DISUSUN OLEH :
ACHMAD YANI
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas Pra Stase remaja. Tugas ini merupakan tugas dalam
bentuk Laporan Pendahuluan pada tahapan pra stase, yang mana kelompok mengawali
dengan memberikan konseling dan pemeriksaan Hb pada remaja untuk mencegah terjadinya
anemia dan masalah kesehatan lainnya yang beresiko terjadi pada remaja. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya, dan
semoga makalah ini bisa dijadikan referensi untuk laporan pendahuluan Stase Pra Klinik
selanjutnya. Kami mengucapkan terima kasih dan semoga tugas ini bermanfaat bagi banyak
pihak.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 4
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Berbagai pendapat yang membahas tentang batasan usia remaja. Batasan usia remaja dapat
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu usia 12–15 tahun termasuk masa remaja awal, usia 15–18
tahun termasuk masa remaja pertengahan, dan usia 18–21 tahun termasuk masa remaja akhir.
Masa remaja identik dengan masa yang penuh tantangan dan krisis. Remaja juga perlu
Perubahan dalam masa remaja melibatkan 3 aspek, yaitu perubahan biologis, kognitif, dan
sosio-emosional (Rizkyta, 2017). Salah satu perubahan biologis pada masa remaja yaitu
terjadinya masapubertas dengan ditandai adanya mimpibasah pada laki– laki dan menarche
Pada masa remaja akan banyak perubahan yang terjadi karena merupakan masa peralihan
sehingga remaja banyak membutuhkan bimbingan dan pendidikan terkain dengan perubahan
yang terjadi hal yang biasanya berisko terjadi pada remaja adalah masalah kesehatan
reproduksi, PMS, anemia dan PHBS atau perilaku hidup bersih dan sehat.
Remaja harus memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi. Masa
remaja adalah masa kehidupan yang berisiko untuk memiliki masalah kesehatan
reproduksi yang berubah sesuai dengan perjalanan kehidupan. Data Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 memberikan hasil bahwa perilaku seks pada
remaja sebesar 59 persen pria dan 74 persen wanita sudah melakukan hubungan seksual
pranikah pada usia 15 –19 tahun. Masalah kesehatan reproduksi dan perilaku berisiko
masih sering terjadi di Indonesia. Beberapa perubahan yang dapat menimbulkan berbagai
macam perilaku menyimpang antara lain kenakalan di umur remaja, penyalahgunaan zat
terlarang seperti narkoba dan seks bebas yang dapat menimbulkan Penyakit Menular
Seksual (PMS), HIV/AIDS, kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), aborsi, dan
Menjaga kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat penting terutama bagi para remaja .
Karena pada masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik terutama
dalam menjaga kebersihan yang menjadi aset sangat penting dalam jangka panjang
khususnya remaja putri.Pengetahuan masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri
saja tetapi juga bagi remaja laki-laki juga harus mengetahui dan mengerti cara hidup dengan
reproduksi yang sehat agar tidak terjerumus ke pergaulan yang salah yang merugikan bagi
kesehatan reproduksi harus ditunjang dengan materi komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE) yang tegas tentang penyebab dan konsekuensi perilaku seksual pada remaja.
Remaja seringkali merasa tidak nyaman atau tabu untuk membicarakan masalah seksualitas
dan kesehatan reproduksinya. Akan tetapi karena faktor keingintahuannya mereka akan
berusaha untuk mendapatkan informasi ini. Oleh karena itu pentingnya pendidikan tentang
masalah dalam kesehatan reproduksinya. Masalah yang akan timbul jika remaja tidak
mengetahui pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi yaitu penyakit menular
seksual dan infeksi menular Seksual. Kesehatan reproduksi remaja merupakan suatu kondisi
sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi pada remaja termasuk sehat
secara mental serta sosial kultural (Fauzi, 2008). Menjaga kesehatan reproduksi pada masa
remaja sangat penting, karena pada masa ini organ organ seksual remaja telah aktif (Senja &
Widiastuti, 2020).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan dengan
sadar sebagai bentuk pembelajaran, akibatnya keluarga, kelompok atau masyarakat dapat
membantu diri sendiri dibidang kesehatan dan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat. Pola Hidup Bersih dan Sehat seharusnya sudah menjadi kebiasaan masyarakat
dan sudah dicanangkan sejak lama namun penerapannya pada kelompok remaja masih belum
optimal (Lysti Andini Rahma, et al, 2020). Pendidikan PHBS Perilaku hidup bersih dan sehat
pada remaja penting dilakukan agar remaja menjadi tahu, mau, dan mampu melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta turut serta dengan aktif dalam gerakan hidup
bersih dan sehat dikalangan remaja sehingga remaja menjadi tumbuh sehat dan bebas dari
Anemia yaitu jumlah sel darah merah atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah
(Hb) tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologi tubuh.1 Anemia pada wanita usia subur
merupakan tantangan di bidang gizi kesehatan reproduksi.3 Anemia saling terkait dengan
Target Gizi Global seperti: stunting, wasting dan berat badan lahir rendah. Anemia masuk
dalam program Sustained Development Goals (SDG) ke-2 dan ke-3 untuk mengurangi semua
bentuk kekurangan gizi dan memastikan kehidupan yang sehat untuk semua usia tahun 2030
Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (Hb) seseorang dalam
darah lebih rendah dari normal. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang beresiko
tingginya prevelensi anemia pada remaja putri (El Shara et al., 2017).
Berdasarkan data Riskesdas 2018 proporsi anemia pada perempuan (27,2%) lebih tinggi
dibandingkan pada laki-laki (20,3%). Proporsi anemia pada kelompok umur 15-24 tahun
Melalui project ini diharapkan tingkat pengetahuan remaja meningkat sehingga mampu
untuk melindungi diri sendiri, menjaga kesehatan dan mampu untuk mengaplikasikannya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
melalui tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosialekonomi. Sehingga dapat dijabarkan
bahwa remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Berbagai pendapat yang membahas tentang batasan usia remaja. Batasan usia remaja
dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu usia 12–15 tahun termasuk masa remaja awal, usia
15–18 tahun termasuk masa remaja pertengahan, dan usia 18–21 tahun termasuk masa remaja
akhir. Masa remaja identik dengan masa yang penuh tantangan dan krisis. Remaja juga perlu
Perubahan dalam masa remaja melibatkan 3 aspek, yaitu perubahan biologis, kognitif, dan
Tahapan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan ada tiga (3) tahap
perkembangan remaja (Sarwono, 2008) yaitu : 1) Remaja Awal (Early Adolescene) Seorang
remaja pada tahap ini masih terheranheran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada
mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang
secara erotis. 2) Remaja Madya (Middle Adolescence) Pada tahap ini remaja sangat
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. 3) Remaja Akhir (Late Adolescence) Tahap
ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal
dibawah ini : a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. b. Egonya mencari
kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
c. Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. d. Egosentrisme (terlalu
memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan
diri sendiri dengan orang lain. e. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya
(private self) dan masyarakat umum (the public) (Lysti Andini Rahma, et al, 2020).
1. Anemia
Anemia adalah berkurangnya kadar eritrosit (sel darah merah) dan kadar hemoglobin
(Hb) dalam setiap millimeter kubik darah dalam tubuh manusia. Hampir semua gangguan
pada sistem peredaran darah disertai dengan anemia yang ditandai dengan warna kepucatan
pada tubuh, penurunan kerja fisik dan penurunan daya tahan tubuh.
sebagai berikut: 1) Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
mineral fe. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan
makanan, karena gangguan absorbsi atau terpantau banyaknya besi keluar dari tubuh,
misalnya pada pendarahan. 2) Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh
defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12, anemia ini sering
ditemukan pada wanita yang jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan
protein hewani tinggi. 3) Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena
penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. 4) Anemia
hipoplastik dan aplastik adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang belakang
kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru (Prawirohardjo, 2009). Pada sepertiga kasus
anemia dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi, leukimia dan gangguan
imunologis.
2. Kesehatan Reproduksi
merupakan suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari
penyakit kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi
Reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-
mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses
poduksi.
Masalah kesehatan reproduksi remaja tidak hanya memiliki dampak negatif terhadap
fisik, namun juga memiliki pengaruh jangka panjang terhadap kesehatan mental dan emosi,
keadaan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Efek jangka panjang tersebut tidak hanya
berpengaruh pada remaja yang bersangkutan namun juga terhadap keluarga, masyarakat dan
bangsa pada akhirnya. Permasalahan utama kesehatan reproduksi pada remaja dapat
a. Kehamilan tak dikehendaki, yang seringkali menjurus kepada aborsi yang tidak aman dan
komplikasinya,
b. Kehamilan dan persalinan usia muda yang menambah risiko kesakitan dan kematian ibu
dan bayi, c. Masalah infeksi menular seksual (IMS), termasuk infeksi HIV/AIDS
d. Tindak kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, pelecehan seksual dan transaksi seks
komersial.
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat (Sudayasa, 2009) Perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sendiri untuk menolong diri sendiri, keluarga dan masyarakat untuk
TINJAUAN KASUS
Konseling pada remaja dilaksanakan di Yayasan Asih Putra pada hari Selasa 9 November
2021 pukul 09.00-selesai dengan jumlah siswa 44 siswa dengan usia 15-18 tahun. Jumlah
siswa wanita 21 dan siswa pria 23. Di kelas XI IPS dan XI IPA 1 dan 2. Pemeriksaan yang
dilakukan adalah pemeriksaan HB (hemoglobin) untuk melihat anemia atau tidak. Dari 5
A. Identitas Klien 1
Nama: IZH
Usia: 16 tahun
Kelas: XI IPS
B. Hasil Pemeriksaan
TD: 91/67
HR: 88x/menit
A. Identitas Klien 2
Nama: SNA
Usia: 16 tahun
Kelas: XI IPA II
B. Hasil Pemeriksaan
TD: 90/70
HR: 78x/menit
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis membahas tentang anemia yang terjadi pada usia remaja,
dari beberapa siswa yang dilakukan pemeriksaan HB didapatkan 2 siswa mengalami anemia
yaitu IJH 16 tahun dengan nilai HB 11,3 g/dl dan SNA 16 tahuan dengan nilai HB 11,5 g/dl.
Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (Hb) seseorang dalam darah
lebih rendah dari normal. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang beresiko
tingginya prevelensi anemia pada remaja putri (El Shara et al., 2017). Anemia yaitu jumlah
sel darah merah atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah (Hb) tidak mencukupi
untuk kebutuhan fisiologi tubuh.1 Anemia pada wanita usia subur merupakan tantangan di
bidang gizi kesehatan reproduksi.3 Anemia saling terkait dengan Target Gizi Global seperti:
stunting, wasting dan berat badan lahir rendah. Anemia masuk dalam program Sustained
Development Goals (SDG) ke-2 dan ke-3 untuk mengurangi semua bentuk kekurangan gizi
dan memastikan kehidupan yang sehat untuk semua usia tahun 2030 (Simanungkalit &
Simarmata, 2019).
Kegiatan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi resiko anemia pada remaja
adalah dengan memberikan tablet Fe, melakukan konseling gizi seperti makanan apa yang
baik dan tidak baik untuk dikonsumsi oleh remaja, makan yang teratur dan sehat serta
Masa remaja identik dengan masa yang penuh tantangan dan krisis. Remaja juga perlu
Perubahan dalam masa remaja melibatkan 3 aspek, yaitu perubahan biologis, kognitif, dan
masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada remaja sangat penting hal ini karena remaja
masih banyak yang belum paham tentang perubahan-perubahan yang terjadi. DIharapkan
semua pihak dapat mendampingi dan mendidik remaja agar menjadi generasi yang sukses
http://ejournal.poltekkesternate.ac.id/ojs/index.php/juke/article/view/15/6
El Shara, F., Wahid, I., & Semiarti, R. (2017). Hubungan Status Gizi dengan Kejadian
Anemia pada Remaja Putri di SMAN 2 Sawahlunto Tahun 2014. Jurnal Kesehatan
Kharisma et al. (2020). HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI ORANG TUA ASUH DENGAN
https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/kespro/article/view/4432/2399
Lysti Andini Rahma, et al. (2020). OPTIMALISASI EDUKASI PHBS DAN GIZI SEIMBANG
http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI/article/view/45/60
https://dp3appkb.kalteng.go.id/artikel/pentingnya-pengetahuan-kesehatan-
reproduksibagi-remaja.html
Yufi Aris, yulianto et al. (2020). Tampilan PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
https://journal.unigres.ac.id/index.php/JNC/article/view/1104/883