Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN

PROSES PIKIR: WAHAM


A. PENGERTIAN
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan
latar belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulasi internal dan eksternal
melalui proses interaksi/informasi secara akurat (Yosep, 2009).
Menurut Varcarolis (2006) mengemukakan bahwa seseorang mengalami
waham berpikir bahwa ia memiliki banyak kekuatan dan bakat serta tidak merasa
terganggu jiwanya atau ia merasa sangat kuat dan sangat terkenal.
Rentang Respon :
Respon Adaptif

Pikiran logis
Persepsi akurat
Emosi konsisten
dengan pengalaman
Perilaku sesuai
Berhubungan sosial

Respon Maladaptif

Distorsi pikiran
Ilusi
Reaksi emosi berlebihan
atau kurang
Perilaku aneh atau tidak

Gangguan proses pikir


Waham
Perilaku disorganisasi
Isolasi sosial
Sulit berespon emosi

biasa
Perilaku sesuai
Menarik diri

(Stuart danLaraia, 2005).


B. TANDA DAN GEJALA
Menurut Damaiyanti & Iskandar (2012), tanda dan gejala yang dapat
ditemukan pada pasien dengan waham yaitu sebagai berikut.
a. Waham Kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho.. atau Saya punya
tambang emas
b. Waham Curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/
mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Contoh : Saya tahu.. seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya
karena mereka iri dengan kesuksesan saya.
c. Waham Agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih
setiap hari.
d. Waham Somatik
Mayakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : Saya sakit kanker, setelah pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia
terserang kanker.
e. Waham Nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : Ini kana lam kubur ya, semua yang ada di sini adalah roh-roh.
C. POHON MASALAH
Masalah keperawatan :
1. Risiko tinggi perilaku kekerasan
2. Gangguan isi pikir : waham
3. Isolasi sosial
4. Harga diri rendah kronis
Menurut Stuart & Sundeen (1995)
Effect :

Risiko tinggi perilaku kekerasan

Core Problem :

Gangguan isi pikir

Causa :

: Waham

Isolasi sosial

Harga diri rendah kronis

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut Dermawan & Rusdi (2013), penatalaksanaan medis yang dapat
dilakukan pada pasien dengan waham yaitu dengan terapi. Terapi yang diterima
oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi psikomotot, terapi tingkah laku,
terapi keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi
sebagai suatu refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya dapat
melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Berikut ini pengkajian keperawatan jiwa menurut Dermawan & Rusdi
(2013), yaitu :
Beberapa faktor yang perlu dikaji:
a. Faktor predisposisi
1) Genetik: diturunkan
2) Neurologis: adanya gangguan pada konteks pre frontal dan konteks limbik
3) Neurotransmiter: abnormalitas pada dopamine, serotonin, dan glutamat
4) Virus: paparan virus influenza pada trimester III
5) Psikologi: ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli
b. Faktor presipitasi
1) Proses pengolahan informasi yang berlebihan
2) Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
3) Adanya gejala pemicu
Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal
dirawat. Isi pengkajian meliputi:
a. Identifikasi klien
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontak dengan klien
tentang: nama klien, panggilan klien, nama perawat, tujuan, waktu pertemuan,
topik pembicaraan.
b. Keluhan utama/alasan masuk
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga
datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah dan perkembangan yang dicapai.
c. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan apda klien/keluarga, apkaah klien pernah mengalami gangguan jiwa
pada masa lalu, pernah melakukan/mengalami : penganiayaan fisik; seksual;
penolakan dari lingkungan; kekerasan dalam keluarga; tindakan kriminal.

Dapat

dilakukan

pengkajian

pada

keluarga

faktor

yang

mungkin

mengakibatkan terjadinya gangguan:


1) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien.
2) Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan
perkembangan individu pada prenatal, neonates, dan anak-anak.
3) Sosial budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stres yang menumpuk.
d. Aspek fisik/biologis
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu, pernapasan.
Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau pergi kaji fungsi organ kalau ada
keluhan.
e. Aspek psikososial
1) Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang dapat
menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang terkait
dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
2) Konsep diri
a) Citra tubuh : mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian yang
disukai dan tidak disukai.
b) Identitas diri : status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien
terhadap status dan posisinya, dan kepuasan klien sebagai lakilaki/perempuan.
c) Peran : tugas yang diemban dalam keluarga/kelompok dan masyarakat
dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas tersebut.
d) Ideal diri : harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan,
dan penyakitnya.
e) Harga diri : hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan
penghargaan

orang

lain

terhadap

dirinya,

baisanya

terjadi

pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya sesuai wujud harga diri


rendah.
3) Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok yang diikuti dalam masyarakat.
4) Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
f. Status mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas
motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien,

interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian
dan daya titik diri.
g. Kebutuhan persiapan pulang
1) Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan membersihkan
alat makan
2) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan dan
merapikan pakaian
3) Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien
4) Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah
5) Pantau pengggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah
minum obat
h. Masalah psikososial dan lingkungan
Data dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien.
i. Pengetahuan
j. Data yang didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian
yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
k. Aspek medik
Terapi yang diterima oleh klien : ECT, terapi antara lain seperti terapi
psikomotor, terapi tingkah laku, terapi kelurga, terapi spiritual, terapi okupasi,
terapi

lingkungan.

Rehabilitasi

sebagai

suatu

refungsionalisasi

dan

perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar


dalam kehidupan bermasyarakat.
Berikut ini beberapa contoh pernyataan yang dapat kita gunakan sebagai
panduan untuk mengkaji pasien sebagai panduan untuk mengkaji pasien dengan
waham.
a. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan
dan menetap?
b. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau keseehatannya?
c. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda di sekitarnya aneh dan
tidak nyata.
d. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada di luar tubuhnya?
e. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
f. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang
lain atau kekuatan dari luar?
g. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan
lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?

Selama pengkajian kita harus mendengarkan dan memperhatikan semua


informasi yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Untuk mempertahankan
hubungan saling percaya yang telah terbina, dalam melakukan interaksi dengan
pasien usahakan jangan menyangkal, menolak atau menerima keyakinan pasien
terlebih dahulu.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Yosep & Sutini (2014), diagnosa keperawatan yang muncul pada
pasien dengan waham yaitu sebagai berikut.
1. Risiko tinggi perilaku kekerasan.
2. Gangguan isi pikir: waham.
3. Isolasi sosial.
4. Harga diri rendah kronis.

H. RENCANA KEPERAWATAN
I. Rencana keperawatan menurut Damaiyanti & Iskandar (2012) yaitu sebagai berikut.

J. Dx. Kep
R. Perubahan

N. Tujuan
1. Klien dapat membina

K. Rencana Tindakan Keperawatan


O. Kriteria
P. Tindakan
Evaluasi
1. Ekspresi wajah

Keperawatan
1. Bina hubungan saling

L. Rasional
S. Hubungan saling

proses pikir :

hubungan saling

bersahabat,

percaya dengan

percaya merupakan

waham

percaya

menunjukkan rasa

menggunakan prinsip

dasar untuk

senang, ada kontak

komunikasi terapeutik:
a. Sapa klien dengan

kelancaran

kebesaran.

mata, mau berjabat


tangan, mau
menyebutkan tangan,
mau menyebutkan
nama, mau

ramah baik verbal


maupun nonverbal
b. Perkenalkan diri
dengan sopan
c. Tanyakan nama

menjawab salam,

lengkap klien dan

klien mau duduk

nama panggilan yang

berdampingan
dengan perawat, mau
mengutarakan

disukai klien
d. Jelaskan tujuan
pertemuan
e. Jujur dan menepati

hubungan interaksi
selanjtnya..
T.

masalah yang
dihadapi.

janji
f. Tunjukkan sikap
empati dan
menerima klien apa
adanya
g. Beri perhatian pada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar
klien.
2. Jangan membantah dan
mendukung waham klien
:
-

Katakan perawat
menerima keyakinan
klien: Saya
menerima keyakinan
anda disertai

ekspresi menerima.
Katakan perawat
tidak
mendukung :Sukar

bagi saya untuk


mempercayainya
disertai ekspresi ragu
-

tapi empati.
Tidak membicarakan

isi waham klien.


3. Yakinkan klien berada
dalam keadaan aman dan
terlindung:
- Anda berada
ditempat aman, kami
akan menemani
-

anda.
Gunakan
keterbukaan dan

kejujuran
Jangan tinggalkan

klien sendirian.
4. Observasi apakah
waham klien
mengganggu aktivitas

sehari-hari dan
U. Perubahan

2. Klien dapat

2. Klien mampu

perawatan diri
1. Beri pujian pada

V. Diskusikan tingkat

proses pikir :

mengidentifikasi

mendiskusikan

penampilan dan

kemampuan klien

waham

kemampuan yang

kemampuan yang

kemampuan klien yang

seperti menilai

kebesaran.

dimiliki

dimiliki pada masa


lalu dan saat ini
sesuai realita.

realistis.
2. Diskusikan dengan klien
kemampuan yang
dimiliki pada waktu lalu
dan saat ini yang realistis
(hati-hati terlibat diskusi
tentang waham).
3. Tanyakan apa yang biasa
klien lakukan (kaitkan
dengan aktivitas seharihari dan perawatan diri)
kemudian anjurkan
untuk melakukannya
saat ini.
4. Jika klien selalu bicara

realitas, control
diri/integritas ego
sebagai dasar asuhan
keperawatan.

tentang wahamnya,
dengarkan sampai
kebutuhan waham tidak
ada. Perawat perlu
memperlihatkan bahwa
W. Perubahan

3. Klien dapat

3. Klien dapat

klien penting.
1. Bantu klien

X. Diketahuinya fator

proses pikir :

mengidentifikasi

menyebutkan

mengidentifikasi

pencetus dari waham

waham

stressor/pencetus

kejadian-kejadian

kebutuhan yang tidak

yang dialami klien.

kebesaran.

waham

sesuai dengan urutan

terpenuhi serta kejadian

waktu serta harapan/

yang menjadi fator

kebutuhan dasar yang


tidak terpenuhi,
seperti : harga diri,
rasa aman, dsb. Dapat
menyebutkan
hubungan antara
kejadian traumatis/
kebutuhan tidak

pencetus wahamnya.
2. Diskusikan dengan klien
tentang kejadiankejadian traumatic yang
menimbulkan rasa takut,
cemas, maupun perasaan
tidak dihargai.
3. Diskusikan
kebutuhan/harapan yang

belum terpenuhi.
4. Diskusikan dengan klien
cara-cara mengatasi
terpenuhi dengan
wahamnya.

kebutuhan yang tidak


terpenuhi dan kejadian
traumatic.
5. Diskusikan dengan klien
antara kejadian traumatic

Y. Perubahan

4. Klien dapat

4. Klien dapat

dengan wahamnya.
1. Bantu klien

Z. Klien dapat

proses pikir :

mengidentifikasi

menyebutkan

mengidentifikasi

mengenali

waham

wahamnya

perbedaan

keyakinan yang salah

wahamnya.

pengalaman nyata

tentang situasi yang

dengan pengalaman

nyata (bila klien sudah

kebesaran.

wahamnya.

siap) :
a. Diskusikan dengan
klien pengalaman
wahamnya tanpa
beragumentasi.
b. Katakana kepada
klien akan keraguan

perawat terhadap
pernyataan klien.
c. Diskusikan dengan
klien respon perasaan
terhadap wahamnya.
d. Bantu klien
membedakan situasi
yang dipersepsikan
salah oleh klien.
5. Klien dapat
menjelaskan tentang
pengertian waham,
AA.

tanda dan gejala

Perub

ahan proses
pikir : waham
kebesaran.

5. Klien mendapat
dukungan keluarga

waham, penyebab dan


akibat waham, cara

1. Diskusikan dengan
keluarga tentang:
- Gejala waham
- Cara merawatnya
- Lingkungan

keluarganya
merawat klien waham
- Follow-up obat
2. Anjurkan keluarga
dan dapat
melaksanakan 3 dengan
mempraktikkan cara
bantuan perawat.
merawat klien
waham.

AB.

Keterlibatan

keluarga sangat
mendukung terhadap
proses perubahan
kondisi klien.

AD.
6. Klien dapat

AC.

Perub

ahan proses
pikir : waham
kebesaran.

6. Klien dapat

1. Diskusikan dengan klien

mengetahui obat,

dan keluarga tentang

dosis, frekuensi dan

obat, dosis, frekuensi

efek samping akibat

dan efek samping akibat

menggunakan obat

berhenti minum obat,

dengan benar

dan
mendemonstrasikan
penggunaan obat
dengan benar.

penghentian.
2. Diskusikan perasaan
klien setelah makan
obat.
3. Berikan obat dengan
prinsip 5 (lima) benar.

menyebutkan dosis,
frekuensi, dan
manfaat obat .
diharapkan klirn
melaksanakan
program
pengobatan. Menilai
kemampuan klien
dalam
pengobatannya
sendiri.

AE.
AF.
AG.

Dengan

AH.
REFERENSI
1. Yosep Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Edisi Revisi. Bandung: PT Refika
Aditama
2. Varcarolis, Carson, Shoemaker. 2006. Fundations of Psychiatric Mental
Health Nursing a Clinical Aproach
3. Stuart, G.W. & Sundeen S.J. 1995. Principle and Practice of Psichiatric
Nursing. St. Louis, Missiouri: Mosby Year Book
4. Dermawan & Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
5. Yosep & Sutini. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental
Health nursing. Bandung: PT Refika Aditama
6. Damaiyanti & Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT
Refika Aditama
7. Tim Pengembangan MPKP RSJ PROVINSI BALI. 2009. Pedoman
AI.

Manajemen Asuhan Keperawatan (7 Masalah Utama Keperawatan Jiwa)

Anda mungkin juga menyukai