Oleh :
MAY MUNAH AKHIRIN NPM. 200102172P
MERISKA SEPTIANINGTIYAS NPM. 200102055P
MIRANTI MAYASARI NPM. 200102214P
OKTA SARI NPM. 200102216P
PUTRI WAHYUNINGSIH NPM. 200102245P
SILVIA KESUMANINGRUM NPM. 200102042P
WILDA KIRANA NPM. 200102211P
Mengetahui
Ketua Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas kesehatan
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
A. Latar Belakang
bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya. Masa remaja seperti ini oleh
Bank Dunia disebut sebagai masa transisi kehidupan remaja (BKKBN, 2010).
Salah satu yang menjadi masalah pada masa remaja adalah perilaku
yang berkaitan dengan seks pra nikah. Bila remaja kurang diperhatikan, maka
merupakan hal serius yang perlu mendapat perhatian dan respon dari
menurunkan angka kejadian seks bebas pada remaja, yaitu melalui peningkatan
seperti pendidikan seks bebas, maupun informal seperti media TV, majalah dan
seks dianggap tabu kurangnya informasi tentang seks, dan pergaulan bebas di
akibat melakukan aborsi dengan cara tidak aman. Pada tahun 2009,
diantaranya berusia 15-19 tahun (Ruang Hati : 2011). Di USA setiap tahunnya
500.000 remaja hamil diluar nikah, diantaranya 70% remaja belum menikah
(Himapid, 2009).
diantaranya Jabotabek 51%, Bandung 54%, Surabaya 47% dan Medan 52%.
Dari 2,3 juta kasus aborsi, diantaranya 15-20% dilakukan oleh remaja. Hal ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu hubungan seksual yang berakibat hamil di
kekerasan seksual dan pengaruh media masa maupun gaya hidup. Data Pusat
pengetahuan remaja terhadap seks bebas dan prilaku seksual, dari 44,5%
terdapat 21 % dan Padang 10,5% remaja aktif seksual. Ada sekitar 20%
responden yang menyatakan hubungan seksual diluar nikah boleh-boleh saja.
Ada sekitar 41% responden yang menyatakan bahwa alasan remaja melakukan
hubungan seksual karena cinta (suka sama suka) dan merupakan kebutuhan
hamil di usia remaja, karena masa remaja sangat rentan terhadap perilaku seks
: faktor perkembangan yang terjadi dalam diri mereka, yaitu berasal dari
keluarga dimana anak mulai tumbuh dan berkembang, faktor luar yaitu
persalinan yang akan terjadi, perceraian pasangan muda, hubungan seks usia
muda beresiko kanker. Berikut ini ada beberapa hal yang mengakibatkan
terjadinya kehamilan remaja, yaitu kurangnya peran orang tua dalam keluarga,
kurangnya pendidikan seks dari orang tua dan keluarga terhadap remaja,
lahirnya anak yang tidak diinginkan, sehingga akan berdampak pada kasih
tinggi, karena pada masa remaja ini, alat reproduksinya belum cukup matang
hormonal melewati masa kerjanya yang maksimal. Rahim pada seorang wanita
mestruasi. Pematangan rahim dapat dilihat pula dari perubahan ukuran rahim
secara anatomis. Pada seorang wanita, ukuran rahim berubah sejalan dengan
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kesehatan
2. Tujuan Khusus
dini
dini
dini
d. Mengetahuai tingkat pengetahuan remaja tentang pencegahan
pernikahan dini
C. Manfaat
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Remaja/Pelajar
4. Bagi Bidan
1. Survei
Survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap
sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu
(Notoatmodjo, 2010).
2. Wawancara
3. Observasi
Adalah suatu hasil penelitian aktif dan penuh perhatian menyadari adanya
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
wanita usia antara 14 – 19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah.
b. Penyebab
1) Faktor perkembangan yang terjadi dalam diri mereka, yaitu berasal dari
2) Faktor luar yaitu mencakup kondisi sekolah yang cukup berperan
3) Faktor dari luar, yaitu pergaulan bebas tanpa kendali orangtua yang
diinginkan.
remaja atau wanita usia muda tidak bisa menolak untuk hubungan seksual.
hal ini tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat
luar dengan berbagai cara, ada kalanya mereka melakukan hal-hal yang
banyak diantaranya yang cenderung melakukan hal-hal negatif sebagai
d. Faktor Agama dan Iman
e. Faktor Lingkungan
1. Orang Tua
memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam hal
ini orang tua bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung
bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang
lazim
dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka
4. Perubahan zaman
oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama,
seksual.
dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang sudah pula
3. Dampak
Akibat kehamilan remaja menurut Intan dkk (2012) adalah :
kesempatan bekerja
masyarakat
menurun
dengan kehamilan di usia lebih dari 20 tahun. Namun pada usia 15-19
tahun atau di bawahnya, memiliki keluaran kehamilan yang lebih buruk
b. Kematian janin pada ibu usia 15-19 tahun 50% lebih tinggi dibanding ibu
usia 20-29 tahun. Kematian ibu karena persalinan lebih tinggi 50-100%
snack atau cepat saji, yang biasa dilakukan di masa remaja. Walau
(mortalitas) karena persalinan. Sekitar 2,5 juta ibu remaja menjalani aborsi
tidak aman.
bisa mengganggu proses persalinan. Bila ini terjadi di daerah yang belum
ada fasilitas bedah sesar, tentu komplikasi lainnya akan terjadi (seperti
(tekanan darah tinggi pada kehamilan), infeksi dan perdarahan pada ibu
g. Pengguguran Kandungan
2. Keadaan emosional
Dengan usia yang belum cukup (belum matang) terlebih lagi bagi pihak
jawab. Dan apabila pihak pria tidak bertanggung jawab maka ini terjadi
kandungannya.
Beragam resiko yang terjadi pada kehamilan di usia dini diantaranya pre-
kematian bayi dan PMS meningkat pada remaja yang hamil sebelum usia
16 tahun. Selain itu remaja yang hamil amat berisiko untuk menderita
sempurna).
pasangan suami isteri dibiayai oleh orang tua. Kini berubah menjadi
serviks menyerang alat kelamin perempuan, berawal dari mulut rahim dan
Dari segi sosial, penelitian menyebutkan ibu dengan kehamilan remaja, 10-
Insiden dari kelainan perkembangan dan perilaku meningkat pada anak dari
pada anak dari ibu dengan kehamilan remaja. Anak perempuan dari ibu
Banyak efek negatif dari kehamilan remaja diantaranya penyakit fisik seperti :
persalinan prematur, kematian janin dalam kandungan, berat badan bayi lahir
Di bidang sosial remaja akan gagal menikmati masa remajanya dan akan
seperti putus sekolah, rasa rendah diri, kawin muda dan perceraian dini.
4. Pencegahan
Kehamilan remaja berefek banyak, bukan hanya menyangkut ibu dan anak
yang dilahirkan. Apa yang bisa dilakukan? Pencegahan adalah langkah terbaik.
pendidikan seksual, apakah akan memicu lebih jauh. Seperti studi dari
Columbia Univ. di Amerika, 88% remaja yang mengikuti gerakan ini tetap saja
Hal yang penting juga adalah usaha pendampingan dari ibu dengan kehamilan
remaja. Di Indonesia, belum ada lembaga yang secara konsisten dalam usaha
1. Defenisi
secara formal di hadapkan penghulu atau kepala agama tertentu, para saksi, dan
sejumlah hadirin untuk kemudian disahkan secara resmi sebagai suami istri
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal sebagai bentuk ibadah kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan diperlukan persiapan fisik dan mental untuk
1974 menetapkan bahwa perkawinan di izinkan bila pria berusia 19 tahun dan
(PUP) untuk meningkatkan rata-rata usia kawin pertama (UKP) wanita secara
di usia muda itu sangat berpengaruh pada kesehatan reproduksi, jumlah kematian
2010).
1. Faktor pendidikan
seorang anak putus sekolah pada usia wajib sekolah, kemudian mengisi waktu
dengan bekerja. Saat ini anak tersebut sudah merasa cukup mandiri, sehingga
merasa mampu untuk menghidupi diri sendiri dan hal yang sama juga jika anak
Salah satunya adalah menjalin hubungan dengan lawan jenis, yang jika diluar
melakukan hubungan biologis layaknya suami istri. Dengan kondisi seperti ini,
orang tua anak perempuan cenderung segera menikahkan anaknya, bahwa karena
Ada sebagian dari masyarakat kita yang memahami bahwa jika anak
menjalin hubungan dengan lawan jenis, telah terjadi pelanggaran agama dan
sebagai orang tua wajib melindungi dan mencegahnya dengan segera menikahkan
anak-anak tersebut.
2. Faktor ekonomi
Kasus orang tua yang memiliki utang dan tidak mampu lagi
tersebut.
mulai menstruasi di usia 12 tahun. Maka dapat dipastikan anak tersebut akan
dinikahkan pada usia 12 tahun, jauh di bawah batas usia minimum sebuah
Remaja yang melakukan perkawinan dini memiliki resiko dalam kehamilan dan
sosial akan menjadi bahan pembicaraan teman- teman remaja dan masyarakat,
kesempatan untuk bergaul dengan teman sesama remaja hilang, sehingga remaja
memasuki lingkungan orang dewasa dan keluarga yang baru, dan asing bagi
mereka. Bila remaja kurang dapat menyesuaikan diri, maka akan timbul berbagai
kehilangan kesempatan untuk menuntut ilmu sebagai bekal hidup untuk masa
depan. Sebagian besar pasangan muda ini menjadi tergantung dengan orang tua,
perannya sebagai ibu akan kurang mampu untuk mendidik anaknya, sehingga
anak akan bertumbuh kembang secara kurang baik, yang dapat merugikan masa
kehidupan seseorang dan oleh karena itu mengandung stres. Istri dan suami
memerlukan kesiapan mental dalam menghadapi stres, yaitu bahwa istri dan
suami mulai beralih dari masa hidup sendiri kemasa hidup bersama dan keluarga.
Kesiapan dan kematangan mental biasanya belum di capai pada umur di bawah 20
belum mantap. Apabila wanita pada masa perkawinan usia muda menjadi hamil
akan menjadi anak yang tidak dikehendakinya, ini berakibat buruk terhadap
Remaja yang memiliki kejiwaan dan emosi yang kurang matang, mengakibatkan
pertengkaran suami dan istri sering terjadi ketika masa bulan madu sudah berakhir
Resiko kehamilan usia dini merupakan kehamilan pada usia masih muda
terutama pasangan wanita pada saat mengalami kehamilan dan proses persalinan.
Sebenarnya remaja tersebut belum siap mental untuk hamil, namun karena
2010). Berikut beberapa resiko kehamilan yang dapat dialami oleh remaja (usia
1. Kurang darah (anemia) adalah dalam masa kehamilan dengan akibat yang
biologis dan kecerdasan janin terlambat, sehingga bayi dapat lahir dengan
4. Preeklamsi dan eklamsi yang dapat membawa maut bagi ibu maupun
bayinya.
bagi wanita.
7. Pada wanita yang menikah sebelum usia 20 tahun mempunyai resiko dua kali
sekolahnya, hal ini berarti terlambat atau bahkan mungkin tidak tercapai cita-
citanya. Sementara itu, kehamilan remaja juga mengakibatkan lahirnya anak yang
tidak diinginkan, sehingga akan berdampak pada kasih sayang ibu terhadap anak
a. Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu orang tua perlu menyadari perkawinan
dini bagi anaknya penuh dangan resiko yang membahayakan baik secara sosial,
dini bagi remaja dan remaja perlu diberi informasi tentang hak-hak reproduksinya
dan resiko perkawinan dini serta bagi remaja yang belum menikah, kehamilan
sebagai berikut :
efektif.
perempuan).
3. Mencapai relasi yang baru dan lebih matang dan dengan teman sebaya, baik
kehidupan keluarga.
pekerjaan).
b. Penanganan
Kehamilan remaja merupakan kehamilan yang beresiko, karena itu remaja yang
kelainan dan penyulit yang akan terjadi dapat segera di obati. Akhirnya di
harapkan kehamilan dan persalinan dapat di lalui dengan baik dan selamat
C. Remaja
1. Definisi Remaja
masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun
Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia antara
masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal proses
reproduksi sehingga perlu dipersiapkan sejak dini. Secara psikologik masa
usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih
seksual.
batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah untuk remaja Indonesia
a. Usia 11 tahun adalah usia ketika pada umumnya tanda-tanda seksual
d. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk memberi
(Sarwono, 2012:19).
Berangkat dari masalah pokok ini, WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun
Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10-
Menurut WHO yang dikatakan usia remaja adalah 10-18 tahun. Tetapi
semua orang di bawah usia 21 tahun dan belum menikah sebagai anak-anak
Tetapi batas usia ini lebih rendah yaitu 16 tahun dalam UU Perlindungan
menetapkan usia 17 tahun atau sudah menikah sebagai batas usia seseorang
Tiga hal yang menjadikan masa remaja penting sekali bagi kesehatan
a. Masa remaja (usia 10-19 tahun) merupakan masa khusus dan penting
b. Masa remaja terjadi perubahan fisik secara cepat yang tidak seimbang
A. Rumusan Masalah
B. PERENCANAAN
Masalah Rencana
No Tujuan Implementasi Evaluasi
Kebidanan Kebidanan
1. Kurangnya Setelah Memberitahu Menjelaskan Remaja mengerti
pengetahuan dilakukan remaja mengenai dan mampu
keluarga penyuluhan mengenai bahaya menjelaskan
mengenai tentang dampak Pernikahan kembali tentang
bahaya bahaya Pernikahan dini bahaya
Pernikahan Pernikahan dini dan Pernikahan dini
dini. dini. dampak Bagi
diharapkan kesehatan
remaja
sadar akan
bahaya
Pernikahan
dini.
C. PELAKSANAAN
No Hari / tanggal Jam Pelaksana Materi Tempat
1 Desember 9.00 S/d May munah akhirin Pernikahan Puskesmas
2020 selesai dini Ketapang
Meriska
septianingtiya
Miranti mayas
Okta sari
Putri wahyuningsih
Silvia
kesumaningrum
Wilda kirana
E. Evaluasi
A. Kesimpulan
tentunya bertujuan akhir untuk menurunkan angka kematian dan kematian. Dari
ada, kini remaja sudah lebih memahami apa dan bagaimana cara mengatasi
masalah kesehatannya.
B. Saran
1. Kepada Remaja
2. Kepada Keluarga
terhadap kesehatan
IV. Kegiatan
1. Metode penyuluhan
Ceramah
Diskusi
Tanya jawab
2. Langkah-langkah kegiatan
V. Media penyuluhan
1. Leaf leat
VI. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
b. 75 % undangan hadir
c. 100 % peserta yang hadir dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Evaluasi hasil
Remaja dapat :
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
a. Definisi
wanita usia antara 14 – 19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah.
b. Penyebab
1) Faktor perkembangan yang terjadi dalam diri mereka, yaitu berasal dari
2) Faktor luar yaitu mencakup kondisi sekolah yang cukup berperan
3) Faktor dari luar, yaitu pergaulan bebas tanpa kendali orangtua yang
diinginkan.
4) Perkembangan teknologi media komunikasi yang semakin canggih yang
remaja atau wanita usia muda tidak bisa menolak untuk hubungan seksual.
hal ini tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat
luar dengan berbagai cara, ada kalanya mereka melakukan hal-hal yang
i. Faktor Agama dan Iman
j. Faktor Lingkungan
1. Orang Tua
memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam hal
ini orang tua bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung
bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang
lazim
dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka
atau blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih mana yang baik
4. Perubahan zaman
seksual.
dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang sudah pula
3. Dampak
kesempatan bekerja
masyarakat
menurun
dengan kehamilan di usia lebih dari 20 tahun. Namun pada usia 15-19
usia 20-29 tahun. Kematian ibu karena persalinan lebih tinggi 50-100%
snack atau cepat saji, yang biasa dilakukan di masa remaja. Walau
(mortalitas) karena persalinan. Sekitar 2,5 juta ibu remaja menjalani aborsi
tidak aman.
bisa mengganggu proses persalinan. Bila ini terjadi di daerah yang belum
ada fasilitas bedah sesar, tentu komplikasi lainnya akan terjadi (seperti
(tekanan darah tinggi pada kehamilan), infeksi dan perdarahan pada ibu
q. Pengguguran Kandungan
2. Keadaan emosional
Dengan usia yang belum cukup (belum matang) terlebih lagi bagi pihak
jawab. Dan apabila pihak pria tidak bertanggung jawab maka ini terjadi
kandungannya.
Beragam resiko yang terjadi pada kehamilan di usia dini diantaranya pre-
kematian bayi dan PMS meningkat pada remaja yang hamil sebelum usia
16 tahun. Selain itu remaja yang hamil amat berisiko untuk menderita
sempurna).
pasangan suami isteri dibiayai oleh orang tua. Kini berubah menjadi
serviks menyerang alat kelamin perempuan, berawal dari mulut rahim dan
Dari segi sosial, penelitian menyebutkan ibu dengan kehamilan remaja, 10-
pada anak dari ibu dengan kehamilan remaja. Anak perempuan dari ibu
Banyak efek negatif dari kehamilan remaja diantaranya penyakit fisik seperti :
persalinan prematur, kematian janin dalam kandungan, berat badan bayi lahir
Di bidang sosial remaja akan gagal menikmati masa remajanya dan akan
seperti putus sekolah, rasa rendah diri, kawin muda dan perceraian dini.
4. Pencegahan
Kehamilan remaja berefek banyak, bukan hanya menyangkut ibu dan anak
yang dilahirkan. Apa yang bisa dilakukan? Pencegahan adalah langkah terbaik.
pendidikan seksual, apakah akan memicu lebih jauh. Seperti studi dari
Columbia Univ. di Amerika, 88% remaja yang mengikuti gerakan ini tetap saja
Hal yang penting juga adalah usaha pendampingan dari ibu dengan kehamilan
remaja. Di Indonesia, belum ada lembaga yang secara konsisten dalam usaha
1. Defenisi
secara formal di hadapkan penghulu atau kepala agama tertentu, para saksi, dan
sejumlah hadirin untuk kemudian disahkan secara resmi sebagai suami istri
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal sebagai bentuk ibadah kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan diperlukan persiapan fisik dan mental untuk
1974 menetapkan bahwa perkawinan di izinkan bila pria berusia 19 tahun dan
(PUP) untuk meningkatkan rata-rata usia kawin pertama (UKP) wanita secara
di usia muda itu sangat berpengaruh pada kesehatan reproduksi, jumlah kematian
2010).
1. Faktor pendidikan
seorang anak putus sekolah pada usia wajib sekolah, kemudian mengisi waktu
dengan bekerja. Saat ini anak tersebut sudah merasa cukup mandiri, sehingga
merasa mampu untuk menghidupi diri sendiri dan hal yang sama juga jika anak
Salah satunya adalah menjalin hubungan dengan lawan jenis, yang jika diluar
melakukan hubungan biologis layaknya suami istri. Dengan kondisi seperti ini,
orang tua anak perempuan cenderung segera menikahkan anaknya, bahwa karena
Ada sebagian dari masyarakat kita yang memahami bahwa jika anak
menjalin hubungan dengan lawan jenis, telah terjadi pelanggaran agama dan
sebagai orang tua wajib melindungi dan mencegahnya dengan segera menikahkan
anak-anak tersebut.
2. Faktor ekonomi
Kasus orang tua yang memiliki utang dan tidak mampu lagi
tersebut.
mulai menstruasi di usia 12 tahun. Maka dapat dipastikan anak tersebut akan
dinikahkan pada usia 12 tahun, jauh di bawah batas usia minimum sebuah
Remaja yang melakukan perkawinan dini memiliki resiko dalam kehamilan dan
sosial akan menjadi bahan pembicaraan teman- teman remaja dan masyarakat,
kesempatan untuk bergaul dengan teman sesama remaja hilang, sehingga remaja
memasuki lingkungan orang dewasa dan keluarga yang baru, dan asing bagi
mereka. Bila remaja kurang dapat menyesuaikan diri, maka akan timbul berbagai
kehilangan kesempatan untuk menuntut ilmu sebagai bekal hidup untuk masa
depan. Sebagian besar pasangan muda ini menjadi tergantung dengan orang tua,
perannya sebagai ibu akan kurang mampu untuk mendidik anaknya, sehingga
anak akan bertumbuh kembang secara kurang baik, yang dapat merugikan masa
kehidupan seseorang dan oleh karena itu mengandung stres. Istri dan suami
memerlukan kesiapan mental dalam menghadapi stres, yaitu bahwa istri dan
suami mulai beralih dari masa hidup sendiri kemasa hidup bersama dan keluarga.
Kesiapan dan kematangan mental biasanya belum di capai pada umur di bawah 20
belum mantap. Apabila wanita pada masa perkawinan usia muda menjadi hamil
akan menjadi anak yang tidak dikehendakinya, ini berakibat buruk terhadap
Remaja yang memiliki kejiwaan dan emosi yang kurang matang, mengakibatkan
pertengkaran suami dan istri sering terjadi ketika masa bulan madu sudah berakhir
Resiko kehamilan usia dini merupakan kehamilan pada usia masih muda
terutama pasangan wanita pada saat mengalami kehamilan dan proses persalinan.
Sebenarnya remaja tersebut belum siap mental untuk hamil, namun karena
2010). Berikut beberapa resiko kehamilan yang dapat dialami oleh remaja (usia
8. Kurang darah (anemia) adalah dalam masa kehamilan dengan akibat yang
10. Kurang gizi pada masa kehamilan yang dapat mengakibatkan perkembangan
biologis dan kecerdasan janin terlambat, sehingga bayi dapat lahir dengan
11. Preeklamsi dan eklamsi yang dapat membawa maut bagi ibu maupun
bayinya.
12. Pasangan yang kurang siap untuk menerima kehamilan cendrung untuk
bagi wanita.
14. Pada wanita yang menikah sebelum usia 20 tahun mempunyai resiko dua kali
sekolahnya, hal ini berarti terlambat atau bahkan mungkin tidak tercapai cita-
citanya. Sementara itu, kehamilan remaja juga mengakibatkan lahirnya anak yang
tidak diinginkan, sehingga akan berdampak pada kasih sayang ibu terhadap anak