Disusun oleh:
1. Silvia Nur Indah Sari, S.Kep 22090300086
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penyusun
dapat menyelesaikan Laporan Seminar Tugas kelompok dengan judul “5M” tepat pada
waktunya. Laporan ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat dalam menyelesaikan
Tugas Seminar Kelompok pada mata kuliah Manajemen Keperawatan. Dalam
penyusunan laporan ini tentunya tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan dan masalah,
namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka kesulitan-kesulitandan
masalah tersebut dapat teratasi.
Sangat disadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan waktu penyusunan, sehingga kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan Seminar ini.
Akhir kata semoga laporan tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 19 Maret 2023
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Visi dan Misi RSIJ Sukapura.......................................................................................2
C. Sejarah RSIJ Sukapura.................................................................................................3
D. Tujuan RSIJ Sukapura..................................................................................................4
E. Sejarah Ruang Al-Farisi...............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Man...............................................................................................................................6
B. Material.........................................................................................................................8
C. Methode......................................................................................................................14
D. Machine......................................................................................................................16
E. Money.........................................................................................................................20
F. Mengobservasi Peran PPJA Yang Ada Di Ruangan..................................................22
G. SOP dan Evidence Based Practice.............................................................................23
BAB III PENUTUPAN......................................................................................................26
A. Kesimpulan.................................................................................................................26
B. Saran...........................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Keperawatan tidak terlepas dari andil sebuah rumah sakit sebagai institusi
yang ditunjuk sebagai wadah yang melayani atau memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
masyarakat adalah meningkatkan kinerja rumah sakit secara profesional dan mandiri.
Dalam rangka meningkatkan kinerja yang profesional dan mandiri tentunya rumah
sakit harus mempunyai perangkat strategis yang dapat menjadi panduan untuk
mengendalikan dan mengarahkan organisasi dalam mewujudkan visi dan misi. Dalam
mewujudkan visi dan misi rumah sakit tentunya membutuhkan tenaga kesehatan yang
profesional dan kompeten dibidangnya, salah satunya adalah dibidang keperawatan.
Dalam tempo yang singkat, dr. H. Kusnadi mampu meyakinkan pihak-pihak terkait
terutama para tokoh Muhammadiyah untuk ikut mendukung rencana mulia ini. Sesuai
dengan tujuan dan misi Muhammadiyah, maka pimpinan Muhammadiyah sepakat
mendirikan sebuah rumah sakit yang bernafaskan Islam yang berlokasi di jalan
Cempaka Putih Tengah, Jakarta Pusat.
Sampai saat ini, rumah sakit ini tetap berbenah diri menuju perkembangan dan
kemajuaan dengan melakukan pembenahan disegala bidang. Sarana dan fasilitas
pelayanan tetap dikembangkan yang selaras dengan perkembangan IPTEK
kedokteran, SDM rumah sakit dipacu agar memiliki kompetensi dan etos kerja yang
unggul. Mutu pelayanan ditingkatkan dalam aktivitas Total Quality Management
(TQM) dan Continous Improvement yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Menginplementasikan ilmu kedokteran terkini yang di dukung oleh aktivitas Medical
Continous Education dan Good Clinical Governance. Dan berupaya mewujudkan
suasana kehidupan di rumah sakit yang Rahmatan Lil Alamin.
Karena ruang rawat inap Al Farizi, di sediakan untuk pasien anak-anak, sehingga
layout dan disain ruangan di dominasi nuansa anak-anak, mulai dari warna laken,
adanya ruang bermain, bahkan ruang tndakan yang digunakan untuk melakukan
berbagaitindakan pada anak juga tidak lepas dari nuansa anak-anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Jenis kelamin
perempuan laki-laki
100%
Pendidikan
S1
DIII
Lama Kerja
4. Status Kepagawaian
Status Kepegawaian
Pegawai PKWT
45%
55%
B. Material
1. Denah Ruang Al-Farisi
Berdasarkan hasil observasi terhadap situasi lingkungan Ruang Al Farisi dapat disapaikan
bahwa:
i
a. Pencahayaan : Pencahayaan dari sinar matahari kurang disetiap
kamar.
b. Ventilasi : Ventilasi menggunakan exhaust pan.
c. Lantai : Menggunakan lantai keramik yang bersih dan kering.
d. Atap : Atap disetiap ruangan tidak bocor dan baik.
e. Dinding : Dinding kuat, tidak ada retak disetiap sisi dan bersih.
f. Sarana air bersih : Tersedia.
g. Pembuangan air limbah : Lancar.
h. Tempat sampah : Sampah medis dan non medis.
4. Troly
4 Baik
5. Emergency kit
1 Lengkap
2 Baik
12 Tiang Infus
34 Baik
13 O2 Mobile 1 M3
1 Baik
6. Kebutuhan Linen
a. Pendistribusian linen bersih biasanya dilakukan setiap pagi sebelum operan
shift malam kepagi, namun terkadang pendistribusian linen tidak dilakukan
saat pagi hari yang menyebabkan pergantian linen bersih untuk pasien menjadi
tertunda. kemudian jumlah bantal yang tidak sesuai dengan jumlah bed yang
terdapat di Al-Farisi. sehingga beberapa dari pasien memakai bantal milik
sendiri.
b. Pendistribusian hand sanitizer yang tidak merata di setiap bed pasien, sehingga
beberapa dari bed pasien tidak terdapat hand sanitizer.
c. Penyimpanan linen kotor dan linen bersih terpisah.
d. Penyimpanan linen kotor tidak diklasifikasikan sesuai dengan tingkat
kontaminasi.
C. Methode
1. Metode penugasan
Berdasarkan hasil wawancara metode penugasan yang digunakan diruang Al
Farisi adalah metode penugasan fungsional. Setiap 1 shift, 2 perawat bertanggung
jawab dalam mengoplos obat, 2-3 perawatan bertanggung jawab dalam
membagikan obat kepada setiap pasien. Dimana beberapa perawat melakukan
beberapa tugas khusus, seperti menyiapkan obat, pendokumentasian, visit dokter,
pembagian obat ke pasien dan lainya.
2. Timbang terima
Operan shift dan pengaturan shift setiap hari terbagi menjadi 3 shift yaitu:
a. Shift pagi : 07.00-14.00 wib
b. Shift sore : 13.00-20.00 wib
c. Shift malam : 20.00-07.00 wib
Operan shift dilakukan oleh katim 1 kepada perawat yang berdinas di shift
selanjutnya. Saat memberikan obat diruang perawatan pasien, sudah ada jadwal
perawat yang memimpin do’a setiap hari nya, tetapi hanya saja kegiatan itu
dilakukan pada saat operan dari shift malam ke shift pagi saja, untuk shift pagi ke
shift sore tidak.
3. Conference
Terdiri dari:
a. Pre Conference
Dilakukan di ruang perawat oleh katim kepada perawat pelaksana sebelum
memulai shift, tetapi kegiatan ini jarang dilakukan / jarang terlihat pada saat
sedang memulai operan.
b. Post Conference
Kegiatan bed yang terisi 32 pasien, pekerjaan perawat banyak sekali yang
tertinggal jadi jarang untuk dilakukan pre conference.
4. Pembagian tugas
Pembagian tugas di Ruang Al Farisi dilakukan oleh katim kepada katim dan
perawat pelaksana shift selanjutnya, untuk ppj setiap shift diruang al farisi belum
berjalan.
5. Pelaporan asuhan
Pelaporan tugas yang telah diberikan oleh katim kepada perawat pelaksana berupa
laporan Asuhan Keperawatan yang telah di berikan perawat pelaksana kepada
pasien selama waktu tugasnya yang ditulis di dalam buku status pesien dan buku
kardek pasien.
6. Evaluasi pasien
Evaluasi yang perawat pelaksana laporkan kepada katim adalah evaluasi
mengenai asuhan keperawatan yang telah di berikan, berupa SOAP, yang di catat
di dalam buku status pasien
Anilisa
Metode yang sebaiknya dilakukan pada setiap rungan, dengan
metode tim. Pada metode ini, kepala ruang menentukan tugas pada
ketua tim. Lalu ketua tim akan membuat diagnosa dan intervensi
dan akan diberikan pada perawat pelaksana untuk di
implementasikan. Perawat pelaksana akan melaporkan tugas yang
dikerjakannya kepada ketua tim dan ketua tim akan menyampaikan
kepada kepala ruangan dan kepala ruangan tersebut bertanggung
jawab dalam pembuatan laporan klien. Metode fungsional mungkin
efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas apabila jumlah perawat
sedikit, tetapi klien tidak mendapatkan kepuasan asuhan yang
diterimanya. Di Rumah sakit Islam Jakarta Sukapura, semua
ruangan sudah menerapkan metode tim, dan kalau pun ada yg
fungsional itu modifikasi
D. Machine
Berfungsi untuk memberi kemudahan /menciptakan efisiensi kerja. Berikut ini uraian
fasilitas dan inventaris alat-alat yang ada di ruangan Al Farisi.
No Nama Alat Gambar Jumlah Kondisi
1. Infusion Pump
2. Kulkas
3. Mesin oksigen
4. Telepon
5. Telepon meja
6. Komputer
E. Money
1. Kepuasan Pegawai
Melakukan penyebaran kuesioner melalui link yang berasal dari komite
keperawatan RSIJ Sukapura.
2. Kepuasan Pasien
Pasien dan keluarga dapat menyampaikan kepuasan pelanggan melalui: lembar
kepuasan, pesan singkat (SMS) atau via pesan di aplikasi WhatsApp ke bagian
humas RSIJ Sukapura melalui nomor 081294386150.
3. Kepuasan Masyarakat
Hasil ini didapatkan melalui penyebaran kuesioner tingkat kepuasan masyarakat
yang dikelola oleh humas RSIJ Sukapura.
4. Promosi Informasi dan layanan RSIJ Pondok Kopi
Menggunakan media sosial berupa Instagram (@rsijsukapura_kelapagading), web
(rsijsukapura_kelapagading) dan youtube (RSIJ Sukapura Kelapa Gading)
5. Lama Rawat atau Length of Stay (LOS)
Rata-rata lama rawat pasien di ruang Al Farisi RSIJ Sukapura yaitu 3-5 hari.
6. Utilitas Tempat Tidur
28
a. Utilitas tempat tidur pada tanggal 16 Maret 2023= x 100% = 87,5%
32
25
b. Utilitas tempat tidur pada tanggal 17 Maret 2023= x 100% = 78%
32
27
c. Utilitas tempat tidur pada tanggal 18 Maret 2023= x 100% = 84%
32
Rata-rata : Total keseluruhan 3 hari:
Total keseluruhan 87 , 5 %+78 % +84 %
= = 83%
3 hari 3 hari
Berdasarkan data diatas rata-rata utilitas tempat tidur pada tanggal 16 sampai
18 Maret 2023 yaitu 83%, atau ± 26-27 tempat tidur yang terisi.
7. Jaminan Pasien
Diagram Utilitas
BPJS
Pribadi
Asuransi
Marketing atau pemasaran yang digunakan pada RSIJ Sukapura yaitu dengan cara
memberikan memberikan fasilitas yang naik tingkat/kelas pada pasien jaminan,
namun disesuaikan dengan ketersetediaan tempat tidur.
4. Hasil
Dari hasil partisipan I menunjukkan bahwa keluhan utama pada An. A yaitu ibu
An. A mengatakan anak mengalami demam dan kejang (±10 menit), sedangkan
hasil dari partisipan II pada An. H ibu An. H mengatakan anaknya demam,
muntah ±5 kali dan anak mengalami kejang (± 3 menit).
Dari hasil pemeriksaan kedua pertisipan ibu partisipan mengatakan An. A dan An.
H sebelum mengalami kejang partisipan didahului mengalami peningkatan suhu
tubuh dengan suhu tubuh An. A (38.5°C) dan An. H (38.2°C).
Implementasi yang di Memberikan kompres hangat : partisipan 1 : Dilakukan
tindakan kompres hangat saat suhu tubuh masih tinggi dan pemberian antipiretik,
partisipan 2 : Tidak dilakukan tindakan kompres hangat, hanya diberikan obat
antipiretik. Jadi, terdapat perbedaan penurunan suhu pada partisipan 1 dan
partisipan 2. Pada partisipan 1 yang diberi tindakan kompres hangat dan
pemberian antipiretik selama 3 hari didapatkan hasil suhu tubuh partisipan 1 turun
±1.9°C, sedangkan pada partisipan 2 yang hanya diberi obat antipiretik selama 3
hari didapatkan hasil suhu tubuh partisipan 2 turun ±1.5°C
Evaluasi hasil didapatkan: Didapatkan hasil pada An.A suhu tubuh awal 38.2°C
setelah dilakukan kompres hangat ditambah dengan obat antipiretik selama tiga
hari menjadi 36.3°C, telah terjadi penurunan ±1.9°C. sedangkan pada An. H yang
tidak dilakukan kompres hangat tetapi hanya dengan obat antipiretik suhu awal
38.5°C selama tiga hari menjadi 37.0°C, telah terjadi penurunan ±1.5°C.
5. Pembahasan
Kompres hangat tindakan melapisi permukaan kulit dengan handuk yang telah
dibasahi air hangat dengan temperatur 30oC-35oC (Maling, 2012). Kompres yang
benar yaitu menggunakan air hangat karena jika menggunakan air hangat maka
akan terjadi pelebaran pembuluh darah yang akan menyebabkan lancarnya
pembuluh darah dan cepatnya pengeluran kringat sehingga suhu tubuh cepat
turun.
Sejalan dengan penelitian terdapat rerata suhu tubuh pasien sebelum dilakukan
tindakan kompres hangat sebesar 38,9°C, dan setelah mendapat perlakuan
kompres hangat selama 10 menit menjadi berubah sebesar 37,9°C sehingga
membuktikan ada pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh
dengan nilai P = 0,001.
6. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian kompres
hangat merupakan tindakan yang efektif untuk menurunkan suhu pada partisipan
yang mengalami hipertermi.
D. Hasil analisis perbandingan antara jurnal dan SPO
Hasil analisis perbandingan antara jurnal penelitian dengan SPO yang ada di Ruang
Al farisi RSIJ. Sukapura, keduanya dilakukan Tindakan pemberian obat antipiretik
dan kompres hangat. Namun yang membedakan yaitu pemberian kompres hangat
yang ada di jurnal dilakukan oleh perawat, sedangkan yang dilakukan di ruang al
farisi kompres hangat dilakukan oleh keluarga atas saran yang diberikan oleh
perawat ruangan. Jadi, hasil dari kedua analisis tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa pemberian antipiretik dan kompres hangat lebih efektif untuk menurunkan
demam dibandingkan hanya memberikan obat antipiretik yang diberikan selama 3
hari.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Perawat mempunyai peran penting salah satunya sebagai caregiver/pemberi
pelayanan. Dalam proses keperawatan, perawat menjalankan fungsi management
keperawatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengontrolan. RS Islam Jakarta Sukapura merupakan salah satu rumah sakit jakarta
yang menerapkan tuntunan ajaran islam dalam memberikan pelayanan kesehatan. RS
Islam Jakarta Sukapura memberikan pelayanan secara komprehensif mulai dari
pelayanan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, pemeriksaan penunjang, pelayanan
kesehatan promotif, konsultasi, klub kesehatan, dan bimbingan kerohanian.
B. Saran
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi terbaru terkait kondisi di RSIJ
Sukapura terutama ruangan Al-Farisi.
Lampiran 1
SOP
PROSEDUR PEMBERIAN KOMPRES HANGAT
RUMAH SAKIT
011/SPO/RSBN/III/2017 1-3
ISLAM JAKARTA
SUKAPURA
Dokumentasi
Ronde Keperawatan