Anda di halaman 1dari 6

SOP PENGUKURAN CVP

Dosen Pembimbing
Ns. Masmun zuryati,M.Kep

Nama : Noviarista Rahmawati


NIM : 2018720085
KELAS : 7B (REGULER)

PROGRAM S1 STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERISTAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021
A. Persiapan pasien
a. Memberikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang:
1) Pengertian
CVP merupakan prosedur memasukkan kateter intravena yang fleksibel ke dalam vena
sentral klien dalam rangka memberikan terapi melalui vena sentral. Ujung dari kateter
berada pada superior vena cava. Tekanan vena central (central venous pressure) adalah
tekanan darah di atrium kanan atau vena kava. Ini memberikan informasi tentang tiga
parameter volume darah, keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vaskular.

2) Tujuan pemasangan
Tujuan umum :
Melakukan pengukuran tekanan vena sentral melalui kateter CVP yang dimasukan ke
dalam vena besar dengan metoda perkutan atau metoda vena seksi
Pengukuran CVP dilakukan untuk menilai tingkat kegagalan sirkulasi (disertai
gambaran klinis pasien), untuk menentukan besarnya tekanan di dalam atrium kanan dan
vena sentral, sebagai pedoman dalam melakukan penentuan jumlah cairan yang
dibutuhkan oleh pasien gawat.
Tujuan khusus:
1. Sebagai pemantauan tekanan vena sentral terkait status cairan dan oksigenasi tubuh
2. Memberikan cairan dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang relative
singkat
3. Untuk memberikan nutrisi via parenteral
4. Untuk memasukkan obat.

3) Indikasi
Indikasi Pemasangan CVP :
1. Klien dengan trauma berat disertai dengan perdarahan yang banyak yang dapat
2. menimbulkan syok.
3. Klien dengan tindakan pembedahan yang besar seperti open heart, trepanasi.
4. Klien dengan kelainan ginjal (ARF, oliguria).
5. Klien dengan gagal jantung.
6. Klien terpasang nutrisi parenteral (dextrosa 20% aminofusin).
7. Klien yang diberikan tranfusi darah dalam jumlah yang besar (transfusi masif)

4) Daerah pemasangan

Tindakan penanganan CVP adalah memasukkan kateter CVP, melalui pembuluh darah
sentral sehingga ujungnya berada di muara atrium kanan (vena cava superior dan
inferior)
5) Komplikasi CVP
− Bakteriemi
− Emboli udara
− Hematoma local
− Pneumotoraks
− Sepsis
− Disritmia
− Tamponade perikard.
b. Prinsip pemasangan CVP :
1. Pasien dipersiapkan dengan pencukuran dan dibersihkan dengan larutan antiseptic.
2. Anestesi lokal digunakan.
3. Kateter CVP dimasukkan melalui vena jugularis eksterna, antekubital, atau femoral
ke vena cava tepat di atas atau dalam atrium kanan.
4. Bila kateter sudah dimasukkan, oleskan salep antiseptik dan tutup dengan kassa steril
kering.
5. Balutan, cairan intravena, manometer, dan pipa diganti sesuai kebijaksanaan dan
protokol rumah sakit.
6. Interval penggantian komponen yang umum: larutan intravena setiap 24 jam, pipa
infus setiap 24-48 jam dan balutan pada tempat masuk kateter setiap 24-72 jam.

c. Cara pengukuran CVP


1. Dengan Transducer (mmHg)
2. Dengan Manometer (cmH2O)

 Nilai normal CVP:


- Dalam mmHg : 3 – 8 mmHg
3 – 11 mmHg
- Dalam cmH2O : 4 – 11 cmH2O
4 – 15 cmH2O
- Meningkat : tanda kelebihan cairan
- Menurun : tanda kekurangan cairan

d. Cara Kerja:
1. Sebelum pemasangan :
a. Mempersiapkan alat-alat untuk penusukan dan alat-alat untuk pemantauan.
b. Mempersipkan klien yaitu memberikan penjelasan mengenai prosedur dan
tujuan pemantauan serta mengatur posisi klien sesuai dengan daerah
pemasangan kateter.
2. Saat pemasangan :
a. Memelihara alat-alat yang digunakan selalu dalam keadaan steril.
b. Memantau tanda dan gejala komplikasi yang dapat terjadi pada saat
pemasangan seperti gangguan irama jantung dan perdarahan.
c. Membuat klien merasa aman dan nyaman selama prosedur dilakukan.
3. Setelah pemasangan :
a. Mendapatkan nilai yang akurat dengan cara:
- Melakukan Zero Balance, menentukan letak atrium atau titik nol pasien
dengan cara membuat garis pertemuan antara garis yang dibuat dari sela iga
keempat dengan pertengahan axilla. Titik nol tersebut kemudian disejajarkan
dengan transducer.
- Zero balance dikerjakan setiap pergantian dinas atau jika nilai gelombang
yang terlihat pada monitor tidak sesuai dengan keadaan klinis klien dan setiap
ada perubahan posisi klien.
- Melakukan kalibrasi, tujuan kalibrasi adalah untuk mengetahui fungsi alat
seperti monitor atau transducer. Kalibrasi dilakukan sebelum alat pantau di
pasang, setiap pergantian dinas dan jika ada keraguan pada nilai atau
gelombang yang terlihat pada monitor.
b. Mengekspolasi nilai yang terlihat pada monitor dengan keadaan klinis klien.
c. Mencatat nilai tekanan dan kecenderungan perubahan hemodinamik.
d. Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian obat-obatan.
e. Mencegah terjadinya komplikasi dan mengetahui gejala dan tanda komplikasi.
f. Memberikan rasa nyaman dan aman pada pasien.
g. Memastikan letak alat-alat yang terpasang pada posisi yang tepat dengan cara
memantau gelombang tekanan pada monitor dan melakukan pemeriksaan foto
toraks (CVP, Swans gans).
DAFTAR PUSTAKA

Hudak, C. dan Gallo, B. 2008.Keperawatan kritis : Pendekatan Holistik Vol. 1 Editor:


Monika Ester. Jakarta : EGC.
Nurachmah, E. dan Sudarsono, R. 2000.Buku Saku Prosedur Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta : EGC.
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta. Salemba Medika.
Potter, Perry. 2009. Fundamental Keperawatan, Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Dr. Hariyono, SKep., Ns., M. Kep. 2020. Buku Modul Praktikum Perawatan
Kardiovaskular 2. Jombang : CME PRESS.
Bongard, Frederic S. Et al. Current Critical Care : Diagnosis & Treatment. Second
Edition. Lange Medical Books. 2012
Woods, Susan L, et al. Cardiac Nursing. Seventh Edition. Lippicot, William and Wilkins.

2015

Anda mungkin juga menyukai