Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KB SEDERHANA DIAFRAGMA
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Perempuan Perencanaan Keluarga
Yang Diampu Oleh : Damai Yanti., SST.,MM.M.Keb

Di Susun Oleh Kelompok I :

Dian Haerani E.0106.20.005

Ershy Aulia Citra E.0106.20.008

Nada Putri Kinanti E.0106.20.011

Nita Olivia E.0106.20.012

Rizki Amelia E.0106.20.024

Sukmanah E.0106.20.017

Vina Yulianti E.0106.20.019

DIII KEBIDANAN
STIKES BUDI LUHUR CIMAHI
Jalan Kerkof No 243,Leuwi Gajah,Cimahi Selatan

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii


KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan masalah .................................................................................................. 1
BAB II .......................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Pengertian ...................................................................................................... 2
B. Jenis Kontrasepsi Diafragma ............................................................................ 2
C. Indikasi .............................................................................................................. 3
D. Kontraindikasi ................................................................................................... 3
E. Cara pemakaian ................................................................................................. 4
F. Manfaat ............................................................................................................. 4
G. Keterbatasan ...................................................................................................... 5
H. Efek samping dan komplikasi............................................................................ 5
I. Penanganan efek samping ................................................................................ 6
J. Seleksi klien pengguna diafragma .................................................................... 7
BAB IV ......................................................................................................................... 8
PENUTUP .................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 8
B. Saran ................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 9

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan ketika di lapangan nanti.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Cimahi, 29Maret 2022

Penulis

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengaturan kelahiran menggunakan alat KB merupakan metode yang dapat
dipilih selama tidak mengganggu kesuburan atau kesehatan, sehingga diharapkan dapat
diatur.Tentunya dalam batas kemampuan manusia. Kapan saat yang baik untuk hamil.
Tentunya tak ada metode kontrasepsi yang benar-benar bebas masalah. Tetap hamil
meskipun sudah menggunakan alat KB. Umumnya banyak pasangan suami istri
memilih metode yang terbaik bagi mereka, disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing pasangan.
Pada zaman sekarang perencanaan kehamilan bisa di lakukan dengan berbagai
cara berupa cara alami dengan menggunakan alat dan sebagainya. Dalam makalah ini,
kelompok kami akan lebih memperjelas pengetahuan tentang metode sederhana
dengan alat berupa kondom dan barier intra vagina(diafragma) dan spermisida. Hal ini
karena kondom lebih sering di gunakan pada kalangan masyarakat yang kurang
pengetahuan tentang macam-macam metode KB.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian KB diafragma ?
2. Bagaimana cara penggunaan KB diafragma ?
3. Bagaimana efek samping dari KB diafragma ?

C. Tujuan masalah
1. Mengetahui pengertian KB diafragma.
2. Mengetahui cara penggunaan KB diafragma.
3. Mengetahui efek samping dari KB diafragma.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian
Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang
dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutupi serviks.
Diafragma adalah mangkuk karet yang fleksibel dengan pinggir yang mudah
dibengkokkan dan disisipkan di bagian atas vagina, mencegah sperma masuk ke
saluran reproduksi bagian atas, untuk mencegah terjadinya konsepsi. Supaya efektif,
hendaknya dipakai jelly atau krim kontrasepsi, unuk membunuh sperma. Diafragma
harus tetap tinggal didalam vagina selama 6 jam setelah melakukan hubungan seksual.
Untuk menggunakan diafragma, perlu diperiksa dahulu ukuran diafragma yang sesuai.
Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel dengan
bentuk seperti topi yang menutupi mulut rahim. Diafragma diletakkan posterior dari
simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya.
Diafragma dapat dipasang 6 jam atau lebih sebelum melakukan sanggama. Bila
sanggama dilakukan berulang kali pada saat yang sama, maka perlu ditambahkan
spermisid setiap sebelum sanggama berikutnya. Diafragma tidak boleh dikeluarkan
selama 6-8 jam setelah sanggama selesai, pembilasan (douching) tidak diperkenankan,
diafragma dapat dibiarkan didalam vagina selama 24 jam setelah sanggama selesai,
lebih lama dari itu kemungkinan dapat timbul infeksi.
B. Jenis Kontrasepsi Diafragma
a. Flat spring (flat metal band)
Pinggir alas diafragma mempunyai lempengan logam yang pipih, diafragma ini
dapat dipakai oleh wanita dengan : otot otot vagina yang kuat, ukuran dan kontur
vagina normal, arcus pubis yang dangkal dibelakang simpisis pubis, multigravida,
uterus anteflexi, serviks yang panjang yang mengarah ke belakang. Jenis ini cocok
untuk vagina normal dan disarankan untuk pemakaian pertama kali. Memiliki pegas
jam yang kuat dan mudah dipasang.

2
b. Coil spring (coiled wire)
Pinggir alas diafragma mempunyai kawat logam dengan pegas/per spiral yang
bundar dan dilapisi karet, diafragma ini terutama berguna untuk wanita dengan : otot
otot vagina yang kuat, arcus pubis yang dalam dibelakang os pubis tidak ada perubahan
posisi uterus, ukuran dan kontur vagina normal. Jenis ini cocok untuk wanita yang
vaginanya kencang dan peka terhadap tekanan. Jenis ini memiliki pegas kumparan
spiral dan jauh lebih lunak dari pegas datar.
c. Arching spring (kombinasi metal spring)
Pinggir alas diafragma mempunyai pegas logam rangkap, diafragma ini cocok
dengan wanita dengan : tonus otot otot vagina yang jelek, sistokel/rektokel sedang,
prolapsus uteri ringan, serviks yang panjang yang mengarah ke depan. Jenis ini
bermanfaat pada dinding vagina yang tampak kendur atau panjang dan posisi serviks
menyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini merupakan kombinasi dari flat
spring dan coil spring, dan menimbulkan tekanan kuat pada dinding vagina.
C. Indikasi
Alat kontrasepsi metode barier yang berupa diafragma ini mempunyai cara kerja
sebagai berikut:
1. Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran
telur (tuba falopi).
2. Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
3. Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat
spermisida.
D. Kontraindikasi
1. Kelainan anatomis dari vagina, serviks dan uterus :
2. Prolapsus uteri, cystocele/rectocele yang besar, retroversi atau anteflexi
uterus yang berlebihan, septum vagiina
3. Infeksi traktus urinarius yang berulang ulang
4. Alergi terhadap latex atau spermisid
5. Riwayat Sindrom Syok Toksik (Toxic Shock Syndrome)

3
6. Nyeri pelvis/nyeri introitus yang sementara oleh sebab apapun (PID,
Herpes, baru mengalami episiotomi, introitus yang sangat sempit/ketat)
7. Postpartumn (bayi aterm) 6-12 minggu
8. Ketidakmampuan calon akseptor atau pasangannya untuk mempelajari dan
melaksanakan teknik insersi yang benar
E. Cara pemakaian
1. Memilih Ukuran Diafragma
a. Jari telunjuk dan jari tengah dimasukkan ke dalam vagina sampai ujung
jari tengah menyentuh dinding posterior vagina. Ibu jari digerakkan
sampai titik pertemuan jari telunjuk dengan os pubis.
b. Jarak antara ujung jari tengah dan bagian depan ibu jari adalah diameter
diafragma yang diperlukan
2. Insersi Diafragma
a. Diafragma ditekan dijepit/ditekan diantara ibu jari dan jari-jari tangan dan
didorong sejauh mungkin kedalam vagina
b. Dengan jari telunjuk diperiksa bahwa letak diafragma tepat dibelakang os
pubis dan menutupi servik
c. Diafragma yang dipasang dengan benar terletak diantara bagian posterior
os pubis dan fornix-posterior vagina serta menutupi serviks
d. Untuk memeriksa bahwa diafragma terpasang dengan tepat, jari telunjuk
meraba serviks melalui kubah diafragma
e. Untuk mengeluarkan diafragma, jari telunjuk dikaitkan dibawah lingkaran
depan diafragma (dibelakang os pubis)
F. Manfaat
Alat kontrasepsi diafragma memberikan dua manfaat secara kontrasepsi dan
non kontrasepsi.
1. Manfaat kontrasepsi
a. Efektif bila digunakan dengan benar.
b. Tidak mengganggu produksi ASI.

4
c. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan
sebelumnya.
d. Tidak mengganggu kesehatan klien.
e. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
2. Manfaat non kontrasepsi
a. Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
b. Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid.
G. Keterbatasan
Meskipun alat kontrasepsi diafragma ini mempunyai manfaat secara kontrasepsi
maupun non kontrasepsi, tetapi alat ini juga mempunyai keterbatasan. Adapun
keterbatasan diafragma, antara lain:
a. Efektifitas tidak terlalu tinggi (angka kegagalan 6-16 kehamilan per 100
perempuan per tahun pertama, bila digunakan dengan spermisida).
b. Keberhasilan kontrasepsi ini tergantung pada cara penggunaan yang benar.
c. Memerlukan motivasi dari pengguna agar selalu berkesinambungan dalam
penggunaan alat kontrasepsi ini.
d. Pemeriksaan pelvik diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan.
e. Dapat menyebabkan infeksi saluran uretra.
f. Harus masih terpasang selama 6 jam pasca senggama.

H. Efek samping dan komplikasi


Efek samping yang serius umumnya tidak ada, bilamana diafragma dipakai
sebagaimana semestinya. Kadang kadang reaksi alergi dan iritasi vagina, infeksi
Sebab sebab kegagalan :
1. Ketidaktauan cara pemasangan yang benar
2. Ukuran diafragma tidak tepat
3. Terjadinya perubahan letak diafragma selama sanggama
4. Adanya cacat/kerusakan pada diafragma

5
Perlu diperhatikan :
Jika ada kemungkinan terjadi sindrom syok keracunan, rujuk segera pasien ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. Apabila terjadi panas lebih dari 38
derajat Celcius maka berikan rehidrasi per oral dan analgesi.
I. Penanganan efek samping
Efek samping Penanganan

Infeksi saluran uretra. Pengobatan dengan anti biotic yang sesuai,


apabila diafragma menjadi pilihan utama dalam
ber-KB. Saran untuk segera mengosongkan
kandung kemih setelah melakukan hubungan
seksual atau sarankan memakai metode lain.

Dugaan adanya reaksi alergi Walaupun jarang terjadi, terasa kurang nyaman
diafragma atau dugaan adanya reaksi dan mungkin berbahaya. Jika ada gejala iritasi
alergi spermisida. vagina, khususnya pascasanggama, dan tidak
menghidap IMS, berikan spermisida yang lain
atau bantu untuk memilih metode lain.

Rasa nyeri pada tekanan terhadap Pastikan ketepatan letak diafragma apabila alat
kandung kemih/ rectum. terlalu besar. Cobalah dengan ukuran yang lebih
kecil. Tindaklanjuti untuk meyakinkan masalah
telah di tangani.
Timbul cairan vagina dan berbau jika Periksa adanya IMS atau benda asing dalam
di biarkan lebih dari 24 jam. vagina (tampon dll). Jika tidak ada, sarankan
klien untuk melepas diafragma setelah
melakukan hubungan seksual, tapi tidak kurang
dari 6 jam setelah aktivitas terakhir. Serelah
diangkat (diafragma harus dicuci dengan hati-
hati menggunakan sabun cair dan air, jangan
menggunakan bedak atau talk jika akan

6
disimpan). Jika mengidap IMS, lakukan
pemrosesan alat sesuai dengan pencegahan
infeksi.

J. Seleksi klien pengguna diafragma


Diafragma

sesuai untuk klien yang : Tidak sesuai klien yang :

 Tidak menyukai 
metode Berdasarkan umur dan paritas serta
kontrasepsi hormonal,seperti masalah kesehatan menyebabkan kehamilan
perokok, atau diatas usia 35 tahun. menjadi berisiko tinggi.
 Tidak menyukai 
penggunaan Terinfeksi saluran uretra.
AKDR.  Tidak stabil secara psikis ata tidak suka
 Menyusui dan perlu kontrasepsi. menyentuh alat kelaminnya (vulva dan
 Memerlukan proteksi terhadap vagina).
IMS.  Mempunyai riwayat sindrom syok karena
 Memerlukan metode sederhana keracunan.

sambil menunggu metode yang lain. Ingin metode KB efektik.

7
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode kontrasepsi dengan cara menghalangi pertemuan sperma dengan sel
telur yang sifatnya sementara, yakni menghalangi masuknya sperma sejak vagina
sampai kanalis servikalis. Yang termasuk kedalam kontrasepsi metode barier adalah:
Kondom, Spermisida, Diafragma. Masing-masing alat KB tersebut menmunyai
keuntungan dan kerugian. Dan alat-alat kontrasepsi tersebut efektif bila digunakan
dengan baik dan benar.
B. Saran
Perlu diperhatikan juga penggunaannya agar tidak menimbulkan efeksamping yang
berlebihan. Perlu diperhatikan juga kontraindikasi sebelum menggunakan kontrasepsi
diafragma. Dan juga diperhatikan cara penggunaan yang benar agar efektif dan tidak
menimbulkan efek samping dan kegagalan kontrasepsi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer,Arif dkk.2000.Kapita Selekta Kedokteran FKUI.Jakarta:Media


Aesculapius.
Saifuddin,Abdul Bari.2000.Buku panduan Praktek Pelayanan
Kontrrasepsi.Jakarta:Bina Puataka.
HTTP//:kebidanan KONTRASEPSI SEDERHANA DENGAN ALAT.htm diakses
pada 03 november 2016
http://sriastuti200792.blogspot.co.id/2013/05/makalah-kb-metode-barier.html diakses
pada 03 november 2016

Anda mungkin juga menyukai