KEPERAWATAN KRITIS
Halaman
E. Titrasi ................................................................................................................. 19
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
A. Pengertian
Definisi memantau tekanan di atrium kanan yang ditentukan oleh fungsi atrium
kanan dan tekanan darah vena di vena cava.
Tekanan vena sentral dapat diukur dalam centimeter air (cmH2O) dengan
menggunakan sebuah manometer air atau dalam milimeter merkuri dengan memakai
transduser tekanan. Nilai normal tekanan vena sentral berkisar 5-10 cmH2O pada pasien
dengan napas spontan atau 3-11 mmHg dan terjadi peningkatan 3-5 cmH2O pada pasien
dengan ventilasi mekanik.
1
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
F. Persiapan alat :
1. Waterpas atau penggaris
2. Manometer
3. Cairan NaCl 00,9%
4. Set Infus
5. Three way
2
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
CHECKLIST PENILAIAN
MONITORING CVP
TINDAKAN
ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
A. Tahap Pre Interaksi
1. Cek catatan perawat dan medis : pengukuran CVP
2. Siapkan alat dan bahan
Waterpas
Manometer
Cairan intravena
3. Cuci tangan
B. Tahap Interaksi
1. Berikan salam, identifikasi klien dan panggil sesuai
namanya
2. jelaskan prosedur, kontrak waktu dan tujuan tindakan
pengukuran CVP
C. Tahap Kerja
1. Beri kesempatan klien untuk bertanya
2. Menanyakan keluhan
3. Mulai dengan cara yang baik
4. Jaga privacy klien
5. Menggunakan sarung tangan bersih
6. Patikan kepatenan selang CVC (central venous catheter)
7. Posisikan pasien dalam keadaan supinasi atau dalam posisi
semi recumbent
8. Tentukan ketepatan titik nol (Zero point) dengan
mensejajarkan manometer dengan aksis plebostatik
9. Berikan tanda pada aksis plebostatik
10. Tutup three-way ke arah pasien dan buka ke arah
manometer
11. Buka klem cairan infus pasien dan alirkan perlahan untuk
mengisi manometer ke level yang lebih tinggi dari nilai
3
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
Indramayu, ………………………..
Mahasiswa, Pembimbing/Instruktur
(……………………………..) (…………………………………….)
4
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
A. Pengertian
Melapaskan selang endotracheal dari jalan napas melalui mulut
B. Tujuan
Mempersingkat kebutuhan ventilasi mekanik sehingga resiko untuk terjadi
infeksi nosocomial dapat diminimalisir dan lama perawatan pasien di ruang
intensif dapat dipersingkat
D. Persiapan pasien :
1. Hentikan pemakain sedative atau narkotik beberapa jam sebelum
penyapihan
2. Pasien sadar dan kooperatif
3. Posisi kepala pasien 45 derajat dari horizontal
4. Tunda pemberian makanan lewat NGT 4 jam sebelum ekstubasi
5. Persiapkan T-piece, NRM, Nasal kanul
E. Persiapan alat :
1. Handscoon bersih
2. Spuit 200 cc
3. Selang oksigen pengganti (seperti RM, NRM dll) sesuai kebutuhan
4. Kassa
5. Selang suction, ukuran sesuai kebutuhan
6. Mesin suction
5
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
F. Perhatian :
Keputusan untuk penyapihan ditentukan oleh SMF CVC yang bertugas saat
itu. Pada kasus pasien dengan kasus hipoksemia berat dan kardiogenik syok,
pertahankan setting PRVC/VC selama 24 jam. Menjelang ekstubasi, pasien
diberikan spontaneous breathing trial dengan T-piece, CPAP/PS 5-8 cmH2O
selama 30-60 menit
6
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
TINDAKAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
1. TAHAP PREINTERAKSI
a. Menyiapkan dan mendekatkan alat-alat ke klien
b. Mencuci tangan
c. Memakai sarung tangan jika perlu
2. TAHAP ORIENTASI
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
c. Mengkaji keadaan pasien
d. Menjelaskan rencana tindakan, tujuan, prosedur,
waktu, dan kesediaan
3. TAHAP KERJA
a. Memberikan privasi
b. Cuci tangan sesuai dengan prosedur sebelum
melakukan tindakan.
c. Mendekatkan alat
d. Identifikasi indikasi pelepasan selang endotrakheal
e. Gunakan handscoon bersih
f. Posisikan pasien telentang, atau sesuai kebutuhan
g. Lakukan penghisapan lendir pada selang endotracheal
dan mulut, jika perlu
h. Kempiskan balon ETT dengan spuit 10 cc atau 20 cc
i. Berikan ventilasi sebesar 100% dengan bagging
j. Buka fixasi/plester
k. Tarik selang endotracheal melalui mulut
l. Ulangi penghisapan lendir, jika perlu
m. Bersihkan area bibir dengan kasa, jika perlu
7
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
Indramayu, ……………………..
Mahasiswa, Pembimbing/Instruktur
(……………………………..) (…………………………………….)
8
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
INTUBASI ENDOTRAKHEA
A. Persiapan
1. Pasien
a. Pasien/keluarganya diberi penjelasan mengenai tindakan, tujuan, serta
pengaruh yang mungkin timbul sehubungan dengan tindakan tersebut.
b. Waktu akan melakukan tindakan intubasi pasien dipasang peralatan
untuk memonitor keadaan pasien: tensimeter, puls oksimetri, ECG
monitor.
2. Alat
a. Scope (Laringoskop dan stetoskop)
b. Pipa endotrakhea (ETT) dengan berbagai ukuran (untuk dewasa: 6 – 8
mm dan untuk bayi/anak: 3 – 5 mm)
c. Spuit untuk mengembangkan cuff
9
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
10
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
CHEKCLIST PENILAIAN
TINDAKAN INTUBASI ENDOTRAKHEA
NILAI
No. ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
1. TAHAP PREINTERAKSI
a. Menyiapkan dan mendekatkan alat-alat ke klien
b. Mencuci tangan
c. Memakai sarung tangan jika perlu
2. TAHAP ORIENTASI
e. Mengucapkan salam terapeutik
f. Memperkenalkan diri
g. Mengkaji keadaan pasien
h. Menjelaskan rencana tindakan, tujuan, prosedur,
waktu, dan kesediaan
3. TAHAP KERJA
a. Memakai handscoon dan masker
b. Periksa integritas balon ETT
c. Pasang madrin atau stilet pada bagian dalam ETT
d. Lumasi ETTdengan jelly
e. Posisikan pasien telentang dengan leher ekstensi
f. Lakukan pendampingan pasien selama
pemasangan dilakukan operator
1) Buka mulut pasien dengan teknik cross finger
2) Masukan blade laringoskop dengan tangan kiri
sampai epiglotis terlihat jelas
3) Masukan ETT melewati epiglottis dengan
tangan kanan
4) Kembangkan balon ETT
5) Angkat blade laringoskop dari mulut pasien
11
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
Indramayu, ……………………..
Mahasiswa, Pembimbing/Instruktur
(……………………………..) (…………………………………….)
12
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
A. Pengertian
Ventilator adalah suatu alat system bantuan nafas secara mekanik yang di
desain untuk menggantikan/menunjang fungsi pernafasan.
13
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
14. Kassa
15. Suction set
16. Antiseptic (chlorhexidin, cetylpyridinium chloride), madu/pelembab bibir
17. Bengkok
14
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
dapat juga dilihat dari adanya peningkatan tekanan inspirasi (Resp. rate) yang
menandakan adanya perlengketan/penyempitan jalan nafas oleh sekresi ini
indikasi untuk dilakukan pengisapan.
Fisioterapi dada sangat mendukung untuk mengurangi atelektasis dan
dapat mempermudah pengambilan sekresi, bisa dengan cara melakukan
clapping, fibrasing perubahan posisi tiap 2 jam perlu dikerjakan untuk
mengurangi pelengketan sekresi.
15
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
5. Dukungan Nutrisi
Pada pasien dengan dipasangnya Ventilasi Mekanik dukungan nutrisi
harus diperhatikan secara dini. Apabila hal ini terabaikan tidak sedikit
terjadinya efek samping yang memperberat kondisi pasien, bahkan bisa
menimbulkan komplikasi paru dan kematian. Bila saluran gastrointestinal
tidak ada gangguan, Nutrisi Enteral dapat diberikan melalui Nasogastric tube
(NGT) yang dimulai dengan melakukan test feeding terlebih dahulu, terutama
pada pasien dengan post laparatomy dengan reseksi usus. Alternatif lain
apabila tidak memungkinkan untuk diberikan nutrisi melalui enteral bisa
dilakukan dengan pemberian nutrisi parenteral.
6. Perawatan Mata
Pada pasien dengan pemasangan Ventilasi Mekanik perawatan mata itu
sangat penting dalam asuhan keperawatan. Pengkajian yang sering dan
pemberian tetes mata/zalf mata bisa menurunkan keringnya kornea. Bila
refleks berkedip hilang, kelopak mata harus di plester untuk mencegah abrasi
kornea, kering dan trauma. edema sclera dapat terjadi pada pasien dengan
Ventilasi Mekanik bila tekanan vena meningkat. Atur posisi kepala lebih
atas/ekstensi.
16
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
17
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
k. Lepasakan Opa
l. Mulailah oral hygiene dengan menggunakan larutan
chorhexidine dan sikat gigi yang lembut atau kasa,
minimal dua kali sehari. Sikat gigi pasien dengan
lembut dari gigi depan, samping, atas dan bawah
sehingga gigi bersih dan terbebas dari plak.
m. Lakukan pula oral swab dengan larutan chlorhexidine
untuk membersihkan mulut setiap 2 s.d. 4 jam sekali.
n. Berikan hiperoksigenasi selama 3 menit, dengan
mengatur FiO2 100% pada ventilator.
o. Mengganti sarung tangan steril
p. Suction orofaringeal secret setelah pembersihan.
Setiap kali selesai, oleskan pelembab pada mukosa
mulut dan bibir agar tetap lembab.
q. Lepaskan tali fiksasi selang ETT
r. Lakukan deflasi cuff
s. Pindahkan selang ETT ke bagian sisi mulut lainnya
t. Pastikan inflasi cuff tepat dengan volume kebocoran
atau volume oklusi yang minimal
u. Ganti OPA selama ETT digunakan untuk mencegah
gigitan
v. Lakukan fiksasi pada selang ETT dan sekitar OPA
jika perlu
4. TAHAP TERMINASI
a. Merapikan klien dan alat-alat.
b. Mencuci tangan dengan prosedur yang benar.
c. Memperhatikan keadaan umum klien
d. Mendokumentasikan tindakan
18
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
TITRASI
(Perhitungan Dosis Obat pada Kasus Kritis dan Penggunaan
Infus Pump dan Syringe Pump)
Terapi titrasi adalah pemberian obat secara bertahap dan terus menerus sesuai respon
yang dikehendaki (dapat berubah dalam hitungan jam, menit, ataupun detik), yang
sebelumnya sudah mengalami pencampuran dengan suatu larutan tertentu, sehingga
didapatkan konsentrasi obat yang diinginkan.
Alasan dilakukannya titrasi karena berbagai hal, seperti:
1. Dosis bersifat dinamis
2. Obat bersifat aktif
3. Obat bersifat individual
4. Obat berosmolaritas tinggi
Contoh obat-obatan nya yaitu, obat inotropik (dopamin, dobutamin, vascon, nitrat,
adrenalin), obat antikoagulan (heparin, streptase), obat untuk koreksi elektrolit (KCL,
MgSO4, Insulin), obat lainnya (aminophilin, diazepam, morphin), dan sebagainya.
19
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
TINDAKAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
1. TAHAP PREINTERAKSI
d. Menyiapkan dan mendekatkan alat-alat ke klien
e. Mencuci tangan
f. Memakai sarung tangan jika perlu
2. TAHAP ORIENTASI
f. Mengucapkan salam terapeutik
g. Memperkenalkan diri
h. Mengkaji keadaan pasien
i. Menjelaskan rencana tindakan, tujuan, prosedur,
waktu, dan kesediaan
3. TAHAP KERJA
a. Memakai sarung tangan
b. Campurkan obat dengan pelarut
c. Sambungkan perfusor line ke spuit dan pastikan tidak
ada gelembung udara
d. Pasang three way jika belum dipasang
e. Atur three way untuk menutup aliran intravena ke
pasien
f. Sambungkan perfusor line ke three way
g. Atur three way untuk membuka aliran intravena ke
pasien
h. Hubungkan syringe pump ke sumber listrik
i. Hidupkan mesin syringe pump dan pastikan mesin
berfungsi dengan baik
j. Pasang spuit ke mesin syringe pump
20
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
Indramayu, ……………………..
Mahasiswa, Pembimbing/Instruktur
(……………………………..) (…………………………………….)
21
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
22
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
TINDAKAN
NO ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
1. TAHAP PREINTERAKSI
a. Menyiapkan dan mendekatkan alat-alat ke klien
b. Mencuci tangan
c. Memakai sarung tangan jika perlu
2. TAHAP ORIENTASI
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
c. Mengkaji keadaan pasien
d. Menjelaskan rencana tindakan, tujuan, prosedur,
waktu, dan kesediaan
3. TAHAP KERJA
a. Memakai sarung tangan
b. Siapkan cairan infus dan infuse set dan gantungkan di
tiang pengangga infuse pump.
c. Pasangkan bagian selang pada infus set pada infuse
pump, pastikan tidak ada udara pada selang.
d. Pasang drip sensor pada tempat tetesan infus set.
e. Nyalakan infuse pump.
f. Atur infus set pada infuse pump (15 dr/cc, 19 dr/cc, 20
dr/cc, 60 dr/cc) sesuai infuse set yang digunakan.
g. Atur jumlah cairan yang akan diberikan pada klien
tiap jam.
h. Tekan start untuk memulai pemberian cairan.
i. Lepaskan sarung tangan
4. TAHAP TERMINASI
23
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
Indramayu, ……………………..
Mahasiswa, Pembimbing/Instruktur
(……………………………..) (…………………………………….)
24
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPERAWATAN KRITIS
25