dan dimana tiap tulisan tersebut diletakkan (Rubenfels & Scheffer, 1999 dalam Hariyati,
2007).
B. Teknik Dokumentasi
Dalam pendokumentasian ada 2 teknik, yaitu : Teknik Naratif dan Teknik Flow sheet atau
checklist. Teknik tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut:
1. Naratif
Bentuk naratif merupakan pencatatan tradisional dan bertahan paling lama serta
merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. Karena suatu catatan naratif dibentuk oleh
sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk sebagai dokumentasi berorientasi pada
sumber. Sumber atau asal dokumentasi dapat siapa saja dari petugas kesehatan yang
bertanggung jawab untuk memberikan informasi. Setiap narasumber memberikan, hasil
observasinya, menggambarkan aktifitas dan evaluasinya yang unik. Cara penulisan ini
mengikuti dengan ketat urutan kejadian/kronologis. Biasanya kebijakan institusi
menggariskan siapa mencatat/melaporkan apa, bagaimana sesuatu akan dicatat dan harus
dicatat dimana. Ada lembaga yang menetapkan bahwa setiap jenis petugas kesehatan
harus mencatat di formulir yang telah dirancang khusus, misalnya catatan dokter, catatan
perawat atau fisioterapi atau petugas gizi. Ada juga institusi yang membuat rancangan
format yang dapat dipakai untuk semua jenis petugas kesehatan dan semua catatan
terintegrasi dalam suatu catatan. Berhubung sifat terbukanya catatan naratif (orientasi
pada sumber data) sehingga dapat digunakan pada setiap kondisi klinis. Tidak adanya
struktur yang harus diakui memungkinkan bidan/perawat mendokumentasikan hasil
observasinya yang relevan dan kejadian secara kronologis.
Teknik naratif merupakan tehnik yang dipakai untuk mencatat perkembangan pasien
dari hari ke hari dalam bentuk narasi, yang mempunyai beberapa keuntungan dan
kerugian. Teknik naratif merupakan teknik yang paling sering digunakan dan yang paling
flexible. Teknik ini dapat digunakan oleh berbagai petugas kesehatan.
Keuntungan catatan dengan teknik naratif yaitu:
a. Pencatatan secara kronologis memudahkan penafsiran secara berurutan dari
kejadian dari asuhan/tindakan yang dilakukan (setiap masalah minimal ditulis
satu kali setiap giliran jaga dan setiap masalah di beri nomor sesuai waktu
yang ditemukan).
2
format khusus pendokumentasian informasi mengenai setiap nomor dan judul masalah
yang sudah terdaftar.
Flowsheet sendiri berisi hasil observasi dan tindakan tertentu. Beragam format
mungkin digunakan dalam pencatatan walau demikian daftar masalah, flowsheet dan
catatan perkembangan adalah syarat minimal untuk dokumentasi pasien yang
adekuat/memadai.
Tujuan pencatatan menggunakan teknik lembar alur ini, antara lain : untuk kecepatan
dan efisiensi pendokumentasian data dan asuhan, menggabungkan data yang jika tidak
dikumpulkan akan tersebar dalam rekam medis pasien, mempermudah kontinuitas asuhan,
mengurangi duplikasi dalam pencatatan, melindungi aspek legal pasien dan perawat, dapat
melakukan pengkajian data pasien dengan cepat, mudah membandingkan data pasien dan
mendokumentasikan informasi yang akan digunakan dalam mengevaluasi keefektivan
asuhan.
Keuntungan catatan dengan teknik naratif yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pencatatan observasi
b. Memperkuat aspek legal
c. Memperkuat atau menghargai standar asuhan
d. Menjadikan dokumentasi keperawatan lebih tepat
e. Mengurangi fragmentasi data pasien dan asuhan
f. Membatasi narasi yang terlalu luas
g. Mudah dibaca
h. Perbandingan data dari beberapa kkt dapat ditingkatkan
Kelemahan catatan dengan teknik naratif, yaitu:
a. Memperluas catatan medik dan menciptakan penggunaan penyimpanan
b. Memungkinkan duplikasi data, rancangan dan format
c. Tidak ada ruang untuk pencatatan tentang kejadian yang tidak biasa terjadi
dan bertahan untuk menggunakan lembar alur
d. Medical record menjadi lebih luas.
Agar lembar alur/flow sheet sesuai dengan standar, maka harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Perhatikan dan ikuti petunjuk menggunakan format khusus
b. Lengkapi format dengan kata kunci
c. Gunakan tanda cek (V) atau (X) pada waktu mengidentifikasi bahwa
parameter telah diobservasi/ diintervensi
d. Jangan tinggalkan lembar checklist dalam keadaan kosong. Tulis 0 untuk
mengidentifikasi bahwa parameter tidak diobservasi
e. Tambahkan uraian secara detail jika diperlukan
5
f. Pertahankan agar letak lembar alur tepat dilokasi yang tersedia (rekam medis)
g. Beri tanda tangan dan nama jelas pemberi asuhan
h. Dokumentasikan waktu dan tanggal data masuk
Catatan ini dibuat secara singkat dan jelas serta mengandung elemen
a.
b.
c.
d.
Desain dan bagian umum dalam flow sheets dan checklist, antara lain :
a.
b.
c.
d.
tangan.
e. Hanya menuliskan judul tindakan, sedangkan penjabaran lebih lanjut
diuraikan secara narasi. Misalnya: mengobati luka bakar. Ganti balutan lihat
pada catatan perkembangan.
Menurut Iyer and Camp (2005), proses merancang lembar alur dengan tepat sangat
bervariasi. Beberapa anjuran umum dalam merancang sebuah lembar alur, adalah :
a.
b.
c.
d.
horisontal.
Gunakan huruf yang dicetak tebal dan miring untuk menekailkan judul bagian
e.
f.
g.
h.
antar bagian.
Sediakan lembar alur kosong untuk masing-masing pasien agar memungkinkan
i.
j.
k.
l.
alur.
m. Dapatkan masukan dari anggota staf yang akan menggunakan format tersebut.
n. Lakukan koreksi awal secara cermat terhadap format yang telah dibuat.
o. Harus disadari bahwa pembuatan dan penerapan format lembar alur
membutuhkan waktu lama, sehingga perlu alokasi waktu yang cukup.
Adapun kegunaan atau manfaat dengan adanya flow sheet antara lain:
a. Flowsheet dapat menunjukkan rangkaian peralatan dan kondisi operasi dengan
jelas dan mudah.
b. mendesain piping, instrumentation, equipments dan plant lay out operator
training.
c. Dasar penyusunan Standard Operating Procedure ( S O P ) yang menjadi
pegangan para operator alat proses.
karena itu, buat garis horizontal sepanjang area yang kosong dan bubuhkan tanda tangan
dibawahnya.
6. Semua pendokumentasian harus dapat dibaca, ditulis dengan tinta, dan menggunakan
bahasa yang lugas karena jika tulisan tidak dapat dibaca dapat disalahtafsirkan sehingga
menimbulkan kesalahan dan dapat dituntut ke pengadilan.
7. Jika anada mempertanyakan suatu intruksi, catat bahwa anda sedang mengklarifikasi
karena jika perawat melakukan intervensi di luar batas kewenangan maka perawat dapat
dituntut.
8. Tulis hanya untuk diri sendiri karena perawat akan bertangguang jawab dan bertanggung
gugat atas informasi yang di tulisnya. Oleh karena itu, jangan menulis untuk orang lain.
9. Hindari penulisan yang bersifat umum atau kurang spesifik.Informasi yang spesifik
tentang kondisi klien atau kasus secara tidak sengaja terhapus, oleh karena itu tulis secara
lengkap, singkat, padat, dan obyektif.
10. Mulailah mencatat sesuatu diawali dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan.
Patikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditandatangani, hal itu menunjukkan
orang yang bertanggung gugat atas dokumentasi tersebut. Jangan tunggu sampai akhir
giliran dinas baru mendokumentasikan perubahan penting yang terjadi beberapa jam lalu.