Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/335886515

Relation of Media on Adolescents’ Reproductive Health Attitude and


Behaviour

Article  in  JURNAL PENELITIAN KOMUNIKASI DAN OPINI PUBLIK · July 2019


DOI: 10.33299/jpkop.23.1.1768

CITATIONS READS

0 1,664

3 authors, including:

Tetti Solehati Cecep Kosasih


Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran
64 PUBLICATIONS   87 CITATIONS    39 PUBLICATIONS   30 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Public Health View project

Strategi Keperawatan dalam Pencegahan Pressure Ulcer Pasien Tirah Baring di Ruang Intensif: Literature Review View project

All content following this page was uploaded by Tetti Solehati on 01 October 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


HUBUNGAN MEDIA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU TRIAD
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

RELATION OF MEDIA ON ADOLESCENTS’ REPRODUCTIVE


HEALTH ATTITUDE AND BEHAVIOUR

Tetti Solehati 1, Agus Rahmat 2, Cecep Eli Kosasih 3


1,3
Faculty of Nursing, 2Faculty of Communication, Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Jatinangor Jawa Barat
e-mail: tetti.solehati@unpad.ac.id 1, rahmatvhita9194@yahoo.com 2, ek_cecep@yahoo.co.id 3
(Diterima: 03-11-2018; Direvisi: 17-06-2019; Disetujui terbit: 25-06-2019)

Abstrak

Media sebagai alat yang banyak digunakan remaja dalam mencari informasi berdampak pada sikap
dan perilaku mereka, diantaranya perilaku kesehatan reproduksi remaja. Artikel ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan media dengan sikap dan perilaku kesehatan reproduksi remaja. Rancangan
penelitian yaitu pendekatan potong lintang. Pengumpulan data dilakukan melalui angket. Data
dianalisis menggunakan distribusi frekuensi dan uji chi-kuadrat. Populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa SMPN 1 Banjaran, SMPN 1 Dayeuhkolot, SMPN 1 Cileunyi, SMA Dayeuhkolot, dan SMAN
Cileunyi Kabupaten Bandung berjumlah 12.000, pengambilan sampel dengan cara stratified random
sampling dan berjumlah 668 siswa. Hasil penelitian ditemukan bahwa buku pegangan (p = 0.31),
koran (p = 0.46), TV (p = 0.63), radio (p = 1.00), VCD (p = 0.92), dan Internet (p = 0.13) tidak
memiliki hubungan dengan sikap. Sedangkan internet (p = 0.03), koran (p = 0.01), dan radio (p =
0.02) berhubungan dengan perilaku, namun buku pegangan (p = 0.14), TV (p = 0.49), dan VCD (p =
1.00) tidak memiliki hubungan dengan perilaku. Media internet, radio, dan koran berhubungan dengan
perilaku kesehatan reproduksi remaja. Diperlukan upaya pemberian informasi yang memadai dan
berkelanjutan yang menggunakan media sebagai sarana edukasi pada remaja khususnya perilaku
tentang kesehatan reproduksi remaja.
Kata kunci: Kesehatan Reproduksi Remaja, Media, Perilaku, Sikap.

Abstrak

Media as a tool that is widely used by adolescents in seeking information has an impact on their
attitudes and behavior, including adolescent reproductive health behaviors. This article aimed to
determine the relationship of the media with adolescent reproductive health attitudes and behaviors.
The research design was a cross-sectional approach. Data collection was done through
questionnaires and were analyzed using frequency distribution and chi-square test. The population of
this study were students of SMPN and SMAN in Kabupaten Bandung totaling 12,000, samples were
selected by stratified random sampling and totaling 668 students. The results found that the handbook
(p = 0.31), newspapers (p = 0.46), TV (p = 0.63), radio (p = 1.00), VCD (p = 0.92), and the Internet
(p = 0.13) had no relationship with attitude. However, internet (p = 0.03), newspapers (p = 0.01), and
radio (p = 0.02) related to behavior, while handbooks (p = 0.14), TV (p = 0.49), and VCD (p = 1.00)
did not have relationship with behavior. Media of internet, radio, and newspapers relate to adolescent
reproductive health behavior. The media can be used as a means of education in adolescents,
especially behavior about adolescent reproductive health.
Keywords: Attitude, Adolescent Reproductive Health, Behavior , Media.

PENDAHULUAN dimana terjadi kematangan fisik, kognitif,


Masa remaja merupakan masa sosial, dan emosional untuk
perubahan dari masa anak ke masa dewasa, mempersiapkan diri mereka menjadi
dewasa. Pada masa ini, remaja mulai
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 23 No.1, Juni 2019: 40-53

mengembangkan perasaan romantis dan informasi terkait kesehatan reproduksi


percobaan secara seksual (Wong, 2009). pada anak remajanya. Semakin besar peran
Mereka mulai merasa ingin tahu tentang orangtua, semakin baik juga praktik
segala sesuatu, termasuk yang kesehatan reproduksi yang remaja lakukan
berhubungan dengan kesehatan reproduksi (Cahyo, Kurniawan, & Margawati, 2008).
remaja (KRR). Menurut BKKBN (2007), Hal ini terjadi karena orangtua
kesehatan reproduksi merupakan keadaan merupakan lingkungan primer bagi anak-
terbebas dari kehamilan yang tidak anaknya yaitu merupakan hubungan antar
dikehendaki, aborsi tidak aman, penyakit manusia yang paling intensif dan paling
menular seksual (PMS), HIV/AIDS, serta awal terjadi dalam keluarga (Sianipar,
terbebas dari semua bentuk pelecehan dan 2000). Sayangnya adanya rasa tabu dan
kekerasan seksual. Motivasi dan ragu pada orang tua dalam memberikan
pengetahuan remaja yang memadai dalam informasi tentang masalah kesehatan
menjalani masanya secara sehat, reproduksi pada anak remajanya
diharapkan mampu untuk memelihara menyebabkan remaja mencari informasi
kesehatan dirinya sehingga mampu sendiri terkait masalah kesehatan
memasuki masa kehidupan berkeluarga reproduksinya. Cahyo, Kurniawan, &
dengan reproduksi yang sehat. Tidak Margawati (2008) menyebutkan bahwa
tersedianya informasi yang memadai peran orangtua yang ragu-ragu dalam
tentang KRR memaksa remaja berusaha memberikan informasi, menyebabkan
mencari akses informasi tersebut dan remaja cenderung untuk mencari informasi
melakukan eksplorasi sendiri terutama sendiri tentang masalah kesehatan
melalui media. Kurangnya pengetahuan reproduksinya walaupun seringkali tidak
dan pencarian informasi yang salah benar, seperti melalui teman sebaya,
mengenai KRR dapat mempengaruhi internet, tabloid, film yang kurang baik
perilaku beresiko pada remaja yang tetapi dirasakan nyaman oleh remaja dalam
dikenal dengan tiga ancaman dasar mengatasi masalah akan kesehatan
kesehatan reproduksi remaja atau Triad reproduksinya. Hal tersebut menyebabkan
Kesehatan Reproduksi Remaja (TRIAD remaja mendapatkan informasi yang
KRR), meliputi seksualitas (kekerasan kurang memadai tentang kesehatan
sexual, kehamilan di luar nikah, reproduksi mereka yang mengakibatkan
perkawinan usia dini, free sex, HIV/AIDS, masalah kesehatan reproduksi remaja,
dan Napza (BKKBN, 2007). salah satunya Tiad KRR.
Kesehatan reproduksi dipengaruhi Hasil Survei Kesehatan Reproduksi
oleh beberapa faktor. Hasil penelitian Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007
Cahyo, Kurniawan, & Margawati (2008) melaporkan bahwa perilaku seksual tidak
menunjukan faktor pengetahuan, peran sehat di kalangan remaja belum menikah
orang tua, dan akses informasi memiliki cenderung meningkat. Beberapa hasil
berpengaruh terhadap KRR. Pengetahuan penelitian menunjukkan bahwa remaja usia
merupakan faktor pendorong perilaku 15-24 tahun pernah melakukan hubungan
seseorang dimana pengetahuan baik akan seksual pranikah 1% pada wanita dan 6%
mendorong perilaku yang baik juga pada pria, pengalaman berpacaran remaja
(Notoatmodjo, 2007). Orang tua memiliki di Indonesia cenderung semakin berani dan
peran yang besar dalam memberikan terbuka seperti berpegangan tangan (laki-
41
Hubungan Media dengan Sikap dan Perilaku Triad Kesehatan Reproduksi Remaja
Tetti Solehati, Agus Rahmat, Cecep Eli Kosasih

laki 69% dan perempuan 68,3%), merupakan alat komunikasi yang banyak
berciuman (laki-laki 41,2% dan perempuan digunakan semua orang, termasuk remaja.
29,3%), meraba (laki-laki 26,5% dan Media digital, salah satunya internet, telah
perempuan 9,1%) (SKRRI, 2007). Angka secara drastis mengubah komunikasi
kehamilan tidak diinginkan (KTD) pada remaja (Guse, 2012). Media sosial yang
remaja pun mengalami peningkatan. sering mereka gunakan seperti text
Selain masalah sexual, narkoba juga messaging, Internet, mobile applications,
merupakan ancaman bagi remaja. dan social networking memungkinkan
Berdasarkan data dari Badan Narkotika pengguna mendapatkan informasi yang
Nasional tahun 2008, menunjukkan bahwa penting tentang topik-topik kesehatan.
jumlah pengguna Narkoba sampai tahun Pengguna media tersebut dapat menjadi
2008 adalah 115.404, dimana para komponen kunci pada intervensi kesehatan
pengguna diantaranya adalah remaja dan dapat memfasilitasi perilaku berisiko
pelajar sekolah berjumlah 5.484. Kasus (Gilliam, Chor, & Hill, 2014). Media
narkoba di Kabupaten Bandung tahun diduga memiliki dampak terhadap perilaku
2010 tercatat 63 kasus dengan jumlah remaja. Menurut Escobar-Chaves et al
tersangka 91 orang (2005), media massa telah terbukti
(www.bandungkab.go.id). mempengaruhi berbagai perilaku terkait
HIV/AIDS juga ditemukan merupakan kesehatan remaja. Menurut Lou (2014), di
masalah yang menonjol pada remaja. negara-negara barat menunjukkan bahwa
Jumlah kasus baru AIDS periode Januari – media memiliki hubungan dengan perilaku
September 2011 sebesar 1805. Kasus seksual remaja yang dianggap mungkin
AIDS secara kumulatif sampai dengan Juni sama pentingnya dengan keluarga,
2011 sebesar 26.483 kasus, 45,9% sekolah, dan teman sebaya. Berdasarkan
(Kemenkes RI, 2012). Data tersebut hasil survey, remaja usia 8-18 tahun di
merupakan fenomena gunung es (hanya Amerika Serikat, Afrika-Amerika, dan
yang dilaporkan saja). Gejala AIDS baru Hispanik menghabiskan waktu 6-8
muncul setelah 3 – 10 tahun terinfeksi, jam/hari atau lebih dari 7 jam hari untuk
oleh karena itu kemungkinan sebagian mencari sesuatu di media (Brown, 2000;
besar dari mereka yang terkena AIDS telah Robert, 2000).
terinfeksi pada usia yang lebih muda. Peran media dalam membentuk
Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten perilaku remaja sangat besar. Media massa
Bandung sampai akhir tahun 2013 tercatat merupakan dimensi penting dari kehidupan
106 orang (www.bandungkab.go.id). yang mungkin memiliki arti khusus selama
Masalah kesehatan reproduksi remaja masa remaja, khususnya untuk perilaku
diduga berhubungan dengan informasi seksual berisiko (Brown, 2000; L’Engle,
yang diperoleh remaja melalui media. Pada 2006). Hasil penelitian Lou (2014) pada
umumnya remaja memanfaatkan media anak remaja 15-24 tahun di Shanghai,
massa sebagai sumber informasi seksual Hanoi, dan Taipei, menunjukan bahwa
dibandingkan dengan orang tua, karena pesan yang disajikan dalam media
media massa memberikan gambaran yang merupakan faktor yang berpengaruh pada
lebih menarik mengenai keinginan dan pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja.
kebutuhan seksual remaja (Brown, 2003 Penelitian L’Engle (2006) pada 1011
dalam Supriati & Sandra, 2009). Media remaja kulit hitam dan kulit putih dari 14
42
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 23 No.1, Juni 2019: 40-53

sekolah menengah di Amerika Serikat tidak sehat tentang perilaku seksual. Hal
Tenggara menunjukan bahwa remaja yang ini di dukung dengan akses media massa
terpapar lebih banyak dengan konten yang sudah terlalu bebas saat ini yang
seksual di media telah melaporkan niat nudah di akses oleh para remaja (PILAR
yang lebih besar untuk terlibat dalam PKBI Jawa Tengah, 2015).
hubungan seksual dan aktivitas seksual. Meskipun banyak peneitian mengenai
Perolehan informasi melalui media dampak media terhadap perilaku remaja,
mungkin akan berdampak pada sikap dan namun tidak ada hasil serupa yang
perilaku remaja, salah satunya perilaku dilaporkan di masyarakat Indonesia
KRR. Dampak media bagi sikap dan khususnya Kabupaten Bandung sejauh ini
perilaku remaja dapat menimbulkan terutama terhadap perilaku Triad-nya.
dampak positif atupun negatif. Media yang Kabupaten Bandung merupakan bagian
memiliki konten informasi yang benar dari wilayah pengembangan metropolitan,
akan berdampak positif bagi remaja dan memiliki migrasi penduduk yang cukup
sebaliknya. Pada penelitian Smith (2000) tinggi dari luar ke wilayah Kabupaten
tentang analisis konten pada informasi Bandung untuk mencari pekerjaan
kesehatan reproduksi berbasis internet (www.bandungkab.go.id) berhubung
tahun 2000, ditemukan bahwa 63% wilayah ini banyak perindustrian seperti
informasi online didefinisikan sebagai pabrik. Kabupaten ini letaknya berbatasan
pornografi, dan dapat berdampak negatif dengan Kota Bandung dimana akses media
terhadap sikap dan perilaku seksual mudah diperoleh. Penduduk Kabupaten
pranikah remaja. Bandung didominasi oleh penduduk
Dengan adanya era informasi ini, berusia anak dan remaja. Adanya
maka akses ke media secara bertahap urbanisasi dan terletak dengan perbatasan
menjadi biasa digunakan dalam kehidupan Kota Bandung memungkinkan menjadikan
sehari-hari remaja dan dewasa muda baik para remaja di kabupaten ini mengalami
di Negara Barat ataupun Negara Timur transisi sosial dan ekonomi yang berbeda
(Rideout, 2010). Survei penggunaan yang berdampak pada perkembangan
internet pada remaja di Taiwan ditemukan media, paparan remaja terhadap media dan
bahwa 75% mahasiswa laki-laki dan 25% hubungan antara paparan media dan
mahasiswa perempuan berkomitmen untuk kesehatan reproduktif remaja. Hal ini
menggunakan Internet (Ko, 2008). menjadikan peningkatan kerentanan
Penelitian kualitatif Ngo (2008) pada remaja terhadap berbagai macam penyakit
remaja 15-19 tahun di Hanoi Vietnam dan ancaman, terutama yang berhubungan
menunjukkan bahwa remaja menggunakan dengan kesehatan reproduksi. Paparan
internet sebagai media untuk terhadap media merupakan konteks
mengekspresikan identitas dan keinginan penting yang mempengaruhi perilaku
seksual mereka. Menurut Lou (2014), remaja terkait KRR-nya di wilayah
menyebutkan bahwa media sebagai faktor Kabupaten Bandung.
yang berpengaruh dalam perilaku berisiko Dari permasalahan reproduksi remaja
remaja. Data menunjukkan bahwa remaja dan maraknya penggunaan media oleh
merupakan pengguna media yang tersering remaja sebagai alat untuk mencari
dan remaja merupakan konsumen dari informasi yang dibutuhkan remaja,
banyak pesan media dengan konten yang termasuk informasi tentang kesehatan
43
Hubungan Media dengan Sikap dan Perilaku Triad Kesehatan Reproduksi Remaja
Tetti Solehati, Agus Rahmat, Cecep Eli Kosasih

reproduksi remaja. Hasil penelitian koran, TV, dan media masa lainnya
Pahlawan & Wijayanti (2018) menunjukan mengetahui hampir segala sesuatu yang
bahwa ada hubungan antara media masa kita tahu tentang dunia. Disamping itu,
dengan pengetahuan remaja. Media akan media masa digunakan untuk
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan mengekpresikan ide-ide seseorang,
remaja yang berdampak pada perilaku meningkatkan berpengetahuan, serta
kesehatan reproduksi remaja itu sendiri, sebagai alat utama para propagandis.
bisa berdampak positif ataupun negatif. Media informasi teridiri dari beberapa
Tergantung dari nilai kebenaran informasi jenis, menurut Brets (dalam Sumiati, 2008)
yang diperoleh dari media tersebut. Oleh yaitu: (a) Media audio, (b). Media visual,
karena itu perlu dilakukan penelitian dan (c) Media audio visual. Media yang
mengenai hubungan media dengan sikap digunakan di masyarakat berupa buku,
dan perilaku remaja akan kesehatan koran, TV, radio, VCD, dan Internet.
reproduksinya. Dalam penggunaannya, ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam
LANDASAN TEORI menggunakan media massa. Masyarakat
Media Massa pengakses informasi melalui media masa
Media massa merupakan salah satu haruslah dapat melakukan penyaringan
pusat informasi yang tidak terbatas dimana informasi, cerdas, dan kritis terhadap
dapat diakses oleh siapapun dan kapanpun, informasi yang disampaikan oleh media
memiliki pengaruh positif dan negative, massa, karena tidak semua dapat diserap
dimana pesan yang ada dalam media akan dan dijadikan sebagai referensi. Kemudian
berpengaruh terhadap opini penerimanya. bagi media masa itu sendiri, isi pesan
Perilaku seseorang yang di publikasi oleh media harus memiliki tanggung jawab
media kadangkala dapat mendorong orang moral, mendidik, dan mencerdaskan
lain untuk melakukan tindakan masyarakat, tidak hanya atas pertimbangan
mengadopsi perilaku sesorang tersebut. keuntungan semata. Bagi Pemerintah dapat
(Holilah, 2016). Media massa berperan melakukan kontrol, melakukan
dalam komunikasi. Komunikasi memiliki pengawasan secara intens dan cermat
beberapa fungsi, seperti: menyampaikan terhadap isi pesan yang ada pada media
informasi, menghibur, dan mempengaruhi massa (Holilah, 2016).
(Effendy, 2002 dalam Prisguanto, 2015). Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
Pada umumnya remaja lebih Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
memanfaatkan media massa sebagai adalah suatu kondisi sehat yang
sumber informasi karena media sosial menyangkut sistem reproduksi (fungsi,
digambarkan sebagai alat promosi dan komponen dan proses) yang dimiliki
personal yang hebat karena remaja baik fisik, mental dan sosial
memungkinkan penggunanya untuk (BKKBN, 2007). Remaja perlu memahami
membuat dan mempromosikan konten tentang kesehatan reproduksinya. Adanya
mereka sendiri (Okazaki dan Taylor, motivasi dan pengetahuan yang memadai
2013). Menurut Vivian (2008), media dalam menjalani remaja secara sehat,
massa telah masuk kedalam kehidupan diharapkan remaja mampu untuk
masyarakat modern, dimana melalui media memelihara kesehatan dirinya sehingga

44
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 23 No.1, Juni 2019: 40-53

mampu memasuki masa kehidupan untuk terserang HIV/AIDS. Jumlah kasus


berkeluarga dengan reproduksi yang sehat AIDS secara kumulatif sampai dengan Juni
dimasa yang akan datang. 2011 sebesar 26.483 kasus, 45,9%
Ruang Lingkup KRR meliputi TRIAD (Kemenkes RI, 2012)
KRR (Seksualitas, HIV/AIDS, dan Napza)
yang merupakan tiga resiko terhadap Sikap
kesehatan reproduksi remaja dan Menurut Sunaryo (2013), sikap
merupakan Isu aktual dan menjadi merupakan kecenderungan seseorang
perhatian pemerintah yaitu. Menurut untuk melakukan respons tertutup terhadap
BKKBN (2007) ruang lingkup program stimulus atau objek tertentu yang
Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) diterimanya di lingkungan sekitarnya.
meliputi: (a) Perkembangan seksualitas Sikap dipengaruhi faktor internal dari
dan resiko. (b) HIV (Human dalam individu dan faktor eksternal dari
Immunodeficiency Virus) dan AIDS luar individu, dimana faktor tersebut
(Acquired Immunodeficiency Syndrom), (c) berupa stimulus untuk membentuk sikap
NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika (Sunaryo, 2013). Sedangkan menurut
dan Zat Adiktif lainnya). Azwar (2011), sikap dipersepsikan dari
Permasalahan kesehatan reproduksi pengetahuan sebagai sesuatu yang positif
pada remaja adalah keinginan untuk atau negative yang akan mempengaruhi
mengetahui masalah sehubungan dengan perilaku individu. Sikap dipengaruhi oleh
reproduksi, khususnya masalah seksual faktor pengalaman pribadi, pengaruh orang
dan NAFZA bahkan ingin mencobanya. lain yang dianggap penting, kebudayaan,
Hasil survei perilaku berisiko remaja oleh media massa, lembaga pendidikan, dan
CDC tahun 2011, ditemukan bahwa ada emosional (Azwar, 2011).
sebesar 47,4 % remaja pernah melakukan Perilaku
hubungan seksual, 39,8 % tidak Menurut Green, (1980, dalam
menggunakan kondom terakhir kali Mubarak, 2011) perilaku seseorang
mereka berhubungan seks, dan 15,3 % terbentuk dari tiga faktor, yaitu: 1) Faktor
pernah melakukan hubungan seks dengan predisposisi yang terwujud dalam
empat atau lebih orang selama hidup pengetahuan, sikap, kepercayaan,
mereka. Temuan ini memungkinkan keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya, 2)
remaja menjadi kelompok yang berisiko Faktor pendukung yang terwujud dalam
terhadap Kehamilan Tidak Diinginkan, lingkungan fisik seperti ada atau tidaknya
infeksi menular seksual termasuk HIV dan fasilitas/sarana kesehatan, 3) Faktor
AIDS (CDC, 2011). pendorong yang terwujud dalam sikap dan
Selain masalah sexual, narkoba juga perilaku petugas kesehatan atau petugas
merupakan ancaman yang sedang menjadi lain. Perilaku remaja dipengaruhi oleh
incaran bagi para remaja. Jumlah sikap yang dimiliki remaja. Menurut
pengguna Narkoba ditemukan sampai Cahyo, Kurniawan, & Margawati (2008),
tahun 2008 adalah 115.404, dimana para ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengguna diantaranya adalah remaja sikap serta perilaku sehat dan tidaknya
pelajar sekolah berjumlah 5.484. (Badan remaja terhadap kesehatan reproduksi,
Narkotika Nasional, 2008). Perilaku seks salah satunya adalah sumber informasi.
bebas dan pengguna narkoba beresiko
45
Hubungan Media dengan Sikap dan Perilaku Triad Kesehatan Reproduksi Remaja
Tetti Solehati, Agus Rahmat, Cecep Eli Kosasih

Sumber informasi dapat diperoleh melalui mengalami masalah KRR meliputi wilayah
orang tua, guru, teman sebaya, tetangga, di kecamatan Dayeuhkolot dan Cileunyi.
media masa seperti media cetak (buku, Jumlah populasi remaja SMP dan SMA
Koran, majalah, dan lainnya) dan media 12.000, dengan rumus slovin diperoleh
elektronik (TV, Radio, VCD, Internet, dan sample 668 siswa.
lainnya
HASIL PENELITIAN DAN
METODE PENELITIAN PEMBAHASAN

Rancangan penelitian yang digunakan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Perolehan Informasi


adalah penelitian kuantitatif yaitu Dari Media Pada Siswa (n = 668)
Variabel f %
pendekatan potong lintang untuk
Media cetak
menganalisis pengaruh media sosial
Buku pegangan 154 23,1
terhadap sikap dan perilaku kesehatan Koran/majalah 345 51,6
reproduksi remaja. Pengumpulan data Lainnya 169 25,3
dilakukan melalui proses pengisian angket. Media elektronik
Instrumen terdiri dari : (1) Data individu; TV 310 46,6
Radio 15 2,2
(2) media; (3) sikap (4) Perilaku. Data
VCD 7 1,0
individu dan media sosial dengan ceklist, Internet 330 49,4
sedangkan sikap dan perilaku dengan skala Lainnya 28 4,2
likert. Instrumen diuji coba untuk
menyesuaikan dari sisi content dan bahasa Dari Tabel 1 terlihat bahwa sebagian
responden. Selain itu validasi butir besar responden mendapatkan informasi
instrumen akan dilakukan uji Product melalui media cetak dari koran/majalah
Momment. Pengukuran reliabilitas sejumlah 345 (51,6%), hampir
dilakukan dengan menggunakan setengahnya responden mendapatkan
Cronbach’s Alpha dalam SPSS Program. informasi dari TV sejumlah 310 (46,6%)
Data kuantitatif dianalisis dengan dan internet sejumlah 330 (49,4 %).
menggunakan SPSS software versi 22.0, Pada penelitian ini menunjukan bahwa
meliputi analisis univariate distribusi sebagian besar responden mendapatkan
frekuensi dan bivariate uji chi-kuadrat. informasi melalui media cetak dari
Analisis univariate untuk melihat koran/majalah, hal ini berlawanan dengan
gambaran penggunaan media, sikap, dan hasil penelitian Pramiyanti (2014) ini
perilaku. Untuk melihat pengaruh media dimana remaja mencari informasi melalui
sosial terhadap sikap dan perilaku koran dan majalah hanya sebesar 20%.
kesehatan reproduksi remaja menggunakan Koran/majalah memiliki kelebihan dimana
analisis chi-square. informasinya dapat dibaca berulang kali
Penelitian ini dilakukan di beberapa tanpa membuka media internet yang
wilayah di Kabupaten Bandung Jawa Barat memerlukan quota internet. Koran/
pada tahun 2017. Sampel diambil dari 3 majalah juga merupakan media yang
SMP dan 2 SMA secara stratified random sering di simpan di sekolah-sekolah
sampling pada wilayah yang memiliki sehingga siswa akan lebih mudah
masalah jumlah anak dan remaja tertinggi menemukannya sebagai media informasi
di Kabupaten Bandung yang beresiko yang mereka butuhkan. Remaja yang

46
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 23 No.1, Juni 2019: 40-53

masih duduk di sekolah akan mencari merupakan pengguna Internet. Pada studi
informasi melalui media Koran ketika ini menemukan bahwa 98 persen dari anak
mereka hendak membuat kliping. dan remaja yang disurvei mengtahui
Beberapa kelebihan tersebutlah yang tentang Internet serta 79,5 persen dari
membuat remaja masih bergantung pada mereka diantaranya adalah pengguna
koran (Krisnawati, 2016), Internet.
Pada penelitian ini responden Hasil penelitian ini menandakan
mendapatkan informasi dari TV. Penelitian bahwa remaja mendapatkan informasi
sejalan dengan hasil penelitian Pramiyanti yang lebih banyak dari media. Pada usia
(2014) dimana remaja memiliki aktivitas remaja, remaja jarang mendapatkan
menonton televisi yang mencapai 56,66% informasi tentang Triad KRR yang mereka
untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan dari tua atau guru yang memiliki
butuhkan. Menurut Krisnawati (2016), informasi lebih akurat. Biasanya para
media televisi menampilkan materi melalui remaja merasa malu untuk menanyakan
audio visual sehingga menarik perhatian atau membahas tentang kesehatan
khalayak untuk menonton materi yang reproduksi Triad KRR mereka pada guru
disajikan pada televisi tersebut. Dengan maupun orang tua mereka. Oleh karena itu
adanya pesan yang ditayangkan melalui informasi yang ada di sekolah masih perlu
media gambar yang bergerak disertai audio ditingkatkan agar dapat menjawab
suara dan music menyebabkan remaja keingintahuan remaja tentang informasi
tertarik dengan apa yang disampaikan oleh yang dibutuhkan secara memadai
media TV tersebut dan terhindar dari (Mediastuti, 2014). Informasi yang
bosan. diberikan melalui media belum tentu
Selain melalui televisi, internet juga akurat informasinya, karena siapa saja
merupakan media yang banyak di akses dapat menulis informasi pada media. Hal
oleh remaja. Penelitian ini sejalan dengan tersebut dapat mempengaruhi persepsi dan
hasil penelitian Hakim, (2016) yang perilaku remaja. Tetapi kalau medianya
menemukan bahwa media massa yang ditulis oleh sumber yang terpercaya maka
paling banyak digunakan oleh remaja informasi yang akan diterima remaja
untuk mencari informasi kesehatan tentulah memadai dan membuat perilaku
reproduksi remaja adalah internet mereka menjadi lebih baik. Jalinur (2015)
(32,78%). Internet merupakan media sosial menyatakan bahwa sangat banyak dan
yang paling digandrungi remaja saat ini. beragamnya situs yang beredar dan dapat
Menurut penelitian Krisnawati (2016) pada diakses di media sosial, dimana keakuratan
remaja di kota Salatiga, internet informasinya sering dipertanyakan oleh
merupakan media yang paling sering pengguna media sosial. Setiap orang yang
digunakan oleh remaja. Media internet mempunyai akun media sosial dapat
memberikan pengaruh besar dalam memberikan informasi dan
membentuk pola pikir remaja, menentukan menyebarkannya melalui media sosial.
serta mengembangkan pemahaman remaja Berdasarkan hasil penelitiannya yang
terhadap informasi yang diterimanya dilakukan pada pemustaka badan
(Halim, N.A., 2015). Menurut perpustakaan dan kearsipan Provinsi
Kemenkominfo, (2014), setidaknya ada 30 Sumatera Barat ditemukan bahwa
juta anak dan remaja di Indonesia keakuratan informasi yang disediakan oleh
47
Hubungan Media dengan Sikap dan Perilaku Triad Kesehatan Reproduksi Remaja
Tetti Solehati, Agus Rahmat, Cecep Eli Kosasih

aplikasi media sosial adalah kurang akurat KRR. Penelitian Manafe (2016)
(Jalinur, 2015). menyampaikan menunjukan bahwa
terdapat hubungan antara peran guru
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sikap Dan Perilaku dengan tindakan dalam pencegahan
Triad KRR Pada Siswa(n = 668). HIV/AIDS. Sekolah menjadi pilihan
Variabel f %
Sikap
utama siswa untuk mendapatkan sumber
Mendukung 504 75,4 informasi mengenai kesehatan
Tidak mendukung 164 24,6 reproduksinya (Mediastuti, 2014).
Perilaku
Mendukung 617 92,4 Walaupun demikian, jika dilihat dari hasil
Tidak mendukung 51 7,6 penelitian, masih banyak remaja yang
memiliki sikap (24,6%) dan perilaku (7,6
Dari Tabel 2 terlihat bahwa sebagian %) yang kurang mendukung terhadap
besar responden memiliki sikap yang Triad KRR. Hal ini tentu masih menjadi
mendukung sejumlah 504 (75,4%), rawan bagi remaja yang minoritas
hampir seluruh responden memiliki tersebut untuk beresiko tinggi melakukan
perilaku yang mendukung sejumlah 617 masalah terhadap kesehatan reproduksi
(92,4%) terhadap Triad KRR. mereka. Mengingat karakteristik remaja
Sikap dan perilaku mereka yang serba ingin tahu dan mudah
mendukung Triad KRR, kemungkinan dipengaruhi oleh orang lain dan
karena adanya aturan-aturan orang tua di lingkungan sekitarnya, serta terpaparnya
rumah dan guru di sekolah yang informasi yang tidak akurat. Hasil
menyebabkan mereka memiliki sikap dan penelitian menunjukan bahwa Hasil
perilaku tersebut. Pada penelitian Suminar penelitian Mahmudah (2016) melaporkan
(2012) menunjukan bahwa terdapat bahwa perilaku seksual berisiko lebih
korelasi antara perilaku seksual remaja tinggi kepada remaja yang mendapatkan
SMA dalam berpacaran dengan sumber paparan yang tinggi dengan sumber
informasi orang tua (p = 0,025, r = - informasi seksual (35,5%). Selain itu
0,166). Penelitian Safrida (2015) penelitian Manafe (2014) yang
melaporkan bahwa orang tua memiliki menyatakan bahwa banyaknya masalah
peranan yang tinggi dengan perilaku perilaku pada remaja yang semakin
seksual remaja (61,1%). Orang tua mendekati kerentanan terhadap
memiliki peranan yang penting dalam HIV/AIDS.
mempengaruhi remaja untuk bersikap dan
memiliki perilaku sesuai dengan norma
agama yang diyakininya. Guru juga
memiliki peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku remaja.
Guru merupakan orang yang terdekat
kedua setelah orang tua bagi remaja di
sekolah dan memiliki peran dalam
memainkan peran kunci untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku siswa
dalam mencegah terjadinya masalah Triad

48
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 23 No.1, Juni 2019: 40-53

Tabel 3. Hubungan Media Dengan Sikap Siswa (n= 668)

Sikap
Variabel Mendukung Tidak 2 p
mendukung
ya 147 7 1.03 0.31
Media cetak : Buku pegangan
Tidak 479 35
ya 321 24 0.54 0.46
Media cetak: Koran/majalah
Tidak 305 18
ya 289 21 0.23 0.63
Media elektronik : TV
Tidak 337 21
ya 14 1 0.00 1.00
Media elektronik : Radio
Tidak 612 41
ya 6 1 0.00 0.92
Media elektronik : VCD
Tidak 620 41
ya 314 16 2.29 0.13
Media elektronik :Internet
Tidak 312 26

Dari Tabel 3 terlihat bahwa buku kemungkinan ada faktor lain yang
pegangan (0.31), koran/majalah (0.46), TV mempengaruhi sikap remaja pada
(0.63), radio (1.00), VCD (0.92), Internet penelitian ini, seperti peran guru dan orang
(0.13) tidak memiliki hubungan dengan tua. Orang tua dan guru merupakan
sikap Triad KRR. Hasil penelitian bertolak seseorang yang dianggap penting bagi
belakang dengan hasil penelitian Fitriana kehidupan remaja. Menurut Azwar (2011),
(2010) yang menemukan ada hubungan faktor yang mempengaruhi sikap
positif yang signifikan antara media diantaranya adalah adanya pengaruh orang
dengan perilaku seksual pranikah pada lain yang dianggap penting.
remaja. Hal ini terjadi karena

Tabel 4. Hubungan Media Dengan Perilaku Siswa SMP dan SMA di (n = 668).
Perilaku
Variabel 2 p
Mendukung Tidak mendukung
Media cetak : Buku ya 138 16 2.15 0.14
pegangan Tidak 479 35
Media cetak: Koran ya 327 18 5.91 0.01
majalah Tidak 290 33
ya 284 26 0.46 0.49
Media elektronik : TV
Tidak 333 25
Media elektronik : ya 11 4 5.36 0.02
Radio Tidak 606 47
ya 6 1 0.00 1.00
Media elektronik : VCD
Tidak 611 50
Media elektronik : ya 312 18 4.39 0.03
Internet Tidak 305 33

Dari Tabel 4 terlihat bahwa Pada sedangkan buku pegangan (0.14), TV


variabel perilaku ditemukan bahwa (0.49), dan VCD (1.00) tidak memiliki
internet (0.03), koran/ majalah (0.01), dan hubungan dengan perilaku Triad KRR.
radio (0.02) berhubungan dengan perilaku,
49
Hubungan Media dengan Sikap dan Perilaku Triad Kesehatan Reproduksi Remaja
Tetti Solehati, Agus Rahmat, Cecep Eli Kosasih

Internet dapat mempengaruhi perilaku dengan perkembangan IPTEK yang


kesehatan reproduksi remaja karena memungkinkan setiap orang berbagi
internet dapat dengan mudah di akses oleh informasi satu dengan yang lain tanpa
remaja. Para remaja dapat mengakses batasan waktu dan jarak (Prisgunanto,
internet dari telepon genggam yang mereka 2017).
miliki. Hasil penelitian Pramiyanti (2014)
menunjukan bahwa para remaja memilih PENUTUP
hand-phone sebagai pihan pertama alat Kesimpulan
dalam mengakses internet yaitu sebesar Dari hasil penelitian dapat
70,33% sehingga responden dapat disimpulkan bahwa media internet, TV,
mengakses internet ini dimana saja, seperti dan koran/ majalah memiliki hubungan
di sekolah, rumah, pusat perbelanjaan, dan dengan perilaku remaja dalam menjalani
lain-lain. Pada penelitian Primayanti kesehatan reproduksinya.
(2014) ini di peroleh bahwa para remaja
(68,67%) menganggap bahwa internet Saran
membantu dalam mencari dan Mengingat betapa pentingnya perilaku
mengirimkan informasi yang mereka KRR dalam kaitannya dengan
butuhkan. Hasil penelitian bertolak pembangunan SDM Indonesia yang
belakang dengan hasil penelitian bermutu dalam meningkatkan IPM, maka
Damayanti, Lestari, & Ramadani (2011) program pendidikan mengenai KRR di
menyatakan bahwa sumber-sumber yang sekolah perlu dikenalkan dan diajarkan
ada seperti TV, VCD, buku bacaan dapat salah satunya melalui media. Diperlukan
mempengaruhi perilaku seks pranikah adanya metode untuk peningkatan
remaja. pemberian informasi yang melibatkan
Keberadaan remaja merupakan aset media sosial yang memadai dan
bangsa yang sudah seharusnya berkelanjutan seperti membuat program
diperhatikan oleh pemerintah dan pendidikan kesehatan melalui internet,
masyarakat secara sistem agar mereka serta adanya kerjasama dari berbagai pihak
dapat mengoptimalkan tugas baik dari orang tua, guru, siswa, dan pihak
perkembangannya sesuai dengan tahapan puskesmas yang bertanggung jawab dalam
usianya. Melihat jumlahnya yang sangat kesehatan remaja khususnya anak sekolah.
besar, maka remaja sebagai generasi
DAFTAR PUSTAKA
penerus bangsa perlu dipersiapkan menjadi
manusia yang sehat secara jasmani, rohani, Azwar, S. (2011). Sikap Manusia: Teori
mental dan spiritual. Diperlukan upaya dan Pengukurannya.Ed. 2.
pencegahan terhadap masalah Kesehatan Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Reproduksi Triad KRR mereka dalam Badan Narkotika Nasional. (2008).
bentuk penguatan pendidikan serta Pedoman Standar Pelayanan Korban
dukungan antar mereka sendiri (peer group Penyalahgunaan Narkoba.Jakarta:
support), sehingga diantara mereka saling BNN
mengisi, mengingatkan, dan mendukung BKKBN. (2007). Kurikulum dan Modul
untuk meningkatkan kesehatan reproduksi Pelatihan BKKBN 2006. Panduan
anak dan remaja, serta melibatkan media Pengelolaan Pusat Informasi dan
sosial. Kehadiran sosial media sejalan
50
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 23 No.1, Juni 2019: 40-53

Konseling Kesehatan Reproduksi Using New Digital Media to Improve


Remaja. Jakarta:Direktorat Remaja Adolescent Sexual Health: A
dan Perlindungan Hak-Hak Systematic Review. Journal of
Reproduksi – BKKBN. Adolescent Health. 51 (2012) : 535–
Brown, J. D, & Cantor J. (2000). An 543
agenda for research on youth and the Hakim, A.N. & Kadarullah, O. (2016).
media. J Adolesc Health. 27(2 Suppl Pengaruh Informasi Media Massa
1):2-7. Terhadap Pengetahuan Kesehatan
Cahyo,K., Kurniawan,T.p., & Margawati, Reproduksi Pada Siswa SMA. Psycho
A. (2008). Faktor-Faktor Yang Idea. 14(1); 31-40.
Mempengaruhi Praktik Kesehatan Halim, N.A. (2015). Penggunaan Media
Reproduksi Remaja Di SMA Negeri 1 Internet di Kalangan Remaja Untuk
Purbalingga Kabupaten Purbalingga. Mengembangkan Pemahaman
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Keislaman. Jurnal RISALAH. 26 (3):
3 (2): 86-101 132-150
Centers for Disease Control and Holilah, I. (2016). Dampak Media
Prevention [CDC]. (2011). Youth risk Terhadap Perilaku Masyarakat. Jurnal
behavior surveillance— United States, Studi Gender dan Anak. 3(31): 103-
2009. MMWR, 59 (No. SS– 5). 114.
Damayanti, Y., Lestari, Y., & Ramadani, Jalinur & Nelisa, M. (2015). Persepsi
M. (2011). Peran Teman Sebaya Pemustaka Yang Menggunakan Media
Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Sosial (Facebook Dan Twitter)
Siswa SLTA Kota Bukit Tinggi. Terhadap Peningkatan Layanan
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6 (1); Informasi Badan Perpustakaan Dan
24-27 Kearsipan Provinsi Sumatera Barat.
Escobar-Chaves, S. L., Tortolero, S. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan
R., Markham, C. M., Low, B. J., Eitel, dan Kearsipan. 4 (1); 127-136
P., & Thickstun, P. (2005). Impact of Kemenkes R.I. (2012). Profil Kesehatan
the media on adolescent sexual Indonesia. Jakarta: Kemenkes R.I
attitudes and behaviors. Pediatrics. Kemenkominfo. (2014). Siaran Pers
116(1): 303-26. Tentang Riset Kominfo dan UNICEF
Fitriana. N. G. (2010). Hubungan Mengenai Perilaku Anak dan Remaja
Pengetahuan dan Sikap Tentang Seks Dalam Menggunakan Internet.
Pranikah dengan Perilaku Seksual http://kominfo.go.id. Diakses tanggal
Pada Siswa SMK XX Semarang. 16 Juni 2019
Makara Kesehatan. 10 (1); 29-40 Ko, C.H., Yen, J.Y., Chen, C.S., Chen,
Gilliam, M., Chor, J., & Hill, B. (2014). C.C. & Yen, C.F. (2008). Psychiatric
Digital media and sexually transmitted comorbidity of internet addiction in
infections. Curr Opin Obstet Gynecol. college students: an interview
26(5):381-5 doi: study. CNS Spectr. 13(2):147–153.
10.1097/GCO.0000000000000104. Krisnawati, E. (2016). Perilaku Konsumsi
Guse, K., Levine, D., Martins, S., Lira, A. Media Oleh Kalangan Remaja Dalam
Gaardeb, J. Westmorlandc, W. & Pencarian Informasi (Studi Kasus
Gilliam, M. (2012). Interventions Perilaku Remaja di Kota Salatiga
51
Hubungan Media dengan Sikap dan Perilaku Triad Kesehatan Reproduksi Remaja
Tetti Solehati, Agus Rahmat, Cecep Eli Kosasih

dalam Penggunaan Media Dalam Hanoi, Vietnam. Cult Health


Perspektif Teori Ketergantungan Sex. 10(suppl): 201–213
Media). KOMUNIKATIF Jurnal Notoatmodjo, S. (2007). Promosi
Ilmiah Komunikasi. 5 (1): 43-69 Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta:
Kumalasari, I & Iwan, A. (2012). Rineka Cipta
Kesehatan Reproduksi untuk Okazaki, S. and Taylor, C. (2013) ‘Social
Mahasiswa Kebidanan dan media and international advertising:
Keperawatan. Jakarta: Salemba theoretical challenges and future
Medika. directions’, International Marketing
L’Engle, K.L., Brown, J.D. & Kenneavy Review.30(1):56–71.
K. (2006). The mass media are an Pahlawan, R.H.R. & Wijayanti, C. (2018).
important context for adolescents’ Hubungan antara Pengetahuan dan
sexual behavior. J Adolesc Paparan Media Massa dengan Perilaku
Health..38(3):186–192. Pacaran Remaja. Kes Mas: Jurnal
Lou, C. Cheng, Y., Gao, E., Zuo, X., Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Emerson, M.R. & Zabin, L.S. (2014). 12(1): 60-67
Media’s Contribution to Sexual Pemerintah Kabupaten Bandung (2010).
Knowledge, Attitudes and Behaviors Korban Narkoba, 90 Persen Anak
for Adolescents and Young Adults in Muda
Three Asian Cities. J Adolesc Health. http://www.bandungkab.go.id/arsip/46
50(3 0): S26–S36. 9/korban-narkoba,-90-persen-anak-
Mahmudah, Yaunin, Y. & Lestari, Y. muda. Diakses tanggal 6 Januari 2016.
(2016). Faktor-Faktor yang Pemerintah Kabupaten Bandung. (2013).
Berhubungan dengan Perilaku Seksual Kabupaten Bandung "Dicintai" Para
Remaja di Kota Padang. Jurnal Tenaga Kerja. Humas Setda
Kesehatan Andalas. 5(2); 448-455 Kabupaten Bandung.
Manafe.L.A., Kandau, G.D. & Posangi, J. http://www.bandungkab.go.id/arsip.
(2016). Hubungan antara Di akses tanggal 9 Januari 2017.
Pengetahuan, Sikap, Peran Guru, PILAR PKBI Jawa Tengah. (2015).
Media Informasi (Internet) dan Peran Remaja Butuh Akses Layanan
Teman Sebaya dengan Tindakan Kesehatan Reproduksi yang Ramah.
Pencegahan HIV/AIDS pada Siswa di Semarang: Divisi Layanan PILAR
SMA Negeri 4 Manado. JIKMU, Pramiyanti, A., Putri, I.P. & Nureni, R.
Suplemen. 4 (4); 644-655 (2014). Motif Remaja Dalam
Mediastuti, F. (2014). Analisis Kebutuhan Menggunakan Media Baru (Studi
Sumber Informasi dalam Upaya Pada Remaja di Daerah Sub-Urban
Pencegahan Kehamilan pada Remaja. Kota Bandung). Komuniti. 6 (2); 95-
Jurnal Studi Pemuda. 3 (1): 17-24 103
Mubarak, W. I. (2011). Promosi Prisgunanto, I. (2017). Pengaruh Sosial
Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Media Terhadap Tingkat Kepercayaan
Salemba Medika. Bergaul Siswa. Jurnal Penelitian
Ngo, A.D., Ross, M.W. & Ratliff, E.A. Komunikasi dan Opini Publik. 19 (2);
(2008). Internet influences on sexual 101-112
practices among young people in
52
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 23 No.1, Juni 2019: 40-53

Rideout, V.J., Foehr, U.G. & Roberts, Makara Sosial Humaniora. 13(1): 48-
D.F.. (2010). Generation, M2: Media 56
in the Lives of 8- to 18-Year- Vivian, J. (2008). Teori Komunikasi Massa
Olds. Menlo Park, CA: Kaiser Family Edisi ke-8. Jakarta: Kencana Prenada
Foundation. Media Group.
Roberts, D.F.. Media and youth (Access, Wong, D.L. et al. (2009). Buku Ajar
exposure and privatization). (2000). J Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Adolesc Health. 27 2 supplement
1):8–14.
Safrida, Y.D., Silaban, G. & Ginting, S.
(2015). Hubungan Sumber Informasi
Kesehatan Reproduksi Dengan
Perilaku Seksual Pada Pelajar SMA
Negeri di Kota Sabang Tahun 2015.
Jurnal Ilmiah PANNMED. 10 (2);
186-191
Sianipar, J.J. (2000). Interaksi Orangtua
dan Kesehatan Remaja. PT. Rieneka
Cipta. Jakarta.
SKRRI. (2007). Pendewasaan Usia
Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi
Bagi Remaja Indonesia. Diakses dari
http://ceria.bkkbn.go.id/referensi/subst
ansi/detail/384.
Smith, M., Gertz, E, Alvarez, S. & Lurie,
P. (2000). The content and
accessibility of sex education
information on the internet. Health
Education and Behavior. 27(6):684-
94.
Sumiati. (2008). Metode Pembelajaran.
Bandung. Wacana Prima
Suminar, M.C.R, Dharminta &
Dharmawan, Y. (2012). Korelasi
Sumber Informasi Media Dan
Lingkungan Pergaulan Dengan
Perilaku Seksual Remaja Dalam
Berpacaran. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 1 (2): 187-205.
Sunaryo. (2013). Psikologi Untuk
Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Supriati, E. & Sandra, F. (2009). Efek
Paparan Pornografi Pada Remaja SMP
Negeri Kota Pontianak Tahun 2008.
53

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai