Anda di halaman 1dari 30

HASIL IDENTIFIKASI 5 M (MAN, MATERIAL, METHODE, MACHINE &

MONEY) DI RUANGAN AL-FARISI 1 RSIJ SUKAPURA

Disusun oleh:
1. Silvia Nur Indah Sari, S.Kep 22090300086

2. Dwi Nur Lutfiah, S.Kep 22090300028

3. Noviarista Rahmawati, S.Kep 22090300026

4. Balqis Nursam Nabila, S.Kep 22090300060

5. Resthu Septiani Y, S.Kep 22090300063

6. Nabila Alfaisha, S.Kep 22090300113

7. Uswatun Khasanah, S.Kep 22090300123

8. Annida Luthfi I, S.Kep 22090300100

9. Sa'rah Fauziyyah, S.Kep 22090300145

10. Komalasari, S.Kep 22090300064

11. Yulia Dwi Aryanti, S.Kep 22090300015

12. Regista Handarina, S.Kep 22090300057

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA

Jln. Cempaka Putih Tengah 1/1 Jakarta Pusat


10510 Tlp/fax: 021-42802202
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penyusun
dapat menyelesaikan Laporan Seminar Tugas kelompok dengan judul “5M” tepat pada
waktunya. Laporan ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat dalam menyelesaikan
Tugas Seminar Kelompok pada mata kuliah Manajemen Keperawatan. Dalam
penyusunan laporan ini tentunya tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan dan masalah,
namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka kesulitan-kesulitandan
masalah tersebut dapat teratasi.

Untuk itu pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada:


1. Ibu Miciko Umeda,SKp.M.Biomed, dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta
2. Ns.Fitrian Rayasari,M.Kep.,Sp.KMB, Kaprodi Profesi Ners Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
3. Ns.Naryati.S.Kep.,M.Kep, Kepala Departemen Manajemen Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
4. Ns. Aisyah., S.Kep., M.Kep, pembimbing akademik Manajemen Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
5. Ns. Ruhwatussupiyyah.S.Kep, pembimbing klinik yang senantiasa membimbing
kami tanpa rasa lelah.
6. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian tugas ini.

Sangat disadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan waktu penyusunan, sehingga kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan Seminar ini.
Akhir kata semoga laporan tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Jakarta, 19 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Visi dan Misi RSIJ Sukapura.......................................................................................2
C. Sejarah RSIJ Sukapura.................................................................................................3
D. Tujuan RSIJ Sukapura..................................................................................................4
E. Sejarah Ruang Al-Farisi...............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Man...............................................................................................................................6
B. Material.........................................................................................................................8
C. Methode......................................................................................................................14
D. Machine......................................................................................................................16
E. Money.........................................................................................................................20
F. Mengobservasi Peran PPJA Yang Ada Di Ruangan..................................................22
G. SOP dan Evidence Based Practice.............................................................................23
BAB III PENUTUPAN......................................................................................................26
A. Kesimpulan.................................................................................................................26
B. Saran...........................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan Keperawatan tidak terlepas dari andil sebuah rumah sakit sebagai institusi
yang ditunjuk sebagai wadah yang melayani atau memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
masyarakat adalah meningkatkan kinerja rumah sakit secara profesional dan mandiri.
Dalam rangka meningkatkan kinerja yang profesional dan mandiri tentunya rumah
sakit harus mempunyai perangkat strategis yang dapat menjadi panduan untuk
mengendalikan dan mengarahkan organisasi dalam mewujudkan visi dan misi. Dalam
mewujudkan visi dan misi rumah sakit tentunya membutuhkan tenaga kesehatan yang
profesional dan kompeten dibidangnya, salah satunya adalah dibidang keperawatan.

Perawat mempunyai peran penting salah satunya sebagai caregiver/pemberi


pelayanan. Dalam proses keperawatan, perawat menjalankan fungsi management
keperawatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengontrolan. RS Islam Jakarta Sukapura merupakan salah satu rumah sakit jakarta
yang menerapkan tuntunan ajaran islam dalam memberikan pelayanan kesehatan. RS
Islam Jakarta Sukapura memberikan pelayanan secara komprehensif mulai dari
pelayanan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, pemeriksaan penunjang, pelayanan
kesehatan promotif, konsultasi, klub kesehatan, dan bimbingan kerohanian.

Salah satu misi RS Islam Jakarta Sukapura adalah menyelenggarakan pelatihan,


penelitian, dan pengembangan manajemen yang berkesinambungan untuk
menghasilkan sumber daya insani yang memiliki kompetensi dan berakhlak mulia.
Dalam hal ini rumah sakit bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk
menyelenggarakan pelatihan kepada mahasiswa untuk langsung terjun ke lapangan
untuk mengasah keahlian para mahasiswa sesuai bidang dan jurusannya dalam
pelayanan kesehatan.

Universitas Muhammadiyah Jakarta khususnya Fakultas Keperawatan Program Studi


Ners tahun 2022/2023 melakukan praktek klinik stase Manajemen Keperawatan di RS
Islam Jakarta Sukapura salah satunya di ruang Al-Farisi terdiri dari 12 mahasiswa
selama 2 minggu terhitung mulai 13 Maret – 25 Maret 2023.
B. Visi dan Misi RSIJ Sukapura
1. Visi
Rumah sakit bercitra islami pilihan masyarakat yang unggul, tangguh dalam bidang
pelayanan, kesehatan, pendidikan, dan penelitian di tahun 2025.
2. Misi
a. Melaksanankan manajemen mutu yang berorientasi kepada kepuasaan pelanggan
dan keselamatan pasien dengan semangat Al-Ma’un.
b. Mewujudkan sumber daya insani Rumah Sakit yang kompeten & professional
yang berkepribadian islami sebagai kader Muhammadiyah.
c. Memberikan pelayanan prima dan islami yang didukung oleh teknologi
kedokteran terkini dengan unggulan pelayanan ibu dan anak.
d. Menyelenggarakan Pendidikan dan penelitian dibidang kesehatan dan
perumahsakitan.
e. Melaksanakan dakwah islam amar ma’ruf nahi mungkar di pelayanan kesehatan.

C. Sejarah RSIJ Sukapura


Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura adalah salah satu rumah sakit amal usaha
Muhammadiyah dibawah kendali pimpinan pusat Muhammadiyah. Gagasan
pembangunan rumah sakit ini, didasari oleh keinginan para pendiri Rumah Sakit
Islam waktu itu, agar umat Islam di Negara kita yang tercinta ini, memiliki rumah
sakit yang bernafaskan Islam. dr. H. Kusnadi yang merupakan seorang tokoh
Muhammadiyah, tergugah dan mulai berupaya mewujudkan rumah sakit tersebut
yang penyelenggaraan dan pelayanannya bercirikan Islami.

Dalam tempo yang singkat, dr. H. Kusnadi mampu meyakinkan pihak-pihak terkait
terutama para tokoh Muhammadiyah untuk ikut mendukung rencana mulia ini. Sesuai
dengan tujuan dan misi Muhammadiyah, maka pimpinan Muhammadiyah sepakat
mendirikan sebuah rumah sakit yang bernafaskan Islam yang berlokasi di jalan
Cempaka Putih Tengah, Jakarta Pusat.

Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap rumah sakit di wilayah


DKI Jakarta maka persyarikatan muhammadiyah mengembangkan amal usahanya.
Atas prakarsa dr. H. M. Subki Abdul Kadir yang saat itu menjabat Direktur utama
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, mendirikan sebuah rumah sakit diatas
tanah seluas 16.808 M2 yang terletak di Jalan Tipar Cakung No.5 Sukapura Jakarta
Utara yang sekarang dikenal Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura. Rumah sakit ini
adalah rumah sakit ke 4 milik Muhammadiyah di Jakarta yang dibangun atas bantuan
berbagai pihak, terutama dari BAZIS DKI. Rumah sakit ini diresmikan pada tanggal 4
Mei 1992 oleh mentri Agama RI saat itu yakni Prof. Dr.Munawir Sadjali, MA. Unit-
unit pelayanan yang ada masih terbatas yakni rawat jalan, Unit Gawat Darurat,
Apotek, Laboratorium dan Rawat Inap dengan kapasitas 26 tempat tidur.

Sampai saat ini, rumah sakit ini tetap berbenah diri menuju perkembangan dan
kemajuaan dengan melakukan pembenahan disegala bidang. Sarana dan fasilitas
pelayanan tetap dikembangkan yang selaras dengan perkembangan IPTEK
kedokteran, SDM rumah sakit dipacu agar memiliki kompetensi dan etos kerja yang
unggul. Mutu pelayanan ditingkatkan dalam aktivitas Total Quality Management
(TQM) dan Continous Improvement yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Menginplementasikan ilmu kedokteran terkini yang di dukung oleh aktivitas Medical
Continous Education dan Good Clinical Governance. Dan berupaya mewujudkan
suasana kehidupan di rumah sakit yang Rahmatan Lil Alamin.

D. Tujuan RSIJ Sukapura


Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dengan pendekatan
pemeliharaan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitasi) yang dilaksanakan secara
menyeluruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta tuntutan ajaran Islam
tanpa memandang perbedaan agama, ras, suku, dan kedudukan.

E. Profile Ruang Rawat Inap Al Farizi


Ruang Al-Farisi merupakan salah satu ruang rawat inap yang di sediakan untuk anak-
anak. Ruangan ini memiliki kapasitas 32 tempat tidur yang terdiri dari kelas 1, kelas 2
dan kelas 3. Kapasitas kelas 1 ada lima kamar, kelas 2 ada tiga kamar dan kelas 3 ada
satu kamar. Ruangan Al-Farisi terdiri atas nurse station, ruang karu, ruang obat, ruang
ganti perawat, toilet, spoolhok dan pantry.

Karena ruang rawat inap Al Farizi, di sediakan untuk pasien anak-anak, sehingga
layout dan disain ruangan di dominasi nuansa anak-anak, mulai dari warna laken,
adanya ruang bermain, bahkan ruang tndakan yang digunakan untuk melakukan
berbagaitindakan pada anak juga tidak lepas dari nuansa anak-anak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor Man (Man)


1. Jenis Kelamin

Jenis kelamin
perempuan laki-laki

100%

Gambar 1. Presentasi Jenis Kelamin


Berdasarkan data jenis kelamin perawat di Ruang Al Farisi yaitu hanya
perempuan sebanyak 17 orang (100%).

2. Tingkat Pendidikan Perawat

Pendidikan

S1

DIII

Gambar 2 Presentasi Pendidikan Perawat


Berdasarkan data tingkat pendidikan terbanyak perawat di Ruang Al Farisi yaitu
DIII sebanyak 11 orang (75%).
3. Lama Kerja Perawat

Lama Kerja

10% <5 tahun


6-10 tahun
>10 tahun
35% 55%

Gambar 3 Lama Kerja Perawat


Berdasarkan data lamanya kerja perawat terbanyak di Ruang Al Farisi yaitu
>5 tahun sebanyak 9 perawat (55%).

4. Status Kepagawaian

Status Kepegawaian
Pegawai PKWT

45%
55%

Gambar 4. Status Kepegawaian


Berdasarkan data status kepegawaian perawat terbanyak di Ruang Al Farisi yaitu
PKWT sebanyak 9 orang (55%).

5. Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang Al Farisi


Perhitungan kebutuhan perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien,
berdasarkan rumus Douglas dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tingkat Ketergantungan Dengan Rumus Dauglass Jumlah


Semua
No Tanggal Shift Minimal Care Partial Care Total Care Jumlah Shift
Rumus n Rumus n Rumus n
1 12/03/2023 Pagi 14 x 0,17 2,38 18 x 0,27 4,86 0 x 0,36 0 7,24 14,68 + 3
Siang 14 x 0,14 1,96 18 x 0,15 2,7 0 x 0,30 0 4,66 (libur)
Malam 14 x 0,07 0,98 18 x 0,10 1,8 0 x 0,20 0 2,78
2 16/03/2023 Pagi 16 x 0,17 2,72 15 x 0,27 4,05 1 x 0,36 0,36 7,13 14,74 +3
Siang 16 x 0,14 2,24 15 x 0,15 2,25 1 x 0,30 0,30 4,79 (libur)
Malam 16 x 0,07 1,12 15 x 0,10 1,5 1 x 0,20 0,20 2,82
3 17/03/2023 Pagi 20 x 0,17 3,4 10 x 0,27 2,7 2 x 0,36 0,72 6,82 14,52 + 3
Siang 20 x 0,14 2,8 10 x 0,15 1,5 2 x 0,30 0,6 4,9 (libur)

Malam 20 x 0,07 1,4 10 x 0,10 1 2 x 0,20 0,4 2,8

Tabel 1. Kebutuhan Tenaga Keperawatan

Berdasarkan rata-rata kebutuhan tenaga keperawatan yang ada di Ruang Al farisi


yaitu 18 perawat, diluar kepala ruangan. Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan, dimana beban kerja yang cukup tinggi, dengan jumlah perawat yang
ada saat ini perlu dipertimbangkan padanya penambahan perawat.

B. Material
1. Denah Ruang Al-Farisi
Berdasarkan hasil observasi terhadap situasi lingkungan Ruang Al Farisi dapat disapaikan
bahwa:

i
a. Pencahayaan : Pencahayaan dari sinar matahari kurang disetiap
kamar.
b. Ventilasi : Ventilasi menggunakan exhaust pan.
c. Lantai : Menggunakan lantai keramik yang bersih dan kering.
d. Atap : Atap disetiap ruangan tidak bocor dan baik.
e. Dinding : Dinding kuat, tidak ada retak disetiap sisi dan bersih.
f. Sarana air bersih : Tersedia.
g. Pembuangan air limbah : Lancar.
h. Tempat sampah : Sampah medis dan non medis.

2. Kapasitas Ruang Al-Farisi


Ruang Al-Farisi memiliki kapasitas 32 tempat tidur dengan klasifikasi sama, yang
membedakan yaitu pada kamar kelas 1 difasilitasi sofa, bantal kecil, dan TV. Lalu kelas 2
hanya difasilitasi TV saja.

3. Fasilitas untuk Petugas


Nama Gambar
Ruang Nurse Station
Ruang Pertemuan
Perawat

Ruang ganti perawat

4. Fasilitas Penunjang Medis


Daftar penunjang medis Ruang Al-Farisi RSIJ Sukapura, diantaranya:
No. Nama Barang Gambar Jumlah Kondisi
1. Tempat Tidur
32 Baik
2. Stetoskop
4 Baik

4. Troly
4 Baik

5. Emergency kit

1 Lengkap

6. Rak status pasien


32 (sesuai Lengkap
jumlah
pasien)
8. Manometer O2
32 Baik

10. Lemari Linen


1 Baik

11. Gelas Ukur Urinal

2 Baik

12 Tiang Infus
34 Baik
13 O2 Mobile 1 M3
1 Baik

5. Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)


Bahan medis habis pakai ini didistribusikan dari bagian farmasi sesuai dengan
permintaan/order perawat sesuai dengan kebutuhan pasien. Jika ada sisa BMHP
dari pasien yang sudah pulang/tidak dirawat, BMHP akan di kembalikan ke
bagian farmasi. Sehingga tidak ada stok BMHP di ruangan yang menumpuk. Hal
ini mengakibatkan terhambatnya kinerja perawat saat memberikan pelayanan
kepada pasien, dikarenakan perawat harus menunggu terlebih dahulu BMHP yang
dibutuhkan oleh bagian farmasi/sebaliknya perawat harus menggambil BMHP ke
bagian farmasi.

6. Kebutuhan Linen
a. Pendistribusian linen bersih biasanya dilakukan setiap pagi sebelum operan
shift malam kepagi, namun terkadang pendistribusian linen tidak dilakukan
saat pagi hari yang menyebabkan pergantian linen bersih untuk pasien menjadi
tertunda. kemudian jumlah bantal yang tidak sesuai dengan jumlah bed yang
terdapat di Al-Farisi. sehingga beberapa dari pasien memakai bantal milik
sendiri.
b. Pendistribusian hand sanitizer yang tidak merata di setiap bed pasien, sehingga
beberapa dari bed pasien tidak terdapat hand sanitizer.
c. Penyimpanan linen kotor dan linen bersih terpisah.
d. Penyimpanan linen kotor tidak diklasifikasikan sesuai dengan tingkat
kontaminasi.

C. Methode
1. Metode penugasan
Berdasarkan hasil wawancara metode penugasan yang digunakan diruang Al
Farisi adalah metode penugasan fungsional. Setiap 1 shift, 2 perawat bertanggung
jawab dalam mengoplos obat, 2-3 perawatan bertanggung jawab dalam
membagikan obat kepada setiap pasien. Dimana beberapa perawat melakukan
beberapa tugas khusus, seperti menyiapkan obat, pendokumentasian, visit dokter,
pembagian obat ke pasien dan lainya.

Secara konsep metode fungsional ialah perawat yang melaksanakan tugas


(tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada. Metode ini merupakan
pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada
pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Keuntungan dan
kerugian metode fungsional adalah:
a. Keuntungan:
1) Sederhana
2) Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu
3) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas
b. Kerugian:
1) Kebutuhan dan pelayanan pasien secara individu sering terabaikan
2) Kepuasan kerja secara keseluruhan sulit dicapai
3) Keterampilan perawat tidak merata

2. Timbang terima
Operan shift dan pengaturan shift setiap hari terbagi menjadi 3 shift yaitu:
a. Shift pagi : 07.00-14.00 wib
b. Shift sore : 13.00-20.00 wib
c. Shift malam : 20.00-07.00 wib
Operan shift dilakukan oleh katim 1 kepada perawat yang berdinas di shift
selanjutnya. Saat memberikan obat diruang perawatan pasien, sudah ada jadwal
perawat yang memimpin do’a setiap hari nya, tetapi hanya saja kegiatan itu
dilakukan pada saat operan dari shift malam ke shift pagi saja, untuk shift pagi ke
shift sore tidak.

3. Conference
Terdiri dari:
a. Pre Conference
Dilakukan di ruang perawat oleh katim kepada perawat pelaksana sebelum
memulai shift, tetapi kegiatan ini jarang dilakukan / jarang terlihat pada saat
sedang memulai operan.
b. Post Conference
Kegiatan bed yang terisi 32 pasien, pekerjaan perawat banyak sekali yang
tertinggal jadi jarang untuk dilakukan pre conference.

4. Pembagian tugas
Pembagian tugas di Ruang Al Farisi dilakukan oleh katim kepada katim dan
perawat pelaksana shift selanjutnya, untuk ppj setiap shift diruang al farisi belum
berjalan.

5. Pelaporan asuhan
Pelaporan tugas yang telah diberikan oleh katim kepada perawat pelaksana berupa
laporan Asuhan Keperawatan yang telah di berikan perawat pelaksana kepada
pasien selama waktu tugasnya yang ditulis di dalam buku status pesien dan buku
kardek pasien.

6. Evaluasi pasien
Evaluasi yang perawat pelaksana laporkan kepada katim adalah evaluasi
mengenai asuhan keperawatan yang telah di berikan, berupa SOAP, yang di catat
di dalam buku status pasien
 Anilisa
Metode yang sebaiknya dilakukan pada setiap rungan, dengan
metode tim. Pada metode ini, kepala ruang menentukan tugas pada
ketua tim. Lalu ketua tim akan membuat diagnosa dan intervensi
dan akan diberikan pada perawat pelaksana untuk di
implementasikan. Perawat pelaksana akan melaporkan tugas yang
dikerjakannya kepada ketua tim dan ketua tim akan menyampaikan
kepada kepala ruangan dan kepala ruangan tersebut bertanggung
jawab dalam pembuatan laporan klien. Metode fungsional mungkin
efisien dalam  menyelesaikan tugas-tugas apabila jumlah perawat
sedikit, tetapi klien tidak mendapatkan kepuasan asuhan yang
diterimanya. Di Rumah sakit Islam Jakarta Sukapura, semua
ruangan sudah menerapkan metode tim, dan kalau pun ada yg
fungsional itu modifikasi

D. Machine
Berfungsi untuk memberi kemudahan /menciptakan efisiensi kerja. Berikut ini uraian
fasilitas dan inventaris alat-alat yang ada di ruangan Al Farisi.
No Nama Alat Gambar Jumlah Kondisi
1. Infusion Pump

2. Kulkas

3. Mesin oksigen
4. Telepon

5. Telepon meja

6. Komputer

E. Money
1. Kepuasan Pegawai
Melakukan penyebaran kuesioner melalui link yang berasal dari komite
keperawatan RSIJ Sukapura.
2. Kepuasan Pasien
Pasien dan keluarga dapat menyampaikan kepuasan pelanggan melalui: lembar
kepuasan, pesan singkat (SMS) atau via pesan di aplikasi WhatsApp ke bagian
humas RSIJ Sukapura melalui nomor 081294386150.
3. Kepuasan Masyarakat
Hasil ini didapatkan melalui penyebaran kuesioner tingkat kepuasan masyarakat
yang dikelola oleh humas RSIJ Sukapura.
4. Promosi Informasi dan layanan RSIJ Pondok Kopi
Menggunakan media sosial berupa Instagram (@rsijsukapura_kelapagading), web
(rsijsukapura_kelapagading) dan youtube (RSIJ Sukapura Kelapa Gading)
5. Lama Rawat atau Length of Stay (LOS)
Rata-rata lama rawat pasien di ruang Al Farisi RSIJ Sukapura yaitu 3-5 hari.
6. Utilitas Tempat Tidur
28
a. Utilitas tempat tidur pada tanggal 16 Maret 2023= x 100% = 87,5%
32
25
b. Utilitas tempat tidur pada tanggal 17 Maret 2023= x 100% = 78%
32
27
c. Utilitas tempat tidur pada tanggal 18 Maret 2023= x 100% = 84%
32
Rata-rata : Total keseluruhan 3 hari:
Total keseluruhan 87 , 5 %+78 % +84 %
= = 83%
3 hari 3 hari
Berdasarkan data diatas rata-rata utilitas tempat tidur pada tanggal 16 sampai
18 Maret 2023 yaitu 83%, atau ± 26-27 tempat tidur yang terisi.

7. Jaminan Pasien
Diagram Utilitas

BPJS
Pribadi
Asuransi

Berdasarkan data diatas penggunaan jaminan pasien di RSIJ Sukapura yaitu:


BPJS, pribadi dan asuransi. Pasien yang dirawat diruangan Al Farisi RSIJ
Sukapura mayoritas menggunakan BPJS yaitu sebanyak 90%.

Marketing atau pemasaran yang digunakan pada RSIJ Sukapura yaitu dengan cara
memberikan memberikan fasilitas yang naik tingkat/kelas pada pasien jaminan,
namun disesuaikan dengan ketersetediaan tempat tidur.

B. Mengobservasi Peran PPJA Yang Ada Di Ruangan


Tugas PPJA Dilakukan Tidak dilakukan

Melakukukan operan jaga √

Membagi pasien kepada semua perawat pelaksana √


sesuai dengan beban asuhan keperawatan pasien

Membuat laporan jaga setiap shift √

Melakukan visite bersama dokter DPJP √

Menyampaikan hasil visite bersama DPJP kepada √


perawat pelaksana

Menuliskan hasil visite bersama DPJP di buku √


laporan

Mendampingi perawat pelaksana melakukan √


tindakan keperawatan (bila perlu)
Mengecek apakah semua rencana tindakan dan terapi √
pasien telah dikerjakan.

Mengecek hasil pemeriksaan penunjang apakah √


telah ada atau belum.

Mengidentifikasi hasil pemeriksaan penunjang dan


menerima laporan nilai kritis dari perawat pelaksana √
dan melaporkan kepada doker jaga atau DPJP (sesuai
alur yang ada).

Menerima laporan kondisi kritis pasien dari perawat


pelaksana dan melaporkannya kepada dokter jaga √
atau DPJP dan kepala ruang.

Memimpin proses pelaksanaan Bantuan Hidup √


Dasar.

Menerima laporan dari perawat pelaksana dan


membantu perawat pelaksana apabila ada kendala √
pada saat melaksanakan asuhan keperawatan dan
melaporkannya kepada dokter jaga dan kepala ruang.

Memverifikasi asuhan keperawatan yang telah


dilakukan perawat pelaksana (memberikan paraf di √
CPPT yang ditulis perawat pelaksana).

C. Evidence Based Practice


1. Judul Penelitian
Penerapan kompres hangat dalam menurunkan hipertermia pada anak yang
mengalami kejang demam
2. Tujuan
Untuk menganalisa suhu partisipan yang mengalami hipertermi dengan diberikan
kompres hangat di RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo tahun 2021
3. Metode
Desain penelitian ini adalah deskriptif, dalam bentuk studi kasus yang
mengeksplor penerapan kompres hangat dalam menurunkan hipertermia pada
anak yang mengalami kejang demam sederhana. Subyek data penelitian ini adalah
dua orang klien 2 orang pasien anak dan keluarganya yang mengalami kejang
demam sederhana. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan di Ruang Tulip
bangsal anak RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo pada An. A yang pada tanggal
28 Januari 2021 – 30 Januari 2021, dan partisipan 2 yaitu An. H yang dilakukan
tanggal 31 Januari 2021 – 02 Februari 2021.

Pengumpulan data tentang penerapan kompres hangat dalam menurunkan


hipertermia pada anak yang mengalami kejang demam sederhana, yaitu:
a. Observasi
Dalam penelitian ini, penulis mengobservasi atau melihat keadaan umum
partisipan dengan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA : inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi).
b. Pengukuran
Dalam penelitian ini, penulis mengukur menggunakan alat ukur pemeriksaan,
seperti melakukan pengukuran TTV khususnya suhu tubuh.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan oleh penulis yaitu pendokumentasi hasil
pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
tindakan keperawatan, dan evaluasi dari tindakan.
Instrumen pengumpulan data yang meliputi:
Memberikan kompres hangat dengan menggunakan SOP Rumah Sakit.
Thermometer aksila
penelitian ini menggunakan triangulasi observasi, yaitu hasil pengukuran post
test dan triangulasi waktu, yaitu dilakukan dengan mengukur suhu tubuh
setelah diberikan kompres hangat.

4. Hasil
Dari hasil partisipan I menunjukkan bahwa keluhan utama pada An. A yaitu ibu
An. A mengatakan anak mengalami demam dan kejang (±10 menit), sedangkan
hasil dari partisipan II pada An. H ibu An. H mengatakan anaknya demam,
muntah ±5 kali dan anak mengalami kejang (± 3 menit).

Dari hasil pemeriksaan kedua pertisipan ibu partisipan mengatakan An. A dan An.
H sebelum mengalami kejang partisipan didahului mengalami peningkatan suhu
tubuh dengan suhu tubuh An. A (38.5°C) dan An. H (38.2°C).
Implementasi yang di Memberikan kompres hangat : partisipan 1 : Dilakukan
tindakan kompres hangat saat suhu tubuh masih tinggi dan pemberian antipiretik,
partisipan 2 : Tidak dilakukan tindakan kompres hangat, hanya diberikan obat
antipiretik. Jadi, terdapat perbedaan penurunan suhu pada partisipan 1 dan
partisipan 2. Pada partisipan 1 yang diberi tindakan kompres hangat dan
pemberian antipiretik selama 3 hari didapatkan hasil suhu tubuh partisipan 1 turun
±1.9°C, sedangkan pada partisipan 2 yang hanya diberi obat antipiretik selama 3
hari didapatkan hasil suhu tubuh partisipan 2 turun ±1.5°C

Evaluasi hasil didapatkan: Didapatkan hasil pada An.A suhu tubuh awal 38.2°C
setelah dilakukan kompres hangat ditambah dengan obat antipiretik selama tiga
hari menjadi 36.3°C, telah terjadi penurunan ±1.9°C. sedangkan pada An. H yang
tidak dilakukan kompres hangat tetapi hanya dengan obat antipiretik suhu awal
38.5°C selama tiga hari menjadi 37.0°C, telah terjadi penurunan ±1.5°C.

5. Pembahasan
Kompres hangat tindakan melapisi permukaan kulit dengan handuk yang telah
dibasahi air hangat dengan temperatur 30oC-35oC (Maling, 2012). Kompres yang
benar yaitu menggunakan air hangat karena jika menggunakan air hangat maka
akan terjadi pelebaran pembuluh darah yang akan menyebabkan lancarnya
pembuluh darah dan cepatnya pengeluran kringat sehingga suhu tubuh cepat
turun.

Sejalan dengan penelitian terdapat rerata suhu tubuh pasien sebelum dilakukan
tindakan kompres hangat sebesar 38,9°C, dan setelah mendapat perlakuan
kompres hangat selama 10 menit menjadi berubah sebesar 37,9°C sehingga
membuktikan ada pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh
dengan nilai P = 0,001.

6. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian kompres
hangat merupakan tindakan yang efektif untuk menurunkan suhu pada partisipan
yang mengalami hipertermi.
D. Hasil analisis perbandingan antara jurnal dan SPO
Hasil analisis perbandingan antara jurnal penelitian dengan SPO yang ada di Ruang
Al farisi RSIJ. Sukapura, keduanya dilakukan Tindakan pemberian obat antipiretik
dan kompres hangat. Namun yang membedakan yaitu pemberian kompres hangat
yang ada di jurnal dilakukan oleh perawat, sedangkan yang dilakukan di ruang al
farisi kompres hangat dilakukan oleh keluarga atas saran yang diberikan oleh
perawat ruangan. Jadi, hasil dari kedua analisis tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa pemberian antipiretik dan kompres hangat lebih efektif untuk menurunkan
demam dibandingkan hanya memberikan obat antipiretik yang diberikan selama 3
hari.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Perawat mempunyai peran penting salah satunya sebagai caregiver/pemberi
pelayanan. Dalam proses keperawatan, perawat menjalankan fungsi management
keperawatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengontrolan. RS Islam Jakarta Sukapura merupakan salah satu rumah sakit jakarta
yang menerapkan tuntunan ajaran islam dalam memberikan pelayanan kesehatan. RS
Islam Jakarta Sukapura memberikan pelayanan secara komprehensif mulai dari
pelayanan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, pemeriksaan penunjang, pelayanan
kesehatan promotif, konsultasi, klub kesehatan, dan bimbingan kerohanian.

B. Saran
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi terbaru terkait kondisi di RSIJ
Sukapura terutama ruangan Al-Farisi.
Lampiran 1

SOP
PROSEDUR PEMBERIAN KOMPRES HANGAT

No. Dokumentasi No. revisi Halaman

RUMAH SAKIT
011/SPO/RSBN/III/2017 1-3
ISLAM JAKARTA
SUKAPURA

Jl. Tipar Cakung No.5,


RT.5/RW.5, Sukapura,
Kec. Cilincing, Jkt
Utara, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 14140

Tanggal terbit Ditetapkan direktur,


Standar Prosedur
Operasional 01 Februari 2017

dr. Tresia Nusantari Maghfirah,


MARS, MPM
Pengetian Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah
tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang
menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Tujuan 1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Menurunkan suhu tubuh
3. Mengurangi rasa sakit
4. Memberi rasa hangat, nyaman, dan rasa tenang pada klien.
Indikasi 1. Klien hipertermi (suhu tubuh yang tinggi)
2. Klien dengan perut kembung
3. Spasme otot
Persiapan Alat 1. Air panas
2. Washlap/buli-buli panas
3. Pengalas/perlak
4. Handuk kering
5. Kom
6. Sarung tangan
Persiapan pasien 1. Mengkaji keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital atau
tingkat nyeri pada pasien
2. Menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan dan
kontrak waktu
Prosedur 1. Salam therapeutic
2. Identifikasi kembali pasien dan periksa tanda-tanda vital
3. Memberitahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai
4. Menyiapkan alat-alat sesuai kebutuhan (kompres hangat
basah atau kompres hangat kering)
 Jika kompres hangat kering :
a. Menyiapkan buli-buli
b. Membuka tutupnya dan isi dengan air panas
secukupnya
c. Mengeluarkan udaranya
d. Menutup buli-buli dengan rapat
 Jika kompres hangat basah :
a. Menyiapkan air hangat kedalam kom
b. Membasahi washlap dengan air hangat
5. Mendekatkan alat-alat kesisi tempat tidur pasien
6. Posisikan pasien senyaman mungkin
7. Mencuci tangan
8. Memakai sarung tangan
9. Meletakkan perlak/pengalas
10. Membasahi washlap dengan air hangat dan letakkan
dikepala pasien
11. Kompres hangat kering diletakkan pada bagian yang nyeri
dengan buli-buli hangat dibungkus dengan kain dan
sebelum diberikan pada pasien, test alat dengan cara
membalikkan alat yaitu posisi tutup berada dibawah
12. Kompres hangat diletakkan dibagian tubuh yang
memerlukan (dahi, axila, lipatan paha)
13. Meminta pasien untuk mengungkapkan rasa ketidak
nyaman saat dikompres
14. Mengkaji kembali kondisi kulit disekitar pengompresan,
hentikan pengompresan jika ditemukan tanda-tanda
kemerahan.
15. Merapikan pasien keposisi semula
16. Memberitahu bahwa tindakan sudah selesai
17. Bereskan alat-alat yang telah digunakan dan melepaskan
sarung tangan
18. Mencuci tangan
19. Mengkaji respon pasien (respon subjektif dan objektif)
20. Mendokumentasikan pada catatan keperawatan
Unit terkait 1. Ruangan rawat inap
2. Ruangan bersalin
3. UGD
Lampiran 2

Dokumentasi

Wawancara dengan CI di ruangan

Ronde Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai