Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PELAKSANAAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


HIBAH INTERNAL PERIODE MEI 2019

PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA LANSIA DI POSYANDU


CEMPAKA PUTIH DI DESA GASING KABUPATEN
BANYUASIN TAHUN 2019

TIM PENYUSUN:

1. MARLINI, S.SiT., M.Kes NIDN : 0225058203


2. META ROSDIANA, SST., M.Kes NIDN: 0211307601
3. AYU NIM :154011810006
4. AYU LESTARI NIM :154011810007
5. RAMA YANTI NIM :154011810036

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN 2019
HALAMAN PENGESAHAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Judul Kegiatan : Pemeriksaan Kesehatan pada Lansia di Posyandu


Cempaka Putih di Desa Gasing Kabupaten Banyuasin
Tahun 2019

Ketua Pelaksana
Nama : Marlini, S.SiT., M.Kes
NIDN : 0225058203
Program Studi : D III Kebidanan
Bidang Keahlian : Kebidanan
No Telp : 0821183042876
Anggota Pelaksana :1. Meta Rosdiana, SST., M.Kes
2. Ayu
3. Ayu Lestari
4. Rama Yanti
Lokasi Kegiatan : Desa Gasing Kabupaten Banyuasin
Lama Pelaksanaan : 1 bulan
Biaya : Rp. 2.500.000,-
Sumber Dana : STIK Siti Khadijah Palembang

Palembang, Juli 2019


Ka. Lembaga PKM Ketua Pelaksana

Dewi Rury Ariandari, S.Kep., Ners. M.N.S Marlini, S.SiT., M.Kes

Mengetahui/ Menyetujui,
Ketua STIK Siti Khadijah

Dr.dr. H. Ibrahim Edy Sapada, M.kes


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas izin dan rahmat-Nya kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat ini yang berjudul Pendewasaan Usia Perkawinan
di Desa Gasing Kabupaten Banyuasin Tahun 2019 dapat terlaksana dengan baik,
lancar dan tanpa kendala apapun. Kegiatan ini tidak akan dapat berjalan dengan
lancar tanpa adanya dukungan dan bantuan dari pihak terkait, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Dr.dr. H. Ibrahim Edy Sapada, M.kes selakuKetua STIK Siti Khadijah
Palembang
2. Dewi Rury Ariandari, S.Kep., Ners. M.N.S selaku Ka. Lembaga Pengabdian
kepada Masyarakat
3. Meta Rosdiana, SST., M.Kes selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
4. Warga masyarakat di Desa Gasing Kabupaten Banyuasin Tahun 2019
5. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan Pengabdian pada
Masyarakat ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu

Demikian semoga kegiatan pengabdian yang kami lakukan ini dapat


bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Palembang, Juli 2019


Ketua Pelaksana,

Marlini, S.SiT., M.Kes


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE KEGIATAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1. Analisis Situasi
Pernikahan dini atau kawin muda adalah pernikahan yang dilakukan
oleh remaja 18 tahun, yang secara fisik, fisiologis dan psikologis belum
memiliki kesiapan untuk memikul tanggung jawab perkawinan (Sabi, 2014).
Pernikahan dini pada dasarnya berdampak pada segi fisik maupun biologis
remaja yaitu terkait dengan adanya konflik yang berujung perceraian, serta
keadaan kesehatan reproduksi seperti kanker serviks, infeksi menular sexsual,
selain itu juga berdampak pada kematian bayi dan ibu, yang dikarenakan
keadaan organ reproduksi yang kurang siap (Burhani, 2014).
Studi literasi United Nations International Children's Emergency
Fund (UNICEF) menemukan bahwa interaksi berbagai faktor menyebabkan
anak berisiko menghadapi pernikahan di usia dini. Diketahui secara luas
bahwa pernikahan anak berkaitan dengan tradisi dan budaya, sehingga sulit
untuk mengubah. Alasan ekonomi, harapan mencapai keamanan sosial dan
finansial setelah menikah menyebabkan banyak orangtua mendorong
anaknya untuk menikah di usia muda (UNICEF, 2014). Hasil laporan dari
UNICEF menunujukkan bahwa Indonesia termasuk negara dengan presentase
pernikahan dini yang cukup tinggi di dunia, yaitu peringkat ke-37 dari 63
negara.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi remaja untuk melakukan
pernikahan di usia dini, seperti pacaran, sex bebas layaknya suami istri, dan
kehamilan yang tidak diinginkan. Sebagai orang tua akan segera menikahkan
anak-anak tersebut, bahkan ada beberapa kasus, walau pada dasarnya orang
tua tidak setuju dengan calon menantunya, tapi karena kondisi kehamilannya,
maka dengan terpaksa orang tua akan menikahkan karena menjadi aib bagi
keluarga (BKKBN, 2010).
Salah satu upaya dalam menurunkan usia pernikahan dini adalah
melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). PUP adalah upaya untuk
meningkatkan usia perkawinan pertama, sehingga pada saat perkawinan
mencapai usia minimal 20 tahun bagi perempuan dan 25 bagi laki-laki. PUP
bukan sekedar menunda perkawinan sampai usia tertentu saja, akan tetapi
juga mengusahakan agar kehamilan pertama terjadi pada usia yang cukup
dewasa. Pendewasaan Usia Perkawinan sangat penting bagi generasi muda
agar dapat mempersiapkan pernikahan dengan penuh perencanaan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, diketahui bahwa Sebagian besar
remaja belum mengetahui PUP, sehingga dengan adanya kegiatan yang
penyuluhan yang dilakukan oleh dosen prodi kebidanan STIK Siti Khadijah
Palembang diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengubah
perilaku masyarakat menjadi lebih baik. Sehingga dapat meningkatkan
pendewasaan usia perkawinan dan menurunkan angka pernikahan dini. Hal
tersebut dikarenakan sebagian besar masyarakat masih berperilaku negatif
dalam menyikapi hal pernikahan yaitu “lebih baik jadi janda muda dari pada
perawan tua”, sehingga banyak remaja yang sudah lulus SMP memilih untuk
menikah daripada melanjutkan sekolah.
Untuk itu kami mengajukan usulan pengabdian masyarakat dengan
judul Pendewasaan usia perkawinan di Desa Gasing Kabupaten Banyuasin
Tahun 2019.
2. Rumusan Masalah
Pernikahan dini pada dasarnya berdampak pada segi fisik maupun
biologis remaja yaitu terkait dengan adanya konflik yang berujung
perceraian, serta keadaan kesehatan reproduksi seperti kanker serviks, infeksi
menular sexsual, selain itu juga berdampak pada kematian bayi dan ibu, yang
dikarenakan keadaan organ reproduksi yang kurang siap (Burhani, 2014).
Rendahnya pengetahuan dan pemahaman tentang pendewasaan usia
pernikahan tentunya akan berdampak pada polapikir dan persepsi remaja
tentang pernikahan.
3. Tujuan Kegiatan
Meningkatkan pemahaman remaja tentang pendewasaan usia
pernikahan, di Desa Gasing Kabupaten Banyuasin Tahun 2019.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Pustaka

1. Geografi dan Keluarga Berencana

Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai penyebab banyaknya

jumlah anak yang dimiliki PUS setiap keluarga pra sejahtera keturunan

transmigran kolonisasi yaitu mengenai usia kawin pertama, lamanya status

perkawinan, keikutsertaan PUS dalam KB, dan pandangan terhadap nilai anak

dalam keluarga.

Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk

serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari

fungsi dari unsurunsur bumi dalam ruang dan waktu (Bintarto, 1977 : 9).

Berdasarkan uraian tersebut, ilmu geografi tidak hanya menggambarkan

keadaan fisis bumi, tetapi juga kehidupan manusia yang berkaitan dengan

aktifitasnya.

Geografi sosial adalah studi tentang bentang alam muka bumi oleh adanya

interaksi dan interelasi aktivitas dan tata laku manusia dengan lingkungan fisik

dan biotis, dalam usaha mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya

(Budiyono, 2003 : 17). Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di muka

bumi, diberikan kelebihan dalam berpikir dan memanfaatkan alam, bagaimana

cara untuk bertahan hidup dan meneruskan keturunan, sehingga dapat menjaga

dan memelihara yang telah dimiliki.


Keluarga pra sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan akan

pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan (BKKBN, 2003 : 25)

Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta

masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,

peningkatan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk

mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2003 : 24).

2. Penyebab Banyaknya Jumlah Anak Yang Dimiliki


1. Usia Kawin Pertama
Peristiwa kelahiran (natalitas) tidak terlepas dari masa subur yang

dimiliki seorang wanita (fekunditas). Hal ini berarti kesuburan seorang

wanita merupakan kemampuan untuk berproduksi sehingga akan

berpengaruh pada kemampuan melahirkan. Usia kawin pertama wanita PUS

adalah usia dari wanita PUS pada waktu menikah dengan seorang laki-laki

pilihan yang syah sebagai suaminya. Usia perkawinan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi tingginya jumlah anak yang dimiliki, karena

pada umumnya umur perkawinan usia muda maka frekuensi untuk memiliki

anak akan lebih besar.

Usia perkawinan minimum yang resmi cenderung sedikit di atas usia

pubertas, hanya sedikit pemuda atau pemudi yang kawin pada usia di bawah

minimum usia kawin resmi, frekuensi perkawinan menurut umur biasanya

meningkat dengan sangat cepat pada usia yang relatif muda (David Lucas,

1990 : 82).
Usia kawin sangat berhubungan dengan jumlah anak yang dimiliki,

semakin rendah usia kawin maka semakin tinggi jumlah anak yang dimiliki.

Wanita yang melangsungkan perkawinannya pada usia muda, maka proses

reproduksinya akan berjalan panjang sehingga jumlah anak yang dimiliki

lebih banyak jika dibandingkan dengan wanita yang menikah pada usia

dewasa, karena jika seorang wanita menikah pada usia dewasa maka masa

reproduksinya relatif pendek sehingga jumlah anak yang dimiliki cenderung

sedikit. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut, tingginya angka kelahiran

berkaitan erat dengan usia kawin wanita pada saat perkawinan pertama

(BKKBN, 2005 : 3).

Berdasarkan Pasal 15 ayat 1 tentang Rukun dan Syarat Perkawinan

(1991 : 19) menyatakan bahwa :

Untuk kemashalatan keluarga dan rumah tangga, perkawinan hanya

boleh dilakukan calon mempelai yang telah mencapai umur yang ditetapkan

dalam pasal 7 Undang-undang No. 1 tahun 1974 yakni calon suami

sekurang-kurangnya berumur 19 tahun dan calon istri sekurang-kurangnya

berumur 16 tahun.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka usia kawin pertama dapat


ditentukan sebagai berikut :
1. Umur < 16 tahun tergolong perkawinan muda

2. Umur ≥ 16 tahun tergolong perkawinan dewasa


2. Lamanya Status Perkawinan
Lamanya status perkawinan dalam suatu keluarga sebagai ikatan suami
istri maka dapat mempengaruhi fertilitas yang berarti akan mempengaruhi
banyaknya jumlah anak yang dimiliki. Seperti yang diungkapkan oleh Said
Rusli (1995 : 97) berikut :
Ada beragam faktor yang mempengaruhi dan menentukan fertilitas baik
yang berupa faktor demografi maupun faktor non demografi. Yang berupa
faktor demografi diantaranya adalah struktur umur, umur perkawinan, lama
perkawinan, paritas, disrupsi perkawinan dan proporsi yang kawin.
Sedangkan faktor non demografi dapat berupa faktor sosial, ekonomi
maupun psikologi.
Semakin muda seorang wanita melangsungkan perkawinannya, maka
status perkawinan yang ditempuhnya akan semakin lama sehingga
memungkinkan besarnya peluang untuk memiliki anak lebih banyak lagi.
Hal ini sesuai dengan pendapat HULL dan Riningsih Saladi dalam
Daldjoeni(1980 : 173) yang menyatakan bahwa, Usia kawin mempengaruhi
lamanya dalam status kawin, selanjutnya akan mempengaruhi pertambahan
kelahiran.
Berdasarkan hasil penelitian Rahmatul Hasanah TS dalam skripsinya
yang berjudul Faktor-faktor penyebab tidak terwujudnya norma keluarga
kecil pada PUS pembuat ikan asin di Desa Margasari Kecamatan Labuhan
Maringgai Kabupeten Lampung Timur Tahun 2008, lama status perkawinan
dikelompokkan sesuai dengan komposisi umur, yaitu :
a. Lama perkawinan 0 – 9 tahun tergolong perkawinan muda

b. Lama perkawinan antara 10 – 19 tahun tergolong perkawinan


sedang

c. Lama perkawinan lebih dari 19 tahun ke atas tergolong perkawinan


dewasa
BAB III
METODE KEGIATAN

1. Khalayak Sasaran
Sasaran kegiatan diarahkan kepada ibu-ibu hamil di Desa Gasing
Kabupaten Banyuasin

2. MetodeKegiatan
Metode kegiatan ini berbentuk penyuluhan kesehatan dengan metode
ceramah.

3. JadwalPelaksanaan
Tanggal : Senin, 16 Juli 2019
Waktu : Pukul 09.00 s.dSelesai
Tempat : Balai Pertemuan, Desa Gasing Kabupaten Banyuasin.
4. Rencana Anggaran Biaya
No. Kegiatan Kebutuhan Anggaran
1. Konsumsi  Snack
30 x Rp. 15.000 Rp. 450.000

2. Penyuluhan  Cetak Leaflet


30 x Rp. 3000 Rp. 90.000
 Souvenir Rp. 150.000
3. Umum  Honorarium
Pelaksana
Rp. 200.000 x 3 Rp. 600.000
orang
 Honorarium RT Rp. 400.000
Rp. 400.000
 Honorarium Kader
PKK
Rp. 250.000 x 2 Rp. 500.000
orang
 Pembuatan laporan
kegiatan dan
penggandaan
Rp. 200.000 Rp. 200.000
 ATK
Rp. 110.000 Rp. 110.000

TOTAL Rp. 2.500.000


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan baik dan mendapatkan antusias


yang sangat baik dari masyarakat di Desa Gasing Kabupaten Banyuasin.
Tujuan dari kegiatan penyuluhan telah tercapai, diketahui dari evaluasi yang
dilakukan mengalami peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah
dilakukan penyuluhan. Sedangkan sasaran dari kegiatan penyuluhan
pengabdian kepada masyarakat dosen prodi D3 kebidanan STIK Siti Khadijah
Palembang juga telah tercapai. Namun keberlanjutan dari kegiatan perlu
dipantau dan diperhatikan agar masyarakat dapat memahami tentang
pendewasaan usia perkawinan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan diharapkan dapat membuat

pendewasaan usia perkawinan. Materi yang diberikan merupakan contoh nyata

yang ditemukan di masyarakat sehingga masyarakat menjadi lebih antusias dalam

mengikuti kegiatan penyuluhan, hal ini diakibatkan masih sangat sedikit

pelaksanan kegiatan tersebut dengan tema pendewasaan personal hygiene.

Mengingat besarnya manfaat yang dapat diambil dari kegiatan Pengabdian pada

Masyarakat ini, maka kegiatan pembinaan menyeluruh juga perlu dilaksanakan

setiap bulannya agar dapat terus melakukan kontrol dan monitoring terhadap

kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan sebelumnya. Perlu dipertimbangkan

lagi untuk melakukan kegiatan selanjutnya dengan mengangkat topik-topik

sederhana yang sering dialami oleh remaja. Tim PPM juga berharap para dosen

STIK Siti Khadijah tetap menjaga dan meningkatkan komitmen dalam

melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian pada

masyarakat dengan melihat aspek-aspek kecil yang akan berdampak besar di masa

yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA

Sabi Y. Gambaran Status Kesehatan dan Faktor Penyebab Pernikahan Usia Dini
pada Remaja di Desa Cio Gerong Kabupaten Pulau Morotai Maluku Utara;
2012. Diakses pada 1 Mei 2014.

Burhani R. Nikah Usia Muda Penyebab Kanker Serviks; 2009. [internet] 21 Juli
2014. Available from: http://180.241.122.205/dockti/ASMAUL_H USNA-
skripsi.pdf. [3] UNICEF. Executive Summary Study on Early Marriages in
Azerbaijan.

UNICEF; 1996 [internet] 23 Maret 2014. Available from:


http://www.unecef.org/azerbaijan/Broch ure_Eng.pdf.

BKKBN. Pendewasaan Usia Perkawinan dan hak-hak Reproduksi bagi Remaja


Indonesia. Edisi 2. Jakarta: BKKBN; 2010
LAMPIRAN

1. Surat Tugas dan Surat Izin Kegiatan


2. Kontrak Kerja
3. Daftar Hadir Peserta
DAFTAR HADIR PESERTA
“Pemeriksaan Kesehatan pada Lansia di Posyandu Cempaka Putih di Desa Gasing
Kabupaten Banyuasin Tahun 2019”
NO NAMA PESERTA ALAMAT TANDA TANGAN
1      
2      
3      
4      
5      
6      
7      
8      
9      
10      
11      
12      
13      
14      
15      
16      
17      
18      
19      
20      
21      
22      
23      
24      
25      
26      
27      
28      
29      
30      
Palembang, Juli 2019
Ketua Pelaksana,

Marlini, S.SiT., M.Kes


LAMPIRAN FOTO

Anda mungkin juga menyukai