Anda di halaman 1dari 99

SKRIPSI

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN


HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA POSKESDES OMBEN
KECAMATAN OMBEN KABUPATEN SAMPANG

MISNATI
NIM : B2019002

PRORGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN NAZHATUT THULLAB SAMPANG
2021

i
SKRIPSI

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN


HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA POSKESDES OMBEN
KECAMATAN OMBEN KABUPATEN SAMPANG

Untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana keperawatan


(S.Kep) pada program studi sarjana keperawatan STIKES Nazhatut Thullab
Sampang

MISNATI
NIM : B2019002

PRORGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN NAZHATUT THULLAB SAMPANG
2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN


HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA POSKESDES OMBEN
KECAMATAN OMBEN KABUPATEN SAMPANG

SKRIPSI

Disusun Oleh:

MISNATI
NIM : B2019002

Skripsi ini Telah Disetujui

Tanggal

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ahmadi, S.Kep.,Ns.,M.Kes Faridatul Istibsaroh, S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep


NIDN. 0718018001 NIDN.0717029105

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan
Stikes Nazhatut Thullab Sampang

Faridatul Istibsaroh, S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep


NIDN. 0717029105

iii
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN


HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA POSKESDES OMBEN
KECAMATAN OMBEN KABUPATEN SAMPANG

SKRIPSI

Disusun Oleh:

MISNATI
NIM : B2019002

Di Ujikan Pada 9 Oktober 2021

Oleh Tim Penguji


Ketua :

NIDN.0720058202
Penguji I,
Ahmadi, S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIDN.0718018001
Penguji II,
Faridatul Istibsaroh, S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep
NIDN. 071702910

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarja Keperawatan
Stikes Nazhatut Thullab Sampang

Faridatul Istibsaroh, S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep


NIDN. 0717029105

iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Misnati

NIM : B2019002

Program Studi : Sarjana Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pasien


Hipertensi Di Wilayah Kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben
Kabupaten Sampang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhri ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.

Sampang, 6 September 2021


Yang membuat pernyataan,

(Misnati)
B2019002

v
MOTTO

“USAHA TIDAK AKAN MENGHIANATI HASIL”

Kupersembahkan Skripsi ini untuk:

1. Untuk Allah SWT sebagai rasa syukur atas ridho serta karunia-Nya sehingga

skripsi ini telah terselesaikan dengan baik. Serta Rasulullah Nabi Muhammad

SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan menuju zaman

ilmu pengetahuan. Alhamdulillahirobbil alamiin

2. Untuk kedua orang tuaku yang paling kucinta. Terimakasih untuk segala doa,

semangat dan dukungan kalian kepada anakmu ini.

3. Untuk almamaterku yang kucinta STIKes Nazhatut Thullab Sampang.

4. Untuk sahabatku tercinta. Pengetahuan dan pengalaman yang pernah kita

terima semoga menjadikan kita sesesorang yang lebih bermanfaat untuk

kesejahteraan masyarakat dan menjadi fondasi kita menuju sukses

dikemudian hari.

vi
CURRICULUM VITAE

Biodata:

Nama : MISNATI

Tempat dan tanggal lahir : Sampang, 12 Desember 1994

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : DungGadung Kec.Karang penang Kab.Sampang

Riwayat Pendidikan:

1. SDN Gunung Kesan : Lulus Tahun 2009

2. SMP Nazhatut Thullab : Lulus Tahun 2013

3. SMA Nazhatut Thullab : Lulus Tahun 2015

4. D3 Keperawatan Akper Nazhatut Thullab : Lulus Tahun 2018

vii
ABSTRAK
Misnati1, Ahmadi, S.Kep.,Ns.,M.Kes2, Faridatul Istibsaroh, S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep3

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN


HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA POSKESDES OMBEN
KECAMATAN OMBEN KABUPATEN SAMPANG
Intdouction: Kualitas tidur adalah ukuran seseorang dapat memulai tidur dengan
mudah dan dapat mempertahankan tidur, rentang waktu tidur yang cukup, serta keluhan
atau perasaan nyaman atau kepuasan yang dirasakan saat tidur ataupun sehabis bangun
tidur. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah
pada pasien hipertensi di wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben
Kabupaten Sampang.
Metode: Desain penelitian menggunakan analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi 40 dengan sampel 37 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan
probability sampling dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data
menggunakan lembar kuesioner. Uji statistik menggunakan uji Spearman Rank dengan
(a=0.05).
Hasil: penelitian menunjukkan kualitas tidur sebagian besar menunjukan buruk
(54.1%). Tekanan darah hampir setengahnya menunjukan hipertensi grade 1 sejumlah
17 (45,9%). Dari hasil uji statistic Chi-Square diperoleh nilai p = 0,000 berarti nilai p =
< α (0,05) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang
berarti ada hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pasien hipertensi di Wilayah
kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang. Disarankan
masyarakat dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang hipertensi serta cara
mengendalikannya secara tepat.

Kata Kunci : Kualitas tidur, Tekanan darah, Hipertensi

viii
ABSTRACT

Misnati1, Ahmadi, S.Kep.,Ns.,M.Kes2, Faridatul Istibsaroh, S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep3

RELATIONSHIP OF SLEEP QUALITY WITH BLOOD PRESSURE OF


HYPERTENSION PATIENTS IN OMBEN POSKESDES WORK AREA
OMBEN DISTRICT, SAMPANG REGENCY

Background: Sleep quality is a measure of a person's ability to start sleeping easily and
maintain sleep, adequate sleep time, and complaints or feelings of comfort or
satisfaction felt during sleep or after waking up. The purpose of this study was to
analyze the relationship between sleep quality and blood pressure in hypertensive
patients in the work area of Poskesdes Omben, Omben District, Sampang Regency.
Method: The research design used analytic with cross sectional approach. Population
40 with a sample of 37 respondents. The sampling technique used is probability
sampling with purposive sampling technique. Data collection techniques using a
questionnaire sheet. Statistical test using Spearman Rank test with (a=0.05).
Result: Showed that most of the sleep quality was poor (54.1%). Blood pressure almost
half showed hypertension grade 1 as many as 17 (45.9%). From the results of the Chi-
Square statistical test, the value of p = 0.000 means that the value of p = < (0.05). Thus,
it can be concluded that H0 is rejected and Ha is accepted, which means that there is a
relationship between sleep quality and blood pressure of hypertensive patients in the
Poskesdes Omben District. Omben Sampang Regency. It is suggested that the public
can increase their insight and knowledge about hypertension and how to control it
properly.

Keywords: sleep quality, blood pressure, hypertension

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

bimbinganNya saya dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Hubungan

Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja

Poskedes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang”. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep)

pada Program Studi Sarja Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nazhatut

Thullab Sampang.

Bersamaan ini perkenan saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya dengan hari yang tulus kepada:

1. Zairina,S.IP., MM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nazhatut

Thullab Sampang.

2. Faridatul Istibsaroh, S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep, selaku Ketua Program studi sarjana

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nazhatut Thullab Sampang.

Terima kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga

dedikasinya terhadap ilmu keperawatan.

3. Hj. Sri Astina selaku kepala poskesdes Omben Sampang Kabupaten Sampang

yang telah membantu dalam penyelesaikan Skripsi ini.

4. Ahmadi, S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku pembimbing I yang telah banyak memberi

pengarahan, dan masukan demi perbaikan Skripsi ini.

5. Faridatul Istibsaroh, S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep, selaku pembimbing II yang telah

banyak memberi pengarahan, dan masukan demi perbaikan Skripsi ini.

x
6. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan doa, moril maupun materil,

yang tidak bisa dibalas dengan apapun sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan hingga terselesaikannya

Skripsi ini.

Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Mohon

maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat.

Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju

kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.

Sampang, 9 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI

xi
SAMPUL DEPAN....................................................................................................i
SAMPUL DALAM..................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................v
MOTTO..................................................................................................................vi
CURRICULUM VITAE........................................................................................vii
ABSTRAK............................................................................................................viii
ABSTRACT............................................................................................................ix
KATA PENGANTAR.............................................................................................x
DAFTAR ISI..........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG......................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................4
1.4.1 Bagi Peneliti.................................................................................................4
1.4.2 Bagi Keperawatan........................................................................................4
1.4.3 Bagi Masyarakat...........................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................6
2.1 Konsep Kualitas Tidur.................................................................................6
2.1.1 Definisi kualitas tidur...................................................................................6
2.1.2 Komponen kualitas tidur..............................................................................8
2.1.3 Pengukuran kualitas tidur.............................................................................9
2.2 Konsep Tekanan Darah................................................................................9
2.2.1 Klasifikasi Tekanan Darah.........................................................................10
2.2.2 Teknik Mengukur Tekanan........................................................................10
2.3 Konsep Hipertensi......................................................................................12
2.3.1 Definisi Hipertensi.....................................................................................12
2.3.2 Klasifikasi Hipertensi.................................................................................12
2.3.3 Etiologi.......................................................................................................13
2.3.4 Faktor Resiko.............................................................................................14
2.3.5 Patofisiologi...............................................................................................16
2.3.6 Manifestasi Hipertensi...............................................................................17
2.3.7 Penatalaksanaan.........................................................................................18
2.3.8 Komplikasi.................................................................................................20
2.3.9 Pencegahan.................................................................................................20
2.4 Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah.....................................21
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS...........................................26
3.1 Kerangka Konsep.......................................................................................26
3.2 Hipotesis Penelitian....................................................................................27

xii
BAB 4 METODE PENELITIAN........................................................................28
4.1 Desain Penelitian........................................................................................28
4.2 Populasi , Sampel , dan Sampling..............................................................28
4.2.1 Populasi......................................................................................................28
4.2.2 Sampel........................................................................................................29
4.2.3 Kriteria Sampel..........................................................................................30
4.2.4 Teknik Sampling........................................................................................30
4.3 Variabel Penelitian.....................................................................................31
4.3.1 Identifikasi Variabel...................................................................................31
4.4 Definisi Operasional...................................................................................32
4.5 Lokasi Penelitian........................................................................................33
4.6 Waktu Penelitian........................................................................................33
4.7 Instrumen Penelitian...................................................................................33
4.8 Kerangka Kerja Penelitian.........................................................................35
4.9 Pengolahan Data dan Analisa Data............................................................36
4.9.1 Pengolahan Data.........................................................................................36
4.9.2 Analisa Data...............................................................................................37
4.10 Etika Penelitian..........................................................................................38
BAB 5 HASIL PENELITIAN.............................................................................40
5.1 Data Umum................................................................................................40
5.1.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia.......................................40
5.1.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin........................41
5.2 Data Khusus...............................................................................................41
5.2.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kualitas tidur........................41
5.2.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tekanan darah.......................42
5.2.3 Tabulasi silang hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pasien
hipertensi....................................................................................................42
BAB 6 PEMBAHASAN.....................................................................................44
6.1 Kualitas tidur pasien hipertensi di wilayah Kerja Poskesdes Omben
Kecamatan Omben Kabupaten Sampang...................................................44
6.2 Tekanan darah pada pasien hipertensi wilayah Kerja Poskesdes Omben
Kecamatan Omben Kabupaten Sampang...................................................46
6.3 Hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di
wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang. .
.................................................................................................................48
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................51
7.1 Kesimpulan................................................................................................51
7.2 Saran...........................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................53

DAFTAR TABEL

xiii
Tabel 2.1 Kategori Tekanan Darah........................................................................12
Tabel 2.2 Kategori Tekanan Darah Berdasarkan MAP merujuk pada JNC VIII
(2014)....................................................................................................13
Tabel 4.1 Makna nilai korelasi spearman rank......................................................38
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di wilayah kerja
Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang.................40
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Wilayah
kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang pada
bulan September 2021...........................................................................41
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kualitas tidur di Wilayah
kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang pada
bulan September 2021...........................................................................41
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tekanan darah di Wilayah
kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang pada
bulan September 2021...........................................................................42
Tabel 5.5 Tabulasi silang hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pasien
hipertensi di Wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben
Kabupaten Sampang pada bulan September 2021................................42

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep...............................................................................26


Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian.................................................................35

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat izdin penelitian dari kampus.....................................................58


Lampiran 2 Surat izdin penelitian dari Puskemas..................................................59
Lampiran 3 Surat izdin penelitian dari tempat penelitian......................................60
Lampiran 4 Lembar Informed................................................................................61
Lampiran 5 Lembar Consent..................................................................................62
Lampiran 6 Lembar Data Karakteristik Responden..............................................64
Lampiran 7 Kuesioner PSQI..................................................................................65
Lampiran 8 Standar Operasional Prosedur Pengukuran Tekanan Darah...............73
Lampiran 9 Rekap Data.........................................................................................74
Lampiran 10 Uji statistic........................................................................................78
Lampiran 11 Lembar Konsul.................................................................................80

xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Daftar singkatan:

AFP : Acute Flaccid Paralysis

ATS : Anti Tetanus Serum

Baduta : Bawah Dua Tahun

BCG : Bacillus Celmette-Guerin

Cc : Centimeter Cubik

DepKes : Departemen Kesehatan

Dinkes : Dinas Kesehatan

DPT : Difteri, Pertusis, dan Tetanus

DT : Difteri Tetanus

H0 : Hipotesis Nol

H1 : Hipotesis Alternatif

HbsAg : Hepatitis B Surface Antigen

IDL : Imunisasi Dasar Lengkap

IPV : Inactivated Polio Vaccine

Kemenkes : Kementrian Kesehatan

ml : Mililiter

MMR : Mumps Measles Rubella

Ns : Nurse

OPV : Oral Polio Vaccine

PD3I : Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

PHEIC : Public Health Emergency of International Concern

xvii
PID : Prefill Injection Device

RI : Republik Indonesia

RNA : Ribonukleat Acid

TBC : Tuberkulosis

TD : Tetanus dan Difteri

TT : Toxoid Tetanus

UCI : Universal Child Imunization

WHO : World Health Organization (Organisasi Kesehatan Dunia)

WUS : Wanita Usia Subur

Daftar lambang :

% : Prosentase

() : Dalam Kurung

/ : Atau

: Arah Hubungan Variabel

: Di Teliti

: Tidak Diteliti

= : Sama Dengan

xviii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas tidur adalah ukuran seseorang dapat memulai tidur dengan

mudah dan dapat mempertahankan tidur, rentang waktu tidur yang cukup,

serta keluhan atau perasaan nyaman atau kepuasan yang dirasakan saat tidur

ataupun sehabis bangun tidur (Gusmao, 2018). Kualitas tidur meliputi

aspek kuantitatif seperti waktu untuk mulai tidur, durasi tidur dan efesiensi

tidur. Kualitas tidur yang baik tergantung dari kualitas tidur pada lansia agar

hidup sehat dan bahagia(Kozier, 2010).Adanya Perubahan tidur dapat

mempengaruhi kualitas tidur yang berhubungan dengan proses penuaan

seperti meningkatkan latensi tidur, efisiensi tidur berkurang, bangun lebih

awal, mengurangi tahapan tidur nyenyak dan gangguan irama sirkardian,

peningkatan tidur siang. Jumlah waktu yang dihabiskan untuk tidur lebih

dalam menjadi menurun (Stanley, 2006; Oliveira, 2010).

Menurut World health organization (WHO, 2020) melaporkan

bahwah 37,12% di negara asia tenggara lansia mengalami gangguan

kualitas tidur dikarenakan tekanan darah lebih dari normal atau hipertensi,

Indonesia menggambarkan bahwa 80% kebanyakan para lansia yang

mengalami hipertensi dengan gangguan kualitas tidur sedangkan Provinsi

Jawa Timur persentasenya mencapai 20,43% Jumlah lansia yang menderita

hipertensi sebanyak 30 orang (58,82%). Dari hasil wawancara dengan 7

orang lansia yang mengalami hipertensi, 6 dari mereka mengatakan

1
2

mengalami gangguan tidur pada malam hari. Berdasarkan data Profil Dinas

Kesehatan Kabupaten Sampang tahun 2019 persentase hipertensi di

Kabupaten Sampang sebesar 82,5% atau sekitar 208.652 penduduk, dengan

proporsi laki-laki sebesar 80,9% (98.968 penduduk) dan perempuan sebesar

84% (109.684 penduduk). Berdasarkan data tersebut jumlah penderita

hipertensi di Wilayah Kecamatan Omben sebanyak 14.324 orang, dengan

proporsi laki-laki sebanyak 6928 orang dan perempuan sebanyak 7396

orang (Dinkes Sampang, 2019).

Perubahan tidur normal pada lansia adalah terdapat penurunan pada

NREM 3 dan 4, lansia hampir tidak memiliki tahap 4 atau tidur dalam.

Perubahan pola tidur lansia disebabkan perubahan sistem neurologis yang

secara fisiologis akan mengalami penurunan jumlah dan ukuran neuron pada

sistem saraf pusat. Hal ini mengakibatkan fungsi dari neurotransmiter pada

sistem neurologi menurun, sehingga distribusi norepinefrin yang merupakan

zat untuk merangsang tidur juga akan menurun. Lansia yang mengalami

perubahan fisiologis pada sistem neurologis menyebabkan gangguan tidur

(Potter&Perry,2005; Stanley, 2006). Saat tidur dibatasi hanya 4 jam dalam 6

malam, terlihat jelas perubahan toleransi karbohidrat, peningkatan tonus

simpatis, peningkatan sekresi kortisol, dan penurunan kadar tirotropin.

Kurang tidur dapat juga mempengaruhi sistem kardiovaskular dan tekanan

darah (TD) (Sekartini, 2004). Tidur dapat berakibat dengan mengubah

fungsi saraf otonom dan peristiwa fisiologis lainnya yang mempengaruhi

tekanan darah. Gangguan tidur dapat mengubah respon tekanan darah yang

menyebabkan hipertensi. Selama tidur normal, terjadi penurunan tekanan


3

darah yang disebabkan oleh penurunan saraf simpatik, yaitu sekitar 10-20%

dalam tekanan darah (baik sistolik dan diastolic). Apabila tidur mengalami

gangguan,maka tidak akan ada terjadi penurunan tekanan darah yang terjadi

secara fisiologis saat tidur sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya

hipertensi. Tekanan darah secara normal menurun ketika sedang tidur

normal (sekitar 10-20% masih dianggap normal)(Calhoun & Harding,

2010).

Solusi untuk menjaga supaya kualitas tidur lansia dapat menjadi baik

yaitu dengan memperhatikan pola tidur yang sehat dan memperhatikan 7

komponen yang mempengaruhi kualitas tidur. Salah satu caranya yaitu

dengan disiplin waktu tidur dan menyiapkan lingkungan yang kondusif serta

nyaman saat akan tidur. Menentukan secara disiplin jam tidur dan jam

bangun dapat mengetahui berapa lama kita tidur yang akan berpengaruh

pada kualitas tidur (Nurlia, 2016). Dari hasil studi pendahuluan diatas maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Kualitas

Tidur dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi pada lansia di

Puskesmas Omben Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang.

1.2 Rumusan masalah

Adakah hubungan kualitas tidur dengan tekanan pada pasien

hipertensi di wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben

Kabupaten Sampang?
4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui adakah hubungan

kualitas tidur dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja

Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi kualitas tidur pasien hipertensi di wilayah Kerja

Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang.

2) Mengidentifikasi tekanan darah pada pasien hipertensi wilayah Kerja

Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang.

3) Menganalisis hubungan kualitas tidur dengan tekanan pada pasien

hipertensi di wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben

Kabupaten Sampang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti yaitu menambah wawasan dan pengetahuan peneliti

dalam mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh saat

proses perkuliahan khususnya mengenai hubungan kualitas tidur dengan

tekanan pada pasien hipertensi di lingkungan wilayah kerja Poskesdes

Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang.

1.4.2 Bagi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi, bahan

pengembangan ilmu keperawatan mengenai hubungan kualitas tidur


5

dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di lingkungan wilayah kerja

Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang hipertensi serta cara

mengendalikannya secara tepat.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kualitas Tidur

2.1.1 Definisi kualitas tidur

Tidur adalah suatu proses pemulihan yang bermanfaat

mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula saat tubuh yang

tadinya mengalami kelelahan akan menjadi segar kembali. Jika proses

pemulihan yang terhambat dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa

bekerja dengan maksimal (Safitrie, 2017). Faktor faktor yang

mempengaruhi tidur kualitas tidur adalah ukuran seseorang dapat memulai

tidur dengan mudah dan dapat mempertahankan tidur, rentang waktu tidur

yang cukup, serta keluhan atau perasaan nyaman atau kepuasan yang

dirasakan saat tidur ataupun sehabis bangun tidur (Gusmao, 2018). Tidur

seseorang akan berpengaruh pada kesehatan dan menghambat proses

penyembuhan penyakit (Jamaluddin, 2019).

Menurut Saputra (2012), kualitas dan kuantitas tidur seseorang

dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu sebagai berikut:

a. Penyakit

Banyak penyakit dapat meningkatkan kebutuhan tidur dan juga dapat

dapat menyebabkan kesulitan tidur, seperti penyakit yang menyebabkan

nyeri atau distres fisik.

6
7

b. Kelelahan

Kelelahan mengakibat memerlukan lebih banyak tidur untuk

memulihkan kondisi tubuh. Makin lelah seseorang, semakin pendek

siklus REM yang dilaluinya. Setelah beristirahat, biasanya siklus REM

akan kembali memanjang.

c. Lingkungan

Lingkungan dapat berpengaruh terhadap pola tidur seseorang, misalnya

suhu yang tidak nyaman, ventilasi yang buruk, pencahayaan dan suara

bising. Stimulus tersebut dapat memperlambat proses tidur.

d. Stres psikologis

Stres psikologis pada seseorang dapat menyebabkan ansietas atau

ketegangan dan depresi. Sehingga, pola tidur dapat terganggu.

e. Gaya hidup

Rutinitas seseorang dapat mempengaruhi pola tidur.

f. Motivasi

Motivasi dapat mendorong seseorang untuk tidur sehingga

mempengaruhi proses tidur. Motivasi juga dapat mendorong seseorang

untuk tidak tidur, misalnya keinginan untuk tetap terjaga.

g. Stimulan, Alkohol, dan Obat-obatan

Stimulan yang paling umum ditemukan adalah kafein dan nikotin.

Kedua zat tersebut dapat merangsang sistem saraf pusat sehingga

menyebabkan kesulitan tidur. Konsumsi alkohol berlebihan juga dapat

mengganggu siklus tidur REM. Sedangkan untuk obat-obatan golongan


8

diuretik, anti depresan, dan golongan beta bloker (misalnya meperidin

hidroklorida dan morfin) dapat menyebabkan kesulitan tidur.

2.1.2 Komponen kualitas tidur

Terdapat beberapa komponen yang mempengaruhi kualitas tidur

Buyse, et.al (1998) dalam Jazuli (2017) yaitu:

a. Kualitas tidur subjektif : penilaian subjektif diri sendiri terhadap kualitas

tidur yang dimiliki, seperti merasa terganggu saat tertidur.

b. Latensi tidur : berapa waktu yang diperlukan seseorang untuk tertidur

berkaitan dengan gelombang tidur. Ada dua gelombang tidur yaitu

gelombang paradok dan gelombang tidur lambat. Dianggap baik jika

kurang dari 15 menit mampu tertidur, dan dianggap buruk jika lebih dari

60 menit.

c. Efisiensi tidur : jumlah waktu seseorang berada ditempat tidur dan lama

tidur dengan membandingkan jam tidur seseorang dengan durasi tidur.

d. Penggunaan obat tidur : penggunaan obat tidur dapat diindikasikan

seseorang masalah pola tidur.

e. Gangguan tidur: gangguan dapat berupa seperti mengorok, gangguan

pergerakan, sering terbangun untuk ke kamar mandi dan mimpi buruk.

f. Durasi tidur atau lama tidur merupakan waktu mulai tidur sampai waktu

terbangun, Waktu tidur yang dianjurkan oleh National Sleep Foundation

untuk usia dewasa yaitu 7-9 jam.

g. Daytime dysfunction : gangguan pada kegiatan sehari-hari dapat terjadi

karena merasa mengantuk akibat tidur yang kurang berkualitas.


9

2.1.3 Pengukuran kualitas tidur

Pengukuran kualitas tidur dapat dilakukan menggunakan kuesioner

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Kuesioner PSQI terdiri dari 7 sub

pertanyaan 1) Kualitas tidur subjektif, 2) Latensi tidur 3) Durasi tidur 4)

Efisiensi kebiasaan tidur, 5) Gangguan tidur, 6) Penggunaan obat-obat

tidur, 7) Gangguan fungsi harian. Kuesioner kualitas tidur memiliki 19

buah pertanyaan tentang kebiasaan-kebiasaan tidur seseorang dalam

sebulan terakhir dengan skor > 5 menandakan kualitas tidur buruk waktu

menjawab pertanyaan indeks dibutuhkan waktu 5-10 menit indeks

memerlukan 5-10 menit bagi responden. Indeks PSQI memiliki koefisien

reliabilitas cronbach’s alpha 0,83, validitas indeks PSQI memiliki

sensitivitas 89,6% , serta spesifisitas 86,5% (Smyth, 2007 dalam Mulia,

2019).

2.2 Konsep Tekanan Darah

Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat

darah dipompa keluar dari jantung keseluruh tubuh. tekanan darah diukur

dalam satuan milimeter air raksa (mmHg) (Palmer, 2007). Menurut Depkes

Jateng (2008) pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka.

Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistol),

angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).

Menurut William Wilkins (2007) Tekanan sistolik (Systolic Pressure)

adalah tekanan darah saat jantung berdetak dan memompakan darah.


10

Tekanan diastolik (Diastolic) adalah tekanan darah saat jantung beristirahat

diantara detakan.

2.2.1 Klasifikasi Tekanan Darah

Tekanan darah yang normal adalah berkisar antara 90 mmHg sampai

119 mmHg untuk tekanan sistolik sedangkan untuk tekanan diastolik

adalah sekitar 60 mmHg sampai 79 mmHg. Tekanan darah dibawah 90/60

mmHg dikategorikan sebagai hipotensi (Hypotension) atau tekanan darah

rendah, sedangkan diatas 140/90 mmHg sudah dikategorikan sebagai

tekanan darah tinggi atau hipertensi (Hypertension).

2.2.2 Teknik Mengukur Tekanan

Teknik mengukur tekanan darah dapat dilakukan dengan langkah-

langkah seperti di bawah ini:

a) Pasien duduk santai dengan lengan rileks di atas meja, telapak tangan

menghadap ke atas, dan otot lengan tindak boleh memegang.

b) Letakan perangkat tensimeter didekat lengan yang diperiksa dengan

skala menghadap ke pemeriksa. Pemeriksa bisa duduk atau berdiri

dihadapan periksa.

c) Pasang kain pembalut (cuff) tensimeter di lengan atas dengan bagian

bawah pembalutnya berada sekitar 3 cm diatas lipat siku. Ketepatan

posisi pemasangan ini mempengaruhi hasil, bebatan hendaknya tidak

terlampau ketat tidak juga longgar.

d) Letakan ujung stetoskop pada lipat siku tempat denyut nadi paling

keras teraba dengan tangan kiri. Pasangkan stetoskop ujung satunya

dikedua liang telinga.


11

e) Pegang bola karet tensimeter dengan tangan kanan. Putar katup di

pangkal bola pemompa dengan jempol dan telunjuk jarum jam untuk

menutup selang. Sambil stetoskop ditangan kiri tetap menekan, lalu

pompakan bola karetnya sehingga air raksa tampak berangsur naik

sehingga bunyi detak jantung masih terdengar di telinga. Stop

memompa setelah bunyi detak jantung menghilang. Naikan

pemompaan 30 milimeter air raksa diatas sejak bunyi detak jantung

menghilang.

f) Perlahan-lahan putar balik pemutar katup kebalikan arah jarum jam

dengan jempol dan telunjuk tangan kanan setelah selesai memompa.

Atur pengendoran katup pemutar, agar laju turunnya air raksa sekitar

3 milimeter per detik.

g) Perhatikan turunnya air raksa pada skala saat pertama kali bunyi detak

jantung mulai terdengar . Saat itulah ditetapkan sebagai nilai tekanan

atas atau sistolik. Sementara itu air raksa tetap turun. Perhatikan

pulaskala air raksa saat bunyi jantung sudah hilang. Saat itulah

ditetapkansebagai nilai diastolik.

h) Apabila gagal mendengar bunyi degup pertama, ulangi sekali lagi

akan tetapi pastikan dulu skala air raksa sudah menunjukan ketinggian

dibawah angka nol sebelum kembali mulai memompa ulang (Familia,

2012).
12

2.3 Konsep Hipertensi

2.3.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan

peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari

140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013;

Ferri, 2017). Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang diturunkan

kepada anggota keluarga yang memiliki riwayat kejadian hipertensi

(Kemenkes RI, 2016). Menurut WHO (2018) hipertensi dapat menjadi

penyakit berbahaya di seluruh dunia karena menjadi faktor risiko utama

yang mengarah kepada penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung,

gagal jantung, stroke dan penyakit ginjal yang mana pada tahun 2016

penyakit jantung iskemik dan stroke menjadi dua penyebab kematian

utama di dunia.

2.3.2 Klasifikasi Hipertensi

Adapun klasifikasi hipertensi menurut Depkes RI (2016) adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kategori Tekanan Darah


Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah Diastolik
Sistolik (mmHg) (mmHg)
Normal 120-129 80-89
Normal Tinggi 130-139 89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ≥160 ≥100
Hipertensi derajat 3 >180 >110
(Depkes RI, 2016)

Mean Arterial Pressure(MAP) adalah hasil rata-rata tekanan darah

arteri yang dibutuhkan untuk sirkulasi darah sampai ke otak. Supaya

pembuluh darah elastis dan tidak pecah, serta otak tidak mengalami
13

kekurangan oksigen/normal, MAP yang dibutuhkan yaitu 70-100 mmHg.

Apabila < 70 atau > 100 maka tekanan darah rerata arteri itu harus

diseimbangkan yaitu dengan meningkatkan atau menurunkan tekanan

darah pasien tersebut (Wahyuningsih, 2016; Baird, 2016).

Sistol+2( diastol)
Rumus menghitung MAP yaitu MAP = . Hipertensi
3

juga dapat dikategorikan berdasarkan MAP (Mean Arterial Pressure).

Rentang normal MAP adalah 70-100 mmHg (Wahyuningsih, 2016;

Hamilton, 2017).

Tabel 2.2 Kategori Tekanan Darah Berdasarkan MAP merujuk pada JNC
VIII (2014)
Kategori Tekanan Darah Sistolik (mmHg)
Normal <93
Pre hipertensi 93-105
Hipertensi stage 1 106-119
Hipertensi stage 2 120 atau ≥120
Hipertensi krisis 130 atau ≥130
(Wahyuningsih, 2016; Hamilton, 2017).

2.3.3 Etiologi

Berdasarkan penyebab terjadinya hipertensi diklasifikasikan

berdasarkan atas dua bagian (Smeltzer, 2013) yaitu :

a. Hipertensi Primer (Esensial)

Jenis hipertensi yang tidak memiliki penyebab klinis,sulit diidentifikasi,

dan juga kemungkinan kondisi ini bersifat multifaktor. Hiperensi ini

sering terjadi pada populasi dewasa antara 90% -95%. Hipertensi

primer tidak bisa disembuhkan, akan tetapi bisa dikontrol dengan terapi
14

yang tepat dan dapat dipengaruhi oleh faktor genetik sebelumnya (Bell,

Twiggs, & Olin, 2015).

b. Hipertensi Sekunder

Jenis hipertensi yang dapat dikenali dengan peningkatan tekanan darah

dan disertai penyebab yang spesifik, seperti penyempitan arteri renalis,

kehamilan, medikasi tertentu, dan penyebab lainnya. Hipertensi

sekunder juga bisa bersifat menjadi akut, yang menandakan bahwa

adanya perubahan pada curah jantung (Ignatavicius,Workman, &

Rebar, 2017).

2.3.4 Faktor Resiko

Menurut Fauzi (2014) faktor resiko hipertensi adalah sebagai berikut:

a. Tidak dapat diubah:

1) Keturunan/genetik

Jika didalam keluarga pada orangtua atau saudara memiliki tekanan

darah tinggi maka dugaan hipertensi menjadi lebih besar. Statistik

menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada

kembar identik dibandingkan kembar tidak identik. Selain itu pada

sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang

diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.

2) Usia

Semakin bertambahnya usia semakin besar pula resiko untuk

menderita tekanan darah tinggi. Hal ini juga berhubungan dengan

regulasi hormon yang berbeda.


15

b. Dapat diubah

1) Konsumsi garam, terlalu banyak garam (sodium) dapat

menyebabkan tubuh menahancairan yang meningkatkan tekanan

darah.

2) Kolesterol, Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah

menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah,

sehingga pembuluh darah menyempit, pada akhirnya akan

mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.

3) Kafein, Kandungan kafein terbukti meningkatkan tekanan darah.

Setiap cangkir kopi mengandung 75-200 mg kafein, yang berpotensi

meningkatkan tekanan darah 5-10 mmHg.

4) Alkohol,alkohol dapat merusak jantung dan juga pembuluh darah.

Ini akan menyebabkan tekanan darah meningkat.

5) Obesitas,Orang dengan berat badan diatas 30% berat badan ideal,

memiliki peluanglebih besar terkena hipertensi.

6) Kurang olahraga, kurang olahraga dan kurang gerak dapat

menyebabkan tekanan darah meningkat. Olahraga teratur dapat

menurunkan tekanan darah tinggi namun tidak dianjurkan olahraga

berat.

7) Stress dan kondisi emosi yang tidak stabilseperti cemas, yang

cenderung meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu. Jika

stress telah berlalu maka tekanan darah akan kembali normal.


16

8) Kebiasaan merokok,Nikotin dalam rokok dapat merangsang

pelepasan katekolamin, katekolamin yang meningkat dapat

mengakibatkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut jantung,

serta menyebabkan vasokonstriksi yang kemudian meningkatkan

tekanan darah.

9) Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen) melalui mekanisme

renin-aldosteron-mediate volume expansion, Penghentian penggunan

kontrasepsi hormonal, dapat mengembalikan tekanan darah menjadi

normal kembali.

2.3.5 Patofisiologi

Berbagai teori yang menjelaskantentangterjadinya hipertensi, teori-

teori tersebut antara lain (Kowalak, 2011):

a. Perubahan yang terjadi pada bantalan dinding pembuluh darah arteri

yang mengakibatkan retensi perifermeningkat.

b. Terjadi peningkatan tonus pada sistem saraf simpatik yangabnormal

dan berasal dalam pusat vasomotor, dapat mengakibatkan peningkatan

retensi perifer.

c. Bertambahnya volume darah yang disebabkan oleh disfungsi renal

atau hormonal.

d. Peningkatan penebalan dinding arteriol akibat faktor genetik yang

disebabkan oleh retensi vaskuler perifer.

e. Pelepasan renin yang abnormal sehingga membentuk angiotensin II

yang menimbulkan konstriksi arteriol dan meningkatkan volume

darah. Tekanan darah yang meningkat secara terus-menerus pada


17

pasien hipertensi dapat menyebabkan beban kerja jantung akan

meningkat. Hal ini terjadi karena peningkatan resistensi terhadap

ejeksi ventrikel kiri. Agar kekuatan kontraksi jantung meningkat,

ventrikel kiri mengalami hipertrofi sehingga kebutuhan oksigen dan

beban kerja jantung juga meningkat. Dilatasi dan kegagalan jantung

bisa terjadi, jika hipertrofi tidak dapat mempertahankan curah jantung

yang memadai. Karena hipertensi memicu aterosklerosis arteri

koronaria, maka jantung bisa mengalami gangguan lebih lanjut akibat

aliran darah yang menurun menuju ke miokardium, sehingga timbul

angina pektoris atau infark miokard. Hipertensi juga mengakibatkan

kerusakan pada pembuluh darah yang semakin mempercepat proses

aterosklerosis dan kerusakan organ-organ vital seperti stroke, gagal

ginjal, aneurisme dan cedera retina (Kowalak, 2011). Kerja jantung

terutama ditentukan besarnya curah jantung dan tahanan perifer.

Umumnya curah jantung pada penderita hipertensi adalah normal.

Adanya kelainan terutama pada peninggian tahanan perifer.

Peningkatantahanan perifer disebabkan karena vasokonstriksi arteriol

akibat naiknya tonus otot polos pada pembuluh darah tersebut (Riyadi,

2011).

2.3.6 Manifestasi Hipertensi

Adapun manifestasi hipertensi menurut (Smeltzer, 2013) yaitu :

a. Pemeriksaan fisik dapat mendeteksi bahwa tidak ada abnormalitas lain

selain tekanan darah tinggi.


18

b. Perubahan yang terjadi pada retina disertai hemoragi, eksudat,

penyempitan arteriol, dan bintik katun-wol (cotton-wool spots)

(infarksio kecil), dan papil edema bisa terlihat pada penderita hipertensi

berat.

c. Gejala biasanya mengindikasikan kerusakan vaskular yang saling

berhubungan dengan sistem organ yang dialiri pembuluh darah yang

terganggu.

d. Dampak penyakit lain seperti arteri koroner dengan angina atau infark

miokardium.

e. Terjadi hipertrofi ventrikel kiridan selanjutnya akan terjadi gagal

jantung.

f. Perubahan patologis bisaterjadi di ginjal(nokturia, peningkatan BUN,

serta kadar kreatinin).

g. Terjadi gangguan serebrovaskular (stroke atau serangan iskemik

transien [TIA] yaitu perubahan yang terjadi pada penglihatan atau

kemampuan bicara, pening, kelemahan, jatuh mendadak atau

hemiplegia transien atau permanen.

2.3.7 Penatalaksanaan

Menurut Irwan (2016), tujuan pengobatan hipertensi adalah

mengendalikan tekanan darah untuk mencegah terjadinya komplikasi,

adapun penatalaksanaannya sebagai berikut :

a. Non Medikamentosa

Pengendalian faktor risiko dengan promosi kesehatan, yaitu :

1) Turunkan berat badan pada obesitas.


19

2) Pembatasan konsumsi garam dapur (kecuali mendapat HCT).

3) Hentikan konsumsi alkohol.

4) Hentikan merokok dan olahraga teratur.

5) Pola makan yang sehat.

6) Istirahat cukup dan hindari stress.

7) Pemberian kalium dalam bentuk makanan (sayur dan buah) diet

hipertensi. Penderita atau mempunyai riwayat keluarga dengan

hipertensi diharapkan lebih hati-hati terhadap makanan yang dapat

memicu timbulnya hipertensi, antara lain :

a) Semua makanan termasuk buah dan sayur yang diolah dengan

menggunakan garam dapur/soda, biskuit, daging asap, ham,

bacon, dendeng, abon, ikan asin, telur pindang, sawi asin,

asinan, acar, dan lainnya.

b) Otak, ginjal, lidah, keju, margarin, mentega biasa, dan lainnya.

c) Bumbu-bumbu; garam dapur, baking powder, soda kue, vetsin,

kecap, terasi, magi, tomatkecap, petis, taoco, dan lain-lain.

b. Medikamentosa

Adapun penatalaksanaan hipertensidengan medikamentosa meliputi:

Hipertensi ringan sampai sedang, dicoba dulu diatasi dengan

pengobatan non medikamentosa selama 2-4 minggu. Medikamentosa

hipertensi stage1 mulai salah satu obat berikut :

1) Hidroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg/hari dosis tunggal pagi hari

2) Propanolol 2 x 20-40 mg sehari.

3) Methyldopa
20

4) MgSO4

5) Kaptopril 2-3 x 12,5 mg sehari

6) Nifedipin long acting (short acting tidak dianjurkan) 1 x 20-60 mg

7) Tensigard 3 x 1 tablet

8) Amlodipine 1 x 5-10 mg9)Diltiazem (3 x 30-60 mg sehari) kerja

panjang 90 mg sehari. Sebaiknya dosis dimulai dengan yang

terendah, dengan evaluasi berkala dinaikkan sampai tercapai

respons yang diinginkan.

2.3.8 Komplikasi

Komplikasi hipertensi berdasarkan target organ, antara lain sebagai

berikut (Irwan, 2016):

a. Serebrovaskuler: stroke, transient ischemic attacks, demensia

vaskuler, ensefalopati.

b. Mata: retinopati hipertensif.

c. Kardiovaskuler: penyakit jantung hipertensif, disfungsi atau hipertrofi

ventrikel kiri, penyakit jantung koroner, disfungsi baik sistolik

maupun diastolik dan berakhir pada gagal jantung (heart failure).

d. Ginjal: nefropati hipertensif, albuminuria, penyakit ginjal kronis.

e. Arteri perifer: klaudikasio intermiten.

2.3.9 Pencegahan

Menurut Riyadi (2011), pencegahan hipertensi terbagi atas dua

bagian, yaitu:

a. Pencegahan primer
21

1) Mengatur diet agar berat badan tetap idel juga untuk menjaga agar

tidak terjadi hiperkolesterolemia, diabetes mellitus, dan sebagainya.

2) Dilarang merokok atau menghentikan merokok.

3) Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah

garam.

4) Melakukan exerciseuntuk mengendalikan berat badan.

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita

hipertensi karena faktor tertentu, tindakan yang bisa dilakukan berupa :

1) Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat

maupun tindakan-tindakan seperti pencegahan primer.

2) Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara

normal atau stabil mungkin.

3) Faktor-faktor risiko penyakit jantung iskemik yang lain harus

dikontrol.

4) Batasi aktivitas

2.4 Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah

Hipertesi dapat disebebkan oleh banyak faktor yang salah satu

faktornya adalah kualitas tidur, apabila seseorang mengalami kualitas yang

buruk maka dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatik sehingga terjadi

peningkatan detak jantung yang menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

Selama ketidak seimbangan pada homeostasis tubuh akan terjadi

pengaktifan 2 sistem endokrin ditubuh oleh sistem saraf simpatik yaitu :


22

a. Sistem medula adrenal-simpatik (sympatic-adrenal medullary system)

sympathetic activation

Menurut Guyton (2007) norepinefrin dan epinefrin disekresikan

kedalam darah oleh medula adrenal, dan efek dari perangsangannya pada

organ spesifik seperti pembuluh darah dan jantung adalah terjadinya

vasokonstriksi dari pembuluh darah perifer yang nantinya akan

meningkatkan tahanan perifer. Dengan meningkatnya tahanan pembuluh

darah perifer, maka meningkat juga tekanan darah di dalam tubuh,

dikarenakan tekanan darah dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu

cardiac output (curah jantung) dan total peripheral resistance (tahanan

perifer pembuluh darah).

b. Sistem HP (Hypotalamic-pituitary-adrenocortical/Hypotalamicpituitary-

adrenocortical activation)

Dirangsang oleh stressor lingkungan, neuron di hipotalamus

mensekresi corticotropin-releasing hormone (CRH) dan arginin-

vassopressin(AVP). Corticotropin-releasing hormone (CRH),

polipeptida pendek, diangkut ke hipofesis anterior, dimana merangsang

sekresi kortikotropi yang mengakibatkan terjadi peningkatan produksi

kortikosteroid termasuk kortisol. Vasopressin, molekul hormon kecil,

meningkatkan reabsorpsi air oleh ginjal ddan menginduksi

vasokonstriksi, kontraksi pembuluh darah, sehingga meningkatkan

tekanan darah.

Hipotalamus melepaskan CRH dan vasopressin, yang

mengaktifkan suhu HPA. CRH merangsang hipofisis anterior untuk


23

melepaskan corticotropin, yang bergerak melalui aliran darah ke korteks

adrenal, dimana corticotropin kemudian meregulasi produksi kortisol.

Vasopresin, hormon lainnya yang dikeluarkan oleh hipotalamus,

merangsang saluran kortikal dari ginjal untuk meningkatkan reuptake air,

sehingga volume yang lebih kecil dari urine yang terbenttuk. Pengaruh

utama kortisol adalah pada metabolisme glukosa didalam tubuh yaitu

berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa didalam tubuh dengan

membantu mobilisasi glukagon dari pankreas, serta meningkatkan

metabolisme pembentukan glukosa dari bahan non-karbohidrat (lemak

dan protein).

Pada kondisi gangguan tidur, tubuh cenderung memiliki laju

metabolisme yang tinggi, oleh karena itu dibutuhkan begitu banyak

glukosa sebagai bahan bakar pembentuk energi. Kortisol membantu

penyediaan akan kebutuhan glukosa yang meningkat. Kortisol akan

merangsang sel-sel otot yang akan memicu perombakan protein otot.

Hasil perombakan ini dibawa menuju hati dan ginjal untuk dibentuk

glukosa oleh glukagon lalu dibebaskan ke darah. Kortisol dapat

menghabiskan gula cadangan dari dalam sel otot termasuk senyawa non

karbohidrat untuk diubah menjadi glukosa, namun demikian kadar

glukosa darah meningkat (Gangwich, et al, 2006 dalam Lu, 2015).

Sakinah (2018) menyatakan bahwa mayoritas penderita hipertensi

memiliki kualitas tidur yang buruk sebanyak (94,9%), dimana kondisi

tersebut dikarenakan faktor usia, jenis kelamin, derajat hipertensi, serta

zat stimulasi dan konsumsi kafein. Liu et al (2016) menyatakah bahwa


24

sebagian besar gangguan tidur dialami oleh penderita hipertensi

dibandingkan seseorang yang memiliki tekanan darah normal, hal

tersebut dipengaruhi saat tidur terjadi peningkatan aktivitas saraf

simpatik terhadap pembuluh darah yang meningkatkan detak jantung dan

terjadinya peningkatan tekanan darah. Selain itu tidur yang tidak normal,

mengalami masalah dan kebiasaan tidur dapat menjadikan stres fisik,

psikososial dan peningkatan aktivitas saraf simpatik sehingga

meningkatkan detak jantung dan tekanan darah serta retensi garam yang

dapat menjadikan hipertensi. Berdarkan penelitian Nur meliza & Nurul

dkk (2020) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas

tidur dengan tekanan darah sistolik pada responden di wilayah kerja

poskesdes omben Ciptomulyo dengan p value = 0,040 dimana

menunjukan lebih kecil dari pada nilai alpha (0,05), namun tidak ada

hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan tekanan darah

diastolik dimana nillai (p = 0,623 >alpha 0,05


25

2.5 Kerangka Teori

Faktor yang
Tidur mempengaruhi tidur :
Penyakit
Kelelahan
Lingkungan
Stress psikologis
Kualitas Tidur Kualitas Tidur Gaya hidup
Tidur ≥ 7 Jam
Baik Tidak Baik Motivasi
Stimulan, alkohol
dan obat-obatan
Saraf simpatis

Epinefrin dan norperfrin di


sekresikan ke dalam darah

Vasokontriksi pembuluh
darah

Tonus simpatis Tahanan perifer

Kortisol + tirotropin

Detak jantung meningkat

Peningkatan
Tekanan Darah
BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Tidur

Faktor yang mempengaruhi


tidur :
1. Penyakit (Hipertensi) Mempengaruhi kualitas tidur

2. Kelelahan
3. Lingkungan
4. Stress psikologis Kualitas tidur Kualitas tidur tidak
5. Gaya hidup Baik (> 7 Jam) Baik (< 7 Jam)
6. Motivasi
7. Stimulan, alkohol dan
obat-obatan
Perubahan Tekanan Darah

Normal Tekanan Darah Tekanan Darah

Keterangan : tidak diteliti

diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka konsep Gambar 3.1, tidur dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti : penyakit, kelelahan, lingkungan, stress psikologis, gaya

hidup, motivasi, stimulant alkohol dan obat obatan.


27

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis atau dugaan sementara adalah jawaban sementara dari

masalah penelitian yang digunakan untuk mengarahkan pada tujuan yang

ingin dicapai (Sugiono, 2014 & Notoatmodjo, 2012). Adapun hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

H1: Ada hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pasien hipertensi di

Wilayah Kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten

Sampang

H0: Tidak ada hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pasien

hipertensi di Wilayah Kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben

Kabupaten Sampang.
BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu langkah atau cara yang yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Cara penelitian meliputi desain

penelitian, kerangka kerja, populasi, sampel, teknik sampling, identifikasi

variabel, definisi operasional, teknik pengumpulan data, pengolahan data,

penyajian data, etika penelitian, dan keterbatasan penelitian (Arikunto, 2010).

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu untuk mencapai tujuan penelitian yang

diharapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada seluruh

proses penelitian (Nursalam, 2016). Desain penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Cross Sectional yaitu variabel independen dan

variabel dependen dilakukan pengukuran pada waktu yang sama

(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini akan menganalisis secara

bersama-sama hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pasien

hipertensi di Wilayah Kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben

Kabupaten Sampang.

4.2 Populasi , Sampel , dan Sampling

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan suatu variabel menyangkut masalah yang

diteliti berupa orang, kejadian, perilaku atau sesuatu lain yang akan

dilakukan peneliti (Nursalam, 2016). Populasi penelitian adalah semua


29

pasien penderita hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas Omben pada

bulan Februari 2021 dengan kriteria pasien menderita hipertensi dengan

usia 65 tahun keatas, yaitu sebanyak 40 orang responden.

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam,

2016). Seluruh pasien hipertensi yang berkunjung ke puskesmas dan

memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti serta bersedia menjadi

responden akan diambil menjadi subjek penelitian. Adapun sampel

penelitian ini sebanyak 37 Orang. Untuk menghitung besarnya sampel

menggunakan rumus Slovin dalam bukunya Sugiyono (2013) tentang

statistika keperawatan :

N
n=
1=N (d 2 )

Keterangan :

N : Besar populasi

n : Besar sample

d : Tingkat signifikasi (d=0,05)

Berdasarkan rumus diatas Adapun penghitungan jumlah sampel pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

40
n=
1+ N ( d 2)

40
n=
1+ 40(0,52 )

40
n=
1+ 40(0,0025)
30

40
n=
1,1

n=36,36

Jadi sampel penelitian ini adalah sebanyak 37 orang lansia.

4.2.3 Kriteria Sampel

a. Kriteria inklusi :

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,

2016).

1) Bersedia menjadi responden

2) Subyek penelitian merupakan penderita hipertensi baik hipertensi

kategori ringan, sedang, atau hipertensi berat.

b. Kriteria Eksklusi

Adapun Kriteria Eklusi dalam penelitian ini yaitu :

1) lansia yang memiliki penyakit lain atau komplikasi lain dari

hipertensi : seperti penyakit dan jantung ataupun stroke.

4.2.4 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik dalam menentukan sampel dalam

penelitian (Hermawan, 2019). Teknik pengambilan sampel pada penelitian

ini adalah non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi (Sugiyono, 2014). Peneliti mengguakan purposive

sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu

seperti sifat-sifat populasi atau ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya.


31

Kriteria dari puposive sampling penelitian ini yaitu sama dengan kriteria

inklusi yang sudah ditetapkan.

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Identifikasi Variabel

Variabel adalah sesuatu konsep pengertian tertentu dalam sebuah

penelitian (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel

yaitu :

a. Variabel Independent (Bebas)

Variabel independent adalah variabel yang nilainya menentukan

variabel lain atau mempengaruhi variabel lain (Nurasalam, 2013).

Variabel independet dalam penelitian ini adalah kualitas tidur.

b. Variabel Dependent (Terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang diamati dan diukur untuk

mengetahui pengaruh/hubungan dari variabel bebas (Nursalam, 2013).

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah tekanan darah.


32

4.4 Definisi Operasional

Varibel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur


Variable independen: Tingkatan baik buruknya proses Kuisioner PQSI Oridinal Kualitas tidur baik > 5 kualitas
kualitas tidur tidur seseorang yang dapat Dengan 7 Indikator : tidur tidak baik ≤ 5
berpengaruh pada kesehatannya. a) Kualitas tidur subjektif :
Penilaian diri sendiri terkait
kualitas tidur yang dimiliki
hingga dapat memenuhi
kebutuhan tidurnya.
b) Latensi tidur :
- Baik : mampu tertidur urang
dari 15 menit.
- Tidak baik : Lebih dari 1
jam.
c) Durasi tidur : 7-9 Jam
d) Efisiensi kebiasaan tidur :
Persentase jumlah waktu tidur
dengan lama waktu diatas
tempat tidur.
e) Gangguan tidur : Mengigau,
insomnia, mimpi buruk, sering
terbangun ke kamar mandi.
f) Penggunaan obat-obat tidur
g) Gangguan fungsi harian :
perasaan mengantuk, kurang
konsentrasi
Variabel dependen: Tekanan darah adalah tekanan Stetoskop dan Tensimeter aneroid Ordinal 1. Hipertensi grade 1 :
tekanan darah darah pada pembuluh darah satuan mmHg Sistolik (140-159
arteri ketika darah dipompa oleh mmHg) diastolik 90-99
jantung yang dilakukan pada mmHg)
posisi duduk. 2. Hipertensi grade 2 :
Sistolik ( ≥160) diastolik
33

(≥100)
3. Hipertensi grade 3 :
Sistolik (>180) diastolik
(>110)
33

4.5 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Poskesdes Omben.

4.6 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Juli - Agustus 2021. Waktu

penelitian terhitung sejak penyusunan skirpsi sampai pengolahan data.

4.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. Instrumen penelitian dapat berupa : Kuesioner (daftar

pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan

dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

1. Kualitas Tidur

Peneliti menggunakan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar

kuisioner PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) merupakan kuisioner

self report untuk menilai kualitas tidur pasien yang dikembangkan oleh

Daniel J. Buysse pada tahun 1989 . (Hinz, et.al, 2017). Kuisioner PSQI

terdiri dari 19 pertanyaan yang terdiri dari 7 komponen penilaian

kualitas tidur (Hinz, et.al, 2017). Pada kuisioner PSQI terdapat 19

pertanyaan yang terbagi menjadi 2 tipe pertanyaan yaitu pada

pertanyaan 1-4 merupakan pertanyaan terbuka dan pertanyaan 5-19

merupakan pertanyaan berskala likert, dengan skala 0 = tidak selama

satu bulan terakhir, 1 = kurang dari sekali seminggu, 2 = sekali atau dua

kali seminggu, 3 = tiga kali atau lebih atau lebih dalam seminggu
34

(Sukmawati, 2019). Kemudian skor dijumlahkan, jumlah skor secara

keseluruhan 0-21 skor. Untuk skor >5 dapat mengidentifikasikan bahwa

pasien mempunyai kualitas tidur buruk sedangkan untuk skor ≤ 5 dapat

mengidentifikasikan bahwa pasien mempunyai kualitas tidur baik

(Hinz, et.al, 2017).

2. Tekanan darah pada pasien hipertensi

Jenis instrumen yang digunakan adalah menggunakan pengukuran

tekanan darah, yaitu tensimeter jarum dalam satuan mmHg dengan

posisi duduk di lengan sebelah kanan.


35

4.8 Kerangka Kerja Penelitian

Populasi dalam penelitain ini adalah seluruh pasien hipertensi yang berkunjung ke puskesmas
dan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti serta bersedia menjadi responden akan
diambil menjadi subjek penelitian yaitu sebanyak 40 orang responden

Sampel dalam penelitain ini adalah spasien hipertensi yang berkunjung ke puskesmas dan
memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti, pada penelitian ini sebanyak 37 orang
responden.

Sampling : non probability sampling dengan teknik Purposive


Sampling

Desain Penelitian : Observasi analitik dengan pendekatan Cross Sectional

Pengumpulan data : Menggunakan kuesioner PSQI dan pengukuran


tekanan darah menggunakan SOP pengukuran Tekanan Darah

Variabel Bebas : Kualitas Tidur Variabel Terikat: Tekanan Darah


menggunakan kuesioner menggunakan tensi meter aneroid

Pengolahan data : Editing, coding, entry, scoring dan cleaning

Analisis : Spearman Rank

Hasil dan Kesimpulan

Pelaporan

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian


36

4.9 Pengolahan Data dan Analisa Data

4.9.1 Pengolahan Data

a. Editing

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan dilakukan

penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Editing adalah kegiatan untuk

pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut

(Notoatmodjo, 2012).

b. Coding

Coding adalah mengubah data yang bermula berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012).

Variabel Independen Kode 0 : kualitas tidur buruk


Kode 1 : kualitas tidur baik
Variabel dependen Kode 0 : Hipertensi Grade 1
Kode 1 : Hipertensi Grade II
Kode 2 : Hipertensi Grade III
c. Entry data

Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kemudian dimasukan dalam

tabel dengan cara menghitung frekuensi data (Notoatmodjo, 2012).

Memasukan data dengan cara manual atau melalui komputer dengan

menggunakan bantuanperangkat softwore.

d. Cleaning

Merupakan teknik pembersihan data untuk melihat kebenaran data.

Data diperiksa kembali untuk mencegah ada data yang belum di entry

(Notoatmodjo, 2012).
37

4.9.2 Analisa Data

a. Analisa univariat

Analisis univariat adalah analisa yang digunakan untuk

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel (Notoatmodjo, 2012).

Karakteristik responden meliputi nama, usia, alamat, pendidikan,

pekerjaan, dan pendapatan. Variabel independen pada penelitian ini

yaitu kualitas tidur, kualitas tidur dikategorikan baik jika skor total

PSQI <5 (Smith & Segal, 2010)

b. Analisa bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui

hubungan antara hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pasien

hipertensi. Penelitian ini menggunakan uji Spearman Rank. Uji yang

beraturan untuk mengetahui hubungan antara skala data ordinal.

Menurut Sugiyono (2007), Rank Spearman sumber data untuk kedua

variabel yang akan dikonversikan dapat berasal dari data yang tidak

sama dan jenis datanya adalah ordinal, serta data kedua variabel tidak

harus membentuk distribusi normal. Rumus Spearman Rank adalah

sebagai berikut:

6 ∑ bi
P = 1-
n(n 2−1)

Keterangan:

P : Koefisien korelasi Spearman Rank

Bi : Selisih tiap pasang urutan

n : Jumlah sampel
38

Uji signifikansi Spearman menggunakan Uji Z karena distribusinya

mendekati distribusi normal. Kekuatan hubungan antar variabel

ditunjukkan melalui nilai korelasi. Berikut adalah tabel nilai korelasi

beserta makna nilai tersebut:

Tabel 4.3 Makna nilai korelasi spearman rank


Nilai Makna
0,00-0,19 Sangat rendah/ sangat lemah
0,20-0,39 Rendah/ lemah
0,40-0,59 Sedang
0,60-0,79 Tinggi/ kuat
0,80-1,00 Sangat tinggi/ sangat kuat
Sumber : Martono (2010)

4.10 Etika Penelitian

a. Otonomi (Autonomy)

Peneliti memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab

pertanyaan tanpa paksaan sesuai dengan kehendak klien, penliti juga

memberikan hak bagi responden untuk ikut atau keluar penelitian sesuai

keinginannya.

b. Kerahasian (Confidentially)

Kerahasiaan adalah informasi yang diberikan tidak akan dilaporkan dan

tidak mungkin diakses oleh oranglain (Notoatmodjo, 2012). Kerahasian

dilakukan dengan cara identitas responden menggunakan kode pada

lembar observasi.

c. Keadilan (Justice)

Peneliti harus menjunjung tinggi keadilan dan tidak membeda-bedakan

semua responden (Notoatmodjo, 2012). Peneliti memperlakukan setiap


39

responden sama berdasarkan moral, martabat, hak asasi manusia dan

tidak membeda-bedakan.

d. Kemanfaatan (Beneficience)

Penelitian hendaknya memberikan manfaat dan meminimalkan kerugian

atau kesalahan terhadap responden penelitian (Notoatmodjo, 2012).

Peneliti memberikan jaminan bahwa responden bebas dari segala

penderitaan selama penelitian berlangsung tidak ada intervensi yang

membahayakan.
BAB 5

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian hubungan kualitas

tidur dengan tekanan darah pada pasien tekanan darah di wilayah kerja Poskesdes

Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang. Dengan jumlah responden

sebanyak 37 responden yang dilakukan pada bulan September 2021. Hasil

penelitian dimulai dari data umum dan data khusus.

5.1 Data Umum

Data umum ini membahas tentang karakteristik responden, data ini

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

5.1.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di wilayah kerja


Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang
Usia Frekuensi Presentase (%)
65-67 Tahun 18 48.6
68-70 Tahun 10 43.2
71-73 Tahun 3 8.1
Total 37 100
Sumber: Data Primer, September 2021

Berdasarkan tabel 5.1 diatas didapatkan data usia responden

hampir setengahya berusia 65-67 tahun sejumlah 18 (48,6%). Arikunto

(2010) menjelaskan jika distribusi frekuensi berjumlah 26-49% dari total

jumlah data maka masuk kategori hampir setengahnya.


41

5.1.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di


Wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten
Sampang pada bulan September 2021

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)


Laki-Laki 18 48.6
Perempuan 19 51.4
Total 37 100

Sumber: Data Primer, September 2021

Berdasarkan tabel 5.2 diatas menunjukkan jenis kelamin responden

sebagian besar perempuan berjumlah 19 (51.4%). Arikunto (2010)

menjelaskan jika distribusi frekuensi berjumlah 51-75% dari total jumlah

data maka masuk kategori sebagian besar.

5.2 Data Khusus

5.2.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kualitas tidur

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kualitas tidur di


Wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten
Sampang pada bulan September 2021
Kualitas tidur Frekuensi Persentase (%)
Baik 17 45.9
Buruk 20 54.1
Total 37 100
Sumber: Data primer, September 2021

Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukan kualitas tidur sebagian

besar menunjukan buruk sejumlah 20 (54.1%). Arikunto (2010)

menjelaskan jika distribusi frekuensi berjumlah 51-75% dari total jumlah

data maka masuk kategori sebagian besar


42

5.2.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tekanan darah

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tekanan darah di


Wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten
Sampang pada bulan September 2021
Tekanan darah Frekuensi Persentase (%)
Hipertensi grade 1 17 45.9
Hipertensi grade 2 13 35.2
Hipertensi grade 3 7 18.9
Total 37 100
Sumber: Data primer, September 2021

Berdasarkan tabel 5.4 diatas menunjukan tekanan darah hampir

setengahnya menunjukan hipertensi grade 1 sejumlah 17 (45,9%). Arikunto

(2010) menjelaskan jika distribusi frekuensi berjumlah 26-49% dari total

jumlah data maka masuk kategori hampir setengahnya.

5.2.3 Tabulasi silang hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pasien

hipertensi

Tabel 5.8 Tabulasi silang hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah
pasien hipertensi di Wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan
Omben Kabupaten Sampang pada bulan September 2021
Hipertensi Total
Grade 1 Grade 2 Grade 3
f % f % f % f %
Kualitas tidur Baik 17 45,9 0 0 0 0 17 45.9
Buruk 0 0 13 35.1 7 18.9 20 54.1
Total 17 45,9 14 22.6 7 18.9 37 100
Uji Statistic Chi-Square
α = 0,05
p = 0,000

Sumber: Data primer, September 2021

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dijelaskan bahwa responden di

Wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang

yang kualitas tidurya baik dengan hipertensi grade 1 sejumlah 17 (45,9%),


43

kualitas tidurya buruk dengan hipertensi grade 2 sejumlah 13 (35,1%),

kualitas tidurya buruk dengan hipertensi grade 3 sejumlah 7 (18,9%).

Dari hasil uji statistic Chi-Square diperoleh nilai p = 0,000 berarti

nilai p = < α (0,05) dengan r = 0,935 yang berarti hubungan sangat kuat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima

yang berarti ada hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pasien

hipertensi di Wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben

Kabupaten Sampang.
BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Kualitas tidur pasien hipertensi di wilayah Kerja Poskesdes Omben

Kecamatan Omben Kabupaten Sampang

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kualitas tidur pasien

hipertensi sebagian besar menunjukan buruk sejumlah 20 (54.1%) di

wilayah Kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang.

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia. Tidur dicirikan dengan

aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran bervariasi, perubahan pada proses

fisiologi tubuh dan penurunan pada respon terhadap stimulus eksternal

(Kozier et al, 2010). Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang buruk

akan mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologi dan psikilogi

manusia. Dampak fisiologi akan meliputi penurunan aktivitas sehari-hari,

rasa lelah, daya tahan tubuh menjadi menurun dan ketidakstabilan tanda-

tanda vital. Dampak psikologi meliputi depresi kesulitan tidur dan tidak

konsentrasi (Potter & Perry, 2010). Menurut Kozier (2010), kualitas dan

kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu: keadaan

sakit, lingkungan, gaya hidup, stres emosional, alkohol, merokok, obat-

obatan.

Tidur mengubah sistem saraf otonom dan peristiwa fisiologis lainnya

yang mempengaruhi tekanan darah. Gangguan tidur mengubah respon

tekanan darah dan meningkatkan risiko hipertensi. Studi eksperimental pada

pasien hipertensi dan normotensi menunjukan meningkatnya tekanan darah


45

pada individu dengan gangguan tidur. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat

menyebakan gangguan kardiovaskuler yang dapat meningkatkan kematian

(Grandner, Mullington, & Hashmi, 2018). Menurut Gangwisch (2006),

hipotalamus akan mengaktifkan 2 sumbu yaitu medulla adrenal sympatic

system dan Hipotalamic Pituitary Adrenal- axis (HPA-axis) pada individu

yang mengalami gangguan tidur. Pada saat gangguan tidur atau stresor

datang maka kelenjar medulla adrenalin mensekresikan hormone

norepinefrin dan epinefrin ke pembuluh darah jantung agar mengeluarkan

vasokontriksi yang berdampak pada peningkatan tekanan darah.

Kualitas tidur yang buruk yang dialami oleh responden dapat

disebabkan oleh salah satu faktor jenis kelamin, berdasarkan data

didapatkan hasil jenis kelamin responden sebagian besar perempuan

berjumlah 19 (51.4%). dimana perempuan memiliki risiko tinggi mengalami

gangguan tidur dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Grandner, Mullington, & Hashmi (2018)

yang menunjukkan bahwa wanita usia 18-34 tahun, 35-49 tahun, dan ≥ 65

tahun memiliki durasi tidur ≤ 4 jam/hari dan memiliki risiko 0.6 kali lebih

tinggi mengalami hipertensi dibandingkan dengan laki-laki.

Tidur merupakan suatu kebutuhan dimana saat tidur semua aktivitas

berhenti dan tubuh beristirahat. Agar kualitas tidur menjadi baik, sebaiknya

selalu memperhatika pola tidur, waktu tidur karena hal seperti itulah yang

dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang, jika kualitas tidur baik, maka

tubuh akan selalu sehat dan bugar serta bersemangat untuk beraktivitas di

siang hari.
46

6.2 Tekanan darah pada pasien hipertensi wilayah Kerja Poskesdes

Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tekanan darah pasien

hipertensi hampir setengahnya menunjukan hipertensi grade 1 sejumlah 17

(45,9%) di wilayah Kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten

Sampang.

Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana

seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang

ditunjukkan oleh angka sistolik dan angka diastolic pada pemeriksaan tensi

darah menggunakan alat pengukur tekanan darah (Haryono & Setianingsih,

2013). Terjadinya hipertensi karena adanya proses degenerasi sistem

sirkulasi yang dimulai dengan atherosclerosis, yakni gangguan struktur

anatomi pembuluh darah perifer yang berlanjut dengan kekakuan pembuluh

darah/arteri. Kekakuan pembuluh darah disertai dengan penyempitan dan

kemungkinan pembesaran plaque yang menghambat gangguan peredaran

darah perifer. Kekakuan dan kelambanan aliran darah menyebabkan beban

jantung bertambah berat yang akhirnya dikompensasi dengan peningkatan

upaya pemompaan jantung yang akan berdampak pada peningkatan tekanan

darah dalam sistem sirkulasi (Bustan, 2015).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yaqin (2016) tentang hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah

menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik penderita hipertensi

adalah 147,98 mmHg (CI95% 146,68-149,27) dengan standar deviasi 6,039,


47

skor minimum 142 mmHg dan maksimum 220 mmHg. Skor rata-rata

tekanan darah diastolic adalah 77,56 mmHg (CI95% 76,64-110,48) dengan

standar deviasi 4,288, skor minimum 70 mmHg dan maksimum 120 mmHg.

Penelitian yang dilakukan oleh Asmarita (2014) menunjukkan bahwa

sebagian besar penderita hipertensi adalah derajat 1 (55,6%) dan derajat 2

sebesar (44,4%).

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri pada penderita hipertensi

bisa terjadi karena berbagai faktor diantaranya kualitas tidur yang buruk

yang dapat memicu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan

lebih banyak cairan pada setiap detiknya dan karena adanya kekakuan

pembuluh darah tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa

darah melalui pembuluh darah tersebut. Karena itu, darah pada setiap

denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada

biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Beberapa faktor yang dapat

berperan dalam meningkatkan tekanan darah penderita hipertensi

diantaranya adalah obesitas, kurang olahraga, perilaku merokok dan

alkohol, konsumsi garam berlebihan, dan kolesterol.

Salah atu faktor terjadinya tekanan darah tinggi disebabkan salah

satunya oleh usia. Berdasarkan hasil data usia responden didapatkan hampir

setengahya berusia 65-67 tahun sejumlah 18 (48,6%). Sejalan dengan teori

yang dikemukakan oleh Kowalski (2010) menyatakan bahwa penyakit

tekanan darah tinggi lebih lazim diderita mulai dari usia dewasa muda

sampai lanjut usia, hal ini dikarenakan pada usia tersebut merupakan

kelompok umur yang mulai mengalami penurunan daya tahan tubuh,


48

penurunan fungsi fisik dan menurunnya fungsi syaraf sehingga metabolisme

tubuh tidak lagi maksimal.

Faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi salah satuya jenis

kelamin. Berdasarkan hasil data jenis kelamin sebagian besar perempuan

berjumlah 19 (51.4%). sebagaimana yang dikemukakan oleh Rayhani

(2013) bahwa mayoritas penderita hipertensi adalah perempuan yaitu

sebanyak 51%, hal ini dapat terjadi karena pada usia pra menopause 45-55

tahun perempuan mulai mengalami kehilangan sedikit demi sedikit hormon

estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses

yang terus berlanjut membuat hormon estrogen berubah kuantitasnya

sehingga peningkatan tekanan darah atau hipertensi lebih tinggi dialami oleh

perempuan dibandingkan laki-laki, yang diakibatkan karena faktor

hormonal.

6.3 Hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada pasien hipertensi

di wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten

Sampang

Dari hasil uji statistic Chi-Square diperoleh nilai p = 0,000 berarti

nilai p = < α (0,05) dengan r = 0,935 yang berarti hubungan sangat kuat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang

berarti ada hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pasien hipertensi

di Wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten

Sampang.
49

Penelitia ini didukung oleh penelitian Melizza (2020) yang

menunjukan dengan hasil yang didapatkan dalam penelitiannya menunjukan

terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan tekanan

darah sistolik, dimana nilai p value = 0,040 yang berarti lebih kecil dari

pada nilai alpha (0,05), artinya terdapat korelasi yang bermakna diantara dua

variabel yang diuji. Disamping itu kekuatan korelasi didapatkan hasil 0,310

yang artinya kekuatan hubungan lemah dan arah hubungan yang positif

yang berarti semakin banyak yang memiliki kualitas tidur buruk maka

semakin tinggi tekanan darah yang dimiliki.

Hasil penelitian ini menyatakan kualitas tidur pasien hipertensi

didapatkan sebagian besar pada kualitas tidur yang buruk dan terbukti

berkaitan dengan meningkatnya tekanan darah, sebagaimana teori yang

dikemukakan oleh Liu et al (2016) menyatakah bahwa sebagian besar

gangguan tidur dialami oleh penderita hipertensi dibandingkan seseorang

yang memiliki tekanan darah normal, hal tersebut dipengaruhi saat tidur

terjadi peningkatan aktivitas saraf simpatik terhadap pembuluh darah yang

meningkatkan detak jantung dan terjadinya peningkatan tekanan darah.

Selain itu tidur yang tidak normal, mengalami masalah dan kebiasaan tidur

dapat menjadikan stres fisik, psikososial dan peningkatan aktivitas saraf

simpatik sehingga meningkatkan detak jantung dan tekanan darah serta

retensi garam yang dapat menjadikan hipertensi.

Adanya hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan

hipertensi sesuai yang dikemukakan Chen et al (2015) menyatakan bahwa

adanya hubungan antara kualitas tidur yang buruk dengan terjadinya


50

peningkuatan tekanan darah, yang penyebabnya karena semakin lama

kualitas tidur buruk yang dialami seseorang maka berdampak pada

peningkatan aktivitas saraf simpatik sehingga seseorang mudah menjadi

stress dan berakibat pada naiknya tekanan darah.

Sesuai paparan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan hipertensi, dengan

hubungan yang positif yang artinya semakin tinggi kualitas tidur yang buruk

maka semakin tinggi pula angka terjadinya peningkatan tekanan darah.


BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari penelitian hubungan aktivitas fisik dan tekanan darah fisik

terhadap kualitas tidur pada masa pandemic Covid-19 dapat di simpulkan:

a. Pasien hipertensi sebagian besar memiliki kualitas tidur buruk di

wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten

Sampang

b. Pasien hipertensi hampir setengahnya memiliki hipertensi grade 1 di

wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten

Sampang

c. Ada hubungan sangat kuat kualitas tidur dengan tekanan pada pasien

hipertensi di wilayah kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben

Kabupaten Sampang

7.2 Saran

a. Bagi Peneliti

Disarankan peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam

mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh saat proses

perkuliahan khususnya mengenai hubungan kualitas tidur dengan tekanan

pada pasien hipertensi di lingkungan wilayah kerja Poskesdes Omben

Kecamatan Omben Kabupaten Sampang.

b. Bagi Keperawatan
52

Disarankan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi, bahan

pengembangan ilmu keperawatan mengenai hubungan kualitas tidur

dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di lingkungan wilayah kerja

Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang.

c. Bagi Masyarakat

Disarankan masyarakat dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan

tentang hipertensi serta cara mengendalikannya secara tepat.


53

DAFTAR PUSTAKA

Arif,A.Z. (2020). Biostatistik Penelitian Kesehatan Non Parametrik Dengan


Panduan dan Petunjuk Teknis Penggunaan SPSS. Kediri : Mutiara Hidup
Indonesia

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Bell, K., Twiggs, J., & Olin, R. B. (2015). Hypertension : The Silent Killer :
Updated JNC 8 Guideline Recommendations. Alabama Pharmcay
Association, 2.

Bustan, Nadjib. M. (2015). Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular.


Jakarta : Rineka Cipta.

Calhoun, D dan Susan, M.H. (2010). Sleep and Hypertension,


http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2913764/,diakses 10
Februari 2014).

Dinkes Sampang. (2019). Profil Kesehatan Kabupaten Sampang Tahun 2019.


Dinas Kesehatan Sampang. Sampang

Fauzi, Lilianty. (2014). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi


Pada Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik Telkomedika Health Center Bandar
Lampung. Tesis. Stikes Mitra Lampung

Fauziah, Reni. (2013).Gambaran Kualitas Tidur Pada Wanita Lanjut Usia


(Lansia)di Panti Sosial Tresna WerdhaBudi Pertiwi Bandung. Skripsi
Universitas Pendidikan Indonesia.

Gangwisch, J. E., Heymsfield, S. B., & Albala, B. B. (2006). Short Sleep Duration
as a Risk Factor for Hypertension Analyses of the First National Health and
Nutrition Examination Survey. American Heart Asocciation, 833-839.
Diambil kembali dari https://www. ahajournals.org/doi/pdf/10.1161/01.
HYP.0000217362.34748.e0

Grandner, M., Mullington, J. M., & Hashmi, S. D. (2018). Sleep Duration and
Hypertension: Analysis of > 700,000 Adults by Age and Sex. Journal of
Clinical Sleep Medicine, 14(6), 1031- 1039

Gusmao, T., Wiyono, J., dan Ardiyani, V. M. (2018). Hubungan Kualitas Tidur
Dengan Kecerdasan Emosional Pada Lansia Di Posyandu Lansia Permadi
Tlogosuryo Malang. Nursing News: Jurnal Ilmiah Keperawatan. 3(1): 421-
430
54

Hamilton, Richard J. (2017). Tarascon Pharmacopoeia. New York: Jones &


Bartetlett Learning Company.

Heriziana. (2017). Faktor risiko kejadian penyakit hipertensi di Puskesmas Basuki


Rahmat Palembang. Jurnal Kesmas Jambi, 1(1), 31–39.

Hermawan. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan (Kualitatif, Kuantitatif dan


Mixed Method. Kuningan: Hqkuningan

Hinz, A., Glaesmer, H., Brähler, E., Löffler, M., Engel, C., Enzenbach, C.,et.al.
(2017). Sleep quality in the general population: psychometric properties of
the Pittsburgh Sleep Quality Index, derived from a German community
sample of 9284 people. Sleep medicine, 30, 57-63.

Irwan.(2016). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta : Deepublish.


Jazuli, M. A. (2017). Pengaruh Pijat Refleksi kaki Terhadap Kualitas Tidur Pada
Anak Usia 6-10 Tahun Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin
Pangkan Bun. Skripsi. Jombang: Program Studi S1 Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika

Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar: Riskesdas 2013. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI.

KEMENKES RI. (2018).Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.


Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Surabaya

Khasanah, K. & Hidayati. (2012). Kualitasntidur lansia balai rehabilitasi


sosialmandiri Semarang. Journal NursingStudies, Volume 1, Nomer 1, 189-
196.http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing/article/view/449.
Kowalak, J, dkk (2011) Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta. EGC.

Kowalski, Robert. (2010). Terapi Hipertensi: Program 8 Minggu Menurunkan


Tekanan Darah Tinggi. Alih Bahasa: Rani Ekawati. Bandung: Qanita mIzan
Pustaka

Kozier, B. (2010).Buku aja r fundamentalkeperawatan Edisi 7 vol 2. Jakarta:


EGC.http://repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/3560/3/farmakologi-
aznan.pdf.txt

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2011), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik, Edisi 7 volume 1, Alih bahasa
Inggris-Indonesia, Esty Wahyuningsih, dkk, EGC, Jakarta

Liu, R., Qian, Z., Trevathan, E., Chang, J., Zelicoff, A., Hao, Y., & Lin, S. (2015).
Poor Sleep Quality Associated With High Risk Of Hypertension And
Elevated Blood Pressure in China: Result From A Large Population-Based
Study, 39(1), 54-59
55

Liu, R., Qian, Z., Trevathan, E., Chang, J., Zelicoff, A., Hao, Y., & Dong, G.
(2016). Poor sleep quality associated with high risk of hypertension and
elevated blood pressure. Hypertension Research, 39, 54–59.

Lowry R, Eaton DK, Foti K, Eily LM, Perry G, Galuska DA. (2015). Association
of sleep duration with obesity among US high school students, Journal of
obesity, accesed08 http://www.hindawi.com/ journals/jobe/2012/476914.

Lu, K., Chen, J., Wu, S., Chen, J., & Hu, D. (2015). Interaction of sleep duration
and sleep quality on hypertension prevalence in adult Chinese males.
Journal of Epidemiology, 25(1), 415–422

Martini, Santi., Shofi, Roshifanni., Fanni, Marzela. (2018). Pola Tidur yang Buruk
Meningkatkan Resiko Hipertensi. Jurnal MKMI. Vol 14 No. 3, September
2018

Martono, Nanang. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raya


Grafindo Persada

Mellizza, N., Hikmah, N., Kurnia, A. D., Masruroh, N., Setiowati, C. I., &
Prasetyo, Y. B. (2020). Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptomulyo. CHMK
Nursing Scientific Journal, 4(2), 213-219.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nur Melizza, Nurul Hikmah., (2020) Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptomulyo.
Chmk Nursing Scientific Journal. Volume 4 Nomor 2,

Nurlia. (2016). Pengaruh Pola Tidur Sehat Terhadap Insomnia Lansia. Skripsi.
Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran. UIN Alaudin Makassar
Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan


Praktis. Ed. 4. Jakarta: Salemba Medika

Potter, P.A.,& Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik(Volume 2) (Edisi 4). Jakarta: EGC.

 Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice.


Edisi 7. Vol. 3. Jakarta : EGC
56

Rayhani. 2013. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien
yang Berobat di Poli Klinik Dewasa Puskesmas Bangkinang. Skripsi. Pekan
Baru Riau: University Riau

Riskesdas. (2013). Situasi Lanjut Usia di Indonesia.


https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infoda
tin-lansia-2016.pdf

Riyadi, Sujono. (2011). Keperawatan medikal bedah. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar.
Safitrie, A., & Ardani, M. H. (2017, February). Studi komparatif kualitas tidur
perawat shift dan non shift di unit rawat inap dan unit rawat jalan. In
Prosiding Seminar Nasional & Internasional.

Sakinah, S., & Ashari, H. K. (2018). Pengaruh rebusan daun seledri terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas
Pangkajene Kabupaten Sidrap. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 12(3),
261-266.

Saputra, L. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa


Aksara.

Seyorini,Y. (2014). Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah Pada


Lansia Hipertensi Di Gamping Sleman Yogyakarta. Jurnal : Sugiyono. 2016.
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Smeltzer, B. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: nuha medika.


Smith, M, & Segal, R. (2010). How much sleep do you need? Sleep cycles
&stages, lack of sleep, and getting the hours you need.
http://www.helpguide.org/articles/sleep/how-much-sleep-do-you-need.html

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta

Sugiyono.(2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,.


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Uchmanowicz,Izabella & Koltunjuk, ,A. 2019. Threlationship between sleep


disturbances and quality of life in elderlypatients with hypertension :
Clinical Intervensition And Aging

Umamuh Faqih Nurul Yaqin. (2016). Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan
Darah Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember.

Wahid,N.A & Roni, Y.(2018). Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah
Pasien Hipertensi. Jurnal: Berkala Epideomiologi:6 (1) 2018, 18-26
57

Wahyuningsih, F. E. (2016). Efektifitas Hipnoterapi Dan Terapi Murottal


Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Desa Jetak Kidul
Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Digilib Unimus.

WHO. (2013). A global brief on hypertension: silent killer, global public health
crisis. World Health Organization. Geneva.

WHO. (2018). Global Health Estimates 2016: Deaths by Cause, Age, Sex, by
Country and by Region, 2000-2016. Geneva: World Health Organization.
58

Lampiran 1 Surat izdin penelitian dari kampus


59

Lampiran 2 Surat izdin penelitian dari Puskemas


60

Lampiran 3 Surat izdin penelitian dari tempat penelitian


61

Lampiran 4 Lembar Informed

Kode Responden :

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
nama : Misnati
NIM : B2019002
alamat : Omben

Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan


Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Wilayah
Kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben Kabupaten Sampang”. Tujuan
penelitian ini untuk mengidentifikasi kualitas tidur dan tekanan darah,
untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kualitas tidur dengan
tekanan darah dan memberikan ilmu pengetahuan mengenai pentingnya
menjaga kualitas tidur yang dikaitkan dengan kenaikan tekanan darah.
Pada penelitian ini peneliti mengukur tekanan darah kemudian
memberikan lembar kuesioner kualitas tidur untuk mengetahui kualitas
tidur ibu. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan
bagi anda sebagai responden maupun keluarga. Kerahasiaan semua
informasi akan dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika
anda tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada ancaman bagi anda
maupun keluarga. Jika anda bersedia menjadi responden, maka saya
mohon kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan yang saya
lampirkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya sertakan. Atas
perhatian dan kesediaannya menjadi responden saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Misnati
NIM : B2019002
62

Lampiran 5 Lembar Consent Kode Responden :

SURAT PERSETUJUAN MENJADI REPONDEN


Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
nama :
umur :
alamat :
Menyatakan bersedia menjadi repon penelitian ini dalam keadaan sadar, jujur dan
tidak ada paksaan dalam penelitian dari :
Nama : Misnati
NIM : B2019002
Judul : Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pasien
Hipertensi Di Wilayah Kerja Poskesdes Omben Kecamatan Omben
Kabupaten Sampang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kualitas Tidur Dengan
Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Poskesdes Omben Kecamatan
Omben Kabupaten Sampang. Prosedur penelitian ini tidak menimbulkan dampak
resiko apapun pada subjek penelitian,subjek penelitian dapat menolak jika tidak
bersedia dengan tidak ada ancaman atau efek apapun. Kerahasian sepeenuhnya
akan dijamin oleh peneliti. Saya telah menerima penjelasan terkait hal tersebut di
atas dan saya diberikan kesempatan untuk bertanya terkait hal-hal yang belum
dimengerti dan telah mendapatkan jawaban yang jelas dan tepat.
Dengan ini saya menyatakan secara sukarela untuk ikut sebagai subjek penelitian
ini selama kurang lebih satu bulan.

Sampang, 2021

( )
63

Lampiran 6 Lembar Data Karakteristik Responden


Kode Responden :

Tanggal wawancara :
1. Karakeristik Responden
a. Nama :
b. Tempat/tanggal lahir :
c. Umur : tahun

2. Tekanan Darah
Diastolik : mmHg
Sistolik : mmHg
64

Lampiran 7 Kuesioner PSQI

KUESIONER
Petunjuk pengisian :
1. Beritahukan kepada responden bahwa pertanya-pertanyaan dibawah ini
berhubungan dengan kebiasaan tidur responden selama sebulan terakhir.
2. Beritahukan kepada responden bahwa jawaban yang responden berikan harus
menunjukan jawaban yang paling tepat pada sebagian besar kejadian disiang
dan malam hari selama sebulan terakhir.
Pertanyaan :
1. Selama satu bulan terakhir, kapan (jam berapa) biasa anda pergi tidur dimalam
hari?
........................................................................................................................
2. Selama satu bulan terakhir, berapa lama (dalam menit) anda biasanya baru bisa
tertidur tiap malam?
........................................................................................................................
3. Selama satu bulan terakhir, jam berapa anda bangun tidur dipagi hari?
........................................................................................................................
4. Selama satu bulan terakhir, berapa jam lamanya waktu tidur anda dimalam
hari?
........................................................................................................................

Untuk setiap pertanyaan dibawah ini, pilihlah jawaban yang paling tepat.
Silahkan menjawab seluruh pertanyaan dibawah ini!
5. Selama satu bulan terakhir, seberapa sering anda mengalami masalah dalam
tidur karena anda...
a. Tidak dapat tidur dalam waktu 30 menit
Tidak selama satu bulan terakhir
Kurang dari sekali seminggu
Sekali atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih dalam seminggu
b. Terbangun ditengah malam atau dini hari
65

Tidak selama satu bulan terakhir


Kurang dari sekali seminggu
Sekali atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih dalam seminggu
c. Harus bangun untuk pergi kekamar mandi
Tidak selama satu bulan terakhir
Kurang dari sekali seminggu
Sekali atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih dalam seminggu
d. Tidak dapat bernafas dengan nyaman
Tidak selama satu bulan terakhir
Kurang dari sekali seminggu
Sekali atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih dalam seminggu
e. Batuk atau mendengkur dengr keras
Tidak selama satu bulan terakhir
Kurang dari sekali seminggu
Sekali atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih dalam seminggu
f. Merasa terlalu dingin
Tidak selama satu bulan terakhir
Kurang dari sekali seminggu
Sekali atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih dalam seminggu
g. Merasa terlalu panas
Tidak selama satu bulan terakhir
Kurang dari sekali seminggu
Sekali atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih dalam seminggu
h. Mengalami mimpi buruk
Tidak selama satu bulan terakhir
Kurang dari sekali seminggu
66

Sekali atau dua kali seminggu


Tiga kali atau lebih dalam seminggu
i. Mengalami nyeri
Tidak selama satu bulan terakhir
Kurang dari sekali seminggu
Sekali atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih dalam seminggu
j. Jika ada alasan lain, dapat
dijelaskan ........................................................................................................
.......................selama satu bulan terakhir, seberapa sering anda mengalami
masalah tidur karena hal tersebut?
Tidak selama satu bulan terakhir
Kurang dari sekali seminggu
Sekali atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih dalam seminggu
6. Selama satu bulan terakhir, bagaimanakah anda menilai kualitas tidur anda
secara keseluruhan?
Sangat baik
Cukup baik
Cukup buruk
Sangat buruk
7. Selama satu bulan terakhir , seberapa sering anda minum obat untuk membuat
anda tertidur?
Tidak selama satu bulan terakhir
Kurang dari sekali seminggu
Sekali atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih dalam seminggu
8. Selama satu bulan terakhir, seberapa sering anda mengalami kesulitan untuk
tetap terjaga ketika mengemudi, makan, atau terlibat dlam kegiatan sosial?
Tidak selama satu bulan terakhir
Kurang dari sekali seminggu
Sekali atau dua kali seminggu
67

Tiga kali atau lebih dalam seminggu


9. Selama satu bulan terakhir, berapa banyak masalah yang anda hadapi?
Tidak ada masalah sama sekali
Sangat sedikit masalah
Sedikit masalah
Masalah yang sangat besar
10. Apakah anda memiliki teman sekamar?
Tidak memilik teman sekamar
Teman sekamar dikamar yang berbeda
Teman sekamar dalam kamar yang sama, namun berbeda tempat tidur
Teman sekamar dalam tempat tidur

Jika memiliki teman sekamar, tanyakan pada teman sekamar anda seberapa
sering anda melakukan hal berikut selama satu bulan terakhir:
a. Mendengkur dengan keras
Tidak memilik teman sekamar
Teman sekamar dikamar yang berbeda
Teman sekamar dalam kamar yang sama, namun berbeda tempat tidur
Teman sekamar dalam tempat tidur
b. Jeda panjang antara nafas saat tidur
Tidak selama satu bulan terakhir
Kurang dari sekali seminggu
Sekali atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih dalam seminggu
c. Kaki berkedut atau menyentak saat tidur
Tidak selama satu bulan terakhir
Kurang dari sekali seminggu
Sekali atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih dalam seminggu
d. Episode disorientasi atau kebingungan selama tidur
Tidak selama satu bulan terakhir
Kurang dari sekali seminggu
68

Sekali atau dua kali seminggu


Tiga kali atau lebih dalam seminggu
e. Kegelisahan lain saat anda tidur, silahkan
dijelaskan....................................................................................................
Tidak selama satu bulan terakhir
Kurang dari sekali seminggu
Sekali atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih dalam seminggu
Penilaian PSQI :
1. Komponen 1 : kualitas tidur subjektif, pertanyaan nomor 6
Respon terhadap pertanyaan no. 6 Skor dari komponen
Sangat baik 0
Cukup baik 1
Kurang baik 2
Sangat buruk 3
Skor komponen 1 : .....
2. Komponen 2 : latensi tidur, pertanyaan nomor 2 dan 5a
Respon terhadap pertanyaan no. 2 Subskor dari komponen 2
≤ 15 menit 0
16.30enit 1
31.60menit 2
>60 3
Respon terhadap pertanyaan no. 2 dan 5a subskor dari komponen 2
Tidak selama satu bulan terakhir 0
Kurang dari sekali seminggu 1
Sekali atau dua kali seminggu 2
Tiga kali atau lebih dalam seminggu 3
Jumlah subskor pertanyaan no. 2 dan 5a Skor dari komponen 2
0 0
1-2 1
3-4 2
5-6 3
Skor komponen: ........
69

3. Komponen 3 : Durasi tidur, pertanyaan nomor 4


Respon terhadap pertanyaan no. 4 skor dari komponen 3
>7 Jam 0
6 -7 Jam 1
5- 6 Jam 2
<5 Jam 3
Skor komponen : ......
4. Komponen 4 : Efisiensi tidur – pertanyaan n0. 1, 3 dan 4
Efisiensi tidur = (total jumlah jam tidur/total waktu ditempat tidur) X 100 %
total
Jumlah jam tidur : pertanyaan no. 4
Total waktu ditempat tidur – yang dikalkulasikan dari respon terhadap
pertanyaan nomer 1 dan nomer 3
Efisiensi tidur skor dari komponen 4
>85% 0
75-84% 1
65-74% 2
<65% 3
Skor komponen 4 : ......
5. Komponen 5 : Gangguan tidur – pertanyaan no 5b-5j
Respon terhadap pertanyaan no. 5b-5j skor dari komponen 5
Tidak selama satu bulan terakhir 0
Kurang dari sekali seminggu 1
Sekali atau dua kali seminggu 2
Tiga kali atau lebih dalam seminggu 3

Jumlah subskor pertanyaan no. 5b-5j Skor dari komponen 5


0 0
1-9 1
10-18 2
19-27 3
6. Komponen 6 : pemakain obat tidur , pertanyaan no 7
Respon terhadap pertanyaan no. 7 skor dari komponen 6
Tidak selama satu bulan terakhir 0
70

Kurang dari sekali seminggu 1


Sekali atau dua kali seminggu 2
Tiga kali atau lebih dalam seminggu 3
Skor komponen 6 : .......

7. Disfungsi pada siang hari, pertanyaan no. 8 dan 9


Respon terhadap pertanyaan no. 8 skor dari komponen 7

Tidak selama satu bulan terakhir 0


Kurang dari sekali seminggu 1
Sekali atau dua kali seminggu 2
Tiga kali atau lebih dalam seminggu 3
Respon terhadap pertanyaan no. 9 skor dari komponen 7
Tidak ada masalah sama sekali 0
Sangat sedikit masalah 1
Sedikit masalah 2
Masalah yang sangat besar 3
Skor gabungan pertanyaan no. 8 no. 9 skor dari komponen 7
0 0
1-2 1
3-4 2
5-6 3
Skor komponen 7 : ....
Jumlah total skor PSQI : Jumlah dari skor ketujuh komponen
Kategori:
Skor > 5 : kualitas tidur baik
Skor < 5 : kualitas tidur buruk
71

Lampiran 8 Standar Operasional Prosedur Pengukuran Tekanan Darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Pengertian Suatu tindakan pengukuran dan tekanan darah


Tujuan 1. Mendapatkan informasi tentang tekanan darah
2. Mengetahui perjalanan penyakit dari perubahan
tekanan darah
3. Mendeteksi dini kelainana yang mungkin muncul
4. Memenuhi salah satu diagnostik
Kebijakan 1. Dilakukan pada setiap klien terindikasi
Prosedur Persiapan:
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Buku catatan dan alat tulis
Pelaksanaan:
1. Memberitahu pasien
2. Melepaskan / membuka lepngan baju pasien
3. Memasang manset dengan pipa karet pada lengan
pasien
4. Meraba denyut arteri brakialis , kemudian stetoskop
diletakkan pada area tersebut
5. Mengencangkan sekrup balon, kemudian
memompakan balon sampai tekanan sistolik terdengar
6. Membuka sekrup balon perlahan sembari melihat
turunnya jarum, dan mendengar detakan pertama pada
angka berapa (sistolik), dengarkan terus sampai
detakan terakhr pada angka berapa (diastolik)
7. Mencatat hasil penguukuran
8. Membuka manset dan merapikan pasien Kembali dan
alat-alat.

Lampiran 9 Rekap Data


DATA UMUM
72

N Codin
Inisial Usia Kelamin Coding
o g
1 Ny.A 65 1 P 2
2 Tn.H 66 1 L 1
3 Tn.J 65 1 L 1
4 Ny.R 69 2 P 2
5 Ny.H 67 1 P 2
6 Tn.M 70 2 L 1
7 Ny.I 65 1 P 2
8 Tn.A 69 2 L 1
9 Ny.J 73 3 P 2
10 Ny.K 65 1 P 2
11 Ny.L 69 2 P 2
12 Tn.K 67 1 L 1
13 Tn.R 70 2 L 1
14 Ny.D 67 1 P 2
15 Tn.A 68 2 L 1
16 Ny.L 65 1 P 2
17 Tn.H 70 2 L 1
18 Tn.U 68 2 L 1
19 Ny.K 69 2 P 2
20 Ny.Y 65 1 P 2
21 Tn.K 66 1 L 1
22 Tn.J 65 1 L 1
23 Ny.P 69 2 P 2
24 Tn.U 67 2 L 1
25 Tn.A 70 2 L 1
26 Ny.K 65 1 P 2
27 Ny.P 69 2 P 2
28 Tn. A 71 3 L 1
29 Ny.U 65 1 P 2
30 Tn.T 69 2 L 1
31 Ny.D 67 1 P 2
32 Ny.J 70 2 P 2
33 Tn.T 67 1 L 1
34 Tn.F 68 2 L 1
35 Ny.L 65 1 P 2
36 Tn.H 72 3 L 1
37 Ny.I 68 1 P 2

DATA KHUSUS
Kualitas Tidur
N 1 To
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Interpretasi
o 0 tal
1 1 1 2 1 1 0 1 0 1 1 9 Kualitas tidur
73

buruk
Kualitas tidur
2 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 3
baik
Kualitas tidur
3 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 7
buruk
Kualitas tidur
4 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7
buruk
Kualitas tidur
5 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3
baik
Kualitas tidur
6 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 6
buruk
Kualitas tidur
7 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 3
baik
Kualitas tidur
8 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
buruk
Kualitas tidur
9 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7
buruk
1 Kualitas tidur
0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 4
0 baik
1 Kualitas tidur
1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3
1 baik
1 Kualitas tidur
1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7
2 buruk
1 Kualitas tidur
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
3 buruk
1 Kualitas tidur
1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 6
4 buruk
1 Kualitas tidur
1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7
5 buruk
1 Kualitas tidur
1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3
6 baik
1 Kualitas tidur
0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6
7 buruk
1 Kualitas tidur
0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 4
8 baik
1 Kualitas tidur
1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 3
9 baik
2 Kualitas tidur
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
0 buruk
2 Kualitas tidur
1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4
1 baik
2 Kualitas tidur
0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 4
2 baik
2 Kualitas tidur
0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6
3 buruk
2 Kualitas tidur
1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3
4 baik
2 Kualitas tidur
1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 4
5 baik
2 Kualitas tidur
1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7
6 buruk
2 Kualitas tidur
0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 4
7 baik
2 Kualitas tidur
1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 4
8 baik
2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 Kualitas tidur
74

9 buruk
3 Kualitas tidur
1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 9
0 buruk
3 Kualitas tidur
1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 4
1 baik
3 Kualitas tidur
0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6
2 buruk
3 Kualitas tidur
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
3 buruk
3 Kualitas tidur
1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4
4 baik
3 Kualitas tidur
0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 3
5 baik
3 Kualitas tidur
0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6
6 buruk
3 Kualitas tidur
1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7
7 buruk

Tekanan Darah

No Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Interpretasi

1 175 100 Hipertensi grade 2

2 140 90 Hipertensi grade 1

3 145 92 Hipertensi grade 2

4 187 110 Hipertensi grade 3

5 150 90 Hipertensi grade 1

6 169 95 Hipertensi grade 2

7 150 97 Hipertensi grade 1

8 170 100 Hipertensi grade 2

9 190 110 Hipertensi grade 3

10 140 90 Hipertensi grade 1

11 140 90 Hipertensi grade 1

12 165 100 Hipertensi grade 2

13 185 110 Hipertensi grade 3

14 170 100 Hipertensi grade 2


75

15 165 100 Hipertensi grade 2

16 145 90 Hipertensi grade 1

17 160 100 Hipertensi grade 2

18 140 90 Hipertensi grade 1

19 145 90 Hipertensi grade 1

20 167 95 Hipertensi grade 2

21 150 95 Hipertensi grade 1

22 130 90 Hipertensi grade 1

23 189 110 Hipertensi grade 3

24 140 90 Hipertensi grade 1

25 140 92 Hipertensi grade 1

26 165 100 Hipertensi grade 2

27 140 90 Hipertensi grade 1

28 145 90 Hipertensi grade 1

29 160 100 Hipertensi grade 2

30 185 110 Hipertensi grade 3

31 145 95 Hipertensi grade 1

32 185 110 Hipertensi grade 3

33 165 100 Hipertensi grade 2

34 145 90 Hipertensi grade 1

35 140 90 Hipertensi grade 1

36 165 100 Hipertensi grade 2

37 190 110 Hipertensi grade 3


76

Lampiran 10 Uji statistic

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 65-67 tahun 18 48.6 48.6 48.6
68-70 tahun 16 43.2 43.2 91.9
71-73 tahun 3 8.1 8.1 100.0
Total 37 100.0 100.0

Jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 18 48.6 48.6 48.6
Perempuan 19 51.4 51.4 100.0
Total 37 100.0 100.0

Kualitas tidur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kualitas tidur baik 17 45.9 45.9 45.9
Kualitas tidur buruk 20 54.1 54.1 100.0
Total 37 100.0 100.0

Hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hipertensi grade 1 17 45.9 45.9 45.9
Hipertensi grade 2 13 35.1 35.1 81.1
Hipertensi grade 3 7 18.9 18.9 100.0
Total 37 100.0 100.0

Kualitas tidur * Hipertensi Crosstabulation

Hipertensi

Hipertensi grade 1 Hipertensi grade 2 Hipertensi grade 3 Total


Kualitas tidur Kualitas tidur baik Count 17 0 0 17
% of Total 45.9% .0% .0% 45.9%
Kualitas tidur buruk Count 0 13 7 20
% of Total .0% 35.1% 18.9% 54.1%
Total Count 17 13 7 37
% of Total 45.9% 35.1% 18.9% 100.0%
77

Correlations

Hipertensi Kualitas tidur


Spearman's rho Hipertensi Correlation Coefficient 1.000 .935**
Sig. (2-tailed) . .000
N 37 37
**
Kualitas tidur Correlation Coefficient .935 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 37 37
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
78

Lampiran 11 Lembar Konsul

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI


Nama : Misnati
NIM : 1B2019002
Dosen Pembimbing I : Ahmadi S. Kep., M.Kes
Judul Skripsi : Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pasien
Hipertensi Di Wilayah Kerja Poskesdes Omben Kecamatan
Omben Kabupaten Sampang.
No Tanggal Catatan Pembimbing TTD TTD
Mahasiswa pembimbing

Mengetahui,
Ketua program studi sarjana Keperawatan

Faridatul Istibsaroh, S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep


NIDN. 0717029105
79

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI


Nama : Misnati
NIM : B2019002
Dosen Pembimbing I : Faridatul Istibsaroh, S. Kep. Ns.,M.Tr.Kep
Judul Skripsi : Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pasien
Hipertensi Di Wilayah Kerja Poskesdes Omben Kecamatan
Omben Kabupaten Sampang.
No Tanggal Catatan Pembimbing TTD TTD
Mahasiswa pembimbing

Mengetahui,
Ketua program studi sarjana Keperawatan

Faridatul Istibsaroh, S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep


NIDN. 0717029105
80

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI


Nama : Misnati
NIM : B2019002
Dosen Pembimbing I : Mei Lesatari Ika W, S.Kep., Ns., M.Kes
Judul Skripsi : Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pasien
Hipertensi Di Wilayah Kerja Poskesdes Omben Kecamatan
Omben Kabupaten Sampang.
No Tanggal Catatan Pembimbing TTD TTD
Mahasiswa pembimbing

Mengetahui,
Ketua program studi sarjana Keperawatan

Faridatul Istibsaroh, S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep


NIDN. 0717029105

Anda mungkin juga menyukai