Anda di halaman 1dari 47

133

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-01

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 2
MENGUKUR TEKANAN DARAH 00
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

1. MENGUKUR TEKANAN DARAH


A. Pengertian
Menilai tekanan darah yang merupakan indikator untuk menilai sistem
kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi
B. Tujuan
Mengetahui nilai tekanan darah
C. Prosedur
1) Persiapan alat
a) Spignomanometer (tensimeter)
b) Stetoskop
c) Alat tulis (bulpoin dan buku catatan)
d) Sarung tangan
2) Persiapan pasien
Pasien diberikan penjelasan tujuan prosedur tindakan
3) Pelaksanaan
a) Mencuci tangan
b) Gunakan sarung tangan
c) Atur posisi pasien (tidur/ duduk)
d) Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi terlentang
e) Lengan baju dibuk. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3
cm diatas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar).
f) Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/ sinistra
134

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1 -02

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 1
MENGUKUR SUHU AKSILA 00
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

2. MENGUKUR SUHU AKSILA


A. Pengertian
Mengukur suhu badan pasien dengan thermometer yang dilakukan didaerah
axilla /ketiak.
B. Tujuan
1) Mengukur panas / suhu tubuh
C. Prosedur
1) Persiapan alat
a) Termometer bersih dalam tempatnya
b) Bak instrumen kecil
c) Alat tulis (bulpoin dan buku catatan)
d) Jam tangan
e) Kapas alcohol/ tissue
f) Sarung tangan
2) Persiapan pasien
Menjelaskan tujuan prosedur yang akan dilakukan
3) Prosedur pelaksanaan
a) Mencuci tangan
b) Memakai sarung tangan
c) Jaga privacy pasien, bila ada pengunjung, minta pengunjung untuk
meninggalkan kamar pasien
d) Ijinkan pasien untuk membantu dalam pelaksanaan prosedur
e) Bersihkan area pengukuran dengan tissue
f) Tempatkan termometer diketiak pasien dan biarkan selama 10 menit
g) Ambil termometer, usap dengan kapas alkohol dan baca hasilnya
kemudian masukkan dalam bak instrumen kecil
h) Atur posisi pasien dengan nyaman
i) Alat-alat dibersihkan
j) Mencuci tangan
k) Dokumentasikan di catatan keperawatan
135

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru -03

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 2
MENGUKUR NADI 00
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

3. MENGUKUR NADI
A. Pengertian
Menghitung denyut nadi dengan meraba pada:
1) Arteri radialis (pergelangan tangan)
2) Arteri brakialis (siku bagian dalam)
3) Arteri karotis (leher)
4) Arteri femoralis (pelipatan paha/ selangkangan)
5) Arteri dorsalis pedis (kaki)
6) Arteri frontalis (ubun-ubun)
B. Tujuan
Mengetahui jumlah denyut nadi dalam 1 menit
C. Prosedur
1) Persiapan Alat
a) Arloji dengan penunjuk detik
b) Buku catatan
c) Sarung tangan
2) Persiapan Pasien
a) Pasien diberi penjelasan
b) Posisi pasien berbaring/duduk
c) Pasien benar-benar istirahat (rileks)
3) Pelaksanaan
a) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
b) Pakai sarung tangan
c) Menghitung denyut nadi bersamaan dengan mengukur suhu
d) Penghitungan dilakukan dengan menempelkan jari telunjuk dan jari
tengah pada arteri selama ½ menit kemudian hasilnya dikalikan 2 (kecuali
pada pasien tertentu)
136

e) Khusus pada pasien anak dihitung selama 1 menit


f) Hasil penghitungan di catat di buku suhu
4) Hal-hal yang perlu diperhatikan
a) Volume denyut nadi, iramanya teratur/ tidak, tekanannya keras/tidak.
b) Tidak boleh mengukur denyut nadi bila baru memegang es
c) Pada pasien gawat/ khusus, penghitungan dilakukan lebih sering
d) Bila terjadi perubahan pada denyut nadi harus segera melapor pada
penanggung jawab/ dokter yang merawat.
137

STANDAR PROSEDUR No SPO:


OPERASIONAL

SPO – Ners Ruang IV


Paru Lt. 1-04

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 2
MEMBERIKAN OKSIGEN VENTURI 00
MASK
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

4. MEMBERIKAN OKSIGEN
A. Pengertian
Memasukan zat asam kedalam paru-paru dan mengeluarkan zat
karbondioksida dari dalam paru-paru
B. Tujuan
1) Membantu menambah kekurangan zat asam
2) Untuk metabolisme
3) Agar alveoli dapat melakukan fungsi inspirasi dan ekspirasi
4) Pengobatan
5) Mencegah hipoksia
C. Prosedur
1) Persiapan Alat
a) Flowmeter
b) Humidifier yang sudah diisi dengan aqua steril sampai batas yang sudah
di tetapkan (untuk kelembaban udara).
c) Selang oksigen
d) Venturi Mask
2) Persiapan Pasien
Pasien diberitahu (bila pasien sadar), jika tidak sadar informasikan kepada
keluarga tujuan pemasangan oksigen
3) Prosedur Pelaksanaan
a) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
b) Pasang slang oksigen ke flowmeter
c) Hubungkan slang oksigen dengan selang ventury
d) Atur posisi pasien semifowler
e) Ventury Mask dipasang atau di tutupkan pada mulut atau hidung, tali
masker diikatkan di belakang kepala
138

f) Flowmeter dibuka sesuai dengan instruksi dokter atau ukuran yang


diperlukan
g) Observasi respon pasien dan observasi TTV tiap 4-6 jam
h) Pemberian oksigen tergantung program pemberian, bisa terus menerus,
selang seling atau intermitten
i) Bila sudah tidak diperlukan lagi masker oksigen diangkat dan flowmeter
ditutup
j) Pasien dirapikan dan alat-alat di bereskan
k) Mendokumentasikan tindakan yang telah dikerjakan
l) Hal- hal yang perlu diperhatikan:
- Reaksi pasien sebelum dan sesudah pemberian oksigen
- Harus hati-hati jangan sampai menyakiti pasien
- Jauhkan hal-hal yang membahayakan misalnya: api karena oksigen
mudah terbakar.
139

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-05

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 1
PEMBERIAN OBAT MELALUI 00
ORAL
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

5. PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL


A. Pengertian
Makanan sesuai dengan kebutuhan yang telah dipersiapkan oleh bagian DES
(Dietary and Food service).
B. Tujuan
1) Membantu proses penyembuhan
2) Memberikan nutrisi lewat mulut
C. Prosedur
1) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan pada pasien
2) Siapkan lingkungan yang aman dan nyaman
3) Bantu pasien mengatur posisi untuk makan, kaji refleks batuk dengan cara
pasien tunduk dan batuk
4) Perawat mencuci tangan
5) Bentangkan serbet diatas dada
6) Memberi kesempatan pasien untuk berdoa
7) Tawarkan pasien apakah ia mau minun atau tidak
8) Buka penutup makanan, mulai menyuapi secara perlahan-lahan sampai selesai
9) Atur kembali posisi pasien yang rapi dan nyaman
10) Rapikan kembali alat-alat pada tempatnya semula
11) Perawat cuci tangan
D. Dokumentasi:
1) Jumlah makan dan minum yang dikonsumsi
2) Perubahan-perubahan yang terjadi selama pemberian makan
140

STANDAR PROSEDUR No SPO:


OPERASIONAL

SPO – Ners Ruang IV


Paru Lt. 1-06

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 2
PEMBERIAN OBAT MELALUI 00
INTRA CUTAN (IC)
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

6. PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRA CUTAN (IC)


A. Pengertian
Memberikan obat melalui suntikan kedalam jaringan kulit yang dilakukan
pada lengan bawah bagian dalam
B. Tujuan
1) Melaksanakan uji coba tertentu, misal skin test
2) Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dapat dilakukan dengan
cara suntikan intracutan
3) Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misal: tuberculin
test)
C. Prosedur
1) Persiapan alat
a) Bak instrumen
b) Obat disesuaikan dengan kebutuhan pasien
c) Spuit 1 cc
d) Kapas alkohol
e) Bulpoin/ spidol
f) Sarung tangan
2) Persiapan pasien
Pasien diberitahu tujuan tindakan injeksi intracutan sampai memahami dan mau
dilakukan tindakan injeksi
3) Pelaksanaan
a) Mencuci tangan
b) Memakai sarung tangan
c) Spuit 1 cc diisi dengan obat yang telah ditentukan
Tentukan lokasi injeksi, lengan bawah kiri atau kanan bagian dalam yang
tidak banyak pembuluh darah perifer kemudian lokasi injeksi di
desinfeksi dari dalam keluar dan lengan ditegangkan dengan tangan kiri
141

d) Lubang jarum menghadap ke atasa membentuk sudut antara 15-20 derajat


dengan menusukkan di dalam kulit
Obat dimasukkan di dalam kulit sampai lokasi atau tempat yang diinjeksi
mengembung
e) Setelah obat masuk sesuai dosis yang ditentukan maka jarum injeksi
dicabut, bekas tusukan tidak boleh ditekan, dimasase maupun diusap
dengan kapas alkohol
f) Lokasi yang telah diinjeksi dilingkari dengan bolpoin/ spidol. Setelah
jangka waktu yang ditentukan, lihat dan catat reaksi yang terjadi pada
daerah tusukan. Hasilnya segera laporkan kepada dokter yang merawat
g) Alat-alat dibersihkan
h) Lepas sarung tangan
i) Mencuci tangan
j) Dokumentasikan di catatan keperawatan
142

STANDAR PROSEDUR No SPO:


OPERASIONAL

SPO – Ners Ruang IV


Paru Lt. 1-07

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 2
PEMBERIAN OBAT MELALUI 00
INTRA MUSKULAR (IM)
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

7. INJEKSI INTRA MUSCULAR (IM)


A. Pengertian
Masukkan obat kedalam tubuh melalui jaringan otot (intra muscular)
B. Tujuan
Untuk pengobatan agar dapat cepat bereaksi dalam tubuh dan dapat diberikan
dalam dosis yang tepat
C. Prosedur
1) Persiapan alat
a) Bak injeksi steril dialas kasa steril
b) Spuit steril (ukuran disesuaikan)
c) Jarum steril untuk mengoplos obat
d) Obat-obat yang diperlukan
e) Water for injection
f) Kapas alkohol dalam tempat tertutup
g) bengkok
2) Persiapan Pasien:
Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan prosedur
3) Prosedur Pelaksanaan
a) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
b) Bawa alat ke dekat pasien
c) Mencocokkan identitas pasien dengan buku injeksi
d) Mengambil obat, membaca etiket dan mencocokkan dengan buku injeksi
e) Bila obat dalam bentuk serbuk, larutkan obat dengan water for injection
dengan menggunakan jarum steril (jarum disendirikan)
f) Menentukan lokasi pemberian injeksi secara tepat
g) Olesi lokasi tusukan dengan kapas alkohol dengan gerakan melingkar
h) Tekhnik penyuntikan:
143

1. Tekhnik umum:
-
Cubit kulit
-
Masukkan jarum dengan sudut 90o
-
Lepaskan kulit
-
Aspirasi
-
Masukkan obat dengan pelan-pelan
-
Angkat jarum dengan cepat
-
Gosok daerah suntikan
-
Pasang plester band aid bila perlu
2. Tekhnik Z track:
-
Sama dengan prosedur umum
-
Kalau pada tekhnik umum kulit di cubit, pada prosedur ini kulit di
tarik dan tahan, selanjutnya sama.
i) Masukkan jarum ke penutup dengan cara letakkan penutup jarum di bak
instrumen, kemudian masukkan jarum ke penutup tanpa disentuh tangan
j) Rapatkan penutup jarum
k) Dokumentasikan tindakan yang telah dikerjakan
l) Alat-alat dibereskan
m) Catat dalam buku injeksi dan dokumentasikan di catat perawat
n) Hal-hal yang harus diperhatikan:
1. 6 tepat dan 1 waspada
2. Respon pasien
144

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-08

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 2
PEMASANGAN INFUS 00
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

8. PEMASANGAN INFUS
A. Pengertian
Memasukkan cairan obat kedalam tubuh, langsung melalui pembuluh darah
vena dengan menggunakan infus set.
B. Tujuan
1) Untuk pengobatan tertentu
2) Memenuhi kekurangan cairan/elektrolit
3) Memenuhi nutrisi bagi pasien yang tidak boleh makan per oral
C. Prosedur
1) Persiapan Alat
a. Bak instrumen
b. handscoon
c. infus set
d. iv catheter/medicat/surflo
e. kapas alkohol 70%/ alkohol stik
f. Cairan infus yang diperlukan
g. Perlak kecil untuk alasnya
h. Karet pembendung (tourniquet)
i. Plester, gunting veruband, verband/ iv dressing
j. Bidai atau spalk yang sudah dibalut dengan verband (khusus untuk anak-
anak)
k. Bengkok
l. Standart infus
2) Persiapan pasien
a. Menjelaskan tujuan prosedur pada pasien
b. Menyiapkan posisi pasien
c. Menyiapkan suasana lingkungan pasien
3) Prosedur pelaksanaan
a. Mencuci tangan
145

b. Memakai handscoon
c. Mendekatkan alat-alat yang telah disiapkan
d. Pasang alas pada lokasi yang akan dipasang infus
e. Cairan yang diperlukan digantung pada standar infuse, infus set dibuka
dan kran selang infus di tutup, kemudian tusukan pipa saluran infus pada
botol cairan
f. Isi recervoir/tabung selang infus dengan cairan sampai batas yang sudah
ditentukan
g. Buka tutup selang infus, alirkan cairan infus dengan membuka kran
selang infus secara perlahan
h. Tutup kran selang infus setelah cairan keluar
i. Pastikan lagi bahwa pada vena tersebut dapat dipasang infus
j. Tourniquet dipasang pada daerah yang akan dipasang infus
k. Lakukan desinfeksi pada lokasi yang akan ditusuk I.V cateter dengan
kapas alkohol 70% / alkohol stik
146

STANDAR PROSEDUR No SPO:


OPERASIONAL

SPO – Ners Ruang IV


Paru Lt. 1-09

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 2
PASANG KATETER 00
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

9. PASANG KATETER
A. Pengertian
Memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui urethra.
B. Tujuan
1) Mengambil urine untuk bahan pemeriksaan
2) Mengatasi retensio urine
3) Untuk memberikan pengobatan
C. Prosedur
1) Menyiapkan pasien
a) Beri salam
b) Perkenalkan diri (bila pasien baru)
c) Tanyakan kesediaan pasien untuk dipasang kateter
d) Jelaskan tujuan pemasangan kateter
2) Menyiapkan alat-alat
a) Sarung tangan steril
b) Kasa steril
c) Kateter sesuai dengan nomor yang diperlukan
d) Urine bag
e) Korentang
f) Plester
g) Pengalas
h) Bengkok
i) Gunting verband
j) Bethadine
k) Jelly KY
l) PZ atau aquades
3) Prosedur pelaksanaan
a) Perhatian khusus :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja di air mengalir, memakai
147

hibiscrup atau sabun, dilap dengan handuk bersih dan kering.


2. Perhatikan sterilitas selama pemasangan
3. Selalu observasi respon pasien, baik verbal maupun non verbal
4. Tanyakan keadaan pasien selama maupun setelah prosedur
pemasangan
5. Bila selama pelaksanaan prosedur ada hambatan, segeralah dirujuk
pada dokter atau penanggung jawab
b) Tahap-tahap Kegiatan:
1. Dekatkan alat-alat yang siap dipakai
2. Siapkan posisi pasien secara rileks sesuai jenis kelamin:
3. Laki-laki: lurus
4. Perempuan: dorsal recombert
5. Pasang alas bokong dan meletakkan bengkok diantara tungkai
6. Pasang sarung tangan
7. Bersihkan daerah genetalia dengan kapas savlon 3%
8. Tentukan lokasi dan kondisi meatus
9. Basahi catheher dengan jelly KY sepanjang 2-3,5 cm, jangan
menutupi ujung catheter
10. Masukan catheter ke dalam meatus pelan-pelan, pasien disuruh tarik
napas dalam
11. Tentukan ada tidaknya hambatan, bila ada segeralah dirujuk pada
dokter atau penanggung jawab, bila ada lanjutkan untuk mengecek
catheter masuk atau tidak.
148

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-10

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Nebulizer Hal. 1 dari 2
00
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

10. NEBULIZER
A. Pengertian
Nebulizer adalah alat pelembab yang membentuk aerosol, kabut, butir-butir
kecil air (garis tengahnya 5-10 micron)
B. Tujuan
1) Untuk mengencerkan secret dengan jalan memancarkan butir-butir air melalui
jalan napas
2) Pemberian obat-obat aerosol
C. Prosedur
1) Persiapan Alat
a) Nebulizer dengan perlengkapannya
b) Obat-obat untuk aerosol
c) Stetoskop
d) Aquades
e) Selang oksigen
f) Bengkok
g) Masker transparan
2) Persiapan Pasien
a) Pasien diberitau tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Atur posisi pasien duduk/setengah duduk
3) Pelaksanaan
Alat-alat didekatkan ke pasien
a) Hubungkan nebulizer dengan oksigen
b) Hubungkan nebulizer dengan listrik kemudian hidupkan
c) Waktu dan kelembaban di stel dahulu, kemudian baru diberikan pada
pasien
d) Sebelum nebulizer diberikan, dengarkna dulu suara napas
e) Pasien dianjurkan nafas panjang dan menghisap uap yang keluar. Cara
menghisapnya: uap dihisap dan hidung lalu dikeluarkan melalui mulut
149

f) Setiap 10 kali napas panjang pasien dianjurkan batuk dan mengeluarkan


dahaknya, kemudian secret ditampung dalam bengkok
g) Selama pemberian nebulizer dilakukan clapping untuk mempermudah
pengeluaran secret
150

STANDAR PROSEDUR No SPO:


OPERASIONAL

SPO – Ners Ruang IV


Paru Lt. 1-11

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 1
CUCI TANGAN HIGIENIS 00
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

11. CUCI TANGAN HIGIENIS


A. Pengertian
Membersihkan/ mencuci tangan secara higienis/ rutin.
B. Tujuan
Bersihkan kuman dan bakteri penyakit.
C. Prosedur
1) Persiapan alat:
a) Kran/ air bersih.
b) Sabun cair/ batang.
c) Handuk/ lap kering/ tisu.
2) Persiapan pencucian.
a) Air bersih yang mengalir dari kran, ceret atau sumber lain.
b) Sabun cair / batang
c) Handuk.\, lap kertas atau kain yang kering
d) Kuku dijaga selalu pendek
e) Cincin dan gelang perhiasan harus di lepas dari tangan
3) Pelaksanaan
a) Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air mengalir.
b) Taruh sabun di bagian tengah tangan yang telah basah, buat busa
secukupnya.
c) Gosok kedua telapak tangan dan jari atau punggung tangan, jari dan
persendiannya, kedua ibu jari dengan cara menggenggam dan memutar,
bersihkan ujung jari dan kuku tangan, gosok pergelangan tangan.
d) Proses berlangsung selama 40 – 60 detik (jika menggunakan air mengalir,
20 – 30 detik juka menggunakan hand scrub).
e) Bilas kembali dengan air sampai bersih.
f) Keringkan tangan dengan handuk atau kertas yang bersih atau tissue atau
handuk katun sekali pakai.
151

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-12

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 1
MENGHITUNG BALANCE CAIRAN 00

Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

12. MENGHITUNG BALANCE CAIRAN


A. Pengertian
Menghitung kebutuhan cairan sesuai dengan kondisi dan cairan yang keluar.
B. Tujuan
1) Untuk mengetahui jumlah yang dibutuhkan dan jumlah yang keluar.
2) Untuk memantau keseimbangan cairan masuk dan keluar.
C. Prosedur :
1) Persiapan :
a) Formulir observasi pemasukan dan pengeluaran cairan.
b) Bahan yang akan diukur.
c) Gelas ukuran
d) Memberikan penjelasan kepada pasien.
2) Pelaksanaannya :
a) Menghitung cairan yang masuk baik oral maupun parenteral.
b) Mengukur cairan yang keluar
Rumus : BC = Intake – Outake
Ket : intake : minum, infus
Outake : Urine, Muntah, keringat, Feses
c) Mencatat tindakan.
152

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners ruang IV
Paru Lt. 1-13

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 3
PERAWATAN LUKA 00

Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

13. PERAWATAN LUKA


A. Pengertian
Membersihkan luka, mengobati luka, dan menutup kembali luka
dengan  tehnik steril
B. Tujuan
1) Untuk membersihkan luka
2) Mencegah masuknya kuman dan kotoran kedalam luka
3) Memberikan pengobatan pada luka
4) Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien
5) Mengevaluasi tingkat kesembuhan luka
C. Prosedur
1) Persiapan pasien
a) Memberikan salam, memanggil klien dengan namanya
b) Menjelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien /
keluarga
2) Persiapan alat
a) Seperangkat set perawatan luka steril
b) Sarung tangan steril
c) Pinset 3 (2 anatomis, 1 sirurgis)
d) Gunting (menyesuaikan kondisi luka)
e) Balutan kassa dan kassa steril
f) Kom untuk larutan antiseptic/larutan pembersih
g) Salp antiseptic  ( bila diperlukan )
h) Depress
i) Lidi kapas
j) Larutan pembersih yang diresepkan (garam fisiologis, betadin)
k) Gunting perban / plester
l) Sarung tangan sekali pakai
153

m) Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan


n) Bengkok
o) Perlak pengalas
p) Kantong untuk sampah
q) Korentang steril
r) Alcohol 70%
s) Troli / meja dorong
3) Prosedur pelaksanaan
1. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya  sebelum kegiatan
dimulai
2. Susun semua peralatan yang diperlukan di troly dekat  pasien ( jangan
membuka peralatan steril dulu)
3. Letakkan bengkok di dekat pasien
4. Jaga privacy pasien, dengan menutup tirai yang ada di sekkitar pasien, 
serta pintu dan jendela
5. Mengatur posisi klien, instruksikan pada klien untuk tidak menyentuh
area luka atau peralatan steril
6. Mencuci tangan secara seksama
7. Pasang perlak pengalas
8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan
atau balutan dengan pinset
9. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan
perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan. Jika masih
terdapat plester pada kulit, bersihkan dengan kapas alcohol
10. Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan, pertahankan
permukaan kotor  jauh dari penglihatan klien
11. Jika balutan lengket  pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan
steril / NaCl
12. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
13. Buang balutan kotor pada bengkok
14. Lepas sarung tangan dan buang pada bengkok
15. Buka bak instrument  steril
16. Siapkan larutan yang akan digunakan
17. Kenakan sarung tangan steril
18. Inspeksi luka
19. Bersihkan luka dengan larutan antiseptic yang diresepkan atau larutan
garam fisiologis
20. Pegang kassa yang dibasahi larutan tersebut dengan pinset steril
21. Gunakan satu kassa untuk satu kali usapan
22. Bersihkan dari area kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi
23. Gerakan dengan tekanan progresif menjauh dari insisi atau tepi luka
24. Gunakan kassa baru untuk mengeringkan luka atau insisi. Usap dengan
cara seperti di atas
25. Berikan salp antiseptic bila dipesankan / diresepkan, gunakan tehnik
seperti langkah pembersihan
26. Pasang kassa steril kering pada insisi atau luka
27. Gunakan plester di atas balutan,fiksasi dengan ikatan atau balutan
28. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempatnya
154

29. Bantu klien pada posisi yang nyaman


30. Dokumentasi
155

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-14

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 3
TRANSFUSI DARAH 00

Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

14. TRANSFUSI DARAH


A. Pengertian
Tranfusi darah merupakan tindakan yang dilakukan bagi klien yang
memerlukan darah dan atau produk darah dengan memasukkan darah melalui
vena dengan menggunakan set tranfusi.cairan melalui intravena (infus).nutrisi
bagi klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per oral atau
adanya gangguan fungsi menelan, Tindakan ini dilakukan dengan didahului
pemasangan pipa lambung
B. Tujuan
1) Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma, atau
perdarahan).
2) Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien anemia berat.
3) Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi sulih (misalnya, faktor
pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
C. Prosedur
1) Persiapan pasien
a) Memberikan salam dan menyapa nama pasien
b) Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan
c) Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
2) Persiapan alat
a) Standar Infus.
b) Set tranfusi.
c) Botol berisi cairan NaCl 0,9 %.
d) Produk darah yang benar sesuai program medis.
e) Pengalas.
f) Torniket.
g) Kapas alkohol.
156

h) Plester.
i) Gunting.
j) Kasa steril
k) Betadine
l) Sarung tangan
3) Prosedur pelaksanaan
a) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b) Cuci tangan
c) Gantung larutan NaCl 0,9 % dalam botol untuk digunakan setelah tranfusi
darah.
d) Gunakan selang infus yang mempunya filter (selang Y atau tunggal).
e) Lakukan pemberian infus NaCl 0,9 % (lihat prosedur pemasangan infus)
terlebih dahulu sebelum pemberian tranfusi darah.
f) Sebelum dilakukan tranfusi darah terlebih dahulu memeriksa identifikasi
kebenaran produk darah: periksa kompatibilitas dalam kantong darah,
periksa kesesuaian dengan identifikasi pasien, periksa kadaluwarsa, dan
periksa adanya bekuan.
g) Buka set pemberian darah.
h) Untuk selan Y, atur ketiga klem.
i) Untuk selang tunggal, klem pengatur pada posisi off
j) Cara tranfusi darah dengan selang Y:
k) Tusuk kantong NaCl 0,9 %
l) Isi selang dengan NaCl 0,9 %
m) Buka klem pengatur pada selang Y dan hubungkan ke kantong NaCl 0,9
%.
n) Tutup/klem pada slang yang tidak digunakan.
o) Tekan/klem sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruang
filter terisi sebagian).
p) Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan selang terisi NaCl 0,9 %.
q) Kantong darah perlahan-lahan dibalik-balik 1 – 2 kali agar sel-selnya
tercampur. Kemudian tusuk kantong darah dan buka klem pada selang
dan filter terisi darah.
r) Cara tranfusi darah dengan selang tunggal:
s) Tusuk kantong darah
t) Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruang filter
terisi sebagian).
u) Buka klem pengatur biarkan selang terisi darah.
v) Hubungkan selang tranfusi ke kateter IV dengan membuka klem
pengataur bawah.
w) Setelah darah masuk, pantau tanda vital setiap 5 menit selama 15 menit
pertama, dan setiap 15 menit selama 1 jam berikutnya.
x) Setelah darah diinfuskan, bersihkan selang infus dengan NaCl 0,9 %.
y) Catat tipe, jumlah dan komponen darah yang diberikan.
z) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
157

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-15

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi

PENGAMBILAN DARAH 00 Hal. 1 dari 3


IV (INTRA VENA)

Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

15. PENGAMBILAN DARAH IV (INTRA VENA)


A. Pengertian
Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa
cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain yang cukup besar untuk
mendapatkan sampel darah yang baik dan representative dengan
menggunakan spuit
B. Tujuan
1) Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk
dilakukan pemeriksaan
2) Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah
(phlebotomy)
C. Prosedur
1) Persiapan pasien
a) Memberikan salam dan menyapa nama pasien
b) Menjelaskan tujuan  dan prosedur pelaksanaan
c) Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
2) Persiapan alat
a) Disposibel spuilt 2, 5 CC
b) Torniquet
c) Betadine
d) Kapas
e) Heparin
f) Blanko Pemeriksaan
g) Duk Pengalas
h) hipafix
3) Prosedur pelaksanaan
a) Lakukan penjelasan kepada penderita (tentang apa yang dilakukan
158

terhadap penderita, kerjasama penderita, sensasi yang dirasakan


penderita, dsb).
b) Cari vena yang akan ditusuk (superfisisal, cukup besar, lurus, tidak ada
peradangan, tidak diiinfus).
c) Letakkan tangan lurus serta ekstensikan dengan bantuan tangan kiri
operator atau diganjal dengan telapak menghadap ke atas sambil
mengepal.
d) Lakukan desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas steril yang
telah dibasahi alcohol 70% dan biarkan sampai kering.
e) Lakukan pembendungan pada daerah proximal kira-kira 4-5 jari dari
tempat penusukan agar vena tampak lebih jelas (bila tourniquet berupa
ikatan simpul terbuka dan arahnya ke atas).
f) Pembendungan tidak boleh terlalu lama (maks. 2 menit, terbaik 1
menit).Ambil spuit dengan ukuran sesuai jumlah darah yang akan
diambil, cek jarum dan karetnya.
g) Pegang spuit dengan tangan kanan, kencangkan jarumnya dan dorong
penghisap sampai ke ujung depan.
h) Fiksasi pembuluh darah yang akan ditusuk dengan ibu jari tangan kiri.
i) Tusukkan jarum dengan sisi menghadap ke atas membentuk sudut 15-30°
sampai ujung jarum masuk ke dalam vena dan terlihat darah dari pangkal
jarum.
j) Fiksasi spuit dengan tangan kiri dengan membentuk sudut.Penghisap
spuit ditarik pelan-pelan sampai didapatkan volume darah yang
didinginkan.
k) Kepalan tangan dibuka, lepaskan bendungan.
l) Letakkan kapas alcohol 70% di atas jarum, cabut jarum dengan menekan
kapas menggunakan tangan kanan pada bekas tusukan selama beberapa
menit untuk mencegah perdarahan, plester, tekan dengan telunjuk dan ibu
jari penderita selama ± 5 menit.Lepaskan jarum, alirkan darah dalam
wadah melalui dindingnya supaya tidak terjadi hemolisa.
m) Tuangkan darah ke dalam botol penampungan yang volumenya sesuai
(sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta).
n) Jika menggunakan antikoagulan, kocok botol beberapa menit agar
antikoagulan tercampur dengan darah dan tidak terjadi pembekuan.
159

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-16

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 1
PEMERIKSAAN GDA 00
(GULA DARAH ACAK)
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

16. PEMERIKSAAN GDA (GULA DARAH ACAK)


A. Pengertian
Pemeriksaan gula darah digunakan untuk mengetahui kadar gula darah
seseorang.
B. Tujuan
1) Untuk mengetahui kadar gula darah pada pasien
2) Mengungkapkan tentang proses penyakit dan pengobatanya.
C. Prosedur
1) Persiapan ALat
-
Glukometer
-
Kapas Alkohol
-
Hand scone
-
Stik GDA
-
Lanset
-
Bengkok
2) Persiaapan Lingkungan : Menjaga privacy pasien
3) Prosedur Kerja
a. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
b. Mencuci tangan
c. Memakai Handscone
d. Atur posisi Pasien senyaman mungkin
e. Dekatkan alat di samping pasien
f. Pastikan alat bisa digunakan
g. Pasang stik GDA pada alat glukometer
h. Menusukan lanset di jari tangan pasien
i. Menghidupkan alat glukometer yang sudah terpasang stik GDA
j. Meletakan stik GDA di jari tangan pasien
k. Menutup bekas tusukan laset menggunakan kapas alkohol
l. Alat glukometer akan berbunyi dan hasil sudah bisa dibaca
160

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-17

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 2
MEMBERIKAN SUNTIKAN 00
INSULIN
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

17. MEMBERIKAN SUNTIKAN INSULIN


A. Pengertian
Suatu kegiatan memasukan obat insulin ke dalam jaringan tubuh melalui
suntikan subkutan dan khusus untuk ketoasidosis melalui suntikan intravena
B. Tujuan
Untuk mengendalikan kadar gula di dalam tubuh
C. Prosedur
1) Tindakan Pemberian insulin melalui Intravena
a) Persiapan Alat/Obat
-
Persiapan pemasangan infus
-
Three ways stop cock
-
Microdrip
-
Obat insulin
Persiapan Pasien
-
Pasien diberikan penjelasan mengenai tindakan yang akan
dilakukan
-
Posisi pasien di atur sesuai kebutuhan
Persiapan Lingkungan
Menjaga privacy pasien
b) Prosedur Kerja pemberian insulin per drip/ intravena
a. Memasang infus sesuai program
b. Mendesinfeksi karet penutup obat insulin
c. Mengisi spuit dengan insulin sesuai dosis yang telah ditentukan
d. Mengeluarkan udara dari dalam spuit
e. Mendesinfeksi three way, bila pemberian dengan cara bolus atau
karet microdrip, bila pemberian obat perdrip
f. Memasukkan obat insulin dengan cara :
161

-
Bila pemberian perdrip saluran bolus ditutup, bila pemberian
secara bolus saluran perdrip ditutup
-
Mengatur tetesan infus sesuai program
g. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Dosis dan waktu pemberian harus tepat
Observasi tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan
Memantau pola darah sesuai protap
Mencatat reaksi pasien
2) Melalui subcutan
a. Persiapan
 Alat/obat
a)    Bak spuit berisi semprit insulin dengan jarum steril
b)    Kapas alkohol dalam tempatnya
c)     Bengkok
d)     Obat insulin
 Pasien
Pasien diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Prosedur kerja
1)   Menyingsingkan lengan baju pasien
2)   Mendesinfeksi karet penutup obat insulin
3)   Mengisi semprit dengan insulin sesuai dosisi yang telah ditentukan
4)   Mengeluarkan udara dari dalam semprit
5)   Mendesinfeksi daerah yang akan disuntik
6)   Menyuntik secara subcutan
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1)      Dosis dan waktu pemberian obat harus tepat dan dicatat
2)      Observasi perubahan umum keadaan pasien
162

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-18

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 2
PEMASANGAN NGT 00
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

18. PEMASANGAN NGT


A. Pengertian
Melakukan pemasangan selang (tube) dari rongga hidung ke lambung (gaster)
B. Tujuan
1. Memasukkan makanan cair/obat-obatan, cair/padat yang dicairkan
2. Mengeluarkan cairan/isi lambung dan gas yang ada dalam lambung
3. Mengirigasi karena perdarahan/keracunan dalam lambung
4. Mencegah/mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan atau trauma
5. Mengambil spesimen dalam lambung untuk studi laboratorium
C. Indikasi
1. Pasien tidak sadar (koma)
2. Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esofagus, tumor
mulut/faring/esofagus
3. Pasien yang tidak mampu menelan
4. Pasien pasca operasi pada mulut/faring/esofagus
D. Alat dan Bahan
1. Selang NGT no.14/16 (untuk anak-anak lebih kecil ukurannya)
2. Jelly
3. Spatel lidah
4. Handscoen steril
5. Senter
6. Spuit/alat suntik ukuran 50cc
7. Plester
8. Stetoskop
9. Handuk
10. Tissue
11. Bengkok
E. Prosedur Kerja
1. Mendekatkan alat ke samping klien
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
163

3. Membantu klien pada posisi fowler/semi fowler


4. Mencuci tangan
5. Periksa kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernapas melalui satu lubang
hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain,
bersihkan mucus dan sekresi dari hidung dengan kassa/lidi kapas. Periksa
adakah infeksi
6. Memasang handuk diatas dada klien
7. Buka kemasan steril NGT dan taruh dalam bak instrumen steril
8. Memakai sarung tangan
9. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan cara menempatkan
ujung selang dari hidung klien ke ujung telinga atas lalu dilanjutkan sampai
processus xipodeus
10. Beri tanda pada selang yang telah diukur dengan plester
11. Beri jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm dari ujung selang tersebut
12. Meminta klien untuk rileks dan bernapas normal. Masukkan selang perlahan
sepanjang 5-10cm. Meminta klien untuk menundukkan kepala (fleksi) sambil
menelan.
13. Masukkan selang sampai batas yang ditandai
14. Jangan memasukkan selang secara paksa bila ada tahanan
a. Jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu ulangi lagi. Anjurkan klien
untuk tarik napas dalam
b. Jika tetap ada tahanan, menarik selang perlahan-lahan dan masukkan ke
hidung yang lain kemudian masukkan kembali secara perlahan
c. Jika klien terlihat akan muntah, menarik tube dan menginspeksi tenggorokan
lalu melanjutkan memasukkan selang secara bertahap.
15. Mengecek kepatenan
a. Masukkan ujung pipa sampai dengan terendam dalam mangkok berisi air,
klem dibuka jika ternyata sonde masuk dalam lambung maka ditandai
dengan tidak adanyagelembung udara yang keluar
b. Masukkan udara denga spuit 2-3 cc ke dalam lambung sambil
mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi kemudian udara
dikeluarkan kembali dengan menarik spuit
16. Pasang spuit/corong pada pangkal pipa apabila sudah yakin pipa masuk
lambung
17. Memfiksasi selang pada hidung dengan plester
18. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman
19. Merapikan dan membereskan alat
20. Melepas sarung tangan
21. Mencuci tangan
22. Mengevaluasi respon klien
F. Dokumentasi
1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.
2. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah tindakan prosedur.
3. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah tindakan.
G. Sikap
1. Sistematis dan tanggap terhadap respon klien
2. Hati-hati, teliti dan menjaga privasi klien
3. Berkomunikasi yang baik dan sopan
164

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru-19

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 3
ORAL HYGIENE 00
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

19. ORAL HYGIENE


A. Pengertian    
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan untuk merawat gigi dan mulut secara mandiri
(pasien tidak sadar) maupun pasien yang mampu melakukan sendiri.
B. Tujuan        
1. Mencegah infeksi gusi dan gigi
2. Mempertahankan kenyamanan rongga mulut.

C. Persiapan Alat
Alat dan bahan:
1. Handuk dan kain pengalas.
2. Gelas kumur berisi:
a) Air masak/ NaCl.
b) Obat kumur.
c) Borax gliserin.
3. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa.
4. Kapas lidi.
5. Bengkok.
6. Kain kasa.
7. Pinset atau arteri klem.
8. Sikat gigi dan pasta gigi.

D. Prosedur        
Untuk Pasien Tak Sadar
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien dengan posisi tidur miring kiri/kanan.
4. Pasang handuk dibawah dagu/pipi pasien.
165

5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi air hangat
/masak.
6. Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat
membersihkan gigi/mulut.
7. Lakukan pembersihan dimulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi dan
lidah.
8. Keringkan dengan kasa steril yang kering.
9. Setelah bersih, oleskan borax gliserin.
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Untuk pasien sadar tapi tak mampu melakukan sendiri


1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien dengan duduk
4. Pasang handuk di bawah dagu.
5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi air hangat
/masak.
6. Kemudian bersihkan pada daerah mulut, mulai dari dinding rongga
mulut, gusi, gigi dan lidah. Lalu bilas dengan larutan NaCl.
7. Setelah bersih, oleskan borax gliserin.
8. Untuk perawatan gigi lakukanpenyikatan dengan gerakan naik-turun
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
166

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-20

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 3
INDIKATOR MUTU 00
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

INDIKATOR MUTU
1. Indikator Mutu Umum
a. Penghitungan lama hari rawat (BOR)
BOR (bed occupancy rate) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu
satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya
tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR
dianggap baik adalah 80 – 90 %. Standar nasional BOR adalah 70-80 %.
Rumus Penghitungan BOR :

BOR = Jumlah hari perawatan


X 100%
Jumlah tempat tidur X Jumlah hari persatuan waktu

Keterangan :
- Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu hari kali
jumlah hari dalam satu satuan waktu
- Jumlah hari persatuan waktu, jika diukur persatu bulan maka jumlahnya 28-31
hari, tergantung jumlah hari dalam bulan tersebut
b. Penghitungan rata-rata lama dirawat (ALOS)
ALOS (average length of stay) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan. Secara umum ALOS ideal 6-9 hari.
Rumus Penghitungan ALOS :

Jumlah hari perawatan pasien keluar


ALOS = X 100%
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

Keterangan :
- Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien
keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu
- Jumlah pasien keluar (hidup + mati) adalah jumlah pasien yang pulang atau
167

meninggal dalam satu periode tertentu


c. Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi (TOI)
TOI (turn over interval) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat
diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong 1-3 hari.
Rumus Penghitungan TOI

TOI = (Jumlah TT x hari) - hari perawatan RS


X 100%
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
Keterangan :
- Jumlah TT : Jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki
- Hari perawatan : Jumlah total hari perawatan pasien yang keluar hidup dan
mati
- Jumlah pasien keluar (hidup+mati) adalah jumlah pasien yang dimutasikan
keluar baik pulang, lari atau meninggal

2. Indikator Mutu Khusus


a. Kejadian infeksi nosokomial
Angka infeksi nosokomial adalah jumlah pasien infeksi yang didapat atau muncul
selama dalam perawatan dirumah sakit.
b. Kejadian cedera
Angka cedera adalah jumlah pasien yang mengalami luka selama dalam
perawatan yang disebabkan karena tindakan jatuh, fiksasi dan lainnya. Indikator
ini dapat menggambarkan mutu pelayanan yang diberikan pada pasien. Idealnya
tidak ada kasus pasien yang cedera
168

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-21

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 2
FISIOTERAPI DADA 00
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

A. PENGERTIAN
Suatu usaha untuk mengeluarkan secret dari dalam paru – paru atau trachea, baik
dengan cara batuk maupun penghisapan dalam waktu yang singkat dan enargi yang
sedikit.

B. TUJUAN
Mendorong pergerakan sekresi di paru – paru agar dapat keluar secara gaya
berat

C. ALAT DAN BAHAN:


1. Pot sputum berisi desinfeksi
2. Kertas tisue
3. Dua balok tempat tidur (untuk drainage postural).
4. Satu bantal (untuk drainage postural).
5. Stetoskop.

D. PROSEDUR
A. Drainage p[ostural
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
 Cuci tangan
 Atur Posisi:
o Semi fowler bersandar ke kanan, ke kiri lalu ke depan
apabila daerah yang akan di di drainage pada lobus atas
bronkus apikal.
o Tegak dengan sudut 45 derajat membungkuk ke depan pada
bantal dengan 45 derajat ke kiri dan kanan apabila daerah
yang akan di drainage bronkus podterior.
o Berbaring dengan bantal di bawah lutut apabila yang akan
169

didrainage brokus anterior.


o Posisi trendelenberg dengan sudut 30 derajad atau
menaikkan kaki tempat tidur 35 – 40 cm, sedikit miring ke
kiri apabila yang akan di drainage pada lobus tengah
(bronkus lateral dan medial).
o Posisi trendelenberg dengan sudut 30 derajad atau
menaikkan kaki tempat tidur 35 – 40 cm, sedikit miring ke
kanan iri apabila daerah yang akan di drainage pada bronkus
superior dan inferior).
o Condong dengan bantal di bawah panggul apabila ynag
didrainage bronkus apikal.
o Posisi trendelenberg dengan sudut 45 derajad atau dengan
menaikkan kaki tempat tidur 45 – 50 cm, miring ke samping
kanan, apabila yang akan di drainage bronkus medial.
o Posisi trendelenberg dengan sudut 45 derajad atau dengan
menaikkan kaki tempat tidur 45 – 50 cm, miring ke samping
kiri, apabila yang akan di drainage bronkus lateral.
o Posisi trendelenberg condong sudut 45 derajad dengan
bantal di bawah panggul, apabila yang akan di drainage
brokus posterior.
 Lama pengaturan posisi pertama kali adalah 10 menit, kemudian
periode selanjutnya kurang lebih 15 – 30 menit.
 Lakukan observasi tanda vital selama prosedur.
 Setelah pelaksanaan drainage lakukan clapping, vibrasi, dan
pengisapan lendir (suction).
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

B. Clapping dan Vibrasi

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.


2. Cuci tangan
3. Atur Posisi sesuai dengan postural drainage.
4. Lakukan clapping dan vibrasi pada:
1. Seluruh lebar bahu atau meluas beberapa jari ke klavikula
apabila daerah paru yang perlu di clapping/vibrasi adalah
daerah bronkus apikal.
2. Lebar bahu kanan masing-masing sisi apabila yang akan di
clapping/vibrasi adalah daerah bronkus posterior.
3. Dada depan di bawah klavikula, apabila yang akan di
clapping/vibrasi adalah daerah bronkus anterior.
4. Anterior dan lateral dada kanan dan lipat ketiak sampai mid
anterior dada apabila yang akan di clapping/vibrasi adalah
daerah lobus tengah (bronkus lateral dan medial).
5. Lipat ketiak kiri sampai midanterior dada apabila yang
diclapping dan vibrasi adalah daerah bronkus superior dan
inferior.
6. Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang
diclapping dan vibrasi adalah daerah bronkus apikal.
170

7. Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang


diclapping dan vibrasi adalah daerah bronkus medial.
8. Sepertiga bawah kosta posterior kanan, apabila yang
diclapping dan vibrasi adalah daerah bronkus lateral.
9. Sepertiga bawah kosta posterior kedua sisi, apabila yang
diclapping dan vibrasi adalah daerah bronkus posterior.
5. Lakukan clapping dan vibrasi selama lurang lebih satu menit.
6. Setelah dilakukan tindakan drainage postural, clapping dan vibrasi
dapat dilakukan tindakan pengisapan lendir (lihat tindakan
penghisapan lendir/suction).
7. Lakukan auskultasi pada daerah paru yang dilakukan tindakan
drainage postural, clapping dan vibrasi.
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
171

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-22

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 2
INJEKSI INTRAVENA 00
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

A. PENGERTIAN
Masukkan obat ke dalam tubuh melalui pembuluh darah vena

B. TUJUAN
- Mempercepat penyerapan
- Untuk pemeriksaan diagnostic, missal penyuntikan zat kontras

C. PROSEDUR
1. Persiapan Alat
a. Sarung tangan
b. Bak injeksi steril dialasi kasa steril
c. Spuit steril (ukuran disesuaikan)
d. Jarum steril untuk mengoplos obat
e. Obat – obatan yang diperlukan
f. Water for injection
g. Kapas alkohol dalam tempat tertutup
h. Perlak dan alasnya
i. Tempat sampah medis (untuk alat tajam dan alat yang terkontaminasi)
2. Persiapan Pasien
Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan prosedur
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan sebelum maupun sesudah melakukan tindakan
b. Mendekatkan alat ke pasien
c. Memakai sarung tangan
d. Mencocokkan identitas pasien dengan buku injeksi
e. Mengambil obat, membaca etiket dan mencocokkan dengan buku injeksi
f. Bila obat dalam sediaan serbuk larutkan dengan menggunakan water for
injection, gunakan spuit steril, jarum sendirikan dan disimpan di bak injeksi
g. Menentukan lokasi pemberian injeksi secara tepat
h. Memasang perlak dan pengalas dibawahnya
i. Memasang karet pembendung pada daerah yang akan diinjeksi
172

j. Desinfeksi pada lokasi tusukan dengan kapas alkohol


k. Meregangkan kulit yang akan dilakukan tusukan (lubang jarum menghadap
keatas). Lakukan tusukan pada vena yang telah ditentukan
l. Setelah jarum masuk ke dalam vena, hisap sedikit, sehingga darah keluar
(untuk memastikan bahwa jarum benar – benar sudah masuk ke vena),
lepaskan karet pembendung pelan – pelan dan masukkan obat secara
perlahan
m. Setelah obat masuk semua, letakkan kapas alkohol diatas tusukan, cabut
jarum, tekan tusukan dengan kapas alkohol selama kurang lebih 30 detik
dan pastikan perdarahan berhenti
n. Amati reaksi pasien, baik verbal maupun non verbal selama dan setelah
pemberian injeksi
o. Masukkan jarum ke penutup dengan cara letakkan penutup jarum di bak
instrument, kemudian masukkan jarum ke penutup tanpa disentuh tangan
p. Rapatkan penutup jarum
q. Dokumentasikan tindakan yang telah dikerjakan
r. Bereskan alat – alat
s. Evaluasi kembali reaksi pasien
t. Hal – hal yang harus diperhatikan :
a. Perhatikan 6 tepat, 1 waspada
- Tepat pasien
- Tepat obat
- Tepat dosis
- Tepat waktu
- Tepat rute pemberian
- Tepat pendokumentasian
- Waspada efek samping obat
b. Catat tanggal dan jam pemberian, reaksi yang terjadi serta tanda tangan
dan nama terang perawat yang memberikan
c. Untuk pasien yang mengalami colaps vena, ujung jarum menghadap ke
bawah
173

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-23

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 2
INJEKSI SUBCUTAN 00
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

D. PENGERTIAN
Memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dilakukan pada lengan atas
(otot deltoid) sebelah luar, pada daerah luar bagian dada dan di tempat lain yang
dianggap perlu (missal : pemberian insulin pada pasien diabetes)

E. TUJUAN
Sebagai tindakan pengobatan tertentu yang pemberiannya hanya dapat dilakukan
dengan cara suntikan subcutan.

F. PROSEDUR
4. Persiapan Alat
j. Bak instrumen
k. Spuit 1 cc atau spuit insulin
l. Kapas alcohol
m. Obat yang ditentukan
n. Sarung tangan
5. Persiapan Pasien
Pasien diberitahu tujuan tindakan injeksi subkutan sampai memahami dan mau
dilakukan tindakan injeksi subkutan.
6. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memakai sarung tangan
c. Spuit 1 cc diisi obat yang telah ditentukan
d. Menentukan lokasi injeksi
e. Lokasi injeksi permukaan kulit didesinfeksi, kemudian lokasi injeksi
diangkat / dicubit sedikit dengan tangan kiri
f. Jarum ditusukkan dengan lubang jarum menghadap ke atas dan membentuk
sudut 45 derajat
g. Pengisap spuit ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan, tetapi
bila tidak ada darah, obat masukkan perlahan – lahan. Setelah obat masuk
semua, jarum dicabut dengan cepat, bekas tusukan jarum di usap dengan
174

kapas alkohol
h. Alat – alat dibersihkan
i. Lepas sarung tangan
j. Mencuci tangan
k. Dokumentasikan di catatan keperawatan
175

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-24

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 1
MENGATUR POSISI PASIEN SEMI 00
FOWLER
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

A. Pengertian
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat.
B. Tujuan
Adapun tujuan mengatur posisi pasien semi fowler adalah, sebagai berikut :
1. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
2. Meningkatkan rasa nyaman
3. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi
dada dan ventilasi paru
4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
C. Prosedur
Indikasi :
1. Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
2. Pada pasien yang mengalami imobilisasi
A. Persiapan alat
1. Tempat tidur khusus (bila ada)
2. Selimut
3. Bantal 2-3 bh
B. Pra interaksi
Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
C. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat (45-90
derajat)
3. Gunakan 1 bantal untuk menyongkong lengan dan kepala klien
4. Letakan 2 bantal dibawah kepala klien sesuai dengankeinginan klien,
menaikan lutut dari tempat tidur yang rendah menghindari adanya tekanan
dibawah jarak poplitial (dibawah lutut)
5. Tanyakan pada pasien kenyamanan posisinya
6. Cuci tangan
7. Mendokumentasikan di catatan keperawatan
176

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-25

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 2
MERAWAT PASIEN MENINGGAL 00
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

A. PENGERTIAN
Memberikan pelayanan keperawatan pada pasien meninggal

B. TUJUAN
- Memberikan kenyamanan supaya jenasah bersih saat dipulangkan untuk
dimakamkan
- Membersihkan pasien meninggal untuk siap dimakamkan

C. PROSEDUR
1. Persiapan Alat
a. Pakaian khusus sebagai APD
b. Pembalut atau verban
c. Bengkok
d. Pinset
e. Kapas lembab dan kain kasa secukupnya
f. Peralatan mandi jenazah
g. Sprei atau kain penutup jenazah
h. Tempat pakaian kotor
2. Pelaksanaan
a. Keluarga pasien diberitahu bahwa jenazah akan dibersihkan
b. Petugas memakai pakaian khusus (sebagai apd)
c. Jenazah dibersihkan dan dirapikan sesuai kebutuhan
Missal : apabila ada luka yang perlu dijahit, infus / alat – alat untuk tindakan
invasive yang masih terpasang dilepas
d. Letak tangan pasien diatur sesuai agama / kepercayaan
e. Kelopak mata dirapatkan dan lubang – lubang pada tubuh ditutup dengan
kapas lembab (missal : hidung, telinga)
f. Mulut dirapihkan dengan cara mengikat dagu ke kepala dengan verban
g. Kedua kaki dirapatkan, pergelangan kaki dan kedua ibu jari diikat dengan
kain verban
177

h. Jenazah ditutup rapi dengan kain penutup


i. Mencuci tangan selesai melakukan perawatan jenazah
j. Cek surat kematian dan harus diisi lengkap oleh dokter yang bersangkutan
atau dokter penanggung jawab ruangan
k. Jika diperlukan visum et repertum diberikan sesuai peraturan yang berlaku
l. Jenazah dibawa ke kamar mayat oleh petugas sesuai peraturan Rumah Sakit,
sekurang – kurangnya 2 jam setelah dinyatakan meninggal
m. Pada kaki jenazah diberi label yang berisi nama, jam dan tanggal meninggal,
serta nama ruangan yang diikatkan pada kaki jenazah
178

No SPO:
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
SPO – Ners Ruang IV
Paru Lt. 1-26

Tanggal Dibuat Tanggal Berlaku Nama Departemen

28 Mei 2018 4 Juni 2018 Paru


Judul No Revisi
Hal. 1 dari 2
SUCTION 00
Dibuat oleh Disetujui oleh

Ners A8 Gerbong 1 Pembimbing Akademik dan Lahan

A. PENGERTIAN
Melakukan pengisian sekresi dari saluran pernapasan untuk membersihkan jalan
napas dengan menggunakan alat suction aparat.
B. TUJUAN
1. Untuk mengeluarkan sekresi dari saluran pernapasan supaya jalan napas bersih
2. Untuk mengeluarkan sisa muntahan supaya tidak masuk pada jalan napas
(aspirasi)
C. SASARAN
1. Pasien tidak sadar
2. Pasien tidak dapat batuk untuk mengeluarkan secret
3. Pasien terpasang trakeostomi
4. Pasien yang muntah (aspirasi)
5. Pasien tidak dapat menelan
3. PROSEDUR
Persiapan alat:
a. suction aparat dan kabel listrik
b. kateter suction
c. air dalam gelas untuk pembilas
d. kassa atau handuk
e. sarung tangan steril , masker/ penutup mata
Persiapan pasien
a. pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
b. atur posisi pasien yang benar
a. pasien sadar dengan reflek muntah fungsional untuk pengisapan oral
pada posisi semifowler dengan kepala menoleh ke satu sisi. Untuk
menghisap nasal pada posisi semifowler dengan leher hiperekstensi
b. pasien tidak sadar pada posisi berbaring miring menghadap perawat.

c. Pelaksanaan
- kenakan sarung tangan masker/penutup mata
- tempatkan handuk diatas bantal atau dibawah dagu pasien
179

- kontrol tinggi air pad abotol penampungan sampai batas yang


sudah ditentukan dengan alrutan desinfektan.
- tancapkan stop kontak
- hubungkan satu ujung selang penghubung dengan mesin
- penghisap dan ujung lain dnegan kateter penghisap. Isi gelas
dengan air
- kontrol selang penghisap dengan menghisap air dalam gelas.
- lakukan penghisapan pada hidung dulu dengan posisi memutar ,
selang ditekuk dulu sebelum sampai sasaran . lama penghisapan
±5 menit.
- lakukan pembilasan dengan air setiap selesai penghisapan
- lakukan desinfeksi pada kanule/selang suction setelah selesai
melakukan penghisapan.

Anda mungkin juga menyukai