Oleh :
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas semua berkat dan limpahan Rahmat-Nya sehingga laporan kasus magang
dietetik pada pasien penyakit Diabetes melitus tipe II Kasus Penyakit diabetes
melitus tipe II+ dyspnea + hipertensi + general weakness di Ruangan Bogenvile
kelas III, pasien kasus bronkitis akut di ruangan cattelia Kelas I, dan kasus
tumor regio plank + diabetes meltus tipe II di ruangan Teratai Kelas III RSUD
Undata Palu ini dapat terselesaikan. Laporan ini diajukan sebagai bagian dari
kegiatan proses asuhan gizi terstandar.
Saya meyadari bahwa laporan ini masi jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu saya berharap untuk kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Akhir kata saya ucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang telah
membantu sampai selesainya laporan kasus wajib magang dietetik ini. Semoga
laporan ini berguna bagi kita semua. Penulis mengucapkan kepada :
1. Ibu St. Ika Fitrasyah, S.Gz., M.Si sebagai Koordinator Program Studi Gizi
Universitas Tadulako Palu.
2. Sri Rezeki Pettalolo,S.Gz,RD,M.Gz selaku kepala instalasi dan sekaligus
Pembimbing klinik (CI/Clinical Insructure) yang telah banyak membantu
menyelesaikan laporan ini.
3. Seluruh staf Instalasi Gizi RSUD Undata Palu yang telah memberikan
bantuan moral bagi penulis, baik dalam proses pendidikan maupun dalam
peyusunan laporan kasus wajib magang dietetik
4. Teman – teman serta pihak lain yang telah membantu dalam penulisa
laporan.
iii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................ii
LAMPIRAN .......................................................................................................65
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang bersifat kronik atau jangka panjang
akibat adanya penurunan fungsi fisiologis organ tubuh. Penyakit ini semakin
berkembang di berbagai kalangan usia akibat dari perubahan gaya hidup,
penurunan aktifitas fisik, dan perubahan pola makan. Penyakit dengeneratif
menjadi penyebab kematian terbesar di dunia dan mengakibatkan kematian lebih
awal setiap harinya (Hanum, 2018).
Diabetes Melitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang semakin
meningkat setiap tahunnya baik jumlah kasus maupun jumlah prevalensi. Kadar
gula darah tinggi merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit Diabetes
Melitus. DM diakui sebagai masalah kesehatan global yang utama. Secata global
sekitar 425 juta orang diseluruh dunia menderita DM pada tahun 2017 (Vidyanto,
20119). Menurut hasil riskesdas (2018) prevalensi diabetes melitus di indonesia
terus meningkat dari tahun 2007 hingga tahun 2018. Prevalensi diabetes melitus
berdasarkan kadar glukosa darah pada penduduk usia > 15 tahun sebanyak 5,7%
pada 2007, 6,9% pada 2013, dan 8,5% pada 2018 (Baltibangkes, 2007, 2013,
2018). Berdasarkan prevalensi penderita diabetes melitus 2018, sulawesi tengah
secara nasional menempati peringkat ke 11 dengan penderita terbanyak (Badan
penelitian dan pengembangan kesehatan, 2018). Dalam profil kesehatan
sulawesi tengah secara nasional menempati peringkat ke-6 sebagai penyakit
dengan penderita terbanyak. Kota palu menempati posisi kedua tertinggi di
sulawesi tengah dengan jumlah penderita diabetes melitus sebanyak 27.005 jiwa
(Dinkes, 2020).
Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan terjadinya
hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
prevalensi Diabetes Melitus pada usia lanjut cenderung meningkat, hal tersebut
dikarnakan Diabetes Melitus pada usia lanjut bersifat multifaktoral yang
dipengaruhi oleh intrinsik dan ekstrinsik. Menurut (Gustaviani, 2006).
Berdasarkan data diabetes melitus merupakan suatu kelainan metabolik yang
dtandai dengan peningkatan kadar gula darah, oleh karena itu dibutuhkan
penanganan khusus, selain penanganan dari segi obat-obat obatan, pengaturan
2
makan juga menjadi penunjang serta mampu mepercepat proses penyembuhan
penyakit.
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) merupakan proses terstandar
sebagai suatu metode pemecahan masalah yang sistematis dalam menangani
masalah gizi sehingga dapat memberikan asuhan gizi yang aman efektif dan
berkualitas tinggi. Terstandar adalah memberikan asuhan gizi dengan proses
terstandar yang menggunakan struktur dan kerangka kerja yang konsisten
sehingga setiap pasien yang mempunyai masalah gizi mendapat asuhan gizi
melalui proses 4 langkah yaitu pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi serta
monitoring dan evaluasi (Ruliana, 2016). Proses tersebut tentunya menjadi dasar
dalam pemberian diet yang diberikan pada pasien. Dalam hal ini yang diberikan
pada pasien diabetes melitus adalah diet diabetes melitus, maka untuk
mempercepat proses penyembuhan diperlukan adanya proses asuhan gizi
terstandar dalam menangani penyakit ini.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu merencanakan dan melakukan Manajeman Asuhan Gizi Klinik
di Rumah sakit yang meliputi analisis tentang pengkajian, diagnosa,
intervensi gizi, monitoring dan evaluasi, dan membuat laporan mengenai
studi kasus gizi klinik pada pasien dengan penyakit Diabetes Melitus Tipe II
+ hipertensi + dyspnea + general wekness, di ruang bougenville kelas III DI
RSUD Undata Palu.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan skrining gizi pada pasien
b. Mampu melakukan Assesment Gizi
c. Mampu melakukan diagnosis gizi pada pasien
d. Mampu melakukan intervensi gizi (rencana/implementasi asuhan
gizi pasien)
e. Mampu melakukan monitoring evaluasi pelayanan gizi pasien
3
BAB II
PENATALAKSANAAN DIET
PADA KASUS DIABETES MELITUS TIPE II + HIPERTENSI + DYSPNEA +
GENERAL WEKNESS
4
apabila meningkatnya frekensi pernafasan melebihi frekwensi pernafasan
normal yaitu 20 kali permenit (Bararah T, 2013).
General Wekness adalah kelemahan yang merupakan suatu keluhan
yang sering di utarakan pasien. Kelemahan adalah penurunan fungsi normal
dari satu atau lebih otot manusia fatigue dan weaknes walaupun disebabkan
hal yang berbeda, dan sering terjadi pada golongan pasien tua (Saputra,
2013).
B. Etiologi
Pada penderita diabetes melitus pangaturan sistem kadar gula darah
terganggu, insulin tidak cukup mengatasi dan akibatnya kadar gula dalam
darah bertambah tinggi. peningkatan kadar glukosa darah akan menyumbat
seluruh sistem energi dan tubuh berusaha kuat mengeluarkannya melalui
ginjal. Kelebihan gula dikeluarkan didalam air kemih ketika makan makanan
yang banyak kadar gulanya. Peningkatan kadar gula dalam darah sangat
cepat pula karena insulin tidak mencukupi jika ini terjadi maka terjadilah
diabetes mellitus (Tjokroprawiro A, 2006). Selain peningkatan kadar gula
diebetes juga disebabkan karena adanya riwayat keluarga, dan di sebabkan
pula oleh autoimun, salah satu etiologic DM tipe 1 adalah faktor genetik. DM
tipe 1 dapat terjadi pada segala usia, tetapi biasanya dialami oleh anak-anak
atau orang dewasa berusia tipe disebabkan oleh destruksi sel β, umumnya
menjurus kea rah defisiensi insulin absolut (PARKENI, 2011).
Hipertensi merupkan faktor utama untuk terjadiny DM. hubungan
hipertensi dengan DM tipe II sangat kompleks, dimana hipertensi dapat
membuat sel tidak sensitif terhadap insulin (resistensi insulin). Insulin
berperan meningkatkan ambilan glukosa di banyak sel dan dengan cara lain
dapat megatur kebohidrat, sehingga jika terjadi resistensi insulin oleh sel,
maka kadarr gula dalam darah dapat mengalami gangguan (Guyton AC., Hall
JE. , 2008).
Diabetes melitus berkaitan dengan hipertensi, hipertensi muncul karena
interaksi dari berbagai faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan
darah juga meningkat. Setelah umur 45 tahun dinding arteri akan mengalami
penebalan oleh karena adanya zat kolagen pada lapisan otot, sehingga
pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit karena kaku. Tekanan
5
darah sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang
berkurang pada penambahan umur pada dekade ketujuh, dan tekanan darah
diastol meningkat sampai dekade kelima dan keenam. (Yogiantoro M, 2019).
Hipertensi dapat terjadi akibat adanya hiperglikemia, gula darah yang tinggi
akan menempel pada dinding pembuluh darah. Setelah itu terjadi proses
oksidasi dimana gula darah beraksi dengan protein dari dinding pembuluh
darah yang menimbulkan AGEs. Advanced Glycostlated (AGEs), merupakan
zat yang dibentuk dari kelebihan gula drah dan protein yang saling berikatan.
Hal ini dapat merusak dinding bagian dalam pembuluh darah, dan menarik
lemak jenuh atau kolestrol menempel pada dinding pembuluh darah, sehingga
reaksi imflamasi terjadi. Sel darah putih (leukosit) dans el pembeku darah
serta bahan lain ikut menyatu menjadi satu plak, yang membuat pembuluh
darah menjadi keras, kaku dan akhirnya timbul penyumbatan yang
mengakibatkan perubahan tekanan darah (Juianti, 2021).
C. Patofisiologi
Dalam patofisiologi DM tipe II terdapat beberapa keadaan yang berperan
yaitu, Resistensi insulin dan Disfungsi sel B pancreas. Diabetes melitus tipe II
bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, namun karena sel sel
sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara normal.
Keadaan ini lazim disebut sebagai “resistensi insulin”. Resistensi insulin
banyak terjadi akibat dari obesitas dan kurang nya aktivitas fisik serta
penuaan. Pada penderita diabetes melitus tipe II dapat juga terjadi produksi
glukosa hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel B
langerhans secara autoimun seperti diabetes melitus tipe II .
Defisiensi fungsi insulin pada penderita diabetes melitus tipe II hanya
bersifat relatif dan tidak absolute (Harding, 2003). Hipertensi terjadi akibat
adanya gangguan aterosklorosis, gangguan anatomi pada pembuluh darah
parifer yang berlanjut dengan kekakuan pembuluh darah (Bustam, 2019)
Kena terjadinya kekakuan pembuluh darah maka dapat mengakibatkan
hipertensi dan dapat pula mengakibatkan tingginya glukosa darah
6
2.2. Gambaran Umum Pasien
Pasien An. Ny M berjenis kelamin perempuan berusia 60 tahun beralamat di
desa wawoondula, Kecamatan Mori kebupaten Morowali Utara, beragama
kristen. Sebelum MRS pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pada saat
masuk RS, pasien di diagnosa Diabetes Melitus tipe II, dyspnea, hipertensi dan
general weaknes. Keluhan utama pasien mengalami pusing, lemas, nyeri ulu hati,
nyeri dada, batuk berlendir, sesak nafas, demam, mual, muntah, dan nyeri tulang
belakang. Hasil pemeriksaan antropometri LILA pasien 19 cm, dan TL 39 cm
selain itu hasil pemeriksaan biokima An. Ny M kadar hemoglobin : 11 g/dl, leukosit
: 12.7 ribu/dl, eritrosit : 3,98 juta/ul, hematokrit : 33,1 %, trombosit : 380 ribu/ul,
RDW-CU 17, limfosit 11,9, monosit 9.0, glukosa 211,4 g/dl, Na 124, Cl 88. Hasil
pemeriksaan klinis pasien TD 148/85 mmHg, suhu 36,2oC, respirasi 20 x/menit
dan skala nyeri akut (skala sedang 4-6), estimasi BB pasien menurut lila 39,
estimasi TB menurut tinggi lutut 142 cm, kebiasan makan pasien SMRS sering
mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis-manis seperti kue brownies
1 ptng 20 gr setiap harinya, konsumsi bakpau25 gr setaiap harinya, teh manis 2
kali sehari dengan gula 1 sdm10 gr, kopi 1 minggu 2 kali gula 1 sdm 10 gr, daging
ayam 3 kali sebulan 50 gr, makanan berlemak seperti coto 1 bulan 2 kali 150 gr,
ikan asin 2 kali seminngu 2 poyong 40 gr, jagung manis 1 minggu 3 kali 30 gr,
kentang 3 kali seminggu 50 gr, buah apel , anggur, semangka, jeruk seminggu 2
kali masing-masing 50 gr, sayur kelor, terong, bayam, labu siam, daun pepaya
buncis, brokoli dan sebelum masuk RS pasien tidak memantang makanan.
7
2.4 Proses Asuhan Gizi Tersatandar
A. ASESSEMENT
1. Client History
a. Data Pasien
Nama : Ny. M
Usia : 60 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : desa wawondula, Kec Morowali utara
Agama : kristen
Diagnosa : DM tipe II, dyspnea, hipertensi dan general weaknes
b. Riwayat personal
- Riwayat penyakit dahulu : Diabetes Melitus
- Riwayat penyakit sekarang : DM tipe II, dyspnea, hipertensi,
general weaknes
- Riwayat penyakit keluarga : Ibu pasien menderita diabetes
2. Food Habit
a. Dietery History
Kebiasan makan pasien SMRS sering mengkonsumsi makanan dan
minuman yang manis-manis se perti kue brownies 1 ptng 20 gr setiap
harinya, konsumsi bakpau 25 gr Setiap harinya, teh manis 2 kali
sehari dengan gula 1 sdm10 gr, kopi 1 minggu 2 kali dengan gula 1
sdm 10 gr, daging ayam 3 kali sebulan 50 gr, makanan berlemak
seperti coto 1 bulan 2 kali 150 gr, ikan asin 2 kali seminngu 2 potong
40 gr, jagung manis 1 tongkol minggu 3 kali 30 gr, kentang 3 kali
seminggu 50 gr, buah apel , anggur, semangka, jeruk seminggu 2 kali
masing-masing 50 gr, sayur kelor, terong, bayam, labu siam, daun
pepaya buncis, brokoli dan sebelum masuk RS pasien tidak
memantang makanan. Berdasarkan recall 24 jam di hari pertama hari
pengkajian di peroleh energi 24,6%, protein 12,3% lemak 10,8%
karbohidrat 33%
8
Recall 1 x 24 jam di hari Pertama (saat pengkajian)
Waktu Menu Bahan
Urt gr E P L KH
makan makanan makanan
1100
9
Keb. Prot = (20% x 1100) : 4 = 55 gr
Keb Lemak = (20% x 1100) : 9 = 24 gr
Keb Karbohidrat = (60% x 1100) : 4 = 165 gr
3. Antropometri
- Tinggi Lutut = 39
- Lila = 19
Tb/Tl = (1,83 x tilut) – (0,24 x U) + 84.88
(1,83 X 39) – (0,24 X 60) + 84.88
(71,3) – (14,4) +84.88 = 142
- BB/Lila = (2.001 x 19) – 1.223 = 39
= 39
- BBI = Rumus Broka
= TB-100
= 142-100
= 42
𝑙𝑖𝑙𝑎 𝑑𝑖 𝑢𝑘𝑢𝑟
- Persentase lila (%Lila) = 𝑙𝑖𝑙𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑐𝑒𝑟𝑟𝑎 𝑥 100%
𝑙𝑖𝑙𝑎 𝑑𝑖 𝑢𝑘𝑢𝑟
= 𝑙𝑖𝑙𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑐𝑒𝑟𝑟𝑎 𝑥 100%
19
= 28,5 𝑋 100 %
4. Biokimia
Jenis Pemeriksaan Hasil Niali rujukan Ket
Hemoglobin 11,0 g/dl 12-16 gr/dl Rendah
Leukosit 12,7 ribu/ul 4,0-11,0 ribu/ul Tinggi
Eritrosit 3,98 juta/ul 4,1-5,1 juta/dl Normal
Gulukosa darah 211,4 mg/dl 70-200 mg/dl Tinggi
sewaktu
Natrium 136-146 136-146 mmol/l Rendah
10
Rdw-cv 17,2% 11,5-14,5% Tinggi
Mpv 6,2 fl 6,5-9,5% Rendah
5. Fisik/Klinis
a. Klinis
Hasil pemeriksaan Nilai normal Status
TD : 146/94 mmHg <120/80 mmHg Tinggi
Suhu 37,2◦C 36 – 37 ◦C Tinggi
Nadi 98 x/ menit 60 – 100 x/menit Normal
Respirasi 20x/menit 12-20 x/menit Normal
b.fisik
Pemeriksaan Hasil Interprestasi
Badan terasa lemas Ada
Fisik pusing Ada
Perasaan sesak Ada
Mual, muntah Ada
Nyeri dada/ulu hati Ada
Sesak nafas Ada
Batuk berlendir Ada
Nyeri tulang belakang Ada
Berkurangnya nafsu Ada
makan
Nampak kurus Ada
Kulit kering Ada
11
kurus, dan kulit kering
B. Diagnosis Gizi
C. Intervensi Gizi
KET NI-2.1
Asupan oral tidak Meningkatkan asupan
P adekuat Tujuan oral hingga 80% secara
bertahap
Berkaitan dengan Memberikan makanan
penurunan nafsu secara bertahap muai
makan, adanya dari 50%, total energi,
E Strategi
mual muntah, selama 3 hari pertama
sesak nafas, hingga mencapai
batuk, dan pusing kebutuhan totalnya
12
Ditandai dengan Asupan mencapai ≤
hasil recall 24 jam 50% dari kebutuahn
saat pengkajian,
asupan pada zat
gizi energi 48% ,
S Target
protein 24%
lemak 22%,
karbohidrat 32%
HB 11 g/dl, lila
66%,
KET NB.1.1
Kurangnya Meningkatkan
pengetahuan pengetahuan pasien
P Tujuan
terkait gizi dan
makanan
Berkaitan Memberikan edukasi
dengan tentang gizi dan
kurangnya makanan
E pengetahuan Strategi
terkait intake
makaan, dan zat
gizi
Ditandai dengan Pasien memahami
suka makan sumber batas
S manis-manis, Target mengkonsumsi
berlemak, tinggi gula,garam
garam,
.
13
1. Pemberian Makanan dan Zat Gizi
a. Preskripsi diet
Jenis Diet : Dibetes melitus 1100 kkl, RG, T
Bentuk Makanan : Makanan lunak
Frekuensi : 3 Kali Menu Utama 3 Kali Menu Selingan
Rute : Oral
b. Tujuan Diet
- Membantu pasien DM memperbaiki kebiasaan makan
- Menurunkan kadar glukosa darah menjadi normal dengan
menyeimbangkan asupan protein dan insulin
- Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai
berat badan normal
- Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi
yang optimal
c. Syarat Diet
- Kebutuhan energi 25-30 kkal/kg BB
- Kebutuhan protein 10-20% total energi
- Kebutuhan lemak 20-25% total energi
- Karbohidrat 45-65% total energi
- Serat 20-35 gr.
- Vitamin dan mineral cukup sesuai anjuran AKG
14
Koreksi umur usia (60 thn 10%) = 10% x energi basal
= 10% x 1050
= 105
Tot. Keb Energi = energi basal + energi aktifitas fisik + energi
untuk kondisi stres - koreksi umur
= 1,050 + 105 + 105 -105
= 1155kkal
1100
Keb. Prot = (20% x 1100) : 4 = 55 gr
Keb Lemak = (20% x 1100) : 9 = 24 gr
Keb Karbohidrat = (60% x 1100) : 4 = 165 gr
15
3. Konseling Gizi
Memberikan penjelasan pada pasien agar bisa merubah prilaku makan
pasien agar sesuai dengan prinsip diet yang diberikan untuk Diabeter
melitus tipe.
4. Koordinasi dokter
- Dokter : Mengatasi masalah klinis pasien
- Perawat : Mengukur tanda-tanda vital pasien
- Keluarga : Memberikan dukungan/motivasi kepada pasien, agar
pasien mau menghabiskan makanan dan menjalani diet yang di
anjurkan
5. Perencanaan Menu
16
D. MONITORING DAN EVALUASI
1. Rencana Monitoring
Parameter Target Waktu
2. Hasil Evaluasi
Parameter H1 H2 H3 Rata- Standar Hasil
rata Pembandi
ng
E
66% 81% 72% 73% 550 Defisit
P
36,3% 57% 44% 46% 27,5 Kurang
Asupan
L
41% 57,5% 46% 48% 12 Kurang
Kh
42% 48,5% 45% 45% 82,5 Normal
Antropo lila
39 - - - - Kurang
metri
Biokimia Hb
11 - - 12-16 rendah
17
Leukosit
12,7 - - 4,0-11.0 Tinggi
GD
211,4 - - 70-200 Tinggi
Natrium
124 - - 136 Rendah
Pemerik Badan
terasa
saan
lemah, Sudah Sudah Ada
Masih - -
Fisik dan dan bisa bisa
lemah perubahan
terbaring duduk duduk
klinis
di tempat
tidur
Pusing,
perasaan Ada
Ada Ada - - Belum ada
sesak, (jarang) perubahan
nyeri dada
Mual, Ada
Ada Tidak - - Belum ada
muntah
(jarang) perubahn
Batuk Belum ada
Ada Ada Ada - -
berlendir perubahan
Nyeri
ada Ada a Ada - - Belum ada
tulang
perubahan
belakang
Kulit
Ada Ada Ada - - Belum ada
kering perubahan
<120/80 Terjadi
TD 145/97 100/80 102/78
mmHg perubahan
60 – 100 Terjadi
N 102x 109x 104x
x/menitx perubahan
12-20 Terjadi
R 20x 20x 22x
x/menit perubahan
36,170
S 36,40C 36,70C 36 – 37 ◦C Terjadi
C perubahan
18
2.5 Hasil dan Pembahasan
Pasien masuk Rumah sakit di diagnosis dokter mengidap Diabetes
Melitus tipe II + Dyspnea + hipertensi + general weakness. Riwayat
penyakit terdahulu pasien sering mengalami sesak nafas. Sebelumnya
keluarga pasien juga ada yang mengidap penyakit Diabetes Melitus yaitu
orang tua pasien. Pasien sering merasa lemah, lemas dan sedikit sesak.
Pasien suka mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak seperti coto 1
bulan 2 kali, makan yang manis-manis seperti kue-kue setiap harinya, teh
manis setiap hari dan pasien suka mengkonsumsi, serta suka
mengkonsumsi makanan yang asin seperti ikan asin. Pasien tidak memiliki
alergi makanan, akan tetapi untuk konsumsi protein nabati dan hewani
masih kurang
Pasien diberikan diet diabetes melitus, pemberian diet ini bertujuan agar
pasien dapat mengontrol gula darah sehingga mencapai normal,
memperbaiki kebiasan makanserta meningkatkan derajat kesehatan secara
keseluruhan melalui gizi yang optimal.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pasien di peroleh hasil :
1. Asupan Makan
a. Asupan Energi (tabel 2.1)
Asupan Energi
Hari ke- Hari 1 Hari 2 Hari 3 Kebutuhan
Total asupan 365 446,3 395
Presentase 66% 81% 72% 550
kecukupan
Target kecukupan 80- 80-120% 80-120%
120%
% Asupan Energi
Hari 3
Hari 2
Hari 1
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140%
Kebutuhan Kecukupan
Grafik 2.1 % asupan energi
19
Berdasarkan asupan energi, pasien memiliki kecukupan yang kurang
(defisit) karena asupannya dibawah 80%. Dapat dilihat dari grafik Asupan
energi mengalami peningkatan dan penurunan, di hari-pertama peresentase
asupan energi 66% disebabkan pasien kurang nafsu makan, dan ada mual
muntah, hari ke-2 mengalami peningkatan 81 % kkal disebabkan kondisi
pasien sedikit membaik dan mual muntah pasien sudah tidak parah, pada
hari ketiga asupan energi pasien mengalami penurunan yaitu 72%
disebabkan karena pasien mengalami sesak ditandai respirasi pasien di atas
normal yaitu22x permenit. Asupan energi dikatakan cukup jika asupannya
diatas 80%-120% setiap harinya.
b. Asupan Protein (tabel 2.2)
Asupan Protein
Hari ke- Hari 1 Hari 2 Hari 3 Kebutuhan
Total asupan 10,0 15,7 12,0
Presentase 36,3% 57% 46% 27,5gr
kecukupan
Target 80-120% 80-120% 80-120%
kecukupan
% Asupan Protein
Hari 3
Hari 2
Hari 1
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140%
Kebutuhan Kecukupan
20
c. Asupan lemak (tabel 2.3)
Asupan Lemak
Hari ke- Hari 1 Hari 2 Hari 3 Kebutuhan
Total asupan 5,0 6,9 5,5
Presentase 41% 57,5% 48% 12 gr
kecukupan
Target kecukupan 80-120% 80-120% 80-120%
% Asupan Lemak
Hari 3
Hari 2
Hari 1
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140%
Kebutuhan Kecukupan
21
Target 80-120% 80-120% 80-120%
kecukupan
% Asupan Karbohidrat
Hari 3
Hari 2
Hari 1
Kebutuhan Kecukupan
22
melebihi batas normal, GD tinggi berkaitan denganpenyakit yang di derita
pasien.
3. Pemeriksaan fisik dan klinis (tabel 2.6)
- Fisik
Parameter H-1 H-2 H-3 Standar Rata- Hasil
pembanding rata
Badan lemah Sudah Sudah - Ada
lemah, bisa bisa perubahan
dan duduk duduk
terbaring
ditempat
tidur
Pusing, Ada Ada Ada belum ada
sesak, (jarang) perubahan
nyeri dada
Mual Ada Ada Tidak - - Belum ada
muntah (jarang) perubahan
23
- Klinis
4. Konseling Gizi
Konseling gizi dilakukan kepada pasien dan kelurga pasien agar dapat
membantu menormalkan hasil biokimia sehingga dapat mempercepat
proses penyembuhan dan juga memotivasi serta mendukung diet pasien
untuk membantu mengontrol makanan pasien. Materi konseling yang
dibawakan yaitu mengenai diet diabetes melitus. Selain itu pasien dan
keluarga pasien di edukasi mengenai penyebab penyakit yang diderita,
makanan yang harus dihindari, makanan yang harus dikonsumsi, cara
pengolahan makanan yang baik, dan memberikan perencanaan menu
sehari yang dapat dikonsumsi pasien dalam menunjang diet yang sedang
dilakukan. Pasien dan keluarga pasien juga dijelaskan mengenai hubungan
penyakit yang diderita pasien dan pola makan ataupun pola hidup pasien
24
25
BAB III
RESUME
A. ASESSEMENT
1. Client History
a. Data Pasien
Nama : An. B
Usia : 1 tahun 4 bulan
Jenis Kelamin : laki-laki
Tanggal lahir : 31-03-2021
Alamat : Jln. Vuvu tua tanamodind
Agama : islam
Diagnosa : Bronkitis akut
Diagnosis utama : febris
b. Riwayat personal
- Riwayat penyakit dahulu : -
- Riwayat penyakit sekarang : Bronkitis Akut
- Riwayat penyakit keluarga : -
26
2. Food Habit
a. Dietery History
Pasien memiliki kebiasaan makan tidak menentu biasanya 3x
sehari, biasanya 2x sehari dan jarang habis karena pasien hanya
suka minum susu setiap harinya (4-5x/hari), dan juga pasien suka
mengkonsusmi biskuit gabin 1 hari 2-3 lembar. pasien tidak terlalu
suka mengkonsumsi nasi
b. Anamnesa MRS
Pasien mengalami demam, demam sejak 4 hari yang lalu, batuk
disertai muntah 1 kali, dan Terlihat Sesak nafas, BAB sempat
5 kali sehari Berdasarkan hasil recall 1 X 24 jam
27
3. Antropometri
- BB = 9,5
- Lila = 15
- PB = 80
- BBI = 10.5 (tabel standar BB anak
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑎𝑘𝑢
- 𝑍𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 = nilai simpang baku rujukan
9,5−10,5 −1
- 𝐵𝐵/𝑈 = 10,5−9,4 = 1,1 = −1 (normal)
80−80,2 −0,2
- PB/U = 80,2−77,6 = 2,6
= - 0,7 (normal)
9,5−10,4 − 0,9
- BB/PB = 10,4−9,6 = 0,8
= − 1,1 (𝐺𝑖𝑧𝑖 𝑏𝑎𝑖𝑘)
4. Biokimia
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Status
Rujukan
Hemoglobin 10,7 g/dl 10,8-15,6 Normal
g/dl
Trombosit 204/ul 181-521/ul Normal
leukosit 5,7/mm3 4,5-13,5/ul Normal
Eritrosit 4.57 juta/ul 4,1-5.1/ul Normal
5. Fisik/Klinis
a. Klinis
28
Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan Klinis di ketahui bahwa
pasien demam
b. Fisik
29
C. Intervensi
KET NI-2.1
30
KET NB.1.1
P Kurangnya Tujuan Meningkatkan pengetahuan
pengetahuan terkait orang tua tentang pentingnya
gizi dan makanan asupan gizi seimbang.
31
1. Pemberian Makanan dan Zat Gizi
a. Preskripsi diet
- Jenis Diet : Energi Tinggi Protein Tinggi
- Bentuk Makanan : Makanan lunak
- Frekuensi : 3 Kali Menu Utama 2 Kali Menu Selingan
- Rute : Oral
b. Tujuan Diet
- Memenuhi kebutuhan energi normal dan protein
c. Syarat diet
- Energi cukup yaitu sesuai BB pasien berdasarkan AKG
- Protein tinggi, yaitu 2g/kg
- Lemak cukup, 15% dari kebutuhan energi total
- Karbohidrat cukup yaitu sisa dari kebutuhan energi tota
- Vitamin dan mineral cukup sesuai AKG
d. Perhitungan kebutuhan
- BBA = 9,5
- BBI = 10,
- Rumus = Keb zat Gizi (AKG ): BBI = BBI X Hasil Kebutuhan
zat gizi
- Energi = 10,5 x 103 = 1,081,5 kkal
- Protein = 10,5 x 1,5 = 15,7 gr
- Lemak = 10,5 x 3,4 = 35,7 gr/kg BB
- Karbohidrat = 10,5 x 16,5 = 173,25 kg/BB
32
d. Media : Buku foto makanan, leaflet ETPT
e. Metode : Ceramah dan tanya jawab,
f. Materi : Penjelasan terkait pengertian diet DM, tujuan
diet, syarat diet, bahan makanan yang dianjurkan dan
dibatas
3. Konseling Gizi
Memberikan penjelasan pada keluarga pasien agar bisa merubah prilaku
makan pasien sesui diet yang dianjurkan, dan pentingnya memenuhi
asupan makan sesuai dengan kebutuhan
4 . Koordinasi dokter
33
i. Perencanaan Menu/Perencanaan Diet
34
D. MONITORING DAN EVALUASI
1. Rencana Monotoring
2. Hasil Monitoring
H2 H3 Rata- Standar Hasil
Parameter Monev Monev rata Pembandi
1 2 ng
Asupan E 26% 29% 27% 1,080 kkal Kurang
Antropo BB 9,5 - - - -
metri
35
Biokimia Hb 10,7 - - 10,8-15,6 Normal
g/dl
Leukosit 5,7 - - 4,57-4.1- Normal
5.1
Eritrosit 4,57 - - 4.1-5.1 Normal
Jt/ul
Hematokr 33.1 - - 33-45 Normal
ik
Pemerik Badan Lemas Sedikit - Sehat Ada
terasa lemas perubah
saan
lemah an
Fisik dan Batuk Masih Sudah - Sehat Ada
batuk berkur perubah
klinis
ang an
Keterangan
Berdasarkan hasil eveluasi yang di lakukan diperoleh rata-rata asupan
pasien selama di Rs yeitu, Energi 27%, protein 2,4%, lemak 43% karbo
27,5 ( asupan pasien tidak sesaui dengan kebutuhan sebab nafsu makan
pasien berkurang, dan pasien selalu rewel), selain itu untuk pengukuran
antropometri dan pemeriksaan biokimia hanya 1 kali di lakukan, untuk BB
dilakukan kali penimbangan disebabkan karna pasien sudah pulang.
Selian itu untuk pemeriksaan fisik dilihat kondisi pasien semakin membaik
36
37
3.2 Proses Asuhan Gizi Terstandar Pasien Ruangan Teratai di RSUD
Undata Palu
Pasien An. Ny W berjenis kelamin perempuan berusia 64 tahun
beralamat di jln. Adam malik no.8, beragama islam. Sebelum MRS pasien
bekerja sebagai pedagang. Pada saat masuk RS, pasien di diagnosa
tumor ragio plank + DM tipe 2. Keluhan utama pasien mengalami sesak
nafas, batuk 2 minggu terakhir dan , nyeri bagian benjolan belakang ±
3 minggu yang lalu, kulit hangat, mukosa mulut pasien kering. Hasil
pemeriksaan biokima An. Ny W kadar hemoglobin : 13,2 g/dl, leukosit :
16,1 ribu/dl, eritrosit : 4,69 juta/ul, hematokrit : 39,2 %, trombosit : 400
ribu/ul, ureum : 34 mg/dl , kreatinin 1,20 mg/dl, glukosa dara sewaktu :
190,3 mg/dl, awal masuk RS gula darah pasien 430/190 mmhg. Hasil
pemeriksaan klinis pasien TD 113/78 mmHg, suhu 36,7oC, respirasi 22
x/menit dan skala nyeri akut (skala sedang 4-6), frekwensi BAK 3-5
kali/hari, BB pasien 55, TB 143 cm,
38
sedang (60), tumis cah sawi 100 gr. (Wortel. Toge), buah semangka 100
gr, pisang goreng kepok (100 gr) malam pasien mengkonsumsi nasi (100
gr), ikan kembung woku (60 gr)
39
A. ASSESMENT
1. CLIEN HISTORY
a. Data pasien
Nama : Ny. W
Usia : 64 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln Adam malik No.8
Keluhan : Nyeri pada bagian benjolan belakang, sesak nafas,
kulit hangat, mukosa mulut kering,
Diagnosa : Tumor Ragio Plank + DM tipe 2
b. Riwayat personal
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat penyakit sekarang : Tumor ragio plank + DM tipe 2
Riwayat penyakit keluarga : menderita tumor
2. Food Habit
40
Recall 1 hari sebelum masuk RS
Minyak kelapa
Minyak 1 sdm 5 ml 43,2 0,0 5,0 0,0
Gula merah kelapa
41
Malam Nasi putih Beras 1 gls 100 130 2,4 0,2 28,6
19.00
Ikan bakar Ikan 1 ekor 60 112, 21,4 2,3 0,0
kembung sdg 1
42
b. Anamnesa
Berdasarkan hasil recall 24 jam pada 1 hari sebelum masuk rumah sakit
diperoleh energi 91% (normal), protein 99% (normal), lemak 127 %
(tinggi), karbohidrat 79% (cukup), pada hari ke pertama masuk
Rs diperoleh asupan energi 120 % (normal), protein 94% (normal), lemak
220% (tinggi), kabohidrat 101% (normal), hari ke2 recall di peroleh asupan
energi 90% (normal), protein 120 % (normal), lemak 94 (normal), hari ke3
recall diperoleh energi 80 % (normal), protein 81% (normal), lemak 120 %
(tinggi), karbohidrat 115 % (normal)
43
Reccal H1
Indicator Energi (kkal) Protein Lemak KH(gr)
(gr) (gr)
Asupan 1602 62 64 201
Kebutuhan 1326 66 29 198
% Asupan 120% 94% 220% 101%
Kategori Normal Normal Tinggi Normal
Reccal H2
Indicator Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH(gr)
Asupan 1193 55,3 35 187
Kebutuhan 1326 66 29 198
% Asupan 90% 84% 120% 94%
Kategori Normal Cukup Tinggi Normal
Reccal H3
Indicator Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH(gr)
Asupan 1056 54 35 228
Kebutuhan 1326 66 29 198
% Asupan 80% 81% 120% 115%
Kategori Normal Cukup Normal Normal
44
3. Antropometri
- Tinggi Lutut : 40 cm
- Lila : 27 cm
BB/lila : (2.001 x 27)-1.223 = 55
- BB : 55 kg
- Tb/Tl : (1,83 x tilut) – (0,24 x U) + 84.88
(1,83 x 40) - (0,24 x 64) + 84.88
(73,2) - (15,36) + 84,88 = 142 cm
- BBI = TB <150
= TB-100
= 142 – 100 = 42
𝑙𝑖𝑙𝑎 𝑑𝑖 𝑢𝑘𝑢𝑟
- Persentase lila (%Lila) = 𝑙𝑖𝑙𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑐𝑒𝑟𝑟𝑎 𝑥 100
27
= 𝑥 100
28,5
= 94 % (Gizi baik)
Kesimpulan : berdasarkan hasil data antripometri bahwa pasien memiliki
status gizi baik berdasarkan % lila ,interprestasi lila gizi baik (85-110%)
4. Biokimia
45
5. Fisik/Klinis
a. Fisik
Pemeriksaan Hasil Interprestasi
b. Klinis
46
B. DIAGNOSIS GIZI
Problem Etiology Sing/Symtomp
KET NB 1.1
Kurangnya Mengedukasi pasien
pengetahuan makanan Mengenai makanan dan
P
dan zat gizi Tujuan gizi
Brekaitan dengan Memberiikan edukasi gizi
Kurang informasi yang yang berkaitan dengan
E
akurat terkait gizi Strategi makanan yang harus
harus dikonsumsi bagi
penderita diabetes
Ditandai dengan Pasien dapat mengurangi
konsumsi makanan Target konsumi makanan yang
yang tinggi gula perhari manis, berlemak dan tinggi
gula pasir 4 sdm, lemak garam
S
seperti coto 1 minggu 2
kali, dan garam dapur
per hari 2 sdm
47
C. INTERVENSI
48
1. Pemberian makanan dan zat gizi
a. Preskripsi diet
- Jenis diet : Diet diabetes melitus 1300 kkal
- Bentuk Makanan : makanan biasa
- Frekuensi : 3 x makan utama 1 kali selingan
- Route : Oral
b. Tujuan diet
- Memberikan asupan untuk mempercepat proses penyembuhan
- Meningkatkan pengetahuan terkait gizi dan pentingnya kepatuhan
diet untuk membantu mengendalikan kadar glukosa darah dan
tekanan
c. Syarat diet
- Kebutuhan energi 25-30 kkal/kg BB
- Kebutuhan protein 10-20% total energi
- Kebutuhan lemak 20-25% total energi
- Karbohidrat 45-65% total energi
- Serat 20-35 gr
d. Perhitungan Kebutuhan
Energi basal = 25 kkal x BB
= 25 x 55
= 1. 105
Energi untuk aktifitas autobag +(20%) = 20% x energi basal
= 20% x 1.105
= 221 kkal
Energi untuk kondisi stres (10%) = 10% x energi basal
= 10% x 1.105
= 110,5
Koreksi umur usia (60 thn -10%) = 10% x energi basal
= 10% x 1.105
= 110,5
49
Tot. Keb Energi = energi basal + energi aktifitas fisik + energi
untuk kondisi stres - koreksi umur
= 1.105 + 221 + 110.5 + 110,5 -110,5 = 1326
Keb. Prot = (20% x 1326) : 4 = 66
Keb Lemak = (20% x 1326) : 9 = 29
Keb Karbohidrat = (60% x 1326) : 4 = 198
4. Koordinasi Dokter
- Dokter : mengatasi masalah klinis
- Perawat : mengukur tanda-tanda vital pasien
- keluarga : memberikan dukungan/ motivasi kepada pasein, agar mau
menghabiskan makanan me jadi diet yang dianjurkan
50
Perencanaan Menu
Waktu Menu
Bahan Urt Gr E P L Kh
makan makan
Nasi putih Beras 1 ½ gls 150 195 2,6 0,3 42,9
Ikantuna 1/1 ekor
Ikan tuna 50 55,4 12,2 0,25 -
saos sedang
½
Pagi Tempe Tempe potong 25 88,5 4,3 6,7
07,00 goreng sedang
Minyak 1 sdm 5 ml 99,5 9,5 3,8 8,5
51
D. MONITORING DAN EVALUASI
1. Rencana Monitoring
2. Hasil Evaluasi
Parameter H1 H2 H3 Rata- Standar Hasil
rata Pembanding
E 120% 90% 80% 97% 1326 kkl Kurang
P 94% 84% 81% 86,3% 66 gr Defisit
Asupan
L 220% 120% 120% 153% 29 gr Defisit
Antropometri BB 55 - - - 55 Normal
Biokimia GD 430 260 180 - Ada
70-200 mg/dl
perubahan
Pemeriksaan Badan Ada tidak Tidak - - Ada
Fisik dan klinis terasa perubahan
lemah
Nyeri Ada Ada Ada - - Belum ada
bagian perubahan
belaka
ng
Kulit Ada Ada ada - - Belum ada
lemba perubahan
ba
TD 113 120/80 - - - Normal
N 98x/m - - - - -
nt
52
R 228x - - - - -
mnt
S 36,7oC 36,4oC - - 36-37oC Normal
53
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengkajian asuhan gizi diatas, pasein harus diberikan
diet sesuai dengan penyakit yang di deritanya agar mempercepat proses
penyembuhan penyakit dan meminimalkan gejala klinis yang dirasakan
pasien. Ditinjau dari data antropometri, 3 pasien (Ny. M, Tn B,) Mengalami
status gizi kurang, sedangkan Ny. Wmemiliki status gizi normal. Ditinjau
dari asupan oral, semua pasien yang tidak adekuat. Ditinjau dari hasil LEB
sudah menggambarkan penyakit yang di derita pasien, dan jika di tinjau
dari keadaan fisik klinis pasien Rata-rata mengalami mual dan muntah
4.2 Saran
Sebaiknya pasien mematuhi dan menjalankan terapi diet yang sudah
di tentukan agar dapat mempercepat proses penyembuhan pasien
54
DAFTAR PUSTAKA
55
Juianti, I. M. (2021). Hubungan Antara Kadar Gula darah dengan tekanan darah
pasa pasien diabetes melitus tipe II. Jurnal pendidikan kedokteran.
PARKENI. (2011). Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 Di Indonesia 2011 n PERKENI Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia. Dalam P. PARKENI.
Ruliana. (2016). Ilmu Gizi : Teori & Aplikasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Saputra, H. &. (2013). Principles of Internal medicines 16th Edition Medical
Publishing Division. New York: McGraw-Hill. .
Sidabutar, R. P. (1999). Hipertensi Esensial. Ilmu Penyakit dalam Jilid III.
Jakarta : Balai Penerbit Buku FK-UI.
Tjokroprawiro A. (2006). Hidup sehat bersama diabetes melitus. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Vidyanto, A. A. (20119). Determinan peningkatan kadar gula darah pasien
interna rumah sakit umum (RSU) Anutapura Palu. Jurnal kesehatan
masyarakat, vol. 5 No 1 1-62.
Yogiantoro M. (2019). Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam jilid III EDISI IV. Jakarta: FKUI.
56
LAMPIRAN
57
Lampiran 1
1. Hasil Recal 24 jam Hari Pengkajian
58
3. Hasil Recall 24 jam (monev 2)
59
Malam Bubur nasi Bubur Beras 1 100 72,2 1,3 0,1
19.00 nasi gls
Pisang Pisang ½ buah 50 46,0 0,5 0,3 11,7
ambon
Jumlah Asupan 395 12,0 5,5 74
60
Lampiran 2
Leaflet KonsultasI penyakit Diabetes
61
62
Leaflet Diet Rendah Garam
63
Lampiran 3
64
Lampiran 4
Porsimetri
65
Lampiran 5
Standar Porsi
BAHAN NB BB
NO SATUAN BS
MAKANAN
VIP I II III VIP I II III
1. Beras gram 300 300 300 300 270 270 270 270 90
2. Daging/penukar gram 200 150 100 100 200 150 100 100 100
3. Ikan gram 250 200 100 100 250 200 100 100 100
5. Tahu gram 220 110 110 110 220 110 110 110 110
6. Sayur gram 300 300 300 300 300 300 300 300 150
9. Pisang gram - 50 50 50 - 50 50 50 50
10. Papaya/penukar gram - 110 110 110 - 110 110 110 110
12. Kue gram 200 100 100 100 200 100 100 100 40
66
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner