LITERATURE
NIM : 18.03.118
MAKASSAR 2021
KARYA TULIS ILMIAH
LITERATURE
NIM . 18.03.118
MAKASSAR 2021
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
PEMBIMBING: Lilik Meilany dan Dra. Hj. Kartini Nihe (xii + 44 + 7 tabel +1 Gambar + 4
lampiran)
Latar Belakang: terminologi medis yang merupakan suatu ilmu peristilahan medis yang berupa
bahasa khusus dimana bahasa ini digunakan antar profesi medis/kesehatan baik dalam bentuk tulisan
maupun lisan. Koding berdasarkan ICD-10 yaitu proses pemberian kode dengan menggunakan huruf
dan angka yang mewakili komponen data yang bertujuan untuk memastikan ketepatan kode terpilih
untuk mewakili sebutan diagnosis penyakit. Langkah awal untuk menentukan kode diagnosis yaitu
pemilihan lead term dimana lead term berasal dari terminologi medis yang dituliskan dokter sebagai
sebutan diagnosis pasien.
Tujuan: Mengetahui korelasi ketepatan terminologi medis dengan ketepatan kode diagnosis.
Metode: Jenis penelitian ini adalah kajian literature (Literature Review), pencarian artikel
menggunakan database Google scholar untuk menemukan artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi
kemudian diriview.
Hasil: Dari 5 jurnal dapat diketahui persentase ketepatan terminologi medis 45,07%, persentase
ketepatan kode diagnosis yaitu 57,96%. . Serta berdasarkan berdasarkan uji statistik didalam jurnal
menggunakan Chi-squared test dimana H0 ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat korelasi antara
ketepatan terminologi medis dengan ketepatan kode.
Kesimpulan: persentase ketepatan terminologi medis masih rendah begitupun dengan persentase
ketepatan kode diagnosis. Serta terdapat korelasi antara ketepatan terminologi medis dengan ketepatan
kode diagnosis.
Kata Kunci: terminologi medis, kode diagnosis, korelasi .
vii
ABSTRAK
PEMBIMBING: Lilik Meilany dan Dra. Hj. Kartini Nihe (xii + 42 + 7 tabel +1 Gambar + 4
lampiran)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
Diagnosis”. Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan dalam
Panakkukang Makassar.
Secara khusus, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan untuk orang
tua tercinta, Bapak Yunus Tandi Raba dan Ibu Rina yang telah merawat,
segi materi maupun moral dan selalu berdoa untuk kesehatan dan keberhasilan
penulis juga saudara-saudari terkasih Friska, Fiktarina, Felix, dan Clara yang
pendidikan.
karya tulis ilmiah ini, mulai dari persiapan, hingga penyelesaian penulisan,
namun berkat bantuan dan bimbingan serta kerja sama berbagai pihak sehingga
rintangan dan kesulitan tersebut dapat terlewati. Maka dari itu perkenankan
Meilany, SSt., M.Kes dan Dra. Hj. Kartini Nihe selaku pembimbing dan kepada
Bapak Dr. Ns. Makkasau., M.Kes selaku penguji, atas segala bantuan, arahan,
perhatian dan selalu membimbing dengan penuh ketulusan dan kesabaran yang
ix
telah diberikan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat tersusun dan selesai tepat
pada waktunya. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga juga
Selatan.
Makassar.
4. Seluruh Staf dan Dosen D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKES
Panakkukang.
semangat, doa dan motivasi selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Nawir, Nurul Khafida Assyiddikya, Radhia Atma, dan Zuhail juga Hilleri
x
8. Seluruh rekan-rekan angkatan 2018 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kritik serta saran yang sifatnya membangun
sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan ini. Akhir kata semoga dalam
penulisan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan rekan-rekan sekalian.
Amin
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
xii
D. Tinjauan tentang ICD-10 Tahun 2016 ........................................ 15
A. Kesimpulan ................................................................................. 38
B. Saran .......................................................................................... 39
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR SINGKATAN
PICO : P = Population/Problem/Patient/Program
I = Intervention/Prognostic Factors/Expoure
C = Comparison
O = Outcome
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat (UU Republik
Indonesia Nomor 44, 2009). Salah satu hal yang mendukung pelayanan
kesehatan yakni rekam medis yang berisikan catatan dan dokumen tentang
yang berupa bahasa khusus dimana bahasa ini digunakan antar profesi
penggunaan terminologi medis ini tidak hanya digunakan oleh profesi rekam
medis saja, melainkan juga dikerjakan juga oleh dokter saat membuat dokumen
diagnosis pasien.
1
2
sejak tahun 1996 (di rumah sakit pemerintah) dan sejak 1997 (dirumah sakit
berdasarkan pada sistem klasifikasi penyakit yang telah ditetapkan oleh WHO
saat ini yaitu ICD-10. Koding berdasarkan ICD-10 yaitu proses pemberian kode
dengan menggunakan huruf dan angka yang mewakili komponen data yang
diagnosis penyakit yang merupakan kewajiban hak dan tanggung jawab dokter.
Diagnosis yang ada tidak boleh diubah, harus diisi dengan lengkap dan jelas
Kasus yang terjadi dilapangan masih ada beberapa terjadi dimana dokter
tidak menuliskan diagnosis dengan terminologi medis yang lengkap dan tepat.
Salah satu faktornya adalah petugas medis yang belum menguasai terminologi
kode diagnosis adalah petugas yang bukan berlatar belakang rekam medis,
sehingga melakukan pengkodean berpatokan pada buku pintar selain itu faktor
3
yang sulit dibaca serta penggunaan istilah-istilah baru (Rohman, Hariyono, &
Rosyidah, 2011).
terminologi medis yang tidak tepat. Sedangkan, dari hasil penelitian yang
sebanyak 76 (76%) dan 24 (24%) diagnosis yang tidak tepat. Hal ini
ketepatan terminologi medis dapat berdampak pada petugas koder yang kesulitan
menentukan lead term untuk mengkode penyakit, selain itu akan sulit
menentukan kode diagnosis yang tepat. Banyak diagnosis yang tertulis masih
menimbulkan kesalahan pada data dan informasi yang dihasilkan, selain itu dapat
yang tidak tepat hingga berpengaruh pada kode diagnosis yang dihasilkan yaitu
petugas koder wajib bertanya langsung dengan dokter yang bersangkutan. Ini
dokter untuk klarifikasi serta kejelasan dari diagnosis yang telah ditetapkan,
sosialisasi antar petugas medis sangat dibutuhkan sebagai tim tenaga kesehatan,
4
dan tenaga kesehatan lain. Sehingga mampu menghasilkan kebijakan yang tepat
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
Tabel 1
PICO
KRITERIA URAIAN
P Terminologi medis dengan kode diagnosis
I Korelasi
C -
O Ketepatan terminologi medis dengan ketepatan kode diagnosis
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
kode diagnosis.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
Bagi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK), hasil literature ini
TINJAUAN PUSTAKA
rekam medis, menyebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan
pasien, riwayat klinis serta pengobatan masa lalu hingga saat ini yang disusun
(Mathar, 2018).
kesehatan di rumah sakit. Adapun tertib administrasi merupakan salah satu faktor
6
7
a. Aspek administrasi
b. Aspek hukum
membantu baik pasien maupun instansi pelayanan jika terjadi sesuatu yang
keadilan.
c. Aspek keuangan
d. Aspek penelitian
e. Aspek pendidikan
f. Aspek Dokumentasi
Sebagian besar istilah medis yang kita jumpai berasal dari bahasa
Yunani Kuno (G). Terminologi medis merupakan. istilah medis yang dijadikan
sebagai sarana komunikasi bagi mereka yang berkecimpung langsung atau tidak
langsung dibidang asuhan atau pelayanan medis (Agustine & Pratiwi, 2017).
digunakan terdiri dari terminologi medis murni dan bahasa medis. Tidak semua
medis dapat dipecah ke dalam unsur-unsur dasar terminologi medis yaitu prefix,
root, dan suffix. Terminologi medis atau yang biasa disebut istilah medis
pembaca menelusuri arti istilah tersebut. Istilah medis dibentuk dari komponen
Root (akar kata) istilah yang berasal dari bahasa sumber seperti
dasar dari istilah. Paling sedikit terdapat satu kata dasar. Akar sering
2. Prefix (awalan)
Prefiks sendiri terletak di awal kata tidak pernah berdiri sendiri, dan
awal istilah medis dan biasanya menunjukkan lokasi, arah, jenis, kualitas,
atau kuantitas. Fungsi dari prefix adalah memodifikasi arti root yang melekat
3. Suffix (akhiran)
sendiri dan menjelaskan apa yang terjadi pada kata dasar atau menambahkan
makna pada kata dasar. Suffix muncul diakhir istilah dan mungkin
dalam istilah medis atau singkatan istilah medis untuk menentukan lead term
pengkodean. Lead term merupakan kata utama yang di jadikan sebagai kata
koder salah memilih lead term maka dapat mempengaruhi ketepatan kode
diagnosis dengan istilah yang tidak sesuai biasanya terjadi karena petugas
harus diperhatikan oleh tenaga rekam medis yaitu ketepatan dalam pemberian
11
kode diagnosis. Pengkodean yang tepat diperlukan rekam medis yang lengkap.
Rekam medis harus membuat dokumen yang akan dikode serta menganalisis
rekam medis dengan tepat apakah kode diagnosis telah ditulis dengan tepat.
karena apabila kode diagnosis tidak tepat atau tidak sesuai dengan ICD-10
data, informasi laporan, dan tarif pembayaran. Tarif pelayanan yang rendah
pengkodean dilakukan, petugas rekam medis wajib mengkaji data pasien untuk
menemukan kekurangan, atau kekeliruan. Oleh karena itu salah satu syarat
untuk menghasilkan kode diagnosis yang tepat yaitu rekam medis yang
bersifat informatif atau mudah dipahami agar dapat digolongkan sesuai dengan
pasien. Perekam medis bertanggung jawab atas ketepatan kode diagnosis yang
sudah ditetapkan oleh dokter. Apabila terdapat hal yang kurang jelas maka
1. Kualitas pengkodean
Kualitas data yang telah di kode merupakan hal penting bagi tenaga
2. Standar Etika
c. pengkode harus ditandai dengan laporan kode yang jelas dan konsisten
berikut:
(complete).
konsisten.
5. Menurut ICD-10
huruf dan angka. ICD-10 sebagai sistem klasifikasi penyakit dan masalah
mendukung diagnosis.
b. Pengalaman kerja
14
koder juga bisa menyebabkan kurang tepatnya kode yang dihasilkan, ini
Tulisan dokter yang kurang jelas bahkan tidak terbaca dengan jelas
memiliki masa kerja yang lama cenderung menghasilkan kode yang tepat.
a. Pengertian ICD-10
klasifikasi yang harus digunakan saat ini adalah ICD-10 dari WHO. Sistem
a. Volume 1
16
mengenai nomenklatur.
1) Pengantar pernyataan
empat karakter
mortalitas
b. Volume 2
morbiditas.
Volume 2 berisi:
17
c. Volume 3
kondisi yang ada di daftar tabulasi (volume 1), daftar sebab luar gangguan
(external cause), tabel neoplasm serta petunjuk memilih kode yang sesuai
1) Pengantar
kesehatan.
pelayanan medis.
sesuai kebutuhan.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
terminologi medis dengan ketepatan kode dagnosis. Dari lima penelitian yang
B. Sumber Data
Sumber data pada literature adalah data sekunder, data utama adalah
artikel hasil penelitian, sehingga kualitas data ditentukan pada pencarian literature.
C. Kata Kunci
Hal yang paling penting dalam pencarian literature adalah kata kunci
19
20
kualitas yang diperoleh sehingga kata kunci harus disusun sebaik mungkin.
Beberapa yang perlu diperhatikan dalam menyusun kata kunci adalah alternatif
kata kunci lain yang serupa, persamaan kata, atau makna, ejaan dan bentuk kata
kuncinya jamak kata tunggal karena semua yang kita dapatkan pada pencarian
database ditentukan kata kunci yang dimasukkan. Adapun kata kunci yang
Selain kata kunci hal yang sangat penting dalam pencarian literature
perintah yang digunakan pada mesin pencarian seperti penggunaan kata “AND”
untuk menghasilkan artikel yang hanya mengandung kata kunci tertentu, “OR”
untuk melebarkan jumlah hasil pencarian. Adapun strategi pencarian yaitu seperti
Tabel 2
Strategi Pencarian
DATABASE STRATEGI PENCARIAN JURNAL
Kriteria inklusi artinya syarat yang harus dipenuhi artikel yang diambil agar
bisa dijadikan data untuk dilakukan literatur , sedangkan kritertia eksklusi adalah
indikator ketika itu ditemukan pada artikel tersebut maka tidak bisa diambil dalam
proses literature . Kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang diambil sesuai topik
yang diangkat terkait korelasi ketepatan terminologi medis dengan ketepatan kode
Tabel 3
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
INSKLUSI EKSKLUSI
menemukan 442 yang sesuai dengan kata kunci. Setelah diseleksi peneliti
dikeluarkan karena tidak full text atau hanya menampilkan abstrak. 300 jurnal
yang full text dan dapat diakses. Setelah diseleksi kembali 295 jurnal
Pencarian di google
scholar
(n=442)
1. Jurnal termasuk
kriteria inklusi
2. Jurnal
Jurnal akhir yang dapat berhubungan
di ambil dengan judul yang
(n=5) diangkat
3. Penelitian di
pelayanan
kesehatan
4.
(Maryati, 2016).
Medika, 2017).
H.Ekstraksi Data
Proses tindakan dimana data yang diambil atau di ekstrak dari sumber data sebagai system operasional yang
biasanya tidak terstruktur untuk melakukan proses data lebih lanjut mungkin juga menambahkan data. Data-data
utama yang diambil dari jurnal: judul, nama peneliti dan tahun penelitian, dan komponen khusus penelitian. Data-
data tersebut dimasukkan dalam form ekstraksi data serta akan ditampilkan dalam bentuk tabel.
Tabel 4
Format Ekstraski Data
Hubungan
ketepatan
Nama Judul Desain Populasi, Persentase Persentase terminologi
NO peneliti(author), penelitian penelitian sampel ketepatan ketepatan medis
tahun terminologi kode dengan
medis diagnosis ketepatan
kode
diagnosis
1 ...... …… …… …… …… …… ……
2 ...... …… …… …… …… …… ……
3 ...... …… …… …… …… …… ……
4 …… …… …… …… …… …… ……
5 ...... …… …… …… …… …… ……
25
BAB IV
A. Hasil
Sumber
Nama Judul penelitian Desain penelitian Populasi, sampel Hasil Penelitian Database
NO peneliti(author),
tahun
1 Defa Miftara Hubungan ketepatan Survei analitik Populasi 4294 Ketepatan terminologi medis Google
Agustine,Rita terminologi medis dengan pendekatan diagnosis sampel 360 sebesar 22,8% dan yang Scholar
Dian Pratiwi, 2017 dengan keakuratan kuantitatif diagnosis tidak tepat sebanyak 77,2%
kode diagnosis rawat
jalan oleh petugas
kesehatan puskesmas
bambanglipuro bantul
2 Luciya Hubungan ketepatan Penelitian analitik Populasi 9.115 berkas Ketepatan terminologi medis Google
Feorentina,Henny terminologi medis kuantitatif dengan rekam medis sampel sebanyak 59,5% dan yang scholar
Maria Ulfa,2020 dengan keakuratan menggunakan 99 berkas rekam tidak tepat 40,4%.
kode diagnosis rawat desain cross medis
jalan di Rumah Sakit sectional
“X” Pekan baru
Tahun 2020
26
3 Riska Hubungan ketepatan Korelasional Populasi 2919 rekam Ketepatan terminologi medis Google
Rosita,Ni’Matul penulisan terminologi dengan pendekatan medis dan sampel 56%. scholar
Wiqoyah, medis diagnosa utama secara retrospektif 100 dokumen rekam
2018 dengan keakuratan medis
kode kasus penyakit
dalam pasien rawat
inap
4 Eni Nur Hubungan ketepatan Penelitian anlitik Populasi 1157 Ketepatan terminologi medis Google
Rahmawati, Titik penulisan terminologi dengan pendekatan dokumen rekam terdapat 42% Scholar
Dwi Utami, 2020 medis terhadap retrospektif medis dan sampel
keakuratan kode pada 100 dokumen rekam
sistem cardiovascular medis
5 Warsi Maryati, Hubungan antara Penelitian anlitik Populasi 250 dan - Google
2016 ketepatan penulisan dengan pendekatan sample 250 berkas Scholar
diagnosis dengan crossectional. rekam medis
keakuratan kode
diagnosis kasus
obstetri
Sumber
Nama Judul penelitian Desain penelitian Populasi, sampel Hasil Penelitian Database
NO peneliti(author),
tahun
1 Defa Miftara Hubungan ketepatan Survei analitik Populasi 4294 Ketepatan kode diagnosis Google
Agustine,Rita terminologi medis dengan pendekatan diagnosis sampel 360 35,3% sedangkan yang tidak Scholar
Dian Pratiwi, 2017 dengan keakuratan kuantitatif diagnosis tepat 64,7%
kode diagnosis rawat
27
jalan oleh petugas
kesehatan puskesmas
bambanglipuro bantul
2 Luciya Hubungan ketepatan Penelitian analitik Populasi 9.115 berkas Ketepatan kode diagnosis Google
Feorentina,Henny terminologi medis kuantitatif dengan rekam medis sampel 53,5% dan yang tidak tepat scholar
Maria Ulfa,2020 dengan keakuratan menggunakan 99 berkam rekam 46,4%
kode diagnosis rawat desain cross medis
jalan di Rumah Sakit sectional
“X” Pekan baru
Tahun 2020
3 Riska Hubungan ketepatan Korelasional Populasi 2919 rekam Ketepatan kode diagnosis Google
Rosita,Ni’Matul penulisan terminologi dengan pendekatan medis dan sampel 87% scholar
Wiqoyah, medis diagnosa utama secara retrospektif 100 dokumen rekam
2018 dengan keakuratan medis
kode kasus penyakit
dalam pasien rawat
inap
4 Eni Nur Hubungan ketepatan Penelitian anlitik Populasi 1157 Ketepatan kode diagnosis Google
Rahmawati, Titik penulisan terminologi dengan pendekatan dokumen rekam 56% sedangkan Scholar
Dwi Utami medis terhadap retrospektif medis dan sampel ketidaktepatan kode
keakuratan kode pada 100 dokumen rekam diagnosis 44%
sistem cardiovascular medis
5 Warsi Maryati, Hubungan antara Penelitian anlitik Populasi 250 dan Ketepatan kode diagnosis Google
2016 ketepatan penulisan dengan pendekatan sample 250 berkas 58% sedangkan Scholar
diagnosis dengan crossectional. rekam medis ketidaktepatan 42%
keakuratan kode
diagnosis kasus
obstetri
28
3. Korelasi ketepatan terminologi medis dengan ketepatan kode diagnosis
Tabel 7
Hasil Literature Rivew Korelasi Ketepatan Terminologi Medis Dengan Ketepatan Kode Diagnosis
Sumber
Nama Judul penelitian Desain penelitian Populasi, sampel Hasil Penelitian Database
NO peneliti(author),
tahun
1 Defa Miftara Hubungan ketepatan Survei analitik Populasi 4294 P-value 0,03376 < 0,05. H0 Google
Agustine,Rita terminologi medis dengan pendekatan diagnosis sampel 360 ditolak atau Ha diterima, Scholar
Dian Pratiwi, 2017 dengan keakuratan kuantitatif diagnosis sehingga terdapat korelasi
kode diagnosis rawat antara ketepatan terminologi
jalan oleh petugas medis dengan ketepatan
kesehatan puskesmas kode diagnosis.
bambanglipuro bantul
2 Luciya Hubungan ketepatan Penelitian analitik Populasi 9.115 berkas P-value 0,070 < 0,1 Google
Feorentina,Henny terminologi medis kuantitatif dengan rekam medis sampel sehingga Ha ditolak yang scholar
Maria Ulfa,2020 dengan keakuratan menggunakan 99 berkam rekam berarti, terdapat korelasi
kode diagnosis rawat desain cross medis yang signifikan antara
jalan di Rumah Sakit sectional ketepatan temrinologi medis
“X” Pekan baru dengan ketepatan kode
Tahun 2020 diagnosis
3 Riska Hubungan ketepatan Korelasional Populasi 2919 rekam P-value 0,103 > 0,5, Ha Google
Rosita,Ni’Matul penulisan terminologi dengan pendekatan medis dan sampel ditolak dan H0 diterima, scholar
Wiqoyah, medis diagnosa utama secara retrospektif 100 dokumen rekam sehingga tidak ada korelasi
2018 dengan keakuratan medis antara ketepatan terminologi
kode kasus penyakit medis dengan ketepatan
dalam pasien rawat kode diagnosis
inap
29
4 Eni Nur Hubungan ketepatan Penelitian anlitik Populasi 1157 P-value 0.001 < 0,05 maka Google
Rahmawati, Titik penulisan terminologi dengan pendekatan dokumen rekam H0 ditolak sehingga terdapat Scholar
Dwi Utami,2020 medis terhadap retrospektif medis dan sampel korelasi antara ketepatan
keakuratan kode pada 100 dokumen rekam terminologi medis dengan
sistem cardiovascular medis ketepatan kode diagnosis
5 Warsi Maryati, Hubungan antara Penelitian anlitik Populasi 250 dan P-value 0,02 < 0,05 Google
2016 ketepatan penulisan dengan pendekatan sample 250 berkas sehingga terdapat hubungan Scholar
diagnosis dengan crossectional. rekam medis antara ketepatan penulisan
keakuratan kode diganosis dengan ketepatan
diagnosis kasus kode diagnosis.
obstetri
30
31
B. Pembahasan
diagnosis mengambil peran penting pada data dan informasi yang dihasilkan pada
berkas rekam medis pasien, selain itu mengambil peran pada pembiayaan rumah
persentase ketepatan terminologi medis sebesar 22,8% dan yang tidak tepat
2018 di APIKES Citra Medika Surakarta, mengatakan dari 100 berkas rekam
32
56%. Hasil penelitian Eni Nur Rahmawati dan Titik Dwi Utami 2020 di
Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta, mengatakan dari 100 berkas rekam
kesehatan yang didaftar dalam nomenklatur harus sesuai dengan istilah yang
istilah medis atau singkatan istilah medis untuk menentukan lead term
tulisan dokter yang sulit dibaca, dan pengetahuan koder akan terminologi
lead term. Selain itu tulisan dokter sebaiknya rapih agar mudah dibaca oleh
petugas koder
menggunakan bahasa medis yang tidak tepat dan bahasa non medis (Agustine
dan Pratiwi, 2017), penggunaan sinonim dan singkatan yang kurang tepat
2018), tidak sesuai dengan terminologi medis pada ICD-10 dan penggunaan
Hasil penelitian Defa Miftara Agustine, dan Rita Dian Pratiwi 2017 di
kode diagnosis 35,3% sedangkan yang tidak tepat 64,7%. Selanjutnya hasil
34
penelitian oleh Luciya Feorentina dan Henny Maria Ulfa 2020 di Rumah Sakit
didapatkan ketepatan kode diagnosis 53,5% dan yang tidak tepat yaitu 46,4%.
APIKES Citra Medika Surakarta, mengatakan dari 100 berkas rekam medis
penelitian Eni Nur Rahmawati dan Titik Dwi Utami 2020 di Rumah Sakit
Panti Waluyo Surakarta, mengatakan dari 100 berkas rekam medis yang
berdasarkan 250 berkas rekam medis yang dijadikan sebagai sampel terdapat
Salah satu syarat untuk menghasilkan kode diagnosis yang tepat yaitu berkas
kekeliruan.
35
medis, tulisan dokter yang sulit dipahami serta pengkodean yang dilakukan
berpatokan pada internet atau buku pintar bukan pada ICD-10. Apa bila kode
diagnosis tidak tepat maka akan mempengaruhi data, informasi laporan serta
tarif pembayaran. Selain itu pengetahuan koder akan terminologi medis serta
dihasilkan masih kurang dimana kode diagnosis yang dihasilkan kurang tepat.
atau buku pintar. Membaca serta mengkaji dengan teliti berkas rekam medis
pasien agar tidak terjadi kesalahan kode diagnosis yang dapat menyebabkan
penyakit sebaiknya petugas yang memiliki latar belakang rekam medis yang
Hasil penelitian Defa Miftara Agustine, dan Rita Dian Pratiwi 2017 di
Berdasarkan dari hasil penelitian Luciya Feorentina dan Henny Maria Ulfa
36
diagnosis.
Menurut hasil penelitian Eni Nur Rahmawati dan Titik Dwi Utami
dan yang terakhir hasil penelitian oleh Warsi Maryati 2016 di RS PKU
H0 dan Ha, yang mana H0 berarti tidak adanya korelasi antara ketepatan
diagnosis.
jurnal lainnya, namun dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa diagnosis yang
langkah awal seorang koder dalam memilih lead term untuk menetapkan kode
diagnosis, jika seorang koder salah dalam memilih lead term maka dapat
data dan informasi yang dihasilkan khususnya pada laporan morbiditas dan
terminologi medis yang tepat sangat diwajibkan, karena hasil ketepatan kode
pemilihan lead term oleh seorang koder yang sesuai dengan ICD-10
38
agar dapat mempermudah seorang koder dalam memilih lead term untuk
PENUTUP
A. Kesimpulan
penggunaan terminologi medis dengan kode diagnosis masih rendah, dan terdapat
korelasi antara ketepatan terminologi medis dengan kode diagnosis, dapat diambil
pengetahuan petugas medis akan terminologi medis yang sesuai dengan ICD-10
Ketepatan kode diagnosis yang masih rendah disebabkan oleh tulisan dokter
yang sulit dibaca serta petugas koder yang bukan berlatar belakang rekam
medis.
39
40
untuk proses penetepan kode diagnosis. Semakin tepat terminologi medis yang
digunakan maka semakin tinggi pula ketepatan kode diagnosis yang dihasilkan.
B. Saran
agar mudah dibaca. Ini dilakukan untuk mempermudah petugas coder dalam
mengikuti seminar.
Feorentina, L., & Ulfa, H. M. (2020). hubungan ketepatan terminologi medis dengan
keakuratan kode diagnosis rawat jalan di rumah sakit “x” pekanbaru tahun
2020. jhmhs: journal of hospital management and health science, 1(02), 35-
39.
Mariyati, S., & Sugiarsi, S. (2014). ketepatan penggunaan terminologi medis dalam
penulisan diagnosis pada lembar ringkasan masuk dan keluar di rumah sakit
umum daerah dr. soediran mangun sumarso kabupaten wonogiri. Rekam
Medis, 8(1).
41
42
Feorentina, L., & Ulfa, H. M. (2020). hubungan ketepatan terminologi medis dengan
keakuratan kode diagnosis rawat jalan di rumah sakit “x” pekanbaru tahun
2020. jhmhs: journal of hospital management and health science, 1(02), 35-
39.
Rohman, H., Hariyono, W., & Rosyidah, R. (2011). kebijakan pengisian diagnosis
utama dan keakuratan kode diagnosis pada rekam medis di rumah sakit pku
muhammadiyah yogyakarta. kes mas: jurnal fakultas kesehatan masyarakat
universitas ahmad daulan, 5(2), 25005.
Setyowati, R., Wardhani, E. M., & Maryati, W. (2018). Memahami “noun” bahasa
inggris untuk menentukan lead term dalam mengkode diagnosis mengunakan
icd-10 volume 3.
Sugiharto, L., Setiadi, A., & Sihotang, K. (2019). belajar istilah kedokteran edisi
kedua: learning medical terminology: penerbit unika atma jaya jakarta.
Ulfa, H. M., Octaria, H., & Sari, T. P. (2017). analisis ketepatan kode diagnosa
penyakit antara rumah sakit dan bpjs menggunakan icd-10 untuk penagihan
klaim di rumah sakit kelas c sekota pekanbaru tahun 2016. indonesian of
health information management journal (inohim), 5(2), 119-124.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1 Hasil ekstraksi data Literature Rivew
Hubungan
ketepatan
Nama peneliti(author), Judul penelitian Desain Populasi, Persentase Persentase terminologi
NO tahun penelitian sampel ketepatan ketepatan kode medis
terminologi diagnosis dengan
medis ketepatan
kode
diagnosis
1 Defa Miftara Agustine,Rita Hubungan Survei analitik Populasi Persentase Ketepatan kode Terdapat
Dian Pratiwi, 2017 ketepatan dengan 4294 ketepatan diagnosis hubungan
terminologi pendekatan diagnosis terminologi 35,3% antara
medis dengan kuantitatif sampel 360 medis sebanyak sedangkan yang ketepatan
keakuratan kode diagnosis 22,8% tidak tepat terminologi
diagnosis rawat sedangkan yang 64,7% medis dengan
jalan oleh tidak tepat ketepatan
petugas 77,2% kode
kesehatan diagnosis
puskesmas
bambanglipuro
bantul
2 Luciya Feorentina,Henny Hubungan Penelitian Populasi Persentase Ketepatan kode Ketepatan
Maria Ulfa,2020 ketepatan analitik 9.115 berkas ketepatan diagnosis terminologi
terminologi kuantitatif rekam medis terminologi 53,5% dan yang medis pada
medis dengan dengan sampel 99 medis sebanyak tidak tepat berkas rekam
keakuratan kode menggunakan berkam 59,9% 46,4% medis
diagnosis rawat desain cross rekam medis sedangkan yang berpengaruh
jalan di Rumah sectional tidak tepat terhadap
Sakit “X” Pekan 40,4% ketepatan
baru Tahun 2020 kode
diagnosis
3 Riska Rosita,Ni’Matul Hubungan Korelasional Populasi 2919 Ketepatan Ketepatan kode Ketepatan
Wiqoyah, ketepatan dengan rekam medis terminologi diagnosis 87% terminologi
2018 penulisan pendekatan dan sampel medis 56% medis tidak
terminologi secara 100 dokumen memiliki
medis diagnosa retrospektif rekam medis hubungan
utama dengan dengan
keakuratan kode ketepatan
kasus penyakit kode
dalam pasien diagnosis
rawat inap
4 Eni Nur Rahmawati, Titik Hubungan Penelitian Populasi 1157 Ketepatan Ketepatan kode Terdapat
Dwi Utami ketepatan anlitik dengan dokumen terminologi diagnosis 56% hubungan
penulisan pendekatan rekam medis medis 42% sedangkan antara
terminologi retrospektif dan sampel sedangkan yang ketidaktepatan ketepatan
medis terhadap 100 dokumen tidak tepat 58% kode diagnosis terminologi
keakuratan kode rekam medis 44% medis dengan
pada sistem ketepatan
cardiovascular kode
diagnosis
5 Warsi Maryati Hubungan antara Penelitian Populasi 250 Ketepatan kode Ketepatan kode Ada hubungan
ketepatan anlitik dengan dan sample 35,2% diagnosis 58% antara
penulisan pendekatan 250 berkas Ketidaktepataan sedangkan ketepatan
diagnosis dengan crossectional. rekam medis kode akibat ketidaktepatan penulisan
keakuratan kode penggunaan kode diagnosis diagnosis
diagnosis kasus istilah medis 42% terhadap
obstetri di RS 64,8% ketepatan
PKU kode
Muhammadiyah diagnosis
Sukaharjo
RIWAYAT HIDUP PENULIS
merupakan anak dari pasangan Bapak Yunus Tandi Raba dan Ibu
Tahun 2015-2016, dan SMA Negeri 4 Tana Toraja Tahun 2016-2018 hingga akhirnya
menempuh masa kuliah program studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan