PROPOSAL
Oleh
Rusman Efendi
NIM. 2020206203493P
PROPOSAL
Oleh
Rusman Efendi
NIM. 2020206203493P
Proposal
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji untuk sidang proposal
Judul skripsi Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Gula Darah
: Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas
Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah Tahun
2022.
Nama mahasiswa Rusman Efendi
:
Nim 2020206203493P
:
Program studi S1 Keperawatan Konversi
:
MENYETUJUI
PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2
Ns. Andri Yulianto, S.Kep, M.Kes Ns. Nuria Muliani, M.Kep, Sp.Kep.J
NBM : 927021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
berjudul Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien
Pringsewu
Muhammadiyah Pringsewu
3. Ns. Rita Sari, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
yang lebih baik dan semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Diabetes melitus salah satu the silent killer dan merupakan penyakit yang
akan memicu krisis kesehatan terbesar pada abat ke-21. Indonesia merupakan
negara dengan jumlah penderita diabetes melitus ke-4 terbanyak setelah Cina,
dikatakan bahwa penyandang diabetes melitus mengalami kenaikan dari 8,4 juta
pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 Sedangkan International
di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035
orang dewasa (umur 20 - 79 tahun) atau 1 dari 10 orang hidup dengan diabetes di
seluruh dunia. Diabetes juga menyebabkan 6,7 juta kematian atau 1 tiap 5 detik.
Tiongkok menjadi negara dengan jumlah orang dewsa pengidap diabetes terbesar
di dunia. 140,87 juta penduduk Tiongkok hidup dengan diabetes pada 2021.
Selanjutnya, India tercatat memiliki 74,19 juta pengidap diabetes, Pakistan 32,96
juta, dan Amerika Serikat 32,22 juta. Indonesia berada di posisi kelima dengan
jumlah pengidap diabetes sebanyak 19,47 juta. Dengan jumlah penduduk sebesar
179,72 juta, ini berarti prevalensi diabetes di Indonesia sebesar 10,6%. IDF
1
2
memperkirakan masih ada 44% orang dewasa pengidap diabetes yang belum
didiagnosis.
Namun hal yang cukup menarik, proporsi Glukosa Darah Puasa Terganggu
lebih tinggi dibandingkan perkotaan yaitu 3,7% dan 5,4%. Hal ini menunjukkan
padatahun 2017 sebanyak 29,9%, tahun 2018 sebanyak 32,6% dan meningkat
diabetes mellitus tipe 2 lebih banyak dari pasien diabetes mellitus tipe 1 dan
Faktor risiko diabtes melitus tipe 2 dibedakan menjadi faktor yang dapat
pola makan, gaya hidup dan menjalankan latihan fisik yang rutin seperti olah raga
gula darah otot. Saat aktivitas fisik, otot menggunakan glukosa yang disimpannya
sehingga glukosa yang tersimpan akan berkurang. Pada saat itu untuk mengisi
dalam darah menurun yang mana hal tersebut dapat meningkatkan kontrol gula
banyak otot mengambil glukosa dari aliran darah). Saat beraktivitas, otot
menggunakan glukosa yang tersimpan dalam otot dan jika glukosa berkurang, otot
glukosa darah. Peran aktivitas fisik dalam diabetes melitus tipe 2 adalah untuk
pengaturan kadar glukosa darah. Masalah utama pada diabetes melitus tipe 2
meningkat saat otot berkontraksi karena kontraksi otot memiliki sifat seperti
aktifitas fisik dengan kadar gula darah puasa penderita diabetes melitus tipe 2 di
memiliki kadar gula darah puasa dalam kategori tinggi. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa
Jahidul Fikri Amrullah (2020) terkait hubungan aktifitas fisik dengan kadar gula
darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di UPT Puskesmas Babakan Sari Kota
sedang, dan sebagian besar atau 54.7% memiliki kadar gula baik, terdapat
hubungan aktifitas fisik dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di
fisik dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe II
di instalasi rawat inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Analisa data
kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe II di instalasi rawat inap
didapatkan hasil ρ -Value =0,000 <α 0,05. Maka Ho ditolak sehingga terdapat
hubungan antara aktivitas fisik dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien
diabetes mellitus Tipe II di instalasi rawat inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda.
5
orang pasien diabetes melitus mengalami kenaikan kadar gula darah pada saat
seperti berolahraga serta pasien tidak melakukan anjuran dari petugas kesehatan
dalam diet diabetes melitus. Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas
dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Seputih
dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Seputih
Untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada
hubungan aktifitas fisik dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus
tipe 2 dalam upaya pengendalian gula darah sehingga komplikasi akibat diabetes
dapat dicegah.
darah pada penderita diabetes melitus tipe 2,dan juga dapat lebih mengetahu
ifaktor pemantauan kadar gula darah, diet diabetes dan aktivitas fisik pada
pelayanan kesehatan yang efektif dan efesien, memberikan informasi yang akurat
pada masyarakat.
c. Bagi Puskesmas
seputih banyak dalam pengetahuan terkait hubungan aktifitas fisik terhadap kadar
Variabel dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik dengan kadar gula
darah. Sedangkan objek penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2.
Lampung Tengah.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. WHO
tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tetapi secara
akibat dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif
kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah disertai lesi pada pembuluh
2015).
komplikasikronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah disertai lesi pada
8
9
(Wijayaningsih, 2013).
2.1.2 Etiologi
a. Faktor genetik
b. Faktor lingkungan
penyakit diabetes adalah pola makan dan pola hidup yang buruk. Pola makan
dan kalori tingi. Adapun pola hidup jelek adalah pola hidup yang tidak teratur
2019).
10
Karena proses penuaan, gaya hidup, infeksi, keturunan dan obesitas akan
Disamping itu juga dapat disebabkan oleh karena keadaan akut kelebihan
insulin secara berlebihan oleh sel-sel beta pulau langerhans pankreas, sehingga
akhirnya menjadi penurunan respon sel terhadap insulin dan apabila hati
glikogenesis maka kadar gula dalam darah akan meningkat. Dan apabila ambang
ginjal dilalui timbullah glukosuria yang menyebabkan volume urine, rasa haus
tersimulasi dan pasien akan minum air dalam jumlah yang banyak (polidipsi)
karena glukosa hilang bersama urine, maka terjadi kehilangan kalori dan stervasi
(firstdegreerelative)
e. Wanita dengan riwayat melahirkan bayi dengan berat ≥ 4000 gram atau
f. Hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg atau sedang dalam terapi obat
anti hipertensi).
terganggu (GDPT).
akantosisnigrikans).
b. Diabetes Melitus Tipe II(yaitu diabetes yang tidak tergantung pada insulin)
syndrome lainnya)
gejala tidak khas DM diantaranya lemas, kesemutan, luka yang sulit sembuh,
gatal, mata kabur, disfungsi ereksi (pria) dan pruritus vulva (wanita). Diabetes
dapat dideteksi dari timbulnya beberapa gejala, misalnya rasa haus yang
berlebih, turunnya berat badan secara drastis, dan rasa gatal di area kemaluan.
Gejala penyakit DM dapat digolongkan menjadi gejala akut dan gejala kronik
a. Gejala Akut
lainnya tidak selalu sama. Berikut merupakan gejala yang umum timbul
dengan tidak mengurangi kemungkinan adanya variasi gejala lain, bahkan ada
penderita diabetes yang tidak menunjukkan gejala apapun sampai pada saat
tertentu.
yang terus naik-bertambah gemuk, karena pada saat ini jumlah insulin
masih mencukupi.
kencing, berat badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4
13
minggu), mudah lelah, dan apabila tidak lekas diobati akan timbul rasa
mual, bahkan penderita akan jatuh koma (tidak sadarkan diri) dan disebut
akibat kadar glukosa darah terlalu tinggi (melebihi 600 mg/dL) (Sudoyo.
dkk, 2015).
b. Gejala Kronis
akut (mendadak) tetapi baru menunjukkan gejala sesudah beberapa bulan atau
beberapa tahun mengidap Diabetes Millitus. Gejala ini disebut gejala kronik
atau menahun. Gejala kronik yang sering timbul adalah sebagai berikut.
1. Kesemutan
3. Rasa tebal di kulit sehingga kalau berjalan seperti di atas bantal atau kasur
4. Kram
5. Mudah mengantuk
tidaknya gejala khas DM. Apabila ditemukan gejala khas DM, pemeriksaan
glukosa darah abnormal satu kali saja sudah cukup untuk menegakkan
ditegakkan melalui cara TTGO (tes toleransi glukosa oral) (Sudoyo. dkk,
2015).
Glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa oral ≥ 200 mg/dl (11,1
dalam air.
2.1.7 Penatalaksanaan
terdiri atas edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, serta intervensi
farmakologis. Latihan fisik atau olahraga merupakan bagian dari empat pilar
2019).
Risiko diabetes tipe 2 tergantung pada faktor genetik dan faktor lain yang
diduga memicu adalah infeksi, meskipun tidak terbukti dalam semua kasus.
Dalam banyak kasus, risiko diabetes tipe 2 dapat dikurangi dengan melakukan
15
perubahan pola diet dan meningkatkan aktivitas fisik. Selain itu juga
Faktor risiko diabtes melitus tipe 2 dibedakan menjadi faktor yang dapat
pola makan, gaya hidup dan menjalankan latihan fisik yang rutin seperti olah raga
c. Menggunakan obat DM dan obat lainya pada keadaan khusus secara aman
dan teratur.
dengan tepat.
16
a. Pengertian
metabolik yang dapat menjadi awal suatu diabetes melitus. Glukosa darah
pada seseorang. Pada penyakit ini, gula tidak siapun untuk ditransfer kedalam
sel, sehingga terjadi hiperglikemi sebagai hasil bahwa glukosa tetap berada di
setempat dapat juga dipakai bahan darah utuh, vena, ataupun kapiler dengan
a. Pengertian
diabetes olahraga teratur akan lebih banyak memberi keuntungan. Gula dan
lemak darah turun, peredaran darah lebih baik, tekanan darah lebih stabil, dan
latihan jasmani dilakukan secara secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu
selama sekitar 30-45 menit. Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-
berperan dalam mengontrol gula darah. Saat tubuh melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh dengan tujuan meningkatkan dan
(Sumah&Huwae, 2019).
18
Kegiatan fisik dan olah raga bermanfaat bagi setiap orang karena
bersepeda, joging dan renang dianjurkan olahraga 30-45 menit sehari dengan
latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah 250 mg/dL dianjurkan untuk
bukan termasuk dalam latihan jasmani meskipun dianjurkan untuk selalu aktif
setiap hari. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat
latihan jasmani yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50- 70%
denyut jantung maksimal) seperti: jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan
GPAQ meliputi 4 area aktivitas fisik yaitu aktivitas fisik pada hari-
hari kerja, aktivitas fisik diluar pekerjaan dan olahraga, transpostasi, serta
2010) :
1) Aktivitas fisik pada hari- hari kerja membutuhkan energy lebih banyak
total terhadap volume aktivitas fisik yang disajikan dalam MET (Metabolic
rendah.
a) Aktivitas Fisik Tinggi, Aktivitas Fisik yang dilakukan dalam 7 hari atau
b) Aktivitas Fisik Sedang, Aktivitas Fisik yang dilakukan dalam 5 hari atau
minggu.
MET Kategori
22
buruk. Agar kadar gula darah tetap terkendali maka perlu dilakukan
dan pengelolaan diabetes untuk mencapai kadar gula darah yang memuaskan
aktivitas yang rutin. Hal yang tidak kalah penting dalam pengendalian
terhadap diabetes melitus yakni memeriksa kadar gula darah secara berkala
relaksasi. Gula akan dipakai dan dibakar untuk energi, untuk kebutuhan
energi, gula darah akan dipindahkan dari darah ke otot selama dan setelah
olahraga membuat insulin menjadi lebih sensitif . insulin akan bekerja dengan
lebih baik untuk membuka pintu masuk bagi gula kedalam sel. Alhasil
akan mengurangi pemakaian obat oral anti diabetes atau suntikan insulin,
(Tandra, 2017).
23
meningkat saat seseorang melakukan aktivitas fisik yang tinggi. Hal tersebut
kadar gula darah tersebut dapat dicapai oleh berbagai mekanisme dari sistem
saraf, regulasi glukosa dan keadaan hormonal. Teori lain menyebutkan bahwa
gula darah otot. Saat aktivitas fisik dilakukan, otot-otot di dalam tubuh akan
yang tersimpan akan berkurang. Dalam keadaan tersebut akan terdapat reaksi
otot yang mana otot akan mengambil glukosa didalam darah sehingga
glukosa didalam darah menurun dan hal tersebut dapat meningkatkan kontrol
gula darah.
glukosa yang tersimpan dalam otot dan jika glukosa berkurang, otot mengisi
darah. Peran aktivitas fisik dalam diabetes melitus tipe 2 adalah untuk
pengaturan kadar glukosa darah. Masalah utama pada diabetes melitus tipe 2
24
glukosa meningkat saat otot berkontraksi karena kontraksi otot memiliki sifat
seperti insulin. Maka dari itu, pada saat beraktivitas fisik, resistensi insulin
berkurang. Aktivitas fisik sebagai kendali gula darah dan penurunan berat
badan pada diabetes melitus. Aktivitas fisik sangat penting dalam pengelolaan
melitus tipe 2, serta menurunkan kadar gula darah yang dapat mencegah
berhubungan dengan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2
aktifitas fisik dengan kadar gula darah puasa penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di
memiliki kadar gula darah puasa dalam kategori tinggi. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa
aktivitas fisik dan kualitas tidur dengan kadar gula darah pada pasien diabetes
fisik dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe II
di instalasi rawat inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Analisa data
kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe II di instalasi rawat inap
didapatkan hasil ρ -Value =0,000 <α 0,05. Maka Ho ditolak sehingga terdapat
hubungan antara aktivitas fisik dengan terkendalinya kadar gula darah pada pasien
diabetes mellitus Tipe II di instalasi rawat inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda.
- Obesitas
- Gula darah tinggi
- Hipertensi
- Kadar kolesterol tinggi
- Aktivitas fisik
- Diet yang buruk
- Perilaku merokok Kadar Gula Darah
- Stres (Diabetes Mellitus )
- Kualitas tidur
Faktor resiko diabetes mellitus
tidak dapat diubah:
- Usia
- Ras dan suku bangsa
- Jenis kelamin
- Riwayat gestasional
- Sindrom metabolik
- Riwayat keluarga
Sumber: modifikasi Soedarsono (2019). Sumah dan Huwae (2019).
2.6 Hipotesis
penelitian, pernyataan tersebut harus diuji apakah benar atau salah (Suyanto,
Ha : Ada hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada pasien
H0: Tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada
METODE PENELITIAN
melakukan penelitian. Oleh sebab itu, desain penelitian yang baik akan
dinamika korelasi antara fenomena atau anatara faktor resiko dengan faktor
penelitian ini adalah cross sectional. Pendekatan cros sectional adalah suatu
sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2018). Penelitian ini dilakukan untuk
28
29
Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, organisasi, atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
1. Variabel bebas(independent)
aktivitas fisik
Tabel 3.1
Definisi Operasional variabel
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Ukur Skala
Operasio
Variabel Dependent Ukur
Kad Jumlah Fingerprick Menguku 0. Tidak normal O
ar kandungan blood/ r kadar jika kadar gula
gul glukosa dalam glucometer gula darah ≥ 200 rd
ada plasma darah darah mg/dl
rah pada in
pasi pemeriksaan gula 1. Normal jika
30
Variabel Independent
Frekuensi latihan Global Mengisi 0. Aktivitas fisik O
Aktivitas jasmani yang
fisik dilakukan sehari- PhysicalActi Kuesione rendah (Jika nilai rd
hari seperti
berjalan, vityQuestion r MET – menit/ in
bersepeda,
senam dan naire minggu < 600) al
membersihkan
rumah dll. (GPAQ)
dianjurkan
olahraga 30-45 1. Aktiviats fisik
menit sehari
dengan frekuensi sedang (Jika nilai
4-5 kali per
minggu MET –
(Soedarsono, menit/minggu
2019).
3000> MET ≥
600)
2. Aktiviats fisik
MET –
menit/minggu >
3000)
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
sebanyak 26 orang.
total sampling, yaitu sampel yang diambil dari keseluruhan total populasi.
a. Kriteria Inklusi
Kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi
b. Kriteria Eksklusi
adalah:
Lampung Tengah.
seorang peneliti atas apa yang dikerjakannya dalam penelitian, publikasi, dan
PrivacyAndConfidentiality)
tidak memberikan apa yang diketahui kepada orang lain. Oleh sebab itu,
Inclusivenes)
(balancingharmandbenefit)
data penelitian
A. Instrumen penelitian
2012).
berupa kuesioner dan lembar observasi, dimana daftar pertanyaan di isi secara
rentang skor nilai aktivitas fisik rendah MET <600 menit/minggu dan aktivitas
variabel kadar gula darah dengan memberikan alat ukur Finger Prick
Blood/Glucometer.
meliputi :
a.Data Primer
b.Data Sekunder
a. Langkah persiapan
peneliti melakukan,
Lampung Tengah.
b. Langkah-langkah pelaksanaan
c. Langkah akhir
data dirumuskankesimpulanpenelitian.
37
3.8.1 Validitas
pengukuran (Dewi,2018).
alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran
Dalam Penelitian ini peneliti tidak melakukan uji validitas dan uji
merupakan kuesioner Valid dan Reliabel, yang mudah beradaptasi dan telah
instrumen ini cocok dan dapat diterima untuk memonitor aktivitas fisik pada
realibilitas kuat (Kappa 0,67 sampai 0,73) dan memiliki tingkat validitas sedang
teknik menafsirkan data yang sudah di analisa dan cara merencanakan teknik
a. Editing
relevan dan konsisten. Pada tahap ini, penulis melakukan penelitian terhadap
tidak.
b. Coding
hasil observasi yang telah dilakukan. Penulis memberikan kode tertentu pada
tiap data sehingga memudahkan penulis dalam melakukan analisa data. untuk
variabel kadar gula darah yang normal diberi kode (1) dan tidak normal diberi
kode (0) aktivitas fisik rendah diberi kode (0), sedang diberi kode (1), dan
c. Procesing
d. Cleaning
berikut :
A. Analisa Univariat
gambaran dari variabel yang diteliti. Analisis univariat dalam penelitian ini
menyajikan persentase aktivitas fisik dan kadar gula darah penderita DM tipe 2.
B. Analisa Bivariat
dengan derajat kepercayaan 95% dan alpha (α) 5%. Jika p value ≤ 0,05, artinya
ada hubungan bermakna secara statistik atau Ha diterima dan jika p value > 0,05
tidak ada hubungan secara statistik atau Ha di tolak. Selain itu ditampilkan juga
nilai OddsRatio (OR) dari masing-masing variabel untuk melihat faktor resiko
1. Tahap Awal
40
penelitian, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup serta desain penelitian yang
sebagai berikut:
3. Tahap Akhir
terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi VI.
Jakarta: Interna Publishing.
44
Lampiran
Reponden
(………………..)
Nama terang
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK
(UNTUK MENJADI RESPONDEN)
Alamat : Kampung Siswo Bangun, Kec. Seputih Banyak Kab. Lampung Tengah
46
melakukan penelitian tentang” Hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah
penelitian.
Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila
anda sudah memutuskan untuk ikut, anda juga bebas untuk mengundurkan diri
B. Prosedur penelitian
menandatangani lembar persetujuan ini rangkap dua, satu untuk anda simpan
dan satu untuk peneliti. Prosedur penelitian ini adalah : Anda diminta untuk
mengisi kuesioner dengan lengkap selama kurang lebih 10-15 menit, adapun
penelitian seperti yang tertulis diatas bila ada yang belum jelas anda
D. Resiko penelitian
E. Manfaat
pasien diabetes.
F. Kerahasiaan
Tidak ada informasi pribadi akan disertakan pada kuesioner. Data kuesioner
kepengirim.
G. Kompensasi
H. Informasi tambahan
Jika ada hal-hal yang belum jelas berkenaan dengan penelitian ini maka
Peneliti
Rusman Efendi
KUESIONER
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA
PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
48
Tanggal penelitian..............2021
A. Identitas Responden :
1. Inisial : ...................................
2. Usia : ...................................
3. Jenis kelamin Laki-laki..................
Perempuan...............
4. Pendidikan
a. Lulus SD ( )
b. Lulus SLTP ( )
c. Lulus SLTA ( )
d. Lulus PT ( )
5. Pekerjaan
a. PNS ( )
b. Swasta ( )
c. Tidak Bekerja ( )
(P11xP12x8) + (P14xP15x4)]
MET Kategori
No Pertanyaan Jawaban
50
LEMBAR KONSUL
3. 28 maret 1 Pembimbing 1
2022 - Secara keseluruhan font
time new roman
- Cari data terbaru
- REF belum masuk
- Ditambahkan lagi
tentang hasil penelitian
terkait judul
- Kata sambung tidak di
awal kalimat
5. 11 april 1 - Tujuan
2022 khusus(sistematika
penulisan)
2 - Kerangka teori(jelaskan
53
definisi)
- Lanjut bab 3
7. 13 april 3
2022 - Dijelaskan dulu secara
konsep dan baru
menjelaskan
dibawahnya bagaimana
8. 16 april 3
2022 - Acc sidang proposal
lengkapi cover dll
lengkapi daftar pustaka
dan lampiran
9. 20 april -
2022 - Langsung daftar sidang
ujian proposal
54
LEMBAR KONSUL
2. 28 maret 1 Pembimbing 2
2022 - Penulisan asing
dimiringkan
- Penelitian terkait
minimal 2 setelah tahun
titiknya dihilangkan di
tambahkan tentang
- Jika tenaga kesehatan
itu perawat maka masuk
kedalam manfaat
aplikatif