DISUSUN OLEH :
1. Yopi Apriando 225130019P
2. Refiyanti 225130020P
3. Herta margareta 225130021P
4. Okti Feronika 225130029P
5. M. Ratna Prastuty Wijaya 225130031P
6. Berman Ridwa Simangunsong 225130101P
7. Agung Fahrizal 225130103P
8. Hendrik Prayitno 225130018P
9. Mertha Fitri Ambodo 225130022P
10. Rahayu Dwi Sulistyani 225130024P
11. Dwi Tranti Aprilia 225130039P
12. Dian Fiki Andrika 225130091P
13. Tria Monika 225130093P
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat, Nikmat, dan Karunia-Nya, sehingga penyusunan laporan ini dapat
terselesaikan. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah riset
inovasi dengan judul penelitian Hubungan Dukungan Keluarga dan Self Care
Management Terhadap Kualitas Hidup Pasien Diabetes Militus di RSUD
Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji.
Selama penulisan laporan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak
yang telah memberi arahan dan masukan yang membangun, demi terselesainya
penulisan laporan ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan ini.
Mesuji, April
2023
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................4
BAB I PENDAHULAN................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................5
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................7
1.3 Rumusan Masalah........................................................................8
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................8
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................9
1.6 Ruang Lingkup Penelitian............................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................11
2.1 Landasan Teori........................................................................11
2.2 Penelitian Terkait.....................................................................27
2.3 Kerangka Teori........................................................................28
2.4 Kerangka konsep......................................................................30
2.5 Hipotesis...................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................31
3.1 Metode Penelitian....................................................................31
3.2 Waktu dan loksi Penelitian......................................................31
3.3 Populasi dan sampel.................................................................31
3.4 Variabel Penelitian...................................................................32
3.5 Definisi Operasional................................................................33
3.6 Etika Penelitian........................................................................35
3.7 Pengumpulan data....................................................................36
3.8 Pengolahan DataAnalisis Data.................................................39
3.9 Analisis data.............................................................................40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................42
4.1 Hasil Penelitian........................................................................42
4.2 Pembahasan..............................................................................47
BAB V PENUTUP...................................................................................49
5.1 Kesimpulan..............................................................................49
5.2 Saran.........................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................51
LAMPIRAN.........................................................................................54
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah kondisi kronis yang terjadi karena
peningkatan kadar gula darah dalam tubuh disebabkan karena tubuh tidak
dapat menghasilkan insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara
efektif. Diabetes Mellitus merupakan penyakit multifaktorial dengan
komponen genetik dan lingkungan yang sama kuat dalam proses timbulnya
penyakit tersebut. Pengaruh faktor genetik terhadap penyakit ini dapat
terlihat jelas dengan tingginya penderita diabetes yang berasal dari orang tua
yang memiliki riwayat Diabetes Mellitus sebelumnya. Diabetes Mellitus
tipe 2 sering juga disebut diabetes life style. Jika telah berkembang penuh
secara klinis maka Diabetes Mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa
dan postprandial, aterosklerosis dan penyakit vascular mikroangiopati..
(Kemenkes, 2022).
Jumlah penderita DM meningkat setiap tahun dan sering disebut
sebagai "silent killer" karena dapat menyebabkan kerusakan pembuluh
darah bahkan sebelum gejala-gejala penyakit ini muncul dan terdeteksi.
Dalam jangka panjang, DM dapat menyebabkan gangguan
metabolik yang berdampak pada kelainan patologis makrovaskular dan
mikrovaskular. Dalam laporan dunia mencapai 537 juta jiwa. jumlah
penderita Diebetes Mellitus Indonesia menempati peringkat kelima sebagai
negara dengan jumlah penderita terbanyak jumlah penderita diabetes
mellitus didunia setelah Tiongkok, India, Pakistan, dan Amerika Serikat.
(IDF, 2021).
Menurut IDF, Jumlah prevalensi diabetes pada tahun 2019
diperkirakan sebesar 9% pada perempuan dan 9,65% pada laki-laki
berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan
prevalensi diabetes di tahun 2019 yaitu 9% pada perempuan dan 9,65%
pada laki-laki. Prevalensi diabetes diperkirakan meningkat seiring
penambahan umur penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada
umur 66- 79 tahun tahun. (Kementerian Kesehatan, 2020).
Pemerintah telah menetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 2
tahun 2018, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 tahun 2018, dan
peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019, bahwa pengendalian
Diabetes Mellitus adalah salah satu pelayanan minimal yang harus
dilakukan oleh pemerintah daerah. Setiap penderita diabetes melittus akan
mendapat layanan sesuai dengan standar minimal satu kali dalam sebulan
yang mencakup pengukuran kadar gula darah, edukasi, terapi farmakologi,
dan rujukan jika diperlukan. Diharapkan jaminan ini dapat membantu
penderita Diabetes Mellitus terkontrol dan mendapatkan tatalaksana yang
baik untuk mencegah komplikasi dan kematian dini (Kemenkes RI, 2020).
Dukungan keluarga merupakan penunjang dalam intervensi
keperawatan dan bagian penting dari seseorang dalam mengatasi strees dan
beban emosionalnya, serta dapat memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup
penderitanya (Adinata, Minarti, & Kastubi, 2022). Lansia penderita
Diabetes Mellitus dimungkinkan akan memiliki masa-masa sulit seperti
penerimaan diri, pengontrolan gula darah, pengaturan pola diet, dan
melakukan aktivitas yang sesuai untuk penderita Diabetes Mellitus,
sehingga akan memerlukan bantuan perawatan dari dukungan keluarga
(Nurhayati, Veronika, Ambarsari, Rustini, & Farida, 2022). Sikap menerima
kondisi penyakit yang dialami dapat diupayakan dengan dukungan keluarga
yaitu memberikan rasa nyaman, motivasi, perhatian dan kasih saying
sehingga dapat mencapai kesembuhan (Prasetyaningsih, Hartono, &
Himawan, 2022).
Beberapa studi mengatakan Self Care Management akan memberi
pengaruh padakualitas hidup pasien DM, menurut (Rantung et al., 2015)
Adapun salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup
penderita DM yaitu Self Care Management. Aktivitas Self Care
Management yang meliputi: pengaturan pola makan, terapi obat,
pemantauan kadar gula darah, perawatan kaki, dan latihan fisik atau
olahraga.Kegiatan Self Care Management sangat penting dilaksanakan
oleh pasien DM, karena merupakan cara yang efektif untuk memantau
kadar gula darah. Analisis hubungan self care kualitas hidup
menunjukan apabila self care semakin meningkat maka kualitas
hidupakan meningkat. Aktivitas self care management baik akan
mencapai pemantauan kadar glukosa yang akurat sehingga dapat
mengurangi resiko terjadinya komplikasi. Berdasarkan penelitian Rantung,
Yetti & Herawati (2015) hasilnya bahwa ada hubungan bermakna antara
aktivitas Self Care Management dengan kualitas hidup responden (Rantung
et al., 2015)
Kualitas hidup adalah perasaan ahagia dan puas yang dimiliki oleh
pasien DM sehingga pasien tersebut mampu menjalankan kehidupan
sebagaimana mestinya (Chaidir et al., 2017). Hasil penelitian yang
dilakukan Younis tahun 2017 menunjukan bahwa terdapat 74%
dari populasi penderita DM mengalami depresi dan memiliki kualitas
hidup rendah. Adanya kualitas hidup yang rendah dikaitkan dengan
adanya komplikasi penyakit yang dialami oleh penderita DM (Younis ddk
(2017) dalam (Azizah, 2019).
Berdasarkan data sekunder yang bersumber dari Rumah Sakit Umum
Daerah Ragab Begawe Caram kabupaten Mesuji Jumlah kunjungan Pasien
Diabetes Melitus pada tahun 2022 tercatat sebanayak 231 penderita
Diabetes Militus Tipe 2.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti terkait
hubungan antara Dukungan Keluarga dan Self Care Management dengan
kualitas Hidup Pasien Diabetes di RSUD Ragab Begawe Caram
Kabupaten Mesuji
Tabel 2.1
Kadar Glukosa Darah
Kadar/Nil
HbA1C < 6,5 %
Glukosa darah Preprandial <110 mg/dL
Glukosa darah 2 Jam Postprandial
<140 mg/dL
c. Tingkat Pendidikan
Pada pasien dengan DM terdapat korelasi antara tingkat pendidikan
dan domain kualitas hidup yaitu psikosoial kesehatan, skor
rata-rata domain psikologis yang rendah diperoleh dari pasien
dengan pendidikan akhir maupun putus sekolah di sekolah dasar,
dan ada peningkatan dalam skor domain kesehatan psikologis pada
psien dengan latar belakang pendidikan tinggi (Vujmilovic, 2014).
d. Status sosial ekonomi
Menurut Isa & Baiyewu dalam (Ekasari & Hartini, 2018)
pendapatan yang rendah juga dapat mempengaruhi kualitas
hidup seseorang, karena individu tidak bisa melakukan terap
medis karena ekonomi yang rendah dan hal ini juga dapat
mempengaruhi terjadinya komplikasi pada DM tipe 2.
e. Lama menderita penyakit
Penderita DM tipe 2 yang telah lama menderita DM dengan
disertai komplikasi memiliki efikasi diri yang rendah. Sedangkan
penderita DM yang baru didiagnosis DM baru yang dapat
melakukan perawatan diri yang baik maka mampu mempertahankan
kualitas hidup yang lebih baik juga (Yusra,2015)
f. Stres
Pengalaman stres mempengaruhi kontrol DM, tidak hanya berefek
terhadap kontrol glukosa darah yang buruk, tetapi juga dapat
mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Kaena kadar gula darah yang
tinggi dan dapat menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani
dengan baik shingga hal tersebut akan mempengaruhi kualitas
hidup (Ekasari & Hartini, 2018)
ukungan Keluarga
Self care management
1. Bentuk dukungan
1. Faktor-faktor self
2. Tujuan dukungan
care management
3. Sumber dukungan
2. Kegiatan self care
4. Faktor-faktor
management
mempengaruhi
dukuungan keluarga
Kualitas Hidup
1. Domain kualitas
hidup
2. Faktor-faktor
mempengaruhi
kualitas hidup
Diabetes Mellitus Tipe 2: Pada bagian ini, akan dijelaskan tentang Diabetes
Mellitus Tipe 2 sebagai kondisi kronis yang ditandai dengan resistensi
insulin dan gangguan produksi insulin oleh pankreas. Akan dibahas
mengenai faktor-faktor risiko, komplikasi yang mungkin terjadi, serta
pengaruhnya terhadap kualitas hidup pasien. Dukungan Keluarga:
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa dukungan keluarga
memiliki peran penting dalam Management penyakit kronis. Bagian ini
akan menjelaskan konsep dukungan keluarga, bentuk dukungan, tujuan
dukungan, sumber dukungan, dan faktor-faktor mempengaruhi dukungan
keluarga. Fokusnya adalah bagaimana dukungan keluarga dapat
mempengaruhi Management diri dan kualitas hidup pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2.
Management Diri (Self-care Management): Pada bagian ini akan
dijelaskan mengenai pentingnya Management diri dalam pengelolaan
Diabetes Mellitus Tipe 2. Management diri meliputi pengaturan pola
makan, aktivitas fisik, pengukuran glukosa darah, penggunaan obat-
obatan, dan Management stres. Akan dijelaskan juga bagaimana
Management diri yang baik dapat membantu meningkatkan kualitas hidup
pasien. Kualitas Hidup: Konsep kualitas hidup akan dijelaskan secara
menyeluruh, termasuk dimensi fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2 sering mengalami penurunan kualitas hidup. Bagian ini akan
menggambarkan hubungan antara dukungan keluarga, Management diri,
dan kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Hubungan antara
Dukungan Keluarga, Management Diri, dan Kualitas Hidup: Pada bagian
ini, akan dijelaskan hipotesis penelitian mengenai hubungan antara
dukungan keluarga dan Management diri dengan kualitas hidup pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten
Mesuji. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, diharapkan terdapat
hubungan positif antara dukungan keluarga yang baik, Management diri
yang baik, dan peningkatan kualitas hidup pasien. Melalui kerangka teori
ini, diharapkan dapat memahami pentingnyadukungan keluarga dan
Management diri dalam meningkatkan kualitas hidup pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 di RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji pada
tahun 2023.
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar
variabel yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil
penelitian. Didalam pernyataan ini terkandung variabel – variabel yang akan
diteliti dan hubungan anatar variabel tersebut serta mampu mengarahkan
peneliti untuk menentukan desain penelitian, tehnik menentukan sampel
pengumpulan dan metode analisis data (Dharma, 2011).
Berdasarkan karangka konsep penelitian maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah :
Ha :Ada hubungan antara kepatuhan minum obat dengan Gula Darah
terkontrol pasien Diabetes Mellitus di RSUD Ragab Begawe Caram
Kabupaten Mesuji Tahun 2023.
Ho : Tidak Ada hubungan antara kepatuhan minum obat dengan Gula Darah
terkontrol pasien Diabetes Mellitus di RSUD Ragab Begawe Caram
Kabupaten Mesuji Tahun 2023.
BAB III
METODE PENELITIAN
223
n = (3,23)
n = 69,04 ≈ 70 sampel
Keterangan :
n = Jumlah sampel penelitian
N = Jumlah populasi
e = Error atau kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan contoh
(biasanya yang bisa ditoleransi adalah 10%)
Yang menjadi reponden atau yang akan mengisi kuesioner adalah
keluarga klien atau saudara klien.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Salah seorang keluarga klien Diabetes Mellitus yang tinggal
atau sedang menunggu
b. Keluarga klien Diabetes Mellitus yang bersedia diteliti.
c. Keluarga klien yang bisa berkomunikasi dengan baik.
Independent
Dukungan Sikap atau tindakan Kuesion HDFSS Ordinal Skala Likert
Keluarga penerimaan suatu er (Hensarling Pernyataan positif:
keluarga terhadap Diabetes - Selalu : 4
anggota keluarga, Family - Sering : 3
berupa dukungan Support Scale) - Jarang : 2
penilaian, dukungan merupakan -Tidak pernah : 1
instrumental, instrumen Pernyataan negatif:
dukungan untuk - Selalu : 1
informasional dan mengukur - Sering : 2
dukungan emosional dukungan - Jarang : 3
keluarga yang - Tidak pernah : 4
terdiri dari 17 (Nursalam, 2008)
pertanyaan Kategori:
dengan skala Baik:76%-100%
likert Cukup:60%- 75%
Kurang: <60%
Self Care Aktivitas pengelolaan Kuesion Kuesioner ordinal Skala likert
Management Diabetes Mellitus er Diabetes - selalu : 4
Managemeent - Sering: 3
1. Kegiatan kebiasaan self efficacy scale - Kadang-
makan untuk dapat (DMSES) kadang: 2
mengontrol glukosa - Tidak pernah :
darah 1(Nursalam,
2. aktivitas 2008) Kategori:
pengelolaan Baik:76%-
penyakit dengan 100%
olahraga Cukup:60%-
menyesuaikan 75% Kurang:
dengan kemampuan <60%
3. Kegiatan
Pemantauan kadar
gula darah sebulan
sekali atau ketika
merasa Lelah
4. Pengelolaan
penyakit DM
dengan
mengkonsumsi obat
oral atau injeksi
yang dianjurkan
Pengelolaan
penyakit DM dalam
pencegahan ulkus
kaki diabetik
Dependent
Kualitas Hidup Kualitas merupakan Kuesioner DQOL (Diabetes Ordinal Skala likert
persepsi individu quality of Life) penyataan
mengenai posisi merupakan positif :
individu dalam hidup instrumen untuk - Sangat puas : 5
dalam konteks budaya mengukur kualits - Cukup puas : 4
dan sistem nilai dimana hidupyang terdiri - Baik : 3
individu hidup dan dari 12 item - Cukup Tidak
hubunganya dengan pertanyaan puas : 2
tujuan, harapan, standar dengan skala - Tidak puas : 1
yang ditetapkan dan likert. Skala likert
perhatian seseorang pernyataan
negative :
- Tidak pernah :
5
- Sangat jarang :
4
3.6 Etika Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan
pengurusan penelitian kependidikan, mulai dari perizinan dari. Setelah
mendapat izin pengambilan data penelitian, dan selanjutnya peneliti
melakukan :
a. Informed Concent (pernyataan persetujuan)
Sebelum melakukan pengambilan data responden, peneliti
mengajukan lembar permohonan kepada calon responden yang
memenuhi criteria insklusi untuk menjadi responden dengan member
penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian ini. Tujuan dari
informed concent adalah supaya subjek penelitian mengerti maksud,
tujuan dan dampak dari penelitian. Setelah dilakukan penelitian dari
34 orang responden sudah menandatangani informed concent
(pernyataan persetujuan).
b. Anomity (tanpa nama)
Menjaga kerahasiaan subjek, identitas responden perlu dicantumkan
nama responden tetapi pada lembar pengumpulan data peneliti hanya
mencantumkan atau menuliskan dengan pemberian kode
c. Confidentiality (kerahasiaan)
Informasi yang telah diberikan oleh responden serta semua data yang telah
terkumpul dijamin kerahasiaan oleh peneliti. Informasi tersebut tidak akan
dipublikasikan atau diberikan ke orang lain tanpa seizing respond
p=
keterangan :p= nilai persentasi responden
f= frekuensi
atau jumlah
yang benar
n= jumlah
responden
Analisis Bivariat
Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara dua variable yang diteliti.Pengujian hipotesis untuk
mengambil hipotesis yang diujikan cukup meyakinkan diterima,
dengan menggunakan uji statistic Chi square test. Untuk melihat
kemaknaan perhitungan statistic digunakan batasan kemaknaan 0,05
sehingga nilai pvalue ≤ α maka secara statistic Ho ditolak dan
pvalue> α maka secara statistic Ho diterima.
Rumus Chi square : x=∑
Dimana :
= chi square
O = hasil observasi
E = nilai yang diharapkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan
tujuan penelitian. Penyajian data terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian,
data umum (karakteristik responden), dan data khusus (variable penelitian). Data
umum menampilkan karakteristik responden mengenai usia responden, jenis
kelamin responden, pendidikan terakhir responden, pekerjaan responden. Data
khusus menampilkan hubungan Dukungan Keluarga dan Self Care Management
pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil penelitian yang didapatkan kemudian
dibahas dengan mengacu pada tujuan dan landasan teori pada BAB II.
4.1 Hasil Penelitian
Hasil dan pembahasan menguraikan tentang gambaran umum tempat penelitian dan data umum
serta data khusus
4.2.1 Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan di RSUD Ragab Begawe Caram kabupaten Mesuji.
Sebagai sarana pelayanan public kepada masyrakat, RSUD Ragab Begawe
Caram Kabupaten Mesuji memiliki layanan berupa:
1 Pelayanan Rawat jalan
Poliklinik yang tersedia di RSUD RBC meliputi:
a. PoliklinikUmum
b. Poliklinik SpesialisAnak
c. Poliklinik SpesialisBedah
d. Poliklinik Spesialis Kebidanan danKandungan
e. Poliklinik Spesialis PenyakitDalam
f. Poliklinik Spesialis THT-KL
g. Poliklinik Gigi danMulut
h. Poliklinik TB
i. Poliklinik Geriatri
j. PoliklinikHIV / VCT
k. PoliklinikIsolasi
l. Poliklinik Orthopedi
4.2 Pembahasan
1. Mengidentifikasi Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas
Hidup pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Ragab Begawe
caram
Dari total 70 responden yang terlibat, ditemukan bahwa 43 responden
(61,4%) yang memiliki dukungan keluarga yang cukup juga memiliki
kualitas hidup yang baik. Selain itu, terdapat 9 responden (12,9%) yang
melaporkan memiliki dukungan keluarga yang cukup namun memiliki
kualitas hidup yang cukup pula. Sebanyak 14 responden (20%)
mengalami dukungan keluarga yang baik dan sekaligus memiliki
kualitas hidup yang baik. Namun, terdapat 4 responden (5,7%) yang
mengalami dukungan keluarga yang baik, tetapi memiliki kualitas hidup
yang cukup.
Hasil analisis statistik menunjukkan nilai p-value sebesar 0,644. Dengan
nilai p-value yang lebih besar dari tingkat signifikansi yang telah
ditentukan (misalnya α=0,05), maka hipotesis nol (Ho) yang menyatakan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dan kualitas hidup pasien DM tipe 2 diterima. Sebagai hasilnya,
hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan adanya hubungan yang
signifikan ditolak.
Dalam konteks penelitian ini, temuan menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan kualitas hidup
pasien DM tipe 2 di RSUD Ragab Begawe. Namun, penting untuk
diingat bahwa hasil ini didasarkan pada sampel responden yang terlibat
dalam penelitian ini, serta dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak diteliti.
2. Mengidentifikasi Hubungan Self Care Management dengan Kualitas
Hidup pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Ragab Begawe
caram
Dari total responden sebanyak 72 orang, terdapat 2 responden (2,8%)
yang memiliki Self Care Management yang baik dan pada saat yang
sama menunjukkan kualitas hidup yang baik. Sebanyak 54 responden
(77,1%) memiliki Self Care Management yang cukup dan mampu
mencapai kualitas hidup yang baik. Ada juga 13 responden (18,5%)
yang melaporkan Self Care Management yang cukup, namun memiliki
kualitas hidup yang juga cukup. Hanya 1 responden (1,4%) yang
memiliki Self Care Management yang kurang, tetapi masih memiliki
kualitas hidup yang baik.
Dalam analisis statistik, dilakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan nilai p-value. Nilai p-value yang diperoleh adalah 0,699.
Dengan mempertimbangkan tingkat signifikansi yang umumnya
digunakan (misalnya α = 0,05), karena nilai p-value lebih besar dari α,
maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus Tipe
2 berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini.
Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian ini dilakukan di RSUD
Ragab Begawe dengan jumlah responden yang terbatas. Oleh karena itu,
hasil ini perlu diperhatikan dengan hati-hati dan generalisasi terhadap
populasi secara keseluruhan harus dilakukan dengan hati-hati.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Rumah sakit Ragab
Begawe Caram kabupaten Mesuji mengenai Hubungan Dukungan
Keluarga dan Self Care Management dengan kualitas hidup pasien DM
Tipe 2, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dukungan keluarga terhadap kualitas Hidup pasien DM Tipe 2 di
RSUD ragab Begawe Caram dalam kategori cukup.
2. Self Care Management berhubungan dengan kualitas hidup pasien DM
Tipe 2 dalam kategori cukup
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian diatas maka peneliti dapat
memberikan beberapa saran yang dapat disampaikan kepada pihak-pihak
yang terkait sebagai berikut:
1. Untuk Responden
a. Pasien DM tipe 2 disarankan untuk mengembangkan dan
mempertahankan dukungan keluarga yang baik. Komunikasi
terbuka dan pengertian antara pasien dan keluarga dapat
membantu meningkatkan self management dan kualitas hidup
pasien.
b. Pasien perlu lebih memperhatikan dan meningkatkan self
management mereka, termasuk pengelolaan pola makan, olahraga
teratur, serta penggunaan obat secara teratur sesuai dengan
anjuran medis.
c. Meningkatkan kualitas hidup melalui pemeliharaan gaya hidup
sehat dan menjaga pola hidup yang seimbang dapat membantu
mengelola DM tipe 2 dengan lebih baik.
2. Untuk Institusi dan Tempat Penelitian
a. nstitusi kesehatan perlu memberikan pendidikan dan dukungan
yang lebih intensif kepada pasien DM tipe 2 dalam hal self
management dan pentingnya dukungan keluarga.
b. Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran dan
pemahaman keluarga pasien mengenai peran mereka dalam
mendukung self management dan kualitas hidup pasien DM tipe
2.
c. Institusi kesehatan dapat menyediakan program edukasi dan
dukungan bagi pasien dan keluarga untuk mempelajari strategi
self management yang efektif.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya:
a. Disarankan untuk melakukan penelitian dengan jumlah responden
yang lebih besar dan dari berbagai setting penelitian yang berbeda
untuk memperluas generalisasi temuan.
b. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk menyelidiki faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi hubungan antara dukungan
keluarga, self management, dan kualitas hidup pasien DM tipe 2,
seperti faktor sosial, psikologis, atau lingkungan.
c. Menggabungkan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
pengalaman pasien dan keluarga dalam mengelola DM tipe 2 dan
kualitas hidup mereka
DAFTAR PUSTAKA
Fahmiyah, I., & Latra, I. (2016). Faktor yang Memengaruhi Kadar Gula Darah.
Puasa Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poli Diabetes RSUD Dr.
Soetomo.
Fauzi, Ninda. 2015. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diit pasien
Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Dimong Kabupaten
Madiun. [Skripsi] Madiun ; Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.
Putri, L. R. (2017) Gambaran Self Care Penderita Diabetes Mellitus (DM) di.
Wilayah Kerja Puskesmas Srondol Semarang. Semarang
Rachmawati. 2015. Gambaran Kontrol dan Kadar Gula Darah Pada Pasien.
Diabetes Mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSJ PROF. Dr. Soerjo.
Magelang, Skripsi.
Rantung, J., Yetti, K., & herawati,T.2015. Huungan Self Care Dengan Kualitas
Hidup pasien Diabates Mellitus Di Persatuan Diabates Indonesia
(PERSADI) Cabang Ciimahi. Jurnal Skolastik Keperawatan.
https://doi.org/10.35974/jsk.v1i01.1
Sutrani, L., Alam, S., & Hadibroto, I. 2004. Diabetes. Jakarta : PT Gramedia
Vitaliati, T., Maurida, N., & Silvanasari, I. 2023. Hubungan Dukungan keluarga
dan Efikasi Diiri dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus.
Jurnal Keperawatan Universitas dr Soebandi
Vujmilovic, G. &. (2014). Quality Of Lif Of Patients With Diabetes Mellitus-
Social. Domain Of Health. Sanamed, 151-159
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1:
KUESIONER PENELITIAN
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI PENDERITA DM
Petunjuk pengisian
1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap pernyataan dalam kuesioner ini.
2. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang benar.
3. Pilih salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) dengan cara memberikan tanda check list
(V) pada pilihan jawaban yang dipilih
Dukungan Emosional
1 Saya selalu ada di dekat pasien DM
ketika ia mempunyai masalah
2 Saya memberikan solusi ketika pasien
DM cemas dengan penyakitnya
3 Saya merasa terganggu dengan DM
pasien
Dukungan Penghargaan
4 Saya memotivasi pasien DM untuk
tetap aktif dengan masyarakat
5 Saya melibatkan pasien DM dalam
pengambilan keputusan
6 Saya merasa bosan dengan keluhan
pasien DM
7 Saya mendengarkan pasien DM
jika berkeluh kesah tentang
penyakitnya
Dukungan Instrumental
8 Saya mengantarkan pasien DM
untuk berobat
9 Saya membiayai pengobatan pasien
DM
10 Saya menyediakan semua
kebutuhan sehari-hari pasien DM
11 Saya menyediakan makanan sesuai
pasien DM
12 Saya mengajak pasien DM untuk
rekreasi
Dukungan Informasi
13 Saya mengingatkan pasien DM
untuk kontrol ke dokter
14 Saya mengingatkan pasien DM
untuk meminum obat
15 Saya mengingatkan pasien untuk
mengatur pola diet
16 Saya mengingatkan pasien DM untuk
berolahraga
17 Saya mengingatkan pasien rutin kontrol
gula darah
KUESIONER SELF CARE MANAGEMENT
Petunjuk pengisian :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda centang () pada
kolom yang sudah disediakan
No Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak
pernah
Pengecekan gula darah
1 Saya mampu memeriksa kadar
gul darah sendiri jika diperlukan
2 Ketika saya merasa gula darah
saya terlalutinggi (misal: sering
kencing, sering merasa haus,
badan terasa lemah, dll) saya
mampu memperbaiki kadar gula
darah saya ke dalam kadar gula
normal (misal:mengganti
makanan yang biasa saya
makan atau makan makanan
yang berbeda, olahraga dll)
3 Ketika saya merasa kadar gula
darah saya terlalu rendah
(misal: mual, keringat dingin,
gangguan konsentrasi, jantung
berdebar-debar, dll) saya
mampu memperbaiki kadar gula
darah saya ke dalam kadar gula
normal (misal: mengganti
makanan yang biasa saya
makan atau makan makanan
yang berbeda)
Pengaturan Diet
4 Saya mampu memilih makanan
yang sehat dan terbaik sesuai
dengan diet DM untuk menjaga
kondisi kesehatan saya
5 Saya mampu memilih makanan
dari beragam makanan yang ada
dan tetap menjaga pola makan
yang sehat
6 Saya mampu menjaga berat
badan saya dalambatasan Berat
Badan Ideal (BBI)
7 Saya mampu melakukan
pemeriksaan terhadap kaki saya
secara mandiri (misal: ada luka,
mengelupas, dll)
8 Saya mampu melakukan
aktivitas fisik yang cukup untuk
menjaga kesehatan saya
(contohnya: joging, berkebun,
Latihan eregangan)
9 Saya mampu untuk tetap
menjaga pola makan yang sehat
sesuai diet DM
10 Saya mampu mengikuti pola
makan yang sehat (diet DM)
yang dianjurkan oleh tim
kesehatan sepanjang waktu
11 Saya mampu melakukan
aktivitas fisik yang lebih
banyak, jika dokter
menginstruksikannya untuk
memperbaiki kondisi kesehatan
saya
12 Ketika saya melakukan aktivitas
fisik lebih dari biasanya, saya
mampu melakukan penyesuaian
dengan pola makan
13 Saya mampu menjaga pola
makan yang sehat (diet DM)
walaupun saya tidak berada di
rumah
14 Saya mampu memilih makanan
dari makanan yang beragam dan
tetap menjaga pola makan yang
sehat, Ketika saya tidak berada
di rumah, misal: memilih
makanan yang ada di rumah
makan/restoran
Aktivitas Fisik
15 Saya mampu menjaga pola
makan yang sehat (diet DM)
walaupun saya makan di acara
pesta (perkawinan, khitanan,
dll)
16 Saya mampu memilih makan
yang sehat dari beragam
makanan yang ada ketika saya
makan di luar rumah atau pada
saat makan di tempat pesta
Perawatan kaki
17 Saya mampu menjaga pola
makan sehat (diet DM), ketika
saya sedang merasa
tertekan/stres/cemas
Pengobatan
18 Saya mampu datang ke tempat
layanan kesehatan 4 kali dalam
setahun untuk memonitor
penyakitrdiabetes saya
19 Saya mampu meminum obat
sesuaiaturan minumnya
20 Saya mampu mempertahankan
program pengobatan yang
diberikan kepada saya
walaupun saya dalam kondisi
sakit
KUESIONER KUALITAS HIDUP
Petunjuk pengisian :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda centang () pada
kolom yang sudah disediakan
No Pernyataan Sangat Cukup Puas Biasa-biasa Cukup tidak Tidak Puas
Puas saja puas