Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN

PRAKTIK KLINIS PNEUMONIA PADA ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

………………… ………………….. 1/1


Tanggal terbit Ditetapkan Direktur,
RSUD SUNGAI RUMBAI

………………….
dr. SUJITO
NIP. 197908212008041001
Pneumonia adalah penyakit peradangan parenkim paru
PENGERTIAN yang disebabkan oleh bermacam etiologi seperti bakteri,
virus, mikoplasma, jamur atau bahan kimia/benda asing
yang teraspirasi dengan akibat timbulnya
ketidakseimbangan ventilasi dengan perfusi (ventilation
perfusion mismatch).
Gejala yang timbul biasanya mendadak tetapi dapat
ANAMNESIS didahului dengan infeksi saluran nafas akut bagian atas.

Gejalanya antara lain :


- batuk,
- demam tinggi terus menerus,
- sesak,
- kebiruan disekitar mulut,
- menggigil (pada anak),
- kejang (pada bayi),
- dan nyeri dada.
- Biasanya anak lebih suka berbaring pada sisi yang
sakit.
- Pada bayi muda sering menunjukkan gejala non
spesifik seperti hipotermi, penurunan kesadaran,
kejang atau kembung sehingga sulit dibedakan
dengan meningitis, sepsis atau ileus.

1. Suhu ≥ 390C,
PEMERIKSAAN 2. Dispnea: inspiratory effort ditandai dengan
FISIK takipnea, retraksi (chest indrawing), nafas cuping
hidung dan sianosis.
3. Gerakan dinding toraks dapat berkurang pada
daerah yang terkena, perkusi normal atau redup.
4. Pada pemeriksaan auskultasi paru dapat terdengar
suara nafas utama melemah atau mengeras, suara
nafas tambahan berupa ronki basah halus di
lapangan paru yang terkena.

1. Anamnesa
KRITERIA 2. Pemeriksaan fisik
DIAGNOSIS 3. Pemeriksaan penunjang

DIAGNOSIS KERJA Pneumonia


1. Bronkiolitis
DIAGNOSIS 2. Payah jantung
BANDING 3. Aspirasi benda asing
4. Abses paru
1. Darah Tepi: leukositosis dengan hitung jenis
PEMERIKSAAN bergeser ke kiri.
PENUNJANG 2. Bila fasilitas memungkinkan pemeriksaan analisis
gas darah menunjukkan keadaan hipoksemia
(karena ventilation perfusion mismatch). Kadar
PaCO2 dapat rendah, normal atau meningkat
tergantung kelainannya. Dapat terjadi asidosis
respiratorik, asidosis metabolik, dan gagal nafas.
3. Kultur Darah
4. Pada foto dada terlihat infiltrat alveolar yang dapat
ditemukan di seluruh lapangan paru. Luasnya
kelainan pada gambaran radiologis biasanya
sebanding dengan derajat klinis penyakitnya,
kecuali pada infeksi mikoplasma yang gambaran
radiologisnya lebih berat daripada keadaan
klinisnya. Gambaran lain yang dapat dijumpai :
5. Konsolidasi pada satu lobus atau lebih pada
pneumonia lobaris
6. Penebalan pleura pada pleuritis
7. Komplikasi pneumonia seperti atelektasis, efusi
pleura, pneumomediastinum, pneumotoraks, abses,
pneumatokel

1. Indikasi MRS :
A. Ada kesukaran nafas, toksis
B. Sianosis
TERAPI C. Umur kurang 6 bulan
D. Ada penyulit, misalnya :muntah-muntah,
dehidrasi, empiema
E. Diduga infeksi oleh Stafilokokus
F. Imunokompromais
G. Perawatan di rumah kurang baik
H. Tidak respon dengan pemberian antibiotika oral
2. Pemberian oksigenasi : dapat diberikan oksigen
nasal atau masker, monitor dengan pulse oxymetry.
Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan
ventilasi mekanik.
3. Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu
cairan parenteral). Jumlah cairan sesuai berat
badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.
4. Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai diet
enteral bertahap melalui selang nasogastrik.
5. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan
inhalasi dengan salin normal
6. Koreksi kelainan asam basa atau elektrolit yang
terjadi.
7. Pemilihan antibiotik berdasarkan umur, keadaan
umum penderita dan dugaan penyebab. Evaluasi
pengobatan dilakukan setiap 48-72 jam. Bila tidak
ada perbaikan klinis dilakukan perubahan
pemberian antibiotik sampai anak dinyatakan
sembuh. Lama pemberian antibiotik tergantung :
kemajuan klinis penderita, hasil laboratoris, foto
toraks dan jenis kuman penyebab :
- Stafilokokus : perlu 6 minggu parenteral
- Haemophylus influenza / Streptokokus pneumonia :
cukup 10-14 hari
- Pada keadaan imunokompromise (gizi buruk,
penyakit jantung bawaan, gangguan
neuromuskular, keganasan, pengobatan
kortikosteroid jangka panjang, fibrosis kistik, infeksi
HIV), pemberian antibiotik harus segera dimulai
saat tanda awal pneumonia didapatkan dengan
pilihan antibiotik : sefalosporin generasi 3
- Dapat dipertimbangkan juga pemberian :
a. Kotrimoksasol pada Pneumonia Pneumokistik
Karinii
b. Anti viral (Aziclovir , ganciclovir) pada
pneumonia karena CMV
c. Anti jamur (amphotericin B, ketokenazol,
flukonazol) pada pneumonia karena jamur
d. Imunoglobulin

EDUKASI sanitasi, imunisasi, makanan bergizi

Ad vitam : dubia ad bonam/malam


PROGNOSIS Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam/malam

Diagnosis : I / II/ III/ IV (referensi no 1-4)


TINGKAT EVIDENS Terapi : I / II/ III/ IV (referensi no 1-4)

TINGKAT C
REKOMENDASI

PENELAAH KRITIS

INDIKATOR kondisi pasien membaik


(OUTCOME)

1. Andriano G, Arguedas, Stutman HR, Marks MI.


Bacterial pneumonias. Dalam : Kendig EL, Chernick V,
penyunting. Kendig’s Disorders of the Respiratory Tract
KEPUSTAKAAN in Children. Edisi ke-5. Philadelphia : WB Saunders,
1990 : 371-80.
2. Lichenstein R, Suggs AH, Campbell J. Pediatric
pneumonia. Emerg Med Clin N Am 2003; 21 : 437-51.

DIREKTUR RSUD SUNGAI RUMBAI

dr. SUJITO
NIP. 197908212008041001

Anda mungkin juga menyukai