Anda di halaman 1dari 11

JKMK

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT KHATULISTIWA


http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php?journal=jkmk&page=index

ANALISIS IMPLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR) DI


PUSKESMAS

Putri Sari Nugrahaning Dewi1, Zahroh Shaluhiyah 2, Chriswardani Suryawati 3


1,2 & 3
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
Alamat: Jl. Prof. Soedarto No.1269, Tembalang, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50275
Korespondensi: Email: putrisarind@gmail.com

Info Artikel Abstract


Sejarah Artikel: Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) merupakan salah satu program pelayanan kesehatan
Diterima primer di Puskesmas dalam menangani problematika kesehatan remaja. Tujuan penulisan artikel ini
Disetujui adalah untuk menganalisis implementasi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas. Teknik
Di Publikasi studi literatur digunakan dengan mencari jurnal-jurnal yang relevan dengan tema utama yaitu
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja melalui Google Schoolar, PLOS, dan Springer dengan rentang
Keywords: tahun 2015 hingga 2020. Jurnal yang didapat tersebut direduksi kembali sesuai dengan kriteria tertentu
Pelayanan dan diperoleh 6 artikel penelitian yang layak dikaji lebih lanjut. Hasil menunjukkan bahwa
Kesehatan pemanfaatan PKPR oleh remaja masih minimal, belum terbentuk konselor sebaya, belum terbentuknya
Peduli tim PKPR, belum adanya pelatihan bagi tim PKPR, kurangnya sarana prasarana, kurangnya kemitraan
Remaja, dalam PKPR. Implementasi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas masih menemui
Puskesmas kendala pada aspek-aspek penyelenggaraan PKPR baik dari remaja sebagai sasaran program pelayanan,
SDM, fasilitas kesehatan, jejaring PKPR, maupun manajemen kesehatannya. Peningkatan pada aspek
penyelenggaraan PKPR menjadi hal yang penting seperti pelaksanaan pelatihan bagi petugas
kesehatan, peningkatan sarana prasarana, pembentukan dan pelatihan bagi konselor sebaya dan
pendidik sebaya, serta penguatan kemitraan PKPR dengan penentu kebijakan maupun instansi yang
berpengaruh dalam mencapai keberhasilan program PKPR.
ANALYSIS IMPLEMENTATION OF ADOLESCENT CARE AND HEALTH SERVICES (PKPR) IN
PUBLIC HEALTH CENTER
Adolescent Care and Health Services (PKPR) is one of the primary health care programs in Public
Health Center to resolve adolescent health problems. The purpose of this article is to analyze the
implementation of Adolescent Care and Health Services in Public Health Center. The literature study
techniques used in this article to find relevant journals with the main theme of Adolescent Care and
Health Services through Google Schoolar, PLOS and Springer, published from 2015 to 2020. The
journals are reduced according to certain criteria. The result obtained 6 literature that are worthy to
review. The results show that the utilization of Adolescent Care and Health Services still minimal, peer
counselors haven't been formed, Adolescent Care and Health Services teams haven't been formed,
Adolescent Care and Health Services teams had not followed training, lack of infrastructure, lack of
partnership in Adolescent Care and Health Services programe. Implementation of Adolescent Care and
Health Services in Public Health Center still seeing problems in the aspects of organizing PKPR like
adolescents aspect as targets for health services programs, human resource, health facilities, PKPR
networks, and health management. Improvement in all aspects of administration PKPR becomes
important matters such as conducting training for health workers, improving infrastructure, establishing
and training for peer counselors and peer educators, and strengthening PKPR partnerships with policy
makers and influential agencies in achieving success adolescent care and health services program.
© 2020 Universitas Muhammadiyah Pontianak
 Alamat Korespondensi:
ISSN 2581-2858
Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
Email: putrisarind@gmail.com / 081298548825
98
Dewi, dkk. Vol. 7 No. 3 September 2020 Hal 98-108

juta dengan total remaja usia 15-19 tahun sebesar 22,2


PENDAHULUAN
juta yang terdiri dari 11,37 juta laki-laki dan 10,86 juta
Masa remaja merupakan masa transisi dari anak- perempuan.7 Masa remaja yang tidak diimbangi dengan
anak ke dewasa dengan segala tanggung jawabnya dan kematangan emosional dan kematangan kognitif akan
problematika permasalahan remaja yang dapat muncul mempengaruhi perilakunya ke arah yang cenderung
karena perkembangan emosinya. Pada masa ini negatif.8 Di Indonesia, Data Survei Demografi
kematangan dan manajemen emosi begitu penting. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menyebutkan bahwa
Ketika emosi tersebut tepat, maka akan memberikan hubungan seksual pada remaja usia 15-19 tahun
gerakan bagi remaja untuk berperilaku adaptif. Namun, mengalami peningkatan dari 59% menjadi 74% dengan
ketika emosi tersebut tidak tepat maka seseorang akan usia 17 tahun sebagai usia termuda saat melakukan
menyimpang dari persepsinya sehingga muncul perilaku hubungan seksual. Di Kota Semarang, PILAR PKBI
maladaptif.1 Salah satu perilaku berisiko pada remaja Jawa Tengah mencatat bahwa sepanjang tahun 2018
yang sering muncul yaitu terkait dengan kesehatan hingga tahun 2019 tedapat sebanyak 91 kasus kehamilan
seksual reproduksi. Terdapat tiga masalah utama pada tidak diinginkan pada remaja.9
kesehatan reproduksi remaja yaitu (1) masalah Melihat kompleksnya permasalahan pada remaja,
seksualitas seperti kehamilan tidak diinginkan, aborsi, menguatkan urgensi upaya kesehatan remaja yang
(2) infeksi menular seksual, (3) HIV/AIDS, dan komprehensif dan inovatif, yang pelaksanaannya tidak
penyalahgunaan NAPZA.2 hanya fokus pada perubahan perilaku remaja saja namun
World Health Organization (WHO) menyebutkan juga mengatasi alasan yang mendasari masalah
bahwa setidaknya terdapat 10 juta kehamilan tidak kesehatan remaja tersebut secara tepat dan
diinginkan yang terjadi setiap tahunnya pada remaja berkesinambungan. Upaya yang dilakukan pemerintah
perempuan usia 15-19 tahun di negara berkembang, guna meningkatkan status kesehatan remaja serta
dengan 5,6 juta kasus aborsi dan 3,9 juta kasus mengatasi permasalahan seputar remaja yaitu dengan
kehamilan yang berkontribusi terhadap kematian PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) yang
maternal, morbiditas, dan masalah kesehatan jangka berbasis pelayanan kesehatan primer di Puskesmas.
panjang.3 Kehamilan pada usia remaja kurang dari 20 Program ini telah dikembangkan oleh Kementrian
tahun akan membahayakan diri remaja sendiri dan janin Kesehatan sejak tahun 2003. Pelayanan Kesehatan
yang dikandungnya, karena secara fisiologis organ- Peduli Remaja (PKPR) merupakan pelayanan kesehatan
organ reproduksi belum siap untuk menerima yang khusus ditujukan kepada remaja yang bersifat
pembuahan.4 Komplikasi pada kehamilan dan persalinan terbuka namun tetap menghargai dan menjaga privacy
seperti eklamsia, puerperal endometritis, perdarahan, remaja serta peka terhadap kebutuhan kesehatan
maupun infeksi saat hamil muncul sebagai dampak remaja.10
ketidak matangan organ reproduksi remaja dan menjadi PKPR sangat bermanfaat bagi remaja untuk
penyebab utama kematian maternal pada remaja di menyelesaikan problematika remaja ataupun
dunia.5,6 berkonsultasi untuk mendapatkan informasi yang tepat
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa berkaitan dengan kesehatan seksual reproduksinya
total penduduk di Indonesia tahun 2018 mencapai 265 sehingga mereka dapat bertanggung jawab dengan

99
Dewi, dkk. Vol. 7 No. 3 September 2020 Hal 98-108

perilakunya. Remaja dapat memanfaatkan layanan Remaja (PKPR) di Puskesmas baik dari sisi pengguna
konseling yang merupakan salah satu kegiatan PKPR di maupun pemberi atau penyedia pelayanan dengan semua
Puskesmas. Pelayanan kesehatan peduli remaja dapat jenis desain penelitian. Manuskrip yang tidak dapat
dilaksanakan melalui berbagai pendekatan baik diakses secara penuh dan bukan merupakan suatu
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif seperti penelitian menjadi kriteria ekslusi pada pemilihan artikel
pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE), jurnal ini. Terpilih 6 artikel penelitian yang layak dikaji
konseling, pelayanan klinis medis baik penunjang lebih lanjut pada studi ini.
maupun rujukan, Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat
(PKHS), serta pelatihan konselor sebaya dari petugas 4263 jurnal ditemukan
PKPR. 11 sesuai kata kunci
Tujuan dari penulisan article review ini adalah
untuk menganalisis implementasi pelayanan kesehatan 1606 jurnal dilakukan 1272 jurnal dieksklusi
peduli remaja di Puskesmas. Manfaat dari penulisan skrining karena tidak fulltext

article review ini yaitu sebagai bahan masukan maupun


informasi untuk meningkatkan keberhasilan program 334 jurnal fulltext 328 jurnal dieksklusi
PKPR. dilakukan uji karena tidak sesuai
kelayakan kriteria inklusi
METODE

Metodologi penelitian yang digunakan pada 6 jurnal fulltext


dilakukan review
artikel ini yaitu studi literatur. Sumber data dalam artikel
Gambar 1. Diagram Alur Pencarian Literatur Jurnal
ini diperoleh melalui website WHO dan website
BKKBN. Pencarian literatur jurnal dalam artikel ini HASIL
diakses melalui Google Schoolar, PLOS dan Springer
dengan rentang tahun 2015 hingga 2020. Kata kunci Pencarian Literatur dan Kelayakan Artikel

yang digunakan dalam pencarian literatur yaitu Jumlah artikel yang digunakan sebagai bahan
Implementasi PKPR, Youth friendly Sexual and studi literatur dengan tema “ Pelayanan Kesehatan
Reproductive Health Services, Sexual and Reproductive Peduli Remaja (PKPR) adalah 6 artikel. Adapun 6
Health Services in Adolescent-Friendly Health Services. artikel penelitian tersebut merupakan penelitian
Didapatkan 4263 artikel yang relevan dengan tema studi deskriptif kualitatif dan Cross-Sectional Mixed Method
ini. Dari pencarian artikel melalui basis data tersebut Study dengan subjek penelitian di Puskesmas atau
kemudian direduksi kembali sesuai dengan kriteria fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan ramah
tertentu. remaja.
Kriteria yang digunakan dalam pemilihan artikel
yaitu artikel merupakan penelitian baik dalam negeri
maupun internasional, di mana dokumen harus dapat
diakses secara penuh (fulltext). Literatur jurnal yang
digunakan berfokus pada Pelayanan Kesehatan Peduli

100
Dewi, dkk. Vol. 7 No. 3 September 2020 Hal 98-108

Tabel 1. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas

No. Penulis dan Judul Jenis Subjek Informan Temuan Utama


Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian

1. Rini Winangsih, Kualitatif Puskesmas 27 siswa 1. Pemanfaatan PKPR di


D.P.Yuli Kurniati, Kuta Selatan OSIS, Puskesmas masih minimal
Dyah pemegang karena remaja hanya
Pradnyaparamita program mengetahui bahwa PKPR
Duarsa (2015) PKPR, wakil merupakan layanan kesehatan
kepala remaja yang dilakukan
Faktor Predisposisi, sekolah, guru disekolah, bukan di Puskesmas.
Pendukung dan BK, konselor Bagi mereka Puskesmas
Pendorong sebaya. merupakan tempat untuk
Pemanfaatan berobat saja.
Pelayanan Kesehatan 2. Cara penyampaian materi oleh
Peduli Remaja di petugas kepada remaja yang
Kuta kurang dapat dipahami oleh
Selatan12 remaja
3. Kurangnya sarana prasarana
dalam pelaksanaan pelayanan
2. Kenti Friskarini dan Kualitatif Puskesmas Remaja dan 1. Belum adanya konselor sebaya
Helper Sahat P Gambir, petugas maupun pelatihan konselor
Manalu (2016) Puskesmas puskesmas sebaya
Cempaka 2. Kegiatan konseling PKPR yang
Implementasi Putih, hanya dapat dilakukan di dalam
Program Pelayanan Puskesmas gedung Puskesmas sesuai
Kesehatan Peduli Tanah Abang, dengan jam operasional
Remaja (PKPR) Di dan Puskemas Puskesmas
Tingkat Puskesmas Senen. 3. Kurangnya kemitraan pada
Dki Jakarta13 program PKPR di Puskesmas.
Puskesmas hanya bekerjasama
dengan Dinas Pendidikan,
BKKBN, dan LSM.
3. Aniesah Kualitatif Puskesmas 3 orang 1. Akses remaja dalam
Amieratunnisa dan Bangsri I pelaksana pemanfaatan PKPR di
Sofwan Indarjo program, 1 Puskesmas masih rendah.
(2018) Kepala 2. Pelaksana/tim PKPR di
Puskesmas, 1 Puskesmas belum mendapatkan
Implementasi pengurus pelatihan terkait PKPR dari
Program Pelayanan Bidang Dinas Kesehatan
Kesehatan Peduli Kesehatan 3. Kurangnya sarana prasarana
Remaja14 Keluarga seperti belum adanya ruangan
Dinas konseling khusus bagi remaja
Kesehatan
Kabupaten
Jepara, 4
remaja yang
mendapat
layanan PKPR

4. Sanfia Tesabela Kualitatif Puskesmas Kepala 1. Belum adanya tim PKPR.


Messakh (2019) Bancak Puskesmas dan 2. Kurangnya pihak-pihak yang
Pengelola belum dilibatkan dalam
Implementasi program pelaksanaan PKPR
Program Kesehatan 3. Konseling remaja yang belum

101
Dewi, dkk. Vol. 7 No. 3 September 2020 Hal 98-108

Reproduksi Remaja berjalan dengan maksimal serta


Di belum adanya ruangan
Puskesmas Bancak konseling.
Kabupaten
Semarang15

5. Pandey, et al (2019) Kualitatif 26 Layanan Remaja usia 1. Kurangnya pemanfaatan layanan


Kesehatan 15-19 tahun, kesehatan ramah remaja karena
Exploring the factors Ramah Petugas buruknya sikap dari staff
impacting on access Remaja di pemberi khususnya yang memperlakukan
and acceptance of Nepal pelayanan, remaja seperti anak-anak,
sexual and Guru ekolah, menghakimi dan kurang
reproductive health Komite memahami permasalahan dari
services provided by fasilitas dan remaja.
adolescent-friendly manajemen 2. Kurang maksimalnya pelayanan
health services in kesehatan, yang diberikan oleh petugas
Nepal16 LSM, Institusi kesehatan kepada remaja karena
pemerintah beban kerja dan tanggung jawab
mereka yang tidak hanya
memegang 1 program atau 1
pekerjaan saja.
3. Kurangnya privasi dan
kerahasiaan menjadi alasan
utama remaja enggan untuk
memanfaatkan layanan kesehatan
ramah remaja. Hal ini terkait
dengan ruang konsultasi yang
tidak memberikan privasi visual
seperti yang diharapkan remaja.
6. Munea, et al (2020) Cross- 18 Fasilitas 18 kepala 1. Hanya 10 (56,8%) fasilitas
Sectional Kesehatan program, 18 kesehatan dalam penelitian ini
Quality of youth Mixed Method petugas memiliki ruang terpisah khusus
friendly sexual and Study pelayanan bagi remaja.
reproductive health menggunkan remaja dan 3 2. Adanya pergantian staff
Services in West model klien, 8 3. Hanya beberapa fasililtas
Gojjam Zone, north Donabedian informan kesehatan yang melakukan
West Ethiopia: with kunci. pelatihan pendidik sebaya.
special reference to 4. Hampir seperempat dari fasilitas
the application of the kesehatan menyediakan
Donabedian model17 pelayanan ramah remaja tanpa
memiliki petugas yang terlatih.

102
Dewi, dkk. Vol. 7 No. 3 September 2020 Hal 98-108

Aspek Remaja dalam PKPR


Tabel di atas merupakan hasil dari beberapa penelitian
terkait dengan implementasi pelayanan kesehatan peduli Pada aspek ini melihat bagaiman remaja
remaja (PKPR) di puskesmas. Pada artikel pertama memperoleh informasi yang memenuhi selera dan
implementasi PKPR ditemukan kendala pada aspek kebutuhan mereka akan kebutuhan KIE kesehatan
remaja, aspek SDM kesehatan, dan aspek fasilitas remaja. Pada Program Pelayanan Kesehatan Peduli
kesehatan. Pada artikel kedua implementasi PKPR Remaja, remaja merupakan sasaran layanan PKPR, baik
ditemukan kendala pada aspek remaja, aspek SDM remaja di sekolah, remaja di luar sekolah. Remaja putri
kesehatan, dan aspek jejaring. Pada asrtikel ketiga, sebagai calon ibu maupun remaja yang hamil tanpa
implementasi PKPR ditemukan kendala pada aspek melihat status pernikahan, serta remaja yang rentan
remaja, aspek SDM kesehatan, dan aspek fasilitas penularan HIV, terinfeksi HIV, maupun yang terkena
kesehatan. Pada artikel keempat, implementasi PKPR dampak HIV. Keterlibatan remaja baik sebagai user
ditemukan kendala pada aspek SDM kesehatan, aspek maupun provider (peer counselor dan peer educator)
jejaring, dan aspek fasilitas kesehatan. Pada artikel dalam pelaksanaan program PKPR sangat penting bagi
kelima, implementasi PKPR ditemukan kendala pada keberhasilan program. Provider haruslah dapat
aspek remaja, aspek SDM kesehatan, dan aspek fasilitas menjawab persoalan remaja, dan akan lebih efektif
kesehatan. Pada artikel keenam, implementasi PKPR ketika provider juga dekat dengan remaja. Kader
ditemukan kendala pada aspek fasilitas kesehatan dan remaja sebagai peer counselor dan peer educator
aspek SDM kesehatan. menjadi jawaban yang diharapkan oleh remaja.18

PEMBAHASAN Pembentukan dan pelatihan konselor sebaya


(peer counselor) maupun pendidik sebaya (peer
Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
educator) menjadi hal yang penting.72 Konselor
(PKPR) yang dikembangkan oleh Kementrian
merupakan seorang fasilitator, penasihat, dan konsultan
Kesehatan sudah berjalan lama sejak tahun 2003.
yang mendampingi klien untuk dapat menemukan dan
Namun dalam pelaksanaannya masih banyak ditemui
mengatasi masalahnya.19 Dalam program PKPR peran
kendala baik dari remaja sebagai sasaran program
konselor sebaya dibutuhkan untuk dapat membantu
pelayanan, SDM, fasilitas kesehatan, jejaring PKPR,
petugas puskesmas dalam memberikan pelayanan
maupun manajemen kesehatannya. Pada buku pedoman
konseling pada remaja khususnya di luar gedung
Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
maupun di luar jam operasional puskesmas. Selain itu,
(SN PKPR) menjelaskan bahwa aspek-aspek inilah yang
dengan adanya konselor sebaya dan pendidik sebaya
dilihat untuk menilai sejauh mana Puskesmas dapat
yang terlatih maka dapat membantu petugas PKPR
melaksanakan maupun memberikan pelayanan
untuk menemukan sedini mungkin masalah kesehatan
kesehatan pada remaja melalui program Pelayanan
yang sedang dialami remaja sebaya.20
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) tersebut. Analisis
Penting bagi remaja untuk mengetahui bahwa
terhadap aspek-aspek ini menjadi penting agar kendala
layanan PKPR tidak hanya sekedar penyuluhan saja di
yang muncul pada setiap aspek dapat ditemukan
sekolah oleh petugas PKPR Puskesmas, namun layanan
penyelesaiiannya.
PKPR juga dapat dilakukan langsung di Puskesmas.
Beberapa kegiatan PKPR yang dapat dimanfaatkan oleh

103
Dewi, dkk. Vol. 7 No. 3 September 2020 Hal 98-108

remaja antara lain pelayanan komunikasi, informasi, dan remaja.23


edukasi (KIE), konseling, pelayanan klinis medis baik Berdasar pada literatur jurnal yang digunakan
penunjang maupun rujukan, Pendidikan Keterampilan pada studi ini juga ditemukan bahwa masih ada
Hidup Sehat (PKHS), serta pelatihan konselor sebaya Puskesmas yang melaksanakan program PKPR, namun
dari petugas PKPR. belum memiliki tim khusus pelaksana PKPR.
Ditemukan pula Puskesmas yang telah
Aspek SDM dalam PKPR
menyelenggarakan PKPR dan memiliki tim PKPR
Pada aspek ini melihat keterampilan dan namun tim PKPR tersebut masih belum mendapatkan
pengetahuan yang dimiliki oleh petugas pelaksana pelatihan dari Dinas Kesehatan.
program dalam memberikan pelayanan ataupun KIE Keberhasilan tim dalam memberikan pelayanan
yang peka, bersahabat dan tidak menghakimi remaja. kesehatan kepada remaja sebagai sasaran program PKPR
Baik tidaknya mutu pelayanan Puskesmas dapat dilihat akan meningkatkan kualitas dari pelayanan kesehatan
dari interaksi dari komponen pelayanannya. Teori dan meningkatkan kepuasan remaja. Melihat berbagai
Donabedian menjelaskan komponen tersebut terdiri dari permasalahan remaja yang cukup kompleks
input, proses, dan hasil. Jika input telah tersedia maka membutuhkan tidak hanya satu profesi medis saja
prosesnya pun dapat berjalan. Jika proses berjalan sesuai dalam penangannannya. Kolaborasi interprofesional
dengan yang direncanakan, maka hasilnya akan seperti dokter, perawat, bidan, ahli gizi, psikolog,
memuaskan.21 Begitu pula dengan layanan PKPR. Perlu promotor kesehatan, apoteker dan tenaga kesehatan
adanya input yang bermutu jika menginginkan hasil pendukung lainnya merupakan strategi yang tepat untuk
akhir program PKPR yang bermutu. Input dalam hal ini memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif
salah satunya kualitas maupun kuantitas SDM. SDM kepada remaja. Hal ini di karenakan setiap tenaga
yang dimaksud adalah SDM Kesehatan yaitu seluruh tim kesehatan memiliki pengetahuan, keahlian, serta peran
atau petugas pelaksana PKPR yang memiliki dan tugas masing-masing, sehingga dalam memberikan
keterampilan dan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada remaja akan membantu
pelayanan kesehatan maupun membantu remaja dalam menjelaskan dan menyelesaikan masalah kesehatan
menyelesaikan masalah kesehatan remaja.22 Tim atau remaja sesuai dengan prespektif profesi serta
petugas pelaksana PKPR meliputi dokter, perawat, mengurangi missunderstandings terhadap peran dan
bidan, ahli gizi, psikolog, apoteker, dan tenaga kesehatan tanggung jawab profesi masing-masing.24
pendukung lainnya. Sikap dari tim PKPR iniah yang Pendidikan dan pelatihan bagi tim pelaksana
menjadi salah satu alasan remaja untuk memanfaatkan PKPR juga merupakan upaya penting untuk
pelayanan kesehatan peduli remaja di Pukesmas. Sikap meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian
dari petugas pemberi pelayanan yang kurang memahami petugas kesehatan sehingga kinerja petugas kesehatan
dan cenderung menghakimi remaja membuat remaja pun semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan suatu
enggan untuk memanfaatkan layanan PKPR di penelitian yang meneliti pengaruh pelatihan terhadap
Puskesmas. Yang mereka butuhkan adalah petugas yang kinerja pegawai dengan hasil uji regresi liner
perhatian, mau mendengarkan keluhannya, dan tidak sederhananya menunjukkan bahwa peningkatan skor
memarahi ataupun memandang rendah keadaan pelatihan diikuti dengan peningkatan skor kinerja yang

104
Dewi, dkk. Vol. 7 No. 3 September 2020 Hal 98-108

artinya semakin baik pelatihan maka semakin tinggi pula pengambilan suatu kebijakan, penetapan sasaran
kinerja dari pegawai. Hasil uji t juga menunjukkan kebijakan, hingga pelaksanaan kebijakan. Hasil temuan
bahwa variabel pelatihan berpengaruh signifikan beberapa literatur jurnal didapatkan bahwa belum
terhadap variabel kinerja.25 Penelitian lain juga optimalnya kemitraan atau kerjasama lintas sektor.
menunjukkan bahwa terdapat hubungan kinerja Kenyataannya kemitraan merupakan suatu pendekatan
puskesmas dengan pendidikan dan pelatihan petugas yang berpengaruh signifikan dalam tercapainya
kesehatan di mana puskesmas dengan pencapaian keberhasilan suatu program kesehatan. Penggalangan
kinerja yang baik memiliki tenaga kesehatan yang kemitraan diberbagai sektor dengan pihak-pihak
sebagian besar telah mengikuti pendidikan dan potensial diperlukan untuk membangun kerjasama dan
pelatihan.26 saling berbagi peran serta tanggung jawab khususnya
yang bersifat promotif dan preventif dalam
Aspek Fasilitas Kesehatan dalam PKPR
penyelenggaraan suatu program kesehatan,
Pada aspek ini melihat ketersediaan dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam
berfungsinya sarana prasarana yang ada pada pelayanan pemanfaatan sumberdaya yang ada dalam
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan dan privasi penyelenggaraan program kesehatan sehingga
remaja. Untuk memberikan situasi yang lebih pribadi penyelenggaraan program kesehatan dapat terlaksana
dan menjamin kerahasiaan remaja saat melakukan secara optimal.28 Beberapa sasaran kemitraan dalam
konseling, maka penting bagi Puskesmas menyediakan pelaksanaan program PKPR antara lain instansi
ruangan khusus konseling yang terpisah dengan ruang pemerintah seperti (1)Dinas Kesehatan Kota yang
perawatan lainnya yang tidak memungkinkan staff lainn memiliki peran aktif dalam melakukan advokasi
melihat ataupun mendengar konsultasi yang sedang kebijakan publik untuk mempengaruhi stakeholder
berlangsung. Beberapa literatur menjelaskan bahwa dalam rangka mewujudkan kesehatan remaja, (2)Badan
privasi cenderung diukur dari segi fasilitas infrastruktur Pemberdayaan Masyarakat juga berperan dalam
seperti ketersediaan ruang konseling. Privasi yang dapat penentuan kegiatan bagi remaja melalui forum Pusat
terjaga di ruang konsultasi menjadi alasan utama Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja
tingginya tingkat kepuasan remaja dalam memanfaatkan (PIK-KRR), (3)BKKBN yang berperan dalam
27
fasilitas konseling. peningkatan kesehatan reproduksi remaja melalui
Bina Keluarga Remaja, konselor sebaya (peer
Aspek Jejaring dalam PKPR
counselor), serta pengembangan pendidik sebaya
Pada aspek ini melihat ketersediaan jejaring
(peer educator). (4)Dinas Pendidikan dan
lintas program maupun lintas sektoral dalam penyediaan
Departemen Agama yang berperan dalam
dan pemanfaatan PKPR. Masalah kesehatan remaja
peningkatan kesehatan reproduksi remaja melalui
merupakan masalah multidimensi yang dalam
jalur sekolah, pondok pesantren, dan memfasilitasi
penanganannya memerlukan adanya mitra atau
remaja masjid. (5)Dinas Sosial yang berperan
kerjasama multi sektor. Dalam implementasinya, untuk
mewujudkan keberhasilan pelaksanaan program PKPR dalam peningkatan kesehatan reproduksi remaja di
sangat penting bagi stakeholder untuk terlibat dalam luar sekolah, seperti misalnya kelompok anak

105
Dewi, dkk. Vol. 7 No. 3 September 2020 Hal 98-108

jalanan.29 UCAPAN TERIMAKASIH

Aspek Manajemen Kesehatan dalam PKPR Terimakasih saya ucapkan kepada: 1) Ibu
Zahroh Shaluhiyah, dan Ibu Chriswardani Suryawati
Aspek Manajemen dalam pelaksanaan PKPR
selaku pembimbing, untuk masukan dan dukungannya
melihat bagaimana puskesmas melakukan pencatatan,
selama proses peninjauan 2) Para profesional yang telah
pelaporan, evaluasi, pemantauan dan sistem rujukan.
berkontribusi dalam penyususnan artikel review ini.
Untuk itu, perlu adanya suatu sistem manajemen yang
dapat meningkatkan kualitas PKPR. Selain itu DAFTAR PUSTAKA
ketersediaan dokumen-dokumen dalam melakukan
1. Susanto A. Bimbingan dan Konseling di
kegiatan advokasi juga dibutuhkan untuk melakukan
Sekolah : Konsep, Teori, dan Aplikasinya.
lobying kepada pembuat maupun penentu kebijakan
Jakarta: Prenadamedia Group; 2018.
yaitu orang yang berpengaruh dalam keberhasilan
2. Prasetya F, Ananda SH, Putri LAR. Prosding
program PKPR baik di institusi pemerintah, lembaga
Seminar Nasional Kesehatan : Penguatan dan
perwakilan rakyat, lembaga swadaya masayarakat,
Inovasi Pelayanan Kesehatan dalam Era Revolusi
media masa dan kelompok potensial lain di
4.0. In: Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja :
masyarakat.30 Tujuan dari advokasi adalah untuk
Studi Pada SMAN 2 Kendari. Kendari: UHO
memperoleh komitmen, dukungan dalam bidang
EduPress; 2019.
31
kesehatan serta memastikan maupun meningkatkan
3. World Health Organization. Adolescent
ketersediaan sumber daya serta mengeluarkan kebijakan
Pregnancy [Internet]. WHO. 2020 [cited 2020
yang mendukung pelaksanaan program PKPR.32
Apr 22]. Available from:
KESIMPULAN https://www.who.int/en/news-room/fact-
sheets/detail/adolescent-pregnancy
PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja)
4. Mardjan H. Pengaruh Kecemasan Pada
merupakan layanan kesehatan bagi remaja yang berbasis
Kehamilan Primipara Remaja. Pontianak: Abrori
pelayanan kesehatan primer di Puskesmas. Namun
Institute; 2016.
dalam pelaksanaannya, program ini masih ditemui
5. Manuaba. Memahami Kesehatan Reproduksi
kendala.
Wanita. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2009.
Inovasi-inovasi dalam pelayanan kesehatan
6. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
remaja diperlukan agar remaja dapat memanfaatkan
Nasional, Badan Pusat Statistik, Kementrian
PKPR sewaktu-waktu. Pelatihan bagi petugas PKPR,
Kesehatan. Survei Demografi dan Kesehatan:
konselor sebaya, peningkatan sarana prasarana serta
Kesehatan Reproduksi Remaja [Internet].
penguatan jejaring PKPR juga dapat menjadi cara untuk
Jakarta; 2017. Available from: https://e-
mengatasi kendala yang saat ini muncul, sehingga dapat
koren.bkkbn.go.id/wp-
meningkatkan keberhasilan program, dan tercapainya
content/uploads/2018/10/Laporan-SDKI-2017-
program PKPR yang berkualitas.
Remaja.pdf
7. Badan Pusat Statistik. Statistik Indonesia 2019
[Internet]. Badan Pusat Statistik; 2019. Available

106
Dewi, dkk. Vol. 7 No. 3 September 2020 Hal 98-108

from: https://www.bps.go.id/ 2019;19:190–9.


8. Muawanah LB, Pratikto H. Kematangan Emosi, 16. Lata P, Id P, Seale H, Razee H. Exploring the
Konsep Diri Dan Kenakalan Remaja. J Psikol. factors impacting on access and acceptance of
2012;7(1):490–500. sexual and reproductive health services provided
9. PILAR PKBI Jateng. Remaja Butuh Akses by adolescent-friendly health services in Nepal.
Layanan Kesehatan Reproduksi Yang Ramah. PLoS One. 2019;1–19.
Semarang; 2019. 17. Munea AM, Alene GD, Debelew GT. Quality of
10. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Youth Friendly Sexual and Reproductive Health
Kementerian Kesehatan RI. Pemuda Rumuskan Services in West Gojjam Zone , north West
Keterlibatan Bermakna dalam Pembangunan Ethiopia : With Special Reference to the
Kesehatan [Internet]. Kementrian Kesehatan RI. Application of the Donabedian Model. BMC
2019 [cited 2020 Jul 22]. Available from: Health Serv Res. 2020;9:1–12.
https://www.kemkes.go.id/article/view/19032200 18. Sarweni KP, Hargono R. Demand vs Supply
001/pemuda-rumuskan-keterlibatan-bermakna- Program Kesehatan Remaja Di Puskesmas
dalam-pembangunan-kesehatan.html Kalikedinding Surabaya. J Promkes.
11. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Standar 2017;5(1):71–81.
Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja 19. Lubis NL. Konseling Kelompok. Jakarta:
(PKPR) [Internet]. Jakarta: Kementerian Kencana; 2016.
Kesehatan RI; 2013. Available from: 20. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
http://kesga.kemkes.go.id/ Pedoman Teknik Konseling Kesehatan Remaja
12. Winangsih R, Kurniati DPY, Duarsa DP. Faktor Bagi Konselor Sebaya [Internet]. Jakarta:
Predisposisi, Pendukung dan Pendorong Kementerian Kesehatan RI; 2010. Available
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Peduli from: http://kesga.kemkes.go.id/
Remaja di Kuta Selatan. Public Heal Prev Med 21. Bustami. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan
Arch. 2015;3(2):106–11. & Akseptabilitasnya. Jakarta: Erlangga; 2011.
13. Friskarini K, Manalu HSP. Implementasi 22. Meilan N, Maryanah, Follona W. Kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ( Reproduksi Remaja: Implementasi PKPR Dalam
PKPR ) di Tingkat Puskesmas DKI Jakarta. Teman Sebaya. Malang: Wineka Media; 2018.
ResearchGate. 2016;15(1):66–75. 23. Kristina Y. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
14. Amieratunnisa A, Indarjo S. Implementasi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja. Remaja di Kota Jayapura. J Biol Papua.
HIGEIA J Public Heal Res Dev. 2018;2(1):69– 2017;9(2):63–73.
79. 24. Hadi I. Buku Ajar Manajemen Keselamatan
15. Messakh ST, Istiarti E, Makulua M. Pasien. 1st ed. Yogyakarta: Deepublish; 2017.
Implementasi Program Kesehatan Reproduksi 25. Alhudhori M. Pengaruh Pelatihan terhadap
Remaja Di Puskesmas Bancak Kabupaten Kinerja Pegawai pada Puskesmas Simpang
Semarang. J Kesehat Bakti Tunas Husada. Kawat Kota Jambi. J Ilm Univ Batanghari Jambi.

107
Dewi, dkk. Vol. 7 No. 3 September 2020 Hal 98-108

2018;18(3):654–8.
26. Rubandiyah HI, Artikel I. Faktor Kinerja
Puskesmas di Kota Semarang. HIGEIA J Public
Heal. 2019;3(1):87–98.
27. Mazur A, Brindis CD, Decker MJ. Assessing
Youth-Friendly Sexual and Reproductive Health
Services : A Systematic Review. BMC Health
Serv Res [Internet]. 2018;18(216):1–12.
Available from: https://doi.org/10.1186/s12913-
018-2982-4
28. Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Panduan
Menggalang Kemitraan di Bidang Kesehatan.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2019.
29. Muthmainnah, Jati SP, Suryoputro A.
Stakeholder Pemerintah Sebagai Prime Mover
Keberhasilan Jejaring Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja. J Promosi Kesehat Indones.
2014;9:45–55.
30. Maulana HDJ. Promosi Kesehatan. Jakarta:
EGC; 2009.
31. Setyawan FEB. Pendekatan Pelayanan Kesehatan
Dokter Keluarga (Pendekatan Holistik
Komprehensif). Sidoarjo: Zifatama Jawara; 2019.
32. S MZ. Implementasi Advokasi, Komunikasi,
Mobilisasi Sosial Dalam Program Pembanguan
Bidang Kesehatan (Sebuah Tinjauan Teoritis). J
Perspekt Komun. 2018;1(3).

108

Anda mungkin juga menyukai