Anda di halaman 1dari 19

LABORATORIUM KEPERAWATAN

STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR


Kode/No.Tanggal Terbit: No. Revisi : Halaman
September 2011 1 89
STANDAR OPERASIONAL Disarankan Oleh :
PROSEDUR Ka. STIKES Panakkukang
STANDAR SPMI
PEMERIKSAAN TTV
Asriyanti, SKM., M.Kes
1. PENGERTIAN
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (TTV) merupakan tindakan yang dilakukan dengan
melakukan pengukuran terhadap Tekanan Darah (TD), Nadi (N), Suhu (S), dan Pernapsan
(P).
2. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
a. Indikasi
1) Perkembangan kondisi pasien
b. Kontraindikasi
3. TUJUAN
a. Tekanan Darah
1) Mengetahui kerja jantung
2) Membantu menentukan diagnosis
3) Menetukan langkah-langkah perawatan
4) Membantu memberikan terapi
b. Nadi
1) Mengidentifikasi kerja jantung
2) Membantu menentukan diagnosis
3) Menentukan langkah-langkah perawatan
c. Suhu
1) Membantu menentukan diagnosis penyakit
2) Menentukan langkah-langkah perawatan
3) Deteksi dini suatu kelainan homeostatis
d. Penapasan
1) Mengetahui jumlah pernapasan dalam 1 menit
2) Mengetahui keadaan umum pasien
3) Menentukan tindakan keperawatan
4) Membantu menentukan diagnosis
4. ALAT DAN BAHAN
a. Termometer pada tempatnya
b. Jam dengan penunjuk detik
c. Sphygmomanometer dan stetoskop
d. Nampan
5. PROSEDUR
a. Tahap Pre Interaksi
1) Melakukan feed back status klien
2) Mencuci tangan
b. Tahap Orientasi
1) Memberi salam
2) Mendekatkan alat
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur serta meminta persetujuan klien
c. Tahap Kerja
1) Suhu (S)
a) Kaji keadaan aksila klien dan keringkan
b) Lakuka kalibrasi thermometer
c) Tempatkan thermometer pada aksila klien
d) Anjurkan klien untuk menyilangkan tangan di dada
e) Baca thermometer setelah Waktu yang telah ditentukan (10 menit)
f) Bersihkan thermometer yang telah dipakai
2) Nadi (N)
a) Tentukan titik nadi yang akan dikaji (mis. Nadi radialis)
b) Tempatkan tiga jari ditengah diatas titik nadi
c) Kaji ritme nadi dan volume nadi selama 1 menit penuh
3) Pernapsan (P)
a) Observasi/palpasi pergerakan dada klien
b) Kaji kedalaman dan ritme respirasi selama 1 menit penuh
4) Tekanan Darah (TD)
a) Posisikan klien dalam keadaan duduk/berbaring
b) Luruskan tangan klien sejajar dengan jantung
c) Palpasi arteri brachialis
d) Ututp kunci pompa manset
e) Palpasi arteri radialis, pompa manset sampai arteri radialis tidak teraba, naikkan
30 mmHg
f) Letakkan stetoskop pada arteri brachialis
g) Buka pompa sambil diturnkan 2-3 mmHg/detik
h) Auskultasi systole dan diastole (Korortkof 5)
i) Lepaskan manset
d. Tahap Terminasi
1) Merapikan alat
2) Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan pengambilan darah
3) Mendoakan kesembuhan klien
4) Berpamitan
5) Dokumentasi
6) Cuci tangan
Referensi :

Hidayati, R. Dkk., (2014). Praktik Laboratorium Keperawatan Jilid 1. Erlangga : Jakarta


Debora, oda. (2017). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik Edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika
LABORATORIUM KEPERAWATAN
STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
Kode/No. Tanggal Terbit: No. Revisi : Halaman
Pd-3.01/SOP September 2011 1 18
007.01.02.018
STANDAR OPERASIONAL Disarankan Oleh :
PROSEDUR Ka. STIKES Panakkukang
STANDAR SPMI
PENGAMBILAN DARAH VENA
Asriyanti, SKM., M.Kes
1. PENGERTIAN
Proses pengambilan darah yang dilakukan melalui intravena atau perifer.
2. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
a. Indikasi
-
b. Kontraindikasi
-
3. TUJUAN
Untuk mendapatkan sample darah guna pemeriksaan laboratorium.
4. ALAT DAN BAHAN
a. Spuite atau jarum suntik 3mL atau 5mL
b. Tourniquet
c. Kapas alkohol
d. Plester
e. Anti kagulan/EDTA
f. Vacum tube
g. Bak instrumen
5. PROSEDUR
a. Tahap Pre Interaksi
1) Melakukan feed back status klien
2) Mencuci tangan
b. Tahap Orientasi
1) Memberi salam
2) Mendekatkan alat
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur serta meminta persetujuan klien
c. Tahap Kerja
1) Memakai handscoen
2) Mengatur posisi klien dan memilih vena
3) Memasang perlak dan alasnya dibawah lengan yang akan di pengambilan darah
4) Membebasakan daerah yang akan diinjeksi dan meletakkan tourniquet 5 cm
proksimal yang akan ditusuk
5) Membersihkan daerah lengan yang akan di ambil darahnya menggunakan kapas
alcohol (melingkar dari arah dalam keluar) biarkan kering
6) Mempertahankan vena dalam posisi stabil
7) Memegang dan Menusukan spuit 3 cc di daerah lengan yang diambil darah dengan
sudut 30°
8) Menusuk vena dengan kemiringan 30 ° dan lubang jarum menghadap ke atas
9) Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit, ambil darah sesuai kebutuhan
10) Membuka tourniquet
11) Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan dengan kapas
12) Memasukkan darah kedalam botol spicemen
d. Tahap Terminasi
7) Merapikan alat
8) Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan pengambilan darah
9) Mendoakan kesembuhan klien
10) Berpamitan
11) Dokumentasi
12) Cuci tangan
Referensi :

Hidayati, R. Dkk., (2014). Praktik Laboratorium Keperawatan Jilid 1. Erlangga : Jakarta


Annamma, J., R, R., & Tarachnand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Procedures.
Tangerang Selatan : Binarupa Aksara
LABORATORIUM KEPERAWATAN
STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
Kode/No. Tanggal Terbit: No. Revisi : Halaman
Pd-3.01/SOP September 2011 1 11
007.01.02.011
STANDAR OPERASIONAL Disarankan Oleh :
PROSEDUR Ka. STIKES Panakkukang
STANDAR SPMI
TERAPI OKSIGEN
Asriyanti, SKM., M.Kes
1. PENGERTIAN
Memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran pernapasan dengan
menggunakan alat sesuai kebutuhan.
2. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
a. Indikasi
1) Gagal napas
2) Gangguan jantung
3) Kelumpuhan alat pernapasan
4) Perubahan pola napas
5) Keadaan gawat seperti koma
6) Trauma paru
7) Mekanisme yang meningkat : Luka bakar
8) Post operasi
9) Keracunan karbondioksida
b. Kontraindikasi
-
3. TUJUAN
Memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia
4. ALAT DAN BAHAN
a. Handscoen bersih
b. Selang kanul binasal
c. Sumber O2
d. Flowmeter
e. Aqua steril
f. Jelly
g. Kain kasa
5. PROSEDUR
a. Tahap Pre Interaksi
1) Melakukan feed back status klien
2) Mencuci tangan
b. Tahap Orientasi
1) Memberi salam
2) Mendekatkan alat
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur serta meminta persetujuan klien
c. Tahap Kerja
1) Memakai handscoen bersih
2) Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3) Hubungkan selang kanul binasal ke humidifier dan ke sumber O2
4) Fiksasi selang oksigen
5) Atur aliran O2 sesuai dengan yang diinginkan
Hal-hal yang erlu diperhatikan :
a. Aliran yang sudah ditentukan tekanan oksigen dan lamanya pemberiah harus
tepat dan benar sesuai program pengobatan
b. Humidifier harus selalu terisi Aquades sebatas garis bertuliskan “Water
Level” dan harus diganti/dibersihkan tiap hari
c. Setiap pemberian oksigen, harus selalu memaki humidifier yang berisi
aquades untuk mencegah kekeringan mukosa pada saluran pernapasan
d. Perhatikan kemungkinan adanya tanda-tanda cyanosis pada bibir, ujung jari
tangan dan ujung jari kaki
e. Lakukan pemeriksaan gas darah secara periodic untuk menilai keberhasilan
terapi oksigen
f. Perhatikan kemungkinan regurgitasi yang dapat menyebabkan aspirasi
d. Tahap Terminasi
1) Merapikan alat
2) Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan pengambilan darah
3) Mendoakan kesembuhan klien
4) Berpamitan
5) Dokumentasi
6) Cuci tangan
Referensi :

Hidayati, R. Dkk., (2014). Praktik Laboratorium Keperawatan Jilid 2. Jakarta : Erlangga


Annamma, J., R, R., & Tarachnand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Procedures.
Tangerang Selatan : Binarupa Aksara
LABORATORIUM KEPERAWATAN
STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
Kode/No. Tanggal Terbit: No. Revisi : Halaman
Pd-3.01/SOP September 2011 1 15
007.01.02.015
STANDAR OPERASIONAL Disarankan Oleh :
PROSEDUR Ka. STIKES Panakkukang
STANDAR SPMI
TERAPI MEDIKASI SECARA INTRAVENA
Asriyanti, SKM., M.Kes
1. PENGERTIAN
Pemeberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam pembluh darah vena
menggunakan spoit.
2. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
a. Indikasi
1) Pasien yang tidak sadar (Koma)
2) Pasien dengan penyakit yang berat
3) Pasien yang tidak dapat minum obat karena muntah atau karena kesulitan menelan
obat (Resiko aspirasi)
4) Pasien gawat darurat (Butuh dosis besar dan efek cepat)
b. Kontraindikasi
1) Inflamasi atau bengkak pada daerah insersi pemasangan IV line
2) Klien gagal ginjal yang akan dipasang vistula AV shunt
3. TUJUAN
a. Mendapatkan reaksi obat yang cepat, sehingga sering digunakan pada klien gawat darurat
b. Menghindari kerusakan jaringan
c. Memasukkan obat dalam jumlah yang besar (Drips)
4. ALAT DAN BAHAN
a. Obat yang diperlukan
b. Kartu obat
c. Sopit dan jarum steril sesuai ukuran
d. Kapas alcohol dan betadin
e. Handscoen
f. Plester/hypafix
g. Tourniket
h. Nierbekken
i. Perlak/pengalas
j. Cairan pelarut (Water for injection)
5. PROSEDUR
a. Tahap Pre Interaksi
1) Melakukan feed back status klien
2) Mencuci tangan
b. Tahap Orientasi
1) Memberi salam
2) Mendekatkan alat
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur serta meminta persetujuan klien
c. Tahap Kerja
1) Cuci tangan dan memakai handscoen bersih
2) Amati jenis IV lock, apakah klien memakai IV lock dengan jarum atau tanpa jarum,
bila tanpa jarum buka kap pelindung
3) Swab diafragma (IV lock dengan jarum) atau port (IV lock tanpa jarum) dengan kapas
alcohol terlebih dahulu
4) Pada IV lock dengan jarum, insersikan jarum pada bagian tengah diafragma lalu aspirasi,
amati adanya darah
5) Pada IV lock tanpa jarum, lepas jarum suntik lalu insersikan spuit kedalam port IV
lock, putar hingga terpasang sempurna
6) Aspirasi terlebih dahulu dan amati adanya darah pada IV line
7) Hentikan aliran IV line dengan meng-klem atau menjepit selang infuse
8) Injeksikan obat secara perlahan sampai habis, amati kondisi pasien
9) Buka klem atau jepitan selang infuse
10) Membuang spoit dan kapas alcohol kedalam bengkok
11) Mengembalikan posisi yang nyaman dan merapikan klien
12) Buka sarung tangan
d. Tahap Terminasi
1) Merapikan alat
2) Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan pengambilan darah
3) Mendoakan kesembuhan klien
4) Berpamitan
5) Dokumentasi
6) Cuci tangan
Referensi :

Hidayati, R. Dkk., (2014). Praktik Laboratorium Keperawatan Jilid 2. Jakarta : Erlangga


LABORATORIUM KEPERAWATAN
STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
Kode/No. Tanggal Terbit: No. Revisi : Halaman
PD-3.01/SOP September 2011 1 155
007.01.01.015
STANDAR OPERASIONAL Disarankan Oleh :
PROSEDUR Ka. STIKES Panakkukang
STANDAR SPMI
PEMERIKSAAN GULA DARAH SEWAKTU (GDS)
Asriyanti, SKM., M.Kes
1. PENGERTIAN
Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS) adalah jenis pemeriksaan laboratorium untuk
mendeteksi kadar gula dalam darah dimana pasien langsung diperiksa tanpa dianjurkan
puasa sebelumnya.
2. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
a. Indikasi
1) Klien yang tidak mengetahui penyakitnya
2) Penderita DM
b. Kontraindikasi
-
3. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar gula sewaktu sebagai indikator adanya metabolisme
karbohidrat.
4. ALAT DAN BAHAN
a. Handscoen
b. Kapas alkohol
c. Glukometer
d. Stik gula darah
e. Lancet
f. Nierbekken
5. PROSEDUR
a. Tahap Pre Interaksi
1) Melakukan feed back status klien
2) Mencuci tangan
b. Tahap Orientasi
1) Memberi salam
2) Mendekatkan alat
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur serta meminta persetujuan klien
c. Tahap Kerja
1) Cuci tangan dan memakai hand scoon
2) Pasang stick dan chip glukometer pada tempatnya dan pasang lancet ke pen lancet
3) Memilih lokasi penusukan lancet (ujung jari)
4) Melakukan desinfeksi pada lokasi yang sudah ditentukan
5) Menusuk pada daerah yang sudah ditentukan dengan pen lancet (jangan lupa
mengatur kedalam penusukan pada pen lancet agar mengurangi rasa sakit pada klien)
6) Menekan secara perlahan pada daerah yang sudah ditusuk
7) Lalu tuangkan darah tersebut ke stick glukometer jika berbunyi “bip” maka bisa
dipastikan glukometer sedang bekerja
8) Tunggu beberapa detik maka hasil gula darah akan muncul, catat hasil yang sudah
terlihat di glukometer
9) Melepas dan membuang jarum serta stick glukometer yang sudah terpakai ke
bengkok
10) Melepaskan handscoen, cuci tangan
d. Tahap Terminasi
1) Merapikan alat
2) Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan pengambilan darah
3) Mendoakan kesembuhan klien
4) Berpamitan
5) Dokumentasi
6) Cuci tangan
Referensi :

Hidayati, R. Dkk., (2014). Praktik Laboratorium Keperawatan Jilid 1. Erlangga : Jakarta


LABORATORIUM KEPERAWATAN
STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
Kode/No. Tanggal Terbit: No. Revisi : Halaman
PD-3.01/SOP September 2011 1 15
007.01.01.015
STANDAR OPERASIONAL Disarankan Oleh :
PROSEDUR Ka. STIKES Panakkukang
STANDAR SPMI
PEMBERIN OBAT INTRACUTAN
Asriyanti, SKM., M.Kes
1. PENGERTIAN
Pemberian obat secara intracutan adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat
kedalam permukaan kulit (bagian atas dari lengan bawah)
2. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
a. Indikasi
1) Pasien yang membutuhkan tes alergi (Mantoux test)
2) Pasien yang akan melakukan vaksinasi
3) Menegakkan diagnosa penyakit
4) Sebelum memasukkan obat
b. Kontraindikasi
1) Pasien yang meangalami infeksi kulit
2) Pasien dengan kulit terluka
3) Pasien yang sudah dilakukan skin test
3. TUJUAN
a. Digunakan untuk tes tuberkulin atau tes alergi terhadap obat-obatan tertentu
b. Pemberian vaksinasi
c. Membantu menentukan tes diagnosa pada penyakit tertentu (mis. Tuberculin test)
d. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai dengan program pengobatan/prosedur
e. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam pemberian obat
f. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat (dengan skin test)
4. ALAT DAN BAHAN
a. Obat yang diperlukan
b. Kartu obat
c. Spot dan jarum steril sesuai ukuran
d. Kapas alkohol dan betadin
e. Handscoen
f. Plester/Hypafix
g. Nierbekken
h. Pulpen
5. PROSEDUR
a. Tahap Pre Interaksi
1) Melakukan feed back status klien
2) Mencuci tangan
b. Tahap Orientasi
1) Memberi salam
2) Mendekatkan alat
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur serta meminta persetujuan klien
c. Tahap Kerja
1) Mengatur posisi klien dan memasang perlak
2) Memakai handscoon
3) Mengoleskan kapas alcohol di daerah yang akan ditusuk
4) Memasukkan spuit dengan kemiringan 15-20 derajat, kurang lebih 0,5 cm
5) Suntikkan obat kedalam kulit hingga terlihat gelembung pada kulit
6) Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan massage maupun di desinfeksi
7) Menutup jarum dengan satu tangan
8) Buang alat yang tidak dipakai
9) Memberi tanda pada daerah yang sudah dilakukan penyuntikan menggunakan pulpen
atau spidol (Bila injeksi diperuntukkan untuk tes antibiotic, lakukan penandaan
dengan melingkari area penyuntikan dengan diameter 2,5 cm
10) Bantu klien ke posisi nyaman dan merapikan pasien
11) Buka sarung tangan
d. Tahap Terminasi
1) Merapikan alat
2) Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan pengambilan darah
3) Mendoakan kesembuhan klien
4) Berpamitan
5) Dokumentasi
6) Cuci tangan
Referensi :

Yuniarlina, R., Dkk. (2007). Evaluasi Keterampilan Klinik Keperawatan Dasar. Jakarta : STIK
Sint Carolus
Annamma, J., R, R., & Tarachnand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Procedures.
Tangerang Selatan : Binarupa Aksara
LABORATORIUM KEPERAWATAN
STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
Kode/No.
Tanggal Terbit: No. Revisi : Halaman
September 2011 1 56
STANDAR OPERASIONAL Disarankan Oleh :
PROSEDUR Ka. STIKES Panakkukang
STANDAR SPMI
RANGE OF MOTION (ROM)
Asriyanti, SKM., M.Kes
1. PENGERTIAN
Range Of Motion (ROM) adalah segenap gerakan yang dalam keadaan normal dapat
dilakukan oleh sendi yang bersangkutan.
2. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
a. Indikasi
1) Pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit
2) Pasien yang tidak mampu melakukan mobilisasi karena suatu trauma
b. Kontraindikasi
1) Kelainan sendi atau tulang
2) Trauma baru dengan kemungkinan ada fraktur yang tesembunyi atau luka dalam
3) Nyeri berat
4) Kaku pada sendi
3. TUJUAN
a. Memelihara fungsi dan mencegah kemunduran
b. Memelihara dan meningkatkan pergerakan sendi
c. Merangsang sirkulasi darah
d. Mencegah kelainan bentuk (Deformitas)
e. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot
4. ALAT DAN BAHAN
a. Minyak penghangat bila perlu (mis. Minyak telon)
5. PROSEDUR
a. Tahap Pre Interaksi
1) Melakukan feed back status klien
2) Mencuci tangan
b. Tahap Orientasi
1) Memberi salam
2) Mendekatkan alat
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur serta meminta persetujuan klien
c. Tahap Kerja
1) Menjaga privacy klien, persiapkan tempat tidur (TT), kunci TT, posisi TT dalam
tinggi yang tepat
2) Posisikan klien pada posisi terlentang dan lurus
3) Lakukan ROM pasif pada kepala dan leher : Fleksi, Ekstensi, Hiperekstensi, Fleksi
Lateral Dan Rotasi
4) Lakukan ROM pasif pada ekstermitas atas kanan dan kiri dengan gerakkan dan
jumlah pengulangan yang tepat.
a) Bahu : Abduksi, adduksi, fleksi, ekstesnsi, sirkumduksi, rotasi internal dan rotasi
eksternal
b) Siku : Fleksi & ekstensi
c) Lengan bawah : Supinasi & pronasi
d) Pegelangan tangan & jari – jari tangan: Fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi &
adduksi
e) Ibu jari : fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi, adduksi & oposisi.
5) Lakukan ROM pasif pada ekstermitas bawah kanan dan kiri
a) Pinggul: abduksi, adduksi, fleksi, ekstesnsi, sirkumduksi, rotasi internal dan
rotasi luar
b) Lutut : fleksi & ekstensi
c) Mata kaki : dorsofleksi & plantar fleksi
d) Kaki : inversi & eversi
e) Jari – jari kaki : fleksi, ekstensi, abduksi & adduksi
d. Tahap Terminasi
7) Merapikan pasien dan alat
8) Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan pengambilan darah
9) Mendoakan kesembuhan klien
10) Berpamitan
11) Dokumentasi
12) Cuci tangan
Referensi :

Hidayati, R. Dkk., (2014). Praktik Laboratorium Keperawatan Jilid 1. Erlangga : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai