Anda di halaman 1dari 45

MODUL PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS

(GAYA HIDUP)

PENYUSUN
Ayu Fuzi Lestari E.0106.20.002
Ershy Aulia Citra E.0106.20.008
Siti Lutfiah Wulanda FA E.0106.20.016
Susanti Febrianti E.0106.20.018
Rika Afriyani E.0106.20.023

PROGRAM STUDI DII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BUDI LUHUR CIMAHI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kebidanan Komunitas
melalui kelas remaja putri yang bertema “GESID ( Generasi Indonsesia Sehat)”
ini dengan lancar. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan laporan ini
tidak lepas dari bimbingan dan dukungan semua pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Sri Wahyuni, S.Pd, M.Kes, Ph.D selaku Ketua STIKes Budi Luhur Cimahi
2. Yosi Oktri, AMK., S.Pd., SST., MM selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik
3. drg.Hj.Pratiwi selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi
4. Agus Lukman Hadiansyah selaku Lurah yang sudang memberikan
izin melaksanakan praktik kebidanan komunitas
5. dr. Ruth selaku kepala Puskesmas Leuwigajah
6. Widya Putri Astuti, SST.,MM selaku Ketua Prodi D III Kebidanan dan selaku
Pembimbing Praktik Komunitas Kelompok 5
7. Dyeri Susanti, SST., MM., M.Keb selaku Pembimbing Praktik Komunitas
Kelompok 5
8. Hana Nurhanifah, SST.,M.Tr.Keb selaku pembimbing Praktik Komunitas
Kelompok 5
9. Yadi Supriyadi selaku Ketua RW.09 Kelurahan Leuwigajah
10. Ida Suryadi selaku Ketua RT.10 dan Ibu Fatimah ketua RT.12
11. Rina selaku Kader RT.10 dan Ibu Triyanti selaku Kader RT.12
12. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan laporan komunitas
ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan
kesempurnaan laporan ini.
Cimahi, Oktober 2022
Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

BAB I...........................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................4

B. Tujuan...................................................................................................6

1. Tujuan Umum.......................................................................................6

2. Tujuan Khusus......................................................................................6

BAB II.............................................................................................................7

A. OLAHRAGA REMAJA PUTRI..........................................................7

1. Aktivitas Fisik yang Cukup dan Pertahankan Berat Badan Normal. 7

2. Peran Aktivitas Fisik Dalam Kehidupan Sehari-Hari (Tetap Bugar


Tubuh Segar).....................................................................................8

3. Pentingnya Olahraga Untuk Mengurangi Disminore Pada Remaja


Putri 12

B. KECUKUPAN GIZI PADA REMAJA PUTRI.................................14

1. Gizi Dalam Daur Kehidupan...........................................................14

2. Pengaruh Gizi Remaja Dalam Siklus Kehidupan (Cintai


Tubuhmu Bekal Masa Depanmu).........................................16

3. Masalah Gizi Pada Remaja.............................................................17

4. Diet Sehat untuk Gizi Seimbang.....................................................20

5. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Remaja......................................20

iii
6. Mengelola Menstruasi.....................................................................21

7. Menyusun Menu Untuk Remaja.....................................................21

8. Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP).....................................26

BAB III..........................................................................................................20

PENUTUP.....................................................................................................20

A. SIMPULAN.........................................................................................20

Lampiran AKG..........................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................26

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
menurut peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah. Data sensus penduduk tahun 2020 jumlah remaja (10-24 tahu) sbesar 67
juta jiwa atau sebesar 24% dari total penduduk Indonesia, maka remaja menjadi
Fokus Perhatian penting dalam pembangunan Nasional.

Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
yang ditandai dengan perubahan-perubahan fisik pubertas dan emosional yang
komplek dramastis serta penyesuaian social yang penting untuk menjadi dewasa..
menurut (Darwono,2011) kondisi ini membuat remaja yang memiliki kematangan
mental karena masih mencari identitas atau jati dirinya sehingga rentan
terpengaruh lingkungan pergaulannya .

Secara literature masa remaja berarti “tumbuh hingga mencapai


kematangan”, secara umum berarti proses fisiologis, social dan kematangan yang
dimulai dengan perubahan pubertas (Wong, 2003). Efek perubahan fisik pada
interaksi sebaya di kalangan remaja adalah adanya perbedaan pada pola
pertumbuhan tiap individu. Status gizi individu merupakan gambaran kesehatan
sebagai refleksi dari konsumsi pangan dan penggunaannya oleh tubuh
(Sunarti,2004). Remaja sulit memenuhi konsumsi pangan dan kebutuhan gizinya
akibat dari kurangnya pengetahuan pada pola makannya (Azni, 2013)

Dampak pada kurangnya pengetahuan terhadap pola pertumbuhan remaja


adalah jumlah gangguan makanan yang semakin meningkat pada remaja (Potter &
pery, 2005). Data Riskesdas 2018 menunjukan bahwa 25% remaja usia 13-15
tahun dan 26,9% remaja usia 16-18 tahun dengan setatus gizi pendek dan sangat
pendek. Selain itu terdapat 8,7 % remaja usia 13-15 tahun dan 8,1% remaja usia
16-18 tahun dengan kondisi kurus dan sangat kurus. Sedangkan prevelensi berat

5
badan lebih dan obesitas sebesar 16,0% pada remaja usia 13-15 tahun dan 13,5%
pada remaja usia 16-18 tahun. Data tersebut memprsentasikan kondisi gizi pada
remaja di Indonesia yang harus diperbaiki. Berdasarkan baseline survey UNICEF
pada tahun 2017, di temukan adanya perubahan pola makan dan aktivitas fisik
pada remaja.

Proporsi Riwayat Menstruasi Remaja Putri Umur 10-19 Tahun menurut


Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, Riskesdas 2018 terdapat 72 %, data
terbanyak ditemukan di Kota Bekasi dengan persentase 79,09 % sedangkan Kota
Cimahi berada diurutan kedua yaitu 78,59% dengan usia haid pertama 12-13
tahun. Maka dari itu pemerintah mengadakan program pembagian Tablet Tambah
Darah pada remaja putri sebagai suplemen gizi penambah darah berbentuk tablet/
kaplet/ kapsul yang dapat diperoleh dari Program atau mandiri. TTD Program
disediakan oleh Pemerintah dan didistribusikan ke kelompok sasaran melalui
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. TTD mandiri diperoleh berdasarkan
resep/ instruksi tenaga kesehatan, inisiatif membeli sendiri di fasilitas kesehatan
swasta/ apotik/ toko obat, atau diperoleh dari pemberian keluarga/ orang lain.

Gaya hidup yang menjadi kebiasaan pada remaja saat ini yaitu tidak
sarapan pagi, tidak mengkonsumsi sayuran dan kurangnya berolahraga pada
remaja juga dapat menimbulakn disminore (nyeri haid pada remaja). Sesuai
dengan jurnal ilmiah dari hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat
hubungan status gizi dengan kejadian disminore primer pada remaja putri di SMA
Wachid Hasyim 2 taman. Factor yang mempengaruhi usia menarche salah satunya
status gizi disamping fakto lain seperti audio visual, ras (Sukarni & Margareth
2013). Dan terdapat hubungan antara frekuensi olahraga dengan kejadian
disminore menurut Tjokrenogoro ( 2014 dalam cholifah,2015:41) kejadian
disminore akan meningkat dengan kurangnya olahraga sehingga ketika terjadi
disminore tidak akan tersalurkan ke pembuluh darah sehingga menimbulkan rasa
nyeri, dapat disimpulkan kurangnya asupan gizi dan olahraga dapat menyebabkan
nyeri pada remaja.

iv
Dari uraian latar belakang diatas untuk Gaya Hidup Pada Remaja Putri d
Wilayah RW 09 masih banyak remaja yang mengabaikan kebiasaan hidup yang
baik, sehingga penulis tertarik untuk meneliti Gaya Hidup Remaja Putri di RW 09
Wilayah Leuwigajah.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk megetahui adanya masalah Gaya Hidup Pada Remaja Putri
Di RW 09 serta memberikan wawasan dan pengetahuan seputar Gaya
Hidup Pada Remaja Putri di RW 09.

2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui apakah remaja RW 09 sarapan pagi.
b) Untuk mengatahui apakah remaja RW 09 mengonsumsi sayuran dan
buah setiap hari.
c) Untuk mengetahui apakah remaja RW 09 menyempatkan diri untuk
berolahraga setiap hari.

7
BAB II

MATERI MODUL

A. OLAHRAGA REMAJA PUTRI


1. Aktivitas Fisik yang Cukup dan Pertahankan Berat Badan Normal
Memiliki badan sehat tidak hanya tubuh saja, tetapi jiwa. Sehat sebenarnya
tidak harus selalu mengeluarkan biaya yang besar. Namun faktanya, banyak
orang rela mengeluarkan biaya besar untuk menjaga penampilan dan
kesehatan tubuhnya. Olahraga salah satunya untuk menjaga kesehatan (Raiola
G et al., 2014).
Tidak hanya terpusat pada kesehatan jasmani, olahraga untuk kesehatan ini
juga baik manfaatnya bagi kesehatan rohani serta kehidupan sosial individu
tersebut karena selain aman, mudah dan murah, olahraga ini dapat dilakukan
kapanpun dan dimanapun secara massal (Kenari, M.A. 2014). Benefit saat
olahraga yang dilakukan cukup dan teratur sudah lama tersebar luas dan
diinformasikan diberbagai media secara luas dalam berbagai artikel
Kesehatan maupun Kesehatan populer serta jurnal kesehatan. Diantaranya
manffat yang diperoleh meliputi olahraga dapat mencegah terjadinya
obesitas, setres, hyperlipidemia, diabtets, setroke, penyakit jantung, dan
hipertensi.
Aktifitas fisik dapat dikelompokan berdasarkan tipe dan intensitasnya .
aktifitas fisik diantaranya yaitu berjalan, berlari serta olahraga. Beberapa
aktifitas fisik yang dapat dilakukan sehari-hari seperti berkebun, mencuci,
menyapu, mengepel, naik turun tangga, berjalan kaki dan lain-lain. Contoh
yang sering dilakukan remaja adalah jika jarak rumah remaja tersebut 10-15
menit anda bisa berjalan kaki .
Latihan fisik merupakan semua bentuk aktifitas pisik yang dilakukan
secara terstruktur dan terencana dengan tujuan untuk meningkatkan kesegaran
jasmani. Beberapa Latihan fisik diantaranya yaitu, berlari, jogging, bermain
bola/futsal, berenang, senam, bersepeda, dan lain-lain. Selain itu hal lebih

iv
baik jika melakukan olahraga yaitu merupakan aktivitas fisik yang
berkesinambungan dengan aturan tertentu, terencana, terstruktur, berulang
yang bertujuan untuk memelihara kebugaran fisik dan untuk meningkatkan
prestasi. Jenis olahraga dapat dipilih sesuai hobinya, beberapa aktivitas
olahraga yang dapat dilakukan yaitu seperti sepak bola, bulu tangkis, bola
basket, tenis meja, voli, futsal, bela diri dan lain-lain. Selain itu ada juga
olahraga rekreasi yang dilakukan oleh masyarakat / sekolah dengan kesukaan
sesuai kondisi dan nilai budaya masyarakat. Jenis olahraga rekreasi
diantaranya yaitu menari, seperti menari tari poco-poco dari Papua, tari
bambu dari Maluku dan tari jaipong dari Jawa Barat.
Seseorang yang senang berolahraga pada masa remaja akan membawa
kebiasaan ini pada tingkat tertentu dimasa dewasa. Olahraga dapat
menyebabkan asupan yang masuk ke dalam tubuh (Jaminah, 2018 ). Semakin
tinggi aktivitas olahraga, semakin tinggi pula jumlah energi yang dibutuhkan.
Aktivitas yang berat akan berakibat banyaknya energi yang dikeluarkan. Bila
pemasukkan energi kurang, maka tubuh akan memecah cadangan lemak
untuk memenuhi kebutuhn energi tersebut sehingga lemak dalam tubuh akan
berkurang. Hal ini akan terindikasi dari penurunan berat badan
(Adityawarman,2017).

2. Peran Aktivitas Fisik Dalam Kehidupan Sehari-Hari (Tetap Bugar


Tubuh Segar)
Aktivitas fisik baik ringan, sedang maupun berat diperlukan oleh tubuh
kalian. Melakukan aktivitas fisik dalam kehidupan sehari dapat bermanfaat
untuk:
a. Mengontrol berat badan (Aktivitas fisik penting dalam mengontrol berat
badan). Selama aktivitas fisik seimbang dengan makanan yang
dikonsumsi, maka berat badan akan stabil. Jika jumlah kalori dalam
makanan berlebih dari yang dikeluarkan aktivitas fisik sehari-hari, maka
akan terjadi penambahan berat badan.
b. Menjaga kesehatan dan mengurangi risiko terkena berbagai penyakit

9
melakukan kombinasi aktivitas fisik baik ringan, sedang dan berat secara
rutin dan teratur dapat menekan risiko terkena penyakit. Aktivitas fisik
tersebut mampu meningkatkan kadar kolesterol HDL (yang disebut
sebagai “kolesterol baik”), dan menurunkan tingkat trigliserida yang
berbahaya bagi tubuh.
c. Mood booster (pendorong/peningkat suasana hati). Aktivitas fisik dapat
menjadi cara yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu baik sendiri
ataupun bersama-sama. Jalan santai 30 menit di pagi atau sore hari dapat
d. mengurangi stres dan menurunkan emosi kita.
e. Meningkatkan energi dan kebugaran. Aktivitas fisik secara teratur
memperkuat otot dan meningkatkan pasokan oksigen dan nutrisi ke
jaringan hingga meningkatkan energi dalam tubuh. Sistem kardiovaskular
akan bekerja lebih efisien, ketika jantung dan paru-paru bekerja maksimal
dari potensi mereka. Kelelahan yang diakibatkan aktivitas fisik dengan
sendirinya tidak terlalu mengganggu hingga berkurang secara signifikan
dan kebugaran kita dapatkan.
f. Memperbaiki kualitas tidur Aktivitas fisik secara teratur akan membantu
kita untuk tidur lebihmudah atau lebih cepat. Perlu diingat bahwa
aktivitas berat
g. Olahraga saat larut malam atau dekat dengan waktu tidur bisa
mengakibatkan ketegangan yang dapat menyebabkan hasil yang justru
berlawanan.
h. Meningkatkan kesehatan mental dan otak Olahraga teratur juga telah
dilaporkan efektif untuk mengurangi stres, kecemasan dan depresi. Studi
juga menunjukkan bahwa kesehatan otak dapat ditingkatkan dengan
aktivitas fisik, dan hasil dari aktivitas fisik dapat diwujudkan pada tahap
kehidupan yang mempengaruhi kesehatan otak. Sedangkan untuk aktivitas
fisik yang dilakukan sejak usia dini, memiliki manfaat seperti perbaikan
pembelajaran dan kinerja mental.

3 Unsur Berkaitan

iv
AKTIFITAS
POLA FISIK
ISTIRAHAT
MAKAN
Perlu anda tahu bahwa ketiga komponen diatas berkesinambungan, jika kita
melakukan aktifvitas fisik harus dibarengi denga pola makan yang sehat dan
istirahat yang cukup karena pada dasarnya tubuh kita membutuhkan 3 hal tersebut
untuk tetap sehat dimasa tua nanti. Kegiatan fisik dan olah raga secara teratur
dapat membantu mempertahankan kesehatan yang optimal. Kegiatan olahraga
dan aktivitas fisik yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi maka
akan berakibat pada berat badan menjadi tidak normal maka dari itu aktivitas fisik
harus disertakan makanan seimbang an istirahat agar tubuh tetap sehat.
Mengapa bisa dikatakan bahwa berat badan sebagai penanda kecukupan dari
ketiga komponen di atas? Berikut ulasannya:

1) Apabila aktivitas berlebihan, pola makan cukup, dan istirahat kurang; maka
akan terjadi penurunan berat badan,
2) Apabila pola makan berlebihan, istirahat cukup, dan aktivitas kurang; maka
akan terjadi penambahan berat badan
3) Apabila istirahat berlebihan, pola makan cukup, dan aktivitas kurang; maka
akan terjadi penambahan berat badan.

Latihan Fisik Awal


Jenis Proram Aktifitas fisik Keterangan
Latihan stamina gunakan aktivitas ringan atau 5-10 menit, target 60%
sedang (jalan santai, jogging, dari denyut nadi
bersepeda, dsb) maksimal
Latihan Strength Hari 1: sit ups dan back up Hari Masing-masing 1 set
2: push up dan squat dengan pengulangan 5-
10 kali melakukan
Latihan Supleness Gerakan-gerakan stretching Saat pemanasan dan
sambil berdiri pendinginan dengan
lama melakukan 8
hitungan

11
Lakukan aktivitas ini2 (dua)kali dalam satu minggu, jangan terburu-buru
dalam waktu atau jumlah latihan yang dilakukan. Mulailah dengan waktu dan
jumlah minimal latihan. Latihan awal ditujukan sebagai adaptasi tubuh terhadap
aktivitas fisik yang baru. Hal ini untuk menghindari cidera atau reaksi yang tidak
diinginkan. Terkadang melakukan aktivitas fisik berlebihan di saat awal program
menjadikan kalian cidera atau jera. Lakukan latihan awal ini selama 1-2 bulan,
bergantung kemajuan yang kamu peroleh dan rasakan. Jika masuk pada bulan
kedua kalian tidak lagi terasa kekelahan yang berarti , maka kalian dapat
melangkah pada latihan lanjutan 1.
Latihan Lanjutan 1
Jenis Program Keterangan Fisik Keterangan
Latihan stamina gunakan aktivitas ringan atau 15-20 menit, target
sedang (jalan santai, jogging, 70% dari denyut nadi
bersepeda, dsb) maksimal
Latihan strength Tipe A: sit ups dan back up Masing-masing 2 set
Tipe B: push up dan squat dengan pengulangan 8-
Masing-masing 2 set dengan 12 kali melakukan
pengulangan 8-12 kali
melakukan Latihan Supleness

Latihan suppleness Gerakan-gerakan stretching Pemanasan,dengan


sambil berdiri Gerakan- gerakan lama melakukan 10
stretching sambil Duduk hitungan Pendinginan,
dengan lama
melakukan 10 hitungan

iv
Jenis Program Keterangan Fisik Keterangan
Latihan stamina  Ringan  45 menit
 Sedang  30 menit
 Berat  20 menit
Target 80% dari denyut nadi
maksimal
Latihan strength  Ringan: sit ups, back  5-10 kali melakukan
up, push up dan squat
 Sedang: sit ups, back  8-12 kali melakukan
up, push up dan squat
 Berat: sit ups, back up  15-20 kali melakukan
Latihan  Gerakan-gerakan  Pemanasan, dengan
suppleness stretching sambil lama melakukan 12
berdiri hitungan
 Gerakan-gerakan  Pendinginan, dengan
stretching sambil duduk lama melakukan 12
hitungan
Lakukan aktivitas ini 3-4 kali dalam satu minggu.

3. Pentingnya Olahraga Untuk Mengurangi Disminore Pada Remaja Putri


Kejadian dismenorea akan meningkat pada wanita yang kurang melakukan
olahraga, sehingga ketika wanita mengalami dismenorea, oksigen tidak dapat
disalurkan ke pembuluh pembuluh darah organ reproduksi yang saat itu terjadi
vasokontriksi. Bila wanita teratur melakukan olahraga, maka wanita tersebut
dapat menyediakan oksigen hampir 2 kali lipat permenit sehingga oksigen
tersampaikan kepembuluh darah yang mengalami vasokontriksi. Hal itu akan
menyebabkan terjadinya penurunan kejadian dismenorea dengan teratur
berolahraga (Tjokronegoro, 2005).
Wanita yang melakukan olahraga secara teratur setidaknya 30-60 menit
setiap3-5 kali per minggu dapat mencegah terjadinya dismenorea. Setiap wanita

13
dapat sekedar berjalan-jalan santai, jogging ringan, berenang, senam maupun
bersepeda sesuai dengan kondisi masing- masing (Manuaba,2010).
Berdasarkan penelitian Sri Mukhodim Faridah Hanum danTitin Eka
Nuriyanah 2016 tentang hubungan keteraturan melakukan olahraga dengan
kejadian dismenorea didapat ada hubungan keteraturan olahraga dengan kejadian
dismenorea. Hal ini sesuai dengan teori Sofia (2013) yang menyebutkan bahwa
adanya hubungan kebiasaan olahraga terhadap kejadian dismenorea dapat
disebabkan karena olahraga merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri. Remaja yang jarang berolahraga memiliki
kemungkinan resiko 1,2 kali lebih besar mengalami dismenorea daripada remaja
yang sering berolahraga. Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga tubuh akan
menghasilkan endorpin. Endorpin adalah neuropeptide yang dihasilkan oleh tubuh
pada saat rileks/tenang. Endorpin dihasilkan di otak dan sumsum syaraf tulang
belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang
diproduksi otak yang melahirkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar endorpin
dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi (Harry, 2007).

iv
B. KECUKUPAN GIZI PADA REMAJA PUTRI
1. Gizi Dalam Daur Kehidupan
Pendekatan siklus atau daur kehidupan penting dipelajari karena kondisi
Kesehatan pada suatu tahap dapat dipengaruhi oleh tahap sebelumnya sebagai
contohnya keadaan remaja putri yang sehat, tidak anemia akan mempengaruhi
kondisi pada Wanita usia subur (WUS) yang sehat dan tidak anemia juga,kondis
Wanita usia subur yang sehat akan mempengarui kondisi ibu hamil yang sehat dan
melahirkan bayi yang sehat. Sebaliknya ibu hamil yang kurang energi kronik
(KEK) akan meningkatkan resiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).Bayi BBLR jika tidak diintervensi yang baik dapat menjadi anak
balita yang menderita kurang Energi Protein (KEP) , Balita perempuan dengan
KEP berpotensi tumbuh menjadi remaja putri dengan gangguan pertumbuhan atau
KEK yang pada akhirnya berisko menjadi ibu hamil yang KEK. Begitulah
seterusmya siklus ini terjadi seperti pada gambar 1.1.

Konsumsi makanan yang cukup berdasarkan kebutuhan menjadi penting


untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi ataupun kelebihan gizi. Selain itu,
tidak kalah pentingnya adalah mengatur frekuensi makan. Remaja sebaiknya
mengatur konsumsinya dalam tiga kali makan utama dan 2 kali makanan selingan.
Hal ini akan membantu tubuh melakukan metabolisme secara optimal. Di
Indonesia Pedoman Gizi seimbang yang digunakan digambarkan dalam Tumpeng

15
Gizi seimbang. Tumpeng Gizi seimbang menjadi pedoman untuk memenuhi gizi
yang seimbang dalam sehari. Tumpeng paling dasar berisi anjuran konsumsi
sumber karbohidrat yang beraneka ragam sebesar 3-4 porsi, selanjutnya adalah
aneka ragam sayur 3-4 porsi, buah 2-3 porsi. Aneka ragam makanan sumber
protein hewani dan nabati 2-4 porsi. Selain itu, dipuncak tumpeng terlihat bahwa
kita perlu membatasi jumlah gula dan garam dalam makanan kita.

Diluar tumpeng terdapat informasi yang tidak kalah penting dan


menunjang penerapan gizi seimbang. Yakni rutin mengkonsumsi air putih. Selalu
membiasakan mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir sebelum dan
sesudah makan. Melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari.

iv
2. Pengaruh Gizi Remaja Dalam Siklus Kehidupan (Cintai Tubuhmu
Bekal Masa Depanmu)
 Masa Remaja

 Mengalami kekurangan gizi makro seperti KEK, gizi kurang, pendek dan
sangat pendek
 Mengalami kekurangan gizi mikro anemia defisiensi besi

 Mengalami kelebihan asupan makanan dan kekurangan aktifitas fisik


yang menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas

 Saat remaja menjadi ibu dan menjalani persalinan

 Beresiko mengalami persalinan penyulit mengalamipersalinan yang lama,


keguguran, mengalami perdarahan pasca-bersalin serta mengalami kematian
ibu.
 Beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR),
mengalami kelahiran premature dan kematian janin
 Beresiko mengalami keguguran, preeklamsi,tromboemboli, dan kematian

 Saat remaja menjadi ibu dan hamil


 Mengalami KEK saat hamil
 Mengalami anemia saat hamil
 Mengalami diabetes saat hamil

 Bayi yang dilahirkan

 Bayi dengan BBLR beresiko mengalami kematian, kelainan kelainan


kognitif, gangguan prilaku, gangguan tumbuh kembang, serta gangguan
neurodevelopmental.
 Bayi yang lahir dari ibu obesitas bersiko mengalami kelainan bawaan,
seperti cacat pada tulang belakang (spinal bifida) merupakaan penyakit
jantung bawaan, dan janin meninggal dalam kandungan (IUFD)

17
 Bayi masuk Masa Anak-Anak

 Apabila bayi dengan BBLR tidak ditanggulangi dengan pemberian asupan


gizi yang adekuat, maka bayi tersebut beresiko menjadi pendek/sangat
pendek saat masa anak-anak, termasuk juga mengalami gizi kurang
sehingga menyebabkan produktifitas belajar dan tumbuh kembang
terhambat.

3. Masalah Gizi Pada Remaja

Pada usia remaja, masalah gizi biasanya berkaitan erat dengan gaya hidup dan
kebiasaan makan yang juga terkait dengan perubahan fisik dan kebutuhan energi
remaja. Masalah gizi yang dialami remaja adalah kebersihan makanan, zat gizi
yang tidak seimbang, kecenderungan untuk melewatkan waktu makan baik itu
sarapan pagi dan makan siang, mengemil yang memiliki kadar gula tinggi
misalnya permen, konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan, dan membatasi
asupan makanan (diet). Beberapa masalah yang sering ditemui pada remaja
tercantum dalam table berikut.
No Gangguan Gizi Penyebab Cara Mengatasi

1. Kegemukan Asupan gizi lebih dariPerbanyak aktivitas fisik


kebutuhan dalam jangkadan membatasi asupan
waktu yang lama. makanan
sesuai kebutuhan.
Perbanyak konsumsi
sayur buah serta air
putih. Pola makan
dengan gizi yang
seimbang harus
dibarengi dengan

olahraga secara teratur.

iv
2. Kurang Energi Kronik (KEK) Asupan gizi kurang dariAsupan gizi
kebutuhan dalam jangkaseimbang sesuai dengan
waktu yang lama. Dengankebutuhan, yang akan
tanda tanda LiLA >23,5berbeda pada setiap
dan sering individu.
kesemutan.

3. Kekurangan zat gizi makro Kekuangan asupan giziKarna tubuh hanya


yang mengandungdapat memproduksi
vitamin vitamin dan k
dan mineral Dalam bentuk
Provitamin yang
Tidak aktif, maka
Kebutuhan akan
vitamin dan mineral
harus dipenuhi dari
Sumber makanan.
Lihat sesi 5 untuk
Contoh makanan
Yang mengandung
vitamin dan mineral.

19
4. Anemia Penyebab anemia Konsumsi makanan
Yang paling sering kaya zat besi. Pada
ditemui pada remaja Wanita usia subur,
Adalah kekurangan Termasuk wanita
Zat besi. Zat besi Hamil dan remaja
membentuk sel darah putri, dianjurkan
merah pada manusia. untuk mengkonsumsi
Selain itu, menstruasi tablet tambah darah
Pada remaja putri secara teratur
juga dapat menjadi
salah satu penyebab
Anemia
5. Gangguan makan(anoreksia Keyakinan Memberikan
nervosa dan bulimia nervosa) Masyarakat tentang Pengertian dan
tubuh yang ideal bagi Pengetahuan bahwa
Lelaki dan Tubuh ideal adalah
perempuan. Ini Tubuh yang sehat.
Biasanya berarti Salah satu cara
Bahwa tubuh yang menjaga tubuh tetap
Kurus adalah ideal sehat adalah dengan
bagi perempuan dan

iv
tubuh berotot ideal Memantau nilai

bagi lelaki. indeks massa tubuh.

4. Diet Sehat untuk Gizi Seimbang

Diet sehat adalah pengaturan pola makan dengan mengonsumsi makanan


yang sumber dan cara masaknya diatur dengan porsi piringku untuk menjaga berat
badan agar terkontrol, tidak hanya ideal secara fisik tapi pemenuhan gizi
terpenuhi sesuai umur dan jenis kelaminnya.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Remaja

Faktor–faktor yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi usia remaja seperti :

a) Aktivitas fisik.

b) Lingkungan.

c) Pengobatan.

d) Depresi dan kondisi mental.

e) Penyakit.

f) Stres.

Kecukupan gizi remaja akan terpenuhi dengan pola makan gizi yang seimbang,
Olahan-Olahannya dapat dimodifikasi dengan memperhatika jumlah dan sesuai
kebutuhan gizi pada usia 12-20 tahun. Apasih Kebutuhan Gizi pada remaja :

a) Membantu konsentrasi belajar.

b) Beraktivitas.

c) Bersosialisasi.

d) Untuk kesempurnaan fisik.

21
e) Tercapai kematangan fungsi seksual dan.

f) Tercapainya bentuk dewasa.

6. Mengelola Menstruasi
a) Pentingnya menjaga kebersihan saat menstruasi: mengganti pembalut,
membersihkan bagian kewanitaan.
b) Tips untuk mengatasi rasa nyeri saat menstruasi : cukup aktivitas fisik,
konsumsi air dan cairan, relaxsasi.
c) Pentingnya konsumsi makanan bergizi saat menstruasi termasuk beberapa
makanan yang dianjurkan seperti
d) Makanna tinggi kalsium, seperti kacang-kacangan, kacang almun, dan
sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam.
e) Makanan tinggi vitamin seperti buah-buahan warna merah dan orange.

f) Hindari makanna yang diolah seperti roti putih, pasta dan gula.

g) Batasi konsumsi makanna yang berlemak (digoreng) dan lebih konsumsi


daging tanpa lemak, tahu, tempe, atau kacang-kacangan.
h) Mengkonsumsi susu kedelai dapat mengurangi nyeri haid, hindari
kafein,alkohol, dan tembakau.
i) Minum 6-8 gelas dalam sehari.

7. Menyusun Menu Untuk Remaja


Karakteristik remaja yang dapat diamati yaitu : terjadi peningkatan nafsu
makan secara alamiah, peningkatan aktifitas fisik, BB naik 1,2 – 2 kg/th, dan
munculnya siklus menstruasi. Kebutuhan gizi remaja tergantung pada kecepatan
tumbuh, derajat maturasi fisik, komposisi tubuh, derajat aktifitas. Untuk menjaga
kelangsungan proses pertumbuhan dan mengantisipasi timbulnya masalah gizi di
kalangan remaja maka pengaturan sangat makan perlu diperhatikan. Sebelum
Menyusun menu anda harus tau dulu menghitung (Berat Badan Ideal)/BBI dan
status gizi anda :

iv
a) Menentukan BBI dan status gizi
 BBI = (TB cm – 100) – [(TB cm -100) x 0,1] kg atau
 BBI = [TB(cm) – 100] x 0,9 IMT
 untuk anak dan remaja (usia 10 – 19 tahun) menurut WHO tahun 2007
 IMT = BB aktual (kg) / TB2 (m2 ) IMT untuk usia > 18 tahun
 IMT = BB aktual (kg) / TB2 (m2 )
KET IMT : <18,5 (Under wight)
18,5 – 24,9 (Normal)
25,0 – 27,0 9 (Overwihgt)
27,0+ (Obesitas)

b) Kebutuhan Sehari (Haris Benedict)


BEE : 655+ (9,6 x BB) + (1,7 x TB) – (4,7 x U)
: 655+ (9,6 x 50) + (1,7 x 153) – (4,7 x 46)
: 1178,9 kkal
Total Energi : BEE x Faktor Aktivitas x Faktor Setress
c) Menghitung kebutuhan energi remaja usia 13-15 tahun dan 16-18 tahun dengan
metode Cooper I
Energi remaja = BMR-Koreksi tidur+Aktivitas+SDA Atau
BMR = 1 kkal x 24 jam x BBI (kg) = A kkal
Koreksi tdur = 10% x 7-8 jam x BBI (kg) = B kkal –
C kkal

D kkal +
Aktivitas = ... % x Aktivitas x C kkal = E kkal

F kkal +

SDA = 7-8% x E kkal = G kkal

Penambahan energi busui (0-24 bln) =


H kkal +
Total energi = I kkal

23
d) Menghitung kebutuhan energi remaja usia 16-18 tahun dengan metode Mohan
Crouse II
Energi busui = BMR-Koreksi tidur+Aktivitas+SDA Atau
BMR ♂ = 1 x 24 jam x BBI (kg) = A kkal
BMR ♀ = 0,9 x 24 jam x BBI (kg) = A kkal
Koreksi tdur = 10% x 7-8 jam x BBI (kg) = B kkal –
C kkal

Aktivitas = ... % x Aktivitas x C kkal = D kkal +


E kkal

SDA = 7-8% x E kkal = F kkal +


Total energi G kkal

e) Kategori aktivitas menurut Metode Cooper I dan Krause II


- Bed rest = 10%
- Ringan = 50%
- Sangat ringan = 30%
- Sedang = 75%
- Tinggi = 100%

Rencana Menu Sehari :

Waktu Masakan Bahan Berat


Jam 07:00 Bubur/Nasi 150
(Pagi) Ayam Goreng Daging Ayam 50
Sayur Kuning Tahu 25
Santan 50
Loncang 10
09:00 Sosis Soto Tepung Terigu 10

iv
(Selingan) Telur Ayam 10
Daging Ayam 70
Cincang
Jus Alpukat 30
Gula Pasir 100
12:00 (Siang) Nasi Beras 15
Kepala Ikan Ikan Mas 75
Kuahasam
Tahu goreng Tahu 50
Sawi rebus 25
Buncis rebus 25
15:00 Pisang Ijo Tepung Beras 25
( Selingan ) Tepung sagu 20
Pisang raja 15
Santan 150
SKM (Susu 50
Kental Manis)
Maizena 20
Gula Pasir 10
The 30
18:30 (Malam) Nasi 5
Capcai Beras 50
Cumi=Cumi 20
Udang 10
Telur Ayam 70
Brokoli 25
Sawi Hijau 30

25
Panduan Gizi Seimbang Untuk Remaja putri

Pesan lengkap :

makanlah makanan utama 3x/hari : sarapan, makan siang dan makan malam

konsumsi sayur minimal 2x/hari, termasuk sayuran hijau daun minimal


5x/minggu
konsumsi buah minimal 1x/hari

konsumsi lauk-pauk sumber protein hewani 2x/hari, termasuk di dalam hati


minimal 2x/minggu

konsumsi lauk pauk sumber protein nabati ( misal : tahu, tempe, kacang-
kacangan)
konsumsi susu atau produk olahan susu minimal 3x/minggu Porsi minimal :

1 porsi protein : 45g ( berat masak )


hewani
: 80g ( berat masak )
1 porsi sayur
1 porsi produk kedelai ( tahu,tempe dll) : 40g ( berat masak )
1 porsi susu : 200ml ( berat satu kemasan )

1 porsi buah : 80g ( berat yang dapat dimakan )

iv
8. Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP)
DBMP adalah suatu daftar yang berisi daftar nama bahan makanan, berat
dalam ukuran rumah tangga (URT), berat dalam gram serta kandungan energi,
protein, karbohidrat dan lemak dari makanan tersebut. Dalam daftar tersebut ada
berberapa bahan makanan yang nilai gizinya sama untuk berat yang berbeda.
Bahan makanan dalam DBMP dapatditukar dengan bahan makanan yang dengan
nilai gizi yang sama. Sehingga kita dapat menukar bahan makanan dengan bahan
makanan dengan nilai gizi yang sama dalam satu satuan penukar.
Nama Bahan Porsi Karbohid
Energi Protein (g) Lemak (g)
Makanan (satuan rat (g)
(kkal)
penukar)
Nasi 1 penukar 175 4 - 40
(p)
Telur 1 penukar 75 7 5 -
Timun 1/2 penukar Termasuk sayuran A yang kandungan Kalorinya
rendah

sehingga dapat diabaikan


Minyak 1 penukar 50 - 5 -
Total 300 11 10 40

Berdasarkan contoh diatas dan DBMP dibawah ini coba Anda hitung kandungan
energi dan zat gizi makan siang anda.

27
GOLONGAN I
BAHAN MAKANAN SUMBER KARBOHIDRAT

1 Satuan Penukar = 175 Kalori dan 4 g Protein dan 40 g karbohidrat.

Bahan Makanan Berat URT


Bihun 50 g ½ gls
Bubur Beras 400 g 2 gls
Biskuit 40 g 4 bh bsr
Havermouth 45 g 5 1/2 sdm
Kentang 210 g 2 bj sdg
Krackers 50 g 5 bh sdg
Makaroni 50 g ½ gls
Mi basah 200 g 2 gls
Mi kering 50 g 1 gls
Nasi 100 g ¾ gls
Nasi Tim 200 g 1 gls
Roti putih 70 g 3 iris
Singkong 120 g 1 ptg
Talas 125 g 1 ptg
Tepung beras 50 g 8 sdm
Tepung terigu 50 g 5 sdm
Tepung hunkwee 50 g 10 sdm
Ubi 135 g 1 bj
Sumber: Instalasi Gizi & Pusat Diabetes dan Lipid Jakarta (2012). Daftar
Bahan Makanan Penukar(DBMP) berdasarkan analisi makanan terbaru, Jakarta.

iv
GOLONGAN II
BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN HEWANI

Rendah Lemak
1 Satuan Penukar = 50 Kkal, 7 gr protein, dan 2 gr lemak

Bahan Makanan Berat URT


Ayam tanpa kulit 40 g 1 ptg sdg
Babat 40 g 1 ptg sdg
Daging kerbau 35 g 1 ptg sdg
Ikan 40 g 1/3 sdm
Ikan asin 15 g 1 ptg kcl
Ikan teri 15 g 1 sdm
Udang segar 35 g 5 ekor sdg

Lemak Sedang

1 Satuan Penukar = 75 Kalori, 7 g Protein, dan 5 g Lemak

Bahan Makanan Berat URT


Bakso 170 g 10 bj sdg
Daging kambing 40 g 1 ptg sdg
Daging sapi 35 g 1 ptg sdg
Hati ayam 30 g 1 ptg sdg
Hati sapi 35 g 1 ptg sdg
Otak 60 g 1 ptg bsr
Telur ayam 55 g 1 btr
Telur bebek 55 g 1 btr
Usus sapi 50 g 1 ptg bsr

29
Tinggi Lemak

1 Satuan Penukar = 150 Kalori, 7 g Protein, dan 13 g Lemak


Bahan Makanan Berat URT
Ayam dengan kulit 55 g 1 ptg sdg
Bebek 45 g 1 ptg sdg
Corned beef 45 g 3 sdm
Daging babi 50 g 1 ptg sdg
Kuning telur 45 g 4 btr
Ayam
Sosis 50 g ½ Ptg Sdg

iv
GOLONGAN III
BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN NABATI

1 Satuan Penukar = 75 Kalori, 5 g Protein, 3 g Lemak dan 7 g Karbohidrat


Bahan Makanan Berat URT
Kacang hijau 20 g 2 sdm
Kacang kedele 25 g 2 1/2 sdm
Kacang merah segar 20 g 2 sdm
Kacang tanah 15 g 2 sdm
Kacang tolo 20 g 2 sdm
Keju kacang tanah 15 g 2 sdm
Oncom 40 g 2 ptg kcl
Tahu 110 g 1 biji bsr
Tempe 50 g 2 ptg sdg

31
GOLONGAN IV
SAYURAN
Sayuran A

Bebas dimakan, kandungan kalorinya dapat diabaikan


Bahan
Bahan Makanan
Makanan
Gambas/ Oyong Lettuce
Jamur kuping Slada air
Ketimun Slada
Lobak Tomat
Labu air
Sayuran B

1 Satuan Penukar ± 1 gelas (100 g) = 25 Kalori, 1 g Protein dan 5 g Karbohidrat


Bahan Makanan
Bahan Makanan

Bayam Kangkung
Bit Kucai
Kacang Panjang Buncis
Brokoli Kecipir
Caisim Labu siam
Daun Pakis Labu waluh
Daun waluh Pare
Genjer Pepaya Muda
Jagung muda Rebung
Jantung pisang Sawi
Kol Toge Kacang Hijau
Kembang kol Terong

iv
Kapri muda Wortel

Sayuran C

1 Satuan Penukar ± 1 gelas (100 g) = 50 Kalori, 1 g Protein dan 10 g Karbohidrat

Bahan Makanan Bahan Maknan

Bayam merah Kacang api

Daun katuk Kluwih

Daun melnjo Melinjo

Daun papaya Nangka muda

Daun singkong Toge kacang kedelai

Daun talas

33
GOLONGAN V
BUAH DAN GULA
1 satuan penukar (100 gr) = 50 kkal dan 12 gr karbohidrat
Bahan Makanan Berat URT
Anggur 165 g 20 bh sdg
Apel merah 85 g 1 bh
Belimbing 140 g 1 bh bsr
Blewah 70 g 1 ptg sdg
Duku 80 g 9 bh sdg
Durian 35 g 2 bj bsr
Jeruk manis 110 g 2 bh sdg
Jambu air 110 g 2 bh bsr
Jambu biji 100 g 1 bh bsr
Kolang kaling 25 g 5 bh sdg
Kedondong 120 g 2 bh sdg
Lychee 75 g 10 bh
Mangga 90 g 3/4 bh bsr
Melon 190 g 1 ptg bsr
Kurma 15 g 3 bh
Nanas 95 g 1/4 bh sdg
Nangka masak 45 g 3 bj sdg
Pisang 50 g 1 bh
Pepaya 110 g 1 ptg bsr
Rambutan 75 g 8 bh
Sawo 55 g 1 bh sdg
Semangka 180 g 2 ptg sdg
Sirsak 60 g 1/2 gls
Salak 65 g 2 bh sdg
Gula 13 g 1 sdm

iv
GOLONGAN VI

SUSU

1 satuan penukar = 75 Kalori, 7 gr protein, dan 10 gr Karbohidrat


Bahan Makanan Berat URT
Susu skim cair 200 g 1 gls
Tepung susu skim 20 g 4 sdm
Yogurt non fat 120 g 2/3 gls

Susu Rendah Lemak

1 Satuan Penukar = 125 kalori, 7 gr protein, 6 gr lemak. Dan 10 kg karbohidrat


Bahan Makanan Berat URT
Keju 35 g 1 ptg kcl
Susu kambing 165 g 3/4 gls
Susu sapi 200 g 1 gls
Susu kental manis 100 g 1/2 gls
Yogurt susu
200 g 1 gls
Penuh

Susu Tinggi Lemak


1 satuan penukar =150 kalori, 7 gr protein, 10 g lemak dan 10 gr karbohidrat

Bahan Makanan Berat URT


Susu kerbau 100 g 1/2 gls
Tepung susu penuh 30 g 6 sdm

35
GOLONGAN VII
MINYAK DAN LEMAK
1 Satuan Penukar = 50 Kalori, 5 g Lemak
Lemak Tidak Jenuh
Bahan Makanan Berat URT
Alpukat 60 g 1/2 bh bsr
Kacang almond 10 g 7 bj
Minyak jagung 5g 1 sdt
Minyak kedele 5g 1 sdt
Minyak zaitun 5g 1 sdt
Minyak bunga Matahari 1 sdt
5g

Minyak kacang 1 sdt


5g
Tanah

Lemak jenuh
Bahan Makanan Berat URT
Kelapa 15 g 1 ptg kcl
Kelapa parut 15 g 2 1/2 sdm
Lemak babi/sapi 5g 1 ptg kcl
Mentega 5g 1 sdt
Minyak kelapa 5g 1 sdt
Minyak kalapa sawit 5g 1 sdt
Santan 40 g 1/3 gls

iv
GOLONGAN VIII
MAKANAN TANPA KALORI

Agar-agar Gula alternatif: sukrosa

Air kaldu Kecap

Air mineral Kopi

Cuka Teh

Gelatin

37
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Peran aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari dapat menjaga kesehatan
dan mengurangi risiko terkena berbagai penyakit. Melakukan kombinasi aktivitas
fisik baik ringan, sedang dan berat secara rutin dan teratur dapat menekan risiko
terkena penyakit. Perlu diingat bahwa aktivitas berat meningkatkan kesehatan
mental dan otak. Olahraga teratur juga telah dilaporkan efektif untuk mengurangi
stres, kecemasan dan depresi. Selain itu, olahraga dapat menyebabkan asupan
yang masuk ke dalam tubuh semakin tinggi. Aktivitas olahraga, semakin tinggi
pula jumlah energi yang dibutuhkan. Aktivitas yang berat akan berakibat
banyaknya energi yang dikeluarkan.

Di Indonesia Pedoman Gizi seimbang yang digunakan digambarkan dalam


Tumpeng Gizi seimbang. Tumpeng Gizi seimbang menjadi pedoman untuk
memenuhi gizi yang seimbang dalam sehari. Tumpeng paling dasar berisi anjuran
konsumsi sumber karbohidrat yang beraneka ragam sebesar 3-4 porsi, selanjutnya
adalah aneka ragam sayur 3-4 porsi, buah 2-3 porsi. Diluar tumpeng terdapat
informasi yang tidak kalah penting dan menunjang penerapan gizi seimbang,
yakni rutin mengkonsumsi air putih, Selalu membiasakan mencuci tangan dengan
sabun di air mengalir sebelum dan sesudah makan. Melakukan aktivitas fisik 30
menit setiap hari.

iv
Lampiran AKG
Tabel 1.1

Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat dan Air yang
dianjurkan untukorang Indonesia (per orang )

21
Tabel 1.2
Angka Kecukupan Vitamin Larut Lemak yang dianjurkan untuk orang
Indonesia(per orang per hari)

iv
Tabel 1.3
Angka Kecukupan Vitamin Larut Air yang dianjurkan untuk orang Indonesia(per
orang per hari)

23
Tabel 1.4
Angka Kecukupan Mineral Makro yang dianjurkan untuk orang Indonesia (per
orang per hari)

iv
Tabel 1.5

Angka Kecukupan Mineral Mikro yang dianjurkan untuk orang Indonesia (per
orang per hari).

25
DAFTAR PUSTAKA
 Damayanti,D,Pritasari,Tri,N,2017,’Gizi Dalam Daur Kehidupan edisi tahun
2017’, jakarta, KEMENKES.

 Fachmida,U,Suciantide,Mustafa,A,Setyobudi,IS,Kolopaking,R,2016,’Pandun
Gizi Seimbang Remaja Asik’, jakarta, Southeast Asian Ministers of Education
Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEO
RECFON) Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, Republik Indonesia
Bekerjasama dengan Poltekkes Kemenkes Malang Fakultas Psikologi -
Universitas Islam Nasional Syarif Hidayatullah.

 Firmansyah,F,2019,’Remaja Sehat Penuh Gizi’, jakarta , KEMENKES.

 Humas/TWD,’ Remaja Ingat Pahamilah Kesehatan Reproduksi Agar Masa


Depan Cerah dan Cegah Penyakit Menular Seksual Kesehatan Reproduksi
Agar Masa Depan Cerah dan Cegah Penyakit Menular Seksual’, jakarta,
BKKBN,

 Iftita,R. Meriana,A., 2013, ’Hubungan Gaya Hidup Dengan Status Gizi


Remaja’,Jurnal Ilmiah Media Gizi Indonesia Vol.9 No.1,Hh.36-41
 Kemenkes 2018, Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk
Masyarakan Indonesia, Jakarta, Kemenkes RI.
 Kemenkes 2020, Gizi Saat Remaja Tentukan Kualitas Keturunan, jakarta,
Kemenkes RI.
 Lubis,SD,Adi,TK,Pinatih,ING,Mahendra,AAG,2021,’Pendidikan Kesehatan Dan
Pemenuhan Gizi Seimbang Pada Remaja Putri’, denpasar bali, Panuduh Atma
Waras.

 Masitoh,SI,2018,’Penguatan Kapasitas Organisasi Lokal Tim Pelindungan


Sosial Pekerja Anak (TPSPA) Mandiri Di kelurahan Leuwigajah Kecamatan
Cimahi Selatan Kota Cimahi’,Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.17
No.2, ,Hh. 183-184

iv
 Racmi,NC,Wulandari,E,Kurniawan,H,Wiradyani,AAL,Ridwan,R,Akib,CT,2
019,’ Hidup Sehat Sejak Sekarang Untuk Remaja Kekinian’, jakarta selatan,
Kementrian Kesehatan Rakyat Indonesia.
 Ruslie H.R, 2012, ‘Analisis Regresi Logiatik Untuk Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Status Gizi Remaja’, Majalah kedokteran andalas no.1.
Vol.36. januari-juni 2012, Hh.65-68.

 Sahpuri,LD,2015,’Hubungan Antara Setatus Gizi Dan Gambaran Tubuh


Remaja Putri Di SMAN 3 Cimahi’, jakarta, repository.uinjkt ac.id.

 Syahriad,2020,’Manfaat Jangka Panjang Dari Partisip asi Dalam Aktiivitas


Fisik Secara Teratur Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan’,depok,
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan
Anak Usia Dini Dasar Menengah.

 Wahyuni,SN, 2022,’Pentingnya Aktivitas Fisik Anak Remaja’,jakarta,


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,

27

Anda mungkin juga menyukai