Anda di halaman 1dari 117

HUBUNGAN STRES DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PASIEN

TB PARU DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS BINA


KARYA UTAMA KECAMATAN PUTRA RUMBIA
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2022

SKRIPSI

OLEH
KETUT SISWANTI
NIM. 2021206203141P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2022
HUBUNGAN STRES DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PASIEN
TB PARU DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS BINA
KARYA UTAMA KECAMATAN PUTRA RUMBIA
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2022

Skripsi
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

OLEH
KETUT SISWANTI
NIM. 2021206203141P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2022

ii
HUBUNGAN STRES DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PASIEN
TB PARU DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS BINA
KARYA UTAMA KECAMATAN PUTRA RUMBIA
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2022

Ketut Siswanti 1, Nuria Muliani 2, Idayati3.


Ketut.2021206203141P@student.umpri.ac.id.
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung

XVII + 66 halaman + 2 Gambar + 10 Tabel + 11 Lampiran

ABSTRAK

Tuberkulosis dapat berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan terutama pada


aspek psikis, akibat perubahan sikap dan stigma orang disekitar yang dapat
menyebabkan timbulnya stres. Stres yang dirasakan dapat mempengaruhi
kesehatan dan menimbulkan dampak berupa timbulnya penurunan kualitas hidup.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan stres dengan tingkat kualitas
hidup pasien TB Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama
Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2022.
Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien TB pada di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten
Lampung pada periode Mei sampai November Tahun 2022 sebanyak 41 pasien.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling.
Analisa data dalam penelitian ini dilalukan dengan menggunakan uji chi square.

Analisa univariat diketahui bahwa responden dengan stres sedang sebanyak 22


responden (53,7%) dan responden dengan kualitas hidup kurang baik sebanyak 22
responden (53,7%). Hasil analisa bivariat diketahui bahwa ada hubungan stres
dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun
2022 dengan p-value 0.026. Bagi Penderita TB paru untuk dapat melibatkan
keluarga dalam proses pengobatan, sebagai pendukung keberhasilan proses
pengobatan dan mencegah terjadinya stres selama proses pengobatan

Kata Kunci : Stres, kualitas hidup, Tuberkulosis Paru.


Kepustakaan : 24 (2012-2022)

iii
CORRELATION OF STRESS WITH PATIENTS' QUALITY OF LIFE
PULMONARY TB IN THE WORKING AREA OF PUSKESMAS
DEVELOPMENT PUBLIC HEALTH MAIN WORKS OF PUTRA
RUMBIA DISTRICT CENTRAL LAMPUNG DISTRICT
YEAR 2022

Ketut Siswanti 1, Nuria Muliani 2, Idayati3.


Ketut.2021206203141P@student.umpri.ac.id
Faculty Of Health University of Muhammadiyah Pringsewu Lampung

XVII + 66 pages + 2 Scheme + 10 Tables + 11 Attachments

ABSTRACT

Tuberculosis can have an impact on various aspects of life, especially on the


psychological aspect, due to changes in attitudes and stigma of people around
which can cause stress. Perceived stress can affect health and have an impact in
the form of a decrease in quality of life. The purpose of this study was to
determine the relationship between stress and the level of quality of life of
pulmonary TB patients in the UPTD Work Area of the Bina Karya Utama Health
Center, Putra Rumbia District, Central Lampung Regency in 2022.

This research is an analytic survey research with a cross sectional design. The
population in this study were TB patients in the UPTD Working Area of the Bina
Karya Utama Health Center, Putra Rumbia District, Lampung Regency from May
to November 2022 with a total of 41 patients. The sampling technique used in this
research is total sampling. Data analysis in this study was carried out using the
chi square test.

Univariate analysis revealed that 22 respondents (53.7%) had moderate stress


and 22 respondents (53.7%) had poor quality of life. The results of the bivariate
analysis found that there was a relationship between stress and the level of quality
of life of pulmonary TB patients in the UPTD Work Area of the Bina Karya
Utama Health Center, Putra Rumbia District, Central Lampung Regency in 2022
with a p-value of 0.026. For pulmonary TB sufferers to be able to involve the
family in the treatment process, as a supporter of the success of the treatment
process and prevent stress during the treatment process

Keywords : Stress, quality of life, Pulmonary Tuberculosis.


Citation : 24 (2012-2022)

iv
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi
Telah diperiksa dan disetujui di hadapan TIM penguji

Judul : Hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB

Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya

Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung

Tengah Tahun 2022

Mahasiswa : Ketut Siswanti

NPM : 2021206203141P

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Nuria Muliani, M. Kep. Sp. Kep. J. Ns. Idayati, S.Kep., M.Kes.
NIDN. 0214098602 NIDN. 0217097401

v
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN

HUBUNGAN STRES DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PASIEN


TB PARU DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS BINA
KARYA UTAMA KECAMATAN PUTRA RUMBIA
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2022

Skripsi oleh Ketut Siswanti ini telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Skripsi dan dinyatakan Lulus pada 17 Januari 2022

MENGESAHKAN

Penguji Utama : Elmi Nuryati, M.Epid. (.....................)


NIDN : 0215117601

Penguji Anggota 1 : Ns. Nuria Muliani, M. Kep. Sp. Kep. J. (.....................)


NIDN. 0214098602

Penguji Anggota 2 : Ns.Idayati, S.Kep., M.Kes. (.....................)


NIDN. 0217097401

Ketua Program Studi

Ns. Rita Sari, M.Kep.


NIDN. 0222087403

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Elmi Nuryati, M.Epid.


NIDN : 0215117601

vi
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Ketut Siswanti

NPM : 2021206203141P

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Judul : Hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB

Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya

Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung

Tengah Tahun 2022

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi yang saya buat tidak pernah atau belum pernah di buat oleh orang lain

dan saya menjamin orisinalitas skripsi yang saya buat.

2. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya tulis ilmiah

tersebut, kami bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Demikian surat pernyataani ini dibuat sebenarnya dan

dapat dipertanggung jawabkan.

Pringsewu, 17 Januari 2023


Penulis

Ketut Siswanti

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan
Karunia-Nya, sehingga penyusunan Skirpsi yang berjudul “Hubungan stres
dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun
2022”, dapat saya selesaikan. Dalam penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H. Wanawir Am, M. M, M.Pd., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
2. Elmi Nuryati, M.Epid., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung, sekaligus penguji Utama yang telah
memberikan masukan kepada Penulis.
3. Ns. Rita Sari, M.Kep., selaku ketua prodi Ners. Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu.
4. Ns. Nuria Muliani, M. Kep. Sp. Kep. J., selaku pembimbing I yang telah
memberikan masukan kepada penulis.
5. Ns. Idayati, S.Kep., M.Kes., selaku pembimbing II yang telah memberikan
masukan kepada penulis.
6. Seluruh Dosen dan Tenaga pengajar di Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung yang telah membantu dalam proses
penyusunan Skripsi ini.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan. Akhirnya penulis berharap semoga
Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Pringsewu, Januari 2022
Penulis

viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademik Universitas Muhammadiyah Pringsewu Fakultas


Kesehatan, saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Ketut Siswanti
NIM : 2021206203141P
Program Studi : S1 Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, saya menyetujui memberikan


kepada Universitas Muhammadiyah Pringsewu Fakultas Kesehatan tanpa
menuntut ganti rugi berupa materi atas karya ilmiah saya yang berjudul :

“Hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2022”.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.


Dibuat di : Pringsewu
Padatanggal : Januari 2023

Yang Menyatakan

Ketut Siswanti
2021206203141P

ix
PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucap puji dan syukur kehadirat Allah

SWT, karena berkah rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Dengan penuh kasih skripsi ini aku persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Berkat bimbingan dan do'anya aku bisa tegar tetap

semangat dalam belajar.

2. Suami dan Anak-anakku tersayang yang selalu memberikan dorongan dan

semangat sehingga aku dapat menyelesaikan pendidikanku.

3. Teman sejawat Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia

Kabupaten Lampung Tengah yang telah memberikan toleransi dan dukungan

kepada penulis selama ini

4. Teman- teman pelajar UMPRI satu angkatan yang tak dapat saya sebutkan

satu persatu, terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.

x
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Ketut Siswanti

NPM : 2021206203141P

Tempat/TanggalLahir : Rumbia, 09 September 1980

Agama : Islam

Alamat : Kampung Bina Karya Putra Kec. RumbiaKab.

Lampung Tengah

Alamat email : Ketut.2021206203141P@student.umpri.ac.id.

No Handphone : 085268910799

RiwayatPendidikan

SD : SDN 1 Reno Basuki 1992-1993

SMP : SMPN 1 Rumbia 1995-1996

SMA : SMA Paramarta Seputih Banyak 1998-1999

DIII : Akademi Keperawatan Bunda Delima Bandar

Lampung 2002-2003

S1 Keperawatan : Universitas Muhammadiyah Pringsewu 2021-2022

xi
MOTTO

Inna ma’alusriyusra
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan
((QS al-Insyirah: 5-6)

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN JUDUL DENGAN PENGESAHAN................................... ii
ABSTRAK.................................................................................................. iii
ABSTRAC................................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN......................................... v
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN.......................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS..................................... vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ ix
RIWAYAT HIDUP PENULIS.................................................................. x
MOTTO...................................................................................................... xi
KATA PENGANTAR................................................................................ xii
DAFTAR ISI............................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL...................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 5
D. Ruang Lingkup................................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian.......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Tuberkulosis Paru.............................................................. 9
B. Konsep Kualitas Hidup .................................................................. 21
C. Konsep Stres................................................................................... 30
D. Kerangka Teori............................................................................... 36
E. Kerangka Konsep............................................................................ 36
F. Hipotesis......................................................................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Desain Penelitian............................................................................ 38
B. Variabel Penelitian.......................................................................... 38
C. Definisi Operasional....................................................................... 39
D. Populasi dan sampel........................................................................ 39
E. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 41
F. Etika Penelitian............................................................................... 41
G. Instrumen Penelitian....................................................................... 43
H. Uji Validitas dan Reliabilitas.......................................................... 43
I. Pengumpulan Data.......................................................................... 44
J. Pengolahan Data............................................................................. 44

xiii
K. Analisa Data.................................................................................... 45
L. Jalannya Penelitian ......................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................... 48
B. Hasil Penelitian............................................................................... 49
C. Pembahasan..................................................................................... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .................................................................................... 65
B. Saran............................................................................................... 65

xiv
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori............................................................................... 36


Skema 2.2 Kerangka Konsep............................................................................ 36

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 OAT Lini Pertama............................................................................ 19


Tabel 2.2 OAT Lini Kedua............................................................................... 19
Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................... 39
Tabel 4.1 Usia................................................................................................... 49
Tabel 4.2 Jenis Kelamin................................................................................... 49
Tabel 4.3 Pendidikan........................................................................................ 50
Tabel 4.4 Riwayat Pengobatan......................................................................... 50
Tabel 4.5 Stres.................................................................................................. 51
Tabel 4.6 Kualitas Hidup.................................................................................. 51
Tabel 4.7 Hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru....... 52

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Prasurvey dan Penelitian


Lampiran 2 Surat Keterangan Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Persetujuan Komite Etik
Lampiran 4 Blanko Persetujuan Ujian Sidang Proposal Skripsi
Lampiran 5 Daftar Hadir Mahasiswa
Lampiran 6 Penjelasan Tentang Penelitian
Lampiran 7 Lembar Persetujuan
Lampiran 8 Kuisioner Penelitian
Lampiran 9 Data Mentah penelitian
Lampiran 10 Output SPSS
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 12 Lembar Konsul

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan upaya pembangunan nasional yang

diselenggarakan secara berkesinambungan dalam suatu pembangunan yang

terarah dan terpadu.Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat setiap masyarakat demi

terwujudnya derajat kesehatan seluruh rakyat.Pembangunan kesehatan yang

dilakukan oleh pemerintah memiliki 3 fokus utama yang meliputi penurunan

stunting, peningkatan cakupan serta mutu imunisasi dan eliminasi kejadian

Tuberkulosis paru (Kemenkes RI, 2018).

Tuberkulosis paru merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara di

dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Secara global 10 juta

orang di dunia menderita tuberkulosis (TBC) dan menyebabkan 1,2 juta orang

meninggal setiap tahunnya. Indonesia merupakan salah satu negara dengan

beban Tuberkulosis Paru tertinggi di dunia dengan perkiraan jumlah penderita

Tuberkulosis Paru mencapai 845.000 dengan angka kematian sebanyak

98.000 atau setara dengan 11 kematian/jam (Kemenkes RI, 2022). Penemuan

kasus tuberkulosis paru di Lampung pada akhir Desember 2015 sebanyak

8.492 kasus dari target kasus tuberkulosis nasional sebanyak 32.128 kasus

(Dinkes Lampung, 2020).

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

Upaya untuk menurunkan angka kejadian Tuberkuosis paru menghadapi

tantangan yang cukup berat. Ketidakpatuhan terhadap program, diagnosis dan

pengobatan yang tidak adekuat, migrasi dan human immunodeficiency virus

(HIV), kurangnya daya tahan tubuh terhadap mikrobakteria, dan berkurangnya

daya bakterisida obat yang ada, dan krisis ekonomi menjadi penyebab masih

tingginya kejadian Tuberkulosis paru. Proses pengobatan TB paru yang

membutuhkan waktu yang lama juga menjadi penghalang penyembuhan

(Irianto, 2015). Lamanya proses pengobatan yang harus dijalani

mengakibatkan peran pasien dalam kehidupan sehari-harinya terganggu

sehingga memunculkan masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga

menyebabkan pasien mengalami stres (Arifin & Wahyudi, 2019).

Tuberkulosis dapat berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan meliputi

aspek kesehatan, psikis, mental bahkan aspek sosial. Dampak psikis dan sosial

yang dialami pasien TB disebabkan adanya perubahan sikap dan stigma

terkait TB oleh orang sekitar sehingga timbul rasa rendah diri, malu, terisolasi,

merasa ditolak dan diskriminasi yang menyebabkan kehilangan pekerjaan dan

penurunan pendapatan seseorang. Perasaan cemas, gelisah, takut dan malu

terhadap penyakitnya karena dapat ditularkan kepada orang lain juga menjadi

salah satu faktor timbulnya stres (Diamanta, Agnes & Buntoro, 2020).

Stres yang dirasakan pasien TB Paru dapat mempengaruhi kesehatan dan

menimbulkan dampak berupa perasaan cemas, depresi, frustasi dan bahkan

adanya niat untuk mengakhiri hidup. Penderita tuberkulosis paru, semakin

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

stres seseorang maka kualitas hidupnya semakin buruk ataupun sebaliknya

(Diamanta, Agnes & Buntoro, 2020). Pasien TB paru akan mengalami

perasaan stres yang apabila tidak diatasi dengan benar akan mengisolasi diri

karena malu yang menyebabkan pasien merasa tertekan secara psikologis,

mempengaruhi keberhasilan pengobatan, dan semakin menurunkan kualitas

hidup pasien. Kualitas hidup pasien yang optimal menjadi isu penting yang

harus diperhatikan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang

komprehensif dan optimal (Pariyana, Dkk, 2018).

Kualitas hidup merupakan salah satu kriteria utama untuk mengetahui

intervensi pelayanan kesehatan seperti morbiditas, mortalitas, fertilitas dan

kecacatan. Penurunan kualitas hidup penderita TB paru berhubungan dengan

status kesehatannya karena menyebabkan keterlambatan pengobatan dan

berdampak negatif terhadap kelangsungan pengobatan sehingga menyebabkan

pengobatan menjadi terputus atau tidak tuntas. Ketidakpatuhan untuk

meminum obat akan menyebabkan resistensi terhadap OAT atau disebut

Multiple Drug Resistance (MDR) (Pariyana, Dkk, 2018).

Penurunan kualitas hidup pada pasien Tuberkulosis paru juga berkaitan erat

dengan stress akibat proses pengobatan yang mempengaruhi pekerjaan dan

penghasilan selama proses pengobatan. Semakin tinggi tingkat stress semakin

rendah kualitas hidup seseorang. Upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kualitas hidup seseorang yaitu dengan cara mengurangi dan

mengatasi stressor-stressor yang ada dengan adaptif, dimana individu harus

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

melakukan upaya ekstra untuk mengatasi masalah yang ada dan agar dapat

beradaptasi terhadap stressor selama proses pengobatan (Arifin & Wahyudi,

2019).

Sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Putri, Kholis dan

Ngestiningsih (2018) yang meneliti Hubungan tingkat stres dengan kualitas

hidup pada pasien tuberkulosis di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat stres dengan

kualitas hidup pasien TB paru dengan nilai p-value 0,007. Penelitian lain

dilakukan oleh Diamanta, Agnes dan Buntoro (2020) yang meneliti Hubungan

tingkat stres dan tingkat pendapatan dengan kualitas hidup penderita

tuberkulosis paru di Kota Kupang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada

hubungan antara tingkat stres dengan kualitas hidup pasien TB paru dengan

nilai p-value 0,000. Penelitian lain dilakukan oleh Arifin & Wahyudi (2019)

yang meneliti gambaran tingkat stress dan kualitas hidup pada pasien

multiple-drug resistance tuberculosis di Poliklinik MDR RS. Paru Prof. Dr.

Goenawan Partowidigdo Cisarua Kabupaten Bogor Tahun 2019. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat stress dengan

kualitas hidup pasien TB Paru.

Survey telah dilakukan peneliti pada Oktober 2022 di Puskesmas Bina Karya

Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung Tengah, menunjukan

bahwa pada Tahun 2020 jumlah pasien TB paru adalah sebanyak 57 kasus

sedangkan pada tahun 2021 sasaran kasus pasien TB paru adalah sebanyak 60

pasien. Hasil wawancara telah dilakukan dengan 10 pasien TB paru, diketahui

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

bahwa selama menderita TB Paru dan menjalani pengobatan 8 dari 10 pasien

mengatakan sering merasakan gelisah, sulit tidur, sering terbangun ketika

malam dan mengalami penurunan nafsu makan, sedangkan 2 pasien lagi

mengatakan tidak mengalami tanda dan gejala stress selama proses

pengobatan. Hasil wawancara yang dilakukan juga menunjukan bahwa 7 dari

8 pasien Tb paru yang mengalami tanda dan gejala seperti merasa rendah diri

dengan kondisinya, merasa kesepian, merasa takut akan sesuatu secara

berlebihan, merasa panik akan hal sepele dan menarik diri dari lingkungan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien

TB Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan

Putra Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2022”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Adakah hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru

di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra

Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2022?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra

Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2022.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan

usia, jenis kelamin dan pendidikan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung

Tengah Tahun 2022.

b. Diketahui distribusi frekwensi stres responden di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten

Lampung Tengah Tahun 2022.

c. Diketahui distribusi frekwensi kualitas hidup responden di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia

Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2022.

d. Diketahui hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB

Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama

Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2022.

D. Ruang Lingkup

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah stres dengan tingkat kualitas

hidup. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Pasien TB Paru di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra

Rumbia Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini dilaksanakan di UPTD

Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung

Tengah.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian serta referensi dalam

pengembangan penelitian tentang faktor yang dapat mempengaruhi

kualitas hidup pasien yang menderita TB Paru.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

Penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi responden

serta keluarga dengan penderita TB paru tentang peranan stres dalam

mempengaruhi kualitas hidup.Penelitian ini juga diharapkan dapat

meningkatkan kualits hidup pasien yang menjalani Pengobatan TB

Paru.

b. Bagi Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia

Kabupaten Lampung Tengah

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi tenaga kesehatan di

Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten

Lampung Tengah tentang peranan stres selama proses pengobatan

terhadap kualitas hidup pasien TB paru.

c. Bagi Universitas Muhammadiyah pringsewu

Penelitian ini dapat menjadi referensi serta tambahan bahan bacaan

bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah

pringsewu tentang faktor yang dapat mempengaruhi kaulitas hidup

pasien yang sedang menjalani pengobatan TB Paru.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


8

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dalam

mengembangkan penelitian tentang faktor resiko yang dapat

mempengaruhi kaulitas hidup pasien yang sedang menjalani

pengobatan TB Paru.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


9

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Tuberkulosis Paru

1. Definisi

Tuberkulosis paru adalah Tuberkulosis yang berlokasi pada parenkim

(jaringan) paru. Milier TB dianggap sebagai TB paru karena adanya lesi pada

jaringan paru. Pasien yang menderita TB paru dan sekaligus juga menderita TB

ekstra paru, diklasifikasikan sebagai pasien TB paru (Kemenkes RI, 2016).

Tuberculosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman Tuberkulosis (Mycobacterium Tuberculosis) yang sebagian besar

kuman Tuberkulosis menyerang paru-paru namun dapat juga menyerang

organ tubuh lainnya.Kuman bebentuk batang yang mempunyai sifat

khusus yaitu tahan terhadap pencucian alkohol asam saat dilakukan

pewarnaan maka dari itu disebut Basil Tahan Asam (BTA) (Muttaqin,

2014).

2. Etiologi

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman

Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium,

antara lain: M.tuberculosis, M.africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang

juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA).Kelompok bakteri

Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis yang bisa

menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai MOTT

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


10

(Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa

mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TB. Secara umum sifat

kuman Mycobacterium tuberculosis antara lain adalah sebagai berikut :

a. Berbentuk batang dengan panjang 1-10 mikron, lebar 0,2 – 0,6 mikron.

b. Bersifat tahan asam dalam perwanraan dengan metode Ziehl Neelsen,

berbentuk batang berwarna merah dalam pemeriksaan dibawah

mikroskop.

c. Memerlukan media khusus untuk biakan, antara lain Lowenstein

Jensen, Ogawa.

d. Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam

jangka waktu lama pada suhu antara 4°C sampai minus 70°C.

e. Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultra

violet. Paparan langsung terhada sinar ultra violet, sebagian besar

kuman akan mati dalam waktu beberapa menit. Dalam dahak pada

suhu antara 30-36°C akan mati dalam waktu lebih kurang 1 minggu.

f. Kuman dapat bersifat dorman (Kemenkes RI, 2016).

3. Penularan Pasien TB Paru

Sumber penularan adalah pasien TB terutama pasien yang mengandung

kuman TB dalam dahaknya.Pada waktu batuk atau bersin, pasien

menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet

nuclei/percik renik). Infeksi akan terjadi apabila seseorang menghirup

udara yang mengandung percikan dahak yang infeksius. Sekali batuk

dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak yang mengandung kuman

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


11

sebanyak 0-3500 M.tuberculosis, sedangkan ketika bersin dapat

mengeluarkan sebanyak 4500-1.000.000 M.tuberculosis (Kemenkes RI,

2016).

4. Klasifikasi

Klasifikasi penyakit/pasien TB berdasarkan hasil pemeriksaan dahak

mikroskopis (keadaan ini terutama ditunjukan pada pasien TB paru)

menurut Kemenkes RI (2016) adalah sebagai berikut:

a. Pasien TB yang terkonfirmasi Bakteriologis

Adalah pasien TB yang terbukti positif pada hasil pemeriksaan contoh

uji biologinya (sputum dan jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis

langsung, TCM TB, atau biakan. Termasuk dalam kelompok pasien ini

adalah :

1) Pasien TB paru BTA positif

2) Pasien TB paru hasil biakan M.tb positif

3) Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb positif

4) Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara bakteriologis, baik

dengan BTA, biakan maupun tes cepat dari contoh uji jaringan

yang terkena.

5) TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis.

Semua pasien yang memenuhi definisi tersebut di atas harus

dicatat.

b. Pasien TB terdiagnosis secara Klinis

Merupakan pasien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12

bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai pasien TB aktif oleh dokter,

dan diputuskan untuk diberikan pengobatan TB. Termasuk dalam

kelompok pasien ini adalah :

1) Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foto toraks

mendukung TB.

2) Pasien TB paru BTA negatif dengan tidak ada perbaikan klinis

setelah diberikan antibiotika non OAT, dan mempunyai faktor

risiko TB

3) Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis secara klinis maupun

laboratoris dan histopatologis tanpa konfirmasi bakteriologis.

4) TB anak yang terdiagnosis dengan sistim skoring.

5. Manifestasi Klinis

Secara umum gejala klinik TB paru primer dengan TB paru DO sama.

Gejala klinik TB Paru menurut Muttaqin (2014) dapat dibagi menjadi 2

golongan, yaitu gejala respiratorik (atau gejala organ yang terlibat) dan

gejala sistematik.

a. Gejala respratorik

1) Batuk

Keluhan batuk, timbul paling awal dan merupakan gangguan yang

paling sering dikeluhkan.

2) Batuk darah

Keluhan batuk darah pada klien TB Paru selalu menjadi alasan

utama klien untuk meminta pertolongan kesehatan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


13

3) Sesak Nafas

Keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas

atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura,

pneumothoraks, anemia, dan lain-lain.

4) Nyeri Dada

Nyeri dada pada TB Paru termasuk nyeri pleuritik ringan.Gejala ini

timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena TB.

b. Gejala Sistematis

1) Demam

Keluhan yang sering dijumpai dan biasanya timbul pada sore atau

malam hari mirip demam atau influenza, hilang timbul, dan

semakin lama semakin panjang serangannya, sedangkan masa

bebas serangan semakin pendek.

2) Keluhan sistemislain

Keluhan yang biasa timbul ialah keringat malam, anoreksia,

penurunan berat badan, dan malaise.Timbulnya keluhan biasanya

bersifat gradual muncul dalam beberapa minggusampai bulan.

Akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, dan sesak nafas

(Mutaqqin, 2014).

6. Komplikasi

Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan

komplikasi yang menurutu Muttaqin (2014) dibagi menjadi komplikasi

dini dan komplikasi lanju sebagai berikut :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


14

a. Komplikasi dini

1) Pleuritis

Pleuritis adalah radang pada pleura, yaitu lapisan tipis yang

membungkus paru-paru. Radang dapat disebabkan oleh infeksi

bakteri,tuberculosis,kanker, atau kondisi lainnya.

2) Efusipleura

Efusi pleura adalah penumpukan cairan diantara jaringan yang

melapisi paru-paru dan dada. Cairan dapat menumpuk disekitaran

paru-paru karena pemompaan jantung yang kurang baik atau

karena peradangan.

3) Empiema

Empyema adalah kondisi dimana kumpulan nanah terbantuk

diruang pleura, yaitu area yang terletak diantara paru-paru dan

permukaan bagian dalam dinding dada.

4) Laringitis

Laringitis adalah suatu kondisi dimana pita suara menjadi

serak.Saat meradang suara yang terbentuk dari udara yang

melewati menjadi suara serak.

5) Menjalar ke organ lain sepertiusus

Tuberculosis umumnya terjadi di paru-paru. Namun, bakteri

tuberculosis dapat menyebar keorgan lain, terutama pleura (selaput

pembungkusan paru), kelenjar getah bening, dan usus.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


15

b. Komplikasi Lanjut

1) Obstruksi jalan nafas, SOPT (sindrom obtruksi pasca tuberculosis)

penyakitparuyangterjadipadaseseorangyangtelahmenyelesaikan

pengobatan tuberkulosis selama 6 bulan bahkan ada yang lebih,

namun mengalami keluhan yang mirip dengan gejala TBC, yaitu:

sesak nafas, batuk berdahak dan batuk darah.

2) Kerusakan parenkim berat SOPT, fibrosis paru, kor pulmonal

Fibrosis paru adalah gangguan pernapasan akibat terbentuknya

jaringan parut di organ paru-paru. Kor pulmonal adalah hipertropi

atau dilatasi ventrikel kanan akibat hipertensi pulmonal yang

disebabkan penyakit parenkim paru yang tidak berhubungan

dengan kelainan jantungkiri.

3) Amilosidosis adalah suatu kondisi di mana sebuah protein yang

disebut amiloid menumpuk di jaringan dan organ tubuh. Ketika hal

itu terjadi, zat amiloid bisa memengaruhi kinerja tubuh. Dampak

terburuknya, amiloidosis bisa menyebabkan kegagalan organ

jantung, limpa, hati, saluran pencernaan, ginjal, dan sistem saraf.

4) Kankerparu

Kanker paru-paru adalah suatu kondisi di mana sel-sel tumbuh

secara tidak terkendali di dalam paru-paru (organ yang berfungsi

untuk menyebarkan oksigen ke dalam darah saat menghirup napas

dan membuang karbondioksida saat menghela napas).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


16

5) Sindrom gagaldewasa

Mereka tidak bersikap sesuai dengan usianya cenderung tidak

mandiri dan sangat kekanak-kanakan.

7. Pemerikasan

Diagnosis TB secara teoritis menurut Kemenkes RI (2016) adalah sebagai

berikut :

a. Diagnosis TB Paru pada orang dewasa harus ditegakkan terlebih

dahulu dengan pemeriksaan bakteriologis. Pemeriksaan bakteriologis

yang dimaksud adalah pemeriksaan mikroskopis, tes cepat molekuler

TB dan biakan.

b. Pemeriksaan TCM digunakan untuk penegakan diagnosis TB,

sedangkan pemantauan kemajuan pengobatan tetap dilakukan dengan

pemeriksaan mikroskopis.

c. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan

foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang

spesifik pada TB paru, sehingga dapat menyebabkan terjadi

overdiagnosis ataupun underdiagnosis.

d. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB dengan pemeriksaan serologis.

8. Pengobatan TBC

Pengobatan TB harus selalu meliputi pengobatan tahap awal dan tahap

lanjutan. Dimana pada tahap awal pengobatan diberikan setiap hari,hal ini

dimaksudkan untuk menurunkan jumlah kuman yang ada dalam tubuh

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


17

pasien secara efektif dan meminimalisir sebagian kuman yang

kemungkinan sudah resisten sejak pasien belum mendapatkan pengobatan.

Pengobatan tahap awal ini berlangsung selama 2 bulan. Apabila

pengobatan dilakukan secara teratur, maka daya penularan sudah menurun

setelah pengobatan selama 2 minggu. Sedangkan tahap lanjutan

merupakan tahap yang penting untuk membunuh kuman-kuman yang

masih tersisa di dalam tubuhsehingga pasien dapat sembuh dan mencegah

terjadinya kekambuhan (Kemenkes RI, 2016).

Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan TB

dalam Kemenkes RI (2016) di Indonesia adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1
OAT Lini Pertama

Jenis Sifat Efek Samping


Isoniazid (H) Bakterisidal Neuropati perifer (Gangguan saraf tepi),
psikosis toksik, gangguan fungsi hati,
kejang
Rifampisin (R) Bakterisidal Flu syndrome(gejala influenza berat),
gangguan gastrointestinal, urine berwarna
merah, gangguan fungsi hati,
trombositopeni, demam, skin rash, sesak
nafas, anemia hemolitik
Rifampisin (R) Bakterisidal Gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi
hati, gout arthritis
Streptomisin Bakterisidal Nyeri ditempat suntikan, gangguan
(S) keseimbangan dan pendengaran, renjatan
anafilaktik, anemia, agranulositosis,
trombositopeni.
Etambutol (E) Bakterisidal Gangguan penglihatan, buta warna, neuritis
perifer (Gangguan saraf tepi).

Tabel 2.2
OAT Lini Kedua

Grup Golongan Jenis Obat


A Florokuinolo Levofloksasin (Lfx)
n Moksifloksasin (Mfx)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


18

Gatifloksasin (Gfx)
B OAT suntik Kanamisin (Km)
lini kedua Amikasin (Am)
Kapreomisin (Cm)
Streptomisin (S)
C OAT oral lini Etionamid (Eto)/Protionamid (Pto)
Kedua Sikloserin (Cs) /Terizidon (Trd)
Clofazimin (Cfz)
Linezolid (Lzd)
D D1 OAT lini Pirazinamid (Z)
pertama Etambutol (E)
Isoniazid (H) dosis tinggi
D2 OAT baru Bedaquiline (Bdq)
Delamanid (Dlm)
Pretonamid(PA-824)
D3 OAT Asam para-aminosalisilat
tambahan (PAS)
Imipenem-silastatin (Ipm)
Meropenem (Mpm)
Amoksilin clavulanat
(Amx-Clv)
Thioasetazon (T)

9. Perubahan Psikologis pada Pasien TB Paru

Keluhan psikologis yang sering dialami oleh pasien TB paru menurut

Reviono, Dkk (2017) adalah sebagai berikut :

a. Depresi dan stres

Kurangnya dukungan lingkungan/teman untuk pasien menyelesaikan

pengobatan dan ketidakmauan pasien untuk melanjutkan pengobatan

karena merasa terisolir dari lingkungan pekerjaan dan tempat tinggal

pasien menyebabkan pasien TB paru lebih rentan mengalami deperesi

dan stres. Beberapa faktor yang diketahui berhubungan dengan

timbulnya depresi antara lain, usia muda (kurang dari 30 tahun),

perempuan, lamanya menderita sakit, pengobatan TB sebelumnya,

penyakit penyerta.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


19

b. Ansietas

Obat sikloserin didalam kepustakaan merupakan obat MDR TB

dengan efek samping yang paling sering ialah gangguan pada susunan

saraf pusat (SSP) dan biasanya terjadi dalam 2 minggu pertama

pengobatan dan gangguan psikologis sering muncul setelah 3 bulan

pengobatan. Sikloserin mempunyai jendela terapi yang sempit, efek

neurotoksisitas serta dapat menembus sawar otak dan menurunkan

produksi gamma amino butyric acid (GABA). Penurunan produksi

GABA di cairan serebrospinal akan menyebabkan gangguan

psikologis.

c. Marah-marah

Dukungan sosial mungkin penting dalam membantu individu

mengatasi kesulitan pribadi secara lebih efektif dan mengelola tekanan

emosional yang terkait dengan masalah ini.

d. Keinginan bunuh diri.

Pasien sering merasa bersalah karena tidak bisa bekerja sedangkan

pasien adalah tulang punggung keluarga.

B. Konsep Kualitas Hidup

1. Pengertian

Kualitas hidup didefinisikan sebagai merupakan penilaian kesehatan fisik

dan mental secara subjektif, yang sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan

budaya di lingkungan sekitar dan aspek sosial ekonomi pada setiap

individu (Endarti, 2015).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


20

Kualitas hidup merupakan persepsi individu terhadap kehidupan yang

dijalaninya sesuai dengan budaya dan nilai-nilai tempat individu tersebut

tinggal serta membandingkan kehidupannya tersebut dengan tujuan,

harapan, standar dan tujuan yang telah ditetapkan oleh individu (Endarti,

2015).

2. Dimensi Kualitas Hidup

Dimensi-dimensi dari kualitas hidup terdiri dari empat dimensi yaitu

dimensi fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan (Tambunan,

2014). Berikut pemaparan mengenai keempat dimensi tersebut, yaitu:

a. Dimensi Fisik

1) Pertama yaitu aktivitas sehari-hari, merupakan aspek yang

menggambarkan kesulitan dan kemudahan yang dirasakan individu

pada saat melakukan kegiatan sehari-hari.

2) Aspek kedua sakit dan ketidaknyamanan, merupakan item yang

menggambarkan sejauh mana perasaan keresahan yang dirasakan

individu terhadap hal-hal yang menyebabkan individu merasa

sakit. Tekanan psikologis seperti kecemasan dan depresi yang

memberikan kontribusi besar pada kualitas hidup. Kondisi cemas

lebih banyak disebabkan oleh karena gangguan fungsi fisik seperti

dispnue, vitalitas tubuh untuk beraktifitas yang terus menurun dan

kesehatan secara umum yang berhubungan dengan tingkat

keparahan penyakit yang dialami oleh pasien tuberkulosis paru

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


21

3) Aspek ketiga tidur dan istirahat, merupakan aspek yang

menggambarkan kualitas tidur dan istirahat yang dimiliki oleh

individu. Istirahat dan tidur merupakan satu kesatuan yang saling

berhubungan dan saling mempengaruhi.

4) Aspek keempat mobilitas, merupakan aspek yang menggambarkan

tingkat perpindahan yang mampu dilakukan oleh individu dengan

mudah dan cepat.

5) Aspek kelima energi dan kelelahan, merupakan aspek yang

mengeksplor tenaga, dan keinginan individu untuk dapat

melakukan aktivitas. Kelelahan dapat membuat individu tidak

mampu mencapai kekuatan yang cukup untuk merasakan hidup

yang sebenarnya dan dapat mempengaruhi kehidupan individu

6) Aspek keenam ketergantungan pada obat-obatan dan bantuan

medis, merupakan aspek yang menggambarkan seberapa besar

kecenderungan individu dalam menggunakan obat-obatanatau

bantuan medis lainnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

7) Aspek ketujuh yaitu kapasitas kerja, merupakan aspek yang

menggambarkan kemampuan yang dimiliki oleh individu

b. Dimensi Psikologis

Psikologis merupakan dimensi yang menilai terhadap dirinya secara

psikologis.

c. Dimensi Hubungan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


22

Sosial Dimensi hubungan sosial merupakan penilaian individu

terhadap hubungannya dengan orang lain. Hubungan sosial merupakan

hubungan timbal balik antara individu satu dengan individu lainnya

yang saling mempengaruhi dan berdasarkan kesadaran untuk saling

menolong

d. Dimensi Lingkungan

Dimensi lingkungan merupakan dimensi yang menilai hubungan

individu dengan lingkungan tempat tinggal, sarana, dan prasarana yang

dimiliki.

3. Penggunaan Kualitas Hidup

Awalnya kualitas hidup digunakan untuk mengukur dampak dari penyakit

kronis dan pengobatannya terhadap pasien serta menggambarkan status

kesehatan individu Namun pada perkembangannya penerapan kualitas

hidup ini tidak hanya pada individu tetapi juga dapat digunakan pada level

populasi untuk mengukur status kesehatan masyarakat. Sehingga sekarang

ini dalam setiap survey kesehatan populasi, pertanyaan tentang kualitas

hidup menjadi salah satu variabel yang diukur.

Ada tiga manfaat utama dari pengukuran kualitas hidup.Yang pertama

adalah discrimination, dimana kualitas hidup dapat digunakan untuk

membedakan beban kesakitan antar kelompok atau antar individu pada

satu titik waktu.Manfaat kedua adalah evaluation, yaitu mengukur

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


23

perubahan diri individu atau kelompok dalam kurun waktu

tertentu.Manfaat terakhir adalah prediction, yaitu kemampuan untuk

memprediksi suatu keadaan di masa dating (Endarti, 2015).

4. Pengukuran Kualitas Hidup

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner World Health Organization

on Quality of Life (WHOQOL) BREF yang terdiri dari 26 pertanyaan,

dimana pertanyaan no. 1 dan 2 pada kuesioner kualitas hidup merupakan

penilaian keseluruhan aspek kualitas hidup secara umum dan kepuasan

terhadap kesehatan sehingga tidak termasuk dalam domain yang diadopsi

dalam penelitian Prastiwi (2018).

Setiap jawaban dari pertanyaan memiliki nilai 1-5. Pada pertanyaan

seberapa sering nilai : 5 = dalam jumlah berlebih, 4 = sangat sering, 3 =

biasa-biasa saja, 2 = sedikit, 1 = tidak sama sekali. Pada pertanyaan

memuaskan nilai : 5 = sangat memuaskan, 4 = memuaskan, 3 = berarti

biasabiasa saja, 2 = tidak puas, 1 = sangat tidak memuaskan. Pada

pertanyaan baik atau tidak nilai : 5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = biasa-biasa

saja, 2 = buruk, 1 = sangat buruk. Pada pertanyaan seberapa penuh nilai : 5

= sepenuhnya dialami, 4 = berarti sering kali, 3 = berarti sedang, 2 =

berarti sedikit, 1 = berarti tidak sama sekali. Pada pertanyaan seberapa

sering nilai : 5 = selalu, 4 = sangat sering, 3 = cukup sering, 2 = jarang, 1 =

tidak pernah. Pertanyaan no 3, 4, dan 26 merupakan pertanyaan bersifat

negatif, maka memiliki rumus (6-skor pertanyaan 3), (6-skor pertanyaan

4), dan (6-skor pertanyaan 26).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


24

WHOQOL adalah konsep umum yang dilengkapi dengan cara kompleks

meliputi kesehatan fisik, keadaan psikologis, tingkat kemandirian,

hubungan sosial, keyakinan pribadi dan hubungan mereka dengan

menonjolkan fitur dari lingkungan. WHOQOL-BREF menghasilkan empat

skor domain. 4 domain tersebut adalah :

a. Kesehatan fisik yaitu pada pertanyaan nomer 3, 4, 10, 15, 16, 17 dan

18

b. Psikologis yaitu pada pertanyaan nomer 5, 6, 7, 11, 19 dan 26

c. Hubungan sosial yaitu pada pertanyaan nomer 20, 21, dan 22

d. Lingkungan yaitu pada pertanyaan nomer 8, 9, 12, 13, 14, 23, 24 dan

25

Interpretasi hasil pengukuran kuesioner kualits hidup menurut WHO

(2013) dalam Prastiwi (2017) :

a. Kualitas hidup kurang : jika score 0-50

b. Kualitas hidup baik : jika score 51-130

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup menurut Suriya

(2018), Diamanta, Agnes & Buntoro (2020) adalah sebagai berikut :

a. Lama Pengobatan

Lama pengobatan yang dijalani oleh penderita TB akan membuat

pasien merasa jenuh karena meminum obat yang banyak dan

pengobatan yang terputus akan mengulang kembali dari awal. Hal

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


25

tersebut akan mempengaruhi kualitas hidup pasien TB belum lagi efek

samping yang ditimbulkan oleh penderita TB seperti mual, sakit perut

dan tidak nafsu makan (Suriya, 2018).

b. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga dapat memotivasi pasien TB dalam menjalani

pengobatan yang rutin, sehingga pasien akan merasa adanya

kepedulian anggota keluarga terhadap keluarga yang sakit. Selain itu

dukungan keluarga dapat menurunkan kecemasan dan menghindari

rasa putus asa, serta mengurangi rasa takut dari orang sekitar yang

mengucilkan penderita TB. Pengobatan yang dilakukan penderita TB

sehingga membuat penderita menjadi malas untuk melakukan

pengobatan dan akan mengakibatkan pengobatan terputus dan

mengulang kembali pengobatan dari awal, selain itu sikap orang-orang

disekitar seperti teman dan masyarakat yang mengucilkan penderita

TB akan membuat kualitas hidup penderita TB menjadi buruk (Suriya,

2018).

c. Depresi

Depresi adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan

(afektif, mood) yang ditandai dengan kemurungan, kesedihan

kelesuan, kehilangan gairah hidup, tidak ada semangat, dan merasa

tidak berdaya, perasaan bersalah atau berdosa, tidak berguna dan putus

asa. Obat-obatan yang diterima oleh penderita TB yang dapat

menimbulkan efek samping seperti mual muntah terus menerus dan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


26

menyebabkan badan klien menjadi kurus sehingga klien mengalami

kelemahan dan kondisi fisik yang semakin kurus akan membuat

kualitas hidup klien buruk (Suriya, 2018).

d. Stres

Stres yang tidak diatasi dengan benar dapat mempengaruhi kesehatan

dan menimbulkan dampak yang merugikan bagi pasien yang sedang

menjalani pengobatan TB paru. Stres yang dialami akan menyebabkan

munculnya perasaan cemas, depresi, frustasi dan bahkan adanya niat

untuk mengakhiri hidup, stres yang dirasakan penderirita TB Paru juga

dapat mempengaruhi pendapatan dan kualitas hidup penderitanya.

Penderita tuberkulosis paru, semakin stres seseorang maka kualitas

hidupnya semakin buruk ataupun sebaliknya (Diamanta, Agnes &

Buntoro, 2020).

C. Konsep Stres

1. Pengertian

Stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang

misalnya objek dalam lingkungan atau sesuatu stimulus yang secara

obyektif adalah berbahaya. Stres juga bias diartikan sebagai tekanan,

ketegangan, gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar

diri seseorang (Donsu, 2017).

Stres adalah respon tubuh yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap

tuntutan beban atasnya (Hawari, 2008 dalam Donsu, 2017). Stres adalah

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


27

reaksi/respon tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental/beban

kehidupan (Priyoto, 2014).

2. Jenis-jenis Stres

Jenis-jenis stres menurut Priyoto (2014) juga dapat dibagi menjadi tiga

yaitu :

a. Stres Ringan

Stres ringan adalah stresor yang dihadapi setiap orang secara teratur,

seperti banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan. Situasi

stres ringan berlangsung beberapa menit atau jam saja. Ciri-ciri stres

ringan yaitu semangat meningkat, penglihatan tajam, energy

meningkat namun cadangan energinya menurun, kemampuan

menyelesaikan pelajaran meningkat, sering merasa letih tanpa sebab,

kadangkadang terdapat gangguan sistem seperti pencernaan, otak,

perasaan tidak santai.

b. Stres Sedang

Stres sedang berlangsung lebih lama daripada stres ringan.Penyebab

stres sedang yaitu situasi yang tidak terselesaikan dengan rekan, anak

yang sakit, atau ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga.Ciri-

ciri stres sedang yaitu sakit perut, mules, otot-otot terasa tengang,

perasaan tegang, gangguan tidur, badan terasa ringan.

c. Stres Berat

Stres berat adalah situasi yang lama dirasakan oleh seseorang dapat

berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan, seperti

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


28

perselisihan perkawinan secara terus menerus, kesulitan financial yang

berlangsung lama karena tidak ada perbaikan, berpisah dengan

keluarga, berpindah tempat tinggal mempunyai penyakit kronis dan

termasuk perubahan fisik, psikologis sosial pada usia lanjut. Ciri-ciri

stres berat yaitu sulit beraktivitas, gangguan hubungan sosial, sulit

tidur, negatifistic, penurunan konsentrasi, takut tidak jelas, keletihan

meningkat, tidak mampu melakukan pekerjaan sederhana, gangguan

sistem meningkatm perasaan takut meningkat.

3. Sumber Stres

Sumber atau penyebab stress menurut Donsu (2017) adalah sebagai

berikut :

a. Diri sendiri

Faktor internal diri sebagai pemicu stres dapat terjadi ketika konflik

kondisi kenyataan dan ekspektasi yang berbeda.

b. Keluarga

Keluarga dapat menjadi sumber stres dikarenakan terdapat pertikaian

problem keluarga, dari sektor keuangan, sampai tujuan yang berbeda

antar anggota keluarga.

c. Masyarakat dan lingkungan

Sudut lain masyarakat dan lingkungan bisa menjadi penyebab. Hal

tersebut terjadi jika hubungan interpersonal yang buruk dan kurangnya

pengakuan di masyarakat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


29

4. Tanda dan Gejala Stres

Untuk mengetahui seseorang berada dalam keadaan stres menurut Priyoto

(2014) adasejumlah gejala yang bisa dideteksi secara mudah yaitu :

a. Gejala fisiologik

Denyut jantung bertambah cepat, banyakberkeringat (terutama

keringat dingin), pernafasan terganggu, otot terasa tegang, sering ingin

buang air kecil, sulit tidur, gangguan lambung, dansebagainya.

b. Gejala psikologik

Resah, sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil

keputusan, perasaan tidak enak, atauperasaan kewalahan (exhausted),

dan sebagainya

c. Gejala perilaku

Berbicara cepat, menggigit kuku, menggoyang-goyangkan kaki, ticks,

gemetar, perubahan nafsu maka (bertambah atau berkurang).

5. Dampak Stres

Dampak stres menurut Priyoto (2014) adalah sebagai berikut :

a. Dampak fisiologik

1) Gangguan pada organ tubuh hiperaktif dalam salah satu system

tertentu

a) Muscle myopathy : otot tertentu mengencang/melemah.

b) Tekanan darah naik : kerusakan jantung dan arteri.

c) Sistem pencernaan : mag, diare.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


30

2) Gangguan sistem reproduksi

a) Amenorrhea : tertahannya menstruasi.

b) Kegagalan ovulasi ada wanita, impoten pada pria, kurang

produksi semen pada pria.

c) Kehilangan gairah sex.

d) Gangguan lainnya, seperti pening (migrane), tegang otot, rasa

bosan, dll.

b. Dampak psikologik

1) Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merpakan tanda pertama

dan punya peran sentral bagi terjadinya burn-out.

2) Kewalahan/keletihan emosi.

3) Pencapaian pribadi menurun, sehingga berakibat menurunnya rasa

kompeten dan rasa sukses.

c. Dampak perilaku

1) Manakala stres menjadi distres, prestasi belajar menurun dan

sering terjadi tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat.

2) Level stres yang cukup tinggi berdampak negatif pada kemampuan

mengingat informasi, mengambil keputusan, mengambil klangkah

tepat.

3) Stres yang berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif

mengikuti kegiatan pembelajaran.

6. Pengukuran Stres

Kuesioner yang baku dari Nursalam (2016) dari Depression Anxiety Stres

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


31

Scales 14 (DASS 14) yang terdiri dari 14 pernyataan yang lebih spesifik

untuk menghitung skala stres berdasarkan dari 14 pernyataan. Stres

berdasarkan kuesioner DASS dapat dikategorikan menjadi beberapa

kategori sebagai berikut :

a. Normal : bila skor 0-14

b. Ringan : bila skor 15-18

c. Sedang : bila skor 19-25

d. Berat : bila skor 26-33

e. Sangat berat : bila skor >34

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


32

D. Kerangka Teori

Kerangka Teori merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan

untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (amati)

(Notoatmodjo, 2018). Kerangka Teori dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Skema 2.1
Kerangka Teori

Faktor-faktor yang
Mempangaruhi Kualitas Hidup

a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
e. Perilaku Berisiko
f. Penyakit Kronis/Tuberkulosis
Paru
g. Gangguan Mental Faktor-faktor yang
h. Status ekonomi (pendapatan)
Mempengarui Kualitas Hidup
Pasien TB Paru
Kualitas Hidup 1. Lama Pengobatan
2. Dukungan Keluarga
3. Depresi
4. Stres

Sumber : Idris (2015), Suriya (2018), Diamanta, Agnes & Buntoro (2020).

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada hakikatnya adalah suatu uraian dan

visualisasi konsep-konsep serta variable-variabel yang akan diukur atau diteliti

(Notoatmodjo, 2018). Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


33

Skema 2.2
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen

Stres Kualitas Hidup

G. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara, patokan duga, atau dalil sementara, yang

kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2018).

Berdasarkan kerangka konsep di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha : Ada hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru

di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan

Putra Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2022

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah survey analitik yaitu

survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

fenomena kesehatan itu terjadi. Rancangan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan

untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,

dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada

suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2018). Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB

Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra

Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2022.

B. Variabel penelitian

Variabel-Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Independen

Merupakan variabel yang menjadi sebab berubahnya variabel dependen.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah stres.

2. Variabel Dependen (variabel bebas)

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya

variabel bebeas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas

hidup.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


35

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Definisi Cara kala


No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur

Variabel Independen

1. Stres Stres adalah Kuesioner Mengisi 0 : Stres sangat Ordinal


reaksi/respon Depression Kuesioner berat bila skor
tubuh terhadap Anxiety Stres 34-42
stresor Scales 14 1 : Stres berat
psikososial (DASS 14 bila skor 26-33
(tekanan 2 : Stres sedang
mental/beban bila skor 19-25
kehidupan 3 : Stres ringan
bila skor 15-18
4 : Normal bila
skor 0-14

Variabel Dependen
2. Kualitas Penilaian Kuesioner Mengisi 0 : Kurang bila Ordinal
Hidup kesehatan fisik World kuesioner skor 0-50
dan mental Health 1 : Baik bila
secara Organizatio skor 51-130
subjektif, yang n on Quality
sangat of Life
dipengaruhi (WHOQOL)
oleh nilai-nilai BREF
dan budaya di
lingkungan
sekitar dan
aspek sosial
ekonomi pada
setiap individu

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah sasaran kasus pasien TB pada di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


36

Rumbia Kabupaten Lampung pada periode September sampai November

Tahun 2022 sebanyak 43 pasien.

2. Sampel

a. Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 41 responden

meliputi sasaran kasus pasien TB pada di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten

Lampung pada periode September sampai November Tahun 2022.

b. Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a) Pasien TB yang melakukan rawat jalan di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra

Rumbia Kabupaten Lampung.

b) Pasien TBC yang mampu berkomunikasi dengan baik dan

tidak buta huruf.

c) Pasien berusia remaja, dewasa dan Lansia

d) Bersedia menjadi responden

2) Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

a) Pasien Lansia dengan komplikasi penyakit seperti stroke.

b) Tidak mampu mendengar, membaca atau mengalami gangguan

komunikasi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


37

c) Pasien TB paru dengan gangguan kejiwaan.

c. Tekhnik Pengambilan Sampe

Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik Purposive sampling.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina

Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung pada bulan

Desember 2022

F. Etika Penelitian

Beberapa prinsip dalam pertimbangan etika meliputi : bebas eksplorasi,

kerahasiaan, bebas dari penderita, bebas menolak menjadi responden, dan

perlu surat persetujuan (informed consent) (Nursalam, 2016).

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada setiap responden yang menjadi

subyek penelitian dengan memberikan penjelasan tentang maksud dan

tujuan dari penelitian serta menjelaskan akibat-akibat yang akan terjadi

bila bersedia menjadi subyek penelitian. Apabila responden tidak bersedia

maka peneliti wajib menghormati hak-hak pasien tersebut.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasian responden, responden hanya mengisi lembar

persetujuan menjadi responden menggunakan nama inisial saja. Dalam

penelitian ini kerahasiaan identitas subyek sangat diutamakan, sehingga

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


38

peneliti sengaja tidak mencantumkan nama pada lembar pengumpulan

data.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti menjamin semua informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan. Penulis melindungi

privasi dan kerahasiaan identitas atau jawaban yang diberikan. Subyek

berhak untuk tidak mencantumkan identitasnya dan berhak mengetahui

kepada siapa saja data tersebut disebarluaskan.

4. Respect for Justice an Inclusiveness (Keadilan dan Keterbukaan)

Peneliti tidak membanding-bandingkan responden, Prinsip keadilan ini

menjamin bahwa semua subyek penelitiaan baik memperoleh keuntungan

yang sama, dan perlakuan yang sama tanpa membedakan responden.

5. Balancing Harm and Benefits (Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian

yang ditimbulkan)

Peneliti berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi

responden, pelaksanaan penelitian tidak merugikan responden dan dapat

mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit.

6. Asas Kemanfaatan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan manfaat bagi responden secara

optimal.

7. Respect for Human Dignity (menghormati harkat dan martabat manusia)

Peneliti mempertimbangkan hak-hak responden, untuk mendapat

informasai tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut. Peneliti

juga memberikan informasi atau tidak memeberikan informasi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


39

G. Instrumen Penelitian

1. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuisioner yang

digunakan untuk mengetahui karakteristik responden berupa usia, jenis

kelamin, pendidikan, stres dan kualitas hidup responden. Kusioner dalam

stress dalam penelitian ini menggunakan kuesioner DASS 14 yang berisi

14 pertanyaan tentang tanda dan gejala kecemasan, yang merupakan

kuesioner yang menggunakan skala likert, sedangkan kuesioner kualitas

hidup menggunakan kuesioner World Health Organization on Quality of

Life (WHOQOL) BREF yang terdiri dari 26 pertanyaan, yang berisi

pertanyaan tentang aspek kualitas hidup secara umum dan kepuasan

terhadap kesehatan.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Kuesioner pengukuran stres dalam penelitian ini menggunakan kuesioner

DASS 14 dalam Nursalam (2016) yang telah dinyatakan valid sehingga

tidak perlu dilakukan uji validitas, sedangkan kuesioner, sedangkan

kuesioner kualitas hidup menggunakan kuesioner World Health

Organization on Quality of Life (WHOQOL) BREF yang diadopsi dari

penelitian Prastiwi (2018) yang telah dinyaatakan baku sehingga tidak

perlu dilakukan uji validitas.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


40

2. Uji Reliabilitas

Kuesioner stres dan kualitas hidup dalam penelitian telah dinyatakan

reliabel sehingga tidak perlu dilakukan uji reliabilitas.

I. Pengumpulan Data

Jika peneliti tidak mengetahui teknik dari pengumpulan data, maka peneliti

tidak akan mendapatkan data yang dapat memenuhi standar data yang telah

ditentukan (Sugiyono, 2017).

1. Data Primer

Data dalam penelitian ini merupakan data primer yaitu data yang diperoleh

langsung dari responden berupa karakteristik responden, stres dan kualitas

hidup responden setelah dilalukan pengukuran dengan menggunakan

kuesioner.

J. Pengolahan Data

Agar analisa data menghasilkan informasi yang benar, ada 4 tahapan dalam

pengolahan data yang harus dilalui yaitu :

1. Editing

Melakukan pengecekan instrumen penelitian apakah jawaban telah

memenuhi syarat, yaitu :

a. Lengkap : Semua instrumen penelitian telah terisi.

b. Jelas : Jawaban pertanyaan apakah tulisan cukup terbaca

c. Relevan : Jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaan

penelitian

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


41

d. Konsisten : Apakah pertanyaan yang berkaitan isi jawaban konsisten.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan mengubaha data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk angka/atau bilangan. Coding pada variabel stres kode 0 :

bila stres sangat berat, kode 1 : bila stress berat, kode 2 : bila stres sedang,

kode 3 : bila stress ringan dan kode 4 : bila pasien tidak mengalami stres,

sedangkan pada variabel kualitas hidup kode 0 : bila kualitas hidup kurang

dan kode 1 : bila kualitas hidup baik.

3. Processing

Setelah semua isian instrumen terisi dengan benar dan juga telah melewati

pengkodingan serta pemberian skor terhadap itemyang perlu diberi

skor,selanjutnya adalah memproses data yang sudah dientri untuk dapat

dianalisis. Pemrosesan dapat dilakukan dengan cara mengentri data dari

kuesioner atau instrument kepaket program komputer. Kemudian

menghitung atau mencatat data yang telah terkumpul,selanjutnya diolah

dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

4. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali

data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan

tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita meng-entry ke komputer.

Misalnya pada variabel.

K. Analisa Data

Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


42

1. Analisis Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, stres

dan kualitas hidup pasien.

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia

Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2022.

L. Jalannya penelitian

Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Langkah persiapan

a. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi

pendidikan program S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan

Universitas Muhamadiyah.

b. Menyerahkan permohonan izin yang diperoleh ke tempat penelitian di

UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia

Kabupaten Lampung Tengah.

2. Langkah pelaksanaan

a. Menyerahkan surat izin dan tanggal penelitian.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


43

b. Memilih 2 orang perawat di UPTD Puskesmas Bina Karya Utama

Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung Tengah sebagai

enumerator penelitian untuk membantu pengumpulan data penelitian.

c. Menjeleskan tujuan penelitian kepada enumerator dan menyamakan

persepsi penelitian.

d. Menentukan responden

e. Memberikan lembar persetujuan menjadi responden

f. Memberikan kuisioner kepada masing-masing responden.

g. Peneliti meneliti kembali apakah sudah memenuhi persyaratan

pengisian.

h. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dan

analisis data, hasil pengolahan dan analisis data dirumuskan

kesimpulan penelitian, kemudian data disajikan dalam bentuk tabel.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Puskesmas Bina Karya Utama terletak di Jl. Bina Karya Utama Kec Putra

Rumbia Kabupaten Lampung Tengah.

2. Ketenagaan

Ketersediaan tenaga kesehatan cukup Rasio tenaga kesehatan terbesar

terhadap 100.000 penduduk adalah Bidan (93,69/100.000) dan perawat

(32,54/100.000).

3. Fasilitas dan Pelayanan

Fasilitas yang tersedia di Puskesmas Rawat Inap Bina Karya Utama antara

lain ruang instalasi farmasi, ruang konsultasi gizi, ruang laboraturium,

ruang KIA/KB (atas), ruang KIA (bawah), ruang ASI, ruang persalinan,

ruang poli umum 1, ruang poli umum 2, ruang UGD, ruang gigi, ruang

konseling, ruang rawat inap melati dan mawar, ruang tata usaha, ruang

aula dan dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 13 buah.

4. Visi, Misi dan Motto

a. Visi

Mewujudkan Kecamatan Putra Rumbia sehat melalui pelayanan prima

dan berkeadilan tahun 2025

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


45

b. Misi

1) Menggerakkan pembangunan berwawasan sehat

2) Mendorong kemandirian keluarga dan masyarakat agar hidup sehat

3) Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan baik

individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya,

menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di Kecamatan

Putra Rumbia.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

a. Usia

Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di Puskesmas Bina
Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung Tengah
Tahun 2022

Usia Jumlah Persentase (%)


Remaja 1 2,4
Dewasa 31 75,6
Lansia 9 22,0
Jumlah 41 100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden

berusia dewasa sebanyak 31 responden (75,6%).

b. Jenis Kelamin

Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas
Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung
Tengah Tahun 2022

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)


Perempuan 4 9,8

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


46

Laki-laki 37 90,2
Jumlah 41 100
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 37 responden (90,2%).

c. Pendidikan

Tabel 4.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Puskesmas
Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung
Tengah Tahun 2022

Pendidikan Jumlah Persentase (%)


SD 20 48,8
SMP 2 4,9
SMA 18 43,9
Perguruan Tinggi 1 2,4
Jumlah 41 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar responden

berpendidikan SD sebanyak 20 responden (48,8%).

d. Riwayat Pengobatan

Tabel 4.4
Distribusi frekuensi responden berdasarkan riwayat Pengobatan di
Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2022

Riwayat Pengobatan Jumlah Persentase (%)


Tidak Berhasil 2 4,9
Berhasil 39 95,1
Jumlah 41 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar responden

berhasil dalam pengobatan sebanyak 39 responden (95,1%).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


47

2. Analisa Univariat

a. Stres

Tabel 4.5
Distribusi frekuensi responden berdasarkan stres di Puskesmas Bina
Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung Tengah
Tahun 2022

Kejadian Stres Jumlah Persentase (%)


Berat 5 12,2
Sedang 22 53,7
Ringan 6 14,6
Normal 8 19,5
Jumlah 41 100

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar responden

dalam kategori stres sedang sebanyak 22 responden (53,7%).

b. Kualitas Hidup

Tabel 4.6
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kualitas hidup di
Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2022

Kualitas Hidup Jumlah Persentase (%)


Kurang Baik 22 53,7
Baik 19 46,3
Jumlah 41 100

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki kualitas hidu dengan kategori kurang baik sebanyak 22

responden (53,7%).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


48

3. Analisa Bivariat

Hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru

Tabel 4.7
Hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra
Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2022

Kualitas Hidup
Total
Stres Kurang Baik Baik p-value
N % N % N %
Berat 3 60,0 2 40,0 5 100
Sedang 16 72,7 6 27,3 22 100
Ringan 1 16,7 5 83,3 6 100 0,026
Normal 2 25,0 6 75,0 8 100
Total 22 53,7 19 46,3 41 100

Hasil analisa data menunjukan bahwa responden yang mengalami stres

berat dengan kualitas hidup kurang baik sebanyak 3 responden

(60,0%), responden yang mengalami stres sedang dengan kualitas

hidup kurang baik sebanyak 16 responden, responden yang mengalami

stres ringan dengan kualitas hidup baik sebanyak 5 responden (83,3%)

dan responden yang tidak mengalami stres dengan kualitas hidup baik

sebanyak 6 responden (75,0%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diketahui bahwa

p-value yaitu 0.026<0,05 (p-value < 0,05), sehingga Ha diterima yang

menunjukan bahwa terdapat hubungan stres dengan tingkat kualitas

hidup pasien TB Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya

Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun

2022.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


49

B. Pembahasan

Penulis pada tahap ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah

dilaksanakan dengan membandingkan teori atau pendapat dan penelitian

dengan judul Hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra

Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2022.

1. Karakteristik Responden

a. Usia

Hasil analisa data karakteristik responden pada variabel usia diketahui

bahwa sebagian besar responden berusia dewasa sebanyak 31

responden (75,6%).

Semakin bertambahnya usia maka semakin meningkat kualitas

hidupnya. Bertambahnya usia akan menyebabkan seseorang lebih

matang terutama dari segi psikologis, termasuk kesiapan ketika

menghadapai kondisi sakit. Usia dewasa madya memiliki tuntutan

mencapai tanggung jawab sosial, membantu anak remaja menjadi

orang dewasa yang bertanggungjawab dan mencapai prestasi dalam

berkarir. Jika pada masa tersebut seseorang mengalami kondisi kronis,

maka akan menimbulkan tekanan karena membatasi produktivitas

mereka. Kelompok usia Dewasa akhir lebih dapat menerima kondisi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


50

fisiknya yang menurun karena sakit dibandingkan yang lebih muda

dikarenakan beban tanggung jawab yang telah dilewati (Idris, 2015).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Arifin dan Wahyudi (2019) yang meneliti Gambaran Tingkat Stress

dan Kualitas Hidup pada Pasien Multiple-Drug Resistance

Tuberculosis di Poliklinik MDR RS. Paru Prof. Dr. Goenawan. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden berusia

dewasa sebanyak 25 responden (54%).

Usia dewasa merupakan periode usia paling rentan mengalami dampak

psikologis akibat proses pengobatan dan dampak negatif penyakit.

Usia dewasa cenderung memiliki tanggung jawab lebih besar terhadap

kondisi keluarga. Usia dewasa merupakan kelompok umur yang

dituntut memiliki produktifitas tinggi dimana, masalah kesehatan

kronis terutama proses pengobatan akan membatasi produktivitas yang

pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hidup.

b. Jenis Kelamin

Hasil analisa data karakteristik responden pada variabel jenis kelamin

diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 37 responden (90,2%).

Laki-laki berisiko lebih besar untuk memiliki kualitas hidup yang

rendah jika dibandingkan dengan perempuan. Kondisi ini disebabkan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


51

perempuan lebih matang secara emosi dan lebih tahan ketika

menghadapi tekanan/permasalahan. Wanita mempunyai berbagai

domain kualitas hidup, hal ini yang memungkinkan penderita wanita

lebih memperhatikan kesehatannya dan lebih banyak menghabiskan

waktu untuk berkonsultasi tentang penyakitnya (Idris, 2015).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Putri, Kholis dan Ngestiningsih (2018) yang meneliti Hubungan

tingkat stres dengan kualitas hidup pada pasien tuberkulosis di RSUP

Dr. Kariadi Semarang.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian

besar responden berjenis kelamian perempuan yaitu sebanyak 34

responden (58%).

Laki-laki beresiko memiliki kualitas hidup lebih buruk dibandingkan

dengan perempuan akibat kurangnya kesadaran akan kesehatannya.

Laki-laki juga beresiko mengalami gangguan kualitas hidup atau

memiliki kualitas hidup yang rendah jikadibandingkan dengan

perempuan. Kondisi ini disebabkan perempuan lebih matang secara

psikis dan emosi dan lebih tahan ketika menghadapi tekanan atau

permasalahan.

c. Pendidikan

Hasil analisa data karakteristik responden pada variabel pendidikan

diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 37 responden (90,2%).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


52

Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah berisiko

mempunyai kualitas hidup yang kurang dibandingkan dengan yang

berpendidikan tinggi.Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pola

pikir seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, seseorang akan

lebih antisipatif (berpikir panjang), sehingga penanganan penyakit

dapat dilakukan lebih cepat (Idris, 2015).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Diamanta, Agnes dan Buntoro (2020) yang meneliti Hubungan tingkat

stres dan tingkat pendapatan dengan kualitas hidup penderita

tuberkulosis paru di Kota Kupang. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan SMA yaitu

sebanyak 50 responden (57,5%).

Individu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki nilai

kualitas hidup yang lebih baik daripada individu dengan tingkat

pendidikan yang lebih rendah. Pendidikan yang tinggi akan membantu

mempermudah pasien TB paru dalam menerima informasi.

Kemudahan dalam informasi juga akan mendorong peningkatan

pengetahuan pasien yang dapat menurunkan tingkat stres akibat proses

pengobatan sehingga dapat mencegah penurunan kualitas hidup selama

proses pengobatan.

d. Riwayat Pengobatan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


53

Hasil analisa data karakteristik responden pada variabel riwayat

pengobatan diketahui bahwa sebagian besar responden berhasil dalam

pengobatan sebanyak 39 responden (95,1%).

Lamanya proses pengobatan yang harus dijalani mengakibatkan peran

pasien dalam kehidupan sehari-harinya terganggu sehingga

memunculkan masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga

menyebabkan pasien mengalami stres (Arifin & Wahyudi, 2019).

Tuberkulosis dapat berdampak bukan hanya pada kesehatan fisik saja,

tetapi juga pada keadaan psikis, mental bahkan aspek sosial. Dampak

psikis dan sosial yang dialami pasien TB disebabkan adanya

perubahan sikap dan stigma terkait TB oleh orang sekitar sehingga

timbul rasa rendah diri, malu, terisolasi, merasa ditolak dan

diskriminasi. Perubahan akibat penyakit yang diderita dapat

mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan manusia meliputi

kehilangan pekerjaan dan penurunan pendapatan seseorang, kondisi ini

disebabkan proses pengobatan dan isolasi yang harus dilakukan selama

proses pengobatan. Perasaan cemas, gelisah, takut dan malu terhadap

penyakitnya karena dapat ditularkan kepada orang lain juga menjadi

salah satu faktor timbulnya stres (Diamanta, Agnes & Buntoro, 2020).

Tuberkulosis memiliki proses pengobatan yang relatif panjang dan

dapat mengakibatkan timbulnya stres pada sebagian orang. Stres akibat

proses pengobatan dan perubahan stigma masyarakat tuberkulosis

dapat mempengaruhi pendapatan dan kualitas hidup penderitanya.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


54

Ketidakberhasilan dalam proses pengobatan akan memperpanjang

proses pengobatan dan akan menyebabkan kualitas hidup pasien Tb

paru semakin memburuk.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


55

2. Analisa Univariat

a. Stress

Hasil analisa univariat pada variabel stres diketahui bahwa diketahui

bahwa sebagian besar responden dalam kategori stres sedang sebanyak

22 responden (53,7%).

Stres merupakan kondisi yang rentan dialami oleh pasien yang

menajalani proses pengobatan TB Paru. Stres diawali dengan adanya

ketidakseimbangan antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki

individu. Semakin tinggi kesenjangan terjadi semakin tinggi pula

tingkat stres yang dialami individu. Pasien dengan penyakit somatik

kronis relatif lebih beresiko mengalami stress psikologis dari pada

orang sehat secara fisik. Stress psikologis dapat bermanifestasi dalam

berbagai cara, sehingga harus melakukan upaya ekstra untuk

mengatasi masalah yang ada dan agar dapat beradaptasi. Gejala

emosional dari stress psikososial seperti kesedihan dan kecemasan

yang terjadi secara alamiah karena situasi yang menakutkan.

Keparahan suatu penyakit dan kehilangan dukungan psikologis akan

meningkatkan terjadinya resiko stress psikologis pada penyakit kronis.

Lamanya proses pengobatan yang harus dijalani mengakibatkan peran

pasien dalam kehidupan sehari-harinya terganggu sehingga

memunculkan masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga

menyebabkan pasien mengalami stres (Arifin & Wahyudi, 2019).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


56

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Arifin dan Wahyudi (2019) yang meneliti Gambaran Tingkat Stress

dan Kualitas Hidup pada Pasien Multiple-Drug Resistance

Tuberculosis di Poliklinik MDR RS. Paru Prof. Dr. Goenawan. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden mengalami

kecemasan sedang sebanyak 37 responden (80,0%).

Lamanya proses pengobatan tuberkulosis paru menimbulkan efek

kepada pasien yang sedang menajalani pengobatan seperti perasaan

jenuh dan tertekan. Perubahan pandangan masyarakat terhadap pasien

TB paru juga dapat menimbulkan dampak psikis berupa rasa rendah

diri, malu, terisolasi, merasa ditolak dan diskriminasi yang pada

akhirnya dapat menyebabkan terjadinya stres pada pasien yang sedang

menjalani pengobatan TB Paru.

b. Kualitas Hidup

Hasil analisa univariat pada variabel kualitas hidup diketahui bahwa

sebagian besar responden memiliki kualitas hidu dengan kategori

kurang baik sebanyak 22 responden (53,7%).

Kualitas hidup merupakan salah satu kriteria utama untuk mengetahui

intervensi pelayanan kesehatan seperti morbiditas, mortalitas, fertilitas

dan kecacatan. Penurunan kualitas hidup penderita TB paru

berhubungan dengan status kesehatannya karena menyebabkan

keterlambatan pengobatan dan berdampak negatif terhadap

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


57

kelangsungan pengobatan sehingga menyebabkan pengobatan menjadi

terputus atau tidak tuntas. Ketidakpatuhan untuk meminum obat akan

menyebabkan resistensi terhadap OAT atau disebut Multiple Drug

Resistance (MDR) (Pariyana, Dkk, 2018).

Kualitas hidup merupakan penilaian kesehatan fisik dan mental secara

subjektif, yang sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya di

lingkungan sekitar dan aspek sosial ekonomi pada setiap individu

(Endarti, 2015). Lama pengobatan yang dijalani oleh penderita TB

akan membuat pasien merasa jenuh karena meminum obat yang

banyak dan pengobatan yang terputus akan mengulang kembali dari

awal. Hal tersebut akan mempengaruhi kualitas hidup pasien TB

belum lagi efek samping yang ditimbulkan oleh penderita TB seperti

mual, sakit perut dan tidak nafsu makan. Obat-obatan yang diterima

oleh penderita TB yang dapat menimbulkan efek samping seperti mual

muntah terus menerus dan menyebabkan badan klien menjadi kurus

sehingga klien mengalami kelemahan dan kondisi fisik yang menurun

sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup (Suriya, 2018).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Diamanta, Agnes dan Buntoro (2020) yang meneliti Hubungan tingkat

stres dan tingkat pendapatan dengan kualitas hidup penderita

tuberkulosis paru di Kota Kupang. Hasil penelitian ini menunjukan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


58

bahwa sebagian besar responden memiliki kualitas hidup kurang baik

yaitu sebanyak 53 responden (60,9%).

Semakin tinggi tingkat stress maka akan semakin terganggu peran

pasien secara individu dan sebaliknya. Dimana individu tersebut

walaupun sudah menikah tetapi tidak memiliki pekerjaan dan

penghasilan yang cukup tetap akan menurunkan kualitas hidup.

Peneliti juga berpendapat bahwa penyakit TB Paru memberikan

dampak pada rendahnya kualitas hidup seseorang, sebab penyakit TB

Paru mempengaruhi semua bagian dalam kualitas hidup, yang meliputi

persepsi masyarakat, kondisi fisik, kesehatan psikologis, kedamaian

mental, dan fungsi fisik mental serta peran sosial. Kondisi ini

menegaskan bahwa adanya stigma yang dialami oleh pasien TB akan

menimbulkan pengaruh negatif bagi kualitas hidup pasien TB,

sehingga dapat memperburuk dan menurunkan kualitas hidup pasien

yang menjalani pengobatan TB paru.

3. Analisa bivariat

Hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru

Hasil uji statistik menggunakan uji chi square diketahui bahwa terdapat

hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia

Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2022 dengan dengan p-value 0.026.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


59

Tuberkulosis dapat berdampak bukan hanya pada kesehatan fisik saja,

tetapi juga pada keadaan psikis, mental bahkan aspek sosial. Perubahan

akibat penyakit yang diderita dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam

kehidupan manusia meliputi kehilangan pekerjaan dan penurunan

pendapatan seseorang, kondisi ini disebabkan proses pengobatan dan

isolasi yang harus dilakukan selama proses pengobatan. Perasaan cemas,

gelisah, takut dan malu terhadap penyakitnya karena dapat ditularkan

kepada orang lain juga menjadi salah satu faktor timbulnya stres

(Diamanta, Agnes & Buntoro, 2020).

Stres yang tidak diatasi dengan benar dapat mempengaruhi kesehatan dan

menimbulkan dampak yang merugikan bagi pasien yang sedang menjalani

pengobatan TB paru. Stres yang dialami akan menyebabkan munculnya

perasaan cemas, depresi, frustasi dan bahkan adanya niat untuk

mengakhiri hidup, stres yang dirasakan penderirita TB Paru juga dapat

mempengaruhi pendapatan dan kualitas hidup penderitanya. Penderita

tuberkulosis paru, semakin stres seseorang maka kualitas hidupnya

semakin buruk ataupun sebaliknya (Diamanta, Agnes & Buntoro, 2020).

Stres dapat mengurangi kesejahteraan psikologis jangka pendek dan

menghasilkan gejala-gejala fisik, yang dapat memperburuk kesehatan fisik

dan psikologis yang kemudian akan menurunkan kualitas hidup. Pasien

yang didiagnosis TB paru akan mengalami perasaan stres yang apabila

tidak diatasi dengan benar akan mengisolasi diri karena malu yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


60

menyebabkan pasien merasa tertekan secara psikologis, mempengaruhi

keberhasilan pengobatan, dan semakin menurunkan kualitas hidup pasien

(Pariyana, Dkk, 2018).

Penderita TB sepanjang perjalanan penyakit akan mengalami beberapa

gejala yang mengganggu kehidupannya. Gejala utama TB yaitu batuk

dalam jangka waktu yang lama. Penderita TB juga mengalami demam

yang tidak terlalu tinggi, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan,

lemah, serta rasa tidak enak (malaise). Berbagai gejala klinis tersebut akan

sangat mengganggu penderita TB sehingga mengganggu kualitas hidupnya

(Putri, Kholis & Ngestiningsih, 2018).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri,

Kholis dan Ngestiningsih (2018) yang meneliti Hubungan tingkat stres

dengan kualitas hidup pada pasien tuberkulosis di RSUP Dr. Kariadi

Semarang.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara

tingkat stres dengan kualitas hidup pasien TB paru dengan nilai p-value

0,007. Penelitian lain dilakukan oleh Diamanta, Agnes dan Buntoro (2020)

yang meneliti Hubungan tingkat stres dan tingkat pendapatan dengan

kualitas hidup penderita tuberkulosis paru di Kota Kupang. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat stres

dengan kualitas hidup pasien TB paru dengan nilai p-value 0,000.

Penelitian lain dilakukan oleh Zuo, Dkk (2022) yang meneliti Terapi

perilaku kognitif pada tekanan psikologis dan kualitas hidup pada subjek

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


61

dengan tuberkulosis paru. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada

hubungan antara perilaku stress dengan kulitas hidup pada pasien dengan

Tuberkulosis paru dengan p-value 0,001. Penelitan lain dilakukan oleh

Febi, Manu dan Mohapatra (2021) yang meneliti Stres psikologis dan

kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan di antara pasien

tuberkulosis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara

Stres psikologis dan kualitas hidup pada pasien Tuberkulosis paru.

Stres dapat menyebabkan berbagai dampak negatif pada tubuh, baik secara

fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Dampak terhadap fisik,

stres dapat mengancam homeostasis fisiologis individu. Secara emosional

stres dapat mengakibatkan perasaan negatif atau konstruktif terhadap diri.

Secara intelektual stres dapat mempengaruhi persepsi dan kemampuan

memecahkan masalah. Secara sosial, stres dapat mengubah hubungan

seseorang dengan orang lain. Secara spiritual, stres dapat mempengaruhi

nilai dan kepercayaan individu yang akhrirnya dapat menyebabkan

penurunan kualitas hidup. Pasien TB Paru yang mengalami stres akan

menjalani ketegangan otot, daya tahan tubuh menurun, gugup, sulit tidur,

mual dan sebagainya, yang secara tidak langsung akan berpengaruh

terhadap kepuasan hidup seseorang yang juga akan berdampak pada

kualitas hidup.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang berjudul

“Hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia

Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2022” maka dapat disimpulkan :

1. Sebagian besar responden berusia dewasa sebanyak 31 responden (75,6%),

sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 37

responden (90,2%), sebagian besar responden berpendidikan SD sebanyak

20 responden (48,8%) dan sebagian besar responden berhasil dalam

pengobatan sebanyak 39 responden (95,1%).

2. Sebagian besar responden dalam kategori stres sedang sebanyak 22

responden (53,7%).

3. Sebagian besar responden memiliki kualitas hidup dengan kategori kurang

baik sebanyak 22 responden (53,7%).

4. Ada hubungan antara stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru

di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra

Rumbia Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2022 dengan p-value 0.026.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


63

B. Saran

1. Bagi Responden

Bagi responden penelitian serta Penderita TB paru untuk dapat melibatkan

keluarga dalam proses pengobatan, sebagai pendukung keberhasilan

proses pengobatan dan mencegah terjadinya stres selama proses

pengobatan.

2. Bagi Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia

Kabupaten Lampung Tengah

Bagi Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten

Lampung Tengah untuk dapat melibatkan keluarga dalam proses

pengobatan pada pasien TB paru sebagai upaya menurunkan stres yang

dialami pasien sekaligus meningkatakan kualitas hidup pasien.

3. Bagi Univesitas Muhammadiyah Pringsewu

Bagi Univesitas Muhammadiyah Pringsewu untuk dapat berperan dalam

memberikan edukasi kepada penderita TB Paru dan pasien TB Paru

tentang pentingnya peran keluarga dalam proses pengobatan pasien TB

paru.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian tentang

faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien TB paru

seperti lama pengobatan dan dukungan keluarga. Bagi peneltiti selanjutnya

juga diharapkan dapat mengembangkan penelitian tentang upaya yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


64

dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup pada pasien TB paru

yang menajalani pengobatan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, R. H. & Wahyudi, U. 2019. Gambaran Tingkat Stress dan Kualitas Hidup
pada Pasien Multiple-Drug Resistance Tuberculosis di Poliklinik MDR
RS. Paru Prof. Dr. Goenawan Partowidigdo Cisarua Kabupaten Bogor
Tahun 2019. Jurnal Keperawatan Mei Tahun 2019 Prodei Keperawatan
Bogor Poltekkes Kemenkes Bandung.

Diamanta, A. D. S., Agnes, M. & Buntoro, I. D. I. F. 2020. Hubungan Tingkat


Stres dan Tingkat Pendapatan Dengan Kualitas Hidup Penderita
Tuberkulosis Paru di Kota Kupang.Cendana Medical Journal, Edisi 19,
Nomor 1, April 2020.

Dinkes Lampung. 2020. Profil Kesehatan Provinsi Lampung. Lampung: Dinas


Kesehatan Provinsi Lampung. 2020.

Donsu, J. 2017. Psikologi Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press. 

Endarti, A. T. 2015. Kualitas Hidup Kesehatan : Konsep, Model dan Penggunaan.


Jurnal Ilmiah Kesehatan, 7(2); September 2015.

Febi, A. R., Manu, M. K., Mohapatra, A. K., Praharaj, S. K. & Guddattu, V.


2021. Psychological stress and health-related quality of life among
tuberculosis patients. ERJ Open Research Original Research Article.

Hastono, S.P. 2017. Statistik kesehatan. Jakarta. Rajawali Pers.

Idris, M. H. B. 2015. Kualitas Hidup Pada Penderita Kanker Dengan Status Sosial
Ekonomi Rendah. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta 2015

Irianto, K. 2015. Anatomi dan Fisiologi Untuk mahasiswa. Bandung. Alfabeta.

Kemenkes RI, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67


Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Kemenerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI. 2018. Riskesdas. 2018. Profil Kesehatan di Indonesia. Riskesdas.

Kemenkes RI. 2022. Jadikan Penerus Bangsa Bebas TBC, dimulai dari Diri
Sendiri dan Keluarga.
https://www.kemkes.go.id/article/view/21032500001/jadikan-penerus-
bangsa-bebas-tbc-dimulai-dari-diri-sendiri-dan-keluarga.html.

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

Mutaqqin, A. 2014. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. 2018. Metododologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta.

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Selemba.


Medika

Pariyana, Liberty, I. A., Kasim, B. I. & Ridwan, A. 2018.Perbedaan pekembangan


kualitas hidup penderita Tb paru menggunakan instrumen
indonesianwhoqol-breffquestionareterhadap fase pengobatan
tuberculosis.JKK, Volume 5, No 3, Oktober 2018: 124-132.

Prastiwi, Y. I. 2018. Analisa Faktor Personal yang berpengaruh terhadap Kualitas


Hidup Penderita TB Paru Usia Dewasa di Wilayah Surabaya. Program
Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah
Surabaya.

Priyoto. 2014. Konsep Manajemen Stres. Nuha Medika: Yogyakarta.

Putri, N, E., Kholis, F. N. & Ngestiningsih, D. 2018. Hubungan Tingkat Stres


Dengan Kualitas Hidup pada pasien Tuberkulosis di RSUP Dr. Kariadi
Semarang.Jurnal Kedokteran Diponegoro.Volume 7, Nomor 2, Mei 2018.

Reviono, N., I.G.B. I., Priyatama, A. N. & Ratnawati, M. 2017.Serial Kasus


Gangguan Psikologis Pada Pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant(MDR
TB) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi. Bagian Pulmonologi
dan Ilmu Kedokteran Respirasi.Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa. Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RS dr. Moewardi Surakarta.

Sugiyono. 2017. Statistika untuk penelitian. Alvabert: Bandung.

Suriya, M. 2018. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien


TB Paru di Rumah Sakit Khusus Paru Lubuk Alung Sumatera
Barat.Jurnal Keperawatan Abdurrab Vol 2 No 1 Juli 2018 29.

Tambunan, F. 2014. Hubungan Efikasi Diri dengan Kualitas Hidup Pasien


Tuberkolosis Paru di RSUD Haji Adam Malik Medan. Fakultas
Keperawatan. Universitas Sumatara Utara.

Zuo, X., Dong, Z., Zhang, P. 2022. Cognitive-behavioral therapy on


psychological stress and quality of life in subjects with pulmonary
tuberculosis: a community-based cluster randomized controlled trial. BMC
Public Health (2022) 22:2160.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


1

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


2

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


8

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Responden yang saya hormati, saya yang tertulis di bawah ini :

Nama : Ketut Siswanti

NPM : 2021206203141P

Merupakan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Pringsewuakan melaksanakan penelitian dengan

judul “Hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien TB Paru di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten

Lampung Tengah Tahun 2022”. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi syarat

kelulusan program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah serta

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan Tenaga kesehatan, masyarakat serta

pasien TB Paru tentang dampak negatif stres terhadap kualitas hidup penderita TB

Paru.

Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan

dalam kepentingan penelitian. Jika ditengah-tengah penelitian saudara tidak

bersedia menjadi responden maka diperbolehkan mengundurkan diri untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini. Apabila saudara mengetujui, saya mohon

untuk menandatangani surat persetujuan dan menjawab pertanyaan yang diajukan

peneliti.

Pringsewu, 2022

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


9

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk ikut

berpartisipasi dalam penelitian :

Nama :

Usia :

Alamat :

Setelah mendapatkan informasi mengenai penelitian ini, saya mengerti dan

memahami tujuan dan manfaat yang akan dilakukan. Saya yakin bahwa peneliti

akan menghargai menjunjung tinggi hak-hak saya. Saya mengerti partisipasi saya

sebagi responden akan memberikan manfaat dalam meningkatkan kesehatan

penderita TB Paru. Maka dengan ini, saya menyatakan bersedia menjadi

responden dan menandatangani lembar persetujuan.

Dengan ini, maka saya menyatakan untuk bersedia berpartisipasi secara aktif

dalam penelitian ini dan bersedia menandatangani lembar persetujuan ini.

Lampung Tengah, .........2022

Responden,

.........................................

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


10

LEMBAR KUISIONER
HUBUNGAN STRES DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PASIEN
TB PARU DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS BINA
KARYA UTAMA KECAMATAN PUTRA RUMBIA
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2022

A. Karakteristik responden   

1. Kode Responden : Diisi oleh peneliti


2. Usia : . . . . . . .Tahun
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Riwayat Pengobatan :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


11

B. Kuisioner Stres
Petunjuk Pengisian:
1. Sebelum mengisi angket ini mohon agar dibaca dahulu pertanyaan dengan
teliti
2. Beri tanda () pada jawaban yang menurut anda benar
3. Jawaban harus sesuai dengan pendapat sendiri dan bukan atas pendapat
orang lain

Jawaban
No Pernyataan Tidak Kadang-
Sering Selalu
Pernah Kadang
1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi
marah karena hal-hal sepele
2 Saya cenderung bereaksi berlebihan
terhadap suatu situasi
3 Saya merasa sulit untuk bersantai
4 Saya merasa mudah kesal
5 Saya merasa cepat lelah ketika merasa
khawatir
6 Saya menjadi tidak sabaran yang
berlebihan jika harus menunggu antrian
di poli mata
7 Saya merasa mudah tersinggung
8 Saya merasa sulit untuk beristirahat.
9 Saya merasa mudah marah
10 Saya merasa sulit menenangkan diri
jika merasa kesal
11 Saya sulit untuk bersabar dalam
menghadapi masalah terhadap hal-hal
yang sedang saya lakukan.
12 Saya sedang merasa gelisah
13 Saya tidak dapat memaklumi hal
apapun yang menghalangi saya untuk
menyelesaikan hal yang saya lakukan
14 Saya menemukan diri saya mudah
gelisah.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12

C. Kuisioner Kualitas Hidup

Jawaban
1 2 3 4 5
No Pernyataan
Sangat Biasa Sangat
Buruk Baik
Buruk saja Baik
1 Bagaimana menurut anda
kualitas hidup anda?
2 Seberapa puas anda terhadap
kesehatan anda?
Jawaban
1 2 3 4 5
Tidak
Berlebih
sama Sedikit Sedang Sering
an
sekali
3 Seberapa jauh rasa sakit fisik
anda mencegah anda dalam
beraktivitas sesuai kebutuhan
anda?
4 Seberapa sering anda
membutuhkan terapi medis
untuk dapat berfungsi dalam
Kehidupan sehari-hari anda?
5 Seberapa jauh anda menikmati
hidup anda?
6 Seberapa jauh anda merasa
hidup anda berarti?
7 Seberapa jauh anda mampu
berkonsentrasi?
8 Secara umum, seberapa aman
anda rasakan dalam kehidupan
anda sehari-hari?
9 Seberapa sehat lingkungan
dimana anda tinggal (berkaitan
dengan sarana dan prasarana)
10 Apakah anda memiliki vitalitas
yang cukup untuk beraktivitas
sehari-hari?
11 Apakah anda dapat menerima
penampilan tubuh anda?
12 Apakah anda memiliki cukup
uang untuk memenuhi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


13

kebutuhan anda?
13 Beberapa jauh ketersediaan
informasi bagi kehidupan anda
dari hari ke hari?
14 Seberapa sering anda memiliki
kesempatan untuk bersenang-
senang atau rekreasi?
15 Seberapa baik kemampuan
anda dalam bergaul?
16 Seberapa puaskah anda dengan
tidur anda?
17 Seberapa puaskah anda dengan
kemampuan anda untuk
menampilkan aktivitas
kehidupan anda sehari-hari?
18 Seberapa puaskah anda dengan
Kemampuan anda untuk
bekerja?
19 Seberapa puaskah anda
terhadap diri anda?
20 Seberapa puaskah anda dengan
hubungan personal atau sosial
anda?
21 Seberapa puaskah anda dengan
kehidupan seksual anda?
22 Seberapa puaskah anda dengan
dukungan yg anda peroleh dari
teman anda?
23 Seberapa puaskah anda dengan
kondisi tempat anda tinggal
saat ini?
24 Seberapa puaskah anda dgn
akses anda pada layanan
kesehatan?
25 Seberapa puaskah anda dengan
transportasi yang harus anda
jalani?
26 Seberapa sering anda memiliki
perasaan negatif seperti
‘feeling blue’ (kesepian), putus

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


14

asa, cemas dan depresi?

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


1

Responden
N Usi
o Resp. a Jenis Kelamin Pendidikan Riwayat Pengobatan
1 Tn. Y 58 Laki-laki SD Berhasil
2 Tn. S 62 Laki-laki SD Berhasil
3 Tn. H 44 Laki-laki SD Berhasil
4 Ny. R 38 Perempuan SMA Berhasil
5 Tn. S 38 Laki-laki Perguruan Tinggi Berhasil
6 Tn. A 32 Laki-laki SMA Berhasil
7 Tn. S 38 Laki-laki SMA Berhasil
8 Tn. Y 52 Laki-laki SMP Berhasil
9 Tn. L 56 Laki-laki SD Berhasil
10 Ny. S 42 Perempuan SMA Berhasil
11 Tn. H 55 Laki-laki SD Berhasil
12 Tn. Y 45 Laki-laki SD Berhasil
13 Tn. W 44 Laki-laki SMA Berhasil
14 Tn. S 56 Laki-laki SD Berhasil
15 Tn. P 55 Laki-laki SD Berhasil
16 Tn. B 57 Laki-laki SD Berhasil
17 Tn. J 54 Laki-laki SD Berhasil
18 Tn. U 39 Laki-laki SMA Berhasil
19 Tn. L 30 Laki-laki SMA Berhasil
20 Tn. E 41 Laki-laki SMA Berhasil
21 Tn. U 39 Laki-laki SMA Berhasil
22 Tn. Z 54 Laki-laki SD Berhasil
23 Tn. R 42 Laki-laki SMP Berhasil
24 Tn. D 30 Laki-laki SMA Berhasil
25 Tn. K 38 Laki-laki SMA Berhasil
26 Tn. P 29 Laki-laki SMA Berhasil
27 Tn. S 52 Laki-laki SD Berhasil
28 Tn. F 49 Laki-laki SMA Berhasil
29 Tn. H 50 Laki-laki SD Berhasil
30 Tn. F 54 Laki-laki SD Berhasil
31 Tn. P 23 Laki-laki SMA Berhasil
32 Tn. Y 37 Laki-laki SMA Berhasil
33 Tn. E 28 Laki-laki SMA Berhasil
34 Tn. P 42 Laki-laki SMA Berhasil
35 Ny. S 54 Perempuan SD Berhasil
36 Sdr. K 28 Laki-laki SMA Berhasil
37 Tn. J 54 Laki-laki SD Berhasil
38 Tn. M 65 Laki-laki SD Tidak Berhasil
39 Ny. S 65 Perempuan SD Berhasil
40 Ny. S 65 Laki-laki SD Tidak Berhasil

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


2

41 Tn. A 61 Laki-laki SD Berhasil

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

Tingkat Stres

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

K
a
t
J e
u g
m o
la r Codin
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 h ig
Ringa
1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 18 n 3
Sedan
2 2 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 19 g 2
Norma
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 l 4
Sedan
4 2 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 19 g 2
Sedan
5 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 20 g 2
Ringa
6 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 17 n 3
Sedan
7 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 19 g 2
Sedan
8 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 20 g 2
Norma
9 1 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 12 l 4
10 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 27 Berat 1
Sedan
11 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 20 g 2
Sedan
12 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 20 g 2
Sedan
13 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 20 g 2
Sedan
14 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 20 g 2
15 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 26 Berat 1
Sedan
16 1 1 1 1 3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 20 g 2
Sedan
17 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 21 g 2
Sedan
18 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 19 g 2
Sedan
19 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 19 g 2
Norma
20 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 8 l 4
Sedan
21 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 20 g 2
22 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 32 Berat 1

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

Norma
23 1 1 1 1 0 1 1 2 0 1 1 1 1 1 13 l 4
Sedan
24 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 0 1 19 g 2
Norma
25 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 9 l 4
Sedan
26 2 1 3 1 1 1 2 3 1 1 1 3 1 2 23 g 2
Norma
27 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 l 4
Norma
28 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 9 l 4
Sedan
29 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 20 g 2
Ringa
30 1 2 1 1 0 1 1 2 1 1 1 2 1 1 16 n 3
Ringa
31 1 1 1 1 2 0 2 1 1 1 1 2 1 1 16 n 3
32 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 26 Berat 1
Sedan
33 2 1 0 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 20 g 2
Norma
34 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 0 0 1 14 l 4
Ringa
35 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 16 n 3
Sedan
36 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 20 g 2
Sedan
37 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 19 g 2
Sedan
38 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 21 g 2
39 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 32 Berat 1
Sedan
40 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 20 g 2
Ringa
41 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 15 n 3

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


1

Kualitas Hidup
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Jumlah Kategori Coding
1 3 4 2 1 3 3 2 3 3 4 4 2 2 1 2 1 1 1 2 3 3 3 1 2 3 3 59 Baik 1
Kura
ng
2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 4 2 1 1 2 3 41 Baik 0
3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 2 4 4 3 5 2 5 3 2 3 4 2 3 85 Baik 1
4 2 1 2 2 3 2 3 2 1 3 1 2 1 2 2 3 2 3 2 1 3 1 2 3 2 1 51 Baik 1
Kura
ng
5 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 3 40 Baik 0
6 4 2 2 2 3 4 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 77 Baik 1
Kura
ng
7 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 3 2 1 2 3 45 Baik 0
Kura
ng
8 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 4 2 2 1 2 1 44 Baik 0
Kura
ng
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 33 33 Baik 0
Kura
ng
10 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 3 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 3 2 1 1 3 40 Baik 0
Kura
ng
11 3 2 2 2 3 1 3 1 1 1 2 3 2 2 2 3 1 3 1 1 1 2 1 3 1 3 47 Baik 0
12 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 56 Baik 1
13 2 2 3 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 3 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 3 43 Kura 0

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


2

ng
Baik
14 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 56 Baik 1
15 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 61 Baik 1
Kura
ng
16 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 29 Baik 0
Kura
ng
17 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 31 Baik 0
Kura
ng
18 3 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 49 Baik 0
19 3 2 2 3 1 2 3 1 1 1 3 3 2 2 3 1 2 3 1 1 3 3 2 3 1 1 52 Baik 1
20 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 1 4 90 Baik 1
Kura
ng
21 3 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 1 1 4 1 1 2 1 2 43 Baik 0
Kura
ng
22 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 3 41 Baik 0
23 4 4 3 4 3 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 95 Baik 1
Kura
ng
24 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 4 2 1 2 1 3 39 Baik 0
25 2 2 2 3 2 2 1 1 3 2 3 1 2 2 3 2 2 1 1 3 4 3 2 1 1 2 51 Baik 1
26 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 58 Baik 1
27 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 4 2 2 2 3 2 60 Baik 1
28 4 4 4 4 3 4 3 3 5 5 3 4 4 3 4 3 2 3 5 4 4 4 3 3 3 3 91 Baik 1

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

Kura
ng
29 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 4 1 2 1 1 1 34 Baik 0
Kura
ng
30 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 5 1 1 2 1 1 36 Baik 0
31 3 4 4 3 4 2 4 4 1 3 3 3 2 2 3 1 2 4 3 4 5 3 4 3 3 2 77 Baik 1
Kura
ng
32 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 3 31 Baik 0
Kura
ng
33 3 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 1 1 5 1 1 2 1 2 44 Baik 0
Kura
ng
34 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 3 41 Baik 0
35 4 3 3 2 2 3 2 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 3 3 5 1 3 3 4 3 78 Baik 1
Kura
ng
36 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 5 2 1 2 1 3 40 Baik 0
Kura
ng
37 2 2 2 3 2 2 1 1 3 2 3 1 2 2 3 2 2 1 1 3 2 3 2 1 1 2 49 Baik 0
38 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 58 Baik 1
39 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 58 Baik 1
Kura
ng
40 2 1 2 1 3 1 2 2 3 3 3 1 1 2 1 3 1 2 2 3 2 3 1 2 2 2 49 Baik 0
41 4 4 3 4 3 4 3 4 5 5 4 4 4 3 4 3 2 3 5 4 3 4 3 3 3 3 91 Baik 1

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


1

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Remaja 1 2,4 2,4 2,4

Dewasa 31 75,6 75,6 78,0


Valid
Lansia 9 22,0 22,0 100,0

Total 41 100,0 100,0

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Perempuan 4 9,8 9,8 9,8

Valid Laki-laki 37 90,2 90,2 100,0

Total 41 100,0 100,0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SD 20 48,8 48,8 48,8

SMP 2 4,9 4,9 53,7


Valid SMA 18 43,9 43,9 97,6

Perguruan Tinggi 1 2,4 2,4 100,0

Total 41 100,0 100,0

Riwayat_Pengobatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Berhasil 2 4,9 4,9 4,9

Valid Berhasil 39 95,1 95,1 100,0

Total 41 100,0 100,0

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


2

Stres

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Berat 5 12,2 12,2 12,2

Sedang 22 53,7 53,7 65,9

Valid Ringan 6 14,6 14,6 80,5

Normal 8 19,5 19,5 100,0

Total 41 100,0 100,0

Kualitas_Hidup

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang Baik 22 53,7 53,7 53,7

Valid Baik 19 46,3 46,3 100,0

Total 41 100,0 100,0

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Stres * Kualitas_Hidup 41 100,0% 0 0,0% 41 100,0%

Stres * Kualitas_Hidup Crosstabulation

Kualitas_Hidup Total

Kurang Baik Baik

Count 3 2 5

Berat % within Stres 60,0% 40,0% 100,0%

Residual ,3 -,3

Count 16 6 22

Sedang % within Stres 72,7% 27,3% 100,0%

Residual 4,2 -4,2


Stres
Count 1 5 6

Ringan % within Stres 16,7% 83,3% 100,0%

Residual -2,2 2,2

Count 2 6 8
Normal % within Stres 25,0% 75,0% 100,0%

Residual -2,3 2,3


Count 22 19 41
Total
% within Stres 53,7% 46,3% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-


sided)

Pearson Chi-Square 9,242 a


3 ,026
Likelihood Ratio 9,702 3 ,021
Linear-by-Linear Association 5,535 1 ,019
N of Valid Cases 41

a. 6 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2,32.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


1

MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN KONVERSI
Jalan Makam KH. Gholib No.112 Telp/Fax/ (0729)22537 Pringsewu Lampung 35373

LEMBAR KONSUL

Nama Mahasiswa : Ketut Siswanti


NIM : 2021206203141P
Prodi : S1 Keperawatan Konversi
Pembimbing I : Ns. Nuria Muliani, M.Kep.Sp.Kep. J.
Judul Penelitian : Hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien
TB Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina
Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2022

No. Tanggal BAB Perbaikan Paraf


1. - Konsultasi Judul Proposal
2. - Acc Proposal
3. 26-10-2022 BAB I - Perbaiki penulisan latar
belakang, pengunaan 3 kalimat
dalam 1 paragraf
- Perbaiki penulisan rumusan
masalah
- Perbaiki penulisan ruang
lingkup, gunakan narasi
4. 9-11-2022 BAB I - Perbaiki hasil survey
pendahuluan
- Sesuaikan ruang lingkup dengan
panduan skripsi
5. 16-11-2022 BAB I - Kembangkan latar belakang
menjadi 4-5 lembar
6. 16-11-2022 BAB II - Perbaiki kerangka Teori
Penelitian, fokuskan kerangka
pada faktor-faktor yang
mempengaruhi kualita hidup
7. 28-11-2022 BAB III - Sesuaikan instrumen
pengukuran stres pada Definisi
operasi
- Perbaiki populasi dan sampel
penelitian, gunakan pasien TB
paru 3 Bulan terakhir
(September sampai November)
- Perbaiki etika penelitian,

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


2

sesuaikan dengan teori dalam


Buku
8. 30-10-2022 BAB II - Perbaiki bahasa etika penelitian,
hindari penggunaan bahasa
aplikatif.
9. 1-12-2022 - Acc Seminar Proposal
10. 19-12-2022 BAB I - Perbaiki survey pendahuluan,
gunakan kata “mengatakan”
BAB III - Sesuaikan hasil ukur tingkat
kecemasan dengan Teori dalam
BAB II
11 28-12-2022 BAB III - Sesuikan hasil ukur Tingkat
stress dengan definisi
operasional
- Perbaiki hasil ukur tingkat stres
pada definisi operasional
12. 28-12-2022 - Acc Penelitian
13. 4-1-2023 BAB III - Perbaiki susunan BAB III
- Sesuaikan susunan instrumen
penelitian dan uji validitas dan
reliabilitas
BAB IV - Perbaiki penulisan simbol di
luar Tanda kurung
- Tambahkan penelitian terkait
jurnal Internasional
14. 7-1-2023 BAB III - Perbaiki instrumen penelitian :
Jelaskan instrumen atau
kuesioner yang digunakan
secara mendetail
15. 8-1-2022 - Acc Sidang Hasil
16. 17-1-2022 Cover - Perbaiki lembar pengesahan.
Tanda Tangan penguji letakkan
Sejajar
- Tambahkan nama penguji pada
lembar Pengesahan
- Tambahkan Nama Penguji pada
Kata pengantar
BAB III - Perbaiki populasi dan sampel
penelitian : sesuikan
penggunaan Bulan
- Hapus Bold Warna

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN KONVERSI
Jalan Makam KH. Gholib No.112 Telp/Fax/ (0729)22537 Pringsewu Lampung 35373

LEMBAR KONSUL

Nama Mahasiswa : Ketut Siswanti


NIM : 2021206203141P
Prodi : S1 Keperawatan Konversi
Pembimbing II : Ns. Idayati, S.Kep.,M.Keps.
Judul Penelitian : Hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien
TB Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina
Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2022

No. Tanggal BAB Perbaikan Paraf


1. 28-10-2022 Judul - Konsultasi Judul Proposal
2. 28-10-2022 Judul - Acc Proposal
3. 26-10-2022 Cover - Perbaiki penulisan Judul,
Hapuskan kata stres pada
variabel stres
BAB I - Perbaiki penulisan latar
belakang, tambahkan fenomena
secara menyeluruh
- Sesuikan dengan penulisan
judul
4. 6-12-2022 Judul - Evaluasi penulisan judul
proposal
BAB I - Perbaiki latar belakang,
rangkum dan hindari

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

pengularang kalimat.
- Perbaiki penulisan survey
pendahuluan
BAB II - Perbaiki penulisan dan
pengetikan kalimat
- Tambahkan sumber pada teori
konsep kualitas hidur
- Hapuskan teori model kualitas
hidup
- Evaluasi penggunaan
instrument penelitian DASS
- Perbaiki konsep kerangka teori,
jabarkan secara luas
BAB III - Perbaiki konsep definisi
operasional
- Evaluasi penghitungan populasi
dan sampel
- Evaluasi penulisan krieteria
inklusi penelitian
- Perbaiki Coding pada
pengolahan data
Lampiran - Evaluasi penulisan Daftar
Pustaka
5 14-12-2022 BAB II - Evaluasi teori perubahan
psikologis pada pasien dengan
TB Paru
- Perbaiki penempatan faktor-
faktor yang Mempengaruhi
kualitas hidup pasien TB paru
BAB III - Perbaiki hasil ukur pada
variabel stress, rubah menjadi 2
hasil ukur
- Perbaiki coding, sesuaikan
dengan hasil ukur
- Perbaiki kriteria inklusi : Pasien
TB yang melakukan rawat Jalan
di Puskesmas
Lampirkan - Perbaiki Instrumen penelitian :
jadikan pertanyaan ke dalam 1
lembar tanpa terputus
6. 16-12-2022 - Acc Seminar Proposal
7. 19-12-2022 BAB II - Perbaiki konsep umum faktor-
faktor yang Mempengaruhi
kualitas hidup
- Evaluasi penggunaan jenis stres

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

- Gunakan tingkatan stres baku


BAB III - Evaluasi penggunana hasil ukur
pada variabel stres
Lampiran - Periksa kelengkapan daftar
pustaka
8. 2-1-2022 - Acc Penelitian
9. 5-1-2022 BAB II - Evaluasi penggunaan Daftar
Pustaka
- Perbaiki kerangka Teori,
evaluasi faktor perancu
BAB III - Gunakan bahasa Skripsi
menggantikan Bahasa Proposal
- Hapuskan definisi atau
pengertian pada setiap Sub
Bahasan BAB III
- Sesuaikan coding dengan
Definisi operasional.
BAB IV - Tambahkan pembahasan
tentang Karakteristik responden
- Letakkan penelitian terkait
setalah teori pada pembahasan
- Perbaiki pembahasan pada
pendapat peneliti
10. 8-1-2022 - Acc Sidang Hasil
11. 17-1-2022 BAB II - Gunakan salah satu Teori
tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas hidup
BAB IV - Perbaiki pembahasan : gunakan
referensi selain dari BAB II
Lampiran - Periksa kembali penulisan
Daftar Pustaka

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN KONVERSI
Jalan Makam KH. Gholib No.112 Telp/Fax/ (0729)22537 Pringsewu Lampung 35373

LEMBAR KONSUL

Nama Mahasiswa : Ketut Siswanti


NIM : 2021206203141P
Prodi : S1 Keperawatan Konversi
Penguji : Elmi Nuryati, M.Epid.
Judul Penelitian : Hubungan stres dengan tingkat kualitas hidup pasien
TB Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina
Karya Utama Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2022

No. Tanggal BAB Perbaikan Paraf


1. 17-1-2022 Cover - Perbaiki Penulisan nama
penguji
- Perbaiki Abstrak penelitian :
Hapuskan Prodi, Hanya
gunakan Fakultas Kesehatan
BAB I - Perbaiki penulisan dan
pengetikan
BAB II - Perbaiki penulisan dan
pengetikan
- Sesuaikan teori Tuberkulosis
Paru dengan Program Buku Tb
Puskesmas
BAB III - Perbaiki populasi penelitian :
gunakan rumus untuk
menghitung sampel
- Gunakan rumus dalam
menghitung sampel
- Evaluasi penggunaan teknik
pengambilan sampel

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Anda mungkin juga menyukai