LITERATURE REVIEW
MOCH.ASRIANSYAH.ISKANDAR
NIM.17.03.055
MAKASSAR 2020
KARYA TULIS ILMIAH
LITERATUR REVIEW
MOCH.ASRIANSYAH ISKANDAR
NIM. 1703053
MAKASSAR 2020
i
KARYA TULIS ILMIAH
LITERATURE REVIEW
TINJAUAN PELAKSANAAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP
MOCH.ASRIANSYAH.ISKANDAR
NIM. 17.03.055
Menyetujui
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Hj. Hamsiah Hamzah, SKM, M. Kep Muh.Erwin Rosyadi.S, S.Kom, SKM, M.Kes
Mengetahui,
ii
KARYA TULIS ILMIAH
LITERATURE REVIEW
MOCH.ASRIANSYAH.ISKANDAR
NIM. 17.03.055
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 18 November 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Menyetujui
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian
Tim Penguji:
iv
SURAT PERNYATAAN KARYA TULIS ILMIAH
Nama : Moch.Asriansyah.Iskandar
NIM : 17.03.055
menyatakan dengan sebenarnya bahwa Judul Karya Tulis Ilmiah ini sebagai berikut :
Merupakan Karya Tulis yang saya buat sendiri dan bukan merupakan bagian dari
Karya Tulis orang lain. Bilamana ternyata pernyataan ini tidak benar, kami sanggup
v
ABSTRAK
Latar Belakang : Penyelenggaraan pelaporan merupakan salah satu bagian pelayanan kesehatan yang
bertujuan untuk menunjang tertib administrasi dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.Laporan digunakan untuk mengetahui gambaran tentang keadaan pelayanan rumah sakit,
menilai pelayanan rumah sakit, dan digunakan oleh manajemen rumah sakit untuk pengambilan
keputusanTujuan : Mengetahui pelaksanaan sensus harian rawat inap yang digunakan untuk
pelaporan indikator pelayanan rawat inap. Metodologi : Desaian literature riview dengan
mnggunakan motode contras atau melihat perbedaan, pencarian database di google scholer, dari 5
jurnal yang disimpulkan. Hasil : beberapa pelaksaan sensus harian sudah efisien dan prosedur
pelaksanaan sensus harian sudah sesuai. Kesimpulan : Pelaksanaan Sensus harian Rawat Inap Rumah
Sakit, Pelaksanaan Sensus harian rawat inap sudah efisien dimana dari 5 penelitian, 4 penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan sensus harian rawat inap sudah efisien, sedangkan 1 penelitian
lainnya menunjukkan bahwa pelaksanaan sensus harian rawat inap belum efisien, sebabnya
pelaksanaan sensus harian rawat inap setiap bangsal tidak sesuai dengan SPO yang disepakati oleh
rumah sakit
vi
ABSTRACT
Background: The implementation of reporting is one part of health services that aims to support the
orderly administration in improving the quality of health services. Reports are used to find out an
overview of the state of hospital services, assess hospital services, and are used by hospital
management for decision making. Objective : To know the implementation of the daily census of
inpatients used for reporting indicators of inpatient services. Methodology : review of the design
literature using the contral methol of see the difference, search database on google schooler, from 5
jounals that were locked. Conclusion : The implementation of the daily Census hospital inpatients,
the implementation of the daily census of hospitalization has been efficient where from 5 studies, 4
studies show that the daily census implementation of hospitalization is efficient, while 1 other
research shows that the implementation of the daily census of hospitalization has not been efficient,
this is why the daily inpatient cencus of each ward is not in accprdance with the SPO agreed by the
hospital.
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
limpahan rahmat dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
Dalam penyusunan tugas akhir ini ada pun kesulitan saat meneliti namun
berkat bantuan maka smua kesulitan dan hambatan dapat teratasi, oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang setulusnya terkhusus rasa
syukur ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan tiada henti-hentinya kepada
kedua orang tua tercinta bapak Iskandar Hasan dan Hadija Kasim dan saudara-
selalu ada untukku menemani dan mendoakan setiap langkahku, serta keluarga
besarku yang telah memberikan dukungan moral dan doa yang tulus serta kasih
saying yang tiada hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan
terkhusus kepada Hj. Hamsiah Hamzah, SKM, M.Kep, selaku pembimbing I bapak
Muh. Erwin Rosyadi, S.Kom, SKM.M.Kes, selaku pembimbing II serta ibu Agustina,
A.Md.RMIK, selaku penguji yang senantiasa meluangkan waktu dan pikiran dalam
memberi bimbingan selama proses penulisan karya tulis ilmiah dan tak lupa pada
pula saya haturkan ucapan terima kasih tak terhingga ke semua pihak.
viii
1. H. Sumardin Makka, S.KM, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Perawat Sulawesi
Selatan.
Makassar.
4. Bapak/Ibu dosen dan seluruh staf teknis dan administrasi STIKES Panakkukang
Makassar Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan yang telah
memberikan ilmu, pengetahuan, dan bantuan kepada penulis selama tiga (3) tahun
Akhir kata, semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis pada
Robbal alamin.
Penulis
MOCH.ASRIANSYAH.ISKANDAR
ix
DAFTAR ISI
HAL
SAMPUL ......................................................................................................... i
PERNYATAAN ............................................................................................. v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
PRAKATA ...................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
x
C. Kajian Umum tentang Sensus Harian Rawat Inap ............................... 10
A. Desain Penelitian.................................................................................. 12
A. Hasil .................................................................................................... 21
B. Pembahasan ......................................................................................... 25
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 31
B. Saran..................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
UU : Undang-Undang
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lain rumah sakit, puskesmas, klinik dan dokter keluarga. Rumah sakit adalah
Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 1 menjelaskan bahwa rumah sakit adalah institusi
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Direktorat
2016).
pelaporan merupakan salah satu bagian pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
1
2
pelayanan rumah sakit, menilai pelayanan rumah sakit, dan digunakan oleh
Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 52 ayat 1 bahwa setiap
rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan
Indonesia, 2016).
Salah satu laporan yang dibuat oleh rumah sakit adalah laporan statistik
rumah sakit.Untuk bisa menghasilkan laporan statistik yang benar dan akurat maka
diperlukan pencatatan yang tepat dan lengkap pada sumber datanya.Sumber data
dalam pembuatan laporan statistik rumah sakit adalah sensus harian rawat
inap.Sensus harian pasien rawat inap berisi data mengenai jumlah pasien rawat
harus dilakukan secara cermat dan tepat agar bisa menghasilkan laporan yang
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Kurniawan., Lestari., & Rohmadi.,
2010) tentang untuk Pelaporan Indikator Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit,
Inap (SHRI), tidak adanya prosedur tetap dan petunjuk teknis pengisian yang
menyebabkan isi dari sensus harian tidak sesuai dengan keadaanya sebenarnya.
3
mengelompokkan data-data hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan hasil yang
dan dibuat ringkasan jurnal meliputi nama penulis, tahun terbit jurnal, judul jurnal,
tujuan jurnal, metode penulisan, dan hasil penulisan. Ringkasan jurnal penelitian
tersebut dimasukkan ke dalam table sesuai dengan variable yang dibuat. Untuk
lebih memperjelaskan analisis abstrak dan full text jurnal dibaca dan dicermati.
Ringkasan jurnal tersebut kemudian dilakukan analisis terhadap isi yang terdapat
dalam tujuan penelitian dan hasil/temuan penelitian. Data yang sudah terkumpul
kunci “Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap” peneliti menemukan 365 jurnal
Sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali,
berasal dari setiap pasien yang datang untuk rawat inap setelah melakukan
pendaftaran dan masih tersedia ruang rawat inap yang dimaksud, petugas akan
4
mengantar pasien beserta data rekam medisnya ke ruang rawat tersebut. Pasien
diterima oleh petugas ruang rawat inap dan dicatat pada buku register rawat inap.
Sensus harian rawat inap dikirim oleh petugas bangsal ke bagian rekam medis
sekali atau bisa sampai satu minggu sekali. Petugas pelaporan di bagian rekam
medis melakukan rekapitulasi data sensus harian rawat inap untuk selanjutnya
diolah dan dihasilkan indikator rawat inap (BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR).
Setelah itu petugas rekam medis melaporkan ke direktur rumah sakit beserta
harian rawat inap dapat diketahui bahwa pengembalian sensus harian rawat inap di
bangsal dalam jangka waktu satu bulan terdapat 55% sensus harian yang terlambat,
mengirimkan lebih dari satu hari atau bisa sampai satu minggu. Akibatnya di
judul tentang, “Tinjauan Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap di Rumah Sakit
Umum Daerah Pandan Arang Boyolali Tahun 2016”. Tujuan umum mengetahui
pelaksanaan sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Pelaksanaan sensus harian rawat inap di ruang rawat inap dan unit rekam
medis
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lahan
2. Bagi Institusi
3. Bagi Peneliti
TINJAUAN TEORI
Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit dalam pasal 1 poin 3
disebutkan bahwa rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan
56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit Bab IV), yaitu:
7
8
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Dalam rekam medis banyak sekali data yang dapat diperoleh mulai dari data
sosial pasien yang berupa identitas pasien yang diperoleh ketika pasien mendaftar
dan data medis yang berupa informasi pemeriksaan pasien sejak pasien pertama
kali masuk rumah sakit hingga pasien keluar dari rumah sakit. Rekam medis
memiliki arti yang cukup luas, rekam medis bukan hanya berkas yang digunakan
untuk menuliskan data pasien akan tetapi rekam medis dapat juga digunakan untu
Tujuan rekam Medis berdasarkan Hatta (1985) terdiri dari beberapa aspek
dan tanggung jawab sebagai tenag medis dan paramedis dalam mencapai
2) Aspek Medis. Suatu berkas rekam Medis mempunyai nilai Medis, karena
4) Aspek Keuangan. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang karena
Dalam konteks buku ini, sensus pasien difokuskan pada sensus pasien rawat inap.
Sensus pasien rawat inap berarti secara langsung menghitung jumlah pasien yang
dilayani di unit rawat inap tersebut. Jika pada sensus biasa (misalnya sensus
penduduk) yang dihitung adalah jumlah yang saat ini (saat sensus) benarbenar ada
(masih hidup), maka pada sensus harian rawat inap selain dihitung jumlah pasien
yang masih ada di unit tersebut juga dihitung jumlah pasien yang masuk dan
Sensus harian rawat inap adalah aktivitas yang rutin dilaksanakan di rumah
sakit yang menghitung jumlah pasien yang dilayani di unit rawat inap. Sensus
11
harian rawat inap dilaksanakan mulai pukul 00.00 hingga 24.00 oleh petugas yang
jumlah pasien yang masuk, pasien keluar, pasien pindahan atau dipindahkan,
pasien meninggal dan hari perawatan pasien. Data tersebut setiap bulannya akan
direkap dan dijadikan statistik pelayanan rumah sakit yang akan dilaporkan
pelayanan rawat inap itu sendiri.Kedua sensus tersebut dilakukan setiap hari untuk
berapa saja asalkan jam sensus harus tetap atau konsisten dan seragam semua unit
pelaksanaan sensus
Ada pun tentang rekapitulasi data sensus harian yaitu formulir perantara
untuk menghitung dan merangkapa pasien rawat inap setiap hari yang di terima
setiap ruangan rawat inap. Kegunaaan tersebut untuk mengetahui jumlah pasien
yang di rawat pada harri bersangkutan, kegunaan yang lain untuk mengetahui
tingkat pegunaan tempat tidur dan merupakan data dasar mengenai pasien dirawat
pada hari yang bersangkutan yang harus dikirim pada direktur, bidan, perawatan,
dan unit yang memelurkan. Proses rekapitulasi data sensus harian dalam periode
data tersebut
12
rumah sakit
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Desain penelitian ini adalah literature review atau tinjaun pustaka. Studi
literature review adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan data atau sumber
yang berhubungan pada sebuah topik tertentu yang biasa ditemukan. metode yang
di gunakan adalah melihat perbedaan dari berbagai sumber seperti jurnal. Internet,
Pencarian literature
1. Kata Kunci
Kata kunci yang digunakan dalam pencarian jurnal ini diantaranya adalah
Pelaksanaan sensus harian rawar inap, Hal ini telah sesuai dengan judul yang
akan diangkat oleh peneliti yakni “Tinjauan pelaksanaan sensus harian di rawat
inap”.
2. Database Pencarian
Dalam menemukan jurnal yang terkait dengan judul yang akan diangkat
3. Strategi pencarian
dipiih yakni Pelaksanaan dan Sensus harian dirawat inap.Artikel atau jurnal yang
13
14
sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi diambil untuk selanjutnya di analisis
melalui analisis judul jurnal, tujuan penulisan, metode penulisan dan hasil
2020 yang dapat diakses fulltext dalam format pdf kriteria jurnal yang di review
adalah artikel jurnal penelitian bahasa Indonesia dengan subjek manusia dewasa.
Tabel 1
Strategi pencarian Literature Review
DATABASE STRATEGI PENCARIAN JURNAL
Google Scholar Tinjauan pelaksanaan sensus harian rawat jalan
Kriteria inklusi dan eksklusi yang diambil oleh peneliti sesuai dengan
Tabel 2
Kriteria Inklusi dan Ekslusi
INKLUSI EKSKLUSI
Artikel tahun 2015-2020 full text Artikel abstrak
Mengidentifikasi pelaksanaan sensus Kelengkapan rekam
harian rawat inap di ruang rawat inap dan medis
unit rekam medis
Mengetahui ketepatan pengisian sensus Ketepatan waktu
harian sesuai dengan juknis pengisian pengisian sensus harian
sensus harian rawat inap di rumah sakit
15
mengelompokan data-data hasil ekstraksi data yang sejenis sesuai dengan hasil
dan dibuat ringkasan jurnal meliputi nama penulis, tahun terbit jurnal, judul jurnal,
penelitian tersebut dimasukkan kedalam table sesuai dengan variable yang di buat
peneliti mendapatkan sejumlah jurnal sesuai dengan kata kunci dan strategi
pencarian yang telah dilakukan, dari sejumlah jurnal tersebut akan dilakukan
penyeleksian sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan.
Hasil seleksi artikel studi dapat digambarkan dalam Diagram Flow di bawah
ini
16
Mulai
literature
memenuhi kriteria
Selesai
1) Pelaksanaan sensus harian rawat inap di ruang rawat inap dan unit rekam
medis.
2) Tinjauan sensus harian rawat inap di rumah sakit Pandang Arang Boyolali
3) Tinjauan pengolahan sensus harian rawat inap di Unit Rekam Medis Rumah
4) Tinjauan pemanfaatan data sensus harian rawat inap di rumah sakit umum
5) Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk pelaporan rumah
6. Ekstraksi data
Tabel 3
Ekstraksi data.
No Judul, Nama Desain Mengidentifikasi Populasi sampel Mengetahui ketepatan pengisian
peneliti (author), penelitian pelaksanaan sensus sensus harian sesuai dengan juknis
tahun harian rawat inap di pengisian sensus harian rawat inap
ruang rawat inap dan di rumah sakit
diunit rekam medis
1. Tinjauan Deskriptif Kurang efektif Metode pengambilan Secara manual di hitung jumlah
Harian Rawat partisipasi aktif. Sampel sensus harian setiap bangsal tidak
Inap Di Rumah yang digunakan bangsal sesuai dengan SPO rrumah sakit
2. Tinjauan Deskriptif Kurang efekif petugas bangsal atau Sensus harian rawat inap dibuat
Boyolali (2016)
Igustin
Budiyanti Yusuf
3. Tinjauan deskriptif Efektif accidental sampling sensus harian rawat inap RSUD
rawat inap di yang kebetulan ada harian rawat inap dari 12 ruangan
unit rekam pada saat itu. 67 sensus selama 2 hari yakni mulai tanggal
CIREBON
(2018).
Desy
Fitriya,Hediyana
Yusuf.
4. Tinjuan deskriptif Efektif Sampel yang akan Pada Bulan Mei 2019 bangsal Siti
Muhammadiyah Muhammadiyah
21
Kabupaten Ponorogo.
PONOROGO
(2018) Hiskia
Yanuarius
Numberi
Pelayanan
Rawat Inap Di
22
Rumah Sakit
Umum Daerah
Dr. Soeroto
Ngawi (2016)
Agung
Kurniawan
TriLestari,
Rohmadi
23
BAB IV
A. Hasil
Pada bab ini penulis mendeskripsikan beberapa sumber dari literature tentang Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap
dan di unit Rekam Medis. Penulis melakukan pencarian dan pengumpulan jurnal ilmiah pada periode tahun 2015-2020.
Berdasarkan hasil pencarian literature, penulis menemukan 11 jurnal yang memenuhi kriteria inklusi.Hasil penelitian tersebut
berhubungan dengan pelaksanaan sensus harian rawat inap. Adapun hasil literature yang penulis dapatkan disajikan
Tabel 4.1
Penyajian Hasil Pencarian Literature
No Nama Penulis Nama Judul Metode (Design, Hasil Penelitian Sumber
(Tahun) Jurnal Populasi Variabel) Database
(Vol, No)
1. Elise Gamelia Jurnal Tinjauan Metode pengambilan Jumlah pasien selalu Google
(2015) rekam Pelaksanaan data dengan wawancara melebihi kapasitas tempat scholar
medis dan Kegiatan Sensus dan observasi partisipasi tidur bahkan sebanyak tiga
informasi Harian Rawat inap aktif. Sampel yang kali lipat dari kapasitas
24
Berdasarkan tabel diatas dalam penelitian Elise Gamelia (2015), terkait hasil
penelitian menunjukkan Pelaksanaan sensus harian rawat inap setiap bangsal tidak
menunjukkan bahwa prosedur tetap di RSUD Pandang Raya dalam pembuatan sensus
harian rawat inap belum di jalankan sepenuhnya saat pengiriman sensus harian rawat
sensus harian rawat inap RSUD Waled Bulan Juni tahun 2018 peneliti mengamati 67
sensus harian rawat inap dari 12 ruangan selama 2 hari yakni mulai tanggal 28 Juni –
29 Juni 2018.
menunjukkan Para pegawai Pada Bulan Mei 2019 bangsal Siti Walidah dikunjungi
190 pasien dengan pembagian kelas I , II , III, VK, Superior, VIP Standar dan
Pengumpulan data pasien setiap bangsal lalu dikirim di bagian unit rekam medis lalu
B. Pembahasan
sakit.Dalam konteks buku ini, sensus pasien difokuskan pada sensus pasien rawat
inap.Sensus pasien rawat inap berarti secara langsung menghitung jumlah pasien
yang dilayani di unit rawat inap tersebut. Jika pada sensus biasa (misalnya sensus
penduduk) yang dihitung adalah jumlah yang saat ini (saat sensus) benarbenar ada
(masih hidup), maka pada sensus harian rawat inap selain dihitung jumlah pasien
yang masih ada di unit tersebut juga dihitung jumlah pasien yang masuk dan keluar
Sensus harian rawat inap adalah aktivitas yang rutin dilaksanakan di rumah
sakit yang menghitung jumlah pasien yang dilayani di unit rawat inap.Sensus harian
rawat inap dilaksanakan mulai pukul 00.00 hingga 24.00 oleh petugas yang terdapat
pasien yang masuk, pasien keluar, pasien pindahan atau dipindahkan, pasien
meninggal dan hari perawatan pasien. Data tersebut setiap bulannya akan direkap
dan dijadikan statistik pelayanan rumah sakit yang akan dilaporkan kepada pihak-
pelayanan rawat inap itu sendiri.Kedua sensus tersebut dilakukan setiap hari untuk
malam (menjelang pukul 24.00), sebenarnya sensus boleh dilaksanakan jam berapa
saja asalkan jam sensus harus tetap atau konsisten dan seragam disemua unit
pelaksanan sensus. Dari penelitian Igustin Budiyanti Yusuf (2016), terkait hasil
pembuatan sensus harian rawat inap sudah di jalankan sepenuhnya saat pengiriman
sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga
Rawat Inap Di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Waled
kebutulan ada pada saat itu 67 sensus harian rawat inap di rumah sakit
yang digunakan sampel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah
Muhammadiyah Ponorogo.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi metode penelitian survei
Yaitu dari 5 penelitian terdapat pada penelitian Elise Gamelia (2015), Igustin
Budiyanti Yusuf (2016), Desy Fitriya (2018), Hiskia Yanuarius Numberi (2018),
dan Agung Kurniawan (2016). Dimana hasil pada penelitian tersebut menyatakan
data dari petugas rawat inap/bangsal yang tidak tepat sehingga petugas analising
30
reporting bisa memanfaatkan data sensus harian rawat inap untuk di buat ke buku
register.
Hal ini tidak sejalan dengan Tujuan rekam Medis berdasarkan Hatta (1985)
terdiri dari beberapa aspek diantaranya aspek administrasi, legal, finansial, riset,
dan tanggung jawab sebagai tenag medis dan paramedis dalam mencapai
2) Aspek Medis. Suatu berkas rekam Medis mempunyai nilai Medis, karena
1. Masalah yang terjadi pada pelaksanaan sensus harian rawat inap (SHRI)
di pelaksanaan sensus harian jika data yang di masukkan tidak tepat yaitu dari 5
penelitian terdapat pada penelitian Savitri Citra Budi (2015), Yastori (2019), Dina
(2019), dan Janatun rofi’ah (2015). Dimana hasil pada penelitian tersebut
menyatakan bahwa jika masalah yang akan terjadi jika data yang di masukkan ke
Hal ini tidak sejalan dengan Tujuan rekam Medis berdasarkan Departemen
rekam medis adalah sebagai data dalam kegiatan reporting dalam pembuatan
sensus harian rawat inap mengacu pada standar dan prosedur yang telah di
32
tentukan oleh direktur rumah sakit serta diolah dengan cepat, tepat dan akurat
sensus harian rawat inap tidak cepat, tepat dan akurat maka akan menyulitkan
tenaga rekam medis dalam proses pembuatan pelaporan rumah sakit sehingga
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan Sensus harian Rawat Inap Rumah Sakit, Pelaksanaan Sensus harian
rawat inap sudah efisien dimana dari 5 penelitian, 4 penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan sensus harian rawat inap sudah efisien, sedangkan 1 penelitian lainnya
B. Saran
rawat inap (SHRI) secara benar dan menghasilkan data yang akurat untuk
tentang sensus harian rawat inap (SHRI) untuk petugas rawat inap utamanya
31
32
DAFTAR PUSTAKA
Fitriya, D. (2018). Tinjauan Pengolahan Sensus Harian Rawat Inap Di Unit Rekam
Medis Rumah Sakit Umum Daerah Waled Kabupaten CIREBON. jurnal
rekam medis dan informasi kesehatan, 1-4.
https://stikesmahardika.ac.id/jkm/index.php/JKM/article/view/73.
Kurniawan, A. (2010). Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap. Jurnal
kesehatan, 66-86.
https://ejurnal.stikesmhk.ac.id/index.php/rm/article/viewFile/10/8.
Numberi, H. Y. (2020). tinjauan pengolahan sensus harian rawat inap rumah sakit
umum daerah waled kabupaten cirebon. jurnal delima harapan , 73-85.
http://jurnal.akbidharapanmulya.com/index.php/delima/article/download/98/8
0.
RI, D. (2006). pedoman penyelanggaraan dan prosedur rekam medis rumaah sakit.
jakarta: kementrian kesehatan RI.
Yusuf, I. B. (2016). tinjauan pelaksanaan sensus harian rawat inap rumah sakit
pandang raya boyolali. jurnal rekam medis, 9-17.
https://ejurnal.stikesmhk.ac.id/index.php/rm/article/viewFile/283/257.
L
A
M
P
I
R
A
N
34
Desy Fitriya1, Hediyana Yusuff2, Bayu Ajie P3 1,3Program Studi Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan, STIKes Mahardika Cirebon 2Program Studi Kesehatan
Masyarakat, STIKes Mahardika Cirebon e-mail: desyfitriya17@gmail.com
ABSTRACT
Background: Daily Inpatient Census (DIC) in the Waled General Hospital have
been running but in the calculation sometimes there are still errors in the final
number of patients who are still treated. When the DIC is given to the medical record
work unit, the reporting section checks the result of the census. If the officer finds an
error in the number of patients who are still being treated or others, the medical
record officer returns the DIC to the nurse. Purpose: This research was conducted to
find out the DIC processing in June 2018 in the Waled General Hospital (WGH).
Method: The research used descriptive survey research method. The population used
is the DIC at the WGH on June 2018 and uses accident sampling technique is which
amounted to 67 census. Measurements are carried out by DIC observation using a
checklist sheet. The study was conducted at the WGH Cirebon District on the 29-30
June 2018. Result: After observing for 2 days obtained 67 DIC and then
recapitulated and carried out the calculation of service indicators WGH June 28-29
with details of BOR 60,84 %, AvLOS 4 days, TOI 2 days, NDR 50,63 ⁄ , and GDR
126,58 ⁄ . Conclusion: The results of the calculation of 5 service indicators, the
BOR and TOI values are in accordance with the standards, but the AvLOS, NDR and
GDR values are not in accordance with the standards. The resulting information can
be used for various purposes, planning, monitoring income, and spending on health
care facilities, knowing the performance of medical and non-medical personnel. The
research is expected to be developed by other, related to service quality based on
indicators of hospital service.
PENDAHULUAN
Setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua
kegiatan penyelenggaraan rumah sakit. hal tersebut sesuai dengan ketentuan pasal 52
ayat (1) pada UndangUndang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit. Pencatatan tersebut juga merupakan bagian dari kewajiban rumah sakit
dalam tertib administrasi, yaitu membuat dan memelihara rekam medis. Unit yang
bertanggung jawab dalam membuat dan memelihara rekam medis adalah unit rekam
medis. Tugas unit rekam medis mulai dari pengumpulan data, pemrosesan data
pembuatan laporan. Pencatatan dalam hal ini bermula dari tempat penerimaan pasien.
pengobatan maupun tindakan di klinik bagi pasien rawat jalan atau di bangsal bagi
pasien rawat inap. Pengumpulan data di rumah sakit merupakan data yang
dikumpulkan dari pasien rawat jalan dan rawat inap yang berguna untuk memantau
perawatan pasien setiap hari, bulan dan lain-lain. Kegiatan pengumpulan data yang
dilakukan di rawat jalan maupun rawat inap disebut sensus harian. Sensus harian
dibedakan menjadi 2 yaitu sensus harian rawat jalan dan sensus harian rawat inap.
Sensus harian rawat jalan dilakukan untuk mengetahui jumlah kunjungan pasien
rawat jalan baru dan lama, jumlah pengunjung baru dan lama, jumlah kasus baru dan
lama, serta jumlah morbiditas rawat jalan. Sama halnya dengan rawat jalan sensus
harian rawat inap juga bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang ada di pelayanan
36
rawat inap itu sendiri. Kedua sensus tersebut dilakukan setiap hari untuk mencatat
(menjelang pukul 24.00), sebenarnya sensus boleh dilaksanakan jam berapa saja
asalkan jam sensus harus tetap atau konsisten dan seragam di semua unit pelaksana
sensus. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah Waled
kegiatan sensus harian rawat inap sudah berjalan namun dalam perhitungannya
terkadang masih terdapat kesalahan pada jumlah akhir pasien yang masih dirawat.
Ketika sensus harian rawat inap diberikan ke unit kerja rekam medis, petugas bagian
dalam jumlah pasien yang masih dirawat atau yang lainnya, petugas rekam medis
rawat inap di unit kerja rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Waled untuk
METODE PENELITIAN
tidak memberikan intervensi terhadap subjek maupun objek dalam penelitian ini.
pengolahan sensus harian di unit rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Waled
Kabupaten Cirebon. Variabel penelitian ini adalah pengolahan sensus harian rawat
inap di Rumah Sakit Umum Daerah Waled Kabupaten Cirebon. Populasi dalam
37
penelitian ini adalah seluruh sensus harian rawat inap bulan Juni tahun 2018 RSUD
Waled Kabupaten Cirebon. Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili
pada penelitian ini adalah accidental sampling dimana peneliti mengambil sampel
yang kebetulan ada pada saat itu. Sampel dalam penelitian ini adalah 67 sensus
harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Waled Kabupaten Cirebon.
Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar Checklist digunakan pada saat
observasi sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Waled. Analisis
data berlangsung secara bersamasama dengan proses pengumpulan data dengan alur
tahapan sebagai berikut: 1. Reduksi Data Dalam tahap ini data yang diperoleh ditulis
dalam bentuk laporan atau data yang terperinci. Data hasil mengihtiarkan dan
mempermudah peneliti untuk mencari kembali data sebagai tambahan atas data
hubungan satu data dengan data lainnya (Sujarweni, 2014). 3. Penyimpulan dan
reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan disajikan secara
sistematis akan disimpulkan sementara Kesimpulan yang diperoleh pada tahap awal
biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan semakin tegas dan
38
selama 2 hari mulai tanggal 29 Juni sampai dengan 30 Juni 2018 di unit rekam medis
HASIL
Peneliti melakukan observasi pada tanggal 2930 Juni 2018 untuk mengetahui
sensus harian rawat inap RSUD Waled Bulan Juni tahun 2018 peneliti mengamati 67
sensus harian rawat inap dari 12 ruangan selama 2 hari yakni mulai tanggal 28 Juni –
29 Juni 2018. Berikut ini adalah perhitungan untuk indikator pemanfaatan dan
efisiensi pelayanan rumah sakit dari sensus harian rawat inap tanggal 28 dan 29 Juni
2018, diantaranya:
Tabel 1 Hasil Perhitungan Indikator Pelayanan RSUD Waled tanggal 28-29 Juni
2018
No.
Nilai Standar
39
3. TOI 2 hari 1-3 hari 4. NDR 50,63 ⁄ < 25 ⁄ 5. GDR 126,58 ⁄ < 45 ⁄
Berdasarkan hasil perhitungan dari SHRI tanggal 28-29 Juni 2018 maka diperoleh
nilai BOR sebesar 60,84%, AvLOS sebesar 4 hari, TOI sebesar 2 hari, NDR sebesar
⁄ . Maka, indikator yang sesuai standar adalah BOR dan TOI. Indikator yang belum
PEMBAHASAN
SHRI di RSUD Waled adalah jumlah pasien awal, pasien baru yang masuk, pasien
pindah ruangan, pasien dipindahkan, pasien keluar hidup, pasien mati, dan jumlah
akhir pasien yang dirawat. Hal ini sesuai dengan teori Sudra (2010) bahwa yang
dilaporkan dalam SHRI bukan hanya jumlah pasien yang masih dirawat namun
meliputi: jumlah pasien awal di unit tersebut pada periode sensus, jumlah pasien baru
yang masuk, jumlah pasien transfer (jumlah pasien yang pindah dari unit/bangsal lain
keluar/pulang dari bangsal tersebut (hidup maupun mati), jumlah pasien yang masuk
40
dan keluar pada hari yang sama dengan hari pelaksanaan sensus di bangsal tersebut,
dan jumlah akhir atau sisa pasien yang masih di rawat unit tersebut. Setelah
dilakukan perhitungan indikator pelayanan RSUD Waled dari SHRI selama 2 hari
yaitu, mulai tanggal 28-29 Juni 2018 sehingga diperoleh nilai BOR sebesar 60,84%
dimana standar yang ditetapkan Depkes adalah 60-80%, maka prosentase pemakaian
tempat tidur pada tanggal 28-29 Juni sudah sesuai standar. Kemudian diperoleh nilai
AvLOS sebesar 4 hari dengan nilai ideal antara 6-9 hari, ini berarti ratarata lama
rawat seorang pasien dalam 2 hari belum ideal. Selanjutnya diperoleh nilai TOI
sebesar 2 hari dengan nilai ideal antara 1-3 hari, maka rata-rata hari dimana tempat
tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya selama 2 hari sudah
ideal. Diperoleh nilai NDR sebesar 50,63 ⁄ dan diketahui standar NDR yang
ditetapkan Depkes sebesar 25 per 1000 penderita, maka nilai NDR hasil perhitungan
SHRI selama 2 hari belum sesuai standar. Indikator terakhir yaitu GDR sebesar
126,58 ⁄ dimana standar yang ditetapkan tidak lebih dari 45 per 1000 penderita
keluar, maka angka kematian untuk 127 per 1000 penderita keluar belum sesuai
standar. Jadi, 2 dari 5 indikator pelayanan yaitu BOR dan TOI sudah sesuai standar
tetapi 3 lainnya AvLOS, NDR, GDR belum sesuai standar. Perhitungan indikator
pelayanan rumah sakit seharusnya dilaporkan setiap bulan bukan setiap hari, melalui
sensus harian yang dilakukan. Nilai indikator yang belum sesuai standar dipengaruhi
beberapa faktor dan juga nilai indikator di atas menggunakan data yang sedikit
sehingga hasilnya pun belum bisa menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Nilai
NDR dipengaruhi oleh angka kematian > 48 jam. Hal yang perlu diperhatikan dari
41
yang meninggal, tindakan dan pengobatan yang diberikan kepada pasien tersebut,
selain itu sarana dan prasarana medis, serta tenaga kesehatan yang terampil dan
cekatan untuk menekan angka kematian (Rustiyanto, 2010). Angka GDR yang
diberikan kepada pasien selama rawat inap di rumah sakit belum baik. Banyak faktor
yang berpengaruh dalam kematian pasien seperti tingkat keparahan suatu penyakit,
hal yang sangat diperhatikan dan berpengaruh. Pasien yang meninggal sebelum
mendapat perawatan 48 jam diasumsikan datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi
pasien yang sudah sakit berat (Rustiyanto, 2010). Hal ini didukung oleh penelitian
(Kurniawan dkk, 2010) bahwa pengolahan data sensus harian rawat inap dapat
menghasilkan pelaporan indikator rawat inap yaitu BOR, AvLOS, TOI, NDR dan
dari segi tingkat pemanfaatan pelayanan, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi
pelayanan (Budi, 2011). Petugas rekam medis melakukan pengolahan secara manual
manual dan disajikan dalam bentuk tabel. Informasi yang dihasilkan dari pengolahan
42
SHRI dapat digunakan untuk berbagai kepentingan antara lain untuk perencanaan,
kinerja petugas medis dan non medis (Budi, 2011). Informasi, data dan pengetahuan
yang merupakan hasil aktivitas statistik rumah sakit sangat dibutuhkan oleh berbagai
lainnya, Unit pengelola obat dan alkohol, Peneliti pelayanan kesehatan, Lembaga
Keterbatasan peneliti ini adalah penelitian ini masih dangkal karena hanya
SIMPULAN
hari bahwa pengolahan SHRI dilakukan dengan merekap data SHRI yang diterima
rumah sakit. Selanjutnya data SHRI selama 2 hari yaitu tanggal 2829 Juni 2018
diolah menjadi indikator pelayanan rumah sakit dan didapat hasil BOR sebesar
60,84 %, AvLOS sebesar 4 hari, TOI sebesar 2 hari, NDR sebesar 50,63 ⁄ dan GDR
sebesar 126,58 ⁄ . Jika dilihat dari hasil perhitungan indikator pelayanan RSUD
Waled tanggal 28-29 Juni 2018, nilai BOR dan TOI sudah sesuai standar tetapi untuk
nilai AvLOS, NDR dan GDR belum sesuai standar. Perhitungan indikator pelayanan
rumah sakit seharusnya dilaporkan setiap bulan bukan setiap hari. Nilai indikator
43
penyakit terhadap pasien yang meninggal, tindakan dan pengobatan yang diberikan
kepada pasien tersebut, selain itu sarana dan prasarana medis, serta tenaga kesehatan
yang terampil dan cekatan untuk menekan angka kematian dan juga nilai
tersebut dapat digunakan untuk berbagai kepentingan antara lain untuk perencanaan,
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Savitri Citra. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta:
Quantum Sinergis Media. Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur
Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Pelayanan
Medik. Depkes RI. 2005. Buku Petunjuk Pengisian Pengolahan dan Penyajian Data
Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik. Kurniawan A.,
Lestari T., Rohmadi. Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap untuk
Pelaporan Indikator Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
44
Soeroto Ngawi, Jurnal Kesehatan. Vol. IV, No. 2, Oktober 2010. Diakses pada 21
Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis. Rustiyanto, Ery.
2010. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudra, Rano Indradi. 2010. Statistik Rumah Sakit. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rumah Sakit. WHO. 2006. Medical Records Manual A Guide for Developing
Ponorogo
ABSTRACT
The patient census is an activity that is routinely carried out in the hospital, there are 2
patient censuses, namely a daily outpatient census and a daily inpatient census. Purpose of
the Research To find a general description of the use of daily census data for hospitalization
using observation and interviews. The population in this study were the medical record
reporting unit analysis officers and the use of inpatient daily census medical record data. In
this study, the technique used was accidental sampling, namely using cases or respondents
who happened to be there (available somewhere). Data were analyzed descriptively. Based
on the results of research at the General Hospital of Muhammadiyah Ponorogo Regency, the
use of daily census data for inpatient care was not optimal due to lack of discipline in filling
in inpatient daily censuses and no instructions for filling in inpatient daily censuses.
Suggestions from researchers are that inpatient / ward staff should enter data correctly so that
analysis officers can use daily census data to be used as a data source and facilitate reporting
PENDAHULUAN
salah satunya yaitu ilmu rekam medis yang berfungsi sebagai tolak ukur guna
strata hingga paripurna. Menurut Permenkes No. 147 Tahun 2010 tentang Perizinan
Rumah sakit bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Sedangkan Menurut Permenkes
ketentuan Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua
rumah sakit. Sistem informasi manajemen rumah sakit termasuk di dalamnya sistem
keputusan, untuk melakukan penilaian pelayanan rumah sakit, serta menilai tingkat
Laporan statistik rumah sakit diperoleh dari data sensus harian rawat inap sebagai
sumber data.
47
berasal dari setiap pasien yang datang untuk rawat inap setelah melakukan
pendaftaran dan masih tersedia ruang rawat inap yang dimaksud, petugas akan
mengantar pasien beserta data rekam medisnya ke ruang rawat tersebut. Pasien
diterima oleh petugas ruang rawat inap dan dicatat pada buku register rawat inap.
Sensus harian rawat inap dikirim oleh petugas bangsal ke bagian rekam medis
melakukan rekapitulasi data sensus harian rawat inap untuk selanjutnya diolah dan
dihasilkan indikator rawat inap (BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR). Setelah itu
petugas rekam medis melaporkan ke direktur rumah sakit beserta jajarannya untuk
dapat di ketahui pemanfaatan data sensus harian rawat inap sebagai acuan pelaporan
lembar sensus harian dalam jangka waktu satu bulan terdapat 20% sensus harian
rawat inap yang tidak diisi secara lengkap seperti nama ruang, hari keperawatan dan
keterangan pulang, yang seharusnya diisi lengkap oleh perawat, karena perawat
terkadang lupa mengisi, kewalahan dan kelebihan beban kerja karena banyaknya
jumlah pasien rawat inap, akibatnya di bagian analising reporting mengalami kendala
dalam pemanfaatan data sensus harian untuk pembuatan laporan. Upaya yang dapat
Sensus Harian Rawat Inap dilaksanakan petugas setiap hari dan sesuai keadaan
aslinya agar tidak perlu lagi melengkapi sensus dan tidak menambah beban kerja
petugas, sesuai kebijakan Rumah Sakit dan prosedur tetap yang ada. Berdasarkan
Muhammadiyah Ponorogo.
METODE PENELITIAN
1) Desain Penelitian Desain Penelitian adalah kerangka kerja atau cara ilmiah
yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
diteliti, mengetahui nilai variabel baik satu variabel atau lebih tanpa menggabungkan
dan memperoleh gambaran tentang pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk
yang hendak dicapai maka, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan retrospectif
49
yaitu penelitian pada tingkat penggunaan dokumen rekam medis (berdasarkan data
bulan Desember 2018 sampai dengan Juli 2019 sesuai dengan jadwal penelitian
populasi adalah suatu obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian menghasilkan
kesimpulan. Populasi pada penelitian ini adalah petugas analising reporting unit
rekam medis dan mekanisme pemanfaatan data rekam medis sensus harian rawat
adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi (Sugiyono, 2016).
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan subyek penelitian. Sampel
50
yang akan diteliti pada penelitian ini adalah petugas analising/reporting unit rekam
digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini teknik yang
yang kebetulan ada (tersedia di suatu tempat). Menurut Notoadmojo (2010), kriteria
tehnik sampling yaitu sebagai berikut 1) Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri
yang harus dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel
meliputi:
Ponorogo
untuk pelaporan.
c. Lembar sensus harian yang telah diisi perawat. 2) Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri
anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel meliputi: a. Petugas rekam
6) Identifikasi Variabel Variabel penelitian ini hanya terdiri dari satu variabel yaitu
variabel dependent (terikat) karena hanya ada satu variabel. Variabel terikat sering
disebut sebagai variabel output, kriteria atau konsekuen (Sugiyono, 2016). Variabel
51
terikat dari penelitian ini adalah tinjauan pemanfaatan data sensus harian rawat inap
arti tunggal dan diterima secara objektif bilamana indikator ini tidak tampak. Suatu
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
Ukur
Pemanfa atan data sensus harian rawat inap adalah proses, cara dan perbuata n yang
menjadik an data medis memiliki nilai guna atau faedah untuk digunaka n dan
1. Kelengka pan dan ketepatan data sensus harian rawat inap meliputi: a. Nama
Ruang b. Tangg al c. Diagn osa d. Ketera ngan pulang . 2. BPPKM 3. SOP 4. Data
Base
a) Observasi
penelitian khususnya pemanfaatan data rekam medis sensus harian rawat inap di
b) Wawancara
Wawancara yaitu cara yang digunakan jika sumber atau responden penelitian
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan alat
pengukuran atau alat pengambil data, langsung pada subyek sebagai sumber
informasi yang dicari (Saryono dan Mekar Dwi Anggraeni, 2013). Dalam penelitian
ini data primer diperoleh dari observasi dan wawancara petugas analising reporting
untuk mendapatkan data tentang pemanfaatan sensus harian rawat inap untuk
Ponorogo. b) Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan dari
53
sumber lain (Bustami, 2011). Menurut Saryono dan Mekar Dwi Anggraeni (2013),
data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh
oleh peneliti dari subjek penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder berasal dari
terkait dan selanjutnya ditarik suatu kesimpulan tanpa melakukan uji statistik (Arief,
M. 2003)
11)Etika Penelitian
Beberapa prinsip dalam pertimbangan etik adalah bebas dari eksplotasi, bebas dari
penderitaan, ada kerahasiaan dan responden bebas menolak masalah etik ditekankan
akan diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika responden
pengumpulan data yang telah diperoleh dari responden, dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada data hasil riset
HASIL PENELITIAN
1) Pelayanan Rawat Inap terdapat 118 tempat tidur dengan pembagian kelas
sebagai berikut :
Farmasi 24 Jam (3) Radiologi (4) Instalasi Rawat Inap (5) Instalasi Gizi (6)
Tabel
rekam medis merupakan bahan yang perlu diolah untuk selanjutnya dipakai
berkas rekam medis tersebut diteliti kelengkapan baik isi maupun jumlahnya.
3) Pihak yang mengelola Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Sensus
Harian Rawat Inap dikelola dan diisi oleh unit rekam medis dan ruang rawat
inap/bangsal adalah sebagai pihak yang mengisi Sensus Harian Rawat Inap
berikut :
dari petugas rawat inap setiap hari jam 08.00 WIB setelah Kepala bangsal
Umur, Jenis Kelamin, Tanggal masuk dan keluar, Lama Dirawat, Kelas ( I, II, III,
VK, Superior, Dan VIP Standar), Jumlah Hari Perawatan, Pasien Meningal < 48 Jam
dan Pasien Meningal > 48 Jam ke Komputer. Tabel 3 Hasil Indeks Bangsal Siti
Bulan Mei 2019 bangsal Siti Walidah dikunjungi 190 pasien dengan pembagian
kelas I , II , III, VK, Superior, VIP Standar dan menghasilkan hari perawatan
berjumlah 537 hari perawatan sedangkan untuk pasien meningal < 48 jam dan > 48
56
berjumlah nol atau tidak ada pasien meningal. c. Mendata Pasien Meningal, Rujuk,
dan Atas Permintaan Sendiri (APS) brerdasarkan hasil observasi di bangsal Siti
Walidah belum ada pasien Meningal, Rujuk, dan APS d. Melakukan perekapan
Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) bangsal Siti Walidah ke Indikator Kinerja Rumah
Sakit yang dilakukan pada akhir bulan Mei e. Mengolah data Sensus Harian Rawat
Inap (SHRI) menjadi beberapa indikator pelayanan diantaranya BOR, LOS, BTO,
3) Pengolahan Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk Pelaporan. Data
Pengolahan Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) bangsal Siti Walidah (1)
Data sensus bangsal Siti Walidah bulan Mei tahun 2019 dientry ke komputer
dan diolah Tabel 4. Data Rekapitualsi Jumlah Pasien Keluar Hidup dan
Meningal Bangsal Siti Walidah Bulan Mei Tahun 2019 Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Ponorogo.
Tabel 5. Data Rekapitualsi Jumlah Tempat Tidur, Pasien dan Hari Perawatan
Bangsal Siti Walidah Bulan Mei Tahun 2019 Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Ponorogo. Hasil data Rekapitulasi pada bulan Mei Tahun 2019
57
yang akan digunakan pada perhitungan Indikator Pelayanan Rawat Inap bangsal
(2) Membuat Grafik/Tabel BOR, LOS, BTO, TOI, AVLOS, NDR dan GDR dari
b. Tata Cara Pengisian Formulir Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Sensus
belum ada Petunjuk Teknis pengisian formulir. Berdasarkan hasil observasi dan
Ponorogo pada form keluar, masuk, penderita yang dipindahkan ke ruang lain,
penderita pindahan dari ruang lain, meninggal < 48 jam, meningga l ≥ 48 jam,
berisi sama yaitu nomor rekam medis , nama penderita, bagian atau kelas perawatan.
analising reporting manfaat Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) di Bangsal Siti
Walidah Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sebagai berikut : (1) Untuk
mengetahui jumlah pasien masuk yang berjumlah 190 pasien dan pasien keluar
bangsal dengan kondisi meningal yang berjumlah Nol atau tidak ada pasien (2)
Untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur di bangsal Siti Walidah dengan
58
jumlah 91,17% yang menunjukan penggunaan tempat tidur lebih tinggi dari nilai
ideal penggunaan tempat tidur yang disarankan 75% - 85%. (Sudra, 2010) (3)
Untuk menghitung penyediaan sarana atau fasilitas pelayanan kesehatan untuk waktu
kedepannya.
PEMBAHASAN
1) Kebijakan Rumah Sakit Tentang Sumber Data Pelaporan Sensus Harian Rawat
kebijakan tentang pemanfaatan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) yang tertulis
dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis yang dibuat oleh pihak
Rumah Sakit
untuk menyiapkan laporan yang menyangkut kegiatan rumah sakit, sedangkan form-
form rekam medis diolah untuk menyiapkan laporan inetrnal maupun eksternal Dari
Medis Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo semua pelaporan sudah dibuat
2) Pihak yang mengelola Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Sensus Harian
Rawat Inap (SHRI) Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo dikelola oleh
petugas analising reporting. Hal itu sudah sesuai dengan Prosedur Tetap Rumah
Inap Menurut observasi di lapangan dan wawancara pada petugas analising reporting
hal tersebut diserahkan kepada Kepala Bagian Rekam Medis untuk menunjuk
Menurut DepKes, 2006 tentang bahwa tugas pokok analising reporting salah satunya
adalah mengumpulkan data kegiatan rumah sakit dari sensus harian yang dicatat oleh
unit pelayanan pencatatan data kegiatan rumah sakit, sensus harian sebagai dasar
3) Pengolahan Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk Pelaporan Indikator
Pelayanan Rawat Inap Adapun Prosedur Tetap Rumah Sakit Umum Muhammadiyah
Pengolahan Sensus Harian Rawat Inap hanya memuat tentang teknis pengumpulan
dan pengolahan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI), dalam prosedur tersebut isinya
juga belum memuat seluruh teknis mekanisme pengisian Sensus Harian Rawat Inap
(SHRI). Prosedur Tetap sendiri adalah suatu petunjuk pelaksanaan prosedur yang
tertulis sebagai panduan standarisasi dalam menjalani suatu kegiatan. Prosedur Tetap
akan sangat membantu suatu unit pelaksana kegiatan pelayanan untuk menjalankan
segala aktifitas pelayanan agar tetap dapat menjaga mutu pelayanannya. Agar lebih
baik lagi kalau adanya prosedur tetap memuat seluruh mekanisme dan tujuan,
pengisian untuk memperoleh data yang valid dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
60
Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Rumah Sakit Umum Muhammadiyah diolah
melalui beberapa tahapan. Sesuai hasil kegiatan data Sensus Harian Rawat Inap
(SHRI) diterima oleh petugas analising reporting lalu dilakukan perekapan setelah itu
inap. Adapun data yang digunakan oleh petugas analising reporting yang diambil
dari Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk pembuatan Indikator Pelayanan Rawat
Inap hanya Hari Perawatan dan Lama Dirawat yang selanjutnya digunakan sebagai
(Average Length Of Stay), TOI (Turn Over Interval). Adapun BTO (Bed Turn Over)
tidak bersumber dari Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) melainkan dari register
pasien rawat inap dan data ruang rawat inap. Dari 3 parameter diatas BOR (Bed
Occupancy Rate), AvLOS (Average Length Of Stay), TOI (Turn Over Interva),
diolah dengan menggunakan rumus berdasar pada buku Ery R. 2009. Statistik
wawancara pada petugas analising reporting pemanfaatan data sensus harian tidak
Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) dikarenakan tidak ada prosedur tetap dan petunjuk
teknis pengisian yang memuat seluruh kegiatan yang harus dilakukan oleh petugas
bangsal rawat inap yang menyebabkan isi dari sensus harian tidak sesuai dengan
keadaan sebenarnya seperti contoh : a. Data keterangan pasien pulang yang dicatat
pada Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) tidak terisi, sehingga menyulitkan
61
penghitungan karena pasien pulang dengan kondisi yang tidak diketahui. b. Hari
penghitungan BOR (Bed Occupancy Ratio) karena dalam rumus BOR (Bed
Occupancy Ratio) terdapat jumlah Hari Perawatan. c. Jumlah tempat tidur jika terjadi
perubahan tidak lansung ditulis pada Sensus Harian Rawat Inap (SHRI), sehingga
menyulitkan penghitungan efisiensi tempat tidur Petugas harus mencari sumber data
lain seperti register pasien rawat inap untuk menjadi dasar sumber data pelaporan
untuk dicocokkan dengan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI), hal ini mendorong
petugas analising reporting lebih memanfaatkan data di dalam register pasien rawat
inap dari pada Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) karena data register pasien rawat
inap lebih sesuai dengan keadaan sebenarnya. Semua data Sensus Harian Rawat Inap
(SHRI) di isi dan di hitung semua tapi beberapa data diisi tidak sesuai keadaan
aslinya. Maka pada pelaksanaannya semua hasil data Sensus Harian Rawat Inap
teknis penulisan/pengisian dan prosedur tetap tentang Sensus Harian Rawat Inap
(SHRI) untuk petugas rawat inap utamanya perawat atau bidan dalam mekanisme
Inap dilaksanakan petugas setiap hari dan sesuai keadaan aslinya agar tidak perlu lagi
62
mencocok kan data dengan register pasien rawat inap dan tidak menambah beban
kerja petugas, sesuai kebijakan Rumah Sakit dan prosedur tetap yang ada.
Kesimpulan
1) Kebijakan Rumah Sakit Tentang Sumber Data Pelaporan Sensus Harian Rawat
Inap (SHRI). Sesuai dengan Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah
harian diolah untuk menyiapkan laporan yang menyangkut kegiatan rumah sakit.
2) Pihak yang Mengolah Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Pihak yang
mengolah Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) di serahkan kepada Kepala Bagian
Rekam Medis yang juga bertugas sebagai petugas analising reporting atau menunjuk
3) Pengolahan Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Untuk Pelaporan Indikator
Pelayanan Rawat Inap Pengolahan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) di Rumah
rawat inap yaitu BOR (Bed Occupancy Rate), AvLOS (Average Length Of Stay),
TOI (Turn Over Interval). Untuk BTO (Bed Turn Over) dan indikator pelayanan
rawat inap yang lain tidak di hitung berdasarkan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)
karena data sensus harian belum dimanfaatkan secara maksimal dikarenakan kurang
disiplinnya pengisian dan penyerahan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) serta tidak
Saran
Rawat Inap (SHRI) secara benar dan menghasilkan data yang akurat untuk
tetap pada pengisian Sensus Harian Rawat Inap pada lampiran 13) 2) Perlu
tentang Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk petugas rawat inap utamanya
penyerahan, perekapan, Sensus Harian Rawat Inap dilaksanakan petugas setiap hari
dan sesuai keadaan aslinya agar tidak perlu lagi mencocok kan data dengan register
pasien rawat inap dan tidak menambah beban kerja petugas, sesuai kebijakan Rumah
Sakit dan prosedur tetap yang ada. 4) Sebaiknya petugas rawat inap/bangsal
bisa memanfaatkan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk a. Sebagai sumber
data dan mempermudah pembuatan pelaporan indikator pelayanan rawat inap seperti:
(1) AvLOS (Average Length Of Stay) (2) BOR (Bed Occupancy Rate) (3) BTO (Bed
(5) NDR (Net Death Rate) (6) GDR (Gross Death Rate) (7) Newborn death rate (8)
Maternal death rate b. Sebagai sumber data keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap c.
64
Sebagai sumber data bulanan (1) Pengunjung Rumah Sakit (2) Daftar 10 Besar
DAFTAR PUSTAKA
Agung kurniawan. 2003. Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk
pelaporan indikator pelayanan rawat inap di rumah sakit umum daerah dr. Soeroto
ngawi
Erlangga
Depkes RI. 2003. Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia (sistem Pelaporan
Rumah Sakit (Sistem Pelaporan Rumah Sakit Revisi V). Jakarta. hal. 2-8
Depkes RI Tahun. 2005. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan Dan Penyajian Data
Departemen Kesehatan RI
65
I gusti dkk. 2013 Tinjauan pelaksanaan sensus harian rawat inap,rumah sakit umum
rumah sakit.
Peraturan menteri kesehatan No. 147 Tahun 2010 tentang Perizinan Rumah sakit
Soekidjo noto admojo (2010) metodologi penelitian kesehatan. Rineka cipta jakarta
Saryono dan Mekar Dwi Anggraeni. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan
Sudra R I. 2010. Statistik Rumah Sakit Yogyakarta :Graha Ilmu. Hal 2-57
Alfabet.
Elise Garmelia
Sri Lestari
Sudiyono Cory
Puspa Sari Dewi
Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang Jl.
Abstract
Daily census was regularly carried out in the hospital are counting number of patients
served in the inpatient unit for 24 hour by officers who are in the ward care. Purpose
management 6M, according to SOP census, the census, timeliness of census as well
as obstacles that appear. Type research that used descriptive. Methods data used with
interviews and observations active participation. The sample this research is ward
flamboyant in the RSUD Salatiga with the time data retrieval for two weeks. Census
differences in the number of patiens. Applied groove not comply with SPO census.
Timeliness census entry does not from 00.00 – 24.00. Implementation census
according to the management factor 6M, the Man of implementation qualifier has not
met the criteria, Money is the absence of incentive in census, Material has not been
67
applied again form census in hospital, Machine SIMRS that used is good but for user
Abstrak
Sensus harian rawat inap adalah kegiatan yang rutin dilaksanakan di rumah sakit
yang menghitung jumlah pasien yang dilayani di unit rawat inap mulai pukul 00.00
hingga 24.00 WIB oleh petugas yang terdapat di bangsal perawatan. Tujuan dari
penelitian ini yaitu meninjau pelaksanaan sensus harian rawat inap dari segi faktor
manajemen 6M, berdasarkan SPO sensus, alur, ketepatan waktu pelaksanaan serta
hambatan yang muncul. Jenis penelitian adalah deskriptif. Metode pengambilan data
dengan wawancara dan observasi partisipasi aktif. Sampel yang digunakan bangsal
flamboyan RSUD Kota Salatiga selama dua minggu. Kegiatan sensus di bangsal
flamboyan antara sensus manual dan SIMRS mengalami perbedaan jumlah pasien
yang signifikan. Alur yang diterapkan tidak sesuai dengan SPO sensus. Ketepatan
waktu entry sensus tidak dilakukan mulai pukul 00.00 – 24.00. Pelaksanaan sensus
memenuhi kriteria, Money tidak adanya insentif dalam pelaksanaan sensus karena
sensus masuk kegiatan pokok rawat inap, Material sudah tidak diterapkan lagi form
sensus di rumah sakit, Machine SIMRS yang digunakan sudah baik akan tetapi untuk
68
dilaksanakan sesuai SPO, dan Market pihak pimpinan rumah sakit tidak terlalu
1. Pendahuluan
Kepmenkes RI No. 129 Tahun 2008 BAB III Tentang Standar Pelayanan
sakit yang wajib untuk disediakan rumah sakit yang meliputi 21 jenis
pelayanan. Salah satu pelayanan yang wajib utuk disediakan oleh rumah sakit
adalah pelayanan rekam medis. Hal tersebut semakin diperjelas dalam UU No.
rumah sakit adalah menyelenggarakan rekam medis. Fungsi dari unit rekam
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Dalam rekam medis banyak sekali data yang dapat diperoleh mulai dari data
sosial pasien yang berupa identitas pasien yang diperoleh ketika pasien
mendaftar dan data medis yang berupa informasi pemeriksaan pasien sejak
pasien pertama kali masuk rumah sakit hingga pasien keluar dari rumah sakit.
Rekam medis memiliki arti yang cukup luas, rekam medis bukan hanya
berkas yang digunakan untuk menuliskan data pasien akan tetapi rekam
diberikan, dan dapat juga digunakan sebagai bukti tentang kinerja sumber
yang datanya dapat berasal dari unit rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.
oleh rumah sakit kepada pihak eksternal rumah sakit yang meliputi Dinkes
dan Kemenkes. Sumber dari data yang dilaporkan tersebut salah satunya
berasal dari sensus harian rawat inap. Sensus harian rawat inap adalah
pasien yang dilayani di unit rawat inap. Sensus harian rawat inap
dilaksanakan mulai pukul 00.00 hingga 24.00 oleh petugas yang terdapat di
pasien yang masuk, pasien keluar, pasien pindahan atau dipindahkan, pasien
meninggal dan hari perawatan pasien. Data tersebut setiap bulannya akan
direkap dan dijadikan statistik pelayanan rumah sakit yang akan dilaporkan
perawatan yang terbagi mulai dari VVIP, VIP, Kelas I dari A hingga C, Kelas
II, Kelas III, Isolasi, dan Ruang Pengawasan/Intensif. Data sensus harian
rawat inap di RSUD Kota Salatiga jika dilakukan pemantau secara rutin
pelayanan rumah sakit selama periode tertentu yang akan di laporkan kepada
itu, peneliti ingin meninjau pelaksanaan sensus harian rawat inap di RSUD
2. Metode
checklist observasi. Variabel dalam penelitian ini adalah setiap variabel yang
terdapat di SPO sensus harian rawat inap, alur pelaksanaan, ketepatan waktu
pelaksanaa, dan konsistensi data sensus manual dan SIMRS. Sampel dalam
Alur Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap Manual di RSUD Kota Salatiga
Alur sensus manual di RSUD Kota Salatiga berdasarkan SPO sensus harian
Alur sensus harian rawat inap pada gambar 4.1 benar dan sesuai dengan
(BPPRM,2006) dikarenakan sensus yang benar adalah dilakukan mulai pukul 00.00
sampai 24.00 atau dalam kurun waktu 24 jam. Alur tersebut menjelaskan bahwa
kegiatan sensus dilakukan secara manual dengan menghitung jumlah pasien yang
yang dirawat akan valid dan akurat. Akan tetapi, alur tersebut tidak diterapkan lagi di
rumah sakit dikarenakan rumah sakit sudah memiliki alur yang berbeda dengan alur
di atas. Alur Sensus Harian Rawat Inap SIMRS di RSUD Kota Salatiga
Alur sensus harian rawat inap SIMRS tidak sesuai dengan SPO sensus yang
terdapat di rumah sakit dan (BPPRM,2006) dikarenakan pada alur sensus SIMRS
tersebut sensus dilaksanakan setelah kegiatan kelengkapan rekam medis dan jaminan
pasien dinyatakan lengkap. Kegiatan kelengkapan rekam medis dan sensus harian
rawat inap sangatlah berbeda konsep. Kelengkapan rekam medis pasien terdapat
dalam Permenkes 269 Tahun 2008 sedangkan untuk kegiatan sensus terdapat dalam
BPPRM 2006 dan Permenkes No. 1171 Tahun 2011 tentang SIRS. Kegiatan sensus
dengan menerapkan alur SIMRS menjadi tidak sesuai standar yang ada dimana
kegiatan sensus yang baik adalah yang dilaksanakan mulai pukul 00.00 sampai 24.00
atau dalam kurun waktu 24 jam akan tetapi jika menggunakan alur SIMRS tersebut
sensus akan dilaksanakan dan di update lebih dari 24 jam. Kegiatan sensus yang
dilaksanakan lebih dari 24 jam akan berdampak pada validasi data sensus, jika
jumlah pasie yang di rawat di bangsal tersebut tidak segera dilakukan update maka
jumlah pasien pada hari selanjutnya yang sekaligus akan digunakan sebagai jumlah
pasien awal menjadi bertumpuk dan melebihi jumlah kapasitas tempat tidur yang ada.
Selain tidak validnya data sensus tersebut, ketepatan waktu sensus juga menjadi
kelengkapan rekam medis maka kegiatan sensus tidak tepat dilakukan dalam kurun
73
waktu 24 jam mulai pukul 00.00 sampai 24.00. Perbandingan Sensus Harian Rawat
Inap Manual dan SIMRS di RSUD Kota Salatiga Berdasarkan alur sensus harian
rawat inap yang terbagi menjadi dua di RSUD Kota Salatiga yaitu secara manual dan
SIMRS, data sensus yang terdapat di penelitian ini juga terdapat dua macam secara
manual dan SIMRS. Data sensus SIMRS adalah sensus yang digunakan oleh pihak
rumah sakit dalam pembuatan laporan rumah sakit baik laporan internal maupun
eksternal dimana data tersebut dalam dilakukan update lebih dari 24 jam yang
mengakibatkan tidak validnya jumlah pasien setiap harinya, sedangkan data sensus
manual adalah data sensus yang diambil sendiri dengan observasi partisipasi aktif
sampai 4 setiap harinya, menghitung jumlah pasien keluar bangsal baik pulang,
meninggal atau dipindahkan serta menghitung jumlah pasien sisa hari sebelumnya
Berdasarkan hasil dari tabel 4.1 hingga 4.8 mengenai sensus manual dan
SIMRS di bangsal flamboyan 1 RSUD Kota Salatiga, sensus SIMRS jumlah pasien
selalu melebihi kapasitas tempat tidur bahkan sebanyak tiga kali lipat dari kapasitas
tempat tidur yang tersedia. Sensus manual jumlah pasien selalu standar atau tidak
lebih dari kapasitas tempat tidur yang tersedia. Faktor Manajemen Pendukung
Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap Bangsal Flamboyan RSUD Kota Salatiga a.
Man (Human Resource) Sensus dilaksanakan oleh admin bangsal dengan tiga orang
74
merupakan lulusan dari SMA dan satu orang lulusan Sarjana Ekonomi. b. Money
(Financial) Pelaksanaan sensus tidak memiliki dana khusus atau insenstif bagi pihak
hanya ATK dan buku register saja. d. Machine ( Information) Sensus yang
dilaksanakan di RSUD Kota Salatiga tidak sesuai dengan SPO yang ada dikarenakan
sensusnya menggunakan SIMRS. SIMRS di rumah sakit sudah cukup baik akan
tetapi pihak yang menggunakan tidak melakukan update secara rutin. Hal tersebut
tidak sesuai dengan Permenkes No. 1171 Tahun 2011 tentang SIRS yang
menjelaskan bahwa data yang baik adalah data yang bersifat terbarukan. e. Methods
(Legittimate) Sensus tidak dilaksanakan sesuai dengan SPO yang ada dan tidak
jam. f. Market (Participation) Data sensus belum begitu diperhatikan bagi pihak
atasan rumah sakit, data sensus yang dibutuhkan oleh pihak petugas pelaporan untuk
Salatiga tidak sesuai dengan SPO sensus yang telah disepakati oleh rumah sakit
75
Kota Salatiga dibedakan menjadi dua yaitu secara manual dan SIMRS. Alur sensus
secara manual sama dengan prosedur yang terdapat pada SPO sensus rumah sakit
sedangkan alur sensus SIMRS berbeda dengan alur yang terdapat di SPO sensus.
lebih dari 24 jam. d. Perbandingan data sensus manual dan SIMRS mengalami
perbedaan yang signifikan mulai dari sisa pasien, pasien masuk, pindahan,
1) Man (Human Resource) Admin bangsal terdapat empat orang dengan kualifikasi,
tiga orang lulusan SMA dan satu orang Sarjana Ekonomi dan sau orang petugas
2) Money (financial) Tidak ada insentif atau biaya tambahan dalam pelaksanaan
sensus harian rawat inap 3) Material (Logistik) Form sensus sudah tidak digunakan
4) Machine (Information) SIMRS yang digunakan dalam kegiatan sensus sudah baik
akan tetapi perlu di update setiap saat mengenai jumlah pasien dalam satu hari
dengan SPO sensus rumah sakit, dan ketepatan waktu entry sensus selalu lebih dari
24 jam.
76
6) Market (Participation) Data sensus hanya di butuhkan oleh petugas pelaporan saja
pihak yang bukan lulusan rekam medis mengenai manajemen rekam medis di rumah
sakit khususnya mengenai sensus harian rawat inap 2) Kurangnya evaluasi mengenai
kegiatan rekam medis di rumah sakit agar petugas yang terlibat dalam kegiatan
manajemen rekam medis menjadi lebih paham mengenai pentingnya segala bentuk
sensus harian rawat inap di rumah sakit yang sesuai dengan alur sensus saat ini yang
kegiatan sensus mengenai sensus harian rawat inap yang tepat sesuai dengan
BPPRM,2006 d. Entry data sensus dilakukan tepat waktu agar mendapatkan data
real time e. Adanya feedback dari pihak rekam medis kepada pihak-pihak yang
5. Daftar Pustaka
Citra, Savitri Budi. (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta:
Indradi Sudra, Rano. (2010). Statistik Rumah Sakit. Yogyakarta: Graha Ilmu
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269 Tahun 2008 tentang
Rekam Medis Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1171 Tahun
2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Pamungkas, Catur DY. (2012).
Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat, [online], Vol.1 No. 2 Tahun 2012,
Bandung.
78
Karanganyar apikesmitra@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pengembalian sensus harian rawat inap di bangsal Rumah Sakit Umum Daerah
Pandan Arang Boyolali dalam jangka waktu satu bulan terdapat 55% yang terlambat,
mengirimkan lebih dari satu hari atau bisa sampai satu minggu. Akibatnya di bagian
penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan sensus harian rawat inap di
Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali Tahun 2013. Tujuan khusus dari
penelitian ini adalah Mengetahui prosedur tetap dalam pembuatan SHRI, mengetahui
penelitian adalah petugas bangsal atau perawat bangsal dan petugas analising
adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pada prosedur tetap dalam
79
pembuatan SHRI terdapat satu point yang belum sesuai yaitu dalam pelaksanaan
pengiriman SHRI ke satuan rekam medis. Sumber dalam pembuatan SHRI sudah
sesuai dengan DepKes RI (2006), dimana buku register rawat inap merupakan data
dasar dari pembuatan SHRI. Cara pembuatan SHRI belum sesuai dengan DepKes RI
(2006) yang seharusnya SHRI dibuat rangkap 3, 1 lembar untuk subbag catatan
medik, 1 lembar untuk P2RN, 1 lembar untuk arsip ruang rawat inap. Faktor
pengiriman SHRI tidak masuk dalam Job describe seorang perawat. Simpulan dari
penelitian ini adalah SPO di RSUD pandan arang belum dijalankan sepenuhnya
dalam pengiriman SHRI, sumber data pembuatan SHRI yaitu buku register
pelayanan rawat inap, Cara pembuatan SHRI belum sesuai dengan DepKes RI
(2006), Faktor keterlambatan SHRI belum adanya pembagian kerja yang jelas antara
perawat bangsal dan petugas rekam medis. Disarankan sebaiknya pembuatan SHRI
disesuaikan SPO yang ada, sebaiknya ada perbaikan SPO mengenai penyetoran
SHRI yang mana petugas rekam medis mengambil SHRI setiap paginya di setiap
Kepustakaan : 9 (1998-2013)
80
PENDAHULUAN
Setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua
kegiatan penyelenggaraan rumah sakit, termasuk kegiatan rawat inap. Hal tersebut
sesuai dengan ketentuan Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit. Sehingga informasi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk
pengambilan keputusan menjadi akurat dan tepat waktu. Pencatatan dan pelaporan
Sistem informasi rumah sakit termasuk di dalamnya sistem informasi rekam medis,
melakukan penilaian pelayanan rumah sakit, serta menilai tingkat keberhasilan atau
rumah sakit diperoleh dari data sensus harian rawat inap sebagai sumber data.
Sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali,
berasal dari setiap pasien yang datang untuk rawat inap setelah melakukan
pendaftaran dan masih tersedia ruang rawat inap yang dimaksud, petugas akan
mengantar pasien beserta data rekam medisnya ke ruang rawat tersebut. Pasien
diterima oleh petugas ruang rawat inap dan dicatat pada buku register rawat inap.
Sensus harian rawat inap dikirim oleh petugas bangsal ke bagian rekam medis
sekali atau bisa sampai satu minggu sekali. Petugas pelaporan di bagian rekam medis
81
melakukan rekapitulasi data sensus harian rawat inap untuk selanjutnya diolah dan
dihasilkan indikator rawat inap (BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR). Setelah itu
petugas rekam medis melaporkan ke direktur rumah sakit beserta jajarannya untuk
sensus harian rawat inap dapat diketahui bahwa pengembalian sensus harian rawat
inap di bangsal dalam jangka waktu satu bulan terdapat 55% sensus harian yang
bangsal mengirimkan lebih dari satu hari atau bisa sampai satu minggu. Akibatnya di
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul
tentang, “Tinjauan Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap di Rumah Sakit Umum
Daerah Pandan Arang Boyolali Tahun 2013”. Tujuan umum mengetahui pelaksanaan
sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali
Tahun 2013.
Sensus pasien merupakan aktifitas yang rutin dilaksanakan dirumah sakit. Dalam
konteks buku ini, sensus pasien difokuskan pada sensus pasien rawat inap.
Sensus pasien rawat inap berarti secara langsung menghitung jumlah pasien
yang dilayani di unit rawat inap tersebut. Jika pada sensus biasa (misalnya
sensus penduduk) yang dihitung adalah jumlah yang saat ini (saat sensus)
82
benarbenar ada (masih hidup), maka pada sensus harian rawat inap selain
dihitung jumlah pasien yang masih ada di unit tersebut juga dihitung jumlah
pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama dengan hari pelaksanaan
sensus.
Sebenarnya sensus boleh dilaksanakan jam berapapun asalkan jam sensus yang
dipilih tersebut harus tetap atau konsisten dan seragam di semua unit pelaksana
sensus. Jadi, boleh saja sensus dilaksanakan rutin setiap jam 20.00 di setiap unit
pelaksana. Sensus yang beragam jam pelaksanaanya misalnya bangsal mawar pada
jam 20.00, bangsal melati pada jam 21.00, bangsal kenanga dan dahlia padajam
22.00, bisa menyebabkan ketidak cocokan jumlah akhir pasien rawat inap pada saat
sensus dari semua unit pelaksana tersebut direkap keesokan harinya. Direktur rumah
METODE
yang menjelaskan sesuatu yang menjadi sasaran penelitian secara mendetail atau
mendalam. Subyek dari penelitian ini adalah Petugas bangsal (perawat) dan petugas
analising reporting Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali. Obyek dari
A. Hasil
Pembuatan sensus harian rawat inap di rumah sakit umum daerah pandan arang
harian rawat inap. No dokumen 52/ PROTAP/ IV/ 2011 (Lampiran 3), adapun isi
a. Sensus harian diisi lengkap oleh masing-masing petugas ruangan mulai jam 00.00
WIB
b. Disetorkan ke satuan rekam medis pengolahan data setiap pagi dan di tandatangani
medis 2. Sumber-Sumber Data Dalam Pembuatan Sensus Harian Rawat Inap Sumber
dalam pembuatan sensus harian rawat inap diperoleh dari buku laporan keperawatan
84
dan dokumen rekam medis pasien, isi dari buku laporan keperawatan yang
digunakan dalam pembuatan sensus harian rawat inap yaitu nama pasien, dan dari
dokumen rekam medis pasien yang digunakan yaitu nomor rekam medis pasien,
tanggal masuk dan tanggal keluar pasien. 3. Cara Pembuatan Sensus Harian Rawat
Inap Sensus harian rawat inap di buat satu lembar saat malam hari oleh perawat yang
jaga malam. Batasan pasien masuk mulai pukul 00.01 hingga pukul 24.00, setelah
lewat jam 24.00 WIB maka dihitung hari berikutnya. Sensus harian rawat inap dibuat
berdasarkan buku laporan keperawatan yang ada pada ruang perawatan. Berdasarkan
wawancara dalam pembuatan sensus harian rawat inap berpedoman dengan petunjuk
teknis pengisian sensus harian rawat inap, tetapi karena petunjuk teknis di setiap
bangsal sudah tidak ada maka pembuatan sensus harian rawat inap sudah tidak perlu
inap tidak merasa kesulitan walaupun tidak menggunakan petunjuk teknis pembuatan
sensus harian rawat inap dikarenakan perawat bangsal telah terbiasa. Segala
kegiatan pasien, baik pasien masuk rumah sakit langsung maupun rujukan dari
rumah sakit lain atau pindahan dari bangsal lain, pasien keluar, pindahan maupun
dipindahkan akan ditulis pada buku laporan keperawatan. Sensus harian rawat inap
terdapat informasi tentang pasien masuk dengan jenis spesialisasi berdasarkan dokter
ruang dan kelas pasien sedangkan pada pasien dipindahkan berisikan tentang
informasi ruang dan kelas kemana pasien tersebut dipindahkan. Kriteria untuk pasien
85
keluar rumah sakit berdasarkan pasien pulang sembuh, pasien dirujuk ke rumah sakit
yang lebih tinggi/rendah, pasien pulang atas permintaan sendiri, pasien yang
melarikan diri dan pasien mati < 48 jam/ ≥ 48 jam. Perawat ruangan akan membuat
sensus harian rawat inap kemudian membuat resume dari sensus harian tersebut,
sehingga dapat diperoleh data untuk penghitungan indikator rawat inap yaitu, BOR,
sensus harian rawat inap dari bangsal ke ruang rekam medis belum tepat waktu, yang
seharusnya dikirimkan jam 08.00 pagi ke bagian rekam medis tetapi petugas
mengumpulkan diatas jam 08.00 pagi bahkan sampai beberapa hari baru dikirimkan
sensus harian rawat inap bersamaan dengan pengembalian dokumen rekam pasien,
dimana dokumen rekam medis pasien harus dilengkapi dulu baru di kirim ke ruang
rekam medis, apabila dokumen rekam medis pasien belum lengkap maka bisa
menghambat dalam pengiriman sensus harian rawat inap ke bagian rekam medis.
dengan petugas yaitu dikarenakan beban kerja perawat yang besar terhadap pasien
yang harus di utamakan, dan kadang ada perawat yang merasa bukan tugas pokoknya
sehingga tidak diprioritaskan dalam pengiriman sensus harian rawat inap ke bagian
laporan di bagian analising reporting juga tertunda, karena pembuatan laporan itu
sendiri berdasarkan sensus harian rawat inap. Rekapitulasi Sensus harian rawat inap
di dapatkan data untuk penghitungan indikator rawat inap yaitu, BOR, LOS, TOI dan
BTO.
B. Pembahasan
1. Prosedur Tetap dalam Pembuatan Sensus Harian Rawat Inap Pembuatan dan
pengisian sensus harian sudah sesuai dengan standar prosedur operasional RSUD
sensus harian rawat inap dimana sensus harian diisi lengkap oleh masing-masing
petugas ruangan mulai jam 00.00 WIB. Pengecekan pasien keluar dan masukpun
cheking mengenai pasien yang keluar dan yang masuk.Rekapitulasi bulanan untuk
bahan pelaporan rumah sakit sudah sesuai dengan standar prosedur operasional yang
sakit.Selain itu Pengarsipan lembarlembar sensus harian rawat inap sudah sesuai
harian rawat inap dilakukan pada satuan rekam medis.Hal ini sesuai dengan DepKes
RI (2006) bahwa periode sensus harian rawat inap adalah pukul 00.00 sampai dengan
87
24.00.Sensus harian rawat inap juga dibuat oleh perawat dan di tanda tangani oleh
satuan rekam medis belum sesuai dengan standar prosedur operasional yang mana
sensus harian rawat inap dapat disetorkan ke satuan rekam medis pengolahan data
setiap pagi dan di tanda tangani oleh kepala ruang belum dapat
kesibukan perawat bangsal sehingga perawat tidak dapat mengantarkan sensus harian
rawat inap dengan tepat waktu.Hal ini belum sesuai dengan DepKes RI (2006)
bahwa pengambilan sensus harian dilakukan oleh petugas rekam medis pada masing-
masing ruang perawatan. Proses rekapitulasi harian rawat inapnya pun belum sesuai
standar prosedur operasional yang seharusnya proses rekapitulasi harian rawat inap
dan disusun perbulan, namun pada pelaksanaannya rekapitulasi sensus harian rawat
inap belum dapat dilaksanakan setiap pagi karena pengiriman sensus ke bagian
analising reporting yang terlambat, sehingga pelaporanpun juga tidak tepat waktu. 2.
Sumber-sumber Data dalam Pembuatan Sensus Harian Rawat Inap Sumber dalam
pembuatan sensus harian rawat inap yaitu melalui buku register pelayanan rawat inap,
tetapi petugas ruang perawatan biasanya menyebut buku laporan keperawatan. Data
yang digunakan dari buku laporan keperawatan untuk pembuatan sensus harian rawat
inap yaitu identitas pasien mulai dari nama pasien dan alamat pasien yang diperoleh
langsung dari buku register pelayanan rawat inap, sedangkan untuk nomor rekam
medis, tanggal masuk, dan tanggal keluar diambil dari status pasien. Identitas pasien
88
ini dibutuhkan untuk mengidentifikasi pasien yang masuk, keluar, pindahan atau
dipindahkan.
Nomor rekam medis, tanggal masuk dan tanggal keluar selain dari status
pasien juga dapat dilihat langsung pada buku register rawat inap tersebut. Fungsinya
adalah untuk memonitoring keadaan pasien masuk setiap hari ke ruang rawat inap,
pindahan intern rumah sakit sampai pasien tersebut keluar rumah sakit yang dirinci
menurut jenis pelayanan yang ada. Hal ini sudah sesuai dengan DepKes RI (2006),
dimana buku register rawat inap merupakan data dasar dari jumlah pasien yang ada
di ruang rawat inap yang perlu dicatat dan dilaporkan setiap hari ke unit rekam
medik yang angkanya akan dicek silang dengan sensus harian yang dibuat masing-
masing ruang rawat inap. Sebagai data dasar dalam pembuatan sensus harian rawat
inap hendaknya dapat memenuhi syarat data yang baik, yaitu ketersediaan data yang
dipahami pembuat keputusan, baik itu yang menyangkut pekerjaan rutin maupun
misi dan tujuan organisasi.Data dapat bermanfaat bagi organisasi tersebut bukan
3. Cara Pembuatan Sensus Harian Rawat Inap Cara pembuatan sensus harian
rawat inap di RSUD Pandan Arang Boyolali, belum sesuai dengan DepKes RI (2005)
yang isinya Sensus harian rawat inap dibuat rangkap tiga yaitu, 1 lembar untuk
subbag catatan medik, 1 lembar untuk P2RN, 1 lembar untuk arsip ruang rawat inap.
Pelaksanaan pembuatan sensus harian rawat inap hanya dibuat 1 lembar untuk bagian
rekam medis.Periode sensus harian rawat inap sudah sesuai dengan DepKes RI (2006)
yang isinya periode sensus harian rawat inap jam 00 s/d 24.00. Cara pengisian pada
formulir sensus pada bagian umum yaitu pada kolom hari diisi dengan nama hari saat
sensus dilakukan, kolom tanggal diisi dengan tanggal saat sensus dilakukan, kolom
nama rumah sakit diisi dengan nama rumah sakit Pandan Arang Boyolali, kolom
ruang rawat inap diisi dengan nama ruang rawat inap, tempat tidur tersedia diisi
dengan jumlah tempat tidur yang tersedia pada ruang rawat inap tersebut yang
ditetapkan oleh direktur rumah sakit kelas diisi dengan tingkatan kelas yang ada pada
ruang rawat inap yang bersangkutan dan yang terakhir Sensus harian diberi tanggal
dan ditanda tangani oleh perawat kepala ruang rawat inap yang bersangkutan.
Formulir sensus harian rawat inap di RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
secara pada dasarnya telah sesuai dengan format formulir sensus harian rawat inap
penyajian data rumah sakit dari DepKes RI (2005) terdapat petunjuk teknis pengisian
sensus harian rawat inap, dengan ini dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat
juknis
90
pembuatan sensus harian sesuai dengan format formulir yang ada di RSUD Pandan
teknis pembuatan sensus harian rawat inap bertujuan untuk mengantisipasi kesalahan
pembuatan sensus harian rawat inap, sebagaimana terlampir dalam (Lampiran 16).
Kesalahan pembuatan sensus harian rawat inap akan berpengaruh dengan hasil
perhitungan indikator rawat inap yaitu BOR, LOS, TOI dan BTO serta dalam
pelaporan. Sensus harian rawat inap sebagai sumber utama dalam pembuatan laporan
dan perhitungan indikator rawat inap ini diharapkan dapat memenuhi syarat data
Pengiriman Sensus Harian Rawat Inap Di RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
keterlambatan pengiriman sensus harian rawat inap ke bagian rekam medis yang
seharusnya dikirim pukul 08.00 tapi dalam pelaksanaannya sensus dikirim lebih dari
pukul 08.00 WIB bahkan sampai lewat beberapa hari baru dikirimkan.Hal ini
harian rawat inap bersama dengan dokumen rekam medis yang telah selesai
pelayanan.
Sedangkan masih ada beberapa dokumen rekam medis yang belum lengkap,
perawat akan menunggu hingga dokumen rekam medis dapat dilengkapi. Hal ini
harian rawat inap juga disebabkan karena perawat bangsal yang selama ini
mengantarkan sensus harian rawat inap ke bagian rekam medis merasa tidak masuk
91
dalam jobdescribe seorang perawat. Beban kerja perawat bengsal juga dapat
menyebabkan pengiriman sensus harian rawat inap ke bagian rekam medis terlambat.
sensus harian rawat inap dilakukan oleh petugas rekam medis.oleh karena itu
sebaiknya petugas rekam medis dapat ikut turut serta dalam pengambilan sensus
KESIMPULAN
sensus harian rawat inap belum dijalankan sepenuhnya saat pengiriman sensus harian
2. Sumber data dalam pembuatan sensus harian rawat inap adalah buku register
pelayanan rawat inap. 3. Cara pembuatan sensus harian rawat inap di RSUD Pandan
keterlambatan pengiriman sensus harian rawat inap dari bangsal ke bagian rekam
medis adalah belum adanya pembagian kerja yang jelas antara perawat bangsal
dengan petugas rekam medis dalam pengembalian sensus harian rawat inap.
92
DAFTAR PUSTAKA
Graha Ilmu.
Setia.
Kemenkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1171/
Menkes/ Per/ VI/ 2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian
Kesehatan.
Rineka Cipta.
Sudra R I. 2010.Statistik Rumah Sakit Dari Sensus Pasien & Grafik Barber –
Indikator Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto
Ngawi
Karanganyar1
ABSTRAK
Berdasarkan survey pendahuluan di RSUD dr. Soeroto Ngawi tentang SHRI. Dapat
diketahui bahwa penggunaan SHRI tidak maksimal sehingga keberadaannya hanya sebagai
pelengkap atau formalitas, yang sebenarnya bila di fungsikan dan dimanfaatkan secara
maksimal dapat digunakan untuk pembuatan pelaporan serta indikator pelayanan rumah
sakit yang digunakan untuk perencanaan yang akan dilakukan oleh pihak menajemen. Baik
dalam hal peningkatan mutu pelayanan, penambahan tenaga medis, kinerja dokter dan
perawat, penambahan peralatan medis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pemanfaatan
data sensus harian rawat inap yang digunakan untuk pelaporan indikator pelayanan rawat
inap di RSUD dr. Soeroto Ngawi Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan
restropektif dan metode pengumpulan data dengan observasi dan wawancara yang dianalisis
secara deskriptif. Obyeknya penelitian adalah kebijakan pemanfaatan data SHRI dan
pemanfaatan data SHRI udah terlampir pada BPPRM RSUD dr. Soeroto Ngawi tetapi tidak
ada prosedur tetap tentang pemanfaatan data SHRI. Pihak yang mengolah data SHRI adalah
petugas analising reporting. Data yang digunakan oleh petugas analising reporting untuk
94
pembuatan Indikator Pelayanan Rawat Inap hanya Hari Perawatan dan Lama Dirawat Pasien
sebagai dasar penghitungan BOR, AvLOS, TOI sedangkan BTO diambil dari register pasien
rawat inap. Laporan dibuat dengan perhitungan secara manual dan komputerisasi disajikan
berbentuk Tabel, Grafik Trend, Grafik Batang, Grafik Barber Johnson. Pihak yang
memanfaatkan informasi indikator pelayanan rawat inap adalah management rumah sakit,
dokter/mahasiswa, peneliti, badan akreditasi, dinas kesehatan. Pemanfaatan data SHRI tidak
dilaksanakan secara maksimal karena data yang dihasilkan tidak akurat sesuai aslinya,
Disebabkan tidak adanya prosedur tetap dan petunjuk tertulis tentang pengisian sensus harian
serta sumber data pembuatan pelaporan. Saran dari penelitian ini adalah membuat Prosedur
Tetap dan Petunjuk Tertulis (lampiran 6 dan 7) yang jelas khususnya untuk mekanisme
Kepustakaan : 14 (1995-2010)
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rekam Medis
pengobatan, terapi serta tindakantindakan yang diberikan pada pasien selama dirawat
di rumah sakit.
1) Kepentingan yang dapat membantu pihak pasien untuk kepentingan hukum atau
klaim asuransi.
hukum harus memperhatikan berita acara yang berlaku dan bila untuk kepentingan
yang dapat membantu pihak lain harus terdapat ijin dari pasien yang bersangkutan. 3)
kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakkan etika kedokteran dan etika
kedokteran gigi.
pada ayat (1) C yang menyebutkan identitas pasien harus mendapat persetujuan
secara tertulis dari pasien atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya.
a) Untuk pembuatan makalah, riset, dan lain-lain oleh seorang dokter atau tenaga
kesehatan lainnya.
99
bagi pasien untuk mendapatkan perawatan lanjutan di rumah sakit lain atau institusi
3) Asuransi Rumah sakit harus menyediakan formulir surat kuasa yaitu tanda
4) Hukum Dibutuhkan oleh individu dan organisasi yang secara hukum berhak
dan tercatat dalam formulir rekam medis harus dianggap sebagai dokumen rekam
rekam medis yang telah dilegalisasi atas permintaan pengadilan. Bila diminta aslinya
harus ada permintaan secara tertulis dan pada saat diserahkan harus ada bukti tanda
terima dari pengadilan pada setiap lembar rekam medis yang diserahkan. (Shofari, B.
2002)
1. Pengertian Statistik Kata Statistik berasal dari status atau negara yang mencakup
3 pengertian yaitu sebagai ilmu, kegiatan dan data (Chandra, B. 1995). Kata statistik
dapat diartikan dalam berbagai macam arti , salah satu arti telah disebutkan dan arti
dalam angka. Statistik dapat juga diartikan sebagai hasil dari perhitungan seperti
100
rerata, median, standar deviasi, dan lain-lain. 2. Pengertian Statistik Rumah Sakit
angka-angka yang memberikan gambaran yang wajar dari seluruh ciri-ciri kegiatan
Secara umum statistik adalah disiplin ilmu yang mempelajari metode dan
prosedur pengumpulan, penyajian, analisa dan penyimpulan suatu data mentah, agar
menghasilkan informasi yang lebih jelas untuk keperluan suatu pendekatan ilmiah
deskriptif dan statistik inferensial. Statistik rumah sakit adalah statistik kesehatan
yang bersumber pada data rekam medik sebagai informasi kesehatan yang digunakan
untuk memperoleh kepastian bagi praktisi kesehatan, manajemen dan tenaga medis
menggunakan dan mengolah sumber data dari pelayanan kesehatan di rumah sakit
3. Manfaat Statistik Rumah Sakit Ada beberapa manfaat statistik rumah sakit
diantaranya adalah:
a. Untuk membandingkan kinerja rumah sakit yang dulu dan yang akan
datang.
c. Menilai kinerja petugas rumah sakit (rekam medis, perawat, dokter dan
tenaga lain).
e. Riset (Penelitian).
data yang dikiumpulkan setiap hari dari pasien rawat inap dan rawat jalan. Data
tersebut berguna untuk memantau perawatan pasien setiap hari, bulan, dan lainlain.
pendapatan dan pengeluaran dari pasien oleh pihak manajemen rumah sakit.
1) BOR (Bed Occupancy Rate / percentage bed occupanpcy) Bed Occupancy Rate
Tidur pada satuan waktu tertentu di Unit Rawat Inap (bangsal). Standard nilai ideal
lebih dari 85 % maka pelayanan yang dijalankan oleh dokter, perawat dan tenaga
kesehatan lain kurang efektif, hal tersebut dapat dikarenakan : a) Beban kerja tinggi b)
102
Ruang kerja terbatas namun penggunaan Tempat Tidur yang berlangsung secara
terus – menerus.
tingkat penggunaan Tempat Tidur suatu rumah sakit. Angka BOR yang rendah
(Average Length Of Stay) Average Length Of Stay disebut juga lama dirawat
merupakan jumlah hari kalender dimana pasien mendapatkan perawatan rawat inap
di rumah sakit, sejak tercatat sebagai pasien rawat inap (admisi) hingga keluar dari
rumah sakit (discharge). Kondisi pasien keluar bisa dalam keadaan hidup maupun
mati. Jadi pasien yang belum keluar dari rumah sakit belum bisa dihitung hari Lama
dirawatnya. Nilai ideal menurut DepKes RI untuk AvLOS adalah ± 3 – 12 hari. Total
dari lama hari rawat dapat diartikan sebagai jumlah hari rawat yang didapat pada
1. Pengertian Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Sensus harian pasien rawat inap
adalah kegiatan pencacahan/ penghitungan pasien yang dilakukan setiap hari pada
suatu ruang rawat inap. Berisi tentang mutasi keluar masuk pasien selama 24 jam
mulai dari pukul 00.00 sampai dengan 24.00 2. Tujuan Untuk memperoleh informasi
103
semua pasien yang masuk dan keluar Rumah Sakit selama 24 jam. 3. Kegunaan a.
Untuk mengetahui jumlah pasien masuk, pasien keluar Rumah Sakit, meninggal di
Pelaksanaan
b. Perawat atau Bidan yang memutasikan pasien atau petugas yang ditunjuk oleh
kepala perawat ruang rawat inap melaksanakan pengisian sensus harian sesuai
c. Formulir sensus harian disediakan oleh unit pencatatan medik Rumah Sakit. 5.
Mekanisme Pengisian
a. Sensus harian diisi segera setelah pasien masuk ruang rawat, pindah
b. Sensus Harian untuk satu hari ditutup jam 24.00 dan sesudah itu dibuat
c. Jika ada pasien masuk Rumah Sakit atau keluar atau meninggal sesudah
jam 24.00 maka harus dicatat pada formulir sensus harian berikutnya.
104
menghitung dan merekap jumlah pasien rawat inap selam satu bulan yang diterima
dari masing-masing ruang rawat inap. 2. Tujuan Untuk memperoleh informasi semua
pasien yang dirawat di Rumah Sakit selama satu bulan secara keseluruhan maupun
a. Untuk mengetahui jumlah pasien dirawat selama satu bulan atau satu
triwulan.
c. Merupakan data dasar mengenai pasien rawat inap yang perlu dilaporkan
Tanggung Jawab a. Kepala unit pencatatan medik Rumah Sakit bertanggung jawab
b. Staff Unit Perekam Medis yang ditunjuk oleh Kepala Unit Pencatatan
Inap.
c. Formulir Unit Perekam Medik Rumah Sakit sesuai dengan format yang
telah ditetapkan.
5. Mekanisme
membuat rekapitulasi pasien Rawat Inap setiap bulan yang kemudian dijumlahkan
E. Analising/ Reporting
1. Bagian Analising/ Reporting adalah salah satu bagian dalam unit rekam medis
a. Mengumpulkan data kegiatan rumah sakit dari sensus harian yang dicatat oleh unit
pelanyanan pencatatan data kegiatan rumah sakit, sensus harian sebagai dasar
b. Merekap sensus harian sebagai dasar laporan kegiatan rumah sakit (RL_1).
c. Mengumpulkan dan mengolah data penyakit pasien rawat jalan dan rawat inap
menurut golongan umur dan menurut jenis kelamin, serta jumlah pasien mati untuk
mengenai jumlah kasus baru menurut golongan umur dan menurut jenis kelamin dari
mortalitas.
e. Mengumpulkan dan mengolah data inventaris rumah sakit sebagai dasar laporan
(RL_4)
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah deskriptif yaitu penelitian yang hasilnya
dalam penelitian ini adalah metode observasi yaitu metode penelitian pengumpulan
data dengan cara pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Pendekatan
yang digunakan adalah secara retrospektif yaitu penelitian pada tingkat penggunaan
B. Definisi Istilah
3. Pemanfaatan data sensus harian rawat inap adalah proses, cara dan
perbuatan yang menjadikan data medis memiliki nilai guna atau faedah untuk
digunakan dan di laporkan seperti indikator pelayanan, jumlah sarana dan prasarana.
perolehan, kinerja pelayanan rawat inap yaitu BOR, AVLos, TOI, BTO, NDR, GDR
(Hatta, G.2008).
mekanisme pemanfaatan data rekam medis Sensus Harian Rawat Inap (SHRI).
Subyek petugas analisisng reporting unit rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah
1. Instrumen Penelitian
mengamati objek yang diteliti secara langsung pada saat penelitian, digunakan untuk
mendapatkan data:
109
4) Penyajian dan manfaat indikator pelayanan rawat inap untuk rumah sakit
tanya jawab langsung dengan nara sumber untuk mendapatkan data mengenai
prosedur pengunaan dan pemanfaatan data medis Sensus Harian Rawat Inap (SHRI).
Nara sumber dalam penelitian ini adalah petugas analising & reporting dan petugas
rawat inap.
obyek penelitian khususnya pemanfaatan data rekam medis sensus harian rawat inap
b. Wawancara Wawancara yaitu cara yang digunakan jika sumber atau responden
2. Analisis Data Analisis yang digunakan adalah deskriptif yaitu memaparkan hasil-
teori-teori yang terkait dan selanjutnya ditarik suatu kesimpulan tanpa melakukan uji
Menurut Prosedur Tetap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi
Sensus Harian Rawat Inap, sensus harian pasien rawat inap adalah kegiatan
pencacahan/ penghitungan pasien yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang
meninggal, jumlah lama dirawat dan sisa pasien yang dirawat dalam 24 jam.
Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto
pengisian Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) di Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Soeroto Ngawi pada form keluar, masuk, penderita yang dipindahkan ke
ruang lain, penderita pindahan dari ruang lain, meninggal < 48 jam,
meninggal ≥ 48 jam, berisi sama yaitu nomor register, nama penderita, bagian
dan ruang rawat inap, manfaat Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) di Rumah
1) Untuk mengetahui jumlah pasien masuk, pasien keluar Rumah Sakit, meninggal di
Rumah Sakit.
4) Data yang terdapat dalam Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Berdasarkan
8) Jumlah pasien sisa per bangsal dan kelas perawatan d. Rekapitulasi RP.1
Dari data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) selanjutnya di rekap ke dalam Formulir
bertujuan untuk menghitung dan merekap jumlah pasien rawat inap selama satu
bulan yang diterima dari masing-masing ruang rawat inap. Dengan tujuan untuk
memperoleh informasi semua pasien yang dirawat di Rumah Sakit selama satu bulan
yang dilaporkan dalam laporan triwulan secara keseluruhan maupun pada masing-
masing ruang rawat inap, yang diperlukan bagi perencanaan, pengawasan, pelaporan
atau penilaian kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Ngawi dr. Soeroto. Dari RP.1
kemudian data diolah dalam bentuk statistik rumah sakit yang terdiri dari beberapa
B. Pembahasan
1. Kebijakan rumah sakit tentang sumber data pelaporan Sensus Harian Rawat Inap
(SHRI).). Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi sudah memiliki kebijakan
tentang pemanfaatan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) yang tertulis dalam
Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis yang dibuat oleh pihak Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi yang menyatakan bahwa “sensus harian dan
register pasien rawat jalan dan rawat inap merupakan dasar dalam pelaksanaan
pembuatan laporan rumah sakit“. Dari petunjuk kebijakan yang tertulis dalam Buku
Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto
Ngawi semua pelaporan sudah dibuat dan dilaksanakan oleh pihak rumah sakit.
2. Pihak yang mengelola data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Sensus Harian
Rawat Inap (SHRI) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi dikelola oleh
petugas analising reporting Hal itu sudah sesuai dengan Prosedur Tetap Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi tentang Pengumpulan Sensus Harian Rawat Inap
(lampiran 3), yang menyatakan bahwa, “Dilakukan proses rekapitulasi pasien rawat
inap harian dan bulanan oleh petugas rekam medis kemudian dikumpulkan untuk
bahan pelaporan kegiatan rumah sakit“, tetapi pada kutipan tersebut tidak
observasi di lapangan dan wawancara pada petugas analising reporting hal tersebut
diserahkan kepada Kepala Bagian Rekam Medis untuk menunjuk anggotanya sesuai
2006 tentang bahwa tugas pokok analising reporting salah satunya adalah
mengumpulkan data kegiatan rumah sakit dari sensus harian yang dicatat oleh unit
pelanyanan pencatatan data kegiatan rumah sakit, sensus harian sebagai dasar
3. Pengolahan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk pelaporan indikator
pelayanan rawat inap Ada pun Prosedur Tetap Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Soeroto Ngawi tentang Pengumpulan Sensus Harian Rawat Inap (lampiran 3) hanya
memuat tentang teknis pengumpulan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI), dalam
A. Simpulan
1. Kebijakan rumah sakit tentang sumber data pelaporan Sensus Harian Rawat Inap
Medis yang dibuat oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi yang
2. Pihak yang mengolah data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Pihak yang
mengolah data sensus harian rawat inap (SHRI) di serahkan kepada Kepala Bagian
Rekam Medis yang menunjuk petugas analising reporting atau anggotanya sesuai
3. Pengolahan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk pelaporan indikator
Pengolahan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) di Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Soeroto Ngawi dapat menghasilkan pelaporan indikator rawat inap yaitu BOR
(Bed Occupancy Rate), AvLOS (Average Length Of Stay), TOI (Turn Over Interval).
Untuk BTO (Bed Turn Over) dan indikator pelayanan rawat inap yang lain tidak di
hitung berdasarkan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) karena data sensus harian
penyerahan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) serta tidak ada adanya petunjuk
4. Penyajian dan manfaat indikator pelayanan rawat inap untuk rumah sakit Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi, membuat pelaporan dengan perhitungan
secara manual dan komputerisasi disajikan data yang berbentuk Tabel, Grafik Trend,
Grafik Batang, Grafik Barber Johnson (lampiran 11-13). Dari penyajian data
tersebut rumah sakit dapat mengetahui perolehan hasil pelayanan dari tahun ke tahun
dan dapat mengetahui intregrasi data antar unit pelayanan, dengan Grafik Barber
Johnson rumah sakit dapat mengetahui efisiensi penggunaan tempat tidur, Manfaat
dari pembuatan indikator pelayanan rawat inap untuk rumah sakit, adalah: a) Sebagai
tingkat kematian dan kepuasan pasien rawat inap 5. Pihak yang memanfaatkan
B. Saran
rawat inap dapat melaksanakan pembuatan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) secara
benar dan menghasilkan data yang akurat untuk dimanfaatkan dalam penghitungan
indikator pelayanan rawat inap ( Usulan prosedur tetap pada pengisian Sensus
tetap tentang Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk petugas rawat inap utamanya
dilaksanakan petugas setiap hari dan sesuai keadaan aslinya agar tidak perlu lagi
mencocok kan data dengan register pasien rawat inap dan tidak menambah beban
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. RI. 2003. Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia (sistem Pelaporan
Depkes RI. 2005. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan Dan Penyajian Data Rumah
DepKes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah
Kesehatan RI.
Undang – Undang Praktik Kedokteran RI No. 29 Tahun 2004 Pasal 46 ayat (1),
untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Hal 8, 43, 53-4
Depkes. RI. 2003. Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia (sistem Pelaporan
Depkes RI. 2005. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan Dan Penyajian Data Rumah
DepKes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah
Kesehatan RI.