Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN PNEUMONIA

OLEH:
NAMA: BENI WICAKSONO
NIM: 2114314901004

STIKES MAHARANI MALANG


PROGRAM STUDI NERS
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN PNEUMONIA
LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMONIA
I. Konsep Dasar Medis
A. Definisi

Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA). Dengan gejala
batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus,
bakteri, mycoplasma (fungi) dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru
yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologis
(Nursalam, 2015).

Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan
jaringan dan jaringan intersittel. Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi
masalah di berbagai negara terutama di negara berkembang termasuk Indonesia dan
merupakan penyebab kematian utama pada balita. Berbagai mikroorganisme dapat
menyebabkan pneuomonia antara lain virus dan bakteri. Beberapa faktor yang dapat
meningkatkan resiko untuk terjadinya dan beratnya pneumonia antara lain adalah
defek anatomi bawaan, defisit imunologi, polusi, GER, dan aspirasi (Daud Dasril,
2013).

Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang biasanya terjadi


apada anak-anak tetapi terjadi lebih sering pada bayi dan awal masa kanak-kanak dan
secara klinis penumonia dapat terjadi sebagai penyakit primer atau komplikasi dari
penyakit lain (Hockenberry dan Wilson, 2009 dalam Seyawati Ari, 2018).

B. Etiologi

Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet atau sering disebabkan oleh


streptoccus pneumonia, melalui slang infuse oleh staphylococcus aureus sedangkan
pada pemakaian ventilator oleh p. Aeruginosa dan enterobacter. Dan masa kini terjadi
karena perubahan keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi
lingkungan, penggunaan antibiotik yang tidak tepat.

Setelah masuk ke paru paru organism bermultiplikasi dan, jika telah berhasil
mengalahkan mekanisme pertahanan paru, terjadi pneumonia. Selain di atas penyebab
terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya yaitu :

1. Bacteria : diploccus pneumonia, pneumocaccus, streptokokus hemolyticus,


streptokoccus aureus, hemophilus influenzae, mycobacterium tuberkulosis,
bacillus friedlander.
2. Virus : respiratory syncytial virus, adeno virus, V.Ssitomegalitik, V.Influenza.
3. Mycoplasma pneumonia
4. Jamur : histoplasma capsulatum, cryptococcus neuroformans, blastomyces
dermatitides, coccidodies immtis, aspergillus, species, candida albicans.
5. Aspirasi : makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda
asing
6. Pneumonia hipostatik
7. Sindrom loeffler

(Nursalam, 2015)

C. Manifestasi Klinis

Usia merupakan faktor penentu dalam manifetstasi klinis pneumonia. Neonatus dapat
menunjukan gejala demam tanpa ditemukannya gejala fisis pneumonia. Pola klinis yang
khas pada pasien pneumonia viral dan bakterial umumnya berbeda antara bayi yang lebih
tua dan anak walaupun perbedaan tersebut tidak selalu jelas. Demam, menggigil,
takipneu, batuk, malaise, nyeri dada akibat pleuritis, retraksi dan iritabilitas akibat sesak
respiratory sering terjadi pada bayi yang lebih tua dan anak.

Pneumonia virus lebih sering berasosiasi dengan batuk, mengi, atau stridor dan gejala
demam lebih tidak menonjol dibanding pneumonia bakterial. Pneumonia bakterial secara
tipikal berasosiasi dengan demam tinggi, menggigil, batuk, dispneu dan pada auskultasi
ditemukan adanya tanda konsolidasi paru.

Pneumonia atipikal pada bayi kecil ditandai oleh gejala khas seperti takipneu, batuk,
ronki kering(crackles) pada pemeriksaan auskultasi dan sering ditemukan bersamaan
dengan adanya konjungtivitis chlamydial.

Gejala klinis lainnya dapat ditemukan distress pernapasan termasuk cuping hidung,
retraksi intercosta dan subkosta dan merintih (grunting) (Karen et al, 2010 dalam
Setyawati Ari, 2018).

D. Penatalaksanaan Medis

Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per
oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak
napas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru lainnya, harus dirawat dan
antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan
intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon
terhadap pengobatan dan keadaanya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan
umum yang diberikan antara lain :

1. Oksigen 1-2 L/menit


2. IVFD dekstrosa 10% NaCl 0,9% = 3:1, + KCL 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah
cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status dehidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu berat berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui
selang nasogatrik dengan feeding drip.
4. Jika sekresi lendir berlebihan dapar diberikan inhalasi dengan salin normal dan
beta agonis untuk memperbaiki transport mukosillier. (Nursalam, 2015) Terapi lain
dari pneuomonia, yaitu:
1. Medikamentosa

Diagnosis etiologik pneumonia sangat sulit untuk ditentukan sehingga


pemberian antibiotik dilakukan secara empirik sesuai dengan pola kuman
tersering yaitu Sterptococcus pneuminia dan haemophilus influenzae.

Pemberian antibiotik sesuai dengan kelompok umur. Untuk bayi di


bawah 3 bulan diberikan golongan penisilin dan aminoglikosida. Untuk usia
>3 bulan, ampisilin dipadu dengan kloramfenikol merupakan obat pilihan
pertama. Bila keadaan pasien memberat atau terdapat empisema, antibiotik
pilihan adalah golongan sefalosporin. Antibiotik parenteral diberikan sampai
48-72 jam setelah panas turun, dilanjutkan dengan pemberian peroral selama
7-10 hari

2. Bedah

Pada umumnya tidak ada tindakan bedah kecuali bila terjadi


komplikasi pneumotoraks/pneumomediastinum.

3. Suportif

Pemberian oksigen sesuai derajat sesaknya. Nutrisi parenteral


diberikan selama pasien masih sesak.

(Daud Dasril, 2013)

E. Prognosis

Secara umum prognosisnya adalah baik. Gangguan jangka panjang pada fungsi paru
jarang, bahkan pada anak dengan pneumonia yang telah terkomplikasi dengan emplema
dan abses paru. Sekuele yang signifikan muncul pada penyakit adenoviral, termasuk
bronkiolitis obliterans. Kematian dapat muncul pada anak dengan kondisi yang
mendasari, seperti penyakit paru kronik pada bayi pematur, penyakit jantung bawaan,
imunosupresi, malnutrisi energi. Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat,
mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%.

II. Konsep Dasar Keperawatan


A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a. Riwayat penyakit sekarang
1) Keluhan yang dirasakan klien
2) Usaha yang dilakukan klien untuk mengatasi keluhan
b. Riwayat oenyakit dahulu
1) Pernah menderita ISPA
2) Riwayat terjadi aspirasi
3) Sistem imun anak yang mengalami penurunan
c. Riwayat penyakit keluarga
1) Ada anggota keluarga yang sakit ISPA
2) Ada anggota keluarga yang sakit Pneumonia

2. Pemeriksaan fisik keperawatan

Pada penderita pneumonia hasil pemeriksaan fisik yang biasanya muncul,


yaitu:

a. Keadaan umum : tampak lemah dan sesak nafas


b. Kesadaran : tergantung tingkat keparahan bisa somnolent
c. Tanda-tanda vital
1) TD : hipertensi
2) Nadi : takikardi
3) RR : takipnea, dispnea, nafas dangkal
4) Suhu : hipertermi
d. Kepala : tidak ada kelainan
e. Mata : konjungtiva bisa anemis
f. Hidung : jika sesak akan terdengar nafas cuping hidung
g. Paru
- Inspeksi : pengembangan paru berat, tidak simetris kiri dan kanan, ‘
ada penggunaan otot bantu nafas
- Palpasi : adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada daerah
yang terkena.
- Perkusi : pekak terjadi bila terisi cairan, normalnya timpani.
- Auskultasi : bisa terdengar ronki
h. Jantung : jika tidak ada kelainan jantung, pemeriksaan jantung
tidak ada kelemahan.
i. Ekstremitas : sianosis, turgor berkurang jika dehidrasi.
3. Diagnostik test
a. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah menunjukkan leukosistosis dengan predominan PMN atau dapat


ditemukan leucopenia yang menandakan prognosis buruk. Dapat ditemukan anemia
ringan atau sedang.

b. Pemeriksaan radiologis
1) Bercak konsolidasi merata pada bronkopneumonia
2) Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris
3) Gambaran bronkopneumonia difus infiltrat intertisialis pada pneumonia
stafilokok.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Hipertermi
4. Kekurangan volume cairan
5. Intoleransi aktivitas

C. Intervensi Keperawatan

N DIAGNOSA NOC SIKI


O KEPERAWATAN
1 Ketidakefektifan Respiratory status: 1. Monitor pola
bersihan jalan nafas ventilation nafas (frekuensi,
Respiratory status: kedalaman, usaha
airway patency nafas)
Kriteria hasil: 2. Monitor bunyi
1. Suara nafas yang nafas tambahan
bersih, 3. Monitor sputum
mengeluarkan 4. Posisikan semi
sputum, mampu fowler atau fowler
bernafas dengan 5. Berikan minum
mudah. hangat
2. Menunjukkan 6. Berikan oksigen,
jalan nafas yang jika perlu
paten (irama nafas 7. Anjurkan asupan
dan frekuensi nafas cairan (2000
dalam rentang ml/hari)
normal), tidak ada 8. Ajarkan teknik
suara nafas batuk efektif
abnormal
2 Ketidakefektifan pola Respiratory status: 1. Identifikasi efek
nafas ventilation perubahan posisi
Vital sign status terhadap status
Kriteria hasil: pernapasan
1. Menunjukkan 2. Monitor statsu
jalan nafas yang oksigenasi dan
paten, irama nafas respirasi
dan frekuensi 3. Berikan posisi
pernapasan dalam semi fowler atau
rentang normal, fowler
tidak ada suara 4. Fasilitasi
nafas abnormal. mengubah posisi
2. Tanda-tanda vital senyaman
dalam rentang mungkin
normal. 5. Berikan
oksigenasi sesuai
kebutuhan
6. Ajarkan
melakukan teknik
relaksasi nafas
dalam
7. Ajarkan
mengubah posisi
secara mandiri
8. Ajarkan teknik
batuk efektif
3 Hipertermi Thermoregulation 1. Identifikasi
Kriteria hasil: penyebab
1. Suhu tubuh dalam hipertermia
rentang normal 2. Monitor suhu
2. Nadi dan RR tubuh
dalam rentang 3. Longgarkan atau
normal lepaskan pakaian
3. Tidak ada 4. Berikan cairan oral
perubahan warna 5. Hindari pemberian
kulit dan tidak ada antipiretik atau
pusing aspirin
6. Anjurkan tirah
baring
7. Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena jika
perlu
4 Kekurangan volume Fluid balance 1. Monitor status
cairan Hydration hidrasi
Nutritional status: 2. Monitor hasil
food and fluid pemeriksaan
Kriteria hasil: laboratorium (HT,
1. Mempertahankan Na, K, Cl)
urine output sesuai 3. Catat intake-
dengan usia dan output dan hitung
BB. balans cairan 24
2. TTV dalam batas jam
normal 4. Berikan asupan
3. Tidak ada tanda- cairan, sesuai
tanda dehidrasi kebutuhan
5. Berikan cairan
intravena, jika
perlu
6. Kolaborasi
pemberian
diuretik, jika perlu
5 Intoleransi aktivitas Activity tolerance 1. Identifikasi
Self care: ADLs kebiasaan
Kriteria hasil: aktivitas
1. Berpartisipasi perawatan diri
dalam aktivitas sesuai usia.
fisik tanpa disertai 2. Identifikasi
peningkatan kebutuhan alat
tekanan darah, bantu kebersihan
nadi dan RR. diri, berpakaian,
2. Mampu berhias dan
melakukan makan.
aktivitas sehari- 3. Dampingi dalam
hari (ADLs) perawatan diri
secara mandiri sampai mandiri.
4. Fasilitasi
kemandirian,
bantu jika tidak
mampu
melakukan
perawatan diri.
5. Anjurkan
melakukan
perawatan diri
secara konsisten
sesuai
kemampuan.
Format Pengkajian Keperawatan Anak

I. Pengkajian
Hari/Tanggal pengkajian : Selasa, 26 Oktober 2021
II. Informasi Klien dan Status Kesehatan

A. Identitas Klien
INFORMASI
UMUM KLIEN

Nama: An. R Agama: Islam. Pendidikan: No.


RM:11400XXX
Umur: 3 th Suku/Bangsa: Jawa Pekerjaan: -
Jenis kelamin: L Tgl. MRS: 26 Oktober 2021
Tgl. Pengkajian: 26
Oktober 2021
Alamat: Tlogomas, Malang
Status Rencana Pembiayaan: ASKES
Diagnosa Medis: Difteri

B. Identitas Penanggung Jawab


INFORMASI
UMUM
PENANGGUNG
JAWAB

Nama:Ny. S Agama: Islam Pendidikan: SMA


Umur: 30 Th Status Marital : Kawin Pekerjaan: Ibu Rumah
Tangga
Jenis kelamin: P Suku/Bangsa: Jawa Hubungan dengan klien :
ibu klien
Alamat: Tlogomas, Malang

C. Identitas dan Karakteristik Keluarga (Orang tua dan tipe keluarga)

KARAKTERISTIK
KELUARGA

Nama ayah: Tn. P Agama: Islam Pendidikan ayah/ibu: SMA


Umur: 30 Th Status Marital : kawin Pekerjaan ayah/ibu : SMA
Jenis kelamin: L Suku/Bangsa: jawa Bahasa sehari-hari : Bahasa
Jawa
Tipe Keluaga : keluarga Inti
Alamat: keluarga inti

Status ekonomi keluarga :


Ibu klien mengatakan bahwa ibu klien tidak bekerja hanya menjadi ibu rumah tangga dan
ayah klien bekerja sebagai karyawan swasta
Aktivitas rekreasi keluarga :
Ibu klien mengatakan bahwa keluarga jarang mengadakan rekreasi
D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan bahwa klien mengalami sesak napas, batuk berdahak dan demam
sejak dua hari yang lalu
2. Riwayat Kesehatan/Penyakit Sekarang
Sejak 2 hari yang lalu klien mengalami sesak nafas, batuk berdahak dan pilek oleh
keluarga klien di bawa ke RSSA. Pada saat pengkajian ibu juga mengatakan takut
dengan kondisi anaknya yang mengeluh batuk berdahak disertai sesak nafas dan demam.
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit Dahulu
Ibu klien mengatakan klien sebelumnya tidak pernah mengalami sesak napas
4. Riwayat Kesehatan/Penyakit Keluarga
Ibu klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga
5. Genogram (minimal tiga generasi dan riwayat kesehatan keluarga)

Keterangan :

: Laki-Laki
: Perempuan
: Garis Keturunan
: Hub. Pernikahan
: Klien
: Tinggal Satu Rumah

6. Riwayat Prenatal, Intranatal, Tumbuh Kembang pada anak (khusus pada klien :
anak yang berusia 0-18 tahun)
a. Riwayat Prenatal Ibu (kunjungan pemeriksaan, imunisasi TT)
Ibu klien mengatakan selalu memeriksakan kehamilannya ke puskemas
b. Riwayat Intranatal (jenis persalinan, proses melahirkan)
Jenis persalinan normal
c. Riwayat Penyakit/masalah yang pernah diderita selama kehamilan, melahirkan dan
post melahirkan oleh Ibu
Ibu klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit selama hamil, melahirkan dan
setelah melahirkan
d. Riwayat psikologis Ibu selama hamil
Ibu klien mengatakan selama hamil merasa bahagia menunggu kelahiran anak pertamanya
e. Riwayat Interaksi Ibu selama hamil (penerimaan ibu/suami/keluarga dalam
kehamilan,kegiatan selama hamil, pengaruh kehamilan dalam bermasyarakat)
Ibu klien mengatakan selama hamil mempunyai interaksi yang baik dengan suami,
orangtua maupun masyarakat sekitar tempat tinggalnya
f. Peran dan harapan Ibu setelah melahirkan
Ibu klien mengatakan ingin mengurus sendiri anaknya serta mengikuti tumbuh
kembangnya
g. Riwayat Imunisasi Klien (kelengkapan imunisasi dasar, ketepatan jadwal pemberian
imunisasi dasar BCG, Hepatitis B, DPT, Polio, Campak )
Ibu klien mengatakan riwayat imunisasi klien lengkap
h. Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan anak , Denver test (diisi jika klien berusia
<6tahun)
Tidak terkaji
i. Riwayat Alergi yang dialami ibu
Ibu klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi apapun.
j. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu lama (obat anti inflamasi)
Ibu klien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat dalam jangka waktu lama
k. Riwayat jatuh (terutama riwayat jatuh mengenai bagian vertebra, lien/limpa)
Ibu klien emngatakan tidak pernah mempunyai riwayat jatuh
l. Riwayat Pengasuhan Klien (orang yang merawat dari bayi-sebelum sakit)
Ibu klien mengatakan bahwa klien di rawat sendiri oleh ibunya

E. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga (cara berkomunikasi antar anggota
keluarga)
Ibu klien mengatakan komunikasi antar keluarga sangat baik
2. Struktur kekuatan keluarga (Kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.)
Ibu klien mengatakan di dalam keluarga orang tua atau mertua adalah acuan atau
contoh dalam melakukan sesuatu
3. Struktur peran (peran semua anggota keluarga baik secara formal
/informal. Dan perubahannya karena kondisi sakit klien)
Ibu klien mengatakan peran dan fungsi di keluarga tetap berjalan seperti biasa
4. Nilai atau norma keluarga (mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan.)
Ibu klien mengatakan di dalam keluarga jika ada yang sakit selalu di bawa kefasilitas
kesehatan
F. Pengkajian Pertumbuhan Dan Perkembangan Saat Ini (untuk anak usia
0-6 tahun wajib diisi poin 4-7 dengan form DDST II test)
1. Berat Badan : 15 kg
2. Tinggi Badan : 98 cm
3. Status Gizi (WHO) : gizi baik
4. Kehilangan BB dalam 6 bulan terakhir: tidak
5. Kemandirian/bergaul : ibu klien mengatakan klien biasa bermain dengan
teman sebayanya di rumah
6. Motorik Halus : baik
7. Kognitif dan Bahasa : klien mampu berbicara
8. Motorik Kasar : klien sudah dapat belari

G. Faktor Resiko
1. Riwayat merokok: Tidak

Lingkungan perokok : Ya
2. Riwayat reproduksi: Menarche <12 tahun: Tidak
3. Diit: Konsumsi alkohol: Tidak
4. Riwayat keluarga dengan penyakit keganasan:
5. Riwayat penyakit : tidak ada
6. Bekerja di lingkungan yang mengandung karsinogen: Tidak
7. Terpapar radiasi (frekuensi sering terkena/terpapar radias) tidak

H. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum
Keadaaan Umum : lemah
Tingkat kesadaran: Compos Mentis Coma GCS: E 4 M 5 V 6
Orientasi terhadap: Waktu: Ya Tempat : Ya Orang: Ya

2. Kulit
Kulit berwarna sawo matang, persebarann warna kulit merata, tidak ada luka, turgor kulit
kelmbali <2 detik
3. Kepala dan Leher
Kepala normal, leher normal
4. Penglihatan dan Mata
Penglihatan normal, tidak ada tanda anemis pada konjungtiva
5. Penciuman dan Hidung
Tidak ada masalah pada Penciuman dan hidung
6. Pendengaran dan Telinga
Tidak ada masalah pada pendengaran dan telinga
7. Mulut dan Gigi
Gigi bersih
8. Dada, Pernafasan dan Sirkulasi
Subjektif:
Keluhan sesak napas: ya , pola napas cepat dan dangkal, pernapasan tambahan melalui cuping hidung
Aktivitas mempengaruhi pernapasan: Cegukan: Tidak
Batuk: ya Produksi sputum: ya
Objektif:
Tekanan darah: ....... mmHg Suhu: 360C Nadi: 140x/menit Pernapasan: 46x/menit
CRT: <2”
Retraksi dada: Tidak , Edema: Tidak
Bunyi napas: Ronki

Diisi tentang data hasil pengkajian dada, yaitu dari hasil : bentuk dada normal, tidak
terdapat luka, persebaran warna kulit merata, tidak ada suara napas tambahan, pergerakan
dada kanan dan kiri simetris
Abdomen
normal
9. Daerah Vertebra (punggung, tulang belakang)
Normal
10. Genetalia dan Reproduksi
Tidak terkaji
11. Ekstremitas Atas dan Bawah
Kekuatan otot: 5 ROM terbatas: Tidak
Ekstremitas atas: Simetris
Ekstremitas bawah: Simetris
Kelumpuhan: Tidak
Kelemahan: Tidak

I. Kebutuhan Fisik, Psikologi, Sosial Dan Spiritual


1. Kebutuhan Rasa Nyaman
Subjektif:
Keluhan nyeri: tidak
Karakteristik nyeri:
Waktu timbul :
Faktor pencetus:
Penyebaran: Tidak ada
Faktor yang memperberat: -
Faktor yang memperingan:
Sifat: Nyeri nociceptive: Tidak

Nyeri neuropatik: Tidak


Objektif:
Riwayat kanker: tidak
Pengobatan: Mendapat analgesik: Tidak
Terapi komplementer: tidak
Co-morbiditas: Tidak ada , gangguan fungsi: Ginjal Hati Jantung Paru Kognitif
Nyeri kronik lain: Tidak ada

2. Pola Aktivitas dan latihan (di rumah/sebelum sakit dan di rumah sakit/saat
sakit)
Di rumah :

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan / minum
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi / ROM
0 : mandiri, 1 : dengan alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan
alat, 4 : tergantung total
…………………………………………………………………………………………

Di RS :

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan / minum
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi / ROM
0 : mandiri, 1 : dengan alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :
tergantung total
3. Pola istirahat dan tidur (lama tidur, gangguan tidur,kepuasan kualitas tidur)
Di rumah : ibu klien mengatakan susah tidur karena batuk dan sesak napas

Di RS : 8-10 jam tidur


4. Pola Perceptual (penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi/kognitif)
Di rumah : tidak terkaji

Di RS : tidak terkaji
5. Pola Persepsi diri, Kecemasan, Stress Hospitalisasi :
Tidak terkaji
6. Kebutuhan Personal Hygiene
Di rumah : Di bantu oleh ibu klien

Di RS : Di bantu oleh ibu klien


7. Pola Nutrisi/Metabolik
Di rumah : saat sakit susah makan hanya makan beberapa sendok
Di RS : saat sakit susah makan hanya makan beberapa sendok
8. Kebutuhan Maintenance Status Hidrasi, Balance Cairan
Di RS : tidak
Pola Eliminasi (BAB dan BAK)
Di rumah : BAB 1-2X/ hari, BAK menggunakan pempers
Di RS : BAB 1-2x/ hari, BAK menggunakan pempers
9. Pola Seksualitas dan reproduksi
tidak terkaji
10. Pola Manajemen Stress dan adaptasi/Koping pada anak dan Keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
Klien saat sakit sedikit rewel sehingga orang tua klien banyak menggendong
klien untuk menenangkan
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
Menenangkan klien dengan menghibur di ajak bermain atau menggendong
c. Strategi koping yang digunakan anak dan keluarga
Mengajak komunikasi anak tentang keluhan yang dirasakan oleh anak
11. Pemeriksaan Penunjang dan Terapi Farmakologi

Hasil laboratorium meliputi :


1. Hb : 12,8 g/dl (10-14 g/dl)
2. Lekosit : 14.900 ul (4-11 rb/ul)
3. Hematokrit : 36,2 % (37-48 %)
4. Eritrosit : 4.900.000 ul (4,5-5,6
jt/ul)
5. Trombosit : 250.000 ul (150-350
rb/ul)
Rontgen dada : Hasil bacaan Pneumonia

2. Program Pengobatan Medis


- IUFD RL 24 tetes/menit
- Oksigenasi 1-2 liter/menit/nasal prongs
-Injeksi Amikacin 125 mg/8 jam/IV
- Inhalasi Ventolin 1 respule/8 jam
- Paracetamol sirup 4 x 5 ml
J. Penilaian Risiko Jatuh
Parameter Kriteria Nilai Skor
Usia < 3 Tahun 4
3 – 7 tahun 3 3
7 – 13 tahun 2
≥ 13 tahun 1
Jenis Kelamin Laki – laki 2 2
Perempuan 1
Diagnosis Diagnosis neurologi 4
Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dihaidrasi, anemia, anoreksia, 3 3
Sinkop, Pusing, dll
Gangguan prilaku / psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1
Gangguan Kognitif Tidak menyadari keterbatasan lainnya 3
Lupa akan adanya keterbatasan 2 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Faktor Lingkungan Riwayat jatuh / bayi diletakkan ditempat tidur dewasa 4

Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi / 3
perabot rumah.

Pasien diletakkan pada tempat tidur 2


Area diluar rumah sakit 1
Pembedahan / Dalam 24 jam 3
sedasi/ anestesi
Dalam 48 jam 2
>48 jam dan tidak menjalani pembedahan / sedasi / anastesi. 1

Penggunaan Penggunaan multiple sedative, obat hypnosis, barbiturate, fenotiazi, 3


medika mentosa antidepresan, pencahar, diuretic, narkose.

Penggunaan obat salah satu diatas 2


Penggunaan medikasi lainnya / atau tidak ada medikasi. 1
Jumlah Skor Humpty Dumpty 10
Hasil Penilaian Risiko Jatuh : Rendah
III. Analisis Data
No Data Penyebab Masalah

1 DS : Penumpukan Ketidakefektifan
- Ibu klien mengatakan anaknya sekret bersihan jalan
batuk disertai dahak nafas
DO :
- Klien terlihat sesak napas
- Ada sekret
- Nadi: 104x/menit
- Penapasan : 46x/menit
- Ronki (+)

2 DS : Gangguan Ketidak
- Ibu klien mengatakan anaknya sesak pertukaran gas efektifan
DO : di alveoli pertukaran gas
- Klien terlihat sesak napas
- Klien terlihat gelisah
- Klien terlihat pucat dan
sianosis
- Nadi: 104x/menit
- Penapasan : 46x/menit
- SpO2 : 92%

3 DS : Proses inflamasi Hipertermi


- Ibu klien mengatakan anaknya alveoli
demam
DO :
- Suhu : 39°C
- Nadi : 104x/menit
- Kulit teraba hangat

4 DS : Kurangnya Kecemasan
- Ibu klien mengatakan takut pengetahuan orang
dengan kondisi anaknya tua
DO : tentang perawatan
- Ibu klien terlihat gelisah dan anak
cemas
- Sering bertanya soal penyakit
anaknya

IV. Diagnosis Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

penumpukan sekret

2. Ketidakefektifan pertukaran gas berhubungan gangguan


pertukaran gas di alveoli

3. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi alveoli

4. kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang

tua tentang perawatan anak

VI. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Keperawatan dan Intervensi Keperawatan


Keperawatan Kriteria Hasil

1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Pantau tanda-tanda


bersihan jalan nafas tindakan keperawatan vital (suhu, RR, HR)
berhubungan dengan 3x24 jam, bersihan jalan 2. Pantau status
penumpukan sekret nafas efektif. pernafasan: irama,
Kriteria hasil: frekuensi, suara, dan
- RR 20-30 x/menit retraksi dada
- Bunyi nafas vasikuler 3. Atur posisi yang
- Tidak ada sekret nyaman semifowler
- Irama nafas teratur 4. Lakukan suction sesuai
- Jalan nafas paten indikasi
- Sekresi yang efektif 5. Kolaborasi dengan
- Ronki (-) dokter pemberian
inhalasi ventolin 1
respule per 8 jam
2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Pantau tanda-tanda
pertukaran gas tindakan keperawatan vital (suhu, RR, HR
berhubungan dengan 3x24 jam, pertukaran gas dan SpO2)
gangguan efektif 2. Kaji Frekuensi atau
pertukaran gas di Kriteria hasil: kedalaman
alveoli - RR 20-30 x/menit dan kemudahan
- SpO2 95-100% bernafas
- Sianosis tidak ada 3. Observasi warna kulit,
membran mukosa dan
- Nafas normal kuku.
- Sesak tidak ada 4. Tinggikan kepala dan
- Gelisah tidak ada dorong untuk sering
- Hipoksia tidak ada mengubah posisi
5. Kolaborasi dengan dokter
pemberian oksigen 2 lpm
nasal prongs

3 Hipertermi Setelah dilakukan 1. Pantau tanda-tanda vital


berhubungan tindakan keperawatan (suhu dan HR)
dengan proses 3x24 jam, tidak terjadi 2. Motivasi anak dan
inflamasi alveoli demam keluarga untuk
Kriteria hasil: meningkatkan asupan
- Tidak demam cairan per oral
- Suhu 36,5-37,5 derajat 3. Anjurkan orang tua
celcius melakukan kompres
- Kulit tidak teraba hangat
hangat 4. Anjurkan ibu untuk
menggantikan pakaian
yang mudah menyerap
keringat dari bahan katun
5. Kolaborasi pemberian
Paracetamol sirup 4x5 ml
6. Kolaborasi pemberian
Injeksi Amikasin 150
mg/8 jam
7. Kolaborasi pemberian
cairan infuse RL 24
tts/mnt
4 Kecemasan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat kecemasan
berhubungan tindakan keperawatan 2. Lakukan pendekatan
dengan kurangnya 2x24jam, kecemasan dengan tenang dan
pengetahuan orang berkurang sampai dengan meyakinkan
tua tentang hilang 3. Gunakan media untuk
perawatan anak Kriteria hasil: menjelaskan mengenai
- Orang tua tenang penyakit klien
- Gelisah tidak ada 4. Jelaskan tentang
- Tidak cemas perawatan yang diberikan
kepada klien dan
prosedur pengobatan
3.1 Implementasi Keperawatan

Tanggal/ No. Tindakan Paraf


Jam DX
26-10-2021 1 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu, RR, HR)
09:00 WIB 2. Memantau status pernafasan: irama, frekuensi,
suara, dan retraksi dada
3. Mengatur posisi yang nyaman semifowler
4. Melakukan suction sesuai indikasi
5. Berkolaborasi dengan dokter pemberian
inhalasi ventolin 1 respule per 8 jam

26-10-2021 2 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu, RR, HR


10.00 WIB dan Spo2)
2. Mengkaji frekuensi atau kedalaman dan
kemudahan bernafas
3. Mengobservasi warna kulit, membran mukosa
dan kuku.
4. Meninggikan kepala dan dorong untuk sering
mengubah posisi
5. Berkolaborasi dengan dokter pemberian
oksigen 2 lpm nasal prongs

26-10-2021 3 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu dan HR)


11.00 WIB 2. Memotivasi anak dan keluarga untuk
meningkatkan asupan cairan per oral
3. Menganjurkan orang tua melakukan kompres
hangat
4. Menganjurkan ibu untuk menggantikan
pakaian yang mudah menyerap keringat dari
bahan katun
5. Berkolaborasi pemberian Paracetamol sirup
4x5 ml
6. Berkolaborasi pemberian Injeksi Amikasin 150
mg/8 jam
7. Berkolaborasi pemberian cairan infuse RL 24
tts/mnt

26-10-2021 4 1. Mengkaji tingkat kecemasan


12:00WIB 2. Melakukan pendekatan dengan tenang dan
meyakinkan
3. Menggunakan media untuk menjelaskan
mengenai penyakit klien
4. Menjelaskan tentang perawatan yang diberikan
kepada klien dan prosedur pengobatan
Tanggal/ No. Tindakan Paraf
Jam DX
27-10-2021 1 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu, RR, HR)
09:00 WIB 2. Memantau status pernafasan: irama, frekuensi,
suara, dan retraksi dada
3. Mengatur posisi yang nyaman semifowler
4. Melakukan suction sesuai indikasi
5. Berkolaborasi dengan dokter pemberian
inhalasi ventolin 1 respule per 8 jam

27-10-2021 2 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu, RR, HR


10.00 WIB dan SpO2)
2. Mengkaji frekuensi atau kedalaman dan
kemudahan bernafas
3. Mengobservasi warna kulit, membran mukosa
dan kuku.
4. Meninggikan kepala dan dorong untuk sering
mengubah posisi
5. Berkolaborasi dengan dokter pemberian
oksigen 2 lpm nasal prongs

27-10-2021 3 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu dan HR)


11.00 WIB 2. Memotivasi anak dan keluarga untuk
meningkatkan asupan cairan per oral
3. Menganjurkan orang tua melakukan kompres
hangat
4. Menganjurkan ibu untuk menggantikan
pakaian yang mudah menyerap keringat dari
bahan katun
5. Berkolaborasi pemberian Paracetamol sirup
4x5 ml
6. Berkolaborasi pemberian Injeksi Amikasin 150
mg/8 jam
7. Berkolaborasi pemberian cairan infuse RL 24
tts/mnt

27-10-2021 4 1. Mengkaji tingkat kecemasan


12:00WIB 2. Melakukan pendekatan dengan tenang dan
meyakinkan
3. Menggunakan media untuk menjelaskan
mengenai penyakit klien
4. Menjelaskan tentang perawatan yang diberikan
kepada klien dan prosedur pengobatan
Tanggal/ No. Tindakan Paraf
Jam DX
28-10-2021 1 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu, RR, HR)
09:00 WIB 2. Memantau status pernafasan: irama, frekuensi,
suara, dan retraksi dada
3. Mengatur posisi yang nyaman semifowler
4. Melakukan suction sesuai indikasi
5. Berkolaborasi dengan dokter pemberian
inhalasi ventolin 1 respule per 8 jam

28-10-2021 2 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu, RR, HR


10.00 WIB dan SpO2)
2. Mengkaji frekuensi atau kedalaman dan
kemudahan bernafas
3. Mengobservasi warna kulit, membran mukosa
dan kuku.
4. Meninggikan kepala dan dorong untuk sering
mengubah posisi
5. Berkolaborasi dengan dokter pemberian
oksigen 2 lpm nasal prongs

28-10-2021 3 1. Memantau tanda-tanda vital (suhu dan HR)


11.00 WIB 2. Memotivasi anak dan keluarga untuk
meningkatkan asupan cairan per oral
3. Menganjurkan orang tua melakukan kompres
hangat
4. Menganjurkan ibu untuk menggantikan
pakaian yang mudah menyerap keringat dari
bahan katun
5. Berkolaborasi pemberian Paracetamol sirup
4x5 ml
6. Berkolaborasi pemberian Injeksi Amikasin 150
mg/8 jam
7. Berkolaborasi pemberian cairan infuse RL 24
tts/mnt
3.2 Evaluasi Keperawatan

No. Tanggal/Jam Evaluasi Keperawatan Paraf


1. 26-10-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya masih batuk
10.00 WIB disertai dahak
O:
- Klien terlihat sesak napas
- Ada sekret
- Ronki (+)
TTV:
N : 104x/menit
S : 39°C
RR: 46x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-5 dilanjutkan
2. 26-10-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya masih sesak
11.00 WIB O:
- Klien terlihat sesak napas
- Klien terlihat gelisah
- Klien terlihat pucat dan sianosis
TTV:
N : 104x/menit
S : 39°C
RR: 46x/menit
SpO2 : 92%
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-5 dilanjutkan
3. 26-10-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya masih demam
12.00WIB O:
- Kulit teraba hangat
TTV:
S : 39°C
N : 104x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-7 dilanjutkan
4. 26-10-2021 S: Ibu klien mengatakan masih takut dengan
13.00WIB kondisi anaknya
O:
- Ibu klien terlihat gelisah dan cemas
- Sering bertanya soal penyakit
anaknya A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
No. Tanggal/Jam Evaluasi Keperawatan Paraf
1. 27-10-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya batuk dan
10.00 WIB dahaknya mulai kerkurang
O:
- Klien terlihat sesak napas berkurang
- Sekret berkurang
- Ronki (+)
TTV:
N : 96x/menit
S : 38°C
RR: 40x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi 1-5 dilanjutkan
2. 27-10-2021 S: Ibu klien mengatakan sesak anaknya sudah
11.00 WIB berkurang
O:
- Klien terlihat sesak napas berkurang
- Klien tidak terlihat pucat
- Gelisah berkurang
TTV:
N : 96x/menit
S : 38°C
RR: 40x/menit
Spo2 : 96%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi 1-5 dilanjutkan
3. 27-10-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya masih demam
12.00WIB O:
- Kulit teraba hangat
TTV:
S : 38°C
N : 96x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-7 dilanjutkan
4. 27-10-2021 S: Ibu klien mengatakan sudah paham dengan
13.00WIB kondisi anaknya
O:
- Ibu klien terlihat tenang dan tidak
cemas A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
No. Tanggal/Jam Evaluasi Keperawatan Paraf
1. 28-10-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
10.00 WIB batuk
O:
- Klien terlihat tidak sesak napas
- Tidak ada sekret
- Ronki (-)
TTV:
N : 85x/menit
S : 37°C
RR: 30x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. 28-10-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
11.00 WIB sesak
O:
- Klien terlihat tidak sesak napas
- Klien tidak terlihat pucat
- Gelisah tidak
ada TTV:
N : 85x/menit
S : 37°C
RR: 30x/menit
SpO2 : 98%
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3. 28-10-2021 S: Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
12.00WIB demam
O:
- Kulit teraba tidak hangat
TTV:
S : 37°C
N : 85x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

25 |Pengkajian Anak/FIH-SMM 1920

Anda mungkin juga menyukai