Anda di halaman 1dari 73

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN SELF CARE

MANAGEMENT DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES


MILITUS TIPE 2 DI RSUD RAGAB BEGAWE CARAM KABUPATEN
MESUJI TAHUN 2023

DISUSUN OLEH :
1. Yopi Apriando 225130019P
2. Refiyanti 225130020P
3. Herta margareta 225130021P
4. Okti Feronika 225130029P
5. M. Ratna Prastuty Wijaya 225130031P
6. Berman Ridwa Simangunsong 225130101P
7. Agung Fahrizal 225130103P
8. Hendrik Prayitno 225130018P
9. Mertha Fitri Ambodo 225130022P
10. Rahayu Dwi Sulistyani 225130024P
11. Dwi Tranti Aprilia 225130039P
12. Dian Fiki Andrika 225130091P
13. Tria Monika 225130093P

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat, Nikmat, dan Karunia-Nya, sehingga penyusunan laporan ini dapat
terselesaikan. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah riset
inovasi dengan judul penelitian Hubungan Dukungan Keluarga dan Self Care
Management Terhadap Kualitas Hidup Pasien Diabetes Militus di RSUD
Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji.
Selama penulisan laporan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak
yang telah memberi arahan dan masukan yang membangun, demi terselesainya
penulisan laporan ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan ini.

Mesuji, April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................ 3
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ 4
BAB I PENDAHULAN ............................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 5
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................... 7
1.3 Rumusan Masalah ....................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 11
2.1 Landasan Teori ....................................................................... 11
2.2 Penelitian Terkait .................................................................... 27
2.3 Kerangka Teori........................................................................ 28
2.4 Kerangka konsep ..................................................................... 30
2.5 Hipotesis .................................................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 31
3.1 Metode Penelitian.................................................................... 31
3.2 Waktu dan loksi Penelitian...................................................... 31
3.3 Populasi dan sampel ................................................................ 31
3.4 Variabel Penelitian .................................................................. 32
3.5 Definisi Operasional................................................................ 33
3.6 Etika Penelitian ....................................................................... 35
3.7 Pengumpulan data ................................................................... 36
3.8 Pengolahan DataAnalisis Data ................................................ 39
3.9 Analisis data ............................................................................ 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 42
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................... 42
4.2 Pembahasan ............................................................................. 47
BAB V PENUTUP .................................................................................. 49
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 49
5.2 Saran ........................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 51
LAMPIRAN ........................................................................................ 54
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Dan


Lampiran 2 : Tabulasi Data Kuesioner
Lampiran 3 : Analisis Data Univariat Dan Bivariat
Lampiran 4 : Dokumentasi Kegiatan
BAB I
PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Mellitus adalah kondisi kronis yang terjadi karena
peningkatan kadar gula darah dalam tubuh disebabkan karena tubuh tidak
dapat menghasilkan insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara
efektif. Diabetes Mellitus merupakan penyakit multifaktorial dengan
komponen genetik dan lingkungan yang sama kuat dalam proses timbulnya
penyakit tersebut. Pengaruh faktor genetik terhadap penyakit ini dapat terlihat
jelas dengan tingginya penderita diabetes yang berasal dari orang tua yang
memiliki riwayat Diabetes Mellitus sebelumnya. Diabetes Mellitus tipe 2
sering juga disebut diabetes life style. Jika telah berkembang penuh secara
klinis maka Diabetes Mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan
postprandial, aterosklerosis dan penyakit vascular mikroangiopati..
(Kemenkes, 2022).
Jumlah penderita DM meningkat setiap tahun dan sering disebut
sebagai "silent killer" karena dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah
bahkan sebelum gejala-gejala penyakit ini muncul dan terdeteksi. Dalam
jangka panjang, DM dapat menyebabkan gangguan metabolik yang
berdampak pada kelainan patologis makrovaskular dan mikrovaskular.
Dalam laporan dunia mencapai 537 juta jiwa. jumlah penderita Diebetes
Mellitus Indonesia menempati peringkat kelima sebagai negara dengan
jumlah penderita terbanyak jumlah penderita diabetes mellitus didunia
setelah Tiongkok, India, Pakistan, dan Amerika Serikat. (IDF, 2021).
Menurut IDF, Jumlah prevalensi diabetes pada tahun 2019 diperkirakan
sebesar 9% pada perempuan dan 9,65% pada laki-laki berdasarkan jenis
kelamin. Berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan prevalensi diabetes
di tahun 2019 yaitu 9% pada perempuan dan 9,65% pada laki-laki. Prevalensi
diabetes diperkirakan meningkat seiring penambahan umur penduduk
menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada umur 66- 79 tahun tahun.
(Kementerian Kesehatan, 2020).
Pemerintah telah menetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 2
tahun 2018, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 tahun 2018, dan
peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019, bahwa pengendalian
Diabetes Mellitus adalah salah satu pelayanan minimal yang harus dilakukan
oleh pemerintah daerah. Setiap penderita diabetes melittus akan mendapat
layanan sesuai dengan standar minimal satu kali dalam sebulan yang
mencakup pengukuran kadar gula darah, edukasi, terapi farmakologi, dan
rujukan jika diperlukan. Diharapkan jaminan ini dapat membantu penderita
Diabetes Mellitus terkontrol dan mendapatkan tatalaksana yang baik untuk
mencegah komplikasi dan kematian dini (Kemenkes RI, 2020).
Dukungan keluarga merupakan penunjang dalam intervensi
keperawatan dan bagian penting dari seseorang dalam mengatasi strees dan
beban emosionalnya, serta dapat memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup
penderitanya (Adinata, Minarti, & Kastubi, 2022). Lansia penderita Diabetes
Mellitus dimungkinkan akan memiliki masa-masa sulit seperti penerimaan
diri, pengontrolan gula darah, pengaturan pola diet, dan melakukan aktivitas
yang sesuai untuk penderita Diabetes Mellitus, sehingga akan memerlukan
bantuan perawatan dari dukungan keluarga (Nurhayati, Veronika, Ambarsari,
Rustini, & Farida, 2022). Sikap menerima kondisi penyakit yang dialami
dapat diupayakan dengan dukungan keluarga yaitu memberikan rasa nyaman,
motivasi, perhatian dan kasih saying sehingga dapat mencapai kesembuhan
(Prasetyaningsih, Hartono, & Himawan, 2022).
Beberapa studi mengatakan Self Care Management akan memberi
pengaruh padakualitas hidup pasien DM, menurut (Rantung et al., 2015)
Adapun salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup
penderita DM yaitu Self Care Management. Aktivitas Self Care Management
yang meliputi: pengaturan pola makan, terapi obat, pemantauan kadar gula
darah, perawatan kaki, dan latihan fisik atau olahraga.Kegiatan Self Care
Management sangat penting dilaksanakan oleh pasien DM, karena
merupakan cara yang efektif untuk memantau kadar gula darah. Analisis
hubungan self care kualitas hidup menunjukan apabila self care semakin
meningkat maka kualitas hidupakan meningkat. Aktivitas self care
management baik akan mencapai pemantauan kadar glukosa yang akurat
sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya komplikasi. Berdasarkan
penelitian Rantung, Yetti & Herawati (2015) hasilnya bahwa ada hubungan
bermakna antara aktivitas Self Care Management dengan kualitas hidup
responden (Rantung et al., 2015)
Kualitas hidup adalah perasaan ahagia dan puas yang dimiliki oleh
pasien DM sehingga pasien tersebut mampu menjalankan kehidupan
sebagaimana mestinya (Chaidir et al., 2017). Hasil penelitian yang
dilakukan Younis tahun 2017 menunjukan bahwa terdapat 74% dari
populasi penderita DM mengalami depresi dan memiliki kualitas hidup
rendah. Adanya kualitas hidup yang rendah dikaitkan dengan adanya
komplikasi penyakit yang dialami oleh penderita DM (Younis ddk (2017)
dalam (Azizah, 2019).
Berdasarkan data sekunder yang bersumber dari Rumah Sakit Umum
Daerah Ragab Begawe Caram kabupaten Mesuji Jumlah kunjungan Pasien
Diabetes Melitus pada tahun 2022 tercatat sebanayak 231 penderita
Diabetes Militus Tipe 2.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti terkait
hubungan antara Dukungan Keluarga dan Self Care Management dengan
kualitas Hidup Pasien Diabetes di RSUD Ragab Begawe Caram
Kabupaten Mesuji

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat masalah-masalah yang
berkaitan dengan penelitian ini. Masalah tersebut diidentifikasikan sebagai
berikut :
1. Tidak adanya penelitian yang menyelidiki secara khusus hubungan
antara dukungan keluarga dan Management diri (Self Care Management)
dengan kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Ragab
Begawe Caram Kabupaten Mesuji pada tahun 2023.
2. Kurangnya pemahaman mengenai peran dukungan keluarga dalam
Management diri (self-care management) pasien Diabetes Mellitus Tipe
2 di RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji.
3. Dapat diperkirakan bahwa kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus Tipe
2 di RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji pada tahun 2023
dapat dipengaruhi oleh tingkat dukungan keluarga dan Management diri
yang kurang optimal.
4. Perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi sejauh mana dukungan
keluarga dan Management diri (Self Care Management) berpengaruh
terhadap kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Ragab
Begawe Caram Kabupaten Mesuji pada tahun 2023.
5. Tidak adanya penelitian sebelumnya yang menggambarkan hubungan
yang spesifik antara dukungan keluarga dan Management diri (Self Care
Management) dengan kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di
RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji pada tahun 2023

1.3 Rumusan Masalah


Apakah terdapat hubungan antara dukungan keluarga dan Self Care
Management dengan Kualitas Hidup pasien Diabetes Mellitus di RSUD
Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji ?

1.4 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dan Self Care
Management dengan Kualitas Hidup pasien Diabetes Mellitus di RSUD
Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji tahun 2023.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan keluarga terhadap
kualiatas hidup pasien Diabetes Mellitus
2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi Self Care Management
terhadap kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus
3. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dan Self
Care Management terhadap kualitas hidup pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 di RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji
1.5 Manfaat Penelitian
1.3.3 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi
mengenai hubungan antara dukungan keluarga dan Self Care
Management terhadap kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus di
RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji, serta diharapkan
sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan secara teoritis dan
dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
1.3.4 Manfaat Aplikatif
1. Manfaat bagi institusi kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi
bagi RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji tentang
dukungan keluarga dan Self Care Management terhadap kualitas
hidup pasien Diabetes Mellitus di RSUD Ragab Begawe Caram
Kabupaten Mesuji.
2. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini dibuat sebagai tugas mata kuliah riset inovasi , serta
menambah wawasan pengetahuan tentang hubungan antara
dukungan keluarga dan Self Care Management terhadap kualitas
hidup pasien Diabetes Mellitus di RSUD Ragab Begawe Caram
Kabupaten Mesuji.
3. Manfaat bagi pasien
Sebagai gambaran bagi pasien untuk mengikuti prosedur
pengobatan sesuai program yang telah ditetapkan.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini akan melibatkan pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang
menjalani perawatan di RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji.
Penelitian ini bertujuan untuk megetahui hubungan antara dukungan keluarga
dan Self Care Management dengan kualitas hidup pasien Diabetes
Melitus Tipe 2. Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Ragab Begawe
Caram Kabupaten Mesuji pada bulan juli-agustus tahun 2023.
Penelitian ini dilakukan untuk memahami sejauh mana dukungan keluarga
dan Self Care Management mempengaruhi kualitas hidup pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 di RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji. Metode
penelitian yang digunakan meliputi pengumpulan data menggunakan
kuesioner dan wawancara kepada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2, analisis
statistic menggunakan Cross sectional dengan analisis chi square untuk
mengukur hubungan antara variabel dukungan keluarga dan Self Care
Management dengan kualitas hidup pasien, serta penafsiran hasil penelitian
untuk mengidentifikasi implikasi praktis dan saran perbaikan dalam
Management pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Ragab Begawe Caram
Kabupaten Mesuji pada tahun 2023.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme
kronis yang ditandai peningkatan glukosa darah (hiperglikemia) disebabkan
karena ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin. insulin
dalam tubuh dibutuhkan untuk mempromosikan masuknya glukosa kedalam
agar sel dapat digunakan untuk metabolisme dan pertumbuhan sel.
Penurunan atau tidaknya akan menyebabakan retensi glukosa tertahan
didalam darah dan menyebabkan peningkatan glukosa darah. Pada saat yang
sama, sel- sel akan kekurang Glukosa yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup dan fungsi sel (Nindafauzi,2015).
Menurut American Diabetes Association (ADA), Diabetes Mellitus
adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar
glukosa dalam darah (hiperglikemia) akibat kelainan dalam sekresi insulin,
kerja insulin, atau keduanya. Keadaan hiperglikemia kronis pada diabetes
dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang dan disfungsi organ-organ
tubuh seperti mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah, yang
kemudian dapat menyebabkan komplikasi seperti gangguan penglihatan,
gagal ginjal, penyakit kardiovaskular, dan neuropati (American Diabetes
Association, 2022).
2.1.2 Klasifikasi
Diabetes Mellitus (DM) dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis,
yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional, dan DM tipe lainnya
(American Diabetes Association, 2022).
a. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes Mellitus tipe 1 (karena penghancuran sel-b autoimun,
biasanya mengarah pada defisiensi insulin absolut, termasuk
diabetes autoimun laten pada masa dewasa). Diabetes tipe I
kebanyakan pada usia dibawah 30 tahun.
b. Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes tipe 2 terjadi karena menurunnya produksi insulin-sel
b yang sering terjadi karena latar belakang resistensi insulin. Diabetes
Mellitus tipe ini lebih sering terjadi pada orang dewasa yang berusia
di atas 30 tahun, dan prevalensinya cenderung meningkat seiring
bertambahnya usia.
c. Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes Mellitus Gestasional adalah diabetes yang terdiagnosa
pada trimester kedua atau ketiga kehamilan yang tidak terlihat jelas saat
sebelum kehamilan.
d. Diabetes Mellitus Tipe lain
Diabetes melitus tipe lain terjadi karena penyebab lain,
misalnya, sindrom diabetes monogenik (seperti diabetes neonatal
dan diabetes yang mulai terlihat pada usia muda), penyakit pada
pankreas eksokrin (seperti fibrosis kistik), dan obat-obatan atau yang
diinduksi oleh bahan kimia diabetes (seperti penggunaan
glukokortikoid, dalam pengobatan HIV / AIDS, atau setelah
transplantasi organ).
2.1.3 Faktor Risiko
Secara singkat, faktor-faktor yang mempertinggi resiko DM adalah:
a. Faktor Kelainan Genetika
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang
mengidap diabetes, karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya
tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Tetapi risikonya
terkena diabetes juga tergantung pada faktor kelebihan berat
adan, stress, dan kurang bergerak (Sustrani, Alam dan Hadibroto,
2004).
b. Faktor Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang
secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun.
Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan
tersebut, tertama setelah usia 45 tahun pada mereka yang berat
badannnya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap
insulin (Sustrani, Alam dan Hadibroto, 2004).
c. Gaya Hidup Stres
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan
yang manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin
otak. Serotonin ini memiliki efek penenang sementara untuk
meredakan stresnya. Terapi gula dan lemak itulah yang berbahaya bagi
mereka yang berisiko terkena diabetes (Sustrani, Alam dan Hadibroto,
2004).
d. Pola Makan yang Salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama
meningkatkan risiko terkena diabetes. Kurang gizi dapat merusak
pankreas, kurang baikkan obesitas mengakibatkan gangguan kerja
insulin (Sustrani, Alam dan Hadibroto, 2004).
2.1.4 Gejala Klinis
Gejala diabetes melitus dibedakan menjadi akut dan kronik. Gejala
akut Diabetes Mellitus yaitu: Poliphagia (banyak makan), polidipsia (banyak
minum), poliuria (banyak kencing/sering kencing di malam hari), nafsu
makan bertambah namun berat badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam
waktu 2-4 minggu), mudah lelah (Fatimah, 2016).
Gejala kronik Diabetes Mellitus yaitu: Kesemutan, kulit terasa panas
atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah
mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas,
kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada
ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan
atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg (Fatimah, 2016).
2.1.5 Definisi Glukosa Darah
Kadar gula (glukosa) darah adalah kadar gula yang terdapat dalam
darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan
sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Kadar gula darah tersebut
merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh di otot dan jaringan. Tanda
seseorang mengalami DM apabila kadar gula darah sewaktu sama atau lebih
dari 200 mg/dl dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126
mg/dl (Rachmawati, 2015). Kadar glukosa darah normal dapat dilihat pada
tabel 2.1.

Tabel 2.1
Kadar Glukosa Darah

Kadar/Nil
HbA1C < 6,5 %
Glukosa darah Preprandial <110 mg/dL
Glukosa darah 2 Jam Postprandial
<140 mg/dL

(Sumber : International Diabetes Federation, 2020)


2.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Glukosa Darah
Beberapa faktor yang diduga memengaruhi pengendalian kadar gula
darah menurut Dewi (2015) adalah diit, aktivitas fisik, kepa- tuhan minum
obat, dan pengetahuan. Pola makan tidak sehat, dapat meningkatkan
terjadinya resistensi insulin sehingga ka-dar gula darah tidak terkendali.
Kurangnya aktivitas fisik dan ketidakpatuhan penderita DM tipe 2 dalam
meminum obat anti diabetes serta tingginya konsumsi makanan berlemak
jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol dan lemak dalam darah. Hal ini
diduga dapat menyebabkan kadar gula darah tidak terkendali (Fahmiyah and
Latra, 2016).

2.1.7 Self Care Management (manajemen diri)


World Health Organisation (2009) mendefinisikan Self Care
Management sebagai kemampuan individu, keluarga dan masyarakat
dalam meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, dan menjaga
kesehatan dan mengatasi penyakit dan kecacatan dengan atau tanpa
dukungan dari penyedia layanan kesehatan (Putri, 2017).
Self Care Management merupakan program atau tindakan yang
harus dijalankan sepanjang kehidupan dan menjadi tanggung jawab penuh
bagi setiap pasien diabetes (Kusniawati, 2011 dalam Damayanti, 2018).
Management diri diabetes adalah perilaku atau kebiasaan pasien dalam
membuat keputusan terhadap penyakit yang dialami oleh dirinya sendiri
(Ouyang, 2007 dalam Damayanti, 2018).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Management diri
diabetes adalah suatu tindakan yang harus dilakukan seorang penderita DM
dalam kehidupannya sehari-hari untuk mengontrol penyakit dan kadar
glukosa darahnya. Dimana bagian dari Management diri diabetes adalah
pengaturan pola makan (diet), latihan fisik (olahraga), perawatan kaki,
penggunaan obat diabetes, dan monitoring glukosa darah.
2.1.8 Faktor yang Mempengaruhi Management Diri Diabetes
Dalam penelitian yang dilakukan Putri (2017), terdapat 10 faktor
yang mempengaruhi Management diri diabetes, yaitu:
a. Usia
Peningkatan usia merupakan peningkatan terjadinya
kematangan dan kedewasaan seseorang sehingga pasien akan berfikir
lebih rasional tentang manfaat yang didapatkan jika melakukan
aktivitas Self Care Management DM secara adekuat (Putri, 2017).
b. Jenis kelamin
Terdapat penelitian yang menyatakan bahwa penderita DM
berjenis kelamin perempuan memiliki aktivitas Self Care Management
lebih baik dibandingkan dengan penderita DM berjenis kelamin pria.
Namun, terdapat pula penelitian yang menyatakan sebaliknya bahwa
pria memiliki aktivitas Management diri yang lebih baik dibandingkan
penderita DM wanita (Putri, 2017).
c. Tingkat pendidikan
Dalam mengelola penyakit DM, pengetahuan merupakan faktor
yang penting. Sebuah studi menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan
akan menghambat pengelolaan Self Care Management. Sementara
penderita dengan tingkat pendidikan yang rendah akan mengalami
kesulitan dalam belajar merawat diri dengan DM (Putri, 2017).
d. Tingkat pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
Management diri pada DM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
pada umumnya penderita DM dengan penghasilan yang tinggi kurang
patuh terhadap Management diri DM dibandingkan dengan penderita
DM dengan penghasilan rendah. Hal ini mungkin dikarenakan
penderita dengan penghasilan tinggi memiliki hidup yang lebih
beresiko daripada penderita berpenghasilan lebih rendah (Putri, 2017).
e. Lamanya menderita DM
Penderita DM yang memiliki penyakit ini dalam kurun waktu
yang lebih lama memiliki aktivitas Management diri DM yang lebih
tinggi dibandingkan penderita yang baru menderita DM. Klien yang
menderita DM lebih dari 11 tahun biasanya lebih memahami perilaku
Management diri berdasarkan pengalamannya selama menjalani
penyakit tersebut sehingga klien lebih memahami tentang halhal
terbaik yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatannya (Putri,
2017).
f. Motivasi
Motivasi pada penderita DM merupakan faktor penting yang
mampu memberikan dorongan kuat bagi klien DM untuk melakukan
aktivitas Self Care Management DM, sehingga glukosa darah dapat
terkontrol secara optimal dan kejadian komplikasi dapat dicegah.
Penelitian menunjukkan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor
utama Management diri pada DM. (Putri, 2017).
g. Dukungan sosial
Beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat korelasi antara
Self Care Management DM dengan dukungan sosial. Semakin banyak
dukungan sosial yang didapatkan makan semakin banyak kegiatan
Management diri yang dilakukan (Putri, 2017).
h. Aspek emosional
Penderita DM akan dengan mudah melakukan perawatan
mandiri dalam kehidupannya sehari-hari jika klien menerima dan
memahami segala kondisi yang terjadi akibat penyakitnya. Oleh sebab
itu diperlukan penyesuaian emosional yang tinggi untuk mencapai
keberhasilan program perawatan bagi penderita DM sehingga klien
dapat beradaptasi dengan kondisi penyakit dan menerima perawatan
rutin yang harus dijalaninya (Putri, 2017).
i. Keyakinan terhadap efektivitas penatalaksanaan DM
Terdapat kontribusi antara keyakinan terhadap efektifitas
penatalaksanaan DM terhadap Management diri. Semakin tinggi
keyakinan terhadap efektifitas penatalaksanaan DM maka aktivitas
Self Care Management DM semakin meningkat (Putri, 2017).
j. Komunikasi petugas Kesehatan
Komunikasi merupakan poin penting dalam perawatan diri penderita
DM. Pemberian informasi dan pendidikan kesehatan tentang
Management diri yang diberikan akan berpengaruh terhadap tingkat
Management diri klien. Semakin tinggi frekuensi petugas kesehatan
memberikan informasi maka aktivitas Management diri semakin
meningkat (Putri, 2017).
2.1.9 Kegiatan Self Care Management
Pasien DM harus memahami tugas yang perlu dilakukan dalam Management
diri untuk mengontrol diabetes. Kegiatan Management diri diabetes yaitu:
a. Pengaturan Pola Makan (Diet)

Pola makan DM dirancang berdasarkan jumlah kalori yang


dibutuhkan serta kandungan karbohidrat dalam makanan yang tersedia.
Bagi penderita DM yang memerlukan insulin, pola makan mesti
disusun bukan hanya berdsarkan jumlah kebutuhan akan kalori dan
kandungan karbohidrat dalam makanan, tetapi juga berpedoman pada
jenis insulin yang akan digunakan. Karena itu, onset, puncak,
dan lama kerja insulin yang digunakan harus diketahui. Wakt
makan dan saat pemberian insulin mesti ditetapkan setiap hari, agar
glukosa darah dapat terkendali secara efektif (Arisman, 2011).
b. Latihan Fisik (Olahraga)
Latihan fisik memiliki manfaat yang berbeda diantar DM tipe 1
dan DM tipe 2. Pada penderita DM tipe 1 pengaturan kadar glukosa
darah akibat olahraga sangat bervariasi artinya pada penderita DM
tertentu olahraga akan menyebabkan terjadinya pengaturan kadar
glukosa darah dengan baik kurang baikkan pada penderita DM lain
pengaturan kadar glukosa darah tidak demikian, jadi efek olahraga
pada DM tipe 1 sangat individual. Meskipun begitu risiko penyakit
jantung, gangguan pembuluh darah perfifer, dan saraf pada DM tipe 1
lebih tinggi. Dengan berolahraga diharapkan akan mengurangi
risiko tersebut (Suyono et al., 2018). Pada DM tipe 2, olahraga
berperan utama dalam pengaturan kadar glukosa darah. Masalah
utama pada DM tipe 2 adalah kurangnya respons reseptor terhadap
insulin. Karena adanya gangguan tersebut insulin tidak dapat
membantu transfer glukosa darah ke dalam sel. Kontraksi otot
memiliki sifat seperti insulin (insulin-like effect). Pada saat berolahraga
esistensi insulin berkurang, sebaliknya sensitivitas insulin meningkat,
hal ini menyebabkan kebutuhan insulin pada DM tipe 2 akan
berkurang. Prinsip olahraga pada penderita DM sama saja dengan
prinsip olahraga secara umum, yaitu: frekuensi, intensitas, time
(durasi) dan tipe (jenis) (Suyono et al., 2018).
c. Medikasi
Kadar glukosa darah dalam rentang normal atau mendekati
normal adalah tujuan dari terapi farmakologi dengan insulin. Insulin
juga merupakan terapi obat jangka panjang untuk penderita DM tipe
2 karena bertujuan untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika
dengan diet, latihan fisik, dan Obat Hipoglikemia Oral (OHO) ketika
tidak dapat menjaga glukosa darah dalam rentang normal. Insulin
dibutuhkan secara kontemporer selama mengalami sakit, infeksi,
kehamilan, pembedahan, dan beberapa kejadian stres pada penderita
DM tipe 2. OHO saat ini terbagi menjadi 2 kelompok yaitu obat yang
memperbaiki kerja insulin dan obat yang meningkatkan kerja insulin.
(Damayanti, 2005 dalam Putri, 2017).
d. Monitoring Glukosa darah Mandiri
Glukosa merupakan salah satu bentuk hasil metabolisme
karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber energi utama yang
dikontrol oleh insulin. Kelebihan glukosa diubah menjadi glikogen
yang akan disimpan di dalam hati dan otot untuk cadangan jika
diperlukan. Peningkatan kadar glukosa darah terjadi pada penderita
DM. Monitoring glukosa darah mandiri merupakan hal penting dalam
Self Care Management pasien dengan diabetes (Auliya, Oenzil dan
Rofinda, 2016). Monitoring glukosa darah mandiri biasanya dilakukan
dengan mengambil darah kapiler. Monitoring glukosa darah mandiri
dilakukan 3 atau 4 kali sehari untuk pasien yang menggunakan
suntikan insulin, kurang baikkan pasien terapi noninsulin monitoring
glukosa darah mungkin berguna untuk mencapai kontrol glukosa
darah (Damayanti, 2018).
e. Perawatan kaki
Kaki diabetes adalah kelaianan tungkai kaki bawah akibat DM
yang tidak terkendali, yang dapat disebabkan adanya gangguan
pembuluh darah, gangguan persyarafan dan adanya infeksi. Masalah
umum yang terjadi pada kaki penderita DM adalah kapalan, mata
ikan, dan kaki melepuh, cantengan, kulit kaki retak dan luka kena
kutu air, kutil pada telapak kaki, dan radang ibu jari kaki.
Untuk mencegah hal tersebut, perlu dilaksanakan perawatan
kaki setiap harinya. Dimulai dari membersihkan kaki dengan air dan
sabun kemudian dikeringkan, memberikan pelembab pada bagian kaki
yang kering, gunting kuku harus lurus mengikuti bentuk normal jari
kaki, pakai alas kaki, menggunakan alas kaki yang sesuai ukuran,
memeriksa sepatu sebelum dipakai (lepas sepatu setiap 4-6 jam dan
gerakan pergelangan serta jari kaki agar sirkulasi darah lancar), bila
menggunakan sepatu baru lepaskan setiap 2 jam, bila ada luka kecil,
obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Segera ke dokter bila kaki
mengalami luka, dan periksa kaki ke dokter secara rutin. (Suyono et
al., 2018).

2.1.10 Konsep Dukungan Keluarga


Dukungan keluarga adalah suatu sikap atau tindakan penerimaan
suatu keluarga terhadap anggota keluarga, berupa dukungan penilaian,
dukungan instrumental, dukungan informasional dan dukungan
emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hungan
interpersonal yang meliputi tindakan, sikap dan penerimaan terhadap
anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang
memperhatikan dan mendukung dalam kehidupannya (Friedman &
Marilyn, 2010).

2.1.11 Bentuk Dukungan Keluarga


Menurut House dan Kahn (1985) dalam Friedman (2010), terdapat
empat jenis dukungan keluarga, yaitu;
1. Dukungan instrumental
Keluarga yang mrupakan salah satu sumber pengawasan atau
pengontrolan dalam kebutuhan individu. Keluarga juga ikut serta
mencari solusi yang dapat membantu individu dalam melakukan
kegiatan sehari-hari. Selain itu dukungan secara langsung yang
diberikan keluarga meliputi bantuan material seperti memberikan
tempat tinggal atau memberi uang.
2. Dukungan informasional
Pada dukungan ini keluarga berfungsi sebagai pemberi informasi
dengan baik dan benar. Dalam hal ini juga anggota keluarga
mendapatkan informasi yang dapat digunakan oleh individu dalam
mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Selain itu dukungan
informasi ini diberikan kepada anggota keluarga dalam bentuk nasehat,
diskusi dan juga saran.
3. Dukungan penilaian atau penghargaan
Pada dukungan ini keluarga bertugas menjadi penengah dalam
menyelesaikan masalah dan juga sebagai orang yang memfasilitasi
salam memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Dukungan dan
perhatian dari anggota keluarga inilah yang merupakan bentuk
penghargaan positif yang diberikan kepada individu.
4. Dukungan emosional
Pada dasarnya keluarga adalah tempat yang aman dan nyaman
untuk beristirahat dan juga untuk menenangkan pikiran. Individu yang
menghadapi masalah atau persoalan akan merasa terbantu jika ada
anggota keluarga yang memperhatikan dan membantu
menyelesaikannya. Dukungan emosional ini dilakukan anggota
keluarga dengan berbagai cara, misalnya empati, memberi semangat,
keharmonisan di dalam keluarga, dan semua tingkah laku yang
mendorong perasaan nyaman dan percaya bahwa ia dipuji, dihormati
dan dicintai oleh anggota keluarga yang lain. Selain itu anggota
keluarga juga dapat mendengarkan keluhan apa yang membuat
anggota keluarga yang sedang dalam masalah.
2.1.12 Tujuan Dukungan Keluarga
Tujuan dukungan keluarga sangat luas, beberapa diantaranya yaitu
untuk memberikan support terhadap anggota keluarga yang sedang
mengalami masalah karena dukungan keluarga inilah yang dapat
mengurangi beban pikiran dan juga dapat meningkatkan kesehatan mental
pada individu atau keluarga yang lain secara langsung. Dukungan keluarga
juga menjadi starategi yang sangat penting terhadap pencegahan stress
terhadap perilaku negatif yang timbul dari individu. Bantuan dari keluarga
ini biasanya berupa bentuk dari dukungan keluarga itu sendiri, misalnya
dari dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental atau
dukungan dari financial (Friedman & Marilyn, 2010).
2.1.13 Sumber Dukungan Keluarga
Sumber dukungan di dalam keluarga terdapat dua sumber sosial
secara umum, sumber ini terdiri dari jaringan informal yang spontan:
dukungan terorganisasi yang tidak diarahkan oleh petugas kesehatan
profesional dan dukungan terorganisasi oleh profesional kesehatan.
Dukungan soosial keluarga yang mengacu pada dukungan sosial yang
dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat di adakan oleh
anggota keluarga misalnya anggota keluarga mendukung dan selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan ini
berupa dukungan dari sejumlah orang yang dianggap penting (significant
others) seperti suami atau istri, dukungan saudara kandung, dukungan dari
anak, dan dukungan keluarga eksternal (Friedman & Marilyn, 2010)
2.1.14 Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan
Faktor yang dapat mempengaruhi dukungan keluarga adalah:
a. Faktor internal
1. Tahap perkembangan

Pada tahap perkembangan ini artinya dukungan dapat ditentukan


oleh faktor usia, yang mana dalam hal ini pertumbuhan dan
perkembangan setiap rentang usia memiliki respon dan pemahaman
berbeda-beda terhadap perubahan kesehatan.
2. Pendidikan atau tingkat pengetahuan
Adanya dukungan seseorang terbentuk oleh variabel intelektual
yang terdiri dari latar belakang pendidikan, pengetahuan, dan
pengalaman masa lalu. Sedangkan kemampuan kognitif akan
membentuk cara berfikir seseorang yang mana mampu untuk
memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan
penggunaan pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga
kesehatan diri dan keluarga.
3. Faktor emosional
Faktor emosional juga dapat mempengaruhi keyakinan seseorang
terhadap adanya dukungan atau tidak. Seseorang dengan respon
stress dalam setiap perubahan hidupnya cenderung akan
berespon ke berbagai tanda sakit, misalnya mengkhawatirkan
penyakit yang dideritanya akan mengancam kehidupannya.
Kemungkinan seseorang yang terlihat sangat tenang dan mendapat
banyak dukungan dari anggota keluarganya maka respon
emosionalnya kecil selama sakit, sedangkan jika seseorang tidak
mampu melakukan koping pada diri sendiri secara emosional maka
respon emosionalnya akan semakin besar.
4. Spiritual
Di dalam aspek spiritual seorang individu terlihat dari bagaimana
seseorang itu menjalani kehidupannya yang mencangkup nilai dan
keyakinan yang dilakukannya, hubungan dengan anggota keluarga
atau teman dan dan kemampuan untuk meningkatkan harapan dan
arti hidup.
b. Faktor Eksternal
1. Faktor sosio-ekonomi
Pada faktor ini dapat mempengaruhi seseorang dalam
mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakitr. Pada variable
psikososial ini mencangkup dari gaya hidup, lingkungan kerja dan
status perkawinan. Seseorang akan mencari dukungan kepada
kelompok sosialnya, karena hal ini dapat mempengaruhi
seseorang untuk mencapai harapan hidupnya. Sedangkan pada
tingkat ekonomi, seseorang yang mempunyai tingkat ekonomi
yang lebih tinggi akan lebih cepat menanggapi masalah
kesehatannya dan segera mencari pertolongan di pelayanan
kesehatan.
2. Praktik di keluarga
Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan biasanya dapat
mempengaruhi penderita dalam mengontrol kesehatannya.
Misalnya seseorang individu akan melakukan tindakan
pencegahan terhadap penyakit jika anggota keluarganya juga
melakukan pencegahan penyakit.
3. Latar belakang budaya
Pada latar belakang budaya ini mempengaruhi keyakinan, nilai dan
kebiasaan individu dalam memberikan dukungan termasuk dalam
memonitoring kesehatan pribadi (Friedman & Marilyn, 2010)
2.1.15 Konsep Kualitas Hidup
Kualitas hidup (Quality of life/QOL) adalah persepsi seseorang terhadap
posisi mereka dalam kehidupan dimana seseorang menikmati kemungkinan
dalam hidupnya yang memiliki dua komponen yaitu pengalaman dan
pencapaian tujuan hidup dan harapan hidup. Hal ini merupakan konsep
yang luas dan mempengaruhi kesehatan fisik seseorang, keadaan
psikologis, tingkat ketergantungan, hubungan sosial , keyakinan seseorang
dengan keinginan dimasa yang akan datang terhadap lingkungan mereka
(Faswati, 2019).
2.1.16 Domain Kualitas Hidup
Terdapat 4 domain yang menjadi parameter dalam penilaian kualitas hidup
seseorang dan terdapat beberapa aspek dalam setiap domainnya. Menurut
WHO (dikutip dalam Ekasari, Riasmini, & Hartini, 2018) penilaian kualitas
hidup dengan domain ini disebut dengan WHOQOL-BREF. Empat domain
utama tersebut meliputi :
a. Kesehatan fisik
Kesehatan fisik ini yakni aktifitas keseharian, mobilitas, rasa yang
tidak nyaman (nyeri), istirahat ataupun tidur, dan juga frekuensi
kerja atau waktu kerja. Kualitas hidup rendah dapat ditandai dengan
individu merasa terganggu aktivitasnya, terganggunya kemampuan
dalam melakukan suatu pekerjaan karena rasa sakit pada fisik ,
membutuhkan terapi medis dalam frekuensi sering, dan waktu
istirahat terganggu karena kesehatan fisik yang buruk. Sedangkan
kualitas hidup yang baik terlihat dari individu yang menjaga
kesehatannya, membutuhka terapi medis dalam frekuensi jarang atau
tidak sama sekali, memiliki cukup energi untuk kegiatan sehari-hari
dan memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat dan tidur.
b. Psikologi
Psikologi meliputi pandangan terhadap keadaan tubuh dan
penampilan diri, perasaan positif dan negatif, kepuasaan
diri,menikmati hidup dan mempunyai harapan hidup yang tinggi.
Kualitas hidup rendah dapat ditandai dengan tidak menerima keadaan
tubuh dan penampilan dirinya, tidak dapat menikmati kehidupannya,
dan mempunyai perasaan yang negatif (merasa kesepian, cema,
putus asa dan depresi). Sedangkan kualitas hidup yang baik terlihat
ketika individu menerima keadaan dirinya, berusaha meredam
segala emosinya, dan menikmati kehidupannya.
c. Hubungan sosial
Meliputi dukungan sosial, hubungan personal dan juga
hubungan seksual. Pada kualitas hidup yang rendah akan
mengakibatkan individu merasa tidak puas dalam bersosialisasi
dengan teman, keluarga atau tetangga, dan tidak diperolehnya
dukungan sosial. Sedangkan individu dengan kualitas hidup yang
baik individu mampu berdaptasi dengan kondisi yang dialami,
mampu bersikap empati dan mempunyai perasaan kasih kepada
orang lain.
d. Lingkungan
Lingkungan meliputi dukungan finansial yang dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari, mudah dalam mengakses informasi dari
lingkungan sekitar, tidak susah mencari transportasi, merasa bebas
dan aman (Ekasari & Hartini, 2018).
2.1.17 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien
Diabetes Mellitus tipe 2, yaitu :
a. Usia
Diabetes mellitus tipe 2 merupakan jenis DM yang paling banyak
jumlahnya yaitu sekitar 90-95% dari seluruh penyandang DM dan
banyak dialami oleh orang dewasa diatas 35 tahun. Hal ini
disebabkan karena resistensi insulin cenderung meningkat pada usia
usia tersebut. Selain itu riwayat obesitas dan adanya faktor
genetik menjadi alasan meningkatnya kejadian DM tipe 2 (Ekasari
& Hartini, 2018)
b. Jenis kelamin
Laki-laki memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan
dengan wanita, dengan perbedaan statistik dalam domail
vitalitas dan rasa sakit. Kehidupan sosial yang lebih baik dan aktivitas
fisik berkonstribusi terhadap tingkat kepuasaan lebih tinggi pada pria.
Penelitian sebelumnya juga telah membuktikan bahwa pria lebih
percaya diri terkait dengan kemampuannya untuk mengontrol DM
dan memiliki kualitas hidup lebih baik serta tidak rentan terhadap
depresi atau kecemasan dibandingkan dengan wanita (Spasic, 2014)
c. Tingkat Pendidikan
Pada pasien dengan DM terdapat korelasi antara tingkat pendidikan
dan domain kualitas hidup yaitu psikosoial kesehatan, skor rata-
rata domain psikologis yang rendah diperoleh dari pasien dengan
pendidikan akhir maupun putus sekolah di sekolah dasar, dan ada
peningkatan dalam skor domain kesehatan psikologis pada psien
dengan latar belakang pendidikan tinggi (Vujmilovic, 2014).
d. Status sosial ekonomi
Menurut Isa & Baiyewu dalam (Ekasari & Hartini, 2018) pendapatan
yang rendah juga dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang,
karena individu tidak bisa melakukan terap medis karena ekonomi
yang rendah dan hal ini juga dapat mempengaruhi terjadinya
komplikasi pada DM tipe 2.
e. Lama menderita penyakit
Penderita DM tipe 2 yang telah lama menderita DM dengan disertai
komplikasi memiliki efikasi diri yang rendah. Sedangkan penderita
DM yang baru didiagnosis DM baru yang dapat melakukan perawatan
diri yang baik maka mampu mempertahankan kualitas hidup yang
lebih baik juga (Yusra,2015)
f. Stres
Pengalaman stres mempengaruhi kontrol DM, tidak hanya berefek
terhadap kontrol glukosa darah yang buruk, tetapi juga dapat
mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Kaena kadar gula darah yang
tinggi dan dapat menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani
dengan baik shingga hal tersebut akan mempengaruhi kualitas hidup
(Ekasari & Hartini, 2018)
2.2 Penelitian Terkait
Tabel 2.2
Table Literatur yang di gunakan pada penelitian
No Peneliti (tahun) Judul Metode Hasil Penelitian
1 Trisna, Nurul, Hubungan Dukungan Survey dukungan keluarga yang
Irwina. Keluarga dan Efikasi Diri didapatkan sudah baik,efikasi
2023 dengan Kualitas Hidup diir yang dimiliki sudah tinggi
Lansia Penderita dan kualitas hidupnya sudah
Diabetes Mellitus baik,antara dukungan
keluarga dengan kualitas
hidup memiliki hubungan
yang positifsecara signifikan.
Artinya apabila keluarga
memberikan ukungansemakin
baik makakualitas hidup
lansiaakan semakin baik ,
(3)antara efikasi diri yang
dimiliki memiliki hubungna
positif yangsignifikan
dengan kualitas hidup
Isni, Hubungan Dukungan Kuantitatif Dukungan keluarga dan Self
Yusnita, Keluarga Dan Care Management
Wati. Self Care Management merupakan sala satu faktor
yang Care Management
2023 Dengan Kualitas
Dengan Kualitas Hidup
Hidup Penderita Penderita Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) mempengaruhi kualitas
(DM) hidup penderita diabetes
mellitus, pada penelitian ini
terdapat hubungan yang
signifikan pada variabel
dukungan keluarga dengan
kualitas hidup, responden
yang mendapatkan dukungan
yang baik dari keluarganya
menunjukkan kualitas hidup
yang baik pula begitu juga
dengan Self CareManagement
management. Self Care
Management management
yang baik menunjukkan
Tindakan atau perilaku yang
positif terhadap perawatan
dirinya sehingga berdampak
pula pada kualitas hidupnya.
2.3 Kerangka Teori

Diabetes Mellitus Tipe 2


1. Faktor risiko
2. Komplikasi
3. Pengaruh Hidup

ukungan Keluarga
Self care management
1. Bentuk dukungan
1. Faktor-faktor self
2. Tujuan dukungan
care management
3. Sumber dukungan
2. Kegiatan self care
4. Faktor-faktor
management
mempengaruhi
dukuungan keluarga

Kualitas Hidup
1. Domain kualitas
hidup
2. Faktor-faktor
mempengaruhi
kualitas hidup
Diabetes Mellitus Tipe 2: Pada bagian ini, akan dijelaskan tentang Diabetes
Mellitus Tipe 2 sebagai kondisi kronis yang ditandai dengan resistensi insulin
dan gangguan produksi insulin oleh pankreas. Akan dibahas mengenai
faktor-faktor risiko, komplikasi yang mungkin terjadi, serta pengaruhnya
terhadap kualitas hidup pasien. Dukungan Keluarga: Penelitian sebelumnya
telah menunjukkan bahwa dukungan keluarga memiliki peran penting dalam
Management penyakit kronis. Bagian ini akan menjelaskan konsep dukungan
keluarga, bentuk dukungan, tujuan dukungan, sumber dukungan, dan faktor-
faktor mempengaruhi dukungan keluarga. Fokusnya adalah bagaimana
dukungan keluarga dapat mempengaruhi Management diri dan kualitas hidup
pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
Management Diri (Self-care Management): Pada bagian ini akan dijelaskan
mengenai pentingnya Management diri dalam pengelolaan Diabetes
Mellitus Tipe 2. Management diri meliputi pengaturan pola makan,
aktivitas fisik, pengukuran glukosa darah, penggunaan obat-obatan, dan
Management stres. Akan dijelaskan juga bagaimana Management diri yang
baik dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien. Kualitas Hidup:
Konsep kualitas hidup akan dijelaskan secara menyeluruh, termasuk dimensi
fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan. Penelitian sebelumnya telah
menunjukkan bahwa pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 sering mengalami
penurunan kualitas hidup. Bagian ini akan menggambarkan hubungan antara
dukungan keluarga, Management diri, dan kualitas hidup pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2. Hubungan antara Dukungan Keluarga, Management Diri,
dan Kualitas Hidup: Pada bagian ini, akan dijelaskan hipotesis penelitian
mengenai hubungan antara dukungan keluarga dan Management diri dengan
kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Ragab Begawe
Caram Kabupaten Mesuji. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya,
diharapkan terdapat hubungan positif antara dukungan keluarga yang baik,
Management diri yang baik, dan peningkatan kualitas hidup pasien. Melalui
kerangka teori ini, diharapkan dapat memahami pentingnyadukungan
keluarga dan Management diri dalam meningkatkan kualitas hidup pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji
pada tahun 2023.

2.4 Kerangka konsep


Pada penelitian ini yang menjadi variabel independent adalah dukungan
keluarga dan Self Care Management management, dan yang menjadi variabel
dependent adalah kualitas hidup pasien DM Tipe 2 di RSUD Ragab Begawe
Caram Kabupaten Mesuji. Adapun kerangka konsep pada penelitian ini
tergambar pada skema berikut :

1. Dukungan Keluarga Kualitas Hidup pasien DM


2. Self care management

2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar
variabel yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil
penelitian. Didalam pernyataan ini terkandung variabel – variabel yang akan
diteliti dan hubungan anatar variabel tersebut serta mampu mengarahkan
peneliti untuk menentukan desain penelitian, tehnik menentukan sampel
pengumpulan dan metode analisis data (Dharma, 2011).
Berdasarkan karangka konsep penelitian maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah :
Ha :Ada hubungan antara kepatuhan minum obat dengan Gula Darah
terkontrol pasien Diabetes Mellitus di RSUD Ragab Begawe Caram
Kabupaten Mesuji Tahun 2023.
Ho : Tidak Ada hubungan antara kepatuhan minum obat dengan Gula Darah
terkontrol pasien Diabetes Mellitus di RSUD Ragab Begawe Caram
Kabupaten Mesuji Tahun 2023.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian
cross sectional untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dan
self-care management dengan kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
di RSUD Ragab Begawe Caram Kabupaten Mesuji pada tahun 2023.

3.2 Waktu dan loksi Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Ragab
Begawe Caram Kabupaten Mesuji. Alasan melakukan penelitian disini
karena merupakan rujukan utama pasien Diabetes Mellitus di
Kabupaten Mesuji.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari pembuatan proposal bulan April 2023,
pengambilan data pada bulan Juli 2023, penyusunan laporan akhir
penelitian bulan sampai Agustus-September 2023.

3.3 Populasi dan sampel


3.3.1 Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
menyangkut dengan masalah yang diteliti (Nursalam, 2009). Populasi
dalam penelitian ini adalah semua pasien Diabetes Mellitus di ruang
rawat jalan sebanyak 1.291 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi terjangkau yang dapat
dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam,
2009). Pengukuran Jumlah sampel menggunakan metode Purposive
Sampling dengan perhitungan dengan rumus Slovin.
𝑁
n=
(1+𝑁𝑒 2 )
223
n=
(1+223 𝑥 (0.1)2 )
223
n=
(1+2,23)
223
n=
(3,23)

n = 69,04 ≈ 70 sampel
Keterangan :
n = Jumlah sampel penelitian
N = Jumlah populasi
e = Error atau kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan contoh
(biasanya yang bisa ditoleransi adalah 10%)
Yang menjadi reponden atau yang akan mengisi kuesioner adalah
keluarga klien atau saudara klien.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Salah seorang keluarga klien Diabetes Mellitus yang tinggal atau
sedang menunggu
b. Keluarga klien Diabetes Mellitus yang bersedia diteliti.
c. Keluarga klien yang bisa berkomunikasi dengan baik.

3.4 Variabel Penelitian


1. Variabel Independen
a Dukungan Keluarga: Pengukuran tingkat dukungan yangdiberikan
oleh anggota keluarga pasien Diabetes Mellitus Tipe 2,meliputi
aspek emosional, instrumental, dan informasional.
b Self-care Management: Pengukuran tingkat kemampuan
pasienDiabetes Mellitus Tipe 2 dalam melakukan tindakan-tindakan
selfcare yang terkait dengan pengaturan pola makan,
olahraga,penggunaan obat, dan pemantauan kadar glukosa darah.
2. Variabel dependen:
Kualitas Hidup: Pengukuran tingkat kualitas hidup pasien
DiabetesMelitus Tipe 2, meliputi aspek fisik, psikologis, sosial, dan
lingkunganyang terkait dengan kondisi penyakit dan pengaruhnya
terhadap
kehidupan sehari-hari pasien.

3.5 Definisi Operasional


Defenisi operasional adalah defenisi untuk membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel diamati atau diteliti, perlu sekali variabelvariabel
tersebut diberi batasan yang bermanfaat untuk mengarah kepada pengukuran
atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta
pengembangan instrument (Notoadmojo, 2007)
Tabel 3.1
Definisi Operasional

Variabel Defenisi operasional Alat Cara ukur Skala Hasil ukur


ukur ukur

Independent
Dukungan Sikap atau tindakan Kuesion HDFSS Ordinal Skala Likert
Keluarga penerimaan suatu er (Hensarling Pernyataan positif:
keluarga terhadap Diabetes - Selalu : 4
anggota keluarga, Family Support - Sering : 3
berupa dukungan Scale) - Jarang : 2
penilaian, dukungan merupakan -Tidak pernah : 1
instrumental, instrumen Pernyataan negatif:
dukungan untuk - Selalu : 1
informasional dan mengukur - Sering : 2
dukungan emosional dukungan - Jarang : 3
keluarga yang - Tidak pernah : 4
terdiri dari 17 (Nursalam, 2008)
pertanyaan Kategori:
dengan skala Baik:76%-100%
likert Cukup:60%- 75%
Kurang: <60%
Self Care Aktivitas pengelolaan Kuesion Kuesioner ordinal Skala likert
Management Diabetes Mellitus er Diabetes - selalu : 4
Managemeent self - Sering: 3
1. Kegiatan kebiasaan efficacy scale - Kadang-
makan untuk dapat (DMSES) kadang: 2
mengontrol glukosa - Tidak pernah :
darah 1(Nursalam,
2. aktivitas pengelolaan 2008) Kategori:
penyakit dengan Baik:76%-
olahraga 100%
menyesuaikan Cukup:60%-
dengan kemampuan 75% Kurang:
3. Kegiatan <60%
Pemantauan kadar
gula darah sebulan
sekali atau ketika
merasa Lelah
4. Pengelolaan
penyakit DM dengan
mengkonsumsi obat
oral atau injeksi yang
dianjurkan
Pengelolaan
penyakit DM dalam
pencegahan ulkus
kaki diabetik
Dependent
Kualitas Hidup Kualitas merupakan Kuesioner DQOL (Diabetes Ordinal Skala likert
persepsi individu quality of Life) penyataan
mengenai posisi merupakan positif :
individu dalam hidup instrumen untuk - Sangat puas : 5
dalam konteks budaya mengukur kualits - Cukup puas : 4
dan sistem nilai dimana hidupyang terdiri - Baik : 3
individu hidup dan dari 12 item - Cukup Tidak
hubunganya dengan pertanyaan puas : 2
tujuan, harapan, standar dengan skala - Tidak puas : 1
yang ditetapkan dan likert. Skala likert
perhatian seseorang pernyataan
negative :
- Tidak pernah :
5
- Sangat jarang :
4
- Kadang-kadang
:3
- Sering : 2
- Selalu : 1
(Nursalam,
2008) Kategori:
Baik:76%-
100%
Cukup:60%-
75% Kurang:
<60%

3.6 Etika Penelitian


Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan pengurusan
penelitian kependidikan, mulai dari perizinan dari. Setelah mendapat izin
pengambilan data penelitian, dan selanjutnya peneliti melakukan :
a. Informed Concent (pernyataan persetujuan)
Sebelum melakukan pengambilan data responden, peneliti
mengajukan lembar permohonan kepada calon responden yang
memenuhi criteria insklusi untuk menjadi responden dengan member
penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian ini. Tujuan dari
informed concent adalah supaya subjek penelitian mengerti maksud,
tujuan dan dampak dari penelitian. Setelah dilakukan penelitian dari 34
orang responden sudah menandatangani informed concent (pernyataan
persetujuan).
b. Anomity (tanpa nama)
Menjaga kerahasiaan subjek, identitas responden perlu dicantumkan
nama responden tetapi pada lembar pengumpulan data peneliti hanya
mencantumkan atau menuliskan dengan pemberian kode
c. Confidentiality (kerahasiaan)
Informasi yang telah diberikan oleh responden serta semua data yang telah
terkumpul dijamin kerahasiaan oleh peneliti. Informasi tersebut tidak akan
dipublikasikan atau diberikan ke orang lain tanpa seizing respond

3.7 Pengumpulan data


3.7.1 Instrument Penelitian
Alat pengumpulan data varibel independent dukungan keluarga dan Self
Care Management management dan variabel dependennya adalah
kualitas hidup pasien DM adalah dengan kuesioner. Adapun instrument
yang digunakan sebagai berikut :
1 Instrumen karakteristik demografi Responden
Instrumen karakteristik responden yang digunakan yaitu data
karakteristik responden meliputi nama responden, jenis kelamin,
umur, pekerjaan, penyakit penyerta, lama menderita, dan
komplikasi yang dialami.
2 Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga pada pasien diabetes militus tipe-2 diukur
dengan skor yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner HDFSS
(Hensarling Diabetes Family Support Scale) merupakan instrumen
untuk mengukur dukungan keluarga yang terdiri dari 17 pertanyaan
dengan skala likert. I untuk melihat kevalidan dari kuesioner.
Kuesioner ini diberikan kepada salah satu anggota keluarga untuk
dijawab dengan jujur tanpa bantuan dari peneliti. Pengukuran
dukungan keluarga dilihat dari 4 dimensi meliputi dimensi
emosional, dimensi penghargaan, dimensi instrumental dan dimensi
informasi.Item pertanyaan pada kuesioner ini berjumlah 17 yang
terdiri dari 15 pertanyaan positif pada nomer 1, 2, , 4, 5, 7, 8, 9, 10,
11, 12,13, 14, 15, 16, 17 dan 2 pertanyaan negatif pada nomer 3, 6.
Pengukuran jawaban kuesioner ini menggunakan skala likert.
Penilaian pertanyaan positif yaitu selalu = 4, sering = 3, jarang = 2
dan tidak pernah = 1 dan penilaian pertanyaan negatif yaitu selalu
= 1, sering = 2, jarang = 3, tidak pernah = 4 dengan skor tertinggi 4
dan terendah 1. Total Skor tertinggi 68 dan terendah 17. Skala
pengukuran yang digunakan dalam kuesioner ini yaitu skala Ordinal
dengan kategori sebagai berikut :
Kategori baik jika skor jawaban : 76-100%
Kategori buruk jika skor jawaban : < 76%
3 Kualitas Hidup
Kuesioner kualitas hidup digunakan untuk mengukur tingkat
kualitas hidup penderita Diabetes Mellitus. Kuesioner kualitas
hidup ini diberikan kepada penderita Diabetes Mellitus.kuesioner
kualitas hidup dari DQOL Brief Clinical Inventory dari Burroughs
(2004) yang sudah valid dan realiabel tetapi peneliti saat ini
melakukan uji valid dan realiabelitas di RSUD Ragab Begawe
Caram karena melakukan modifikasi pada kuesioer tersebut.
Kuesioner ini dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia melalui teknik Back Translation yaitu teknik
penerjemahan kuesioner dari bahasa Inggris kemudian
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, setelah kuesioner bahasa
Indonesia kemudian diterjemahkan lagi ke dalam bahasa Inggris
untuk mengecek kevalidan terjemahan tersebut. Kuesioner terdiri
dari 12 pertanyaan terdiri dari 7 pertanyaan positif pada nomer 1-7
dan 5 pertanyaan negatif pada nomer 8-12. Pilihan jawaban
menggunakan skala likert. Penilain pertanyaan positif yaitu sangat
puas = 5, cukup puas = 4, baik = 3, cukup tidak puas = 2, tidak puas
= 1 dan penilaian pertanyaan negatif yaitu tidak pernah = 5, sangat
jarang = 4, kadang-kadang = 3, sering = 2, selalu = 1. Skor tertinggi
60 dan terendah 12. Skala pengukuran yang digunakan dalam
kuesioner ini yaitu skala nominal dengan kategori sebagai berikut:
Kategori baik jika skor jawaban : 76 - 100% sedangkan Kategori
buruk jika skor jawaban : < 76%
3.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang
valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah
(Suharsimi Arikunto, 2006). Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Pengujian validitas instrument dimaksudkan untuk mendapatkan
alat ukur yang shahih dan terpercaya. Validitas atau kesahihan ini
berkaitan dengan permasalahan apakah instrumen yang
dimaksudkan untuk mengukur sesuatu itu memang dapat
mengukur secara tepat sesuatu yang akan diukur tersebut. Untuk
mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Coreected
item-total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item
dengan skor total item (nilai rhitung) dibandingkan dengan rtable.
Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid maka harus
dibuktikan dengan perhitung. Jika nilai rhitung > rtabel pada taraf
signifikansi 5% maka korelasi dinyatakan valid dan jika koefisien
lebih kecil dari harga rtabel 5% maka korelasi dikatakan tidak valid.
Pengujian validitas pada penelitian ini diolah dengan
menggunakan software SPSS versi 25 IBM for windows.
2. Reabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten
atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang
sama. (Notoatmojo, 2010). Pengujian reliabilitas instrumen diolah
dengan menggunakan software SPSS versi 25 IBM for windows.
3.7.2 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan Langkah awal dalam mendapatkan data
penelitian. Pengumpulan data ini dilakukan dengan tahap sebagai
berikut :
a. Tahap Persiapan
Peneliti mengajukan izin penelitian kepada pengurus lokasi setempat
b. Tahap pelaksanaan
1 Meminta izin kepada pengurus lokasi setempat.
2 Memperkenalkan diri kepada calon responden yaitu meminta izin
kesediaan calon responden untuk berpartisipasi dalam penelitian
dan menjelaskan manfaat, tujuan dan prosedur penelitian.
3 Setelah data responden didapat, peneliti bertemu dengan
responden
4 Peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden tentang
tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan, dan proses
dari pengisian kuesioner.
5 Peneliti meminta calon responden untuk membaca dan
menandatangani lembar persetujuan sebagai tanda kesediaan
untuk menjadi subjek penelitian dengan jaminan kerahasiaan atas
jawaban yang diberikan
6 Peneliti memberikan kuesioner pada responden dan
mendampingi responden dalam pengisian kuesioner
Data yang telah diperoleh kemudian dikumpulkan untuk dilakukan
pengolahan dan analisis.

3.8 Pengolahan DataAnalisis Data


Data yang telah terkumpul pada peneliti melalui tahap-tahap berikut :
3.8.1 Editing
Penyuntingan data dilakukan sebelum proses pemasukan data dan
sebaliknya dilakukan dilapangan agar data yang salah atau
meragukan masih dapat ditelusuri kembali kepada responden,
sehingga diharapkan akan memperoleh data yang valid.
3.8.2 Coding
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pemberian tanda, symbol,
kode bagi tiap-tiap data.Kegunaan dari koding adalah untuk
mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada
saat mengentri data. Tabulasi data. Setelah instrument diisi dengan
baik kemudian ditabulasi dan disajikan dalam bentuk table distribusi
frekuensi dan table distribusi kolerasi.
3.8.3 Prosesing
Pada tahap ini dilakukan kegiatan proses data terhadap semua kuesioner yang
lengkap dan benar untuk dianalisis. Pengolahan data dilakukan dngan system
komputerisasi SPSS dengan menggunakan rumus Chi square test.

3.9 Analisis data


Analisis Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisa
univariat dilakukan untuk mengidentifikasi variabel karakteristik
responden: umur dan jenis kelamin . Semua data tersebut disusun dalam
bentuk distribusi frekuensi melalui program komputerisasi. Analisis
univariat dilakukan dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi
dan statistic deskriptif untuk melihat variable dependen.
p=
keterangan :p= nilai persentasi responden
f= frekuensi
atau jumlah
yang benar
n= jumlah
responden
Analisis Bivariat
Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara dua variable yang diteliti.Pengujian hipotesis untuk
mengambil hipotesis yang diujikan cukup meyakinkan diterima,
dengan menggunakan uji statistic Chi square test. Untuk melihat
kemaknaanperhitungan statistic digunakan batasan kemaknaan 0,05
sehingga nilai pvalue ≤ α maka secara statistic Ho ditolak dan
pvalue> α maka secarastatistic Ho diterima.
Rumus Chi square : x=∑
Dimana :
= chi square
O = hasil observasi
E = nilai yang diharapkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan
tujuan penelitian. Penyajian data terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian,
data umum (karakteristik responden), dan data khusus (variable penelitian). Data
umum menampilkan karakteristik responden mengenai usia responden, jenis
kelamin responden, pendidikan terakhir responden, pekerjaan responden. Data
khusus menampilkan hubungan Dukungan Keluarga dan Self Care Management
pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil penelitian yang didapatkan kemudian
dibahas dengan mengacu pada tujuan dan landasan teori pada BAB II.

4.1 Hasil Penelitian


Hasil dan pembahasan menguraikan tentang gambaran umum tempat penelitian dan data umum
serta data khusus
4.2.1 Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan di RSUD Ragab Begawe Caram kabupaten Mesuji.
Sebagai sarana pelayanan public kepada masyrakat, RSUD Ragab Begawe
Caram Kabupaten Mesuji memiliki layanan berupa:
1 Pelayanan Rawat jalan
Poliklinik yang tersedia di RSUD RBC meliputi:
a. PoliklinikUmum
b. Poliklinik SpesialisAnak
c. Poliklinik SpesialisBedah
d. Poliklinik Spesialis Kebidanan danKandungan
e. Poliklinik Spesialis PenyakitDalam
f. Poliklinik Spesialis THT-KL
g. Poliklinik Gigi danMulut
h. Poliklinik TB
i. Poliklinik Geriatri
j. PoliklinikHIV / VCT
k. PoliklinikIsolasi
l. Poliklinik Orthopedi
2 Pelayanan Rawat Inap
Merupakan pemberian pelayanan rawat inap kepada pasien- pasien yang
berasal dari rujukan puskesmas dan non rujukan dari Kabupaten Mesuji
dan sekitarnya. Pelayanan rawat inap terdiri atas :
a. Rawat Inap Penyakit Dalam
b. Rawat Inap Bedah
c. Rawat Inap Anak
d. Rawat Inap Kebidanan
e. Rawat inap isolasi
f. Rawat Icu
g. Ruang Perinatologi
3 Pelayanan Gawat Darurat (IGD)
Instalasi Gawat darurat (IGD) RSUD RBC siap 24 jam melayani pasien
dalam kasus-kasus darurat yang didukung oleh dokter dan perawat yang
profesional dibidangnya
4 Pelayanan Penunjang (Unit bedah, radiologi, farmas, laboratorium,
konsultasi gizi, ruangan jenazah, rekam medik, dan sentral sterilisasi.
4.2.2 Data Umum
Pada data umum akan menampilakan Data umum menampilkan karakteristik
responden mengenai usia responden, jenis kelamin responden, pendidikan
terakhir responden, pekerjaan responden
1. Karakteristik Responden Berdasarkan rentang usia

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Frekuesnsi (F) Presentase (%)


1 30-39 tahun 15 21,4
2 40-49 tahun 18 25,7
3 50-65 tahun 26 37,1
4 >65 tahun 11 15,7
Jumlah 70 100%
Pada Tabel 4.1 menunjukan bahawa dari 70 responden memiliki
rentang usia 30-39 tahun adalah sejumlah 15 responden (21,4%), usia
30-49 tahun sebanyak 18 responden (25,7%), usia 50-65 tahun sebanyak
26 responden (37,1% dan rentang usia >65 tahun adalah sejumlah 11
responden (15,7%)
2. Karakteristik responden berdasarkan Jenis kelamin

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis kelamin Frekuesnsi (F) Presentase (%)


1 Laki-laki 29 41,4
2 Perempuan 41 58,6
Jumlah 70 100%
Pada table 4.2 menunjukan bahwa dari 70 responden mayoritas
berjenis kelamin perempuan dengan Jumlah responden 41 orang
(58,6%) dan sisanya adalah jenis kelamin dengan Jumlah 29 responden
(41,4%)
3. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan terakhir

Tabel 4.3 Karakteriistik responden berdasarkan Pendidikan terakhir

No. Pendidikan Frekuesnsi (F) Presentase (%)


1 SD 13 18,6
2 SMP 17 24,3
3 SMA 33 47,1
4 Diploma III 5 7,1
5 S1 2 2,9
Jumlah 70 100%
Pada tabel 4.3 menunjukan bahwa mayoritas penderita DM tipe 2
mayoritas berpendidikan SMA dengan Jumlah 33 responden (47,1)
4. Karakteristik Responden Berdsarkan lama menderita

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdsarkan lama menderita

No. Jenis kelamin Frekuesnsi (F) Presentase (%)


1 1-10 tahun 58 82,9
2 10-20 tahun 11 15,7
3 21-35 tahun 1 1,4
Jumlah 70 100%
Pada Tabel 4.4 menunjukan bahwa 70 pasien mayoritas menderita 1-10
tahun sejumlah responden 58 (82,9%), selama 10-20 tahun sejumlah 11
responden (15,7%) dan selama >21-35 tahun sejumlah 1 responden
(1,4%)
4.2.3 Data khusus
Data khusus merupakan data yang diinginkan oleh peneliti sesuai dengan
tujuan umum dan tujuan khusus. Data khusus ditampilkan dalam bentuk tabel
distribusi responden hubungan dukungan keluarga dan Self Care
Management dengan kualitas hidup pasien DM Tipe 2 tabel silang antara
dukungan keluarga dengan kualitas hidup, dan Self Care Management
dengan kualitas hidup pasien DM Tipe 2. Data dianalisis menggunakan uji
chi square dengan p value <0,05. Dimana nilai Asymp.Sig <0,05, maka
terdapat hubungan yang signifikan, dan jika nilai Asymp.Sig>0,05 maka
tidak ada hubungan yang signifikan.
1. Hubungan dukungan keluarga dengan Kualis Hidup pada pasien DM
Tipe 2 di RSUD Ragab Begawe Caram

Tabel 4.5 Dukungan keluarga dengan Kualitas Hidup pasien DM Tipe 2

Dukungan Kualitas Hidup Jumlah


keluarga Baik Cukup Total %
Frekuensi % Frekuensi %
Baik 14 2 4 5,7 18 25,7
Cukup 43 61,4 9 1,3 52 74,3
Jumlah 70 100

Berdasarkan Tabel 4.5, ditemukan hubungan antara dukungan keluarga


dan kualitas hidup pasien dengan Diabetes Mellitus tipe 2 (DM tipe 2).
Dari total 70 responden yang telah disurvei, hasil menunjukkan bahwa:
a Sebanyak 43 responden (61,4%) yang memiliki dukungan keluarga
yang cukup juga memiliki kualitas hidup yang baik.
b Terdapat 9 responden (12,9%) yang melaporkan dukungan keluarga
yang cukup namun memiliki kualitas hidup yang cukup.
c Sebanyak 14 responden (20%) yang mengalami dukungan keluarga
yang baik dan memiliki kualitas hidup yang baik.
d Sedangkan 4 responden (5,7%) mengalami dukungan keluarga yang
baik, namun memiliki kualitas hidup yang cukup.
Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara dukungan keluarga dan kualitas hidup pasien DM tipe 2. Pasien
yang mendapatkan dukungan keluarga yang cukup cenderung memiliki
kualitas hidup yang lebih baik. Meskipun demikian, terdapat beberapa
responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik namun masih
mengalami kualitas hidup yang cukup.
Berdasarkan hasil pengujian statistic chi square didapatkan nilai p
value=0,644 lebih besar dari nilai α=0,005 maka dapat disumpulkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dengan kualitas hidup pasien Diabetes Tipe 2 maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
2. Hubungan Self Care Management dengan Kualitas Hidup pada
pasien DM Tipe 2 di RSUD Ragab Begawe Caram

Tabel 4.6 Self Care Management dengan Kualitas Hidup pasien DM Tipe 2
Self Care Kualitas Hidup Jumlah
Management Baik Cukup Total %
Frekuensi % Frekuensi %
Baik 2 2,8 0 0 2 2,8
Cukup 54 77,1 13 18,5 67 95,8
Kurang 1 1,4 0 0 1 1,4
Jumlah 70 100

Dari pembahasan Tabel 4.6, dapat disimpulkan bahwa terdapat


hubungan antara Management self care dengan kualitas hidup pasien.
Berikut adalah hasil analisis berdasarkan data dari total 72 responden
yang telah disurvei:
a Terdapat 2 responden (2,8%) yang memiliki Self Care Management
yang baik dan sekaligus menunjukkan kualitas hidup yang baik.
b Sebanyak 54 responden (77,1%) memiliki Self Care Management
yang cukup, namun mampu mencapai kualitas hidup yang baik.
c Sejumlah 13 responden (18,5%) melaporkan Self Care Management
yang cukup, namun memiliki kualitas hidup yang juga cukup.
d Hanya 1 responden (1,4%) yang memiliki Self Care Management
yang kurang, namun tetap memiliki kualitas hidup yang baik.
Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menghadapi
Diabetes Mellitus tipe 2 (DM tipe 2) dengan Self Care Management yang
cukup, mampu mencapai kualitas hidup yang baik. Meskipun demikian,
perlu diperhatikan bahwa terdapat satu responden yang memiliki Self
Care Management yang kurang namun masih memiliki kualitas hidup
yang baik.
Hasil dari analisis tabel ini menyoroti pentingnya Management self care
bagi pasien DM tipe 2 dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.
Upaya untuk meningkatkan Management self care dapat berdampak
positif pada kualitas hidup pasien dan kesejahteraan mereka secara
keseluruhan.
Berdasarkan hasil pengujian statistic chi square didapatkan nilai p
value=0,699 lebih besar dari nilai α=0,005 maka dapat disumpulkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluargaSelf
Care Management dengan kualitas hidup pasien Diabetes Tipe 2 maka
Ho ditolak dan Ha diterima.

4.2 Pembahasan
1. Mengidentifikasi Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas
Hidup pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Ragab Begawe caram
Dari total 70 responden yang terlibat, ditemukan bahwa 43 responden
(61,4%) yang memiliki dukungan keluarga yang cukup juga memiliki
kualitas hidup yang baik. Selain itu, terdapat 9 responden (12,9%) yang
melaporkan memiliki dukungan keluarga yang cukup namun memiliki
kualitas hidup yang cukup pula. Sebanyak 14 responden (20%)
mengalami dukungan keluarga yang baik dan sekaligus memiliki kualitas
hidup yang baik. Namun, terdapat 4 responden (5,7%) yang mengalami
dukungan keluarga yang baik, tetapi memiliki kualitas hidup yang cukup.
Hasil analisis statistik menunjukkan nilai p-value sebesar 0,644. Dengan
nilai p-value yang lebih besar dari tingkat signifikansi yang telah
ditentukan (misalnya α=0,05), maka hipotesis nol (Ho) yang menyatakan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan
kualitas hidup pasien DM tipe 2 diterima. Sebagai hasilnya, hipotesis
alternatif (Ha) yang menyatakan adanya hubungan yang signifikan
ditolak.
Dalam konteks penelitian ini, temuan menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan kualitas hidup
pasien DM tipe 2 di RSUD Ragab Begawe. Namun, penting untuk diingat
bahwa hasil ini didasarkan pada sampel responden yang terlibat dalam
penelitian ini, serta dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
diteliti.
2. Mengidentifikasi Hubungan Self Care Management dengan Kualitas
Hidup pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Ragab Begawe caram
Dari total responden sebanyak 72 orang, terdapat 2 responden (2,8%) yang
memiliki Self Care Management yang baik dan pada saat yang sama
menunjukkan kualitas hidup yang baik. Sebanyak 54 responden (77,1%)
memiliki Self Care Management yang cukup dan mampu mencapai
kualitas hidup yang baik. Ada juga 13 responden (18,5%) yang
melaporkan Self Care Management yang cukup, namun memiliki kualitas
hidup yang juga cukup. Hanya 1 responden (1,4%) yang memiliki Self
Care Management yang kurang, tetapi masih memiliki kualitas hidup
yang baik.
Dalam analisis statistik, dilakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan nilai p-value. Nilai p-value yang diperoleh adalah 0,699.
Dengan mempertimbangkan tingkat signifikansi yang umumnya
digunakan (misalnya α = 0,05), karena nilai p-value lebih besar dari α,
maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus Tipe
2 berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini.
Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian ini dilakukan di RSUD
Ragab Begawe dengan jumlah responden yang terbatas. Oleh karena itu,
hasil ini perlu diperhatikan dengan hati-hati dan generalisasi terhadap
populasi secara keseluruhan harus dilakukan dengan hati-hati.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Rumah sakit Ragab Begawe
Caram kabupaten Mesuji mengenai Hubungan Dukungan Keluarga dan Self
Care Management dengan kualitas hidup pasien DM Tipe 2, maka
didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dukungan keluarga terhadap kualitas Hidup pasien DM Tipe 2 di RSUD
ragab Begawe Caram dalam kategori cukup.
2. Self Care Management berhubungan dengan kualitas hidup pasien DM
Tipe 2 dalam kategori cukup
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian diatas maka peneliti dapat
memberikan beberapa saran yang dapat disampaikan kepada pihak-pihak
yang terkait sebagai berikut:
1. Untuk Responden
a. Pasien DM tipe 2 disarankan untuk mengembangkan dan
mempertahankan dukungan keluarga yang baik. Komunikasi
terbuka dan pengertian antara pasien dan keluarga dapat membantu
meningkatkan self management dan kualitas hidup pasien.
b. Pasien perlu lebih memperhatikan dan meningkatkan self
management mereka, termasuk pengelolaan pola makan, olahraga
teratur, serta penggunaan obat secara teratur sesuai dengan anjuran
medis.
c. Meningkatkan kualitas hidup melalui pemeliharaan gaya hidup
sehat dan menjaga pola hidup yang seimbang dapat membantu
mengelola DM tipe 2 dengan lebih baik.
2. Untuk Institusi dan Tempat Penelitian
a. nstitusi kesehatan perlu memberikan pendidikan dan dukungan
yang lebih intensif kepada pasien DM tipe 2 dalam hal self
management dan pentingnya dukungan keluarga.
b. Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran dan
pemahaman keluarga pasien mengenai peran mereka dalam
mendukung self management dan kualitas hidup pasien DM tipe 2.
c. Institusi kesehatan dapat menyediakan program edukasi dan
dukungan bagi pasien dan keluarga untuk mempelajari strategi self
management yang efektif.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya:
a. Disarankan untuk melakukan penelitian dengan jumlah responden
yang lebih besar dan dari berbagai setting penelitian yang berbeda
untuk memperluas generalisasi temuan.
b. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk menyelidiki faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi hubungan antara dukungan
keluarga, self management, dan kualitas hidup pasien DM tipe 2,
seperti faktor sosial, psikologis, atau lingkungan.
c. Menggabungkan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
pengalaman pasien dan keluarga dalam mengelola DM tipe 2 dan
kualitas hidup mereka
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. (2022). Classification and Diagnosis of. Diabetes


: Standards of Medical Care in Diabetes. American Diabetes.

Arfan Adinata, Ach., Minarti., Kastubi. Hubungan Efikasii Diri, Kepatuhan dan
Dukungan Keluarga Dengan Management Diri Penderita Diabetes Mellitus
Tipe 2 di Surabaya. 2022. Surabaya : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses Edisi Revisi.


Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rinneka Cipta.

Damayanti, F. (2018). Hubungan Management Diri Diabetes Dengan Kontrol Gula.


Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Pada Peserta Prolanis Di Bandar.

Ekasari, M. F., Riasmini, N. M., & Hartini, T. (2018). Meningkatkan Kualitas.


Hidup Lansia Konsep dan Barbagai Intervensi. Malang: Wineka Media

Fahmiyah, I., & Latra, I. (2016). Faktor yang Memengaruhi Kadar Gula Darah.
Puasa Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poli Diabetes RSUD Dr. Soetomo.

Faswati W. Gambaran Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di


RSUD.DR. RM Djoelham Kota. Binjai Tahun 2019. Jurnal Online
Keperawatan Indonesia.

Fatimah, R.N. 2015. Diabetes Mellitus Tipe 2. Jakarta: J MAJORITY

Fauzi, Ninda. 2015. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diit pasien
Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Dimong Kabupaten Madiun.
[Skripsi] Madiun ; Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.
International Diabetic Federation. 2021. Diabetic Atlas 10th edition.

Kementerian Kesehatan. 2022. Dibetes Mellittus Tipe 2.


https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1861/diabetes-mellitus-tipe-2

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Informasi Data dan Informasi Kementerian


Kesehatan RI. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nurhayati, C., Veronika,F., Ambarsari,N., Rustini,S., & Farida,I.2022. Hubungan


Dukungan Keluarga Dengan Self Management Pada Pasien DM Tipe 2.
Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya.
http://repository.stikeshangtuah-sby.ac.id/id/eprint/1144

Putri, L. R. (2017) Gambaran Self Care Penderita Diabetes Mellitus (DM) di.
Wilayah Kerja Puskesmas Srondol Semarang. Semarang

Rachmawati. 2015. Gambaran Kontrol dan Kadar Gula Darah Pada Pasien.
Diabetes Mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSJ PROF. Dr. Soerjo.
Magelang, Skripsi.

Rantung, J., Yetti, K., & herawati,T.2015. Huungan Self Care Dengan Kualitas
Hidup pasien Diabates Mellitus Di Persatuan Diabates Indonesia
(PERSADI) Cabang Ciimahi. Jurnal Skolastik Keperawatan.
https://doi.org/10.35974/jsk.v1i01.1

Spasić, A. et al., 2014. Quality of Life in Tipe 2 Diabetic Patients. Scientific.


Journal of the Faculty of Medicine in Niš, Volume 31, pp. 193-200

Sutrani, L., Alam, S., & Hadibroto, I. 2004. Diabetes. Jakarta : PT Gramedia

Suyono, S. et al. (2018) Penatalaksanaaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta:


Badan Penerbit FKUI
Vitaliati, T., Maurida, N., & Silvanasari, I. 2023. Hubungan Dukungan keluarga
dan Efikasi Diiri dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal
Keperawatan Universitas dr Soebandi

Vujmilovic, G. &. (2014). Quality Of Lif Of Patients With Diabetes Mellitus-


Social. Domain Of Health. Sanamed, 151-159
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1:
KUESIONER PENELITIAN
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI PENDERITA DM
Petunjuk pengisian
1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap pernyataan dalam kuesioner ini.
2. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang benar.
3. Pilih salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara (i) dengan cara memberikan tanda check list
(V) pada pilihan jawaban yang dipilih

A. Karakteristik Demografi Responden


1. Nama : ......................................
2. Umur : ......................................
3. Alamat : ......................................
4. No. HP / Telp : ......................................
5. Agama : .....................................
6. Jenis Kelamin : □ Laki-laki □Perempuan
7. Pendidikan
□ SD/Sederajat □ SMA/Sederajat □ Lain-lain ...............
□ SMP/Sederajat □ Perguruan Tinggi
8. Pekerjaan
□ Tidak bekerja □ Buruh
□ PNS □ TNI/POLRI
□ Petani □ Lain-lain ..........
9. Lama menderita diabetes : .....................
KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA
Petunjuk pengisian :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda centang () pada
kolom yang sudah disediakan
No Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak pernah

Dukungan Emosional
1 Saya selalu ada di dekat pasien DM
ketika ia mempunyai masalah
2 Saya memberikan solusi ketika pasien
DM cemas dengan penyakitnya
3 Saya merasa terganggu dengan DM
pasien
Dukungan Penghargaan
4 Saya memotivasi pasien DM untuk
tetap aktif dengan masyarakat
5 Saya melibatkan pasien DM dalam
pengambilan keputusan
6 Saya merasa bosan dengan keluhan
pasien DM
7 Saya mendengarkan pasien DM jika
berkeluh kesah tentang penyakitnya
Dukungan Instrumental
8 Saya mengantarkan pasien DM
untuk berobat
9 Saya membiayai pengobatan pasien
DM
10 Saya menyediakan semua
kebutuhan sehari-hari pasien DM
11 Saya menyediakan makanan sesuai
pasien DM
12 Saya mengajak pasien DM untuk
rekreasi
Dukungan Informasi
13 Saya mengingatkan pasien DM
untuk kontrol ke dokter
14 Saya mengingatkan pasien DM
untuk meminum obat
15 Saya mengingatkan pasien untuk
mengatur pola diet
16 Saya mengingatkan pasien DM untuk
berolahraga
17 Saya mengingatkan pasien rutin kontrol
gula darah
KUESIONER SELF CARE MANAGEMENT
Petunjuk pengisian :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda centang () pada
kolom yang sudah disediakan
No Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak
pernah
Pengecekan gula darah
1 Saya mampu memeriksa kadar
gul darah sendiri jika diperlukan
2 Ketika saya merasa gula darah
saya terlalutinggi (misal: sering
kencing, sering merasa haus,
badan terasa lemah, dll) saya
mampu memperbaiki kadar gula
darah saya ke dalam kadar gula
normal (misal:mengganti
makanan yang biasa saya makan
atau makan makanan yang
berbeda, olahraga dll)
3 Ketika saya merasa kadar gula
darah saya terlalu rendah (misal:
mual, keringat dingin, gangguan
konsentrasi, jantung berdebar-
debar, dll) saya mampu
memperbaiki kadar gula darah
saya ke dalam kadar gula normal
(misal: mengganti makanan
yang biasa saya makan atau
makan makanan yang berbeda)
Pengaturan Diet
4 Saya mampu memilih makanan
yang sehat dan terbaik sesuai
dengan diet DM untuk menjaga
kondisi kesehatan saya
5 Saya mampu memilih makanan
dari beragam makanan yang ada
dan tetap menjaga pola makan
yang sehat
6 Saya mampu menjaga berat
badan saya dalambatasan Berat
Badan Ideal (BBI)
7 Saya mampu melakukan
pemeriksaan terhadap kaki saya
secara mandiri (misal: ada luka,
mengelupas, dll)
8 Saya mampu melakukan
aktivitas fisik yang cukup untuk
menjaga kesehatan saya
(contohnya: joging, berkebun,
Latihan eregangan)
9 Saya mampu untuk tetap
menjaga pola makan yang sehat
sesuai diet DM
10 Saya mampu mengikuti pola
makan yang sehat (diet DM)
yang dianjurkan oleh tim
kesehatan sepanjang waktu
11 Saya mampu melakukan
aktivitas fisik yang lebih banyak,
jika dokter menginstruksikannya
untuk memperbaiki kondisi
kesehatan saya
12 Ketika saya melakukan aktivitas
fisik lebih dari biasanya, saya
mampu melakukan penyesuaian
dengan pola makan
13 Saya mampu menjaga pola
makan yang sehat (diet DM)
walaupun saya tidak berada di
rumah
14 Saya mampu memilih makanan
dari makanan yang beragam dan
tetap menjaga pola makan yang
sehat, Ketika saya tidak berada
di rumah, misal: memilih
makanan yang ada di rumah
makan/restoran
Aktivitas Fisik
15 Saya mampu menjaga pola
makan yang sehat (diet DM)
walaupun saya makan di acara
pesta (perkawinan, khitanan, dll)
16 Saya mampu memilih makan
yang sehat dari beragam
makanan yang ada ketika saya
makan di luar rumah atau pada
saat makan di tempat pesta
Perawatan kaki
17 Saya mampu menjaga pola
makan sehat (diet DM), ketika
saya sedang merasa
tertekan/stres/cemas
Pengobatan
18 Saya mampu datang ke tempat
layanan kesehatan 4 kali dalam
setahun untuk memonitor
penyakitrdiabetes saya
19 Saya mampu meminum obat
sesuaiaturan minumnya
20 Saya mampu mempertahankan
program pengobatan yang
diberikan kepada saya walaupun
saya dalam kondisi sakit
KUESIONER KUALITAS HIDUP
Petunjuk pengisian :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda centang () pada
kolom yang sudah disediakan
Sangat Cukup Puas Biasa-biasa Cukup tidak Tidak Puas
No Pernyataan
Puas saja puas

1 Seberapa puaskah anda dengan


pengobatan diabetes anda saat
ini ?
2 Seberapa puaskah anda
dengan lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk perawatan
diabetes anda ?
3 Apakah anda puas dengan
waktu yang anda habiskan
untuk mencapai kadar gula
yang normal ?
4 Apakah anda puas dengan
waktu yang anda gunakan
untuk berolahraga?
5 Apakah anda puas dengan
beban yang harus dialami
keluarga anda karena anda
menderita diabetes?
6 Seberapa puaskah anda
dengan waktu yang
dihabiskan untuk kontrol
pemeriksaan diabetes anda ?
7 Apakah anda puas dengan
pengetahuan anda tentang
diabetes ?
8 Seberapa sering anda
memakan makanan yang
tidak boleh dimakan ?
9 Seberapa sering anda
khawatir tentang
kemungkinan anda akan
kehilangan pekerjaan karena
anda menderita diabetes ?
10 Seberapa sering anda
mengalami tidur malam yang
tidak nyenyak karena
diabetes ?
11 Seberapa sering anda merasa
diabetes membatasi
karir anda ?
12 Seberapa sering anda merasa
sakit secara fisik ?
LAMPIRAN 2 : TABULASI KUESIONER

KARAKTERISTIK RESPONDEN
No Nama Usia Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Lama Menderita DM
1 Ny. N 50 2 1 3 24
2 NY. S 47 2 2 2 9
3 Tn. H 67 1 1 2 20
4 TN Y 52 1 3 2 15
5 Tn I 45 1 4 4 6
6 Tn T 62 1 2 3 12
7 Ny. S 67 2 3 3 15
8 Tn M 68 1 3 2 18
9 Ny. N 55 2 3 1 10
10 Tn. N 52 1 1 1 11
11 Ny. P 51 2 1 1 7
12 N. D 50 2 2 2 9
13 Ny. S 60 2 4 5 10
14 Tn. R 52 1 2 2 5
15 Tn. M 49 1 4 5 3
16 Tn H 56 1 3 4 4
17 Tn E 67 1 3 4 9
18 Tn E 64 1 1 4 12
19 Tny Y 48 2 1 4 5
20 Ny. 2 60 2 1 4 11
21 Tn S 48 1 3 4 10
22 Ny N 50 2 3 1 6
23 Ny E 42 2 2 1 7
24 Tn I 43 1 3 3 9
25 Ny Y 45 2 2 4 5
26 Ny S 40 2 3 2 4
27 Ny S 39 2 2 2 4
28 Ny K 43 2 3 1 8
29 Tn E 46 1 3 4 4
30 Ny E 39 2 3 1 5
31 Ny Y 47 2 2 1 7
32 Tn I 52 1 1 2 8
33 Tn A 49 1 3 3 6
34 Ny S 42 2 1 1 3
35 Tn P 49 1 3 3 5
36 Ny N 56 2 2 1 6
37 Tn E 63 1 3 4 6
38 Ny I 49 2 3 1 9
39 Ny L 42 2 3 4 3
40 Ny M 39 2 3 1 2
41 NY B 48 2 1 4 7
42 Tn Y 45 1 3 1 4
43 Ny D 36 2 2 1 4
44 Ny E 61 2 3 2 12
45 Tn A 46 1 3 4 6
46 TN M 39 1 3 3 3
47 Tn A 52 1 3 3 6
48 Ny Y 45 2 3 1 5
49 Ny E 48 2 3 4 3
50 Tn B 54 1 2 1 9
51 Ny S 59 2 1 1 6
52 Ny E 43 2 3 2 9
53 Ny F 53 2 1 3 3
54 Ny F 39 2 3 1 3
55 Tn I 40 1 2 2 2
56 Ny A 62 2 3 1 11
57 Tn S 47 1 3 4 1
58 Ny T 43 2 2 1 4
59 Ny P 41 2 3 4 6
60 Ny E 47 2 2 1 11
61 Tn M 42 1 5 6 4
62 Ny F 65 2 2 5 4
63 Ny G 49 2 4 3 4
64 Tn B 67 1 5 4 9
65 Tn O 43 1 4 1 6
66 Tn P 49 1 3 6 3
67 Ny W 41 2 2 2 5
68 Ny T 47 2 3 6 2
69 Ny L 51 2 2 4 4
70 Ny H 52 2 1 2 3
Keterangan Coding :
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir Pekerjaan Lama Menderita diabetes
Laki-Laki=1 SD=1 Tidak Bekerja=1 1-10 tahun=1
Perempuan=2 SMP=2 Buruh=2 11-20 tahun=2
SMA=3 Petani=3 21-30 tahun=3
DIPLOMA 3=4 Wirausaha=4 >35 tahun=4
S1=5 ASN=5
POLRI/TNI=6
DUKUNGAN KELUARGA
No D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D13 D14 D15 D16 D17 % KATEGORI
1 4 2 4 2 4 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 2 66 2
2 4 2 4 4 4 2 3 3 2 2 2 3 2 4 4 4 2 75 2
3 3 3 2 4 4 2 3 3 2 2 4 2 2 4 4 4 2 74 2
4 3 4 4 4 4 2 3 3 2 2 3 3 2 4 4 4 4 81 1
5 4 3 3 4 4 2 3 3 2 2 3 2 2 4 4 4 4 78 1
6 4 2 3 4 4 2 3 3 2 2 3 3 2 4 4 4 4 78 1
7 4 3 2 4 4 2 3 3 2 2 3 3 2 4 4 4 4 78 1
8 3 2 2 4 4 2 3 2 2 2 3 2 2 4 4 4 4 72 2
9 4 4 3 4 4 2 3 2 2 3 2 2 2 4 4 4 3 76 1
10 4 3 2 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 4 4 4 3 72 2
11 4 3 2 4 4 2 2 2 2 3 4 2 4 4 4 4 3 78 1
12 4 3 3 4 4 2 2 2 2 2 4 3 4 4 4 2 2 75 2
13 4 3 2 4 4 2 2 2 2 3 4 2 4 4 4 2 2 74 2
14 4 2 4 4 4 2 2 2 2 3 4 3 4 4 4 2 4 79 1
15 4 3 2 4 4 2 2 2 2 3 2 3 4 4 4 2 4 75 2
16 4 4 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 71 2
17 3 3 3 2 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 2 4 74 2
18 4 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 71 2
19 4 4 3 2 4 2 2 2 2 4 2 2 4 4 4 2 4 75 2
20 3 4 2 2 4 2 2 2 2 3 2 4 4 4 4 2 4 74 2
21 4 4 2 2 2 2 3 4 2 2 4 4 2 2 2 3 4 71 2
22 4 3 4 4 4 2 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 2 84 1
23 4 2 3 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 3 4 2 76 1
24 4 2 2 4 4 3 4 4 3 4 4 2 2 2 3 2 4 78 1
25 4 3 3 3 2 3 2 2 4 3 3 2 3 4 2 2 2 69 2
26 2 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 60 2
27 4 2 3 2 2 2 4 4 2 3 2 2 2 4 3 4 2 69 2
28 3 3 2 4 2 2 4 4 4 3 2 3 4 3 4 2 4 78 1
29 3 3 2 2 3 2 2 3 4 4 3 3 3 2 2 4 3 71 2
30 4 2 2 4 2 3 4 4 2 3 4 3 2 3 4 2 4 76 1
31 4 3 3 2 2 2 3 3 4 2 4 2 3 2 4 4 4 75 2
32 4 4 2 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 68 2
33 4 2 3 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 2 3 4 68 2
34 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 4 3 2 2 2 62 2
35 4 3 2 2 2 3 4 3 4 2 2 3 4 3 3 4 3 75 2
36 4 2 3 4 2 2 4 2 4 4 4 2 3 2 2 2 4 74 2
37 4 3 2 4 3 2 4 2 2 2 4 2 3 2 4 2 4 72 2
38 4 2 3 4 2 2 2 2 2 4 3 3 4 4 2 2 3 71 2
39 2 4 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 63 2
40 4 2 2 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 4 3 2 69 2
41 4 2 4 4 4 2 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 2 82 1
42 4 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 2 3 4 2 2 2 68 2
43 2 3 2 4 3 2 4 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 63 2
44 4 2 3 2 2 2 4 4 2 3 2 2 2 4 3 4 2 69 2
45 4 3 3 2 3 2 2 3 4 4 2 3 3 2 2 4 3 72 2
46 4 2 2 4 2 3 4 4 2 3 4 3 2 3 4 2 4 76 1
47 4 3 2 2 2 2 3 3 4 2 4 2 3 2 4 4 4 74 2
48 4 4 2 4 2 2 2 4 3 2 2 3 2 2 3 4 3 71 2
49 4 2 3 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 2 3 4 68 2
50 4 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 4 3 2 2 2 63 2
51 4 3 2 2 2 3 4 3 4 2 2 3 4 3 3 4 3 75 2
52 4 2 3 4 2 3 4 2 4 4 4 2 3 2 2 2 4 75 2
53 4 3 2 4 3 2 4 2 2 2 4 2 3 2 4 2 4 72 2
54 4 2 3 4 2 3 2 2 2 4 3 3 4 4 2 2 3 72 2
55 2 4 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 63 2
56 4 2 2 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 4 3 2 69 2
57 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 2 84 1
58 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 2 3 4 2 2 2 66 2
59 3 3 2 4 2 2 4 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 63 2
60 4 2 3 2 2 2 4 4 2 3 2 3 2 4 3 4 2 71 2
61 4 2 2 4 4 2 4 2 4 3 3 2 4 4 2 3 3 76 1
62 4 3 2 3 2 2 2 3 2 3 4 2 4 3 2 4 2 69 2
63 4 3 3 4 2 2 3 2 4 4 2 4 4 4 2 2 3 76 1
64 2 2 4 2 2 2 2 4 3 4 2 2 3 2 2 3 2 63 2
65 4 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 4 4 3 2 4 2 71 2
66 4 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 4 3 2 2 2 63 2
67 2 2 2 2 3 3 2 3 3 4 3 2 2 4 4 2 2 66 2
68 4 2 4 3 3 4 3 3 2 2 4 2 3 4 4 4 4 81 1
69 4 4 2 2 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 2 2 2 65 2
70 2 2 3 3 3 4 2 3 4 3 2 4 4 3 4 3 2 75 2

B. VARIABEL YANG DITELITI


Dukungan Keluarga Self care management Kualitas Hidup
Tidak Pernah=1 Tidak Pernah=1 Tidak Puas=1
Kadang-kadang=2 Kadang-kadang=2 Cukup tidak puas=2
Sering=3 Sering=3 Baik=3
Selalu=4 Selalu=4 Cukup puas=4
Sangat puas=5
Hasil Ukur : Hasil Ukur : Hasil Ukur :
1. Baik (76%-100%) 1. Baik (76%-100%) 1. Baik (76%-100%)
2. Cukup (60%-75%) 2. Cukup (60%-75%) 2. Cukup (60%-75%)
3. Kurang (<60%) 3. Kurang (<60%) 3. Kurang (<60%)
SELF CARE MANAGEMENT
No SC1 SC2 SC3 SC4 SC5 SC6 SC7 SC8 SC9 SC10 SC11 SC12 SC13 SC14 SC15 SC16 SC17 SC18 SC19 SC20 % KATEGORI
1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 4 1 3 1 2 1 73 2
2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 1 4 4 1 2 1 2 2 68 2
3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 1 1 1 4 3 2 3 1 2 2 69 2
4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 1 3 1 1 3 3 1 4 2 1 2 66 2
5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 2 3 3 4 1 3 1 1 1 71 2
6 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 2 4 2 2 2 78 1
7 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 1 2 2 4 4 2 3 1 2 2 70 2
8 4 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 2 1 3 4 1 3 1 1 2 68 2
9 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 1 1 71 2
10 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 2 2 1 4 4 2 2 2 2 2 73 2
11 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 2 3 4 4 1 4 2 1 2 78 1
12 4 3 3 4 4 3 3 4 4 1 2 3 1 3 4 2 3 1 2 2 70 2
13 4 4 4 4 3 4 3 4 3 1 1 2 3 4 4 1 4 1 1 1 70 2
14 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4 2 2 1 1 1 71 2
15 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 1 2 2 3 3 2 3 2 1 2 66 2
16 3 3 4 3 3 3 3 4 3 1 2 3 2 3 4 1 4 2 1 2 68 2
17 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 1 2 3 3 3 1 4 2 1 1 69 2
18 4 3 3 4 3 3 4 4 4 1 1 2 3 3 3 2 2 2 2 1 68 2
19 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 1 3 4 1 2 2 2 2 73 2
20 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 1 2 4 3 2 4 2 1 1 71 2
21 3 3 3 4 4 4 4 4 4 1 3 3 1 4 3 1 3 2 2 2 73 2
22 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 1 3 3 4 2 4 2 1 1 66 2
23 3 3 3 3 4 3 4 4 3 1 1 1 1 1 4 1 3 1 1 2 59 3
24 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 4 4 2 2 2 1 1 61 2
25 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 1 4 2 1 1 66 2
26 3 3 4 4 3 3 3 4 4 1 3 2 1 4 4 2 4 1 1 2 70 2
27 4 4 3 3 4 3 4 3 3 1 2 3 1 3 4 2 3 1 2 1 68 2
28 4 4 3 4 3 3 3 3 4 1 3 2 1 3 4 1 3 2 2 2 69 2
29 4 3 4 3 4 4 3 4 3 2 1 2 1 4 3 2 4 2 2 2 71 2
30 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 1 4 4 2 4 1 2 1 69 2
31 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 1 2 3 3 3 2 4 2 2 2 73 2
32 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 1 2 3 3 4 2 4 2 1 1 74 2
33 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 1 1 4 4 1 4 2 2 1 73 2
34 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 1 3 2 3 3 1 2 2 2 2 66 2
35 4 3 4 3 3 3 3 4 3 1 1 1 1 4 3 2 2 1 2 1 61 2
36 3 3 4 3 3 4 4 4 4 1 3 2 2 4 4 1 3 2 1 2 71 2
37 4 3 3 4 3 3 3 4 3 1 2 2 1 4 4 2 4 2 1 1 68 2
38 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 2 2 4 3 2 3 2 2 2 75 2
39 4 4 4 4 4 3 4 3 3 1 3 2 1 3 4 1 3 1 2 1 69 2
40 3 3 4 3 4 4 3 4 4 1 1 2 3 3 4 1 3 1 2 2 69 2
41 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 1 3 4 4 2 3 2 1 1 73 2
42 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 1 2 2 4 3 2 2 1 2 2 69 2
43 4 3 4 4 3 4 3 3 4 1 3 3 1 4 3 1 3 2 1 2 70 2
44 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 1 1 3 4 4 1 4 1 1 1 73 2
45 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 1 1 4 3 1 3 2 1 1 66 2
46 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 1 3 4 3 2 4 1 2 2 75 2
47 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3 2 4 2 1 1 70 2
48 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 2 3 2 1 2 75 2
49 4 3 4 4 4 3 4 4 3 1 3 3 2 4 4 1 4 1 2 2 60 2
50 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 1 3 1 4 4 1 4 1 1 1 70 2
51 3 3 3 4 3 3 4 3 4 1 2 2 1 4 4 1 3 2 1 2 66 2
52 3 3 4 4 4 3 3 3 3 1 3 1 2 4 4 1 4 1 1 2 68 2
53 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 1 1 3 3 1 2 1 1 1 60 2
54 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 1 3 3 3 3 2 4 2 1 1 71 2
55 4 4 3 3 3 4 4 3 4 1 3 2 3 3 3 2 4 2 2 2 74 2
56 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 1 2 1 3 3 2 3 2 2 1 63 2
57 3 4 4 4 4 4 3 4 4 1 2 2 1 4 3 2 2 1 1 2 69 2
58 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 1 4 2 1 2 75 2
59 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 1 1 4 3 1 3 1 1 2 69 2
60 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 1 2 2 1 2 69 2
61 4 4 3 3 4 3 4 4 4 1 2 1 1 3 3 1 2 2 2 1 65 2
62 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 1 2 2 3 4 1 3 1 2 1 69 2
63 3 3 4 3 4 3 4 4 4 1 2 2 3 3 3 2 4 1 1 2 70 2
64 3 3 4 4 3 4 4 4 4 1 1 1 2 3 3 2 3 1 2 1 66 2
65 3 4 4 4 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 1 2 2 1 1 64 2
66 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 1 3 4 2 2 2 2 1 65 2
67 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 2 1 2 4 3 2 4 1 2 2 70 2
68 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4 1 2 1 2 1 73 2
69 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 1 2 4 4 2 3 2 2 2 74 2
70 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 2 1 3 3 2 4 1 2 1 71 2
KUALITAS HIDUP
No KH1 KH2 KH3 KH4 KH5 KH6 KH7 KH8 KH9 KH10 KH11 KH12 % KATEGORI
1 4 5 5 4 4 3 4 3 5 5 5 4 85 1
2 4 5 4 4 5 3 4 4 5 5 3 4 83 1
3 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 82 1
4 4 3 5 3 4 3 4 5 4 4 4 3 77 1
5 3 3 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 87 1
6 3 3 3 4 5 4 5 5 4 5 4 5 83 1
7 4 4 3 4 5 5 4 3 2 5 4 4 78 1
8 4 4 3 4 5 4 4 2 5 5 4 5 82 1
9 4 5 4 4 4 2 4 3 4 5 4 3 77 1
10 5 3 4 3 5 4 4 3 5 4 3 4 78 1
11 4 5 5 2 4 4 4 4 2 5 5 4 80 1
12 4 5 4 2 5 3 4 4 2 5 2 4 73 1
13 4 5 4 4 4 4 5 3 2 4 4 4 78 1
14 4 3 5 3 2 3 4 5 4 4 4 3 73 2
15 3 3 5 5 5 2 4 4 5 5 3 4 80 1
16 3 3 3 2 5 4 5 5 4 2 4 5 75 2
17 4 4 3 4 2 5 4 3 4 2 4 4 72 2
18 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 5 85 1
19 4 5 4 4 4 3 2 3 4 5 4 3 75 2
20 5 3 4 3 5 4 2 3 5 4 3 4 75 2
21 4 4 5 2 4 3 2 2 5 5 2 3 68 2
22 4 3 3 4 5 5 4 3 4 5 4 4 80 1
23 3 4 5 5 5 4 5 1 4 5 5 5 85 1
24 5 4 5 3 2 4 5 5 5 4 3 4 82 1
25 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 5 85 1
26 4 5 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3 78 1
27 5 3 4 3 5 4 4 3 2 4 3 4 73 2
28 5 4 3 4 5 5 4 2 5 5 5 4 85 1
29 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 80 1
30 4 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4 5 78 1
31 5 5 5 3 5 4 4 5 5 3 4 3 85 1
32 5 4 4 5 5 5 4 2 2 5 1 3 75 2
33 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 3 3 80 1
34 3 4 5 4 5 4 1 5 3 4 4 5 78 1
35 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 90 1
36 4 5 4 4 5 3 4 4 5 5 3 4 83 1
37 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 82 1
38 4 3 5 3 4 3 4 5 4 4 4 3 77 1
39 3 3 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 87 1
40 3 3 3 4 5 4 5 5 4 5 4 5 83 1
41 4 2 3 1 5 5 4 3 4 5 4 4 73 2
42 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 5 85 2
43 4 5 4 4 3 3 4 3 4 5 4 3 77 1
44 5 3 4 3 5 4 4 3 5 4 3 4 78 1
45 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 78 1
46 4 4 3 4 1 3 2 5 4 5 4 5 73 2
47 5 5 5 3 4 4 4 5 5 3 4 3 83 1
48 5 4 4 5 5 5 1 4 5 5 5 3 85 1
49 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 3 3 80 1
50 3 4 5 4 5 3 4 5 3 4 4 5 82 1
51 4 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 4 88 1
52 4 5 4 4 5 3 4 4 5 5 3 4 83 1
53 4 5 4 4 3 2 5 3 4 4 4 4 77 1
54 4 3 5 3 4 3 4 5 4 4 4 3 77 1
55 3 3 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 87 1
56 3 2 3 4 5 4 5 5 4 5 4 5 82 1
57 4 3 3 4 5 5 4 3 4 1 4 4 73 2
58 4 4 3 4 4 4 4 3 5 5 4 5 82 1
59 4 5 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3 78 1
60 5 3 4 3 5 4 4 3 5 4 3 4 78 1
61 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 5 85 1
62 4 5 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3 78 1
63 5 3 4 3 5 4 4 3 5 4 3 4 78 1
64 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 78 1
65 4 4 3 4 4 3 4 5 4 5 4 5 82 1
66 5 5 5 3 4 4 4 5 5 3 4 3 83 1
67 5 4 1 5 5 5 4 4 5 1 5 2 77 1
68 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 3 3 80 1
69 3 4 5 4 5 3 4 5 3 4 4 5 82 1
70 4 5 4 4 1 3 4 3 4 5 4 3 73 2
LAMPIRAN 3 :
A. ANALISA UNIVARIAT
1. Data Umum
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur
Kelompok Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 30-39 tahun 15 21.4 21.4 21.4
40-49 tahun 18 25.7 25.7 47.1
50-64 tahun 26 37.1 37.1 84.3
>65 tahun 11 15.7 15.7 100.0
Total 70 100.0 100.0

b. Karakteristik Demografi Responden berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 29 41.4 41.4 41.4
perempuan 41 58.6 58.6 100.0
Total 70 100.0 100.0

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 13 18.6 18.6 18.6
SMP 17 24.3 24.3 42.9
SMA 33 47.1 47.1 90.0
D3 5 7.1 7.1 97.1
S1 2 2.9 2.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak bekerja 22 31.4 31.4 31.4
buruh 14 20.0 20.0 51.4
petani 10 14.3 14.3 65.7
wirausaha 18 25.7 25.7 91.4
ASN 3 4.3 4.3 95.7
TNI/POLRI 3 4.3 4.3 100.0
Total 70 100.0 100.0

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menderita Diabtes Mellitus

Lama Menderita Diabetes mellitus


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1-10 tahun 58 82.9 82.9 82.9
11-20 tahun 11 15.7 15.7 98.6
21-35 tahun 1 1.4 1.4 100.0
Total 70 100.0 100.0

B. ANALISA BIVARIAT
1. Data Khusus
a. Distribusi frekuensi Dukungan Keluarga

Dukungan Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 18 25.7 25.7 25.7
Cukup 52 74.3 74.3 100.0
Total 70 100.0 100.0

b. Distribusi Frekuesnsi Self Care management

Self care management


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 2 2.9 2.9 2.9
Cukup 67 95.7 95.7 98.6
Kurang 1 1.4 1.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
c. Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup

Kualitas Hidup
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 57 81.4 81.4 81.4
Cukup 13 18.6 18.6 100.0
Total 70 100.0 100.0

d. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Dukungan Keluarga * 70 100.0% 0 0.0% 70 100.0%
Kualitas Hidup

Dukungan Keluarga * Kualitas Hidup Crosstabulation


Count
Kualitas Hidup
Baik Cukup Total
Dukungan Keluarga Baik 14 4 18
Cukup 43 9 52
Total 57 13 70

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .214a 1 .644
Continuity Correctionb .012 1 .912
Likelihood Ratio .207 1 .649
Fisher's Exact Test .728 .442
Linear-by-Linear Association .211 1 .646
N of Valid Cases 70
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.34.
b. Computed only for a 2x2 table
e. Hubungan Dukungan Self care management dengan Kualitas Hidup

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Self care management * 70 100.0% 0 0.0% 70 100.0%
Kualitas Hidup

Self care management * Kualitas Hidup Crosstabulation


Count
Kualitas Hidup
Baik Cukup Total
Self care management Baik 2 0 2
Cukup 54 13 67
Kurang 1 0 1
Total 57 13 70

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square .715a 2 .699
Likelihood Ratio 1.263 2 .532
Linear-by-Linear Association .075 1 .784
N of Valid Cases 70
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .19.
LAMPIRAN 4 : DOKUMENTASI KONSULTASI DENGAN DOSEN PEMBIMBING
Konsul Pertama
Konsul Kedua

Anda mungkin juga menyukai