Anda di halaman 1dari 4

MENGUKUR TANDA - TANDA VITAL

Nomor : 445/ /IV.03/ /2018


No revisi :

SOP Tgl : /II/2018


UPT
Dinkes Kab. diberikan Puskesmas RI
Lampung Selatan Halaman : Ketapang

Ditetapkan Kepala UPT TTD Nama : Samsu Rizal, Amd.Kep


Puskesmas Rawat Inap NIP : 19680728 198812 1 001
Ketapang

A. Pengertian Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi


adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi: Suhu tubuh,
Denyut Nadi, Frekuensi Pernapasan, dan Tekanan Darah.
B. Tujuan Sebagai acuan :

1. Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang


suhu tubuh.
2. Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan)
3. Menilai kemampuan kardiovaskuler
4. Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan
5. Menilai kemampuan fungsi pernapasan
6. Mengetahui nilai tekanan darah.

C. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas RI Ketapang No 445/ / III.03 / 2017


tentang UPT Puskesmas RI Ketapang

D. Referensi Buku Ajar Diagnostik Fisik, Mark H.swartz, Penerbit Buku


Kedokteran EGC Cetakan I, Tahun 1995
E. Prosedur/Langkah- Persiapan alat:
langkah 1. Termometer (aksial, oral, rektal) bersih
2. Botol berisi larutan sabun
3. Botol berisi larutan desinfektan
4. Botol berisi air bersih didalamnya dialasi dengan kain kasa
5. Kain kasa
6. Potongan celeptop pada tempatnya
7. Alat penunjuk waktu (sekond)
8. Stetoskop
9. Manset dan spigmomanometer
10. Alat tulis dan buku catatan
11. lidokain jelly 2 % atau sejenisnya untuk termometer rectal

Pelaksanaan :
1. Petugas mencuci tangan;
2. Menjelaskan kepada pasien tujuan pengukuran tanda-tanda
vital

Mengukur Suhu Tubuh Metode Axila


a. Petugas menyiapkan posisi pasien (bisa duduk, tidur, bila
perlu baju pasien dibuka);
b. Air raksa diperiksa apakah air raksa sudah turun
kerervoirnya. Jika belum ayun thermometer dengan mantap
dan hati-hati sampai air raksa menunjuk pada angka 35
derajat celcius;
c. Mengeringkan ketiak pasien dengan celeptop dengan cara
menekan-nekan pada ketiak;
d. Menjepitkan ujung thermometer pada ketiak (reservoir
berada ditengah-tengah ketiak), tangan pasien diletakkan
diatas dada;
e. Setelah 10 menit thermometer diangkat kemudian dilap
dengan celeptop ( dari pangkal yang bersih ke kotor)
dengan gerakan memutar dan dibaca (letakkan horizontal
setinggi mata);

Metode Oral
1. Atur posisi pasien (bisa duduk atau tiduran);
2. Air raksa diperiksa apakah air raksa sudah turun
kerervoirnya. Jika belum ayun thermometer dengan mantap
dan hati-hati sampai air raksa menunjuk pada angka 35
derajat celcius;
3. Menginstruksikan klien untuk membuka mulut, letakkan
reservoir;
4. Termometer dibawah lidah (disamping kiri/kanan frenulum)
kemudian bibir dirapatkan (mulut tertutup);
5. Sambil menunggu 3-4 menit dilakukan perhitungan nadi
dan pernapasan;
6. Keluarkan termometer dan keringkan dengan clestop satu
kali dengan tekanan yang mantap dari bagian atas ke
reservoir dengan cara rotasi dan dibaca dengan meletakkan
temometer horizontal setinggi mata, putar-putarlah diantara
jari sampai batas air raksa tampak jelas;

Metode Rectal
a. Air raksa diperiksa apakah air raksa sudah turun
kerervoirnya. Jika belum ayun thermometer dengan mantap
dan hati-hati sampai air raksa menunjuk pada angka 35
derajat celcius;
b. Atur posisi baring pasien (miring) jaga privasi pasien
dengan menutup jendela atau tutup dengan skerm,
singkapkan selimut daerah bokong;
c. Memberi bahan pelicin reservoir thermometer sampai 2,4-
4cm untuk bayi 1,0 - 2,0 cm;
d. Menginstruksikan klien menarik napas panjang dan
masukkan thermometer kedalam rectal sedalam 1 cm
biarkan belahan bokong menutup kembali (1,5 cm kedalam
untuk bayi);
e. Gunakan 1 bokong untuk menaikkan bokong bagian atas
sehingga tampak jelas otot lingkar spingter ani;
f. Biarkan selama 2-3 menit (untuk pasien yang gelisah
termometer harus dipegang oleh petugas);
g. Setelah 2-3 menit keluarkan termometer dan membersihkan
termometer dengan clestop dari arah atas reservoir
membaca suhu;
h. Membersihkan termometer dengan clestop menyelupkan
kedalam air sabun, keringkan, air bersih, keringkan,
desinfektan, keringkan, turunkan air raksa;

Pengukuran Denyut Nadi dan Pernapasan


1. Petugas meraba arteri radialis dengan telunjuk, jari tengah
dan jari manis sejajar diatas daerah nadi;
2. Menghitung pernapasan, tangan petugas tetap seolah-olah
menghitung nadi klien;
3. cara menghitungnya dilakukan langsung satu menit ( 1
menit 1 inspirasi 1 ekspirasi)

Pengukuran Tekanan darah

a. Pasien dalam posisi berbaring;


b. Spigmomanometer dietakkan disamping pasien sejajar
lengan atas, lengan baju pasien digulung, manset dipasang
2,5 cm dari fosa cubiti dan tidak kendur;
c. Skrup balon dikencangkan searah jarum jam, pengunci air
raksa dibuka, dan palpasi arteri brachialis berada pada
tengah-tengah lengan;
d. Diafragma dan bagian telingan stetoskop dibersihkan
dengan alkohol dan pakai stetoskop;
e. Memompa sfigmomanometer sampai arteri radialis
berdenyut dan tambhakan 30 mmHg, letakkan diafragma
stetoskop pada arteri brachialis dengan ibu jari atau jari-jari
pertama;
f. Membuka katup secara perlahan-lahan (udara dikeluarkan
2-3 mmHg/detik) dengan bunyi sistole dan diastol;
g. Cek ulang pengukuran, tunggulah 1-2 menit kemudian
ulang dengan lengan yang sama;
h. Manset dilepas dari lengan dan mengulanginya lalu air
raksa diturunkan dan dikunci;
i. Lengan baju pasien dibereskan, pasien diberi tahu bahwa
pengukuran telah selesai. Beri posisi nyaman.
j. Petugas mencuci tangan dan alat diberskan.

F. Bagan alur
G. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait UGD, Rawat inap, BP, MTBS, dan KIa

I. Dokumen terkait

J. Rekam historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


perubahan

Anda mungkin juga menyukai