Anda di halaman 1dari 66

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

FAKTOR PENYEBAB DISPUTE KLAIM BPJS KESEHATAN

DI RUMAH SAKIT

HAERU ANNISAH

18.03.007

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG

PRODI D-3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

MAKASSAR 2021
KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

FAKTOR PENYEBAB DISPUTE KLAIM BPJS


KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan

Program Studi Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Disusun dan diajukan oleh

HAERU ANNISAH

NIM : 18.03.007

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG

PRODI D-3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI

KESEHATAN MAKASSAR 2021

ii
iii
iv
v
ABSTRAK

HAERU ANNISAH : LITERATURE REVIEW FAKTOR PENYEBAB DISPUTE KLAIM BPJS


KESEHATAN DI RUMAH SAKIT.

PEMBIMBING : Lilik Meilany dan Kartini Nihe (xiii + 61 halaman + 5 tabel + 1 gambar)

Latar Belakang : Permasalahan Dispute klaim yaitu adanya ketidaklengkapan berkas, dan ketepatan kode
diagnosis. Penyebab ketidaklengkapan berkas klaim pasien Jamkesmas disebabkan beban kerja terlalu besar, sistem
informasi dan sistem administrasi yang kurang memadai serta kurangnya disiplin sumber daya manusia. Proporsi
beban kerja petugas administrasi klaim sangat rendah. Waktu yang digunakan oleh petugas hanya 7,4% perhari,
waktu kerja produktif yang optimum berkisar 80% perhari, kinerja petugas koding dalam melakukan pengcodingan
belum maksimal dan 23,3% terjadi ketidaksesuaian dalam penetapan kode diagnosis. Kesalahan dalam pengkodean
diagnosis yang akurat, lengkap dan konsisten akan menghasilkan data yang berkualitas. Ketepatan dalam pemberian
kode diagnosis merupakan hal penting apabila adanya ketidaktepatan pada pengodean diagnosis dan prosedur dapat
menyebabkan terjadinya dispute klaim atau penundaan klaim oleh pihak pemberi asuransi.Tujuan : Penelitian ini
bertujuan (1) Diidentifikasi factor penyebab dispute klaim BPJS Kesehatan di rumah sakit. (2) Dianalisa persentase
dispute klaim BPJS Kesehatan di rumah sakit. Metodologi : Penelitian ini menggunakan data sekunder yang
dilakukan terhadap jurnal-jurnal kesehatan terkait Faktor Penyebab Dispute Klaim BPJS Kesehatan di rumah sakit
dan pencarian jurnal menggunakan Google Scholar. Hasil Penelitian : Dapat diketahui bahwa dari hasil penelitian
persentase dispute klaim BPJS Kesehatan yaitu dari 5 jurnal yang paling tertinggi persentase penyebabnya ada pada
kondisi kode DU atau kode DS tidak didukung oleh data pemeriksaan penunjang sebanyak 53 kasus (79,10%). Dan
faktor penyebab dispute klaim yaitu ketidaklengkapan berkas.Kesimpulan : Berdasarkan 5 jurnal yang diteliti
presentase dispute claim yang tertinggi disebabkan karena kode DU atau kode DS tidak didukung oleh data
pemeriksaan penunjang sebanyak 79,10% dan faktor penyebab pengembalian berkas klaim yaitu resume medis tidak
lengkap.

Kata Kunci : faktor Dispute Claim BPJS

vi
ABSTRACT

HAERU ANNISAH: LITERATURE REVIEW OF THE CAUSES OF DISPUTES IN HEALTH BPJS


CLAIMS IN HOSPITAL.

SUPERVISOR: Lilik Meilany and Kartini Nihe (xiii + 61 pages + 5 tables + 1 picture)

Background: Dispute claim problems are the incompleteness of the file, and the accuracy of the diagnosis code.
The cause of incompleteness of jamkesmas patient claim file is due to oversized workload, inadequate information
systems and administrative systems and lack of human resource discipline. The proportion of the workload of claims
administration officers is very low. The time used by officers is only 7.4% per day, optimal productive work time is
around 80% per day, the performance of coding officers in doing coding has not been maximized and 23.3% there is
a discrepancy in the determination of the diagnosis code. Errors in encoding accurate, complete and consistent
diagnoses will result in quality data. Accuracy in the provision of diagnosis codes is important if the inaccuracy of
the coding of the diagnosis and procedures can cause dispute claims or delays in claims by the insurance provider.
Objective: This study aims at (1) Identified factors causing bpjs health claim dispute in hospitals. (2) Analyzed the
percentage dispute of BPJS Health claims in the hospital. Methodology: This study used secondary data conducted
on health journals related to Bpjs Health Claim Dispute Factors in hospitals and journal searches using Google
Scholar. Research Results: It can be known that from the results of research the percentage of bpjs health claim
dispute is from the 5 highest percentage of the cause is in the condition of du code or DS code is not supported by
supporting examination data as many as 53 cases (79.10%). And the causative factor of dispute claims is the
incompleteness of the file. Conclusion: Based on the 5 journals studied, the highest percentage of dispute lawsuits is
because the DU code or DS code is not supported by data examination as much as 79.10% and the factor causing
the claim file is a complete medical resume.

Keywords: BPJS Dispute Claim factor

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat

dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “LITERATURE REVIEW: FAKTOR PENYEBAB DISPUTE KLAIM BPJS

KESEHATAN DI RUMAH SAKIT”.

Penulis menyadari akan kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan ini,

namun dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan bahwa inilah hasil dari

kemampuan yang penulis miliki. Penulisan ini tidak mungkin dapat diselesaikan

tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan dari pihak, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati

penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan

bantuan dan bimbingan kepada penulis yaitu :

1. Bapak H. Sumardin Makka, SKM, M.Kes selaku Ketua Yayasan Perawat

Sulawesi Selatan.

2. Bapak Dr. Ns. Makkasau, M.Kes., M.EDM selaku Ketua STIKES Panakkukang

Makassar.

3. Bapak Syamsuddin, A.Md.PK, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi D3

Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

4. Ibu Lilik Meilany, S.St., M.Kes selaku pembimbing I yang senantiasa

membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penulisan ini.

viii
5. Ibu Dra. Hj. Kartini Nihe selaku pembimbing II yang senantiasa membimbing

dan memberikan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

penulisan ini.

6. Seluruf staf dan para dosen prodi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan atas

ilmu dan bimbingan yang telah diberikan selama menuntut ilmu di STIKES

Panakkukang Makassar.

7. Ibunda yang selalu setia mendoakan, mendidik dan memberikan dukungan baik

secara material maupun moril.

8. Terima kasih untuk semua teman-teman seperjuangan Kelas RMIK A angkatan

2018 atas kebersamaannya selama menuntut ilmu di STIKES panakkukang

Makassar.

Penulis menyadari segala kekurangan dan keterbatasan sebagai manusia

biasa, maka penulis mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan penulisan

ini. Penulis berharap penulisan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca

khususnya bagi penulis sendiri, Aamiin.

Makassar, 19 Mei 2021

Penulis

HAERU ANNISAH

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................i

HALAMAN PENGAJUAN JUDUL .......................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................................iv

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK .......................................................................................... vi

HALAMAN ABSTRACT ......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................................................viii

DAFTAR ISI................................................................................................................................... .x

DAFTAR TABEL .........................................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................xiii

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................6

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................................6

D. Manfaat Penulisan ...........................................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Rekam Medis ...................................................................................8

B. Tinjauan Umum Rumah Sakit......................................................................................9

C. Dispute Klaim ................................................................................................................. 10

D. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)....................................................... 13

E. Faktor Penyebab Dispute Klaim BPJS Kesehatan ............................................... 16


x
BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian .......................................................................................................... 21

B. Sumber Data ................................................................................................................... 21

C. Kata Kunci ...................................................................................................................... 21

D. Database Pencarian ...................................................................................................... 22

E. Strategi Pencarian ......................................................................................................... 22

F. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ..................................................................................... 22

G. Sintesis Hasil Literature ............................................................................................. 23

H. Ekstraksi Data ................................................................................................................ 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................................................. 30

B. Pembahasan .................................................................................................................... 40

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 47

B. Saran ................................................................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. PICO Literature Review............................................................................................. 6

Tabel 2. Strategi Pencarian ...................................................................................................... 22

Tabel 3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi .................................................................................. 23

Tabel 4. Hasil Ekstraksi Data .................................................................................................. 26

Tabel 5. Karakteristik data Literature review .................................................................... 30

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Flow sintesis hasil literature Review ............................................. 24

xiii
DAFTAR SINGKATAN

A.Md : Ahli Madya

BPJS : Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial

DRG : Infections Related Group

DS : Diagnosa Sekunder

DU : Diagnosa Utama

INA-CBG’s : Indonesian Case Base Groups

ICD : International Classification of Infection Disease

JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

KEMENKES : Kementrian Kesehatan

LOS : Length Of Stay

M.Kes : Magister Kesehatan

PICO : P = Population/Problem/Patient/Program

I = Intervation/Prognatic Factors/Expourse

C = Comparison

O = Outcome

PMK : Peraturan Menteri Kesehatan

SDM : Sumber Daya Manusia

SEP : Surat Eligibilitas Peserta

SIMRS : Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

SKM : Sarjana Kesehatan Masyarakat

WHO : World Health Organization

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 ini menjelaskan

bahwa program jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk

program jaminan kesehatan melalui suatu badan penyelenggara jaminan

sosial, yang sekarang dikenal dengan BPJS Kesehatan. Badan

penyelenggaraan jaminan sosial (BPJS). KEMENKES menerbitkan peraturan

mengenai pedoman pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Pedoman ini diterbitkan bertujuan untuk memberikan acuan bagi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS), Pemerintah (Pusat,

Provinsi, Kabupaten/Kota) dan Pihak Pemberi Pelayanan Kesehatan yang

bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

(Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan fasilitas Kesehatan Tingkat

Lanjutan), peserta program Jaminan Kesehatan Nasional dan pihak terkait

dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (Permenkes No. 28

Tahun 2014).

Pemerintah di Indonesia telah melaksanakan program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) pada awal tahun 2014 peraturan Menteri

Kesehatan (PMK) No. 28 tahun 2014 yang termasuk dalam pedoman

pelaksanaan JKN, BPJS kesehatan bekerjasama dengan semua rumah sakit

yang terdapat di seluruh wilayah indonesia. Pada (PMK No. 59 Tahun 2014).

1
2

Pada klaim BPJS Kesehatan pengajuan biaya perawatan pasien peserta

BPJS Kesehatan di rumah sakit kepada BPJS Kesehatan dilakukan secara

kolektif dan pihak BPJS Kesehatan melakukan penagihan di setiap bulannya,

Setelah BPJS kesehatan melakukan persetujuan klaim dan melakukan

pembayaran untuk berkas yang memang dapat dilakukan pengklaiman. Akan

tetapi untuk berkas yang tidak dapat di klaim harus dikembalikan ke rumah

sakit untuk melakukan pemeriksaan kembali. Jika terjadi dispute klaim maka

kas rumah sakit akan terganggu akibat dari permasalahan dalam pembayaran

klaim tersebut. Permasalahan di dalam proses klaim ini dapat menghambat

dalam pembayaran kewajiban pengawas, gaji pegawai, serta memangkas

biaya pemeliharaan rumah sakit (Nabila, Santi, Tabrani, & Deharja, 2020).

Di dalam tarif ina-cbg’s program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

data costing (biaya) 137 rumah sakit pemerintahan dan rumah sakit swasta,

dalam metode perhitungan biaya menggunakan Sistem Ina-cbg’s yang

digunakan pihak rumah sakit ataupun pihak yang melakukan pembayaran

(Pemerintah selaku pihak BPJS) tidak lagi melakukan perincian tagihan

berdasarkan perincian pelayanan yang diberikan, akan tetapi ditentukan oleh

beberapa data penting diantaranya yaitu Kode DRG (infection related group,

Length of stay (LOS) serta Kualifikasi Rumah Sakit (Rujukan Nasional).

Dalam sistem Ina-cbg’s yang mencakup pada seluruh komponen biaya rumah
3

sakit yang berbasis pada data costing dan kode penyakit yang terdapat pada

International Classification of Infection (ICD) yang telah disusun oleh World

Health Organization (WHO) yang terdiri dari 14.500 kode diagnosis dan ICD

9 CM 7.500 kode tindakan. Dalam besar kecilnya tarif yang muncul program

Ina-Cbg’s ditentukan oleh kode diagnosis dan tindakan medis yang sudah

ditetapkan oleh koder rumah sakit. Pada proses pengajuan klaim dari Rumah

Sakit kepada BPJS Kesehatan yang memiliki tahap verifikasi yaitu

kelengkapan berkas, administrasi kepesertaan, administrasi pelayanan serta

pelayanan kesehatan yang bertujuan dalam menjaga mutu layanan dan

efisiensi biaya pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan. Jika dalam

proses verifikasi terdapat ketidaksesuaian berkas klaim dengan ketentuan

dalam tahap verifikasi maka akan dilakukan pengembalian berkas klaim dari

verifikator BPJS Kesehatan kepada pihak Rumah Sakit apabila masih banyak

berkas klaim yang dikembalikan oleh BPJS Kesehatan akan berdampak pada

Rumah Sakit karena sangat merugikan serta akan memperlambat proses

pembayaran klaim (Irmawati, Marsum, & Monalisa, 2019).

Model pembayaran INA-CBg yang diselenggarakan oleh BPJS di

rumah sakit harus melalui tahap verifikasi dokumen sehingga verifikator

BPJS kesehatan dapat memverifikasi manajemen pelayanan dan menentukan

apakah diagnosis dan prosedur sesuai untuk tagihan kode ICD-10 dan ICD-9.

Setelah BPJS Kesehatan akan mengeksekusi persetujuan klaim dan

membayar dokumen yang memenuhi syarat klaim, namun dokumen yang


4

tidak memenuhi syarat klaim harus dikembalikan ke rumah sakit untuk

konfirmasi. Hal ini disebabkan adanya permasalahan perbedaan diagnosis

antara petugas rumah sakit dengan verifikator BPJS. Dari Agustus hingga

Desember 2017, 45 klaim rawat inap diselesaikan pada Agustus, 34 pada

September, 22 pada Oktober, 10 pada November, dan 34 pada Desember.

Perihal ini pastinya berakibat pada pengembalian klaim. Proses pada

penanganan dispute klaim berdasarkan aspek planning, organizing, actuating,

serta controlling yang masih belum berjalan dengan baik. Perihal ini terjadi

disebabkan karena tidak adanya rincian pekerjaan dan job description,

kurangnya motivasi dari pimpinan, dan tidak adanya jadwal supervisi

pimpinan yang jelas (Amir, Suhadi, & Harun, 2020).

BPJS Kesehatan dalam pembayaran klaim menerapkan ystem paket

diagnosis berdasar dari Indonesia Case Base Grup atau INA-CBgs. Setiap

layanan yang diberikan diberi kode atau koding yang merujuk pada ICD 10

atau ICD 9 CM dalam pengajuan klaim ke BPJS Kesehatan, serta rumah sakit

menyertakan resume medis sebagai salah satu syarat berkas pengajuan. Dan

juga salah satu penyebabnya yaitu ketidakadanya tanda tangan dokter

penanggung jawab pasien pada lembar resume medis padahal secara hukum

tanda tangan resume medis adalah salah satu keabsahan dari resume medis

(Permenkes no. 269/MENKES/PER/III/2008 pasal (4) ayat (2). Ketidakadaan

tanda tangan resume medis membuat klaim BPJS Kesehatan tidak bisa di
5

grouping oleh unit penjamin sehingga terjadi dispute klaim BPJS Kesehatan

(EP, 2018).

Permasalahan Dispute klaim yaitu adanya ketidaklengkapan berkas,

dan ketepatan kode diagnosis. Penyebab ketidaklengkapan berkas klaim

pasien Jamkesmas disebabkan beban kerja terlalu besar, sistem informasi dan

sistem administrasi yang kurang memadai serta kurangnya disiplin sumber

daya manusia. Proporsi beban kerja petugas administrasi klaim sangat rendah.

Waktu yang digunakan oleh petugas hanya 7,4% perhari, waktu kerja

produktif yang optimum berkisar 80% perhari, kinerja petugas koding dalam

melakukan pengcodingan belum maksimal dan 23,3% terjadi ketidaksesuaian

dalam penetapan kode diagnosis. Kesalahan dalam pengkodean diagnosis

yang akurat, lengkap dan konsisten akan menghasilkan data yang berkualitas.

Ketepatan dalam pemberian kode diagnosis merupakan hal penting apabila

adanya ketidaktepatan pada pengodean diagnosis dan prosedur dapat

menyebabkan terjadinya dispute klaim atau penundaan klaim oleh pihak

pemberi asuransi (Yastori, 2020).

Berdasarkan hasil penelitian diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “ Literature review Faktor Penyebab Dispute Klaim

BPJS Kesehatan Di Rumah Sakit”.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka penulis

merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana Faktor

Penyebab Dispute Klaim BPJS Kesehatan di Rumah Sakit?

Dengan menggunakan kode Literature Review terhadap beberapa

jurnal nasional dan internasional dengan menggunakan format PICO sebagai

berikut :

Tabel 1.
PICO Literature Review

Kriteria Uraian
P Klaim BPJS
I -
C -
O Faktor penyebab dispute klaim BPJS

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk diketahui penyebab terjadinya dispute klaim BPJS Kesehatan di

rumah sakit

2. Tujuan Khusus

a. Dianalisa faktor penyebab dispute klaim BPJS Kesehatan di rumah

sakit

b. Diidentifikasi persentase dispute klaim BPJS Kesehatan di rumah sakit


7

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi Stikes Panakkukang Makassar, hasil penulisan ini dapat

digunakan sebagai bahan referensi di bidang keilmuan Rekam Medis

dan Informasi kesehatan.

b. Bagi Penulis, hasil dari penulisan ini dapat meningkatkan wawasan,

pengalaman dan pengetahuan dalam mengembangkan ilmu rekam

medis yang diperoleh di bangku kuliah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Rumah Sakit, hasil penulisan ini dapat menjadi masukan sebagai

bahan perbaikan dalam meningkatkan penyebab dispute klaim BPJS

Kesehatan.

b. Bagi Tenaga Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, hasil penulisan

ini dapat menjadikan bahan masukan dalam melakukan perbaikan

penyebab dispute klaim BPJS Kesehatan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Rekam Medis

1. Pengertian Rekam medis

Rekam Medis yaitu Berkas yang berisi catatan dan dokumen

penting pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, tindakan medis dan

pengobatan. (permenkes nomor 269 /MENKES /PER/III/2008).

2. Fungsi Rekam Medis

Fungsi rekam medis yaitu sebagai dasar pemeliharaan dan

pengobatan pasien, bahan pembuktian dalam perkara hukum, bahan untuk

penelitian dan pendidikan, dasar perbayaran biaya pelayanan kesehatan dan

untuk menyiapkan statistik kesehatan.

3. Manfaat rekam Medis

Manfaat rekam medis berdasarkan Permenkes Nomor

269/MenKes/PER/III/2008 tentang rekam medis adalah :

a. Pengobatan

b. Peningkatan kualitas pelayanan

c. Pendidikan dan penelitian

d. Pembiayaan berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan

untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana

kesehatan

8
9

e. Pembuktian masalah hukum, Disiplin, dan Etik Rekam Medis

merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam

penyelesaian masalah hukum, disiplin, dan etik.

B. Tinjauan Umum Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit

adalah lembaga usaha kesehatan yang mengelola pelayanan kesehatan

individual yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan rawat

darurat.

Rumah Sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat pengelolaan

upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan pegawai yang

terpelajar dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk

pemulihan kesehatan yang baik.

2. Tugas Rumah Sakit

Bagi Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit merupakan upaya kesehatan

secara berdaya guna serta sukses dengan mengutamakan upaya

penyembuhan serta pemeliharaan yang dilaksanakan secara terpadu dengan

upaya peningkatan serta pencegahan.


10

3. Tujuan Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009

tentang rumah sakit yaitu dengan mempermudah masyarakat dalam

mendapatkan pelayanan dan meningkatkan mutu serta mempertahankan

standar pelayanan rumah sakit.

C. Dispute Klaim

Dispute klaim merupakan ketidaksepakatan antara BPJS Kesehatan

dengan sarana kesehatan atas klaim tersebut bersumber pada kabar kegiatan

pengajuan klaim. Terdapat 2 tipe dispute, koding merupakan adanya

ketidaksepakatan terkait koding antara Verifikator BPJS Kesehatan dengan

Koder di Fasilitas Kesehatan. Dan Medis merupakan adanya ketidaklengkapan

isi rekam medis yang menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan

tanggung jawab sebagai tenaga medis dalam mencapai tujuan pelayanan

kesehatan (Atalya Puspa & Humaniora,2020).

Menurut (Jaminan Kesehatan,2019) saat ini rumah sakit yang bekerja

sama dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) banyak mengalami

permasalahan klaim pelayanan kesehatan yang telah dilakukan oleh rumah sakit,

penyebab utama dari permasalahan tersebut adalah perbedaan persepsi antara

rumah sakit dengan BPJS Kesehatan sebagai pembayar (Payer) sehingga terjadi

pending klaim (Dispute Claim). Dispute Klaim paling banyak disebabkan karena

3 hal yaitu: koding, klinis dan administrasi.


11

Pada prinsipnya sengketa klaim terjadi karena klaim yang diajukan oleh

pihak rumah sakit berbeda dengan peraturan terkait, dan klaim yang diajukan

tidak dapat disetujui oleh BPJS Kesehatan :

1. Petugas rumah sakit wajib memahami peraturan – peraturan yang masih

berlaku serta yang sudah tidak berlaku yang terkait dengan program Jaminan

Kesehatan Nasional.

2. Rumah Sakit sudah waktunya mempunyai tim yang mempunyai tugas dan

fungsi utama dalam proses pengajuan klaim ke BPJS Kesehatan, hal ini

penting karena saat ini proporsi pasien dirumah sakit sudah sebagian besar

adalah pasien Jaminan Kesehatan Nasional.

3. Tugas dan fungsi dari tim tersebut adalah melakukan penginputan,

penyusunan, verifikasi klaim sebelum diserahkan ke BPJS Kesehatan.

Biasanya setiap rumah sakit mempunyai alur proses klaim yang berbeda-

beda tergantung kebijakan pimpinan rumah sakit. Meskipun beberapa hal

pokok tidak boleh dilewati seperti proses pengkodingan, penyusunan berkas

klaim serta verifikasi internal yang dilakukan oleh petugas yang akan

menyesuaikan kelengkapan berkas klaim secara administrasi maupun aturan-

aturan koding sesuai dengan peraturan yang ada.

4. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang sudah melakukan

integrasi dengan Sistem Informasi dari Kementerian Kesehatan dan juga


12

BPJS Kesehatan sangat penting juga dalam mengurangi pending klaim

dikarenakan valid tidaknya nomer SEP (Surat Eligibilitas Peserta).

5. Dokumentasi rekam medis yang baik akan memberikan dampak yang

signifikan dalam proses klaim karena akan mempercepat petugas koding

untuk menterjemahkan resume medis pasien kedalam proses klaim serta

apabila diperlukan konfirmasi terhadap hal-hal yang masih diragukan saat

proses verifikasi oleh BPJS Kesehatan.

6. Tim klaim rumah sakit harus memahami alur proses dalam menyelesaikan

pending klaim sehingga dapat dengan cepat melakukan proses revisi serta

berkordinasi apabila terjadi pending klaim.

7. Terhadap pending (tertunda) klaim yang terjadi rumah sakit sebaiknya

mempunyai bukti pendukung dalam melakukan proses klarifikasi.

8. Melakukan telaah (utilization Review) rutin terhadap Klaim rumah sakit

yang sudah diajukan akan sangat membantu rumah sakit untuk dapat

mengidentifikasi potensi-potensi masalah kedepan yang dapat dihindari

untuk klaim selanjutnya.

9. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara dokter yang memberikan

pelayanan dan menulis rekam medis dengan petugas koder rumah sakit akan

sangat membantu proses klaim rumah sakit.


13

10. Petugas klaim rumah sakit sebaiknya selalu memperbaharui informasi

terbaru yang berhubungan dengan regulasi – regulasi di program Jaminan

Kesehatan Nasional.

11. Melakukan pertemuan rutin melibatkan semua stakeholder yang ada dirumah

sakit dengan melakukan memaparkan kondisi pelayanan program JKN dapat

menjadi wahana yang baik untuk memberikan informasi sekaligus

melakukan evaluasi untuk tujuan perbaikan kedepan dirumah sakit.

D. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

1. BPJS Kesehatan

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011, Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan badan hukum yang

dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sistem. Menurut sumber

dari (EP, 2018) BPJS Kesehatan adalah harapan untuk masyarakat yang

tidak mampu dalam menjaminkan kesehatannya sendiri apabila terjadi

kesakitan hingga di rawat inap. Anggaran penyembuhan yang semakin besar,

pemakaian teknologi yang baru yang artinya tingginya harga alat yang dibeli

serta berdampak pada tarif yang wajib dibayar, tidak dapat diprediksikannya

biaya penyembuhan yang hendak dijalani serta keterbatasan faktor finansial

atas bayaran perawatan penyakit.

Undang-Undang RI nomor 24 Tahun 2014 dimana BPJS

merupakan badan yang bertugas untuk menyelenggarakan jaminan


14

pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam upaya

pemerintahan untuk mempercepat terselenggaranya Jaminan Kesehatan

Nasional secara menyeluruh bagi rakyat Indonesia (Iskandar, 2016).

Adapun wewenang BPJS Kesehatan antara lain :

a. Menempatkan dana jaminan Sosial untuk menginvestasi dengan jangka

pendek dan jangka panjang yang mempertimbangkan aspek solvabilitas,

likuiditas, keamanan dana, kehati-hatian, dan hasil yang memadai.

b. Menagih pembayaran iuran.

c. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan.

d. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar

pembayaran dalam fasilitas kesehatan dengan mengacu pada standar

tarif yang ditetapkan oleh pemerintah.

e. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dengan

pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional.

f. Mengenakan sanksi administrative kepada peserta atau pemberi kerja

yang tidak memenuhi kewajibannya.

g. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang dalam

ketidakpatuhannya membayar iuran dalam memenuhi kewajiban lain

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.


15

h. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan

program jaminan sosial.

2. Klaim BPJS

Klaim adalah suatu permintaan salah satu dari dua pihak yang

mempunyai ikatan agar haknya terpenuhi, satu dari dua pihak yang

melakukan untuk mengajukan klaimnya kepada pihak lainnya sesuai dengan

perjanjian yang disepakati bersama oleh kedua belah pihak. Adapun Jenis-

Jenis Klaim yaitu :

a. Dari pengguna jasa terhadap penyedia jasa berupa :

1) Pengurangan nilai kontrak.

2) Percepatan waktu penyelesaian pekerjaan.

3) Kompensasi atas kelalaian penyedia jasa.

b. Dari penyedia jasa terhadap pengguna jasa berupa :

1) Tambahan waktu pelaksanaan pekerjaan.

2) Tambahan kompensasi.

3) Tambahan konsesi atas pengurangan spesifikasi teknis atau bahan.

Secara universal dalam penerapan pengajuan klaim ada 3 prinsip

yang wajib dicermati oleh petugas klaim semenjak berkas klaim diterima

hingga klaim dibayarkan kepada peserta, yaitu :

a. Klaim harus dibayarkan sesuai dengan waktu yang dijanjikan.

Berdasarkan Permenkes Nomor 28 tahun 2014 tentang pedoman


16

penerapan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang

disebutkan bahwa klaim yang diajukan ke BPJS Kesehatan akan

dibayarkan sangat lambat 15 hari sesudah pengajuan klaim tersebut.

b. Klaim wajib dibayarkan kepada peserta sesuai dengan santunan yang

menjadi hak peserta maupun ahli warisnya maupun sesuai nilai

kerugiannya.

c. Klaim dibayarkan wajib kepada orang yang berhak.

E. Faktor Penyebab Dispute Klaim BPJS Kesehatan

1. Faktor Sumber daya manusia (SDM)

a. Jumlah Ketersediaan SDM

Penentuan jumlah SDM yang tepat merupakan salah satu

bentuk perbaikan kualitas sumber daya manusia dalam suatu organisasi

terutama karena peran strategi sumber daya manusia sebagai pelaksana

dari suatu perencanaan. Jumlah ketersediaan SDM untuk petugas koding

rawat inap sebanyak 3 orang. Jumlah petugas koding rawat inap tidak

sebanding dengan pekerjaan yang harus dilakukan sehingga petugas

sering melakukan pekerjaan lembur. Dengan terpenuhinya jumlah

petugas rekam medis yang sesuai dengan uraian pekerjaan di tiap-tiap

unit kerja maka pelayanan akan menjadi lebih maksimal.


17

b. Lulusan SDM

Pendidikan memiliki pengaruh terhadap kinerja petugas, tinggi

rendahnya tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap

kinerjanya. Agar kinerja karyawan baik, maka diperlukan tenaga kerja

yang memiliki tingkat pendidikan yang memadai dan sesuai dengan

bidang pekerjaannya. Seluruh petugas koding merupakan lulusan D-III

dan S-1 Rekam Medis dan manajemen Informasi Kesehatan hal ini

menunjukkan kualitas SDM sudah baik, sehingga latar belakang

pendidikan petugas koding bukan merupakan penyebab terjadinya

dispute/pending klaim. Dimana hal ini telah sesuai dengan persyaratan

minimum sebagai seorang tenaga perekam medis.

c. Pengetahuan SDM

Regulasi terkait koding di BPJS sering kali berubah-ubah, hal

ini mengharuskan seorang coder untuk selalu mengikuti perubahan yang

ada. Namun pembagian informasi tersebut tidak diperoleh secara merata

oleh coder sehingga pengetahuan petugas koding kurang merata.

Pengetahuan tersebut erat kaitannya dengan persamaan persepsi yang

dimiliki oleh seluruh petugas coder dalam mengkoding suatu penyakit

maupun tindakan. Penerapan persepsi dalam suatu organisasi membawa

banyak konsekuensi diantaranya pengharapan kinerja, evaluasi kinerja

serta upaya karyawan.


18

d. Masa Kerja SDM

Masa kerja berpengaruh terhadap kualitas kinerja petugas.

Kinerja petugas yang belum memiliki masa kerja akan berbeda dengan

kinerja petugas yang telah memiliki masa kerja. Masa kerja

mencerminkan tingkat penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang

dimiliki seorang petugas dalam bekerja yang dapat diukur dari masa

kerja dan jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh petugas. Seluruh petugas

koding telah bekerja selama lebih dari 5 tahun hal ini menunjukkan

masa kerja petugas telah rela relative lama, sehingga masa kerja petugas

koding bukan merupakan penyebab terjadinya dispute/pending klaim.

2. Identifikasi Faktor Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam

mencapai maksud dan tujuan. Sarana yang mendukung dalam pelaksanaan

pengklaiman BPJS berkas rekam medis pasien rawat inap seperti komputer,

printer, alat tulis kantor, ICD 10 dan ICD 9CM telah tersedia dengan baik,

lalu untuk prasarana yaitu ruang petugas koding telah tersedia namun

kendala yang dirasakan oleh petugas adalah ruangan petugas koding terpisah

yang disesuaikan dengan lokasi tugas masing-masing petugas koding,

sehingga hal ini dapat mengurangi menyulitkan komunikasi antar petugas.


19

3. Identifikasi Faktor Teknologi

Teknologi merupakan sesuatu yang dapat mendukung manusia

dalam membuat, mengubah, menyimpan dan mengkomunikasikan atau

menyebarkan informasi. Teknologi di bidang kesehatan memiliki peran yang

penting terutama untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Kemajuan teknologi sangat mendukung dalam proses kerja petugas di rumah

sakit serta dapat meminimalisir terjadinya kesalahan yang dilakukan. Namun

kegiatan pada bagian coding pending klaim rawat inap belum terintegrasi

dengan SIMRS sehingga seluruh tugas yang dikerjakan oleh coder masih

manual, dari ekspedisi berkas yang dikirim ke BPJS, ekspedisi berkas yang

pending hingga proses pembayarannya masih menggunakan Microsoft

Excel.

Secara garis besar faktor-faktor penyebab timbulnya klaim dapat

dikelompokkan menjadi :

a. Klaim yang timbul dari sebab-sebab umum :

1) Komunikasi antara pengguna jasa dan penyedia jasa buruk

2) Kondisi cuaca buruk

3) Force majeure (bencana alam, perang, demonstrasi, dan huru-hara)

4) Ketidakjelasan dari isi kontrak

b. Akses yang susah ditempuh Klaim yang timbul dari pengguna jasa

1) Keterlambatan persetujuan mengenai perubahan gambar


20

2) Informasi tender tidak lengkap mengenai desain

3) Informasi tender tidak sempurna mengenai bahan

4) Informasi tender tidak sempurna mengenai spesifikasi

5) Perubahan site

6) Reaksi atau tanggapan yang lambat

7) Keterlambatan pembayaran

8) Keterlambatan pengiriman material

9) Larangan metode kerja tertentu

10) Penolakan yang tak beralasan atas hasil pekerjaan

11) Perubahan lingkup pekerjaan di luar kontrak kerja

c. Klaim yang timbul dari penyedia jasa

1) Pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi

2) Pekerjaan yang cacat mutu/mutu pekerjaan buruk

3) Keterlambatan penyelesaian

4) Klaim tandingan/perlawanan klaim

5) Kegagalan subkontraktor dalam menjalankan tugas sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan sistem Literature review mengenai

faktor penyebab dispute klaim BPJS Kesehatan dengan mengumpulkan data

yang sudah ada.

Dari 5 jurnal yang dilakukan review 1 menggunakan metode penelitian

kualitatif, 1 menggunakan metode penelitian kuantitatif survey analitik dengan

pendekatan case control, 1 menggunakan metode penelitian survey deskriptif

dengan pendekatan cross sectional, 1 menggunakan metode penelitian deskriptif,

dan 1 menggunakan metode penelitian deskriptif secara kuantitatif.

B. Sumber Data

Sumber data pada literature review ini adalah data sekunder, dengan

data utama adalah artikel hasil penelitian, sehingga kualitas data ditentukan pada

pencarian literature.

C. Kata Kunci

Kata kunci yang digunakan dalam pencarian jurnal database yaitu jenis

faktor-faktor penyebab pengembalian berkas AND klaim OR claim dan Dispute

klaim BPJS AND JKN.

21
22

D. Database Pencarian

Database yang digunakan dalam menemukan jurnal terkait yang akan

diteliti yaitu jurnal nasional dengan menggunakan Google Scholar.

E. Strategi Pencarian

Strategi pencarian literature ini adalah penggunaan Boolean system

yaitu perintah yang digunakan pada database pencarian seperti penggunaan kata

AND untuk mendapatkan artikel yang hanya mengandung kata kunci tertentu,

sedangkan OR untuk melebarkan jumlah hasil pencarian pada google scholar.

Tabel 2.
Strategi Pencarian

DATABASE STRATEGI PENCARIAN


JURNAL
Google Scholar Jenis faktor - faktor pengembalian
berkas AND klaim OR claim
Dispute klaim BPJS AND JKN

F. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau syarat yang harus dipenuhi artikel

tersebut agar bisa dijadikan data untuk dilakukan literature review, sedangkan

kriteria eksklusi adalah indikator yang ditemukan pada artikel tersebut maka

artikel tersebut tidak diambil dalam proses literature review.


23

Tabel 3.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi

INKLUSI EKSKLUSI
Artikel tahun 2016-2021 Rentang waktu penerbitan dibawah
tahun 2016
Faktor penyebab dispute klaim Jurnal yang didapat tidak full text
BPJS Kesehatan
Persentase dispute klaim BPJS
Kesehatan

Pada tabel diatas menjelaskan bahwa artikel yang diambil adalah artikel

yang memenuhi kriteria inklusi yang telah kita tetapkan, sedangkan apabila

kriteria eksklusi itu tidak diambil.

G. Sintesis Hasil Literature

1. Hasil Pencarian Literature

Sintesis hasil literature sangat ditekankan untuk mendapatkan literature

yang berkualitas, proses seleksi literature harus digambarkan tahap demi tahap

dari hasil pencarian literature pada jurnal database.

Berdasarkan hasil pencarian jurnal di database yang akan digunakan

pada literature ini didapatkan hasil 1.092 jurnal pada Google Scholar. Setelah

jurnal diseleksi berdasarkan kriteria inklusi maka tersisa 5 jurnal yang memenuhi

kriteria inklusi tersebut dalam bentuk full text dan tidak ada yang tidak full text,

sehingga 5 jurnal tersebut diambil untuk dilakukan sintesis hasil review.


24

Identifikasi jurnal di google


scholar n= 1.092

Jurnal yang tidak sesuai


rentang waktu n= 303

Jurnal yang sesuai rentang


waktu n= 789
Jurnal yang dikeluarkan
karena tidak sesuai dengan
judul n= 283

Jurnal yang terkait dengan


judul penelitian n= 22

Jurnal yang dikeluarkan


karena tidak sesuai dengan
kriteria inklusi n= 17

Jurnal yang terkait dengan


Inklusi n= 5

Gambar 1.
Diagram Flowchart sintesis hasil literature
25

2. Daftar Artikel Yang Memenuhi Kriteria

a. Analisis Dispute Kode Diagnosis Rumah Sakit Dengan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

b. Faktor-Faktor Penyebab Pending Klaim rawat Inap di RSUD Koja tahun

2018

c. Faktor-Faktor Penyebab Pengembalian Berkas Persyaratan Klaim BPJS

Pasien Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

d. Penyebab Pengembalian Berkas Klaim Badan Penyelenggara jaminan

Sosial (BPJS) Pasien rawat Inap Ditinjau Dari Syarat-Syarat Pengajuan

Klaim Di RSUD R.A Kartini Jepara

e. Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian administrasi Klaim BPJS

Kesehatan Ditinjau Dari Syarat-Syarat Kelengkapan Administrasi Klaim

H. Ekstraksi Data

Proses atau data yang diambil atau diekstrak dari berbagai sumber data

sebagai sistem operasional yang biasanya tidak terstruktur untuk melakukan

proses lebih lanjut, mungkin juga menambahkan data.


Tabel 4.
Hasil Ekstraksi Data

Faktor Penyebab Persentase


Nama Peneliti (author), Judul Desain Populasi,
No Dispute klaim Dispute Klaim
Tahun Penelitian Penelitian Sampel
BPJS Kesehatan BPJS
Kesehatan
1. Linda Megawati, Rita Dian Faktor-Faktor Penelitian Populasi 1. No. SEP salah Persentase lembar
Pratiwi (2016) Penyebab kuantitatif seluruh 2. ketidak syarat tidak tidak
Pengembalian survey berkas klaim lengkapan lengkap yaitu
Berkas analitik BPJS pasien Diagnosa sebesar 32 lembar
Persyaratan dengan rawat inap Utama dan syarat yang tidak
klaim BPJS pendekatan pada bulan diagnosa lengkap atau 84%
Pasien Rawat case januari 2016, sekunder atau sebanyak 6
Inap Di RS control Sampel (16%) lembar
PKU Berjumlah 38 syarat yang
Muhammadiyah berkas lengkap. Lembar
yogyakarta laporan
penunjang
sebanyak 7
lembar syarat
yang tidak
lengkap atau
sebesar 18%
dengan 31 (82%)
lembar syarat
lengkap. Dan
lembar syarat

26
lembar fotocopy
kartu BPJS
sebesar 4 lembar
atau 7%, dan
sebanyak 34
(89%) lembar
yang lengkap.
2. Irmawati,Marsum,Monalisa Analisis Penelitian Dalam Gambaran Hasil penelitian
(2019) Dispute Kode survey penelitian ini dispute kode menunjukkan
Diagnosis dengan meliputi diagnosis oleh sebagian besar
Rumah Sakit metode observasi BPJS dan rumah berkas klaim yang
Dengan Badan desktiptif menggunakan sakit terjadi pada dikembalikan
Penyelenggara secara total sampling kondisi kode adalah kasus
Jaminan Sosial kuantitatif pada bulan tidak spesifik, dengan klsifikasi
(BPJS) agustus 2018 kode DU kelompok Case-
Kesehatan sebanyak 67 (Diagnosa Utama Mix Main Groups
berkas klaim atau kode DS (CMG) kode A
dengan (Diagnosa (Infectious and
dispute kode Sekunder) tidak parasitic diseases
didukung oleh Groups) sebanyak
data pemeriksaan 35,82%. Dan
penunjang, kode Penyelesaian
DS menjadi berkas klaim
bagian atau pengembalian
lanjutan dari karena dispute
kode, kode pada kode dengan
kondisi diagnosis reseleksi kode
suspect. rule MB2
sebanyak 59,70%.

27
3. Irmawati, Anton Kristijono, Penyebab Penelitian Populasi Ketidak Persentase pada
edy Susanto yela Belia Pengembalian survey Semua lengkapan berkas berkas klaim yang
(2018) Berkas klaim deskriptif Berkas klaim dalam proses menyebaban
Badan dengan BPJS Pasien verifikasi pengembalian
Penyelenggara pendekatan rawat Inap di berkas oleh
jaminan Sosial cross RSUD R.A Verifikator BPJS
(BPJS) Pasien sectional Kartini jepara Kesehatan
Rawat Inap pada Bulan menunjukkan
ditinjau Dari Maret sampai keadaan berkas
syarat-Syarat Mei 2017, tidak lengkap
pengajuan Sampel sebanyak 35
Klaim di RSUD 49 berkas. berkas (71%).
R.A Kartni kelengkapan
jepara administrative
kepesertaan yang
tidak sesuai
sebanyak 35
berkas (71%),
kesesuaian
administrative
kepesertaan 37
berkas (76%) dan
kesesuaian
administrasi
pelayanan 10
berkas (20%).
4. Mustika Kurniawati, Tuty Faktor yang Penelitian Populasi 1. Resume medis Persentase 55
satrijawati, Tuti hariyanto mempengaruhi deskriptif Dari 882 yang tidak (20,4%) tulisan
(2020 pengembalian berkas lengkap dan tidak dapat dibaca

28
administrasi administrasi bukti pelayanan , 64 (23,7%)
klaim BPJS klaim BPJS medis yang tidak resume medis
Kesehatan yang sesuai tidak lengkap,
ditinjau dari diajukan, 2. Rumah Sakit 132 (49%) kasus
syarat-syarat Sampel belum memiliki memang tidak
kelengkapan sebanyak 31 regulasi/prosedur gawat darurat, 58
administrasi (3,51%) (SOP) yang (42%) diagnosa
klaim berkas yang Mengatur tidak
dikembalikan. Pendaftaran pasien menggambarkan
BPJS. kegawatdaruratan,
dan 22,6% koding
tidak sesuai
dengan diagnosis
di resume medis.
5. Ayu Nadya Faktor-Faktor Penelitian Dilakukan Kesalahan Persentase
Kusumawati, penyebab Kualitatif wawancara koding dan didapatkan 40,6%
Pujiyanto (2018) pending klaim mendalam input, kesalahan berkas merupakan
rawat inap di kepada satu penempatan kesalahan
RSUD Koja orang diagnosis dan kodingdan input,
tahun 2018 verifikator, ketidaklengkapan 21,9% kesalahan
satu orang resume medis. penempatan
koder, dan diagnosis, dan
satu orang 37,4%
grouper. ketidaklengkapan
resume medis.

29
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Penyajian hasil Literature Review

Berdasarkan hasil ekstraksi maka diperoleh data karakteristik Literature review sebagai berikut :

Tabel 5.

Karakteristik data literature review

Metode
Nama Penulis Nama Jurnal (Design, Sumber
No Judul Hasil Penelitian
(Tahun) (Vol, No) Populasi, Database
Variabel)

1. Linda Megawati, Jkesvo (Jurnal Faktor-Faktor Penelitian Hasil penelitian ini Google
Rita Dian Pratiwi Kesehatan Penyebab kuantitatif Menunjukkan Bahwa : Scholar
(2016) Vokasional) Pengembalian survey analitik 1. No SEP salah
Vol 1 No 1 Berkas dengan Dan ketidaklengkapan
Persyaratan pendekatan Diagnosa utama dan

30
Klaim BPJS case control. diagnosa sekunder.
seluruh berkas
Pasien Rawat 2. Persentase lembar
klaim BPJS
Inap di RS PKU pasien rawat syarat tidak
inap pada
Muhammadiyah lengkap yaitu
bulan januari
Yogyakarta 2016, sebesar 32 lembar
Berjumlah 38
berkas. syarat yang tidak
lengkap atau 84%
atau sebanyak 6
(16%) lembar
syarat yang
lengkap. Lembar
laporan penunjang
sebanyak 7 lembar
syarat yang tidak
lengkap atau
sebesar 18%
dengan 31 (82%)
lembar syarat
lengkap. Dan

31
lembar fotocopy kartu
BPJS sebesar 4 lembar
atau 7%, dan sebanyak
34 (89%) lembar yang
lengkap.

2. Irmawati,Marsum, Jurnal Manajemen Analisis Dispute Penelitian Hasil penelitian ini Google
survey dengan
Monalisa (2019) Informasi Kode Diagnosis menunjukkan bahwa: Scholar
metode
Kesehatan Rumah Sakit desktiptif 1. Gambaran dispute
secara
Indonesia Dengan Badan Kode diagnosis oleh
kuantitatif.
Vol. 7 No. 2 Penyelenggara Dalam BPJS dan rumah sakit
penelitian ini
Jaminan Sosial Terjadi pada kondisi
meliputi
(BPJS) observasi Kode tidak spesifik,
Kesehatan menggunakan
Kode DU (Diagnosa
total sampling
pada bulan Utama atau kode DS
agustus 2018
(Diagnosa Sekunder)
sebanyak 67
berkas klaim Tidak didukung oleh
dengan dispute
Data pemeriksaan
kode
Penunjang, kode DS
Menjadi bagian atau
Lanjutan dari kode
Pada kondisi diagnosis
Suspect.

32
2. Hasil penelitian
menunjukkan sebagian
besar berkas klaim yang
dikembalikan adalah
kasus dengan klasifikasi
kelompok Case-mix
Main Groups (CMG)
kode A (Infectious and
parasitic disease groups)
sebanyak 35,82%. Dan
penyelesaian berkas
Klaim pengembalian
karena dispute kode
Dengan reseleksi
kode rule MB2
sebanyak 59,70%

3. Irmawati, Anton Jurnal Rekam Penyebab Penelitian Hasil penelitian ini Google
survey

33
Kristijono, edy Medis dan Pengembalian deskriptif menunjukkan bahwa : Scholar
dengan
Susanto, yela Informasi Berkas Klaim 1. Ketidaklengkapan
pendekatan
Belia (2018) Kesehatan Vol Badan cross sectional. berkas dalam proses
Semua Berkas
1 No 1 Penyelenggara verifikasi.
klaim BPJS
Jaminan Sosial Pasien rawat 2. Persentase pada
Inap di RSUD
(BPJS) Pasien berkas klaim yang
R.A Kartini
Rawat Inap jepara pada menyebabkan
Bulan Maret
Ditinjau Dari pengembalian berkas
sampai Mei
Syarat-Syarat 2017, oleh verifikator BPJS
berjumlah
Pengajuan kesehatan
49 berkas.
Klaim Di RSUD menunjukkan keadaan
R.A Kartini berkas tidak lengkap
jepara sebanyak 35 berkas
(71%). Kelengkapan
administrative
kepesertaan yang tidak
sesuai sebanyak 35
berkas (71%),

34
kesesuaian
administrative
Kepesertaan 37 berkas
(76%) dan kesesuaian
Administrasi pelayanan
10 berkas (20%).
4. Mustika CHMK HEALTH Faktor yang Penelitian Hasil penelitian ini Google
Kurniawati, Tuty JOURNAL mempengaruhi deskriptif. menunjukkan bahwa : Scholar
satrijawati, Tuti VOLUME 4 pengembalian Dari 882 1. Resume medis yang
hariyanto (2020 NOMOR 3 administrasi berkas Tidak lengkap dan
klaim BPJS administrasi Bukti pelayanan medis
Kesehatan klaim BPJS Yang tidak sesuai dan
ditinjau dari yang diajukan, Rumah sakit belum
syarat-syarat sebanyak 31 Memiliki regulasi/
kelengkapan (3,51%) berkas prosedur (SOP) yang
administrasi yang mengatur pendaftaran
klaim dikembalikan. Pasien BPJS.

35
2.
2. Persentase 55 (20,4%)
Tulisan tidak dapat
dibaca, 64 (23,7%)
resume medis tidak
lengkap, 132 (49%)
Kasus memang tidak
gawat darurat, 58(42%)
diagnosa tidak
menggambarkan
Kegawatdaruratan, dan
22,6% koding tidak
sesuai dengan diagnosis
di resume medis.
5. Ayu Nadya CDK-282/vol.47 Faktor-Faktor Penelitian Hasil penelitian ini Google
Kusumawati, no.1 penyebab Kualitatif. menunjukkan bahwa : Scholar
Pujiyanto (2018) pending klaim Dilakukan 1. Kesalahan koding
rawat inap di wawancara dan input, kesalahan
RSUD Koja mendalam penempatan diagnosis
tahun 2018 kepada satu dan ketidaklengkapan
orang resume medis.

36
verifikator, 2. Persentase
satu orang didapatkan 40,6%
koder, dan satu berkas merupakan
orang grouper. kesalahan koding
dan input, 21,9%
kesalahan
penempatan
diagnosis, dan 37,4%
ketidaklengkapan
resume medis.

37
38

Berdasarkan tabel 5 diatas, dari 5 jurnal yang dilakukan review

diinterpretasikan presentase dispute claim dan faktor yang menyebabkan, seperti

pada penelitian berikut ini :

a. Pada penelitian Linda Megawati, Rita Dian Pratiwi (2016)

Berdasarkan hasil penelitian tentang Faktor-Faktor Penyebab Pengembalian

Berkas Persyaratan Klaim BPJS Pasien Rawat Inap di RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta menunjukkan bahwa No. SEP Salah dan

Ketidaklengkapan Diagnosa Utama dan Diagnosa Sekunder. Lembar syarat

tidak lengkap yaitu sebesar 32 lembar syarat yang tidak lengkap atau 84% dan

sebanyak 6 (16%) lembar syarat yang lengkap. Pada lembar laporan

penunjang sebanyak 7 lembar syarat yang tidak lengkap dan sebesar 18%

dengan 31 (82%) lembar syarat lengkap. Dan lembar syarat lembar fotocopy

kartu BPJS sebesar 4 lembar atau 7%, dan sebanyak 34 (89%) lembar yang

lengkap.

b. Pada penelitian Irmawati,Marsum,Monalisa (2019)

Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Dispute Kode Diagnosis Rumah

Sakit Dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menunjukkan

bahwa gambaran dispute kode diagnosis oleh BPJS dan rumah sakit terjadi

pada kondisi kode tidak spesifik, kode DU (Diagnosa Utama atau kode DS

(Diagnosa Sekunder) tidak Didukung oleh data pemeriksaan penunjang, kode

DS menjadi bagian atau lanjutan dari kode pada kondisi diagnosis suspect.
39

Sebagian besar berkas klaim yang dikembalikan adalah kasus dengan

klasifikasi kelompok Case-Mix Main Groups (CMG) kode A (Infectious and

parasitic diseases Groups) sebanyak 35,82%.

c. Pada penelitian Irmawati, Anton Kristijono, edy Susanto yela Belia (2018)

Berdasarkan hasil penelitian tentang Penyebab Pengembalian Berkas Klaim

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Pasien Rawat Inap Ditinjau Dari

Syarat-Syarat Pengajuan Klaim Di RSUD R.A Kartini jepara menunjukkan

bahwa adanya berkas yang tidak lengkap pada proses verifikasi menyebabkan

pengembalian berkas pada BPJS Kesehatan. Pengembalian berkas oleh

Verifikator BPJS Kesehatan menunjukkan keadaan berkas tidak lengkap

sebanyak 35 berkas (71%). kelengkapan administrative kepesertaan yang

tidak sesuai sebanyak 35 berkas (71%), kesesuaian administrative kepesertaan

37 berkas (76%) dan kesesuaian administrasi pelayanan 10 berkas (20%).

d. Pada penelitian Mustika Kurniawati, Tuty satrijawati, Tuti hariyanto (2020

Berdasarkan hasil penelitian tentang Faktor yang mempengaruhi

pengembalian administrasi klaim BPJS Kesehatan ditinjau dari syarat-syarat

kelengkapan administrasi klaim menunjukkan bahwa resume medis yang tidak

lengkap dan bukti pelayanan medis yang tidak sesuai dan rumah sakit belum

memiliki regulasi/prosedur (SOP) yang mengatur pendaftaran pasien BPJS.


40

Persentase 55 (20,4%) tulisan tidak dapat dibaca , 64 (23,7%) resume medis

tidak lengkap, 132 (49%) kasus memang tidak gawat darurat, 58 (42%)

diagnosa tidak menggambarkan kegawatdaruratan, dan 22,6% koding tidak

sesuai dengan diagnosis di resume medis.

e. Pada penelitian Ayu Nadya Kusumawati, Pujiyanto (2018)

Berdasarkan hasil penelitian tentang Faktor-Faktor penyebab pending klaim

rawat inap di RSUD Koja tahun 2018 menunjukkan bahwa kesalahan koding

dan input, kesalahan penempatan diagnosis dan ketidaklengkapan resume

medis hal tersebut sebagian disebabkan oleh human error petugas rumah

sakit. oleh karena itu, sistem verifikasi yang baik sebelum penyerahan kepada

BPJS Kesehatan sangat diperlukan sebagai saringan untuk menghindari

terjadinya klaim pending. Didapatkan persentase 40,6% berkas merupakan

kesalahan koding dan input, 21,9% kesalahan penempatan diagnosis, dan

37,4% ketidaklengkapan resume medis.

B. PEMBAHASAN

Dispute klaim merupakan ketidaksepakatan antara BPJS Kesehatan

dengan sarana kesehatan atas klaim tersebut bersumber pada kegiatan pengajuan

klaim. Dispute claim banyak disebabkan karena 3 hal yaitu : koding, klinis dan

administrasi. Dari beberapa penelitian ditemukan berbagai persentase

pengembalian berkas klaim dan ditemukan juga beberapa faktor penyebab

sehingga dikembalikannya berkas klaim BPJS Kesehatan.


41

1. Jurnal hasil penelitian Linda Megawati & Rita Dian Pratiwi di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta

No. SEP salah, BPJS Kesehatan meluncurkan eligibilitas peserta

mandiri (SEP) untuk memudahkan peserta memperoleh pelayanan kesehatan.

SEP diharapkan dapat memangkas antrian peserta BPJS Kesehatan di fasilitas

kesehatan tingkat lanjut seperti rumah sakit (RS). Sebelumnya, pendaftaran

sendiri (self check-in) dilakukan secara manual oleh peserta. Peserta harus antri

di loket BPJS Kesehatan yang ada di RS (ADY, 2014).

Dari hasil perhitungan analisis kelengkapan berkas syarat klaim BPJS

pasien rawat inap, didapatkan persentase lembar syarat tidak lengkap tersebut

yaitu lembar syarat laporan individual pasien sebesar 32 lembar syarat yang

lengkap dan 84% atau sebanyak 6 (16%) lembar syarat yang tidak lengkap dan

sebesar 18% dengan 31 (82%) lembar syarat fotocopy kartu BPJS sebesar 4

lembar atau 7%, dan sebanyak 34 (89%) lembar yang lengkap.

Dalam mengatasi lembar syarat yang tidak lengkap dan mengatasi

terjadinya kesalahan dalam SEP yaitu mengatasinya dengan mengecek lembar

syarat fotocopy dan mengecek SEP agar tidak ada lagi kesalahan.

2. Jurnal hasil penelitian Irmawati,Marsum,Monalisa di RSUD Ungaran Rumah

sakit Tipe c

Dispute kode diagnosis oleh BPJS dan rumah sakit terjadi pada kondisi

kode tidak spesifik, kode DU (Diagnosa Utama) atau kode DS (Diagnosa

Sekunder) Tidak didukung oleh data pemeriksaan penunjang, kode DS menjadi

bagian atau lanjutan dari kode pada kondisi diagnosis suspect.


42

Apabila sampai akhir periode perawatan pasien dan didalam resume

medis pasien tercatat diagnosis yang masih merupakan kondisi umum, maka

untuk menentukan kode diagnose utama dipilih kode yang lebih spesifik,

disesuaikan dengan hasil analisis resume medis dan hasil pemeriksaan klinis dan

data penunjang dan di sesuaikan dengan pedoman koding yaitu ICD-10 dan ICD-

9 CM. Menurut (Yastori, 2020) Penetapan diagnosis dan tindakan medis seorang

pasien merupakan kewajiban, hak dan tanggung jawab dokter (tenaga medis)

yang terkait tidak boleh diubah oleh karenanya harus diagnosis dan tindakan

medis yang ada dalam rekam medis diisi dengan lengkap dan jelas sesuai arahan

yang ada pada buku ICD 10 dan ICD-9- CM. Hal ini membutuhkan kemampuan

koder dalam menganalisis resume medis dan data-data penunjang lainnya di

dalam berkas rekam medis untuk memilih kode yang lebih spesifik.

Sebagian besar klasifikasi berkas klaim adalah kelompok Case-Mix

main groups kode A (Infectious and Parasitic diseases Groups) sebanyak 24

kasus (35,82%). Dispute kode diagnosis rumah sakit dan BPJS sebagian besar

adalah pada kondisi kode DU atau kode DS tidak didukung oleh data

pemeriksaan penunjang sebanyak 53 kasus (79,10%). Penyelesaian berkas klaim

pengembalian karena dispute kode dengan reseleksi kode rule MB2 sebanyak

59,70%. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketidaksesuaian koding

sangatlah berpengaruh pada besaran biaya tarif INA-CBG’s yang akan

dibayarkan pada rumah sakit.


43

Dalam mengatasi dispute koding atau ketidaksesuaian koding dengan

diagnosis yaitu dengan melakukan klasifikasi dan kodefikasi sesuai ketentuan

dari ICD 10 dan ICD 9 CM. Namun beberapa kondisi ditemukan adanya ketidak

sesuaian pengisian kondisi utama dengan prosedur yang dilakukan, maka koder

harus melakukan klarifikasi.

3. Hasil dari penelitian Irmawati, Anton Kristijono, edy Susanto yela Belia di

RSUD R.A Kartini Jepara

Faktor penyebabnya yaitu petugas klaim rumah sakit tidak melakukan

pengecekan berkas-berkas pendukung dengan kode diagnosa prosedur sebelum

input data aplikasi INA-CBG’s. Akibat tidak dilakukannya kegiatan tersebut

menyebabkan ketidaksesuaian administrasi kepesertaan yaitu pada data aplikasi

INA-CBG’s dengan berkas pendukung dan menjadi penyebab pengembalian

berkas klaim dan ketidaklengkapan berkas dalam proses verifikasi.

Pengajuan klaim dari Rumah Sakit kepada BPJS Kesehatan memiliki

tahap verifikasi kelengkapan berkas, administrasi kepesertaan, administrasi

pelayanan, dan verifikasi pelayanan kesehatan (Irmawati dkk, 2018).

BPJS Kesehatan menunjukkan bahwa jumlah berkas klaim rawat inap

yang tidak lengkap sebanyak 35 berkas (71%) lebih banyak dari pada berkas

klaim rawat inap yang lengkap sebanyak 14 berkas (29%). Kesesuaian

administrasi kepesertaan 37 berkas 50 (76%) dan kesesuaian administrasi

pelayanan 10 berkas (20%).


44

Dalam mengatasi dispute claim pada berkas yang tidak lengkap dalam

penginputan data ke aplikasi INA-CBG’s meliputi, administrasi kepesertaan,

administrasi pelayanan dan verifikasi pelayanan kesehatan yaitu diharapkan

untuk lebih teliti dalam penginputan identitas peserta terutama identitas peserta

pada SEP dan dalam mengatasi ketidaklengkapan berkas diharapkan untuk

petugas lebih teliti lagi dalam memeriksa berkas.

4. Hasil dari penelitian Mustika Kurniawati, Tuty satrijawati, Tuti hariyanto di

rumah sakit X di Malang

Terjadinya dispute claim disebabkan tulisan tidak lengkap, resume

medis tidak lengkap, dan koding tidak sesuai dengan diagnosis di resume medis.

Dan belum adanya SOP yang mengatur alur pelayanan pasien rawat jalan, rawat

inap IGD bagi peserta BPJS dengan sistem casemix INA-CBG’s. Dan belum

adanya SOP yang mengatur pendaftaran pasien BPJS.

Dari 882 berkas administrasi klaim BPJS yang diajukan, sebanyak 31

(3,51%) berkas yang dikembalikan dan sebagian besar berasal dari unit rawat

inap yaitu 26 (2,95%), sedangkan dari unit rawat jalan yang dikembalikan hanya

seperlima (1/5) dari total berkas pasien BPJS. Dari data ini dapat dilihat bahwa

persentase tertinggi pengembalian berkas klaim BPJS berasal dari unit rawat

inap.
45

Dalam mengatasi adanya ketidaklengkapan pengisian berkas khususnya

resume medis yaitu dengan melakukan sosialisasi juknis pengisian rekam medis

terhadap tenaga kesehatan terkait, Ketersediaan SOP alur pengajuan klaim yaitu

dengan melakukan proses pengajuan klaim sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan pada buku petunjuk teknis verifikasi klaim BPJS.

5. Hasil dari penelitian Ayu Nadya Kusumawati, Pujiyanto di RSUD Koja tahun

2018

Ketepatan dalam pemberian kode diagnosis merupakan hal penting yang

harus diperhatikan oleh tenaga perekam medis, kualitas data terkode merupakan

hal penting bagi kalangan tenaga personel Manajemen Informasi Kesehatan.

Ketidaktepatan pada pengodean diagnosis dan prosedur dapat menyebabkan

terjadinya dispute claim atau penundaan klaim oleh pihak pemberi asuransi

(Yastori, 2020).

Didapatkan 40,6% berkas merupakan kesalahan koding dan input,

21,9% kesalahan penampatan diagnosis, dan 37,4% ketidaklengkapan resume

medis. Hal tersebut disebabkan kesalahan proses koding oleh koder dan proses

penginputan koding oleh grouper, dan ketidaklengkapan resume medis.

Dalam mengatasi adanya kesalahan koding dan input yaitu koder

memerlukan pembaharuan ilmu dan aturan terbaru terkait dengan aturan koding
46

ataupun aturan BPJS Kesehatan dan dibutuhkan ketelitian koder dan grouper

dalam melakukan proses koding dan input.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari 5 jurnal yang dilakukan review 1 menggunakan metode penelitian

kualitatif, 1 menggunakan metode penelitian kuantitatif survey analitik

dengan pendekatan case control, 1 menggunakan metode penelitian survey

deskriptif dengan pendekatan cross sectional, 1 menggunakan metode

penelitian deskriptif, dan 1 menggunakan metode penelitian deskriptif secara

kuantitatif.

2. Berdasarkan dari 5 jurnal yang telah di review dapat disimpulkan bahwa

presentase dispute claim yang tertinggi disebabkan karena kode DU atau

kode DS tidak didukung oleh data pemeriksaan penunjang sebanyak 79,10%.

Dari 5 jurnal. faktor penyebab pengembalian berkas klaim yaitu No. SEP

salah, faktor penyebab pengembalian berkas klaim yaitu kesalahan koding

dan ketidaksesuaian koding, faktor penyebab pengembalian berkas klaim

yaitu resume medis tidak lengkap. Dan faktor penyebab pengembalian

berkas klaim yaitu tidak lolos verifikasi administrasi dan ketidaksesuaian

data administrasi.

47
48

B. Saran

1. Sebaiknya untuk petugas koding diharapkan untuk lebih teliti lagi dalam

melakukan pengkodingan.

2. Sebaiknya kepala instalasi rekam medis melalui komite medis mengusulkan


adanya sosialisasi kepada tenaga medis, tenaga koder, dan verifikator terkait

adanya pedoman-pedoman terkini INA-CBG’s.

3. Perlunya suatu prosedur yang mengatur alur dan persyaratan kelengkapan


berkas administrasi klaim BPJS.
DAFTAR PUSTAKA

(ADY, 2014)Https://Www.Hukumonline.Com/Berita/Baca/Lt53a97165b59d4/Surat-Eligibilitas-
-Pangkas-Antrian-Peserta-
Bpjs?__Cf_Chl_Jschl_Tk__=Pmd_Bb50f182a45714974bf515a2ace8ef0b18c1c0ef-
1626858360-0-Gqntzgznanijcnbszqei

Amir, I. B., Suhadi, S., & Harun, H. (2020). Identifikasi Penyebab Pengembalian Berkas
Klaim Bpjs Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2020. Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan
Universitas Halu Oleo, 1(2).

Ep, A. A. (2018). Faktor-Faktor Penyebab Klaim Tertunda Bpjs Kesehatan Rsud Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Periode Januari–Maret 2016. Jurnal Administrasi Rumah
Sakit Indonesia, 4(2).

Habib, H., Mulyana, R. M., Albar, I. A., & Sulistio, S. (2018). Faktor-Faktor Penyebab
Pengembalian Berkas Resume Medis Igd Rscm Oleh Verifikator Bpjs Kesehatan.
Cermin Dunia Kedokteran, 45(4), 251-254.

Hsp academy(2014) . Artikel tentang rekam medis https://pusat pelatihan rumah


sakit.com/2014/11/05/rekam medis-medis/

Humaniora, A. P. D. (2020). Https://Mediaindonesia.Com/Humaniora/349063/Dispute-Klaim-


Layanan-Pasien-Covid-19-Hanya-Bisa-Dua-Kali

Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan/ Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan


Nasional Pada, Permenkes No. 28 Tahun 2014

Irmawati, I., Marsum, M., & Monalisa, M. (2019). Analisis Dispute Kode Diagnosis Rumah
Sakit Dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan. Jurnal
Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (Jmiki), 7(2), 98.

Irmawati, I., Kristijono, A., Susanto, E., & Belia, Y. (2018). Penyebab Pengembalian Berkas
Klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Pasien Rawat Inap Ditinjau Dari
Syarat-Syarat Pengajuan Klaim Di Rsud Ra Kartini Jepara. Jurnal Rekam Medis Dan
Informasi Kesehatan, 1(1), 45-51.
Iskandar, I. H. Analisis Prosedur Klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs)
Kesehatan Di Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes.

Kesehatan, 2019 Https://Ppjk.Kemkes.Go.Id/2019/05/Mengurangi-Dispute-Klaim/

Kurniawati, M. (2020). Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Administrasi Klaim Bpjs


Kesehatan Ditinjau Dari Syarat-Syarat Kelengkapan Administrasi Klaim. Chmk
Health Journal, 4(3), 190-196.

Kusumawati, A. N. (2020). Faktor–Faktor Penyebab Pending Klaim Rawat Inap Di Rsud Koja
Tahun 2018. Cermin Dunia Kedokteran, 47(1), 25-28.

Nabila, S. F., Santi, M. W., Tabrani, Y., & Deharja, A. (2020). Analisis Faktor Penyebab
Pending Klaim Akibat Koding Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rsupn
Dr. Cipto Mangunkusumo. J-Remi: Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan,
1(4), 519-528.
L
A
M
P
I
R
A
N
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Haeru Annisah lahir di Kota Makassar pada tanggal 15 Januari 2001

merupakan anak dari pasangan bapak Alm. H. Habibi salam dan ibu Hj.

Musdalifah sebagai anak pertama dari dua bersaudara, saudara kedua

bernama Muh. Aksan. Penulis menempuh Pendidikan dimulai dari TK

Pertiwi dan lulus pada tahun 2006, lalu melanjutkan pendidikan ke SD

Negeri 21 Bonto Rannu dan lulus pada Tahun 2012, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 3

Bungoro dan lulus Tahun 2015, dan melanjutkan ke SMA Negeri 3 Pangkep dan lulus pada

Tahun 2018. Kemudian melanjutkan pendidikan di STIKES Panakkukang Makassar pada Tahun

2018 dengan mengambil jurusan D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai