net/publication/335886515
CITATIONS READS
0 1,664
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Strategi Keperawatan dalam Pencegahan Pressure Ulcer Pasien Tirah Baring di Ruang Intensif: Literature Review View project
All content following this page was uploaded by Tetti Solehati on 01 October 2019.
Abstrak
Media sebagai alat yang banyak digunakan remaja dalam mencari informasi berdampak pada sikap
dan perilaku mereka, diantaranya perilaku kesehatan reproduksi remaja. Artikel ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan media dengan sikap dan perilaku kesehatan reproduksi remaja. Rancangan
penelitian yaitu pendekatan potong lintang. Pengumpulan data dilakukan melalui angket. Data
dianalisis menggunakan distribusi frekuensi dan uji chi-kuadrat. Populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa SMPN 1 Banjaran, SMPN 1 Dayeuhkolot, SMPN 1 Cileunyi, SMA Dayeuhkolot, dan SMAN
Cileunyi Kabupaten Bandung berjumlah 12.000, pengambilan sampel dengan cara stratified random
sampling dan berjumlah 668 siswa. Hasil penelitian ditemukan bahwa buku pegangan (p = 0.31),
koran (p = 0.46), TV (p = 0.63), radio (p = 1.00), VCD (p = 0.92), dan Internet (p = 0.13) tidak
memiliki hubungan dengan sikap. Sedangkan internet (p = 0.03), koran (p = 0.01), dan radio (p =
0.02) berhubungan dengan perilaku, namun buku pegangan (p = 0.14), TV (p = 0.49), dan VCD (p =
1.00) tidak memiliki hubungan dengan perilaku. Media internet, radio, dan koran berhubungan dengan
perilaku kesehatan reproduksi remaja. Diperlukan upaya pemberian informasi yang memadai dan
berkelanjutan yang menggunakan media sebagai sarana edukasi pada remaja khususnya perilaku
tentang kesehatan reproduksi remaja.
Kata kunci: Kesehatan Reproduksi Remaja, Media, Perilaku, Sikap.
Abstrak
Media as a tool that is widely used by adolescents in seeking information has an impact on their
attitudes and behavior, including adolescent reproductive health behaviors. This article aimed to
determine the relationship of the media with adolescent reproductive health attitudes and behaviors.
The research design was a cross-sectional approach. Data collection was done through
questionnaires and were analyzed using frequency distribution and chi-square test. The population of
this study were students of SMPN and SMAN in Kabupaten Bandung totaling 12,000, samples were
selected by stratified random sampling and totaling 668 students. The results found that the handbook
(p = 0.31), newspapers (p = 0.46), TV (p = 0.63), radio (p = 1.00), VCD (p = 0.92), and the Internet
(p = 0.13) had no relationship with attitude. However, internet (p = 0.03), newspapers (p = 0.01), and
radio (p = 0.02) related to behavior, while handbooks (p = 0.14), TV (p = 0.49), and VCD (p = 1.00)
did not have relationship with behavior. Media of internet, radio, and newspapers relate to adolescent
reproductive health behavior. The media can be used as a means of education in adolescents,
especially behavior about adolescent reproductive health.
Keywords: Attitude, Adolescent Reproductive Health, Behavior , Media.
laki 69% dan perempuan 68,3%), merupakan alat komunikasi yang banyak
berciuman (laki-laki 41,2% dan perempuan digunakan semua orang, termasuk remaja.
29,3%), meraba (laki-laki 26,5% dan Media digital, salah satunya internet, telah
perempuan 9,1%) (SKRRI, 2007). Angka secara drastis mengubah komunikasi
kehamilan tidak diinginkan (KTD) pada remaja (Guse, 2012). Media sosial yang
remaja pun mengalami peningkatan. sering mereka gunakan seperti text
Selain masalah sexual, narkoba juga messaging, Internet, mobile applications,
merupakan ancaman bagi remaja. dan social networking memungkinkan
Berdasarkan data dari Badan Narkotika pengguna mendapatkan informasi yang
Nasional tahun 2008, menunjukkan bahwa penting tentang topik-topik kesehatan.
jumlah pengguna Narkoba sampai tahun Pengguna media tersebut dapat menjadi
2008 adalah 115.404, dimana para komponen kunci pada intervensi kesehatan
pengguna diantaranya adalah remaja dan dapat memfasilitasi perilaku berisiko
pelajar sekolah berjumlah 5.484. Kasus (Gilliam, Chor, & Hill, 2014). Media
narkoba di Kabupaten Bandung tahun diduga memiliki dampak terhadap perilaku
2010 tercatat 63 kasus dengan jumlah remaja. Menurut Escobar-Chaves et al
tersangka 91 orang (2005), media massa telah terbukti
(www.bandungkab.go.id). mempengaruhi berbagai perilaku terkait
HIV/AIDS juga ditemukan merupakan kesehatan remaja. Menurut Lou (2014), di
masalah yang menonjol pada remaja. negara-negara barat menunjukkan bahwa
Jumlah kasus baru AIDS periode Januari – media memiliki hubungan dengan perilaku
September 2011 sebesar 1805. Kasus seksual remaja yang dianggap mungkin
AIDS secara kumulatif sampai dengan Juni sama pentingnya dengan keluarga,
2011 sebesar 26.483 kasus, 45,9% sekolah, dan teman sebaya. Berdasarkan
(Kemenkes RI, 2012). Data tersebut hasil survey, remaja usia 8-18 tahun di
merupakan fenomena gunung es (hanya Amerika Serikat, Afrika-Amerika, dan
yang dilaporkan saja). Gejala AIDS baru Hispanik menghabiskan waktu 6-8
muncul setelah 3 – 10 tahun terinfeksi, jam/hari atau lebih dari 7 jam hari untuk
oleh karena itu kemungkinan sebagian mencari sesuatu di media (Brown, 2000;
besar dari mereka yang terkena AIDS telah Robert, 2000).
terinfeksi pada usia yang lebih muda. Peran media dalam membentuk
Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten perilaku remaja sangat besar. Media massa
Bandung sampai akhir tahun 2013 tercatat merupakan dimensi penting dari kehidupan
106 orang (www.bandungkab.go.id). yang mungkin memiliki arti khusus selama
Masalah kesehatan reproduksi remaja masa remaja, khususnya untuk perilaku
diduga berhubungan dengan informasi seksual berisiko (Brown, 2000; L’Engle,
yang diperoleh remaja melalui media. Pada 2006). Hasil penelitian Lou (2014) pada
umumnya remaja memanfaatkan media anak remaja 15-24 tahun di Shanghai,
massa sebagai sumber informasi seksual Hanoi, dan Taipei, menunjukan bahwa
dibandingkan dengan orang tua, karena pesan yang disajikan dalam media
media massa memberikan gambaran yang merupakan faktor yang berpengaruh pada
lebih menarik mengenai keinginan dan pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja.
kebutuhan seksual remaja (Brown, 2003 Penelitian L’Engle (2006) pada 1011
dalam Supriati & Sandra, 2009). Media remaja kulit hitam dan kulit putih dari 14
42
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 23 No.1, Juni 2019: 40-53
sekolah menengah di Amerika Serikat tidak sehat tentang perilaku seksual. Hal
Tenggara menunjukan bahwa remaja yang ini di dukung dengan akses media massa
terpapar lebih banyak dengan konten yang sudah terlalu bebas saat ini yang
seksual di media telah melaporkan niat nudah di akses oleh para remaja (PILAR
yang lebih besar untuk terlibat dalam PKBI Jawa Tengah, 2015).
hubungan seksual dan aktivitas seksual. Meskipun banyak peneitian mengenai
Perolehan informasi melalui media dampak media terhadap perilaku remaja,
mungkin akan berdampak pada sikap dan namun tidak ada hasil serupa yang
perilaku remaja, salah satunya perilaku dilaporkan di masyarakat Indonesia
KRR. Dampak media bagi sikap dan khususnya Kabupaten Bandung sejauh ini
perilaku remaja dapat menimbulkan terutama terhadap perilaku Triad-nya.
dampak positif atupun negatif. Media yang Kabupaten Bandung merupakan bagian
memiliki konten informasi yang benar dari wilayah pengembangan metropolitan,
akan berdampak positif bagi remaja dan memiliki migrasi penduduk yang cukup
sebaliknya. Pada penelitian Smith (2000) tinggi dari luar ke wilayah Kabupaten
tentang analisis konten pada informasi Bandung untuk mencari pekerjaan
kesehatan reproduksi berbasis internet (www.bandungkab.go.id) berhubung
tahun 2000, ditemukan bahwa 63% wilayah ini banyak perindustrian seperti
informasi online didefinisikan sebagai pabrik. Kabupaten ini letaknya berbatasan
pornografi, dan dapat berdampak negatif dengan Kota Bandung dimana akses media
terhadap sikap dan perilaku seksual mudah diperoleh. Penduduk Kabupaten
pranikah remaja. Bandung didominasi oleh penduduk
Dengan adanya era informasi ini, berusia anak dan remaja. Adanya
maka akses ke media secara bertahap urbanisasi dan terletak dengan perbatasan
menjadi biasa digunakan dalam kehidupan Kota Bandung memungkinkan menjadikan
sehari-hari remaja dan dewasa muda baik para remaja di kabupaten ini mengalami
di Negara Barat ataupun Negara Timur transisi sosial dan ekonomi yang berbeda
(Rideout, 2010). Survei penggunaan yang berdampak pada perkembangan
internet pada remaja di Taiwan ditemukan media, paparan remaja terhadap media dan
bahwa 75% mahasiswa laki-laki dan 25% hubungan antara paparan media dan
mahasiswa perempuan berkomitmen untuk kesehatan reproduktif remaja. Hal ini
menggunakan Internet (Ko, 2008). menjadikan peningkatan kerentanan
Penelitian kualitatif Ngo (2008) pada remaja terhadap berbagai macam penyakit
remaja 15-19 tahun di Hanoi Vietnam dan ancaman, terutama yang berhubungan
menunjukkan bahwa remaja menggunakan dengan kesehatan reproduksi. Paparan
internet sebagai media untuk terhadap media merupakan konteks
mengekspresikan identitas dan keinginan penting yang mempengaruhi perilaku
seksual mereka. Menurut Lou (2014), remaja terkait KRR-nya di wilayah
menyebutkan bahwa media sebagai faktor Kabupaten Bandung.
yang berpengaruh dalam perilaku berisiko Dari permasalahan reproduksi remaja
remaja. Data menunjukkan bahwa remaja dan maraknya penggunaan media oleh
merupakan pengguna media yang tersering remaja sebagai alat untuk mencari
dan remaja merupakan konsumen dari informasi yang dibutuhkan remaja,
banyak pesan media dengan konten yang termasuk informasi tentang kesehatan
43
Hubungan Media dengan Sikap dan Perilaku Triad Kesehatan Reproduksi Remaja
Tetti Solehati, Agus Rahmat, Cecep Eli Kosasih
reproduksi remaja. Hasil penelitian koran, TV, dan media masa lainnya
Pahlawan & Wijayanti (2018) menunjukan mengetahui hampir segala sesuatu yang
bahwa ada hubungan antara media masa kita tahu tentang dunia. Disamping itu,
dengan pengetahuan remaja. Media akan media masa digunakan untuk
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan mengekpresikan ide-ide seseorang,
remaja yang berdampak pada perilaku meningkatkan berpengetahuan, serta
kesehatan reproduksi remaja itu sendiri, sebagai alat utama para propagandis.
bisa berdampak positif ataupun negatif. Media informasi teridiri dari beberapa
Tergantung dari nilai kebenaran informasi jenis, menurut Brets (dalam Sumiati, 2008)
yang diperoleh dari media tersebut. Oleh yaitu: (a) Media audio, (b). Media visual,
karena itu perlu dilakukan penelitian dan (c) Media audio visual. Media yang
mengenai hubungan media dengan sikap digunakan di masyarakat berupa buku,
dan perilaku remaja akan kesehatan koran, TV, radio, VCD, dan Internet.
reproduksinya. Dalam penggunaannya, ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam
LANDASAN TEORI menggunakan media massa. Masyarakat
Media Massa pengakses informasi melalui media masa
Media massa merupakan salah satu haruslah dapat melakukan penyaringan
pusat informasi yang tidak terbatas dimana informasi, cerdas, dan kritis terhadap
dapat diakses oleh siapapun dan kapanpun, informasi yang disampaikan oleh media
memiliki pengaruh positif dan negative, massa, karena tidak semua dapat diserap
dimana pesan yang ada dalam media akan dan dijadikan sebagai referensi. Kemudian
berpengaruh terhadap opini penerimanya. bagi media masa itu sendiri, isi pesan
Perilaku seseorang yang di publikasi oleh media harus memiliki tanggung jawab
media kadangkala dapat mendorong orang moral, mendidik, dan mencerdaskan
lain untuk melakukan tindakan masyarakat, tidak hanya atas pertimbangan
mengadopsi perilaku sesorang tersebut. keuntungan semata. Bagi Pemerintah dapat
(Holilah, 2016). Media massa berperan melakukan kontrol, melakukan
dalam komunikasi. Komunikasi memiliki pengawasan secara intens dan cermat
beberapa fungsi, seperti: menyampaikan terhadap isi pesan yang ada pada media
informasi, menghibur, dan mempengaruhi massa (Holilah, 2016).
(Effendy, 2002 dalam Prisguanto, 2015). Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
Pada umumnya remaja lebih Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
memanfaatkan media massa sebagai adalah suatu kondisi sehat yang
sumber informasi karena media sosial menyangkut sistem reproduksi (fungsi,
digambarkan sebagai alat promosi dan komponen dan proses) yang dimiliki
personal yang hebat karena remaja baik fisik, mental dan sosial
memungkinkan penggunanya untuk (BKKBN, 2007). Remaja perlu memahami
membuat dan mempromosikan konten tentang kesehatan reproduksinya. Adanya
mereka sendiri (Okazaki dan Taylor, motivasi dan pengetahuan yang memadai
2013). Menurut Vivian (2008), media dalam menjalani remaja secara sehat,
massa telah masuk kedalam kehidupan diharapkan remaja mampu untuk
masyarakat modern, dimana melalui media memelihara kesehatan dirinya sehingga
44
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 23 No.1, Juni 2019: 40-53
Sumber informasi dapat diperoleh melalui mengalami masalah KRR meliputi wilayah
orang tua, guru, teman sebaya, tetangga, di kecamatan Dayeuhkolot dan Cileunyi.
media masa seperti media cetak (buku, Jumlah populasi remaja SMP dan SMA
Koran, majalah, dan lainnya) dan media 12.000, dengan rumus slovin diperoleh
elektronik (TV, Radio, VCD, Internet, dan sample 668 siswa.
lainnya
HASIL PENELITIAN DAN
METODE PENELITIAN PEMBAHASAN
46
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 23 No.1, Juni 2019: 40-53
masih duduk di sekolah akan mencari merupakan pengguna Internet. Pada studi
informasi melalui media Koran ketika ini menemukan bahwa 98 persen dari anak
mereka hendak membuat kliping. dan remaja yang disurvei mengtahui
Beberapa kelebihan tersebutlah yang tentang Internet serta 79,5 persen dari
membuat remaja masih bergantung pada mereka diantaranya adalah pengguna
koran (Krisnawati, 2016), Internet.
Pada penelitian ini responden Hasil penelitian ini menandakan
mendapatkan informasi dari TV. Penelitian bahwa remaja mendapatkan informasi
sejalan dengan hasil penelitian Pramiyanti yang lebih banyak dari media. Pada usia
(2014) dimana remaja memiliki aktivitas remaja, remaja jarang mendapatkan
menonton televisi yang mencapai 56,66% informasi tentang Triad KRR yang mereka
untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan dari tua atau guru yang memiliki
butuhkan. Menurut Krisnawati (2016), informasi lebih akurat. Biasanya para
media televisi menampilkan materi melalui remaja merasa malu untuk menanyakan
audio visual sehingga menarik perhatian atau membahas tentang kesehatan
khalayak untuk menonton materi yang reproduksi Triad KRR mereka pada guru
disajikan pada televisi tersebut. Dengan maupun orang tua mereka. Oleh karena itu
adanya pesan yang ditayangkan melalui informasi yang ada di sekolah masih perlu
media gambar yang bergerak disertai audio ditingkatkan agar dapat menjawab
suara dan music menyebabkan remaja keingintahuan remaja tentang informasi
tertarik dengan apa yang disampaikan oleh yang dibutuhkan secara memadai
media TV tersebut dan terhindar dari (Mediastuti, 2014). Informasi yang
bosan. diberikan melalui media belum tentu
Selain melalui televisi, internet juga akurat informasinya, karena siapa saja
merupakan media yang banyak di akses dapat menulis informasi pada media. Hal
oleh remaja. Penelitian ini sejalan dengan tersebut dapat mempengaruhi persepsi dan
hasil penelitian Hakim, (2016) yang perilaku remaja. Tetapi kalau medianya
menemukan bahwa media massa yang ditulis oleh sumber yang terpercaya maka
paling banyak digunakan oleh remaja informasi yang akan diterima remaja
untuk mencari informasi kesehatan tentulah memadai dan membuat perilaku
reproduksi remaja adalah internet mereka menjadi lebih baik. Jalinur (2015)
(32,78%). Internet merupakan media sosial menyatakan bahwa sangat banyak dan
yang paling digandrungi remaja saat ini. beragamnya situs yang beredar dan dapat
Menurut penelitian Krisnawati (2016) pada diakses di media sosial, dimana keakuratan
remaja di kota Salatiga, internet informasinya sering dipertanyakan oleh
merupakan media yang paling sering pengguna media sosial. Setiap orang yang
digunakan oleh remaja. Media internet mempunyai akun media sosial dapat
memberikan pengaruh besar dalam memberikan informasi dan
membentuk pola pikir remaja, menentukan menyebarkannya melalui media sosial.
serta mengembangkan pemahaman remaja Berdasarkan hasil penelitiannya yang
terhadap informasi yang diterimanya dilakukan pada pemustaka badan
(Halim, N.A., 2015). Menurut perpustakaan dan kearsipan Provinsi
Kemenkominfo, (2014), setidaknya ada 30 Sumatera Barat ditemukan bahwa
juta anak dan remaja di Indonesia keakuratan informasi yang disediakan oleh
47
Hubungan Media dengan Sikap dan Perilaku Triad Kesehatan Reproduksi Remaja
Tetti Solehati, Agus Rahmat, Cecep Eli Kosasih
aplikasi media sosial adalah kurang akurat KRR. Penelitian Manafe (2016)
(Jalinur, 2015). menyampaikan menunjukan bahwa
terdapat hubungan antara peran guru
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sikap Dan Perilaku dengan tindakan dalam pencegahan
Triad KRR Pada Siswa(n = 668). HIV/AIDS. Sekolah menjadi pilihan
Variabel f %
Sikap
utama siswa untuk mendapatkan sumber
Mendukung 504 75,4 informasi mengenai kesehatan
Tidak mendukung 164 24,6 reproduksinya (Mediastuti, 2014).
Perilaku
Mendukung 617 92,4 Walaupun demikian, jika dilihat dari hasil
Tidak mendukung 51 7,6 penelitian, masih banyak remaja yang
memiliki sikap (24,6%) dan perilaku (7,6
Dari Tabel 2 terlihat bahwa sebagian %) yang kurang mendukung terhadap
besar responden memiliki sikap yang Triad KRR. Hal ini tentu masih menjadi
mendukung sejumlah 504 (75,4%), rawan bagi remaja yang minoritas
hampir seluruh responden memiliki tersebut untuk beresiko tinggi melakukan
perilaku yang mendukung sejumlah 617 masalah terhadap kesehatan reproduksi
(92,4%) terhadap Triad KRR. mereka. Mengingat karakteristik remaja
Sikap dan perilaku mereka yang serba ingin tahu dan mudah
mendukung Triad KRR, kemungkinan dipengaruhi oleh orang lain dan
karena adanya aturan-aturan orang tua di lingkungan sekitarnya, serta terpaparnya
rumah dan guru di sekolah yang informasi yang tidak akurat. Hasil
menyebabkan mereka memiliki sikap dan penelitian menunjukan bahwa Hasil
perilaku tersebut. Pada penelitian Suminar penelitian Mahmudah (2016) melaporkan
(2012) menunjukan bahwa terdapat bahwa perilaku seksual berisiko lebih
korelasi antara perilaku seksual remaja tinggi kepada remaja yang mendapatkan
SMA dalam berpacaran dengan sumber paparan yang tinggi dengan sumber
informasi orang tua (p = 0,025, r = - informasi seksual (35,5%). Selain itu
0,166). Penelitian Safrida (2015) penelitian Manafe (2014) yang
melaporkan bahwa orang tua memiliki menyatakan bahwa banyaknya masalah
peranan yang tinggi dengan perilaku perilaku pada remaja yang semakin
seksual remaja (61,1%). Orang tua mendekati kerentanan terhadap
memiliki peranan yang penting dalam HIV/AIDS.
mempengaruhi remaja untuk bersikap dan
memiliki perilaku sesuai dengan norma
agama yang diyakininya. Guru juga
memiliki peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku remaja.
Guru merupakan orang yang terdekat
kedua setelah orang tua bagi remaja di
sekolah dan memiliki peran dalam
memainkan peran kunci untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku siswa
dalam mencegah terjadinya masalah Triad
48
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 23 No.1, Juni 2019: 40-53
Sikap
Variabel Mendukung Tidak 2 p
mendukung
ya 147 7 1.03 0.31
Media cetak : Buku pegangan
Tidak 479 35
ya 321 24 0.54 0.46
Media cetak: Koran/majalah
Tidak 305 18
ya 289 21 0.23 0.63
Media elektronik : TV
Tidak 337 21
ya 14 1 0.00 1.00
Media elektronik : Radio
Tidak 612 41
ya 6 1 0.00 0.92
Media elektronik : VCD
Tidak 620 41
ya 314 16 2.29 0.13
Media elektronik :Internet
Tidak 312 26
Dari Tabel 3 terlihat bahwa buku kemungkinan ada faktor lain yang
pegangan (0.31), koran/majalah (0.46), TV mempengaruhi sikap remaja pada
(0.63), radio (1.00), VCD (0.92), Internet penelitian ini, seperti peran guru dan orang
(0.13) tidak memiliki hubungan dengan tua. Orang tua dan guru merupakan
sikap Triad KRR. Hasil penelitian bertolak seseorang yang dianggap penting bagi
belakang dengan hasil penelitian Fitriana kehidupan remaja. Menurut Azwar (2011),
(2010) yang menemukan ada hubungan faktor yang mempengaruhi sikap
positif yang signifikan antara media diantaranya adalah adanya pengaruh orang
dengan perilaku seksual pranikah pada lain yang dianggap penting.
remaja. Hal ini terjadi karena
Tabel 4. Hubungan Media Dengan Perilaku Siswa SMP dan SMA di (n = 668).
Perilaku
Variabel 2 p
Mendukung Tidak mendukung
Media cetak : Buku ya 138 16 2.15 0.14
pegangan Tidak 479 35
Media cetak: Koran ya 327 18 5.91 0.01
majalah Tidak 290 33
ya 284 26 0.46 0.49
Media elektronik : TV
Tidak 333 25
Media elektronik : ya 11 4 5.36 0.02
Radio Tidak 606 47
ya 6 1 0.00 1.00
Media elektronik : VCD
Tidak 611 50
Media elektronik : ya 312 18 4.39 0.03
Internet Tidak 305 33
Rideout, V.J., Foehr, U.G. & Roberts, Makara Sosial Humaniora. 13(1): 48-
D.F.. (2010). Generation, M2: Media 56
in the Lives of 8- to 18-Year- Vivian, J. (2008). Teori Komunikasi Massa
Olds. Menlo Park, CA: Kaiser Family Edisi ke-8. Jakarta: Kencana Prenada
Foundation. Media Group.
Roberts, D.F.. Media and youth (Access, Wong, D.L. et al. (2009). Buku Ajar
exposure and privatization). (2000). J Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Adolesc Health. 27 2 supplement
1):8–14.
Safrida, Y.D., Silaban, G. & Ginting, S.
(2015). Hubungan Sumber Informasi
Kesehatan Reproduksi Dengan
Perilaku Seksual Pada Pelajar SMA
Negeri di Kota Sabang Tahun 2015.
Jurnal Ilmiah PANNMED. 10 (2);
186-191
Sianipar, J.J. (2000). Interaksi Orangtua
dan Kesehatan Remaja. PT. Rieneka
Cipta. Jakarta.
SKRRI. (2007). Pendewasaan Usia
Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi
Bagi Remaja Indonesia. Diakses dari
http://ceria.bkkbn.go.id/referensi/subst
ansi/detail/384.
Smith, M., Gertz, E, Alvarez, S. & Lurie,
P. (2000). The content and
accessibility of sex education
information on the internet. Health
Education and Behavior. 27(6):684-
94.
Sumiati. (2008). Metode Pembelajaran.
Bandung. Wacana Prima
Suminar, M.C.R, Dharminta &
Dharmawan, Y. (2012). Korelasi
Sumber Informasi Media Dan
Lingkungan Pergaulan Dengan
Perilaku Seksual Remaja Dalam
Berpacaran. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 1 (2): 187-205.
Sunaryo. (2013). Psikologi Untuk
Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Supriati, E. & Sandra, F. (2009). Efek
Paparan Pornografi Pada Remaja SMP
Negeri Kota Pontianak Tahun 2008.
53