Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR

FISIOTERAPI
KARDIOVASKULAR
DAN PULMONAL
ANATOMI
KARDIOVASKULAR
Gejala sistem kardiovaskuler yang sering dikeluhkan Pasien :

•  nyeri dada (chest pain), 


• palpitasi, 
• nafas pendek, 
• orthopnea,
• dispnea paroksismal atau edema,
• muncul juga gejala mirip dengan gejala sistem respirasi
misalnya sesak nafas, wheezing, batuk dan hemoptisis. 
Inspeksi
Kifosis : tulang belakang berdeviasi pada kurvatura
lateral. Sering terjadi pada kelainan jantung, misalnya
ASD (Atrial Septal Defect) atau PDA (Patent Ductus
Arteriosus). Sering disertai dengan perubahan
membusur ke belakang (kifoskoliosis), yang
mempersempit rongga paru dan merubah anatomi
jantung. 

Voussure cardiaque : penonjolan bagian depan


hemitoraks kiri. Hampir selalu terdapat pada kelainan
jantung bawaan atau karena demam rematik, terutama
berkaitan dengan aktifitas jantung yang berlebihan pada
masa pertumbuhan. 
Palpasi

• Palpasi dilakukan dengan cara : meletakkan


permukaan palmar telapak tangan atau
bagian 1/3 distal jari II, II dan IV atau
dengan meletakkan sisi medial tangan,
terutama pada palpasi untuk meraba thrill.
Auskultasi

• Bunyi jantung dapat di dengarkan menggunakan pemeriksaan


auskultasi untuk menemukan bunyi-bunyi yang diakibatkan
oleh adanya kelainan struktur jantung dan perubahan-
perubahan aliran darah yang ditimbulkan selama siklus jantung.
Pemeriksaan penunjang

• Elektrokardiogram (EKG/ECG -
Electrocardiogram) 
• EKG dengan Olahraga (pemeriksaan dengan
olahraga) 
• Ekokardiogram (USG jantung)
• MRI (Magnetic Resonance Imaging) atau CT
(Computerized Tomography)
• Kateterisasi dan angiogram koroner.
Program terapi latihan pada kasus kardiovaskuler

1. Fase I : Dimulai dari 3-6 hari pasca infark dan berakhir 7-10 hari kemudian
2. Fase II : Berlangsung 5-12 minggu
3. Fase III : Program latihan yang didesain secara individu, ditekankan pada latihan aerobik
(bersepeda)
4. Fase IV : Telah menyelesaikan fase III dianjurkan untuk mengikuti program ini secara
individual. Latihan lebih banyak menggunakan kekuatan otot (program fitnes)
Evaluasi pada kasus kardiovaskuler

evaluasi tingkat
ADL dengan six
spasme
vital sign, minute walking EKG
menggunakan
test,
palpasi,
ANATOMI
PULMONAL
Pemeriksaan Fisioterapi

• Inspeksi (statis dan dinamis),

• palpasi,

• perkusi,

• auskultasi, 

• pemeriksaan gerak (aktif, pasif, dan gerak isometrik), 

• pemeriksaan ekspansi thorak,

• pemeriksaan sesak napas, 

• pemeriksaan spasme otot, 

• pemeriksaan kemampuan fungsional.


Problematik Fisioterapi

• adanya sesak napas


• adanya spasme otot upper trapezius, otot
sternocleidomastoideus
• adanya penurunan pengembangan atau ekspansi thorak
• kesulitan pengeluaran sputum
• adanya penurunan aktifitas fungsional sehari-hari (ADL)
karena sesak yang muncul saat beraktifitas seperti melakukan
pekerjaan rumah seperti menyapu
Tujuan Fisioterapi

1. Mengurangi sesak napas


2. Mengurangi spasme m. upper trapezius,
sternocleidomastoideus
3. Mempermudah pengeluaran sputum
4. Meningkatkan ekspansi thorak
5. Meningkatkan aktivitas fungsional pasien.
Chest
• Postural drainage: berfungsi untuk membersihkan jalan pernapasan dari lendir. PD
dilakukan dalam posisi tertentu sesuai dengan penumpukan dahak/ sputum di bagian

physiotherapy
tertentu di paru sehingga menciptakan gravitasi lebih untuk menarik lendir ke saluran
napas yang lebih besar. Ini dilakukan bersamaan dengan teknik Tapotemen.
• Tapotemen atau perkusi: menepuk-nepuk bagian dada dengan irama untuk
menggetarkan paru sehingga dahak yang lengket bisa lepas dan keluar. Tidak semua
pasien bisa menjalani terapi ini, antara lain pasien dengan batuk darah, pasien dengan
suara napas mengi (wheezing).
• Vibrasi: sangkar dada digetarkan guna mempercepat keluarnya dahak dari saluran napas
dan paru.
• Latihan batuk efektif: teknik batuk tertentu untuk mengeluarkan dahak yang telah
terakumulasi ke saluran pernapasan. Teknik-teknik ini umumnya lebih efektif bila
terdapat produksi dahak/mukus di dalam saluran napas dan atau paru.
• Latihan pernapasan. untuk meningkatkan kapasitas paru-paru dan mengembalikan
fungsi pernapasan. Salah satu contoh latihan pernapasannya adalah teknik pernapasan
perut atau bernapas dengan diafragma. Ini bertujuan untuk menghirup oksigen lebih
banyak dan mengalirkan lebih maksimal ke seluruh tubuh, selain itu membantu
mengalirkan lendir yang terjebak pada saluran udara yang sempit ke saluran yang lebih
lebar sehingga lebih mudah dikeluarkan saat batuk.
Evaluasi

• Evaluasi derajat sesak nafas dengan menggunakan skala BORG


• Evaluasi ekspansi thorak dengan menggunakan midline
• Evaluasi Pengeluaran Sputum
• Evaluasi Spasme Otot
• Evaluasi kemampuan fungsional menggunakan The Activity
Daily Living Dypnea Scale
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai