LITERATURE REVIEW
NURFAIDA
NIM. 18.03.032
MAKASSAR 2021
KARYA TULIS ILMIAH
LITERATURE REVIEW
NURFAIDA
NIM. 18.03.032
ii
KARYA TULIS ILMIAH
LITERATURE REVIEW
NURFAIDA
NIM. 18.03.032
Menyetujui
Tim pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Darwis, SPd. M.Kes Dr. HM. Thabran Talib, SKM.S.Kep. Ns, MARS
iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian
Tim Penguji :
iv
SURAT PERNYATAAN KARYA TULIS ILMIAH
Ilmiah yang kami buat sendiri dan bukan merupakan bagian dari karya tulis ilmiah
orang lain. Bilamana ternyata pernyataan ini tidak benar, kami sanggup menerima
Materai
Rp.6000,-
v
ABSTRAK
Latar Belakang : Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Dengan demikian masih terdapat duplikasi nomor rekam medis di tempat penerimaan pasien yang
disebabkan oleh beberapa faktor. Sehingga perlu dicari lebih dalam lagi apa faktor penyebab terjadinya
duplikasi di tempat penerimaan pasien.
Tujuan penelitian : ingin mengetahui apa saja faktor penyebab terjadinya duplikasi di tempat
penerimaan pasien.
Metode : pada pencarian artikel menggunakan Google Scholar untuk menemukan jurnal yang sesuai
dengan Kriteria inklusi kemudian dilakukan review berdasarkan jurnal yang didapatkan.
Hasil penelitian : faktor penyebab terjadinya duplikasi nomor rekam medis disebakan oleh pendidikan
petugas rekam medis yang kebanyakan lulusan SMA dan pengetahuan petugas perekam medis yang
kurang memahami penomoran rekam medis.
Kesimpulan : sistem penomoran rekam medis yang digunakan yaitu sistem penomoran Unit
Numbering system, dan kurangnya petugas yang berpendidikan D3 Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan hal tersebut yang bisa menyebabkan duplikasi nomor rekam medis pada pelayanan di
tempat penerimaan pasien.
Kata Kunci : Duplikasi, penomoran, rekam medis
vi
ABSTRACT
Background: Medical record is a file containing notes and documents about patient identity,
examination, treatment, actions and other services that have been provided to patients. Thus, there are
still duplication of medical record numbers at the patient reception area caused by several factors. So it
is necessary to look deeper into what factors cause duplication at the patient reception area.
The purpose of the study: to find out what are the factors that cause duplication at the patient
reception area.
Methods: in the search for articles using Google Scholar to find journals that match the inclusion
criteria, a review is carried out based on the journals obtained.
The results of the study: the factors that cause duplication of medical record numbers are caused by
the education of medical record officers who are mostly high school graduates and the knowledge of
medical recorders who do not understand medical record numbering.
Conclusion: the medical record numbering system used is the Unit Numbering system numbering
system, and the lack of officers with D3 Medical Record and Health Information education can cause
duplication of medical record numbers in services at the patient reception area.
Keywords: Duplication, of medical record, numbering
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
Tulis Ilmiah dengan tepat waktu, dengan ini penulis mengambil judul
SAW juga kepada keluarga dan sahabatnya serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tentu banyak pihak yang mengsuport penulis
sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu. Maka dari itu saya
mengucapkan terima kasih banyak kepada orang tua tercinta ayahanda H.Muhammad
Arif (Alm) dan ibunda Hj. Hapida yang tidak pernah bosan mendoakan dan
perkuliahan, terima kasih juga kepada saudaraku tercinta Husniaty, Asmaina, dan
Nurkhalik yang tidak pernah bosan memberikan semangat sampai saat ini. Terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada kakak pertama Husniaty yang selalu sabar dalam
menghadapi saya dan selalu mengingatkan saya tentang akhirat. Terima kasih banyak
kepada Bapak Dr. H. Darwis, SPd.M.Kes selaku pembimbing I dan kepada Bapak Dr.
viii
HM. Thabran Talib, SKM. S.Kep.Ns, MARS selaku pembimbing II, yang telah
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih banyak yang sebesar-
besarnya kepada :
Selatan.
Panakkukang Makassar.
4. Seluruh Dosen dan Staf Program D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Panakkukang.
5. Terima kasih buat keponakan Al-Husain, Aisyah Farhana dan Rafisqi Al-Fariq
Terima kasih buat teman-teman Musdalifah.S, Indri dwi pramana, Intan lestari,
ix
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kata
sempurna, tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing tidak
mungkin dapat terselesaikan dengan baik. Maka penulis harapkan atas kritik dan
Nurfaida
x
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan................................................................................. 6
1. Tujuan Umum.................................................................................. 6
xi
D. Manfaat Penulisan............................................................................... 6
1. Manfaat teoritis................................................................................ 6
2. Manfaat Praktis................................................................................ 6
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. HASIL................................................................................................. 29
B. PEMBAHASAN................................................................................. 33
xiii
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN .................................................................................. 41
B. SARAN ............................................................................................... 41
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR SINGKATAN
RI : Republik Indonesia
KK : Kartu Keluarga
D3 : Diploma 3
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
rawat jalan, dan gawat darurat. Untuk membantu proses dalam sarana pelayanan
rumah sakit maka dibutuhkan unit-unit khusus dan salah satunya yaitu rekam
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
berkunjung ke rumah sakit akan disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Berkas rekam medis yang berisi data individu pasien yang bersifat rahasia, maka
setiap lembar formulir berkas rekam medis harus dijaga kemudian dimasukkan ke
dalam folder berisi data hasil pelayanan yang diperoleh pasien secara individu.
Jika pasien datang berobat kembali ke rumah sakit, maka berkas rekam medis
1
2
diambil kembali untuk sekurang – kurangnya lima tahun sejak pasien berobat
terakhir atau berobat pulang dari rumah sakit (Sari, M., & Rudi, A, 2019).
identifikasi dari pasien, petunjuk pemilik folder dokumen rekam medis pasien
yang bersangkutan, registrasi pasien, untuk pedoman dalam tata cara penyimpanan
dokumen rekam medis yang telah disimpan di filing berdasarkan urutan sistem
pelayanan rumah sakit yang dapat diketahui melalui kelengkapan pengisian rekam
medis. Tempat pengolahan data rekam medis terdiri dari tempat pendaftaran rawat
jalan. Pendaftaran rawat inap dan pendaftaran rawat darurat. Dibagian pendaftaran
pasien akan diberikan nomor rekam medis, dimana nomor rekam medis tersebut
biasanya terjadi penomoran ganda atau duplikasi nomor rekam medis (Ritonga,
keadaan rangkap, sedangkan rangkap adalah dua tiga helai melekat menjadi satu.
Duplikasi nomor rekam medis disebabkan oleh beberapa hal, yaitu Pasien saat
sebelumnya terkadang menjawab lupa, tidak tau, atau bahkan belum pernah. Hal
berkas pasien baru. Kasus ini sering terjadi pada kasus emergency yang dimana
pasien sudah berusia lanjut dan datang sendiri. Pasien sering tidak membawa kartu
identitas baik Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), atau bahkan
menggunakan nama pasien dan nomor rekam medis. Penyebab lainnya adalah
belum adanya regulasi yang jelas tentang penanganan kasus duplikasi nomor
rekam medis. Dalam pedoman pelayanan instalasi rekam medis rumah sakit umum
pusat sanglah denpasar 2018 hanya dijelaskan apabila terjadi kekeliruan dimana
seorang penderita diberikan lagi nomor yang baru, padahal ia telah mempunyai
nomor, kekeliruan ini dapat diperbaiki dengan membatalkan nomor baru dan tetap
terhambat karena lamanya dalam pencarian berkas rekam medis pasien, isi rekam
rekam medis, dan berkas rekam medis akan menumpuk di rak filing akibat banyak
terjadinya duplikasi nomor rekam medis (Agung, O., & Retno, W, 2015)
rekam medis, apabila pasien datang kembali berobat di sarana – sarana pelayanan
kesehatan, oleh karena itu rekam medis hanya di berikan kepada satu pasien (Sari,
medis pasien yang satu dengan yang lainya. Sistem penomoran dalam pelayanan
4
rekam medis adalah tata cara penulisan nomor yang diberikan kepada pasien yang
datang berobat sebagai bagian dari identitas pribadi pasien yang bersangkutan (Ali
et al., 2016).
duplikasi nomor rekam medis di rumah sakit umum daerah M.Th Djaman sanggau
terdapat 99 berkas rekam medis yang diamati kemudian yang mengalami duplikasi
nomor rekam medis sebanyak 25. Dari 25 rekam medis terdapat 20 berkas rekam
medis yang terduplikasi dengan presentase 20,20% dan terdapat 5 duplikasi nama
kebijakan SOP penomoran rekam medis, kurangnya dana untuk pelatihan, sistem
pendaftaran secara manual, petugas pendaftaran tidak teliti saat memberi nomor
rekam medis pasien, buku register menggunakan buku polio besar sehingga
membuat petugas harus membuka satu persatu dan ada petugas yang tidak
nomor rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah M.Th Djaman Sanggau. (Sari,
rekam medis.
B. Rumusan Masalah
Tabel 1
Metode PICO
Kriteria Uraian
C -
Duplikasi nomor rekam medis
O
6
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penulisan
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Untuk tenaga perekam medis, dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
TINJAUAN PUSTAKA
seorang pasien yang akan dijadikan dasar dalam menentukan tindakan lebih
lanjut dalam upaya pelayanan medis maupun tindakan medis lainnya yang
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien. Berkas rekam medis adalah milik rumah sakit yang wajib dijaga
rumah sakit. Salah satu sistem penyimpanan yang digunakan di rumah sakit
adalah dengan berdasarkan pada nomor rekam medis (Ali et al., 2016).
8
9
a. Sebagai media komunikasi antara dokter dan tenaga ahli lainnya yang
suatu sarana pelayanan kesehatan ialah salah satu mutu pelayanan di rumah sakit
tersebut. Berdasarkan data pada rekam medis tersebut dapat dinilai apakah
pelayanan yang diberikan sudah cukup baik mutunya atau tidak, serta apakah
sudah sesuai standar pelayanan atau tidak. Untuk itulah, dalam hal tersebut
medis dalam suatu peraturan Menteri Kesehatan agar jelas arahannya. Secara garis
1. Rekam Medis harus segera dibuat dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien
menerima pelayanan (pasal 4). Hal ini dimaksudkan agar data yang dicatat
masih original dan tidak ada yang terlupakan karena adanya tenggang waktu.
11
2. Setiap pencatatan Rekam Medis harus diberikan nama dan tanda tangan petugas
diberikan kepada pasien yang datang berobat sebagai bagian dari identitas
b. Sebagai petunjuk pada folder berkas rekam medis pasien yang bersangkutan.
d. Sebagai petunjuk dalam mencari berkas rekam medis yang telah di simpan di
rak penyimpanan.
nomor yang diberikan kepada pasien yang datang berobat ke rumah sakit
Ada 3 sistem penomoran rekam medis pasien menurut Bambang Shofari dalam
Numbering system (SNS) yaitu setiap kali pasien datang berobat ke rumah
medis dan petugas tidak perlu mencari berkas rekam medis lamanya.
Selain itu, pasien tidak perlu membawa Kartu Identitas Berobat (KIB)
serta petugas tidak perlu mencatat dan mengelola Kartu Indeks Utama
Pasien (KIUP).
System (UNS) adalah setiap pasien yang datang berobat akan mendapatkan
satu nomor rekam medis pada saat pasien pertama kali datang berobat ke
13
rumah sakit dan nomor rekam medis dipakai selama-lamanya. pada sistem
ini petugas rekam medis memberikan satu nomor rekam medis bagi pasien
rawat jalan, rawat inap dan rawat darurat maupun bayi baru lahir.
satu nomor. Maka Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) sebagai indeks
rekam medis yang lain untuk dipindahkan ke berkas rekam medis yang
baru.
sebagai pasien lama akan lebih lama dibanding dengan cara Serial
Pemberian nomor cara seri unit atau dikenal dengan Serial Unit Numbering
menggunakan sistem seri dan sistem unit, yaitu setiap pasien yang datang
berobat kerumah sakit akan mendapatkan satu nomor rekam medis yang
14
baru tetapi berkas rekam medis yang lama digabungkan dan disimpan
menjadi satu di bawah nomor rekam medis yang terbaru. Jika berkas rekam
medis yang lama di pindahkan ke nomor yang baru maka ditempat berkas
rekam medis yang lama harus diberikan petunjuk agar petugas mengetahui
a) Kelebihan pada cara seri unit pelayanan menjadi lebih cepat karena
pasien baru.
medis adalah berkas yang berisikan data dan dokumen yang menjelaskan tentang
identitas pasien yang dapat berupa hasil pemeriksaan, catatan obat, serta tindakan
medis lainnya yang diberikan kepada pasien. Rekam medis adalah suatu
penjelasan secara tertulis atau terekam tentang pasien dalam hal identitas,
anamnesis, diagnosa dan semua layanan atau tindakan medik yang diberikan
kepada seorang pasien baik yang rawat jalan, inap dan gawat darurat. Duplikasi
nomor rekam medis adalah suatu keadaan pasien yang memiliki dua atau lebih
15
nomor rekam medis ataupun suatu nomor rekam medis dimiliki oleh dua orang
pasien atau lebih. Agar terhindar dari terjadinya duplikasi penomoran, sebaiknya
petugas rekam medis dibagian pendaftaran pasien baik rawat jalan maupun rawat
inap menanyakan apakah pasien tersebut pernah datang berobat atau tidak
sehingga tidak terjadi duplikasi penomoran rekam medis serta petugas harus lebih
teliti lagi dalam melayani pasien supaya tidak ada lagi pasien lama berkunjung
sebagai pasien baru, setelah itu diberikan nomor rekam medis baru yang dapat
pasien tentang pentingnya Kartu Identitas Berobat (KIB) ketika datang berobat ke
seseorang tidak ada lagi yang terjadi duplikasi nomor rekam medis ditempat
c. Komunikasi efektif
kesehatan lainnya.
aspek pengalaman kerja di rumah sakit dan pendidikan yang bisa seseorang
a. Tahu
kerja yang digunakan untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
b. Memahami
c. Aplikasi
d. Analisa
yang masih rendah. Maka dari itu rumah sakit harus melakukan pelatihan
agar lebih paham lagi tentang pemberian nomor rekam medis, sehingga
tidak terjadi lagi duplikasi nomor rekam medis (Angga Saputra &
rumah sakit yaitu terjadinya error pada Komputer sehingga nomor yang
setiap pasien yang mendaftar akan mendapatkan satu nomor rekam medis
19
yang di berikan pada saat awal pasien mendaftar. Masalah yang biasa
terjadi di rumah sakit adalah pasien lupa apakah dia pernah mendaftar
muncul sebagai akibat dari kemunculan sesuatu yang baik itu yang dapat pengaruh
masalah pada kesinambungan isi berkas rekam medis. pasien yang memiliki dua
nomor rekam medis otomatis akan memiliki dua berkas rekam medis juga. Apabila
berkas rekam medis belum digabungkan menjadi satu akan memutuskan informasi
yang terdapat pada pelayanan yang diberikan kepada pasien (Ali et al., 2016).
Terhambatnya pelayanan juga terjadi saat ada nomor rekam medis yang
ganda. Cara mencari berkas rekam medis yang disimpan pada ruang filing adalah
dengan berdasarkan pada nomor rekam medis. Masalah terjadi saat petugas
menemukan nomor rekam medis yang sama dengan dua identitas yang berbeda
sehingga petugas harus melakukan identifikasi ulang terhadap pasien yang sedang
akibat terjadinya duplikasi nomor dimana isi berkas rekam medis tersebut
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Literature review yaitu mengumpulkan data dari sumber yang berhubungan pada
sebuah topik tertentu yang bisa didapatkan dari berbagai sumber seperti jurnal,
Dari kelima jurnal yang telah direview terdapat beberapa jurnal penelitian
B. Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada Literature Review yaitu data sekunder.
data tersebut diolah dan dianalisis untuk mendapatkan penelitian Literature review
yang berkualitas.
21
22
C. Kata Kunci
untuk menetukan ide dan gagasan utama. Kata kunci harus disusun sebaik
mungkin untuk menghasilkan data yang spesifik sesuai judul yang diangkat. Kata
D. Database Pencarian
E. Strategi Pencarian
system yaitu perintah yang digunakan dalam kata kunci pencarian seperti
dalam google scholar. Kata AND berfungsi sebagai kata kunci untuk
muncul yaitu jurnal yang mengandung salah satu atau kedua dari kata tersebut.
23
Tabel 2
Strategi pencarian
Kriteria inklusi yaitu kriteria yang harus dipenuhi oleh artikel sehingga
ekslusi adalah kriteria yang ditemukan pada artikel kemudian artikel tersebut tidak
Tabel 3
Kriteria inklusi dan Ekslusi
abstrak yang full text yang diamati. Sehingga data yang sudah terkumpul akan
dicari persamaan atau perbedaannya untuk dibahas sehingga data yang didapatkan
google scholar yang akan digunakan pada literature review penulis mendapatkan
127 dari jurnal berdasarkan pencarian kata kunci, kemudian diseleksi berdasarkan
berdasarkan rentang tahun sebanyak 26. Kemudian jurnal yang dikeluarkan karena
tidak full text sebanyak 12 dan jurnal yang full text sebanyak 89. kemudian
diseleksi lagi berdasarkan judul penelitian dan didapatkan jurnal yang sesuai
dengan judul penelitian sebanyak 5, dan jumlah jurnal yang dikeluarkan karena
tidak sesuai dengan judul penelitian sebanyak 84, sehingga yang dimasukkan
dalam literature review sebanyak 5 jurnal . Dari ke 5 jurnal tersebut full text dan
berbentuk pdf.
25
Identifikasi melalui
pencarian database google
scholar (n=127)
Gambar 1
Diagram flowchart sintesis hasil
26
Tabel 4
Daftar artikel yang memenuhi kriteria
H. Ekstrasi Data
Suatu proses dimana data yang diambil dari berbagai sumber data sebagai
sistem operasional yang biasanya tidak terstruktur untuk melakukan proses data
27
1. Lulusan D3 rekam emdis
233 berkas
masih sangat sedikit sehingga
Analisis faktor-faktor rekam medis
pengetahuan tentang
penyebab duplikasi Observasional dengan teknik Menggunakan
penomoran rekam medis
3 nomor rekam medis di deksriptif pengambilan Sistem penomoran
Wawancara sangat terbatas.
Rumah Sakit umum dengan desain sample secara Unit Numbering
2. Petugas pendaftaran kurang
daerah Tais tahun 2017 cross-sectional Sistematic System
mengetahui tentang
(Ramadani, N, 2017) Random
penomoran rekam medis dan
Sampling
KIUP
Faktor-faktor yang 1. Dibagian pendaftaran tidak
mempengaruhi ada yang lulusan D3 rekam
Duplikasi Nomor medis seluruhnya
Petugas Wawancara,
Rekam Medis Di Menggunakan berpendidikan SMA.
Deskriptif dibagian Rekam observasi,
4 Rumah Sakit Umum Sistem penomoran 2. Petugas pendaftaran kurang
kuantitatif medis sebanyak dan studi
Madani Medan tahun Unit Numbering mengetahui tentang sistem
8 orang dokumentasi
2019 (Gultom, Suheri System(UNS). penomoran rekam medis dan
Perulian. Pakpahan, tidak tersedianya Kartu
2019) Indeks Utama pasien (KIUP).
11 petugas 1. Kurangnya petugas dibagian
rekam medis pendaftaran yang
Faktor-Faktor Yang yang terdiri dari berpendiidkan D3 rekam
Deskriptif Menggunakan
Mempengaruhi 7 petugas medis kebanyakan lulusan
kuantitatif Sistem penomoran
Duplikasi Penomoran pendaftaran dan SMA.
dengan Observasi dan Unit atau yang
5 Berkas Rekam Medis 4 petugas 2. Adanya pengaruh antara
menggunakan angket disebut Unit
Di Rumah Sakit Advent dibagian rawat pengetahuan perekam medis
metode cross- Numbering System
Medan tahun 2020 jalan. Sampel dengan duplikasi penomoran
sectional (UNS).
(Kartini, S.A, 2020) yang digunakan di rumah sakit
yaitu total
sampel
28
BAB IV
A. HASIL
tahun 2016-2021.
jurnal yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian yang telah didapatkan
29
30
dokumen rekam medis. Ada beberapa masalah yang ditemukan satu diantaranya
adalah sering terjadi duplikasi penomoran pada saat pendaftaran pasien dimana
pasien mendapatkan nomor ganda, dan setiap harinya sekitar 1-4 orang pasien
medis yang sama dengan identitas yang berbeda, dikarenakan kondisi tempat
penyimpanan berkas rekam medis masih belum tertata dengan rapi. (Ramadani,
N, 2017).
pada setiap harinya 1-2 orang pasien (Gultom, Suheri Perulian. Pakpahan,
2019).
2020).
2017).
tentang penomoran rekam medis sangat terbatas dan petugas di unit rekam
medis juga masih terbatas. Akibatnya indikasi duplikasi nomor rekam medis
petugas rekam medis tentang KIUP. Dengan tidak adanya KIUP petugas
akan kesulitan dalam melayani pasien yang tidak membawa KIB dan
petugas memberikan nomor baru kepasien, maka dari itu terjadinya duplikasi
banyak dari petugas rekam medis yang berpengetahuan baik. Pada uji
B. PEMBAHASAN
setiap harinya sekitar 1-4 orang pasien yang mendapatkan nomor ganda
rekam medis yang sama dengan identitas yang berbeda, dikarenakan kondisi
tempat penyimpanan berkas rekam medis masih belum tertata dengan rapi.
(Ramadani, N, 2017).
ganda pada setiap harinya 1-2 orang pasien (Gultom, Suheri Perulian.
Pakpahan, 2019).
untuk selamanya setiap pasien datang berobat baik rawat jalan, rawat inap
(2019) pemberian nomor rekam medis secara Unit Numbering system yaitu
setiap pasien yang datang berobat akan mendapatkan satu nomor rekam
medis pada saat pasien pertama kali datang rumah sakit dan nomor rekam
system yaitu Informasi pasien dapat berkelanjutan karena semua data dan
informasi milik pasien dan pelayanan yang telah diberikan tersimpan dalam
satu folder di bawah satu nomor. Maka Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP)
sebagai indeks utama pasien yang akan di simpan di tempat pendaftaran dan
Kartu Identitas Berobat (KIB) akan diberikan kepada pasien karena sangat
medis yang lain untuk dipindahkan ke berkas rekam medis yang baru.
yang sudah pernah berkunjung ke rumah sakit atau sebagai pasien lama akan
petugas harus lebih teliti dalam mendaftarkan pasien agar tidak terjadi
2019).
diberikan lebih dari satu nomor rekam medis atau satu nomor rekam medis
didapatkan bahwa :
berpendidikan SMA
37
seseorang tidak ada lagi yang terjadi duplikasi nomor rekam medis
c. Komunikasi efektif
kesehatan lainnya.
dilakukan oleh :
tersedianya KIUP.
Sakit.
penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai
a. Tahu
kata kerja yang digunakan untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
b. Memahami
c. Aplikasi
sebenarnya.
d. Analisa
perekam medis yang masih rendah. Maka dari itu rumah sakit harus
medis.
pasien.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Unit Numbering system dimana setiap pasien datang berobat kerumah sakit
akan diberikan satu nomor rekam medis dan dipakai untuk selamanya. Tetapi
rekam medis.
B. SARAN
rekam medis dibagian penerimaan pasien agar tidak terjadi lagi kesalahan
42
42
43
duplikasi nomor rekam medis dan untuk mahasiswa rekam medis, hasil
sakit.
dan seminar tentang rekam medis sehingga kinerja petugas semakin baik
lagi dan tidak terjadi lagi yang namanya duplikasi nomor rekam medis
SMA.
medis.
43
44
DAFTAR PUSTAKA
Agung, O., & Retno, W. (2015). DI TPP RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG
TAHUN 2015.
Ali, Seha, H. N., & Susilani, A. T. (2016). Faktor Duplikasi Nomor Rekam Medis
Dengan Pendekatan Fishbone. Politeknik Kesehatan Permata Indonesia, 18–20.
Arianti, S. D., Masyfufah, L., Sulistyoadi, S., & Wijaya, F. (2020). Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Duplikasi Penomoran Berkas Rekam Medis Di Siloam
Hospitals Surabaya. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo,
6(2), 179. https://doi.org/10.29241/jmk.v6i2.388
Gunarti,R & Muchtar, M. 2019r. Rekam medis & informasi kesehatan. Yogyakarta
55283: Thema Publishing.
Karlina, D., Putri, I. A., & Santoso, D. B. (2016). Kejadian Misfile dan Duplikasi
Berkas Rekam Medis Sebagai Pemicu Ketidaksinambungan Data Rekam Medis.
Jurnal Kesehatan Vokasional, 1(1), 44. https://doi.org/10.22146/jkesvo.27477.
Pinerdi, S., Deharja, A., & Ervina, R. (2020). Evaluasi Sistem Penomoran Rekam
Medis Menggunakan Metode Focus PDCA Di RSUP Sanglah. J-REMI : Jurnal
Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan, 1(3), 347–356.
Sari, M., & Rudi, A. (2019). Faktor-Faktor Penyebab Duplikasi Nomor Rekam Medis
di Rumah Sakit Umum. Jurnal Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan, 2, 1–
6.
46
L
A
M
P
I
R
A
N
46
Lembar Konsultasi
Lembar Konsultasi
Lembar Konsultasi
Lembar Konsultasi
Lembar Konsultasi
Pendidikan yang telah ditempuh penulis yaitu SDN 1 Tinabogan lulus pada tahun
2012, MTS Negeri Dondo lulus pada tahun 2015, SMA Negeri 1 Dondo lulus pada