laki. PUP
bukan sekedar menunda perkawinan sampai usia tertentu saja, akan tetapi
juga mengusahakan agar kehamilan pertama terjadi pada usia yang cukup
dewasa. Pendewasaan Usia Perkawinan sangat penting bagi generasi muda
agar dapat mempersiapkan pernikahan dengan penuh perencanaan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, diketahui bahwa Sebagian besar
remaja belum mengetahui PUP, sehingga dengan adanya kegiatan yang
penyuluhan yang dilakukan oleh dosen prodi kebidanan STIK Siti Khadijah
Palembang diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengubah
perilaku masyarakat menjadi lebih baik. Sehingga dapat meningkatkan
pendewasaan usia perkawinan dan menurunkan angka pernikahan dini. Hal
tersebut dikarenakan sebagian besar masyarakat masih berperilaku negatif
dalam menyikapi hal pernikahan yaitu “lebih baik jadi janda muda dari pada
perawan tua”, sehingga banyak remaja yang sudah lulus SMP memilih untuk
menikah daripada melanjutkan sekolah.
Untuk itu kami mengajukan usulan pengabdian masyarakat dengan
judul Pendewasaan usia perkawinan di Desa Gasing Kabupaten Banyuasin
Tahun 2019.
2. Rumusan Masalah
Pernikahan dini pada dasarnya berdampak pada segi fisik maupun
biologis remaja yaitu terkait dengan adanya konflik yang berujung
perceraian, serta keadaan kesehatan reproduksi seperti kanker serviks, infeksi
menular sexsual, selain itu juga berdampak pada kematian bayi dan ibu, yang
dikarenakan keadaan organ reproduksi yang kurang siap (Burhani, 2014).
Rendahnya pengetahuan dan pemahaman tentang pendewasaan usia
pernikahan tentunya akan berdampak pada polapikir dan persepsi remaja
tentang pernikahan.
3. Tujuan Kegiatan
Meningkatkan pemahaman remaja tentang pendewasaan usia
pernikahan, di Desa Gasing Kabupaten Banyuasin Tahun 2019.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Pustaka
jumlah anak yang dimiliki PUS setiap keluarga pra sejahtera keturunan
perkawinan, keikutsertaan PUS dalam KB, dan pandangan terhadap nilai anak
dalam keluarga.
serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari
fungsi dari unsurunsur bumi dalam ruang dan waktu (Bintarto, 1977 : 9).
keadaan fisis bumi, tetapi juga kehidupan manusia yang berkaitan dengan
aktifitasnya.
Geografi sosial adalah studi tentang bentang alam muka bumi oleh adanya
interaksi dan interelasi aktivitas dan tata laku manusia dengan lingkungan fisik
(Budiyono, 2003 : 17). Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di muka
cara untuk bertahan hidup dan meneruskan keturunan, sehingga dapat menjaga
pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan (BKKBN, 2003 : 25)
adalah usia dari wanita PUS pada waktu menikah dengan seorang laki-laki
pilihan yang syah sebagai suaminya. Usia perkawinan merupakan salah satu
pada umumnya umur perkawinan usia muda maka frekuensi untuk memiliki
pubertas, hanya sedikit pemuda atau pemudi yang kawin pada usia di bawah
meningkat dengan sangat cepat pada usia yang relatif muda (David Lucas,
1990 : 82).
Usia kawin sangat berhubungan dengan jumlah anak yang dimiliki,
semakin rendah usia kawin maka semakin tinggi jumlah anak yang dimiliki.
lebih banyak jika dibandingkan dengan wanita yang menikah pada usia
dewasa, karena jika seorang wanita menikah pada usia dewasa maka masa
sedikit. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut, tingginya angka kelahiran
berkaitan erat dengan usia kawin wanita pada saat perkawinan pertama
boleh dilakukan calon mempelai yang telah mencapai umur yang ditetapkan
berumur 16 tahun.
1. Khalayak Sasaran
Sasaran kegiatan diarahkan kepada ibu-ibu hamil di Desa Gasing
Kabupaten Banyuasin
2. MetodeKegiatan
Metode kegiatan ini berbentuk penyuluhan kesehatan dengan metode
ceramah.
3. JadwalPelaksanaan
Tanggal : Senin, 16 Juli 2019
Waktu : Pukul 09.00 s.dSelesai
Tempat : Balai Pertemuan, Desa Gasing Kabupaten Banyuasin.
4. Rencana Anggaran Biaya
No. Kegiatan Kebutuhan Anggaran
1. Konsumsi Snack
30 x Rp. 15.000 Rp. 450.000
Mengingat besarnya manfaat yang dapat diambil dari kegiatan Pengabdian pada
setiap bulannya agar dapat terus melakukan kontrol dan monitoring terhadap
sederhana yang sering dialami oleh remaja. Tim PPM juga berharap para dosen
masyarakat dengan melihat aspek-aspek kecil yang akan berdampak besar di masa
Sabi Y. Gambaran Status Kesehatan dan Faktor Penyebab Pernikahan Usia Dini
pada Remaja di Desa Cio Gerong Kabupaten Pulau Morotai Maluku Utara;
2012. Diakses pada 1 Mei 2014.
Burhani R. Nikah Usia Muda Penyebab Kanker Serviks; 2009. [internet] 21 Juli
2014. Available from: http://180.241.122.205/dockti/ASMAUL_H USNA-
skripsi.pdf. [3] UNICEF. Executive Summary Study on Early Marriages in
Azerbaijan.