(GAYA HIDUP)
PENYUSUN
Ayu Fuzi Lestari E.0106.20.002
Ershy Aulia Citra E.0106.20.008
Siti Lutfiah Wulanda FA E.0106.20.016
Susanti Febrianti E.0106.20.018
Rika Afriyani E.0106.20.023
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kebidanan Komunitas
melalui kelas remaja putri yang bertema “GESID ( Generasi Indonsesia Sehat)”
ini dengan lancar. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan laporan ini
tidak lepas dari bimbingan dan dukungan semua pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Sri Wahyuni, S.Pd, M.Kes, Ph.D selaku Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi
2. Yosi Oktri, AMK., S.Pd., SST., MM selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik
3. drg.Hj.Pratiwi selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi
4. Agus Lukman Hadiansyah selaku Lurah yang sudang memberikan
izin melaksanakan praktik kebidanan komunitas
5. dr. Ruth selaku kepala Puskesmas Leuwigajah
6. Widya Putri Astuti, SST.,MM selaku Ketua Prodi D III Kebidanan dan selaku
Pembimbing Praktik Komunitas Kelompok 5
7. Dyeri Susanti, SST., MM., M.Keb selaku Pembimbing Praktik Komunitas
Kelompok 5
8. Hana Nurhanifah, SST.,M.Tr.Keb selaku pembimbing Praktik Komunitas
Kelompok 5
9. Yadi Supriyadi selaku Ketua RW.09 Kelurahan Leuwigajah
10. Ida Suryadi selaku Ketua RT.10 dan Ibu Fatimah ketua RT.12
11. Rina selaku Kader RT.10 dan Ibu Triyanti selaku Kader RT.12
12. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan laporan komunitas
ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan
kesempurnaan laporan ini.
Cimahi, Oktober 2022
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Tujuan...................................................................................................6
1. Tujuan Umum.......................................................................................6
2. Tujuan Khusus......................................................................................6
BAB II.............................................................................................................7
iii
6. Mengelola Menstruasi.....................................................................21
BAB III..........................................................................................................20
PENUTUP.....................................................................................................20
A. SIMPULAN.........................................................................................20
Lampiran AKG..........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
menurut peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah. Data sensus penduduk tahun 2020 jumlah remaja (10-24 tahu) sbesar 67
juta jiwa atau sebesar 24% dari total penduduk Indonesia, maka remaja menjadi
Fokus Perhatian penting dalam pembangunan Nasional.
Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
yang ditandai dengan perubahan-perubahan fisik pubertas dan emosional yang
komplek dramastis serta penyesuaian social yang penting untuk menjadi dewasa..
menurut (Darwono,2011) kondisi ini membuat remaja yang memiliki kematangan
mental karena masih mencari identitas atau jati dirinya sehingga rentan
terpengaruh lingkungan pergaulannya .
5
badan lebih dan obesitas sebesar 16,0% pada remaja usia 13-15 tahun dan 13,5%
pada remaja usia 16-18 tahun. Data tersebut memprsentasikan kondisi gizi pada
remaja di Indonesia yang harus diperbaiki. Berdasarkan baseline survey UNICEF
pada tahun 2017, di temukan adanya perubahan pola makan dan aktivitas fisik
pada remaja.
Gaya hidup yang menjadi kebiasaan pada remaja saat ini yaitu tidak
sarapan pagi, tidak mengkonsumsi sayuran dan kurangnya berolahraga pada
remaja juga dapat menimbulakn disminore (nyeri haid pada remaja). Sesuai
dengan jurnal ilmiah dari hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat
hubungan status gizi dengan kejadian disminore primer pada remaja putri di SMA
Wachid Hasyim 2 taman. Factor yang mempengaruhi usia menarche salah satunya
status gizi disamping fakto lain seperti audio visual, ras (Sukarni & Margareth
2013). Dan terdapat hubungan antara frekuensi olahraga dengan kejadian
disminore menurut Tjokrenogoro ( 2014 dalam cholifah,2015:41) kejadian
disminore akan meningkat dengan kurangnya olahraga sehingga ketika terjadi
disminore tidak akan tersalurkan ke pembuluh darah sehingga menimbulkan rasa
nyeri, dapat disimpulkan kurangnya asupan gizi dan olahraga dapat menyebabkan
nyeri pada remaja.
iv
Dari uraian latar belakang diatas untuk Gaya Hidup Pada Remaja Putri d
Wilayah RW 09 masih banyak remaja yang mengabaikan kebiasaan hidup yang
baik, sehingga penulis tertarik untuk meneliti Gaya Hidup Remaja Putri di RW 09
Wilayah Leuwigajah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk megetahui adanya masalah Gaya Hidup Pada Remaja Putri
Di RW 09 serta memberikan wawasan dan pengetahuan seputar Gaya
Hidup Pada Remaja Putri di RW 09.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui apakah remaja RW 09 sarapan pagi.
b) Untuk mengatahui apakah remaja RW 09 mengonsumsi sayuran dan
buah setiap hari.
c) Untuk mengetahui apakah remaja RW 09 menyempatkan diri untuk
berolahraga setiap hari.
7
BAB II
MATERI MODUL
iv
baik jika melakukan olahraga yaitu merupakan aktivitas fisik yang
berkesinambungan dengan aturan tertentu, terencana, terstruktur, berulang
yang bertujuan untuk memelihara kebugaran fisik dan untuk meningkatkan
prestasi. Jenis olahraga dapat dipilih sesuai hobinya, beberapa aktivitas
olahraga yang dapat dilakukan yaitu seperti sepak bola, bulu tangkis, bola
basket, tenis meja, voli, futsal, bela diri dan lain-lain. Selain itu ada juga
olahraga rekreasi yang dilakukan oleh masyarakat / sekolah dengan kesukaan
sesuai kondisi dan nilai budaya masyarakat. Jenis olahraga rekreasi
diantaranya yaitu menari, seperti menari tari poco-poco dari Papua, tari
bambu dari Maluku dan tari jaipong dari Jawa Barat.
Seseorang yang senang berolahraga pada masa remaja akan membawa
kebiasaan ini pada tingkat tertentu dimasa dewasa. Olahraga dapat
menyebabkan asupan yang masuk ke dalam tubuh (Jaminah, 2018 ). Semakin
tinggi aktivitas olahraga, semakin tinggi pula jumlah energi yang dibutuhkan.
Aktivitas yang berat akan berakibat banyaknya energi yang dikeluarkan. Bila
pemasukkan energi kurang, maka tubuh akan memecah cadangan lemak
untuk memenuhi kebutuhn energi tersebut sehingga lemak dalam tubuh akan
berkurang. Hal ini akan terindikasi dari penurunan berat badan
(Adityawarman,2017).
9
melakukan kombinasi aktivitas fisik baik ringan, sedang dan berat secara
rutin dan teratur dapat menekan risiko terkena penyakit. Aktivitas fisik
tersebut mampu meningkatkan kadar kolesterol HDL (yang disebut
sebagai “kolesterol baik”), dan menurunkan tingkat trigliserida yang
berbahaya bagi tubuh.
c. Mood booster (pendorong/peningkat suasana hati). Aktivitas fisik dapat
menjadi cara yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu baik sendiri
ataupun bersama-sama. Jalan santai 30 menit di pagi atau sore hari dapat
d. mengurangi stres dan menurunkan emosi kita.
e. Meningkatkan energi dan kebugaran. Aktivitas fisik secara teratur
memperkuat otot dan meningkatkan pasokan oksigen dan nutrisi ke
jaringan hingga meningkatkan energi dalam tubuh. Sistem kardiovaskular
akan bekerja lebih efisien, ketika jantung dan paru-paru bekerja maksimal
dari potensi mereka. Kelelahan yang diakibatkan aktivitas fisik dengan
sendirinya tidak terlalu mengganggu hingga berkurang secara signifikan
dan kebugaran kita dapatkan.
f. Memperbaiki kualitas tidur Aktivitas fisik secara teratur akan membantu
kita untuk tidur lebihmudah atau lebih cepat. Perlu diingat bahwa
aktivitas berat
g. Olahraga saat larut malam atau dekat dengan waktu tidur bisa
mengakibatkan ketegangan yang dapat menyebabkan hasil yang justru
berlawanan.
h. Meningkatkan kesehatan mental dan otak Olahraga teratur juga telah
dilaporkan efektif untuk mengurangi stres, kecemasan dan depresi. Studi
juga menunjukkan bahwa kesehatan otak dapat ditingkatkan dengan
aktivitas fisik, dan hasil dari aktivitas fisik dapat diwujudkan pada tahap
kehidupan yang mempengaruhi kesehatan otak. Sedangkan untuk aktivitas
fisik yang dilakukan sejak usia dini, memiliki manfaat seperti perbaikan
pembelajaran dan kinerja mental.
3 Unsur Berkaitan
iv
AKTIFITAS
POLA FISIK
ISTIRAHAT
MAKAN
Perlu anda tahu bahwa ketiga komponen diatas berkesinambungan, jika kita
melakukan aktifvitas fisik harus dibarengi denga pola makan yang sehat dan
istirahat yang cukup karena pada dasarnya tubuh kita membutuhkan 3 hal tersebut
untuk tetap sehat dimasa tua nanti. Kegiatan fisik dan olah raga secara teratur
dapat membantu mempertahankan kesehatan yang optimal. Kegiatan olahraga
dan aktivitas fisik yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi maka
akan berakibat pada berat badan menjadi tidak normal maka dari itu aktivitas fisik
harus disertakan makanan seimbang an istirahat agar tubuh tetap sehat.
Mengapa bisa dikatakan bahwa berat badan sebagai penanda kecukupan dari
ketiga komponen di atas? Berikut ulasannya:
1) Apabila aktivitas berlebihan, pola makan cukup, dan istirahat kurang; maka
akan terjadi penurunan berat badan,
2) Apabila pola makan berlebihan, istirahat cukup, dan aktivitas kurang; maka
akan terjadi penambahan berat badan
3) Apabila istirahat berlebihan, pola makan cukup, dan aktivitas kurang; maka
akan terjadi penambahan berat badan.
11
Lakukan aktivitas ini2 (dua)kali dalam satu minggu, jangan terburu-buru
dalam waktu atau jumlah latihan yang dilakukan. Mulailah dengan waktu dan
jumlah minimal latihan. Latihan awal ditujukan sebagai adaptasi tubuh terhadap
aktivitas fisik yang baru. Hal ini untuk menghindari cidera atau reaksi yang tidak
diinginkan. Terkadang melakukan aktivitas fisik berlebihan di saat awal program
menjadikan kalian cidera atau jera. Lakukan latihan awal ini selama 1-2 bulan,
bergantung kemajuan yang kamu peroleh dan rasakan. Jika masuk pada bulan
kedua kalian tidak lagi terasa kekelahan yang berarti , maka kalian dapat
melangkah pada latihan lanjutan 1.
Latihan Lanjutan 1
Jenis Program Keterangan Fisik Keterangan
Latihan stamina gunakan aktivitas ringan atau 15-20 menit, target
sedang (jalan santai, jogging, 70% dari denyut nadi
bersepeda, dsb) maksimal
Latihan strength Tipe A: sit ups dan back up Masing-masing 2 set
Tipe B: push up dan squat dengan pengulangan 8-
Masing-masing 2 set dengan 12 kali melakukan
pengulangan 8-12 kali
melakukan Latihan Supleness
iv
Jenis Program Keterangan Fisik Keterangan
Latihan stamina Ringan 45 menit
Sedang 30 menit
Berat 20 menit
Target 80% dari denyut nadi
maksimal
Latihan strength Ringan: sit ups, back 5-10 kali melakukan
up, push up dan squat
Sedang: sit ups, back 8-12 kali melakukan
up, push up dan squat
Berat: sit ups, back up 15-20 kali melakukan
Latihan Gerakan-gerakan Pemanasan, dengan
suppleness stretching sambil lama melakukan 12
berdiri hitungan
Gerakan-gerakan Pendinginan, dengan
stretching sambil duduk lama melakukan 12
hitungan
Lakukan aktivitas ini 3-4 kali dalam satu minggu.
13
dapat sekedar berjalan-jalan santai, jogging ringan, berenang, senam maupun
bersepeda sesuai dengan kondisi masing- masing (Manuaba,2010).
Berdasarkan penelitian Sri Mukhodim Faridah Hanum danTitin Eka
Nuriyanah 2016 tentang hubungan keteraturan melakukan olahraga dengan
kejadian dismenorea didapat ada hubungan keteraturan olahraga dengan kejadian
dismenorea. Hal ini sesuai dengan teori Sofia (2013) yang menyebutkan bahwa
adanya hubungan kebiasaan olahraga terhadap kejadian dismenorea dapat
disebabkan karena olahraga merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri. Remaja yang jarang berolahraga memiliki
kemungkinan resiko 1,2 kali lebih besar mengalami dismenorea daripada remaja
yang sering berolahraga. Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga tubuh akan
menghasilkan endorpin. Endorpin adalah neuropeptide yang dihasilkan oleh tubuh
pada saat rileks/tenang. Endorpin dihasilkan di otak dan sumsum syaraf tulang
belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang
diproduksi otak yang melahirkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar endorpin
dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi (Harry, 2007).
iv
B. KECUKUPAN GIZI PADA REMAJA PUTRI
1. Gizi Dalam Daur Kehidupan
Pendekatan siklus atau daur kehidupan penting dipelajari karena kondisi
Kesehatan pada suatu tahap dapat dipengaruhi oleh tahap sebelumnya sebagai
contohnya keadaan remaja putri yang sehat, tidak anemia akan mempengaruhi
kondisi pada Wanita usia subur (WUS) yang sehat dan tidak anemia juga,kondis
Wanita usia subur yang sehat akan mempengarui kondisi ibu hamil yang sehat dan
melahirkan bayi yang sehat. Sebaliknya ibu hamil yang kurang energi kronik
(KEK) akan meningkatkan resiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).Bayi BBLR jika tidak diintervensi yang baik dapat menjadi anak
balita yang menderita kurang Energi Protein (KEP) , Balita perempuan dengan
KEP berpotensi tumbuh menjadi remaja putri dengan gangguan pertumbuhan atau
KEK yang pada akhirnya berisko menjadi ibu hamil yang KEK. Begitulah
seterusmya siklus ini terjadi seperti pada gambar 1.1.
15
Gizi seimbang. Tumpeng Gizi seimbang menjadi pedoman untuk memenuhi gizi
yang seimbang dalam sehari. Tumpeng paling dasar berisi anjuran konsumsi
sumber karbohidrat yang beraneka ragam sebesar 3-4 porsi, selanjutnya adalah
aneka ragam sayur 3-4 porsi, buah 2-3 porsi. Aneka ragam makanan sumber
protein hewani dan nabati 2-4 porsi. Selain itu, dipuncak tumpeng terlihat bahwa
kita perlu membatasi jumlah gula dan garam dalam makanan kita.
iv
2. Pengaruh Gizi Remaja Dalam Siklus Kehidupan (Cintai Tubuhmu
Bekal Masa Depanmu)
Masa Remaja
Mengalami kekurangan gizi makro seperti KEK, gizi kurang, pendek dan
sangat pendek
Mengalami kekurangan gizi mikro anemia defisiensi besi
17
Bayi masuk Masa Anak-Anak
Pada usia remaja, masalah gizi biasanya berkaitan erat dengan gaya hidup dan
kebiasaan makan yang juga terkait dengan perubahan fisik dan kebutuhan energi
remaja. Masalah gizi yang dialami remaja adalah kebersihan makanan, zat gizi
yang tidak seimbang, kecenderungan untuk melewatkan waktu makan baik itu
sarapan pagi dan makan siang, mengemil yang memiliki kadar gula tinggi
misalnya permen, konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan, dan membatasi
asupan makanan (diet). Beberapa masalah yang sering ditemui pada remaja
tercantum dalam table berikut.
No Gangguan Gizi Penyebab Cara Mengatasi
iv
2. Kurang Energi Kronik (KEK) Asupan gizi kurang dariAsupan gizi
kebutuhan dalam jangkaseimbang sesuai dengan
waktu yang lama. Dengankebutuhan, yang akan
tanda tanda LiLA >23,5berbeda pada setiap
dan sering individu.
kesemutan.
19
4. Anemia Penyebab anemia Konsumsi makanan
Yang paling sering kaya zat besi. Pada
ditemui pada remaja Wanita usia subur,
Adalah kekurangan Termasuk wanita
Zat besi. Zat besi Hamil dan remaja
membentuk sel darah putri, dianjurkan
merah pada manusia. untuk mengkonsumsi
Selain itu, menstruasi tablet tambah darah
Pada remaja putri secara teratur
juga dapat menjadi
salah satu penyebab
Anemia
5. Gangguan makan(anoreksia Keyakinan Memberikan
nervosa dan bulimia nervosa) Masyarakat tentang Pengertian dan
tubuh yang ideal bagi Pengetahuan bahwa
Lelaki dan Tubuh ideal adalah
perempuan. Ini Tubuh yang sehat.
Biasanya berarti Salah satu cara
Bahwa tubuh yang menjaga tubuh tetap
Kurus adalah ideal sehat adalah dengan
bagi perempuan dan
iv
tubuh berotot ideal Memantau nilai
a) Aktivitas fisik.
b) Lingkungan.
c) Pengobatan.
e) Penyakit.
f) Stres.
Kecukupan gizi remaja akan terpenuhi dengan pola makan gizi yang seimbang,
Olahan-Olahannya dapat dimodifikasi dengan memperhatika jumlah dan sesuai
kebutuhan gizi pada usia 12-20 tahun. Apasih Kebutuhan Gizi pada remaja :
b) Beraktivitas.
c) Bersosialisasi.
21
e) Tercapai kematangan fungsi seksual dan.
6. Mengelola Menstruasi
a) Pentingnya menjaga kebersihan saat menstruasi: mengganti pembalut,
membersihkan bagian kewanitaan.
b) Tips untuk mengatasi rasa nyeri saat menstruasi : cukup aktivitas fisik,
konsumsi air dan cairan, relaxsasi.
c) Pentingnya konsumsi makanan bergizi saat menstruasi termasuk beberapa
makanan yang dianjurkan seperti
d) Makanna tinggi kalsium, seperti kacang-kacangan, kacang almun, dan
sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam.
e) Makanan tinggi vitamin seperti buah-buahan warna merah dan orange.
f) Hindari makanna yang diolah seperti roti putih, pasta dan gula.
iv
a) Menentukan BBI dan status gizi
BBI = (TB cm – 100) – [(TB cm -100) x 0,1] kg atau
BBI = [TB(cm) – 100] x 0,9 IMT
untuk anak dan remaja (usia 10 – 19 tahun) menurut WHO tahun 2007
IMT = BB aktual (kg) / TB2 (m2 ) IMT untuk usia > 18 tahun
IMT = BB aktual (kg) / TB2 (m2 )
KET IMT : <18,5 (Under wight)
18,5 – 24,9 (Normal)
25,0 – 27,0 9 (Overwihgt)
27,0+ (Obesitas)
D kkal +
Aktivitas = ... % x Aktivitas x C kkal = E kkal
F kkal +
23
d) Menghitung kebutuhan energi remaja usia 16-18 tahun dengan metode Mohan
Crouse II
Energi busui = BMR-Koreksi tidur+Aktivitas+SDA Atau
BMR ♂ = 1 x 24 jam x BBI (kg) = A kkal
BMR ♀ = 0,9 x 24 jam x BBI (kg) = A kkal
Koreksi tdur = 10% x 7-8 jam x BBI (kg) = B kkal –
C kkal
iv
(Selingan) Telur Ayam 10
Daging Ayam 70
Cincang
Jus Alpukat 30
Gula Pasir 100
12:00 (Siang) Nasi Beras 15
Kepala Ikan Ikan Mas 75
Kuahasam
Tahu goreng Tahu 50
Sawi rebus 25
Buncis rebus 25
15:00 Pisang Ijo Tepung Beras 25
( Selingan ) Tepung sagu 20
Pisang raja 15
Santan 150
SKM (Susu 50
Kental Manis)
Maizena 20
Gula Pasir 10
The 30
18:30 (Malam) Nasi 5
Capcai Beras 50
Cumi=Cumi 20
Udang 10
Telur Ayam 70
Brokoli 25
Sawi Hijau 30
25
Panduan Gizi Seimbang Untuk Remaja putri
Pesan lengkap :
makanlah makanan utama 3x/hari : sarapan, makan siang dan makan malam
konsumsi lauk pauk sumber protein nabati ( misal : tahu, tempe, kacang-
kacangan)
konsumsi susu atau produk olahan susu minimal 3x/minggu Porsi minimal :
iv
8. Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP)
DBMP adalah suatu daftar yang berisi daftar nama bahan makanan, berat
dalam ukuran rumah tangga (URT), berat dalam gram serta kandungan energi,
protein, karbohidrat dan lemak dari makanan tersebut. Dalam daftar tersebut ada
berberapa bahan makanan yang nilai gizinya sama untuk berat yang berbeda.
Bahan makanan dalam DBMP dapatditukar dengan bahan makanan yang dengan
nilai gizi yang sama. Sehingga kita dapat menukar bahan makanan dengan bahan
makanan dengan nilai gizi yang sama dalam satu satuan penukar.
Nama Bahan Porsi Karbohid
Energi Protein (g) Lemak (g)
Makanan (satuan rat (g)
(kkal)
penukar)
Nasi 1 penukar 175 4 - 40
(p)
Telur 1 penukar 75 7 5 -
Timun 1/2 penukar Termasuk sayuran A yang kandungan Kalorinya
rendah
Berdasarkan contoh diatas dan DBMP dibawah ini coba Anda hitung kandungan
energi dan zat gizi makan siang anda.
27
GOLONGAN I
BAHAN MAKANAN SUMBER KARBOHIDRAT
iv
GOLONGAN II
BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN HEWANI
Rendah Lemak
1 Satuan Penukar = 50 Kkal, 7 gr protein, dan 2 gr lemak
Lemak Sedang
29
Tinggi Lemak
iv
GOLONGAN III
BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN NABATI
31
GOLONGAN IV
SAYURAN
Sayuran A
Bayam Kangkung
Bit Kucai
Kacang Panjang Buncis
Brokoli Kecipir
Caisim Labu siam
Daun Pakis Labu waluh
Daun waluh Pare
Genjer Pepaya Muda
Jagung muda Rebung
Jantung pisang Sawi
Kol Toge Kacang Hijau
Kembang kol Terong
iv
Kapri muda Wortel
Sayuran C
Daun talas
33
GOLONGAN V
BUAH DAN GULA
1 satuan penukar (100 gr) = 50 kkal dan 12 gr karbohidrat
Bahan Makanan Berat URT
Anggur 165 g 20 bh sdg
Apel merah 85 g 1 bh
Belimbing 140 g 1 bh bsr
Blewah 70 g 1 ptg sdg
Duku 80 g 9 bh sdg
Durian 35 g 2 bj bsr
Jeruk manis 110 g 2 bh sdg
Jambu air 110 g 2 bh bsr
Jambu biji 100 g 1 bh bsr
Kolang kaling 25 g 5 bh sdg
Kedondong 120 g 2 bh sdg
Lychee 75 g 10 bh
Mangga 90 g 3/4 bh bsr
Melon 190 g 1 ptg bsr
Kurma 15 g 3 bh
Nanas 95 g 1/4 bh sdg
Nangka masak 45 g 3 bj sdg
Pisang 50 g 1 bh
Pepaya 110 g 1 ptg bsr
Rambutan 75 g 8 bh
Sawo 55 g 1 bh sdg
Semangka 180 g 2 ptg sdg
Sirsak 60 g 1/2 gls
Salak 65 g 2 bh sdg
Gula 13 g 1 sdm
iv
GOLONGAN VI
SUSU
35
GOLONGAN VII
MINYAK DAN LEMAK
1 Satuan Penukar = 50 Kalori, 5 g Lemak
Lemak Tidak Jenuh
Bahan Makanan Berat URT
Alpukat 60 g 1/2 bh bsr
Kacang almond 10 g 7 bj
Minyak jagung 5g 1 sdt
Minyak kedele 5g 1 sdt
Minyak zaitun 5g 1 sdt
Minyak bunga Matahari 1 sdt
5g
Lemak jenuh
Bahan Makanan Berat URT
Kelapa 15 g 1 ptg kcl
Kelapa parut 15 g 2 1/2 sdm
Lemak babi/sapi 5g 1 ptg kcl
Mentega 5g 1 sdt
Minyak kelapa 5g 1 sdt
Minyak kalapa sawit 5g 1 sdt
Santan 40 g 1/3 gls
iv
GOLONGAN VIII
MAKANAN TANPA KALORI
Cuka Teh
Gelatin
37
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Peran aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari dapat menjaga kesehatan
dan mengurangi risiko terkena berbagai penyakit. Melakukan kombinasi aktivitas
fisik baik ringan, sedang dan berat secara rutin dan teratur dapat menekan risiko
terkena penyakit. Perlu diingat bahwa aktivitas berat meningkatkan kesehatan
mental dan otak. Olahraga teratur juga telah dilaporkan efektif untuk mengurangi
stres, kecemasan dan depresi. Selain itu, olahraga dapat menyebabkan asupan
yang masuk ke dalam tubuh semakin tinggi. Aktivitas olahraga, semakin tinggi
pula jumlah energi yang dibutuhkan. Aktivitas yang berat akan berakibat
banyaknya energi yang dikeluarkan.
iv
Lampiran AKG
Tabel 1.1
Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat dan Air yang
dianjurkan untukorang Indonesia (per orang )
21
Tabel 1.2
Angka Kecukupan Vitamin Larut Lemak yang dianjurkan untuk orang
Indonesia(per orang per hari)
iv
Tabel 1.3
Angka Kecukupan Vitamin Larut Air yang dianjurkan untuk orang Indonesia(per
orang per hari)
23
Tabel 1.4
Angka Kecukupan Mineral Makro yang dianjurkan untuk orang Indonesia (per
orang per hari)
iv
Tabel 1.5
Angka Kecukupan Mineral Mikro yang dianjurkan untuk orang Indonesia (per
orang per hari).
25
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti,D,Pritasari,Tri,N,2017,’Gizi Dalam Daur Kehidupan edisi tahun
2017’, jakarta, KEMENKES.
Fachmida,U,Suciantide,Mustafa,A,Setyobudi,IS,Kolopaking,R,2016,’Pandun
Gizi Seimbang Remaja Asik’, jakarta, Southeast Asian Ministers of Education
Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEO
RECFON) Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, Republik Indonesia
Bekerjasama dengan Poltekkes Kemenkes Malang Fakultas Psikologi -
Universitas Islam Nasional Syarif Hidayatullah.
iv
Racmi,NC,Wulandari,E,Kurniawan,H,Wiradyani,AAL,Ridwan,R,Akib,CT,2
019,’ Hidup Sehat Sejak Sekarang Untuk Remaja Kekinian’, jakarta selatan,
Kementrian Kesehatan Rakyat Indonesia.
Ruslie H.R, 2012, ‘Analisis Regresi Logiatik Untuk Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Status Gizi Remaja’, Majalah kedokteran andalas no.1.
Vol.36. januari-juni 2012, Hh.65-68.
27