Menjadi program studi yang unggul dan excellent service dalam bidang fisioterapi
khususnya manual terapi di tingkat nasional dan regional Asia pada tahun 2022.
Menjadi program studi yang unggul dan excellent service dalam bidang fisioterapi
khususnya manual terapi di tingkat nasional dan regional Asia pada tahun 2022.
fasilitas belajar, tools, metode, dan sistem pembelajaran kelas dan praktik di
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
menyelesaikan modul praktek stase Integumen Fisioterapi ini. Modul ini di susun
Penyelesaian penulisan modul ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, arahan
dan dorongan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penyusun
Penyusun menyadari bahwa apa yang tertuang dalam modul ini masih banyak
memiliki kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan dan semoga modul ini dapat bermanfaat
Penyusun
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi........................................................................................................................
A. Tujuan ........................................................................................................... 2
B. Sasaran .......................................................................................................... 2
A. Osteoporosis ................................................................................................. 3
F.Parkinson Disease.......................................................................................... 25
G. Alzeimer ...................................................................................................... 30
H. Kiposis ......................................................................................................... 35
BAB I
evaluasi pada kondisi kasus fisioterapi geriatric yang bertujuan untuk memberikan
1.2 Tujuan
kasusgeriatri
seperti:
patologigeriatri
1.3 Sasaran
Kesehatan Medistra yang telah lulus pada mata kuliah anatomi, fisiologi,
latihan, dan psikologi pada semester sebelumnya atau pada jenjang pembelajaran
sebelumnya.
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
BAB II
2.1 Osteoporosis
jumlah jaringan tulang dan tidak normalnya sruktur atau bentuk mikroskopis
tulang (Waluyo, 2009).Penyakit ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang
sebenarnya sudah dimulai sejak usia 40-45 tahun. Pada usia tersebut akan
Proses kerapuhan tulang menjadi lebih cepat setelah menopause sekitar umur 50
dumbell dengan berat maksimal untuk masing-masing tangan 1 sampai 3 pon dan
tidak boleh lebih dari 5 pon. Tulang punggung agar tidak menegang dan
menguatkan otot punggung. Posisi awal latihan back extension untuk otot
dada diangkat selama beberapa detik dengan bantuan matras sebagai penopang.
penguatan otot perut. Pertama, latihan dilakukan perlahan, 5-10 kali per satu sesi,
tiga kali seminggu dan sekali sehari. Latihan dilakukan dengan berbaring
terlentang dengan meletakkan tangan pada ruang di antara tulang punggung dan
dengan leg press machine. Pertama, posisi duduk dengan pengaturan punggung
bersandar ditempat duduk dan lutut menekuk kurang lebih 90 derajat. Tahap
tahap mendorong, napas dikeluarkan dan napas ditarik saat kaki di bantalan
kembali ke posisi semula. Latihan dilakukan dengan repetisi 1-8 ulangan, beban
Jenis latihan beban yang lain, yaitu menggunakan pita elastis, dimana pita
elastis berfungsi sebagai penarik dari beban yang diam. Pita elastis lebar dapat
tahan lama memberikan daya hambat yang memadai untuk menguatkan otot
pada palang yang berjarak 2 kaki di atas kepala, kemudian saat menarik ujung pita
ke bawah otot latissimus dorsi dan shoulder adductor akan menguat. Pita elastis
juga dapat digunakan dengan memegang ke dua ujungnya dan ke dua kaki
menginjak bagian tengah pita. Selanjutnya lengan menarik pita ke atas melewati
Gambar 5. Latihan untuk menguatkan otot bahu dan otot ekstensor punggung.
Latihan beban ideal untuk membangun kekuatan tulang, karena latihan beban
dapat menambah kemampuan tulang menahan gravitasi. Latihan beban juga dapat
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
BAB III
fisik. Adapun seseorang yang bugar dalam kaitannya olahraga dan aktivitas fisik
diartikan sebagai orang yang mampu menjalankan kehidupan sehari -hari tanpa
melampaui daya tahan batas stress pada tubuh dan memiliki tubuh yang sehat
Tes ini merupakan step test yang paling familiar digunakan untuk menghitung
Harvard step test pertama dikembangkan oleh Graybriel Brouha & Heath
pada tahun 1943. Tes ini bertujuan untuk mengukur kapasitas aerobik untuk
1. Bangku
2. Stopwatch
3. Metronom
Secara ringkas, Harvard step test dilakukan dengan naik turun bangku selama
maksimal 5 menit mengikuti irama metronom dengan ketukan 120 bpm. Saat
sudah mencapai kelelahan atau irama langkah peserta tidak sesuai, maka tes
dihentikan kemudian waktunya dicatat dan dihitung nadi pada arteri radialis dari
Hasil Pemeriksaan :
Hasil data lama naik turun dan denyut nadi post latihan dimasukan kedalam
Baik 4 80-89
Cukup 3 65-79
Sedang 2 50-64
Kurang 1 < 50
a. SenamLansia
1. Latihan Pemanasan
15menit.
2. Latihan Inti
3. Latihan Aerobik
Olahraga yang bersifat aerobik adalah olahraga yang membuat jantung dan
BAB IV
4.1 Deskripsi
Penurunan kekuatan otot ini dimulai pada umur 40 tahun dan prosesnya
4.2 Pemeriksaan
Manual Muscle Testing (MMT). Manual Muscle Testing (MMT) merupakan salah
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
satu bentuk pemeriksaan kekuatan otot yang paling sering digunakan. Hal tersebut
teruji. Namun demikian tetap saja, manual muscle testing tidak mampu untuk
1 Terdapat kontraksi atau tonus otot tetapi tidak ada gerakan sama sekali.
3 Mampu bergerak dengan lingkup gerak sendi secara penuh dan melawan
4 Mampu bergerak penuh melawan gravitasi dan dapat melawan tahanan sedang
4.4 Intervensi
untuk meningkatkan masa dan tonus otot sehingga dapat mencegah kelainan
e. ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-
2. Latihan PenguatanOtot
repetisi.
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
BAB V
STROKE
5.1 Definisi
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
menjaga sifat fisiologis dari jaringan otot dan sendi. Jenis latihan ini dapat
PROM dapat diberikan dalam berbagai posisi, seperti tidur terlentang, tidur
mirirng, tidur tengkurap, duduk, berdiri atau posisi sesuai dengan alat latihan
Hal ini perlu disadari oleh fisioterapis, bahwa aktivitas pasif yang
exercise bagi insan stroke sebelum memberikan terapi latihan yang bersifat
pada setiap insan stroke.Latihan PROM juga dapat diberikan dalam bentuk
lainnya.
Latihan:
bawah (sedikit dibawah siku insan stroke). Peletakan tangan insan stroke
• Posisi awal dari lengan insan stroke adalah mid position, kemudian
• Padasaatbahumembentuksudut90 0berikangerakaneksternalrotasi(berputark
Latihan ini akan mampu mengurangi komplikasi akibat kurang gerak pada
bahu dan
terpeliharanyasifatfisiologisjaringanpadaareabahudanlengan.Tujuanutamalatih
Latihan
▪ Peganganfisioterapispadapergelangantangandanpadabagianbahu.
▪ Posisilenganinsanstrokesemifleksidenganlenganbawahmidposition.
▪ Berikan topangan pada siku atau lengan bawah insan stroke dengan
▪ Hindariadanyakompensasigerakberupaelevasibahudenganpemberianstabil
isasi.
▪ Pertahankangerakanterjadipadamidposisilenganbawahinsanstroke.
khususnya pada
arahekstensidanmemeliharaelastisitasjaringanpadasisianterior.Halinidimung
kinkan karena pada latihan ini terdapat regangan di akhir gerakan pada
Latihaninihendaknyadilakukansecaraperlahankarenaseringditemukanada
nya kelemahan dan penurunan tonus otot yang signifikan sehingga banyak
Latihan :
▪ Peganganfisioterapispadapergelangantangandanlenganatas(sedikitdiatassik
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
u).
▪ Lakukan gerakanabduksi
▪ Awaligerakandenganposisiprpnasipadalenganbawah,kemudianpada900ab
khususnya kearah abduksi. Selain itu, latihan ini akan mengurangi adanya
sendi pada latihan dapat dicapai dengan lebih baik. Adanya kompensasi
spesifik
- Posisiinsanstroketidurterlentangdenganbahumembentuk90 0abduksidansi
- Peganganfisioterapispadapergelangantangandanjugapadasendisiku.
- Berikan gerakan kearah dalam (adduksi) dan kearah luar (abduksi) pada
sendi bahu.
khususnya
padagerakanhorizontal.PemberianPROMakanmenjagaelastisitasjaringans
ekstremitasatas.
- Berikangerakankearahekternal(a)daninternal(b)padasendibahu.
- Berikaninstruksiuntuktetaprileks,rasakanendfeeldiakhirgerakan.
- Perhatikan jarak gerak sendi yang dibentuk apakah dalam jarak yang
Padaaplikasigerakaninihindariadanyanyerigerak.Umumnyapadainsans
troke komplikasi akibat kurang gerak adalah adanya kekakuan sendi. Pada
sendi bahu maka gerakan ekternal rotasi adalah salah satu gerakan yang
akanberbeda.
- Posisiinsanstroketidurterlentang.
- Posisitanganinsanstrokesupinasi.
- Tanganfisioterapisberadapadapergelangantangandansendisiku.
- Pastikangerakanyangdiberikanberadapadamidlineyangbenar.
- Perhatikan jarak gerak sendi yang dibentuk apakah dalam jarak yang
Latihan gerak ini sangat penting, karena gerakan ini pada aktivitas
dalam beberapa posisi lengan antara lain dengan mid posisi atau dengan
o Tanganfisioterapisdiletakkanpadapangkalpergelangandanpadatelapaktanga
n.
o Berikangerakankearahluar(ekstensi)dankearahdalam(fleksi).
o Pada saat gerakan fleksi wrist dilakukan maka sebaiknya jari-jari dalam
kondisi
lurus(ekstensi),sedangkansaatdilekukangerakanekstensiwrist,makasebaik
nya jari-jarimenggenggam.
o Tambahkangerakandenganpereganganpadapunggungtanganuntukmembent
uk arkus telapaktangan.
problematik yang ditemukan pada tangan dan jari-jari insan stroke. Umumnya
latihan
yangdilakukansecaramandiriolehinsanstrokemengakibatkanterjadinyahipermo
jari.Untukitusangatdibutuhkanedukasibagi insanstroke.
Latihan
- Tanganfisioterapisdiletakkanpadaareabahudanlenganbawahinsanstroke.
apakah
terdapatlimitasigerakpadasendibahu.Limitasigerakpadasendibahuakanmenur
melakukan gerakan
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
fungsionalpadalengandantangandenganpolayangbenar.Jikastabilitasgerakpad
abahu
menurun,makaaktivitasgerakpadalenganakanmenimbulkanadanyagerakkomp
ensasi.
Kompensasigerakmerupakanbentukgerakanyangterjadiakibatketidaksesua
ian
ataukurangnyastabilitasgerak.Kompensasigerakadalahbentukgerakyangtidak
efisien dan memerlukan energi lebih besar dibandingkan pada pola gerak
adalahberupagerakanfleksi(menekuk)padasikusaatmelakukanaktifitasberjala
n.
Latihan
➢ Posisi tangan fisioterapis pada tumit serta sisi bawah dan tepi luar lutut
insan stroke.
➢ Lakukangerakankeatas-
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
depansehinggamembentukgerakanfleksihipdanfleksi knee.
stroke oleh keluarga atau petugas perawatan agar dapat membantu mencegah
gerak.Aktivitasiniakansangatmembantuprosespemulihaninsanstrokedanmeru
BAB VI
KNEE OSTEOARTHRITIS
6.1 Definisi
tulang rawan (kartilago) hyalin sendi, meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari
sendi.
1. Nyeri
Menurut The International Association For the Study of Pain ( IASP). Nyeri
ini dapat dipahami bahwa kesamaan penyebab tidak secara otomatis menimbulkan
2. Kaku sendi.
Gejala yang sering dijumpai pada OA, terjadi kesulitan atau kekakuan pada
saat akanmemulai gerakan pada kapsul, ligamentum, otot dan permukaan sendi
(Heru, 2005).
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
Biasanya keterbatasan gerak mula - mula terlihat pada gerak fleksi kemudian
dalam keadaan lanjut terjadi keterbatasan kearah ekstensi. Keterbatasan ini akibat
dari perubahan permukaan sendi, spasme dan kontraktur otot, kontraktur kapsul
kapsul sendi, hambatan mekaniik oleh osteofit atau jaringan -jaringan yang
kapsuler, muscle spasme serta nyeri yang membuat pasien tidak mau melakukan
gerakan secara maksimal sampai batas normal, sehingga dalam waktu tertentu
kapsuler yang terjadi yaitu gerak fleksi lebih terbatas dari gerak ekstensi (Heru,
2005).
4. Krepitasi.
Hal ini disebabkan oleh permukaan sendi yang kasar karena hilangnya rawan
Kelemahan otot tidak bagian dari OA, tetapi peranan sebagai salah satu faktor
faktor yang berperan pada OA lutut. Atropi otot dapat ditimbulkan bersama efusi
6. Deformitas
Deformitas yang dapat terjadi pada OA yang paling berat akan menyababkan
distruksi kartilago, tulang dan jaringan lunak sekitar sendi. Terjadi deformitas
varus bila terjadi kerusakan pada kopartemen medial dan kendornya ligamentum
(Slamet, 2000).
7. Gangguan fungsional
seperti :bangkit dari posisi duduk ke berdiri, saat jongkok, berlutut, berjalan, naik
turun tangga dan aktifitas yang lain yang sifatnya membebani sendi lutut.Pada
foto rontgen tampak adanya penyempitan ruang sendi dan pembentukan osteofit
6.3 Intervensi
➢ IR (Infra Red)
infra merah adalah (1) meningkatkan proses metabolisme pada lapisan superficial
kulit sehingga pemberian oksigen dan nutrisi kepada jaringan lebih diperbaiki,
darah kapiler dan arteriolae akan terjadi segera setelah penyinaran, (3) terhadap
➢ Hold Relax
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
mengulur dan menambah LGS lutut pada arah berlawanan dengan otot tersebut).
Tujuan dari hold relax adalah (1) memperbaiki rileksasi pola antagonis (2)
memperbaiki mobilisasi, (3) menurunkan nyeri, (4) menguatkan pola gerak agonis
dapat diberikan pada otot yang berkontraksi, antara lain : (1) manual, (2) weight
(pemberat), (3) spring/per (Priatna, 1985). Dalam hal ini penulis menggunakan
tahanan mekanik yaitu quadriceps setting exercise yang mempunyai tujuan untuk
BAB VII
ALZEIMER
7.1 Pendahuluan
karena sel saraf (neuron) di bagian otak yang terlibat pada fungi kognitif telah
rusak atau hancur. Pada penyakit Alzheimer, terjadi kerusakan pada otak termasuk
berjalan dan menelan. Orang-orang pada tahap akhir penyakit ini bahkan tidak
dapat beranjak dari tempat tidur dan membutuhkan perawatan maksimal. Penyakit
7.2 Diagnosa
Tidak ada tes tunggal yang dapat langsung mendiagnosa Alzheimer. Sebagai
gantinya, dokter dengan bantuan spesialis seperti ahli saraf dan ahli gizi,
diagnosis diantaranya :
menyelesaikan tes dan pemeriksaan yang diperlukan dan agar dokter menafsirkan
Menurut (Arbesman, 2011) Bukti kuat yang telah ditemukan untuk efektivitas
lingkungan di rumah sakit. Telah ditemukan bukti bahwa pelatihan fisik yang
jatuh pada orang dewasa yang lebih tua dengan gangguan kognitif.
bahwa ada bukti kuat untuk efektivitas sesi terapi okupasi yang memberi edukasi
Tuntutan aktivitas (Activity demands) adalah “ciri khas suatu aktivitas yang
mempengaruhi tipe dan jumlah usaha yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
mana aktivitas dilakukan, dan memberikan interaksi sosial dalam bentuk petunjuk
disusun khusus untuk pasien melibatkan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan
kognitif dan fisik pasien Alzheimer. Aktivitas yang sesuai dengan kemampuan
pasien memberikan rangsangan sosial dan pilihan baru yang disukai dan dengan
dalam jangka waktu yang lebih lama mengurangi perilaku terkait demensia seperti
orang dengan Alzheimer untuk menyelesaikan tugas harus singkat dengan arahan
yang jelas. Petunjuk kerja yang diberikan oleh praktisi dan perawat selama
kegiatan adalah salah satu cara yang paling penting untuk memodifikasi tuntutan
Jadi, petunjuk kerja bisa dimulai dari pernyataan netral (misalnya, “Ayo
“Tolong berpakaian sekarang” atau “Letakkan kaus kaki ini di kaki kiri Anda”)
dan, jika diperlukan, mungkin disertai dengan bahasa isyarat (misalnya, menunjuk
pada item atau menunjukkan gerakan) atau perintah fisik (misalnya, menyentuh
kaki kiri orang tersebut sambil menyatakan, “letakkan kaus kaki ini di kaki kiri
memberikan petunjuk kerja yang tepat, akan berdampak pada kualitas hidup dan
kepuasan yang lebih baik pada orang dengan gangguan Alzheimer (Padilla, 2011).
yang berkontribusi terhadap QOL, kesehatan mereka, dan kepuasan. (Egan, 2006)
delapan bidang utama : ADL, istirahat dan tidur, IADLs, pendidikan, pekerjaan,
Association, 2008). Dari jumlah tersebut, lima paling relevan dengan populasi
orang dengan Alzheimer atau demensia terkait,yang sebagian besar adalah orang
dewasa yang lebih tua, dan pensiunan (Letts, 2011). Aspek yang relevan
mencakup ADL, yang terdiri dari merawat diri melalui kegiatan seperti mandi,
toilet, makan, dan berpakaian ; Istirahat dan tidur ; IADL, yang mencakup
sosial, termasuk melibatkan keluarga, teman, dan orang lain dalam konteks
Di bidang ADL, peneliti merasa heran bahwa tidak ada penelitian yang
tersedia untuk memandu praktisi terapi okupasi untuk menilai, merencanakan, dan
wilayah fungsi yang secara signifikan dipengaruhi oleh kondisi tersebut. Sebagian
besar bukti yang tersedia pada intervensi ADL memiliki fokus pada aspek
feeding. (Letts, 2011) Untuk intervensi IADL, bukti yang menjanjikan ada
untuk orang-orang dengan AD atau demensia terkait dan perawat mereka pada
tahap awal demensia. Penilaian di rumah diikuti oleh strategi lingkungan dan
diantaranya:
• Alat bantu yang bersifat fisik atau kognitif dapat dipertimbangkan untuk
yang masihdapat dilakukan. Pemilihan aktivitas leisure yang baik dan efektif
BAB VII
8.1 Deskripsi
lengkungankedepanpadapunggungbagianatas.Dalambahasaawamdisebut
masalah pada lansia, namun pada tingkat yang parah (derajat lengkungannya
sangat besar) dapat berpengaruh pada paru-paru, saraf dan jaringan organ
lainnya.
duduk, badan tegak, kaki 900. Tangan pasien memegang pada bed.
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
Tangan fisioterapis pada back head dan middle back. Minta pasien
denganhitungan8detikdanrileks2-3detik.
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, R. 2011. Buku Ajar Geriatri, Balai Penerbit FKUI: Jakarta, hal140-150
Dick, F.D. et al. 2007. Environmental Risk Factors for Parkinson’s Disease and
Parkinsonism: the Geoparkinson Study on Behalf of the Geoparkinson
Study Group. Occup Environ Med. 64:666–672.
http://perpustakaan.poltekkesmalang.ac.id/assets/file/kti/1401100066/7_BAB_II.p
df
Lee JM. Prosedur-prosedur Termal, Listrik dan Manipulatif. Dalam: Segi Praktis
Fisioterapi. Edisi kedua. Jakarta: Binarupa Aksara. 1990.
Ropper AH, Samuels MA. Adams and Victors’s Principles of Neurology Nine
Edition. Mc Graw Hill Inc. New York. ISBN :978-0-07-149992-7.
Teixeira LJ. Soares BGDO, Vieira VP. Physical therapy for Parkinson’s Disease.
The Cochrane Collaboration. 2007. 2: 1-5.
NAMAMAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
4 Review jurnal
- Materijurnal 20
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
- Kelayakan(feasibility) 20
5 Performance presentator
Jumlah 100
Penilai,
( )
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
NAMAMAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
3 Review jurnal
- Materijurnal 30
- Kelayakan(feasibility) 30
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
- Formatpenulisan 10
Jumlah 100
Penilai,
( )
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
NAMAMAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
1 Pemeriksaan Subjektif 4
2 Pemeriksaan Objektif
- VitalSign 2
- PemeriksaanPer-Kompetensi 4
3 Diagnosis
- Impairment 2
- ActivityLimitation 2
- ParticipationRestriction 2
- ContextualFactor 2
4 Prognosis 2
5 Planning
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
- ClinicalReasoning 3
6 Prosedur Intervensi
- ClinicalReasoning 6
8 Evaluasi 3
TOTAL 100
Penilai,
( )
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
NAMA MAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
Total Nilai
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
Penilai,
( )
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
NAMAPESERTA :
NIM :
TEMPAT :
TANGGAL :
4 Menanyakan Riwayat
Penyakit
Keluarga (RPK)
5 Menanyakan Riwayat
Penyakit
Penyerta (RPP)
6 Menanyakan Riwayat Sosial
Pemeriksaan Umum
1 Pemeriksaan Vital Sign
2 Pemeriksaan Kondisi Umum Pasien
3 Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Statis
Inspeksi Dinamis
Palpasi
Auskultasi
Pemeriksaan Khusus
1 Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
Aktif
Pasif
Isometrik Resisted
2 Pengukuran Kekuatan Otot
3 Pengukuran ROM
4 Pengukuran Antropometri
5 Pengukuran Nyeri
6 Pemeriksaan Spesifik
Untuk mendukung
penegakan
diagnosis
Untuk menentukan diagnosis
banding
7 Melakukan Pengukuran
terkait
Diagnosis
DIAGNOSIS
1 Diagnosis Medis (penjelasan)
2 Diagnosis Fisioterapi
Impairment
Functional Limitation
Disability/Participant Restriction
PLANNING
1 Rencana Jangka Pendek
2 Rencana Jangka Panjang
INTERVENSI
1 Penerapan Intervensi Modalitas
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
Interpretasi :
Objektif …...………….,
…………………………
0 Tidak Dilakukan
1 Dilakukan Mengetahui,
Subjektif Penguji Bagian
0 Tidak Dilakukan
1 Kurang Baik
2 Cukup Baik
3 Baik ( )
4 Sangat Baik
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
No NIM Nama Mahasiswa Kehadiran Partisip Berpikir Kemampuan Time Tat Nilai
asi Kritis Komunikasi Manaje a Total
Aktif men Kra
ma
1
2
3
4
5
27
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
Keterangan Penilaian
No Keterangan Nilai
1 Kehadiran
Hadir tepat waktu 4 Tidak dapat menyampaikan komentar dengan jelas 1
Terlambat <15 menit 3
Terlambat <30 menit 2 5 Manajemen Waktu
Tidak hadir 0 Aktif berdiskusi dan menyampaikan materi secara efektif 4
2 Partisipasi Aktif berdiskusi, cenderung monopoli 3
Memberikan komentar dan jawaban secara aktif 4 Kurang aktif dan sering bicara ngelantur 2
Kadang - kadang memberikan komentar dan jawaban 3 Bicara dan ngobrol di luar materi diskusi 1
Hanya menjawab kalau ditanya 2
6 Tata krama
Diam saja 1
Tegar sapa dengan sopan kepada fasilitator dan teman saat 4
3 Berpikir kritis
Mempunyai materi dengan jelas 4 berdiskusi
Ragu - ragu menyampaikan materi tapi benar 3 Jarang melakukan tegur sapa kepada teman tapi masih 3
Materi yang disampaikan tidak jelas 2 bersikap
Salah menyampaikan materi 1 sopan
4 Kemampuan komunikasi Sering memotong pembicaraan teman tanpa sopan santun 2
Bahas jelas, mau menerima dan memberikan saran/kritik 4 Bertindak dan bicara seenaknya 1
Bahasa jelas, kurang bisa menerima kritik teman 3
Bahasa kurang jelas, tidak bisa menyampaikan kritik/saran 2
27
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
27
MODUL FISIOTERAPI GERIATRI
34