Disusun Oleh:
Efra Clara P21331118027
Fauziyah Isma P21331118030
Nadyatuz Zahra P21331118053
Shabrina Apriliantini P21331118000
Kelompok 2
Dosen Pembimbing
Mochamad Rachmat, S.K.M., M.Kes.
Dr. Siti Mutia Rahmawati, S.K.M., M.Si.
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga proposal
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bimbingan Bapak dan Ibu Dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah Proposal
Pengadaan Program Pendidikan dan Pelatihan Mengenai Pentingnya Aktivitas Fisik sebagai
Pencegahan dan Penanggulangan Obesitas. Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah advokasi gizi pada semester enam. Semoga proposal ini dapat berguna bagi kita semua
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Harapan kami semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi proposal agar
menjadi lebih baik lagi.
Kami menyadari bahwa proposal ini belum sempurna, karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam proposal ini. Oleh karena
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan proposal ini.
Penulis
i
Daftar Isi
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO (2000), Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat
ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy
expenditure) dalam waktu lama. Obesitas pada usia dewasa membawa dampak pada kesehatan,
dimana kenaikan berat badan dan obesitas menjadi salah satu faktor resiko untuk meningkatkan
kejadian penyakit tidak menular seperti diabetes tipe 2, kanker dan beberapa penyakit
kardiovaskular lainnya, bahkan hingga menyebabkan kematian di usia muda (Hruby et al., 2016).
Pada usia dewasa tingkat produktivitas mencapai nilai tertinggi dari semua kelompok umur. Hal
tersebut dapat dijadikan tolak ukur produktivitas maksimal pada masyarakat di suatu negara.
Obesitas pada usia dewasa dapat secara langsung berdampak pada peningkatan beban ekonomi
suatu negara.
Status gizi dewasa adalah penilaian status gizi penduduk di atas 18 tahun yang dinilai
dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Indikator status gizi yang digunakan untuk kelompok umur
ini didasarkan pada pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan yang disajikan dalam
bentuk Indeks Massa Tubuh (IMT). Kategori obesitas pada batasan IMT yang digunakan untuk
menilai status gizi penduduk dewasa (>18 tahun) adalah IMT ≥ 27 kg/m2. Menurut IMT di
Indonesia, Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas orang dewasa (>18
tahun) di Jakarta didapatkan sebanyak 29,8% yang mengalami obesitas. Prevalensi tersebut
melebihi rata-rata prevalensi obesitas di Indonesia yaitu 21,8%. Menurut IMT di DKI Jakarta, Data
Riskesdas 2018 juga menunjukkan bahwa prevalensi obesitas orang dewasa (>18 tahun) di Jakarta
Pusat didapatkan sebanyak 33,3% yang mengalami obesitas. Kemudian, menurut proporsi
aktivitas fisik di DKI Jakarta, Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi aktivitas fisik
pada penduduk umur ≥10 tahun di Jakarta Pusat didapatkan sebanyak 43,46% yang aktivitas
fisiknya kurang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa obesitas masih menjadi masalah di Indonesia
yang dapat disebabkan salah satunya karena perubahan pola hidup terutama pola makan.
Perubahan pola gaya hidup mengakibatkan terjadinya penurunan aktivitas fisik yang
disebabkan karena teknologi yang semakin maju. Hal tersebut merupakan salah satu pemicu utama
terjadinya obesitas. Kegiatan berupa aktivitas ringan yang dilakukan saat waktu luang seperti
1
menonton televisi, duduk santai, dan bermain komputer dapat menyebabkan penurunan energi
yang dihasilkan oleh tubuh sehingga terjadi ketidakseimbangan antara energi yang dihasilkan dari
makanan dengan energi yang digunakan untuk melakukan aktivitas. Hal ini dapat mengakibatkan
penumpukan jaringan lemak yang mengakibatkan peningkatan risiko obesitas terutama pada usia
dewasa (Elder et al., 2016).
Peningkatan berat badan akibat jenis asupan makanan, dikaitkan dengan konsumsi
karbohidrat yang tinggi seperti minuman bersoda, makanan cepat saji dan makanan mengandung
index glikemik glukosa darah tinggi yang banyak terdapat pada perkotaan. Selain itu, jumlah
asupan makanan berkarbohidrat yang berlebih dan jadwal makan yang sering berdekatan juga
dapat menjadi faktor penyebab obesitas (Sartorius et al., 2017).
Pencegahan obesitas melalui aktivitas fisik dapat ditunjukkan secara umum dengan cara
melakukan aktivitas jenis intensitas sedang selama minimal 150-250 menit per minggu, disamping
itu juga perlu dilakukan pembatasan makanan berlebih, istirahat yang cukup (6-8 jam pada usia
dewasa) dan mengurangi stress (Hruby and Hu, 2015). Aktivitas fisik yang dimaksud pada usia
dewasa tidak hanya berolahraga atau latihan yang terencana, tapi kegiatan rutin yang dilakukan
sehari-hari mencakup aktivitas pada waktu luang (seperti berjalan, menari, berkebun, berenang),
pekerjaan rumah tangga (seperti mencuci, memasak, menyapu), kegiatan di tempat kerja dan
bermain (WHO, 2017).
Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam upaya pencegahan obesitas adalah
keterbatasan jumlah tenaga gizi dalam segi kuantitas maupun kualitas sesuai dengan kompetensi
yang ada dalam setiap unit pelayanan kesehatan masyarakat, baik di rumah sakit maupun di sarana
pelayanan kesehatan lainnya. Salah satu kompetensi ahli gizi yaitu mempunyai kemampuan dan
pengalaman dalam manajemen pelayanan gizi di Puskesmas yang terdiri dari beberapa komponen
utama yaitu kegiatan surveilans, screening gizi, diklat gizi, dan asuhan gizi. Kemudian kompetensi
lainnya yaitu kegiatan advokasi berupa rangkaian kegiatan dari mulai sosialisasi hingga
pendampingan kegiatan pada stakeholder terkait untuk mendukung jalannya suatu program.
2
di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Menteng sebagai orang yang mampu menjadi agen
perubahan pada pelayanan kesehatan untuk wanita usia subur dan pria usia subur. Berkaitan
dengan kegiatan surveilans maka diperlukan pengumpulan data sekunder terkait dengan
Puskesmas Kecamatan Menteng di Jakarta Pusat. Dalam hal ini, izin dari kepala Puskesmas
Kecamatan Menteng selaku pimpinan institusi sangat dibutuhkan untuk menjelaskan bahwa dari
rangkaian data tersebut dapat diketahui masalah yang berpotensi muncul untuk ke depannya
sehingga dapat diketahui cara pencegahannya sejak dini.
Kegiatan screening lebih memfokuskan kegiatan outdoor antara lain berpartisipasi dalam
kegiatan di Puskesmas Kecamatan Menteng dan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Menteng. Kemudian dapat dilihat juga aktivitas fisik yang dilakukan dalam kegiatan di Puskesmas
Kecamatan Menteng posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Menteng. Hal ini bertujuan
untuk pengumpulan data wanita usia subur dan pria usia subur yang mengalami obesitas.
Jika dalam interpretasi data pada kegiatan surveilans dan screening gizi terdapat masalah,
maka tindak lanjut dalam mengatasi hal tersebut yaitu membuat pendidikan dan pelatihan gizi
sesuai dengan masalah yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Menteng dan posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Menteng.
2) Data
a. Prevalensi obesitas di Indonesia
b. Prevalensi obesitas di DKI Jakarta
c. Prevalensi obesitas di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Menteng di Jakarta Pusat
3
3) Tenaga
Narasumber kepala Kesehatan Masyarakat, Pegawai Dinas Kesehatan.
4) Biaya
Biaya akan diambil dari biaya program Puskesmas Kecamatan Menteng.
5) Surveilans Obesitas
Pelaksanaan pemantauan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Menteng.
4
BAB II TUJUAN ADVOKASI
2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan advokasi pada pimpinan institusi terkait masalah wanita
usia subur dan pria usia subur yang mengalami obesitas di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Menteng.
5
BAB III MANFAAT HASIL YANG AKAN DICAPAI
1. Setelah dilaksanakan advokasi maka hasil yang akan diperoleh adalah dapat menurunkan angka
prevalensi obesitas
2. Revitalisasi posyandu untuk mendukung pemantauan status gizi sebagai pencegahan obesitas
3. Dapat meningkatkan keterampilan tatalaksana terhadap obesitas.
4. Dapat meningkatkan kewaspadaan dini terhadap masalah obesitas.
5. Dapat memberikan konseling terhadap masalah obesitas.
6. Praktek kerja lapangan (PKL) dapat berlangsung sesuai dengan yang direncanakan setelah
diperoleh komitmen dengan pihak institusi.
7. Pihak Puskesmas dapat mendukung secara penuh dengan cara berpartisipasi dalam kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
6
BAB IV PELAKSANAAN ADVOKASI
7
BAB V ASUMSI ADVOKASI
8
BAB VI ORGANISASI
6.1 Struktur
9
6.4 Koordinasi Kegiatan
Kecamatan/Puskesmas :
- Camat melakukan koordinasi kepada seluruh Kepala Desa/Lurah yang ada di wilayahnya
tentang pelaksanaan kegiatan.
- Petugas Puskesmas melakukan pemutakhiran data sasaran yang diperoleh dari catatan
kader/Posyandu.
- Mempersiapkan kebutuhan alat dan bahan dari seluruh Posyandu yang ada di wilayahnya
- Menyusun kesepakatan bersama dengan wakil desa tentang kegiatan diklat di masing-
masing Desa/Kelurahan di wilayahnya.
Kelurahan :
- Kepala Desa/Lurah membuat jadwal pelaksanaan kegiatan diklat sesuai dengan hasil
kesepakatan.
- Kader, petugas kesehatan dan tim/perangkat desa mendata sasaran dewasa yang obesitas
yang ada di wilayah kerja Posyandu. Kegiatan ini dilakukan sebelum operasi timbang
dilaksanakan.
- Kader, petugas kesehatan dan tim/perangkat desa menyebarluaskan informasi tentang
kegiatan diklat mengenai pentingnya aktivitas fisik kepada seluruh masyarakat di desa
wilayah kerjanya agar semua datang ke posyandu pada hari yang telah ditentukan.
- Menyiapkan alat dan bahan.
10
BAB VII JADWAL KEGIATAN
9. Membuat Laporan Hasil Kampus PKJ 2 Mahasiswa PKJ 2 23-28 Mei 2021
Advokasi
11
BAB VIII PLAN OF ACTION (POA)
12
surveilan Kecamata n
n
Menteng
13
BAB IX NETWORK PLANNING
14
BAB X RENCANA PENILAIAN
15
7. Semua yang Advokasi dan Ka. PKM, Tenaga Ka. PKM, Tenaga
diundang hadir komunikasi Pelaksana Gizi, Pelaksana Gizi,
pada kegiatan PKM dan mitra PKM dan mitra
terkait terkait
16
BAB XI RENCANA TINDAK LANJUT
Berdasarkan hasil data screening gizi data surveilans gizi akan diolah secara manual menggunakan
excel dan hasil tersebut akan direncanakan membuat kegiatan tindak lanjut berdasarkan
permasalahan yang didapat dalam wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Menteng di Jakarta Pusat
seperti asuhan gizi individu dan diklat
17
Daftar Pustaka
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018. Laporan Nasional Riskesdas 2018.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2019. Laporan Provinsi DKI Jakarta Riskesdas
2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB).
Safitri, Debby Endayani, dan Nur Setiawati Rahayu. Determinan Status Gizi Obesitas pada Orang
Dewasa di Perkotaan: Tinjauan Sistematis. ARKESMAS (Arsip Kesehat Masyarakat).
2020;5(1):1–15.
Sikalak, Wegiarti, Laksmi Widajanti, dan Ronny Aruben. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Obesitas Pada Karyawati Perusahaan Di Bidang Telekomunikasi
Jakarta Tahun 2017. J Kesehat Masy. 2017;5(3):193–201.
Suryadinata, R.V. , dan Devita Angielevi Sukarno. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Risiko
Obesitas Pada Usia Dewasa. Indones J Public Heal [Internet]. 2019;14(1):104–14.
Available from: https://e-journal.unair.ac.id/IJPH/article/view/7509
18