Anda di halaman 1dari 22

Kelompok 4 :

Sita Nurisya
Diyya Awaliah
Hana Imarah
Harum Anissya V G
Andreas Paian
PLEXUS BRACHIALIS
Plexus brachialis

adalah anyaman saraf somatik yang


dibentuk oleh rami anterior nervi spinalis
C5-C8 dan T1. Plexus berperan terhadap
innervasi motorik otot- otot extremitas
superior kecuali musculus trapezius dan
levator scapula. Plexus brachialis juga
melayani innervasi seluruh bagian kulit
dari extremitas superior kecuali area axilla
dan dorsal dari scapula. Gangguan pada
plexus ini ataupun cabang-cabang sarafnya
akan menyebabkan paralisis pada otot
yang dilayani dan juga gangguan sensasi
kulit yang bersifat area atau zona.
2
ANATOMI

Plexus brachialis dibentuk oleh bagian anterior 4 nervus


cervicalis yang terakhir dan oleh nervus thoracalis pertama.
Radiks plexus brachialis terdiri atas C5 dan C6 yang bersatu
membentuk truncus bagian atas (upper trunk), C7 yang menjadi
truncus bagian tengah (middle trunk), C8 serta T1 yang
bergabung membentuk truncus bagian bawah (lower trunk).

3
Anatomi dari anyaman ini, dibagi menjadi :
• Roots, Trunks, Divisions, Cords, dan Branches maka cedera di masing-
masing level ini akan memberikan cacat/trauma yang berbeda-beda.

• Roots : berasal dari akar saraf di leher dan thorax pada


level C5C8, T1

• Trunks : dari Roots bergabung menjadi 3 thrunks

• Divisions : dari 3 thrunks masing-masing membagi 2


menjadi 6 division

• Cords : 6 division tersebut bergabung menjadi 3 cords

• Branches :cords tersebut bergabung menjadi 5 branches, yaitu:


n.musculocutaneus, n.axilaris,n.radialis,n. medianus, dan n.ulnaris
4
5
KLASIFIKASI

Paralisis Erb-Duchene
• Kerusakan cabang-cabang C5 – C6 dari pleksus brakialis
menyebabkan kelemahan dan kelumpuhan lengan untuk fleksi,
abduksi, dan memutar lengan keluar serta hilangnya refleks biseps
dan morro. Gejala pada kerusakan fleksus ini, antara lain hilangnya
reflek radial dan biseps, refleks pegang positif. Pada waktu dilakukan
abduksi pasif, terlihat lengan akan jatuh lemah di samping badan
dengan posisi yang khas.
6
Paralisis Klumpke
• Kerusakan cabang-cabang C8 – Th1 pleksus brakialis
menyebabkan kelemahan lengan otot-otot fleksus pergelangan,
maka bayi tidak dapat mengepal. Secara klinis terlihat refleks
pegang menjadi negatif, telapak tangan terkulai lemah,
sedangkan refleksi biseps dan radialis tetap positif. Jika serabut
simpatis ikut terkena, maka akan terlihat sindrom Horner yang
ditandai antara lain oleh adanya gejala prosis, miosis,
enoftalmus, dan hilangnya keringat di daerah kepala dan muka
homolateral dari trauma lahir tersebut.
7
4 JENIS PLEXUS BRACHIALIS

Avulsion

• Jenis yang paling parah, di mana saraf rusak di tulang belakang;

Pecah :
• Dimana saraf robek tetapi tidak pada lampiran spinal;

Neuroma :
• Dimana saraf telah berusaha untuk menyembuhkan dirinya sendiri, tetapi jaringan parut telah berkembang di sekitar
cedera, memberi tekanan pada saraf dan mencegah cedera saraf dari melakukan sinyal ke otot-otot.

Neurapraxia atau peregangan :


• Dimana saraf telah rusak tetapi tidak robek. Neurapraxia adalah jenis yang paling umum dari cedera pleksus
brakialis.

8
PLEXUS LUMBALIS

Pleksus lumbalis yang berada didalam massa musculus psoas, merupakan bagian atas
dari plexus lumbosacralis. Plexus ini biasanya dibentuk oleh bagian primer anterior dari 3
nervus lumbalis yang pertama dan merupakan bagian dari nervus lumbalis yang ke
empat, serta pada 50% kasus menerimanya dari nervus thoracalis yang ke terakhir .

L 1, L 2, dan L 4 terbagi menjadi cabang-cabang atas dan bawah. Cabang atas dari L 1
membentuk nervus ilioinguinalis. Cabang bawah dari L1 bergabung dengan cabang atas
dari L2 untuk membentuk nervus genitorfemoralis. Cabang bawah dari L4
menggabungkan diri dengan L5 untuk membentuk truncus lumbosacralis.

9
Cabang bawah dari L2,seluruh L3 cabang atas dari L4 pecah masing-masing
menjadi bagian anterior yang lebih kecil dan bagian posterior yang besar.
Ketiga bagian anterior bersatu membentuk nervus obturatorius. Ketiga
bagian posterior bersatu membentuk nervus femoralis.

Dan 2 bagian yang atas mengeluarkan cabang-cabang yang membentuk


nervus cutaneus femoralis lateralis.

10
11
DISTRIBUSI CABANG TERMINALIS

N. ilioingunalis berjalan agak disebelah inferior N. iliohypogastricus dan bersama-sana nervus


ini akan mengadakan anastomase serta menyebar kekulit bagian medial atas paha dan
pangkal penis serta scrotum atau mons pubis dan labium mayus. N. genitofemoralis muncul
dari permukaan anterior m. psoas, berjalan oblique kebawah paha permukaan otot ini dan
bercabang menjadi n. spermaticus internus yang menuju m. cremaster dan kulit scrotum atau
labia serta n. lumboinguinalis yang menuju kulit bagian pertengahan atas paha. N. cutaneous
femoralis lateralis berjalan oblique menyeberangi m. iliacus dan dibawah ligamentum pouparti
bercabang menjadi beberapa rami yang menuju kulit sisi anterolateral paha.

N. femoralis merupakan cang terbesar dari plexus lumbalis yang muncul dari tepi lateral m.
psoas tepat diatas ligamentum pouparti dan berjalan turun dibawah ligamentum ini untuk
memasuki trigonum femoralis pada sisi lateral arteri femoralis. Pada trigonum tersebut n.

12
Femoralis membagi diri menjadi cabang-cabang terminalis. Cabang-cabang motorik
diatas ligamentum ingunalis mempersarafi m. iliopsoas. Cabang-cang motorik didalam
paha mempersarafi m. sartoius, m.pectineus dan m. quadriceps femoris.

N. obturatorius berjalan disebelah lateral pembuluh darah hypogastricus dan ureter,


serta turun lewat canalis obturatorius pada bagian atas foramen obturatum menuju sisi
medial paha. Didalam canalis tersebut, n. obturatorius pecah menjadi cabang anterior
dan posterior. Ramis motorik dari cabang posterior mempersarafi m. obturator externus
dan m. adductor magnus. Rami motorik dari cabang anterior mempersarafi m. adductor
longus dan brevis serta m .gracilis.

13
GAMBARAN KLINIK MENURUT NERVUS YANG
TERKENA

1. Nervus ilioinguinalis, iliohypogastricus,dan


genitofemoralis

• Hilangnya sensorik atau rasa nyeri pada distribusinya dapat


bermanfaat dalam menentukan lokasi lesi pada medula spinalis
dan radiks. Nyeri yang menjalar pada distribusinya terjadi pada
penyakit-penyakit pelvis renalis dan ureter.
14
2. Nervus cutaneous femoralis lateralis
• Trauma pada saraf ini mempunyai arti klinik karena pada nervus ini sering
menjadi tempat parestesia dan kadang-kadang rasa nyeri, keluhannya
meliputi :
• rasa kebal
• kesemutan dan nyeri pada sisi luar dan depan paha yang paling nyata
pada waktu
• berjalan dan berdiri
• Penyebabnya tidak diketahui sekalipun berbagai gangguan patologis
telah diperkirakan sebagai penyebabnya, misalnya :
• Neuritis
• Angulasi nervus tersebut ketika meninggalkan pelvis
• Obesitas
• Spondilitis
• Tekanan dari pakaian yang ketat
15
3. Nervus femoralis
• Lesi pada N .Femoralis kerap kali juga mengenai N. Obturatorius.
Trauma dapat terjadi akibat cunam (Forceps) selama persalinan,
trauma pada waktu reposisi dislokasi congenital sendi panggul.
anaeurisma arteri femoralis dan diabetes militus.

4. Nervus obturatorius
• Lesi pada nervus obturatorius akan menyebabkan rotasi eksterna
dan adduksi paha akan terganggu dan pasien akan sulit
menyilangkan tungkainya.

16
PLEXUS SACRALIS

Pleksus sacralis muncul dengan 5 radiks plexus yang dibentuk oleh bagian-bagian primer anterior dari
nervus lumbalis kelima dan sebagian nervus lumbalis keempat. Sebuah cabang terminalis utama yaitu
nervus ischiadicus dan beberapa cabang collateral dibentuk oleh plexus sacralis.

Masing-masing dari kelima radiks plexus pecah menjadi bagian anterior dan posterior. Empat bagian
posterior yang atas (L4, L5, dan S1, S2) bersatu membentuk nervus peroneus communis. Seluruh 5
bagian anterior (L4, L5 dan S1, S2, S3) bergabung membentuk nervus tibalis. Bagian posterior S3,
bersama cabang-cabang dari bagian anterior S2 dan S3 ikut membentuk plexus pudendus.

17
18
CABANG COLLATERAL DARI BAGIAN
POSTERIOR

N. gluteus superior (L4, L5,S1) berjalan diatas m. piriformis melalui foramen


ischiadicus major kedalam otot-otot gluteus, dimana serabut saraf ini mensuplai m.
gluteus medius serta minimus dan m. tensor fasciae latae. N. gluteus inferior (L5, S1,
S2) berjalan dibawah m. piriformis melalui foramen ischiadicus magna ke m. gluteus
maximus. N. clunialis medialis inferior (n. cutaneous perforans) (S2, S3) menembus
ligamentum sacrotuberosum dan distribusinya keregio gluteus medius bawah.

N. cutaneous femoralis posterior (small sciatic) merupakan bagian dari anterior dan
posterior S1, S2 serta bagian anterior S2, S3. Cabang-cabang collateral dari bagian
anterior memanjang ke m. quadrates femoris dank e m. gamellus inferior (L4, L5 dan
S1) serta ke m. obturator internus dank e m. gamellus superior (L5, S1, S2).

19
N. ischiadicus merupakan saraf perifer yang paling besar. Terdiri atas serabut-
serabut saraf spinal L.4, L.5, S.1, S.2 dan S.3. Terdiri atas 2 buah nervus yang
terpisah di dalam satu selubung nervus peroneus communis yang dibentuk olah
4 bagian posterior atas dari plexus sacralis, dan nervus tibialis dari seluruh 5
bagian anterior. Nervus iskiadikus meningalkan pelvis lewat foramen iskiadikus
major, biasanya dibawah musculus piriformis, dan berjlaan turun diantara
trochanter major os femur dan tuberositas iskiadika disepanjang permukaan
posterior paha ke ruang poplitea dimana serabut saraf ini berakhir dengan
bercabang menjadi nervus tibialis dan nervus peroneus communis. Cabang-
cabangnya pada paha mempersarafi hamstring muscle (meliputi ini
semimembranosus, m. Semitendinosus dan m. Biceps femoris).

20
GAMBARAN KLINIK MENURUT NERVUS YANG TERKENA

1. Nervus gluteus superior


• Serabut saraf ini jarang mengalami trauma sendirian. Paralisis m. gluteus medius
dan minimus melemahkan otot abduksi tungkai yang menyebabkan gangguan
berjalan dan panggul miring kesisi yang lain.
2. Nervus gluteus inferior
• Trauma saraf ini lebih sering mengalami trauma daripada nervus gluteus superior.
Paralisis m. gluteus maximus mengakibatkan kekuatan m. extensor pada panggul
melemah menyebabkan penderita mengalami kesulitan saat bangkit dari posisi
duduk, berlari, melompat atau memanjat tangga.
21
3. Nervusischadicus
• Cerdera pada n. ischiadicus dapat disebabkan karena herniasi
diskus intervertebralis, dislokasi sendi panggul atau waktu
mencoba melakukan reposisi, trauma persalinan pada bayi ketika
melakukan traksi tungkainya atau trauma pada ibu akibat
kompresi oleh fetus, fraktur pelvis, tumor dan lain-lain.
• Gambaran klinik:
• Gejala-gejala motorik:
• Hamstring paralysis: gerakan fleksi tungkai menghilang.
• Paralisis seluruh otot-otot tungkai dan kaki yang
menyebabkan steppgae gait serta tidak mampu berdiri pada
tumit atau jari-jari kaki
• Menghilangnya reflex Achilles dan reflex plantar
• Gejala sensorik
• Sensibilitas menghilang pada tungkai.
22

Anda mungkin juga menyukai