Anda di halaman 1dari 85

PENGARUH KONSUMSI SARI KACANG HIJAU

TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB IBU


HAMILTRIMESTER I DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS
HARAPAN BARU TAHUN 2021

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Terapan Kebidanan

Oleh :
NAUMI E.M
NIM. PO7224321074

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2022
i

HALAMAN JUDUL
PENGARUH KONSUMSI SARI KACANG HIJAU
TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB IBU
HAMILTRIMESTER I DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS
HARAPAN BARU TAHUN 2021

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Terapan Kebidanan

Oleh :
NAUMI E.M
NIM. PO7224321074

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2022
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Naumi E.M

NIM : PO7224321074

Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah/Skripsi yang

saya tulis ini benar merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan

saya didalam naskah ini, tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu perguruan tinggi dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam naskah

Karya Tulis Ilmiah/Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiat saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan.

Samarinda, 17,Februari 2022

Yang membuat pernyataan

( Naumi E.M )

NIM. PO7224321074

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

RIWAYAT HIDUP

Identitas diri

Nama : Naumi E.M

Tempat/Tanggal lahir : Gemar Baru, 22 Januari 1998

Alamat : Jl.M.Said Gg.Kita Blok O RT. 29 Kel.Lok Bahu

Status Keluarga : Menikah

Alamat Instansi : Jl. Kurnia Makmur Kel. Harapan BaruKec. Loa Janan Ilir

Riwayat Pendidikan :

1. SD Inpres 011 Lulus tahun 1999

2. SMPN 2 Muara Ancalong Lulus tahun 2002

3. SMA Tunas Kelapa Samarinda Lulus tahun 2005

4. DIII Kebidanan Sandi Karsa Makassar Lulus tahun 2008

Riwayat Pekerjaan :

1. RS. Dirgahayu Tahun 2009 – 2010

2. RSUD Malinau Tahun 2010 – 2011

3. PTT Pusat Puskesmas Setulang Kab. Malinau Tahun 2011-2016

4. PuskesmasHarapan Baru Samarinda Tahun 2021- sampai sekarang

iii
LEMBAR PENGESAHAN

MANUSKRIP

PENGARUH KONSUMSI SARI KACANG HIJAU TERHADAP


PENINGKATAN KADAR HB IBU HAMIL TRIMESTER I
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN BARU
TAHUN 2021

NAUMI E.M
NIM. PO7224321074

Telah diperiksa dan dinyatakan


telah memenuhi syarat

Menyetujui

Dewan Penguji

Penguji Utama Penguji I Penguji II

Ns. Andi Parelangi, S.Kep.,M.Kep.,M.H.Kes Ns.Jasmawati, S.Kep.,M.Kes Ns. Rivan Firdaus, SST,.M.Kes
NIDN 4015127503 NIDN 4014026401 NIDN 4007028601

Mengetahui
Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Program Studi
Sarjana Terapan Kebidanan

Inda Corniawati, M. Keb Nursari Abdul Syukur. M. Keb


NIP.197508242006042002

iv
NIP.197805192002122001

ABSTRAK
PENGARUH KONSUMSI SARI KACANG HIJAU TERHADAP
PENINGKATAN KADAR HB IBU HAMIL TRIMESTER I
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN BARU
TAHUN 2021
Naumi E.M¹),Ns.Jasmawati, S.Kep.,M.Kes²),Ns. Rivan firdaus, SST,.M.Kes³)
¹)Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kaltim
²)Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kaltim
³)Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kaltim

Pendahuluan : Bedasakan data Riskesdas (2018), prevalensi kurang darah atau


<Hb pada masa kehamilan, dikota samarinda sepanjang tahun 2011 dari seluruh
Puskesmas yang ada disamarinda diperoleh dari data 18.86% kehamilan yang
menderita hb < 11 gr%, Data pada kota samarinda mengenai angka mortalitas ibu
pada tahun 2015 sebanyak 76 per 100.000 kelahiran hidup mengalami kenaikan
yang cukup berarti jika dibandingkan dengan angka mortalitas ibu pada tahun
2014 yakni sekitar 50 per 100.000 kelahiran hidup.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh konsumsi sari kacang hijau terhadap
peningkatan kadar Hb pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja Puskesmas
Harapan Baru tahun 2021.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan
metode pendekatan pre test dan post test.
Hasil : uji statistic paired samples t-test didapatkan nilai t=-12,41 danp= 0,001
(p<0,05) berarti ada pengaruh yang signifikan pemberian minuman sari kacang
hijau terhadap peningkatan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil Trimester I di
Puskesmas Harapan Baru
Pembahasan : Anemia merupakan penurunan kadar hemoglobin, hitung eritrosit,
dan hematokrit sehingga jumlah eritrosit dan/atau kadar hemoglobin yang beredar
tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh.
Biasanya anemia ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin kurang dari 13,5
mg/dl pada pria dewasa dan kurang dari 11,5 mg/dl pada wanita dewasa.
Penyebab terjadinya anemia yaitu: asupan yang tidak adekuat, hilangnya sel darah
merah yang disebabkan oleh trauma, infeksi, perdarahan kronis, menstruasi dan
penurunan atau kelainan pembentukan sel seperti : hemoglobinopati, talasemia,
sferositosis herediter, dan defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrogenase.
Kesimpulan : Minuman kacang hijau dapat meningkatkan kadar hemoglobin
dalam darah secara signifikan karena mengandung zat besi, vitamin c, dan zat
seng dan vitamin A memiliki banyak peran di dalam tubuh, antara lain untuk

v
pertumbuhan dan diferensiasi sel Progenitor eritrosit,imunitas tubuh terhadap
infeksi dan mobilisasi cadangan zat besi
Kata Kunci : Anemia, Kadar Haemoglobin

ABSTRACT

THE EFFECT OF GREEN BEAN SIDE CONSUMPTION ON INCREASING


HB LEVELS OF PREGNANT WOMEN IN TRIMESTER I
THE WORKING AREA OF AT PUSKESMAS HARAPAN BARU
YEAR 2021

Naumi E.M¹),Ns.Jasmawati, S.Kep.,M.Kes²),Ns. Rivan firdaus, SST,.M.Kes³)


¹)Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kaltim
²)Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kaltim
³)Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kaltim

Introduction: Based on Riskesdas data (2018), the prevalence of anemia or <Hb


during pregnancy, in the city of Samarinda throughout 2011 from all Puskesmas
in Samarinda was obtained from data on 18.86% of pregnancies suffering from
Hb <11 gr%. Maternal mortality in 2015 was 76 per 100,000 live births, a
significant increase compared to the maternal mortality rate in 2014 which was
around 50 per 100,000 live births.
Objective : To determine the effect of green bean juice consumption on increasing
HB levels in first trimester pregnant women in the work area of Harapan Baru
Health Center in 2021.
Methods: The type of research used is quasi-experimental with pre-test and post-
test approaches.
Result: statistical paired samples t-test, the value of t=-12.41 and p=0.001
(p<0.05) means that there is a significant effect of giving green bean juice to
increase hemoglobin (Hb) levels in pregnant women in the first trimester in
Indonesia. New Hope Health Center
Discussion: Anemia is a decrease in hemoglobin levels, erythrocyte count, and
hematocrit so that the number of erythrocytes and/or circulating hemoglobin
levels cannot fulfill its function to provide oxygen to body tissues. Usually anemia
is characterized by a decrease in hemoglobin levels of less than 13.5 mg/dl in
adult men and less than 11.5 mg/dl in adult women. The causes of anemia are:
inadequate intake, loss of red blood cells caused by trauma, infection, chronic
bleeding, menstruation and decreased or abnormal cell formation such as
hemoglobinopathy, thalassemia, hereditary spherocytosis, and deficiency of
glucose 6 phosphate dihydrogenase.
Conclusion: Mung bean drink can increase hemoglobin levels in the blood
significantly because it contains iron, vitamin C, and zinc and vitamin A has many

vi
roles in the body, including growth and differentiation of erythrocyte progenitor
cells, body immunity against infection and mobilization. iron reserves

Keywords: Anemia, Hemoglobin Leve

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penulisan Skripsi ini

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Terapan Kebidanan pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Jurusan

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kaltim. Skripsi ini terwujud atas bimbingan,

pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada

1. Dr. H. Supriadi B.,S.Kp.,M.Kep Selaku Direktur Poltekes Kemenkes

Kalimantan Timur.

2. dr. Deasi Nursanti Natsir, M.Si. Selaku Pimpinan Puskesmas Harapan Baru

yang telah memberikan izin penelitian dan membantu kelancaran penelitian.

3. Inda Corniawati. M. Keb. Selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekes

Kemenkes Kalimantan Timur.

4. Nursari Abdul Syukur. M. Keb. Selaku ketua Program Studi Sarjana Terapan

Kebidanan Poltekes Kalimantan Timur.

5. Ns. Andi Parelangi, S.Kep,.M.Kep., M.H.Kes Selaku penguji utama.

vii
6. Ns. Jasmawati.S.Kep,. M.Kes. Selaku Pembimbing I.

7. Ns. Rivan firdaus, SST., M.Kes. Selaku Pembimbing II.

8. Seluruh Dosen dan Tenaga Kependidikan Program Studi Sarjana Terapan

Kebidanan Poltekes Kemenkes Kalimantan Timur.

9. Kedua orang tua beserta kakak yang telah memberikan doa dan dukungan

selama proses pembuatan Skripsi.

10. Teman-teman Sarjana Terapan Poltekes angkatan 2021 dan teman-teman

Puskesmas Harapan Baru yang selalu memberikan dukungan.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

memberikan dukungan.

Penulis mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat untuk mendorong penelitian-penelitian selanjutnya.

Samarinda, 10 Mei 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN................................................................................ii
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................iv
ABSTRACT............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR ISTILAH............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................5
C. Tujuan penelitian.............................................................................................6
D. Manfaat penelitian...........................................................................................6
E. Keaslian penelitian...........................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10
A.Landasan Teori...............................................................................................10
B.Kerangka Teori...............................................................................................25
C.Kerangka Konsep............................................................................................27
D.Hipotesis.........................................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................28
A.Jenis dan Desain Penelitian............................................................................28

ix
B.Populasi dan Sampel.......................................................................................28
C.Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................................32
D.Variabel penelitian..........................................................................................32
E.Definisi Operasional.......................................................................................33
F.Instrumen penelitian........................................................................................33
G.Tehnik pengumpulan data..............................................................................34
H.Analisa Data...................................................................................................35
I.Etika Penelitian................................................................................................36
J.Alur Penelitian.................................................................................................38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................41
A. Hasil...............................................................................................................41
B. Pembahasan...................................................................................................45
C. Keterbatasan Penelitian.................................................................................51
BAB V PENUTUP................................................................................................52
A.Kesimpulan.....................................................................................................52
B. Saran..............................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54
LAMPIRAN..........................................................................................................57

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian……………………………………………………..8

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Kacang hijau per 100 gr…………………………… 19

Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………………………….......……. 30

Tabel 4.1 Mengidentifikasi karakteristik responden ibu hamil trimester I


terhadap peningkatan kadar haemoglobin diwilayah kerja Puskesmas
Harapan Baru tahun 2022…………………………………………….,42

Tabel 4.2 Mengidentifikasi kadar haemoglobin sebelum pemberian sari kacang


hijau pada ibu hamil trimester I diwilayah kerja PuskesmasHarapan
Baru tahun 2022……………………………………………………….43

Tabel 4.3 Mengidentifikasi kadar haemoglobin sesudah pemberian sari kacang


hijau pada ibu hamil trimester I diwilayah kerja PuskesmasHarapan
Baru tahun 2022……………………………………………………….43

Tabel 4.4 Uji normalitas Kadar Haemoglobin sebelum dan sesudah pemberian
sari kacang hijau di Puskesmas Harapan baru tahun 2022…………....44

Tabel 4.5 Menganalisis kadar haemoglobin setelah pemberian sari kacang hijau
pada ibu hamil trimester I diwilayah kerja Puskesmas Harapan Baru
tahun 2022…………………………………………………………….44

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori…………………………………………………….. 23

Gambar 2.2 Kerangka Konsep………………………………………………….. 24

xii
DAFTAR ISTILAH

BPS :Badan Pusat Statistik


CDC : Central of Disease Control
GCHB :Gukosa Colesterol Haemoglobin (easy touch cek)
HB : Haemoglobin
INACG:International Nutritional Anemia Consultatif Group
IQ :Intelligence Quotients
K1 : Kunjungan ibu hamil pada trimester satu
SPSS :Statistical Package for the Social Sciences
WHO :World Health Organization

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Master Tabel Penelitian


Lampiran 2 Uji Normalitas Data
Lampiran 3 Uji Paired Sample Test
Lampiran 4 Dokumentasi Pembuatan Sari Kacang Hijau
Lampiran 5 Dokumentasi Penkes Tentang Konsumsi Sari Kacang Hijau

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Anemia selama kehamilan didefinisikan oleh Pusat Pengendalian

dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) sebagai konsentrasi hemoglobin di bawah 11 g/dL. Dikatakan berat

bila kadar hemoglobin kurang dari 7,0g/dL, sedang bila kadar hemoglobin

7,0-9,9 g/dL, dan ringan bila hemoglobin 10,0 - 10,9 g/dl. Ini adalah masalah

kesehatan utama yang mempengaruhi 25% - 50% populasi dunia dan sekitar

50% wanita hamil. WHO memperkirakan prevalensi anemia pada ibu hamil

sebesar 14% di negara maju dan 51% di negara berkembang. Prevalensi

anemia pada wanita hamil telah stagnan selama dekade terakhir meskipun

program suplementasi asam folat nasional (48% dalam Survei Kesehatan

Sensus Nepal 2011, turun dari 46% pada 2016).(Ram Sunuwar et al., 2019)

Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah atau

kapasitas sel darah merah membawa oksigen tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan fisiologis. Ibu hamil anemia adalah ibu hamil dengan kadar Hb

<11,0 g/dl yang diperiksa pada saat kunjungan pertama (K1). Ibu hamil

dengan anemia memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan anemia

defisiensi besi yang bisa bertahan sepanjang usia awal anak dan menghambat

pertumbuhan sel-sel otak anak serta sel-sel tubuh lainnya, yang

mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan (Pedoman

1
Program Pemberian Dan Pemantauan Mutu Tablet Tambah Darah Untuk Ibu

Hamil).(BPS, 2018)

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan utama di dunia.

Anemia defisiensi besi adalah jenis kekurangan gizi yang paling umum yang

mempengaruhi negara maju dan berkembang. Perkiraan oleh WHO

mengaitkan sekitar 591.000 kematian perinatal dan 115.000 kematian ibu

secara global dengan anemia defisiensi besi secara langsung atau tidak

langsung. Prevalensi anemia di negara-negara Asia Selatan merupakan yang

tertinggi di dunia. Sekitar setengah dari kematian ibu global akibat anemia

terjadi di negara-negara Asia Selatandan India menyumbang sekitar 80%.

Anemia mempengaruhi semua kelompok umur mulai dari pubertas dan

remaja hingga usia perimenopause. Alasan tingginya insiden anemia di India

termasuk asupan makanan yang rendah zat besi, bio-availabilitas zat besi

yang buruk, diet India yang kaya akan fitat, kebiasaan makan yang salah,

kehilangan darah kronis selama menstruasi dan tingginya prevalensi infeksi

seperti malaria dan infestasi cacing tambang. Kondisi ini diperparah pada

kehamilan karena meningkatnya kebutuhan janin yang sedang tumbuh. Zat

besi oral profilaksis direkomendasikan selama kehamilan untuk memenuhi

kebutuhan yang meningkat selama periode antenatal.(Jose et al., 2019)

Di Indonesia angka anemia pada ibu hamil masih cukup

tinggi.Berdasarkan hasil data Riskesdas 2018, presentase anemia pada ibu

hamil yang mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir yaitu dari tahun

2013 sampai tahun 2018. Pada riskesdas tahun 2013 sebesar 37,15%

sedangkan hasil Riskesdas 2018 telah mencapai 48,9%, sehingga dapat

2
disimpulkan selama 5 tahun terakhir masalah anemia pada ibu hamil telah

meningkat sebesar 11,8%. Dari data tahun 2018 jumlah ibu hamil yang

mengalami anemia paling banyak usia 15-24 tahun sebesar 84,6%, usia 25-34

tahun sebesar 33,7%, usia 35-44 tahun sebesar 33,6% dan usia 45-54 tahun

sebesar 254%. Prevalensi anemia dan risiko kurang energy kronis pada

perempuan usia subur sangat dipengaruhi kondisi kesehatan anak pada saat

dilahirkan termasuk berpotensi terjadinya berat badan lahir rendah.

(KEMENKES RI, 2021)

Dari data Riskesdas (2018), prevalensi kurang darah atau <Hb pada

masa kehamilan, dikota samarinda sepanjang tahun 2011 dari seluruh

Puskesmas yang ada disamarinda diperoleh dari data 18.86% kehamilan yang

menderita hb < 11 gr%, Data pada kota samarinda mengenai angka mortalitas

ibu pada tahun 2015 sebanyak 76 per 100.000 kelahiran hidup mengalami

kenaikan yang cukup berarti jika dibandingkan dengan angka mortalitas ibu

pada tahun 2014 yakni sekitar 50 per 100.000 kelahiran hidup.(Dinas

Kesehatan Kalimantan Timur, 2020)

Anemia selama kehamilan telah dikaitkan dengan peningkatan

risiko kematian ibu dan janin, pertumbuhan intrauterin yang buruk, dan

gangguan perkembangan kognitif.(Abioye et al., 2019). Menurut Pedoman

WHO untuk Penggunaan Suplemen zat besi untuk mencegah dan Mengobati

Anemia Defisiensi Besi oleh Rebecca J. Stoltzfus dan Michele L.Dreyfuss,

International Nutritional Anemia Consultatif Group (INACG).(Tandon et al.,

2018).

3
Penelitian yang dilakukan oleh Susmita Sharma dkk, (2019). Anemia

atau konsentrasi hemoglobin yang rendah banyak terjadi selama kehamilan.

Anemia selama kehamilan tidak hanya berdampak pada kesehatan ibu tetapi

juga berdampak pada kesehatan janin. Hubungan anemia selama kehamilan

dengan hasil ibu dan janin yang dapat merugikan . Hasil penelitian ini

sebagian besar sejalan dengan laporan lain tentang anemia selama kehamilan.

Prevalensi keseluruhan anemia selama kehamilan dalam penelitian kami

adalah 68,04%, yang serupa dengan yang dilaporkan dari bagian lain India

dan negara berkembang lainnya.(Sharma et al., 2019)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mayasari, dkk, (2021). Ada

Pengaruh yang signifikan antara pemberian sari kacang hijau terhadap

kenaikan kadar Hb ibu hamil. Sari kacang hijau memiliki kandungan nutrisi

yang lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa kacang-kacangan yang

lainnya. Kacang hijau juga digunakan masyarakat untuk pengobatan secara

empiris yaitu sebagai pencegahan anemia.(Mayasari et al., 2021)

Salah satu cara penanggulangannya anemia dengan fortifikasi

pangan. Fortifikasi makanan yang banyak di konsumsi dan proses secara

terpusat merupakan inti pengawasan anemia diberbagai Negara.Fortifikasi

makanan merupakan salah sat cara terampuh pencegahan defisiensi zat besi,

salah satu makanan yang dapat mencegah defisiensi zat besi adalah sari

kacang hijau. Kacang hijau merupakan salah satu bahan makanan yang

mengandung zat-zat yang dipperlukan untuk pembentukan sel darah sehingga

dapat mengatasi efek penurunan Hb. Kacang hijau dapat berperan

pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia karena kandungan

4
fitokimia dalam kacang hijau sangat lengkap sehingga dapat membantu

hamotopisis(Purwono Rudi Hartono, 2012).

Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan desember 2021. Di

wilayah kerja PuskesmasHarapan Baru, berdasarkan laporan bulanan jumlah

ibu hamil dari September-November berjumlah 208 ibu hamil, terdapat 30

ibu hamil atau mengalami anemia ringan, angka tersebut lebih tinggi

dibanding tahun 2018 hanya berjumlah 20 ibu hamil.

Dari data yang diangkat karena masih tingginya angka kejadian

anemia pada ibu hamil dan beberapa permasalahan lain yang belum

ditampilkan akan dampak anemia pada ibu hamil dan upaya mengatasinya,

hingga peneliti tertarik mengangkat judul “ Pengaruh konsumsi sari kacang

hijau terhadap peningkatan kadar Hb pada ibu hamil trimester I diwilayah

kerja PuskesmasHarapan Baru tahun 2021”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut “ Apakah ada Pengaruh konsumsi sari

kacang hijau terhadap peningkatan kadar hb pada ibu hamil trimester I di

wilayah kerja Puskesmas Harapan Baru tahun 2021? “

5
C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh konsumsi sari kacang hijau terhadap

peningkatan kadar Hb pada ibu hamil trimester I di wilayah kerja

Puskesmas Harapan Baru tahun 2021.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden ibu hamil trimester I

diwilayah kerja Puskesmas Harapan Baru tahun 2021.

b. Mengidentifikasi kadar haemoglobin sebelum pemberian sari

kacang hijau pada ibu hamil trimester I diwilayah kerja Puskesmas

Harapan Baru tahun 2021.

c. Mengidentifikasi kadar haemoglobin setelah pemberian sari kacang

hijau pada ibu hamil trimester I diwilayah kerja Puskesmas Harapan

Baru tahun 2021.

d. Menganalisis kadar haemoglobin setelah pemberian sari kacang

hijau pada ibu hamil trimester I diwilayah kerja Puskesmas Harapan

Baru tahun 2021.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat secara teoritis

a. Memberikan informasi tentang pentingnya mengkonsumsi sari

kacang hijau

b. Menyediakan data untuk penelitian lanjutan tentang Pengaruh

konsumsi sari kacang hijau terhadap peningkatan hb pada ibu hamil

6
c. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

kesehatan dan dapat dijadikan sebagai penelitian berikutnya.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi profesi kebidanan

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan masukan profesi

dalam mengembangkan perencanaan kebidanan yang akan

dilakukan mengenai Pengaruh konsumsi sari kacang hijau terhadap

peningkatan hb.

b. Bagi responden

Hasil penelitian dapat memberikan informasi tentang pentingnya

konsumsi sari kacang hijau

c. Bagi PuskesmasHarapan Baru

Dapat meningkatkan mutu layanan dalam menangani pasien dalam

memberikan informasi bahwa konsumsi sari kacang hijau dapat

meningkatkan hb pada ibu hamil

d. Bagi dinas kesehatan

Dapat menambah perbendaharaan ilmu, khususnya kebidanan.

7
E. Keaslian penelitian
Tabel 1.1 Tabel Keaslian penelitian
No Judul Peneliti Metode Perbedaa Hasil
Tahun Desain dan n
sampel
1
Effectofnutritioneducationonhemoglobinlevelinpregnant (Ram quasi- Variabel Out of 115 pregnant women enrolled,107
women Sunuwar experimenta penelitia completed the
et al., l study n Nutrisi study(Intervention:53;Control:54).Attheendof the
2019) 115 sampel nutrition education interventionan diron rich food
based diet plan,the change in hemoglobin level
was significantly high in the intervention over
control group[0.56±0.40gm/dlvs.0.16±0.82gm/dl,p
= 0.002].The change in the maternal nutritional
knowledge score on anemia and iron rich foods
was significantly highin the intervention over
control
group[8.26±4.57vs.1.05±6.59,p<0.001].Consumpt
ion of iron rich food was significantly high in the
intervention group(P<0.05)
2 Pengaruh Sari Kacang Hijau Terhadap Kenaikan (Mayasari pre- Variabel Rata-rata kadar Hb pada ibu hamil sebelum
Kacang Hijau Terhadap Kenaikan Kadar HB Pada dar et al., experimenta penelitia mengkonsumsi sari kacang hijau adalah
HB Pada Ibu 2021) lt witith a n tanpa 9,747, kadar Hb minimal 9,0 dan maksimal 11,0.
Hamil one FE Rata-rata rata-rata kadar Hb pada ibu hamil
one-group sesudah mengkonsumsi sari kacang hijau adalah
pre-test and 10,240, kadar Hb minimal 9,4 dan maksimal 11,6.
post- test Ada Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau
design Terhadap Kenaikan Kadar HB pada ibu hamil
approach. Kelas Ibu Seroja Desa Karang Rejo Wilayah Kerja
28 sampel Puskesmas Ketapang Kabupaten Lampung Utara p
value 0,000.

8
3 Pengaruh Pemberian Kacang Hijau Terhadap (Siti Nur pre Variabel Hasil penelitian kemudian dianalisa dengan
Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Asyah eksperiment Ibu hamil menggunakan wilcoxon. Berdasarkan uji
Trimester III Di Puskesmas Naioni Jamillah al one group TM III wilcoxon, didapatkan Asymp. Sig. 0 ditolak dan
Ahmad, pretest - tanpa FE H1 diterima yang artinya bahwa ada pengaruh
2019) posttest pemberian kacang hijau terhadap peningkatan
design kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III.
16 sampel

4 Pemberian Sari Kacang Hijau untuk Meningkatkan (Carolin et Quasi Objek \Sebelum pemberian sari kacang hijau pada 30
Kadar Hemoglobin pada Siswi Anemia al., 2021) eksperimen penelitia responden mengalami anemia ringan sebanyak 6
30 Sampel n Siswi responden 20%, anemia sedang 21 responden 70%
dan anemia berat 3 responden 10%. Setelah
diberikan sari kacang hijau memiliki kategori
normal sebanyak 40%, menjadi anemia ringan
50% dan menjadi anemia sedang sebanyak 10%.
Dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon, ada
pengaruh pemberian sari kacang hijau dalam
meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah
remaja putri yaitu (p=0,000)
5 Efektifitas Minuman Kacang Hijau Terhadap (Amalia, Pra Metode Ada pengaruh pemberian minuman kacang hijau
Peningkatan Kadar Hb 2016) eksperimen penelitia terhadap peningkatan kadar hemoglobin (Hb)
38 sampel n dengan p = 0,000. Melihat hasil penelitian ini
Objek maka mahasiswi dianjurkan minum kacang hijau
penelitia terutama pada saat menstruasi atau setelah
n menstruasi karena untuk mencegah terjadinya
mahasis anemia
wi
6 The Difference in Effectiveness of Mung Bean Drink and (Amalia & Quasi Variabel The results showed that mung bean drink affected
Red Guava Juice on Hemoglobin Level Increase Conferenc eksperimen penelitia hemoglobin increase with a value of p = 0.000 and
e, 2021) 90 n Sari guava juice also affected hemoglobin increase
kacang with a value of p = 0.004. There was a difference
hijau dan in giving mung bean drink with red guava juice on
jus the increase in Hb levels with a value of p = 0.045.
jambu

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Dasar Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah proses dan mulainya ovulasi sampai partus yaitu

kira-kira 280 hari (40 minggu) juga disebut kehamilan mature

(cukup bulan) lebih dari 43 minggu disebut postmature dan

kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu disebut kehamilan

premature. (Sujon, 2017)

b. Usia Kehamilan dalam Trimester

Trimester pertama secara umum dipertimbangkan berlangsung pada

minggu pertama hingga ke-12 (12 minggu), trimester kedua pada

minggu ke-13 hingga minggu ke-27 (15 minggu) dan trimester

ketiga pada minggu ke-28 minggu hingga ke-42 minggu (13

minggu).

Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40

minggu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan

kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada

kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode penantian.

(Holmes, 2011)

10
2. Konsep Dasar Anemia

a. Pengertian Anemia

Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah yang rendah

dan jumlah haemoglobin yang rendah(WHO, 2020). Anemia adalah

suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kapasitas

pembawa oksigennya tidak mencukupi untuk memenuhi keebutuhan

fisiologis, dan secara konvensional diianggap sebagai nilai

haemoglobin (HB) yang kurang dari dua standar deviasi(SD) di

bawah nilai median(Tandon et al., 2018). Kekurangan zat besi

adalah suatu keadaan dimana tubuh tidak dapat memenuhi

kebutuhannya karena tidak tersediannya zat besi. Eritropoesis

disumsum tulang, sedangkan kekurangan zat besi fungsional adalah

keadaan dimana tubuh mengandung zat besi yang cukup, tetapi besi

tidak dapat di mobilisasi dari simpanan disistem retikuloendotelial

untuk memenuhi permintaan eritropoesis(Aslam et al., 2021).

b. Pengobatan pada Anemia Defisiensi Besi

Pemberian zat besi dengan cepat mencapai target haemoglobin

dengan sedikit efek samping, dan harus dipertimbangkan setelah

trimester I untuk pasien dengan intoleransi terhadap terapi oral

(peningkatan haemoglobin < 10 g/dl dua minggu setelah memulai

pengobatan atau < 20 g/dl setelah 4 minggu) Anemia defisiensi

sedang sampai berat (Hb < 80 g/dl) atau anemia defisiensi besi yang

11
terjadi dalam waktu 4-6 minggu setelah persalinan(Malinowski

Kinga.A MD MSc, 2021).

c. Faktor Risiko Anemia Defisiensi Besi

Pada wanita usia reproduksi, Faktor risiko anemia defisiensi besi

termasuk pola makan yang buruk dalam makanan kaya zat besi

seperti kerang, tiram, hati, daging sapi, udang, kalkun, sereal

sarapan yang diperkaya, kacang-kacangan. Makanan yang

meningkatkan penyerapan zat besi, seperti jus jeruk, stroberi,

brokoli dan paprika. Makanan yang mengurangi penyerapan zat besi

seperti susu, kopi, teh dan produk kedelai. Penyakit gastrointestinal

yang mempengaruhi penyerapan zat besi; menstrruasi berat, jarak

kehamilan yang terlalu dekat dan kehilangan darah saat melahirkan

melebihi persalinan pervaginam tanpa komplikasi (Maurreen Malee,

PhD, 2021).

Konsep Dasar Anemia pada Ibu Hamil

a. Anemia pada kehamilan

Anemia pada kehamilan adalah dimana kondisi ibu kadar

haemoglobinnya dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar

dibawah 10,5gr% pada trimester II. Anemia defisiensi besi pada

wanita merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita

seluruh dunia terutama dengan Negara berkembang.

12
b. Penyebab anemia pada kehamilan

Menurut (Holmes, 2011)pada umumnya, penyebab anemia pada

kehamilan adalah:

1) Kurang zat besi

Kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak dapat

dipenuhi dari mengkonsumsi makanan saja, walaupun makanan

yang dikonsumsi memiliki kualitas yang baik ketersediaan zat

besi yang tinggi. Peningkatan kebutuhan zat besi dan presentase

zat besi yang diserap, namun apabila simpanan zat besi rendah

atau zat besi yang diserap sedikit maka diperlukan suplemen

preparat zat besi agar ibu hamil tidak mengalami anemia.

2) Ibu mempunyai penyakit kronik

Ibu memiliki penyakit kronik mengalami inflamasiyang

lama dan dapat mempengaruhi produksi sel darah merah yang

sehat. Ibu hamil dengan penyakit kronis lebih berisiko

mengalami anemia akibat inflamasi dan infeksi akut.

3) Kehilangan banyak darah saat persalinan sebelumnya

Perdarahan yang hebat dan tiba-tiba seperti perdarahan

saat persalinan merupakan penyebab tersering terjadinya

anemia, jika kehilangan darah yang banyak, tubuh segera

menarik cairan dan jaringan diluar pembuluh darah agar darah

dalam pembuluh darah tetap tersedia. Banyaknya kehilangan

darah saat persalinan akan mengakibatkan anemia. Dibutuhkan

13
waktu untuk memulihkan kondisi fisiologi ibu dan memenuhi

cadangan zat besi ibu hamil.(Mac, 2018)

4) Jarak kehamilan

Kematian terbanyak terjadi pada ibu prioritas 1

sampai 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata

jarak kurang dari 2 tahun menunjukkan kematian maternal lebih

banyak. Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat menyebabkan

ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi

rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya.

Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat dapat

menyebabkan risiko terjadi anemia dalam kehamilan.

Dibutuhkan waktu untuk memulihkan kondisi fisiologis ibu

adalah 2 tahun. Karena cadangan zat besi ibu hamil belum pulih

akhirnya berkurang untuk keperluan janin yang

dikandungnya(Maurreen Malee, PhD, 2021).

5) Paritas

Salah satu faktor penyebab anemia adalah pada ibu

hamil. Ibu dengan paritas tinggi mempunyai risiko lebih besar

untuk mengalami anemia dibandingkan dengan paritas rendah.

Adanya kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah

kelahiran (paritas). Maka semakin tinggi angka kejadian

anemia.

14
6) Ibu hamil dengan gemeli dan hidramnion

Derajat perubahan fisiologi maternal pada kehamilan

tunggal. Pada kehamilan gemeli yang dikomplikasikan dengan

hidramnion, fungsi ginjal maternal dapat mengalami komplikasi

yang serius dan besar. Peningkatan volume darah juga lebih

besar pada kehamilan ini. Rata-rata kehilangan darah melalui

persalinan pervaginam juga lebih baik.

c. Patofisiologi anemia pada kehamilan

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah

oleh karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap

plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-

65% dimulai pada trimester II kehamilan dan maksimum terjadi

pada bulan ke-9 dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit

menjelang aterm serta kembali normal pada 3 bulan setelah partus.

Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen

plasma, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim

disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel

darah menjadi kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma

sehingga terjadi pengenceran darah perbandingan tersebut adalah

sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%.

15
Secara fisiologis, pengenceran darah untuk membantu meringankan

kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan

d. Fisiologi keseimbangan zat besi selama kehamilan

Keseimbangan zat besi selama kehamilan dan persalinan normal.

Kebutuhan zat besi selama hamil 630 mg zat besi ekstra untuk ibu.

Dalam kehamilan janin juga membutuhkan zat besi. Untuk menjaga

keseimbangan besi selama kehamilan, seorang ibu membutuhkan

setidaknya 300mg simpanan besi pada saat awal kehamilan, jika

mengkonsumsi makanan kaya akan zat besi yang tersedia secara

hayati, dan akan membutuhkan suplemen wajib jika kurang

mengkonsumsi makanan yang kurang optimal. Sebagian besar

transfer darah ke janin terjadi selama trimester II dan III. Rata-rata

kebutuhan harian 0.8 mg/hari dan pada trimester I meningkat

menjadi 7.5 mg/hari(Tandon et al., 2018)

e. Klasifikasi anemia pada kehamilan

1) Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat

kekurangan zat besi dalam darah. Diagnosa anemia defisiensi

besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa

didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-

kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda.

Pemeriksaan dan pengawasan HB dapat dilakukan dengan

16
menggunakan alat sahli, dilakukan minimal 2 kali selama

kehamilan trimester I dan III.

Klasifikasi anemia menurut kadar haemoglobin pada ibu

hamil menurut WHO :

a) Hb≥ 11,0 g/dl : Tidak anemia

b) Hb 10,0-10,9 g/dl : Anemia ringan

c) Hb 7,0-9,9 g/dl : Anemia sedang

d) Hb < 7,0 g/dl : Anemia berat

2) Anemia Megaloblastik

Anemia megalobastik dimana anemia disebabkan karena defisiensi

asam folat (pterygutamic acid) dan defisiensi vitamin B12

(Cyanocobalamin) walaupun jarang

3) Anemia Hipoplastik

Anemia hipoplastik dan aplastik adalah disebabkan oleh hipofungsi

sel-sel tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnosis

memerlukan pemeriksaan darah fungsi lengkap, pemeriksaan

fungsi eksternal dan pemeriksaan retikulosit.

4) Anemia Hemolitik

Gejala anemia hemolitik antara lain adalah kelainan gambaran

darah, kelelahan, kelemahan, dampak organ vital. Anemia

hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh penghancuran sel

darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya

17
f. Tanda dan gejala anemia pada kehamilan

Penderita anemia biasanya ditandai dengan mudah lelah, letih, lesu,

nafas pendek, muka pucat, susah berkonsentrasi serta fatique atau rasa

lelah yang berlebihan. Gejala ini disebabkan karena otak dan jantung

mengalami kekurangan distribusi oksigen dari dalam darah. Denyut

jantung biasanya lebih cepat karena berusaha untuk mengkompensasi

kekurangan oksigen dengan memompa darah lebih cepat. Akibatnya

kemampuan kerja dan kebugaran tubuh akan berkurang. Jika kondisi

ini berlangsung lama, kerja jantung menjadi berat dan bisa

menyebabkan gagal jantung kongestif.

g. Dampak anemia pada kehamilan

Dampak anemia pada kehamilan sampai pasca persalinan adalah:

1) Trimester pertama

Abortus, missed abortion, dan kelainan kongenital

2) Trimester kedua dan Trimester ketiga

Persalinan premature, perdarahan antepartum, gangguan

pertumbuhan janin dalam rahim, bayi berat lahir rendah, mudah

terkena infeksi dan Inteligence question (IQ) rendah.

Bahaya anemia dapat menyebabkan terjadinya parus

prematur, perdarahan ante partum, gangguan pertumbuhan janin

dalam rahim, asfiksia intra partum sampai kematian, gestosidan

mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian

ibu.

18
3) Saat inpartu

Gangguan his primer dan sekunder, janin lahir dengan

anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah,

gannguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif.

4) Pascapartus

Atonia uteri menyebabkan perdarahan, retensio plasenta,

perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi puerperalis, gangguan

involusi uteri, kematian ibu tinggi.

3. Kadar Haemoglobin

a. Pengertian

Haemoglobin merupakan suatu subtansi protein dalam sel

darah merah yang terdiri dari zat besi, yang merupakan pembawa

oksigen . Haemoglobin adalah komponen sel darah merah yang

berfungsi membawa oksigen keseluruh tubuh. Oksigen diperlukan

tubuh untuk membantu proses metabolism. Zat besi merupakan

komponen utama dalam pembentukan sel darah merah. Kebutuhan zat

besi meningkat terjadi pada masa pertumbuhan seperti bayi, anak-

anak, remaja, kehamilan dan menyusui. Kehilangan zat besi pada

remaja putrid dan sering terjadi karena mengalami menstruasi.(Mac,

2018)

Haemoglobin adalah senyawa yang membawa oksigen pada

sel darah merah. Haemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah

Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa

19
oksigen pada darah. Haemoglobin merupakan pigmen protein yang

mengandung zat besi yang terdapat didalam sel darah merah dan

berfungsi membawa oksigen dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh .

Haemoglobin memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan

dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin didalam sel darah

merah (Prawirohardjo, 2014)

b. fungsi haemoglobin

Haemoglobin didalam darah membawa oksigen dari paru-paru

keseluruh jaringan tubuh. Tubuh mengandung kurang lebih 80% zat

besi yang terdapat didalam haemoglobin. Fungsi haemoglobin didalam

tubuh antara lain:

1) Mengatur pertukaran oksigen dengan karbon dioksida didalam

jaringan tubuh

2) Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh

tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar

3) Membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil

metabolisme keparu-paru untuk dibuang

4) Membawa zat-zat nutrisi yang akan di edarkan keseluruh tubuh

5) Memberi warna merah pada darah

4. Kacang hijau

a. Pengertian

Kacang hijau (phaseolus radiatus L) merupakan salah satu

tanaman yang berunur pendek (kurang dari 60hari). Kacang hijau

20
tergolong kedalam golongan tanaman plawija. Kacang hijau adalah

sejenis tanaman budidaya yang banyak ditanam didaerah tropis.

Tumbuhan yang termasuk kedalam suku polong-polongan (fabaceus)

ini memiliki banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari sebagai sumber

bahan makanan yang mengandung protein nabati tinggi. Polong kacang

hijau berbentuk silindris dengan panjang antara 6-15cm dan berbulu

pendek. Kacang hijau sewaktu masih muda polongnya berwarna hijau

dan setelah tua berwarna coklat atau hitam. Setiap polong berisi 10-15

biji kacang hijau (Purwono Rudi Hartono, 2012)

b. Kandungan nilai gizi

Kacang hijau bermanfaat bagi kesehatan karena

mengandung zat-zat gizi seperti protein, lemak, zat besi, kalsium dan

lain-lain. Kandungan gizi yang terdapat dalam kacang hijau per 100

gram bahan makanan yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1. Kandungan gizi kacang hijau per 100g

No Uraian Kandungan gizi


1. Kalori(kkal) 345
2. Protein(g) 22
3. Lemak (g) 1,2
4. Karbohidrat(g) 62,9
5. Kalsium (mg) 125
6. Fosfor(mg) 320
7. Zat besi (mg) 6,7
8. Vit A (SI) 157
9. Vitamin B1 (mg) 0,64
10. Vit C (mg) 6
11. Air (g) 10
(Purwono Rudi Hartono, 2012)

21
Kacang hijau baik dikonsumsi karena bermanfaat bagi

kesehatan, salah satunya adalah dapat mengobati anemia atau

meningkatkan kadar haemoglobin. Zat gizi yang terkandung didalam

kacang hijau adalah zat besi. Kandungan zat besi yang terdapat

didalam kacang hijau sebesar 6,7 mg/100 g. Zat besi terdapat didalam

kacang hijau termasuk kategori tinggi dalam golongan kacang-

kacangan. Zat besi merupakan komponen utama dalam pembentukan

haemoglobin dalam darah, sehingga dapat menyebabkan kekurangan

kadar haemoglobin atau yang dikenal dengan anemia.

b. Manfaat kacang hijau

Setiap bagian tanaman kacang hijau memiliki manfaat

masing-masing antara lain : daun, bunga, buah dan biji. Kandungan

zat besi dalam biji kacang hijau bermanfaat untuk mengatasi berbagai

macam penyakit. Zat anti oksidannya mampu memperlambat proses

penuaan dini dan menghalangi penyebaran sel kanker akibat radiasi

bebas. Zat besi yang terkandung kalsium dan fosfor pada kacang hijau

bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau mengandung

vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan mengatasi penyakit

beri-beri (Rositawaty, 2009)

c. Olahan dari kacang hijau

Kacang hijau (phaseolus radius L) di Indonesia berpotensi akan

berkembang menjadi produk pangan fungsional. Produksi kacang

hijau

22
di Indonesia mencapai 271,463 ton/tahun (BPS, 2016). Masyarakat

banyak memanfaatkan kacang hijau menjadi berbagai macam olahan

seperti bahan pengisi bakpia, es puter, bubur kacang hijau, jus kacang

hijau dll. Selain itu, kacang hijau juga dimanfaatkan menjadi tepung

kacang hijau karena patinya mudah dicerna, maka tepung patinya baik

dijadikan bahan makanan bayi maupun dewasa. Namun masyarakat

lebih mengenal olahan kacang hijau yang dibuat menjadi bubur

kacang hijau juga mudah, tentunya banyak mengandung protein dan

mineral terutama zat besi yang baik buat tubuh

d. Kaitan kacang hijau dengan kadar haemoglobin

Kacang hijau (phaseolus radiatus L) merupakan sumber

bahan makanan nabati yang kaya akan zat gizi dan memiliki banyak

manfaat yang baik buat kesehatan tubuh, Manfaat dari kacang hijau

salah satunya yaitu dapat digunakan sebagai tambahan asupan zat besi

gizi dalam meningkatkan kadar haemoglobin darah. Kacang hijau

mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Salah

satu mineral yang terdapat didalam kacang hijau yaitu zat besi.

Kandungan zat besi yang terdapat didalam kacang hijau sebesar 6,7

mg/100 g. Unsur zat besi yang tergolong mineral mikro merupakan

komponen utama dari sintesis haemoglobin.

e. Kaitan proses pengolahan terhadap kandungan gizi kacang hijau

Pengolahan bahan pangan merupakan perubahan bentuk asli

kedalam bentuk yang dapat segera dimakan. Salah satu proses

23
pengolahan bahan pangan adalah dengan menggunakan pemanasan.

Semua cara pengolahan makanan dapat mengurangi kandungan gizi

makanan secara khusus, memaparkan bahan makanan kedalam panas

dan cahaya akan menyebabkan kehilangan zat gizi pada makanan.

Penggunaan panas dalam proses pemanasan bahan pangan sangat

berpengaruh pada nilai gizi karena bahan pangan yang langsung

terkena air rebusan akan menurunkan zat gizi terutama vitamin larut

air.

Proses pengolahan yang dapat merusak zat-zat gizi yang

terkandung dalam bahan pangan, tetapi proses pengolahan juga dapat

bersifat meenguntungkan. Proses pemasakan dapat meningkatkan cita

rasa makanan dan daya simpan lebih lama. Makanan yang telah

dimasak dapat terbebas dari mikroba atau bahan beracun tertentu yang

terdapat dalam bahan pangan. Selain itu proses pengolahan dapat

menguntungkan terhadap beberapa komponen zat gizi bahan pangan

tersebut yaitu peningkatan daya cerna dan penurunan berbagai

senyawa anti nutrisi.

Proses pemanasan bahan pangan dapat meningkatkan

ketersediaan zat gizi yang terkandung didalamnya, contohnya

perebusan kacang hijau dapat meningkatkan daya cerna dan

ketersediaan protein. Selain itu pada proses pembuatan sari kacang

hijau, air rebusan kacang hijau juga akan digunakan dalam

24
penghalusan kacang hijau menjadi sari kacang hijau, sehingga zat gizi

yang keluar karena terkena air rebusan tidak akan hilang

5. Proses pembuatan Sari kacang hijau

a. Alat yang digunakan proses pembuatan kacang hijau yaitu blender,

Timbangan dan saringan

b. Bahan yang digunakan sari kacang hijau yaitu ; 1 kilogram dan gula

150 gram

c. Cara pembuatan sari kacang hijau :

1) Kacang hiijau dicuci sampai bersih

2) Ditiriskan

3) Kacang hijau disangrai sampai berwarna kecoklatan

4) Angkat dan dinginkan

5) Blender kacang hijau menggunakan blender kering hingga halus

6) Saring menggunakan saringan halus tambahkan gula

7) Kemas kacang hijau dengan plastik (100 gr) setiap kemasan

B. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan rangkaian teori yang mendasari topik

penelitian. Kerangka teori juga bisa dibuat dari pohon masalah (pathway)

penyakit tertentu sesuai dengan area penelitian. Hubungan variabel dalam

kerangka teori harus jelas tergambar, dengan berbagai variabel yang

mempengaruhinya (Hidayat;, 2011)

25
Penyebab Anemia pada ibu hamil
1. Kurang zat besi
2. Mempunyai penyakit kronik
3. Kehilangan banyak darah pada Sumber makanan yang
persalinan sebelumnya mengandung zat besi
4. Jarak kehamilan
1. Kangkung
5. Paritas
6. Ibu hamil dengan gameli dan
2. Bayam
hidramnion 3. Kacang tanah
4. Susu

Dampak anemia pada ibu hamil dan


bayi : Kadar
1. Abortus haemoglobin
2. Prematur
3. Perdarahan
4. Cacat congenital
5. IQ rendah
6. Gangguan his primer dan sekunder
7. Atonia uteri
8. Involusio utei

Pengaruh konsumsi sari


kacang hijau

Gambar 2.1.Kerangka teori

26
C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang

hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan

diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo,

2012a)

Variabel independen Variabel dependen

Pengaruh konsumsi sari Peningkatan kadar HB


kacang hijau

Variabel perancu

Sumber makanan yang


mengandung zat besi (daging,
jeroan, sayuran hijau, tahu dan
kacang kacangan)

Gambar 2.2 Kerangka konsep

D. Hipotesis

1. Jika signifikan 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima berarti ada pengaruh

signifikan variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat

2. Jika signifikan > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak ada

pengaruh signifikan variabel bebas secara individual terhadap variabel

terikat

27
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan

metode pendekatan pre test dan post test. Rancangan pretest dan posttest

adalah rancangan yang dilakukan secara berulang, sebelum dan sesudah

perlakuan pada suatu objek dengan menggunakan suatu observasi dapat

memungkinkan validitas tinggi.(Supranto, 2015)

Bagan Desain Penelitian(Sugiyono, 2016a)

O1 X O2

X : Intervensi dengan Pemberian sari kacang hijau

B. O1 : Kelompok intervensi sebelum diberikan intervensi sari kacang hijau

selama 7 hari

O2 : Kelompok Intervensi setelah diberikan sari kacang hijau

Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau objek yang

akan diteliti, objek tersebut dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-

tumbuhan, dan benda mati lainnya, serta peristiwa dan gejala yang

terjadi dimasyarakat atau dialam lain.(Notoatmodjo, 2012b)

28
Populasi yang diambil penelitian ini adalah ibu hamil trimester

I sebanyak 208 ibu hamil, yang datang berkunjung ke Puskesmas

Harapan Baru Samarinda pada periode September-Nopember tahun

2021.

2. Sampel

Sampel adalah sebagai mana atau wakil populasi yang diteliti.

Mengenai berapa banyaknya subjek yang diambil, atau dengan kata

lain berapa besar sampel, tergantung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti (waktu, tenaga, dana).

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek.

c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti.

Sampel penelitian ini diambil dengan cara Purposive Sampling

adalah tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2016b)

Formulasi pakar merupakan salah satu tehnik penentuan

besaran sampel yang dapat digunakan dalam penelitian yang memiliki

populasi yang dinamis, jika penelitiannya deskriptif, maka sampel

minimumnya adalah 10% dari populasi, jika korelasional, sampel

minimumnya adalah 30 subyek per group dan jika eksperimental,

sampel minimumnya adalah 15 subjek per group. Untuk penelitian

eksperimental secara sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut

(t-1)(r-1) ≥ 15

t = banyaknya kelompok perlakuan

29
r = sampel/replica

(t-1) (r-1) ≥ 15

(2-1)(r-1) ≥ 15

(r-1) ≥ 15

r≥ 15 + 1

r ≥ 16(Supranto, 2015)

Karena hasil yang didapatkan adalah 16, maka jumlah sampel

minimalnya yang harus didapatkan oleh peneliti adalah 16 sampel.

Untuk mengetahui subyek yang mengalami dropout maka diperlukan

koreksi untuk mengantisipasi dropout formula

Karena hasil yang didapatkan adalah 16, maka jumlah sampel

minimalnya yang harus didapatkan oleh peneliti adalah 16 sampel.

Untuk mengetahui subyek yang mengalami dropout maka diperlukan

koreksi untuk mengantisipasi dropout formula, maka ditambahkan

sejumlah subyek agar besar sampel terpenuhi, untuk itu digunakan

formula(Sastroasmoro & Ismael, 2014)

n 16 16
n'= = = =17.77
(1−f ) ( 1−0.1 ) 0.9

n’ = besar sampel yang dihitung

f = perkiraan proporsi drop out 10% atau f = 0.1

Berdasarkan hasil perhitungan rumus diatas, maka besar sampel yang

akan dilakukan penelitian adalah 18 ibu hamil

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari

populasinya, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu

30
ditentukan kriteria inklusi, maupun kriteria eksklusi. Kriteria inklusi

adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria

eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil

sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012a).

Adapun kriteria sampel yang akan dijadikan responden adalah :

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian

dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti kriteria

inklusi dalam penelitian ini yaitu :

a. Ibu hamil Trimester I

b. Ibu hamil Hb 10,0-10,9 anemia ringan

c. Ibu Yang Belum pernah mengkonsumsi kacang hijau selama

hamil.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang tidak memenuhi syarat kriteria inklusi karena berbagai

sebab , Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden

b. Ibu hamil dengan riwayat obstetrik buruk

c. Ibu hamil Trimester I diluar wilayah Puskesmas Harapan Baru

31
C. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu

Penelitian dilakukan pada tanggal 16 mei 2022

b. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di PuskesmasHarapan Baru Samarinda

D. Variabel penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2016a). Jadi yang dimaksud dengan variabel penelitian ini

adalah segala sesuatu sebagai objek penelitian yang ditetapkan dan

dipelajari sehingga memperoleh informasi untuk menarik kesimpulan.

Sugiono (2016: 61) menyampaikan bahwa variabel penelitian

dalam penelitian dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu:

1. Variabel bebas (independen variabel)

Variabel bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat) variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah Pengaruh

konsumsi sari kacang hijau

2. Variabel terikat (dependent variabel)

32
Variabel terikat, merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) pada

penelitian ini adalah peningkatan hb

E. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi operasional Hasil ukur Skala
Pengaruh konsumsi Pemberian sari 1. Dihabiskan
sari kacang hijau kacang hijau 2. Tidak Ordinal
sebanyak 100 mg dihabiskan
dalam bentuk bubuk
dosis 2x sehari
selama 7 hari
Peningkatan Hb Kadar hb yang 1. Meningkat jika
didapatkan dari hasil nilai Hb ≥ 10,9
pemeriksaan darah 2. Tidak
sampel yang diambil meningkat jika
dengan posisi duduk nilai Hb ≤ 10.9 Rasio
melalui ujung jari
dengan
menggunakan alat
easy touch GCHB

F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik.

Alat yang digunakan oleh peneliti sebagai pengumpulan data adalah :

1. Formulir identitas sampel data yang diperoleh dari sampel yang

meliputi nama, kadar haemoglobin, umur, asupan zat besi,

2. Easy touch GCHB alat ini digunakan untuk mengukur kadar

haemoglobin sampel. Cara pengukuran kadar haemoglobin

menggunakan alat antara lain:

a. Canister of the test strip

33
b. Lancing device

c. Sterile lancet

d. Capillary transfer tube/dropper

e. Hb meter

3. Surat kesediaan menjadi sampel

G. Tehnik pengumpulan data

Menurut (Sugiyono;, 2013). Tehnik pengumpulan data adalah cara

yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

Dalam penggunaan tehnik pengumpulan data, peneliti memerlukan

instrument yaitu alat bantu agar pengerjaan pengumpulan data menjadi

lebih mudah. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah

1. Jenis dan sumber data

a. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

sampel meliputi Usia, Kadar hb, Konsumsi Fe, Konsumsi sari

kacang hijau

b.Data sekunder yang diperoleh dari laporan register ibu hamil

trimester I di Puskesmas Harapan Baru

2. Cara pengumpulan data

a. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui keterangan tentang data-

data yang diperlukan oleh peneliti

34
b. Pemeriksaan

Pemeriksaan kadar Haemoglobin digunakan untk mengetahui hasil

kadar haemoglobin pada pretest dan posttest

H. Analisa Data

1. Analisa univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis ini menggunakan

distribusi frekuensi dan presentasi setiap variabel yang dipilih serta

homogenitas subyek. Analisis univariat akan dilakukan pada setiap

variabel yaitu Pengaruh konsumsi sari kacang hijau

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel untuk

mengetahui adanya hubungan atau korelasi, perbedaan. Sebelum

dilakukan pengujian data-data dengan menggunakan uji Shapiro-wilk.

Uji statistik parametrik Uji Tdigunakan menguji signifikan dalam satu

atau dua kelompok sampel. Uji parametrik merupakan uji dalam

statistika yang berlandaskan distribusi normal. Sebagai contoh, uji T

dan uji Z. Kedua uji tersebut dapat digunakan jika memenuhi syarat

data yang akan diuji menyebar normal atau berdistribusi normal dalam

penelitian ini menggunakan uji t-test antara lain :

1).Paired T-test atau wilcoxon

35
Uji paired T-test digunakan untuk menganalisis perbedaan kadar

haemoglobin sebelum dan setelah pemberian sari kacang hijau

I. Etika Penelitian

Menurut (Notoatmodjo, 2012b), etika penelitian adalah suatu

pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang

melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subyek penelitian)

dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut.

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak responden penelitian ntuk

mendapatkan informasi tentang tujuan penelitian tersebut, dan peneliti

juga mempersiapkan lembar formulir persetujuan (informed consent)

kepada responden.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Setiap responden mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi

dan kebebasan individu dalam memberikan informasi, maka dari itu

seorang peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai

identitas dan kerahasiaan responden.

3. Keadilan dan inkusivitas/keterbukaan (respect for justice an

inclusiveness)

36
Prinsip keterbukaan dan adil adalah perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran keterbukaan, dan kehati-hatian untuk itu, lingkungan

penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan,

yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subyek penelitian pada

khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang

merugikan bagi subyek.

J. Alur Penelitian

Sampel sebanyak 18 responden

37
Pretest
Penilaian hasil pemeriksaan laboratorium ( Cek HB dengan Easy touch
GCHB) ibu hamil trimester I

Ibu hamil TM I
Dengan HB 10.0-10.9 g/dl

Intervensi dengan pemberian sari kacang


hijau dengan dosis 100gram, 2x sehari
selama 7 hari dan ditambah tablet FE

Post test
Dilakukan pemeriksaan HB setelah pemberian Sari Kacang Hijau, Fe dan Penkes

Analisa data

Gambar 3.1. Alur penelitian

1. Tahap persiapan

a. Menyusun Skripsi penelitian

b. Melakukan survey pendahuluan untuk mengetahui jumlah

populasi subjek

c. Mengajukan surat ijin melakukan penelitian ke

PuskesmasHarapan Baru Samarinda

38
d. Melakukan screening kepada populasi terjangkau untuk melihat

kadar haemoglobin sampel sebelum intervensi

e. Setelah diketahui hasil kadar haemoglobin, populasi yang

memiliki Hb ( anemia sedang) dan memenuhi kriteria inklusi akan

dijadikan sampel

f. Peneliti menjelaskan mekanisme penelitian yang akan dilakukan

g. Kemudian sampel mengisi lembar pernyataan kesediaan sebagai

sampel penelitian apabila setuju untuk dijadikan sampel dalam

penelitian

h. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan

1) Kelompok Kontrol tidak diberikan sari kacang hijau, tetapi

diberikan penkes berupa manfaat kacang hijau dan Fe

2) Kelompok eksperimen diberikan sari kacang hijau dan Fe

2. Tahap pelaksanaan

a. Melakukan koordinasi dengan pihak PuskesmasHarapan Baru

b. Pengumpulan data primer dengan wawancara langsung

c. Pemberian sari kacang hijau dalam bentuk bubuk 100 gram

dengan dosis 2x selama 7 hari.

d. Food recall pada hari pertama dan hari ke 4 penelitian

e. Pemeriksaan kadar haemoglobin dilakukan setelah intervensi

3. Tahap akhir

a. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 24.0

39
b. Hasil penelitian yang telah diolah kemudian dibahas melalui

analisa data

40
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi sari

kacang hijau terhadap peningkatan kadar Hb pada ibu hamil trimester I di

wilayah kerja Puskesmas Harapan Baru tahun 2022.

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Harapan Baru.

PuskesmasHarapan Baru merupakan fasilitas kesehatan yang berada di

wilayah kota Samarinda bagian selatan. Puskesmas Harapan Baru merupakan

salah satu dari dua Puskesmas yang terletak di kecamatan Loa Janan Ilir.

PuskesmasHarapan Baru terletak berdekatan dengan jalan raya

utama dan memiliki bangunan yang berdekatan dengan pasar induk

Kelurahan Harapan Baru sehingga memungkinkan kemudahan masyarakat

untuk datang mendapatkan pelayanan kesehatan.

Puskesmas Harapan Baru membawahi 2 kelurahan, dari 5 kelurahan

di wilayah kecamatan Loa Janan ilir, yaitu Harapan Baru dan Rapak Dalam

dengan batasan wilayah sebelah utara berbatasan dengan Sungai Mahakam,

sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Sengkotek dan sebelah selatan

berbatasan dengan Kecamatan Palaran dan sebelah timur berbatasan dengan

kelurahan Sungai Keledang.

41
Pelayanan yang diberikan pelayanan pada lansia, pelayanan terpadu

pada balita sakit, pemeriksaan gigi dan mulut, KIA KB, Imunisasi dan gizi.

1. Analisa Univariat

Tabel 4.1
Mengidentifikasi karakteristik responden ibu hamil trimester I terhadap
peningkatan kadar haemoglobin diwilayah kerja Puskesmas Harapan
Baru tahun 2022
N
Karakteristik Jumlah %
o
1 Umur
17-25 tahun 5 27.8
26-35 tahun 13 72.2
36-45 tahun 0 0
2 Suku
Jawa 7 38,9
Batak 1 5,6
Banjar 6 33,3
Toraja 1 5,6
Kutai 3 16,6
3 Pekerjaan
IRT 10 55,6
Swasta 8 44,4
4 Paritas
Primipara 7 38,9
Multipara 8 44,4
Grandemulti 3 16,7
Total 18 100
Data primer mei 2022
Dari Tabel 4.1 Menunjukkan umur 26-35 tahun sebanyak 13 (72,2%)

responden dan umur 17-25tahun sebanyak 5 (27,8%) responden. Suku jawa

sebanyak 7 (38,9%) responden, suku banjar sebanyak 6 (33,3%) responden,

suku kutai Sebanyak 3 (16,6%) responden, Suku toraja dan batak sebanyak 1

(5,6%)

42
Tabel 4.2
Mengidentifikasi kadar haemoglobin sebelum pemberian sari kacang
hijau pada ibu hamil trimester I diwilayah kerja Puskesmas Harapan
Baru tahun 2022
Kadar Haemoglobin(HB)
Perlakuan
N Mean Median SD Min Max

Sebelum 18 10.47 10.30 0.24 10.0 10.9

Dari tabel 4.2 menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin (Hb) sebelum

diberikan minuman kacang hijau dari 18 ibu hamil, didapatkan rata-rata 10.47

gr/dl, median 10.30 dengan standar deviasi 0,24

Tabel 4.3
Mengidentifikasi kadar haemoglobin sesudah pemberian sari kacang
hijau pada ibu hamil trimester I diwilayah kerja PuskesmasHarapan
Baru tahun 2022
Kadar Haemoglobin(HB)
Perlakuan
N Mean Median SD Min Max

Sesudah 18 11.36 11.40 0.16 11.1 11.7

Dari tabel 4.3 menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin (Hb) sesudah


diberikan minuman kacang hijau dari 18 ibu hamil, didapatkan rata-rata 11.36
gr/dl, median 11.40 gr/dl, dengan standar deviasi 0,16, Min 11.1 dan Max
11.7

2. Uji Normalitas

43
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah

dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Data

dikatakan berdistribusi normal apabila tidak mempunyai perbedaan yang

significan atau yang baku dibanding dengan normal baku. Jika menggunakan

uji statistik menggunakan uji Shafiro wilk

Tabel 4.4
Uji normalitas Kadar Haemoglobin sebelum dan sesudah pemberian
sari kacang hijau di Puskesmas Harapan baru tahun 2022

Pelaksanaan Nilai p
Sebelum 0.184
Sesudah 0.122

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil uji normalitas nilai p sebelum

diberikan perlakuan adalah 0.184 dan nilai p setelah diberikan perlakuan

adalah 0.122 > 0.05, artinya data berdistribusi dengan normal

Tabel 4.5
Menganalisis kadar haemoglobin setelah pemberian sari kacang hijau
pada ibu hamil trimester I diwilayah kerja PuskesmasHarapan Baru
tahun 2022

Kadar hemoglobin (Hb) p


Perlakuan t-Hitung
Value
N Mean Median SD
Sebelum 18 10.47 10.30 0.24
-14.05 0.001
Sesudah 18 11.36 11.40 0.16

Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji statistic paired samples t-test didapatkan nilai
t=-14,05 dan p= 0,001 (p<0,05) berarti ada pengaruh yang signifikan

44
pemberian minuman sari kacang hijau terhadap peningkatan kadar
hemoglobin (Hb) pada ibu hamil Trimester I di Puskesmas Harapan Baru.

B. Pembahasan

1. Mengidentifikasi karakteristik responden ibu hamil trimester I diwilayah

kerja Puskesmas Harapan Baru tahun 2021.

Berdasarkan karakteristik responden bahwa umur 26-35 tahun

sebanyak 13 (72,2%) responden mengalami anemia ringan dengan

multiparitas sebanyak 8 (44,4%) responden.

Sebagian besar ibu hamil mengalami anemia dengan multiparitas.

Anemia dengan paritas tinggi meningkatkan risiko perdarahan

postpartum. 24 Multiparitas berisiko lebih tinggi mengalami anemia

dibandingkan ibu dengan paritas rendah karena kehamilan dan persalinan

menguras cadangan zat besi dalam tubuh.Berbeda dengan penelitian

Tessa di Puskesmas Lahat yang menyatakan kejadian anemia ibu hamil

tidak berhubungan dengan paritas.(Bakhtiar et al., 2021)

2. Mengidentifikasi kadar haemoglobin sebelum pemberian sari kacang

hijau pada ibu hamil trimester I diwilayah kerja PuskesmasHarapan Baru

tahun 2021.

Menurut peneliti, Anemia pada ibu hamil biasanya sudah terjadi

anemia sebelum hamil, sehingga pada saat hamil baru terdeteksi

anemianya

45
Selaras dengan penelitian (Usman et al., 2021) Usia rentan pada

remaja yaitu kelompok umur 10-24 tahun. Salah satu masalah yang

dihadapi remaja Indonesia adalah masalah gizi mikronutrien, yakni

sekitar 12% remaja laki-laki dan 23% remaja perempuan mengalami

anemia Anemia dikalangan remaja perempuan lebih tinggi dibanding

remaja laki-laki karena remaja putri mengalami masa menstruasi.

Anemia merupakan penurunan kadar hemoglobin, hitung eritrosit,

dan hematokrit sehingga jumlah eritrosit dan/atau kadar hemoglobin

yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan

oksigen bagi jaringan tubuh. Biasanya anemia ditandai dengan

penurunan kadar hemoglobin kurang dari 13,5 mg/dl pada pria dewasa

dan kurang dari 11,5 mg/dl pada wanita dewasa. Penyebab terjadinya

anemia yaitu: asupan yang tidak adekuat, hilangnya sel darah merah

yang disebabkan oleh trauma, infeksi, perdarahan kronis, menstruasi dan

penurunan atau kelainan pembentukan sel seperti : hemoglobinopati,

talasemia, sferositosis herediter, dan defisiensi glukosa 6 fosfat

dihidrogenase.

Penelitian yang dilakukan oleh (Ginting Luci Riani, 2021).

Minuman kacang hijau dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam

darah secara signifikan karena mengandung zat besi, vitamin c, dan zat

seng dan vitamin A memiliki banyak peran di dalam tubuh, antara lain

untuk pertumbuhan dan diferensiasi sel Progenitor eritrosit,imunitas

tubuh terhadap infeksi dan mobilisasi cadangan zat besi seluruh jaringan,

46
untuk itu dianjurkan bagi para remaja atau mahasiswi untuk meminum

kacang hijau pada saat menstruasi atau setelah menstruasi karena untuk

mencegah terjadinya anemia defisiensi besi.

Anemia dapat dipengaruhi oleh Absorbsi Makanan yang dikonsumsi

oleh remaja. Selain pemberian obat anemia dapat diatasi dengan

pemberian minuman kacang hijau karena kandungan gizi dalam kacang

hijau dapat menurunkan prevalensi anemia dan memperbaiki utilisasi zat

besi dibandingkan hanya dengan suplementasi vitamin A saja atau

dengan zat besi saja, bila tubuh kekurangan vitamin A, maka transportasi

zat besi dari hati dan atau penggabungan zat besi ke dalam eritrosit akan

terganggu.(Amalia, 2016)

3. Mengidentifikasi kadar haemoglobin setelah pemberian sari kacang hijau

pada ibu hamil trimester I diwilayah kerja Puskesmas Harapan Baru

tahun 2021.

Asumsi peneliti pemberian sari kacang hijau bersama dengan

tablet FE sangat efektif untuk penyerapan zat besi karena pada sari

kacang hijau kaya akan vit C.

Selaras dengan penelitian (Marasabessy Nur Baharia, 2022).

Pemberian kacang hijau dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan sel

darah pada pasien kanker dengan kemoterapi, karena mengkonsumsi dua

cangkir kacang hijau (setara dengan 200 gr) dapat memenuhi 50%

kebutuhan zat besi harian dan 80% memenuhi kebutuhan harian vitamin

C dan vitamin lainnya seperti tiamin, riboflavin, dan niacin

47
Biji kacang hijau yang telah direbus atau diolah dan kemudian

dikonsumsi mempunyaidaya cerna yang tinggi dan rendah daya

flatulensinya. Hemaglutinin dapat menggumpalkan sel darah merah dan

bersifat toksik. Toksisitas hemaglutinin dapat dihancurkan melalui proses

pemanasan pada suhu 100ºC. Asam fitat dapat membentuk kompleks

dengan Fe atau unsur- unsur mineral, terutama Zn, Mg, dan Ca menjadi

bentuk yang tidak larut dan sulit diserap tubuh sehingga mengurangi

ketersediannya dalam tubuh karena menjadi sangat sulit dicerna. Proses

fermentasi dapat meningkatkan ketersediaan unsur besi bagi tubuh. Hal

ini penting untuk mencegah anemia gizi besi. Kacang hijau juga

mengandung vitamin C yang membantu dalam melakukan penyerapan fe

dalam tubuh karena dapat merubah bentuk feri menjadi fero (Purwono

Rudi Hartono, 2012). Kacang hijau ini juga dapat dimanfaatkan oleh ibu

hamil anemia. Hal ini terbukti dari penelitian Suheti, et al (2020) yang

menyatakan ada perbedaan rata-rata kadar Hb sebelum dan sesudah

diberikan intervensi kacang hijau.

Selaras dengan Penelitian (Usman et al., 2021) kacang-kacangan

yang mengandung zat besi tinggi adalah kacang hijau (vigna radiata).

kacang hijau sangat bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil dan menyusui.

Biji kacang hijau yang telah di rebus dan diolah mempunyai daya cerna

yang tinggi. Kandungan zat besi dalam kacang hijau paling banyak

terdapat pada embrio dan kulit bijinya dengan jumlah kandungan zat besi

48
pada kacang hijau sebanyak 6,7 mg per 100 gram yang dipercaya dapat

mengurangi anemia pada ibu hamil.

4. Menganalisis kadar haemoglobin setelah pemberian sari kacang hijau

pada ibu hamil trimester I diwilayah kerja Puskesmas Harapan Baru

tahun 2021.

Hal ini sesuai dengan pendapat Astawan(2009) bahwa kacang

hijau selain memiliki kandungan zat besi, vitamin c, dan zat seng yang

berperan dalam penanganan anemia defisiensi besi. Kacang hijau juga

mengandung vitamin A sebesar 7 mcg dalam setengah

cangkirnya.Kekurangan vitamin A dapat meperburuk anemia defisiensi

besi.Pemberian suplementasi vitamin A memiliki efek menguntungkan

pada anemia defisiensi besi. Vitamin A memiliki banyak peran di dalam

tubuh, antara lain untuk pertumbuhan dan diferensiasi sel

progenitoreritrosit, imunitas tubuh terhadap infeksi dan mobilisasi

cadangan zat besi seluruh jaringan. Interaksi vitamin A dengan zat besi

bersifat sinergis. Berdasarkan jumlahnya , protein merupakan

penyusunan utama kedua setelah karbohidrat. Kacang hijau mengandung

20-25% protein.Protein pada kacang hijau mentah memiliki daya cerna

sekitar 77%.Daya cerna yang tidak terlalu tinggi tersebut disebabkan oleh

adanya zat antigizi, seperti anti tripsin dan tanin (polifenol). Untuk

meningkatkan daya cerna protein tersebut, kacang hijau harus diolah

terlebih dahulu melalui proses pemasakan, seperti perebusan,

pengukusan, dan sangrai(Amalia, 2016)

49
Dari penjelasan diatas dapat ditarik asumsi bahwa minuman

kacang hijau dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah secara

signifikan karena mengandung zat besi, vitamin c, dan zat seng dan

vitamin A memiliki banyak peran di dalam tubuh, antara lain untuk

pertumbuhan dan diferensiasi sel progenitoreritrosit, imunitas tubuh

terhadap infeksi dan mobilisasi cadangan zat besi seluruh jaringan, untuk

itu dianjurkan bagi ibu hamil pada saat hamil karena untuk mencegah

terjadinya anemia defisiensi besi.

Meskipun secara statistik terdapat pengaruh antara pemberian

minuman kacang hijau terhadap kadar hemoglobin (Hb), tetapi terdapat 2

responden yang mengalami peningkatan kadar Hb namun tidak

bermakna karena pada saat dilakukan penelitian ibu hamil tidak

mengkonsumsi serbuk sari kacang hijau secara teratur sehingga terjadi

kenaikan kadar hemoglobin sekitar 0,1 gr / dl.

Penelitian yang dilakukan oleh (Rimawati et al., 2018).

Berdasarkan analisis jurnal yang telah dilakukan didapatkan bahwa

dalam meningkatkan Hemoglobin dalam darah tidak hanya diatasi

dengan pemberian suplemen Fe tetapi juga diperlukan pemberian

suplemen makanan pada ibu hamil. Suplemen makanan yang telah dikaji

dalam literatur jurnal tersebut berupa makanan yang mengandung zat-zat

yang dapat meningkatkan penyerapan absorbsi Fe (enhancer Fe)

Penelitian yang dilakukan oleh (Lathifah, 2018) Minuman

kacang hijau dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah secara

50
signifikan karena mengandung zat besi, vitamin c, dan zat seng dan

vitamin A memiliki banyak peran di dalam tubuh, antara lain untuk

pertumbuhan dan diferensiasi sel progenitoreritrosit, imunitas tubuh

terhadap infeksi dan mobilisasi cadangan zat besi seluruh jaringan, untuk

itu dianjurkan bagi para remaja atau mahasiswi untuk meminum kacang

hijau pada saat menstruasi atau setelah menstruasi karena untuk

mencegah terjadinya anemia defisiensi besi

C. Keterbatasan Penelitian

1. Peneliti tidak dapat mengobservasi pemberian sari kacang hijau per

responden, tetapi hanya dilakukan melalui telepon untuk mengontrol

apakah serbuk kacang hijau di konsumsi.

2. Peneliti kesulitan melakukan evaluasi terhadap variabel perancu,

dikarenakan diperlukan cara pengolahan pada sayur yang mengandung zat

besi dengan tepat

51
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

dapat diambil kesimpulan yang berkaitan dengan pengaruh konsumsi sari

kacang hijau terhadap peningkatan kadar Hb pada ibu hamil trimester I,di

wilayah kerja PuskesmasHarapan Baru tahun 2021 sebagai berikut :

1. Berdasarkan karakteristik responden bahwa umur 26-35 tahun sebanyak

13 (72,2%) responden mengalami anemia ringan dengan multiparitas

sebanyak 8 (44,4%) responden.

2. Berdasarkan hasil penelitian yang dikumpulkan melalui lembar observasi

kadar haemoglobin (Hb) sebelum diberikan sari kacang hijau

menunjukkan bahwa rata-rata 10.47 gr/dl, ibu hamil trimester I

mengalami anemia ringan.

3. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan rata-rata kadar haemoglobin

(Hb) setelah diberikan sari kacang hijau dari 18 ibu hamil, didapatkan

rata-rata 10,40 gr/dl, dengan standar deviasi 0,57.

4. Berdasarkan hasil uji statistic paired samples t-test didapatkan nilai t= -

12,41 danp= 0,000 (p<0,05) berarti ada pengaruh yang signifikan

52
pemberian minuman sari kacang hijau terhadap peningkatan kadar

hemoglobin (Hb) pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Harapan Baru .

Minuman kacang hijau dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam

darah secara signifikan karena mengandung zat besi, vitamin c, dan zat

seng dan vitamin A memiliki banyak peran di dalam tubuh, antara lain

untuk pertumbuhan dan diferensiasi sel Progenitor eritrosit,imunitas

tubuh terhadap infeksi dan mobilisasi cadangan zat besi

B. Saran

1. Untuk mahasiswa agar dapat menjadikan sebagai bahan bacaan untuk

meningkatkan pengetahuan tentang pemberian sari kacang hijau.

2. Untuk peneliti berikutnya dapat menjadi referensi untuk penelitian

berikutnya.

3. Untuk masyarakat agar dapat memperhatikan gizi dan kebutuhannya

sebelum dan setelah hamil, mengingat pentingnya pemeriksaan

kehamilan untuk deteksi dini risiko pada kehamilan trimester 1.

53
DAFTAR PUSTAKA

Abioye, A. I., Mcdonald, E. A., Park, S., Ripp, K., Bennett, B., Wu, H. W., Pond-
Tor, S., Sagliba, M. J., Amoylen, A. J., Baltazar, P. I., Tallo, V., Acosta, L.
P., Olveda, R. M., Kurtis, J. D., & Friedman, J. F. (2019). Maternal anemia
type during pregnancy is associated with anemia risk among offspring during
infancy. Pediatric Research. https://doi.org/10.1038/s41390-019-0433-5

Amalia, A. (2016). Efektifitas Minuman Kacang Hijau Terhadap Peningkatan


Kadar Hb. Rakernas Aipkema, 6, 13–18. https://media.neliti.com/

Amalia, A., & Conference, D. U.-P. I. (2021). The Difference in Effectiveness of


Mung Bean Drink and Red Guava Juice on Hemoglobin Level Increase.
Ahlimediapress.Com, 111–114.
https://ahlimediapress.com/prosiding/index.php/icistech/article/view/65

Aslam, W., Habib, M., Aziz, S., & Habib, M. (2021). Reticulocyte Hemoglobin
Equivalent : Diagnostic Performance in Assessment of Iron Deficiency in
Patients with Hypothyroidism. Researh Artikel, 2021.

Bakhtiar, R., Muladi, Y., Tamaya, A., Utari, A., Yuliana, R., & Ariyanti, W.
(2021). Hubungan Pengetahuan Dan Kepatuhan Ibu Hamil Anemia Dalam
Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah Di Wilayah Kerja Puskesmas
Lempake Kota Samarinda. Jurnal Kedokteran Mulawarman, 8(3), 78.
https://doi.org/10.30872/j.ked.mulawarman.v8i3.6514

BPS. (2018). Prevalensi Anemia Pada Ibu Hamil 2013-2018.


https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data/0000/data/1333/
sdgs_2/1

Carolin, B. T., Suprihatin, Indirasari, & Novelia, S. (2021). Pemberian Sari


Kacang Hijau untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin pada Siswi Anemia.
Journal for Quality in Women’s Health, 4(1), 109–114.
https://doi.org/10.30994/jqwh.v4i1.111

Dinas Kesehatan Kalimantan Timur. (2020). Profil Kesehatan Provinsi


Kalimantan Timur 2019. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 53(9),
1689–1699.

Ginting Luci Riani, K. S. A. M. S. (2021). Pengaruh Pemberian Air Rebusan


Kacang Hijau Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Pekerja

54
Bagian Kantor. Pengamas Kestra (JPK), 1(2), 39–45.
https://doi.org/10.35451/jpk.v1i2.776

Hidayat;, A. A. A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis


Data. Salemba Medika.

Holmes, D. (2011). Buku Ajar Ilmu Kebidanan. EGC.

Jose, A., Mahey, R., Sharma, J. B., Bhatla, N., Saxena, R., Kalaivani, M., &
Kriplani, A. (2019). Comparison of ferric Carboxymaltose and iron sucrose
complex for treatment of iron deficiency anemia in pregnancy- randomised
controlled trial. BMC Pregnancy and Childbirth, 19(1).
https://doi.org/10.1186/S12884-019-2200-3

KEMENKES RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia 2020. In Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.pdf

Lathifah, N. . (2018). Pengaruh Pemberian Kacang Hijau Terhadap Kenaikan


Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester Ii Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rawat Inap Way Kandis Bandar Lampung Tahun 2018. Jurnal
Kebidanan, 4(3), 139–144.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/viewFile/666/608

Mac, G. W. (2018). Williams Obstetri. In Mac Grow Hills (Ed.), 25th (25th ed.).

Malinowski Kinga.A MD MSc, M. A. M. M. (2021). Iron deficiency and iron


deficiency anemia in pregnancy. CMAJ, 193(29), 1137–1138.
https://doi.org/10.1503/cmaj.210007

Marasabessy Nur Baharia, N. T. (2022). Studi Literatur: Asupan Kacang Hijau


Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil.
Jurnal Keperawatan Indonesia Timur, 1, 28–36.

Maurreen Malee, PhD, M. (2021). Clinical Management Guidelines for


Obstetrician – Gynecologists Anemia in Pregnancy. ACOG, 138(95), 55–64.

Mayasari, M., Sanjaya, R., Sagita, Y. D., & Putri, N. A. (2021). Pengaruh Sari
Kacang Hijau Terhadap Kenaikan Kadar HB Pada Ibu Ka ang Hijau Terhad
p Kenaikan Kadar HB Pada Ibu Hamil. Wellness and Healthy Magazine,
2(Agustus), 309–313. https://doi.org/10.30604/well.167322021

Notoatmodjo. (2012a). Metodologi Penelitian Kesehatan (Cet. 2). Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012b). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta.

55
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan Edisi 4. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Purwono Rudi Hartono. (2012). Kacang hijau : Teknik budidaya di berbagai


kondisi lahan dan musim (3rd ed.). Penebar Swadaya.

Ram Sunuwar, D. I., Kumar Sangroula, R., Shova Shakya, N., Yadav, R., Kumar
Chaudhary, N., & Man Singh PradhanID, P. (2019). Effect of nutrition
education on hemoglobin level in pregnant women: A quasi-experimental
study. PLoS ONE. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0213982

Rimawati, E., Kusumawati, E., Gamelia, E., Sumarah, S., & Nugraheni, S. A.
(2018). Intervensi Suplemen Makanan Untuk Meningkatkan Kadar
Hemoglobin Pada Ibu Hamil. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(3), 161–
170. https://doi.org/10.26553/jikm.v9i3.307

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2014). Dasar-dasar metodologi Penelitian Klinis


(5th ed.). Sagung seto.

Sharma, S., Sukhbir, •, Kaur, P., & Gagan Lata, •. (2019). Anemia in Pregnancy is
Still a Public Health Problem: A Single Center Study with Review of
Literature. Indian J Hematol Blood Transfus, 36(1):129–134.
https://doi.org/10.1007/s12288-019-01187-6

Siti Nur Asyah Jamillah Ahmad. (2019). Pengaruh Pemberian Kacang Hijau
Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III Di
Puskesmas Naioni Siti. CHMK Midwifery Scientific Journal, 2(April), 1–9.

Sugiyono;, P. D. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D.
Sugiyono. (2016a). Buku Metode Penelitian Manajemen (Setyawarni (ed.); 2nd
ed.). Alfabeta.

Sugiyono. (2016b). Cara mudah Menyusun: Skripsi, Thesis, Disertasi. Alfabeta.

Sujon, D. S. (2017). Textbook of Obstetrics (H. Konar (ed.); 8th ed.). DC Dutta.

Supranto, J. (2015). Statistika Teori dan Aplikasi. Erlangga.

Tandon, R., Jain, A., & Malhotra, P. (2018). Management of Iron Deficiency
Anemia in Pregnancy in India. Indian Journal of Hematology and Blood
Transfusion, 34(2), 204–215. https://doi.org/10.1007/S12288-018-0949-6

Usman, H., Silfia, N. N., Dewie, A., & Mariani, E. (2021). Pengaruh Pemberian
Sari Kacang Hijau dan Tablet Tambah Darah terhadap Peningkatan Kadar

56
Hemoglobin pada Remaja Putri. Jurnal Bidan Cerdas, 3(4), 183–190.
https://doi.org/10.33860/jbc.v3i4.509

WHO. (2020). Global Anemia Reduction Efforts Among of Reproduksi.

57
LAMPIRAN

MASTER TABEL PENELITIAN

USIA JARAK PERTEMU PERTEMU


PEKERJA PARI AN I AN II
RESP UMUR SUKU KEHAMI KEHAMIL
AN TAS
LAN AN
BB HB BB HB
1 28 th Jawa SWASTA 10 mggu P3 1 th 52 10.5 53 11.7
2 35 th Jawa IRT 5 mggu P4 3 th 67 10.2 69 11.2
3 22 th Batak IRT 6 mggu P1 1 th 46 10.3 48 11.5
4 25 th Jawa SWASTA 5 mggu P2 2 th 47 10.5 49 11.4
5 30 th Jawa IRT 11 mggu P2 3 th 57 10.0 60 11.5
6 33 th Jawa IRT 6 mggu P3 2 th 54 10.8 58 11.5
7 24 th Banjar SWASTA 12 mggu P1 1th 65 10.2 67 11.4
8 34 th Kutai IRT 10 mggu P1 4 th 64 10.9 68 11.3
9 31 th Jawa IRT 7 mggu P3 3 th 56 10.3 58 11.2
10 34 th Kutai IRT 6 mggu P4 3 th 53 10.2 57 11.2
11 21 th Banjar SWASTA 5 mggu P1 3 th 58 10.6 60 11.1
12 27 th Toraja SWASTA 12 mggu P1 2 th 51 10.3 53 11.2
13 25 th Batak SWASTA 10 mggu P1 3 th 65 10.3 67 11.6
14 28 th Kutai SWASTA 7 mggu P1 1 th 52 10.1 54 11.4
15 30 th Banjar IRT 9 mggu P1 2 th 45 10.2 47 11.2
16 29 th Banjar IRT 10 mggu P3 2 th 50 10.1 52 11.4
17 35 th Banjar IRT 5 mggu P4 5 th 58 10.5 59 11.2
18 25 th Banjar SWASTA 12 mggu P3 3 th 42 10.4 44 11.5

58
EXAMINE VARIABLES=Sebelum Sesudah
/PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT
/COMPARE GROUPS
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.

Explore

Notes
Output Created 08-AUG-2022 16:13:22
Comments

Input Active Dataset DataSet0


Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 18
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values
for dependent variables are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases
with no missing values for
any dependent variable or
factor used.

59
Syntax EXAMINE
VARIABLES=Sebelum
Sesudah
/PLOT BOXPLOT
STEMLEAF NPPLOT
/COMPARE GROUPS
/STATISTICS
DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Resources Processor Time 00:00:02,06
Elapsed Time 00:00:01,51

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sebelum pemberian sari 18 100.0% 0 0.0% 18 100.0%
kacang hijau

Sesudah pemberian sari 18 100.0% 0 0.0% 18 100.0%


kacang hijau

Descriptives
Std.
Statistic Error
Sebelum pemberian sari Mean 10.356 .0567
kacang hijau 95% Confidence Interval for Lower Bound 10.236
Mean
Upper Bound 10.475

5% Trimmed Mean 10.345

Median 10.300

Variance .058

Std. Deviation .2406

60
Minimum 10.0

Maximum 10.9

Range .9

Interquartile Range .3

Skewness .849 .536


Kurtosis .353 1.038
Sesudah pemberian sari Mean 11.361 .0397
kacang hijau 95% Confidence Interval for Lower Bound 11.277
Mean
Upper Bound 11.445

5% Trimmed Mean 11.357

Median 11.400

Variance .028

Std. Deviation .1685

Minimum 11.1

Maximum 11.7

Range .6

Interquartile Range .3

Skewness .282 .536


Kurtosis -.843 1.038

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sebelum pemberian sari .202 18 .050 .929 18 .184
kacang hijau
Sesudah pemberian sari .219 18 .022 .919 18 .122
kacang hijau

a. Lilliefors Significance Correction

61
Sebelum pemberian sari kacang hijau

Sebelum pemberian sari kacang hijau Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

3,00 10 . 011
8,00 10 . 22223333
4,00 10 . 4555
1,00 10 . 6
2,00 10 . 89

Stem width: 1,0


Each leaf: 1 case(s)

62
Sesudah pemberian sari kacang hijau

Sesudah pemberian sari kacang hijau Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1,00 111 . 0
6,00 112 . 000000

1,00 113 . 0
4,00 114 . 0000
4,00 115 . 0000
1,00 116 . 0
1,00 117 . 0

63
Stem width: ,1
Each leaf: 1 case(s)

T-TEST PAIRS=Sebelum WITH Sesudah (PAIRED)


/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

Notes
Output Created 08-AUG-2022 16:13:50
Comments

Input Active Dataset DataSet0


Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 18
File

64
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values
are treated as missing.
Cases Used Statistics for each analysis
are based on the cases with
no missing or out-of-range
data for any variable in the
analysis.
Syntax T-TEST PAIRS=Sebelum
WITH Sesudah (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00,02
Elapsed Time 00:00:00,02

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean


Pair 1 Sebelum pemberian sari 10.356 18 .2406 .0567
kacang hijau

Sesudah pemberian sari 11.361 18 .1685 .0397


kacang hijau

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Sebelum pemberian sari 18 -.002 .995
kacang hijau & Sesudah
pemberian sari kacang hijau

Paired Samples Test


Paired Differences

65
95%
Confid
ence
Interv
al of
the
Differe
nce
Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower
Pair 1 Sebelum pemberian sari -1.0056 .2940 .0693 -
kacang hijau - Sesudah 1.151
pemberian sari kacang hijau 8

Paired Samples Test


Paired
Differences
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Sebelum pemberian sari -.8594 -14.511 17 .000
kacang hijau - Sesudah
pemberian sari kacang
hijau

Dokumentasi Pembuatan Sari Kacang Hijau

66
67
68
Memberikan Penkes Kepada Ibu Hamil Tentang cara Konsumsi Sari Kacang
Hijau

69
70

Anda mungkin juga menyukai