Anda di halaman 1dari 5

1.

Asma Bronkial
A. ICF
b.122,280,415,440,445,455,515,710
s.140,430
d.410-450
e.110 dan e.210
B. Masalah Kesehatan
- Definisi
Menurut Misnadiarly (2008), pneumonia adalah infeksi yang
menyebabkan paru-paru dan sel–sel tubuh mengalami kekurangan oksigen.
Menurut Burke A. Cunha, MD, (2010) pneumonia adalah gangguan
menular/peradangan paru pada parenkim paru-paru. Kebanyakan pasien
memiliki gejala demam, menggigil, gejala gangguan paru (batuk, dyspnea,
produksi sputum berlebih, pleuritic, nyeri dada), dan satu atau lebih
infiltrat/opacities pada hasil foto x-ray dada.
- Epidemiologi
Data WHO tahun 2005 menyatakan bahwa proporsi kematian pada
balita karena saluran pernafasan di dunia adalah sebesar 19-26%. Pada tahun
2007 diperkirakan terdapat 1,8 juta kematian akibat penumonia atau sekitar
20% dari total 9 juta kematian pada anak. Di Indonesia berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, pneumonia adalah penyebab
kematian kedua pada balita setelah diare. (Depkes RI, 2009)
“Tahun 2010 di Indonesia pneumonia termasuk dalam 10 besar
penyakit rawat inap di rumah sakit dengan crude fatality rate (CFR) atau
angka kematian penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah
kasus adalah 7,6%
Menurut profil kesehatan Indonesia, pneumonia menyebabkan 15%
kematian balita yaitu sekitar 922.000 balita tahun 2015. Tahun 2015 – 2018
kasus pneumonia yang terkonfimasi pada anak-anak dibawah 5 tahun
meningkat sekitar 500.000 per tahun, tercatat mencapai 505.331 pasien dengan
425 pasien meninggal.
C. Hasil Anamnesis
Laki-laki dengan usia 57 tahun datang ke poli fisioterapi dengan
keluhan sering kali batuk berdahak, demam tinggi yang disertai dengan
menggigil. Disertai nafas yang pendek, nyeri dada tajam atau seperti ditusuk.
Salah satu nyeri atau kesulitan bernafas dalam atau batuk. Kadang-kadang
berdarah dengan disertai sakit kepala atau mengeluarkan banyak keringat dan
kulit lembab. Pasien sudah kehilangan nafsu makan sejak 2 minggu lalu,
kelelahan, kulit menjadi pucat, mual, muntah, nyeri pada bagian pinggang.

D. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang


1) Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Fisik :
- Pemeriksaan tanda vital(denyut nadi, frekuensi napas dan suhu
meningkat)
- Tekanan darah menurun.
- Sesak napas, demam, batuk, dan nyeri dada
-Terdapat bunyi mengi (wheezing) dan ronchi
-Inspeksi :
a) Regio kepala dan leher : ditemukan hiperarthropi otot-otot
asesoris pernapasan, bahu nampak sedikit elevasi karena
ketegangan otot asesori pernapasan.
b) Analisis bentuk dada dan postur : bahu nampak sedikit
elevasi dan protraksi bahu dikarenakan pada saat ekspirasi
selalu menggunakan otot aksesori pernapasan (m. Scaleni
sternocledomastoideus), dan postur tubuh pasien cenderung
forward.
c) Pola nafas : frekuens nafas yang meningkat (tachypnea)
dan tachycardia (1:4)
Pemeriksaan :
- Palpasi : pump hundle movement, bucket hundle
movement
- Perkusi : Sonor rendah
- Auskultasi : wheezeng daerah retensi skret
- Pemeriksaan spirometri : Fev1dibawah 80 %
E. Pemeriksaan Penunjang
a. Sample sputum
b. Pemeriksaan lab darah
- Kadar Hb : 12-14 (wanita), 13-16 (pria) g/dl
- Jumlah leukosit : 5000 – 10.000 /µl
- Jumlah trombosit : 150.000 – 400.000 /µl
- Hematokrit : 35 – 45 % e.
c. Chest X-Ray : untuk memperkuat diagnosa berdasarkan
permasalahan yang ada.

F. Diagnosa Fisioterapi
a. Body Structure & Function : ketegangan otot asesori pernafasan, penurunan
ventilasi pulmonal dan mobilitas thoraks, retensi sputum, lab darah normal.
b. Keterbatasan Partisipasi : makan seimbang, lingkungan sehat
c. Keterbatasan Aktivitas : penurunan tranvers dan ambulasi

Diagnosis Fisioterapi : penurunan tranvers dan ambulasi karena sesak nafas, retensi
mukus, demam, spasme otot asesoris (trapezius dan stenocledomastoideus).

G. Prognosis
Di kalangan lansia atau orang yang memiliki masalah paru-paru lain
penyembuhan mungkin memakan waktu lebih dari 12 minggu. Di kalangan orang
yang memerlukan perawatan di rumah sakit, mortalitas mungkin hingga 10% dan
di kalangan mereka yang memerlukan perawatan intensif (ICU) mortalitas bisa
mencapai 30–50%. Komplikasi bisa muncul terutama di kalangan lansia dan
mereka yang memiliki masalah kesehatan dasar. Ini bisa termasuk, antara lain:
emfisema, abses paru-paru, bronkiolitis obliteran, sindrom kesulitan pernafasan.

H. Rencana Penatalaksanaan
1. Tujuan
a. Tujuan jangka panjang :
1) Mengurangi sesak napas
2) Mengeluarkan sputum
3) Mengurangi spasme pada M. Sternocleidomastoideus
4) Meningkatkan kemampuan ambulasi
b. Tujuan jangka panjang : dapat bernapas dengan optimal tanpa hambatan
2. Prinsip Terapi
a. Problem anatomi:
1) Ketidakpahamannya terhadap pencetus
a) Edukasi dan home program (sesuai SOP)
2) Inflamasi saluran nafas
a) Pursed lips breathing (Sesuai SOP)
b) Inhalasi
3) Ketegangan m. scaleni sterno cledomastoideus
a) Stretching/ kontrak rileks/ IR/ MWD/ Manipulasi (Sesuai SOP).
b. Problem Fisiologi:
1) Kapasitas aerobik
a) aktivitas fisik/ sepeda statik/ tread mill/ joging/senam dll Sesuai (SOP).
2) FEV1 < 80 %
a) Deep Diaphragmatic Breathing
3) Retensi sekret,
a) Manual Hyperinflation,
b) Chest Fisioterapi, ACBT, Humidifikasi/inhalasi (Sesuai SOP).
4) sesak nafas/tachypnoea,
a) Posisioning, Deep Breathing, rilaksasi, perbaikan sirkulasi (sesuai
SOP).
5) Kemampuan latihan rendah,
a) Mobilitas, ADL dan latihan progresif (Sesuai SOP).

I. Sarana dan Prasarana


Sarana : bed, sphygmomanometer, nebulizer
Prasarana : ruangan terapi
J. Referensi
1. Association TIP. Panduan praktek klinis fisioterapi ikatan fisioterapi indonesia. 2017;
(8):375.
2. Puspitasari DE, Syahrul F. Faktor Risiko Pneumonia Pada Balita Berdasarkan Status
Imunisasi Campak dan Status ASI Eksklusif. J Berk Epidemiol. 2015;3(1):69–81.
3. Lam N, Muravez SN, Boyce RW. A comparison of the Indian Health Service
counseling technique with traditional, lecture-style counseling. Vol. 55, Journal of
the American Pharmacists Association. 2015. 503–510 p.
4. Sari EF, Rumende CM, Harimurti K. Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan
Diagnosis Pneumonia pada Pasien Usia Lanjut. J Penyakit Dalam Indones.
2017;3(4):183.
5. @ fin.co.id [Internet]. Available from: https://fin.co.id/2020/01/18/450-juta-orang-
menderita-pneumonia/

Anda mungkin juga menyukai