Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN MINDFULNESS (PEMERIKSAAN PAYUD


ARA SENDIRI) TERHADAP DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PA
DA REMAJA WANITA DI KELURAHAN JATIDATAR

Dosen :
Dr. M. Hadi, SKM., M. Kep

Kelas 6B
Disusun oleh :
NOVIARISTA RAHMAWATI
(2018720085)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKRTA
2021
2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dan dapat menyelesaikannya d
engan judul “Pengaruh Pendidikan Mindfulness (Pemeriksaan Payudara Sendiri) terha
dap Deteksi Dini Kanker Payudara pada remaja wanita di kelurahan jatidatar”. Tak lu
pa shalawat serta salam semoga selalu tercurhkan pada Rasulullah SAW, beserta keluarganya,
sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir jaman. Aamiin.
Penulisan proposal penelitian ini bertujuan memenuhi salah satu syarat untuk mengik
uti Ujian Tengah Semester Fakultas Ilmu Keperawatan UNIVERSITAS MUHAMMADIYA
H JAKARTA. Saya selaku penulis menyadari proposal penelitian ini masih belum sempurna
karena keterbatasan saya, oleh karena itu kritik serta saran dari pembaca sangat saya harapka
n demi proposal penelitian yang lebih baik dan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca untuk
kedepannya.

Lampung, Agustus 2021

Noviarista Rahmawati

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................................. 1
B. Masalah Penelitian....................................................................................................... 2
C. Pertanyaan Penelitian................................................................................................... 2
D. Tujuan Penelitia ........................................................................................................... 3
E. Manfaat penelitian........................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 4
A. TEORI DAN KONSEP TERKAIT ............................................................................. 4
1. KANKER PAYUDARA........................................................................................ 4
a. Definisi Kanker Payudara ............................................................................... 4
b. Etiologi Kanker Payudara................................................................................ 4
c. Faktor Resiko Hipertensi ................................................................................ 5
d. Klasifikasi ....................................................................................................... 7
e. Tanda dan Gejala............................................................................................. 9
f. Pencegahan kanker payudarai ......................................................................... 9
2. SADARI (pemeriksaan payudara sendiri)............................................................... 11
a. pengertian SADARI ......................................................................................... 11
b. Manfaat SADARI ............................................................................................. 12
c. Tujuan SADARI................................................................................................ 12
3. REMAJA................................................................................................................. 13
a. Pengertian Remaja .......................................................................................... 13
b. Ciri-ciri Remaja............................................................................................... 13
c. Tahap perkembangan masa Remaja ................................................................ 15
B. PENELITIAN TERKAIT............................................................................................. 16
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL......... 17
A. KERANGKA KONSEP .............................................................................................. 17
B. HIPOTESIS.................................................................................................................. 17
C. DEFINISI OPRASIONAL........................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 19

ii
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Lembar Permohonan Menjadi Responden...............................................................
2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ...............................................................
3. Lembar Observasi Responden.................................................................................
4. Data Demografi Responden.....................................................................................
5. Lembar Kuisioner....................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit di Indonesia saat ini memiliki morfologi yang berbeda-beda. Saat ini, pola e
pidemi berubah. Transisi ini disebut transisi epidemiologi. Ketika tren epidemi berubah, masa
lah penyakit menular sekarang menjadi dilema. Namun, tren epidemi bergeser ke penyakit tid
ak menular. Saat ini, frekuensi penyakit tidak menular dan jumlah kematian akibat penyakit t
ersebut meroket setiap tahun. Ini adalah sesuatu yang perlu diperhatikan. Terutama ketika pen
yakit tidak menular muncul di negara berkembang dan negara miskin. Diperkirakan dua dari
10.000 wanita di seluruh dunia menderita kanker payudara setiap tahun. Kanker payudara me
rupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita di seluruh dunia (Direktorat PP
&PL, Depkes RI, 2009).
Kanker payudara (BC) merupakan kanker penyebab kematian tertinggi pada wanita di
antara kanker lainnya. Pada tahun 2020, jumlah pasien kanker payudara diperkirakan mening
kat empat kali lipat dari tahun 2012 menjadi 1,7 juta. Proporsi penderita kanker payudara adal
ah 20% dari seluruh tumor ganas (American Cancer Society, 2011).
Rata-rata pasien kanker payudara terdeteksi pada usia muda, dan seorang gadis berusi
a 14 tahun, yang memiliki benjolan payudara dan jika tidak didiagnosis secara dini, tumor ter
sebut dapat menjadi kanker (Mboi, 2014). Kanker payudara dapat dideteksi secara dini tetapi
biasanya terdeteksi terlambat (70%) sehingga mengakibatkan angka kematian yang tinggi. De
teksi dini kanker payudara dapat menurunkan angka kematian dan menghemat biaya pengoba
tan. Pada tahun 2017, 3.040.116 perempuan, sebanyak (2,98%) wanita berusia 30-50 tahun te
rdiagnosis kanker payudara di Indonesia. Pemeriksaan dilakukan oleh Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) untuk deteksi dini kanker payudara, dengan 12.023 kasus kanker payudara
dan 3.079 kasus suspek kanker payudara (Kemenkes RI, 2017).
Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa kanker merup
akan penyebab kematian ketujuh di Indonesia (Depkes RI, 2011). Menurut data Riskesdas 20
07, kejadian kanker secara nasional sebesar 4,3 per 1000 penduduk, dimana perempuan memi
liki insiden lebih tinggi daripada laki-laki, dengan 5,7 per 1000 penduduk untuk perempuan d
an 2,9 per 1000 penduduk untuk laki-laki. (Kementerian Kesehatan).RI, 2013 ).
Salah satu faktor tingginya angka kejadian adalah kurangnya edukasi tentang kanker p
ayudara pada anak usia dini dalam deteksi dini dan pengobatan kanker payudara. Tingginya a
ngka kematian akibat kanker ini juga terjadi karena pasien yang beralih ke pelayanan medis s
udah dalam stadium lanjut. Jika pasien sudah pada stadium lanjut kanker, sulit untuk menyele
saikan proses penyembuhan. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang kanker dan cara me
ndeteksi penyakit menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian akibat kanker payu
dara. (Heryani, Kusumawaty, Gunawan dan Samrotul, 2020).
Wanita terlambat mengetahui bahwa mereka telah menderita kanker payudara stadiu
m lanjut karena kurangnya pemahaman tentang kanker payudara itu sendiri dan pengetahuan
nya sendiri tentang skrining kanker payudara (Nugraheni, 2010).
Rendahnya kesadaran dan kesalahpahaman masyarakat tentang kanker payudara merupakan s
alah satu faktor yang menghambat pengobatan kanker payudara. Pendidikan kesehatan kanke
r payudara dan pemeriksaan payudara sendiri akan meningkatkan pengetahuan untuk mening
katkan kesehatan wanita (Nugraheni, 2010).

1
Layanan ini merupakan upaya untuk mendeteksi kanker payudara sesegera mungkin,
meningkatkan kesadaran di kalangan anak muda dan mengurangi kejadian kanker payudara d
i daerah pemandu sorak. Upaya pendidikan kesehatan untuk mengubah pengetahuan, sikap da
n perilaku lebih efektif pada kelompok usia remaja dibandingkan pada kelompok usia dewasa
Upaya penyuluhan dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang dapat menarik perhatian p
ublik. Salah satu alat komunikasi tersebut adalah selebaran. Selebaran adalah selembar kertas
terlipat yang berisi artikel atau gambar dan dicetak dengan masalah tertentu untuk tujuan atau
tujuan tertentu. Buklet ini berfungsi sebagai alat bantu visual untuk membantu mengintegrasi
kan pemahaman dan ingatan, sehingga mudah dibawa ke mana saja. Gambar dapat meningkat
kan minat remaja dalam memahami isi materi. (Heryani dkk., 2020).

B. Masalah penelitian

Saya memfokuskan penelitian tersebut pada pengaruh Pendidikan Mindfulness (Peme


riksaan Payudara Sendiri) terhadap Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara pada remaja wani
ta di kelurahan jatidatar. Karena masi banyak remaja yang Rendahnya kesadaran dan kesalah
pahaman masyarakat tentang kanker payudara, yang menjadi salah satu faktor yang mengham
bat pengobatan kanker payudara. Pendidikan kesehatan kanker payudara dan pemeriksaan pa
yudara sendiri akan meningkatkan upaya dan pengetahuan untuk meningkatkan kesehatan wa
nita.

C. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan masalah penelitian tersebut maka pertanyaan penelitian yang dapat di rumuskan
adalah :

Bagaimana pengaruh Pendidikan Mindfulness (Pemeriksaan Payudara Sendiri) terhad


ap Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara pada remaja wanita di kelurahan jatidatar ?

D. Tujuan penelitian

2
1. Tujuan umum
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Mindfulness (Pemeriksaan P
ayudara Sendiri) terhadap Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara pada remaja wanita di kelurah
an jatidatar

2. Tujuan khusus
a. mengidentifikasi gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam pemeriksaan SA
DARI sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan.
b. mengidentifikasi pengaruh Pendidikan Mindfulness (Pemeriksaan Payudara Sendiri) terhad
ap Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara pada remaja wanita di kelurahan jatidatar
a. mengidentifikasi perbedaan gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam pemeri
ksaan SADARI sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan.

E. Manfaat penelitian
- bagi remaja

sebagai pengetahuan dan wawasan agar mau dan mampu melakukan deteksi dini dengan
SADARI secara baik dan benar sebagai upaya pencegakan kanker payudara.

- Bagi mahasiswa

Sebagai literatur dalam bidang penilitian tentang bagaimana pengaruh Pendidikan Mindful
ness (Pemeriksaan Payudara Sendiri) terhadap Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara pada rem
aja wanita di kelurahan jatidatar

- Bagi peneliti
Diharap dapat digunakan sebagai perbandingan atau referensi lebih maju dimasa mendat
ang.
- bagi masyarakat
sebagai sumber informasi masyarakat tentang manfaat melakukan deteksi dini dengan m
eperiksaan payudara sendiri (SADARI)

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI DAN KONSEP TERKAIT


1. KANKER PAYUDARA
a. Definisi kanker payudara Demografi
Kanker payudara atau kanker payudara adalah gangguan perkembangan sel payudar
a normal yang berkembang dari sel normal dan berproliferasi serta menyerang jaringan lim
foid dan pembuluh darah (Nurarif, 2015).
Kanker payudara adalah proliferasi sel abnormal dari jaringan payudara. Sel-sel ini d
apat bermutasi, tumbuh lebih cepat dan tidak terkendali, dan tumbuh lebih jauh hingga me
nyebar ke bagian tubuh lainnya. Kanker payudara (KPD) adalah tumor ganas jaringan payu
dara yang dapat berasal dari epitel duktus atau lobulusnya. salah satu kanker yang termasu
k paling umum di Indonesia adalah Kanker payudara. Berdasarkan registrasi berbasis penya
kit di Indonesia, KPD memimpin dengan frekuensi relatif 18,6%. (Data Kanker Indonesia 20
10 Berdasarkan Data Histopatologi; Register Kanker Ikatan Ahli Patologi Indonesia (IAPI) da
n Yayasan Kanker Indonesia (YKI)). Prevalensi di Indonesia diperkirakan 12/100.000 wanita,
tetapi di Amerika Serikat adalah 92/100.000 wanita, dengan angka kematian 27/100.000, y
ang berarti angka kematian wanita cukup tinggi yaitu 18.000 meningkat. Penyakit ini juga d
apat menyerang pria dengan frekuensi sekitar 1%. Di Indonesia, lebih dari 80% kasusnya pa
rah dan sangat sulit diobati. Oleh karena itu, penting untuk memahami pencegahan, diagno
sis dini, pengobatan, upaya paliatif, dan upaya rehabilitasi yang tepat untuk memastikan ki
nerja pelayanan pasien yang optimal. (Kementerian Kesehatan RI.2015).

b. Etilogi Kanker Payudara


Menurut Brunner dan Suddart dari NANDA (2015), penyebab kanker payudara tidak dapat
diidentifikasi, tetapi ada beberapa faktor genetik. Kanker payudara menunjukkan pertumb
uhan sel epitel ganas yang melapisi saluran atau daun payudara. Awalnya, hanya ada hiper
plasia sel dengan proliferasi sel atipikal, yang kemudian berkembang menjadi karsinoma in
situ, di mana sel-sel menggumpal. Hormon steroid yang diproduksi oleh ovarium juga berp
eran dalam pembentukan kanker payudara (estradiol dan progesteron tunduk pada peruba
han lingkungan seluler).

c. Faktor Resiko Terjadnya Kanker Payudara

4
Faktor Risiko Kanker Payudara Menurut Putra (2015), Ada dua kelompok faktor yang risi
ko terjadinya kanker payudara yaitu faktor risiko yang dapat diubah dan faktor resiko yang ti
dak dapat diubah. Faktor-faktor tersebut adalah: Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
1. Obesitas
Obesitas adalah obesitas yang disebabkan oleh kelebihan lemak tubuh. Karena jar
ingan lemak dalam tubuh adalah sumber utama estrogen, jumlah jaringan lemak
yang tinggi berarti kadar estrogen yang tinggi, yang meningkatkan risiko kanker p
ayudara.
2. Alkoholisme
Alkohol bekerja dengan meningkatkan kadar insulin dalam darah, seperti insulin-li
ke growth factor (IGF) dan estrogen. Karena itu, alkohol dapat meningkatkan risik
o kanker payudara.
3. Perokok berat
Tembakau merupakan faktor risiko kanker payudara pada wanita, dan tembakau
mengandung bahan kimia yang dapat mempengaruhi organ dalam tubuh. Temba
kau membunuh 560 orang di seluruh dunia dalam satu jam, menurut sebuah pen
elitian WHO. Kematian tidak terlepas dari 3.800 bahan kimia yang sebagian besar
bersifat toksik dan karsinogen (karsinogen).
4. Stres
Stres dapat menjadi faktor risiko kanker payudara karena stres psikologis yang pa
rah dan terus-menerus dapat melemahkan sistem kekebalan dan mempercepat p
erkembangan penyakit.
5. Paparan Karsinogen
Karsinogen termasuk bahan kimia, radiasi, dan pembakaran asap tembakau. Karsi
nogen dapat menyebabkan pertumbuhan sel kanker payudara (Kementerian Kese
hatan, 2015).

1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah


a) Faktor genetik atau keturunan
Kanker payudara sering dianggap sebagai keturunan, dan kanker payudara dan ovari
um memiliki dua gen yang dapat diturunkan: gen BRCA1 (gen kerentanan perawatan
payudara 1) dan gen BRCA2 (gen kerentanan perawatan payudara 2). ). Kedua gen in
i hanya mewakili 5 ri kanker payudara, dan jika pasien memiliki riwayat keluarga kan
ker payudara, tes genetik BRCA dapat dilakukan. Memiliki satu atau kedua gen BRCA

5
1 dan BRCA2 meningkatkan risiko terkena kanker payudara. BRCA1 memiliki risiko 60
% lebih tinggi terkena kanker payudara dan BRCA2 memiliki risiko 40% - 60% lebih ti
nggi terkena kanker payudara. ..
b) Jenis kelamin atau faktor seksual
Wanita berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara, tetapi pria juga bisa terkena ka
nker payudara. Hal ini karena pria rendah hormon estrogen dan progesteron yang da
pat menyebabkan pertumbuhan sel kanker, dan payudara pria sebagian besar gemu
k dan kekurangan kelenjar seperti wanita.
c) Faktor usia
Faktor risiko usia dapat menentukan tingkat risiko kanker payudara. Persentase risik
o kanker payudara berdasarkan usia, yaitu 30-39 tahun risiko 1 dari 233 wanita atau
0,43%, 40-49 tahun adalah 1 dari 69 wanita berisiko atau 1,4%, di usia 50-59 tahun a
dalah 38 wanita atau 2,6% berisiko untuk wanita sedangkan dari usia 60-69 tahun da
n berisiko adalah 27 wanita atau 3,7% untuk seorang wanita. Akibatnya, orang tua m
emiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara karena meningkatnya kerusakan g
enetik (mutasi) dan berkurangnya kemampuan sel untuk beregenerasi.
d) Riwayat kehamilan.
Wanita yang belum pernah hamil (tidak hamil) memiliki risiko lebih tinggi terkena ka
nker payudara. Perkembangan sel payudara remaja belum matang (immature) dan s
angat aktif. Sel-sel payudara yang belum matang rentan terhadap mutasi sel yang ab
normal, dan saat hamil, sel-sel di payudara menjadi matang, sehingga mengurangi ris
iko kanker payudara.
e) Menstruasi
Wanita yang mengalami menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun (menarche sebe
lum waktunya) 2 kali lebih mungkin terkena kanker payudara. Risiko yang sama berla
ku untuk wanita pascamenopause berusia 55 tahun. Pada wanita pascamenopause,
bentuk tubuh, tidak termasuk payudara, berubah saat payudara mulai berkembang d
an berubah. Hormon dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal.
f) Riwayat menyusui
Wanita yang menyusui lebih dari satu tahun memiliki risiko lebih rendah terkena kan
ker payudara. Selama menyusui, sel-sel payudara menjadi lebih matang (matang). M
enyusui menunda menstruasi. Ini mengurangi paparan tubuh terhadap hormon estro
gen, yang mengurangi risiko kanker payudara.

6
d. Klasifikasi
Secara umum, kanker payudara dapat dibagi menjadi tiga jenis: kanker payudara non-i
nvasif, kanker payudara invasif, dan kanker payudara penyakit Paget. Uraian lengkapn
ya adalah sebagai berikut: (Putra, 2015)
1. Kanker payudara non-invasif
Kanker yang dimulai di saluran (hubungan antara alveoli, kelenjar susu dan puting sus
u). Jenis kanker ini sering disebut karsinoma in situ, dan kanker payudara tidak menye
bar ke luar jaringan payudara.
2. Kanker payudara invasif
Sel kanker merusak seluruh kelenjar susu dan menyerang lemak dan jaringan sekitarn
ya. Pada titik ini, tumor menyebar di luar kantung susu, menyerang jaringan di sekitarn
ya, dan juga menyebabkan metastasis seperti kelenjar getah bening.
3. Penyakit Paget
Kanker dimulai di saluran dan menyebar ke kulit areola dan puting susu. Tanda-tanda
nya adalah kulit pecah-pecah, merah, mengucur. Pengobatan kanker jenis ini optimal
bila tidak disertai tumor.

Klasifikasi kanker payudara berdasarkan stadium dan harapan hidup: (National Cancer
Institute, Epidemiology and Outcomes (SIER), 2001 dalam NANDA, 2015).
1) Stadium 0
Tidak ada tumor primer yang diketahui, tumor ganglion regional atau metastasis ke or
gan lain, dan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun untuk tahun depan adalah 99%.
2) Stadium I
Tumor berukuran kurang dari 2 cm, tidak ada tumor di kelenjar getah bening regional,
tidak memiliki metastasis jauh, dan memiliki waktu kelangsungan hidup 92% selama 5
tahun ke depan.
3) Stadium IIA
Kanker payudara tidak ditemukan, tetapi sel kanker yang ditemukan di kelenjar getah
bening aksila bergerak, tidak bermetastasis, dan memiliki harapan hidup 82% selama 5
tahun ke depan.

4) Stadium IIB
Tumor berukuran lebih besar dari 2 cm dan kurang dari 5 cm, terdapat sel tumor di ke
lenjar getah bening di bawah ketiak, bergerak, dan belum menyebar ke tempat yang ja

7
uh.
5) Stadium IIIA
Tumor tidak ditemukan di payudara, tetapi pada kelenjar getah bening atau struktur l
ain yang melekat, tidak memiliki metastasis jauh, dan memiliki tingkat kelangsungan hi
dup 5 tahun sebesar 47%.
6) Stadium IIIB
Kanker telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan, menderit
a kanker payudara bernanah, atau telah didiagnosis dengan kanker payudara inflamasi
dan telah menyebar ke kelenjar getah bening dengan kelangsungan hidup yang baik.
44% dalam 5 tahun ke depan.
7) Stadium IV
Ukuran tumor tidak pasti dan telah menyebar atau bermetastasis ke tempat yang jau
h seperti tulang, paru-paru, hati, tulang rusuk dan organ lainnya, dengan harapan hidu
p 15% selama 5 tahun ke depan.

e. Tanda dan gejala


Purwoastusi (2012), tanda dan gejala yang diamati pada
pasien kanker payudara adalah: Pada awalnya tidak ada rasa sakit, sehingga pasien ha
mpir tidak menyadarinya.
a. Nyeri payudara atau nyeri tekan.
c. Semakin lama, semakin besar massanya.
d. Bentuk dan ukuran payudara berubah tergantung pada pembengkakan.
dong. Nyeri mulai muncul di payudara dan tidak sembuh lama setelah perawatan, pu
ting terlihat seperti nyeri atau memar dan tertarik ke dalam.
F. Kulit di dada berkerut seperti kulit jeruk (kuning).
g. Pada wanita yang tidak hamil atau tidak menyusui, puting dan susu kadang-kadang
menghasilkan sekret, darah merah tua dan nanah.
h. Massa
jam menyerupai bunga kubis dan rentan terhadap pendarahan.
I. Metastasis (difusi) ke kelenjar getah bening di sekitar organ lain.
j. Kondisi umum pasien sangat buruk

f. Pencegahan kanker payudara

8
Menurut Liana dan Rirauka (2012), pencegahan kanker payudara adalah sebagai beriku
t:
1. Pencegahan primordiale
Pencegahan sangat dini atau dasar bagi mereka yang sehat tanpa gejala Faktor risiko.
Pencegahan penyakit Masyarakat perlu membiasakan pola hidup sehat sejak dini dan
menjauhi faktor risiko yang dapat dimodifikasi (modifiable). Pencegahan primer yang d
apat dilakukan antara lain:
1) serat dan vitamin C, mineral, melawan kanker dan proteksi radiasi Klorofil dan perba
nyak konsumsi buah dan sayur yang kaya antioksidan Antioksidan merupakan radikal b
ebas, beragam Dapat melawan dan melindungi radikal kimia dan logam berat terhadap
bahaya radiasi bagi tubuh.
2) Peningkatan konsumsi produk yang mengandung kedelai dan fitoestrogen dapat me
ngurangi risiko kanker payudara.
3) Hindari makanan berlemak tinggi karena dapat menambah berat badan dan menyeb
abkan kelebihan berat badan dan obesitas. Ini adalah faktor risiko untuk kanker payuda
ra.
4) Mengelola berat badan dengan olahraga dan diet seimbang dapat mengurangi risiko
terkena kanker payudara.
5) Hindari alkohol, tembakau dan stres. B. Pencegahan Primer Pencegahan primer adal
ah upaya pencegahan kanker pada orang sehat yang berisiko terkena kanker payudara.

1) Pencegahan primer
1) pencegahanprimer
1) diberikan kepada orang yang berisiko terkena kanker payudara. Berikut beberapa u
paya yang dapat Anda lakukan:
1) Penggunaan obat hormonal Penggunaan obat hormonal harus berdasarkan anjuran
dokter. Wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara atau kanker terkait lainnya ti
dak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal seperti pil KB, suntikan, dan implan.
2) Menyusui Menyusui selama mungkin setelah melahirkan dapat mengurangi risiko te
rkena kanker payudara. Hal ini karena selama menyusui, tubuh dapat memproduksi ho
rmon oksitosin, yang mengurangi produksi hormon estrogen. Hormon estrogen berper
an penting dalam pertumbuhan sel kanker payudara.
3) Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Semua wanita di atas usia 20 tahun harus m
enjalani pemeriksaan SADARI setiap bulan untuk mencari benjolan di payudara. SADARI

9
sebaiknya dilakukan 57 hari setelah haid terakhir, saat payudara tidak lagi bengkak dan
lunak.
4) Proses pemeriksaan mamografi yang memeriksa payudara manusia menggunakan si
nar-x dosis rendah (biasanya dalam kisaran 0,7 mSv). Mammografi digunakan untuk me
lihat jenis tumor dan kista tertentu dan telah terbukti mengurangi kematian akibat kan
ker payudara.

2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder mendiagnosis pasien kanker payudara secara dini dan sering me
nargetkan pasien yang dites positif kanker payudara sehingga pengobatan dapat dimul
ai dan dikelola dengan tepat. Penatalaksanaan pasien kanker payudara yang tepat sesu
ai dengan stadiumnya dapat meminimalkan kecacatan, mencegah komplikasi penyakit,
dan memperpanjang umur pasien. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan bebe
rapa cara.
a) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik diawali dengan wawancara dengan pasien kanke
r payudara, pemeriksaan fisik payudara, dan mencari adanya benjolan dan kelainan lai
nnya. Kelainan lain, infeksi payudara, palpasi dan pemeriksaan kelenjar getah bening lo
kal atau aksila. Ini diikuti dengan pengujian suportif yang dilakukan dengan menggunak
an berbagai alat seperti pengukuran suhu, USG, dan CT scan, diikuti dengan pengujian
histopatologi untuk memastikan diagnosis pasien kanker payudara.
b. Penatalaksanaan medis tergantung pada stadium di mana kanker didiagnosis dan da
pat berupa pembedahan / pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi atau terapi hormon

3) Pencegahan Tertier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mempertahankan kualitas hidup pasien, memp
erlambat perkembangan penyakit, mengurangi rasa sakit dan penyakit lainnya dan meningka
tkan domain psikologis, sosial dan spiritual. Ini dapat dilakukan dengan perawatan paliatif (b
erkelanjutan). Rehabilitasi dapat dilakukan untuk membantu pasien kembali beraktivitas unt
uk meminimalkan kecacatan. Upaya rehabilitasi, seperti penghilang rasa sakit, harus dilakuka
n secara fisik, mental, dan sosial, dengan dukungan emosional dan nutrisi yang baik dari oran
g-orang terdekat pasien pasca operasi

2. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)


a. Pengertian SADARI
Diagnosis dini kanker payudara melibatkan upaya untuk mendeteksi dan mengidenti
fikasi adanya benjolan atau kelainan pada payudara sesegera mungkin. Kemungkinan kanker
payudara sebenarnya bisa ditentukan dengan cepat dengan pemeriksaan diri (SADARI). Kami

10
menemukan bahwa 90% kanker payudara dideteksi oleh wanita itu sendiri. Tujuan utama SA
DARI adalah untuk mendeteksi dini kanker dan mengobatinya secara lebih tepat (Rasjidi dan
Imam. 2009).
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Breast Self-Examination/SADARI) adalah cara yang b
aik untuk mencegah kanker payudara, terutama sejak usia 20 tahun. Wanita perlu mengetah
ui kelebihan dan keterbatasannya. Dokter harus diberitahu tentang perubahan payudara ke
tika dicurigai kanker payudara dan segera memberi tahu mereka (Savitri, et al, 2015).
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan payudara sendiri yang
dirancang untuk mendeteksi adanya benjolan yang tidak normal. Anda dapat mengikuti tes i
ni sendiri, tanpa pergi ke profesional kesehatan atau membayar biaya. Proyek Skrining Kanke
r Payudara American Cancer Society merekomendasikan pengujian hati-hati tanpa keluhan.
Diagnosis dini dapat mengungkapkan angka kematian 25-30% (Mulyani dan Rinawati, 2017).

b. Manfaat SADARI
Keuntungan dari kesadaran adalah bahwa deteksi dini kelainan dan perubahan pada
payudara dan deteksi tumor memungkinkan terjadinya kanker payudara. Karena deteksi dini
adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa (Mulyani dan Rinawati). , 2017). Tujuan

c. Tujuan SADARI
Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk mengidentifikasi gejala awal kanker
payudara individu (Romauli dan Suryati.2012). Wanita dengan SADARI memiliki tumor kecil,
masih dalam tahap awal, dan memiliki prognosis yang baik. Para peneliti telah menunjukkan
bahwa harapan hidup berhubungan langsung dengan stadium penyakit saat diagnosis. Ameri
can Cancer Society (ACS) telah menetapkan pedoman skrining untuk wanita tanpa gejala. Ini
mencakup tiga metode deteksi dini. Salah satunya adalah
a. SADARI harus dilakukan setiap bulan oleh semua wanita berusia 20 tahun ke atas.
b. Pemeriksaan payudara klinis oleh dokter harus dilakukan setiap 3 tahun untuk wanit a be
rusia 20-40 tahun dan setiap tahun untuk wanita di atas 40 tahun
c. Mammogram harus dimulai pada usia 40 tahun. Mammogram secara teratur harus dilaku
kan setiap 12 tahun untuk wanita berusia 40 hingga 49 tahun dan setiap tahun untuk wa
nita berusia 50 tahun ke atas.

11
3. REMAJA
a. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan masa dimana seseorang mengalami perubahan fisik, psikol
ogis, dan emosional yang besar (WHO, 2011). Anak laki-laki berasal dari kata Latin Teecere (n
ama, teecentia berarti anak laki-laki) dan berarti "dewasa" atau "dewasa". Istilah remaja me
miliki implikasi yang luas, meliputi kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurock 2
00 4 dalam Alkatiri, 2017). Menurut
(Pradana, 2015), masa remaja ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan ya
ng sangat pesat. Selama periode ini, ukuran tubuh, kekuatan, dan persalinan mulai berkemb
ang. Kemampuan individu untuk berpikir abstrak dan kritis berkembang dengan meningkatn
ya kesadaran diri dan kontrol emosi. Hubungan sosial remaja mulai bergeser dari lingkaran k
eluarga ke jaringan pertemanan yang lebih luas, orang dewasa lain yang disegani di masyara
kat, dan orang dewasa di media, seperti penyanyi dan bintang film), dengan bertambahnya r
emaja, Anda akan dapat memainkan peran penting. .
remaja juga mengalami perubahan harapan sosial dan kognitif serta membutuhkan
kematangan emosi yang lebih (WHO, 2011 )
World Health Organization (WHO) lahir Kami mendefinisikan remaja menurut tiga k
riteria: sosial ekonomi. Berikut tiga definisi (Alkatiri, 2017):
Definisi biologis remaja adalah individu.adalah tanda seks sekunder pertama seoran
g individu mengalami pola perkembangan psikologis dan mengidentifikasi seorang anak seba
gai orang dewasa. Pemuda didefinisikan dalam standar sosial-ekonomi sebagai masa ketika a
da transisi dari ketergantungan sosial-ekonomi penuh ke keadaan relatif mandiri.
Berdasarkan beberapa pandangan di atas, maka pengertian masa remaja adalah mas
a peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan pertumbuha
n dan perkembangan yang mempengaruhi keadaan biologis, psikologis dan sosial ekonomi a
tau dapat disimpulkan bahwa masa tersebut adalah masa.

b. Ciri-Ciri Remaja
Karakteristik Remaja Menurut (Alkatiri 2017), remaja memiliki karakteristik tersendiri yang
membedakannya pada tahap pra dan pasca remaja. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1. Masa remaja merupakan masa kritis Selama masa remaja, perkembangan fisik dan men
tal yang pesat menimbulkan kebutuhan akan koordinasi mental dan pembentukan sikap
dan nilai, nilai dan keterampilan baru. Masa remaja dianggap sebagai masa yang pentin
g karena tidak hanya berdampak signifikan pada fisik dan perilaku, tetapi juga memiliki
efek yang bertahan lama pada masa remaja.
2. Masa remaja adalah masa transisi Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kan
ak-kanak menuju masa dewasa. Pada titik ini, remaja bukanlah anak-anak atau orang de
wasa. Perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja mempengaruhi tingkat perilaku i
ndividu, dan individu perlu mempelajari pola perilaku dan sikap baru yang sesuai denga
n usianya. Migrasi tidak berarti pengurangan atau perubahan dari apa yang telah terjadi
sebelumnya, tetapi transisi dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya.
3. Masa remaja adalah masa perubahan Ada empat perubahan pada masa remaja. Artiny
a, 1) kekuatan dan kekuatan emosional bergantung pada sejauh mana terjadi perubaha
n fisik dan psikis. 2) Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan kelompok sosia
l seringkali menimbulkan masalah baru. 3) Perubahan selera dan perilaku menyebabkan
perubahan nilai.
4. ) Sebagian besar remaja memiliki pendapat yang berbeda tentang perubahan sikap. Mer

12
eka menginginkan dan meminta kebebasan, tetapi mereka takut akan tanggung jawab a
tas tindakan mereka dan meragukan kemampuan mereka untuk memenuhi tanggung ja
wab tersebut.
5. Masa remaja, usia bermasalah Masalah masa remaja seringkali sulit dipecahkan baik ol
eh anak laki-laki maupun perempuan, dan banyak remaja menghadapinya karena merek
a tidak mampu menyelesaikannya dengan cara mereka sendiri. ..
6. Masa remaja adalah fase pencarian identitas Remaja sering kali ingin mempresentasika
n identitas mereka sedemikian rupa sehingga teman sebaya dan lingkungan sosial meng
enali mereka dan menjelaskan siapa mereka dan peran mereka dalam masyarakat. . Ke
mewahan atau kebanggaan lainnya seperti pakaian dan barang-barang lainnya. Mereka
pikir dia diperhatikan dan bisa berbeda dari orang lain.
7. Masa Remaja adalah Masa yang Menakutkan Banyak orang saat ini memandang remaja
sebagai orang yang berantakan, tidak dapat diandalkan, rentan, dan rentan terhadap pe
rilaku buruk. Masa remaja juga dipandang sebagai masa kecemasan dan ketakutan yang
besar bagi orang tua. Asumsi tersebut dapat mempengaruhi persepsi dan sikap remaja t
erhadap dirinya sendiri.
8. Masa Remaja sebagai Zaman yang Tidak Realisme Remaja cenderung melihat diri mere
ka sendiri dan orang lain seperti yang diharapkan, termasuk melihat cita-cita mereka se
ndiri. Situasi yang tidak realistis ini sering membuat remaja marah dan frustrasi jika buk
an itu yang mereka harapkan. Ketika pengalaman pribadi dan sosial meningkat dan kem
ampuan mereka untuk berpikir rasional, remaja umumnya melihat kehidupan dengan c
ara yang lebih realistis.
9. Pubertas adalah ambang kedewasaan Pada akhir masa pubertas, mereka mengekspresi
kan keinginan untuk memiliki kesan seperti orang dewasa, tetapi mereka melihat merek
a sebagai orang dewasa hanya dengan berpakaian dan bertingkah seperti orang dewasa.
Anda mulai menyadari bahwa itu belum selesai. Mereka mulai berperilaku seperti orang
dewasa. Hal ini diyakini abnormal diidentifikasi dengan orang dewasa. Contoh perilaku y
ang mereka rasakan termasuk merokok, penggunaan alkohol, penggunaan narkoba, dan
seks.

c. Tahap Perkembangan Masa Remaja


1. Tahapan perkembangan remaja dibagi menjadi tiga fase (Batubara, 2010): awal masa
remaja (12-14 tahun) Pada awal masa remaja, anak-anak mengalami perubahan yang ce
pat, kecepatan fisik, pertumbuhan yang cepat dan pada dua fase pertama, mereka mula
i mengalami perubahan. merasakan perubahan komposisi tubuh. dengan ciri-ciri seksual
sekunder. Fase-fase perkembangan pada masa remaja awal ditandai dengan:
a. Krisis identitas dan ketidakstabilan mental.
b.ingin lebih dekat dengan menganggab pentingnya teman dekat dan kolega.
c. Kurangnya rasa hormat terhadap orang tua, terkadang secara kasar, menyoroti kesala
han orang tua.
d. Minat dan cara berpakaian dipengaruhi oleh teman (kelompok sebaya).
e. Kamu bebas dan ingin mulai mencari seseorang yang kamu cintai selain orang tuamu.

2. Middle Teen, 15-17 tahun Di pertengahan masa remajanya, dia sangat membutuhkan
teman, cenderung menyenangi diri sendiri, dan mulai tertarik pada kecerdasan dan kari
r. Tahapan perkembangan remaja pertengahan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

13
a. Mencari identitas pribadi dan sering berubah-ubah.
b. Kemampuan untuk berpikir secara abstrak mulai berkembang.
c. Dia sangat peduli dengan penampilannya dan mencoba mencari teman baru.
d. Berikan perhatian khusus pada permainan kelompok yang selektif dan kompetitif.
e. Ingin berhubungan seks dengan lawan jenis dan/atau memiliki kasih sayang yang me
ndalam.
f. Kurangnya pendapat atau rasa tidak hormat orang tua.
g. Dia tertarik pada kecerdasan dan karier, memiliki konsep panutan untuk diikuti, dan
mulai berpegang teguh pada cita-citanya.

3. Akhir Masa Remaja (18- 21 tahun) Akhir masa remaja dimulai pada usia 18 tahun dan
ditandai dengan kematangan fisik penuh. Di akhir masa remaja, Anda akan menjadi lebi
h tertarik pada masa depan, termasuk peran apa yang Anda inginkan, dan dapat menga
nggap serius hubungan Anda dengan lawan jenis dan mengadopsi berbagai gaya dan ke
biasaan lingkungan. Tahapan perkembangan pertengahan remaja ditandai sebagai berik
ut:
a. Identifikasi diri dan identifikasi diri ditingkatkan.
b. Anda dapat memikirkan ide-ide baru dan berpikir secara abstrak.
c. Emosi lebih stabil, rasa humor yang baik dikembangkan dan lebih konsisten.
d. Lebih menghormati orang lain dan bangga dengan hasil.
e. Memiliki citra fisik diri sendiri dapat mewakili cinta.
f. Dapat mengungkapkan perasaan dengan kata-kata.

B. PENELITIAN TERKAIT
Dalam penyusunan proposal penelitian ini,sedikti banyak terinspitasi dan mereferensi dari pe
nelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar belakang masalah pada proposal penelitian i
ni. Peneliti telah menelusuri di internet melalui http://scholar.google.co.id, www.google.co.id
Berikut ini beberapa pentelitian terdahulu yang berhubungan dengan proposal penelitian ini a
ntara lain :
Penelitian yang di lakukan oleh Sulfayani. 2017. Berjudul “Hubungan pengetahuan de
ngan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) pada mahasiswa di akademi kebidanan pelita i
bu tahun 2017”. Pengambilan semple di lakukan dengan metode cross sectional dengan juml
ah semple 50 mahasiswa. Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan simple rando
m sampling dan Analisa data menggunakan uji stastistik Chi square. Dari hasiluji statistic di
proleh nilai X2 hitung = 22,856 dan X2 tabel = 3,841, hal tersebut menunjukan X2 hitung >
X2 tabel atau Ho di tolak dan Ha di terima. Brrarti terdapat hubungan kuat antara pengetahua
n dan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

14
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. KERANGKA KONSEP
i. Kelompok perlakuan

Pretest Posttest
Penyuluhan dengan
- Pengetahuan - Pengetahuan
media video dan lafl
- sikap - sikap
et

Kelompok perlakuan prilaku


deteksi dini metode SADARI

B. HIPOTESIS
Terdapat pengaruh variable Pendidikan Mindfulness (Pemeriksaan Payudara Sendiri) ter
hadap variable Deteksi Dini Kanker Payudara pada remaja wanita di kelurahan jatidatar

C. DEFINISI OPRASIONAL

15
Variable Pengertian Cara ukur Alat uku Hasil ukur skala
Bebas r
Penyuluhan den Melakukan penyuluhan den Dengan memut quisioner nomina
gan menggunak gan menggunakan penyamp ar video eduka
an media video aian pesan melalui media el si dan cara pe
dan laflet ektronik yang berisi pesan, s meriksaan SA
uara, kata gambar dan gamb DARI kemudia
ar bergerak n dilakukan pe
Video diunduh pada : http:// nilaian melalui
www.youtube.com/watch?v quisioner
=IiDFA-Mhujw. Dengan ju
dul: langkah mudah periksa
payudara sendiri (SADARI)
Variable Pengertian Cara ukur Alat uku Hasil ukur skal
terkait r

a. pengetahuan Pengetahuan responden tent Quisioner deng quisioner Baik : ≥75% ordin
ang SADARI dan deteksi di an skor : Cukup : 56-74%
ni kanker payudara Benar : 1 Kurang : ≤55%
Salah : 0 (Budiman, riyant
o.2013)
b.sikap Sikap responden saat penyul Quisioner deng qisioner Sangat Baik : 76- Ordin
uhan berlansung dan sikap an skala: 100%
mengenai SADARI dan dete 1.pertanyaan p Baik : 51-75%
ksi dini kanker payudara ositif Tidak baik : 26-50
SB: 4 %
B: 3 Sangat tidak baik
TB: 2 : 0-25%
STB: 1
2.pertanyaan n
egatif
SB:1
B:2
TB:3
STB:4

16
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Penderita Kanker Diperkirakan Menjadi Penyebab Utama Beban Ekonomi Terus
Meningkat. http://www.depkes.go.id/index. php?vw=2&id=1937 (diakses 17 agustus
2021)

American Cancer Society (2011) Breast Cancer. At <www.cancer.org/

Depkes RI. Penderita Kanker Diperkirakan Menjadi Penyebab Utama Beban Ekonomi Terus
Meningkat. http://www.depkes.go.id/index. php?vw=2&id=1937 (diakses 17 agustus
2021).

Dapus : Heryani, H., Kusumawaty, J., Gunawan, A., & Samrotul, D. (2020). Efektivitas
Leaflet terhadap Peningkatan Keterampilan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Ar-Risalah Kabupaten
Ciamis. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan. https://doi.org/10.33666/jitk.v11i1.23
7

Nugraheni, Angesti. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang SADARI dengan Perilaku
SADARI sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara pada Mahasiswi DIV Kebidanan FK
UNS. Karya Tulis Ilmiah Sains Terapan, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Ma
ret Surakarta.

Heryani, H., Kusumawaty, J., Gunawan, A., & Samrotul, D. (2020). Efektivitas Leaflet
terhadap Peningkatan Keterampilan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADA
RI) pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Ar-Risalah Kabupaten Ciamis.
Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan. https://doi.org/10.33666/jitk.v11i1.237

17
kemenkes RI,2017. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta

Mboi, N. (2014). Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Prime
r. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI. 2015. Panduan penatalaksanaan kanker payudara. http://kanker.kemkes.go.id/g


uidelines/PPKPayudara.pdf. Diakses tanggal 17 agustus 2021z

Nurarif, Amin H., Kusuma, Hardi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagn
osa Medis dan Nanda NIC-NOC. Jakarta:Medication.

Putra., S., R. (2015). Kanker Payudara Lengkap. Yogyakarta:Laksana.

Purwoastuti, T.E. (2012). Kanker Payudara. Yogyakarta: Kanisius.

Dinas Kesehatan Kalimantan Timur. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Ta
hun 2015. http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVI
NSI_2015/23_KALTIM_2015.pdf. (diakses 06 Desember 2018)

Rasjidi, I. (2009). Deteksi Dini Kanker Payudara. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Savitri, Astrid dkk. 2015. Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim dan Rahim. Pustaka
Baru, Yogyakarta.

Mulyani, S.M. dan Nuryani. 2017. Kanker Payudara Dan PMS Pada Kehamilan. Cetakan Ke
dua,Nuha Medika, Yogyakarta.

Romauli, S. (2012). Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha


Medika

Mumpuni, Yekti, dan Amanda (2013). 45 Penyakit Musuh Kaum Perempuan. Yogyakarta: R
ahpa Publishing.

Alkatiri, N. (2017) Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Perilaku Cyberbullying P


ada Remaja Madya Di Surabaya. Fakultas Psikologi. Universitas Airlangga. Surabaya
WHO. (2011) IMAI-Participants Manual-ond day orientation on Adolescents Living with HI
V. Communication.
Pradana, I. H. (2015) Analisis Faktor yang Mempengaruhi Remaja Melakukan Cyberbullying
Berdasar Pendekatan Teori Ekologi Di SMAN 2 Kediri. Prodi Pendidikan Ners, Fakul
tas Keperawatan, Universitas Airlangga, Surabaya
Ramadan, M. P. (2013) Hubungan antara Penerimaan Perkembangan Fisik dengan Kematang
an Emosi Pada Remaja Awal. Prodi Psikologi. Fakultas Psikologi. Universitas Pendid

18
ikan Indonesia. Bandung.
Batubara, J. R. L. (2010) *Adolescent Development (Perkembangan Remaja)', Sari Pediatri,
12(1) 21-29. Retrieved from http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/12-1-5.pdf]

19

Anda mungkin juga menyukai