Anda di halaman 1dari 7

e-ISSN : 2614-5685

p-ISSN : 2614-5421

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN


REPRODUKSI DI SMP NEGERI 3 SELEMADEG TIMUR
TAHUN 2019
Cokorda Istri Mita Pemayun1,2, Made Dewi Saryani1,2, Lakitha Ning Utami1,2
1
Program Studi DIII Kebidanan, 2STIKes Advaita Medika Tabanan
Korespodensi penulis: mid.cokp@gmail.com

Abstrak

Latar belakang dan tujuan: Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak kedewasa yang
ditandai perubahan fisik, emosi dan psikis. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat
penting bagi remaja untuk meningkatkan perilaku kesehatan, menghindari sex bebas, dan
penurunan jumlan infeksi menular seksual. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.
Matode: Desain penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan 23 Mei 2019 di SMP Negeri 3 Selemadeg Timur. Sampel dipilih menggunakan purposve
sampling. Sample yang digunakan adalah 50 orang. Instrument yang digunakan untuk mengukur
pengetahuan menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji chi-square.
Hasil: Hasil penelitian dari 50 orang siswa/i yang didistribusikan kedalam sub pokok bahasan
tentang kesehatan reproduksi menunjukkan bahwa 29 orang (58%) mengetahui pengertian
kesehatan reproduksi; 26 orang (52%) mengetahui hak kesehatan reproduksi; 42 orang (84%) tidak
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan masa remaja; 35 orang (70%) tidak mengetahui
fungsi reproduksi; 26 orang (52%) mengetahui tanda kematangan organ reproduksi dan sebanyak
42 orang (84%) tidak mengetahui penyakit menular seksual.
Simpulan: Data menunjukan bahwa remaja yang memiliki pengetahuan baik masih sedikit
sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk memberikan intervensi agar pengetahuan
responden dapat meningkat.

Kata Kunci: Kesehatan Reproduksi, Pengetahuan, Remaja,

1. Pendahuluan dewasa ini belum seperti yang diharapkan,


Kesehatan reproduksi adalah termasuk bila dibandingkan dengan keadaan di Negara-
salah satu dari sekian banyak problem remaja negara ASEAN lainnya. Indonesia masih
yang perlu mendapat perhatian bagi semua tertinggal jauh dalam aspek kesehatan
kalangan, baik orang tua, guru, dan maupun reproduksi termasuk kesehatan reproduksi
konselor sekolah. Kurangnya pengetahuan remaja (BKKBN, 2012).
kesehatan reproduksi dan kehidupan rumah Permasalahan utama yang dialami oleh
tangga serta adat istiadat yang merasa malu remaja Indonesia yaitu ketidaktahuan
kawin tua (perawan tua) menyebabkan terhadap tindakan yang harus dilakukan
meningkatnya seks pranikah, perkawinan sehubungan dengan perkembangan yang
usia remaja, dan kehamilan usia remaja, sedang dialami, khususnya masalah
sehingga dapat menyebabkan penyakit kesehatan reproduksi remaja. Hal tersebut
kanker leher rahim (Sugiharta, 2004). ditunjukkan dengan masih rendahnya
Hasil analisis Direktorat Jendral pengetahuan remaja tentang kesehatan
Kesehatan Masyarakat Depkes dan reproduksi remaja. Remaja perempuan yang
Kesejahteraan Masyarakat dan Kesejahteraan mengetahui tentang masa subur sebanyak
Sosial RI (2010), menunjukkan bahwa 29% dan remaja laki-laki sebanyak 32,2%,
kondisi kesehatan reproduksi di Indonesia remaja perempuan dan remaja laki-laki yang

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 2 | Agustus 2019 68


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

mengetahui resiko kehamilan jika melakukan beranggapan bahwa seksualitas masih


hubungan seksual untuk pertama kali masing- dianggap tabu. Orang tua biasanya masih
masing baru mencapai 49,5% dan 45,5 %. risih untuk membicarakan masalah kesehatan
Remaja perempuan dan laki-laki usia 14-19 reproduksi dan seksualitas pada anaknya
tahun mengaku pernah melakukan hubungan yang mulai tumbuh menjadi remaja, dan anak
seksual sebelum menikah masing-masing remaja cenderung merasa malu untuk
mencapai 34,7% dan 30,9% (BKKBN, 2012). bertanya dan bercerita tentang apa yang
Hasil dari Survey Kesehatan Reproduksi terjadi pada remaja tersebut kepada
Remaja Indonesia tahun 2007 (SKKRI) orangtuanya. Sehingga sedikit remaja yang
menunjukkan bahwa 12% remaja putri dan memperoleh informasi mengenai kesehatan
29 % remaja laki-laki tidak membahas reproduksi terutama pendidikan seks dari
kesehatan reproduksi dengan seseorang. orangtuanya (BKKBN, 2012).
Mayoritas remaja membahas isu kesehatan Sesuai dengan hasil penelitian tentang
reproduksi bersama teman sebaya (71% faktor yang berpengaruh terhadap
wanita dan 58% laki-laki) (SKRRI, 2007). perkembangan kesehatan reproduksi pada
Hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa remaja, yaitu 64% dari orang tua, dan 68,4%
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas dari teman. Hal ini menjadi salah satu ciri
Diponegoro bahwa pengetahuan remaja khas remaja, dimana para remaja ini memiliki
tentang kesehatan reproduksi pada umumnya sikap tertutup pada orang dewasa atau orang
“sangat rendah” (lebih dari 75% remaja) tua dan terbuka terhadap kelompok teman
(Suryoputro, 2006). sebaya (Utama, 2013).
Pemahaman remaja tentang kesehatan Tidak tersedianya informasi yang akurat
reproduksi masih ada yang sangat kurang dan benar mengenai kesehatan reproduksi
sampai saat ini. Remaja ada yang masih membuat remaja mencari akses dan
beranggapan bahwa melakukan hubungan mengeksplorasi sendiri. Remaja sering kali
seksual sekali ataupun mandi setelah menggunakan media internet, televisi,
berhubungan seksual tidak menyebabkan majalah dan bentuk media massa lainnyayang
kehamilan (Pangkahila, 2004). Para orang tua dijadikan sebagai sumber informasi, untuk
lebih cenderung menganggap ringan masalah memenuhi rasa keingintahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi. Mereka lebih reproduksi atau seksualitas. Oleh karena itu
mempercayai lembaga sekolah atau institusi remaja memerlukan informasi tentang
yang terkait untuk menyampaikan pendidikan kesehatan reproduksi dengan benar sehingga
kesehatan reproduksi kepada anak-anaknya diharapkan remaja akan memiliki sikap dan
(Dianawati, 2003). tingkah laku yang bertanggung jawab
Hal tersebut dibuktikan dengan menegenai organ dan proses reproduksinya
penelitian Soetjiningsih terhadap 398 siswa sendiri.
SMA di daerah perkotaan Yogyakarta Fakta mengenai kesehatan reproduksi di
menunjukkan bahwa dari 84% siswa yang negara ini sangat beragam, di satu sisi
tidak setuju dengan perilaku seks pra nikah, sekolah yang berlingkup perkotaan dan
95% dari mereka menyatakan pernah berprestasi di Yogyakarta mendapat
mendapat pendidikan yang berkaitan dengan penyuluhan dan pembelajaran mengenai
seksualitas, dan mereka (94,80%) juga setuju kesehatan reproduksi serta tidak setuju
dengan pemberian pendidikan seks bagi dengan perilaku seks pra nikah, sedangkan
kalangan remaja dan figure yang dianggap siswa yang berlingkup di daerah pedesaan di
cocok memberikan pendidikan seks adalah provinsi Jawa Tengah masih ada yang
dokter, psikolog dan seksolog (PKBI, 2009). mempunyai tingkat pengetahuan kesehatan
Keterbatasan akses informasi bagi reproduksi yang kurang, menikah terlalu
remaja Indonesia mengenai kesehatan muda dan bahkan melakukan seks pranikah
reproduksi yang di dalamnya mencakup yang mempunyai banyak akibat untuk
seksualitas disebabkan karena masyarakat dirinya.

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 2 | Agustus 2019 1


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

Berawal dari keprihatinan para tokoh keseluruhan sejumlah 3,5 juta jiwa penduduk
masyarakat antara lain dokter, ahli di Bali. Apabila kita meninjau lebih jauh lagi,
kandungan dan kebidanan terhadap maka terdapat sekitar 1 milyar penduduk
keselamatan ibu dan anak, maka kebijakan dunia adalah kaum remaja (hampir 1 dari 6
pemerintah tanggal 23 Desember 1957, penduduk) dan 85% remaja ternyata hidup di
didirikan Perkumpulan Keluarga Berencana negara berkembang. Melihat keadaan
Indonesia (PKBI). Salah satu program PKBI piramida penduduk yang terbalik, hendaknya
sebagai Pusat Informasi dan Layanan Remaja remaja mendapatkan prioritas perhatian dari
(PKBI, 2009). semua pihak yang bersangkutan.
Dalam hal ini bidan sebagai petugas Ditemukan fakta ternyata banyak remaja
kesehatan dalam menjalankan perannya yang sudah aktif secara seksual, meskipun
sebagai pendidik memberikan pendidikan tidak selalu atas kehendak sendiri. Di
dan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi beberapa negara berkembang kira-kira
pada remaja. Bidan sebagai pelaksana dalam separuh dari mereka sudah menikah.
karirnya mempunyai tugas mandiri yaitu Aktifitas seksual dini yang tidak
salah satunya memberikan pelayanan pada bertanggungjawab menempatkan remaja
remaja tentang kesehatan reproduksi. menghadapi berbagai tantangan resiko
Masa remaja adalah masa dengan kesehatan reproduksi. Di seluruh dunia. Pada
rentang usia berkisar 10 sampai 24 tahun. tahun 1997 diperkirakan 15 juta jiwa lebih
Masa ini merupakan suatu fase peralihan dari remaja putri berusia 15-19 tahun yang
masa kanak-kanak (dependent) menuju masa melahirkan, 4 juta diantaranya melakukan
dewasa (independent) dan normal terjadi unsafe abortion dan hampir 100 juta orang
pada kehidupan manusia. Dalam periode remaja yang terkena IMS. Secara global pun
tersebut seorang remaja banyak mengalami didapatkan data 40% dari total kasus HIV
perkembangan dan pertumbuhan guna terjadi pada kaum muda yang berusia 15-24
mencari identitas dan jati dirinya. Berbagai tahun atau diperkirakan lebih dari 7.000
perubahan akan muncul baik dari sisi remaja terinfeksi HIV setiap harinya.
psikologis, fisik (pubertas) dan sosial Sedangkan di Indonesia sendiri,
lingkungan. ditemukan prediksi sekitar 700.000 ribu
Problematika kaum remaja dapat terjadi kasus aborsi pada tahun 2003 dan 50%
sehubungan dengan adanya perbedaan termasuk unsafe abortion. KTD pada remaja
kebutuhan (motif) dan aktualisasi dari Indonesia juga diestimasikan meningkat
kemampuan penyesuaian diri (adaptasi) setiap tahunnya sebesar 150.000-200.000,
remaja terhadap lingkungan tempat hidupnya 10% remaja usia 15-19 tahun sudah menikah
dan tumbuh berkembang sebagai seorang dan memiliki anak. Berbagai risiko kesehatan
pribadi manusia dan makhluk sosial. Masa ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
transisi ini merupakan masa yang kritis bagi saling berhubungan, misalnya tuntutan kawin
remaja, disaat muncul keinginan lepas muda dan berhubungan seksual, kurangnya
mandiri dari ketergantungan orang tua, rasa akses terhadap pendidikan dan pekerjaan,
ingin tahu yang berlebihan dan mulai rentan ketimpangan gender, kekerasan seksual,
terhadap perilaku beresiko. pengaruh negatif media masa dan kemajuan
Diperkirakan 20-30% dari total populasi teknologi, maupun gaya hidup modern yang
di masing-masing kabupaten maupun bebas.
kotamadya di Indonesia adalah tergolong Penyuluhan kesehatan reproduksi ini
kaum remaja yang persentasenya terdistribusi akan dilaksanakan di SMP Negeri 3
secara hampir merata. Jika diestimasi dari Selemadeg Timur Tabanan. Jumlah siswa
jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 239 orang dengan distribusi sebagai berikut:
250 juta, maka diperkirakan terdapat total 50- 83 orang kelas VII, 66 orang kelas VIII dan
75 juta jiwa kaum remaja. Khusus di Bali, 90 orang kelas IX. Jumlah siswa perempuan
terdapat sekitar 700.000-850.000 remaja dari sebanyak 120 orang dan laki-laki 119 orang.

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 2 | Agustus 2019 2


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

Berdasarkan hasil studi pendahuluan adalah kuesioner. Data yang diperoleh diolah
yang dilakukan pada 10 orang siswa SMP oleh program SPSS dengan distribusi
Negeri 3 Selemadeg Timur diperoleh hasil frekuensi.
30% memiliki pengetahuan baik tentang Teknik analisa data yang digunakan
kesehatan reproduksi dan sisanya 70% dalam penelitian ini dengan menggunakan
memiliki pengetahuan yang kurang. analisis univariatAnilisis univariat dilakukan
Melihat hasil studi pendahuluan tersebut dengan tujuan untuk mengidentifikasi setiap
dan mengingat pentingnya pendidikan variabel yang diteliti secara terpisah dengan
kesehatan reproduksi bagi remaja, maka cara membuat tabel distribusi frekuensi dari
berdasarkan latar belakang di atas kami akan masing-masing variabel. Analisis ini hanya
melaksanakan penyuluhan terkait kesehatan menggambarkan distribusi frekuensi dan
reproduksi remaja pada siswa SMP Negeri 3 prosentase dari setiap variabel.
Selemadeg Timur, dengan harapan
pengetahuan siswa tentang kesehatan 3. Hasil dan Pembahasan
reproduksi meningkat. Dengan demikian SMP Negeri 3 Selemadeg Timur
diharapkan siswa mampu untuk menjadi adalah sekolah yang berada di
remaja yang disiplin dan bertanggungjawab wilayah Kecamatan Selemadeg Timur
terhadap kesehatan reproduksinya sendiri. dengan alamat lengkap Jln. Pahlwan No. 1
Berdasarkan uraian latar belakang diatas Gadungan, Kec. Selemadeg Timur, Tabanan
peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh dengan luas tanah 50002 m2.
tentang gambaran pengetahuan remaja, Hasil penelitian “Gambaran Kesehatan
dengan rumusan masalah “Bagaimana Reproduksi Remaja di SMP Negeri 3
Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Selemadeg Timur pada bulan Mei 2019
Kesehatan Rfeproduksi di SMP Negeri 3 adalah sebagai berikut:
Selemadeg Timur” Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden mengetahui
2. Metode Penelitian tentang pengertian kesehatan reproduksi
Penelitian ini merupakan deskriptif yaitu sebanyak 29 responden (58%).
kuantitatif yaitu metode yang digunakan Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui bahwa
untuk mendeskripsikan keadaan secara sebagian besar responden mengetahui tentang
objektif dalam bentuk angka mulai dari hak kesehatan reproduksi yaitu sebanyak 26
pengumpulan sampai penampilan hasilnya responden (53%).
(Arikunto, 2006). Pendekatan cross sectional Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui
yaitu untuk melihat gambaran tingkat bahwa sebagian besar responden tidak
pengetahuan (Nursalam, 2013). mengetahui tentang pertumbuhan dan
Variabel dalam penelitian ini perkmbangan remaja yaitu sebanyak 42
menggunakan variabel tunggal yaitu responden (84,3%). Berdasarkan tabel 4.
pengetahuan remaja tentang kesehatan dapat diketahui bahwa sebagian besar
reproduksi. responden tidak mengetahui tentang fungsi
Penelitian ini berlangsung di SMP reproduksi yaitu sebanyak 35 responden
Negeri 3 Selemadeg Timur. Penelitian (70,6%).
dilakukan pada bulan 23 Mei 2019. Berdasarkan tabel 5. dapat diketahui
Populasinya sebanyak 239 orang dengan bahwa sebagian besar responden mengetahui
sampel sebanyak 50 orang sebagai tentang tanda kematangan organ reproduksi
responden. Tekhnik sampel menggunakan yaitu sebanyak 24 responden (47,0%).
simple random sampling dengan cara undian. Berdasarkan tabel 6. dapat diketahui bahwa
Simple random sampling yaitu pengambilan sebagian besar responden tidak mengetahui
sampel dengan cara acak tanpa tentang penyakit menular seksual yaitu
memperhatikan strata yang ada dalam sebanyak 42 responden (82,3%).
anggota populasi. Instrument yang digunakan

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 2 | Agustus 2019 3


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Kesehatan Reproduksi di SMP
Negeri 3 Selemadeg Timur Tahun 2019
No. Kategori Hasil
F %
1 Tahu 29 58,0
2 Tidak Tahu 21 42,0
Total 50 100

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Hak Kesehatan Reproduksi di SMP Negeri 3
Selemadeg Timur Tahun 2019
No. Kategori Hasil
F %
1 Tahu 26 53,0
2 Tidak Tahu 24 47,0
Total 50 100

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja di
SMP Negeri 3 Selemadeg Timur Tahun 2019
No. Kategori Hasil
F %
1 Tidak Tahu (<2) 42 84,3
2 Tahu (2/>2) 8 15,7
Total 50 100

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Fungsi Reproduksi di SMP Negeri 3
Selemadeg Timur Tahun 2019
No. Kategori Hasil
F %
1 Tidak Tahu (<3) 35 70,6
2 Tahu (3/>3) 15 29,4
Total 50 100

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Tanda Kematangan Organ Reproduksi di
SMP Negeri 3 Selemadeg Timur Tahun 2019
No. Kategori Hasil
F %
1 Tidak Tahu (<3) 24 47,0
2 Tahu (3/>3) 26 53,0
Total 50 100

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Menular Seksual di SMP Negeri 3
Selemadeg Timur Tahun 2019
No. Kategori Hasil
F %
1 Tidak Tahu (<3) 42 82,3
2 Tahu (3/>3) 8 17,7
Total 50 100

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 2 | Agustus 2019 72


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pergeseran perilaku seksual pada remaja,


dan ini terjadi setelah orang melakukan namun remaja tidak mau berdiskusi tentang
penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. kesehatan reproduksi khususnya seksualitas
Penginderaan terjadi melalui panca indera karena dianggap sesuatu yang tabu meskipun
manusia, yakni indera penglihatan, dengan keluarga (Taufik, 2007). Remaja akan
penciuman, pendengaran, perasa, dan peraba. melakukan eksplorasi sendiri lewat teknologi
Pengetahuan merupakan domain yang sangat informasi dan komunikasi, buku, majalah,
penting untuk terbentuknya tindakan film, internet, begitu bebas didapatkan,
seseorang (Notoatmodjo, 2003). namun tidak semua informasi yang tersedia
Faktor-faktor yang mempengaruhi merupakan informasi yang benar, tepat, dan
pengetahuan seseorang adalah tingkat dapat dipertanggungjawabkan bagi
pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, kehidupan remaja, jika remaja mendapatkan
sosial ekonomi, dan kepribadian. Proses informasi yang tidak benar maka hal tersebut
belajar-mengajar yang berkualitas akan dapat berpengaruh pada nilai kehidupan
menimbulkan perubahan kearah yang lebih mereka (Ibrahim, 2008).
baik. Sumber informasi dari pengajar Menurut Responden dari hasil penelitian
maupun media, sikap, kepercayaan, budaya kualitatif Talib et all (2011), menyebutkan
masyarakat sangat dibutuhkan para siswi bahwa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan
guna memperluas pengetahuan. Pengalaman Alam (IPA) guru biologi juga mengajarkan
pribadi serta perilaku seseorang akan tentang bagaimana kehamilan, mencegah
dijadikan sumber pengetahuan, begitu pula kehamilan, dan penyakit yang terjadi dalam
dengan tingkat kemampuan seseoarang akan hubungan seks pranikah. Selain itu guru juga
menambah pengetahuan (Soekanto, 2003). menjelaskan tentang menstruasi wanita dan
Hasil penelitian menunjukan bahwa masa subur wanita. Menurut Mubarak
pengetahuan remaja tentang kesehatan (2007), Banyak faktor yang mempengaruhi
reproduksi di SMP Negeri 3 Selemadeg pengetahuan seperti sumber informasi yang
Timur menunjukan masih ada sejumlah siswa didapat, pengalaman, minat, pekerjaan, umur,
yang tidak memahami tentang kesehatan dan pendidikan.
reproduksi. Pengetahuan pada penelitian ini terbagi
Menurut peneliti hal ini dipengaruhi menjadi 6 aspek yang diteliti oleh peneliti
oleh informasi yang didapatkan siswa tentang yaitu dari aspek pengertian kesehatan
kesehatan reproduksi remaja masih belum reproduksi, hak-hak reproduksi, pertumbuhan
maksimal dan responden memiliki daya serap dan perkembangan organ reproduksi, fungsi
pengetahuan yang berbeda pada masing- reproduksi, tanda kematangan organ
masing responden. reproduksi dan penyakit menular seksual.
Remaja diharapkan memiliki Pada aspek pengertian tentang kesehatan
pengetahuan yang luas khususnya tentang reproduksi, menunjukan bahwa responden
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), mengetahui tentang pengertian kespro
sehingga remaja mampu mempersiapkan diri sebanyak 29 responden (58%). Hal ini sesuai
serta berpikir positif dalam menghadapi masa karena sebagian besar siswa mendapatkan
remaja yang penuh gejolak dan sumber informasi dari guru, buku maupun
permasalahan. Kesehatan reproduksi adalah media sosial.
keadaan sehat yang menyeluruh meliputi Pada aspek hak-hak reproduksi,
aspek fisik, mental, dan sosial. Para remaja menunjukan bahwa responden mengetahui
diharapkan mempunyai sikap tentang hak kesehatan reproduksi, yang dapat
tanggungjawab, sehingga mereka mampu diketahui dari sebagian besar responden
berpikir sebab –akibat dari apapun yang akan mampu menjawab dengan baik yaitu
dilakukan (Hurlock, 2004). Kurangnya sebanyak 26 responden (53%).
tingkat pengetahuan tentang kesehatan Pada aspek pertumbuhan dan
reproduksi remaja di Indonesia menyebabkan perkembangan, sebagian besar responden

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 2 | Agustus 2019 73


e-ISSN : 2614-5685
p-ISSN : 2614-5421

tidak mengetahui tentang pertumbuhan dan Demografi dan Kesehatan


perkmbangan remaja yaitu sebanyak 42 Indonesia.Jakarta : Kementrian
responden (84,3%). Kesehatan
Pada aspek fungsi reproduksi, sebagian Dewi, N.A.K. 2012. Gambaran Tingkat
besar responden tidak mengetahui tentang Pengetahuan Tentang Perkembangan
fungsi reproduksi yaitu sebanyak 35 Seksualitas pada Remaja Awal
responden (70,6%). SMPIT Anugerah Insani Bogor. KTI.
Pada aspek tanda kematangan organ Universitas Indonesia.
reproduksi, sebagian besar responden Dianawati, Ajen. 2003. Pendidikan Seks
mengetahui tentang tanda kematangan organ untuk Remaja. Jakarta:
reproduksi yaitu sebanyak 24 responden KawanPustaka.
(47,0%). Hurlock, B dan Elizabeth. 2004. Psikologi
Pada aspek penyakit menular sksual, Perkembangan Suatu Pendekatan
sebagian besar responden tidak mengetahui Sepanjang Rentang Kehidupan(Edisi
tentang penyakit menular seksual yaitu 5). Jakarta. Erlangga.
sebanyak 42 responden (82,3%). Ibrahim, 2008. Masalah Remaja. Availabel
Online : [http://www.susenas.go.id].
4. Simpulan tgl 04/03/2011
Berdasarkan hasil penelitian Mubarak et all. 2007. Buku Ajar Ilmu
didapatkan bahwa secara umum sebagian Komunitas2, Teori dan Aplikasi
besar siswa/i SMP Negeri 3 Selemadeg dalam Praktek dengan Asuhan
Timur yaitu: Keperawatan Komunitas, Keluarga,
a. Sebanyak 229 orang (58%) mengetahui dan Gerontik.Jakarta : CV Agung
pengertian kesehatan reproduksi; Seto
b. Sebanyak 226 orang (52%) mengetahui Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku
hak kesehatan reproduksi; Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
c. Sebanyak 442 orang (84%) tidak Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
mengetahui pertumbuhan dan Keperawatan. Jakarta : Salemba
perkembangan masa remaja; Medika.
d. Sebanyak 335 orang (70%) tidak pkbi_jtg@telkom.net, Perkumpulan
mengetahui fungsi reproduksi; Keluarga Berencana Indonesia
e. Sebanyak 226 orang (52%) mengetahui (PKBI) Jawa Tengah, 7 April 2009
tanda kematangan organ reproduksi dan Sugiharta, Kadek., 2004. Tumbuh Kembang
f. Sebanyak 42 orang (84%) tidak remaja dan Permasalahannya.
mengetahui penyakit menular seksual Jakarta: Sagung seto.
Talib, J., et all. 2011. Analisis on Sex
5. Referensi Education in School Across
Arikuto, S. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Malaysia. Procedia-Social and
Pendekatan Praktik. Jakarta : Behavioral Science 59.
Rhineka Cipta. (2012).Artikel Jurnal
Badan Kependudukan dan Keluarga Taufik, 2007. Sikap dan Perilaku Remaja.
Berencana Nasional. 2008. Availabel Online :
Kurikulum dan Model Pelatihan [http//www.Perilaku/Referen s/htm]
Pengelolaan Pusat Informasi dan Utama, I.B. 2013. Gambaran Tingkat
Konseling Kesehatan Reproduksi Pengetahuan Tentang Kesehatan
Remaja (PIK-KRR).Jakarta : Badan Reproduksi pada Siswa di SMA N 1
Koordinasi Keluarga Berencana Imogiri.KTI Program Studi Ilmu
Nasional Keperawatan. UMY
Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional. 2012. Survei

Jurnal Medika Usada | Volume 2 | Nomor 2 | Agustus 2019 74

Anda mungkin juga menyukai