Anda di halaman 1dari 18

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

PADA KASUS KARDIOVASKULER


HARUM ANISSYA V
RENATA M SIMATUPANG
NANDA PUTRI W
M IHZA
WAFA R
NIDA FARHANI
TABITA W
ANDREAS PAIAN
Sistem Kardiovaskuler terdiri dari :

1. Jantung
2. Pembuluh Darah
3. Darah

Fungsi Sistem Kardiovaskuler :


1. Mengangkut zat makanan dan oksigen untuk diedarkan keseluruh tubuh
2. Mengangkut hasil sisa metabolisme dari jaringan ke organ ekskresi,
3. Mengedarkan hormon endokrin ke bagian tubuh tertentu
JANTUNG
Jantung adalah Organ yang berperan dalam sistem peredaran darah
Fungsi Jantung
1. Jantung berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah adalah diastol
2. Jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung adalah sistol
PEMBULUH DARAH
Pembuluh darah membentuk jaringan pipa yang memungkinkan darah mengalir dari
jantung ke seluruh sel-sel hidup tubuh dan kemudian kembali ke jantung.

1. Arteri
2. Arteriola
3. Kapiler
4. Vena
5. Venula
DARAH
Fungsi darah adalah
1. Mengambil oksigen / zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh.
2. Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
3. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan
keseluruh jaringan / alat tubuh.
Beberapa kelainan atau penyakit pada
sistem kardiovaskuler
1. Arterosklerosis
2. Anemia
3. Varises
4. Hypertensi
5. Hypotensi
6. Stroke
7. Gagal jantung
8. dll
KLASIFIKASI
JENIS KLASIFIKASI
RISIKO RENDAH Paska bedah by pass atau infark myokardial
tanpa komplikasi . Kapasitas fungsional > 8
METs paa exercise testing setara pada aktifitas
sehari – hari . Tidak ada iskemia, disfungsi
vertikular kiri dan disaritmia kompleks
RISIKO SEDANG Kapasitas fungsional < 8 METs pada exercise
test selama 3 minggu. Shock atau PJK selama
infark myocardial (< 6bulan) ,
ketidakmampuan untuk melakukan program
exercise , terjadinya iskemia yang dipicu oleh
exercise (ST< 2mm)
RISIKO TINGGI Fungsi ventrikel kiri yang sangat rendah (fraksi
ejeksi < 30%) , disritmia ventrikel pada saat
istirahat , Hipotensi pada saat exercise , Infark
myocardial baru (< 6 bulan) dengan
komplikasi disritmia ventrikel, terjadinya
iskemia yang dipicu oleh exercise
KONTRAINDIKASI

1. Hipotensi Orthostastik > 20 mmHg


INDIKASI
2. Angina tidak stabil
3. Tekanan darah sistolik istirahat >
1. Gagal Jantung
200mmHg
2. Transplantasi Jantung
4. Tekanan darah diastolik istirahat > 100
3. Angiplasti / Graf by pass arteri
mmHg
koroner
5. Gangguan sistemik akut
4. Serangan Jantung
6. Disritma ventrikel / atrium tidak
5. Angina Stabil
terkontrol
7. Sinus takikardia ( > 120 denyut/menit)
PERAN FISIOTERAPI

Menurut WHO , Rehabilitasi jantung telah didefinisikan sebagai sejumlah aktivitas


yang diperlukan untuk memastikan jantung pasien berada pada kemungkinan terbaik
kondisi fisik, mental dan sosial sehingga mereka dapat melakukan usaha sendiri,
memperoleh kembali senormal mungkin tempat dalam komunitas dan memastikan
kehidupan yang aktif
TUJUAN

Program latihan fisik rehabilitasi bagi penderita gangguan jantung bertujuan :


1. Mengoptimalkan kapasitas fisik dalam tubuh
2. Memberi penyuluhan pada pasien dan keluarga guna mencegah perburukan
kondisi
3. Membantu pasien untuk kembali dapat beraktifitas fisik seperti sediakala
4. Mengurangi efek samping dan memonitor fisiologi dan psikologi tirah baring di
RS
5. Mempercepat proses pemulihan dan kemampuan pada penderita
Program rehabilitasi dibagi menjadi :

1. Fase in patient
Tujuan : Menginisiasi self-care activities
Exercixe :

 Duduk - Berdiri > Meminimalkan deconditioning effect akibat immobilisasi (1


– 3 hari setelah serangan)
 Mempersiapkan pasien dan keluarga pasien untukmelanjutkan rehabilitasi dan
aktivitas dirumah
2. Fase out patient
Tujuan :
 Fase 2 > Edukasi > Membekali pasien dengan informasi dan pengalaman yang akan membuatnya
memcari suatu program pengkondisian jantung
 Fase ini biasanya dalam 2 minggu setelah keluar dari RS dan sesi berlangsung 1 jam/hari, 3x/seminggu
selama 8 -12 minggu
 Fase ini menempatkan penekanan pada exercise dan pemulihan fisik
3. Fase long-term maintenance
Tujuan :
 Untuk melanjutkan , meningkatkan dan menjaga tingkat kebugaran yang telah dicapai
selama dalam program fase 2 diantaranya :

 Aktivitas rekreasi
 Jongging / Jalan santai
 Bersepeda
 Perubahan Pola Hidup
ASSESMENT
1. Anamnesis ( Pengumpulan data pasien )
2. Umum :
Identitas pasien :
1. Nama
2. Umur
3. TTL
4. Jenis kelamin
5. Pendidikan
6. Alamat
3. Khusus :
Keluhan Utama, RPS, RPD, RPK, R Psiko
4. Pemeriksaan Umum :
Tekanan darah, RR, Nadi, Suhu, Kesadaran, Tinggi badan, Berat
badan
5. Pemeriksaan Klinis :
 Inspeksi ( Statis, Dinamis ) Sering kali pasien datang dengan
keluhan berupa sesak nafas, nyeri dada, Palpitasi ( Jantung
berdebar debar ), sinkop ( Perubahan Irama Jantung )
 Palpasi ( Teratur atau tidak nya denyutan nadi per menit )
 Perkusi ( Untuk menentukan batas jantung )
 Auskultasi Jantung ( Mengetahui suara dan Irama jantung )
1. Suara jantung 1 (S1) timbul akibat penutupan katup mitral dan trikuspidalis >
Lup
2. Suara jantung 2 (S2) timbul akibat penutupan katup semilunaris aorta dan
semilunaris pulmonal > Dub
3. Suara jantung 3 (S3) terjadi akibat pengisian ventrikel pada fase
diastole Adalah normalnya lemah dan rendah
4. Suara jantung 4 (S4) terjadi akibat kontraksi atrium > kadang-
kadang dapat didengar segera sebelum bunyi Pertama
6. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
 Gerak Pasif, aktif dan resisted
7. Pemeriksaan Khusus
 GCS
8. Penatalaksanaan Fisioterapi 9. Evaluasi dan Tindak Lanjut
 Breathing exercise.  Kondisi pasien
 Passive movement,  TD, Nadi, pernafasan
 Active movement,  ADL
 Latihan gerak fungsional
 Home program education 10. Data Pendukung
 EKG
 CT – Scan
 MRI
 Echocardiography
 Radiologi of Heart (CXR)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai