Anda di halaman 1dari 56

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Tutorial Klinik

FAKULTAS KEDOKTERAN Oktober 2019


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

INTERVENSI PIS-PK DI RW 08 RT 01 DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS TODDOPULI PADA BULAN OKTOBER 2019

Oleh :
Afifah Nur Rahmi, S.Ked
Andi Suci Setyawati, S.Ked
Nirmala, S.Ked
Nurul Amaliyah, S.Ked
Rizki Amalia Magfirawati, S.Ked
Siti Nurfitri Pebryeni Zuhruhur, S.Ked
Widya Putri Mustajab, S.Ked

Pembimbing :
drg. Hj. Yayi Manggarsari, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama / NIM : 1. Afifah Nur Rahmi, S.Ked


2. Andi Suci Setyawati, S.Ked
3. Nirmala, S.Ked
4. Nurul Amaliyah, S.Ked
5. Rizki Amalia Magfirawati, S.Ked
6. Siti Nurfitri Pebryeni Zuhruhur, S.Ked
7. Widya Putri Mustajab, S.Ked
Judul : Intervensi PIS-PK Di RW 08 RT 01 Di Wilayah Kerja Puskesmas
Toddopuli Pada Bulan Oktober 2019.

Telah menyelesaikan tugas Tutorial Klinik dalam rangka kepaniteraan klinik pada

bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Oktober 2019

PEMBIMBING

drg. Hj. Yayi Manggarsari, M.Kes

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1
B. TUJUAN ................................................................................................... 3
C. MANFAAT ............................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6
A. PENGERTIAN PROGRAM INDONESIA SEHAT ................................ 6
B. KONSEP KELUARGA ............................................................................ 7
C. PELAKSANAAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT .................... 9
D. PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN............................................... 12
BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS TODDOPULI ........................... 15
A. GAMBARAN DEMOGRAFI PUSKESMAS TODDOPULI ................ 15
B. KEADAAN DEMOGRAFI .................................................................... 18
C. KEADAAN SARANA DAN PRASARANA WILAYAH
TODDOPULI.......................................................................................... 19
D. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS TODDOPULI .................. 20
E. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PUSKESMAS TODDOPULI ... 21
F. JENIS-JENIS PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN
PUSKESMAS TODDOPULI ................................................................. 22
BAB IV HASIL SURVEI .................................................................................... 25
A. JUMMLAH PENDUDUK DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TODDOPULI ................................................................. 25
B. JUMLAH KEPALA KELUARGA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TODDOPULI.................................................... 25
BAB V ANALISIS MASALAH ........................................................................... 29
A. BESAR MASALAH ............................................................................... 29
B. KEGAWATAN MASALAH .................................................................. 32

ii
C. KEMUDAHAN PENANGGULANGAN .............................................. 35
D. PEARL FACTOR ................................................................................... 36
BAB VI KESIMPULAN ...................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampai saat ini kondisi kesehatan masyarakat di Indonesia semakin


kompleks.Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
prevalensi beberapa penyakit dan faktor risikonya semakin meningkat.
Masalah anak balita yang pendek (stunting), sampai saat ini masih belum
terselesaikan. Walaupun data SDKI menunjukkan bahwa Angka Kematian
Ibu pada periode tahun 1991 (390 per 100.000 kelahiran hidup) sampai
dengan tahun 2007 (228 per 100.000 kelahiran hidup) mengalami penurunan,
akan tetapi tahun mulai tahun 2012 meningkat kembali menjadi sebesar 359
dan pada tahun 2015 menrun kembali manjadi 305 per 100.000 kelahiran
hidup. Untuk Angka Kematian Bayi dapat dikatakan terus menurun, pada
2012 menunjukan angka 32/1.000 kelahirran hidup, dan pada tahun 2017
sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup.1Untuk permasalahan gizi, Indonesia
saat ini tidak hanya menghadapi masalah gizi kurang, tetapi juga masalah
kelebihan gizi. Dalam hal underweight dan stunting, data Riskesdas
menunjukkan terjadinya peningkatan penduduk yang mengalami underweight
dari 8,6% (2007) menjadi 11,5% (2013) dan 13,6% (2018) dan stunting dari
307,2% (2013) menjadi 370,8% (2018).2Dalam hal obesitas, menunjukkan
bahwa prevalensi obesitas sentral (lingkar perut >90 cm untuk laki-laki dan
>80 cm untuk perempuan) mengalami peningkatan dari tahun 2007 ke tahun
2018 dari 10,5% (2007) menjadi 14,8% (2013) dan 21,8% (2018).2,3Dalam
hal pengendalian penyakit, sektor kesehatan masih dihadapkan pada beban
ganda, yaitu tingginya prevalensi penyakit menular seperti AIDS dan
tuberkulosis, serta penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, kanker,
dan gangguan jiwa yang terus meningkat.2
Meskipun pada beberapa indikator mengalami peningkatan status,

namun belum berhasil mencapai target Milenium Development Goals

1
(MDG’s) tahun 2015. Diperlukan upaya pembangunan kesehatan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat pemerintah memfokuskan kebijakan pembangunan

kesehatan tahun 2015-2019 pada penguatan upaya kesehatan dasar (primary

health care) berkualitas yang salah satunya dilakukan melalui pendekatan

keluarga yang dikenal dengan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan

Keluarga (PIS-PK). Dalam menjangkau keluarga, puskesmas tidak hanya

mengandalkan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang ada

sebagaimana selama ini dilaksanakan, melainkan juga langsung berkunjung

ke keluarga. Sasaran dari PIS-PK adalah meningkatkan derajat kesehatan dan

status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat. PIS-PK dilaksanakan dengan menegakkan 3 pilar utama; yaitu

penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan pelaksanaan

Jaminan Kesehatan Nasional- JKN.4

Dalam PIS-PK telah ditetapkan dua belas indikator utama sebagai

penanda status kesehatan sebuah keluarga yang meliputi keluarga mengikuti

program Keluarga Berencana, Ibu melakukan persalinan di fasilitas

kesehatan, bayi mendapat imunisasi dasar lengkap, bayi mendapat air susu

ibu (ASI) eksklusif, balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan, penderita

tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar, penderita

hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, penderita gangguan jiwa

mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan, anggota keluarga tidak ada

2
yang merokok, keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN), keluarga mempunyai akses sarana air bersih, keluarga mempunyai

akses atau menggunakan jamban. Keadaan masing-masing indikator,

mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan. Pemerintah

Daerah dapat menetapkan indikator tambahan selain indikator utama sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan daerah.5

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks

Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga.6

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝐾𝑆 >0,800


IKS Wilayah = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑔𝑎

Pengkategorian keluarga menurut IKS adalah sebagai berikut.6

 Keluarga Sehat : IKS di atas 0,800

 Keluarga Pra Sehat : IKS 0,500-0,800

 Keluarga Tidak Sehat : IKS kurang dari 0,500

Rekapitulasi IKS keluarga kemudian digunakan untuk

menghitung/menetapkan IKS suatu wilayah yang menunjukkan status

kesehatan masyarakat wilayah tersebut.6

Data Januari 2019 hingga Oktober 2019 di PKM Toddopuli sendiri

jumlah keluarga yang telah dilakukan pendataan adalah 3618 keluarga dari

3618 keluarga yang menjadi sasaran, artinya jumlah capaian PIS PK PKM

Toddopuli pada 2018 hingga Oktober 2019 yang terpenuhi yaitu 100%.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

3
Menganalisis masalah PIS-PK dan prioritas intervensi lanjut pada wilayah

kerja Puskesmas Toddopuli RW 08 RT 01 dalam menjalankan Program

Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis faktor yang menyebabkan hasil pendataan keluarga

sehat yang berstatus pra sehat (0.500-0.800) dan tidak sehat (<0.500).

b. Menganalisis prioritas pemeliharaan keluarga yang berstatus keluarga

sehat (>0.800).

c. Mengedukasi tentang pentingnya pencegahan dan penanganan

penyakit yang berada pada 12 indikator keluarga sehat.

C. Manfaat

1. Bagi Institusi

Dapat memperkaya khasanah dunia kerja melalui informasi yang

diperoleh dari lapangan sehingga dapat melakukan penyesuaian materi

perkuliahanterhadap tuntutan dunia kerja yang pada akhirnya dapat

menghasilkan dokter-dokter yang lebih kompetitif.

2. Bagi Puskesmas

a) Dapat memberikan informasi, bahan masukan yang bermanfaat dan

sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan

dalam penanganan masalah Program Indonesia Sehat dengan

4
Pendekatan Keluarga sehingga dapat memenuhi target pendataan

keluarga sehat.

b) Membantu Puskesmas dalam merencanakan suatu kegiatan atau

intervensi kepada masyarakat.

3. Bagi Masyarakat

a) Menumbuhkan kesadaran hidup sehat.

b) Mendapatkan informasi tentang membentuk keluarga dan lingkungan

yang sehat.

4. Bagi Dokter Muda

Dokter muda dapat menambah pelajaran praktis klinis lapangan dan

membandingkan ilmu yang diperoleh dengan dunia kerja yang

sesungguhnya sehingga dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi

kompetisi pasca pendidikan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Program Indonesia Sehat

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda

ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia.

Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia

Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program

Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan

Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana

Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui

Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.

Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan

dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan

pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-

2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2)

meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil,

tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan

universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN

kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin,

serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia

6
Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu: (1) penerapan

paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan

jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan

dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan

upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat.Penguatan

pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan

kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan

pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko

kesehatan.Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan

sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu

ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.6

B. Konsep Keluarga6

Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk

meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses

pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.

Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam

gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di

wilayah kerjanya. Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan

program Indonesia Sehat karena menurut Friedman (1998), terdapat Lima

fungsi keluarga, yaitu:

1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama

untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota

7
keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk

perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam

lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna

untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah

laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-

nilai budaya keluarga.

3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk

mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care

Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota

keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini

dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan

tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota

keluarganya,

b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,

c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,

8
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya,

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas

kesehatan.

Pendekatan keluarga yang dimaksud merupakan pengembangan dari

kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan

Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi kegiatan berikut.

1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan

Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.

2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya

promotif dan preventif.

3. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam

gedung.

4. Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk

pengorganisasian/ pemberdayaan masyarakat manajemen Puskesmas.

C. Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat6

Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah,

ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam

satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka

rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk

menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah

penanda atau indikator.Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat

9
telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan

sebuah keluarga.Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.

1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)

2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan

3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap

4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif

5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan

6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar

7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur

8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak

ditelantarkan

9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok

10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih

12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks

Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga.Sedangkan keadaan masing-masing

indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan.

Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan

atau dikembangkan, yaitu: (1) Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga,

(2) Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga,

(3) Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas. Instrumen

yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut.

10
1. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family

folder, yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data

keluarga dan data individu anggota keluarga. Data keluarga meliputi

komponen rumah sehat (akses/ketersediaan air bersih dan

akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga

mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan,

dan lain-lain) serta kondisi individu yang bersangkutan: mengidap

penyakit (hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya

(merokok, ikut KB, memantau pertumbuhan dan perkembangan balita,

pemberian ASI eksklusif, dan lain-lain).

2. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer,

leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga

sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang

Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga yang ibunya sedang hamil,

Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang mempunyai

balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi,

dan lain-lain.Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan

keluarga dapat berupa forum-forum berikut.

3. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.

4. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group

discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK.

11
D. Peran Pemangku Kepentingan6

1. Peran Puskesmas

Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

di tingkat Puskesmas dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

a. Melakukan pendataan kesehatan keluarga menggunakan Prokesga

oleh Pembina Keluarga (dapat dibantu oleh kader kesehatan).

b. Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga

pengelola data Puskesmas.

c. Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan

menyusun rencana Puskesmas oleh Pimpinan Puskesmas.

d. Melaksanakan penyuluhan kesehatan melalui kunjungan rumah oleh

Pembina Keluarga.

e. Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung)

oleh tenaga teknis/profesional Puskesmas.

f. Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh

tenaga pengelola data Puskesmas.

Kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan ke dalam langkah-

langkah manajemen Puskesmas yang mencakup P1 (Perencanaan), P2

(Penggerakan-Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan-Pengendalian-

Penilaian).

2. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai pemilik Unit

Pelaksana Teknis/Puskesmas adalah mengupayakan dengan

12
sungguhsungguh agar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun

2014 terpenuhi untuk semua Puskesmas di wilayah kerjanya. Dalam

rangka pelaksanaan pendekatan keluarga oleh Puskesmas, Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota memiliki tiga peran utama, yakni:

pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta

pemantauan dan pengendalian.

3. Peran Dinas Kesehatan Provinsi

Peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam penyelenggaraan

Puskesmas secara umum adalah memfasilitasi dan mengoordinasikan

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya untuk berupaya

dengan sungguh-sungguh agar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75

Tahun 2014 terpenuhi di semua Puskesmas. Dalam rangka pelaksanaan

pendekatan keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi juga memiliki tiga peran

utama, yakni: pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan,

serta pemantauan dan pengendalian.

4. Peran Kementerian Kesehatan

Kementerian Kesehatan sebagai Pemerintah Pusat dalam

menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren sebagaimana UU No.

23 Tentang Pemerintahan Daerah berwenang untuk: (a) menetapkan

norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka penyelenggaraan

urusan pemerintahan; (b) melaksanakan pembinaan dan pengawasan

terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi

13
kewenangan daerah, selain juga pengembangan sumber daya, koordinasi

dan bimbingan, serta pemantauan dan evaluasi.

5. Peran dan Tanggung Jawab Lintas Sektor

Keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga diukur dengan Indeks Keluarga Sehat, yang merupakan

komposit dari 12 indikator. Semakin banyak indikator yang dapat

dipenuhi oleh suatu keluarga, maka status keluarga tersebut akan

mengarah kepada Keluarga Sehat. Sementara itu, semakin banyak

keluarga yang mencapai status Keluarga Sehat, maka akan semakin dekat

tercapainya Indonesia Sehat.

14
BAB III

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS TODDOPULI

A. Gambaran Demografi Puskesmas

Puskesmas Toddupuli merupakan puskesmas baru yang merupakan

pengembangan dari Puskesmas Batua yang terletak di Jl. Toddupuli Raya

No.96 dan dipimpin oleh drg. Hj. Yayi Manggarsari, M.Kes. Dahulu

Puskesmas Toddupuli merupakan PUSTU (Puskesmas Pembantu) dari

Puskesmas Batua, dan akhirnya pada tanggal 06 November 2013. Pustu

dari Puskesmas Batua ini dijadikan puskesmas yang dinamakan

Puskesmas Toddopuli.

Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Toddopuli sebagai berikut.

1. Sebelah Utara : Kelurahan Panaikang

2. Sebelah Barat : Kecamatan Pandang/Karampuang

3. Sebelah Timur : Kecamatan Tello Baru Batua

4. Sebelah Selatan : Kelurahan Pandang/Borong

Pada waktu itu Puskesmas Toddopuli hanya memberikan

pelayanan kepada pasien rawat jalan dengan pegawai berjumlah enam

orang. Setelah dikembangkan menjadi Puskesmas jumlah

pegawaibertambah menjadi 28 pegawai yang terdiri dari 23 orang PNS dan

6 orang pegawai magang dengan luas wilayah kerja kelurahan Paropo 1,94

Km2. Selain itu, Puskesmas Toddopuli terdiri dari 10 RW dan 52 RT.

15
Kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Toddopuli di

kelurahan Paropo terdiri dari 10 RW, 52 RT, 8 Posyandu Bayi dan Balita,

1 Posyandu Lansia ditambah dengan 4 Posbindu dilaksanakan setiap bulan

dari tanggal 01 sampai tanggal 26 bulan berjalan dengan melakukan

kegiatan-kegiatan pada posyandu diantaranya imunisasi, penyuluhan

kesehatan, pemantauan tumbuh kembang anak, pemeriksaan ibu hamil,

pengobatan penyakit, pemberian makanan tambahan, serta kegiatan

posbindu diantaranya deteksi dini faktor risiko dan monitoring Penyakit

Tidak Menular (PTM), konseling dan rujukan, dan kegiatan aktifitas fisik

dan olahraga. Semua kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan jadwal

yang telah ditentukan untuk masing-masing penanggung jawab kegiatan

yang dilaksanakan oleh petugas Puskesmas Toddopuli.

Adapun visi, misi, dan motto dari Puskesmas Toddopuli, adalah

sebagai berikut.

1. Visi

Menjadi Sentra Pelayanan Kesehatan Prima Terdepan.

2. Misi

a. Mengembangkan sarana dan prasarana puskesmas.

b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

c. Meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas, baik Upaya Kesehatan

Perorangan (UKP), Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), dan

Manajerial.

16
d. Menggalang kemitraan dengan masyarakat dan lintas sektoral di

bidang kesehatan.

e. Mengembangkan program inovasi.

3. Motto

Tulus Melayani Profesional dan Peduli.

Gambar 2: Visi, Misi dan Motto Puskesmas Toddopuli

4. Budaya Kerja
Ramah dan Sopan Santun

Bersikap ramah dan sopan santun terhadap pimpinan, staf, dan

pengunjung.

5. Tata Nilai

T : Tanggung Jawab
O : Optimis
D : Disiplin
D : Dedikasi
O : Objektif
P : Profesional

17
U : Ulet
L : Loyal
I : Inisiatif dan Inovatif

B. Keadaan Demografi

1. Luas wilayah : 1.94 km2

2. Jumlah KK : 3.618 KK

3. Jumlah penduduk : 17.068 jiwa

a. Laki-laki : 8.452 jiwa

b. Perempuan : 8.616 jiwa

Gambar 3: Demografi Puskesmas Toddopuli

C. Keadaan Sarana Wilayah Toddopuli

1. Jumlah Sarana Ibadah : 20, terdiri dari :

Masjid : 12 buah

Gereja : 8 buah

2. Jumlah Sarana Pendidikan : 26, terdiri dari :

TK : 9 buah

SD/Sederajat : 7 buah

SMP/Sederajat : 2 buah

SMA/SMK/Sederajat : 5 buah

18
3. Jumlah Posyandu : 9, terdiri dari 8 Posyandu Bayi dan Balita serta 1

Posyandu Lansia.

Posyandu adalah kegiatan yang dilakukan oleh, dari dan untuk

masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak serta masyarakat

usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati. Adapun uraian

lokasi posyandu yang menjadi wilayah kerja PKM Toddopuli sebagai

berikut:

Posyandu Teratai I di Jl. Dirgantara

Posyandu Teratai II di Jl. BTN Paropo

Posyandu Teratai III di Jl.Paropo II

Posyandu Teratai IV di Jl. Paropo III

Posyandu Teratai V di Jl.Babussalam

Posyandu Teratai VI di Kompleks Paropo Indah

Posyandu Teratai VII A di Jl. Batua Raya VIII

Posyandu Teratai VII B di Jl. Batua Raya XII

Posyandu Teratai IX di Jl. Meranti

Termasuk di dalam Posyandu Bayi dan Balita adalah Posyandu I, II, III,

IV, V, VII A, VII B, dan Posyandu IX.Sedangkan Posyandu Lansia

berada di Posyandu VI Paropo.

4. Jumlah Posbindu : 4

Posbindu merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan

deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang

19
dilaksanankan secara terpadu, rutin dan periodik dengan tujuan untuk

meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan

dini faktor risiko PTM serta yang menjadi sasaran utama merupakan

kelompok masyarkat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15

tahun ke atas.

Sesuai dengan jadwal posbindu di PKM Toddopuli yang dilakukan 4 kali

dalam sebulan. Dengan uraian sebagai berikut :

Posbindu Teratai Putih I di Jl. Dirgantara

Posbindu Teratai Putih II di Jl. BTN Paropo

Posbindu Teratai Putih III di Jl.Paropo II

Posbindu Teratai Putih IV di Jl. Paropo III

Posbindu Teratai Putih V di Jl.Babussalam

Posbindu Teratai Putih VI di Kompleks Paropo Indah

Posbindu Teratai Putih VII A di Jl. Batua Raya VIII

Posbindu Teratai Putih VII B di Jl. Batua Raya XII

Posbindu Teratai Putih IX di Jl. Meranti

5. Jumlah Sarana Olahraga

Lapangan Bulutangkis lokasi BLKI

Lapangan Bulutangkis lokasi Dirgantara

Lapangan Bola Basket lokasi Filadelfia

D. Struktur Organisasi Puskesmas Toddopuli

1. Kepala Puskesmas : drg. Hj. Yayi Manggarsari, M,Kes.

20
2. Kepala Sub. Bagian Tata Usaha : Hj. Kurniati M, S.Sos

a. Umum/Data : Rina Kasrini,AMK

b. Inventaris : Sumiati, AMK

c. Bendahara : Ariati, S.Kep, Ners

3. Unit Pelayanan Teknis Fungsional :

a. Upaya Kesehatan Masyarakat

1) Upaya Kesehatan Wajib : Zainuddin, SKM

a) Promosi Kesehatan : Yuliana, Amd. Keb &

Syadriana

b) Kesehatan Lingkungan : Zainuddin, S.KM

c) KIA dan KB : Husniah, Amd.Kep

d) Upaya Per. Gizi Masyarakat : Nurhaedah, AMD

e) Upaya P2P : Nurmawati T, S.Kep.Ns

2) Upaya Kesehatan Pengembangan

a) Upaya Kesehatan UKS : Syadriana Djafar, AMKG

b) Upaya Kesehatan Indera : Sumiati. AMK

c) Pel. Prog. Kesehatan Jiwa : Andi Asmirah, AMK

d) Upaya Ketrad /Pem.Batra : Kasmawati Anwar, S.Si,

Apt

e) Upaya Kesehatan Usila : Syarifuddin, AMK

f) Upaya Kesehatan Kerja : Zainuddin, SKM

g) Perawatan Kesehatan Masy : Hadijah Hamid

21
b. Upaya Kesehatan Perseorangan

Rawat Jalan

1) Kartu : Husniah

2) Poli Umum : dr. Hj. Sophia Qadarsih Sophian

dr. Syamsul Chandra

3) Poli TB dan Kusta : Nurmawati T, S.Kep.Ns

4) Poli Gigi : drg. Nursyamsi

5) Tindakan/UGD : Hadijah Hamid, AMK

6) Laboraturium : Nurlaila Tuanaya, SKM

7) Kamar Obat : Kasmawati Anwar, S.Si, Apt

Suartin Mar, S.Farm

c. Jaringan Pelayanan Puskesmas

Unit Puskesmas Keliling : Syarifuddin, AMK

E. Sumber Daya Manusia (SDM) Puskesmas Toddopuli

Jumlah dan jenis pegawai di Puskesmas Toddupuli adalah:

a. Kepala Puskesmas : 1 orang

b. Dokter Umum : 2 orang

c. Dokter Gigi : 2 orang

d. Ka. Tata Usaha : 1 orang

e. Staf TU : 1 orang

f. Penyuluh Kes : 1 orang

g. Perawat : 7 orang

22
h. Apoteker : 1 orang

i. Farmasi : 1 orang

j. Sanitarian : 1 orang

k. Bidan : 5 orang

l. Perawat Gigi : 1 orang

m. Laboratorium : 1 orang

n. Gizi : 1 orang

F. Jenis-Jenis Pelayanan Pasien Rawat Jalan Puskesmas Toddopuli

Jenis pelayanan yang diberikan puskesmas Toddopuli adalah sebagai berikut.

1. Program Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

a. Poli Umum

b. Poli Gigi

c. Poli KIA dan KB

d. Poli TB, Kusta, dan Konseling HIV

e. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)

f. Ruang Bersalin

g. Ruang Rawat Jalan Pasca Salin (One Day Care)

h. Imunisasi

i. Laboratorium

j. Apotek / Kamar Obat

k. Telemedicine EKG dan USG

l. UGD / Ruang Tindakan

23
m. Homecare 24 Jam

2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

a. Program UKM Esensial

1) Upaya Promosi Kesehatan

2) Upaya Kesehatan Lingkungan

3) Upaya Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana

4) Upaya Kesehatan Gizi

5) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

b. Program UKM Pengembangan

1) Program UKGS / UKGM

2) Program Kesehatan Lansia

3) Program Kesehatan Jiwa

4) Program Kesehatan Tradisional

5) Program UKK

6) Program UKS dan Kesehatan PKPR

7) Program Kesehatan Indra

8) Program Kesehatan Olahraga

9) Perkesmas

3. Program Inovasi

a. Kawasan Tanpa Asap Merokok dengan Pojok UBM

b. Pemantauan Pengelolaan Makanan Lintas Sektor

4. Program Unggulan

24
a. Lorong Sehat

1) Lorong Mandengan Jalan Batua Raya RW 7 Kecamatan

Panakukang Kelurahan Paropo

2) Jalan Babussalam Raya RW 5 RT 3 Kecamatan Panakukang

Kelurahan Paropo

3) Jalan Ulin dan Walikukun RW 9 RT 3 Kecamatan Panakukang

Kelurahan Paropo.

4) Jalan Melati Raya dan Melati 3 RW 008 RT 001 Kecamatan

Panakukang Kelurahan Paropo.

5. Homecare

Wilayah kerja Puskesmas Toddopuli.

25
BAB IV

HASIL SURVEI

A. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Toddopuli

Data jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Toddopuli adalah

sebanyak 17.068 jiwa.

Jumlah penduduk laki-laki : 8.452 jiwa

Jumlah penduduk perempuan : 8.616 jiwa

B. Jumlah Kepala Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Toddopuli

Data jumlah Kepala Keluarga keseluruhan Paropo wilayah Puskesmas

Toddopuli sebanyak 3618 KK, dengan uraian sebagai berikut:

1. RW 001 : 441 KK

2. RW 002 : 179 KK

3. RW 003 : 243 KK

4. RW 004 : 215 KK

5. RW 005 : 474 KK

6. RW 006 : 140 KK

7. RW 007 : 877 KK

8. RW 008 : 311 KK

9. RW 009 : 561 KK

10. RW 010 : 177 KK

26
DATA SEBELUM INTERVENSI LORONG SEHAT

IKS
INDIKATOR NILAI
KK KETERANGAN WILAYAH
IKS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
2 N N N N N N N N T Y Y Y 0,75 Pra Sehat
3 T N N N N N N N Y Y Y Y 0,8 Pra Sehat
4 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
5 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
6 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
7 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
8 N N N N N N Y N Y Y Y Y 1 Sehat
9 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
10 N N N N N N N N T Y Y Y 0,75 Pra Sehat 0,71
11 N N N N N N Y N Y Y Y Y 1 Sehat (Keluarga
12 N N N N N N N N T Y Y Y 0,75 Pra Sehat Pra Sehat)
13 Y N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
14 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
15 Y Y N Y Y N N N Y Y Y Y 1 Sehat
16 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
17 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
18 N N N N N N N N T Y Y Y 0,75 Pra Sehat
19 Y N N N Y N N N Y Y Y Y 1 Sehat
20 Y N N N Y N N N Y Y Y Y 1 Sehat
21 Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8 Pra Sehat

Keterangan Indikator :

1. Keluarga mengikuti program KB


2. Ibu hamil melahirkan di fasyankes
3. Bayi usia 0-11 bulan imunisasi lengkap
4. Pemberian ASI ekslusif bayi 0-6 bulan
5. Pemantauan pertumbuhan balita
6. Penderita TB paru berobat sesuai standar
7. Penderita hipertensi yang berobat teratur
8. Penderita gangguan jiwa berat berobat dengan benar
9. Apakah ada anggota keluarga yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota JKN
11. Keluarga mempunyai sarana air bersih
12. Menggunakan jamban sehat

27
DATA SESUDAH INTERVENSI LORONG SEHAT

IKS
INDIKATOR NILAI
KK KETERANGAN WILAYAH
IKS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
2 N N N N N N N N T Y Y Y 0,75 Pra Sehat
3 Y N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
4 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
5 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
6 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
7 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
8 N N N N N N Y N Y Y Y Y 1 Sehat
9 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
10 N N N N N N N N T Y Y Y 0,75 Pra Sehat 0, 76
11 N N N N N N Y N Y Y Y Y 1 Sehat (Keluarga
12 N N N N N N N N T Y Y Y 0,75 Pra Sehat Pra Sehat)
13 Y N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
14 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
15 Y Y N Y Y N N N Y Y Y Y 1 Sehat
16 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
17 N N N N N N N N Y Y Y Y 1 Sehat
18 N N N N N N N N T Y Y Y 0,75 Pra Sehat
19 Y N N N Y N N N Y Y Y Y 1 Sehat
20 Y N N N Y N N N Y Y Y Y 1 Sehat
21 Y N N N N N N N T Y Y Y 0,80 Pra Sehat

Keterangan Indikator :

1. Keluarga mengikuti program KB


2. Ibu hamil melahirkan di fasyankes
3. Bayi usia 0-11 bulan imunisasi lengkap
4. Pemberian ASI ekslusif bayi 0-6 bulan
5. Pemantauan pertumbuhan balita
6. Penderita TB paru berobat sesuai standar
7. Penderita hipertensi yang berobat teratur
8. Penderita gangguan jiwa berat berobat dengan benar
9. Apakah ada anggota keluarga yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota JKN
11. Keluarga mempunyai sarana air bersih
12. Menggunakan jamban sehat

28
BAB VI

ANALISIS MASALAH

Untuk tahap analisis kasus/masalah, terdapat beberapa tahapan untuk

mengetahui adanya masalah atau hambatan pada Puskesmas Toddopuli mengenai

hambatan dalam pengumpulan data keluarga sehat di wilayah kerja Puskesmas

Toddopuli.Untuk penyelesaiannya yaitu

 Kriteria A : Besar masalah (nilai 0-10)

 Kriteria B : Kegawatan masalah (nilai 1-5)

 Kriteria C : Kemudahan penanggulangan (nilai 1-5)

 Kriteria D : PEARL factor (nilai 0 atau 1)

A. BESAR MASALAH

Berdasarkan data PIS-PK 2018 di RW 08 RT 01 didapatkan hasil nilai IKS

yaitu 0,71 (keluarga pra sehat). Lalu setelah dilakukan intervensi PIS-PK pada

bulan Oktober 2019 didapatkan peningkatan nilai IKS di RW 08 RT 01

menjadi 0,76; dimana terjadi peningkatan keluarga mengikuti program KB

sebanyak 1 KK.

Hasil dari intervensi lanjut 21 KK terdiri dari 5 KK berstatus keluarga pra

sehat dengan masalah dimana kelima KK tersebut yaitu masih adanya

keluarga yangg merokok, sehingga satu-satunya masalah yang terjadi pada

RW 08 RT 01 yaitu merokok. Sedangkan 16 KK berstatus keluarga sehat

memiliki 11 indikator yang akan dipertahankan dengan mengesampingkan

indikator mengenai “Penderita Gangguan Jiwa Berat Berobat Dengan Benar”

29
dikarenakan tidak terdapat pasien tersebut pada sampel KK yang diambil.

Sehingga indikator yang akan dipertahankan yaitu 11 indikator :

Selisih
No Masalah Sasaran Cakupan
(%)

Keluarga Mengikuti 21 KK 6
1 72%
Program KB (100%)` (28%)

Ibu Hamil
21 KK 1
2 Melahirkan di 95%
(100%)` (5%)
Fasyankes

Bayi Usia 0-11


21 KK
3 Bulan Mendapatkan 0 100%
(100%)`
Imunisasi Lengkap

Pemberian ASI
21 KK 1
4 Eksklusif Bayi 0-6 95%
(100%)` (5%)
Bulan

Balita Mendapatkan 3
86%
5 Pemantauan 21 KK (14%)
Pertumbuhan (100%)

Penderita TB
21 KK
6 berobat sesuai 0 100%
(100%)
standar

Penderita Hipertensi
Melakukan 2
7 21 KK 95%
Pengobatan Secara (5%)
(100%)
Teratur

Anggota Keluarga
16 24%
8 Tidak Ada Yang 21 KK
(76%)
Merokok (100%)

30
Keluarga Sudah 21 0
9 21 KK
Menjadi JKN (100%)
(100%)

Keluarga
21 KK 21 0
10 Mempunyai Sarana
(100%) (100%)
Air Bersih

Menggunakan 21 KK 21 0
11
jamban sehat (100%) (100%)

1. Besar Masalah

Penilaian besar masalah dengan menggunakan interval rumus sebagai

berikut:

 Kelas N = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 11

= 1 + 3,3 (1,04)

= 1 + 3,4

= 4,4

=4

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


 Interval =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

100−0
=
4

= 25

Besar Masalah Terhadap Pencapaian


Indikator
NO Program NILAI
Intervensi PIS-PK
Interval

31
75,2-
0-25 25,1-50,1 50,2-75,1
100,22
Nilai
2,5 5 7,5 10

1 Keluarga Mengikuti X 10
Program KB
Ibu Hamil X
2 Melahirkan di 10
Fasyankes
Bayi Usia 0-11 X
3 Bulan Mendapatkan 10
Imunisasi Lengkap
Pemberian ASI X
4 Eksklusif Bayi 0-6 10
Bulan
X
Balita Mendapatkan
5 Pemantauan 10
Pertumbuhan

X
Penderita TB
6 berobat sesuai 10
standar

Penderita Hipertensi
Melakukan X
7 10
Pengobatan Secara
Teratur

Anggota Keluarga
8 Tidak Ada Yang X 5
Merokok

9 Keluarga Sudah X 2,5


Menjadi JKN

32
Keluarga
10 Mempunyai Akses X 2,5
Sarana Air Bersih

Mempunyai
11 Akses/Menggunakan X 2,5
Jamban Keluarga

B. Kegawatan dari Intervensi PIS-PK

Hasil dari intervensi lanjut 21 KK terdiri 16 KK berstatus keluarga sehat

memiliki 7 faktor tingkat kegawatan dengan bobot nilai :

Keganasan Skor Urgensi Skor Biaya Skor

Sangat ganas 5 Sangat mendesak 5 Sangat murah 5

Ganas 4 Mendesak 4 Murah 4


Cukup
3 Cukup mendesak 3 Cukup murah 3
berpengaruh

Kurang ganas 2 Kurang mendesak 2 Mahal 2

Cukup ganas 1 Tidak mendesak 1 Sangat mahal 1

1. Faktor Keganasan dari Intervensi PIS-PK

Keganasan
No Indikator dari Intervensi PIS-PK Jumlah
Penanggulangan
(3+3+3+3+3+3+3)
1 Keluarga Mengikuti Program KB 3
7
(5+5+5+5+4+4+4)
2 Ibu Hamil Melahirkan di Fasyankes 4,6
7

33
Bayi Usia 0-11 Bulan Mendapatkan (4+4+4+4+4+4+4)
3 4
Imunisasi Lengkap 7
Pemberian ASI Eksklusif Bayi 0-6 (4+4+4+4+4+4+4)
4 4
Bulan 7
Balita Mendapatkan Pemantauan (4+4+4+3+3+3+3)
5 3,4
Pertumbuhan 7
(3+3+3+3+3+3+3)
6 Penderita TB berobat sesuai standar 3
7
Penderita Hipertensi Melakukan (4+4+3+3+3+3+3)
7 3,3
Pengobatan Secara Teratur 7
Anggota Keluarga Tidak Ada Yang (4+4+4+3+3+3+3)
8 3,4
Merokok 7

9 Keluarga Sudah Menjadi JKN (3+3+3+3+3+3+3) 3


7
Keluarga Mempunyai Akses Sarana (3+3+3+3+3+3+3)
10 3
Air Bersih 7
Mempunyai Akses/Menggunakan (3+3+3+3+3+3+3)
11 3
Jamban Keluarga 7

2. Urgensi dari Intervensi PIS-PK

Urgensi
No Indikator dari Intervensi PIS-PK Jumlah
Penanggulangan
(4+4+3+3+3+3+3)
1 Keluarga Mengikuti Program KB 3,3
7
(5+5+5+5+5+5+5)
2 Ibu Hamil Melahirkan di Fasyankes 5
7
Bayi Usia 0-11 Bulan Mendapatkan (5+5+5+4+4+4+4)
3 4,4
Imunisasi Lengkap 7
Pemberian ASI Eksklusif Bayi 0-6 (5+5+5+5+5+5+5)
4 5
Bulan 7
Balita Mendapatkan Pemantauan (4+4+4+4+3+3+3)
5 3,6
Pertumbuhan 7
(2+2+2+1+1+1+1)
6 Penderita TB berobat sesuai standar 1,4
7

34
Penderita Hipertensi Melakukan (4+4+4+4+4+4+4)
7 4
Pengobatan Secara Teratur 7
Anggota Keluarga Tidak Ada Yang (4+4+4+4+4+3+3)
8 3,7
Merokok 7
Keluarga Sudah Menjadi JKN (3+3+3+3+3+3+3)
9 3
7
Keluarga Mempunyai Akses Sarana (4+4+4+4+3+3+3)
10 3,6
Air Bersih 7
Mempunyai Akses/Menggunakan (3+3+3+3+2+2+2)
11 2,6
Jamban Keluarga 7

3. Biaya dari Intervensi PIS-PK

No Indikator dari Intervensi PIS-PK Biaya Penanggulangan Jumlah

(5+5+5+5+5+5+5)
1 Keluarga Mengikuti Program KB 5
7
(5+5+4+4+4+4+4)
2 Ibu Hamil Melahirkan di Fasyankes 3,7
7
Bayi Usia 0-11 Bulan Mendapatkan (5+5+5+5+5+5+5)
3 5
Imunisasi Lengkap 7
Pemberian ASI Eksklusif Bayi 0-6 (5+5+5+5+5+5+5)
4 5
Bulan 7
Balita Mendapatkan Pemantauan (5+5+5+4+4+4+4)
5 4,4
Pertumbuhan 7
(5+5+5+5+5+5+5)
6 Penderita TB berobat sesuai standar 5
7
Penderita Hipertensi Melakukan (5+5+5+5+5+5+5)
7 5
Pengobatan Secara Teratur 7
Anggota Keluarga Tidak Ada Yang (5+5+5+5+5+4+4)
8 4,7
Merokok 7
Keluarga Sudah Menjadi JKN (4+4+3+3+3+3+3)
9 3,3
7
Keluarga Mempunyai Akses Sarana (5+5+5+5+5+5+5)
10 5
Air Bersih 7
Mempunyai Akses/Menggunakan (5+5+5+5+5+5+5)
11 5
Jamban Keluarga 7

35
Dari hasil diatas, didapatkan:

Indikator Pemeliharaan
No Keganasan Urgensi Biaya Total
Keluarga Sehat
Keluarga Mengikuti
1 Program KB 3 3,3 5 11,3

Ibu Hamil Melahirkan di


2 Fasyankes 4,6 5 3,7 13,3

Bayi Usia 0-11 Bulan


3 Mendapatkan Imunisasi 4 4,4 5 13,4
Lengkap

Pemberian ASI Eksklusif


4 Bayi 0-6 Bulan 4 5 5 14

Balita Mendapatkan
5 Pemantauan Pertumbuhan 3,4 3,6 4,4 11,4

Penderita TB berobat
6 sesuai standar 3 1,4 5 9,4

Penderita Hipertensi
7 Melakukan Pengobatan 3,3 4 5 12,3
Secara Teratur

Anggota Keluarga Tidak


8 Ada Yang Merokok 3,4 3,7 4,7 11,8

Keluarga Sudah Menjadi


9 JKN 3 3 3,3 9,3

Keluarga Mempunyai
10 Akses Sarana Air Bersih 3 3,6 5 11,6

Mempunyai
11 Akses/Menggunakan 3 2,6 5 10,6
Jamban Keluarga

36
C. Kemudahan Penanggulangan

Kemudahan
No Indikator dari Intervensi PIS-PK Jumlah
Penanggulangan
(5+5+5+5+5+4+4)
1 Keluarga Mengikuti Program KB 4,7
7
(5+5+5+5+5+4+4)
2 Ibu Hamil Melahirkan di Fasyankes 4,7
7
Bayi Usia 0-11 Bulan Mendapatkan (5+5+5+5+5+5+5)
3 5
Imunisasi Lengkap 7
Pemberian ASI Eksklusif Bayi 0-6 (5+5+5+5+4+4+4)
4 4,6
Bulan 7
Balita Mendapatkan Pemantauan (5+5+5+5+5+5+4)
5 4,9
Pertumbuhan 7
(5+5+5+5+5+5+5)
6 Penderita TB berobat sesuai standar 5
7
Penderita Hipertensi Melakukan (5+5+5+5+5+4+4)
7 4,7
Pengobatan Secara Teratur 7
Anggota Keluarga Tidak Ada Yang (5+5+5+5+4+4+4)
8 4,6
Merokok 7
(5+5+5+5+5+5+5)
9 Keluarga Sudah Menjadi JKN 5
7
Keluarga Mempunyai Akses Sarana (5+5+5+5+5+5+5)
10 5
Air Bersih 7
Mempunyai Akses/Menggunakan (5+5+5+5+5+5+5)
11 5
Jamban Keluarga 7

D. PEARL Factor

Terdiri dari beberapa faktor yang saling menetukan yaitu :

 Properti : Kesesuaian dengan program daerah/nasional/dunia

 Economy : Memenuhi syarat ekonomi untuk melaksanakannya

 Acceptability : Dapat diterima oleh petugas, masyarakat, dan lembaga

terkait

37
 Resources : Tersedianya sumber daya

 Legality : Tidak melanggar hukum dan etika

Skor yang digunakan diambil melalui 4vooting anggota kelompok

1 = Setuju

0 = Tidak Setuju

No Indikator Intervensi PIS-PK P E A R L


1 Keluarga Mengikuti Program KB 1 1 1 1 1

2 Ibu Hamil Melahirkan di Fasyankes 1 1 1 1 1


Bayi Usia 0-11 Bulan Mendapatkan
3 Imunisasi Lengkap 1 1 1 1 1

4 Pemberian ASI Eksklusif Bayi 0-6 Bulan 1 1 1 1 1


Balita Mendapatkan Pemantauan
5 Pertumbuhan 1 1 1 1 1

6 Penderita TB Berobat Sesuai Standar 1 1 1 1 1


Penderita Hipertensi Melakukan
7 Pengobatan Secara Teratur 1 1 1 1 1

Anggota Keluarga Tidak Ada Yang


8 Merokok 1 1 1 1 1

9 Keluarga Sudah Menjadi JKN 1 1 1 1 1


Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air
10 Bersih 1 1 1 1 1

Mempunyai Akses/Menggunakan
11 Jamban Keluarga 1 1 1 1 1

Penilaian Prioritas Masalah

Setelah Kriteria A, B, C, dan D ditetapkan, nilai tersebut dimasukkan ke

dalam rumus :

38
 Nilai Proritas Dasar (NPD) = (A+B) x C

 Nilai Proritas Total (NPT) = (A+B) x C x D

Jadi, adapun Besar Proritas Masalah :


Indikator
NPD = NPT =
No Pemeliharaan A B C D
(A+B)Xc (A+B)xCxD
Keluarga Sehat
Keluarga Mengikuti (10+11,3) x
(10+11,3) x
1 Program KB 10 11,3 4,7 1 4,7 x 1=
4,7 = 100,11
100,11
Ibu Hamil (10+13,3) x
Melahirkan di (10+13,3) x
2 10 13,3 4,7 1 4,7 x 1=
Fasyankes 4,7 = 109,51
109,51
Bayi Usia 0-11 Bulan
Mendapatkan (10+13,4) x 5 (10+13,4) x 5
3 10 13,4 5 1
Imunisasi Lengkap = 117 x 1 = 117

Pemberian ASI
Eksklusif Bayi 0-6 (10+14) x 4,6 (10+14) x 4,6
4 10 14 4,6 1
Bulan = 110,4 x 1 = 110,4

Balita Mendapatkan (10+11,4) x


Pemantauan (10+11,4) x
5 10 11,4 4,9 1 4,9 x 1 =
Pertumbuhan 4,9 = 104,86
104,86

Penderita TB Berobat (10+9,4) x 5 (10+9,4) x 5


6 Sesuai Standar 10 9,4 5 1
= 97 x 1 = 97

Penderita Hipertensi
Melakukan (10+12,3) x
(10+12,3) x
7 Pengobatan Secara 10 12,3 4,7 1 4,7 x 1 =
4,7 = 104,81
Teratur 104,81

Anggota Keluarga (5+11,8) x


Tidak Ada Yang (5+11,8) x 4,6
8 5 11,8 4,6 1 4,6 x 1 =
Merokok = 77,28
77,28
(2,5+9,3) x 5 (2,5+9,3) x 5
9 Keluarga Sudah 2,5 9,3 5 1
= 59 1 = 59

39
Menjadi JKN

Keluarga Mempunyai
Akses Sarana Air (2,5+11,6) x 5 (2,5+11,6) x
10 2,5 11,6 5 1
Bersih = 70,5 5 x 1 = 70,5

Mempunyai
Akses/Menggunakan (2,5+10,6) x 5 (2,5+10,6) x
11 2,5 10,6 5 1
Jamban Keluarga = 65,5 5 x 1 = 65,5

Dari hasil tabel sebelumnya, didapatkan urutan dari prioritas pemeliharaan

keluarga sehat adalah sebagai berikut.

1. Bayi Usia 0-11 Bulan Mendapatkan Imunisasi Lengkap

2. Pemberian ASI Eksklusif Bayi 0-6 Bulan

3. Ibu Hamil Melahirkan di Fasyankes

4. Balita Mendapatkan Pemantauan Pertumbuhan

5. Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur

6. Keluarga Mengikuti Program KB

7. Penderita TB Berobat Sesuai Standar

8. Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok

9. Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih

10. Mempunyai Akses/Menggunakan Jamban Keluarga

11. Keluarga Sudah Menjadi JKN

Nilai prioritas intervensi PIS-PK tertinggi di Puskesmas Toddopuli di RW 08 RT

01 adalah Bayi Usia 0-11 Bulan Mendapatkan Imunisasi Lengkap.

40
Identifikasi Penyebab Prioritas Intervensi PIS-PK dengan Analisis

Pendekatan Sistem

KEMUNGKINAN PENYEBAB PRIORITAS


KOMPONEN
PEMELIHARAAN KELUARGA SEHAT
Petugas kesehatan yang menjalankan program
MAN memiliki tanggung jawab lebih dari satu
program
MONEY Tidak ada masalah
INPUT MATERIAL Tidak ada masalah
METODE Sesuai dengan kondisi masyarakat
Sosialisasi dan informasi yang belum
MARKETING tersampaikan dengan baik mengenai program
PIS-PK
 Kesibukan kelompok keluarga sehingga
sulit untuk dilakukan intervensi lanjut dan
pemeliharaan
LINGKUNGAN  Beberapa indikator yang dianggap remeh
oleh kelompok keluarga.
 Ada beberapa keluarga yang tidak mau
disurvey / tidak koperative
PROSES P1 Tidak ada masalah.
Masyarakat yang kurang pengetahuan dan
P2
kesadaran tentang pentingnya PISK-PK
P3 Tidak ada masalah.
Jadi, dapat disimpulkan adapun penyebab prioritas intervensi PIS-PK

berdasarkan hasil identifikasi kelompok kami, diantaranya sebagai berikut.

b. Petugas kesehatan yang menjalankan program memiliki tanggung jawab lebih

dari satu program.

c. Sesuai dengan kondisi masyarakat.

41
d. Sosialisasi dan informasi yang belum tersampaikan dengan baik mengenai

program PIS-PK.

e. Kesibukan kelompok keluarga sehingga sulit untuk dilakukan intervensi dan


pemeliharaan.
f. Masyarakat yang kurang pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya PIS-
PK.

Tabel Paired Comparison

A B C D E Total

A B C D A 1
B C D B 1
C C C 2
D D 1
E 0
Total
0 1 2 2 0
Vertikal
Total
1 1 2 0
Horizontal 1
Total 1 2 4 3 0 10

Tabel Kumulatif

C 4 4/10 X 100 % 40,00 % 40,00 %

D 3 3/10 X 100 % 30,00% 70,00 %

B 2 2/10 X 100 % 20,00% 90,00 %


A 1 1/10 X 100 % 10,00% 100,00%
E 0 0/10 X 100 % 0% 100 %

TOTAL 4 100%

42
Berdasarkan nilai kumulatif untuk menyelesaikan suatu prioritas intervensi PIS-

PK yang berupa rendahnya cakupan belum terpenuhinya indikator, diantaranya

adalah:

a. Petugas kesehatan yang menjalankan program memiliki tanggung jawab lebih

dari satu program.

b. Sesuai dengan kondisi masyarakat.

c. Sosialisasi dan informasi yang belum tersampaikan dengan baik mengenai

program PIS-PK.

d. Kesibukan kelompok keluarga sehingga sulit untuk dilakukan pendataan.

e. Masyarakat yang kurang pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya

PISK-PK.

f. Masih ada anggota keluarga yang masih merokok.

g. Masyarakat yang kurang pemahaman tentang PTM (Penyakit Tidak Menular)

seperti hipertensi dan lainnya.

Rencana Kegiatan :

1. Sosialisasi dan advokasi bahaya merokok dan manfaat hidup tanpa asap

rokok.

2. Penyuluhan tentang imunisasi

3. Penyuluhan dan edukasi tentang ASI eksklusif

4. Penyuluhan tentang pentingnya bersalin di fasilitas layanan kesehatan

5. Penyuluhan tentang pentingnya pemantaan pertumbuhan balita

6. Penyuluhan tentang hipertensi (pentingnya kontrol, cek tekanan darah dan

berobat rutin) serta pola hidup sehat

43
7. Penyuluhan tentang metode dan cara serta manfaat program KB

8. Penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit

TB paru

9. Penyuluhan untuk memelihara akses sarana air bersih

10. Penyuluhan untuk menggunakan dan pemeliharaan jamban keluarga

11. Penyuluhan tentang pentingnya menjadi anggota JKN

44
Plan Of Action (POA)

No. Alternatif Tujuan Sasaran Metode Waktu Indikator


Keja Keberhasilan

1 Sosialisasi dan Meningkatkan kesadaran Keluarga pra -advokasi lurah ketua - advokasi peningkatkan
advokasi bahaya masyarakat untuk sehat dan
RW, ketua RT, tokoh dilakukan sekali kesadaran
merokok dan mengurangi merokok sehat di
masyarakat untuk sebulan keluarga
manfaat hidup wilayah kerja
tanpa asap rokok. Puskesmas menerapkan peraturan -penyuluhan mengubah
Toddopuli
dilarang merokok di dilakukan sekali perilaku

dalam rumah dan saat sebulan merokok

kegiatan warga untuk

mengurangi merokok

- penyuluhan bahaya

merokok

2 Penyuluhan tentang Memberikan informasi Keluarga pra - Menyebarkan Setiap bulan per Peningkatan
imunisasi berupa pengetahuan, sehat dan
media informasi tahun kesadaran
pemahaman dan manfaat sehat di
berupa pamflet keluarga
imunisasi kepada warga wilayah kerja
puskesmas tentang imunisasi pentingnya
Toddopuli
- Ceramah tentang imunisasi

imunisasi

3. Penyuluhan dan Memberikan informasi Ibu yang - Ceramah Setiap bulan Peningkatan
edukasi tentang berupa pengetahuan, memiliki bayi
sekali di posyandu pengetahuan ibu
tentang ASI
ASI eksklusif pemahaman dan manfaat usia 0-6 bulan
tentang ASI
ASI eksklusif kepada di wilayah eksklusif
ibu hamil kerja
puskesmas
Toddopuli

45
4 Penyuluhan tentang Memberikan informasi Semua ibu Ceramah tentang Setiap kunjungan Peningkatan
pentingnya bersalin mengenai pentingnya hamil di kesadaran
pentingnya melahirkan pemeriksaan
di fasilitas layanan bagi ibu hamil wilayah kerja tentang
di fasyankes bagi ibu kehamilan pada
kesehatan melahirkan di fasyankes puskesmas pentingnya
Toddopuli hamil ibu hamil melahirkan di
fasyankes pada
ibu hamil
5 Penyuluhan tentang Memberikan informasi Ibu yang Ceramah tentang Setiap bulan Peningkatan
pentingnya mengenai pentingnya mempunyai kesadaran
pentingnya sekali di posyandu
pemantaan pemantauan balita di tentang
penimbangan balita
pertumbuhan balita pertumbuhan balita wilayah kerja pentingnya
dengan melakukan puskesmas pemantauan
penimbangan pada balita Toddopuli pertumbuhan
balita
6 Penyuluhan dan Memberikan informasi Keluarga pra - Ceramah tentang Setiap bulan Peningkatan
edukasi tentang tentang hipertensi dan sehat dan pemahaman
hipertensi dan pola sekali setiap
hipertensi pola hidup sehat sehat yang tentang
hidup sehat melakukan
(pentingnya mengidap hipertensi dan
kontrol, cek hipertensi di - Melakukan kunjungan pola hidup sehat
tekanan darah dan wilayah kerja
pemeriksaan intervensi lanjut
berobat rutin) serta puskesmas
tekanan darah pada
pola hidup sehat Toddopuli
setiap kunjungan

intervensi lanjut

pada keluarga pra

sehat dan sehat

7 Penyuluhan tentang Meningkatkan Pasangan Penyuluhan tentang Bersamaan Meningkatnya


metode dan cara pemahaman PUS Usia Subur di pengetahuan
metode dan manfaat dengan
serta manfaat mengenai cara dan wilayah kerja PUS mengenai
program KB pelaksanaan
program KB maca-macam alat puskesmas metode dan cara
kontrasepsi yang cocok Toddopuli posyandu balita serta manfaat
untuk masing-masing KB
PUS serta manfaat
program KB

46
8 Penyuluhan untuk Meningkatkan Keluarga pra Ceramah tentang TB Setiap 2 kali Peningkatkan
meningkatkan pengetahuan masyarakat sehat dan pengetahuan
paru, cara penularan, dalam setahun
pengetahuan tentang TB paru, cara sehat di masyarakat
dan cara mencegahnya
masyarakat tentang penularan, dan cara wilayah kerja tentang TB paru,
penyakit TB paru mencegahnya puskesmas cara penularan,
Toddopuli dan cara
mencegahnya
9 Penyuluhan untuk Meningkatkan kesadaran Keluarga pra Ceramah tentang Setiap bulan Peningkatan
memelihara akses untuk memelihara akses sehat dan
pemeliharaan akses sekali setiap kesadaran untuk
sarana air bersih sarana air bersih sehat di
sarana air bersih melakukan memelihara
wilayah kerja
puskesmas kunjungan akses sarana air
Toddopuli
intervensi lanjut bersih

10 Penyuluhan untuk Meningkatkan kesadaran Keluarga pra Ceramah tentang Setiap bulan Peningkaatan
menggunakan dan untuk menggunakan dan sehat dan penggunaan dan
sekali setiap kesadaran untuk
pemeliharaan memelihara jamban sehat di pemeliharaan jamban
melakukan penggunaan dan
jamban keluarga keluarga wilayah kerja keluarga
puskesmas kunjungan pemeliharaan
Toddopuli
intervensi lanjut jamban keluarga

11 Penyuluhan tentang Meningkatnya kesadaran Anggota Ceramah tentang Setiap bulan Seluruh anggota
pentingnya menjadi untuk menjadi anggota keluarga yang
pentingnya menjadi sekali setiap keluarga
anggota JKN JKN masih belum
anggota JKN melakukan terdaftar JKN
terdaftar JKN
di wilayah kunjungan
kerja
intervensi lanjut
puskesmas
Toddopuli

47
BAB VI

KESIMPULAN

Selama kami menjalani kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat di Puskesmas Toddopuli Makassar, kami telah mengikuti beberapa

kegiatan di puskesmas.

Berdasarkan data PIS-PK 2018 di RW 08 RT 01 didapatkan hasil nilai IKS

yaitu 0,71 (keluarga pra sehat). Lalu setelah dilakukan intervensi PIS-PK pada

bulan Oktober 2019 didapatkan peningkatan nilai IKS di lorong Maizonette

menjadi 0,76; dimana terjadi peningkatan keluarga mengikuti program KB

sebanyak 1 KK.

Dari hasil analisis intervensi lanjut didapatkan adanya masalah kesehatan

selama intervensi lanjut PIS-PK keluarga sehat di wilayah kerja Puskesmas

Toddopuli dapat disebabkan karena:

a. Kurangnya petugas kesehatan dan kader dalam melakukan program PIS-PK.

b. Penyuluhan yang sistematis dan terprogram mengenai PIS-PK yang belum

maksimal.

c. Kesibukan kelompok keluarga sehingga sulit untuk dilakukan pendataan.

d. Masyarakat yang kurang pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya

PISK-PK.

Sehingga dari penyebab tersebut didapatkan Planning of Actionnya adalah:

a) Sosialisasi dan advokasi bahaya merokok dan manfaat hidup tanpa asap

rokok

48
b) Penyuluhan dan edukasi tentang imunisasi

c) Penyuluhan dan edukasi tentang ASI eksklusif

d) Penyuluhan tentang pentingnya bersalin di fasilitas layanan kesehatan

e) Penyuluhan tentang pentingnya pemantaan pertumbuhan balita

f) Penyuluhan dan edukasi tentang hipertensi (pentingnya kontrol, cek tekanan

darah dan berobat rutin) serta pola hidup sehat

g) Penyuluhan tentang metode dan cara serta manfaat program KB

h) Penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit

TB paru

i) Penyuluhan untuk memelihara akses sarana air bersih

j) Penyuluhan untuk menggunakan dan pemeliharaan jamban keluarga

k) Penyuluhan tentang pentingnya menjadi anggota JKN

49
DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Kesehatan Keluarga. Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan

Keluarga Tahun 2016. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

2016. Available at

:http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Laptah%20TA%202016%20Dit

%20Kesga.pdf.

2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar.

Jakarta :Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018.Available at

:http://www.depkes.go.id/resources/download/info-

terkini/materi_rakorpop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf.

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar.

Jakarta :Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Available at

:http://terbitan.litbang.depkes.go.id/penerbitan/index.php/lpb/catalog/downloa

d/22/22/29-2.

4. Laelasari E, Anwar A, Soerachman R. Evaluasi Pelaksanaan Program

Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Jurnal Ekologi Kesehatan,

Vol. 16, Issue 2, Sep. 2017. Available at

:https://media.neliti.com/media/publications/222923-evaluasi-kesiapan-

pelaksanaan-program-in.pdf.

5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Umum Program

Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. 2016. Available at

50
:http://www.depkes.go.id/resources/download/lain/Buku%20Program%20Ind

onesia%20Sehat%20dengan%20Pendekatan%20Keluarga.pdf.

6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pusat Data dan Informasi: Hasil

Pendataan Keluarga Sehat dalam Aplikasi Keluarga Sehat. Available at:

http://www.pusdatin.kemenkes.go.id/article/view/17091900001/hasil-

pendataan-keluarga-sehat-dalam-aplikasi-keluarga-sehat.

7. Departemen Kesehatan. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Available

at:http://www.depkes.go.id/resources/download/lain/Buku%20Program%20I

ndonesia%20Sehat%20dengan%20Pendekatan%20Keluarga.pdf.

51
52

Anda mungkin juga menyukai