Anda di halaman 1dari 4

1c. Apa saja penyebab sulit bernapas ?

1. Ventilasi: Terjadi obstruksi jalan napas akibat adanya hipersekresi mukus pada
saluran pernapasan.
2. Difusi: Alveoli rusak atau terjadi edema, serta adanya hambatan pada saluran
nafas terjadi
3. Transfortasi Akibat kadar Hb yang ↓ → O2 yang diikat Hb darah tidak adekuat
4. Regulasi: Tingginya kadar CO2 darah di respon oleh sistem kemoreseptor
perifer→diteruskan ke area pernapasan dorsal di medula →peningkatan ventilasi.
5. Gangguan pengembangan paru (stiff lung)
6. Kelainan pada jalan nafas/ trakea
7. Pembesaran kelenjar thymus
8. Tersedak makanan
9. Akibat penyakit infeksi
10. Penumpukan cairan di dalam rongga paru
11. Penyakit obstruksi jalan nafas

Djojodibroto, Darmanto (2014). Respirologi. Jakarta : EGC

Etiologi sulit bernapas:

1. Gangguanmekanikterhadapprosesventilasi(obstruksialirannafas, gangguan
pengembangan paru, dan dinding dada/diafragma
2. Kelemahan pompa nafas
3. Peningkatan respiratory drive (hipoksemia dan asidosis metabolic)
4. Ventilasi inadekuat (destruksi kapiler/emfisema dan obstruksi pembuluh darah
besar/emboli paru)

Rahajoe NN, Supriyanto B, dan Setyanto DB. 2010. Buku Ajar Respirologi Anak.
Edisi ke-1. Jakarta: IDAI.

1e. Apa saja kemungkinan penyakit dengan keluhan kesulitan


bernapas ?
Menurut (Sudoyo.dkk, 2017) kemungkinan penyakitnya sebagai berikut:
a) Penyakit saluran napas: Asthma, Bronkitis kronis, Emfisema, Sumbatan
Laring, Aspirasi Benda Asing
b) Penyakit parenkim paru: Pneumonia, Gagal Jantung Kongesti
c) Penyakit Vaskular Paru: emboli paru, Kor Pulmonale, Hipertensi Paru,
Penyakit Veno-oklusi paru d) Penyakit Pleura: Pnemotorax, Efusi Pleura,
Hemotorax, Fibrosis
e) Penyakit Dinding Paru: Trauma, Neuromuskular, Kelainan tulang.

1f. Apa makna “Tiga hari sebelumnya, Anis menderita panas tidak
terlalu tinggi disertai dengan batuk pilek dan sakit tenggorokan.
Batuk terdengar kasar, seperti anjing menggonggong (barking)” ?
Maknanya Anis mengalami ISPA atas (croup). Croup merupakan penyakit dengan
kelainan pada saluran pernafasan bagian atas, dengan manifestasi klinis berupa sesak
nafas, suara serak, batuk menggonggong, stridor inspirator yang kadang disertai
dengan distres pernafasan (Bakhtiar, 2016).
Sumber :
Bakhtiar. 2016. Manifestasi Klinis, Pemeriksaan Penunjang, Diagnosis dan
Tatalaksana Croup pada Anak. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 16(3).
2c. Bagaimana mekanisme abnormal penilaian umum pada kasus ?
Maknanya adalah tidak adanya penurunan kesadaran, dan suara terdengar
parau karena terjadinya peradangan pada laring faring dan trakea
(Amin, Z. 2014. Manifestasi Klinis dan Pendekatan pada Pasien Dengan
Kelainan Sistem Pernafasan. Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Interna Publishing)

4c. Apa indikasi dan kontraindikasi pemasangan sungkup rebreathing


pada anak ?

Indikasi

1. Nilai tekanan parsial oksigen (O2) kurang dari 60 mmHg atau nilai saturasi
oksigen (O2) kurang dari 90% saat pasien beristirahat dan bernapas dengan udara
ruangan. ada neonatus, terapi oksigen (O2) dianjurkan jika nilai tekanan parsial
oksigen (O2) kurang dari 50 mmHg atau nilai saturasi oksigen (O2) kurang dari
88%.
2. Pasien dengan kecurigaan klinik hipoksia berdasarkan pada riwayat medis dan
pemeriksaan fisik.
3. Pasien-pasien dengan infark miokard, edema paru, cidera paru akut, sindrom
gangguan pernapasan akut (ARDS), fibrosis paru, keracunan sianida atau inhalasi
gas karbon monoksida (CO).
4. Terapi oksigen (O2) juga diberikan pada kondisi-kondisi yang menyebabkan
peningkatan kebutuhan jaringan terhadap oksigen (O2), seperti pada luka bakar,
trauma, infeksi berat, penyakit keganasan, kejang demam.
5. Terapi oksigen (O2) juga diberikan sebelum dilakukannya beberapa prosedur,
seperti pengisapan trakea atau bronkoskopi di mana seringkali menyebabkan
terjadinya desaturasi arteri.

Kontraindikasi

1. Pasien dengan keterbatasan jalan napas yang berat dengan keluhan utama
dispeneu tetapi dengan PaO2 lebih atau sama dengan 60 mmHg dan tidak
mempunyai hipoksia kronis.
2. Pasien yang tetap merokok karena kemungkinan prognosis yang buruk dan dapat
meningkatkan risiko kebakaran.. (Djojodibroto, 2014)

(Djojodibroto, D. 2015. Respirology (Respiratory Medicine). Edisi 2. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.)

7. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kasus ?


Beberapa pemeriksaan penunjang diperlukan untuk diagnosis croup,yaitu
pemeriksaan pencitraan terdiri dari rongent dan Computed Tomografi Scan (CT-Scan)
leher. Pada kasus tertentu diperlukan pemeriksaan laringoskop atau bronkhoskopi
(Bakhtiar, 2016).

Sumber :
Bakhtiar. 2016. Manifestasi Klinis, Pemeriksaan Penunjang, Diagnosis dan
Tatalaksana Croup pada Anak. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 16(3).
file:///C:/Users/user/Downloads/6485-13636-1-SM.pdf

 Pemeriksaan darah:
Kemungkinan hasil lab : normal/leukopenia, limfositosis, dan LED meningkat
 Pemeriksaan pencitraan:
Rontgen cervical AP : ditemukan gambaran steeple sign (tanda titik pensil) yang
menandakan penyempitan subglotis
Rontgen cervical Lateral : melihat kondisi hipofaring yang membesar (balon) selama
inspirasi.
Rigid laryngoscopy

9.Tatalaksana
Epinephrine Nebu
(0.5 mL in 2.5 saline)/L-epineprine 1:1000 (5mL)
Menurut Samuel (2014), tatalaksana kasus ARDS pada anak sebagai
berikut. 1.Pemberian Oksigen untuk mengatasi hipoksemia, menurunkan
usaha untuk bernapas, dan mengurangi kerja miokardium.
a. Simple mask : 6-10 L/m dengan FiO2 mencapai 60%
b. Rebreathing mask : 6-10L/m dengan FiO2 mencapai 80%
c. Non rebreathing mask : 8-12L/m FiO2 mencapai 100%
2. Pemberian cairan (Khusus anak dengan berar badan diatas 8 Kg), yaitu
diberikan cairan N4D5 melalui mikrodrip infus dengan 32 gtt/menit.
3. Pemberian parasetamol dengan dosis 10-15 mg/kgBB/kali pemberian.
Dapat diulang pemberiannya setiap 4-6 jam, untuk menurunkan panas
tinggi atau demam. 4.Pemberian antibiotika seperti ceftriaxone. Dosis
ceftriaxone yaitu 50-100 mg/KgBB/hari, dalam dua dosis pemberian.

Menurut WHO (2013), dapat dilakukan usaha Promotif yaitu Memberikan


edukasi kepada orang tua tentang penyakit infeksi pada saluran pernafasan.
Preventif yaitu Memberikan asupan gizi yang baik, menjaga dan
meningkatkan sanitasi tempat tinggal dan memperbaiki gaya hidup.Serta,
rehabilitative yaitu Setelah sembuh pasien diberikan gizi yang cukup dan gaya
hidup yang sehat agar sistem imun tubuh menjadi baik dan tidak rentan
infeksi.

12. Bagaimana SKDU pada kasus ? 3B

Anda mungkin juga menyukai