Anda di halaman 1dari 91

KORPS MARINIR SURABAYA

RUMKITALMAR EWA PANGALILA

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PELAYANAN FISIOTERAPI

RUMKITALMAR EWA PANGALILA


SURABAYA
2019

i
DAFTAR ISI

NO ISI HAL
1. Penanganan fisioterapi ………………………………………………………………………… 1
2. Fisioterapi pasien rawat jalan ………………………………………………………………… 2
3. Fisioterapi pasien post op rawat inap ………………………………………………………... 3
4. Fisioterapi dengan terapi latihan ................................................................................. 4
5. Penggunaan short wave diathermi ( swd ) …………………………………………………………………………… 5
6. Penggunaan terapi inhalasi ....................................................................................... 6
7. Penggunaan ultra sound diathermi (usd) .................................................................... 7
8. Penggunaan traksi elektrik …………………………………………………………………. 8
9. Penggunaan infra red (ir) …………………………………………………………………… 10
10. Penggunaan laser berkekuatan rendah …………………………………………………… 11
11. Penggunaan tens ( transcutaneus electrical nerve stimulation) ………………………. 12
12. Penggunaan electrical stimulation (es) ……………………………………………………. 14
13. Penggunaan static by cycle ………………………………………………………………… 16
14. Fisioterapi pada stroke ………………………………………………………………………. 17
15. Fisioterapi pada bell’s palsy ......................................................................................... 19
16. Fisioterapi pada frozen shoulder ................................................................................ 20
17. Fisioterapi pada low back pain ( lbp) ………………………………………………………. 21
18. Fisioterapi pada carpal tunnel syndrome (cts) …………………………………………… 22
19. Fisioterapi pada ankle sprain ……………………………………………………………….. 23
20. Fisioterapi pada collum femoris fracture ………………………………………………….. 26
21. Fisioterapi pada lumbar spondyloarthrosis ……………………………………………….. 29
22. Fisioterapi pada arthrosis carpalia ………………………………………………………….. 31
23. Fisioterapi pada arthrosis distal radioulnar joint ………………………………………….. 34
24. Fisioterapi pada cervical head ache ………………………………………………………… 36
25. Fisioterapi pada cervical instability …………………………………………………………… 41
26. Fisioterapi pada chondromalacia patellae …………………………………………………. 45
27. Fisioterapi pada dorsal wrist compression syndrome ……………………………………. 48
28. Fisioterapi pada elbow myositis oscificans ……………………………………………….. 51
29. Fisioterapi pada flat foot …………………………………………………………………….. 54
30. Fisioterapi pada fraktur regio ankle ………………………………………………………… 57
31. Fisioterapi pada fraktur regio knee …………………………………………………………. 60
32. Fisioterapi pada fraktur regio manus ……………………………………………………….. 62
33. Fisioterapi pada thoracic (compression) outlet syndrome ………………………………. 64
34. Fisioterapi pada knee instabilitasi …………………………………………………………… 67
35. Fisioterapi pada local cervical facet pain …………………………………………………… 70
36. Fisioterapi pada myofascial pain …………………………………………………………….. 73
37. Fisioterapi pada Osteoarthrosis hip joint …………………………………………………….. 76
38. Fisioterapi pada temporomandibular (tmj) disc dysfunction ………………………………. 79
39. Fisioterapi pada thoracic (compression) outlet syndrome ………………………………. 82
40. Fisioterapi pada hyper abduction syndrome ………………………………………………. 85
41. Fisioterapi pada tenosynovitis m. Abd. Pol. Longus dan ext. Pol. Brevis (de quervain
syndrome).................................................................................................................... 87

ii
PENANGANAN FISIOTERAPI

No. Dokumen: No. Revisi :


SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/1
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan
PENGERTIAN atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan.
Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien sesuai kebutuhan
dan tuntutan masyarakat pengguna jasa fisioterapi sehingga
TUJUAN
tercapai pelayanan fisioterapi yang optimal untuk mendukung
pelayanan kesehatan prima
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN
tentang pedoman pelayanan fisioterapi
Pelayanann fisioterapi kepada pasien dilaksanakan sesuai dengan
proses fisioterapi meliputi:
a. Asesmen fisioterapi meliputi pemeriksaan anamnesa,
pengukuhan analisis dan analisisterhadap problem gerak dan
fungsi actual dan potensial,individu dan kelompok.
b. Diagnosis fisioterapi meliputi disfungsi gerak, kelemahan otot,
kemampuan atau ketidakmampuan, sindrom individu dan
kelompok
PROSEDUR
c. Perencanaan dimulai dengan pertimbangan kebutuhan
inventaris yang mengarah kepada tujuan.
d. Intervensi fisioterapi adalah pencetusan dan modifikasi
tehnologi fisioterapi yaitu manual terapi dan peralatan
e. Evaluasi adalah suatu kegiatan asesmen ulang
f. Dokumen fisioterapi yaitu sistim pencatatan dan informasi
sebagai tanggung jawab

Bag Minmed, Semua bagian pelayanan pasien


UNIT TERKAIT

1
FISIOTERAPI PASIEN RAWAT JALAN
No. Dokumen: No. Revisi :
SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/1
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
06 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Pelayanan fisioterapi pasien rawat jalan adalah pelayanan fisioterapi
PENGERTIAN
secara komprehensif pada pasien yang datang di poliklinik fisioterapi
TUJUAN Sebagai acuan/pedoman tindakan rawat inap di poli fisioterapi
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi

- DPJP yang menangani pasien membuat konsulan kepada dr


Sp.KFRatau Fisioterapis/FTR (dalam hal dr Sp.KFR tidak ada )
- dr Sp. KFR /FTR menjawab konsulan dengan melakukan
pemeriksaan atau anamnesa dan program fisioterapi selama 1
seri (5x terapi )
- Setelah satu seri terapi, pasien akan di lakukan anamnesa
PROSEDUR
kembali untuk mengevaluasi program
- Pasien fisioterapi rawat jalan yang memerlukan tindakan dari
dokter spesialis lain, akan di konsulkan ke dokter yang
bersangkutan
- Bila kondisi pasien membaik maka pasien dikembalikan ke
dokter yang memberi konsulan
Minmed, rawat jalan
UNIT TERKAIT

2
FISIOTERAPI PASIEN POST OP
RAWAT INAP
No. Dokumen: No. Revisi :
SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/1
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Pelayanan fisioterapi pasien post op rawat inap adalah pelayanan
PENGERTIAN fisioterapi secara komprehensif pada pasien pasca operasi yang
masih dalam perawatan rawat inap di Rumah Sakit
TUJUAN Sebagai acuan/pedoman tindakan rawat inap di poli fisioterapi
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi

- DPJP yang menangani pasien membuat konsulan kepada dr


Sp.KFRatau Fisioterapis/FTR (dalam hal dr Sp.KFR tidak ada )
- dr Sp. KFR /FTR menjawab konsulan rawat inap dengan
melakukan pemeriksaan di ruangan rawat inap.
- Program terapi yang memerlukan modalitas atau alat,pasien
PROSEDUR
dintar ke Poli fisioterapi dengan didampingi petugas ruangan
- Pasien fisioterapi rawat Inap yang memerlukan tindakan dari
dokter spesialis lain ke dokter yang bersangkutan
- Bila kondisi pasien membaik maka pasien dikembalikan ke
dokter yang memberi konsulan
Minmed, rawat inap
UNIT TERKAIT

3
PENANGANAN FISIOTERAPI DENGAN TERAPI LATIHAN

No. Dokumen: No. Revisi :


SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/1
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah merupakan modalitas fisioterapi yang pelaksanaanya
PENGERTIAN
menggunakan latihan gerak tubuh baik secara aktif ataupun pasif
Untuk pencegahan disfungsi dengan pengembangan, peningkatan,
TUJUAN perbaikan atau pemeliharaan dari kekuatan dan daya tahan otot dan
kemampuan fungsional.
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN
tentang pedoman pelayanan fisioterapi
a. Anamnese
b. Pemeriksaan : nyeri, Lingkup Gerak Sendi ( LGS ), Manual
Muscle Testing ( MMT ), antrophometri
c. Diagnosa : Adanya keterbatasa LGS
Adanya kelemahan otot
Adanya penurunan koordinasi
d. Pelaksanaan :
terapi latihan yang dapat digunakan antara lain
- static contraction
- passive exercise
- relax passive exercise - force passive exercise
- active exercise
- assisted active exercise
- free active exercise - resisted active exercise
pemberian terapi latihan disesuaikan dengan kondisi pasien, otot
PROSEDUR
mana yang akan diterapi, dosis 1-8 hitungan/repetisi. Sekali gerakan
5x repetisi. Jangan lupa posisi pasien dan terapis senyaman
mungkin.
e. Evaluasi : Meliputi derjat nyeri, MMT,LGS dan kemampuan
Fungsional
f. Edukasi : - Terapis menjelaskan tentang prosedur, tujuan terapi
sebelum diberikan.
- Pemeriksaan Vital sign sebelum selama dan sesudah terapi
diberikan.
- Pasien diedukasi agar selalu melaporkan kondisinya selama
terapi dilakukan dan segera melapor ke terapis apabila lelah
pusing dan sesak
- Sebaiknya pasien melakukan kontrol ke dokter secara
teratur
- Sebaiknya pasien melakukan terapi secara rutin
UNIT TERKAIT Bag Minmed, Semua bagian pelayanan pasien

4
PENGGUNAAN SHORT WAVE DIATHERMI ( SWD )

No. Dokumen: No. Revisi :


SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/1
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
SHORT WAVE DIATHERMI (SWD) adalah satu alat terpi panas
PENGERTIAN yang mengeluarkan gelombang elektromagnetik pendek frquensi
(10-100 mega cycle /dtik) dengan penetrasi ke tubuh 1-2 cm
Terutama untuk mendapatkan efek analgesic ,mengurangi inflamasi
TUJUAN adanya efek relaksasi sehingga meningkatkan suhu jaringan dan
tercapai efek vasodilatasi dan efek sedatif
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN
tentang pedoman pelayanan fisioterapi
. Pelaksanaan :
 Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan
ke pasien.
 Siapkan kabel power dan hubungkan ke stop kontak.
 Area yang mau diterapi harus terbuka terbebas dari pakaian
dan harus bersih dari keringat ,minyak atau gel.
 Tekan tombol on
 Pasang elektroda pada pasien
 Kabel elektroda tidak boleh saling bersilangan
 Tekan tombol start dan atur intensitas
 Selesainya terapi ditandai dengan bunyi alat
PROSEDUR  Melepas pada dari tubuh pasien

b. Edukasi :
 Informasikan pada pasien akan efek terapi yang diterima
tidak boleh terlalu panas
 Pada saat terapi pasien tidak boleh tertidur
 Perhatikan apakah ada kontraindikasi
 Terdapat logam,
 Implant,pace maker,
 Tumor/ kanker,
 Effuse cairan,
 Sedang menstruasi.
UNIT TERKAIT Semua Anggota Fisioterapi

5
PENGGUNAAN TERAPI INHALASI

No. Dokumen: No. Revisi :


SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/1
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Suatu cara memasukkan obat obatan ke dalam cabang cabang
PENGERTIAN trachea bronchial dengan jalan menghirup melalui hidung/mulut

Membersihkan jalan nafas,relaksasi bronchial,memperbaiki ventilasi


paru,mengencerkan dahak,memperbaiki hyperemia dan menekan
TUJUAN
proses peradangan

Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019


KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi

1. . Persiapan pasien :
 Pasien duduk dan relax
 Menyediakan tempat sputum dan tissue dekat pasien
 Menyediakan alat bersih dan steril
 Memasang micromice pasien sesuai kondisinya
 Menuang obat ke tabung sesuai dosis
 Menyalakan tombol on/off
 Evaluasi pada saat pelaksanaan terapi apabila
pasien sesak da tanda sianosis terapi dihentikan
PROSEDUR  Bila obat habis terapi dihentikan

2. Edukasi pasien
 selama menjalani terapi pasien bernafas dengan
tenang,hindari hyperventilasi
 Edukasikan pada pasien agar mencegah pencetus
terjadinya asma/alergi/sesak seperti udara yg kotor
atau makanan/minuman,stress,lingkungan perokok.

UNIT TERKAIT Minmed dan semua bagian pelayanan pasien

6
PENGGUNAAN ULTRA SOUND DIATHERMI (USD)

No. Dokumen: No. Revisi :


SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/1
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Suatu modalitas terapi panas yang mempunyai sifat konversi energi
suara frekwensi tinggi yang diubah menjadi energi panas dengan
PENGERTIAN
penetrasi dalam (3-5 cm)

TUJUAN Digunakan untuk kasus inflamasi dan mengurangi spasme otot.


Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi

a.Pelaksanaan
 Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan
ke pasien.
 Siapkan kabel power,kemudian hubungkan kestop kontak.
 Tekan tombol on power,tombol waktu dan intensitas
 Tranduser dihubungkan pada bagian tubuh yang sudah
diberi jelly.
 Tekan tombol start
 Tranduser dijalankan sesuai dengan waktu terapi .
 Selesainya ditandai dengan bunyi alat.
 Bersihkan bagian tubuh yang terkena jelly.
 Bersihkan tranduser.
PROSEDUR
 Pemakaian alat selesai.

b. Edukasi :
 Jelaskan efek dan penggunaan terapi pada pasien
 Pasien diminta relax saat terapi
 Pasien diminta menginformasikan kepada terapis apabila
tidak terasa atau terlalu nyeri.
- Hindari kontraindikasi ;
 us pada jaringan yang lembut seperti
mata,testis,jaringan yang baru saja sembuh,
 kehamilan,
 keganasan bakteri.
UNIT TERKAIT Semua Anggota Fisioterapi

7
PENGGUNAAN TRAKSI ELEKTRIK

No. Dokumen: No. Revisi :


SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/2
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Suatu alat yang dipakai untuk melakukan peregangan terhadap
PENGERTIAN
otot-otot yang mengalami spasme,strains dan sprains
Digunakan untuk relaksasi otot dalam kasus penyempitan pada
TUJUAN
tulang belakang
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN
tentang pedoman pelayanan fisioterapi
1. Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan
ke pasien.
2. Siapkan kabel power dan hubungkan ke stop kontak.
3. Siapkan tempat traksi dan sling untuk servical atau lumbal.
4. Untuk servikal :
a. Pasang sling leher dengan sudut ketinggian 30 °-45 °
dan pasien terasa nyaman.
b. Atur alat traksi sesuai dengan formatnya.
c. Atur beban sesuai dengan berat badan pasien.
d. Atur waktu yang diberikan.
e. Tekan tombol start.
f. Selesai terapi alat berbunyi otomatis.
g. Sling dilepas.
PROSEDUR
h. Tekan tombol off power.
5. Untuk Lumbal :
a. Pasang sling lumbal dan sling penahan dan pasien
terasa nyaman.
b. Ganjal dibawah lutut sehingga posisi flexi hip dan lutut
lebih kurang 45 °.
c. Atur traksi sesuai formatnya.
Atur beban sesuai dengan berat badan pasien.
d. Atur waktu yang diberikan.
e. Tekan tombol start.
f. Selesai terapi alat berbunyi otomatis.
g. Sling dilepas.
h. Tekan tombol off power

8
PENGGUNAAN TRAKSI ELEKTRIK

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


RUMKITALMAR
SPO/06/XII/2019 0 2/2
EWA PANGALILA
6. Edukasi :
 Terapis menginformasikan befek dan t ujuan terapi
 Pasien dalam kondisi tensi normal
 Saat terapi pasien mengutarakan keluhannya,apabila
PROSEDUR
semakin berat atau pusing segera disampaikan ke terapis
 perhatikan kontraindikasi ; post operasi,ada implant
logam,spondylolisthesis,hamil.

UNIT TERKAIT Semua Anggota Fisioterapi

9
PENGGUNAAN INFRA RED (IR)

No. Dokumen: No. Revisi :


SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/1
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Salah satu terapi superficial, yang hanya sampai subcutan
PENGERTIAN
Digunakan untuk kasus mengurangi spasme ringan .
TUJUAN
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi

1. Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan ke


pasien.
2. Siapkan alat infra red.
a. Siapkan tempat terapi lebih dahulu,kemudian pasien
diposisikan yang nyaman untuk dilakukan terapi.Untuk
daerah muka maka derah mata harus ditutup dengan
kasa/kapas basah.
b. Alat diposisikan terhadap pasien,kemudian hubungkan ke
stop kontak. Alat akan bekerja sesuai timer yang diputar
tersendiri kurang lebih 10-15 menit.
PROSEDUR c. Setelah timer berbunyi maka terapi yang dilakukan sudah
selesai.
3. Edukasi
a. Informasikan tujuan dan efek terapi pada pasien
b. Jarak alat dengan area yang diterapi minimal 30
cm
c. Pasien dilarang tertidur saat terapi
d. Perhatikan kontraindikasi alat : luka terbuka,
gangguan insufisiensi darah,gagguan sensibilitas,
adanya kecenderungan perdarahan.

Semua Anggota Fisioterapi


UNIT TERKAIT

10
PENGGUNAAN LASER BERKEKUATAN RENDAH

No. Dokumen: No. Revisi :


SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/1
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
06 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Laser berkekuatan rendah adalah sinar yang kekuatannya dilipat
PENGERTIAN gandakan dengan menstimulasi pancaran radiasi suatu substansia /
bahan melalui induksi elektromaghnetik.
TUJUAN Untuk mengurangi rasa nyeri.
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN
tentang pedoman pelayanan fisioterapi
1. Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan ke
pasien.
2. PERSIAPAN
a) Siapkan alat (dalam hal ini Indolaser)
b) Hubungkan “door switch “ dengan unit,”probes dengan
unit, siapkan google
3. MEMULAI TERAPI
a) Pilih titik – titik nyeri yang akan di lakukan laser.
b) Posisikan pasien senyaman mungkin.
c) Tekan tombol ON pada alat laser
d) Pilih program terapi yang sesuai dengan diagnose
dengan menekan tombol pin ( 1231)
e) Kemudian pilih OK
PROSEDUR f) Pilih mode yang akan di gunakan untuk terapi sesuai
dengan kasus.
g) Kemudian pilih OK
h) Tempelkan ujung laser pada titik – titik nyeri yang sudah
di tentukan.
i) Tekan tombol on treatment smp waktu habis
4. AKHIR TERAPI
a. Tekan tombol OFF
b. Lepaskan laser dari Stop kontak.
5. EDUKASI
a. Jelaskan prosedur tujuan dan efek terapi pada pasien
b. Perhatikan kontraindikasi laser ; luka terbuka dan mata
c. Selama terapi pasien menginformasikan apa yang
dirasakan pada terapis
Semua Anggota Fisioterapi
UNIT TERKAIT

11
PENGGUNAAN TENS ( TRANSCUTANEUS ELECTRICAL
NERVE STIMULATION
No. Dokumen: No. Revisi :
SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/2
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
06 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Transcutaneus electrical nerve stimulation adalah merupakan cara
PENGERTIAN terapi menggunakan energi listrik untuk merangsang syaraf melalui
permukaan kulit
TUJUAN Untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN
tentang pedoman pelayanan fisioterapi
1. Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan ke
pasien.
2. Persiapan alat
- Basahi spon elektroda
- Pasang spon pada elektroda
- Tekan tombol on power
3. Persiapan pasien
- Hindarkan daerah yang mau dipasang elektroda dari
pakaian
- Bersihkan tempat yang mau dipasang elektroda
- Posisikan pasien seenak mungkin
- Jelasakan pada pasien rasa yang akan timbul
4. Pelaksanaan
PROSEDUR  Pasang kedua/ 4 elektroda pada titik yang ditentukan
 Titik tersebut bisa: pada kedua sisi daerah nyeri
 pada akar saraf spinal cord pada saraf tepi, proksimal atau
distal daerah nyeri
 Pilih arus yang akan dipakai
 Putar/tekan tombol timer
 Putar/tekan tombol intensitas, naikkan sedikit demi sedikit
dengan dosis toleransi penderita (penderita sampai terasa
seperti ditusuk-tusuk atau sampai timbul kontraksi
 Waktu terapi habis, turunkan intensitas pelan-pelan Putar /
tekan tombol off power
 Angkat semua elektroda
 Bersihkan daerah yang diterapi
 Periksa kulit penderita apakah ada perubahan yang terjadi

12
PENGGUNAAN TENS ( TRANSCUTANEUS ELECTRICAL
NERVE STIMULATION
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :
RUMKITALMAR
SPO/06/XII/2019 0 2/2
EWA PANGALILA
 Periksa kulit penderita apakah ada perubahan yang terjadi
 Catat intensitas penderita, Waktu terapi, Penempatan
elektroda
5. Selesai, cuci semua spon elekrtroda
6. Edukasi :
- Jelaskan prosedur ,tujuan dan efek terapi
PROSEDUR
- Perhatikan kontraindikasi alat TENS ; luka terbuka, penyakit
kulit menular.
- Selama terapi pasien diharapkan menginformasikan kepada
terapis apa yang dirasakan apabila kurang nyaman segera
informasikan pada terapis

Semua Anggota Fisioterapi


UNIT TERKAIT

13
PENGGUNAAN ELECTRICAL STIMULATION (ES)
No. Dokumen: No. Revisi :
SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/2
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Stimulasi listrik adalah suatu stimulasi elektris yang ditujukan pada
PENGERTIAN
individu otot sesuai dengan fungsinya melalui motor point
Mendidik fungsi otot secara individual baik yang letaknya superfisial
TUJUAN
maupun deep
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi

1. Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan ke


pasien.
2. PERSIAPAN ALAT :
1. Tentukan prosedur yang akan digunakan untuk terapi
1. Galvanic ( dinervasi )
2. Faradic ( enervasi )
2. Cek :kabel, steker, kabel penghubung, tombol intensitas
dalam posisi 0 dan polaritas sesuai dengan yang
dibutuhkan.
3. Elektrode harus cukup basah
4. Tes peralatan oleh terapis sendiri
5. Persiapkan air untuk membasahi electrode, peta motor
point, handuk dan pengikat.
3. Sambungkan kabel ke elektrode dan peralaatan elektrode pasif
dihubungkan dengan dispersif, elektode aktif dengan kutub
PROSEDUR
negatif
4. Penempatan electrode :
1. Teknik Unipolar. electrode aktif ditempatkan di titik motorik (
otot inervasi ) atau dekat insersi tendon ( dinervasi )
electrode dispersif di tempatkan diarea yang jauh dari
area yang aka distimulasi biasanya di tempatkan di sisi
tubuh yang sama dengan yang diterapi dan di bawah
ekstremitas
2. Teknik Bipolar. Kedua electrode di tempatkan pada otot
yang sama atau kelompok otot pada titik motorik ( otot
inervasi ) atau dekat pada insersi otot ( dinervasi )
5. .PERSIAPAN PASIEN :
1. Atur posisi pasien rileks dan nyaman
2. Jelaskan pada pasien mengenai rasanya.
3. Jika semua siap beritahu pasien arus akan dinyalakan

14
PENGGUNAAN ELECTRICAL STIMULATION (ES)

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


RUMKITALMAR
SPO/06/XII/2019 0 2/2
EWA PANGALILA
4. MULAI TERAPI
1. Elektrode dipasang sesuai teknik
2. Tingkatkan intensitas arus sedikit demi sedikit sampai terlihat
kontraksi otot dengan baik.
3. Stimulasi setiap otot 10-20 kontraksi pada suatu saat
tergantung kondisi otot.
4. Hindari stimulasi yang berlebihan karena otot yang lemah/
dinervasi akan cepat lelah.
5. Jika kulit menjadi merah / lelah pindah ke stimilasi otot yang
l ain.
PROSEDUR 5. MENGAKHIRI TERAPI
1. Turunkan tombol pada posisi OFF
2. Lepas elektrode
3. Cek kulit pasien atau tanyakan keluhan subyektif pasien
6.Edukasi :
-Jelaskan prosedur ,tujuan dan efek terapi
-Perhatikan indikasi dan kontraindikasi alat TENS
- Selama terapi pasien diharapkan menginformasikan kepada
terapis apa yang dirasakan apabila kurang nyaman segera
informasikan pada terapis

Semua Anggota Fisioterapi


UNIT TERKAIT

15
PENGGUNAAN STATIC BY CYCLE
No. Dokumen: No. Revisi :
SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/1
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Static by cycle adalah terapi latihan dengan menggunakan sepeda
PENGERTIAN static yang berguna untuk penguatan otot tungkai atas dan otot –
otot tungkai bawah
Mencegah atropi otot, memelihara mobilitas diantara muscle fibers,
TUJUAN
mengurangi spasme otot, menambah Lingkup Gerak Sendi ( LGS )
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi

1. Lakukan pembersihan alat setiap pagi sebelum di aplikasikan ke


pasien.
2. Hal yang harus diperhatikan sebelum latihan
- tekanan darah : sebelum latihan sebaiknya tekanan darah
sistolik kurang / sama dengan 80 mmHg, diastol kurang / sama
dengan 120 mmHg.
catatan : latihan dihentikan apabila : - frekuensi jantung selama
latihan naik lebih dari 20 kali permenit atau turun dari 10 x
permenit., pucat, keringat dingin, dan pusing
3. Cek alat
PROSEDUR 4. Pelaksanaan : mintalah pasien untuk mengayuh sepeda dengan
beban minimal. Kemudian kita tentukan beban yang sesuai
dengan toleransi pasien.
Latihan diberikan 15-20 menit.
5. Evaluasi : Inspeksi,Vital sign, sebelum sesudah terapi
6. Edukasi : - Jelaskan prosedur,efek dan tujuan terapi
- Informasikan setiap saat kondisi pasien selama
terapi pada terapis bila pusing sesak,lelah dll
- Sesuaikan beban latihan dengan kondisi pasien.
- Lakukan terapi latihan di rumah sesuai kondisi
pasien
Semua Anggota Fisioterapi
UNIT TERKAIT

16
PENANGANAN FISIOTERAPI PADA STROKE
No. Dokumen: No. Revisi :
SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/2
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Stroke merupakan manifestasi deficit neurologist karena kurangnya
PENGERTIAN suplay darah ke otak sehingga terjadi kelumpuhan pada 1 sisi yang
sama
Untuk meningkatkan fungsi motorik dan meningkatkan kemampuan
TUJUAN
fungsional pasien
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi

a. Anamnesa
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Spesifik
d. Pemeriksaan Kemampuan Fungsional
e. Pelaksanaan Terapi
1. Latihan ekstremitas atas dan bawah
Analisa
Melatih gerak fungsi lengan dan tungkai
Menstrasfer latihan ke aktifitas sehari hari
2. Latihan Keseimbangan duduk
Analisa kemampuan duduk
Melatih keseimbangan duduk
Menstransfer ke aktifitas sehari hari
3. Latihan duduk ke berdiri dan berdiri ke duduk
Latihan seluruh gerak berdiri duduk
PROSEDUR
Menstransfer latihan keaktifitas sehari hari
4. Latihan Keseimbangan berdiri
Analisa kemampuan berdir
Latihan keseimbangan berdiri
Menstransfer latihan keaktifitas sehari hari
5. Latihan berjalan
Analisa Berjalan
Latihan komponen yang hilang
- Melatih ekstensi hip
- Melatih kontrol duduk
- Melatih gerak horizontal- lateral pelvis
- Mengontrol fleksi knee
- Melatih ekstensi knee dan dorso fleksi ankle
- Melatih keseluruhan gerak

17
PENANGANAN FISIOTERAPI PADA STROKE

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0 2/2
EWA PANGALILA
f. Evaluasi : Kemampuan Fungsional.
g. Edukasi :
- Edukasikan kepada pasien sblm melakukan terapi
agar sll memantau vital sign sebelum dan sesudah
latihan
- Edukasikan kepada pasien agar sll menyampaikan
PROSEDUR kondisi nya kepada terapis sebelum selama dan
sesudah terapi.
- Melakukan latihan sesuai yang diarahkan oleh
terapis scr bertahap sesuai kemampuan
- Edukasi kepada pasien agar melakukan terapi dan
kontrol ke dokter secara rutin.

Minmed, rawat inap


UNIT TERKAIT

18
FISIOTERAPI PADA BELL’S PALSY
No. Dokumen: No. Revisi :
SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/2
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Stroke merupakan manifestasi deficit neurologist karena kurangnya
PENGERTIAN suplay darah ke otak sehingga terjadi kelumpuhan pada 1 sisi yang
sama
Bell’s Palsy adalah kelumpuhan saraf facialis akibat edema pada
TUJUAN bagian n. facialis diforamen stylomastoideus, dimana penyebab
pastinya belum diketahui
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi

a. Anamnesa
b. Pemeriksaan
Inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerak otot wajah, kemampuan
fungsional.
c. Diagnosa
 Adanya rasa nyeri dan tebal pada separo wajah
 Adanya spasme/ atropi pada otot otot wajah
 Adanya kelumpuhan pada otot otot wajah
d. Penatalaksanaan
 Sort Wave Diathermi ( SWD ) /Micro Wave Diathermi (MWD)
pada sisi wajah dengan glass elektrode dosis toleransi
penderita, waktu 10-15 menit
PROSEDUR
 Massage separo wajah dengan efflurage dan friction 10-15
menit, vibration dan topolement
 Stimulasi elektrik dengan arus IDC pada motor point, tiap
otot 10-20 kontraksi
e. Edukasi
 Penderita menghindari paparan angin, Ac atau kipas angina
 Penderita menggunakan kacamata selama beraktifitas di
luar ruangan
 Melakukan massage dan latihan yang telah diajarkan di
rumah
 Melakukan kompres hangat sendiri di rumah.

Anggota Fisioterapi
UNIT TERKAIT

19
FISIOTERAPI PADA FROZEN SHOULDER
No. Dokumen: No. Revisi :
SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/1
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Frozen Shoulder adalah suatu bentuk keterbatasan gerak pada
PENGERTIAN sensi bahu dimana ditemukan keluhan nyeri sebagai gejala sisa
tendisitis, bursitis
Mengurangi rasa nyeri pada penderita frozen shoulder dan
TUJUAN
meningkatkan luas gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi

Anamnese
Pemeriksaan:
Inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerak aktif maupun pasif,
kemampuan fungsional, pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi ( LGS ),
derajat nyeri, Manual Muscle Testing ( MMT ).
c. Diagnosa :
- Adanya rasa nyeri pada bahu
- Adanya keterbatasan gerak pada bahu
- Adanya penurunan kemampuan aktifitas fungsioanal
d. Penatalaksanaan
- Sort Wave Diathermi ( SWD ) dengan glass electrode
dengan metode contra planar, intensitas toleransi, waktu 10-
PROSEDUR 15 menit
- USD dengan dosis toleransi waktu 6-10 menit
- Latihan dengan shoulder wheel, finger ladder, over head
pulley , pendulan
- Terapi manipulasi
e. Edukasi :
- Pasien tetap menggerakkan bahu secara aktif ke segala
arah sebatas toleransi pasien.
- Modifikasi aktifitas dan pekerjaan pasien.
f. Evaluasi
- Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi ( LGS ),
- Manual Muscle Testing ( MMT ), Derajat nyeri
Anggota Fisioterapi
UNIT TERKAIT

20
FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN ( LBP)
No. Dokumen: No. Revisi :
SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/1
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Low Back Pain (LBP) adalah nyeri atau rasa tidak enak di daerah
PENGERTIAN
lumbal, sacrum sampai kaki
Mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, menambah kekuatan
TUJUAN
otot dan mencegah deformitas/kekakuan
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi

a. Anamnesa
b. Pemeriksaan : Lingkup Gerak Sendi ( LGS ), Manual Muscle
Testing ( MMT ), Derajat nyeri
c. Diagnosa :
- Adanya spasme paralumbal
- Adanya nyeri paralumbal
- Adanya keterbatasan gerak lumbosakral
d. Pelaksanaan
1. SWD /MWD dosis toleransi penderita, waktu 15 menit
2. USD dosis tolerasi, waktu 10 menit
3. Traksi kalau ada penyempitan dosis 1/3 berat badan, waktu
PROSEDUR 15 menit
4. latihan dengan metode
 Williams flexion exercise
 mc.kenzy exercise
a. Evaluasi : derajat nyeri,MMT,LGS,X ray
b. Edukasi :
1. Mengangkat dan membawa beban dengan metode
Proper Back Positioning
2. Melakukan latihan yang telah dilakukan di rumah
3. Memodifikasi aktifitas dalam melakukan pekerjaan dan
kegiatan di rumah.
4. Memakai lumbal korset bila diperlukan.
Anggota Fisioterapi
UNIT TERKAIT

21
FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)
No. Dokumen: No. Revisi :
SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/1
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
CTS adalah gangguan neurologis ditandai dengan nyeri dan
PENGERTIAN kesemutan atau kelemahan pada satu atau kedua pergelangan
tangan
TUJUAN Untuk mengurangi gangguan nyeri dan rileksasi otot
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi

1. Amannese
2. Pemeriksaan : Nyeri, Lingkup Gerak Sendi ( LGS ), Manual
Muscle Testing ( MMT ),tes Phalen,tes Tinel
3. Diagnosa :
 Adanya kesemutan dan rasa tebal pada jari 1,2,3 dan
setengah jari 4 terutama saat beraktifitas
 Kesulitan saat menggenggam benda
 Nyeri memberat pada malam hari
 Adanya atrophi pada otot thenar dan hypothenar
4. Pelaksanaan :
o Pemanasan : bisa dipilih Micro Wave Diathermi ( SWD )
/Sort Wave Diathermi ( SWD ) , dosis toleransi penderita,
PROSEDUR waktu 10 – 15 menit.
o US pada daerah wrist, dosis toleransi penderita, waktu 6
menit.
o Stretching dengan memfleksikan dan megekstensikan wrist
dengan ringan.

5. Evaluasi : derajat nyeri, LGS,MMT


6. Edukasi :
o Penggunaan wrist splint bila perlu
o Modifikasi dalam melakukan pekerjaan dan kegiatan di
rumah
o Melakukan latihan stretching yang telah diajarkan di rumah.

Anggota Fisioterapi
UNIT TERKAIT

22
FISIOTERAPI PADA ANKLE SPRAIN

No. Dokumen: No. Revisi :


SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/3
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada proses fisioterpi yang
PENGERTIAN
diterapkan pada Ankle sprain
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN
dan efisien dengan hasil yang optimal
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN
tentang pedoman pelayanan fisioterapi
Indikasi:
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Ankle Sprain
- Intervensi fisioterapi pada Ankle Sprain

Kontra indikasi :
- Fraktur
- Dislocation
- Neoplasma
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu
PROSEDUR
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Ada riwayat trauma (kesleo) kearah inversi
- Nyeri jenis nyeri tajam pada kaki sisi lateral
- Nyeri meningkat pada saat gerak eversi
2. Inspeksi:
- Tampak oedeme dan/atau haemetome pada lateral kaki.
3. Tes cepat
- Gerak plantar maupun dorsal fleksi nyeri. Gerak inversi nyeri
hebat.
4.Tes gerak aktif
- Gerak inversi nyeri dan gerak eversi tidak terasa nyeri
- Gerak dorso dan plantar flexi

23
FISIOTERAPI PADA ANKLE SPRAIN

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0 2/3
EWA PANGALILA
5.Tes gerak pasif
- Gerak pasif inversi nyeri, ROM terbatas denga sringy end
feel
- Gerak lain negatif
6. Tes gerak isometric
- Gerak isometrik eversi nyeri bila tendon M. Peroneus longus
dan brevis cidera
7. Tes khusus
- Palpasi pada lig. Calcaneofibulare dan talofibulare terasa
nyeri, kemungkinan lig.lain seperti lig.calcaneocuboideum.
- Pada cidera tendon palpasi diatas tendon mm.peroneus
longus dan atau peroneus brevis terasa nyeri
- Joint play movement.pada sendi calcaneofibulare dan
talofibulare nyeri dengan springy end feel.

1. Pemeriksaan lain

Diagnosis
- Nyeri lateral kaki disebabkan oleh sprain ankle.

Rencana tindakan:
PROSEDUR - - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- Pada fase acute diterapkan RICE
- Bandaging dengan elestic bandage dan /atau tapping
diberikan hingga satu minggu atau lebih
- US: diberikan pada fase kronik
o Pada ligamenta atau tendon yang terjadi cidera
o Dosis 1.5 – 2 watt/cm2 waktu 2-3 menit
- Transverse friction
- Active stabilization and balance exercise.
- Walking exc

Evaluasi
- Nyeri sekitar ankle

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

24
FISIOTERAPI PADA ANKLE SPRAIN

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0 3/3
EWA PANGALILA

KETERANGAN
TAMBAHAN

25
FISIOTERAPI PADA
COLLUM FEMORIS FRACTURE
No. Dokumen: No. Revisi :
SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/3
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Fraktur collum
PENGERTIAN
femoris
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN
dan efisien dengan hasil yang optimal
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN
tentang pedoman pelayanan fisioterapi
Indikasi:
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Fraktur collum
femoris
- Intervensi fisioterapi pada Fraktur collum femoris

Kontra indikasi :
- Osteomyelitis
- Neoplasma.
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendh dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
PROSEDUR Anamnesis:
- adanya nyeri pada daerah fraktur
- adanya kliking
- inflamasi
- sensasi
- Kelemahan otot
Inspeksi:
Leg discrepancy
Tes cepat
- Sulit dilakuka pada keadaan acute,
- enurut area terjadinya fraktur
Tes gerak aktif
- Gerak fisiologis sendialur gerak normal
- keseimbangan, koordinasi, beban sirkulasi.
Tes gerak pasif
- Gerak terbatas kesemua arah gerakan

26
FISIOTERAPI PADA
COLLUM FEMORIS FRACTURE

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/06/XII/2019
RUMKITALMAR 0 2/3
EWA PANGALILA
Tes gerak isometric
- Tidak ada gejala khas
Tes khusus:
- Palpasi untuk menentukan lokasi
- Joint play movement untuk capsuloligamentair
- Contract relax stretching untuk patologi tendomuscular dan
panjang otot
- Joint stabilization test untuk hypermobility/instability
- Provocation test segmental untuk mendeteksi segment patologis
- Gapping test untuk joint play movement test facets, sacroiliac
joint
- Low back manouvre I dan II.
- Skin consistency untuk mendeteksi patologi integument
- Tes khusus regional untuk kasus tertentu.
- Neurologic test untuk pemeriksaan gangguan neurologis
Pengukuran:
- ROM untuk memeriksa lingkup gerak sendi
- Manual muscle testing untuk mengukur kekuatan otot umum
- Pengukuran performans otot dengan HHD,
spygmomanometer ,biofeedback pressure.
Pemeriksaan lain
PROSEDUR
- X ray, MRI
Diagnosis:
- adanya gangguan gerak pada hip dan nyeri
Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- RICE
- Infra Red Dengan ORIF,jarak Steady stage
- SWD tanpa ORIF,contineus selama10 – 12 menit
- Inmobilisasi dengan Gips selama........
- Bandage
- Mobilisasi
- Ambulasi dan transfer
Evaluasi
Nyeri, ROM dan fungsi tangan.

27
FISIOTERAPI PADA
COLLUM FEMORIS FRACTURE

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


SPO/06/XII/2019 0 3/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA

KETERANGAN
TAMBAHAN

28
FISIOTERAPI PADA
LUMBAR SPONDYLOARTHROSIS
No. Dokumen: No. Revisi :
SPO/06/XII/2019 0 Halaman :
RUMKITALMAR 1/3
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
06 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Spondyloarthrosis
Lumbalis
TUJUAN Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
dan efisien dengan hasil yang optimal
KEBIJAKAN Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus
Spondyloarthrosis lumbalis
- Intervensi fisioterapi pada Spondyloarthrosis lumbalis
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Ankylosing spondylitis
- TBC tulang
- Acute disc dysfunction/Acut radicular pain.
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
Anamnesis
- Morning sickness dan Start pain
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada lumbale kadang hingga
kelakang paha
- Nyeri lelumbale disertai kaku
- Nyeri/paresthesia meningkat pada gerak ekstensi lumbale
Inspeksi:
- Lumbale lordosis atau flat back
Tes cepat
- Gerak fleksi terasa tegang tetapi nyeri berkurang, gerak
ekstensi nyeri lumbale

29
FISIOTERAPI PADA
LUMBAR SPONDYLOARTHROSIS

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


SPO/ 06 /XII/2019 0 2/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
Tes gerak aktif
- Nyeri dan kaku pada gerak aktif lumbale terutama ekstensi.
Tes gerak pasif
- Nyeri dan ROM terbatas dengan firm end feel, sering terasa
crepitasi
- Keterbatasan gerak dalam capsular pattern.
Tes gerak isometric
- Gerak isometric negative atau kadang nyeri
Tes khusus
- Compression test posisi fleksi nyeri
- Gapping test terbatas firm end feel.
- Tes dengan PACVP nyeri segmental.
Pemriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai osteofit tepi corpus dan/atau facets
- MRI dijumpai osteofit.
Diagnosis
- Nyeri pseudo radikuler lumbale ke hamstrings karenal spondylo
arthrosis lumbalis
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
PROSEDUR intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- US atau SWD atau MWD atau cervical
o US continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah
o SWD/MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah,
waktu 10-12 menit.
- Lumbar traction posisi fleksi beban 40-60% BB 15-20 menit
- Lumbar corset untuk actualitas tinggi
- Williams flexion exercise
- Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi lumbaletegak
- Proper neck mechanic pada posisi flat back

Evaluasi
Nyeri, dan ROM .

30
FISIOTERAPI PADA
ARTHROSIS CARPALIA
No. Dokumen: No. Revisi :
SPO/ 06 /XII/2019 0 Halaman :
1/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
06 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Arthrosis Carpalia
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN dan efisien dengan hasil yang optimal
Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus elbow myositis
Oscificans
- Intervensi fisioterapi pada elbow myositis Oscificans
KEBIJAKAN
Kontra indikasi :
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Fraktur baru
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari dan pada aktualitas
rendah 3-2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada pergelangan tangan dan
tangan
PROSEDUR - Morning sickness dan start pain
- Gerak terbatas dan crepitasi
2. Inspeksi:
- Posisi tangan MLPP
- Gerak hand dexterity kaku.
3. Tes cepat
- Nyeri dan terbatas pada gerak palmar-dorsal flexion
pergelangan tangan
4. Tes gerak aktif
- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak palmar-
dorsal flexion pergelangan tangan

31
FISIOTERAPI PADA
ARTHROSIS CARPALIA

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 2/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
5. Tes gerak pasif
- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak palmar-
dorsal flexion pergelangan tangan dimana dorsal flexion
lebih terbatas dari palmar flexion dengan end feel firm.
6. Tes gerak isometric
- Tidak ditemukan gangguan khas
7. Tes khusus
- Palpasi tangan sering teraba oedeme
- JPM test palmar dan dorsal flexion timbul nyeri, terbatas
denngan firm end feel
8. Pemeriksaan lain
- X ray : penyempitan sela sendi, penebalan tulang
subchondrale; osteophyte.

Diagnosis
- Capsular pattern wrist joint secondary to arthrosis carpalia

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
PROSEDUR - Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- US:
o US under awter continous dosis 0,5-1 watt/cm untuk
aktualitas tinggi dan 1.5-2 watt/cm untuk aktualitas
rendah, waktu 5-7 menit.
- Joint mobilization
o Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPP
o Translasi pada pembatasan pronasi dan supinasi
- Free active mobilization exercise
o Pronasi-supinasi
- Kemungkinan splinting

Evaluasi
- Nyeri, ROM dan fungsi tangan.

Dokumentasi:
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.
UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil

32
FISIOTERAPI PADA
ARTHROSIS CARPALIA

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 3/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA

KETERANGAN
TAMBAHAN

33
FISIOTERAPI PADA
ARTHROSIS DISTAL RADIOULNAR JOINT

No. Revisi :
No. Dokumen: 0 Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
RUMKITALMAR 1/3
EWA PANGALILA
Tanggal terbit Ditetapkan,
05 Desember 2019 Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya

(SPO)

dr. Benny Kristyantoro, Sp. U


Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Arthrosis Distal
PENGERTIAN
Radioulnar Joint
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN
dan efisien dengan hasil yang optimal
Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Arthrosis Distal
Radioulnar
- Intervensi fisioterapi pada Arthrosis Distal Radioulnar
KEBIJAKAN Kontra indikasi :
- Fraktur
- Dislocation
- Neoplasma
- Osteoporosis
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu
Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada pergelangan tangan kadang
tangan
PROSEDUR
- Morning sickness dan start pain
- Gerak pronasi dan supinasi terbatas dan crepitasi
2. Inspeksi:
- Posisi sendi radioulnaris MLPP
- ADL: tampak kaku
3. Tes cepat
Nyeri dan terbatas pada gerak pronasi dan supinasi terbatas
dan crepitasi
4. Tes gerak aktif
Nyeri dan terbatas pada gerak pronasi dan supinasi terbatas
dan crepitasi

34
FISIOTERAPI PADA
ARTHROSIS DISTAL RADIOULNAR JOINT

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
RUMKITALMAR 0 2/3
EWA PANGALILA
5. Tes gerak pasif
Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak gerak
pronasi dan supinasi lenngan bawah dimana pronasi dan
supinasi sama terbatas dengan end feel firm
6. Tes gerak isometric
Tidak ditemukan gangguan khas
7. Tes khusus
JPM test translasi pronasi dan supinasi timbul nyeri, terbatas
denngan firm end feel
8. Pemeriksaan lain
X ray: penyempitan sela sendi; penebalan tulang
subchondrale; osteophyte.

Diagnosis:
Capsular pattern radioulanar joint secondary to arthrosis carpalia

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
PROSEDUR - Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- US:
o US under water sontinous dosis 0,5-1 watt/cm untuk
aktualitas tinggi dan 1.5-2 watt/cm untuk aktualitas rendah,
waktu 5-7 menit.
- Joint mobilization
o Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPP
o Translasi pada pembatasan pronasi dan supinasi
- Free active mobilization exercise
o Pronas-supinasi
- Kemungkinan splinting

Evaluasi
Nyeri, ROM dan fungsi tangan
Dokumentasi
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil

FISIOTERAPI PADA
ARTHROSIS DISTAL RADIOULNAR JOINT
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :

35
SPO/ 06 /XII/2019
0 3/3

KETERANGAN
TAMBAHAN

36
FISIOTERAPI PADA
CERVICAL HEAD ACHE
No. Revisi :
No. Dokumen: 0 Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
RUMKITALMAR 1/4
EWA PANGALILA
Tanggal terbit Ditetapkan,
05 Desember 2019 Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya

(SPO)

dr. Benny Kristyantoro, Sp. U


Letkol Laut (K) NRP 14085/P
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Cervical Head Ache
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN dan efisien dengan hasil yang optimal
Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Cervical head
ache
- Intervensi fisioterapi pada Cervical head ache

Kontra indikasi :
KEBIJAKAN - Fraktur
- Lysthesis
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Whiplash injury
- Ankylosing spondylitis
- TBC tulang
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
Anamnesis
- Nyeri kepala satu sisi dan disertai kaku cervical
- Nyeri meningkat pada posisi menetap kepala atau gerak
cervical tertentu dan berkurang bila disandarkan.
- Nyeri meningkat bila stress atau otot leher tegang.
Inspeksi:
- Posisi leher forward head position atau deviasi
Tes cepat
- Gerak fleksi-ekstensi cervical nyeri meningkat

37
- Geral eskensi 3 dimensi cervical nyeri kepala dan leher

FISIOTERAPI PADA
CERVICAL HEAD ACHE

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 2/4
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
Tes gerak aktif
- Gerak fleksi atau ekstensi cervical nyeri kepala sampai leher
- Gerak lateral fleksi dan rotasi kadang menimbulkan nyeri
kepala sampai leher

Tes gerak pasif


- Nyeri dan terbatas dengan springy end feel pada gerak
cervical. tertentu
- Gerak cervical sebaliknya terasa nyaman

Tes gerak isometric


- Nyeri tetapi setelah kontraksi isometric terasa nyaman

Tes khusus
- Palpasi dijumpai hypertone otot cervical
- Palapsi kadang dijumpai muscle taut band dan twisting
- Traction test posisi netral keluhan berkurang
- PACVP nyeri segmental
PROSEDUR
Pemeriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai flat neck kadang kifosis segment tertentu
- MRI dijumpai disc bulging hingga protrusi.

Diagnosis
Nyeri kepala dan cercical disertai paresthesia lengan disebabkan
(arthrosis cervical C1-2 atau C2-3; atau oleh cervical instability; atau
oleh myofascial syndrome)

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

38
FISIOTERAPI PADA
CERVICAL HEAD ACHE

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 3/4
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
Intervensi
- MWD cervical
o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal
untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.
- Massage otot cervical dengan strocking dan effleurage
- Transverse friction pada trigger point
- Transverse dan/atau longitudinal muscle stretching
- Cervical traction
o Intermittent poaiai lordosis beban 20-30% berat badan,
PROSEDUR
periode traksi dan istirahat pendek (misal Hold 5” rest 5”)
durasi 10-15 menit
- Contract relax stretching
- Proper neck mechanic anjuran posisi leher relax

Evaluasi
- Nyeri, sensasi, ROM cervical.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil

39
FISIOTERAPI PADA
CERVICAL HEAD ACHE

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 4/4
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA

KETERANGAN
TAMBAHAN

40
FISIOTERAPI PADA
CERVICAL INSTABILITY

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
RUMKITALMAR 0 1/4
EWA PANGALILA
Tanggal terbit Ditetapkan,
05 Desember 2019 Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya

(SPO)

dr. Benny Kristyantoro, Sp. U


Letkol Laut (K) NRP 14085/P
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Cervical Instability
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN dan efisien dengan hasil yang optimal
Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Cervical disc
dysfunction
- Intervensi fisioterapi pada Cervical disc dysfunction

Kontra indikasi :
KEBIJAKAN - Fraktur
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Ankylosing spondylitis
- TBC tulang
- Acute disc dysfunction
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada cervical hingga kepala dan/atau
lengan
- Paresthesia hingga ke kepala dan/atau tangan
- Clicking pada gerak cervical tertentu
- Nyeri/paresthesia meningkat pada gerak tertentu cervical
-
Inspeksi:
- Flat neck atau deviasi

41
FISIOTERAPI PADA
CERVICAL INSTABILITY

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 2/4
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
Tes cepat
- Gerak fleksi atau cervical terjadi clicking sering disertai nyeri
dan paresthesia pada leher hingga lengan/tangan
- Geral eskensi 3 dimensi cervical nyeri dan paresthesia pada
leher hingga lengan/tangan
-
Tes gerak aktif
- Nyeri dan kaku pada satu atau lebih gerak aktif cervical
disertau bunyi klik.
- Kadang disertai nyeri yang menyebar ke kepala dan/atau
tangan
-
Tes gerak pasif
- Nyeri dan ROM lebih besar dari normal dengan empty end
feel, sering .satu atau lebih gerak pasif cervical terbatas
dengan springy end feel
- Keterbatasan gerak non capsular pattern.

Tes gerak isometric


- Nyeri pada gerak isometric
PROSEDUR - Nyeri berkurang pasca gerak isometric

Tes khusus
- Joint play movement satu atau lebih terjadi ROM lebih besar
dari normal dengan springy end feel.
- Tes dengan PACVP nyeri segmental.

Pemriksaan lain
- ‘X’ ray dijumpai flat neck kadang kifosis segment tertentu
- MRI dijumpai lysthesis atau kadang tidak khas.

Diagnosis
- Nyeri radikuler cercical ke kepala dan/atau lengan disertai
paresthesia lengan disebabkan karena cervical instability

Rencana fisioterapi
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

42
FISIOTERAPI PADA
CERVICAL INSTABILITY

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 3/4
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
Intervensi
- MWD cervical
o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal
untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.
- Cervical collar untuk jenis rigid atau semi rigid
PROSEDUR - Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi cervical tegak
- Proper neck mechanic pada posisi cervical tegak

Evaluasi
- Nyeri, sensasi, stabilisasi aktif cervical.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil

43
FISIOTERAPI PADA
CERVICAL INSTABILITY

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 4/4
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA

KETERANGAN
TAMBAHAN

44
FISIOTERAPI PADA
CHONDROMALACIA PATELLAE
No. Dokumen: No. Revisi :
Halaman :
RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0
1/3
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada proses fisioterpi yang
PENGERTIAN diterapkan pada Chondromalacia patellae
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN dan efisien dengan hasil yang optimal
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 06 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi
Indikasi:
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Chondromalacia
patellae
- Intervensi fisioterapi pada Chondromalacia patellae
Kontra indikasi :
- Osteoporosis.
- TB Tulang akut.
- Fraktur.
- Infeksi sendi akut
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendh dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu
PROSEDUR Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis:
- Nyeri berjalan
- Deformitas kearah genu valgus
2. Inspeksi:
- tidak tampak kelainan local. Perhatikan Q angle/genu valgus
3. Tes cepat
- gerakan flexi dan ekstensi terjadi painfull arc
4. Tes gerak aktif
- flexi dan ekstensi
5. Tes gerak pasif
- flexi dan ekstensi
6. Tes gerak isometric
- Gerak isometric ekstensi lutut nyeri

45
FISIOTERAPI PADA
CHONDROMALACIA PATELLAE

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0 2/3
EWA PANGALILA
7. Tes khusus
- Palpasi : nyeri tekan pada condylus lateral dan medial
- Joint play movement MLPP kompresi diatas patella posisi
lutut ekstensi dan semi fleksi.
- Pengukuran Q angle dan genu valgus.
- Tes kekuatan m. Vastus medialis.
8. Pemeriksaan lain
- ’X’ ray intuk melihat OA sendi patellofemoralis
Diagnosis:
Nyeri pada patella disebabkan oleh chondromalacia

Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
PROSEDUR Intervensi
- US pada tepi patella dengan cara mendorong patella ke
lateral dan medial
o US continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas
rendah
- MWD/SWD
o SWD intermiten selama 10 – 12 menit
- Transverse friction dengan cara mendorong patella ke lateral
dan medial
- Strengthening exercise m. Vastus medialis pada posisi lutut
gerak akhir ekstensi
Medial arc support (corect shoes)
Evaluasi
- Nyeri, JPM dan ROM .
.
.

46
FISIOTERAPI PADA
CHONDROMALACIA PATELLAE

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0 3/3
EWA PANGALILA

KETERANGAN
TAMBAHAN

47
FISIOTERAPI PADA
DORSAL WRIST COMPRESSION SYNDROME

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 1/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
Tanggal terbit Ditetapkan,
05 Desember 2019 Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya

(SPO)

dr. Benny Kristyantoro, Sp. U


Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Dorsal Wrist
PENGERTIAN Compression Syndrome
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN
dan efisien dengan hasil yang optimal
Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Dorsal Wrist
Compression Syndrome
- Intervensi fisioterapi pada Dorsal Wrist Compression
Syndrome

Kontra indikasi :
- Fraktur
- Dislokasi
- Osteoporosis

KEBIJAKAN

48
FISIOTERAPI PADA
DORSAL WRIST COMPRESSION SYNDROME

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 2/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3-
2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Trauma pada pergelangan tangan saat menumpu BB
- Nyeri pada gerakan dorsal fleksi pergelangan tangan
- Unstable
2. Inspeksi:
- Kadang tapak oedeme pungung tangan
3. Tes cepat
- Nyeri dan terbatas pada gerak dorsal flexion pergelangan
tangan
4. Tes gerak aktif
- Nyeri dan terbatas pada gerak dorsal flexion pergelangan
tangan
PROSEDUR - Gerak palmar fleksi, lunar-radial dalam batas normal
5. Tes gerak pasif
- Nyeri dan terbatas dengan hard end feel pada gerak dorsal
flexion pergelangan tangan
- Gerak palmar fleksi, lunar-radial dalam batas normal
6. Tes gerak isometric
- Tidak ditemukan gangguan khas
7. Tes khusus
- JPM test palmar dan dorsal flexion timbul nyeri, terbatas
denngan firm end feel
8. Pemeriksaan lain
- X ray: penyempitan sela sendi

Diagnosis
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

49
FISIOTERAPI PADA
DORSAL WRIST COMPRESSION SYNDROME

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/06 /XII/2019
0 2/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
Intervensi
- RICE
- US:
o Continous dosis 0,5-1 watt/cm untuk aktualitas tinggi dan 1.5-
2 watt/cm2 untuk aktualitas rendah, waktu 5-7 menit.
- Joint mobilization
o Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPP
o Translasi pada pembatasan pronasi dan supinasi
PROSEDUR
- Stenthening exercise dan latihan fungsi tangan
- Kemungkinan splinting

Evaluasi
- Nyeri,ROM

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil

50
FISIOTERAPI PADA
ELBOW MYOSITIS OSCIFICANS
No. Dokumen:
SPO/ 06 /XII/2019 No. Revisi : Halaman :
0 1/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Elbow Myositis
PENGERTIAN Oscificans
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN
dan efisien dengan hasil yang optimal
Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus elbow myositis
Oscificans
- Intervensi fisioterapi pada elbow myositis Oscificans
KEBIJAKAN
Kontra indikasi :
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Fraktur baru
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas
rendah 3 - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Ada riwayat trauma
PROSEDUR - Nyeri pada daerah siku dan sepanjang m. brachialis
- Nyeri meningkat pada seluruh gerak siku
2. Inspeksi:
- Posisi siku kaku pada semi fleksi
3. Tes cepat
- Fleksi dan ekstensi pada elbow
- Gerak terbatas dengan hard end feel
4. Tes gerak pasif
- Gerak fleksi dan ekstensi terbatas hard end feel,
5. Tes gerak isometric
- Positif nyeri

51
FISIOTERAPI PADA
ELBOW MYOSITIS OSCIFICANS

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 2/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
6. Tes khusus
- Joint play movement: traksi pada akhir ROM nyeri,
terbatas hard end feel
- Palpasi: Spasme otot-otot brachialis.
7. Pemeriksaan lain
- Tidak diperlukan

Diagnosis
- Nyeri gerak dan spasme pada siku dan m. Brachialis akibat
traumatic

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
PROSEDUR intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- IR:
o Posisi keterbatasan elbow
o Dosis : jarak 45-60 cm, waktu 10-15 menit
- Aktif exercise elbow
- Stretching pada elbow

Evaluasi
- ROM
- nyeri
- spasme

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil

52
FISIOTERAPI PADA
ELBOW MYOSITIS OSCIFICANS

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


SPO/ 06 /XII/2019 0 3/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA

KETERANGAN

53
FISIOTERAPI PADA
FLAT FOOT
No. Dokumen: No. Revisi :
Halaman :
RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0
1/3
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada proses fisioterpi yang
PENGERTIAN diterapkan pada Flat foot
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN dan efisien dengan hasil yang optimal
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 05 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi
Indikasi:
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Flat foot
- Intervensi fisioterapi pada Flat foot

Kontra indikasi :
- Fraktur
- Poliomielitis
Dosis :
- Penggunaan medial arc support dalam waktu 3bulan atau
lebih
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
PROSEDUR 1. Anamnesis:
- Tidak ada arcus plantar
- Inbalance

2. Inspeksi:
- Telapak kaki datar, tulang navicularis menonjol ke medial.

3. Tes cepat
- Gait análisis tampak kaki menyudut kelateral
- Plantar fleksi lebih lemah

4. Tes gerak aktif


- Dalam batas normal

54
FISIOTERAPI PADA
FLAT FOOT

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0 2/3
EWA PANGALILA
5. Tes gerak pasif
- Gerak pronasi kaki ROM lebih besar dari normal, gerak
pronasi terbatas elastic end feel
- Gerak lain normal

6.Tes gerak isometric


- Fleksi jari-jari kaki kekuatan kurang dibanding dengan otot
lain.

2. Tes khusus
- Palpasi: arcus longitudinal plantaris rata
- Pengukuran adakah genu valgus

8. Pemeriksaan lain
-.Podografi: dijumpai flet foot.

Diagnosis:
gangguan kesimbangan dan berjalan akibat flat foot

Rencana tindakan:
PROSEDUR
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- Strengthening exercice pada fleksor jari kaki
- Ballance exc
- Walking exc dengan menggunakan ujung kaki
- Penggunaan medial arc support

Evaluasi
- Nyeri sekitar ankle dan lutut

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.
.
.

55
FISIOTERAPI PADA
FLAT FOOT

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0 3/3
EWA PANGALILA

KETERANGAN
TAMBAHAN

56
FISIOTERAPI PADA
FRAKTUR REGIO ANKLE
No. Dokumen:
SPO/ 06 /XII/2019 No. Revisi : Halaman :
0 1/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada fraktur regio ankle
TUJUAN Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
dan efisien dengan hasil yang optimal
KEBIJAKAN Indikasi :
- Assesment fisioterapi dan temuannya pada kasus fraktur
regio ankle
- Intervensi fisioterapi pada fraktur regio ankle

Kontraindikasi :
- Neoplasma
Osteoporosis
PROSEDUR Dosis :

- Intervensi fisioterapi dilakukan setiap hari


- Tiap gerakan dilakukan 8 x 3 kali pengulangan (sesuai
toleransi pasien) dengan interval 1 menit
- Waktu intervensi 20 - 30 menit (sesuai toleransi pasien)

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis
- Nyeri pada area ankle joint
- Nyeri maningkat pada saat menggerakkan ankle

2. Inspeksi:
Bengkak, terpasang drainage, luka terbuka

3. Tes gerak pasif


- Gerak dorsal fleksi - plantar fleksi (mampu/tidak,
bagaimana derajad nyeri)
- Gerak Eversi - Inversi (mampu/tidak, bagaimana
derajad nyeri)

57
FISIOTERAPI PADA
FRAKTUR REGIO ANKLE

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 2/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
4. Tes Gerak Aktif
- Gerak dorsal fleksi - plantar fleksi (mampu/tidak,
bagaimana derajad nyeri)
- Gerak Eversi - Inversi (mampu/tidak, bagaimana
derajad nyeri)

5. Tes gerak isometric


- Gerak dorsal fleksi - plantar fleksi (mampu/tidak
mampu melawan tahanan, bagaimana derajad nyeri)
- Gerak Eversi - Inversi (mampu/tidak, bagaimana
derajad nyeri)

6. Tes khusus
- Vital sign, VAS, MMT, LGS, Antropometri, dan ADL

7. Pemriksaan lain
‘X’ ray regio ankle and foot
Hasil Laboratorium : HB, LED, Leukosit, hitung jenis.
PROSEDUR Diagnosis
Nyeri area wrist/Keterbatasan gerak sendi wrist/Penurunan
kekuatan otot-otot area wrist/Atropi otot wrist/Odema area
wrist/Penurunan kemampuan ADL akibat pasca fraktur
regio ankle and foot.

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan,
rencana intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- Fase inflamasi: General exercise (Breathing exercise,
aktif exercise, free aktif exercise), Bridging Exercise
tungkai sehat.
- Fase proliferasi (hari I – III): elevasi, isometric exercise,
aktif exercise, sitting, standing dan walking exc,

58
FISIOTERAPI PADA
FRAKTUR REGIO ANKLE

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


SPO/ 06 /XII/2019 0 3/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
- Fase produksi (>3 hari): modalitas IR, pasif gentle,
resisted exercise, Contract relax stretch
- Fase remodeling (>3 minggu): mobilisasi sendi intensif.
- Fase unifikasi (>3 bulan): Strengthening dan functional
training.

PROSEDUR Evaluasi
Vital sign, VAS, MMT, LGS, Antopometri, dan ADL

Dokumentasi
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil

59
FISIOTERAPI PADA
FRAKTUR REGIO KNEE
No. Dokumen: No. Revisi :
SPO/ 06 /XII/2019 0 Halaman :
1/2
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada fraktur regio knee
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN dan efisien dengan hasil yang optimal
Indikasi :
- Assesment fisioterapi dan temuannya pada kasus fraktur
regio knee
- Intervensi fisioterapi pada fraktur regio knee
KEBIJAKAN
Kontraindikasi :
- Neoplasma
Osteoporosis
Dosis :

- Intervensi fisioterapi dilakukan setiap hari


- Tiap gerakan dilakukan 8 x 3 kali pengulangan (sesuai
toleransi pasien) dengan interval 1 menit
- Waktu intervensi 20 - 30 menit (sesuai toleransi pasien)

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi

1. Anamnesis
- Nyeri pada area knee joint
PROSEDUR - Nyeri maningkat pada saat menggerakkan knee

2. Inspeksi:
Bengkak, terpasang drainage, luka terbuka

3. Tes gerak pasif


- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak, bagaimana derajad
nyeri)

4. Tes Gerak Aktif


- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak, bagaimana derajad
nyeri)

60
FISIOTERAPI PADA
FRAKTUR REGIO KNEE

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 2/2
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
5. Tes gerak isometric
- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak mampu melawan
tahanan, bagaimana derajad nyeri)

6. Tes khusus
- VAS, MMT, LGS, Antropometri, dan ADL

7. Pemriksaan lain
‘X’ ray regio knee
Hasil Laboratorium : HB, LED, Leukosit

Diagnosis
- Nyeri area wrist/Keterbatasan gerak sendi wrist/Penurunan
kekuatan otot-otot area wrist/Atropi otot wrist/Odema area
wrist/Penurunan kemampuan ADL akibat pasca fraktur regio
knee

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
PROSEDUR - Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindakan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- Fase inflamasi: General exercise (Breathing exercise, aktif
exercise, free aktif exercise), Bridging Exercise tungkai
sehat.
- Fase proliferasi (hari I – III): elevasi, isometric exercise, aktif
exercise, sitting, standing dan walking exc,
- Fase produksi (>3 hari): modalitas IR, pasif gentle, resisted
exercise, Contract relax stretch
- Fase remodeling (>3 minggu): mobilisasi sendi intensif.
- Fase unifikasi (>3 bulan): Strengthening dan functional
training.

Evaluasi
VAS, MMT, LGS, Antopometri, dan ADL

Dokumentasi
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS
UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil

61
FISIOTERAPI PADA
FRAKTUR REGIO MANUS
No. Dokumen:
SPO/ 06 /XII/2019 No. Revisi : Halaman :
0 1/2
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada fraktur regio manus
TUJUAN Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
dan efisien dengan hasil yang optimal
KEBIJAKAN Indikasi :
Assesment fisioterapi dan temuannya pada kasus fraktur regio
manus (carpal, metacarpal, phalang)
Intervensi fisioterapi pada fraktur regio manus

Kontraindikasi :
Neoplasma
Osteoporosis

PROSEDUR Dosis :

Intervensi fisioterapi dilakukan setiap hari


Tiap gerakan dilakukan 8 x 3 kali pengulangan (sesuai toleransi
pasien) dengan interval 1 menit
Waktu intervensi 20 - 30 menit (sesuai toleransi pasien)

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi

Anamnesis
Nyeri pada area manus
Nyeri maningkat pada saat menggerakkan manus

2. Inspeksi:
Bengkak, terpasang drainage, luka terbuka

3. Tes gerak pasif


Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak, bagaimana derajad nyeri)

4. Tes Gerak Aktif


- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak, bagaimana derajad nyeri)

62
FISIOTERAPI PADA
FRAKTUR REGIO MANUS

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 2/2
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
5. Tes gerak isometric
- Gerak fleksi-ekstensi (mampu / tidak mampu melawan tahanan,
bagaimana derajad nyeri)

6. Tes khusus
VAS, MMT, LGS, Antropometri, dan ADL

PROSEDUR 7. Pemriksaan lain


‘X’ ray regio manus
Hasil Laboratorium : HB, LED, Leukosit

Diagnosis
- Nyeri area wrist/Keterbatasan gerak sendi wrist/Penurunan
kekuatan otot-otot area wrist/Atropi otot wrist/Odema area
wrist/Penurunan kemampuan ADL akibat pasca fraktur regio manus
UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil

63
FISIOTERAPI PADA
THORACIC (COMPRESSION) OUTLET SYNDROME : HYPER
ABDUCTION SYNDROME
No. Dokumen: No. Revisi :
Halaman :
RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0
1/3
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada thoracic
PENGERTIAN (compression) outlet syndrome
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN dan efisien dengan hasil yang optimal
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 05 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi
Indikasi :
- Asesmen Fisioterapi dan temuannya pada kasus thoracic
(compression) outlet syndrome
- Intervensi Fisioterapi pada thoracic (compression) outlet
syndrome

Kontraindikasi :
- Fraktur
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Ankylosing spondylitis
- TBC tulang
Acute disc dysfunction/Acut radicular pain.
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
PROSEDUR - Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali – 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
3. Anamnesis
- Nyeri dan atau semutan ke lengan.
- Terutama bila tidur miring kesisi sakit atau tertindih.
- Saat gerakan mengangkat lengan penuh kesemutan bila
di turunkan hilang.
4. Tes cepat:
Abdukasi elevasi shoulder penuh timbul semutan/nyeri
langan.
.

64
FISIOTERAPI PADA
THORACIC (COMPRESSION) OUTLET SYNDROME : HYPER
ABDUCTION SYNDROME
No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019
0 2/3
EWA PANGALILA
5. Tes gerak aktif:
- Abduksi penuh timbul nyeri/paresthesia
- Gerak lain negatif
6. Tes gerak pasif:
- Abduksi penuh timbul nyeri/paresthesia dengan springy
end feel.
- Gerak lain negatif Tes gerak isometrik.
7. Tes khusus:
Hiperabduction test.
8. Pemeriksaan lain
EMG ditemukan entrapmen setinggi pectoralis minor

Diagnosis
Nyeri dan semutan leher-pundak hinga lengan disebabkan oleh
entrapmen pleksus bracialis akibat pectoralis minor contractur

PROSEDUR Rencana tindakan


- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi :
- MWD pada m pecroralis minor.
o MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-
12 menit.
- Contract relax stretching m. pectoralis minor
- Home program : stretching.

Evaluasi:
Nyeri dan ROM
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

65
FISIOTERAPI PADA
THORACIC (COMPRESSION) OUTLET SYNDROME : HYPER
ABDUCTION SYNDROME
No. Dokumen:
SPO/06/XII/2019 No. Revisi : Halaman :
RUMKITALMAR 0 3/3
EWA PANGALILA

KETERANGAN
TAMBAHAN

66
FISIOTERAPI PADA
KNEE INSTABILITASI
No. Dokumen: No. Revisi :
Halaman :
RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0
1/3
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada proses fisioterpi yang
PENGERTIAN diterapkan pada Ketidakstabilan lutut
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN dan efisien dengan hasil yang optimal
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 05 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi
Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus knee instability
- Intervensi fisioterapi pada knee instability
Kontra indikasi :
- Fraktur
- Dislocation
- Neoplasma
- Osteoporosis
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada aktualitas
rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah 3 kali
- 2 kali seminggu

PROSEDUR Teknik Aplikasi :


Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis:
- Nyeri pada sendi lutut pada gerakan flexi dan extensi
- Keluhan nyeri pada saat aktivitas.
2. Inspelsi:
- Kadang tampak genu valgus/varus
3. Tes cepat
- Hiper mobility pada knee joint.
4. Tes gerak aktif
- Terjadi nyeri pada saat hiper extensi knee joint atau fleksi
penuh.
- Internal rotasi dan external rotasi tidak terjadi nyeri
5.Tes gerak pasif
- Nyeri pada saat gerakan varus dan valgus, flexi – extensi
sendi lutut dengan end feel soft.

67
FISIOTERAPI PADA
KNEE INSTABILITASI

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0 2/3
EWA PANGALILA
6. Tes gerak isometric
- Adanya nyeri pada sendi lutut
7. Tes khusus
- Valgus test: untuk tes lig.collaterale mediale
- Varus test: untuk tes lig.collaterale laterale
- Anterior shearing test untuk tes lig.cruciatum anterior
- Posterior shearing test untuk tes lig.cruciatum posterior
8.Pemeriksaan lain
- Atroskopi

Diagnosis
- Nyeri sendi lutut pada gerakan akibat lesi lig.collaterale
mediale, (atau lig.collaterale laterale; atau lig.cruciatum
anterior atau lig.cruciatum posterior)

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
PROSEDUR - Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
- Intervensi MWD cervical
o Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal
untuk aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.
- Knee support dengan penguat pada fungsi ligament yang lesi.
- Latihan stabilisasi aktif. Pada posisi MLPP.
- Latihan Strengthening otot pes anserinus (atau iliotibial, atau
hamstrings, atau quadriceps)

Evaluasi
- Nyeri, stabilisasi aktif knee.

.
.
.

68
FISIOTERAPI PADA
KNEE INSTABILITASI

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0 3/3
EWA PANGALILA

KETERANGAN
TAMBAHAN

69
FISIOTERAPI PADA
LOCAL CERVICAL FACET PAIN
No. Dokumen:
SPO/ 06 /XII/2019 No. Revisi : Halaman :
RUMKITALMAR 0 1/3
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Local Cervical Facet
Pain
TUJUAN Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
dan efisien dengan hasil yang optimal
KEBIJAKAN Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Cervical facet
pain
- Intervensi fisioterapi pada Cervical disc dysfunction

Kontra indikasi :
- Fraktur
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Ankylosing spondylitis
- TBC tulang
- Acute disc dysfunction/Acut radicular pai
PROSEDUR Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada cervical hingga interscpulae
dan/atau lengan
- Nyeri leher sering disertai kaku
- Nyeri meningkat pada gerak cervical ekstensi
-
Inspeksi:
- Flat neck atau forward head position

70
FISIOTERAPI PADA
LOCAL CERVICAL FACET PAIN

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 2/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
Tes cepat
- Gerak fleksi terasa tegang tetapi nyeri berkurang, gerak
ekstensi nyeri cervical
- Geral eskensi 3 dimensi cervical nyeri kadang hingga
interscapular atau lengan
Tes gerak aktif
- Nyeri dan kaku pada gerak aktif cervical terutama ekstensi.
Tes gerak pasif
- Gerak ekstensi nyeri dan ROM terbatas dengan hard end
feel,
- Gerak lain normal atau nyeri ringan.
Tes gerak isometric
- Gerak isometric kadang nyeri
Tes khusus
- Compression test posisi fleksi nyeri menyebar
- Joint play movement lateral gapping test terbatas ringan
elastic end feel.
- Tes dengan PACVP nyeri segmental.
Pemriksaan lain
- ‘X’ ray normal atau dijumpai osteofit tepi corpus dan/atau
facets
PROSEDUR Diagnosis
- Nyeri pseudo radikuler cercical menyebar ke interscapular/lengan
disebabkan karena cervical facet iritation
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap

Intervensi
- US atau SWD atau MWD atau cervical
o US continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas rendah
o SWD/MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah,
waktu 10-12 menit.
- Contract relax stretching ekstensor cervical
- Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi cervical tegak
- Proper neck mechanic pada posisi cervical tegak
Evaluasi
- Nyeri, dan ROM .

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil

71
FISIOTERAPI PADA
LOCAL CERVICAL FACET PAIN

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
0 3/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA

KETERANGAN
TAMBAHAN

72
FISIOTERAPI PADA
MYOFASCIAL PAIN
No. Dokumen: No. Revisi :
Halaman :
RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0
1/3
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
PENGERTIAN Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada myofascial pain
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN dan efisien dengan hasil yang optimal
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 05 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi
Indikasi:
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus myofascial pain
- Intervensi fisioterapi pada myofascial pain

Kontra indikasi :
- Fraktur
- Dislocation
- Neoplasma
- Myositis osccsificans

Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendh dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu
PROSEDUR Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis:
- Nyeri jenis pegal menyebar dalam pola
segmental/vegetatif
- Nyeri meningkat regangan pada otot yang bersangkutan
- Nyeri meningkat kontraksi pada otot yang bersangkutan
2. Inspeksi:
Tidak khas
3. Tes cepat
Tergantung regio yang terkena
4.Tes gerak aktif
Tergantung regio yang terkena
5.Tes gerak pasif
Tergantung regio yang terkena

73
FISIOTERAPI PADA
MYOFASCIAL PAIN
No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019
0 2/3
EWA PANGALILA
6.Tes gerak isometric
Tergantung regio yang terkena
7.Tes khusus
- Palpasi: trigger point, pada taut band dan twisting, nyeri
menyebar.
- Stretch test.
8.Pemeriksaan lain
-.-
Diagnosis:
Nyeri muscular menyebar ke …… disebabkan oleh myofascial
trigger point.

Rencana tindakan:
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
PROSEDUR - Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- US:
o Posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi
o Dosis 2 – 2.5 watt/cm2 waktu 2-3 menit
- Transverse friction Posisi rotasi internal-ekstensi-adduksi
- Stretching otot yang bersangkuta

Evaluasi
- Nyeri.

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS

74
FISIOTERAPI PADA
MYOFASCIAL PAIN

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


SPO/06/XII/2019 0 3/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA

KETERANGAN
TAMBAHAN

75
FISIOTERAPI PADA
OSTEOARTHROSIS HIP JOINT
No. Dokumen: No. Revisi :
Halaman :
RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0
1/3
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada proses fisioterpi yang
PENGERTIAN diterapkan pada Osteoarthrosis Hip joint
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN dan efisien dengan hasil yang optimal
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 05 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi
Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Osteoarthrosis
Hip joint
- Intervensi fisioterapi pada Osteoarthrosis Hip joint

Kontra indikasi :
- Fraktur
- Dislocation
- Neoplasma
- Osteoporosis.
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
PROSEDUR 3kali - 2 kali seminggu
Teknik Aplikasi :
Assesment fisioterapi
1. Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada hip joint
- Morning sickness dan start pain
- Gerak terbatas dan crepitasi
2. Tes cepat
Nyeri dan terbatas pada semua arah gerakan hip joint
3. Tes gerak aktif
Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak hip joint
4.Tes gerak pasif
- Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak hip joint
- internal rotasi, adduksi, fleksi hip joint, firm end feel.

76
FISIOTERAPI PADA
OSTEOARTHROSIS HIP JOINT

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/06/XII/2019
RUMKITALMAR 0 2/3
EWA PANGALILA
5.Tes gerak isometric
Tidak ditemukan gangguan khas
6.Tes khusus
JPM test internal rotasi, adduksi, fleksi hip joint, firm end feel.
7.Pemeriksaan lain
X ray: penyempitan sela sendi; penebalan tulang
subchondrale; osteophyte.
Diagnosis
Capsular pattern hip joint secondary to Osteoarthrosis Hip joint
Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
PROSEDUR Intervensi
- Ultra sound
o Continous dosis 1-1,5 watt/cm untuk aktualitas tinggi dan 2 -
2,5 watt/cm untuk aktualitas rendah, waktu 5-7 menit.
- Joint mobilization
o Pada awal intervensi translasi oscilasi dalam MLPP
- Translasi pada pembatasan internal rotasi, adduksi, fleksi hip
joint,.
- Active mobilization exercise Semua arah gerakan hip

Evaluasi
Nyeri, ROM dan fungsi tangan.

Dokumentasi:
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

77
FISIOTERAPI PADA
OSTEOARTHROSIS HIP JOINT

No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
RUMKITALMAR SPO/05/XII/2019
0 3/3
EWA PANGALILA

KETERANGAN
TAMBAHAN

78
FISIOTERAPI PADA
TEMPOROMANDIBULAR (TMJ) DISC DYSFUNCTION
SYNDROME
No. Dokumen:
SPO/ 06 /XII/2019 No. Revisi : Halaman :
RUMKITALMAR 0 1/3
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Temporomandibular
PENGERTIAN Disc Dysfunction Syndrome
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN
dan efisien dengan hasil yang optimal
Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus
Temporomandibular Disc Dysfunction Syndrome
- Intervensi fisioterapi pada Temporomandibular Disc Dysfunction
Syndrome
KEBIJAKAN Kontraindikasi :
- Fraktur
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Tristmus
- Acute joint pain
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendh dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
PROSEDUR 1. Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada TMJ hingga migrain
- Nyeri dan clicking saat mastikasi
- Mengunci bila depressi penuh
2. Inspeksi:
Tidak khas.
3. Tes cepat
Gerak elevasi-depresi bunyi dengan pola gerak ”C” atau ”S”

79
FISIOTERAPI PADA
TEMPOROMANDIBULAR (TMJ) DISC DYSFUNCTION
SYNDROME
No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019 0 2/3
RUMKITALMAR
EWA PANGALILA
4. Tes gerak pasif
- Gerak depresi nyeri dan bunyi ‘klik’
- Gerak lateral deviasi unilateral nyeri dan bunyi ‘klik’
5. Tes gerak isometric
Kadang nyeri
6. Tes khusus
- Palpasi teraba otot masseter/temporales/pterigoideus
nyeri
- Compression test nyeri
- Traction test kecaudal keluhan berkurang
7. Pemriksaan lain
‘X’ ray panorama untuk melihat susunan gigi, TMJ tidak
tampak kelainan

Diagnosis
Nyeri TMJ-migrain akibat TMJ disc dysfunction

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
PROSEDUR intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
- Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- MWD diatas temporomandibular
Continous subthermal untuk aktualitas tinggi dan thermal untuk
aktualitas rendah, waktu 10-12 menit.
- Caudal traction mandibulae
Traksi static dan osilasi 5-10 menit
- Roll slide mobilization TMJ.
- Anjuran Mastikasi dengan rahang sisi sehat
- Koreksi gigi

Evaluasi
Nyeri, dan penguncian

Dokumentasi
Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil

80
FISIOTERAPI PADA
TEMPOROMANDIBULAR (TMJ) DISC DYSFUNCTION
SYNDROME
No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
RUMKITALMAR 0 3/3
EWA PANGALILA

KETERANGAN
TAMBAHAN

tes pasiv TMJ

81
FISIOTERAPI PADA
THORACIC (COMPRESSION) OUTLET SYNDROME :
SCALENUS SYNDROME
No. Dokumen: No. Revisi :
Halaman :
RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0
1/3
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Thoracic
PENGERTIAN (Compression) Outlet Syndrome : Scalenus Syndrome
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN dan efisien dengan hasil yang optimal
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 05 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi
Indikasi :
- Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Thoracic
(Compression) Outlet Syndrome : Scalenus Syndrome
- Intervensi fisioterapi pada Thoracic (Compression) Outlet
Syndrome : Scalenus Syndrome

Kontra indikasi :
- Fraktur
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Ankylosing spondylitis
- TBC tulang
- Acute disc dysfunction/Acut radicular pain.
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
PROSEDUR aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :

Asesmen fisioterapi
1. Anamnesis
- Nyeri jenis ngilu/pegal pada leer-pundak depan hingga
lengan
- Nyeri meningkat pada posisi lengan kebawah disertai
depresi
- Nyeri berkurang bila lengan abduksi

82
FISIOTERAPI PADA
THORACIC (COMPRESSION) OUTLET SYNDROME :
SCALENUS SYNDROME
No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019
0 2/3
EWA PANGALILA
1. Inspeksi:
- Forward head position
- Posisi bahu-lengan depresi
2. Tes cepat
- Tidak spesifik
- Abduksi elevasi kadang nyeri
3. Tes gerak aktif
Negatif
4. Tes gerak pasif
Negatif
5. Tes gerak isometric
Negatif
6. Tes khusus
- Adson’s test positif
- Palpasi scalenus nyeri semutan hingga ke Joint play
movement lateral gapping tangan
Pemriksaan lain
‘X’ ray normal

Diagnosis
PROSEDUR Nyeri dan semutan leher-pundak hinga lengan disebabkan oleh
entrapmen pleksus bracialis akibat scalenus contractur

Rencana tindakan
- Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi dan hasil yang diharapkan
- Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan
intervensi fisioterapi
Perencananaan intervensi secara bertahap
Intervensi
- MWD pada m.scalenus
o MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-
12 menit.
- Contract relax stretching m. scalenus anterior/posterior
- Postural correction (retraksi leher)
- Home program: stretching.

Evaluasi
- Nyeri, dan ROM
Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS.

83
FISIOTERAPI PADA
THORACIC (COMPRESSION) OUTLET SYNDROME : SCALENUS
SYNDROME
No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/06/XII/2019
RUMKITALMAR 0 3/3
EWA PANGALILA

KETERANGAN
TAMBAHAN

84
FISIOTERAPI PADA
THORACIC (COMPRESSION) OUTLET SYNDROME : HYPER
ABDUCTION SYNDROME)
No. Dokumen: No. Revisi :
Halaman :
RUMKITALMAR SPO/06/XII/2019 0
1/2
EWA PANGALILA
Ditetapkan,
Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya
Tanggal terbit
(SPO)
05 Desember 2019
dr. Benny Kristyantoro, Sp. U
Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada thoracic
PENGERTIAN (compression) outlet syndrome
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN dan efisien dengan hasil yang optimal
Keputusan karumkitmar Ewa Pangalila Nomor Kep/ 05 / XII / 2019
KEBIJAKAN tentang pedoman pelayanan fisioterapi
Indikasi : Asesmen Fisioterapi dan temuannya pada kasus thoracic
(compression) outlet syndrome
Intervensi Fisioterapi pada thoracic (compression) outlet syndrome

- Kontraindikasi : Fraktur
- Neoplasma
- Osteoporosis
- Ankylosing spondylitis
- TBC tulang
- Acute disc dysfunction/Acut radicular pain
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualits tinggi tiap hari; pada aktualitas rendah
PROSEDUR
3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi :
Asesmen fisioterapi
Saat gerakan mengangkat lengan kesemutan bila di turunkan
hilang.
Tes cepat abdukasi elevasi shoulder
Tes gerak aktif abduksi, elevasi
Tes gerak pasif abduksi elevasi
Tes gerak isometrik
Tes khusus hiperabduction test.
Pemeriksaan lain

85
FISIOTERAPI PADA
THORACIC (COMPRESSION) OUTLET SYNDROME : HYPER
ABDUCTION SYNDROME
No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/06/XII/2019
RUMKITALMAR 0 2/2
EWA PANGALILA
Diagnosis
- Nyeri dan semutan leher-pundak hinga lengan disebabkan oleh
entrapmen pleksus bracialis akibat pectoralis minor contractur

Rencana tindakan
- Intervensi : MWD pada m pecroralis minor.
PROSEDUR o MWD Continous thermal untuk aktualitas rendah, waktu 10-
12 menit.
- Contract relax stretching m. pectoralis minor
- Home program : stretching.

Evaluasi nyeri dan ROM


Dokumentasi Rekam medik Rumah Sakit

KETERANGAN
TAMBAHAN

86
FISIOTERAPI PADA
TENOSYNOVITIS M. ABD. POL. LONGUS DAN EXT. POL.
BREVIS (de Quervain syndrome)
No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
RUMKITALMAR 0 1/3
EWA PANGALILA
Tanggal terbit Ditetapkan,
05 Desember 2019 Karumkitalmar Ewa Pangalila Surabaya

(SPO)

dr. Benny Kristyantoro, Sp. U


Letkol Laut (K) NRP 14085/P
Adalah proses fisioterpi yang diterapkan pada Tenosynovitis M.
PENGERTIAN Abd. Pol. Longus dan ext. Pol. Brevis
Melaksanakan asuhan Fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif
TUJUAN
dan efisien dengan hasil yang optimal
Indikasi :
- Asesmen Fisioterapi pada Tenosynovitis M. Abd. Pol.
Longus dan ext. Pol. Brevis
- Intervensi Fisioterapi pada Tenosynovitis M. Abd. Pol.
Longus dan ext. Pol. Brevis

Kontra indikasi :
- Fraktur
- Dislocation
- Neoplasma
- Lesi saraf perifer

KEBIJAKAN

87
FISIOTERAPI PADA
TENOSYNOVITIS M. ABD. POL. LONGUS DAN EXT. POL.
BREVIS (de Quervain syndrome)
No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
RUMKITALMAR 0 2/3
EWA PANGALILA
Dosis :
- Pada aktualitas tinggi dengan dosis intensitas rendah; pada
aktualitas rendah dosis intensitas tinggi
- Waktu intervensi 20-30 menit
- Pengulangan aktualitas tinggi tiap hari; pada aktualitas
rendah 3kali - 2 kali seminggu

Teknik Aplikasi
Asesment fisioterapi
1. Anamnesis
- Adanya nyeri pada sisi lateral pergelangan tangan saat
fleksiadduksi ibu jari tangan atau ulnar deviasi.
2. Inspeksi:
- Bengkak pada sisi lateral pergelangan tangan
3. Tes cepat:
- Fleksi ekstensi tangan dan jari tangan nyeri sast fleksi
4. Tes gerak aktif
- Adduksi ibu jari tangan nyeri
- Ulnar deviasi nyeri
5. Tes gerak pasif
PROSEDUR - Test streach fleksor ibu jari sakit
6. Tes gerak isometric:
- Tes gerak isometric melawan tahanan ibu jari tangan kea
rah abduksi nyeri
- Gerak ibu jari lain negatif
7. Tes khusus:
- Finkels stain test nyeri, oposisi reposisi jari
- Palpasi teraba oedeme pada sisi lateral pergelangan tangan

8. Pemeriksaan lain:
Diagnosis
Nyeri gerak pada tendon otot m abd pol longus dan ext poli brevis
akibat tenovaginitis m abd pol longus dan ext poli brevis

Rencana tindakan
- penjelasan tentang patology, diagnosis, target, tujuan, rencana
intervensi, dan hasil yang di harapkan.
- Persetujuan pasien
- Perencanaan intervensi bertahap

88
FISIOTERAPI PADA
TENOSYNOVITIS M. ABD. POL. LONGUS DAN EXT. POL.
BREVIS (de Quervain syndrome)
No. Dokumen:
No. Revisi : Halaman :
SPO/ 06 /XII/2019
RUMKITALMAR 0 2/3
EWA PANGALILA
Intervensi
- US under water continous 2 watt/cm2 5-7 menit untuk aktualitas
rendah.
- Parafin bath 5 menit
- Massage ke arah proksimal.
- Splinting atau elastic bandaging: piosisi ibu jari tangan abduksi
dan pergelangan tangan radial devia
PROSEDUR Evaluasi
- ROM, nyeri

Dokumentasi
- Rekam Fisioterapi dan Rekam Medik RS
.

UNIT TERKAIT Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil

89

Anda mungkin juga menyukai