LITERATURE REVIEW
DI RUMAH SAKIT
HAERU ANNISAH
18.03.007
MAKASSAR 2021
KARYA TULIS ILMIAH
LITERATURE REVIEW
HAERU ANNISAH
NIM : 18.03.007
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
PEMBIMBING : Lilik Meilany dan Kartini Nihe (xiii + 61 halaman + 5 tabel + 1 gambar)
Latar Belakang : Permasalahan Dispute klaim yaitu adanya ketidaklengkapan berkas, dan ketepatan kode
diagnosis. Penyebab ketidaklengkapan berkas klaim pasien Jamkesmas disebabkan beban kerja terlalu besar, sistem
informasi dan sistem administrasi yang kurang memadai serta kurangnya disiplin sumber daya manusia. Proporsi
beban kerja petugas administrasi klaim sangat rendah. Waktu yang digunakan oleh petugas hanya 7,4% perhari,
waktu kerja produktif yang optimum berkisar 80% perhari, kinerja petugas koding dalam melakukan pengcodingan
belum maksimal dan 23,3% terjadi ketidaksesuaian dalam penetapan kode diagnosis. Kesalahan dalam pengkodean
diagnosis yang akurat, lengkap dan konsisten akan menghasilkan data yang berkualitas. Ketepatan dalam pemberian
kode diagnosis merupakan hal penting apabila adanya ketidaktepatan pada pengodean diagnosis dan prosedur dapat
menyebabkan terjadinya dispute klaim atau penundaan klaim oleh pihak pemberi asuransi.Tujuan : Penelitian ini
bertujuan (1) Diidentifikasi factor penyebab dispute klaim BPJS Kesehatan di rumah sakit. (2) Dianalisa persentase
dispute klaim BPJS Kesehatan di rumah sakit. Metodologi : Penelitian ini menggunakan data sekunder yang
dilakukan terhadap jurnal-jurnal kesehatan terkait Faktor Penyebab Dispute Klaim BPJS Kesehatan di rumah sakit
dan pencarian jurnal menggunakan Google Scholar. Hasil Penelitian : Dapat diketahui bahwa dari hasil penelitian
persentase dispute klaim BPJS Kesehatan yaitu dari 5 jurnal yang paling tertinggi persentase penyebabnya ada pada
kondisi kode DU atau kode DS tidak didukung oleh data pemeriksaan penunjang sebanyak 53 kasus (79,10%). Dan
faktor penyebab dispute klaim yaitu ketidaklengkapan berkas.Kesimpulan : Berdasarkan 5 jurnal yang diteliti
presentase dispute claim yang tertinggi disebabkan karena kode DU atau kode DS tidak didukung oleh data
pemeriksaan penunjang sebanyak 79,10% dan faktor penyebab pengembalian berkas klaim yaitu resume medis tidak
lengkap.
vi
ABSTRACT
SUPERVISOR: Lilik Meilany and Kartini Nihe (xiii + 61 pages + 5 tables + 1 picture)
Background: Dispute claim problems are the incompleteness of the file, and the accuracy of the diagnosis code.
The cause of incompleteness of jamkesmas patient claim file is due to oversized workload, inadequate information
systems and administrative systems and lack of human resource discipline. The proportion of the workload of claims
administration officers is very low. The time used by officers is only 7.4% per day, optimal productive work time is
around 80% per day, the performance of coding officers in doing coding has not been maximized and 23.3% there is
a discrepancy in the determination of the diagnosis code. Errors in encoding accurate, complete and consistent
diagnoses will result in quality data. Accuracy in the provision of diagnosis codes is important if the inaccuracy of
the coding of the diagnosis and procedures can cause dispute claims or delays in claims by the insurance provider.
Objective: This study aims at (1) Identified factors causing bpjs health claim dispute in hospitals. (2) Analyzed the
percentage dispute of BPJS Health claims in the hospital. Methodology: This study used secondary data conducted
on health journals related to Bpjs Health Claim Dispute Factors in hospitals and journal searches using Google
Scholar. Research Results: It can be known that from the results of research the percentage of bpjs health claim
dispute is from the 5 highest percentage of the cause is in the condition of du code or DS code is not supported by
supporting examination data as many as 53 cases (79.10%). And the causative factor of dispute claims is the
incompleteness of the file. Conclusion: Based on the 5 journals studied, the highest percentage of dispute lawsuits is
because the DU code or DS code is not supported by data examination as much as 79.10% and the factor causing
the claim file is a complete medical resume.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
namun dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan bahwa inilah hasil dari
kemampuan yang penulis miliki. Penulisan ini tidak mungkin dapat diselesaikan
tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan dari pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati
penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan
Sulawesi Selatan.
2. Bapak Dr. Ns. Makkasau, M.Kes., M.EDM selaku Ketua STIKES Panakkukang
Makassar.
viii
5. Ibu Dra. Hj. Kartini Nihe selaku pembimbing II yang senantiasa membimbing
penulisan ini.
6. Seluruf staf dan para dosen prodi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan atas
ilmu dan bimbingan yang telah diberikan selama menuntut ilmu di STIKES
Panakkukang Makassar.
7. Ibunda yang selalu setia mendoakan, mendidik dan memberikan dukungan baik
Makassar.
biasa, maka penulis mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan penulisan
ini. Penulis berharap penulisan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca
Penulis
HAERU ANNISAH
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... .x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
B. Pembahasan .................................................................................................................... 40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 47
B. Saran ................................................................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR SINGKATAN
DS : Diagnosa Sekunder
DU : Diagnosa Utama
PICO : P = Population/Problem/Patient/Program
I = Intervation/Prognatic Factors/Expourse
C = Comparison
O = Outcome
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun 2014).
yang terdapat di seluruh wilayah indonesia. Pada (PMK No. 59 Tahun 2014).
1
2
tetapi untuk berkas yang tidak dapat di klaim harus dikembalikan ke rumah
sakit untuk melakukan pemeriksaan kembali. Jika terjadi dispute klaim maka
kas rumah sakit akan terganggu akibat dari permasalahan dalam pembayaran
biaya pemeliharaan rumah sakit (Nabila, Santi, Tabrani, & Deharja, 2020).
data costing (biaya) 137 rumah sakit pemerintahan dan rumah sakit swasta,
beberapa data penting diantaranya yaitu Kode DRG (infection related group,
Dalam sistem Ina-cbg’s yang mencakup pada seluruh komponen biaya rumah
3
sakit yang berbasis pada data costing dan kode penyakit yang terdapat pada
Health Organization (WHO) yang terdiri dari 14.500 kode diagnosis dan ICD
9 CM 7.500 kode tindakan. Dalam besar kecilnya tarif yang muncul program
Ina-Cbg’s ditentukan oleh kode diagnosis dan tindakan medis yang sudah
ditetapkan oleh koder rumah sakit. Pada proses pengajuan klaim dari Rumah
efisiensi biaya pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan. Jika dalam
dalam tahap verifikasi maka akan dilakukan pengembalian berkas klaim dari
verifikator BPJS Kesehatan kepada pihak Rumah Sakit apabila masih banyak
berkas klaim yang dikembalikan oleh BPJS Kesehatan akan berdampak pada
apakah diagnosis dan prosedur sesuai untuk tagihan kode ICD-10 dan ICD-9.
antara petugas rumah sakit dengan verifikator BPJS. Dari Agustus hingga
serta controlling yang masih belum berjalan dengan baik. Perihal ini terjadi
diagnosis berdasar dari Indonesia Case Base Grup atau INA-CBgs. Setiap
layanan yang diberikan diberi kode atau koding yang merujuk pada ICD 10
atau ICD 9 CM dalam pengajuan klaim ke BPJS Kesehatan, serta rumah sakit
menyertakan resume medis sebagai salah satu syarat berkas pengajuan. Dan
penanggung jawab pasien pada lembar resume medis padahal secara hukum
tanda tangan resume medis adalah salah satu keabsahan dari resume medis
tanda tangan resume medis membuat klaim BPJS Kesehatan tidak bisa di
5
grouping oleh unit penjamin sehingga terjadi dispute klaim BPJS Kesehatan
(EP, 2018).
pasien Jamkesmas disebabkan beban kerja terlalu besar, sistem informasi dan
daya manusia. Proporsi beban kerja petugas administrasi klaim sangat rendah.
Waktu yang digunakan oleh petugas hanya 7,4% perhari, waktu kerja
produktif yang optimum berkisar 80% perhari, kinerja petugas koding dalam
yang akurat, lengkap dan konsisten akan menghasilkan data yang berkualitas.
B. Rumusan Masalah
berikut :
Tabel 1.
PICO Literature Review
Kriteria Uraian
P Klaim BPJS
I -
C -
O Faktor penyebab dispute klaim BPJS
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
rumah sakit
2. Tujuan Khusus
sakit
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit, hasil penulisan ini dapat menjadi masukan sebagai
Kesehatan.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengobatan
kesehatan
8
9
individual yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan rawat
darurat.
C. Dispute Klaim
dengan sarana kesehatan atas klaim tersebut bersumber pada kabar kegiatan
permasalahan klaim pelayanan kesehatan yang telah dilakukan oleh rumah sakit,
rumah sakit dengan BPJS Kesehatan sebagai pembayar (Payer) sehingga terjadi
pending klaim (Dispute Claim). Dispute Klaim paling banyak disebabkan karena
Pada prinsipnya sengketa klaim terjadi karena klaim yang diajukan oleh
pihak rumah sakit berbeda dengan peraturan terkait, dan klaim yang diajukan
berlaku serta yang sudah tidak berlaku yang terkait dengan program Jaminan
Kesehatan Nasional.
2. Rumah Sakit sudah waktunya mempunyai tim yang mempunyai tugas dan
fungsi utama dalam proses pengajuan klaim ke BPJS Kesehatan, hal ini
penting karena saat ini proporsi pasien dirumah sakit sudah sebagian besar
Biasanya setiap rumah sakit mempunyai alur proses klaim yang berbeda-
klaim serta verifikasi internal yang dilakukan oleh petugas yang akan
6. Tim klaim rumah sakit harus memahami alur proses dalam menyelesaikan
pending klaim sehingga dapat dengan cepat melakukan proses revisi serta
yang sudah diajukan akan sangat membantu rumah sakit untuk dapat
pelayanan dan menulis rekam medis dengan petugas koder rumah sakit akan
Kesehatan Nasional.
11. Melakukan pertemuan rutin melibatkan semua stakeholder yang ada dirumah
1. BPJS Kesehatan
dari (EP, 2018) BPJS Kesehatan adalah harapan untuk masyarakat yang
pemakaian teknologi yang baru yang artinya tingginya harga alat yang dibeli
serta berdampak pada tarif yang wajib dibayar, tidak dapat diprediksikannya
2. Klaim BPJS
Klaim adalah suatu permintaan salah satu dari dua pihak yang
mempunyai ikatan agar haknya terpenuhi, satu dari dua pihak yang
perjanjian yang disepakati bersama oleh kedua belah pihak. Adapun Jenis-
2) Tambahan kompensasi.
yang wajib dicermati oleh petugas klaim semenjak berkas klaim diterima
kerugiannya.
rawat inap sebanyak 3 orang. Jumlah petugas koding rawat inap tidak
b. Lulusan SDM
dan S-1 Rekam Medis dan manajemen Informasi Kesehatan hal ini
c. Pengetahuan SDM
Kinerja petugas yang belum memiliki masa kerja akan berbeda dengan
dimiliki seorang petugas dalam bekerja yang dapat diukur dari masa
kerja dan jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh petugas. Seluruh petugas
koding telah bekerja selama lebih dari 5 tahun hal ini menunjukkan
masa kerja petugas telah rela relative lama, sehingga masa kerja petugas
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
pengklaiman BPJS berkas rekam medis pasien rawat inap seperti komputer,
printer, alat tulis kantor, ICD 10 dan ICD 9CM telah tersedia dengan baik,
lalu untuk prasarana yaitu ruang petugas koding telah tersedia namun
kendala yang dirasakan oleh petugas adalah ruangan petugas koding terpisah
kegiatan pada bagian coding pending klaim rawat inap belum terintegrasi
dengan SIMRS sehingga seluruh tugas yang dikerjakan oleh coder masih
manual, dari ekspedisi berkas yang dikirim ke BPJS, ekspedisi berkas yang
Excel.
dikelompokkan menjadi :
b. Akses yang susah ditempuh Klaim yang timbul dari pengguna jasa
5) Perubahan site
7) Keterlambatan pembayaran
3) Keterlambatan penyelesaian
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Sumber Data
Sumber data pada literature review ini adalah data sekunder, dengan
data utama adalah artikel hasil penelitian, sehingga kualitas data ditentukan pada
pencarian literature.
C. Kata Kunci
Kata kunci yang digunakan dalam pencarian jurnal database yaitu jenis
21
22
D. Database Pencarian
E. Strategi Pencarian
yaitu perintah yang digunakan pada database pencarian seperti penggunaan kata
AND untuk mendapatkan artikel yang hanya mengandung kata kunci tertentu,
Tabel 2.
Strategi Pencarian
Kriteria inklusi adalah kriteria atau syarat yang harus dipenuhi artikel
tersebut agar bisa dijadikan data untuk dilakukan literature review, sedangkan
kriteria eksklusi adalah indikator yang ditemukan pada artikel tersebut maka
Tabel 3.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
INKLUSI EKSKLUSI
Artikel tahun 2016-2021 Rentang waktu penerbitan dibawah
tahun 2016
Faktor penyebab dispute klaim Jurnal yang didapat tidak full text
BPJS Kesehatan
Persentase dispute klaim BPJS
Kesehatan
Pada tabel diatas menjelaskan bahwa artikel yang diambil adalah artikel
yang memenuhi kriteria inklusi yang telah kita tetapkan, sedangkan apabila
yang berkualitas, proses seleksi literature harus digambarkan tahap demi tahap
pada literature ini didapatkan hasil 1.092 jurnal pada Google Scholar. Setelah
jurnal diseleksi berdasarkan kriteria inklusi maka tersisa 5 jurnal yang memenuhi
kriteria inklusi tersebut dalam bentuk full text dan tidak ada yang tidak full text,
Gambar 1.
Diagram Flowchart sintesis hasil literature
25
2018
H. Ekstraksi Data
Proses atau data yang diambil atau diekstrak dari berbagai sumber data
26
lembar fotocopy
kartu BPJS
sebesar 4 lembar
atau 7%, dan
sebanyak 34
(89%) lembar
yang lengkap.
2. Irmawati,Marsum,Monalisa Analisis Penelitian Dalam Gambaran Hasil penelitian
(2019) Dispute Kode survey penelitian ini dispute kode menunjukkan
Diagnosis dengan meliputi diagnosis oleh sebagian besar
Rumah Sakit metode observasi BPJS dan rumah berkas klaim yang
Dengan Badan desktiptif menggunakan sakit terjadi pada dikembalikan
Penyelenggara secara total sampling kondisi kode adalah kasus
Jaminan Sosial kuantitatif pada bulan tidak spesifik, dengan klsifikasi
(BPJS) agustus 2018 kode DU kelompok Case-
Kesehatan sebanyak 67 (Diagnosa Utama Mix Main Groups
berkas klaim atau kode DS (CMG) kode A
dengan (Diagnosa (Infectious and
dispute kode Sekunder) tidak parasitic diseases
didukung oleh Groups) sebanyak
data pemeriksaan 35,82%. Dan
penunjang, kode Penyelesaian
DS menjadi berkas klaim
bagian atau pengembalian
lanjutan dari karena dispute
kode, kode pada kode dengan
kondisi diagnosis reseleksi kode
suspect. rule MB2
sebanyak 59,70%.
27
3. Irmawati, Anton Kristijono, Penyebab Penelitian Populasi Ketidak Persentase pada
edy Susanto yela Belia Pengembalian survey Semua lengkapan berkas berkas klaim yang
(2018) Berkas klaim deskriptif Berkas klaim dalam proses menyebaban
Badan dengan BPJS Pasien verifikasi pengembalian
Penyelenggara pendekatan rawat Inap di berkas oleh
jaminan Sosial cross RSUD R.A Verifikator BPJS
(BPJS) Pasien sectional Kartini jepara Kesehatan
Rawat Inap pada Bulan menunjukkan
ditinjau Dari Maret sampai keadaan berkas
syarat-Syarat Mei 2017, tidak lengkap
pengajuan Sampel sebanyak 35
Klaim di RSUD 49 berkas. berkas (71%).
R.A Kartni kelengkapan
jepara administrative
kepesertaan yang
tidak sesuai
sebanyak 35
berkas (71%),
kesesuaian
administrative
kepesertaan 37
berkas (76%) dan
kesesuaian
administrasi
pelayanan 10
berkas (20%).
4. Mustika Kurniawati, Tuty Faktor yang Penelitian Populasi 1. Resume medis Persentase 55
satrijawati, Tuti hariyanto mempengaruhi deskriptif Dari 882 yang tidak (20,4%) tulisan
(2020 pengembalian berkas lengkap dan tidak dapat dibaca
28
administrasi administrasi bukti pelayanan , 64 (23,7%)
klaim BPJS klaim BPJS medis yang tidak resume medis
Kesehatan yang sesuai tidak lengkap,
ditinjau dari diajukan, 2. Rumah Sakit 132 (49%) kasus
syarat-syarat Sampel belum memiliki memang tidak
kelengkapan sebanyak 31 regulasi/prosedur gawat darurat, 58
administrasi (3,51%) (SOP) yang (42%) diagnosa
klaim berkas yang Mengatur tidak
dikembalikan. Pendaftaran pasien menggambarkan
BPJS. kegawatdaruratan,
dan 22,6% koding
tidak sesuai
dengan diagnosis
di resume medis.
5. Ayu Nadya Faktor-Faktor Penelitian Dilakukan Kesalahan Persentase
Kusumawati, penyebab Kualitatif wawancara koding dan didapatkan 40,6%
Pujiyanto (2018) pending klaim mendalam input, kesalahan berkas merupakan
rawat inap di kepada satu penempatan kesalahan
RSUD Koja orang diagnosis dan kodingdan input,
tahun 2018 verifikator, ketidaklengkapan 21,9% kesalahan
satu orang resume medis. penempatan
koder, dan diagnosis, dan
satu orang 37,4%
grouper. ketidaklengkapan
resume medis.
29
BAB IV
A. Hasil
Berdasarkan hasil ekstraksi maka diperoleh data karakteristik Literature review sebagai berikut :
Tabel 5.
Metode
Nama Penulis Nama Jurnal (Design, Sumber
No Judul Hasil Penelitian
(Tahun) (Vol, No) Populasi, Database
Variabel)
1. Linda Megawati, Jkesvo (Jurnal Faktor-Faktor Penelitian Hasil penelitian ini Google
Rita Dian Pratiwi Kesehatan Penyebab kuantitatif Menunjukkan Bahwa : Scholar
(2016) Vokasional) Pengembalian survey analitik 1. No SEP salah
Vol 1 No 1 Berkas dengan Dan ketidaklengkapan
Persyaratan pendekatan Diagnosa utama dan
30
Klaim BPJS case control. diagnosa sekunder.
seluruh berkas
Pasien Rawat 2. Persentase lembar
klaim BPJS
Inap di RS PKU pasien rawat syarat tidak
inap pada
Muhammadiyah lengkap yaitu
bulan januari
Yogyakarta 2016, sebesar 32 lembar
Berjumlah 38
berkas. syarat yang tidak
lengkap atau 84%
atau sebanyak 6
(16%) lembar
syarat yang
lengkap. Lembar
laporan penunjang
sebanyak 7 lembar
syarat yang tidak
lengkap atau
sebesar 18%
dengan 31 (82%)
lembar syarat
lengkap. Dan
31
lembar fotocopy kartu
BPJS sebesar 4 lembar
atau 7%, dan sebanyak
34 (89%) lembar yang
lengkap.
2. Irmawati,Marsum, Jurnal Manajemen Analisis Dispute Penelitian Hasil penelitian ini Google
survey dengan
Monalisa (2019) Informasi Kode Diagnosis menunjukkan bahwa: Scholar
metode
Kesehatan Rumah Sakit desktiptif 1. Gambaran dispute
secara
Indonesia Dengan Badan Kode diagnosis oleh
kuantitatif.
Vol. 7 No. 2 Penyelenggara Dalam BPJS dan rumah sakit
penelitian ini
Jaminan Sosial Terjadi pada kondisi
meliputi
(BPJS) observasi Kode tidak spesifik,
Kesehatan menggunakan
Kode DU (Diagnosa
total sampling
pada bulan Utama atau kode DS
agustus 2018
(Diagnosa Sekunder)
sebanyak 67
berkas klaim Tidak didukung oleh
dengan dispute
Data pemeriksaan
kode
Penunjang, kode DS
Menjadi bagian atau
Lanjutan dari kode
Pada kondisi diagnosis
Suspect.
32
2. Hasil penelitian
menunjukkan sebagian
besar berkas klaim yang
dikembalikan adalah
kasus dengan klasifikasi
kelompok Case-mix
Main Groups (CMG)
kode A (Infectious and
parasitic disease groups)
sebanyak 35,82%. Dan
penyelesaian berkas
Klaim pengembalian
karena dispute kode
Dengan reseleksi
kode rule MB2
sebanyak 59,70%
3. Irmawati, Anton Jurnal Rekam Penyebab Penelitian Hasil penelitian ini Google
survey
33
Kristijono, edy Medis dan Pengembalian deskriptif menunjukkan bahwa : Scholar
dengan
Susanto, yela Informasi Berkas Klaim 1. Ketidaklengkapan
pendekatan
Belia (2018) Kesehatan Vol Badan cross sectional. berkas dalam proses
Semua Berkas
1 No 1 Penyelenggara verifikasi.
klaim BPJS
Jaminan Sosial Pasien rawat 2. Persentase pada
Inap di RSUD
(BPJS) Pasien berkas klaim yang
R.A Kartini
Rawat Inap jepara pada menyebabkan
Bulan Maret
Ditinjau Dari pengembalian berkas
sampai Mei
Syarat-Syarat 2017, oleh verifikator BPJS
berjumlah
Pengajuan kesehatan
49 berkas.
Klaim Di RSUD menunjukkan keadaan
R.A Kartini berkas tidak lengkap
jepara sebanyak 35 berkas
(71%). Kelengkapan
administrative
kepesertaan yang tidak
sesuai sebanyak 35
berkas (71%),
34
kesesuaian
administrative
Kepesertaan 37 berkas
(76%) dan kesesuaian
Administrasi pelayanan
10 berkas (20%).
4. Mustika CHMK HEALTH Faktor yang Penelitian Hasil penelitian ini Google
Kurniawati, Tuty JOURNAL mempengaruhi deskriptif. menunjukkan bahwa : Scholar
satrijawati, Tuti VOLUME 4 pengembalian Dari 882 1. Resume medis yang
hariyanto (2020 NOMOR 3 administrasi berkas Tidak lengkap dan
klaim BPJS administrasi Bukti pelayanan medis
Kesehatan klaim BPJS Yang tidak sesuai dan
ditinjau dari yang diajukan, Rumah sakit belum
syarat-syarat sebanyak 31 Memiliki regulasi/
kelengkapan (3,51%) berkas prosedur (SOP) yang
administrasi yang mengatur pendaftaran
klaim dikembalikan. Pasien BPJS.
35
2.
2. Persentase 55 (20,4%)
Tulisan tidak dapat
dibaca, 64 (23,7%)
resume medis tidak
lengkap, 132 (49%)
Kasus memang tidak
gawat darurat, 58(42%)
diagnosa tidak
menggambarkan
Kegawatdaruratan, dan
22,6% koding tidak
sesuai dengan diagnosis
di resume medis.
5. Ayu Nadya CDK-282/vol.47 Faktor-Faktor Penelitian Hasil penelitian ini Google
Kusumawati, no.1 penyebab Kualitatif. menunjukkan bahwa : Scholar
Pujiyanto (2018) pending klaim Dilakukan 1. Kesalahan koding
rawat inap di wawancara dan input, kesalahan
RSUD Koja mendalam penempatan diagnosis
tahun 2018 kepada satu dan ketidaklengkapan
orang resume medis.
36
verifikator, 2. Persentase
satu orang didapatkan 40,6%
koder, dan satu berkas merupakan
orang grouper. kesalahan koding
dan input, 21,9%
kesalahan
penempatan
diagnosis, dan 37,4%
ketidaklengkapan
resume medis.
37
38
tidak lengkap yaitu sebesar 32 lembar syarat yang tidak lengkap atau 84% dan
penunjang sebanyak 7 lembar syarat yang tidak lengkap dan sebesar 18%
dengan 31 (82%) lembar syarat lengkap. Dan lembar syarat lembar fotocopy
kartu BPJS sebesar 4 lembar atau 7%, dan sebanyak 34 (89%) lembar yang
lengkap.
bahwa gambaran dispute kode diagnosis oleh BPJS dan rumah sakit terjadi
pada kondisi kode tidak spesifik, kode DU (Diagnosa Utama atau kode DS
DS menjadi bagian atau lanjutan dari kode pada kondisi diagnosis suspect.
39
c. Pada penelitian Irmawati, Anton Kristijono, edy Susanto yela Belia (2018)
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Pasien Rawat Inap Ditinjau Dari
bahwa adanya berkas yang tidak lengkap pada proses verifikasi menyebabkan
lengkap dan bukti pelayanan medis yang tidak sesuai dan rumah sakit belum
tidak lengkap, 132 (49%) kasus memang tidak gawat darurat, 58 (42%)
rawat inap di RSUD Koja tahun 2018 menunjukkan bahwa kesalahan koding
medis hal tersebut sebagian disebabkan oleh human error petugas rumah
sakit. oleh karena itu, sistem verifikasi yang baik sebelum penyerahan kepada
B. PEMBAHASAN
dengan sarana kesehatan atas klaim tersebut bersumber pada kegiatan pengajuan
klaim. Dispute claim banyak disebabkan karena 3 hal yaitu : koding, klinis dan
1. Jurnal hasil penelitian Linda Megawati & Rita Dian Pratiwi di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta
sendiri (self check-in) dilakukan secara manual oleh peserta. Peserta harus antri
pasien rawat inap, didapatkan persentase lembar syarat tidak lengkap tersebut
yaitu lembar syarat laporan individual pasien sebesar 32 lembar syarat yang
lengkap dan 84% atau sebanyak 6 (16%) lembar syarat yang tidak lengkap dan
sebesar 18% dengan 31 (82%) lembar syarat fotocopy kartu BPJS sebesar 4
syarat fotocopy dan mengecek SEP agar tidak ada lagi kesalahan.
sakit Tipe c
Dispute kode diagnosis oleh BPJS dan rumah sakit terjadi pada kondisi
medis pasien tercatat diagnosis yang masih merupakan kondisi umum, maka
untuk menentukan kode diagnose utama dipilih kode yang lebih spesifik,
disesuaikan dengan hasil analisis resume medis dan hasil pemeriksaan klinis dan
data penunjang dan di sesuaikan dengan pedoman koding yaitu ICD-10 dan ICD-
9 CM. Menurut (Yastori, 2020) Penetapan diagnosis dan tindakan medis seorang
pasien merupakan kewajiban, hak dan tanggung jawab dokter (tenaga medis)
yang terkait tidak boleh diubah oleh karenanya harus diagnosis dan tindakan
medis yang ada dalam rekam medis diisi dengan lengkap dan jelas sesuai arahan
yang ada pada buku ICD 10 dan ICD-9- CM. Hal ini membutuhkan kemampuan
dalam berkas rekam medis untuk memilih kode yang lebih spesifik.
kasus (35,82%). Dispute kode diagnosis rumah sakit dan BPJS sebagian besar
adalah pada kondisi kode DU atau kode DS tidak didukung oleh data
pengembalian karena dispute kode dengan reseleksi kode rule MB2 sebanyak
dari ICD 10 dan ICD 9 CM. Namun beberapa kondisi ditemukan adanya ketidak
sesuaian pengisian kondisi utama dengan prosedur yang dilakukan, maka koder
3. Hasil dari penelitian Irmawati, Anton Kristijono, edy Susanto yela Belia di
yang tidak lengkap sebanyak 35 berkas (71%) lebih banyak dari pada berkas
Dalam mengatasi dispute claim pada berkas yang tidak lengkap dalam
untuk lebih teliti dalam penginputan identitas peserta terutama identitas peserta
medis tidak lengkap, dan koding tidak sesuai dengan diagnosis di resume medis.
Dan belum adanya SOP yang mengatur alur pelayanan pasien rawat jalan, rawat
inap IGD bagi peserta BPJS dengan sistem casemix INA-CBG’s. Dan belum
(3,51%) berkas yang dikembalikan dan sebagian besar berasal dari unit rawat
inap yaitu 26 (2,95%), sedangkan dari unit rawat jalan yang dikembalikan hanya
seperlima (1/5) dari total berkas pasien BPJS. Dari data ini dapat dilihat bahwa
persentase tertinggi pengembalian berkas klaim BPJS berasal dari unit rawat
inap.
45
resume medis yaitu dengan melakukan sosialisasi juknis pengisian rekam medis
terhadap tenaga kesehatan terkait, Ketersediaan SOP alur pengajuan klaim yaitu
dengan melakukan proses pengajuan klaim sesuai dengan prosedur yang telah
5. Hasil dari penelitian Ayu Nadya Kusumawati, Pujiyanto di RSUD Koja tahun
2018
harus diperhatikan oleh tenaga perekam medis, kualitas data terkode merupakan
terjadinya dispute claim atau penundaan klaim oleh pihak pemberi asuransi
(Yastori, 2020).
medis. Hal tersebut disebabkan kesalahan proses koding oleh koder dan proses
memerlukan pembaharuan ilmu dan aturan terbaru terkait dengan aturan koding
46
ataupun aturan BPJS Kesehatan dan dibutuhkan ketelitian koder dan grouper
PENUTUP
A. Kesimpulan
kuantitatif.
Dari 5 jurnal. faktor penyebab pengembalian berkas klaim yaitu No. SEP
data administrasi.
47
48
B. Saran
1. Sebaiknya untuk petugas koding diharapkan untuk lebih teliti lagi dalam
melakukan pengkodingan.
(ADY, 2014)Https://Www.Hukumonline.Com/Berita/Baca/Lt53a97165b59d4/Surat-Eligibilitas-
-Pangkas-Antrian-Peserta-
Bpjs?__Cf_Chl_Jschl_Tk__=Pmd_Bb50f182a45714974bf515a2ace8ef0b18c1c0ef-
1626858360-0-Gqntzgznanijcnbszqei
Amir, I. B., Suhadi, S., & Harun, H. (2020). Identifikasi Penyebab Pengembalian Berkas
Klaim Bpjs Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2020. Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan
Universitas Halu Oleo, 1(2).
Ep, A. A. (2018). Faktor-Faktor Penyebab Klaim Tertunda Bpjs Kesehatan Rsud Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Periode Januari–Maret 2016. Jurnal Administrasi Rumah
Sakit Indonesia, 4(2).
Habib, H., Mulyana, R. M., Albar, I. A., & Sulistio, S. (2018). Faktor-Faktor Penyebab
Pengembalian Berkas Resume Medis Igd Rscm Oleh Verifikator Bpjs Kesehatan.
Cermin Dunia Kedokteran, 45(4), 251-254.
Irmawati, I., Marsum, M., & Monalisa, M. (2019). Analisis Dispute Kode Diagnosis Rumah
Sakit Dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan. Jurnal
Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (Jmiki), 7(2), 98.
Irmawati, I., Kristijono, A., Susanto, E., & Belia, Y. (2018). Penyebab Pengembalian Berkas
Klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Pasien Rawat Inap Ditinjau Dari
Syarat-Syarat Pengajuan Klaim Di Rsud Ra Kartini Jepara. Jurnal Rekam Medis Dan
Informasi Kesehatan, 1(1), 45-51.
Iskandar, I. H. Analisis Prosedur Klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs)
Kesehatan Di Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes.
Kusumawati, A. N. (2020). Faktor–Faktor Penyebab Pending Klaim Rawat Inap Di Rsud Koja
Tahun 2018. Cermin Dunia Kedokteran, 47(1), 25-28.
Nabila, S. F., Santi, M. W., Tabrani, Y., & Deharja, A. (2020). Analisis Faktor Penyebab
Pending Klaim Akibat Koding Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di Rsupn
Dr. Cipto Mangunkusumo. J-Remi: Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan,
1(4), 519-528.
L
A
M
P
I
R
A
N
RIWAYAT HIDUP PENULIS
merupakan anak dari pasangan bapak Alm. H. Habibi salam dan ibu Hj.
Negeri 21 Bonto Rannu dan lulus pada Tahun 2012, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 3
Bungoro dan lulus Tahun 2015, dan melanjutkan ke SMA Negeri 3 Pangkep dan lulus pada
Tahun 2018. Kemudian melanjutkan pendidikan di STIKES Panakkukang Makassar pada Tahun