Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


KOTA TASIKMALAYA

Diajukan untuk memenuhi salah satu penilaian Praktek Kebidanan Fisiologis


Stase X

Disusun Oleh:
SINDIANA PUTRI
NIM. P2.06.24.8.20.032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah


memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat membuat dan
menyelesaikan Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Komunitas Stase X.
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktik Kebidanan
Fisiologis dalam Program Profesi Bidan. Laporan Pendahuluan ini bisa
diselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan
masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Hj Ani Radiati R, S.Pd, M.Kes, selaku direktur Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya
2. Nunung Mulyani,APP,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. Dr. Meti Widiya Lestari, SST,M.Keb selaku ketua Program Studi Profesi
Bidan
4. Sinar Pratiwi, SST.MPH selaku wali kelas Program Studi Profesi Bidan
5. Tim Penanganggung Jawab Praktek Kebidanan Fisiologi Stase X Asuhan
kebidanan komunitas.
6. Dwi Yunita Lestari, SST, SKM selaku CI Lahan Praktek Puskesmas Bantar.
7. Orang tua dan adik serta seluruh keluarga yang selalu memberi doa dan
dukungan baik moril ataupun materil.
8. Serta semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa di sebutkan satu
persatu.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan
dan pengalaman. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Terimakasih.

Tasikmalaya, Mei 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................


DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Karakteristik Wilayah....................................................................1
2. Data yang Akan di Gali.................................................................1
B. Tujuan
1. Umum............................................................................................4
2. Khusus...........................................................................................4
BAB II ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
A. Pengkajian kasus kebidanan di komunitas............................................5
B. Diagnosa atau Masalah Kebidanan.......................................................5
C. Rencana Asuhan Kebidanan.................................................................6
D. Rencana Program Inovatif.................................................................... 6
E. Rencana Kegiatan.................................................................................6
F. Rencana Evaluasi..................................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................9
B. Saran ....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Karakteristik Komunitas
Secara geografis Wilayah kerja Puskesmas Bantar terletak di
Latitude 7.3240110 , dan Longitude 108.183920 0 , merupakan dataran
tinggi yang luasnya 612.30 ha. Puskesmas Bantar beralamat di Jl.
Bantarsari KM.2 Kelurahan Bantarsari, Kecamatan Bungursari. Jarak
dari Kecamatan kurang lebih 5 km dengan kondisi jalan dari pusat
kota dan Balai Kota Tasikmalaya dalam kondisi baik. Puskesmas
Bantar meliputi 3 kelurahan yaitu kelurahan Bantarsari, kelurahan
Sukajaya dan Kelurahan Sukamulya.
Jumlah keseluruhan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Bantar sebagai berikut : Jumlah Penduduk 23.206 jiwa, Jumlah
Rumah Tangga 6.171 jiwa dan Jumlah KK 6.171 jiwa. Dilihat dari
pendidikan, penduduk di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bantar
pada tahun 2020, Tidak/belum sekolah 10.84%, tidak tamat SD
13.52%, tamatan Sekolah Dasar (SD)/MI yaitu sebanyak 35.33%,
Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 20.68%, Sekolah
Menengah Atas (SMA) sebesar 10.41%, Diploma sebesar 4.13%, dan
Universitas sebesar 3.11%. Tingkat pendidikan yang sebagian banyak
merupakan tamatan SD, menjadi beban demografi dan sekaligus
beban masalah kesehatan. Perubahan prilaku dan peningkatan
pengetahuan akan kesehatan harus lebih memilih strategi yang mudah
dimengerti oleh masyarakat.

2. Data yang Akan di Gali


Kesehatan merupakan hak asasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan
UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan) dan sekaligus sebagai
investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan
oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar
masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat

1
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Undang
Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 17 dan 18
menyatakan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan
akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi -
tingginya.
Dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019, yang ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015, disebutkan bahwa salah satu acuan bagi
arah kebijakan Kementerian Kesehatan adalah penerapan pendekatan
pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan berkesinambungan
(continuum of care) untuk dapat melaksanakan pelayanan kesehatan
yang holistik dan berkesinambungan terhadap seluruh tahapan siklus
hidup manusia. Hal ini berarti bahwa pelayanan kesehatan harus
dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus hidup manusia (life cycle),
sejak masih dalam kandungan, sampai lahir menjadi bayi, tumbuh
menjadi anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa muda (usia
produktif), dan akhirnya menjadi lanjut usia.
Masa remaja merupakan masa storm and stress, karena remaja
mengalami banyak tantangan baik dari diri mereka sendiri
(biopsychosocial factors) ataupun lingkungan (environmental factors).
Apabila 4 remaja tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi
berbagai tantangan tersebut, mereka dapat berakhir pada berbagai
masalah kesehatan yang begitu kompleks sebagai akibat dari perilaku
berisiko yang mereka lakukan.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia
tahun 2015 (GSHS) dapat terlihat gambaran faktor risiko kesehatan
pada pelajar usia 12-18 tahun (SMP dan SMA) secara nasional.
Sebanyak 41,8% laki-laki dan 4,1% perempuan mengaku pernah
merokok, 32,82% di antara merokok pertama kali pada umur ≤ 13
tahun. Data yang sama juga menunjukkan 14,4% laki-laki dan 5,6%
perempuan pernah mengkonsumsi alkohol, lalu juga didapatkan 2,6%

2
laki-laki pernah mengkonsumsi narkoba. Gambaran faktor risiko
kesehatan lainnya adalah perilaku seksual di mana didapatkan 8,26%
pelajar laki-laki dan 4,17% pelajar perempuan usia 12-18 tahun
pernah melakukan hubungan seksual. Perilaku seks pranikah tentunya
memberikan dampak yang luas pada remaja terutama berkaitan
dengan penularan penyakit menular dan kehamilan tidak diinginkan
serta aborsi. Laporan triwulan Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) mulai 1987
sampai dengan Maret 2017 menunjukan bahwa tinginya angka
kejadian AIDS di kelompok usia 20-29 tahun mengindikasikan
kelompok tersebut pertama kali terkena HIV pada usia remaja.
Masalah gizi juga perlu mendapat perhatian, seperti yang di
tunjukkan dari hasil Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 25,7%
remaja usia 13-15 tahun dan 26,9% remaja usia 16-18 tahun dengan
status gizi pendek dan sangat pendek. Selain itu terdapat 8,7% remaja
usia 13-15 tahun dan 8,1% remaja usia 16-18 tahun dengan kondisi
kurus dan sangat kurus. Sedangkan prevalensi berat badan lebih dan
obesitas sebesar 16,0% pada remaja usia 13-15 tahun dan 13,5% pada
remaja usia 16-18 tahun.
Laporan berdasarkan hasil Posyandu Remaja di wilayah kerja
Puskesmas Bantar didapati bahwa 41,7% remaja usia 10-19 tahun
dengan kondisi kurus dan sangat kurus. Sedangkan prevalensi berat
badan lebih dan obesitas pada remaja usai 10 – 19 tahun sebesar 11,
53%.
Berdasarkan uraian besaran berbagai permasalahan kesehatan
remaja di atas maka sudah seharusnya pembinaan kesehatan remaja
menjadi program prioritas untuk diterapkan pada remaja (Kemenkes
RI, 2018). Informasi terkait permasalahan kesehatan remaja sangat
dibutuhkan untuk mengetahui seberapa besar permasalahan khususnya
yang berkaitan dengan upaya generasi muda penerus secara optimal.

3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendekatkan akses dan meningkatkan cakupan layanan kesehatan
bagi remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kualitas kesehatan pada remaja dengan
pencatatan kesehatan berkesinambungan.
b. Meningkatkan upaya perbaikan gizi remaja.
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja tentang
kesehatan reproduksi bagi remaja.
d. Meningkatkan pengetahuan terkait pencegahan
penyalahgunaan Napza.
e. Mendorong remaja untuk dapat mengelola stess
f. Meningkatkan pengetahuan terkait penyakit infeksi menular
seksual

4
BAB II
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

A. Pengkajian Kasus Kebidanan di Komunitas


Posyandu adalah suatu konten kesehatan yang dilaksanakan dari, oleh
dan untuk masyarakat sebagai salah satu bentuk unit pelayanan kesehatan
yang berbasis masyarakat guna mengembangkan sumber daya manusia
(Putri, dkk 2017). Berdasarkan pencapaian keberhasilan posyandu dalam
pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan bayi dan
balita maka dikembangkan posyandu dengan sasaran anak remaja yang
menerapkan model kegiatan pelayanan kesehatan remaja. Posyandu
Remaja berfungsi sebagai wadah, pembinaan dan media komunikasi bagi
remaja untuk menginterpretasikan perilakunya. Pelayanan kesehatan
remaja di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang peduli remaja,
mencakup upaya promotif dan preventif.
Posyandu remaja di wilayah kerja Pusksesmas Bantar baru terbentuk 3
posyandu yang terdapat di 3 kelurahan. Untuk pelaksanaan pertama bulan
April 2021. Posyandu remaja cahaya yang berada di kelurahan
Sukamulya, posyandu remaja forbest di kelurahan bantarsari dan posyandu
remaja merpati di kelurahan sukajaya. Untuk pertemuan pertama di
posyandu dilakukan pemeriksaan antropometri seperti tinggi badan dan
berat badan, pemeriksaan tanda-tanda vital seperti Tekanan darah dan
suhu, pemeriksaan lila, pemeriksaan lingkar perut dan pemberian tablet
tambah darah. Untuk catatan hasil pemeriksaan di catat di buku register
yang hanya dimiliki oleh petugas tenaga kesehatan.

B. Diagnosa atau Masalah Kebidanan


Analisa masalah yang didapatkan yaitu belum adanya buku
pegangan remaja dalam kegiatan posyandu remaja di wilayah kerja
Puskesmas Bantar.

5
C. Rencana Asuhan Kebidanan
Posyandu Remaja dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan
tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan untuk remaja, terutama
Pendidikan kesehatan reproduksi remaja, pencegahan penyalahgunaan
Napza, gizi, aktifitas fisik, pencegahan Penyakit infeksi menular seksual.
Pendirian Posyandu Remaja ditetapkan dengan keputusan Kepala
Desa/Lurah (Kemenkes RI, 2018).
Posyandu remaja sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih
informasi dan keterampilan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
dan keterampilan hidup sehat remaja.
D. Rencana Program Inovatif
Buku remaja menuju sehat (BUREMS) berisi informasi kesehatan
yang perlu diketahui oleh anak dan remaja usia 10-19 tahun, serta formulir
pencatatan dan pemeriksaan kesehatan mereka. Anak dan remaja
diharapkan dapat memahami serta menerapkan pesan kesehatan yang
disampaikan dan menjalani perilaku hidup sehat sebagai bagian dari
kehidupan mereka sehari-hari.
E. Rencana Kegiatan
1. Nama Kegiatan
Buku Remaja Menuju Sehat (BUREMS).
2. Waktu dan Tempat
Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin, 24 Mei 2021 Pukul 09.00
WIB yang bertempat di Posyandu Porbest Kelurahan Bantarsari, Kota
Tasikmalaya.
3. Pengorganisasian Kelompok
Kegiatan ini tidak dilakukan pembagian kelompok, pengenalan buku
remaja menuju sehat (BUREMS) dilaksanakan secara bersamaan.
4. Sasaran
Sasaran pada kegiatan ini yaitu remaja putra dan putri berusia 10-19
tahun sebanyak 8 orang.
5. Media

6
Media yang dipakai yaitu buku.
6. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu metode ceramah dan
Tanya jawab.
7. Rencana Anggaran
No Kegiatan Harga Jumlah Total
1 Penyusunan Laporan Rp 40.000 1 Rp 40.000
2 Buku Remaja Menuju Sehat Rp 23.000 15 Rp 315.000
3 Biaya Tak Terduga Rp 50.000 Rp 50.000
Jumlah Rp 405.000

8. Susunan Acara
Langkah Kegiatan Pelaksana
Pertama Pendaftaran
Kader
1. Pengisian Pendaftaran Hadir
Kedua Pengukuran
1. Penimbangan Berat Badan (BB)
2. Pengukuran Tinggi Badan (TB)
Kader
3. Pengukuran Tekanan Darah (TD)
4. Lingkar lengan atas (LILA) dan
lingkar perut.
Ketiga Pencatatan
Kader melakukan pencatatan hasil
Kader
pengukuran ke dalam buku register dan
buku remaja menuju sehat.
Keempat Pelayanan Kesehatan
Petugas
Konseling sesuai permasalahn remaja dan
Kesehatan
pemberian tablet tambah darah.
Kelima KIE
Kegiatan penyuluhan dilakukan bersama-
Petugas
sama. Pengenalan Buku Remaja Menuju
Kesehatan
Sehat dan penyampaian Materi mengenai
Pubertas pada remaja. Meminum table FE

F. Rencana evaluasi

1. Evaluasi struktur

7
a. Kontrak waktu dengan peserta telah dilakukan sebelum kegiatan
dimulai, yaitu pada pukul 09:00 WIB, 24 Mei 2021.
b. Tempat dan peralatan kegiatan sudah sesuai, yaitu terdapat meja
pertama pendaftaran, meja kedua pengukuran, meja ketiga
pencatatan, meja keempat pelayanan kesehatan dan meja kelima
KIE.
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan berlangsung dengan lancar, meskipun pada awal kegiatan
terlambat karena pengambilan alat dan keperluan kegiatan.
b. Acara dimulai pada pukul 10:00 WIB, jumlah remaja yang hadir
sebanyak 8 orang.
c. Kegiatan berlangsung selama 1 jam 30 menit.
d. Remaja yang hadir tepat pada waktunya, namun masih ada yang
bingung dengan perannya masing-masing.
e. Tempat dan alat tersedia sesuai dengan perencanaan
3. Evaluasi Hasil
a. Remaja mengerti dan memahami cara pengisian Buku remaja
menuju sehat.
b. Beberapa peserta mampu mengulang kembali materi tentang
pubertas pada remaja.
c. Tidak ada peserta yang pergi meninggalkan selama kegiatan
berlangsung.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Posyandu Remaja berfungsi sebagai wadah, pembinaan dan media
komunikasi bagi remaja untuk menginterpretasikan perilakunya.
Pelayanan kesehatan remaja di Posyandu adalah pelayanan kesehatan
yang peduli remaja, mencakup upaya promotif dan preventif.
Buku remaja menuju sehat (BUREMS) berisi informasi kesehatan
yang perlu diketahui oleh anak dan remaja usia 10-19 tahun, serta
formulir pencatatan dan pemeriksaan kesehatan.
B. Saran
a. Bagi mahasiswa
Mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam meamksimalkan terlaksana
nya posyandu remaja.
b. Bagi institusi pendidikan
Dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan
penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan
kompetensi mahasiswa.
c. Bagi tempat praktik
Meningkatkan kualitas pelayanan terutama pada kegiatan posyandu remaja
secara profesional, sehingga tindakan yang dilakukan sesuai dengan
perkembangan ilmu berdasarkan standar pelayanan.
d. Bagi Remaja
Agar memberikan informasi mengeni pentingnya kegiatan posyandu
remaja sehingga apabila klien mengalami komplikasi dapat diketahui sejak
dini.

Anda mungkin juga menyukai