Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PERILAKU DAN KEBUTUHAN INFORMASI KESEHATAN

REPRODUKSI MELALUI PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA

Mizna Sabilla1, Thresya Febrianti2, Rusman Efendi3


1,2,3
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Tangerang Selatan, 15419
1
Email: miznabilla@gmail.com, Phone: 082298875089

ABSTRAK

Permasalahan remaja sampai saat ini masih tinggi, diantaranya perilaku seksual dan
penggunaan Napza yang dapat meningkatkan penularan HIV AIDS. Pusat Informasi
Konseling Remaja (PIK R) penting diberikan sebagai wadah dalam menyebarkan
informasi kesehatan. Penelitian dilakukan untuk menganalisis perilaku berisiko remaja
serta kebutuhan informasi Seksualitas, Napza, dan HIV AIDS melalui PIK R. Metode yang
digunakan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dikumpulkan dengan kuesioner dan
dilakukan analisis bivariat, sedangkan data kualitatif dengan wawancara mendalam. Hasil
penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku
berisiko remaja terkait HIV AIDS, namun masih ditemukan 21,1 % mahasiswa yang
perilakunya berisiko. Analisis kualitatif menyebutkan bahwa mahasiswa memerlukan
informasi terkait kesehatan reproduksi, Napza dan HIV AIDS. Saran: Adanya advokasi
kepada pimpinan UMJ untuk menghidupkan kembali PIK R UMJ, kerja sama dengan
BKKBN, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak, Keluarga Berencana (DPMP3AKB) dan BNN serta sosialisasi kepada seluruh
mahasiswa UMJ terkait PIK R UMJ.

Kata kunci: Perilaku berisiko, PIK R, remaja

ABSTRACT
Until now, adolescent problems are still high, including sexual behaviour and drug
use that can increase transmission of HIV AIDS. Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK
R) is important given as a forum in disseminating health information. This study was
conducted to analyse risk behaviour of adolescent and information needs on Sexuality,
Drug and HIV AIDS through PIK R. This study used quantitative and qualitative methods.
Quantitative data were collected by questionnaire and bivariate analysis was conducted.
Qualitative data were collected using in-depth interview. The results showed that there
was no relationship between knowledge and attitudes with risky behaviour for adolescents
related to HIV AIDS, but there were 21,1% of students whose behaviour is risky.
Qualitative analysis stated that that students need information about reproductive health,
drugs and HIV AIDS. Recommendation: Advocacy to UMJ leaders to revive PIK R UMJ,
collaboration with BKKBN, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana (DPMP3AKB), BNN and
socialization to all UMJ students related to PIK R UMJ.

Keywords: Risky behaviour, PIK R, adolescent

Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Tahun 2019 1


PENDAHULUAN besar tidak membicarakan kespro dengan
Survey Penduduk Antar Sensus orang lain, 38% dengan teman dan 20%
(SUPAS) 2015 melaporkan bahwa dengan guru (BKKBN, et al, 2018). Remaja
penduduk Indonesia sebagian besarnya berisiko terhadap permasalahan kesehatan
adalah kelompok usia muda (BPS, 2016). fisik dan psikososial apabila keputusan
BKKBN mendefinisikan remaja adalah yang diambil dalam menghadapi suatu
penduduk usia 10-24 tahun yang belum konflik tidak tepat (Kemenkes, 2014).Peran
menikah (BKKBN, 2012). Banyaknya orang tua dan guru sangatlah diperlukan
jumlah remaja ini sayangnya juga diiringi untuk mengarahkan remaja agar terhindar
dengan masih tingginya masalah remaja. dari masalah kesehatan reproduksi.
Hal ini ditunjukkan dalam laporan Survey Sejak pelaksanaan pembangunan
Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2017 Kependudukan dan Keluarga Berencana
tentang kespro remaja, yaitu presentase dalam Rencana Pembangunan Jangka
seks pra nikah pada remaja usia 15-19 Menengah Nasional 2010 – 2014, program
tahun pada laki-laki sebanyak 3,6 % dan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) telah
usia 20-24 tahun 14,0 %, sedangkan pada disepakati untuk dikembangkan menjadi
wanita usia 15-19 tahun sebesar 0,9 % dan program Generasi Berencana (GenRe)
usia 20-24 tahun 2,6 % (BKKBN, et al, dalam rangka penyiapan kehidupan
2018).Angka tersebut tidak terjadi berkeluarga bagi remaja. Pusat Informasi
penurunan daripada laporan SDKI 2012. dan Konseling Remaja / Mahasiswa (PIK
Hasil Survey Penyalahgunaan dan R/M) merupakan salah satu wadah layanan
Peredaran Gelap Narkoba pada kelompok informasi dan konseling bagi remaja (10-24
pelajar dan Mahasiswa didapatkan 3,8% tahun yang belum menikah), penting
pernah menggunakan Narkoba dan 1,9% diberikan pada remaja baik di lingkungan
menggunakan Narkoba dalam satu tahun sekolah ataupun perguruan tinggi. Salah
terakhir. Hal ini menunjukkan satu materi yang disampaikan dalam
permasalahan Narkoba masih terjadi pada layanan PIK R/M adalah TRIAD
remaja (Kemenkes, 2017). KRR.TRIAD KRR adalah tiga risiko yang
SDKI 2017 melaporkan sebagian dihadapi oleh remaja/mahasiswa, yaitu
remaja wanita membicarakan kesehatan risiko-risiko yang berkaitan dengan
reproduksi dengan teman (58 %) dan ibu Seksualitas, Napza, dan HIV-AIDS
(45 %) sisanya tidak mendiskusikan dengan (BKKBN, 2012).
orang lain. Sedangkan remaja pria sebagian

2 Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Januari-Juni 2019


Penelitian Gamelia et al. (2011) menular seksual dan obat-obatan terlarang
memperoleh hasil bahwa mahasiswa dan (Soeparmanto, et al, 2001).
pimpinan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Universitas Muhammadiyah Jakarta
Kesehatan (FKIK) Unsoed menyatakan merupakan salah satu perguruan tinggi yang
membutuhkan promosi kesehatan menanamkan nilai-nilai Islami baik di
reproduksi pada mahasiswa. Promosi dalam maupun luar kegiatan perkuliahan.
kesehatan yang dibutuhkan berupa diskusi Pada tahun 2012, PIK R UMJ pernah
kelompok, tanya jawab, seminar, konseling, dibentuk di bawah pembinaan BKKBN.
artikel di majalah, mading, lomba kesenian, Akan tetapi, kini kegiatan-kegiatan PIK R
penyuluhan dan klinik konsultasi kesehatan UMJ sudah tidak terlihat lagi. Melihat
reproduksi. kondisi tersebut, dirasa perlu untuk
Kebutuhan akan informasi tentang melakukan penelitian mengenai
reproduksi termasuk perilaku seksual pengetahuan, sikap, perilaku berisiko
memang diperlukan oleh remaja, hanya remaja dan kebutuhan informasi
bagaimana cara penyampaiannya masih seksualitas, Napza dan HIV AIDS melalui
perlu dipertimbangkan. Informasi kesehatan PIK R untuk menghidupkan kembali
reproduksi diperoleh remaja dari orang tua, layanan tersebut sebagai upaya promosi
teman sebaya, guru BP, pelajaran biologi, kesehatan reproduksi di lingkungan UMJ.
surat kabar, seminar, diskusi remaja,
majalah dan TV. Cara penyampaian METODE
informasi kesehatan reproduksi yang Penelitian ini menggunakan
diharapkan remaja adalah diskusi, layanan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
hotline (telepon), konseling, melalui surat, Pendekatan kuantitatif yang digunakan
melalui media: booklet, leafleat dan poster. adalah desain penelitian cross sectional
Kemasan yang diinginkan sesuai dengan analitik untuk melihat hubungan
jiwa remaja. Orang yang diharapkan pengetahuan, sikap dengan perilaku seksual
menyampaikan informasi adalah teman berisiko. Variabel kebutuhan informasi
sebaya, guru, lembaga konsultasi remaja, melalui layanan PIK R diperdalam dengan
orang tua, dokter atau bidan. Materi pendekatan kualitatif.
mengenai nilai-nilai moral, hukum, agama, Penelitian dilakukan pada bulan
perkembangan remaja, pergaulan remaja, Februari-Juli 2018.Populasi penelitian
perilaku seksual yang sehat, penyakit adalah seluruh mahasiswa D3 dan S1 aktif
di Universitas Muhammadiyah Jakarta

Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Tahun 2019 3


tahun ajaran 2017-2018 sebanyak 20.036 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa
orang (Dikti, 2017).Jumlah sampel mayoritas responden memiliki sikap positif
sebanyak 351 orang dengan kriteria dengan jumlah 255 responden (72,6%).
eksklusi mahasiswa yang sudah menikah
dan berusia >24 tahun. Responden dipilih Perilaku Berisiko Remaja
secara insidental. Jumlah informan Tabel 3.
Distribusi Perilaku berisiko pada
sebanyak 3 orang mahasiswa yang pernah
Mahasiswa UMJ
menjadi anggota PIK R UMJ.
No Perilaku Jumlah Persentase
1 Berisiko 74 21,1
HASIL PENELITIAN 2 Tidak 227 78,9
Analisis Univariat Berisiko
Total 351 100

Pengetahuan Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa


Tabel 1. mayoritas responden perilakunya tidak
Distribusi Frekuensi Pengetahuan
tentang Seksualitas, Napza dan HIV berisiko dengan jumlah 227 responden
AIDS pada Mahasiswa UMJ (78,9%).
No Pengetahuan Jumlah Persentase
1 Kurang 178 50,7 Analisis Bivariat
2 Baik 173 49,3
Total 351 100 Tabel 4.
Hasil Rekapitulasi Analisis Bivariat

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa


mayoritas responden memiliki pengetahuan
yang kurang dengan jumlah 178 responden
(50,7%).

Sikap
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Sikap tentang
Seksualitas, Napza dan HIV AIDS pada
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui
Mahasiswa UMJ
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
No Sikap Jumlah Persentase
antara pengetahuan dengan perilaku
1 Negatif 96 27,4
2 Positif 255 72,6 berisiko mahasiswa UMJ. Hal ini dapat
Total 351 100 dilihat dari hasil p value = 0,994 (p value>

4 Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Januari-Juni 2019


0,05). Selain itu tidak ada hubungan yang Napza dan kespro, HIV AIDS. PIK M
bermakna antara sikap dengan perilaku sekarang itu kan udah gak ada, di bilang
gak ada juga bingung juga ya karena di
berisiko Mahasiswa UMJ. Hal ini dapat
statuta UMJ sendiri kita masih ada.” (Wh)
dilihat dari hasil p value = 0,123 (p value>
Selain itu, seluruh informan
0,05).
menyatakan PIK R UMJ yang terhitung
baru pada saat itu sebenarnya sudah
Kebutuhan Informasi melalui PIK
memiliki prestasi, yaitu perwakilan PIK R
Remaja UMJ
UMJ berhasil lolos menjadi finalis Duta
Berdasarkan wawancara mendalam,
Genre Propinsi Banten. Sebagai Finalis
seluruh informan menyatakan pada saat ini
Duta Genre, mereka turut melakukan
PIK M UMJ sudah tidak berjalan sejak
sosialisasi Genre bersama BKKBN Banten.
ketuanya mengundurkan diri pada tahun
Berikut kutipannya:
2017. Kegiatan PIK M antar lain pemberian
“…kalo udah jadi perwakilan Duta
edukasi bagi mahasiswa UMJ mengenai
Genre nanti ikut acara sosialisasi di
Kesehatan reproduksi, HIV AIDS dan Propinsi gitu gitu, kayak Kak W dan Kak R.
Napza. Antusiasme mahasiswa terhadap Kak F juga waktu itu lolos ke tahapan
informasi dari kegiatan seminar PIK terlihat selanjutnya.” (Nd)

dari jumlah peserta yang melebihi “sebenernya ada prestasi tersendiri ya,
kayak W sama R itu kan yang ikut Genre itu
kapasitas. Akan tetapi sangat disayangkan
kan memang dari PIK UMJ. Mereka ikut
saat ini sudah tidak berjalan. Berikut Genre propinsi Banten, sampai finalis Duta
kutipannya: Genre Banten. Setelah itu ada lagi yang
lolos, tapi saya lupa namanya.” (Wj)
“…dulu kita pernah buat seminar,
Seluruh informan menyatakan
seminar untuk internal UMJ. Itu
pematerinya sendiri dari BNN dan hampir informasi kesehatan reproduksi bukan
semua organisasi internal, UKM juga ikut hanya dibutuhkan mahasiswa kesehatan
seminar itu. Leaflet, poster juga kita buat.
saja melainkan semua fakultas. Apalagi
Peserta semuanya ada, antusiasnya bagus,
itu juga di luar ekspektasi kita. Tapi PIK M UMJ yang sudah memiliki prestasi
terakhir PIK M itu 2017 awal, di tingkat Propinsi sangat disayangkan jika
mengundurkan diri di 2016 akhir, 2017 tidak dikembangkan lagi. Oleh sebab itu,
kayak sekarat-sekarat gimana gitu, terus
sangat besar harapan untuk menghidupkan
udah ngilang gitu aja.” (Wj)
PIK M UMJ kembali. Berikut kutipannya:
“Kalau seminar, antusias peserta nya
banyak, waktu itu ngadain seminar di FH “Sayang sebenernya, karena si W
dan itu melebihi kapasitas, tentang Napza sama R itu mantan finalis Duta Genre, jadi
kalo gak salah. Seminarnya lebih ke antara

Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Tahun 2019 5


kita pengen UMJ meneruskan lagi Gorontalo yang perilakunya berisiko HIV
perjuangan mereka. Saya sih berharap PIK AIDS.
ada lagi gitu.” (Wj)
Remaja memiliki perilaku ingin coba-
“..sayang banget ini potensinya bagus,
coba. Dorongan seksual remaja dapat
UMJ sudah ada nama di tingkat Propinsi.
Sudah kelihatan, apa lagi ada 3 Genre. menjerumuskan ke dalam perilaku berisiko
Untuk PIK sendiri, sukur-sukur kalau bisa yaitu hubungan seksual pranikah dengan
diadakan lagi, karena layanan kespro itu segala akibatnya. Hubungan seksual
sendiri dia itu kan penting gitu ya, pranikah dapat membawa dampak negatif
beberapa orang menganggap kalau ktia
seperti kehamilan yang tidak diinginkan
ngomongin masalah kepsro itu hal yang
negatif, padahal itu penting buat kita untuk berakibat pada aborsi. Oleh sebab itu,
mengetahui, karena dengan kita tahu kita pengertian, bimbingan dan dukungan
bisa menghindari masalah kespro, jadi lingkungan sekitarnya perlu diberikan agar
harapannya semua mahasiswa harus tahu
remaja dapat tumbuh dan berkembang
gitu, pentingnya belajar kespro, bukan
menjadi manusia dewasa yang sehat
hanya orang kesehatan saja, semua
fakultas wajib tahu.” (Wh) (Kumalasari & Andhyantoro, 2012).Di

“Kalo kata saya, harusnya di setiap lingkungan pendidikan tinggi, mahasiswa


kampus ada PIK, karena kan waktu itu saya dapat diberi bimbingan dan konseling
pernah abis ikut Genre itu harusnya di mengenai kesehatan reproduksi, salah
setiap kampus itu ada PIKnya, tapi di kita satunya melalui PIK R.
PIK nya gak jalan gitu.”(Nd)

Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku


PEMBAHASAN
Berisiko Remaja
Gambaran Perilaku Berisiko Remaja
Dalam penelitian ini, diperoleh hasil
Berdasarkan analisis deskriptif,
bahwa tidak ada hubungan signifikan antara
diketahui bahwa mahasiswa yang
pengetahuan dengan perilaku berisiko pada
perilakunya berisiko sebesar 21,4%. mahasiswa UMJ (p value 0,994).Hal ini
Perilaku berisiko dalam hal ini meliputi sejalan dengan penelitian Luthfiana (2012)
perilaku berpacaran seperti berpegangan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara
tangan, berciuman hingga hubungan pengetahuan dengan perilaku berisiko
seksual dan penggunaan Narkoba. Angka terkait HIV AIDS (p value 0,615).
tersebut merupakan angka yang tidak Menurut penelitian Saputra (2008),
sedikit seperti halnya penelitian perilaku berisiko dapat terjadi pada remaja
Yulianingsih (2015) diperoleh hasil bahwa yang memiliki pengetahuan baik ataupun

terdapat 26,6% siswa SMAN di Kota kurang. Hal ini dapat disebabkan perbedaan
persepsi dalam menerima informasi,

6 Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Januari-Juni 2019


sehingga pengetahuan yang dimiliki tidak namun perilakunya berisiko HIV AIDS, hal
komprehensif. Green (1980) mengatakan ini dapat disebabkan pemahaman yang
bahwa pengetahuan merupakan salah satu kurang terhadap perilaku berisiko HIV
faktor predisposisi yang dapat AIDS, seperti perilaku seks tidak aman dan
mempengaruhi perilaku, akan tetapi tidak menggunakan Narkoba suntik. Pengetahuan
selalu mengubah perilaku, sehingga perlu
yang baik dapat memotivasi responden
didukung oleh faktor predisposisi lain.
untuk menentukan sikap sehingga dapat
Apalagi perkembangan intelegensi pada
menghindari perilaku berisiko
masa remaja cenderung ingin mengetahui
(Yulianingsih, 2015).
hal-hal baru sehingga muncul perilaku
Menurut Green (1980), perilaku
coba-coba. Perilaku coba-coba dalam
bidang seks sangatlah rawan karena akan dipengaruhi oleh faktor predisposisi,

membawa akibat yang sangat negatif yang enabling dan reinforcing, sehingga
dapat merugikan masa depan remaja. Oleh pengetahuan dan sikap perlu dikuatkan oleh
sebab itu, pengertian, bimbingan dan faktor lain, seperti ketersediaan sarana KIE
dukungan lingkungan sekitarnya perlu tentang HIV AIDS dan adanya dukungan
diberikan agar remaja dapat tumbuh dan teman sebaya yang bisa diwujudkan melalui
berkembang menjadi manusia dewasa yang PIK Remaja. PIK R merupakan wadah
sehat (Kumalasari & Andhyantoro, 2012). program GenRe dalam rangka penyiapan
kehidupan berkeluarga bagi remaja yang
Hubungan Sikap dengan Perilaku dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna
Berisiko Remaja memberikan informasi dan konseling
Dalam penelitian ini, diperoleh hasil tentang perencanaan kehidupan
bahwa tidak ada hubungan signifikan antara berkeluarga. Kegiatannya meliputi
sikap dengan perilaku berisiko pada pemberian KIE, salah satunya mengenai
mahasiswa UMJ (p value 0,123).Hal ini TRIAD KRR (tiga risiko pada remaja, yaitu
sejalan dengan penelitian Saputro (2008) seksualitas, Napza dan HIV-AIDS), serta
bahwa tidak ada hubungan signifikan antara adanya konseling sebaya dalam
sikap dengan perilaku berisiko terkait HIV menghadapi permasalahan remaja
AIDS pada Siswa SMA PGRI 1 di Kota (BKKBN, 2012).
Bogor.
Dari hasil tabel silang antara sikap dan
perilaku berisiko HIV AIDS, masih
ditemukan responden yang bersikap positif

Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Tahun 2019 7


Kebutuhan Informasi melalui PIK dan edukasi mengenai pergaulan remaja
Remaja UMJ dan bahaya infeksi menular seksual (IMS)
Hasil penelitian ini menunjukkan serta HIV AIDS. Adanya PIK Remaja dapat
bahwa seluruh informan menyatakan perlu membantu remaja untuk memperoleh

adanya pemberian informasi mengenai informasi dan pelayanan konseling yang


baik dan benar tentang penyiapan
Kesehatan reproduksi, Napza dan HIV
kehidupan berkeluarga termasuk di
AIDS kepada semua mahasiswa UMJ,
dalamnya tentang kesehatan reproduksi,
bukan hanya fakultas kesehatan saja.
Napza dan HIV AIDS (BKKBN, 2012).
Sejalan dengan penelitian Gamelia et al
Dengan adanya PIK Mahasiswa di
(2011) memperoleh hasil bahwa di Fakultas
lingkungan UMJ, diharapkan mahasiswa
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) dapat menghindari perilaku berisiko HIV
Unsoed perlu adanya promosi kesehatan AIDS seperti dalam penelitian Amri (2013),
reproduksi pada mahasiswa. terdapat asosiasi positif dengan
Remaja memerlukan informasi tentang kecenderungan remaja yang mengikuti
kesehatan reproduksi dan pergaulan yang PIK-R akan memiliki perilaku seksual tidak
sehat agar dapat berperilaku seksual yang berisiko lebih besar dibandingkan dengan
sehat dengan lawan jenisnya serta waspada remaja yang tidak mengikuti PIK-R.
terhadap godaan seperti ajakan melakukan
perilaku seksual berisiko dan penggunaan SIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini antara lain:
Napza. Pembinaan kesehatan reproduksi
1. Sebagian besar responden memiliki
remaja dilakukan untuk memberikan
pengetahuan tentang Seksualitas,
informasi dan pengetahuan tentang perilaku
Napza dan HIV AIDS yang kurang
hidup sehat bagi remaja (Kumalasari &
baik, namun sebagian besar memiliki
Andhyantoro, 2012). Salah satu cara yang
sikap yang positif, dan perilaku tidak
dapat dilakukan melalui PIK Remaja. PIK berisiko.
Mahasiswa UMJ selain dapat memberikan 2. Tidak ada hubungan antara
manfaat pada mahasiswa secara internal, pengetahuan dan sikap dengan perilaku
juga dapat meningkatkan kompetensi berisiko pada Mahasiswa UMJ.
mahasiswa untuk berkompetisi dalam ajang 3. Seluruh informan menyatakan perlu
Duta GenRe Indonesia. adanya pemberian informasi kesehatan
Dalam penelitian Wulandari (2015) reproduksi melalui PIK R UMJ,
disebutkan bahwa PIK masih sangat informasi kesehatan reproduksi bukan
diperlukan untuk memberikan informasi hanya penting bagi mahasiswa fakultas

8 Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Januari-Juni 2019


kesehatan saja melainkan semua Gamelia, et al. (2011). Needs Assesment
fakultas untuk mewujudkan remaja Tentang Promosi Kesehatan
Reproduksi Pada Mahasiswa
sehat. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu-Ilmu
Kesehatan Unsoed. Jurnal
Kesmasindo, 159-174.
SARAN Green. (1980). Health Education Planning:
1. Melakukan advokasi kepada Pimpinan a Diagnostic Approach. Mayfield
UMJ untuk membentuk kembali PIK R Publish Company.
Kemenkes. (2014). Infodatin: Situasi
di lingkungan UMJ. Kesehatan Reproduksi Remaja.
2. Menjalin kerja sama dengan BKKBN Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI. Duunduh
dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, dari: http://www.depkes.go.id.
Pemberdayaan Perempuan, Kemenkes. (2017). Infodatin Anti Narkoba
Perlindungan Anak, Keluarga Sedunia. Jakarta: Pusdatin
Kemenkes RI.
Berencana (DP3AP2KB) dan BNN Kumalasari & Andhyantoro. (2012).
untuk membentuk serta membina PIK Kesehatan Reproduksi untuk
mahasiswa Kebidanan dan
R UMJ. Keperawatan. Jakarta: Salemba
3. Melakukan sosialisasi kepada Medika.
mahasiswa untuk aktif dalam PIK R Luthfiana, Yuli. (2012). Hubungan
Pengetahuan dan Sikap terhadap
UMJ. Perilaku Berisiko HIV AIDS pada
pekerja di World Class University
Tahun 2012. Skripsi. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Universitas Indonesia.
Amri, M. U. (2013). Perbedaan Perilaku Saputra, G. (2008). Gambaran pengetahuan
Seksual Remaja Yang Mengikuti sikap dan perilaku terkait HIV AIDS
Dan Tidak Mengikuti Pusat pada siswa kelas 3 SMA PGRI 1
Informasi Konseling Remaja (PIK Kota Bogor tahun 2008.
R) Pada Remaja SMU Di www.lib.ui.ac.id.
Kabupaten Jember. Jember: Soeparmanto, et al. (2001). Pengetahuan
Universitas Jember. dan Kebutuhan Layanan Informasi
BKKBN, et al. (2018). Survey Demografi Kesehatan Reproduksi Remaja di
dan Kesehatan Indonesia 2017: Beberapa Kota Besar di Pula Jawa.
Kesehatan Reproduksi Remaja. Buletin Penelitian Sistem
Jakarta: BKKBN. Kesehatan, 66-81.
BKKBN. (2012). Pedoman Pengelolaan Wulandari, S. (2015). Hubungan
Pusat Informasi & Konseling Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku
Remaja dan Mahasiswa (PIK R/M). Pencegahan Penyakit Menular
Jakarta: BKKBN. Seksual (PMS) Dan HIV/AIDS
BPS. (2016). SUPAS 2015. Jakarta. Dengan Pemanfaatan Pusat
Dikti. (2017). Pangkalan Data Pendidikan Informasi Konseling Remaja (PIK-
Tinggi. Retrieved Januari 10, 2018, R) Pada Remaja SMKN Tandun
from PDDIKTI: Kabupaten Rokan Hulu. urnal
https://forlap.ristekdikti.go.id/pergur Maternity and Neonatal, Volume 2
uantinggi. No 1 Page 10-23.

Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Tahun 2019 9


Yulianingsih, Endah. (2015). Faktor-faktor
yang berhubungan dengan
Tindakan Berisiko Tertular HIV
AIDS pada Siswa SMA Negeri di
Kota Gorontalo. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat UNSRAT
(JIKMU) Vol. V No. 2a April 2015.
Diunduh dari
https://ejournal.unsrat.ac.id pada
Januari 2015.

10 Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Januari-Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai