OLEH
Asuhan keperawatan kritis pada An. R dengan diagnosa medis Respiratory Distress Bronchopneumoni di
ruang HCU RSUD Nyi Ageng Serang Kulon Progo disusun untuk memenuhi tugas kelompok praktik klinik
keperawatan kritis. Laporan telah diperiksa dan disetujui pada:
Hari :
Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu
peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai
bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang sering terjadi pada
anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti
bakteri, virus, jamur dan benda asing. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan
oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non infreksi yang perlu
diperimbangkan. Bronkopneumonialebih sering merupakan infeksi sekunder
terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga
sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang
dewasa (Bennete, 2013).
B. ETIOLOGI
c. Pada anak-anak :
1) Virus : Parainfluensa, Infuensa Virus, Adenovirus, RSV.
2) Organisme atipikal : Pneumokokus, Bordetella pertusis, M.
Tuberculosis.
2. Faktor Non Infeksi
Terjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputi :
a. Bronkopneumonia hidrokarbon
Terjadi oleh karena aspirasi selama penelanan mentah atau sonde lambung (zat
hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan bensin).
b. Bronkopneumonia lipoid
Terjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara intranasal,
termasuk jeli petroleum. Setiap keadaan yang mengganggu mekanisme menelan
seperti palatoskizis, pemberian makanan dengan posisi horizontal, atau
pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak yang sedang
menagis. Keparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yang terinhalasi. Jenis
minyak binatang yang megandung asam lemak tinggi bersifat paling merusak
contohnya seperti susu dan minyak ikan.
3. Faktor Predisposisi
a. Usia
b. Genetik
4. Faktor Presipitasi
a. Gizi buruk/kurang
e. Polusi udara
f. Kepadatan tempat tinggal
C. PATOFISIOLOGI KEPERAWATAN (MIND MAP)
D. MANIFESTASI KLINIS
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksaan pneumonia khususnya bronkopneumonia pada anak
terdiri dari 2 macam, yaitu penatalaksanaan umum dan khusus (IDAI, 2012)
dalam (Bradley et.al., 2011).
1. Penatalaksaan Umum
b. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang
sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
c. Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi,
bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat,
dingin, sianosis pada tahap lanjut
2. Pengkajian Sekunder
a. Aktivitas/istirahat
1) kehilangan fungsi pada bagian yang terkena
2) Keterbatasan mobilitas
b. Sirkulasi
3) Tachikardi
f. Pemeriksaan Fisik
3. Tanda-tanda vital :
7. Berat badan dan tinggi badan : kecenderungan berat badan anak akan mengalami
penurunan
9. Inspeksi : frekuensi irama, kedalaman dan upaya bernafas antara lain : takipnea,
dispnea progresif, pernafasan dangkal, pektus ekskavatum (dada corong), paktus
karinatum (dada burung), barrel chest
10. Auskultasi : suara bronkovesikuler atau bronchial pada daerah yang terkena,
suraa pernafasan tambahan ronkhi inspiratoir pada sepertiga akhir inspirasi
11. Perkusi : pekak terjadi bila terisi cairan pada paru, normalnya timpani (terisi
udara) resonansi
12. Palpasi adanya nyeri tekan, massa, peningkatan vocal fremitus pada daerah
yang terkena (Riyadi & Sukarmin, 2009) (Agadhafi, 2018).
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas.
2 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi, perubahan membrane alveolus-kapiler.
3 Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, ketidakmampuan
mencerna makanan, faktor psikologis (mis. Stress, keengganan untuk makan)
4 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan
kebutuhan oksigen, kelemahan.
Intervensi Keperawatan
Intervensi adalah gambaran atau tindakan yang akan dilakukan untuk
memecahkan masalah keperawatan yang dihadapi pasien. Adapun rencana keperawatan
yang sesuai dengan penyakit Bronkopneumonia sebagai berikut :
A. IDENTITAS PASIEN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
1. Pasien
1) Nama Pasien : An R
2) Tgl Lahir : 14 Mei 2020
3) Umur : 02 Tahun 02 Bulan
4) Jenis Kelamin : Laki - laki
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : Belum sekolah
7) Pekerjaan : tidak bekerja
8) Alamat : Kokap Kulon Progo
9) Diagnosa Medis : Respiratory Distress,
Bronchopneumonia
10) No. RM : 082XXX
11) Tanggal Masuk RS : 05 Agustus 2022
2. Penanggung Jawab / Keluarga
1) Nama : Tn. “S”
2) Umur : 38 Tahun
3) Pendidikan : SMA Sederajat
4) Pekerjaan : wiraswasta
5) Alamat : Kokap Kulon Progo
6) Hubungan dengan pasien : Ayah
7) Status perkawinan : Menikah
Keterangan :
Laki-laki Tinggal serumah Pasien
Perempuan
Meninggal
Pisah
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat
penyakit keturunan (Hipertensi, Diabetes Mellitus, Asma, dll).
C. Secondary Survey
1. Kepala
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan terhadap pasien didapatkan
data, bahwa bentuk kepala pasien mesosefal, kepala bersih, rambut
bersih berwarna hitam kecoklatan. . Tidak ada tanda perdarahan pada
kepala pasien. Pasien mengatakan tidak pusing maupun nyeri yang
dirasakan pada kepala pasien.
2. Mata
Kebersihan mata pasien baik, tidak ada kotoran pada mata. Mata
nampak putih jernih, tidak ada tanda ikterik pada mata. Pupil mata
pasien bereaksi terhadap rangsangan cahaya. Lapang pandang dan
ketajaman penglihatan tidak terkaji.
3. Hidung
Kebersihan hidung pasien baik, tidak ada tanda peradangan dan tidak
ada polip pada rongga hidung. Tidak ada perdarahan antara hidung.
4. Telinga
Bentuk telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak ada cairan yang
keluar dari telinga pasien. Fungsi pendengaran baik terlihat dengan
mampu berkomunikasi dua arah .
5. Mulut
Kebersihan baik, pasien menggosok gigi 2x sehari.
6. Leher
Pada pengkajian yang dilakukan terhadap pasien, pada leher pasien
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid maupun pembesaran kelenjar
limfe.
7. Dada
Bentuk dada pasien simetris antara kiri dan kanan. Bunyi napas ronchi
dengan irama cepat 65 x/ menit
8. Abdomen
Keadaan permukaan abdomen normal, tidak terdapat lesi maupun
pembengakakan pada daerah abdomen. Fungsi pencernaan dan
eliminasi bagus. Bunyi peristaltik normal. Saat dilakukan perkusi
abdomen terdengar bunyi tympani, dan tidak ada nyeri tekan.
9. Genetalia
Pada pengkajian genetalia tidak terkaji
10. Ektremitas atas dan bawah
Tidak ada kelainan semua ekstremitas bias bergerak bebas.
5 5
5 5
Ket :
5 : Mampu melawan tahanan penuh
4 : Mampu melawan dengan sedikit tahan
3 : mampu melawan gravitasi
2 : mampu melawan gravitasi dengan sokongan
1 : teraba adanya kontraksi
Pengkajian B6
1) Breathing : RR 64 kali/menit, terdapat retraksi dinding dada
2) Blood : TD:119/62 mmHg, nadi teraba kuat 163
3) x/menit,
4) Brain : kesadaran composmentis, GCS 15 (E4V5M6), pupil isokor
(+3 +3)
5) Bladder : tidak terpasang kateter, BAK memakai pampers, dengan
produksi 125 cc/4 jam
6) Bowel : pasien belum buang air besar
7) Bone : pasien tampak lemah, ADL dibantu, kekuatan otot
ekstremitas atas 5/5, ekstremitas bawah 5/5
Balance cairan
Tgl Jam Input Output IWL BC/4 jam
05/08/22 20.00 Infus 40 cc Urine 125cc 15,1 cc +15,1 cc
Obat 10 cc
Makan 100 cc
KETERANGAN:
1. Persepsi sensori 3
2 Kelembapan 2
3 Aktifitas 2
4 Mobilisasi 4
5 Nutrisi 2
Keterangan :
d. Istirahat – tidur
Ayah pasien mengatakan pasien sering tidur selama sakit ini. Dalam sehari
tidur selama 10-15 jam.
1. Infus Ka En 3b 10 tpm IV
FiO2 24
ANALISA DATA
No. Data Penyebab Masalah
2. DS : Ketidakseimbangan Gangguan
Ayah pasien mengatakan ventilasi-perfusi pertukaran gas
anaknya mengeluh seseg (SDKI, D.0003)
DO :
- PCO2 : 15,6
- PO2 : 97,0
- Nadi : x/menit
- pH arteri : 7,26
- RR : 64 x/menit
3. DS :
Ayah pasien mengatakan Keengganan untuk makan Resiko defisit nutrisi
sejak kemaren pasien tidak (SDKI, D,0032)
mau makan dan minum
pasien berkurang semenjak
batuk
DO :
- BB 9,1 kg
- TB 79,8 cm
- BB/TB termasuk gizi
kurang
- HB 12,2
- tampak lemah dan banyak
tidur
4. DS : -
DO : Usia ≤2 tahun Resiko jatuh (SDKI,
-skor humpty dumpty 15 D.0143)
-pasien ditempatkan di bed
dewasa
Sofia
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi (SDKI, D. 0003).
Sofia
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk makan (SDKI,
D. 0032)
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrian yang dibutuhkan.
Sofia
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sofia
4. Resiko jatuh berhubungan dengan usia anak kurang dari 2 tahun ( SDKI,
D.0143
PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/ tgl/ No. Diagnosa Jam Pelaksanaan Evaluasi
jam Dx keperawatan
Jumat, 1 Bersihan jalan 15.00 Monitor pola nafas ( frekwensi,k S : ayah pasien mengatakan pasien masih sering
05/08/2022 nafas tidak efektif batuk, dahak sulit keluar
edalaman,usahan nafas)
Monitor bunyi nafas tambahan O:
- Ku agak lemah, terpasang O2 nasal kanul 1
Monitor sputum (jumlah, warna
15.10 lpm,
, aroma ) - terdengar bunyi ronkhi
- Terlihat sering batuk
Memonitor aliran O2 dari
15.15
tabung oksigen A : Masalah belum teratasi
Sofia
2 Gangguan 15.20 1.Memonitor kecepatan aliran S : ayah pasien mengatakan pasien masih seseg
pertukaran gas O : Ku agak lemah, terpasang kanul o2 1 lpm,
oksigen
terdengar suara ronchi,
2. mengelola terapi oksigen AGD yang terambil curiga darah vena , tidak valid
dinilai.
nasal kanul 1 lpm
A : masalah belum teratasi
3. melakukan cek AGD P : lanjutkan intervensi
-pertahankan kepatenan jalan nafas
- cek AGD ulang besok pagi
Monitor kecepatan aliran oksigen
Sofia
Sofia
3 Resiko defisit 15.30 1. mengidentifikasi intoleransi S: Ayah pasien mengatakan bahwa pasien tidak mau
nutrisi makan karena batuk
makanan
O:
2. memasang selang NGT -NGT terpasang, diit sonde masuk 100 ml
-HB 12,2
ukuran 8
3. mengelola diit sonde 100 ml A: masih beresiko defisit nutrisi
4. Memonitor hasil pemeriksaan
P : Lanjutkan intervensi:
laboratorium
- kelola diit sonde 4 x 100-150 cc/24 jam
- tetap berikan diit oral jika pasien meminta
Sofia
Sofia
4 Resiko Jatuh 16.00 1. mengidentifikasi faktor resiko S:
jatuh - ayah pasien mengatakan akan memanggil perawat
2. mengidentifikasi risiko jatuh jika butuh bantuan.
setiap shift
3. mengidentifikasi faktor O:
lingkungan yang meningkatkan - handrall terpasang
resiko jatuh - roda tempat tidur sudah terkunci
4. memastikan roda tempat tidur -ayah pasien selalu mendampingi anaknya
terkunci A: resiko jatuh teratasi sebagian
5. memastikan handrall terpasang
6. mengatur tempat tidur mekanis P : lanjutkan intervensi
pada posisi terendah -identifikasi resiko jatuh setiap shift
7. menganjurkan memanggil -identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan
perawat jika membutuhkan resiko jatuh
bantuan berpindah
8. menganjurkan keluarga pasien
selalu mendampingi pasien Sofia
Sofia
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Sabtu, 6 Agustus 2022 jam 14.00 Sabtu, 6 Agustus 2022 jam 14.00
1. Memposisikan pasien semi fowler S : Ayah pasien mengatakan pasien masih
2. Memberikan nebulasi Combiven 1 batuk dan dahaknya belum bisa keluar.
respul dan 2 cc NaCl 0,9% O:
3. Memonitor produksi sputum dan -Kondisi pasien sedang, kadang menangis
kemampuan mengeluarkannya - RR : 40 kali per menit, ada suara ronkhi.
4. Menghitung frekuensi nafas pasien dan - terpasang O2 1 lpm nasal kanul
mengidentifikasi suara nafas - SpO2 98 %
- pasien kadang batuk, dahak belum bisa
keluar
Sofia A : bersihan jalan nafas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi :
- kelola nebulasi
Sofia
Senin, 8 Agustus 2022 jam 15.00 Selasa, 2 Agustus 2022 jam 16.00
1. Memposisikan pasien duduk S : Ayah pasien mengatakan dahak sudah
2. Memberikan nebulasi dengan combivent mulai bisa keluar
1 resspul dan 3 cc NaCl 0,9% O:
3. Memonitor kemampuan batuk dan -terpasang O2 1 lpm nasal kanul
pengeluaran sputum - RR : 38 kali per menit
4. Memonitor frekuensi nafas dan suara - SpO2 99 %
nafas tambahan - Suara ronkhi berkurang
- Batuk jarang, sputum berkurang
A : bersihan jalan nafas teratasi sebagian
Sofia P : Lanjutkan intervensi :
- Kelola nebulasi
-monitor frekuensi nafas dan suara nafas
tambahan
- rencana pindah ke bangsal anak sore ini
Sofia
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Sabtu, 6 Agustus 2022 jam 14.00 Sabtu, 6 Agustus 2022 jam 14.00
1. Memposisikan pasien semi fowler S : Ayah pasien mengatakan sesek pasien
2. Menghitung frekuensi nafas pasien dan sudah berkurang.
mengidentifikasi suara nafas O:
3. Mengobservasi kepatenan oksigenasi -Kondisi pasien sedang, kadang menangis
dengan nasal kanul 1 lpm - RR : 40 kali per menit, ada suara ronkhi.
4. Menghitung Nadi pasien - terpasang O2 1 lpm nasal kanul
5. Mengobservasi hasil pemeriksaan AGD - SpO2 98 %
pagi ini - Nadi : 121 x/menit
- warna kulit sudah tidak pucat
- Hasil AGD tidak sesuai dengan klinis
Sofia pasien, tidak valid
A : gangguan pertukaran gas teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi :
- kelola oksigen 1 lpm
- observasi takikardi
Sofia
Senin, 8 Agustus 2022 jam 15.00 Senin, 8 Agustus 2022 jam 15.10
1. Memposisikan pasien semi fowler S : Ayah pasien mengatakan sesek pasien
2. Menghitung frekuensi nafas pasien dan sudah berkurang.
mengidentifikasi suara nafas O:
3. Mengobservasi kepatenan oksigenasi -Kondisi pasien sedang
dengan nasal kanul 1 lpm - RR : 38 kali per menit, suara ronkhi
4. Menghitung Nadi pasien berkurang
- terpasang O2 1 lpm nasal kanul
- SpO2 98 %
Sofia - Nadi : 108 x/menit
- warna kulit sudah tidak pucat
A : gangguan pertukaran gas teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Rencana pindah bangsal anak
sore ini
Sofia
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Sabtu, 6 Agustus 2022 jam 13.45 Sabtu, 6 Agustus 2022 jam 14.00
1. Mengelola diit sonde 100 cc S : Ayah pasien mengatakan pasien minta
2. Memotivasi keluarga pasien jika pasien minum susu kotak kesukaannya
boleh makan atau minum lewat mulut jika O:
pasien meminta, misalnya susu kotak Diit sonde masuk 100 cc. Pasien minum
3. Memonitor asupan makanan susu kotak sedikit
A : resiko defisit nutrisi teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
Sofia - monitor asupan makanan oral
-kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menyediakan diit dan snack yang disukai
pasien
- pasien boleh makan minum semampu
pasien.
Sofia
Senin, 8 Agustus 2022 jam 14.00 Senin , 8 Agustus 2022 jam 09.00
1. Memonitor asupan makanan siang S : ayah pasien mengatakan bahwa tadi
2. Mendiskusikan dengan ahli gizi tentang siang jam 12 pasien makan siang habis 1/2
makanan yang disukai pasien porsi.
O:
Sofia - pasien terlihat lebih segar
A : resiko defisit nutrisi teratasi
P : pertahankan intervensi
Sofia
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
Sabtu, 6 Agustus 2022 jam 15.00 Sabtu, 6 Agustus 2022 jam15.30
1. memastikan handrall terpasang S : Ayah pasien mengatakan selalu di
2. Memastikan roda tempat tidur terkunci samping pasien dan akan memanggil
3. mengatur tempat tidur mekanis pada perawat jika butuh bantuan.
posisi terendah O:
4. menganjurkan memanggil perawat jika - handrall terpasang
membutuhkan bantuan berpindah - pasien selalu didampingi ibunya
5. menganjurkan keluarga pasien selalu -bed pasien dalam posisi terendah
mendampingi pasien A : resiko jatuh teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi
- identifikasi resiko jatuh tiap shift.
Sofia
Sofia
Senin, 8 Agustus 2022 jam 14.30 Senin, 8 Agustus 2022 jam 14.30
1. memastikan handrall terpasang S : Ayah pasien mengatakan selalu di
2. Memastikan roda tempat tidur samping pasien.
terkunci O:
3. mengatur tempat tidur mekanis -pasien di atas tempat tidur posisi duduk
pada posisi terendah -handrall terpasang
-roda tempat tidur terkunci
-posisi tempat tidur pada posisi terendah
A : resiko jatuh teratasi
Sofia P : pertahankan intervensi
Sofia
BAB III
ANALISA JURNAL
ANALISIS JURNAL
A. JURNAL
Judul Jurnal : Tatalaksana terkini Bronkopneumonia pada anak di Rumah sakit
Abdul Moeloek
B. TELAAH JURNAL
Pada kasus An. R dengan broncopnumonia. Kondisi saat ini kesadaran dirawat
di ruang HCU ditemukan kesamaan seperti yang ada di jurnal yaitu mengalami sesak
napas. Penatalaksanan pada pasien ini sesuai dengan jurnal diatas, dan setelah
dirawat selama 4 hari di ruang HCU kondisi pasien membaik, asupan oral mulai
adekuat sehingga NGT bisa dilepas dan pasien bisa dipindah di ruang perawatan
anak biasa.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada An. R dengan diagnosa
bronkopneumonia di ruang HCU RSUD Nyi Ageng Serang pada tanggal 05-08
Agustus 2022 kami mendapatkan pengalaman nyata dalam pemberian asuhan
keperawatan kritis yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan pada An R dengan bronkopneumonia dilakukan
dengan baik. Karena pasien adalah anak-anak maka wawancara dilakukan dengan
ibu pasien. Metode yang digunakan dalam pengkajian adalah wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik, dan bedah rekam medic.
2. Diagnosa
Pada pasien ditemukan empat diagnosa yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif,
gangguan pertukaran gas, resiko defisit nutrisi, dan resiko jatuh. Diharapkan
pengambilan diagnosa ini sudah tepat karena sudah disesuaikan dengan factor
resiko dan keadaan pasien serta acuan dari buku panduan SDKI sehingga dapat
membantu dalam perumusan diagnosa.
3. Intervensi
Dalam merencanakan tindakan keperawatan kepada An R, kami merencanakan
sesuai dengan diagnosa keperawatan yang prioritas dengan kondisi pasien. Factor
pendukung dalam perencanaan yaitu adanya panduan SIKI dan SLKI sehingga
membantu dalam pemberian perencanaan kepada pasien.
4. Implementasi
Pada implementasi asuhan keperawatan, dilakukan dengan mengacu pada
perencanaan yang sudah disusun sebelumnya. Tindakan meliputi observasi,
terapeutik dan kolaborasi pada pasien sesuai intervensi yang sudah disusun.
5. Evaluasi dilakukan sesuai dengan hasil dari implementasi. Hasil evaluasi
dilaksanakan pada pertemuan ke 3. Dari empat diagnosa, tiga diagnosa sudah
teratasi dan intrervensi masih dipertahankan karena pasien kemudian dipindah ke
bangsal anak.
DAFTAR PUSTAKA
Bilotta, K. A. (2012). Nurse’s Quick Check : Disease 2nd Ed. USA: Springgouse
Corporation.
Bradley JS, Byington CL, Shah SS, Alverson B, Carter ER, Harrison C, Kaplan
and Children Older Than Month of Age:Clinical Practice Guidelines by
the Pedatric Infectious Disiase Society and the Infectious Diseas Society
of America. Clin Infect Dis. 2011; 53 (7):17-630.
Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. 2014. Nelson Ilmu
Kesehatan Anak Esensial. Edisi Keenam. Jakarta :EGC.
Ngastiyah. (2014).
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) : Definisi