Anda di halaman 1dari 138

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

TINJAUAN PELAKSANAAN SENSUS HARIAN

RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

MOCH.ASRIANSYAH.ISKANDAR
NIM.17.03.055

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

MAKASSAR 2020
KARYA TULIS ILMIAH
LITERATUR REVIEW

TINJAUAN PELAKSANAAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan

Program Studi Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Disusun dan diajukan oleh

MOCH.ASRIANSYAH ISKANDAR
NIM. 1703053

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

MAKASSAR 2020

i
KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW
TINJAUAN PELAKSANAAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP

Disusun dan diajukan oleh

MOCH.ASRIANSYAH.ISKANDAR
NIM. 17.03.055
Menyetujui
Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Hamsiah Hamzah, SKM, M. Kep Muh.Erwin Rosyadi.S, S.Kom, SKM, M.Kes

Mengetahui,

Ketua Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

STIKes Panakkukang Makassar

Syamsuddin, A.Md.PK, SKM, M.Kes

ii
KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

TINJAUAN PELAKSANAAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP

Disusun dan diajukan oleh

MOCH.ASRIANSYAH.ISKANDAR
NIM. 17.03.055
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 18 November 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Hamsiah Hamzah, SKM, M. Muh.Erwin Rosyadi.S, S.Kom, SKM, M.Kes

Ketua STIKES Ketua Program Studi D3 Rekam

Panakkukang Makassar Medis dan Informasi Kesehatan

Dr. Ns. Makkasau, M.Kes Syamsuddin, A.Md.PK, SKM, M.Kes

iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian

Komprehensif Program Studi D3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKES

Panakkukang Makassar, pada tanggal (18, November 2020)

Makassar, 18 November 2020

Tim Penguji:

Penguji I : Hj. Hamsiah Hamzah, SKM, M. Kep (… …)

Penguji II : Muh.Erwin Rosyadi.S, S.Kom, SKM, M.Kes (… ….)

Penguji III : Agustina, A.Md.RMIK, SKM, M.kes (… …)

iv
SURAT PERNYATAAN KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Moch.Asriansyah.Iskandar

NIM : 17.03.055

menyatakan dengan sebenarnya bahwa Judul Karya Tulis Ilmiah ini sebagai berikut :

TINJAUAN PELAKSANAAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP

Merupakan Karya Tulis yang saya buat sendiri dan bukan merupakan bagian dari

Karya Tulis orang lain. Bilamana ternyata pernyataan ini tidak benar, kami sanggup

menerima sanksi akademik yang ditetapkan oleh STIKes Panakkukang Makassar.

Makassar, 18 November 2020

Mengetahui Yang membuat pernyataan

Ketua Prodi D3 RMIK

Syamsuddin, A.Md.PK, S.K.M, M.Kes Moch.Asriansyah.Iskandar

NIK. 093.152.02.04.026 NIM 17.03.055

v
ABSTRAK

MOCH.ASRIANSYAH.ISKANDAR : LITERATURE REVIEW TINJAUAN PELAKSANAAN


SENSUS HARIAN DIRAWAT INAP.
PEMBIMBING : Hj.Hamsiah Hamsah Dan. : Muh.Erwin Rosyadi. (xvii +53 halaman+4 tabel+1
gambar+4 lampiran)

Latar Belakang : Penyelenggaraan pelaporan merupakan salah satu bagian pelayanan kesehatan yang
bertujuan untuk menunjang tertib administrasi dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.Laporan digunakan untuk mengetahui gambaran tentang keadaan pelayanan rumah sakit,
menilai pelayanan rumah sakit, dan digunakan oleh manajemen rumah sakit untuk pengambilan
keputusanTujuan : Mengetahui pelaksanaan sensus harian rawat inap yang digunakan untuk
pelaporan indikator pelayanan rawat inap. Metodologi : Desaian literature riview dengan
mnggunakan motode contras atau melihat perbedaan, pencarian database di google scholer, dari 5
jurnal yang disimpulkan. Hasil : beberapa pelaksaan sensus harian sudah efisien dan prosedur
pelaksanaan sensus harian sudah sesuai. Kesimpulan : Pelaksanaan Sensus harian Rawat Inap Rumah
Sakit, Pelaksanaan Sensus harian rawat inap sudah efisien dimana dari 5 penelitian, 4 penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan sensus harian rawat inap sudah efisien, sedangkan 1 penelitian
lainnya menunjukkan bahwa pelaksanaan sensus harian rawat inap belum efisien, sebabnya
pelaksanaan sensus harian rawat inap setiap bangsal tidak sesuai dengan SPO yang disepakati oleh
rumah sakit

Kata Kunci : Tinjauan pelaksanaan sensus harian rawat inap

vi
ABSTRACT

MOCH. ASRIANSYAH. ISKANDAR : LITERATURE REVIEW REVIEW OF THE


IMPLEMENTATION OF THE DAILY CENSUS HOSPITALIZED. MENTOR : Hj. Hamsiah
Hamsah AND Muh. Erwin Rosyadi.
(xvii+53 page+4 table+1 picture+4 attachment)

Background: The implementation of reporting is one part of health services that aims to support the
orderly administration in improving the quality of health services. Reports are used to find out an
overview of the state of hospital services, assess hospital services, and are used by hospital
management for decision making. Objective : To know the implementation of the daily census of
inpatients used for reporting indicators of inpatient services. Methodology : review of the design
literature using the contral methol of see the difference, search database on google schooler, from 5
jounals that were locked. Conclusion : The implementation of the daily Census hospital inpatients,
the implementation of the daily census of hospitalization has been efficient where from 5 studies, 4
studies show that the daily census implementation of hospitalization is efficient, while 1 other
research shows that the implementation of the daily census of hospitalization has not been efficient,
this is why the daily inpatient cencus of each ward is not in accprdance with the SPO agreed by the
hospital.

Keywords : Review of the implementation of the daily census outpatient

vii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala

limpahan rahmat dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

yang berjudul “ Literature Review: Tinjauan Pelaksanaan Sensus Harian Dirawat

Inap Rumah Sakit”.

Dalam penyusunan tugas akhir ini ada pun kesulitan saat meneliti namun

berkat bantuan maka smua kesulitan dan hambatan dapat teratasi, oleh karena itu

penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang setulusnya terkhusus rasa

syukur ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan tiada henti-hentinya kepada

kedua orang tua tercinta bapak Iskandar Hasan dan Hadija Kasim dan saudara-

saudaraku rachmattullah iskandar, Belinda Mahmud, dan Arafah Iskandar yang

selalu ada untukku menemani dan mendoakan setiap langkahku, serta keluarga

besarku yang telah memberikan dukungan moral dan doa yang tulus serta kasih

saying yang tiada hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan

terkhusus kepada Hj. Hamsiah Hamzah, SKM, M.Kep, selaku pembimbing I bapak

Muh. Erwin Rosyadi, S.Kom, SKM.M.Kes, selaku pembimbing II serta ibu Agustina,

A.Md.RMIK, selaku penguji yang senantiasa meluangkan waktu dan pikiran dalam

memberi bimbingan selama proses penulisan karya tulis ilmiah dan tak lupa pada

pula saya haturkan ucapan terima kasih tak terhingga ke semua pihak.

viii
1. H. Sumardin Makka, S.KM, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Perawat Sulawesi

Selatan.

2. Dr. Ns. Makkasau, M.Kes. M.EDN, selaku Ketua STIKES Panakukkang

Makassar.

3. Syamsuddin, A.Md.PK, SKM,M.Kes, selaku Ketua Program Studi D3 Rekam

Medis dan Informasi Kesehatan STIKES Panakkukang Makassar.

4. Bapak/Ibu dosen dan seluruh staf teknis dan administrasi STIKES Panakkukang

Makassar Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan yang telah

memberikan ilmu, pengetahuan, dan bantuan kepada penulis selama tiga (3) tahun

menempuh pendidikan di STIKES Panakkukang Makassar.

5. Teman-teman mahasiswa D3 angkatan 2017 STIKES Panakkukang Makassar.

Akhir kata, semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis pada

khususnya dan pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.Aamiin ya

Robbal alamin.

Makassar, 21 oktober 2020

Penulis

MOCH.ASRIANSYAH.ISKANDAR

ix
DAFTAR ISI

HAL

SAMPUL ......................................................................................................... i

PENGAJUAN JUDUL ................................................................................... ii

PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH ................................................. iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI .................................................................. iv

PERNYATAAN ............................................................................................. v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................... vii

PRAKATA ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Umum tentang Rumah Sakit .................................................... 7

B. Kajian Umum Rekam Medis................................................................ 8

x
C. Kajian Umum tentang Sensus Harian Rawat Inap ............................... 10

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian.................................................................................. 12

B. Pencarian Literature ............................................................................. 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil .................................................................................................... 21

B. Pembahasan ......................................................................................... 25

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 31

B. Saran..................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Strategi Pencarian Literature .............................................................. 14

Tabel 2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi............................................................... 14

Tabel 3 Ekstraksi Data Hasil Literature Review .............................................. 17

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Flow Penyeleksian Hasil Pencarian Literature ................ 15

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Kegiatan Penyusunan Tugas Akhir

Lampiran 2 : Artikel Yang Dirivew

Lampiran 3 : Riwayat Hidup

xiv
DAFTAR SINGKATAN

BOR : Bed Occupancy Ratio

BTO : Bed Turn Over

DEPKES : Departemen Kesehatan

GDR : Gross Death Rate

JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

MENKES : Menteri Kesehatan

NDR : Ned Death Rate

PMIK : Perekam Medis Informasi Kesehatan

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

TOI : Turn Over Interval

UU : Undang-Undang

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan baik secara mandiri

atau bersama-sama dalam sebuah organisasi yang ditujukkan kepada masyarakat,

keluarga ataupun perorangan dalam rangka memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan.

Terdapat beberapa institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan antara

lain rumah sakit, puskesmas, klinik dan dokter keluarga. Rumah sakit adalah

institusi penyelenggara pelayanan kesehatan yang paling kompleks karena

pelayanannya meliputi promosi kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit

serta memulihkan kondisi kesehatan pasien. Selain itu, menurut UndangUndang

Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 1 menjelaskan bahwa rumah sakit adalah institusi

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Direktorat

Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

2016).

Rumah sakit sebagai institusi penyelenggara pelayanan kesehatan harus

mampu memberikan pelayanan yang memadai dan memuaskan. Penyelenggaraan

pelaporan merupakan salah satu bagian pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk

menunjang tertib administrasi dalam meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan.Laporan digunakan untuk mengetahui gambaran tentang keadaan

1
2

pelayanan rumah sakit, menilai pelayanan rumah sakit, dan digunakan oleh

manajemen rumah sakit untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 52 ayat 1 bahwa setiap

rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan

penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen rumah

sakit (Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemeterian Kesehatan Republik

Indonesia, 2016).

Salah satu laporan yang dibuat oleh rumah sakit adalah laporan statistik

rumah sakit.Untuk bisa menghasilkan laporan statistik yang benar dan akurat maka

diperlukan pencatatan yang tepat dan lengkap pada sumber datanya.Sumber data

dalam pembuatan laporan statistik rumah sakit adalah sensus harian rawat

inap.Sensus harian pasien rawat inap berisi data mengenai jumlah pasien rawat

inap di suatu fasilitas pelayanan kesehatan.Pengisian sensus harian rawat inap

harus dilakukan secara cermat dan tepat agar bisa menghasilkan laporan yang

informatif dan akurat.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Kurniawan., Lestari., & Rohmadi.,

2010) tentang untuk Pelaporan Indikator Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit,

hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan data sensus harian tidak dilakukan

secara maksimal dikarenakan tidak disiplinnya pengisian Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI), tidak adanya prosedur tetap dan petunjuk teknis pengisian yang

menyebabkan isi dari sensus harian tidak sesuai dengan keadaanya sebenarnya.
3

Berdasarkan latar belakang diatas penulis, mengambil judul “Tinjauan

Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap Rumah Sakit.

Literature Review ini disintesis menggunakan metode naratif dengan

mengelompokkan data-data hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan hasil yang

diukur untuk menjawab tujuan.

Jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi kemudian dikumpulkan

dan dibuat ringkasan jurnal meliputi nama penulis, tahun terbit jurnal, judul jurnal,

tujuan jurnal, metode penulisan, dan hasil penulisan. Ringkasan jurnal penelitian

tersebut dimasukkan ke dalam table sesuai dengan variable yang dibuat. Untuk

lebih memperjelaskan analisis abstrak dan full text jurnal dibaca dan dicermati.

Ringkasan jurnal tersebut kemudian dilakukan analisis terhadap isi yang terdapat

dalam tujuan penelitian dan hasil/temuan penelitian. Data yang sudah terkumpul

kemudian dicari persamaan dan perbedaannya lalu dibahas untuk menarik

kesimpulan, berdasarkan hasil penulusuran pada Google Scholar dengan kata

kunci “Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap” peneliti menemukan 365 jurnal

yang sesuai dengan kata kunci tersebut.

Peneliti mengenai Pelaksanaan Sensus Harian di Rawat Inap sudah banyak

diteliti. Hasil penelitian (Gamelia, 2018) yang berjudul Tinjauan Pelaksanaan

Kegiatan Sensus Harian Rawat Inap dengan pemerintahan DepKes RI adalah

Sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali,

berasal dari setiap pasien yang datang untuk rawat inap setelah melakukan

pendaftaran dan masih tersedia ruang rawat inap yang dimaksud, petugas akan
4

mengantar pasien beserta data rekam medisnya ke ruang rawat tersebut. Pasien

diterima oleh petugas ruang rawat inap dan dicatat pada buku register rawat inap.

Sensus harian rawat inap dikirim oleh petugas bangsal ke bagian rekam medis

dengan menggunakan buku ekspedisi, pengirimannya dilakukan setiap dua hari

sekali atau bisa sampai satu minggu sekali. Petugas pelaporan di bagian rekam

medis melakukan rekapitulasi data sensus harian rawat inap untuk selanjutnya

diolah dan dihasilkan indikator rawat inap (BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR).

Setelah itu petugas rekam medis melaporkan ke direktur rumah sakit beserta

jajarannya untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

Berdasarkan survey awal menunjukkan bahwa pada buku ekspedisi, sensus

harian rawat inap dapat diketahui bahwa pengembalian sensus harian rawat inap di

bangsal dalam jangka waktu satu bulan terdapat 55% sensus harian yang terlambat,

yang seharusnya pengembalian dilaksanakan jam 08.00 tetapi beberapa bangsal

mengirimkan lebih dari satu hari atau bisa sampai satu minggu. Akibatnya di

bagian analising reporting mengalami kendala dalam pembuatan

laporan.Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil

judul tentang, “Tinjauan Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap di Rumah Sakit

Umum Daerah Pandan Arang Boyolali Tahun 2016”. Tujuan umum mengetahui

pelaksanaan sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan

Arang Boyolali Tahun 2016.


5

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan sensus harian rawat inap untuk sebagai pelaporan

indikator pelayanan rawat inap.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Mengetahui pelaksanaan sensus harian rawat inap yang digunakan untuk

pelaporan indikator pelayanan rawat inap.

2. Tujuan Khusus

Pelaksanaan sensus harian rawat inap di ruang rawat inap dan unit rekam

medis

a. Mengetahui ketepatan pengisian sensus harian sesuai dengan juknis

pengisian sensus harian rawat inap di rumah sakit

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Lahan

a. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan ketepatan pengisian sensus

harian rawat inap

b. Sebagai bahan akreditasi rumah sakit dengan adanya buku panduan

pelaksanaan sensus harian rawat inap.


6

2. Bagi Institusi

a. Sebagai referensi dan sumber pembelajaran ilmu rekam medis dan

informasi kesehatan khususnya mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan.

b. Sebagai bahan evaluasi belajar dalam peningkatan mutu pendidikan

khususnya di bidang rekam medis.

3. Bagi Peneliti

a. Sebagai tambahan pengalaman selama proses penelitian serta dapat

menambah pengetahuan tentang pelaksanaan sensus harian rawat inap.

b. Sebagai karya tulis yang digunakan untuk media penyalur aspirasi

guna memenuhi tugas akhir perkuliahan.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kajian Umum Tentang Rumah Sakit

Menurut Permenkes RI No. 340/Menkes/Per/III/2010 yang dimaksud

dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan maupun gawat darurat.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna.Pelayanan kesehatan paripurna adalah

pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatife.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 56

Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit dalam pasal 1 poin 3

disebutkan bahwa rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan

pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan

disiplin ilmu, golongan umur, jenis penyakit atau kekhususan lainnya.

Klasifikasi Rumah Sakit dikategorikan berdasarkan jenis pelayanan yang

diberikan (berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit Bab IV), yaitu:

1. Rumah Sakit Umum

Pada pasal 12 , rumah sakit umum diklasifikasikan menjadi:

a. Rumah Sakit Umum Kelas A

7
8

b. Rumah Sakit Umum Kelas B

c. Rumah Sakit Umum Kelas C

d. Rumah Sakit Umum Kelas D

2. Rumah Sakit Khusus

Pada pasal 12 , rumah sakit khusus diklasifikasikan menjadi:

a. Rumah Sakit Khusus Kelas A

b. Rumah Sakit Khusus Kelas B

c. Rumah Sakit Khusus Kelas C

B. Kajian Umum Rekam Medis

Rekam medis menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah

berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Dalam rekam medis banyak sekali data yang dapat diperoleh mulai dari data

sosial pasien yang berupa identitas pasien yang diperoleh ketika pasien mendaftar

dan data medis yang berupa informasi pemeriksaan pasien sejak pasien pertama

kali masuk rumah sakit hingga pasien keluar dari rumah sakit. Rekam medis

memiliki arti yang cukup luas, rekam medis bukan hanya berkas yang digunakan

untuk menuliskan data pasien akan tetapi rekam medis dapat juga digunakan untu

berbagai kepentingan seperti dalam pengambilan keputusan pengobatan pasien

Tujuan rekam Medis berdasarkan Hatta (1985) terdiri dari beberapa aspek

diantaranya aspek administrasi, legal, finansial, riset, edukasi dan dokumentasi,

yang dijelaskan sebagai berikut:


9

1) Aspek Administrasi. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

administrasi karena isinya meyangkut tindakan berdasarkan wewenang

dan tanggung jawab sebagai tenag medis dan paramedis dalam mencapai

tujuan pelayanan kesehatan.

2) Aspek Medis. Suatu berkas rekam Medis mempunyai nilai Medis, karena

catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengobatan /perawatan yang harus diberikan seorang pasien.

3) Aspek Hukum. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum

karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas

dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan

bahan bukti untuk menegakkan keadilan.

4) Aspek Keuangan. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang karena

isinya menyangkut data dan informasi yang dapat digunakan dalam

menghitung biaya pengobatan/tindakan dan perawatan.

5) Aspek Penelitian. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian,

karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan dalam

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

6) Aspek Pendidikan. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan,

karena isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan/

kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien.

Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran

di bidang profesi kesehatan.


10

7) Aspek Dokumentasi. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus

didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan

laporan sarana pelayanan kesehatan.

Fungsi rekam medis dijelaskan berdasarkan tujuan rekam Medis di atas,

yang dijelaskan sebagai berikut, yaitu sebagai:

1. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien;

2. Bahan pembuktian dalam perkara humum;

3. Bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan;

4. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan; dan

5. Bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan.

C. Kajian Umum Tentang Sensus Harian Rawat Inap

Sensus pasien merupakan aktifitas yang rutin dilaksanakan di rumah sakit.

Dalam konteks buku ini, sensus pasien difokuskan pada sensus pasien rawat inap.

Sensus pasien rawat inap berarti secara langsung menghitung jumlah pasien yang

dilayani di unit rawat inap tersebut. Jika pada sensus biasa (misalnya sensus

penduduk) yang dihitung adalah jumlah yang saat ini (saat sensus) benarbenar ada

(masih hidup), maka pada sensus harian rawat inap selain dihitung jumlah pasien

yang masih ada di unit tersebut juga dihitung jumlah pasien yang masuk dan

keluar pada hari yang sama dengan hari pelaksanaan sensus.

Sensus harian rawat inap adalah aktivitas yang rutin dilaksanakan di rumah

sakit yang menghitung jumlah pasien yang dilayani di unit rawat inap. Sensus
11

harian rawat inap dilaksanakan mulai pukul 00.00 hingga 24.00 oleh petugas yang

terdapat di bangsal perawatan. Petugas bangsal tersebut melakukan perhitungan

jumlah pasien yang masuk, pasien keluar, pasien pindahan atau dipindahkan,

pasien meninggal dan hari perawatan pasien. Data tersebut setiap bulannya akan

direkap dan dijadikan statistik pelayanan rumah sakit yang akan dilaporkan

kepada pihak-pihak yang berwenang.

Sensus rawat inap bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang ada di

pelayanan rawat inap itu sendiri.Kedua sensus tersebut dilakukan setiap hari untuk

mencatat kegiatan selama 24 jam. Sensus umumnya dilaksanakan sekitar tengah

malam (menjelang pukul 24.00), sebenarnya sensus boleh dilaksanakan jam

berapa saja asalkan jam sensus harus tetap atau konsisten dan seragam semua unit

pelaksanaan sensus

Ada pun tentang rekapitulasi data sensus harian yaitu formulir perantara

untuk menghitung dan merangkapa pasien rawat inap setiap hari yang di terima

setiap ruangan rawat inap. Kegunaaan tersebut untuk mengetahui jumlah pasien

yang di rawat pada harri bersangkutan, kegunaan yang lain untuk mengetahui

tingkat pegunaan tempat tidur dan merupakan data dasar mengenai pasien dirawat

pada hari yang bersangkutan yang harus dikirim pada direktur, bidan, perawatan,

dan unit yang memelurkan. Proses rekapitulasi data sensus harian dalam periode

( misalnya satu bulan ), selain sebegai tahapan menyatukan dan menjumlahkan

hasil dari sensus setiap hari juga sebagai langkah pencocokkan/mengverifikasi

data tersebut
12

Ada pun mekanisme rekapitulasi sensus harian rawat inap

a. Formulir rekapitulasi bulanan RP.1 merupakan fomulir standard

untuk membuat rekapitulasi pasien rawat inap setiap bulan yang

kemudian dijumlahkan untuk setiap triwulan

b. Formulir rekapitulasi bulanan RP.1 dibuat 1 lembar untuk masing-

masing jenis pelayanan rawat inap dan 1 lembar untuk keseluruhan

rumah sakit

c. Formulir rekapitulasi bulanan RP.1 diisi segara setelah formulir

rekapitulasi sensus harian selesai diisi secara lengkap

d. Formulir rekapitulasi RP.1 diisi sesuai dengan data yang terdapat

pada rekapitulasi sensus harian menurut jenis pelayanan

e. Formulir rekapitulasi bulanan RP.1 diisi setiap hari untuk setiap

lembar formulir RP.1 yang harus di buat masing-masing rumah

sakit. Formulir rekapitulasi RP.1 harus selesai setiap hari untuk

membuat tanggal laporan (Depkes,2005)


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian ini adalah literature review atau tinjaun pustaka. Studi

literature review adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan data atau sumber

yang berhubungan pada sebuah topik tertentu yang biasa ditemukan. metode yang

di gunakan adalah melihat perbedaan dari berbagai sumber seperti jurnal. Internet,

dan pustaka lainnya.

Pencarian literature

1. Kata Kunci

Kata kunci yang digunakan dalam pencarian jurnal ini diantaranya adalah

Pelaksanaan sensus harian rawar inap, Hal ini telah sesuai dengan judul yang

akan diangkat oleh peneliti yakni “Tinjauan pelaksanaan sensus harian di rawat

inap”.

2. Database Pencarian

Dalam menemukan jurnal yang terkait dengan judul yang akan diangkat

oleh peneliti.maka peneliti menggunakan database pencarian judul nasional

seperti Google scholar.

3. Strategi pencarian

Penelusuran artikel pada Google Scholar menggunakan kata kunci yang

dipiih yakni Pelaksanaan dan Sensus harian dirawat inap.Artikel atau jurnal yang

13
14

sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi diambil untuk selanjutnya di analisis

melalui analisis judul jurnal, tujuan penulisan, metode penulisan dan hasil

penulisan. Literature review ini mennggunakan literature terbitan tahun 2015-

2020 yang dapat diakses fulltext dalam format pdf kriteria jurnal yang di review

adalah artikel jurnal penelitian bahasa Indonesia dengan subjek manusia dewasa.

Jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi terdapat tema berhubungan

Pelaksnaan dengan sensus harian rawat inap kemudian dilakukan review

Tabel 1
Strategi pencarian Literature Review
DATABASE STRATEGI PENCARIAN JURNAL
Google Scholar Tinjauan pelaksanaan sensus harian rawat jalan

4. Kriteria inklusi dan ekslusi

Kriteria inklusi dan eksklusi yang diambil oleh peneliti sesuai dengan

judul yang diangkat oleh peneliti “ literature review tinjauan pelaksanaan

sensus harian rawat inap di rumah sakit “.

Tabel 2
Kriteria Inklusi dan Ekslusi
INKLUSI EKSKLUSI
Artikel tahun 2015-2020 full text Artikel abstrak
Mengidentifikasi pelaksanaan sensus Kelengkapan rekam
harian rawat inap di ruang rawat inap dan medis
unit rekam medis
Mengetahui ketepatan pengisian sensus Ketepatan waktu
harian sesuai dengan juknis pengisian pengisian sensus harian
sensus harian rawat inap di rumah sakit
15

5. Sintesis hasil literature

Literature review ini disintesis menggunakan metode naratif dengan

mengelompokan data-data hasil ekstraksi data yang sejenis sesuai dengan hasil

pencarian dari database (Google Scholer)

Jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria inkslusi kemudian dikumpulkan

dan dibuat ringkasan jurnal meliputi nama penulis, tahun terbit jurnal, judul jurnal,

tujuan penulisan, metode penulisan, dan hasil penulisan. Ringkasan jurnal

penelitian tersebut dimasukkan kedalam table sesuai dengan variable yang di buat

a. Hasil Pencarian Literature

Berdasarkan hasil pencarian jurnal pada database Google Scholar,

peneliti mendapatkan sejumlah jurnal sesuai dengan kata kunci dan strategi

pencarian yang telah dilakukan, dari sejumlah jurnal tersebut akan dilakukan

penyeleksian sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan.

Hasil seleksi artikel studi dapat digambarkan dalam Diagram Flow di bawah

ini
16

Mulai

Pilih database pencarian

literature

Masukkan kata kunci

pencarian Database pencarian


Hasil pencarian dari
1. Google scholar (n=55)
database(n=55)

Berdasarkan kriteria Dikeluarkan (n= 50)

inkluasi dan ekslusi, maka


- Artikel atau jurnal memuat PDF, full
jurnal yang
text, namun hasilnya tidak sesuai
Jurnal atau artikel yang

memenuhi kriteria

Selesai

Gambar 1 Diagram Flow Penyeleksian Hasil Pencarian Literature

Hasil literature review akan dijelaskan sesuai tema berikut :

1) Pelaksanaan sensus harian rawat inap di ruang rawat inap dan unit rekam

medis.

2) Menetahui ketepatan pengisian sensus harian sesuai dengan juknis

pengisian sensus harian rawat inap di rumah sakit


17

b. Daftar artikel yang masuk dalam kriteria

1) Tinjauan pelaksanaan kegiatan sensus harian rawat inap di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Salatiga

2) Tinjauan sensus harian rawat inap di rumah sakit Pandang Arang Boyolali

3) Tinjauan pengolahan sensus harian rawat inap di Unit Rekam Medis Rumah

Sakit Umum Daerah Waled Kabupaten Cirebon

4) Tinjauan pemanfaatan data sensus harian rawat inap di rumah sakit umum

Muhammadiyah Kabupaten Ponorogo

5) Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk pelaporan rumah

sakit umum daerah Dr. Soeroto Ngawi


18

6. Ekstraksi data

Tabel 3
Ekstraksi data.
No Judul, Nama Desain Mengidentifikasi Populasi sampel Mengetahui ketepatan pengisian
peneliti (author), penelitian pelaksanaan sensus sensus harian sesuai dengan juknis
tahun harian rawat inap di pengisian sensus harian rawat inap
ruang rawat inap dan di rumah sakit
diunit rekam medis
1. Tinjauan Deskriptif Kurang efektif Metode pengambilan Secara manual di hitung jumlah

Pelaksanaan dan data dengan wawancara pasien setiap bangsal, jumlah

Kegiatan Sensus kualitatif dan observasi pasien dirawat, tetapi pelaksanaan

Harian Rawat partisipasi aktif. Sampel sensus harian setiap bangsal tidak

Inap Di Rumah yang digunakan bangsal sesuai dengan SPO rrumah sakit

Sakit Umum flamboyan RSUD Kota

Daerah Kota Salatiga selama dua

Salatiga (2015) minggu.

2. Tinjauan Deskriptif Kurang efekif petugas bangsal atau Sensus harian rawat inap dibuat

pelaksanaan perawat bangsal dan rangkap tiga yaitu, 1 lembar untuk


19

sensu harian petugas analising subbag catatan medik, 1 lembar

rawat inap di reporting. Obyek untuk P2RN. Tetapi pelaksanaan

rumah sakit penelitian ini adalah belum sepenuhnya di jalankan dan

Pandan Arang pelaksanaan SHRI di unit rekam mdis

Boyolali (2016)

Igustin

Budiyanti Yusuf

3. Tinjauan deskriptif Efektif accidental sampling sensus harian rawat inap RSUD

pengolahan dimana peneliti Waled Bulan Juni tahun 2018

sensus harian mengambil sampel peneliti mengamati 67 sensus

rawat inap di yang kebetulan ada harian rawat inap dari 12 ruangan

unit rekam pada saat itu. 67 sensus selama 2 hari yakni mulai tanggal

medis Rumah harian rawat inap di 28 Juni – 29 Juni 2018.

sakit Umum Rumah Sakit Umum


20

Daerah Waled Daerah Waled

Kabupaten Kabupaten Cirebon.

CIREBON

(2018).

Desy

Fitriya,Hediyana

Yusuf.

4. Tinjuan deskriptif Efektif Sampel yang akan Pada Bulan Mei 2019 bangsal Siti

pemanfaatan diteliti pada penelitian Walidah dikunjungi 190 pasien

data sensus ini adalah petugas dengan pembagian kelas I , II , III,

harian rawat analising/reporting unit VK, Superior, VIP Standar dan

inap di Rumah rekam medis Rumah menghasilkan hari perawatan

sakit umu Sakit Umum berjumlah 537 hari perawatan

Muhammadiyah Muhammadiyah
21

Kabupaten Ponorogo.

PONOROGO

(2018) Hiskia

Yanuarius

Numberi

5. Analisis Deskriptif Efektif Subyek petugas Pengumpulan data pasien setiap

Pemanfaatan analisisng reporting unit bangsal lalu dikirim di bagian unit

Data Sensus rekam medis Rumah rekam medis lalu di lakukan

Harian Rawat Sakit rekapitulasi bulanan oleh petugas

Inap Untuk analising reporting bertujuan untuk

Pelaporan menghitung dan merekap jumlah

Indikator pasien setiap bangsal.

Pelayanan

Rawat Inap Di
22

Rumah Sakit

Umum Daerah

Dr. Soeroto

Ngawi (2016)

Agung

Kurniawan

TriLestari,

Rohmadi
23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada bab ini penulis mendeskripsikan beberapa sumber dari literature tentang Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap

dan di unit Rekam Medis. Penulis melakukan pencarian dan pengumpulan jurnal ilmiah pada periode tahun 2015-2020.

Berdasarkan hasil pencarian literature, penulis menemukan 11 jurnal yang memenuhi kriteria inklusi.Hasil penelitian tersebut

berhubungan dengan pelaksanaan sensus harian rawat inap. Adapun hasil literature yang penulis dapatkan disajikan

berdasarkan tabel penyajian hasil pencarian literature sebagai berikut:

Tabel 4.1
Penyajian Hasil Pencarian Literature
No Nama Penulis Nama Judul Metode (Design, Hasil Penelitian Sumber
(Tahun) Jurnal Populasi Variabel) Database
(Vol, No)
1. Elise Gamelia Jurnal Tinjauan Metode pengambilan Jumlah pasien selalu Google
(2015) rekam Pelaksanaan data dengan wawancara melebihi kapasitas tempat scholar
medis dan Kegiatan Sensus dan observasi partisipasi tidur bahkan sebanyak tiga
informasi Harian Rawat inap aktif. Sampel yang kali lipat dari kapasitas
24

kesehatan digunakan bangsal tempat tidur tersedia


Vol 1 flamboyan RSUD Kota
No 2 Salatiga selama dua
minggu.
2. Igustin Jurnal Tinjauan Petugas bangsal atau Dalam pembuatan sensus Google
Budiyanti rekam pelaksanaan sensus perawat bangsal dan harian rawat inap belum scholar
Yusuf (2016) medis harian rawat inap di petugas analising dijalankan sepenuhnya saat
Vol 8 No rumah sakit reporting. Obyek pengiriman sensus harian
2 penelitian ini adalah raawat inap dari bangsal ke
pelaksanaan SHRI bagian rekam medis karena
keterlambatan pengeriman
data sensus harian.
3. Desy Fitriya Jurnal Tinjauan pengolahan accidental sampling sensus harian rawat inap Google
(2018) rekam sensus harian rawat dimana peneliti RSUD Waled Bulan Juni Scholar
medis dan inap di unit rekam mengambil sampel yang tahun 2018 peneliti
informasi medis Rumah sakit kebetulan ada pada saat mengamati 67 sensus harian
kesehatan itu. 67 sensus harian rawat inap dari 12 ruangan
Vol 2 No rawat inap di Rumah selama 2 hari yakni mulai
2 Sakit Umum Daerah tanggal 28 Juni – 29 Juni
25

Waled Kabupaten 2018


Cirebon.
4. Hiskia Jurnal Tinjuan pemanfaatan Sampel yang akan diteliti Pada Bulan Mei 2019 Google
Yanuarius delima data sensus harian pada penelitian ini adalah bangsal Siti Walidah Scholar
Numberi harapn rawat inap di Rumah petugas dikunjungi 190 pasien
(2018) Vol 2 No sakit umu analising/reporting unit dengan pembagian kelas I ,
2 Muhammadiyah rekam medis Rumah II , III, VK, Superior, VIP
Kabupaten Sakit Umum Standar dan menghasilkan
PONOROGO Muhammadiyah hari perawatan berjumlah
Ponorogo. 537 hari perawatan
5. Agung Jurnal Analisis Subyek petugas Pengumpulan data pasien Google
Kurniawan kesehatan Pemanfaatan Data analisisng reporting unit setiap bangsal lalu dikirim Scholar
(2016) Vol IV No Sensus Harian Rawat rekam medis Rumah di bagian unit rekam medis
2 Inap Untuk Sakit lalu di lakukan rekapitulasi
Pelaporan Indikator bulanan oleh petugas
Pelayanan Rawat analising reporting
Inap Di Rumah Sakit bertujuan untuk menghitung
Umum Daerah Dr. dan merekap jumlah pasien
Soeroto Ngawi setiap bangsal.
26

Berdasarkan tabel diatas dalam penelitian Elise Gamelia (2015), terkait hasil

penelitian menunjukkan Pelaksanaan sensus harian rawat inap setiap bangsal tidak

sesuai dengan SPO yang telah disepakati oleh rumah sakit.

Dari penelitian Igustin Budiyanti Yusuf (2016), terkait hasil penelitian

menunjukkan bahwa prosedur tetap di RSUD Pandang Raya dalam pembuatan sensus

harian rawat inap belum di jalankan sepenuhnya saat pengiriman sensus harian rawat

inap dari bangsal ke bagian rekam medis.

Dari penelitian Desy Fitriya (2018) terkait penelitian menunjukkan Petunjuk

sensus harian rawat inap RSUD Waled Bulan Juni tahun 2018 peneliti mengamati 67

sensus harian rawat inap dari 12 ruangan selama 2 hari yakni mulai tanggal 28 Juni –

29 Juni 2018.

Dari penelitian Hiskia Yanuarius Numberi (2018)terkait penelitian

menunjukkan Para pegawai Pada Bulan Mei 2019 bangsal Siti Walidah dikunjungi

190 pasien dengan pembagian kelas I , II , III, VK, Superior, VIP Standar dan

menghasilkan hari perawatan berjumlah 537 hari perawatanmedis.

Dari penelitian Agung Kurniawan (2016) terkait penelitian menunjukkan

Pengumpulan data pasien setiap bangsal lalu dikirim di bagian unit rekam medis lalu

di lakukan rekapitulasi bulanan oleh petugas analising reporting bertujuan untuk

menghitung dan merekap jumlah pasien setiap bangsal.


27

B. Pembahasan

1.Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

Sensus pasien merupakan aktifitas yang rutin dilaksanakan dirumah

sakit.Dalam konteks buku ini, sensus pasien difokuskan pada sensus pasien rawat

inap.Sensus pasien rawat inap berarti secara langsung menghitung jumlah pasien

yang dilayani di unit rawat inap tersebut. Jika pada sensus biasa (misalnya sensus

penduduk) yang dihitung adalah jumlah yang saat ini (saat sensus) benarbenar ada

(masih hidup), maka pada sensus harian rawat inap selain dihitung jumlah pasien

yang masih ada di unit tersebut juga dihitung jumlah pasien yang masuk dan keluar

pada hari yang sama dengan hari pelaksanaan sensus.

Sensus harian rawat inap adalah aktivitas yang rutin dilaksanakan di rumah

sakit yang menghitung jumlah pasien yang dilayani di unit rawat inap.Sensus harian

rawat inap dilaksanakan mulai pukul 00.00 hingga 24.00 oleh petugas yang terdapat

di bangsal perawatan.Petugas bangsal tersebut melakukan perhitungan jumlah

pasien yang masuk, pasien keluar, pasien pindahan atau dipindahkan, pasien

meninggal dan hari perawatan pasien. Data tersebut setiap bulannya akan direkap

dan dijadikan statistik pelayanan rumah sakit yang akan dilaporkan kepada pihak-

pihak yang berwenang.

Sensus rawat inap bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang ada di

pelayanan rawat inap itu sendiri.Kedua sensus tersebut dilakukan setiap hari untuk

mencatat kegiatan selama 24 jam. Sensus umumnya dilaksanakan sekitar tengah


28

malam (menjelang pukul 24.00), sebenarnya sensus boleh dilaksanakan jam berapa

saja asalkan jam sensus harus tetap atau konsisten dan seragam disemua unit

pelaksanan sensus. Dari penelitian Igustin Budiyanti Yusuf (2016), terkait hasil

penelitian menunjukkan bahwa prosedur tetap di RSUD Pandang Raya dalam

pembuatan sensus harian rawat inap sudah di jalankan sepenuhnya saat pengiriman

sensus harian rawat inap dari bangsal ke bagian rekam medis.

Berdasarkan penelitian bahwa faktor yang menghambat pelaksanaan sensus

harian rawat inap dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga menghambat

pelaksanaan sensus harian

a. Jurnal yang mengetahui pelaksanaan sensus harian rawat inap

1) Elise Gamelia dengan judul penelitian tinjauan pelaksanaan kegiatan

sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga

(2015) dengan metode survei desktriptif dan kualitatif populasi yang

digunakan Di Rumah Sakit Umum Salatiga metode pengambilan data

dengan wawacara dan observasi partisipasi aktif, sampel yang digunakan

bangsal Flamboyan RSUD Kota Salatiga selama tiga minggu

2) Igustin Budiyanti Yusuf dengan judul Penelitian Tinjauan Pelaksanaan

Sensus Harian Rawat Inap Di Rumah Sakit Pandang Raya Boyolali

(2016) dengan metode penelitian survei Deskriptif populasi yang di

gunakan petugas bangsal atau perawat dan analising reporting untuk

meneliti pelaksanan sensus harian rawat inap (SHRI).


29

3) Desy Fitriya dengan judul penelitian Tinjauan Pengolahan Sensus Harian

Rawat Inap Di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Waled

Kabupaten CIREBON (2018) metode penelitian survei deskriptif populasi

yang digunakan accidental sampling dimana peneliti mengambil sampel

kebutulan ada pada saat itu 67 sensus harian rawat inap di rumah sakit

umum daerah waled kabupaten cirebon.

4) Hiskia Yanuarius Numberi dengan judul penelitian tinjauan pemanfaatan

data sensus harian rawat inap di Rumah sakit umu Muhammadiyah

Kabupaten PONOROGO metode penelitian survei deskriptif populasi

yang digunakan sampel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah

petugas analising/reporting unit rekam medis Rumah Sakit Umum

Muhammadiyah Ponorogo.

5) Agung Kurniawan dengan judul Analisis Pemanfaatan Data Sensus

Harian Rawat Inap Untuk Pelaporan Indikator Pelayanan Rawat Inap Di

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi metode penelitian survei

Deskriptif populasi sampel Subyek petugas analisisng reporting unit

rekam medis Rumah Sakit.

Yaitu dari 5 penelitian terdapat pada penelitian Elise Gamelia (2015), Igustin

Budiyanti Yusuf (2016), Desy Fitriya (2018), Hiskia Yanuarius Numberi (2018),

dan Agung Kurniawan (2016). Dimana hasil pada penelitian tersebut menyatakan

bahwa jika faktor yang menghambat pelaksanaan tersebut diantaranya masukkan

data dari petugas rawat inap/bangsal yang tidak tepat sehingga petugas analising
30

reporting bisa memanfaatkan data sensus harian rawat inap untuk di buat ke buku

register.

Hal ini tidak sejalan dengan Tujuan rekam Medis berdasarkan Hatta (1985)

terdiri dari beberapa aspek diantaranya aspek administrasi, legal, finansial, riset,

edukasi dan dokumentasi, yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Aspek Administrasi. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

administrasi karena isinya meyangkut tindakan berdasarkan wewenang

dan tanggung jawab sebagai tenag medis dan paramedis dalam mencapai

tujuan pelayanan kesehatan.

2) Aspek Medis. Suatu berkas rekam Medis mempunyai nilai Medis, karena

catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengobatan /perawatan yang harus diberikan seorang pasien.

3) Aspek Hukum. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum

karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas

dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan

bahan bukti untuk menegakkan keadilan.

4) Aspek Keuangan. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang

karena isinya menyangkut data dan informasi yang dapat digunakan

dalam menghitung biaya pengobatan/tindakan dan perawatan.

5) Aspek Penelitian. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian,

karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan dalam

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.


31

6) Aspek Pendidikan. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tentang

perkembangan/ kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan

kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai

bahan/referensi pengajaran di bidang profesi kesehatan.

7) Aspek Dokumentasi. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus

didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan

laporan sarana pelayanan kesehatan.

1. Masalah yang terjadi pada pelaksanaan sensus harian rawat inap (SHRI)

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa masalah yang dapat terjadi

di pelaksanaan sensus harian jika data yang di masukkan tidak tepat yaitu dari 5

penelitian terdapat pada penelitian Savitri Citra Budi (2015), Yastori (2019), Dina

Sonia, Mega Fibrinsari Priyaningrum (2018), Suhartinah, Tri Murni M, Novia J

(2019), dan Janatun rofi’ah (2015). Dimana hasil pada penelitian tersebut

menyatakan bahwa jika masalah yang akan terjadi jika data yang di masukkan ke

analising reporting tidak tepat.

Hal ini tidak sejalan dengan Tujuan rekam Medis berdasarkan Departemen

Kesehatan RI (1997) tentangperanan kegiatan sensus harian rawat inap dalam

rekam medis adalah sebagai data dalam kegiatan reporting dalam pembuatan

sensus harian rawat inap mengacu pada standar dan prosedur yang telah di
32

tentukan oleh direktur rumah sakit serta diolah dengan cepat, tepat dan akurat

sehingga dapat menghasilkan informasi yang berkualitas. Jika pengolahan data

sensus harian rawat inap tidak cepat, tepat dan akurat maka akan menyulitkan

tenaga rekam medis dalam proses pembuatan pelaporan rumah sakit sehingga

tidak dapat dipertanggung jawabkan.


31

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan 5 artikel yang di review di simpulkan bahwa :

Pelaksanaan Sensus harian Rawat Inap Rumah Sakit, Pelaksanaan Sensus harian

rawat inap sudah efisien dimana dari 5 penelitian, 4 penelitian menunjukkan bahwa

pelaksanaan sensus harian rawat inap sudah efisien, sedangkan 1 penelitian lainnya

menunjukkan bahwa pelaksanaan sensus harian rawat inap belum efisien.

B. Saran

1. Sebaiknya membuat prosedur tetap dan petunjuk yang mencangkup seluruh

kegiatan mekanisme pelaksanaan sensus harian rawat inap (SHRI), sehingga

petugas bangsal/rawat inap dapat melaksanankan pembuatan sensus harian

rawat inap (SHRI) secara benar dan menghasilkan data yang akurat untuk

memanfaatkan perhitungan indikator pelayanan rawat inap.

2. Perlu diadakannya sosilisasi petunjuk penulisan/pengisian dan prosedur tetap

tentang sensus harian rawat inap (SHRI) untuk petugas rawat inap utamanya

perawat atau bidan dalam mekanisme pelaksanaannya.

31
32

DAFTAR PUSTAKA

Fitriya, D. (2018). Tinjauan Pengolahan Sensus Harian Rawat Inap Di Unit Rekam
Medis Rumah Sakit Umum Daerah Waled Kabupaten CIREBON. jurnal
rekam medis dan informasi kesehatan, 1-4.
https://stikesmahardika.ac.id/jkm/index.php/JKM/article/view/73.

Gamelia, E. (2018). Tinjauan Pelaksanaan Kegiatan Sensus Harian Rawat Inap.


Jurnal rekam medis dan informasi kesehatan, 27-36. .

Kurniawan, A. (2010). Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap. Jurnal
kesehatan, 66-86.
https://ejurnal.stikesmhk.ac.id/index.php/rm/article/viewFile/10/8.

Numberi, H. Y. (2020). tinjauan pengolahan sensus harian rawat inap rumah sakit
umum daerah waled kabupaten cirebon. jurnal delima harapan , 73-85.
http://jurnal.akbidharapanmulya.com/index.php/delima/article/download/98/8
0.

RI, D. (2006). pedoman penyelanggaraan dan prosedur rekam medis rumaah sakit.
jakarta: kementrian kesehatan RI.

Yusuf, I. B. (2016). tinjauan pelaksanaan sensus harian rawat inap rumah sakit
pandang raya boyolali. jurnal rekam medis, 9-17.
https://ejurnal.stikesmhk.ac.id/index.php/rm/article/viewFile/283/257.

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit


33

L
A
M
P
I
R
A
N
34

TINJAUAN PENGOLAHAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP DI UNIT


KERJA REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALED
KABUPATEN CIREBON

( Review Of Daily Inpatient Census Processing In The Medical Record Unit Of


The Waled General Hospital Cirebon District )

Desy Fitriya1, Hediyana Yusuff2, Bayu Ajie P3 1,3Program Studi Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan, STIKes Mahardika Cirebon 2Program Studi Kesehatan
Masyarakat, STIKes Mahardika Cirebon e-mail: desyfitriya17@gmail.com

ABSTRACT
Background: Daily Inpatient Census (DIC) in the Waled General Hospital have
been running but in the calculation sometimes there are still errors in the final
number of patients who are still treated. When the DIC is given to the medical record
work unit, the reporting section checks the result of the census. If the officer finds an
error in the number of patients who are still being treated or others, the medical
record officer returns the DIC to the nurse. Purpose: This research was conducted to
find out the DIC processing in June 2018 in the Waled General Hospital (WGH).
Method: The research used descriptive survey research method. The population used
is the DIC at the WGH on June 2018 and uses accident sampling technique is which
amounted to 67 census. Measurements are carried out by DIC observation using a
checklist sheet. The study was conducted at the WGH Cirebon District on the 29-30
June 2018. Result: After observing for 2 days obtained 67 DIC and then
recapitulated and carried out the calculation of service indicators WGH June 28-29
with details of BOR 60,84 %, AvLOS 4 days, TOI 2 days, NDR 50,63 ⁄ , and GDR
126,58 ⁄ . Conclusion: The results of the calculation of 5 service indicators, the
BOR and TOI values are in accordance with the standards, but the AvLOS, NDR and
GDR values are not in accordance with the standards. The resulting information can
be used for various purposes, planning, monitoring income, and spending on health
care facilities, knowing the performance of medical and non-medical personnel. The
research is expected to be developed by other, related to service quality based on
indicators of hospital service.

Keywords: Processing, Daily Census, Medical Record


35

PENDAHULUAN

Setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua

kegiatan penyelenggaraan rumah sakit. hal tersebut sesuai dengan ketentuan pasal 52

ayat (1) pada UndangUndang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit. Pencatatan tersebut juga merupakan bagian dari kewajiban rumah sakit

dalam tertib administrasi, yaitu membuat dan memelihara rekam medis. Unit yang

bertanggung jawab dalam membuat dan memelihara rekam medis adalah unit rekam

medis. Tugas unit rekam medis mulai dari pengumpulan data, pemrosesan data

hingga penyajian informasi (Budi, 2011). Pencatatan merupakan awal dari

pembuatan laporan. Pencatatan dalam hal ini bermula dari tempat penerimaan pasien.

Kemudian pencatatan tersebut berlanjut hingga pasien mendapatkan pemeriksaan,

pengobatan maupun tindakan di klinik bagi pasien rawat jalan atau di bangsal bagi

pasien rawat inap. Pengumpulan data di rumah sakit merupakan data yang

dikumpulkan dari pasien rawat jalan dan rawat inap yang berguna untuk memantau

perawatan pasien setiap hari, bulan dan lain-lain. Kegiatan pengumpulan data yang

dilakukan di rawat jalan maupun rawat inap disebut sensus harian. Sensus harian

dibedakan menjadi 2 yaitu sensus harian rawat jalan dan sensus harian rawat inap.

Sensus harian rawat jalan dilakukan untuk mengetahui jumlah kunjungan pasien

rawat jalan baru dan lama, jumlah pengunjung baru dan lama, jumlah kasus baru dan

lama, serta jumlah morbiditas rawat jalan. Sama halnya dengan rawat jalan sensus

harian rawat inap juga bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang ada di pelayanan
36

rawat inap itu sendiri. Kedua sensus tersebut dilakukan setiap hari untuk mencatat

kegiatan selama 24 jam. Sensus umumnya dilaksanakan sekitar tengah malam

(menjelang pukul 24.00), sebenarnya sensus boleh dilaksanakan jam berapa saja

asalkan jam sensus harus tetap atau konsisten dan seragam di semua unit pelaksana

sensus. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah Waled

kegiatan sensus harian rawat inap sudah berjalan namun dalam perhitungannya

terkadang masih terdapat kesalahan pada jumlah akhir pasien yang masih dirawat.

Ketika sensus harian rawat inap diberikan ke unit kerja rekam medis, petugas bagian

pelaporan mengecek kembali hasil sensusnya. Jika petugas menemukan kesalahan

dalam jumlah pasien yang masih dirawat atau yang lainnya, petugas rekam medis

mengembalikan sensus harian rawat inap tersebut ke perawat. Berdasarkan

permasalahan di atas peneliti ingin meninjau bagaimana pengolahan sensus harian

rawat inap di unit kerja rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Waled untuk

menghasilkan laporan yang cepat, tepat dan akurat.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei karena

tidak memberikan intervensi terhadap subjek maupun objek dalam penelitian ini.

Bersifat deskriptif karena bertujuan mendeskripsikan dan menguraikan bagaimana

pengolahan sensus harian di unit rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Waled

Kabupaten Cirebon. Variabel penelitian ini adalah pengolahan sensus harian rawat

inap di Rumah Sakit Umum Daerah Waled Kabupaten Cirebon. Populasi dalam
37

penelitian ini adalah seluruh sensus harian rawat inap bulan Juni tahun 2018 RSUD

Waled Kabupaten Cirebon. Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Metode pengambilan sampel yang digunakan

pada penelitian ini adalah accidental sampling dimana peneliti mengambil sampel

yang kebetulan ada pada saat itu. Sampel dalam penelitian ini adalah 67 sensus

harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Waled Kabupaten Cirebon.

Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar Checklist digunakan pada saat

observasi sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Waled. Analisis

data berlangsung secara bersamasama dengan proses pengumpulan data dengan alur

tahapan sebagai berikut: 1. Reduksi Data Dalam tahap ini data yang diperoleh ditulis

dalam bentuk laporan atau data yang terperinci. Data hasil mengihtiarkan dan

memilah-milah berdasarkan satuan konsep, tema, dan kategori tertentu akan

memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga

mempermudah peneliti untuk mencari kembali data sebagai tambahan atas data

sebelumnya yang diperoleh jika diperlukan (Sujarweni, 2014). 2. Penyajian Data

Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan dan dibuat

dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-pola

hubungan satu data dengan data lainnya (Sujarweni, 2014). 3. Penyimpulan dan

Verifikasi Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan

reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan disajikan secara

sistematis akan disimpulkan sementara Kesimpulan yang diperoleh pada tahap awal

biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan semakin tegas dan
38

memiliki dasar yang kuat. Kesimpulan sementara perlu diverifikasi. 4. Kesimpulan

Akhir Kesimpulan akhir diperoleh berdasarkan kesimpulan sementara yang telah

diverifikasi. Kesimpulan akhir ini diharapkan dapta diperoleh

Setelah pengumpulan data selesai (Sujarweni, 2014). Penelitian dilakukan

selama 2 hari mulai tanggal 29 Juni sampai dengan 30 Juni 2018 di unit rekam medis

rumah Sakit Umum Daerah Waled Kabupaten Cirebon.

HASIL

Peneliti melakukan observasi pada tanggal 2930 Juni 2018 untuk mengetahui

pengolahan sensus harian rawat inap. Setelah melakukan pengamatan terhadap

sensus harian rawat inap RSUD Waled Bulan Juni tahun 2018 peneliti mengamati 67

sensus harian rawat inap dari 12 ruangan selama 2 hari yakni mulai tanggal 28 Juni –

29 Juni 2018. Berikut ini adalah perhitungan untuk indikator pemanfaatan dan

efisiensi pelayanan rumah sakit dari sensus harian rawat inap tanggal 28 dan 29 Juni

2018, diantaranya:

Tabel 1 Hasil Perhitungan Indikator Pelayanan RSUD Waled tanggal 28-29 Juni

2018

No.

Indikator Pelayanan Rumah Sakit

Nilai Standar
39

1. BOR 60,84 % 60-85%

2. AvLOS 4 hari 6-9 hari

3. TOI 2 hari 1-3 hari 4. NDR 50,63 ⁄ < 25 ⁄ 5. GDR 126,58 ⁄ < 45 ⁄

Berdasarkan hasil perhitungan dari SHRI tanggal 28-29 Juni 2018 maka diperoleh

nilai BOR sebesar 60,84%, AvLOS sebesar 4 hari, TOI sebesar 2 hari, NDR sebesar

50,63 ⁄ dan GDR sebesar 126,58

⁄ . Maka, indikator yang sesuai standar adalah BOR dan TOI. Indikator yang belum

sesuai standar adalah AvLOS, NDR dan GDR.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Waled bahwa yang dilaporkan dalam

SHRI di RSUD Waled adalah jumlah pasien awal, pasien baru yang masuk, pasien

pindah ruangan, pasien dipindahkan, pasien keluar hidup, pasien mati, dan jumlah

akhir pasien yang dirawat. Hal ini sesuai dengan teori Sudra (2010) bahwa yang

dilaporkan dalam SHRI bukan hanya jumlah pasien yang masih dirawat namun

meliputi: jumlah pasien awal di unit tersebut pada periode sensus, jumlah pasien baru

yang masuk, jumlah pasien transfer (jumlah pasien yang pindah dari unit/bangsal lain

ke bangsal tersebut dan jumlah pasien yang

Dipindahkan dari bangsal tersebut ke bangsal lain), jumlah pasien yang

keluar/pulang dari bangsal tersebut (hidup maupun mati), jumlah pasien yang masuk
40

dan keluar pada hari yang sama dengan hari pelaksanaan sensus di bangsal tersebut,

dan jumlah akhir atau sisa pasien yang masih di rawat unit tersebut. Setelah

dilakukan perhitungan indikator pelayanan RSUD Waled dari SHRI selama 2 hari

yaitu, mulai tanggal 28-29 Juni 2018 sehingga diperoleh nilai BOR sebesar 60,84%

dimana standar yang ditetapkan Depkes adalah 60-80%, maka prosentase pemakaian

tempat tidur pada tanggal 28-29 Juni sudah sesuai standar. Kemudian diperoleh nilai

AvLOS sebesar 4 hari dengan nilai ideal antara 6-9 hari, ini berarti ratarata lama

rawat seorang pasien dalam 2 hari belum ideal. Selanjutnya diperoleh nilai TOI

sebesar 2 hari dengan nilai ideal antara 1-3 hari, maka rata-rata hari dimana tempat

tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya selama 2 hari sudah

ideal. Diperoleh nilai NDR sebesar 50,63 ⁄ dan diketahui standar NDR yang

ditetapkan Depkes sebesar 25 per 1000 penderita, maka nilai NDR hasil perhitungan

SHRI selama 2 hari belum sesuai standar. Indikator terakhir yaitu GDR sebesar

126,58 ⁄ dimana standar yang ditetapkan tidak lebih dari 45 per 1000 penderita

keluar, maka angka kematian untuk 127 per 1000 penderita keluar belum sesuai

standar. Jadi, 2 dari 5 indikator pelayanan yaitu BOR dan TOI sudah sesuai standar

tetapi 3 lainnya AvLOS, NDR, GDR belum sesuai standar. Perhitungan indikator

pelayanan rumah sakit seharusnya dilaporkan setiap bulan bukan setiap hari, melalui

sensus harian yang dilakukan. Nilai indikator yang belum sesuai standar dipengaruhi

beberapa faktor dan juga nilai indikator di atas menggunakan data yang sedikit

sehingga hasilnya pun belum bisa menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Nilai

NDR dipengaruhi oleh angka kematian > 48 jam. Hal yang perlu diperhatikan dari
41

yang menyebabkan pasien meninggal diantaranya diagnosa penyakit terhadap pasien

yang meninggal, tindakan dan pengobatan yang diberikan kepada pasien tersebut,

selain itu sarana dan prasarana medis, serta tenaga kesehatan yang terampil dan

cekatan untuk menekan angka kematian (Rustiyanto, 2010). Angka GDR yang

meningkat diatas standar nasional GDR menggambarkan bahwa pelayanan yang

diberikan kepada pasien selama rawat inap di rumah sakit belum baik. Banyak faktor

yang berpengaruh dalam kematian pasien seperti tingkat keparahan suatu penyakit,

kecekatan dan kesigapan pelayanan perawatan, seta ketepatan pengobatan, menjadi

hal yang sangat diperhatikan dan berpengaruh. Pasien yang meninggal sebelum

mendapat perawatan 48 jam diasumsikan datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi

sakit berat sehingga sangat dimungkinkan meninggalnya pasien termasuk bukan

Karena kurangnya mutu pelayanan medis, tetapi karena memang kondisi

pasien yang sudah sakit berat (Rustiyanto, 2010). Hal ini didukung oleh penelitian

(Kurniawan dkk, 2010) bahwa pengolahan data sensus harian rawat inap dapat

menghasilkan pelaporan indikator rawat inap yaitu BOR, AvLOS, TOI, NDR dan

GDR. Indikator tersebut berguna untuk menilai tingkat keberhasilan atau

memberikan gambaran tentang keadaan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat

dari segi tingkat pemanfaatan pelayanan, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi

pelayanan (Budi, 2011). Petugas rekam medis melakukan pengolahan secara manual

yaitu merekapnya di lembar formulir rekapitulasi kemudian dilakukan perhitungan

manual dan disajikan dalam bentuk tabel. Informasi yang dihasilkan dari pengolahan
42

SHRI dapat digunakan untuk berbagai kepentingan antara lain untuk perencanaan,

pemantauan pendapatan, dan pengeluaran fasilitas pelayanan kesehatan, mengetahui

kinerja petugas medis dan non medis (Budi, 2011). Informasi, data dan pengetahuan

yang merupakan hasil aktivitas statistik rumah sakit sangat dibutuhkan oleh berbagai

pihak untuk berbagai kebutuhan, diantaranya: Manajemen rumah sakit, Unit

pelaksana registrasi kanker, Unit keperawatan, Organisasi pelayanan kesehatan

lainnya, Unit pengelola obat dan alkohol, Peneliti pelayanan kesehatan, Lembaga

pendidikan tenaga kesehatan, Badan pengelola akreditasi, Pemerintah (Sudra, 2010).

Keterbatasan peneliti ini adalah penelitian ini masih dangkal karena hanya

menguraikan gambaran sensus harian secara superfisial.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan di unit rekam medis RSUD Waled selama 2

hari bahwa pengolahan SHRI dilakukan dengan merekap data SHRI yang diterima

untuk mengetahui data yang dibutuhkan untuk menghitung indikator pelayanan

rumah sakit. Selanjutnya data SHRI selama 2 hari yaitu tanggal 2829 Juni 2018

diolah menjadi indikator pelayanan rumah sakit dan didapat hasil BOR sebesar

60,84 %, AvLOS sebesar 4 hari, TOI sebesar 2 hari, NDR sebesar 50,63 ⁄ dan GDR

sebesar 126,58 ⁄ . Jika dilihat dari hasil perhitungan indikator pelayanan RSUD

Waled tanggal 28-29 Juni 2018, nilai BOR dan TOI sudah sesuai standar tetapi untuk

nilai AvLOS, NDR dan GDR belum sesuai standar. Perhitungan indikator pelayanan

rumah sakit seharusnya dilaporkan setiap bulan bukan setiap hari. Nilai indikator
43

yang belum sesuai standar dipengaruhi beberapa faktor diantaranya diagnosa

penyakit terhadap pasien yang meninggal, tindakan dan pengobatan yang diberikan

kepada pasien tersebut, selain itu sarana dan prasarana medis, serta tenaga kesehatan

yang terampil dan cekatan untuk menekan angka kematian dan juga nilai

Indikator di atas menggunakan data yang sedikit sehingga hasilnya pun

belum bisa menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Informasi yang dihasilkan

tersebut dapat digunakan untuk berbagai kepentingan antara lain untuk perencanaan,

pemantauan pendapatan, dan pengeluaran fasilitas pelayanan kesehatan, mengetahui

kinerja petugas medis dan non medis.

SARAN

Diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti lain terkait

dengan mutu pelayanan berdasarkan indikator pelayanan rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Budi, Savitri Citra. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta:

Quantum Sinergis Media. Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur

Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Pelayanan

Medik. Depkes RI. 2005. Buku Petunjuk Pengisian Pengolahan dan Penyajian Data

Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik. Kurniawan A.,

Lestari T., Rohmadi. Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap untuk

Pelaporan Indikator Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
44

Soeroto Ngawi, Jurnal Kesehatan. Vol. IV, No. 2, Oktober 2010. Diakses pada 21

April 2018 http://ejurnal.stikesmhk.ac.id/index.php/rm/art icle/view/10 Notoatmodjo,

Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis. Rustiyanto, Ery.

2010. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudra, Rano Indradi. 2010. Statistik Rumah Sakit. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta. Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka

Baru Press. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit. WHO. 2006. Medical Records Manual A Guide for Developing

Countries. Western Pacific Region: WHO Library Catalogue in Publication


45

TINJAUAN PEMANFAATAN DATA SENSUS HARIAN RAWAT INAP DI

RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH KABUPATEN PONOROGO

Hiskia Yanuarius Numberi @hiskianumberi.gmail.com STIKES Buana Husada

Ponorogo

ABSTRACT

The patient census is an activity that is routinely carried out in the hospital, there are 2

patient censuses, namely a daily outpatient census and a daily inpatient census. Purpose of

the Research To find a general description of the use of daily census data for hospitalization

in Muhammadiyah General Hospital, Ponorogo Regency. This type of research is descriptive

using observation and interviews. The population in this study were the medical record

reporting unit analysis officers and the use of inpatient daily census medical record data. In

this study, the technique used was accidental sampling, namely using cases or respondents

who happened to be there (available somewhere). Data were analyzed descriptively. Based

on the results of research at the General Hospital of Muhammadiyah Ponorogo Regency, the

use of daily census data for inpatient care was not optimal due to lack of discipline in filling

in inpatient daily censuses and no instructions for filling in inpatient daily censuses.

Suggestions from researchers are that inpatient / ward staff should enter data correctly so that

analysis officers can use daily census data to be used as a data source and facilitate reporting

of inpatient service indicators.

Keywords: Utilization of Daily Inpatient Census Data


46

PENDAHULUAN

Pembangunan ilmu pengetahuan kesehatan saat ini telah mengalami

kemajuan seiring dengan berkembangnya berbagai studi cabang Ilmu kesehatan,

salah satunya yaitu ilmu rekam medis yang berfungsi sebagai tolak ukur guna

menertibkan proses administrasi pada setiap fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

strata hingga paripurna. Menurut Permenkes No. 147 Tahun 2010 tentang Perizinan

Rumah sakit bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Sedangkan Menurut Permenkes

No. 1171/menkes/per/VI/2011 tentang sistem informasi rumah sakit bahwa sesuai

ketentuan Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit, setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua

kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen

rumah sakit. Sistem informasi manajemen rumah sakit termasuk di dalamnya sistem

informasi rekam medis, yang menghasilkan laporan-laporan statistik yang informatif

sehingga dapat digunakan oleh manajemen rumah sakit untuk pengambilan

keputusan, untuk melakukan penilaian pelayanan rumah sakit, serta menilai tingkat

keberhasilan atau memberikan gambaran tentang keadaan pelayanan di rumah sakit.

Laporan statistik rumah sakit diperoleh dari data sensus harian rawat inap sebagai

sumber data.
47

Sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo ,

berasal dari setiap pasien yang datang untuk rawat inap setelah melakukan

pendaftaran dan masih tersedia ruang rawat inap yang dimaksud, petugas akan

mengantar pasien beserta data rekam medisnya ke ruang rawat tersebut. Pasien

diterima oleh petugas ruang rawat inap dan dicatat pada buku register rawat inap.

Sensus harian rawat inap dikirim oleh petugas bangsal ke bagian rekam medis

dengan menggunakan buku ekspedisi. Petugas pelaporan di bagian rekam medis

melakukan rekapitulasi data sensus harian rawat inap untuk selanjutnya diolah dan

dihasilkan indikator rawat inap (BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR). Setelah itu

petugas rekam medis melaporkan ke direktur rumah sakit beserta jajarannya untuk

digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Berdasarkan Studi Pendahuluan

pada tanggal 5 Januari 2019 di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo,

dapat di ketahui pemanfaatan data sensus harian rawat inap sebagai acuan pelaporan

di unit Indexing dan Reporting, belum digunakan secara maksimal dikarenakan

lembar sensus harian dalam jangka waktu satu bulan terdapat 20% sensus harian

rawat inap yang tidak diisi secara lengkap seperti nama ruang, hari keperawatan dan

keterangan pulang, yang seharusnya diisi lengkap oleh perawat, karena perawat

terkadang lupa mengisi, kewalahan dan kelebihan beban kerja karena banyaknya

jumlah pasien rawat inap, akibatnya di bagian analising reporting mengalami kendala

dalam pemanfaatan data sensus harian untuk pembuatan laporan. Upaya yang dapat

dilakukan rumah sakit adalah perlu diadakannya sosialisasi petunjuk teknis


48

penulisan/pengisian dan penekanan terkait prosedur tetap tentang Sensus Harian

Rawat Inap untuk petugas rawat inap utamanya perawat dalam

mekanisme pelaksanaannya. Sehingga pembuatan, penyerahan, perekapan,

Sensus Harian Rawat Inap dilaksanakan petugas setiap hari dan sesuai keadaan

aslinya agar tidak perlu lagi melengkapi sensus dan tidak menambah beban kerja

petugas, sesuai kebijakan Rumah Sakit dan prosedur tetap yang ada. Berdasarkan

latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengambil judul Tinjauan

Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap di Rumah Sakit Umum

Muhammadiyah Ponorogo.

METODE PENELITIAN

1) Desain Penelitian Desain Penelitian adalah kerangka kerja atau cara ilmiah

yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

(Sugiyono, 2016). Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang dilakukukan untuk mengetahui dan menggambarkan objek yang

diteliti, mengetahui nilai variabel baik satu variabel atau lebih tanpa menggabungkan

atau membandingkannya (Sugiyono, 2016). Penelitian ini diajukan untuk mengetahui

dan memperoleh gambaran tentang pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk

pelaporan indikator pealayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah

Ponorogo. Dalam mengumpulkan dan mengungkapkan berbagai masalah dan tujuan

yang hendak dicapai maka, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan retrospectif
49

yaitu penelitian pada tingkat penggunaan dokumen rekam medis (berdasarkan data

masa lampau) (Arief.M 2003).

2) Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian akan dilaksanakan pada

bulan Desember 2018 sampai dengan Juli 2019 sesuai dengan jadwal penelitian

terlampir. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Rumah

Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo JL.Diponegoro No.50,Ponorogo.

3) Kerangka Kerja Penelitian Kerangka kerja penelitian adalah kerangka yang

menyatakan tentang urutan langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian.

Kerangka kerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Kerja Tinjauan Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat

Inap Di Rumah Sakit Umum Muhammadiayah Ponorogo

4) Populasi dan Sampel 1) Populasi Sugiyono (2016) mendefinisikan

populasi adalah suatu obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian menghasilkan

kesimpulan. Populasi pada penelitian ini adalah petugas analising reporting unit

rekam medis dan mekanisme pemanfaatan data rekam medis sensus harian rawat

inap Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo. 2) Sampel Sampel Penelitian

adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi (Sugiyono, 2016).

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan subyek penelitian. Sampel
50

yang akan diteliti pada penelitian ini adalah petugas analising/reporting unit rekam

medis Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo.

5) Teknik Sampling Teknik sampling adalah teknik pengambilan yang akan

digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini teknik yang

digunakan adalah accidental sampling yaitu menggunakan kasus atau responden

yang kebetulan ada (tersedia di suatu tempat). Menurut Notoadmojo (2010), kriteria

tehnik sampling yaitu sebagai berikut 1) Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri

yang harus dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel

meliputi:

a. Petugas analising/reporting yang bekerja di Rumah Sakit Muhammadiyah

Ponorogo

b. Petugas analising/reporting yang sudah pernah menggunakan data sensus harian

untuk pelaporan.

c. Lembar sensus harian yang telah diisi perawat. 2) Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri

anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel meliputi: a. Petugas rekam

medis yang bertugas di bagian assembling.

6) Identifikasi Variabel Variabel penelitian ini hanya terdiri dari satu variabel yaitu

variabel dependent (terikat) karena hanya ada satu variabel. Variabel terikat sering

disebut sebagai variabel output, kriteria atau konsekuen (Sugiyono, 2016). Variabel
51

terikat dari penelitian ini adalah tinjauan pemanfaatan data sensus harian rawat inap

di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo.

7) Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang mempunyai

arti tunggal dan diterima secara objektif bilamana indikator ini tidak tampak. Suatu

definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik variabel yang

diamati (Sugiyono, 2016)

Tabel 1 Definisi operasional

8) Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah

dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga

mudah diolah (Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini,

Variabel Definisi Parameter Alat

Ukur

Tinjauan Pemanfa atan Data Sensus Harian Rawat Inap

Pemanfa atan data sensus harian rawat inap adalah proses, cara dan perbuata n yang

menjadik an data medis memiliki nilai guna atau faedah untuk digunaka n dan

dilaporka n seperti indikator pelayana n, jumlah sarana dan prasarana .


52

1. Kelengka pan dan ketepatan data sensus harian rawat inap meliputi: a. Nama

Ruang b. Tangg al c. Diagn osa d. Ketera ngan pulang . 2. BPPKM 3. SOP 4. Data

Base

Obser vasi dan wawa ncara

instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi dan wawancara.

a) Observasi

Observasi dilakukan, dengan mengamati secara langsung terhadap obyek

penelitian khususnya pemanfaatan data rekam medis sensus harian rawat inap di

Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo.

b) Wawancara

Wawancara yaitu cara yang digunakan jika sumber atau responden penelitian

adalah manusia yang dilakukan secara langsung. Dengan diajukannya pertanyaan-

pertanyaan untuk dijawab oleh responden. 9) Pengumpulan Data a) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan alat

pengukuran atau alat pengambil data, langsung pada subyek sebagai sumber

informasi yang dicari (Saryono dan Mekar Dwi Anggraeni, 2013). Dalam penelitian

ini data primer diperoleh dari observasi dan wawancara petugas analising reporting

untuk mendapatkan data tentang pemanfaatan sensus harian rawat inap untuk

pelaporan indikator pelayanan rawat inap Rumah Sakit Umum Muhammadiyah

Ponorogo. b) Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan dari
53

sumber lain (Bustami, 2011). Menurut Saryono dan Mekar Dwi Anggraeni (2013),

data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh

oleh peneliti dari subjek penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder berasal dari

pihak rumah sakit yaitu data sensus

harian rawat inap Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo.

10) Analisa Data

Analisis yang digunakan adalah deskriptif yaitu memaparkan hasilhasil penelitian

yang sesuai dengan keadaan sebenarnya dengan membandingkan teori-teori yang

terkait dan selanjutnya ditarik suatu kesimpulan tanpa melakukan uji statistik (Arief,

M. 2003)

11)Etika Penelitian

Beberapa prinsip dalam pertimbangan etik adalah bebas dari eksplotasi, bebas dari

penderitaan, ada kerahasiaan dan responden bebas menolak masalah etik ditekankan

pada: a) Informed Consent (Lembar Persetujuan) Responden yang memenuhi syarat

akan diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika responden

bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan yang disediakan

oleh peneliti. b) Anonimity (Tanpa Nama) Untuk menjaga kerahasiaan responden,

peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data. c)

Confidentility (Kerahasiaan ) Semua informasi maupun masalah-masalah dalam


54

pengumpulan data yang telah diperoleh dari responden, dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada data hasil riset

HASIL PENELITIAN

1) Pelayanan Rawat Inap terdapat 118 tempat tidur dengan pembagian kelas

sebagai berikut :

a. Fasilitas pemeriksaan penunjang antara lain : (1) Laboratorium 24 Jam (2)

Farmasi 24 Jam (3) Radiologi (4) Instalasi Rawat Inap (5) Instalasi Gizi (6)

Instalasi Bedah Sentral/Kamar Operasi

(7) Dokter (Dokter Spesialis)

2) Kebijakan Rumah Sakit tentang sumber data Pelaporan Sensus Harian

Rawat inap (SHRI) Sesuai dengan Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam

Medis Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo disebutkan bahwa

Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo

Tabel

melaksanakan pengolahan data sebagai pelaporan adalah Semua bentuk

catatan, baik hasil rekapitulasi harian, maupun lembaran-lembaran form

rekam medis merupakan bahan yang perlu diolah untuk selanjutnya dipakai

sebagai bahan laporan Rumah Sakit. Sebelum dilakukan pengolahan, berkas-

berkas rekam medis tersebut diteliti kelengkapan baik isi maupun jumlahnya.

Rekapitulasi dari sensus harian diolah untuk menyiapkan laporan yang


55

menyangkut kegiatan rumah sakit, sedangkan form-form rekam medis diolah

untuk menyiapkan laporan inetrnal maupun eksternal.

3) Pihak yang mengelola Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Sensus

Harian Rawat Inap dikelola dan diisi oleh unit rekam medis dan ruang rawat

inap Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo. Ruang rawat

inap/bangsal adalah sebagai pihak yang mengisi Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI). Berdasarkan observasi di lapangan dan wawancara pada petugas

analising reporting , yang mengelola Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

adalah unit rekam medis/analising reporting adapun kegiatannya sebagai

berikut :

a. Petugas analising reporting menerima Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

dari petugas rawat inap setiap hari jam 08.00 WIB setelah Kepala bangsal

mengecek dan menandatangani Sensus Harian Rawat Inap b. Mengindeks

Data Sensus Ruangan berdasarkan Nomor Rekam Medis, Nama Pasien,

Umur, Jenis Kelamin, Tanggal masuk dan keluar, Lama Dirawat, Kelas ( I, II, III,

VK, Superior, Dan VIP Standar), Jumlah Hari Perawatan, Pasien Meningal < 48 Jam

dan Pasien Meningal > 48 Jam ke Komputer. Tabel 3 Hasil Indeks Bangsal Siti

Walidah Bulan Mei 2019 di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah PonorogoPada

Bulan Mei 2019 bangsal Siti Walidah dikunjungi 190 pasien dengan pembagian

kelas I , II , III, VK, Superior, VIP Standar dan menghasilkan hari perawatan

berjumlah 537 hari perawatan sedangkan untuk pasien meningal < 48 jam dan > 48
56

berjumlah nol atau tidak ada pasien meningal. c. Mendata Pasien Meningal, Rujuk,

dan Atas Permintaan Sendiri (APS) brerdasarkan hasil observasi di bangsal Siti

Walidah belum ada pasien Meningal, Rujuk, dan APS d. Melakukan perekapan

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) bangsal Siti Walidah ke Indikator Kinerja Rumah

Sakit yang dilakukan pada akhir bulan Mei e. Mengolah data Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI) menjadi beberapa indikator pelayanan diantaranya BOR, LOS, BTO,

TOI, AVLOS, NDR dan GDR

3) Pengolahan Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk Pelaporan. Data

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah

Ponorogo diperoleh dari setiap bangsal perawatan setelah itu dilanjutkan

dengan rekapitulasi ke dalam Indikator Kinerja Rumah Sakit dan dijadikan

sebagai dasar pembuatan Indikator Pelayanan Rawat Inap. a. Mekanisme

Pengolahan Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) bangsal Siti Walidah (1)

Data sensus bangsal Siti Walidah bulan Mei tahun 2019 dientry ke komputer

dan diolah Tabel 4. Data Rekapitualsi Jumlah Pasien Keluar Hidup dan

Meningal Bangsal Siti Walidah Bulan Mei Tahun 2019 Rumah Sakit Umum

Muhammadiyah Ponorogo.

Tabel 5. Data Rekapitualsi Jumlah Tempat Tidur, Pasien dan Hari Perawatan

Bangsal Siti Walidah Bulan Mei Tahun 2019 Rumah Sakit Umum

Muhammadiyah Ponorogo. Hasil data Rekapitulasi pada bulan Mei Tahun 2019
57

yang akan digunakan pada perhitungan Indikator Pelayanan Rawat Inap bangsal

Siti Walidah di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo.

(2) Membuat Grafik/Tabel BOR, LOS, BTO, TOI, AVLOS, NDR dan GDR dari

bangsal Siti Walidah Bulan Mei Tahun 2019

(3) Menggabungkan Grafik/Tabel dalam tabel keseluruhan sehingga akan dapat

menghasilkan Indikator Kinerja Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo.

b. Tata Cara Pengisian Formulir Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Sensus

Harian Rawat Inap (SHRI) Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo.

belum ada Petunjuk Teknis pengisian formulir. Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara kepada petugas analising reporting tentang pengisian Sensus Harian

Rawat Inap (SHRI) di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah

Ponorogo pada form keluar, masuk, penderita yang dipindahkan ke ruang lain,

penderita pindahan dari ruang lain, meninggal < 48 jam, meningga l ≥ 48 jam,

berisi sama yaitu nomor rekam medis , nama penderita, bagian atau kelas perawatan.

c. Manfaat Pengisian Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada petugas

analising reporting manfaat Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) di Bangsal Siti

Walidah Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sebagai berikut : (1) Untuk

mengetahui jumlah pasien masuk yang berjumlah 190 pasien dan pasien keluar

bangsal dengan kondisi meningal yang berjumlah Nol atau tidak ada pasien (2)

Untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur di bangsal Siti Walidah dengan
58

jumlah 91,17% yang menunjukan penggunaan tempat tidur lebih tinggi dari nilai

ideal penggunaan tempat tidur yang disarankan 75% - 85%. (Sudra, 2010) (3)

Untuk menghitung penyediaan sarana atau fasilitas pelayanan kesehatan untuk waktu

kedepannya.

PEMBAHASAN

1) Kebijakan Rumah Sakit Tentang Sumber Data Pelaporan Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI). Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo sudah memiliki

kebijakan tentang pemanfaatan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) yang tertulis

dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis yang dibuat oleh pihak

Rumah Sakit

Umum Muhammadiyah Ponorogo yang menyatakan bahwa sensus harian diolah

untuk menyiapkan laporan yang menyangkut kegiatan rumah sakit, sedangkan form-

form rekam medis diolah untuk menyiapkan laporan inetrnal maupun eksternal Dari

petunjuk kebijakan yang tertulis dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam

Medis Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo semua pelaporan sudah dibuat

dan dilaksanakan oleh pihak rumah sakit.

2) Pihak yang mengelola Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Sensus Harian

Rawat Inap (SHRI) Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo dikelola oleh

petugas analising reporting. Hal itu sudah sesuai dengan Prosedur Tetap Rumah

Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo tentang Pengumpulan Sensus Harian Rawat


59

Inap Menurut observasi di lapangan dan wawancara pada petugas analising reporting

hal tersebut diserahkan kepada Kepala Bagian Rekam Medis untuk menunjuk

anggotanya sesuai tugas pokok masing-masing dalam pelaksanaan kegiatannya.

Menurut DepKes, 2006 tentang bahwa tugas pokok analising reporting salah satunya

adalah mengumpulkan data kegiatan rumah sakit dari sensus harian yang dicatat oleh

unit pelayanan pencatatan data kegiatan rumah sakit, sensus harian sebagai dasar

penyusunan laporan kegiatan rumah sakit

3) Pengolahan Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk Pelaporan Indikator

Pelayanan Rawat Inap Adapun Prosedur Tetap Rumah Sakit Umum Muhammadiyah

Ponorogo tentang Pengumpulan dan

Pengolahan Sensus Harian Rawat Inap hanya memuat tentang teknis pengumpulan

dan pengolahan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI), dalam prosedur tersebut isinya

juga belum memuat seluruh teknis mekanisme pengisian Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI). Prosedur Tetap sendiri adalah suatu petunjuk pelaksanaan prosedur yang

tertulis sebagai panduan standarisasi dalam menjalani suatu kegiatan. Prosedur Tetap

akan sangat membantu suatu unit pelaksana kegiatan pelayanan untuk menjalankan

segala aktifitas pelayanan agar tetap dapat menjaga mutu pelayanannya. Agar lebih

baik lagi kalau adanya prosedur tetap memuat seluruh mekanisme dan tujuan,

manfaat, pelaksana, penanggung jawab, pengertian, kebijakan, prosedur teknis yang

runtun dan jelas sehingga dapat menjadi pedoman/panduan dalam melaksanakan

pengisian untuk memperoleh data yang valid dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
60

Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Rumah Sakit Umum Muhammadiyah diolah

melalui beberapa tahapan. Sesuai hasil kegiatan data Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI) diterima oleh petugas analising reporting lalu dilakukan perekapan setelah itu

dilakukan pengolahan data sesuai kebutuhan pembuatan indikator pelayanan rawat

inap. Adapun data yang digunakan oleh petugas analising reporting yang diambil

dari Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk pembuatan Indikator Pelayanan Rawat

Inap hanya Hari Perawatan dan Lama Dirawat yang selanjutnya digunakan sebagai

dasar penghitungan BOR (Bed Occupancy Rate), AvLOS

(Average Length Of Stay), TOI (Turn Over Interval). Adapun BTO (Bed Turn Over)

tidak bersumber dari Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) melainkan dari register

pasien rawat inap dan data ruang rawat inap. Dari 3 parameter diatas BOR (Bed

Occupancy Rate), AvLOS (Average Length Of Stay), TOI (Turn Over Interva),

diolah dengan menggunakan rumus berdasar pada buku Ery R. 2009. Statistik

Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. Menurut observasi di lapangan dan

wawancara pada petugas analising reporting pemanfaatan data sensus harian tidak

dilakukan secara maksimal dikarenakan tidak disiplinnya pengisian dan penyerahan

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) dikarenakan tidak ada prosedur tetap dan petunjuk

teknis pengisian yang memuat seluruh kegiatan yang harus dilakukan oleh petugas

bangsal rawat inap yang menyebabkan isi dari sensus harian tidak sesuai dengan

keadaan sebenarnya seperti contoh : a. Data keterangan pasien pulang yang dicatat

pada Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) tidak terisi, sehingga menyulitkan
61

penghitungan karena pasien pulang dengan kondisi yang tidak diketahui. b. Hari

perawatan yang tidak diisi lengkap sehingga dapat mempengaruhi dalam

penghitungan BOR (Bed Occupancy Ratio) karena dalam rumus BOR (Bed

Occupancy Ratio) terdapat jumlah Hari Perawatan. c. Jumlah tempat tidur jika terjadi

perubahan tidak lansung ditulis pada Sensus Harian Rawat Inap (SHRI), sehingga

petugas analising reporting harus

menanyakan ke ruang rawat inap/bangsal tentang jumlah tempat tidur hal

menyulitkan penghitungan efisiensi tempat tidur Petugas harus mencari sumber data

lain seperti register pasien rawat inap untuk menjadi dasar sumber data pelaporan

untuk dicocokkan dengan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI), hal ini mendorong

petugas analising reporting lebih memanfaatkan data di dalam register pasien rawat

inap dari pada Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) karena data register pasien rawat

inap lebih sesuai dengan keadaan sebenarnya. Semua data Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI) di isi dan di hitung semua tapi beberapa data diisi tidak sesuai keadaan

aslinya. Maka pada pelaksanaannya semua hasil data Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI) tidak dimanfaatkan maksimal. Maka perlu diadakannya sosialisasi petunjuk

teknis penulisan/pengisian dan prosedur tetap tentang Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI) untuk petugas rawat inap utamanya perawat atau bidan dalam mekanisme

pelaksanaannya. Sehingga pembuatan, penyerahan, perekapan, Sensus Harian Rawat

Inap dilaksanakan petugas setiap hari dan sesuai keadaan aslinya agar tidak perlu lagi
62

mencocok kan data dengan register pasien rawat inap dan tidak menambah beban

kerja petugas, sesuai kebijakan Rumah Sakit dan prosedur tetap yang ada.

Kesimpulan

1) Kebijakan Rumah Sakit Tentang Sumber Data Pelaporan Sensus Harian Rawat

Inap (SHRI). Sesuai dengan Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah

Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo disebutkan bahwa Rekapitulasi dari sensus

harian diolah untuk menyiapkan laporan yang menyangkut kegiatan rumah sakit.

2) Pihak yang Mengolah Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Pihak yang

mengolah Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) di serahkan kepada Kepala Bagian

Rekam Medis yang juga bertugas sebagai petugas analising reporting atau menunjuk

anggotanya sesuai tugas pokok masing-masing dalam pelaksanaan kegiatannya.

3) Pengolahan Data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Untuk Pelaporan Indikator

Pelayanan Rawat Inap Pengolahan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) di Rumah

Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo dapat menghasilkan pelaporan indikator

rawat inap yaitu BOR (Bed Occupancy Rate), AvLOS (Average Length Of Stay),

TOI (Turn Over Interval). Untuk BTO (Bed Turn Over) dan indikator pelayanan

rawat inap yang lain tidak di hitung berdasarkan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

karena data sensus harian belum dimanfaatkan secara maksimal dikarenakan kurang

disiplinnya pengisian dan penyerahan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) serta tidak

ada adanya petunjuk pengisian Sensus Harian Rawat Inap (SHRI


63

Saran

1) Sebaiknya membuat Prosedur Tetap dan Petunjuk yang mencakup seluruh

kegiatan mekanisme pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI),sehingga

petugas bangsal/ruang rawat inap dapat melaksanakan pembuatan Sensus Harian

Rawat Inap (SHRI) secara benar dan menghasilkan data yang akurat untuk

dimanfaatkan dalam penghitungan indikator pelayanan rawat inap (Usulan prosedur

tetap pada pengisian Sensus Harian Rawat Inap pada lampiran 13) 2) Perlu

diadakannya sosialisasi petunjuk teknis penulisan/pengisian dan prosedur tetap

tentang Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk petugas rawat inap utamanya

perawat atau bidan dalam mekanisme pelaksanaannya. 3) Sebaiknya pembuatan,

penyerahan, perekapan, Sensus Harian Rawat Inap dilaksanakan petugas setiap hari

dan sesuai keadaan aslinya agar tidak perlu lagi mencocok kan data dengan register

pasien rawat inap dan tidak menambah beban kerja petugas, sesuai kebijakan Rumah

Sakit dan prosedur tetap yang ada. 4) Sebaiknya petugas rawat inap/bangsal

(perawat/bidan) memasukkan data secara benar sehingga petugas analising reporting

bisa memanfaatkan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk a. Sebagai sumber

data dan mempermudah pembuatan pelaporan indikator pelayanan rawat inap seperti:

(1) AvLOS (Average Length Of Stay) (2) BOR (Bed Occupancy Rate) (3) BTO (Bed

Turn Over) (4) TOI (Turn Over Interval)

(5) NDR (Net Death Rate) (6) GDR (Gross Death Rate) (7) Newborn death rate (8)

Maternal death rate b. Sebagai sumber data keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap c.
64

Sebagai sumber data bulanan (1) Pengunjung Rumah Sakit (2) Daftar 10 Besar

Penyakit Rawat Inap

DAFTAR PUSTAKA

Agung kurniawan. 2003. Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk

pelaporan indikator pelayanan rawat inap di rumah sakit umum daerah dr. Soeroto

ngawi

Arier, M. 2003. Pengantar metodologi penelitian untuk ilmu kesehatan. Surakarta :

sebelas Maret University Press. Hal 8,43,53-4

Bustami. 2011. Penjamin Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya. Jakarta :

Erlangga

Depkes RI. 2003. Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia (sistem Pelaporan

Rumah Sakit (Sistem Pelaporan Rumah Sakit Revisi V). Jakarta. hal. 2-8

Depkes RI Tahun. 2005. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan Dan Penyajian Data

Rumah Sakit. Jakarta DITJENYANMED

Depkes RI tahun 2006. Pedoman Penyelengaraan Dan Prosedur Rekam Medis

Rumah Sakit Di Indonesia. Revisi 2. Jakarta : Dirjen Bina Pelayanan Medik

Departemen Kesehatan RI
65

I gusti dkk. 2013 Tinjauan pelaksanaan sensus harian rawat inap,rumah sakit umum

daerah pandan arang boyolali

Peraturan menteri kesehatan No. 1171/menkes/per/VI/2011 tentang sistem informasi

rumah sakit.

Peraturan menteri kesehatan No. 147 Tahun 2010 tentang Perizinan Rumah sakit

Soekidjo noto admojo (2010) metodologi penelitian kesehatan. Rineka cipta jakarta

Rustiyanto .2010 .Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan

Saryono dan Mekar Dwi Anggraeni. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Shofari B, 2002 . Modul Pembelajaran Pengelolaan Rekam Medis Dan Dokumentasi

Rekam Medis. PSRK_01. Semarang : PORMIKI. (Tidak Dipublikasikan)

Sudra R I. 2010. Statistik Rumah Sakit Yogyakarta :Graha Ilmu. Hal 2-57

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT

Alfabet.

Undang-undang. RI. no 44.tahun 2009.tentang rumah sakit


66

Tinjauan Pelaksanaan Kegiatan Sensus Harian Rawat Inap Di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Salatiga

Elise Garmelia
Sri Lestari
Sudiyono Cory
Puspa Sari Dewi
Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang Jl.

Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik E-mail : elsa0306@gmail.com

Abstract

Daily census was regularly carried out in the hospital are counting number of patients

served in the inpatient unit for 24 hour by officers who are in the ward care. Purpose

of research, which is reviewing the implementation census daily stay in terms of

management 6M, according to SOP census, the census, timeliness of census as well

as obstacles that appear. Type research that used descriptive. Methods data used with

interviews and observations active participation. The sample this research is ward

flamboyant in the RSUD Salatiga with the time data retrieval for two weeks. Census

activity in flamboyant ward, between manual census and SIMRS significant

differences in the number of patiens. Applied groove not comply with SPO census.

Timeliness census entry does not from 00.00 – 24.00. Implementation census

according to the management factor 6M, the Man of implementation qualifier has not

met the criteria, Money is the absence of incentive in census, Material has not been
67

applied again form census in hospital, Machine SIMRS that used is good but for user

need to be evaluated, Methods census not implementation according SPO, and

Market of hospital management does not need census data.

Keyword : the daily census, inpatient

Abstrak

Sensus harian rawat inap adalah kegiatan yang rutin dilaksanakan di rumah sakit

yang menghitung jumlah pasien yang dilayani di unit rawat inap mulai pukul 00.00

hingga 24.00 WIB oleh petugas yang terdapat di bangsal perawatan. Tujuan dari

penelitian ini yaitu meninjau pelaksanaan sensus harian rawat inap dari segi faktor

manajemen 6M, berdasarkan SPO sensus, alur, ketepatan waktu pelaksanaan serta

hambatan yang muncul. Jenis penelitian adalah deskriptif. Metode pengambilan data

dengan wawancara dan observasi partisipasi aktif. Sampel yang digunakan bangsal

flamboyan RSUD Kota Salatiga selama dua minggu. Kegiatan sensus di bangsal

flamboyan antara sensus manual dan SIMRS mengalami perbedaan jumlah pasien

yang signifikan. Alur yang diterapkan tidak sesuai dengan SPO sensus. Ketepatan

waktu entry sensus tidak dilakukan mulai pukul 00.00 – 24.00. Pelaksanaan sensus

menurut faktor manajemen 6M yaitu faktor Man kualifikasi pelaksana belum

memenuhi kriteria, Money tidak adanya insentif dalam pelaksanaan sensus karena

sensus masuk kegiatan pokok rawat inap, Material sudah tidak diterapkan lagi form

sensus di rumah sakit, Machine SIMRS yang digunakan sudah baik akan tetapi untuk
68

pengguna SIMRS tersebut perlu dilakukan evaluasi, Methods sensus tidak

dilaksanakan sesuai SPO, dan Market pihak pimpinan rumah sakit tidak terlalu

membutuhkan data sensus harian rawat inap.

Kata kunci : sensus harian, rawat inap

1. Pendahuluan

Menurut Permenkes RI No. 340/Menkes/Per/III/2010 yang dimaksud dengan

rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan maupun gawat darurat. Menurut

Kepmenkes RI No. 129 Tahun 2008 BAB III Tentang Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit, dijelaskan bahwa terdapat jenis-jenis pelayanan rumah

sakit yang wajib untuk disediakan rumah sakit yang meliputi 21 jenis

pelayanan. Salah satu pelayanan yang wajib utuk disediakan oleh rumah sakit

adalah pelayanan rekam medis. Hal tersebut semakin diperjelas dalam UU No.

44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit yang menyatakan bahwa kewajiban

rumah sakit adalah menyelenggarakan rekam medis. Fungsi dari unit rekam

medis adalah bertanggungjawab terhadap pengelolaan data pasien menjadi

informasi kesehatan yang berguna bagi pengambilan keputusan. Rekam

medis menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah berkas


69

yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Dalam rekam medis banyak sekali data yang dapat diperoleh mulai dari data

sosial pasien yang berupa identitas pasien yang diperoleh ketika pasien

mendaftar dan data medis yang berupa informasi pemeriksaan pasien sejak

pasien pertama kali masuk rumah sakit hingga pasien keluar dari rumah sakit.

Rekam medis memiliki arti yang cukup luas, rekam medis bukan hanya

berkas yang digunakan untuk menuliskan data pasien akan tetapi rekam

medis dapat juga digunakan untu berbagai kepentingan seperti dalam

pengambilan keputusan pengobatan pasien, bukti legal pelayanan yang telah

diberikan, dan dapat juga digunakan sebagai bukti tentang kinerja sumber

daya manusia di fasilitas pelayanan kesehatan. Informasi yang terdapat pada

rekam medis tidak hanya digunakan dalam pengambilan keputusan

pengobatan pasien, akan tetapi juga dapat digunakan dalam pengambilan

keputusan manajemen rumah sakit. Data yang digunakan untuk pengambilan

keputusan manajemen rumah sakit berupa statistik pelayanan rumah sakit

yang datanya dapat berasal dari unit rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.

Statistik pelayanan ruamh sakit tersebut setiap bulannya wajib dilaporkan

oleh rumah sakit kepada pihak eksternal rumah sakit yang meliputi Dinkes

dan Kemenkes. Sumber dari data yang dilaporkan tersebut salah satunya

berasal dari sensus harian rawat inap. Sensus harian rawat inap adalah

aktivitas yang rutin dilaksanakan di rumah sakit yang menghitung jumlah


70

pasien yang dilayani di unit rawat inap. Sensus harian rawat inap

dilaksanakan mulai pukul 00.00 hingga 24.00 oleh petugas yang terdapat di

bangsal perawatan. Petugas bangsal tersebut melakukan perhitungan jumlah

pasien yang masuk, pasien keluar, pasien pindahan atau dipindahkan, pasien

meninggal dan hari perawatan pasien. Data tersebut setiap bulannya akan

direkap dan dijadikan statistik pelayanan rumah sakit yang akan dilaporkan

kepada pihak-pihak yang berwenang. Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Salatiga adalah rumah sakit tipe B Pendidikan yang bertempat di Jalan

Osamaliki No. 19 Salatiga. Di RSUD Kota Salatiga terdapat 15 bangsal

perawatan yang terbagi mulai dari VVIP, VIP, Kelas I dari A hingga C, Kelas

II, Kelas III, Isolasi, dan Ruang Pengawasan/Intensif. Data sensus harian

rawat inap di RSUD Kota Salatiga jika dilakukan pemantau secara rutin

mengalami perubahan yang sigifikan. Perubahan data sensus secara

signifikan tersebut dikhawatirkan akan mempengaruhi keakuratan pelaporan

pelayanan rumah sakit. Pelaporan pelayanan rumah sakit adalah gambaran

pelayanan rumah sakit selama periode tertentu yang akan di laporkan kepada

pihak Dinas kesehatan terkait bahkan Kementerian Kesehatan. Oleh karena

itu, peneliti ingin meninjau pelaksanaan sensus harian rawat inap di RSUD

Kota Salatiga berkaitan dengan pelaksanaan sensus sesuai dengan Standar

Prosedur Operasional (SPO), alur sensus harian, ketepatan waktu pelaksaaan,

perbandingan data sensus manual dan hambatan dalam pelaksanaan sensus

harian rawat inap.


71

2. Metode

Jenis penelitian ini menggunakan peneitian deskriptif dengan menggunakan

analisa kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara dan observasi partisipasi aktif dengan

menggunakan instrument penelitian berupa pedoman wawancara dan

checklist observasi. Variabel dalam penelitian ini adalah setiap variabel yang

terdapat di SPO sensus harian rawat inap, alur pelaksanaan, ketepatan waktu

pelaksanaa, dan konsistensi data sensus manual dan SIMRS. Sampel dalam

penelitian ini adalah bangsal flamboyan dari flamboyan 1 sampai 4 RSUD

Kota Salatiga dengan pengambilan data selama dua minggu.

3. Hasil dan Pembahasan

Alur Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap Manual di RSUD Kota Salatiga

Alur sensus manual di RSUD Kota Salatiga berdasarkan SPO sensus harian

rawat inap yang terdapat di rumah sakit

Alur sensus harian rawat inap pada gambar 4.1 benar dan sesuai dengan

(BPPRM,2006) dikarenakan sensus yang benar adalah dilakukan mulai pukul 00.00

sampai 24.00 atau dalam kurun waktu 24 jam. Alur tersebut menjelaskan bahwa

kegiatan sensus dilakukan secara manual dengan menghitung jumlah pasien yang

dirawat di bangsal flamboyan, dengan kegiatan menghitung tersebut jumlah pasien


72

yang dirawat akan valid dan akurat. Akan tetapi, alur tersebut tidak diterapkan lagi di

rumah sakit dikarenakan rumah sakit sudah memiliki alur yang berbeda dengan alur

di atas. Alur Sensus Harian Rawat Inap SIMRS di RSUD Kota Salatiga

Alur sensus harian rawat inap SIMRS tidak sesuai dengan SPO sensus yang

terdapat di rumah sakit dan (BPPRM,2006) dikarenakan pada alur sensus SIMRS

tersebut sensus dilaksanakan setelah kegiatan kelengkapan rekam medis dan jaminan

pasien dinyatakan lengkap. Kegiatan kelengkapan rekam medis dan sensus harian

rawat inap sangatlah berbeda konsep. Kelengkapan rekam medis pasien terdapat

dalam Permenkes 269 Tahun 2008 sedangkan untuk kegiatan sensus terdapat dalam

BPPRM 2006 dan Permenkes No. 1171 Tahun 2011 tentang SIRS. Kegiatan sensus

dengan menerapkan alur SIMRS menjadi tidak sesuai standar yang ada dimana

kegiatan sensus yang baik adalah yang dilaksanakan mulai pukul 00.00 sampai 24.00

atau dalam kurun waktu 24 jam akan tetapi jika menggunakan alur SIMRS tersebut

sensus akan dilaksanakan dan di update lebih dari 24 jam. Kegiatan sensus yang

dilaksanakan lebih dari 24 jam akan berdampak pada validasi data sensus, jika

jumlah pasie yang di rawat di bangsal tersebut tidak segera dilakukan update maka

jumlah pasien pada hari selanjutnya yang sekaligus akan digunakan sebagai jumlah

pasien awal menjadi bertumpuk dan melebihi jumlah kapasitas tempat tidur yang ada.

Selain tidak validnya data sensus tersebut, ketepatan waktu sensus juga menjadi

dampak, dengan menerapkan alur sensus SIMRS yang mengutamakan kegiatan

kelengkapan rekam medis maka kegiatan sensus tidak tepat dilakukan dalam kurun
73

waktu 24 jam mulai pukul 00.00 sampai 24.00. Perbandingan Sensus Harian Rawat

Inap Manual dan SIMRS di RSUD Kota Salatiga Berdasarkan alur sensus harian

rawat inap yang terbagi menjadi dua di RSUD Kota Salatiga yaitu secara manual dan

SIMRS, data sensus yang terdapat di penelitian ini juga terdapat dua macam secara

manual dan SIMRS. Data sensus SIMRS adalah sensus yang digunakan oleh pihak

rumah sakit dalam pembuatan laporan rumah sakit baik laporan internal maupun

eksternal dimana data tersebut dalam dilakukan update lebih dari 24 jam yang

mengakibatkan tidak validnya jumlah pasien setiap harinya, sedangkan data sensus

manual adalah data sensus yang diambil sendiri dengan observasi partisipasi aktif

dengan menghitung jumlah pasien yang masuk di bangsal bangsal flamboyan 1

sampai 4 setiap harinya, menghitung jumlah pasien keluar bangsal baik pulang,

meninggal atau dipindahkan serta menghitung jumlah pasien sisa hari sebelumnya

dan pasien pindahan dari bangsal lain.

Berdasarkan hasil dari tabel 4.1 hingga 4.8 mengenai sensus manual dan

SIMRS di bangsal flamboyan 1 RSUD Kota Salatiga, sensus SIMRS jumlah pasien

selalu melebihi kapasitas tempat tidur bahkan sebanyak tiga kali lipat dari kapasitas

tempat tidur yang tersedia. Sensus manual jumlah pasien selalu standar atau tidak

lebih dari kapasitas tempat tidur yang tersedia. Faktor Manajemen Pendukung

Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap Bangsal Flamboyan RSUD Kota Salatiga a.

Man (Human Resource) Sensus dilaksanakan oleh admin bangsal dengan tiga orang
74

merupakan lulusan dari SMA dan satu orang lulusan Sarjana Ekonomi. b. Money

(Financial) Pelaksanaan sensus tidak memiliki dana khusus atau insenstif bagi pihak

yang melaksanakannya dikarenakan sensus merupakan kegiatan pokok yang harus

dilakukan di unit rawat inap. c. Material (Logistik) Sensus di bangsal flamboyan

RSUD Kota Salatiga pelaksanaannya tidak menggunakan form sensus dikarenakan

sensusnya menggunakan SIMRS. Peralatan yang menunjang dalam pelaksanaannya

hanya ATK dan buku register saja. d. Machine ( Information) Sensus yang

dilaksanakan di RSUD Kota Salatiga tidak sesuai dengan SPO yang ada dikarenakan

sensusnya menggunakan SIMRS. SIMRS di rumah sakit sudah cukup baik akan

tetapi pihak yang menggunakan tidak melakukan update secara rutin. Hal tersebut

tidak sesuai dengan Permenkes No. 1171 Tahun 2011 tentang SIRS yang

menjelaskan bahwa data yang baik adalah data yang bersifat terbarukan. e. Methods

(Legittimate) Sensus tidak dilaksanakan sesuai dengan SPO yang ada dan tidak

sesuai dengan (BPPRM,2006) yang menjelaskan bahwa sensus dilakukan dalam 24

jam. f. Market (Participation) Data sensus belum begitu diperhatikan bagi pihak

atasan rumah sakit, data sensus yang dibutuhkan oleh pihak petugas pelaporan untuk

pembuatan laporan rumah sakit.

4. Simpulan dan Saran Simpulan

a. Pelaksanaan sensus harian rawat inap bangsal Flamboyan di RSUD Kota

Salatiga tidak sesuai dengan SPO sensus yang telah disepakati oleh rumah sakit
75

b. Alur pelaksanaan sensus harian rawat inap bangsal Flamboyan di RSUD

Kota Salatiga dibedakan menjadi dua yaitu secara manual dan SIMRS. Alur sensus

secara manual sama dengan prosedur yang terdapat pada SPO sensus rumah sakit

sedangkan alur sensus SIMRS berbeda dengan alur yang terdapat di SPO sensus.

c. Ketepatan waktu pelaksaan sensus di bangsal Flamboyan RSUD Kota Salatiga

lebih dari 24 jam. d. Perbandingan data sensus manual dan SIMRS mengalami

perbedaan yang signifikan mulai dari sisa pasien, pasien masuk, pindahan,

dipindahkan, dan pasien keluar mulai dari flamboyan 1 hingga 4. e. Faktor

manajemen pendukung pelaksanaan sensus harian rawat inap

1) Man (Human Resource) Admin bangsal terdapat empat orang dengan kualifikasi,

tiga orang lulusan SMA dan satu orang Sarjana Ekonomi dan sau orang petugas

pelaporan lulusan rekam medis.

2) Money (financial) Tidak ada insentif atau biaya tambahan dalam pelaksanaan

sensus harian rawat inap 3) Material (Logistik) Form sensus sudah tidak digunakan

kembali dalam pelaksanaan sensus harian rawat inap

4) Machine (Information) SIMRS yang digunakan dalam kegiatan sensus sudah baik

akan tetapi perlu di update setiap saat mengenai jumlah pasien dalam satu hari

5) Methods (Legitimate) Pelaksanaan sensus di bangsal flamboyan tidak sesuai

dengan SPO sensus rumah sakit, dan ketepatan waktu entry sensus selalu lebih dari

24 jam.
76

6) Market (Participation) Data sensus hanya di butuhkan oleh petugas pelaporan saja

untuk analisa dan pengolahan pelaporan rumah sakit. f. Hambatan dalam

melaksanakan sensus harian rawat inap bangsal

Flamboyan di RSUD Kota Salatiga sebagai berikut : 1) Kurangnya pengetahuan bagi

pihak yang bukan lulusan rekam medis mengenai manajemen rekam medis di rumah

sakit khususnya mengenai sensus harian rawat inap 2) Kurangnya evaluasi mengenai

kegiatan manajemen rekam medis di rumah sakit 3) Kurangnya pelatihan mengenai

kegiatan rekam medis di rumah sakit agar petugas yang terlibat dalam kegiatan

manajemen rekam medis menjadi lebih paham mengenai pentingnya segala bentuk

kegiatan manajemen rekam medis Saran a. Dilakukan pembaruan terhadap SPO

sensus harian rawat inap di rumah sakit yang sesuai dengan alur sensus saat ini yang

diterapkan b. Diadakan pelatihan kegiatan manajemen rekam medis bagi pihak-pihak

yang terlibat c. Diadakan sosialisasi terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam

kegiatan sensus mengenai sensus harian rawat inap yang tepat sesuai dengan

BPPRM,2006 d. Entry data sensus dilakukan tepat waktu agar mendapatkan data

real time e. Adanya feedback dari pihak rekam medis kepada pihak-pihak yang

terlibat dalam kegiatan sensus

5. Daftar Pustaka

Cahya, Firman Diningrat. (2015). Faktor-faktor Keterlambatan Pengembalian Sensus

Harian Rawat Inap di RSUD Kab. Ciamis. Jurnal Manajemen Infomormasi


77

Kesehatan Indonesia, [online]. (http://jmiki.aptirmik.or.id/index.

php/jmiki/article/download/84/ 68, diakses 10 Januari 2016)

Citra, Savitri Budi. (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta:

Quantum Sinergis Media Direktorat Jendral Pelayanan Medik. (2006). Pedoman

Penyelenggaraan Rekam Medis. Jakarta Hatta, R.Gemala. (2013). Pedoman

Manajemen Informasi Kesehatan Disarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI-Press

Indradi Sudra, Rano. (2010). Statistik Rumah Sakit. Yogyakarta: Graha Ilmu

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269 Tahun 2008 tentang

Rekam Medis Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1171 Tahun

2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Pamungkas, Catur DY. (2012).

Evaluasi Kegiatan Manajemen Sensus Harian Rawat Inap di RSUD Banyumas

Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat, [online], Vol.1 No. 2 Tahun 2012,

Halaman 143-15,(http://id.portalgaruda.org/index. php?page=2&ipp=10&ref=browse

&mod=viewjournal&journal=5115, diakses 10 Januari 2016). Rustiyanto, Ery.

(2010). Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Graha

Ilmu Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit Undang-Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 tentang

Praktek Kedokteran Winardi. (2012). Asas-Asas Manajemen. Bandung: PT Alumni

Bandung.
78

TINJAUAN PELAKSANAAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP DI RUMAH

SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2013

Igustin Budiyanti Yusuf, Tri Lestari, Harjanti APIKES Mitra Husada

Karanganyar apikesmitra@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pengembalian sensus harian rawat inap di bangsal Rumah Sakit Umum Daerah

Pandan Arang Boyolali dalam jangka waktu satu bulan terdapat 55% yang terlambat,

pengembalian yang seharusnya dilaksanakan jam 08.00 tetapi beberapa bangsal

mengirimkan lebih dari satu hari atau bisa sampai satu minggu. Akibatnya di bagian

analising reporting mengalami kendala dalam pembuatan laporan.Tujuan umum dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan sensus harian rawat inap di

Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali Tahun 2013. Tujuan khusus dari

penelitian ini adalah Mengetahui prosedur tetap dalam pembuatan SHRI, mengetahui

sumber-sumber data dalam pembuatan SHRI, mengetahui cara pembuatan SHRI,

mengetahui faktor-faktor keterlambatan pengiriman SHRI di Rumah Sakit Umum

Daerah Pandan Arang Boyolali Tahun 2013. Jenis penelitian deskriptif.Subyek

penelitian adalah petugas bangsal atau perawat bangsal dan petugas analising

reporting.Obyek penelitian ini adalah pelaksanaan SHRI.Cara pengumpulan data

dengan wawancara tak berstruktur dan observasi.Analisis data yang digunakan

adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pada prosedur tetap dalam
79

pembuatan SHRI terdapat satu point yang belum sesuai yaitu dalam pelaksanaan

pengiriman SHRI ke satuan rekam medis. Sumber dalam pembuatan SHRI sudah

sesuai dengan DepKes RI (2006), dimana buku register rawat inap merupakan data

dasar dari pembuatan SHRI. Cara pembuatan SHRI belum sesuai dengan DepKes RI

(2006) yang seharusnya SHRI dibuat rangkap 3, 1 lembar untuk subbag catatan

medik, 1 lembar untuk P2RN, 1 lembar untuk arsip ruang rawat inap. Faktor

keterlambatan pengiriman SHRI disebabkan karena perawat bangsal merasa

pengiriman SHRI tidak masuk dalam Job describe seorang perawat. Simpulan dari

penelitian ini adalah SPO di RSUD pandan arang belum dijalankan sepenuhnya

dalam pengiriman SHRI, sumber data pembuatan SHRI yaitu buku register

pelayanan rawat inap, Cara pembuatan SHRI belum sesuai dengan DepKes RI

(2006), Faktor keterlambatan SHRI belum adanya pembagian kerja yang jelas antara

perawat bangsal dan petugas rekam medis. Disarankan sebaiknya pembuatan SHRI

disesuaikan SPO yang ada, sebaiknya ada perbaikan SPO mengenai penyetoran

SHRI yang mana petugas rekam medis mengambil SHRI setiap paginya di setiap

bangsal perawatan, sesuai dengan DepKes RI 2006, untuk mengantisipasi terjadinya

keterlambatan pengiriman sensus harian rawat inap.

Kata kunci : pelaksanaan sensus harian rawat inap

Kepustakaan : 9 (1998-2013)
80

PENDAHULUAN

Setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua

kegiatan penyelenggaraan rumah sakit, termasuk kegiatan rawat inap. Hal tersebut

sesuai dengan ketentuan Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009

tentang Rumah Sakit. Sehingga informasi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk

pengambilan keputusan menjadi akurat dan tepat waktu. Pencatatan dan pelaporan

tersebut dalam bentuk sistem informasi rumah sakit (Menkes, 2011).

Sistem informasi rumah sakit termasuk di dalamnya sistem informasi rekam medis,

yang menghasilkan laporanlaporan statistik yang informatif sehingga dapat

digunakan oleh manajemen rumah sakit untuk pengambilan keputusan, untuk

melakukan penilaian pelayanan rumah sakit, serta menilai tingkat keberhasilan atau

memberikan gambaran tentang keadaan pelayanan di rumah sakit. Laporan statistik

rumah sakit diperoleh dari data sensus harian rawat inap sebagai sumber data.

Sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali,

berasal dari setiap pasien yang datang untuk rawat inap setelah melakukan

pendaftaran dan masih tersedia ruang rawat inap yang dimaksud, petugas akan

mengantar pasien beserta data rekam medisnya ke ruang rawat tersebut. Pasien

diterima oleh petugas ruang rawat inap dan dicatat pada buku register rawat inap.

Sensus harian rawat inap dikirim oleh petugas bangsal ke bagian rekam medis

dengan menggunakan buku ekspedisi, pengirimannya dilakukan setiap dua hari

sekali atau bisa sampai satu minggu sekali. Petugas pelaporan di bagian rekam medis
81

melakukan rekapitulasi data sensus harian rawat inap untuk selanjutnya diolah dan

dihasilkan indikator rawat inap (BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR). Setelah itu

petugas rekam medis melaporkan ke direktur rumah sakit beserta jajarannya untuk

digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Berdasarkan survey awal

menunjukkan bahwa pada buku ekspedisi

sensus harian rawat inap dapat diketahui bahwa pengembalian sensus harian rawat

inap di bangsal dalam jangka waktu satu bulan terdapat 55% sensus harian yang

terlambat, yang seharusnya pengembalian dilaksanakan jam 08.00 tetapi beberapa

bangsal mengirimkan lebih dari satu hari atau bisa sampai satu minggu. Akibatnya di

bagian analising reporting mengalami kendala dalam pembuatan laporan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul

tentang, “Tinjauan Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap di Rumah Sakit Umum

Daerah Pandan Arang Boyolali Tahun 2013”. Tujuan umum mengetahui pelaksanaan

sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali

Tahun 2013.

A. Sensus Harian Rawat Inap

Sensus pasien merupakan aktifitas yang rutin dilaksanakan dirumah sakit. Dalam

konteks buku ini, sensus pasien difokuskan pada sensus pasien rawat inap.

Sensus pasien rawat inap berarti secara langsung menghitung jumlah pasien

yang dilayani di unit rawat inap tersebut. Jika pada sensus biasa (misalnya

sensus penduduk) yang dihitung adalah jumlah yang saat ini (saat sensus)
82

benarbenar ada (masih hidup), maka pada sensus harian rawat inap selain

dihitung jumlah pasien yang masih ada di unit tersebut juga dihitung jumlah

pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama dengan hari pelaksanaan

sensus.

Sensus umumnya dilaksanakan sekitar tengah malam (menjelang jam 24.00).

Sebenarnya sensus boleh dilaksanakan jam berapapun asalkan jam sensus yang

dipilih tersebut harus tetap atau konsisten dan seragam di semua unit pelaksana

sensus. Jadi, boleh saja sensus dilaksanakan rutin setiap jam 20.00 di setiap unit

pelaksana. Sensus yang beragam jam pelaksanaanya misalnya bangsal mawar pada

jam 20.00, bangsal melati pada jam 21.00, bangsal kenanga dan dahlia padajam

22.00, bisa menyebabkan ketidak cocokan jumlah akhir pasien rawat inap pada saat

sensus dari semua unit pelaksana tersebut direkap keesokan harinya. Direktur rumah

sakit selayaknya menerbitkan kebijakan yang menetapkan jam pelaksanaan sensus di

rumah sakit yang bersangkutan.

METODE

Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian deskriptif yaitu penelitian

yang menjelaskan sesuatu yang menjadi sasaran penelitian secara mendetail atau

mendalam. Subyek dari penelitian ini adalah Petugas bangsal (perawat) dan petugas

analising reporting Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali. Obyek dari

penelitian ini adalah Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap.


83

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Prosedur Tetap dalam Pembuatan Sensus Harian Rawat Inap

Pembuatan sensus harian rawat inap di rumah sakit umum daerah pandan arang

berpedoman dengan standar prosedur operasional dengan judul pengumpulan sensus

harian rawat inap. No dokumen 52/ PROTAP/ IV/ 2011 (Lampiran 3), adapun isi

prosedur dari standar prosedur operasional yaitu:

a. Sensus harian diisi lengkap oleh masing-masing petugas ruangan mulai jam 00.00

WIB

b. Disetorkan ke satuan rekam medis pengolahan data setiap pagi dan di tandatangani

oleh kepala ruang

c. Dilakukan cheking mengenai pasien yang keluar dan yang masuk

d. Dilakukan proses rekapitulasi harian rawat inap dan disusun perbulan

e. Rekapitulasi bulanan dikumpulkan untuk bahan pelaporan kegiatan rumah sakit

f. Dilakukan pengarsipan lembarlembar sensus harian rawat inap di satuan rekam

medis 2. Sumber-Sumber Data Dalam Pembuatan Sensus Harian Rawat Inap Sumber

dalam pembuatan sensus harian rawat inap diperoleh dari buku laporan keperawatan
84

dan dokumen rekam medis pasien, isi dari buku laporan keperawatan yang

digunakan dalam pembuatan sensus harian rawat inap yaitu nama pasien, dan dari

dokumen rekam medis pasien yang digunakan yaitu nomor rekam medis pasien,

tanggal masuk dan tanggal keluar pasien. 3. Cara Pembuatan Sensus Harian Rawat

Inap Sensus harian rawat inap di buat satu lembar saat malam hari oleh perawat yang

jaga malam. Batasan pasien masuk mulai pukul 00.01 hingga pukul 24.00, setelah

lewat jam 24.00 WIB maka dihitung hari berikutnya. Sensus harian rawat inap dibuat

berdasarkan buku laporan keperawatan yang ada pada ruang perawatan. Berdasarkan

wawancara dalam pembuatan sensus harian rawat inap berpedoman dengan petunjuk

teknis pengisian sensus harian rawat inap, tetapi karena petunjuk teknis di setiap

bangsal sudah tidak ada maka pembuatan sensus harian rawat inap sudah tidak perlu

menggunakan petunjuk teknis tersebut.Perawat bangsal membuat sensus harian rawat

inap tidak merasa kesulitan walaupun tidak menggunakan petunjuk teknis pembuatan

sensus harian rawat inap dikarenakan perawat bangsal telah terbiasa. Segala

kegiatan pasien, baik pasien masuk rumah sakit langsung maupun rujukan dari

rumah sakit lain atau pindahan dari bangsal lain, pasien keluar, pindahan maupun

dipindahkan akan ditulis pada buku laporan keperawatan. Sensus harian rawat inap

terdapat informasi tentang pasien masuk dengan jenis spesialisasi berdasarkan dokter

spesialis yang menangani.Untuk pasien pindahan berisikan informasi tentang asal

ruang dan kelas pasien sedangkan pada pasien dipindahkan berisikan tentang

informasi ruang dan kelas kemana pasien tersebut dipindahkan. Kriteria untuk pasien
85

keluar rumah sakit berdasarkan pasien pulang sembuh, pasien dirujuk ke rumah sakit

yang lebih tinggi/rendah, pasien pulang atas permintaan sendiri, pasien yang

melarikan diri dan pasien mati < 48 jam/ ≥ 48 jam. Perawat ruangan akan membuat

sensus harian rawat inap kemudian membuat resume dari sensus harian tersebut,

sehingga dapat diperoleh data untuk penghitungan indikator rawat inap yaitu, BOR,

LOS, TOI dan BTO oleh petugas bagian rekam medis.

4. Faktor-faktor keterlambatan pengiriman sensus harian rawat inap Pengiriman

sensus harian rawat inap dari bangsal ke ruang rekam medis belum tepat waktu, yang

seharusnya dikirimkan jam 08.00 pagi ke bagian rekam medis tetapi petugas

mengumpulkan diatas jam 08.00 pagi bahkan sampai beberapa hari baru dikirimkan

ke bagian rekam medis. Berdasarkan observasi langsung di ruang perawatan, faktor

keterlambatan pengiriman sensus harian rawat inap yaitu, dikarenakan pengiriman

sensus harian rawat inap bersamaan dengan pengembalian dokumen rekam pasien,

dimana dokumen rekam medis pasien harus dilengkapi dulu baru di kirim ke ruang

rekam medis, apabila dokumen rekam medis pasien belum lengkap maka bisa

menghambat dalam pengiriman sensus harian rawat inap ke bagian rekam medis.

Faktor keterlambatan pengiriman sensus harian rawat inap berdasarkan wawancara

dengan petugas yaitu dikarenakan beban kerja perawat yang besar terhadap pasien

yang harus di utamakan, dan kadang ada perawat yang merasa bukan tugas pokoknya

sehingga tidak diprioritaskan dalam pengiriman sensus harian rawat inap ke bagian

rekam medis. Pengiriman sensus harian yang terlambat mengakibatkan pembuatan


86

laporan di bagian analising reporting juga tertunda, karena pembuatan laporan itu

sendiri berdasarkan sensus harian rawat inap. Rekapitulasi Sensus harian rawat inap

di dapatkan data untuk penghitungan indikator rawat inap yaitu, BOR, LOS, TOI dan

BTO.

B. Pembahasan

1. Prosedur Tetap dalam Pembuatan Sensus Harian Rawat Inap Pembuatan dan

pengisian sensus harian sudah sesuai dengan standar prosedur operasional RSUD

Pandan Arang Boyolali no dokumen 52/PROTAP/IV/2011 (Lampiran 3) tentang

sensus harian rawat inap dimana sensus harian diisi lengkap oleh masing-masing

petugas ruangan mulai jam 00.00 WIB. Pengecekan pasien keluar dan masukpun

sudah sesuai dengan standar prosedur operasional dimana petugas melakukan

cheking mengenai pasien yang keluar dan yang masuk.Rekapitulasi bulanan untuk

bahan pelaporan rumah sakit sudah sesuai dengan standar prosedur operasional yang

mana rekapitulasi bulanan dikumpulkan untuk bahan pelaporan kegiatan rumah

sakit.Selain itu Pengarsipan lembarlembar sensus harian rawat inap sudah sesuai

dengan standar prosedur operasional dimana pengarsipan lembar-lembar sensus

harian rawat inap dilakukan pada satuan rekam medis.Hal ini sesuai dengan DepKes

RI (2006) bahwa periode sensus harian rawat inap adalah pukul 00.00 sampai dengan
87

24.00.Sensus harian rawat inap juga dibuat oleh perawat dan di tanda tangani oleh

kepala ruang perawatan. Namun pada pelaksanaan pengiriman sensus harian ke

satuan rekam medis belum sesuai dengan standar prosedur operasional yang mana

sensus harian rawat inap dapat disetorkan ke satuan rekam medis pengolahan data

setiap pagi dan di tanda tangani oleh kepala ruang belum dapat

terlaksanakan.Pengiriman sensus harian rawat inap belum tepat waktu dikarenakan

kesibukan perawat bangsal sehingga perawat tidak dapat mengantarkan sensus harian

rawat inap dengan tepat waktu.Hal ini belum sesuai dengan DepKes RI (2006)

bahwa pengambilan sensus harian dilakukan oleh petugas rekam medis pada masing-

masing ruang perawatan. Proses rekapitulasi harian rawat inapnya pun belum sesuai

standar prosedur operasional yang seharusnya proses rekapitulasi harian rawat inap

dan disusun perbulan, namun pada pelaksanaannya rekapitulasi sensus harian rawat

inap belum dapat dilaksanakan setiap pagi karena pengiriman sensus ke bagian

analising reporting yang terlambat, sehingga pelaporanpun juga tidak tepat waktu. 2.

Sumber-sumber Data dalam Pembuatan Sensus Harian Rawat Inap Sumber dalam

pembuatan sensus harian rawat inap yaitu melalui buku register pelayanan rawat inap,

tetapi petugas ruang perawatan biasanya menyebut buku laporan keperawatan. Data

yang digunakan dari buku laporan keperawatan untuk pembuatan sensus harian rawat

inap yaitu identitas pasien mulai dari nama pasien dan alamat pasien yang diperoleh

langsung dari buku register pelayanan rawat inap, sedangkan untuk nomor rekam

medis, tanggal masuk, dan tanggal keluar diambil dari status pasien. Identitas pasien
88

ini dibutuhkan untuk mengidentifikasi pasien yang masuk, keluar, pindahan atau

dipindahkan.

Nomor rekam medis, tanggal masuk dan tanggal keluar selain dari status

pasien juga dapat dilihat langsung pada buku register rawat inap tersebut. Fungsinya

adalah untuk memonitoring keadaan pasien masuk setiap hari ke ruang rawat inap,

pindahan intern rumah sakit sampai pasien tersebut keluar rumah sakit yang dirinci

menurut jenis pelayanan yang ada. Hal ini sudah sesuai dengan DepKes RI (2006),

dimana buku register rawat inap merupakan data dasar dari jumlah pasien yang ada

di ruang rawat inap yang perlu dicatat dan dilaporkan setiap hari ke unit rekam

medik yang angkanya akan dicek silang dengan sensus harian yang dibuat masing-

masing ruang rawat inap. Sebagai data dasar dalam pembuatan sensus harian rawat

inap hendaknya dapat memenuhi syarat data yang baik, yaitu ketersediaan data yang

dapat selalu diperoleh (accesible) bagi orang yang memanfaatkannya.Data mudah

dipahami pembuat keputusan, baik itu yang menyangkut pekerjaan rutin maupun

keputusan-keputusan yang bersifat strategis.Data Relevan terhadap permasalahan,

misi dan tujuan organisasi.Data dapat bermanfaat bagi organisasi tersebut bukan

organisasi lainnya.Data tersedia tepat waktu.Keandalan data yang diperoleh dari

sumber-sumber yang dapat diandalkan kebenarannya.Akurat syarat ini

mengharuskan bahwa data bersih dari kesalahan dan kekeliruan.Serta konsisten

dimana data tidak boleh mengandung kontradiksi di dalam penyajiannya karena

konsistensi merupakan syarat penting bagi dasar pengambilan keputusan.


89

3. Cara Pembuatan Sensus Harian Rawat Inap Cara pembuatan sensus harian

rawat inap di RSUD Pandan Arang Boyolali, belum sesuai dengan DepKes RI (2005)

yang isinya Sensus harian rawat inap dibuat rangkap tiga yaitu, 1 lembar untuk

subbag catatan medik, 1 lembar untuk P2RN, 1 lembar untuk arsip ruang rawat inap.

Pelaksanaan pembuatan sensus harian rawat inap hanya dibuat 1 lembar untuk bagian

rekam medis.Periode sensus harian rawat inap sudah sesuai dengan DepKes RI (2006)

yang isinya periode sensus harian rawat inap jam 00 s/d 24.00. Cara pengisian pada

formulir sensus pada bagian umum yaitu pada kolom hari diisi dengan nama hari saat

sensus dilakukan, kolom tanggal diisi dengan tanggal saat sensus dilakukan, kolom

nama rumah sakit diisi dengan nama rumah sakit Pandan Arang Boyolali, kolom

ruang rawat inap diisi dengan nama ruang rawat inap, tempat tidur tersedia diisi

dengan jumlah tempat tidur yang tersedia pada ruang rawat inap tersebut yang

ditetapkan oleh direktur rumah sakit kelas diisi dengan tingkatan kelas yang ada pada

ruang rawat inap yang bersangkutan dan yang terakhir Sensus harian diberi tanggal

dan ditanda tangani oleh perawat kepala ruang rawat inap yang bersangkutan.

Formulir sensus harian rawat inap di RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali

secara pada dasarnya telah sesuai dengan format formulir sensus harian rawat inap

berdasarkan Depkes RI (2005). Pada buku petunjuk pengisian pengolahan dan

penyajian data rumah sakit dari DepKes RI (2005) terdapat petunjuk teknis pengisian

sensus harian rawat inap, dengan ini dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat

juknis
90

pembuatan sensus harian sesuai dengan format formulir yang ada di RSUD Pandan

Arang Kabupaten Boyolali. Sebagaimana terlampir dalam (lampiran 5). Petunjuk

teknis pembuatan sensus harian rawat inap bertujuan untuk mengantisipasi kesalahan

pembuatan sensus harian rawat inap, sebagaimana terlampir dalam (Lampiran 16).

Kesalahan pembuatan sensus harian rawat inap akan berpengaruh dengan hasil

perhitungan indikator rawat inap yaitu BOR, LOS, TOI dan BTO serta dalam

pelaporan. Sensus harian rawat inap sebagai sumber utama dalam pembuatan laporan

dan perhitungan indikator rawat inap ini diharapkan dapat memenuhi syarat data

yang berkualitas, sesuai dengan teori Ery R (2009). 4. Faktor-faktor Keterlambatan

Pengiriman Sensus Harian Rawat Inap Di RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali

keterlambatan pengiriman sensus harian rawat inap ke bagian rekam medis yang

seharusnya dikirim pukul 08.00 tapi dalam pelaksanaannya sensus dikirim lebih dari

pukul 08.00 WIB bahkan sampai lewat beberapa hari baru dikirimkan.Hal ini

dikarenakan untuk menghemat waktu perawat bangsal mengirimkan lembar sensus

harian rawat inap bersama dengan dokumen rekam medis yang telah selesai

pelayanan.

Sedangkan masih ada beberapa dokumen rekam medis yang belum lengkap,

perawat akan menunggu hingga dokumen rekam medis dapat dilengkapi. Hal ini

berakibat pengiriman sensus harianpun terlambat. Keterlambatan pengiriman sensus

harian rawat inap juga disebabkan karena perawat bangsal yang selama ini

mengantarkan sensus harian rawat inap ke bagian rekam medis merasa tidak masuk
91

dalam jobdescribe seorang perawat. Beban kerja perawat bengsal juga dapat

menyebabkan pengiriman sensus harian rawat inap ke bagian rekam medis terlambat.

Keterlambatan ini dapat mengakibatkan pembuatan laporan di bagian

analisingreporting juga tertunda.Berdasarkan DepKes RI (2006) bahwa pengambilan

sensus harian rawat inap dilakukan oleh petugas rekam medis.oleh karena itu

sebaiknya petugas rekam medis dapat ikut turut serta dalam pengambilan sensus

harian rawat inap.

KESIMPULAN

1. Prosedur tetap di RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali dalam pembuatan

sensus harian rawat inap belum dijalankan sepenuhnya saat pengiriman sensus harian

rawat inap dari bangsal ke bagian rekam medis.

2. Sumber data dalam pembuatan sensus harian rawat inap adalah buku register

pelayanan rawat inap. 3. Cara pembuatan sensus harian rawat inap di RSUD Pandan

Arang Kabupaten Boyolali belum sesuai dengan DepKes RI (2006) 4. Faktor

keterlambatan pengiriman sensus harian rawat inap dari bangsal ke bagian rekam

medis adalah belum adanya pembagian kerja yang jelas antara perawat bangsal

dengan petugas rekam medis dalam pengembalian sensus harian rawat inap.
92

DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI 2005.Buku PetunjukPengisian Pengolahan dan Penyajian Data Rumah

Sakit. Jakarta: Dirjen Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.

. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di

Indonesia.Revisi 2. Jakarta: Dirjen Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.

Ery R. 2009. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Gozali N dan Nasehudin T. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Pustaka

Setia.

Kemenkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1171/

Menkes/ Per/ VI/ 2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian

Kesehatan.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta. PT

Rineka Cipta.

Saiffudin Azwar 1998, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sudra R I. 2010.Statistik Rumah Sakit Dari Sensus Pasien & Grafik Barber –

Johnson Hingga Statistik Kematian & Otopsi Yogyakarta: Graha Ilmu


93

Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk Pelaporan

Indikator Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto

Ngawi

Agung Kurniawan1, Tri Lestari2, Rohmadi2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada

Karanganyar1

Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar2

ABSTRAK

Berdasarkan survey pendahuluan di RSUD dr. Soeroto Ngawi tentang SHRI. Dapat

diketahui bahwa penggunaan SHRI tidak maksimal sehingga keberadaannya hanya sebagai

pelengkap atau formalitas, yang sebenarnya bila di fungsikan dan dimanfaatkan secara

maksimal dapat digunakan untuk pembuatan pelaporan serta indikator pelayanan rumah

sakit yang digunakan untuk perencanaan yang akan dilakukan oleh pihak menajemen. Baik

dalam hal peningkatan mutu pelayanan, penambahan tenaga medis, kinerja dokter dan

perawat, penambahan peralatan medis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pemanfaatan

data sensus harian rawat inap yang digunakan untuk pelaporan indikator pelayanan rawat

inap di RSUD dr. Soeroto Ngawi Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan

restropektif dan metode pengumpulan data dengan observasi dan wawancara yang dianalisis

secara deskriptif. Obyeknya penelitian adalah kebijakan pemanfaatan data SHRI dan

subyeknya petugas analising reporting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan

pemanfaatan data SHRI udah terlampir pada BPPRM RSUD dr. Soeroto Ngawi tetapi tidak

ada prosedur tetap tentang pemanfaatan data SHRI. Pihak yang mengolah data SHRI adalah

petugas analising reporting. Data yang digunakan oleh petugas analising reporting untuk
94

pembuatan Indikator Pelayanan Rawat Inap hanya Hari Perawatan dan Lama Dirawat Pasien

sebagai dasar penghitungan BOR, AvLOS, TOI sedangkan BTO diambil dari register pasien

rawat inap. Laporan dibuat dengan perhitungan secara manual dan komputerisasi disajikan

berbentuk Tabel, Grafik Trend, Grafik Batang, Grafik Barber Johnson. Pihak yang

memanfaatkan informasi indikator pelayanan rawat inap adalah management rumah sakit,

dokter/mahasiswa, peneliti, badan akreditasi, dinas kesehatan. Pemanfaatan data SHRI tidak

dilaksanakan secara maksimal karena data yang dihasilkan tidak akurat sesuai aslinya,

Disebabkan tidak adanya prosedur tetap dan petunjuk tertulis tentang pengisian sensus harian

serta sumber data pembuatan pelaporan. Saran dari penelitian ini adalah membuat Prosedur

Tetap dan Petunjuk Tertulis (lampiran 6 dan 7) yang jelas khususnya untuk mekanisme

pelaksanaan SHRI,sehingga pemanfaatan fungsi SHRI dapat digunakan secara maksimal

Kata Kunci : Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap

Kepustakaan : 14 (1995-2010)

PENDAHULUAN

Dalam PerMenKes No. 269 MENKES/PER/III/2008 Bab III pasal 7, bahwa


sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam
rangka penyelenggaraan rekam medis. Rekam medis diselenggarakan oleh Unit
Rekam Medis. Rumah sakit sebagai sarana pelayanan yang menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan rawat inap yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta.
Penyelenggaraan pelaporan merupakan salah satu bagian pelayanan kesehatan yang
bertujuan untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan. Dalam hal ini diperlukan pencatatan dan pengolahan data
secara lengkap dan benar agar menghasilkan
95

informasi yang akurat dan berkesinambungan. Pemanfaatan data


pelaporan ini berhubungan dengan mekanisme alur prosedur pelayanan untuk
kepentingan internal dan eksternal rumah sakit terutama untuk mengetahui
indikator-indikator pelayanan. Pemanfaatan data pelaporan untuk kepentingan
internal rumah sakit dimanfaatkan bagi kepentingan pihak pelayanan
kesehatan untuk mengetahui standart mutu pelayanan yang sudah
dilaksanakan. Sedangkan untuk kepentingan eksternal rumah sakit
dimanfaatkan bagi pihak pendidikan/penelitian, dan pihak Dinas Kesehatan.
Oleh karena itu, perlu adanya prosedur tetap dalam pemanfaatan data dan
mekanisme unit rekam medis dengan tujuan mengantisipasi terjadinya
kesulitan dalam pengambilan informasi dan memutuskan suatu pelayanan
medis maupun penggunaan data pelaporan oleh pihak-pihak yang
membutuhkan untuk pelaporan statistik, hukum, pendidikan, badan akreditasi.
Dari penggunaan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) yang tidak maksimal
sehingga keberadaan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) hanya sebagai
pelengkap atau formalitas, yang sebenarnya bila di fungsikan dan
dimanfaatkan secara maksimal dapat digunakan untuk pembuatan pelaporan
dan mengetahui mutu pelayanan dengan indikator pelayanan rumah sakit
sehingga mempermudah pekerjaan petugas.. Indikator Rumah Sakit memiliki
pengertian parameter yang menggunakan dan mengolah

sumber data dari pelayanan pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk


menghasilkan informasi, fakta, dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
tertarik untuk mengambil judul “Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian
Rawat Inap Untuk Pelaporan Indikator Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi ”.
96

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rekam Medis

1. Pengertian Rekam Medis Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor. 269/MENKES/PER/III/2008 disebutkan bahwa rekam
medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien. Selain itu, rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang
terekam tentang identitas, anamnese, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa serta
segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepda pasien dan pengobatan
baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat. (Depkes, RI, 2006) Sedangkan pengertian rekam medis menurut pasal 46
ayat (1) UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 2. Tujuan dan
Kegunaan Rekam Medis a. Tujuan Rekam Medis Tujuan rekam medis adalah
menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. b. Kegunaan rekam medis Menurut Gibony tahun 1991
kegunaan rekam medis dikenal dengan istilah ALFRED, yaitu:

1) Aspek administrasi (administration), karena isinya menyangkut tindakan


berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedik
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

2) Aspek hukum (legal), karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan


kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan serta
penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.

3) Aspek keuangan (financial), karena isinya mengandung data atau


informasi yang dapat dipergunakan dalam aspek keuangan, yang berkaitan dengan
97

pengobatan, terapi serta tindakantindakan yang diberikan pada pasien selama dirawat
di rumah sakit.

4) Aspek penelitian (research), karena isinya menyangkut data atau informasi


yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan.

5) Aspek pendidikan (education), karena isinya menyangkut data atau


informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang
diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau
referensi pengajaran di bidang kesehatan.

6) Aspek dokumentasi (documentation), karena isinya menyangkut sumber


ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung
jawaban dan pembuatan laporan rumah sakit. (DepKes, RI. 2006) 3. Pemanfaatan isi
Rekam Medis Pada hakekatnya rekam medis merupakan sumber data yang dapat di
manfaatkan untuk berbagai macam kepentingan. Untuk data dengan identitas (by
name data) perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Siapa yang meminta data,
yaitu: 1) Pasien 2) Penegak hukum 3) Pihak lain

b. Untuk kepentingan apa, yaitu:

1) Kepentingan yang dapat membantu pihak pasien untuk kepentingan hukum atau

klaim asuransi.

2) Kepentingan penegak hukum (law information) Untuk kepentingan penegak

hukum harus memperhatikan berita acara yang berlaku dan bila untuk kepentingan

yang dapat membantu pihak lain harus terdapat ijin dari pasien yang bersangkutan. 3)

Kepentingan yang dapat membantu atau menguntungkan pihak lain. Menurut


98

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269/MenKes/PER/III/2008, pasal 13 bab V

tentang Kepemilikan, Pemanfaatan dan Penanggungjawab yang berisi: a.

Pemanfaatan rekam medis dapat dipakai sebagai: 1) Pemeliharaan kesehatan dan

pengobatan pasien. 2) Alat bukti dalam proses penegakkan hukum, disiplin,

kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakkan etika kedokteran dan etika

kedokteran gigi.

3) Keperluan pendidikan dan penelitian

4) Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan, dan

5) Data statistik kesehatan. b. Pemanfaatan rekam medis sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) C yang menyebutkan identitas pasien harus mendapat persetujuan

secara tertulis dari pasien atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya.

c. Pemanfaatan rekam medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian tidak

diperlukan persetujuan pasien bila dilakukan untuk kepentingan negara. Pemanfaatan

dokumen rekam medis untuk keperluan:

1) Pendidikan dan penelitian

a) Untuk pembuatan makalah, riset, dan lain-lain oleh seorang dokter atau tenaga

kesehatan lainnya.
99

b) Mahasiswa kedokteran. 2) Pasien Dalam hal peminjaman dokumen rekam medis

bagi pasien untuk mendapatkan perawatan lanjutan di rumah sakit lain atau institusi

lain, biasanya dengan memberikan resume akhir pelayanan.

3) Asuransi Rumah sakit harus menyediakan formulir surat kuasa yaitu tanda

tangan atau persetujuan tertulis dari pasien saat dirawat.

4) Hukum Dibutuhkan oleh individu dan organisasi yang secara hukum berhak

mengetahuinya. Untuk keperluan pengadilan, maka bukti pelayanan yang terekam

dan tercatat dalam formulir rekam medis harus dianggap sebagai dokumen rekam

medis resmi dari suatu kegiatan pemberi pelayanan yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenaran isinya. Bentuk yang diberikan berupa salinan

rekam medis yang telah dilegalisasi atas permintaan pengadilan. Bila diminta aslinya

harus ada permintaan secara tertulis dan pada saat diserahkan harus ada bukti tanda

terima dari pengadilan pada setiap lembar rekam medis yang diserahkan. (Shofari, B.

2002)

B. Statistik Rumah Sakit

1. Pengertian Statistik Kata Statistik berasal dari status atau negara yang mencakup

3 pengertian yaitu sebagai ilmu, kegiatan dan data (Chandra, B. 1995). Kata statistik

dapat diartikan dalam berbagai macam arti , salah satu arti telah disebutkan dan arti

lainnya adalah sebagai ”Angka” yaitugambaran suatu keadaanyang dituangkan

dalam angka. Statistik dapat juga diartikan sebagai hasil dari perhitungan seperti
100

rerata, median, standar deviasi, dan lain-lain. 2. Pengertian Statistik Rumah Sakit

Statistik menurut Undang-Undang RI No. 7 tahun 1960 adalah keterangan berupa

angka-angka yang memberikan gambaran yang wajar dari seluruh ciri-ciri kegiatan

dan keadaan masyarakat indonesia.

Secara umum statistik adalah disiplin ilmu yang mempelajari metode dan

prosedur pengumpulan, penyajian, analisa dan penyimpulan suatu data mentah, agar

menghasilkan informasi yang lebih jelas untuk keperluan suatu pendekatan ilmiah

(scientific inferences), dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu statistik

deskriptif dan statistik inferensial. Statistik rumah sakit adalah statistik kesehatan

yang bersumber pada data rekam medik sebagai informasi kesehatan yang digunakan

untuk memperoleh kepastian bagi praktisi kesehatan, manajemen dan tenaga medis

dalam pengambilan keputusannya. Statistik rumah sakit yaitu statistik yang

menggunakan dan mengolah sumber data dari pelayanan kesehatan di rumah sakit

untuk menghasilkan informasi, fakta, dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan

kesehatan di rumah sakit. (Sudra, R I. 2010)

3. Manfaat Statistik Rumah Sakit Ada beberapa manfaat statistik rumah sakit

diantaranya adalah:

a. Untuk membandingkan kinerja rumah sakit yang dulu dan yang akan

datang.

b. Perencanaan masa mendatang.


101

c. Menilai kinerja petugas rumah sakit (rekam medis, perawat, dokter dan

tenaga lain).

d. Dasar untuk mengajukan permohonan dana.

e. Riset (Penelitian).

4. Statistik dan Pelaporan Rumah Sakit

a. Indikator Statistik Rumah Sakit Pengumpulan data di rumah sakit merupakan

data yang dikiumpulkan setiap hari dari pasien rawat inap dan rawat jalan. Data

tersebut berguna untuk memantau perawatan pasien setiap hari, bulan, dan lainlain.

Informasi dari statistik rumah sakit digunakan untuk perencanaan, memantau

pendapatan dan pengeluaran dari pasien oleh pihak manajemen rumah sakit.

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat

pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut

bersumber dari sensus harian rawat inap :

1) BOR (Bed Occupancy Rate / percentage bed occupanpcy) Bed Occupancy Rate

(BOR) merupakan angka yang menunjukkan presentase tingkat penggunaan Tempat

Tidur pada satuan waktu tertentu di Unit Rawat Inap (bangsal). Standard nilai ideal

Barber Johnson menurut DepKes RI untuk BOR 70 – 85 %. Apabila nilai BOR

lebih dari 85 % maka pelayanan yang dijalankan oleh dokter, perawat dan tenaga

kesehatan lain kurang efektif, hal tersebut dapat dikarenakan : a) Beban kerja tinggi b)
102

Ruang kerja terbatas namun penggunaan Tempat Tidur yang berlangsung secara

terus – menerus.

c) Meningkatnya kualitas pasien memperoleh perawatan yang layak dibutuhkannya.

d) Memperpanjangkan masa penyembuhan pasien. Adapun rumus Bed Occupancy

Rate : BOR = x 100% 2) Manfaat penghitungan BOR yaitu untuk mengetahui

tingkat penggunaan Tempat Tidur suatu rumah sakit. Angka BOR yang rendah

kurangnya penggunaan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. 3) AvLOS

(Average Length Of Stay) Average Length Of Stay disebut juga lama dirawat

merupakan jumlah hari kalender dimana pasien mendapatkan perawatan rawat inap

di rumah sakit, sejak tercatat sebagai pasien rawat inap (admisi) hingga keluar dari

rumah sakit (discharge). Kondisi pasien keluar bisa dalam keadaan hidup maupun

mati. Jadi pasien yang belum keluar dari rumah sakit belum bisa dihitung hari Lama

dirawatnya. Nilai ideal menurut DepKes RI untuk AvLOS adalah ± 3 – 12 hari. Total

dari lama hari rawat dapat diartikan sebagai jumlah hari rawat yang didapat pada

pasien, sampai pasien keluar hidup atau meninggal.

C. Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

1. Pengertian Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Sensus harian pasien rawat inap

adalah kegiatan pencacahan/ penghitungan pasien yang dilakukan setiap hari pada

suatu ruang rawat inap. Berisi tentang mutasi keluar masuk pasien selama 24 jam

mulai dari pukul 00.00 sampai dengan 24.00 2. Tujuan Untuk memperoleh informasi
103

semua pasien yang masuk dan keluar Rumah Sakit selama 24 jam. 3. Kegunaan a.

Untuk mengetahui jumlah pasien masuk, pasien keluar Rumah Sakit, meninggal di

Rumah Sakit . b. Untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur. c. Untuk

mengitung penyediaan sarana atau fasilitas pelayanan kesehatan. 4. Tanggung Jawab

Pelaksanaan

a. Kepala perawat pada masing-masing ruang rawat inap bertanggungjawab dalam

pengisian sensus harian.

b. Perawat atau Bidan yang memutasikan pasien atau petugas yang ditunjuk oleh

kepala perawat ruang rawat inap melaksanakan pengisian sensus harian sesuai

petunjuk yang telah ditetapkan.

c. Formulir sensus harian disediakan oleh unit pencatatan medik Rumah Sakit. 5.

Mekanisme Pengisian

a. Sensus harian diisi segera setelah pasien masuk ruang rawat, pindah

intern Rumah Sakit dan keluar Rumah Sakit.

b. Sensus Harian untuk satu hari ditutup jam 24.00 dan sesudah itu dibuat

resume sensus harian untuk hari yang bersangkutan.

c. Jika ada pasien masuk Rumah Sakit atau keluar atau meninggal sesudah

jam 24.00 maka harus dicatat pada formulir sensus harian berikutnya.
104

d. Sensus harian dibuat rangkap tiga 1) 1 lembar untuk subbagian catatan

medik 2) 1 lembar untuk P2RI 3) 1 lembar untuk arsip ruang rawat

e. Sensus harian dikirimkan pukul 08.00 setiap pagi. f. Lain-lain Untuk

Rumah Sakit kecil mekanisme pembuatan Sensus Harian disesuaikan dengan

kebutuhan (Depkes, 2005)

D. Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap 1.

Pengertian Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap Formulir perantara untuk

menghitung dan merekap jumlah pasien rawat inap selam satu bulan yang diterima

dari masing-masing ruang rawat inap. 2. Tujuan Untuk memperoleh informasi semua

pasien yang dirawat di Rumah Sakit selama satu bulan secara keseluruhan maupun

pada masing-masing ruang rawat inap yang diperlukan bagi perencanaan,

pengawasan atau penilaian kinerja. 3. Kegunaan

a. Untuk mengetahui jumlah pasien dirawat selama satu bulan atau satu

triwulan.

b. Untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur selama periode

bulanan dan triwulan.

c. Merupakan data dasar mengenai pasien rawat inap yang perlu dilaporkan

kepada Departemen Kesehatan setiap triwulan pada formulir RL_1 hal 1. 4.


105

Tanggung Jawab a. Kepala unit pencatatan medik Rumah Sakit bertanggung jawab

dalam pengisian Rekapitulasi Sensus Harian pasien Rawat Inap.

b. Staff Unit Perekam Medis yang ditunjuk oleh Kepala Unit Pencatatan

Medik Rumah Sakit, melaksanakan pengisian rekapitulasi bulanan pasien Rawat

Inap.

c. Formulir Unit Perekam Medik Rumah Sakit sesuai dengan format yang

telah ditetapkan.

5. Mekanisme

a. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 merupakan formulir standard untuk

membuat rekapitulasi pasien Rawat Inap setiap bulan yang kemudian dijumlahkan

untuk setiap triwulan.

b. Formulir Rekapitulasi Bulanan RP.1 dibuat satu lembar untuk

masingmasing jenis pelayanan Rawat Inap

E. Analising/ Reporting

1. Bagian Analising/ Reporting adalah salah satu bagian dalam unit rekam medis

yang mempunyai tugas pokok :

a. Mengumpulkan data kegiatan rumah sakit dari sensus harian yang dicatat oleh unit

pelanyanan pencatatan data kegiatan rumah sakit, sensus harian sebagai dasar

penyusunan laporan kegiatan rumah sakit.


106

b. Merekap sensus harian sebagai dasar laporan kegiatan rumah sakit (RL_1).

c. Mengumpulkan dan mengolah data penyakit pasien rawat jalan dan rawat inap

sebagai dasar laporan morbiditas (RL_2) yang meliputi :

1) RL_2a Memuat data morbiditas pasien rawat inap yang dikelompokkan

menurut daftar tabulasi dasar.

Untuk masing-masing kelompok penyakit dilaporkan mengenai jumlah pasien keluar

menurut golongan umur dan menurut jenis kelamin, serta jumlah pasien mati untuk

masing-masing kelompok penyakit.

2) RL_2b Memuat data morbiditas pasien rawat jalan yang dikelompokkan

menurut daftar tabulasi dasar. Untuk masing-masing kelompok penyakit dilaporkan

mengenai jumlah kasus baru menurut golongan umur dan menurut jenis kelamin dari

kasus baru tersebut dan jumlah kunjungan.

3) RL_2a1 yaitu laporan keadaan morbiditas survailans tepadu pasien rawat

inap rumah sakit.

4) RL_2b1 yaitu laporan keadaan morbiditas survailans terpadu pasien rawat

jalan rumah sakit.

5) RL_2c yaitu laporan yang memuat status imunisasi.


107

d. Mengumpulkan dan mengolah data sebab kematian sebagai dasar laporan

mortalitas.

e. Mengumpulkan dan mengolah data inventaris rumah sakit sebagai dasar laporan

inventaris rumah sakit (RL_3).

f. Mengumpulkan dan mengolah data ketenagaan sebagai dasar laporan ketenagaan

(RL_4)

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah deskriptif yaitu penelitian yang hasilnya

berupa diskripsi (penggambaran) keadaan objek penelitian tanpa memberikan

kesimpulan yang berlaku umum (generalisasi). Sedangkan metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode observasi yaitu metode penelitian pengumpulan

data dengan cara pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Pendekatan

yang digunakan adalah secara retrospektif yaitu penelitian pada tingkat penggunaan

dokumen rekam medis (berdasarkan data masa lampau). (Arief, M.2003)

B. Definisi Istilah

1. Sensus harian rawat inap adalah kegiatan pencacahan/ penghitungan pasien

yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang rawat inap.


108

2. Prosedur tetap adalah kebijakan rumah sakit dalam mekanisme pelayanan,

suatu petunjuk pelaksanaan prosedur yang tertulis sebagai panduan standarisasi

dalam menjalani suatu kegiatan.

3. Pemanfaatan data sensus harian rawat inap adalah proses, cara dan

perbuatan yang menjadikan data medis memiliki nilai guna atau faedah untuk

digunakan dan di laporkan seperti indikator pelayanan, jumlah sarana dan prasarana.

4.Indikator rawat inap adalah parameterparameter yang digunakan dalam mengetahui

perolehan, kinerja pelayanan rawat inap yaitu BOR, AVLos, TOI, BTO, NDR, GDR

(Hatta, G.2008).

C. Obyek dan Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan Objek penelitian adalah kebijakan dan

mekanisme pemanfaatan data rekam medis Sensus Harian Rawat Inap (SHRI).

Subyek petugas analisisng reporting unit rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah

dr. Soeroto Ngawi.

D. Instrumen dan Cara Pengolahan Data

1. Instrumen Penelitian

a. Pedoman Observasi Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara

mengamati objek yang diteliti secara langsung pada saat penelitian, digunakan untuk

mendapatkan data:
109

1) Mengetahui Kebijakan rumah sakit tentang sumber data pelaporan

Indikator Pelayanan Rawat Inap

2) Pihak yang mengolah data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI).

3) Pengolahan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk pelaporan

indikator pelayanan rawat inap.

4) Penyajian dan manfaat indikator pelayanan rawat inap untuk rumah sakit

5) Pihak yang memanfaatkan data indikator pelayanan rawat inap b.

Pedoman Wawancara Pedoman wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara

tanya jawab langsung dengan nara sumber untuk mendapatkan data mengenai

prosedur pengunaan dan pemanfaatan data medis Sensus Harian Rawat Inap (SHRI).

Nara sumber dalam penelitian ini adalah petugas analising & reporting dan petugas

rawat inap.

2. Cara pengumpulan data

a. Observasi Observasi dilakukan, dengan mengamati secara langsung terhadap

obyek penelitian khususnya pemanfaatan data rekam medis sensus harian rawat inap

di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Soeroto Ngawi.

b. Wawancara Wawancara yaitu cara yang digunakan jika sumber atau responden

penelitian adalah manusia yang dilakukan secara langsung. Dengan diajukannya

pertanyaanpertanyaan untuk dijawab oleh responden.


110

E. Teknik dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data Tahap-tahap pengolahan setelah data dikumpulkan

adalah sebagai berikut:

a. Collecting :Melakukan pengumpulan data mengenai pemanfaatan data

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

b. Penyajian : Memaparkan atau menyajikan hasil penelitian dalam bentuk

narasi kemudian dilakukan interpretasi data.

2. Analisis Data Analisis yang digunakan adalah deskriptif yaitu memaparkan hasil-

hasil penelitian yang sesuai dengan keadaan sebenarnya dengan membandingkan

teori-teori yang terkait dan selanjutnya ditarik suatu kesimpulan tanpa melakukan uji

statistik (Arief, M. 2003) .

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

Menurut Prosedur Tetap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi

No.Dokumen 445/005/P.RM/1/2011 (Lampiran 3) tentang Pengumpulan

Sensus Harian Rawat Inap, sensus harian pasien rawat inap adalah kegiatan

pencacahan/ penghitungan pasien yang dilakukan setiap hari pada suatu ruang

rawat inap. Berisi tentang mutasi keluar, masuk, pindahan, dipindahkan,


111

meninggal, jumlah lama dirawat dan sisa pasien yang dirawat dalam 24 jam.

b. Tata cara pengisian formulir Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto

Ngawi belum ada Petunjuk Teknis pengisian formulir. Berdasarkan hasil

observasi dan wawancara kepada petugas analising reporting tentang

pengisian Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) di Rumah Sakit Umum Daerah

dr. Soeroto Ngawi pada form keluar, masuk, penderita yang dipindahkan ke

ruang lain, penderita pindahan dari ruang lain, meninggal < 48 jam,

meninggal ≥ 48 jam, berisi sama yaitu nomor register, nama penderita, bagian

atau kelas perawatan. Adapun resume di (lampiran 5) c. Manfaat pengisian

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada petugas analising reporting,

dan ruang rawat inap, manfaat Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) di Rumah

Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui jumlah pasien masuk, pasien keluar Rumah Sakit, meninggal di

Rumah Sakit.

2) Untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur.

3) Untuk mengitung penyediaan sarana atau fasilitas pelayanan kesehatan.

4) Data yang terdapat dalam Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Berdasarkan

wawancara dengan petugas analising reporting diketahui data yang digunakan

sebagai dasar pembuatan indikator rawat inap sebagai berikut :


112

1) Jumlah pasien awal per bangsal dan kelas perawatan

2) Jumlah pasien masuk per bangsal dan kelas perawatan

3) Jumlah pasien keluar per bangsal dan kelas perawatan

4) Jumlah pasien pindahan per bangsal dan kelas perawatan

5) Jumlah pasien dipindahkan per bangsal dan kelas perawatan

6) Jumlah hari perawatan per bangsal dan kelas perawatan

7) Jumlah lama dirawat per bangsal dan kelas perawatan

8) Jumlah pasien sisa per bangsal dan kelas perawatan d. Rekapitulasi RP.1

Dari data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) selanjutnya di rekap ke dalam Formulir

Rekapitulasi Bulanan RP.1 (lampiran 7) oleh petugas analising reporting yang

bertujuan untuk menghitung dan merekap jumlah pasien rawat inap selama satu

bulan yang diterima dari masing-masing ruang rawat inap. Dengan tujuan untuk

memperoleh informasi semua pasien yang dirawat di Rumah Sakit selama satu bulan

yang dilaporkan dalam laporan triwulan secara keseluruhan maupun pada masing-

masing ruang rawat inap, yang diperlukan bagi perencanaan, pengawasan, pelaporan

atau penilaian kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Ngawi dr. Soeroto. Dari RP.1

kemudian data diolah dalam bentuk statistik rumah sakit yang terdiri dari beberapa

parameter indikator pelayanan untuk dilaporkan sesuai dengan kebutuhan pelaporan

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi.


113

B. Pembahasan

1. Kebijakan rumah sakit tentang sumber data pelaporan Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI).). Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi sudah memiliki kebijakan

tentang pemanfaatan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) yang tertulis dalam

Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis yang dibuat oleh pihak Rumah Sakit

Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi yang menyatakan bahwa “sensus harian dan

register pasien rawat jalan dan rawat inap merupakan dasar dalam pelaksanaan

pembuatan laporan rumah sakit“. Dari petunjuk kebijakan yang tertulis dalam Buku

Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto

Ngawi semua pelaporan sudah dibuat dan dilaksanakan oleh pihak rumah sakit.

2. Pihak yang mengelola data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Sensus Harian

Rawat Inap (SHRI) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeroto Ngawi dikelola oleh

petugas analising reporting Hal itu sudah sesuai dengan Prosedur Tetap Rumah Sakit

Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi tentang Pengumpulan Sensus Harian Rawat Inap

(lampiran 3), yang menyatakan bahwa, “Dilakukan proses rekapitulasi pasien rawat

inap harian dan bulanan oleh petugas rekam medis kemudian dikumpulkan untuk

bahan pelaporan kegiatan rumah sakit“, tetapi pada kutipan tersebut tidak

menyatakan unit kerja analising reporting yang melakukan pengelolaan. Menurut

observasi di lapangan dan wawancara pada petugas analising reporting hal tersebut

diserahkan kepada Kepala Bagian Rekam Medis untuk menunjuk anggotanya sesuai

tugas pokok masing-masing dalam pelaksanaan kegiatannya. Menurut DepKes,


114

2006 tentang bahwa tugas pokok analising reporting salah satunya adalah

mengumpulkan data kegiatan rumah sakit dari sensus harian yang dicatat oleh unit

pelanyanan pencatatan data kegiatan rumah sakit, sensus harian sebagai dasar

penyusunan laporan kegiatan rumah sakit.

3. Pengolahan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk pelaporan indikator

pelayanan rawat inap Ada pun Prosedur Tetap Rumah Sakit Umum Daerah dr.

Soeroto Ngawi tentang Pengumpulan Sensus Harian Rawat Inap (lampiran 3) hanya

memuat tentang teknis pengumpulan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI), dalam

prosedur tersebut isinya juga belum memuat seluruh teknis mekanisme

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Kebijakan rumah sakit tentang sumber data pelaporan Sensus Harian Rawat Inap

(SHRI). Kebijakan sudah terlampir pada Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam

Medis yang dibuat oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi yang

melampirkan sensus harian adalah sebagai dasar bahan pelaporan.

2. Pihak yang mengolah data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) Pihak yang

mengolah data sensus harian rawat inap (SHRI) di serahkan kepada Kepala Bagian

Rekam Medis yang menunjuk petugas analising reporting atau anggotanya sesuai

tugas pokok masingmasing dalam pelaksanaan kegiatannya.


115

3. Pengolahan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk pelaporan indikator

pelayanan rawat inap

Pengolahan data Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) di Rumah Sakit Umum Daerah

dr. Soeroto Ngawi dapat menghasilkan pelaporan indikator rawat inap yaitu BOR

(Bed Occupancy Rate), AvLOS (Average Length Of Stay), TOI (Turn Over Interval).

Untuk BTO (Bed Turn Over) dan indikator pelayanan rawat inap yang lain tidak di

hitung berdasarkan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) karena data sensus harian

belum dimanfaatkan secara maksimal dikarenakan kurang disiplinnya pengisian dan

penyerahan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) serta tidak ada adanya petunjuk

pengisian Sensus Harian Rawat Inap (SHRI)

4. Penyajian dan manfaat indikator pelayanan rawat inap untuk rumah sakit Rumah

Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Ngawi, membuat pelaporan dengan perhitungan

secara manual dan komputerisasi disajikan data yang berbentuk Tabel, Grafik Trend,

Grafik Batang, Grafik Barber Johnson (lampiran 11-13). Dari penyajian data

tersebut rumah sakit dapat mengetahui perolehan hasil pelayanan dari tahun ke tahun

dan dapat mengetahui intregrasi data antar unit pelayanan, dengan Grafik Barber

Johnson rumah sakit dapat mengetahui efisiensi penggunaan tempat tidur, Manfaat

dari pembuatan indikator pelayanan rawat inap untuk rumah sakit, adalah: a) Sebagai

dasar pengambilan keputusan b) Mengukur tingkat pelayanan petugas kesehatan


116

c) Perencanaan pengembangan alat dan sarana kesehatan d) Untuk mengetahui

tingkat kematian dan kepuasan pasien rawat inap 5. Pihak yang memanfaatkan

data indikator pelayanan rawat inap

Pihak yang memanfaatkan informasi indikator pelayanan rawat inap adalah

pihak eksternal dokter/mahasiswa, peneliti, dinas kesehatan pihak internal

manajemen rumah sakit, badan akreditasi.

B. Saran

1. Sebaiknya membuat Prosedur Tetap dan Petunjuk Tertulis tentang mekanisme

pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI),sehingga petugas bangsal/ruang

rawat inap dapat melaksanakan pembuatan Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) secara

benar dan menghasilkan data yang akurat untuk dimanfaatkan dalam penghitungan

indikator pelayanan rawat inap ( Usulan prosedur tetap pada pengisian Sensus

Harian Rawat Inap pada lampiran ).

2. Perlu diadakannya sosialisasi petunjuk teknis penulisan/pengisian dan prosedur

tetap tentang Sensus Harian Rawat Inap (SHRI) untuk petugas rawat inap utamanya

perawat atau bidan dalam mekanisme pelaksanaannya.

3. Sebaiknya pembuatan, penyerahan, perekapan, Sensus Harian Rawat Inap

dilaksanakan petugas setiap hari dan sesuai keadaan aslinya agar tidak perlu lagi

mencocok kan data dengan register pasien rawat inap dan tidak menambah beban

kerja petugas, sesuai kebijakan


117

DAFTAR PUSTAKA

Arief, M. 2003. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta:

Sebelas Maret University Press. Hal 8, 43, 53-4

Chandra, B. 1995. Pengantar Administrasi Kesehatan, cetakan I, Palembang.

Davis, G. B. 1999. Sistem Informasi Komputer, Bandung

Depkes. RI. 2003. Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia (sistem Pelaporan

Rumah Sakit (Sistem Pelaporan Rumah Sakit Revisi V)

Depkes RI. 2005. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan Dan Penyajian Data Rumah

Sakit. Jakarta: DITJENYANMED

DepKes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah

Sakit di Indonesia. Revisi 2. Jakarta: Dirjen Bina Pelayanan Medik Departemen

Kesehatan RI.

Ery R. 2009. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta :

Graha Ilmu. Hal 56 – 58

Hatta, G. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan

Kesehatan. Jakarta: UI Press.


118

Hatta, G. 2010. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan

Kesehatan. edisi revisi Jakarta: UI Press.

PerMenKes RI. 2006. No. 1405/MENKES/PER/XI. Pedoman Organisasi Rumah

Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan. Hal 4-7

PerMenKes. No. 269/MenKes/Per/III/2008 tertanggal 12 Maret 2008. hal. 2 dari 12

Shofari, B. 2002. Modul Pembelajaran Pengelolaan Rekam Medis dan Dokumentasi

Rekam Medis. PSRK_01. Semarang: PORMIKI. (Tidak dipublikasikan).

Sudra R I. 2010. Statistik Rumah Sakit. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 2 –

Undang – Undang Praktik Kedokteran RI No. 29 Tahun 2004 Pasal 46 ayat (1),

PenjelasanDAFTAR PUSTAKA Arief, M. 2003. Pengantar Metodologi Penelitian

untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Hal 8, 43, 53-4

Chandra, B. 1995. Pengantar Administrasi Kesehatan, cetakan I, Palembang.

Davis, G. B. 1999. Sistem Informasi Komputer, Bandung

Depkes. RI. 2003. Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia (sistem Pelaporan

Rumah Sakit (Sistem Pelaporan Rumah Sakit Revisi V)

Depkes RI. 2005. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan Dan Penyajian Data Rumah

Sakit. Jakarta: DITJENYANMED


119

DepKes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah

Sakit di Indonesia. Revisi 2. Jakarta: Dirjen Bina Pelayanan Medik Departemen

Kesehatan RI.

Ery R. 2009. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta :

Graha Ilmu. Hal 56 – 58

Hatta, G. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan

Kesehatan. Jakarta: UI Press.

Hatta, G. 2010. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan

Kesehatan. edisi revisi Jakarta: UI Press.

PerMenKes RI. 2006. No. 1405/MENKES/PER/XI. Pedoman Organisasi Rumah

Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan. Hal 4-7

PerMenKes. No. 269/MenKes/Per/III/2008 tertanggal 12 Maret 2008. hal. 2 dari 12

Shofari, B. 2002. Modul Pembelajaran Pengelolaan Rekam Medis dan Dokumentasi

Rekam Medis. PSRK_01. Semarang: PORMIKI. (Tidak dipublikasikan).

Sudra R I. 2010. Statistik Rumah Sakit. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 2 – 57


120

Moch.Asriansyah Iskandar dilahirkan di Tidore pada


tanggal 13 Desember 1998. Anak kedua dari pasangan
Bapak Iskandar hasan dan Ibu Hadija Kasim.
Merupakan Adik dari Rachmatullah iskandar dan Arfa
Iskandar. Pengalaman menempuh jenjang pendidikan
mulai dari Taman Kanak-Kanak(TK) di TK Magori
pada tahun 2005, Kemudian melanjutkan Sekolah
Dasar di SD 1 Gurabati lulus pada tahun 2011,dan
melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri
1 Tidore Kepulauan lulus pada tahun 2014,dan kemudian Sekolah Menengah
Atas di SMA Negeri 1 Tidore Kepulauan lulus pada tahun 2017.Penulis
melanjutkan pendidikan di STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR Prodi
D3 Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan pada tahun 2017.

Anda mungkin juga menyukai