Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULAN

PNEUMONIA

A. Definisi Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi atau peradangan yang terjadi di parenkim paru. Rata – rata
pneumonia pada anak disebabkan oleh virus, hanya sebagian kecil disebabkan oleh infeksi
bakteri (Bernstein and Shelov, 2016). Pneumonia adalah peradangan paru dimana asinus
tensi dengan cairan dengan atau tanpa disertai infiltrasi sel radang ke dalam dinding alveoli
dan rongga interstitium (Ridha, 2017).

Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas sekitar (PAPDI, 2014). Pneumonia
dalam arti umum adalah peradangan parenkim paru akibat mikroorganisme seperti bakteri,
virus, jamur, dan parasit selain itu juga dapat disebabkan oleh bahan kimia dan paparan
fisik seperti suhu atau radiasi. Pneumonia yang disebabkan selain mikroorganisme sering
disebut pneumonistis (Djojodibroto, 2014). Pneumonia umumnya terjadi pada anak – anak,
tetapi lebih sering pada bayi dan toddler awal (Kyle and S.Carman, 2018).

Menurut WHO (World Health Organnization) pneumonia adalah bentuk infeksi


pernafasan akut yang menyerang paru- paru pada bagian alveoli yang berfungsi sebagai
tempat pertukaran O2 dan CO2, ketika pasien menderita pneumonia alveoli akan dipenuhi
cairan dan nanah yang membuat pernafasan terasa menyakitkan dan membatasi asupan
oksigen. Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan parenkim paru
distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat (Sudoyo,
2015).

B. Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus,
jamur, dan protozoa. Pneumoni komunitas yang diderita oleh masyarakat luar negeri
banyak disebabkan gram positif, sedangkan pneumonia rumah sakit banyak disebabkan
gram negatif. Dari laporan beberapa kota di Indonesia ditemukan dari pemeriksaan dahak
penderita komunitas adalah bakteri gram negative. Penyebab paling sering pneumonia
yang didapat dari masyarakat dan nosocomial :
1. Yang didapat di masyarakat: Streeptococcus pneumonia, Mycoplasma pneumonia,
Hemophilus influenza, Legionella pneumophila, Chlamydia pneumonia, Anaerob oral,
Adenovirus, Influenza tipe A dan B.
2. Yang didapat di rumah sakit: basil usus gram negatif (E. coli, Klebsiella pneumonia),
Pseudomonas Aeruginosa, Staphylococcus Aureus, anaerob oral.
C. Manifestasi Klinis

Menurut Lalani dan Suzan (2020), pneumonia memiliki beberapa manifestasi


klinis, sebagai berikut:

a. Demam, kesulitan bernapas, dan > 1 manifestasi berikut : takipnea, batuk, napas
cuping hidung, retraksi, crackle, dan penurunan bunyi napas.

b. Dapat disertai pula dengan letargi, nafsu makan yang buruk atau nyeri lokal pada dada
dan abdomen.

c. Demam, takipnea, dan retraksi interkostal biasanya digunakan untuk


menegakkan diagnosis pneumonia pada anak dibandingkan auskultasi.

d. Takipnea (frekuansi napas >50 x/menit), merupakan indikator paling sensitif untuk
pneumonia pada anak.

e. Mengi dan hiperinflasi mengindikasikan bahwa penyakit disebabkan oleh virus pada
anak yang berusia lebih muda, dan Mycoplasma pada anak yang lebih tua.

f. Pada anak yang lebih tua, riwayat kesulitan bernapas membantu menegakkan
pneumonia ketimbang retraksi nyata.

g. Anak yang lebih tua dapat menunjukkan tanda-tanda klasik, seperti perkusi redup,
crackle, bunyi napas bronkial, dan peningkatan fremitus taktil.

Manisfestasi lain:

a. Tipikal : demam, menggigil, nyeri dada pleuritik, dan batuk yang produktif.

b. Atipikal : onset yang muncul bertahap dalam beberapa hari hingga minggu,
didominasi oleh gejala nyeri kepala dan malaise, batuk nonproduktif, dan demam
derajat rendah.

D. Patofisiologis

Organisme yang menyebabkan pneumonia virus juga merupakan kausa umum infeksi
saluran napas atas akibat virus. Bakteri penyebab pneumonia bervariasi bergantung pada
usia anak dan serupa dengan kasus IBS lain. Organisme intrasel, seperti Chlamydia
trachomatis, Chlamydophilia pneumoniae, dan M.pneumoniae menyebabkan infeksi
saluran napas bawah. Saluran napas bawah biasanya steril. Infeksi terjadi karena defek
pada pertahanan pejamu yang melindungi paru, inhalasi inokulum besar virus atau bakteri,
atau infeksi paru oleh penyebaran hematogen. Infeksi epitel bronkus menyebabkan
kematian sel, peluruhan sel, peradangan lokal dan edema dengan penyempitan saluran
napas. Alveolus menjadi terisi oleh cairan dan infeksi menyebar ke parenkim paru dan
sekitar. Pneumonia bakteri berulang mengisyaratkan adanya penyakit lain yang mendasari.
Contohnya adalah imunodefisiensi, kelainan anatomik, pembesaran jantung karena
penyakit jantung kongenital, aspirasi benda asing, disfungsi sillia, fibrosis kistik, dan
aspirasi kronik (Bernstein and Shelov, 2016).

E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang umumnya dijalani oleh penderita


pneumonia untuk pengkajian, meliputi (Kyle and S.Carman, 2018) :
a) Oksimetri nadi : saturasi oksigen dapat menurun drastis atau dalam rentang
normal.
b) Radiografi dada : beragam bergantung apada usia anak dan agens penyebab.
Pada bayi dan anak yang masih kecil, pemerangkapan udara di bilateral dan
infiltrat (pengumpulan sel radang, debris sel, dan organisme asing) perihilus
merupakan penemuan paling umum. Area bercak konsolidasi juga dapat
ditemukan. Pada anak yang lebih besar, konsolidasi lobus terlihat lebih sering.
c) Kultur sputum : dapat berguna dalam menentukan bakteri penyebab pada anak
yang lebih besar dan pada remaja.
d) Hitung sel darah putih : dapat meningkat pada kasus pneumonia bakteri.
Menurut Bernstein dan Shelov (2016), pemeriksaan diagnostik pada pneumonia
adalah sebagai berikut :
a. Hitung darah lengkap dengan hitung jenis.
b. Biakan darah (jika dicurigai bakteri).
c. Radiografi thoraks.
d. Sputum (hanya bisa dilakukan pada anak > 12 tahun) untuk pewarnaan garam,
biakan bakteri, apusan BTA, biakan BTA).
e. Pemeriksaan virus langsung dari spesimen nasofaring (jika dicurugai patogen
virus).
f. IgM dan IgG Mycoplasma pneumoniae.
g. Oksimetri denyut / gas darah arteri, jika anak tampak sakit berat, sianotik, atau
dalam distres pernapasan.
F. Penatalaksaan

a. Antibiotika diberikan sesuai penyebabnya.


b. Ekspektoran yang dapat dibantu dengan postural drainase.
c. Rehidrasi yang cukup dan adekuat.
d. Oksigen sesuai kebutuhan yang adekuat.
e. Isolasi pernapasan sesuai dengan kebutuhan.
f. Diet tinggi kalori dan tinggi protein.
g. Tindakan tambahan batuk efektif dan latihan napas dalam.
h. Terapi lain sesuai dengan komplikasi. (Ridha, 2017)
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

1. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PASIEN

Berisikan nama lengkap pasien, usia pasien, jenis kelamin pasien, suku/bangsa pasien,
agama pasien, pekerjaan pasien, pendidikan pasien, alamat pasien, dan diagnosa
medis.

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Berisikan nama lengkap penanggung jawab, usia penanggung jawab, jenis kelamin
penanggung jawab, suku/bangsa penanggung jawab, agama penanggung jawab,
pekerjaan penanggung jawab, pendidikan penanggung jawab, alamat penanggung
jawab, dan status hubungan penanggung jawab dengan pasien.

C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1) Riwayat Sebelum Sakit
 Penyakit berat yang penah diderita :

Pada umumnya pasien mengatakan keluhannya yang diderita sebelumnya dan


gejalanya hampir sama dengan yangdirasakan sekarang.
 Obat-obat yang biasa dikonsumsi :
Pada umumnya jika pasien pernah dirawat dengan gejala serupa akan
diberikan obat- obatan untuk sesak, batuk atau lainnya. Atau dapat berisikan
obat-obatan yang dikonsumsi beberapa hari terakhir.
 Kebiasaan berobat :
Berisikan kebiasaan pasien untuk berobat baik di klinik, puskesmas atau
rumahsakit
 Alergi :
Berisikan alergi yangdimiliki pasien baik obat-obatan ataupun makanan yang
memungkinkan nantinya dapat memperburuk keadaan pasien
 Kebiasaan merokok/alkohol :
Berisikan riwayat pasien apakah pasien merupakan perokok aktif/pasif atau
mengonsumsi alkohol, dan jika pasien merupakan perokok aktif berapa jumlah
rokok yang dapat dihabiskan dalam sehari, lalu sejak kapan menjadi perokok/
mengonsumsi alkohol. Apakah saat sakit ini pasien tetap meroko, mengurang,
atau berhenti.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
 Keluhan utama :
Umumnya keluhan yang dirasakan pasien adalah sesak nafas, susah nafas, atau
dada terasa berat.
 Riwayat keluhan utama :
Berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut.
 Upaya yang telah dilakukan :
Berisakan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pasien secara mandiri atau
keluarga untuk mengurangi keluhan yangdirasakan, bentuk upaya yang
dilakukan dan jika upaya yang dilakukan bersifat tindakan medis apakah
tidakan tersebut dilakukan oleh tenaga professional.
 Terapi/operasi yang pernah dilakukan :
Berisikan terapi seperti medis atau nonmedis dan juga tindakan operasi yang
mungkin pernah dilakukan.

3) Riwatar Kesehatan Keluarga


Berisikan riwayat kesehatan keluarga seperti orang tua, saudara, dan lainnya apakah
terdapat keluarga yang memiliki keluhan, riwaat kesehatan, atau kasus yang sama
dengan pasien saat ini
 Genogram : Berisikan gambaran genogram keluarga pasien beserta
keterangannya pada 3 generasi.
4) Riwayat Kesehatan Lingkungan
Berisikan keadaan lingkungan disekitar pasien baik rumah, tempat pekerjaa, kamar,
dan lain-lain. Apakah terdapat keadaan lingkungan yang menjadi faktor pencetus,
faktor pemberat keadaan pasien saat ini.
5) Riwayat Kesehatan Lainnya:
Berisikan riwayat kesehatan pasien lainnya seperti pasien pernah mengalami masalah
kesehatan lain yang mungkin dapat berkaitan dengan masalah saat ini atau mungkin
tidak berkaitan atau tidak berpengaruh dengan masalah yang dialami atau yang
dirasakan pasien saat ini. Contoh pasien memili riwayat penyakit diabete, jantung,
typus, atau lainnya. Dan juga ditanyakan apakah pasien menggunakan alat bantu
kesehatan seperti kacamata, gigi palsu, alat bantu pendengaran, atau lainnya.

D. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

1) Keadaan umum :
Berisikan keadaan umum pasien saat masuk rumah sakit atau saat berada diruangan
rawat inap. Dengan alat pengukuran Glasgow Coma Scale (GCS) yang meliputi mata,
kesadaran, dan verbal. Keadaan umum juga berisikan keadaan secara umum seperti
apakah pasien coma, apatis, composmmetis, somnolent, spoor, atau gelisah.
2) Tanda-tanda vital, TB dan BB:
Berisikan hasil pemeriksaan observasi tanda-tanda vital seperti berapa tekanan darah
(TD) dalam mmHg, nadi (N) dalam kali/menit, suhu (S) dalam derajat celcius,
respirator rate (RR) kali/menit, berat badan (BB) dalam Kilogram (Kg), dan tinggi
badan (TB) dalam centimeter (Cm).
3) Body Systems:
a) Pernapasan (B1: Breathing)
Berisikan keadaan umum organ pernafasan yaitu hidung apakah terdapat
sumbatan, perlukaan atau lainnya yang dapat menganggu jalan nafas pasien.
Kondisi pernafasan pasien apakah nyeri, dyspnea (sesak nafas), orthopnea (sulit
nafas saat tidur), cyanosis (kebiru-biruan pada kulit), batuk darah, nafas dangkal,
apakah ada retraksi dada, apakah ada sputum, apakah terdapat tracheostomy,
atau apakah pasien menggunakan respirator (alat bantu nafas). Lalu apakah
pasien memiliki sura nafas tambahan seperti wheezing, ronchi, rales, crackles
dan lokasinya berada dimana. Inspeksi bagian dada apakah simetris, apakah ada
perlukaan, dan keadaan lainnya disekitar dada.
b) Cardiovaskuler (B2: Bleeding)
Berisikan keluhan-keluhan yang dirasakan pasien terutama yang berkaitan
dengan blleding seperti nyeri dada, pusing, kram kaki, palpitasi (berdegup
kencang), clubbing finger (kelainan pada kuku), keadaan pada suara jantung
apakah normal atau apakah terdapat kelainan, apakah terdapat edema disekitar
lokasi jantung, palpebral, anasarka, ekstremitas atas, ekstemitas bawah, ascites,
tidak ada, atau lainnya.
c) Persyarafan (B3: Brain)
Berisi keadaan pasien saat ini keadaan secara umum seperti apakah pasien
coma, apatis, composmmetis, somnolent, spoor, atau gelisah. Bagaimana hasil
Glasgow Coma Scale (GCS) yang meliputi mata, kesadaran, dan verbal. Lakukan
inspeksi dan palpasi di area kepala dan wajah, bagaiman keadaan mata,
konjungtiva, pupil, leher, reflek sensori (pendengaran, penciuman, pengecapan,
penglihatan, dan peraba).
d) Perkemihan-Eliminasi Uri (B4: Bladder)
Berisikan data produksi output cairan dalam mililiter (ml), berapa frekuensinya,
keadaan warna, bau. Apakah urin oliurgi, poliurgi, dysuri, hematuri, nocturi,
apakah pasien merasa nyeri saat kencing, apakah pasien menggunakan kateter,
apakah urin keluar hanya menetes, apakah saat kencing terasa panas, apakah
inkotinen, sering, retensim cystotomi, atau tidak ada masalah.
e) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)
Berisi keadaan organ pencernaan mulai dari mulut, tenggorokan, bagian
abdomen, dan rectum. Apakah pasien mengalami maslaah pencernaan seperti
diare, konstipasi, feses darah, tidak terasa, melena, wasir, apakah pasien
menggunakan colostomi, menggunakan pencahar, penggunaan alat bantu, atau
keadaan sulit BAB. konsistensi dan frekuensi BAB, dan apakah terdapat diet
khusus sesuai anjuran dokter.
4) Tulang Otot Integumen (B6: Bone)
Berisi keadaan tulang, otot, dan kulit pasien secara umum. Kemampuan
pergerakan sendi apakah bebas, terbatas, apakah ada parese, paralise, parese, atau
lainnya. Keadaan ekstermitas atas dan bawah (kelainan, peradangan, fraktur,
perlukaan, dan lokasi), keadaan tulang belakang, keadaan kulit (warna, akral, dan
turgol).
5) Sistem Endokrin
Berisikan terapi hormon yang mungkin pernah dilakukan pasien sebelumnya
atau sedang dilakukan, dan riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik.
6) Sistem Reproduksi
Berisikan bentuk alat reproduksi, keadaan. Dan pada pasien perempuan
ditambah data mengenai siklus haid, dan payudara.
7) Pola Aktivitas : Dirumah dan Di Rumah Sakit
Berisikan perbandingan pola aktivitas pasien saat dirumah dengan di rumah
sakit meliputi pola makan, minum, dan kebersihan diri. Baik frekuensi atau kegiatan
dilakukan secara mandiri, bantuan sebagian, dan bantuan total.
8) Istirahat dan aktivitas:
Pola istirahat dan aktivitas keseharian pasien saat dirumah dengan dirumah sakit
baik frekuensi lama/durasi, masalah, dan tingkat ketergantungan.

E. PSIKOSOSIAL SPIRITUAL

Meliputi keadaan sosial interksi pasien, dukungan keluarga, dukungan


teman/kelompok, reaksi saat interaksi, dan konfrik yang mungkin muncul. Bentuk
spiritual seperti konsep ketuhanan, sumber harapan, ritual/ibadah yang dilakukan,
sarana spiritual yang diraharapkan saat ini, adakah upaya kesehatan yang
bertentangan dengan keyakinan dalam beragama, keyakinan ketuhanan, keyakinan
kesembuhan, dan presepsi mengenai penyakit.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Berisikan pemeriksaan penunjang dalam penegakan diagnosis seperti Laboratorium
(uji lab darah lengkap atau sputum), tindakan rontogen (X-Ray, USG, CT-Scan).

G. TERAPI
Berisikan daftar terapi pemberian obat dan tindakan yang akan diberikan kepada
pasien sesuai anjuran dokter setelah hasil pengkajian.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN TEORI


a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat
bernafas, kelemahan otot pernafasan) yang ditandai dengan dispnea, pola nafas
abnormal (mis. Takipnea, brakipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokess), dan
fase ekspirasi memanjang.

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler


yang ditandai dengan dispnea, PCO2 meningkat, PO2 menurun, takikardia, dan bunyi
nafas tambahan.

c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperplasia dinding jalan nafas
ditandai dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, dan Wheezing.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Terlampir

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan disebut dengan implementasi
keperawatan. Implementasi dalam pelaksanaannya harus berpusat kepada kebutuhan
klien, faktor-faktor lain yang memengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti dan Mulyanti, 2017).
Perawat melaksanakan tindakan keperawatan untuk intervensi yang telah disusun
pada tahap perencanaan dan mengakhiri tahap implementasi dengan mendokumentasikan
tindakan keperawatan serta respon klien terhadap tindakan yang telah diberikan.
Tindakan keperawatan merupakan perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh
perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan. Tindakan – tindakan pada
intervensi keparawatan terdiri atas observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi (Tim
Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

5. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang
dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang dilakukan
tercapai atau perlu pendekatan lain. Dokumentasi pada tahap ini dengan membandingkan
secara sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan dengan hasil yang didapat dari klien, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya (Dinarti dan
Mulyanti, 2017).

DAFTAR PUSTAKA

Bernstein, D. and Shelov, S. (2016) Ilmu Kesehatan Anak untuk Mahasiswa Kedokteran,
3rd edn. Edited by R. Kusuma et al. Jakarta: EGC.

Dinarti and Mulyanti, Y. (2017) Bahan Ajar: Dokumentasi Keperawatan. Jakarta:


Kementerian kesehatan RI

Djojodibroto, D. (2014) Respirologi: respiratory medicine. Jakarta: EGC.

Kyle, T. and S.Carman (2018) Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (Essential of Pediatric
Nursing). Vol.3. Edited by B. Subekti,N. Jakarta: EGC.

Lalani, A. and S.Schneeweiss (2020) Kegawatdaruratan Pediatri. Jakarta: EGC.

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendidikan Pendekatan


Praktis. Jakarta: Salemba Med National Center for Health Statistics,ika.
PAPDI (2014) Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta Pusat: InternaPublishing.
Ridha, H. N. (2017) Buku Ajr Keperawatan Anak. 2nd edn. Edited by S. Riyadi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.

Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I).

Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

WHO. 2016. Global Health Observatory data repository. Jenewa: World Health
Organization

Anda mungkin juga menyukai