Anda di halaman 1dari 51

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS DALAM PERLINDUNGAN

HAK PASIEN

MULKIA ZIKRI

NIM 18.03.011

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG

PRODI D-3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

MAKASSAR 2021
KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS DALAM PERLINDUNGAN

HAK PASIEN

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam meneyelesaikan pendidikan

Program Studi Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Disusun dan diajukan oleh

MULKIA ZIKRI

18.03.011

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG

PROGRAM STUDI D-3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

MAKASSAR 2021

ii
iii
iv
v
ABSTRAK

MULKIA ZIKRI : LITERATURE REVIEW ASPEK HUKUM REKAM MEDIS DALAM


PERLINDUNGAN HAK PASIEN
PEMBIMBING : Muh Erwin Rosyadi dan Hj. Andi Pinrakati (xv + 37 Halaman + 5 Tabel + 1 gambar
+ 1 Lampiran)
Latar Belakang : Dalam pelayanan kesehatan masyarakat, perilaku petugas kesehatan harus tunduk
pada Aspek hukum rekam medis dalam perlindungan hak pasien, peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku Maka dari itu diperlukan tenaga profesi yang terampil dan profesional dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang lebih baik serta meningkatkan kualitas mutu pelayanan.
Tujuan : Untuk mengetahui Aspek hukum rekam medis dalam perlindungan hak pasien Metode:
Metode yang digunakan pada makalah ini menggunakan studi literature review. Literature yang
digunakan didapatkan dari Google Scholar dari tahun 2016 sampai tahun 2021. Hasil penelitian :
Berdasarkan hasil penelitian review aspek hukum rekam medis dalam perlindungan hak pasien
terdapat tiga penelitian yang sudah menerapkan kebijakan aspek hukum dalam perlindungan hak
pasien sedangkan dua belum menerapkan aspek hkum rekam medis dalam perlindungan hak pasien.
SOP perlindungan hak pasien satu jurnal yang telah memenuhi standar prosedur dan empat yang tidak
memenuhi prosedur dalam perlindungan hak pasien. Kesimpulan : Oleh karena itu untuk memperbaiki
aspek hukum rekam medis dalam perlindungan hak pasien sebaiknya petugas melakukan review
berkala mengenai Aspek hukum dalam perlindungan hak pasien terkait tanggung jawab bagi petugas
yang ada di unit rekam medis
Kata kunci : Aspek hukum, rekam medis

vi
ABSTRACT

MULKIA ZIKRI: LITERATURE REVIEW OF LEGAL ASPECTS OF MEDICAL RECORD IN


PROTECTION OF PATIENT RIGHTS
SUPERVISOR : Muh Erwin Rosyadi and Hj. Andi Pinrakati (xv + 37 Pages + 6 Tabels + 1 Figure + 1
Appendices)
Background: In public health services, the behavior of health workers must comply with the legal
aspects of medical records in protecting patient rights, regulations and applicable laws. Therefore,
skilled and professional professionals are needed to provide better health services and improve quality.
reciprocal service. Research Objectives: To determine the legal aspects of medical records in the
protection of patient rights Methods: The method used in this paper uses a literature review study. The
literature used was obtained from Google Scholar from 2016 to 2021. Research results: Based on the
results of a review of the legal aspects of medical records in protecting patient rights, there are three
studies that have implemented policies in protecting patient rights while two have not implemented
legal aspects of medical records in protection rights. patient. SOP for the protection of patient rights,
one journal that has met standard procedures and four that do not meet the procedures for protecting
patient rights. Conclusion: Therefore, to improve the legal aspects of medical records in protecting
patient rights, it is better to conduct periodic reviews of legal aspects in protecting patient rights
regarding responsibilities for officers in the medical record unit.
Keywords: Legal aspects, medical records

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanawata’ala, karena


atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan
judul “ASPEK HUKUM REKAM MEDIS DALAM PERLINDUNGAN HAK
PASIEN ”. Sholawat dan salam tak lupa pula penulis hanturkan kepada baginda
tercinta Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wassallam. Beserta keluarganya dan
sahabat-sahabat beliau yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju
zaman ilmiah yang terang benderang seperti sekarang ini. Dalam kesempatan kali ini
dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rsa terima kasih kepada kedua
orang tua tercinta yang dengan tulus mendoakan danmemberikan dukungan moril dan
materi. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Muh. Erwin
Rosyadi,S.Kom., M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Hj.Andi Pinrakati, SKM,
M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga an pikirannya
dalam membeikan arahan dalam bimbingannya selama kegiatan penulisan laporan
kary tulis ilmiah ini berlangsung. Penulis menyadari bahwa dala meyelesaikan tugas
akhir ini banyak tantangan yang dihadapi namun berkat kesabaran dan ketekunan
serta bantuan dan bimbingan dari pembimbing dan rekan-rekan yang terlibat sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Oleh karena itu, pada
keseatan ini penuisa mengcaokan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. H. Sumardin Makka, SKM., M.Kes, Selaku Ketua Yayasan Perawat Sulawesi

Selatan (YPSS).

2. Dr. Ns Makkasau, M.Kes., M.EDN Selaku Ketua STIKES Panakkukang

Makassar.

viii
3. Syamsuddin, A.Md.PK., SKM., M.Kes, Selaku Ketua Program Studi D3 Rekam

Medis dan Informasi Kesehatan STIKES Panakkukang Makassar.

4. Kepada Bapak/Ibu dosen dan Staf Pegawai STIKES Panakkukang Makassar

yang telah banyak membrikan bantuan selama menempuh pendidikan selama

perkuliahan

5. Kepada teman-teman seperjuagan angkatan 2018 Prodi D3 Rekam Medis Dan

Informasi Kesehatan teman-teman RMIK A khususnya teman-teman yang sangat

berharga selama menempuh pendidikan di STIKES Panakkukang yaitu Mifta,

Rizqi, Nirwana, Anisa terima kasih atas kebersamaan dan kenangan yang telah

dilalui selama 3 tahun menuntut ilmu di STIKES Panakkukang Makassar.

Penulis sadar bahwa dalam pembuatan proposal ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dan bermanfaat kepada penulis. Dengan harapan semoga

penulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan menambah wawasan.

Akhir kata hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT

berkenan membalas semua kebaikan Bapak, Ibu, dan teman-teman sekalian dengan

pahala berlipat ganda, Aamiin Allahumma Aamiin.

Wassalamualaikum warohmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 28 juli 2021

Mulkia Zikri

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGAJUAN JUDUL .......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................. vi

ABSTRACT ............................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 7

A. Tinjauan Rekam Medis .................................................................................. 7

B. Tinjauan aspek hukum rekam medis dalam perlindungan hak pasien ........... 9

C. Tinjauan tentang kebijakan aspek hukum rekam medis dalam perlindungan

hak pasien...................................................................................................... 12

x
C. Tinjauan tentang SOP ................................................................................... 14

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 18

A. Desain Penelitian .......................................................................................... 18

B. Sumber Data ................................................................................................. 18

C. Kata Kunci .................................................................................................... 18

D. Strategi Pencarian ......................................................................................... 19

E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ........................................................................ 19

F. Sintesis hasil Literature Review ................................................................... 20

G. Ekstraksi Data ............................................................................................... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil……………………………………………………………………………...26

B. Pembahasan………………………………………………………………………29

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………….34

B. Saran………………………………………………………………………34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Metode PICO .................................................................................................. 4

Tabel 2 Strategi pencarian literature review ................................................................ 9

Tabel 3 Kriteria inklusi dan eksklusi ........................................................................... 6

Table 4 Format Ekstraksi Data ..................................................................................... 9

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Flow Sintetis Hasil Literature review .......................................... 1

xiii
DAFTAR SINGKATAN

KUHP : Kitab Undang-undang Hukum Pidana

MENKES : Mentri kesehatan

PERMENKES : Peraturan Mentri Kesehatan

SOP : Standar Operasional Prosedur

UU : Undang-Undang

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan merupakan semua upaya yang ditunjukkan sebagai

upaya dalam memelihara kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit bagi

setiap orang. Salah satu institusi yang memberikan pelayanan kesehatan adalah

rumah sakit. Pelayanan kesehatan pada dasarnya bertujuan untuk melaksanakan

pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit, termasuk di dalamnya pelayanan

medis yang dilaksanakan atas dasar hubungan individual antara dokter dengan

pasien yang membutuhkan penyembuhan. Salah satu pelayanan kesehatan yang

ada di Indonesia adalah rumah sakit (Indiri, 2017).

Rumah sakit merupakan bagian integral dari organisasi sosial dan

kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan secara komprehensif dalam

menyembuhkan penyakit dan pencegahan penyakit pada masyarakat. Rumah

sakit juga menjadi pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan maupun pusat penelitian

medis. Dalam Undang-undang No. 44 Tahun 2009 secara tegas menyatakan

bahwa rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan, rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat . Pasal 29

undang-undang rumah sakit ayat (1) huruf g berbunyi Setiap rumah sakit

1
2

mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan rekam medis. Adapun salah satu

pendukung rumah sakit adalah Rekam Medis (Hatta, 2013)

Rekam Medis dalam rumah sakit merupakan dokumen yang sangat

penting bagi keseluruhan kerja. Rekam medis dalam Rumah sakit adalah berkas

catatan yang berisi dokumen identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan

yang diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain pada pasien. Catatan tertulis

dibuat oleh dokter atau dokter gigi mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan

kepada pasien dalam rangka pelayanan kesehatan, lebih lanjut rekam medis

berkenaan dengan kerahasiaan seperti informasi tentang identitas, diagnosis,

riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus

dijaga oleh dokter, tenaga kesehatan dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan

(PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008) Rekam Medis sebagaimana

dimaksud dalam pasal 46 merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana

pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.

Adapun salah satu upaya rekam medis yang dilakukan rekam medis yaitu

menerapkan sistem perlindungan hukum yang ditetapkan (Firdaus, 2010).

Perlindungan hukum merupakan perlindungan yang diberikan oleh

hukum terhadap hubungan hukum dalam masyarakat yang di atur oleh ketentuan

hukum. Dalam hal ini maka hubungan yang terjadi antara rumah sakit, dokter

dan pasien dilindungi oleh hukum termasuk salah satu kegiatan yang dilakukan

berupa pencatatan riwayat kesehatan pasien. Berdasarkan hal tersebut rumah

2
3

sakit beserta dokter memiliki kewajiban untuk menyimpan kerahasiaan yang

dicatat dalam rekam medis pada hak pasien (Firdaus, 2020).

Dalam hal kepentingan kesehatan pasien, ada hak dari pasien untuk

meminta berkas rekam medis tersebut dengan melalui pengadilan ataupun

permintaan pasien sendiri, Permintaan institusi, untuk kepentingan penelitian,

pendidikan, audit medis, dengan ketentuan dan batas-batas tertentu sepanjang

tidak merugikan orang lain. Permintaan rekam medis dilakukan secara tertulis

dan ditujukan kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Rekam medis

merupakan bagian penting dari pelayanan perawatan pasien di rumah sakit atau

sarana pelayanan kesehatan. Karena data merupakan informasi tentang perawatan

kesehatan pasien. Lebih lanjut dalam menangani pasien yang meninggal

duniapun memerlukan prosedur yang tepat dan efisien, seperti yang dipaparkan

Sunaryo dan Sugiarsi (2014) kebijakan dan prosedur peminjaman dan

pemanfaatan dan lama peminjaman dokumen rekam medis pasien meninggal

sering belum diatur pada pasien meninggal (Rustiyanto, 2017).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang

diangkat dalam literature review adalah Bagaimana Aspek Hukum Rekam Medis

Dalam Perlindungan Hak Pasien?

3
4

TABEL 1
Metode PICO
KRITERIA URAIAN
P (Proeblem) Rekam medis
I (Interventensi) Perlindungan hak pasien
C (Comparation) -
O (Outcom) Aspek hukum

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Aspek hukum rekam medis dalam perlindungan hak

pasien.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui SOP perlindungan hak pasien.

b. Untuk mengetahui kebijakan aspek hukum dalam perlindungan hak

pasien.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Bagian institusi pendidikan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

acuan dan referensi di perpustakaan dan pengembangan ilmu pengetahuan

dibidang rekam medis.

b. Bagi penulis, sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, wawasan,

dan pengalaman dalam mengembangkan ilmu rekam medis yang ada

manfaat praktis .

4
5

2. Manfat Penulis

a. Bagi Rumah Sakit, dapat menjadi masukan dan bahan perbaikan dalam

meningkatkan perlindungan hukum dalam hak pasien.

b. Bagi tenaga rekam medis hasil literature review ini dapat menjadi bahan

masukan dalam memperluas pengetahuan khususnya pada bagian hak

Hak milik pasien atas isi rekam medis tersebut.

5
6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Rekam Medis

1. Pengertian Rekam Medis

Berdasarkan Permenkes (2008), Rekam Medis adalah berkas yang

berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan,

pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang

diberikan kepada pasien.

Menurut Indradi Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan

dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis

lain pada sarana pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik yang

dikelola pemerintah maupun swasta. Isi Rekam medis bersifat rahasia yang

harus dijaga oleh petugas kesehatan dan petugas rekam medis. Oleh karena itu

rumah sakit berkewajiban menjaga keamanan dan kerhasiaan isi rekam medis

pasien.

Menurut Edna K. Huffman, Rekam Medis adalah fakta yang

berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan pengobatan masa lalu

serta saat ini yang ditulis oleh profesi kesehatan yang memberikan pelayanan

kepada pasien tersebut.

7
8

2. Kegunaan Rekam Medis

Menurut Gunarti dan Masrudi tahun 2014 kegunaan rekam medis

secara umum adalah:

a. Sebagai alat komunikasi di antara dokter dengan tenaga ahli lainnya

yang ikut ambil bagian di dalam proses pemberian pelayanan,

pengobatan dan perawatan kepada pasien.

b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus

diberikan kepada seorang pasien.

c. Sebagai bukti tertulis maupun terekam atas segala tindakan pelayanan,

pengobatan dan perkembangan penyakit selama pasien

berkunjung/dirawat di rumah sakit.

d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisis, penelitian dan evaluasi

terhadap kualitas pelayanan yang telah diberikan kepada pasien.

e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun

dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

f. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan

penelitian dan pendidikan.

g. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan

medis yang diterima oleh pasien.

h. Menjadi sumber ingatan yang harus di dokumentasikan, serta sebagai

bahan pertanggungjawaban dan laporan.

8
9

B. Tinjauan Aspek Hukum Rekam Medis Dalam Perlindungan Hak Pasien

1. Kepemilikan Rekam Medis

Berkas Rekam Medis milik sarana pelayanan kesehatan sedangkan isi

Rekam Medis merupakan milik pasien dalam bentuk ringkasan Rekam Medis

yang dapat diberikan, dicatat atau dikopi oleh pasien atau orang yang

diberikan kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang

berhak untuk itu. Hal ini diperkuat dengan Pasal 47 Ayat (1) Undang-Undang

Praktek Kedokteran bahwa dokumen Rekam Medis milik dokter, doktek gigi,

atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi Rekam Medis milik pasien.

Berdasarkan hal itu, kepemilikan Rekam Medis dibedakan antara berkas dan

isinya, meskipun antara berkas dan isi tersebut merupakan satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan. Dari sudut hukum perdata, Rekam Medis merupakan

dokumen yang berupa kertas atau elektronik dan berisi tulisan yang

mengandung arti tentang suatu keadaan, kenyataan atau perbuatan (Indradi,

2017).

Isi Rekam Medis berupa data-data yang harus dimasukkan dalam

Rekam Medis dan dibedakan untuk pasien yang diperiksa di unit rawat jalan,

rawat inap dan gawat darurat. Setiap pelayanan dapat membuat Rekam Medis

apakah itu di rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, pasien akibat bencana,

pelayanan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis, dan pelayanan yang

diberikan dalam ambulans atau pengobatan masal. Isi Rekam Medis milik

9
10

pasien mengandung konsekuensi yuridis, yaitu sifat kerahasiaannya, sehingga

Rekam Medis merupakan berkas yang wajib dijaga kerahasiaannya.

Pemaparan tentang isi Rekam Medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau

dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan

peraturan perundang-undangan; Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat

menjelaskan isi Rekam Medis secara tertulis atau langsung kepada pemohon

tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan (Indradi, 2017)

Semua informasi yang terkandung dalam Rekam Medis adalah

rahasia oleh karena itu, pemanfaatan isi Rekam Medis harus seijin pasien,

kecuali:

a. Keperluan hukum;

b. Rujukan ke pelayanan lain untuk kepentingan pasien/keluarganya;

c. Evaluasi pelayanan di institusi sendiri;

d. Riset/edukasi;

2. Sifat Atau Isi Data Rekam Medis

Sifat kerahasiaan isi Rekam Medis di merupakan hak bagi pasien,

juga merupakan kewajiban bagi tenaga kesehatan untuk menyimpan rahasia

jabatan. Dengan tidak diaturnya ketentuan pelanggaran atas rahasia jabatan

dokter dalam Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rekam Medis dan

Undang-Undang Praktek Kedokteran sebagai ketentuan khusus (lex specialis),

maka berdasarkan asas “lex specialis derogat lege generalis” ketentuan yang

10
11

digunakan jika terjadi pelanggaran adalah KUHP sebagai ketentuan umum

(lex generalis). Ancaman pidana atas dibukanya rahasia jabatan ditentukan

dalam Pasal 322 Ayat (1) KUHP “barang siapa dengan sengaja membuka

suatu rahasia yang wajib disimpan karena jabatan atau pekerjaannya baik yang

sekarang maupun yang dahulu, dipidana dengan pidana penjara paling lama

sembilan bulan atau denda paling banyak enam ratus rupiah.”

Isi Rekam Medis milik pasien mengandung konsekuensi yuridis,

yaitu sifat kerahasiaannya, sehingga Rekam Medis merupakan berkas yang

wajib dijaga kerahasiaannya. Pemaparan tentang isi Rekam Medis hanya

boleh dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang merawat pasien dengan izin

tertulis pasien atau berdasarkan peraturan perundang-undangan; Pimpinan

sarana pelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi Rekam Medis secara

tertulis atau langsung kepada pemohon tanpa izin pasien berdasarkan

peraturan perundang-undangan (Firdaus, 2010).

Semua informasi yang terkandung dalam Rekam Medis adalah

rahasia oleh karena itu, pemanfaatan isi Rekam Medis harus seijin pasien,

kecuali:

a. Keperluan hukum;

b. Rujukan ke pelayanan lain untuk kepentingan pasien/keluarganya;

c. Evaluasi pelayanan di institusi sendiri;

d. Riset/edukasi;

11
12

e. Kontrak badan atau organisasi pelayanan.

3. Perlindungan Hukum Rekam Medis

Perlindungan hukum merupakan perlindungan yang diberikan oleh

hukum terhadap hubungan hukum dalam masyarakat yang diatur sesuai

dengan ketentuan hukum. Dalam hal ini maka hubungan yang terjadi antara

rumah sakit, dokter dan pasien dilindungi oleh hukum termasuk salah satu

kegiatan yang dilakukan berupa pencatatan riwayat kesehatan pasien.

Berdasarkan hal tersebut rumah sakit beserta dokter memiliki kewajiban untuk

menyimpan kerahasiaan yang dicatat dalam rekam medis (Hatta, 2013).

C. Tinjauan Tentang Kebijakan Aspek Hukum Rekam Medis Dalam

Perlindungan Hak Pasien

Kebijakan pelayanan medis secara legal formal tercantum dalam

berbagai peraturan perundang-undangan telah memberikan perlindungan pada

hak pasien Permenkes Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis pasal 12

ayat 2 menyatakan isi rekam medis milik pasien. Surat Edaran Direktur Jenderal

Pelayanan Medis Nomor YM.02.04.3.5.2504 tentang Pedoman Hak dan

Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit mengatakan: Pasien berhak atas

“privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya;

Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi: penyakit yang di derita

tindakan medik apa yang hendak di lakukan; kemungkinan penyakit sebagai

12
13

akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk mengatasinya; alternatif terapi

lainnya; Prognosanya; dan perkiraan biaya pengobatan.

Rekam Medis atau Rekam Medis Elektronik berkaitan dengan

perlindungan konsumen (pasien), yaitu ketentuan tentang hak konsumen atas

informasi yang benar, pembinaan, dan pelayanan kesehatan sebagai diatur dalam

Pasal 4 huruf c, f, g, dan i UU No 8 Tahun 1999 yang berbunyi: Hak konsumen

adalah: “...c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi

dan jaminan barang dan/atau jasa”; “...g. hak untuk diperlakukan atau dilayani

secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif”; dan “...i hak-hak yang diatur

dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya, misal hak untuk

dirahasiakan data pribadinya (termasuk riwayat kesehatannya)”. Pelanggaran

terhadap kewajiban memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur serta

merahasiakan data pribadi (riwayat kesehatan) pasien termasuk Pasal 8 huruf a

UU Perlindungan Konsumen yang mengatakan “tidak memenuhi atau tidak

sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-

undangan,”dapat dipidana berdasarkan Pasal 62 Ayat (1) UU tersebut dengan

pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp

2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

13
14

D. Tinjauan Tentang SOP

1. Pengertian Standar Operasional Prosedur

SOP (Standard Operating Procedure) pada dasarnya adalah pedoman

yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada di dalam suatu

organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan

tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh

orang-orang di dalam organisasi yang merupakan anggota organisasi agar

berjalan efektif dan efisien, konsisten, standar dan sistematis (Tambunan,

2013: 86). SOP juga menjadi jalan untuk mencapai tujuan. SOP adalah

jalan atau jembatan yang menghubungkan satu titik dengan titik lainnya.

Karena itu, SOP akan menentukan apakah tujuan dapat dicapai secara

efektif, efisien dan ekonomis (Tambunan, 2011: 5). SOP atau yang

diterjemahkan menjadi PSO (Prosedur Standar Operasi) adalah sistem

yang disusun untuk memudahkan, merapikan, dan menertibkan pekerjaan

kita. Sistem ini merupakan suatu proses yang berurutan untuk melakukan

pekerjaan dari awal sampai akhir (Ekotama, 2011: 19).

2. Tujuan Standar Operasiona Prosedur

Pada dasarnya penyusunan SOP yaitu harus dinyatakan jelas agar bisa

menjadi landasan setiap prosedur serta langkah kegiatan yang ada di dalam

SOP, termasuk keputusan-keputusan yang diambil pada saat melaksanakan

suatu prosedur dan kegiatan.

14
15

3. Manfaat Standar Operasional Prosedur

Sebagai sebuah pedoman, SOP berperan dalam memberikanacuan terkait

dengan kegiatan-kegiatan yang dijalankan dalam organisasi agar berjalan

efektif, sehingga membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, baik

yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Secara terperinci,

peran dan manfaat SOP sebagai pedoman didalam suatu organisasi adalah:

a. Menjadi pedoman kebijakan

Sebagai suatu pedoman kebijakan merupakan peran

danmanfaat pertama SOP bagi organisasi. SOP yang efektif pastilah

disusun dengan berdasarkan kebijakan yang ada dalam organisasi.

Kebijakan-kebijakan ini menjadi sumber prosedur operasional standar.

Jadi, boleh dikatakan bahwa, SOP adalah bentuk praktis kebijakan-

kebijakan organisasi. Dan SOP menjadi sangat penting bagi organisasi

untuk membuat kebijakan-kebijakan organisasi menjadi aplikatif atau

layak terap dan mencapai manfaat yang optimal bagi organisasi.

b. Menjadi pedoman kegiatan

Dengan memiliki SOP, organisasi berharap bisa mengatur

kegiatan-kegiatannya dengan lebih efektif (Tambunan,2013:108). SOP

yang efektif harus mampu menyederhanakan setiap pekerjaan agar

tidak mempersulit orang yang berhubungan dengan kegiatan tersebut

atau orang yang membutuhkan hasil dari kegiatan tersebut. Sebagai

15
16

pedoman kegiatan, SOP harus berperan mengulangi pengulangan kerja

yang tidak perlu.

E. Prosedur SPO Hak Pasien

Pengertian : Segala Upaya menjamin adanya kepastian hukum untuk

memberi perlindungan atas hak pasien

Tujuan : Terpenuhnya hak-hak pasien untuk menjamin keamanan,

keselamatan dan engedepankan hak pasien dan keluarga

Kebijakan : Para pemimpin rumah sakit bekerja sama untuk melindungi

dan mengedepankan hak pasien dan keluarga

Pengertian:

1. Hak pasien dan keluarga agar pimpinan rmah sakit mengetahui dan

mengerti dengan bai pasien dan keluarga pasien susuai dengan

undang-undang dan peraturan yang berlaku.

2. Laksanakan sosialisasi tentang perlindungn hak pasien dan keluarga

agar pimpinan rumah sakit dapat mengarahkan untuk memastikan agar

seluruh staf bertanggung jawab dalam melindungi hak pasien dan

keluarga.

3. Wujudkan kerjasama yang baik antara pimpinan rumah sakit dengan

seluruh elemen yang ada di rumah sakit dalam merealisasikan

terlaksaksananya pemenuhan hak pasien dan keluarga

16
17

4. Lakukan monitoring dan evaluasi secara berkala atas pelaksanaan

pemenuhan hak pasien dan keluarga di rumah sakit agar pimpinan

rumah sakit dapat memberikan feedback (umpan balik) yang baik atas

hasil monitoring dan evaluasi yan dilakukan.

5. Unit Kerja : Direktur, Sekretaris, seluruh insatalasi/ unit yang ada di

rumah sakit

17
18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan literature review dengan menggunakan

metode penelitian narrative dengan mengumpulkan dan mengidentifikasi

beberapa data yang berkaitan dengan topik tertentu pada pencarian data di

Google Scolar, dimana metode yang digunakan adalah compare yaitu

membandingkan dari jurnal yang didapat dan melakukan review.

B. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh bukan dari pengalaman langsung, akan tetapi dari hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

dahulu.

C. Kata Kunci

Kata kunci yang digunakan dalam penelitian ini Aspek hukum rekam

medis dalam perlindungan hak pasien. Hal ini disesuaikan dengan judul yang

diangkat oleh peneliti yaitu “ Aspek Hukum Dalam Perlindungan Hak Pasien.

18
19

D. Strategi Pencarian

Penelusuran jurnal pada literature review ini diambil dari Google

Scholar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang akan dianalisis.

Literature Review ini menggunakan literature tahun 1016-2021 yang dapat

diakses fulltext dalam format PDF. Kriteria jurnal yang di review adalah jurnal

yang berbahasa Indonesia dengan objek rekam medis dengan menggunakan

objek Rekam Medis menggunakan Boolean AND

Tabel 2
Strategi pencarian literature review
Database Strategi Pencarian Jurnal
Google Scholar Aspek hukum, rekam medis,
perlinduang hak pasien
Perlindungan AND hak pasien

E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi artinya syarat yang harus dipenuhi artikel/jurnal tersebut

agar bisa dijadikan data untuk dilakukan literature review, sedangkan kriteria

eksklusi adalah indikator ketika itu ditemukan pada artikel itu tidak diambil

dalam proses literature ini sebagai berikut

19
20

Tabel 3
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Artikel tahun 2016-2021 Artikel < 2016

Artikel dapat di akses full text Artikel hanya berupa abstrak

Aspek hukum rekam medis

Perlindungan Hukum

Hak pasien

Pada tabel 4 menjelaskan bahwa artikel yang di ambil untuk dilakukan

literature review yaitu jurnal yang dipenuhi kriteria inklusi yang telah

ditetapkan. Sedangkan yang memenuhi kriteria eksklusi, maka jurnal tersebut

tidak diambil.

F. Sintesis Hasil Literature Review

1. Hasil Pencarian Review

Sintesis hasil literature sangat ditekankan untuk mendapatkan

literature yang berkulitas, proses seleksi literature harus digambarkan tahap

demi tahap dari hasil pencarian literature pada jurnal database.

Berdasarkan hasil pencarian jurnal di database yang akan digunakan

pada literature ini di ditemukan hasil 1980 jurnal pada Google scholar.

Setalah di saring berdasarkan tahun didapatkan 1440 pada Google scholar,

tetapi 10 jurnal yang terkait. Selanjutnya jurnal tidak memenuhi kriteria

20
21

inklusi 5, maka penelitian hanya bisa melakukan sintetis hasil literature

dengan mengambil jurnal full text dan yang termasuk dengan kriteria inklusi

yaitu 5 jurnal. Hasil literature review akan dijelaskan sesuai judul yaitu

Aspek Hukum Rekam Medis Dalam Perlindungan Hak Pasien.

Identifikasi jurnal di
google scholar n = 1980

Jurnal setelah disaring


berdasarkan tahun 2016-
2021 n = 1440

Jurnal setelah dilakukan


skrining n = 100

Jurnal dikeluarkan karena


duplikasi n = 7

Jurnal setelah data


duplikasi dihapus n = 93
Jurnal yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan
eksklusi n = 83

Jurnal yang sesuai dengan


kriteria inklusi dan
eksklusi n = 10

Jurnal yang digunakan dalam


penelitian literature n = 5

Gambar 1
Diagram Flow Sintesis Hasil Literature

21
22

2. Daftar artikel yang memenuhi kriteria

a. Analisis sistem pelepasan informasi rekam medis dalam menjamin aspek

hukum kerahasiaan rekam medis di rumah sakit Imeda pekerja indoneisa

medan tahun 2018 (Yulita et al., 2018).

b. Evaluasi prosedur pelepasan informasi medis dalam menjamin aspek hukum

kerahasiaan re kam medis di rumah sakit onkologi Surabaya (Faida, 2016).

c. Perlindungan hukum terhadap hak privasi dan data medis pasien di rumah

sakit x Surabaya (Susilowati et al., 2018).

d. Perlindungan hukum terhadap pasien dalam pelayanan medis di rumah sakit

umum (Simamora et al., 2020)

e. Kerahasiaan rekam medis di Rumah Sakit Aveciena medik martipura

(Rahmadiliyani & Faizal, 2018).

22
23

H. Ekstraksi Data
Tabel 4
Format ekstraksi data
No JUDUL, NAMA DESAIN PENELITIAN POPULASI DAN KEBIJAKAN SOP
PENELITIAN (AUTHOR), SAMPEL ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN
TAHUN DALAM HAK PASIEN
PERLINDUNGA
N HAK PASIEN

1. Evaluasi prosedur pelepasan Jenis penelitian ini Populasi dalam penelitian ini Kebijakan penelitian yang
informasi medis dalam adalah diskriptif adalah Seluruh mengenai pelepasan menunjukkan
menjamin aspek hukum kualitatif pelepasan informasi medis informasi sudah nilai terendah sebesar
kerahasiaan rekam medis di yaitu digunakan sehubungan dengan tercantuk pada 76 (93%) yang tidak
rumah sakit onkologi Surabaya menjelaskan gambaran kebutuhan klaim asuransi di aspek hukum rekam sesuai
(Faida, 2016). secara Rumah Sakit Onkologi medis di rumah dengan SPO
umum proses pelepasan Surabaya sebesar 82 sakit onkologi pelepasan informasi.
informasi medis dalam permohonan. Surabaya
menjamin aspek hukum Sampel yang digunakan
kerahasiaan rekam medis adalah keseluruhan
di Rumah Sakit dari populasi berdasarkan
jumlah permintaan
resume medis yang
sehubungan dengan klaim
asuransi. Teknik sampling
yang digunakan adalah
nonprobability sampling
purposive. Karena peneliti
tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama
pada setiap populasi.
2. Perlindungan hukum terhadap Desain penelitian ini pengambilan sampel secara Kebijakan Penelitian dari
hak privasi dan data medis menggunakan metode acak sederhana, artinya mengenai sejumlah 98 pasien
pasien di rumah sakit x deskriptif dan studi yang bahwa setiap anggota atau perlindungan rawat jalan di Rumah
Surabaya (Susilowati et al., digunakan adalah cross unit dari hukum terhadap Sakit X Surabaya
2018). sectional (Notoatmodjo, populasi mempunyai hak privasi pasien hak privasi
2010) kesempatan yang sama di Rumah Sakit X pasien dan data-data

23
24

untuk diseleksi sebagai Surabaya sudah medis tidak


sampel (Notoatmodjo, tercantum pada terlindungi, karena
2010). lembar persetujuan belum ada Standar
. Variabel yang digunakan umum. Prosedur
adalah pasien rawat jalan. Operasional (SPO)
Populasinya seluruh pasien yang ditetapkan.
rawat
jalan, dengan sampel
sebagian pasien rawat jalan
yang berjumlah 98 pasien.
3. Analisis sistem pelepasan Metode yang digunakan Populasi merupakan Kebijakan Keterlibatan Sub
informasi rekam medis dalam dalam keseluruhan Penggunaan Bagian Rekam Medis
menjamin aspek hukum penelitian ini adalah sumber data yang diperlukan informasi memiki tanggung
kerahasiaan rekam medis di penelitian deskriptif dalam suatu rekam medis adalah jawab
rumah sakit Imeda pekerja kualitatif, pendekatan penelitian. Populasi dalam milik Rumah Sakit, dalam menyimpan
indoneisa medan tahun 2018 penelitiannya penelitian ini sedangkan isi dari informasi megenai
(Yulita et al., 2018). menggunakan cross adalah petugas rumah sakit rekam medis adalah pasien serta
sectional, metode yang milik pasien dan keterlibatan dalam
penelitiannya berhubungan dengan sistem dijaga pelepasan informasi
menggunakan observasi pelepasan kerahasiaannya. yang harus
dan informasi di RSU Imelda dilaksanakan sesuai
wawancara. Pekerja Indonesia dengan SOP atau
Medan. peraturan yang sudah
Sampel adalah sebagian dari ditetapkan.
populasi
dengan cara tertentu.

4. Kerahasiaan rekam medis di Metode Penelitian yang Kebijakan menurut


Rumah Sakit Aveciena medik digunakan kualitatif keputusan Menteri
martipura (Rahmadiliyani & lebih menekankan makna Kesehatan Republik
Faizal, 2018). dilakukan terhadap Indonesia No 377
sekumpulan objek yang tahun 2007 tentang
bertujuan Standar
untuk melihat gambaran Profesi Perekam
fenomena yang terjadi Medis dan

24
25

di lapangan Informasi
(Notoatmodjo, 2010). Kesehatan,
dalam batasan dan
ruang lingkup pada
poin ke-2
tentang aspek
hukum dan etika
profesi
menyebutkan
bahwa membuat
standar dan
pedoman
manajemen
informasi kesehatan
meliputi aspek legal
dengan
unsur keamanan
(safety),
kerahasiaan
(conidential),
sekuritas, privasi
serta integritas data.
5. Perlindungan hukum terhadap Pada penelitian Berdasarkan Standar
pasien dalam pelayanan medis memaparkan jenis operasional prosedur
di rumah sakit umum penelitian yang maka disusun standar
(Simamora et al., 2020). menggunakan pelayanan medis oleh
metode yuridis normatif profesi di rumah
dengan peneliti akan sakit dan terhadap
mengkaji pokok-pokok pelaksanaan standar
permasalahan sesuai dilakukan audit
dengan ruang lingkup medis
dan identifikasi masalah
sebagaimana yang telah
disebut

25
26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada bab ini penulis mendeskripsikan beberapa sumber dari literature

review terkait dengan aspek hukum rekam medis dalam perlindungan hak

pasien. Pencarian dan pengumpulan jurnal pada periode 2016-2021.

Berdasarkan hasil literature review Penulis menemukan 5 jurnal yang

memenuhi kriteria inklusi. Penelitian tersebut berhubungan dengan Aspek

Hukum Rekam Medis Dalam Pelindungan Hak Pasien yaitu : Evaluasi prosedur

pelepasan informasi medis dalam menjamin aspek hukum kerahasiaan rekam

medis di rumah sakit onkologi Surabaya (Faida, 2016), Perlindungan hukum

terhadap hak privasi dan data medis pasien di rumah sakit x Surabaya

(Susilowati et al., 2018), Analisis sistem pelepasan informasi rekam medis

dalam menjamin aspek hukum kerahasiaan rekam medis di rumah sakit Imeda

pekerja indoneisa medan tahun 2018 (Yulita et al., 2018), Kerahasiaan rekam

medis di Rumah Sakit Aveciena medik martipura (Rahmadiliyani & Faizal,

2018), Perlindungan hukum terhadap pasien dalam pelayanan medis di rumah

sakit umum (Simamora et al., 2020).

26
27

Hasil literature review dapat di lihat yaitu:

1. SOP perlindungan hak pasien

Menurut Purnamasari (2015) SOP adalah prosedur kerja yang dibuat

secara detail dan terperinci bagi semua karyawan untuk melaksanakan

pekerjaan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan misi, visi, dan tujuan suatu

lembaga, intansi, atau lembaga.

Menurut penelitian (Faida, 2016) yang menunjukkan nilai terendah

sebesar 76 (93%) yang tidak sesuai dengan SPO pelepasan informasi medis

mengenai petugas meminjam identitas pemohon dalam bentuk KTP/KK di

RSOS.

2. Kebijakan aspek hukum dalam perlindungan hak pasien

Kebijakan hukum menurut penelitian (Faida, 2016) didapat dari

pengamatan yang dilakukan peneliti kepada petugas rekam medis yang

hendak melayani pasien menggunakan lembar observasi, berjumlah 4 orang

dan 82 permohonan pengisian formulir asuransi, kemudian diolah dan

disajikan dalam bentuk tabular dan tekstular. Sampel yang digunakan adalah

keseluruhan dari populasi berdasarkan jumlah permintaan resume medis yang

sehubungan dengan klaim asuransi.

Kebijakan mengenai perlindungan hukum terhadap hak privasi pasien

di Rumah Sakit X Surabaya sudah tercantum pada lembar persetujuan umum.

(general consent), berisi hak dan kewajiban pasien, persetujuan pelayanan

27
28

kesehatan, pembukaan rahasia kedokteran, rahasia kedokteran, privasi pasien,

persetujuan pelepasan informasi. pengambilan sampel secara acak sederhana,

artinya bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan

yang sama untuk diseleksi sebagai sampel.

Kebijakan Penggunaan informasi rekam medis milik Rumah Sakit,

sedangkan isi dari rekam medis adalah milik pasien dan dijaga

kerahasiaannya. Populasi dalam penelitian ini adalah petugas rumah sakit

yang berhubungan dengan sistem pelepasan informasi di RSU Imelda Pekerja

Indonesia Medan. Dalam penelitian ini adalah 4 orang, dimana 1 orang

Direktur rumah sakit Imelda Pekerja Indonesia, 1 orang Kepala Rekam

Medis, dan 2 orang petugas penyimpan rumah sakit Imelda pekerja Indonesia

Medan.

Kebijakan kerahasiaan rekam medis di Rumah Sakit Aveciena medik

martipura untuk menentukan atau melaksanakan program dan kegiatan,

adapun fungsi dari kebijakan itu sendiri yaitu memberikan petunjuk, rambu

dan signal penting dalam menyusun program kegiatan, memberikan

informasi mengenai bagaimana srategi akan di laksanakan, memberikan

arahan kepada pelaksana, Untuk kelancaran dan keterpaduan upaya mencapai

visi misi sasaran dan tujuan, menyelenggarakan pengelolaan urusan tata

usaha.

Kebijakan menurut penelitian Simamora et al., 2020 Perlindungan

hukum terhadap pasien dalam pelayanan medis di rumah sakit umum belum

28
29

sesuai karena belum mempertimbangkan aspek kerahasiaan yang ada di

dalam undang-undang kesehatan.

B. Pembahasan

1. SOP perlindungan hak pasien

Menurut penelitian (Faida,2016) yang menunjukkan SPO nilai

terendah sebesar 76 (93%) yang tidak sesuai dengan SPO pelepasan informasi

medis mengenai petugas meminjam identitas pemohon dalam bentuk

KTP/KK di RSOS. Selain itu formulir pelepasan informasi bagian identitas

sosial tidak diisi dan ditanda tangani oleh pemohon sebesar 22 (27%), tidak

terdapat kejelasan dan keterangan tujuan mengenai jenis informasi yang

diminta sebesar 1 (1%), petugas tidak menjelaskan ketentuan dalam hal

pelepasan informasi medis sebesar 10 (12%), petugas tidak melakukan

pemeriksaan kembali pengisian formulir pelepasan informasi medis sebesar

14 (17%) dan petugas tidak melakukan konformasi kepada pasien tentang

kebenaran dari pengisian formulir pelepasan informasi medis sebesar 22

(27%).

Menurut penelitian (Susilowati et al., 2018). dari sejumlah 98 pasien

rawat jalan di Rumah Sakit X Surabaya hak privasi pasien dan data-data

medis tidak terlindungi, karena belum ada Standar Prosedur Operasional

(SPO) yan ditetapkan.

Menurut penelitian (Yulita et al., 2018) SPO pelepasan informasi Dari

petugas PPAT bahwa dalam pengeluaran informasi medis pasien kepada

29
30

pihak asuransi memang belum ada penggunaan ijin tertulis dari pasien. Ini

dikarenakan bahwa setiap pasien mendaftar dengan cara pembayaran

menggunakan asuransi dan telah menyerahkan kepercayaan kepada pihak

PPAT dalam hal informasi medis dan pembayaran biaya perawatan yang

diberikan. Dalam klaim biaya pelayanan, pihakPPAT RSU Imelda Pekerja

Indonesia Medan harus melengkapi persyaratan yaitu:

a) Surat jaminan asli yang dibuat oleh pihak asuransi


b) Fotocopy kartu peserta asuransi
c) Rincian biaya perawatan.
d) Resume medis pasien.
e) Surat jaminan pelayanan dari rumah sakit.
Menurut penelitian (Rahmadiliyani & Faizal, 2018) SPO kerahasiaan

dokumen rekam medis pasien lama di rawat jalan 100% tidak sesuai. Hal ini

disebabkan karena jumlah kunjungan pasien lama meningkat, petugas yang

kurang, kapasitas rak penyimpanan kurang, sistem penjajaran tidak berurutan

dan tidak adanya tracer. Kesimpulannya penyediaan dokumen rekam medis

pasien lama terlambat dan alur penyediaan dokumen rekam medis pasien lama

di rawat jalan tidak sesuai.

Menurut penelitian (Simamora et al., 2020) Standar operasional

prosedur maka disusun standar pelayanan medis oleh profesi di rumah sakit

dan terhadap pelaksanaan standar dilakukan audit medis sudah sesuai karena

dokumen rekam medis pasien 100% sudah optimal dengan perlindungan

hukum dalam pelayanan kesehatan.

30
31

Satijipto Raharjo berpendapat bahwa perlindungan hukum merupakan

perlindungan terhadap HAM yang diberikan kepada seluruh pihak untuk dapat

menikmati seluruh hak yang diberikan oleh hukum. Sedangkan menurut

Pjillipus M. Hadjon bahwa perlindungan hukum bagi rakyat sebagai tindakan

pemerintah yang bersifat preventif sebagai upaya untuk dapat menghidari

terjadinya pelanggaran yang terdapat dalam peraturan perundang undangan

dan yang bersifat. Sedangkan represif yang merupakan perlindungan terakhir

dalam wujud pertanggung jawab perusahaan, denda, penjara dan hukuman

tambahan yang diberikan apabila terjadi pelanggaran. Terhadap data rekam

medis yang dimiliki pasien, rumah sakit beserta tenaga kesehatan memiliki

kewajiban untuk memberikan perlindungan secara hukum.

Standar operasional prosedur adalah pedoman dengan kinerja instalasi

yang di buat menciptakan ukuran standar kerja untuk membantu petugas

dalam menjalankan tugas sesuai dengan aspek hukum rekam medis yang

berlaku.

2. Kebijakan Aspek Hukum Palam Perlindungan Hak Pasien.

Pada penelitian (Faida,2016) kebijakan pelepasan informasi medis

pasien sudah optimal karena jika terdapat permintaan dari pasien, keluarga

dan pihak asuransi di RSOS, Petugas menyajikan informasi medis dalam

waktu 3x24 jam di RSOS, Petugas menginformasikan waktu penyelesaian

pengerjaan informasi medis yang akan diambil oleh pasien di RSOS.

31
32

Pada penelitian (Susilowati et al., 2018) kebijakan hubungan yang terjadi

antara rumah sakit, dokter dan pasien sudah optimal karena dilindungi oleh

hukum termasuk salah satu kegiatan yang dilakukan berupa pencatatan

riwayat kesehatan pasien. Berdasarkan hal tersebut rumah sakit beserta dokter

memiliki kewajiban untuk menyimpan kerahasiaan yang dicatat dalam rekam

medis.

Menurut (Yulita et al., 2018). Kebijakan pelepasan informasi medis

kepada pihak ketiga di RSU Imelda Pekerja Indonesia medan sudah optimal

karena sudah mempertimbangkan aspek kerahasiaan informasi medis yang

terdapat dalam rekam medis pasien yang merupakan rahasia kedokteran dan

wajib dijaga kerahasiaannya yang sudah ditetapkan oleh menteri kesehatan.

Menurut (Rahmadiliyani & Faizal, 2018). “kebijakan khusus tentang

kerahasiaan belum optimal, untuk proses menjaga kerahasiaannya ruang filing

selalu dikunci” Upaya pelaksanaan kerahasiaan rekam medis yaitu seluruh

petugas rekam medis disumpah untuk menjaga kerahasiaan informasi rekam

medis baik itu informasi identitas pasien, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat

pemeriksaan maupun riwayat pengobatan kepada pihak-pihak atau golongan

yang tidak berkepentingan. Salah satu upayanya dalam menjaga kerahasiaan

rekam medis di Rumah Sakit dalam segi keamanannya ruangan filing selalu

dalam keadaan terkunci dan dalam hal akses nya pada ruangan filing hanya

memberi wewenang kepada petugas yang berkepentingan seperti dokter,

32
33

perawat ataupun tenaga medis lainnya untuk melengkapi pencatatan ataupun

untuk kepentingan pasien. Hasil dapat di simpulkan bahwa rumah sakit belum

membuat kebijakan yang mengatur kerahasiaan rekam medis dan lebih

mengacu pada kebijakan HPK (Hak Pasien Dan Keluarga) yang dirasa HPK

lebih sesuai dengan instrumen penilaian akreditasi.

Menurut penelitian Simamora et al., 2020) Perlindungan hukum

terhadap pasien dalam pelayanan medis di rumah sakit umum belum optimal

karena belum mempertimbangkan aspek kerahasiaan yang ada di dalam

undang-undang kesehatan yang berlaku di rumah sakit.

Kebijakan aspek hukum dalam perlindungan hak pasien yaitu

podoman untuk perekam medis bertanggung jawab menjalankan tugas sesuai

dengan peraturan hukum yang berlaku di rumah sakit dan petugas yang

profesional tidak lagi untuk mencari nafkah sebagai tujuan utamanya tetapi

sudah merupakan dedikasih sebagai jiwa pengabdianya baik itu sesama

petugas maupun masyarakat luar.

33
34

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mengetahui SOP perlindungan hak pasien dalam jurnal ditemukan empat

yang tidak sesuai dengan SOP sedangkan satu sudah sesuai dengan SOP

perlindungan hak pasien.

2. Mengetahui kebijakan aspek hukum dalam perlindungan hak pasien terdapat

tiga penelitian yang sudah menerapkan aspek hukum perlindungan pasien

sedangkan dua penelitian belum menerapkan perlindungan hak pasien dalam

menjalankan tugas.

B. Saran

1. Sebaiknya petugas yang belum mengetahui secara keseluruhan isi Aspek

hukum rekam medis dalam perlindungan hak pasien maka dapat dilakukan

dengan mengikuti seminar maupun pelatihan yang berkaitan dengan

perlindungan hak pasien, guna menambah wawasan dan pengetahuan.

2. Sebaiknya petugas yang sudah menerapkan dengan baik Aspek hukum rekam

medis dalam perlindungan hak pasien perlu dipertahankan.

3. Sebaiknya petugas melakukan review berkala mengenai Aspek hukum dalam

perlindungan hak pasien terkait tanggung jawab bagi petugas yang ada di unit

rekam medis

34
35

DAFTAR PUSTAKA

Analisis struktur co-dispersi dari indeks yang berhubungan dengan kesehatan, indeks
yang berhubungan dengan kesehatan, Judul 11(1), 92-105.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (200 8). Peraturan Nomor: 269/MENKES/P


ER/III/2008.tentang Rekam Medis. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Notoatmodjo,Soekidjo, 2010, Etika dan Hukum Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta,


Jakarta.

Rahmadiliyani, N., & Faizal, F. (2018). Kerahasiaan Rekam Medis Di Rumah Sakit
Aveciena Medika Martapura. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia,
6(2), 69. https://doi.org/10.33560/.v6i2.189

Rano. 2015. Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam Medis : Pelepasan Informasi


Data Rekam Medis. Jawa Tengah cited in : www.medrec07. com diakses tanggal
20 april 2015.

Simamora, T. P., Batubara, S. A., Napitupulu, I. E., & ... (2020). Perlindungan
Hukum Terhadap Pasien Dalam Pelayanan Medis Di Rumah Sakit Umum.
Al-Adl: Jurnal …. https://ojs.uniska-
bjm.ac.id/index.php/aldli/article/view/3091

Susilowati, I., Surjoseputro, W., & Silviawati, D. (2018). Perlindungan Hukum


Terhadap hak Privasi dan Data Medis Pasien di Rumah Sakit X Surabaya.
Jurnal Wiyata Penelitian Sains Dan Kesehatan, 5(1), 5.
http://www.ojs.iik.ac.id/index.php/wiyata/article/view/209

Wahjoepramono, Eka Julianta., Kosekuensi Hukum Dalam Profesi Medik, Karya


Putra Darwanti, Bandung, 2012.

Yahrizal, Darda dan Senja, Nilasari., UndangUndang Praktik Kedokteran dan


Aplikainya, Dunia Cerdas, Jakarta, 2013.

Yulita, T., Medis, K. R., Medan, P. I., Pelepasan, S., Rekam, I., Kerahasiaan, H., &
Medis, R. (2018). ANALISIS SISTEM PELEPASAN INFORMASI REKAM
MEDIS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT IMELDA PEKERJA
INDONESIA MEDAN TAHUN 2018. 1.

35
36

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mulkia Zikri

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 18 Maret 2000

Anak ke : 3 dari 4 bersaudara

Ayah : Muh. Rusli Mappasanre

Ibu : Hasriabang

Suku Bangsa : Makassar/Indonesia

Agama : Islam

Asal : Makassar, Sulawesi Selatan

Alamat : Karunrung raya 3 no 6c

Tlp/HP :-

RIWAYAT PENDIDIKAN

TK BUDI DHARMA UTAMA (Tahun 2005-2006)

SD INPRES BTN IKIP 1 (Tahun 2007-2012)

SMP NEGERI 21 MAKASSAR (Tahun 2013-2015)

SMA NEGERI 9 MAKASSAR (Tahun 2015-2018)

STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR

PROGRAM D-III RMIK (Tahun 2018-2021)

36
37

37

Anda mungkin juga menyukai