Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM GIZI

BLOK GASTROENTEROHEPATOLOGI
TAHUN AJARAN 2021/2022

NAMA MAHASISWA : AZZAHRA LARASATI IRWAN


STAMBUK : 105421100220
KELOMPOK : 01
ASISTEN : KAK ARIEF ZAQIUDDIN

DEPARTEMEN ILMU GIZI KLINIK


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan hasil hasil praktikum gizi
Blok Gastroenterohepatologi. Tak lupa shalawat serta salam tertuju kepada
junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW., yang membawa umat islam dari
gelapnya zaman jahiliah menuju zaman islamiyah yang terang benderang.

Saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini khususnya kepada kakak pendamping
dari asisten dosen departemen Gizi, yang telah banyak membantu selama proses
praktikum berlangsung.

Akhir kata, saya menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik kami nantikan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat berguna bagi saya secara khusus dan bagi pembaca secara umum.

Makassar, 14 Desember 2022

Azzahra Larasati Irwan


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

A. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
B. KEGITAAN ........................................................................................ 2
1. Edukasi ........................................................................................... 2
a. Definisi ..................................................................................... 2
b. Tujuan ...................................................................................... 2
c. Penjelasan hal yang diedukasi .................................................. 3
d. Mekanisme ............................................................................... 6
2. Menyusun Menu ............................................................................ 7
a. Definisi ..................................................................................... 7
b. Tujuan ...................................................................................... 7
c. Menyusun Menu (SOAPE) ..................................................... 7
d. Pembahasan ............................................................................. 9
e. Kesimpulan .............................................................................. 11
3. Hasil Kegiatan Edukasi .................................................................. 12
a. Warga 1 ................................................................................. 12
b. Warga 2 ................................................................................. 13
c. Warga 3 ................................................................................. 14
d. Warga 4 ................................................................................. 15
e. Warga 5 ................................................................................. 16
f. Warga 6 ................................................................................. 17
g. Warga 7 ................................................................................. 18
h. Warga 8 ................................................................................. 19
i. Warga 9 ................................................................................. 20
j. Warga 10 ............................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 22


A. PENDAHULUAN

Gizi merupakan rangkaian proses secara organik makanan yang dicerna oleh
tubuh untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan fungsi normal organ, serta
mempertahankan kehidupan seseorang. Gizi di Indonesia berkaitan erat dengan
pangan, yaitu segala bahan yang dapat digunakan sebagai makanan. Aspek
terpenting untuk meningkatkan kesehatan manusia dan penyembuhan penyakit
adalah dari pemenuhan kebutuhan gizi (1). Dimana, pemenuhan gizi ini
memperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah kondisi kesehatan seseorang
dimana orang dengan penyakit yang berbeda tentu memerlukan pemenuhan gizi
dengan terapi gizi atau terapi diet yang berbeda.

Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari perawatan penyakit atau kondisi
klinis yang harus diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ
tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan
dengan perubahan fungsi organ (2). Terapi gizi atau diet perlu diberukan sesuai
dengan indikasi atau keadaan seseorang. Setiap penyakit memiliki menu diet yang
berbeda sehingga diperlukan edukasi terkait diet yang tepat berhubungan dengan
penyakit-penyakit tersebut.

Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan. Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu tentang nilai
kesehatan menjadi tahu (3) . Sehingga, edukasi merupakan hal yang begitu penting
bagi masyarakat termasuk juga edukasi terkait gizi. Edukasi gizi adalah suatu
proses yang berkesinambungan untuk menambah pengetahuan tentang gizi,
membentuk sikap dan perilaku hidup sehat dengan memperhatikan pola makan
sehari-hari dan faktor lain yang mempengaruhi makanan, serta meningkatkan
derajat kesehatan dan gizi seseorang (4). Begitu pentingnya edukasi terkait gizi
terutama yang berkaitan dengan pencernaan karena penyakit-penyakit terkait
pencernaan sering terjadi di masyarakat.
B. KEGIATAN
1. Edukasi
a. Definisi
Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan
segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain
baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Edukasi
merupakan proses belajar dari tidak tahu tentang nilai kesehatan
menjadi tahu (3).
b. Tujuan
Menurut Mubarak & Chayatin (2009) tujuan dari edukasi itu
sendiri adalah :
1.) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri.
2.) Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah
dengan dukungan dari luar.
3.) Memutuskan kegiatan apa yang paling tepat guna untuk
meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan, tujuan dari edukasi (pendidikan) menurut
Undang-undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 maupun WHO yakni:
“meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan baik fisik, mental, dan sosialnya
sehingga produktif secara ekonomi maupun secara social,
pendidikan kesehatan disemua program kesehatan baik
pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi
masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan
lainnya. Pendidikan kesehatan sangat berpengaruh untuk
meingkatkan derajat kesehatan seorang dengan cara meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk melakukan upaya itu sendiri (5).
c. Penjelasan hal yang diedukasi (Isi Poster)

1) Definisi Diet rendah sisa


Diet rendah sisa adalah makanan yang terdiri dari bahan
makanan rendah serat dan hanya sedikit meninggalkan sisa.
Yang dimaksud dengan sisa adalah bagian-bagian makanan
yang tidak diserap seperti yang terdapat dalam susu dan produk
susu serta daging yang berserat kasar. Di samping itu, makanan
lain yang merangsang saluran cerna harus dibatasi
2) Tujuan pemberian Diet rendah sisa
Tujuan diet rendah sisa adalah memberikan makanan
secukupnya yang sedikit mungkin merangsang alat pencernaan
dan sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat
membatasi volume feses.
3) Syarat diet rendah sisa
a. Energi cukup sesuai umur, gender dan aktivitas;
b. Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total;
c. Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total;
d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total atau
sebesar 60%;
e. Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang
sehingga asupan serat 4-8 g/hari. Pembatasan ini
disesuaikan dengan toleransi perorangan;
f. Menghindari susu, produk susu, dan daging berserat
kasar (liat) sesuai dengan toleransi perorangan;
g. Menghindari makanan yang terlalu berlemak, manis,
terlalu asam, dan berbumbu tajam;
h. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada
suhu tidak terlalu panas dan dingin;
i. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering;
j. Bila diberikan untuk jangka waktu lama atau dalam
keadaan khusus, diet perlu disertai suplemen vitamin dan
mineral, makanan formula, atau makanan parenteral.
4) Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
a. Karbohidrat
Dianjurkan :
Beras dibubur/ditim, roti bakar, kentang rebus,
tepung-tepungan dibubur atau dibuat pudding.
Tidak dianjurkan :
Beras ketan, beras tumbuk/merah, jagung, ubi,
singkong, talas, tarcis, dodol, dan kuekue manis dan
gurih.
b. Protein hewani
Dianjurkan :
Daging empuk, hati, ayam, ikan (rebus, tumis, kukus,
ungkep, panggang), telur (rebus, tim, ceplok air, campur
dalam makanan dan minuman), susu (max. 2 gelas/hari).
Tidak dianjurkan :
Daging berserat kasar, ikan dan ayam yang
diawetkan, daging babi, telur mata sapi, dan telur
dadar.
c. Protein nabati
Dianjurkan :
Tahu, tempe (ditim, rebus, ditumis), dan susu
kedelai.
Tidak dianjurkan :
Kacang merah serta kacang-kacang kering (kacang
tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang
tolo).
d. Sayuran
Dianjurkan :
Sayuran yang berserat rendah dan sedang (kacang
panjang, buncis muda, bayam, labu siam, tomat
masak, wortel yang direbus, dikukus dan ditumis).
Tidak dianjurkan :
Sayuran yang berserat tinggi (daun singkong, daun
katuk, daun pepaya, daun dan buah melinjo, oyong,
pare) dan semua sayuran yang dimakan mentah
e. Buah-buahan
Dianjurkan :
Buah segar yang matang tanpa kulit dan biji dan tidak
banyak menimbulkan gas, seperti pepaya, pisang,
jeruk, alpukat, dan nanas.
Tidak dianjurkan :
Buah yang dimakan dengan kulit seperti apel, jambu
biji, dan pir, jeruk yang dimakan dengan kulit ari,
serta buah yang menimbulkan gas (durian dan
nangka).
f. Lemak
Dianjurkan :
Margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah
terbatas untuk mengoles dan menumis.
Tidak dianjurkan
Minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa,
dan santan.
g. Minuman
Dianjurkan :
Teh encer dan sirup.
Tidak dianjurkan :
Kopi, teh kental, es krim, minuman bersoda, dan
alkohol.
h. Bumbu
Dianjurkan :
Garam, gula, salam, laos, dan kunyit dalam jumlah
terbatas.
Tidal dianjurkan :
Cabe dan Merica
d. Mekanisme
Adapun mekanisme edukasi diet rendah sisa yang telah
dilakukan edukator di Lapangan Syekh Yusuf yang dilakukan
tanggal 10 desember adalah:
1) Memperkenalkan diri kepada warga yang akan diedukasi
2) Menjelaskan maksud dan tujuan
3) Memberikan informasi mengenai kuisoner dan menjelaskan
poin-poin kuisoner serta cara pengisian kuisoner yang akan
diberikan sebelum edukasi
4) Menanyakan apakah sebelumnya sudah pernah mendengar atau
mengetahui terkait diet rendah sisa
5) Memberikan edukasi :
• Menjelaskan pengertian diet
• Menjelaskan pengertian diet rendah sisa
• Menjelaskan indikasi diet rendah sisa
• Menjelaskan syarat-syarat diet rendah sisa
• Menjelaskan makanan yang dianjurkan maupun tidak
dianjurkan
6) Memberikan informasi mengenai kuisoner dan menjelaskan
poin-poin kuisoner dan cara pengisian kuisoner setelah edukasi
7) Menutup edukasi dan berterima kasih
e. Hasil Edukasi
Sebelum diedukasi masyarakat tidak mengetahui apa itu diet
rendah sisa namun setelah diedukasi, mereka semua paham
mengenai apa itu diet rendah sisa, indikasi, syarat, serta yang
dibolehkan dan tidak bolehkan pada diet rendah sisa.
2. Menyusun Menu
a. Definisi
Menyusun menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu
yang akan diolah untuk memenuhi selera konsumen/pasien, dan
kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang (6).
b. Tujuan
Tujuan perencanaan menu ialah agar tersedia siklus menu
sesuai dengan klarifikasi pelayanan yang ada di RS (misalnya 10
hari atau seminggu) (6).
c. Menyusun Menu (SOAPE)
1.) Subjective Data
- Nama: Mia
- Umur: 25
- Jenis Kelamin: Perempuan
- Alamat: Pallangga
- Pekerjaan: -
2.) Objectibe Data
- Tinggi Badan: 151 cm
- Berat Badan: 59 kg
- Indeks Massa Tubuh: 25,9 kg/m2
- LLA: 24,7 cm
3.) Assessment
- Diagnosis: Pasien mengalami diare berat
- Status Gizi:

IMT=BB/TB2 = 25,9 kg/m2

- Kebutuhan Energi Basal:


KEB = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 59) + (1,8 x 151) – (4,7 x 25)
= 655 + 566,4 + 271,8 – 117,5
= 1.375,7 kkal
- Kebutuhnn Energi Total (KET)
TDE = KEB x AF x IF
= 1.375,7 x 1,2 x 1,3
= 2.146,1 kkal
- Kebutuhan Makronutrien
Kebutuhan Energi Total adalah 2.146,1 kkal
Karbohidrat
60% = 60/100 x 2.146,1 kkal= 1.287,7 : 4 = 321,9 gr
Protein
15% = 15/100 x 2.146,1 kkal= 321,9 : 4 = 80,4 gr
Lemak
25% = 25/100 x 2.146,1 kkal= 536,5 : 9 = 59,6 gr
4.) Planning
- Distribusi Makanan
• Makan Pagi: 25% Energi total=25% x 2.146,1= 536,523
• Snack Pagi: 10% Energi total=10% x 2.146,1= 214,609
• Makan Siang:30% Energi total=30% x 2.146,1= 643,828
• Snack Siang: 10% Energi total=10% x 2.146,1= 214,609
• Makan Malam:25% Energi total=25%x2.146,1= 536,523
- Menyusun Menu

- Makanan yang dibatasi: Menghindari makanan yang tinggi


serat dan yang merangsang saluran pencernaan.
5.) Evaluation
Pemantauan kondisi klinis pasien dan keefektifan diet yang
telah di berikan kepada pasien terhadap kondisi kesehatan
pasien.
d. Pembahasan
Berdasarkan data pasien didapatkan indeks massa tubuh pasien
yaitu 25,9 kg/m2 sehingga didapatkan kebutuhan energi basal pasien
adalah 1.375,7 kkal. Dari data ini diketahui bahwa kebutuhan energi
total dari pasein adalah 2.146,1 kkal. Sehingga dari nilai kebutuhan
energii total ini dapat kita gunakan dalam menyusun menu untuk
menentukan persentase kebutuhan makaronutrien yang disesuaikan
dengan diet pasien. Untuk karbohidrat diberikan 60% dari
kebutuhan energi total, protein diberikan 15% dari kebutuhan energi
total, dan lemak 25% dari kebutuhan energi total.
Setelah menentukan jumlah pemberian makro nutrien maka
dilakukan pertimbangan pemberian menu sesuai dengan kondisi
pasien dimaan asien dengan diagnosis diare berat perlu diberikan
penanganan gizi berupa diet rendah sisa. Sehingga pemilihan
makanan perlu diperhatikan dengan mengikuti syarat diet rendah
sisa, yaitu:
1) Energi cukup sesuai umur, gender dan aktivitas;
2) Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total;
3) Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total;
4) Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total atau
sebesar 60%;
5) Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga
asupan serat 4-8 g/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan
toleransi perorangan;
6) Menghindari susu, produk susu, dan daging berserat kasar
(liat) sesuai dengan toleransi perorangan;
7) Menghindari makanan yang terlalu berlemak, manis, terlalu
asam, dan berbumbu tajam;
8) Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu
tidak terlalu panas dan dingin;
9) Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering;
10) Bila diberikan untuk jangka waktu lama atau dalam keadaan
khusus, diet perlu disertai suplemen vitamin dan mineral,
makanan formula, atau makanan parenteral.

Untuk susunan menunya sendiri, pagi hari pasien diberikan


bubur sebagai sumber karbohidrat yang mudah dicerna karena
konsistensi makanannya lunak, untuk sumber proteinnya sendiri
diberikan telur dan tahu yang direbus, serta sayuran yang diberikan
adalah sayuran yang rendah serat yaitu bayam yang direbus dimana
bayam mengandung zink yang berperan menjaga integritas mukosa
usus melalui regenerasi dan stabilisasi membran sel diketahui juga
bahwa defisiensi zink yang ringan dapat menimbulkan diare
sehingga penambahan suplemen zink pada diare dapat memperbaiki
outcome diare tersebut (7).

Menu yang diberikan pada selingan pagi yaitu buah segar yang
matang tanpa kulit berupa pepaya sebagai sumber vitamin A, C, dan
E, dimana buah dan sayur mayur yang mengandung vitamin A, C
dan E menjadi sumber terbanyak dari imunonutrisi (8). Selain itu
diberikan juga roti dan margarin sebagai sumber karbohidrat dan dan
lemak.

Kemudian, menu yang diberikan pada siang hari yaitu nasi tim
sebagai sumber karbohidrat dan mudah dicerna karena bertekstur
semi padat. Untuk sumber protein diberikan daging ayam tanpa kulit
dan tempe yang direbus agar lebih mudah untuk dicerna. Adapun
sayuran yang diberikan adalah wortel sebagai sumber vitamin A (8).

Untuk menu selingan kedua buah segar yang matang tanpa kulit
berupa pisang dan jeruk dimana Pisang mengandung pektin yaitu
serat larut dalam air yang membantu memadatkan feses sehinga
mampu mengurangi diare (9) dan jeruk sebagai sumber vitamin A
dan C yang merupakan imunonutrisi (8). Diberikan juga teh pada
selingan dimana teh mengandung senyawa tanin yang memiliki sifat
pengelat yang berefek spasmolitik dengan mengkerutkan usus
sehingga gerak peristaltic usus dapat berkurang (10).

Adapun untuk menu pada malam hari diberikan yaitu nasi tim
sebagai sumber karbohidrat dan mudah dicerna karena bertekstur
semi padat. Untuk sumber protein diberikan ikan dan telur rebus,
dan sayurannya diberika buncis buncis ini bisa diperoleh
karena memiliki sifat anti mikroba yang berperan penting dalam
menghentikan diare.

e. Kesimpualan
Dalam menyusun menu perlu memperhatikan makanan dan
minuman yang dianjurkan untuk dikonsumsi dan juga yang harus
dibatasi ataupun dihindari sesuai dengan kondisi pasien. Untuk porsi
makanan dan minuman disesuaikan dengan kebutuhan energi total
dan makronutrien pasien berdasarkan berat dan tinggi badan pasien,
usia, aktivitas fisik, dan penyakit pasien.
3. Hasil Kegiatan Edukasi
- Warga 1
a. Hasil Kuesioner

b. Kesimpulan
Sebelum diedukasi warga 1 tidak mengetahui mengenai diet
rendah sisa, baik pengertian, indikasi, syarat, ataupun makanan
dan minuman yang dianjurkan dan yang dihindari. Setelah
diedukasi warga 1 masih kurang paham apa itu diet rendah sisa
mulai dari pengertian hingga makanan dan minuman yang
dianjurkan dan yang dihindari.
c. Dokumentasi
- Warga 2
a. Hasil Kuesioner

b. Kesimpulan
Sebelum diedukasi warga 2 tidak mengetahui mengenai diet
rendah sisa, baik pengertian, indikasi, syarat, ataupun makanan
dan minuman yang dianjurkan dan yang dihindari. Setelah
diedukasi warga 2 masih tidak paham apa itu diet rendah sisa
mulai dari pengertian hingga makanan dan minuman yang
dianjurkan dan yang dihindari.
c. Dokumentasi
- Warga 3
a. Hasil Kuesioner

b. Kesimpulan
Sebelum diedukasi warga 3 sudah pernah mendengar mengenai
diet rendah sisa, baik pengertian, indikasi, syarat, ataupun
makanan dan minuman yang dianjurkan dan yang dihindari.
Setelah diedukasi warga 3 sudah paham apa itu diet rendah sisa
mulai dari pengertian hingga makanan dan minuman yang
dianjurkan dan yang dihindari.
c. Dokumentasi
- Warga 4
a. Hasil Kuisoner

b. Kesimpulan
Sebelum diedukasi warga 4 kurangpaham mengenai diet
rendah sisa, baik pengertian, indikasi, syarat, ataupun makanan
dan minuman yang dianjurkan dan yang dihindari. Setelah
diedukasi warga 4 sudah paham apa itu diet rendah sisa mulai
dari pengertian hingga makanan dan minuman yang dianjurkan
dan yang dihindari.
c. Dokumentasi
- Warga 5
a. Hasil Kuesioner

b. Kesimpulan
Sebelum diedukasi warga 5 kurang paham mengenai diet
rendah sisa, baik pengertian, indikasi, syarat, ataupun makanan
dan minuman yang dianjurkan dan yang dihindari. Setelah
diedukasi warga 5 sudah paham apa itu diet rendah sisa mulai
dari pengertian hingga makanan dan minuman yang dianjurkan
dan yang dihindari.
c. Dokumentasi
- Warga 6
a. Hasil Kuesioner

b. Kesimpulan
Sebelum diedukasi warga 6 kurang paham mengenai diet
rendah sisa, baik pengertian, indikasi, syarat, ataupun makanan
dan minuman yang dianjurkan dan yang dihindari. Setelah
diedukasi warga 6 sudah paham apa itu diet rendah sisa mulai
dari pengertian hingga makanan dan minuman yang dianjurkan
dan yang dihindari.
c. Dokumentasi
- Warga 7
a. Hasil Kuesioner

b. Kesimpulan
Sebelum diedukasi warga 7 kurang paham mengenai diet
rendah sisa, baik pengertian, indikasi, syarat, ataupun makanan
dan minuman yang dianjurkan dan yang dihindari. Setelah
diedukasi warga 7 sudah paham apa itu diet rendah sisa mulai
dari pengertian hingga makanan dan minuman yang dianjurkan
dan yang dihindari.
c. Dokumentasi
- Warga 8
a. Hasil Kuesioner

b. Kesimpulan
Sebelum diedukasi warga 8 kurang paham mengenai diet
rendah sisa, baik pengertian, indikasi, syarat, ataupun makanan
dan minuman yang dianjurkan dan yang dihindari. Setelah
diedukasi warga 8 sudah paham apa itu diet rendah sisa mulai
dari pengertian hingga makanan dan minuman yang dianjurkan
dan yang dihindari.

c. Dokumentasi
- Warga 9
a. Hasil Kuesioner

b. Kesimpulan
Sebelum diedukasi warga 9 kurang paham mengenai diet
rendah sisa, baik pengertian, indikasi, syarat, ataupun makanan
dan minuman yang dianjurkan dan yang dihindari. Setelah
diedukasi warga 9 sudah paham apa itu diet rendah sisa mulai
dari pengertian hingga makanan dan minuman yang dianjurkan
dan yang dihindari.
c. Dokumentasi
- Warga 10
a. Hasil Kuesioner

b. Kesimpulan
Sebelum diedukasi warga 10 kurang paham mengenai diet
rendah sisa, baik pengertian, indikasi, syarat, ataupun makanan
dan minuman yang dianjurkan dan yang dihindari. Setelah
diedukasi warga 10 sudah paham apa itu diet rendah sisa mulai
dari pengertian hingga makanan dan minuman yang dianjurkan
dan yang dihindari.
c. Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA

1. Mardalena I. Dasar-dasar Ilmu Gizi dalam Keperawatan Konsep dan


Penerapan pada Asuhan Keperawatan. Pustaka Baru Press [Internet].
2021;147.

2. Sa’pang M, Sitoayu L, Novianti A. Prinsip Asuhan Gizi Dan Dietetik. Univ


Esa Unggul [Internet]. 2018;5.

3. Ihsani I, Santoso MB. Edukasi Sanitasi Lingkungan Dengan Menerapkan


Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Kelompok Usia Prasekolah
Di Taman Asuh Anak Muslim Ar-Ridho Tasikmalaya. Pros Penelit dan
Pengabdi Kpd Masy. 2020;6(3):289.

4. Wuri M. Edukasi Gizi Konsumsi Makanan dan Aktivitas Fisik Melalui


Media Video Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa
Obesitas di Poltekkes Kemenkes. Skripsi. 2019;(4):8–32.

5. Budiarti Indah R. Pengaruh Edukasi Terhadap Kecemasan. Fak Ilmu


Kesehat UMP [Internet]. 2018;(2009):7–20.

6. Putri. Evaluasi Penyelenggaraan Makanan. J Chem Inf Model.


2018;53(9):1689–99.

7. Hardiningsih IA. Hubungan Tingkat Asupan Protein Dan Pada Penderita


Diare Di RSUD Tugu Rejo Semarang. 2018;51(1):51.

8. Angraini DI. Immunonutritions Intake (Vitamins A, C and E) Associated


With Lymphocyte Numbers. Dian Isti Angraini JUKE. 2018;4(7):39–44.

9. Gasril P. Pengaruh Konsumsi Pisang Kepok Untuk Mengatasi Diare Pada


Anak. Phot J Sain dan Kesehat. 2022;12(2):111–7.

10. Nisa A dan, 2018. Humantech. J Ilm Multi Disiplin Indones.


2018;2(3):672–9.

Anda mungkin juga menyukai