Anda di halaman 1dari 26

BUKU PANDUAN

PENDIDIKAN KLINIK JIWA PROFESI DOKTER

TAHUN 2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

Buku Panduan Pendidikan Klinik Profesi Dokter Fakultas Kedokteran


Universitas Mataram ini kami setujui dan dipergunakan sebagaimana mestinya

Mataram, 25 Maret 2022

2
BUKU PANDUAN

PENDIDIKAN KLINIK JIWA PROFESI DOKTER

Edisi : 1

Cetakan : 2021

Tanggal : 25 Maret 2021

Tim Penyusun : 1. Tim Kordik RSJ Mutiara Sukma


2. Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

3
DAFTAR ISI

BAB I. KOMPETENSI DAN LUARAN PEMBELAJARAN KLINIK….. 1

BAB II. KURIKULUM ......................................................................... ……4

BAB III. PROSES BELAJAR MENGAJAR ......................................... …...9

BAB IV .PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA ................... ….13

BAB V. TATA TERTIB AKADEMIK ........................................................17

4
1. Visi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
“Fakultas Kedokteran Universitas Mataram menjadi institusi pendidikan yang berperan aktif
dalam pengembangan IPTEK kedokteran dan kesehatan serta berdaya saing internasional
tahun 2025 “
2. Misi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
a. Mengembangkan pendidikan kedokteran dan kesehatan yang berkualitas dan beretika.
b. Mengembangkan dan melaksanakan penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan yang
kreatif dan inovatif.
c. Mengembangkan dan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat untuk menghasilkan,
mengembangkan, dan memanfaatkan IPTEK kedokteran dan kesehatan bagi masyarakat.
d. Menyelenggarakan sistem manajemen institusi pendidikan kedokteran dan kesehatan
dengan tata kelola yang baik, kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab, adil,
efektif dan efisien, berbasis teknologi informasi.
e. Membina dan mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga kedokteran
dan kesehatan serta lembaga lain.
f. Mengembangkan muatan lokal berbasis kepulauan
3. Tujuan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
a. Tercapainya hasil penyelenggaraan pendidikan berupa lulusan yang profesional, beretika
dan mampu bersaing nasional dan internasional.
b. Tercapainya hasil penelitian yang inovatif dan kreatif untuk pengembangan Iptek
kedokteran dan kesehatan.
c. Tercapainya hasil pengabdian kepada masyarakat yang memanfaatkan Iptek kedokteran
dan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
d. Tercapainya hasil kerjasama dengan berbagai lembaga untuk pengembangan Iptek
kedokteran dan kesehatan, baik di bidang pendidikan, penelitian maupun pengabdian
kepada masyarakat.
e. Tercapainya hasil implementasi managemen tata kelola yang baik, kredibel, transparan,
akuntabel, bertanggung jawab, adil, efektif dan efisien, berbasis teknologi informasi.
f. Terintegrasinya muatan kedokteran kepulauan dalam pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.

5
BAB I. KOMPETENSI DAN LUARAN PEMBELAJARAN
KLINIK

Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri atas profesionalitas yang luhur, mawas diri
dan pengembangan diri, serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa pengelolaan
informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan klinis, dan pengelolaan masalah
kesehatan. Oleh karena itu area kompetensi disusun dengan urutan sebagai berikut:

1. Profesionalitas yang luhur


2. Mawas diri dan Pengembangan diri
3. Komunikasi efektif
4. Literasi teknologi informasi dan digital
5. Literasi sains atau landasan ilmiah
6. Keterampilan klinis
7. Pengelolaan masalah kesehatan dan manajemen sumber daya
8. Kolaborasi dan kerjasama
9. Keselamatan pasien dan mutu pelayanan kesehatan

Dengan berpedoman pada SNPPDI 2019 maka target luaran pembelajaran (Learning Outcome)
yang diharapkan dari dokter muda setelah menjalani kepaniteraan di bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa (Psikiatri) adalah:
1. Mampu menggali riwayat pasien terkait masalah/keluhan yang membawa pasien datang
ke fasilitas kesehatan.
2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik umum dan khusus yang sesuai dengan
permasalahan pasien.
3. Mampu menyusun alternatif diagnosis banding dan merencanakan pemeriksaan
penunjang (misalnya, pemeriksaan PANSS EC) yang sesuai untuk mengerucutkan
diagnosis banding dan menetapkan diagnosis kerja.
4. Mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan pada
pasien-pasien dengan keluhan terkait psikopatologi.
5. Mampu mendiagnosis penyakit - penyakit terkait keluhan pada sistem/bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa (Psikiatri) (level 2, 3 dan 4A SKDI) serta membuat rencana
penatalaksanaan yang sesuai untuk penyakit pada masing-masing level (tatalaksana
tuntas dan mandiri untuk penyakit-penyakit di level 4 dan tatalaksana awal pra-rujukan
untuk penyakit-penyakit level 3A dan 3B).
6. Mampu mengenali dan menjelaskan tanda, gejala dan patofisiologi penyakit-penyakit
yang jarang dijumpai dan memerlukan rujukan (level 1).
7. Mampu melakukan prosedur klinis pada level kompetensi 4 (lihat daftar) secara mandiri.

6
8. Mampu menjelaskan indikasi, prosedur dan kemungkinan hasil pada pemeriksaan
penunjang dan prosedur klinis yang dilakukan.
9. Mampu melakukan komunikasi, informasi dan edukasi yang baik dengan pasien.
10. Menerapkan kode etik kedokteran dan profesionalisme dalam menangani masalah
kesehatan pasien.
11. Mampu berkolaborasi dan bekerja sama dengan sejawat seprofesi, interprofesi kesehatan
dan profesi lain dalam pengelolaan masalah kesehatan jiwa
12. Mampu mengaplikasikan prinsip keselamatan pasien dan prinsip upaya peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan pada individu, keluarga, komunitas dan masyarakat.

Tingkat Kompetensi Pengelolaan Kasus Penyakit


Tingkat kemampuan pengelolaan kasus penyakit yang harus dicapai menurut SKDI 2019 dibagi
menjadi:

Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan


Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan mengetahui
cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut,
selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk


Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter
juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk


3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan
pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang
paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti
sesudah kembali dari rujukan.
3B. Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan
pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan
dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling
tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan


tuntas

7
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan penatalaksanaan penyakit tersebut secara
mandiri dan tuntas.

Tingkat Kompetensi Keterampilan


Keterampilan Klinis dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia untuk menghindari
pengulangan. Pada setiap keterampilan klinis ditetapkan tingkat kemampuan yang harus dicapai
di akhir pendidikan dokter dengan menggunakan Piramid Miller (knows, knows how, shows,
does). Tingkat kompetensi keterampilan yang harus dicapai dibagi menjadi:

Tingkat kemampuan 1 (Knows): Mengetahui dan menjelaskan

Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek biomedik dan
psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada pasien/klien dan
keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya tentang prinsip, indikasi, dan komplikasi yang
mungkin timbul. Keterampilan ini dapat dicapai dokter muda melalui perkuliahan, diskusi,
penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan penilaiannya dapat menggunakan ujian tulis.

Tingkat kemampuan 2 (Knows How): Pernah melihat atau didemonstrasikan

Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini dengan penekanan pada
clinical reasoning dan problem solving serta berkesempatan untuk melihat dan mengamati
keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada
pasien/masyarakat. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 2 dengan menggunakan ujian
tulis pilihan berganda atau penyelesaian kasus secara tertulis dan/atau lisan (oral test).

Tingkat kemampuan 3 (Shows): Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah


supervisi

Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk latar belakang biomedik
dan dampak psikososial keterampilan tersebut, berkesempatan untuk melihat dan mengamati
keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada
pasien/masyarakat, sertaberlatih keterampilan tersebut pada alat peraga dan/atau standardized
patient. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 3 dengan menggunakan Objective
Structured Clinical Examination (OSCE) atau Objective Structured Assessment of Technical
Skills (OSATS).

Tingkat kemampuan 4 (Does): Mampu melakukan secara mandiri

Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut dengan menguasai seluruh teori,
prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan, komplikasi, dan pengendalian komplikasi.

8
Selain pernah melakukannya di bawah supervisi, pengujian keterampilan tingkat kemampuan 4
dengan menggunakan Workbased Assessment misalnya mini.CEX, portfolio, logbook, dsb.

Dengan demikian di dalam Daftar Keterampilan Klinis ini tingkat kompetensi tertinggi adalah 4.

9
BAB II. KURIKULUM
Kegiatan belajar di bagian Ilmu Kedokteran Jiwa (Psikiatri) dilaksanakan selama 5 minggu (2
sks) diikuti ujian di minggu ke 5. Selama 5 minggu, dokter muda akan berotasi ke beberapa
[ruang/fasilitas kesehatan] yang berbeda di RSJ Mutiara Sukma dan RSUP Prov. NTB.

Berikut ini adalah gambaran rotasi dokter muda selama berada di bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
(Psikiatri)

contoh

Nama Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5


A ORIENTAS Referat/Tinjauan Home Visit Refleksi Kasus Ujian Akhir
I Pustaka/Journal MiniCEX MiniCEX (MCQ)
B Pretes Reading Morning report Morning report
Bedside Morning report Bedside Bedside LONG CASE
teaching Bedside teaching teaching teaching
C Pembagian Bedside
dan teaching
D Pelaksanaan Pelaksanaan
Tugas: Tugas: Pelaksanaan Pelaksanaan
- IGD - IGD Tugas: Tugas: Pelaksanaan
- Poliklinik - Poliklinik - IGD - IGD Tugas:
- Bangsal - Bangsal - Poliklinik - Poliklinik - IGD
- Bangsal - Bangsal - Poliklinik
- Bangsal

Setiap hari selama belajar di bagian Ilmu Kedokteran Jiwa (Psikiatri) kegiatan rutin dokter muda
dijadwalkan sebagai berikut

Waktu Kegiatan Sifat kegiatan


07.30 – 08.00 Apel pagi / Imtaq Bersama – sama
08.00 – 13.00 Kegiatan pelayanan yang dibimbing Kelompok kecil DM didampingi
langsung oleh pembimbing klinis pada jam dosen pembimbing klinis
kerja (poli/bangsal/IGD)
Catatan: Bedside teaching/miniCEX dapat
dilaksanakan pada waktu ini
13.00 – 16.00 refleksi kasus / referat / tinjauan pustaka / Bersama – sama (seluruh DM
journal reading / tutorial dalam rotasi didampingi dosen

10
pembimbing klinis)
16.00– 22.00 Jaga Individual

Daftar Kasus Penyakit Berdasarkan Kompetensi yang Harus Dicapai


No Penyakit Level Kompetensi
Gangguan Mental Organik
1 Demensia dengan gejala tambahan waham, halusinasi, depresi dan 3A
gejala campuran lain
2 Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya 3B
3 Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan 2
penyakit fisik
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
Psikoaktif
4 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alcohol 2
5 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan opioida 2
6 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan sedativa atau 2
hipnotika
7 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulansia lain 2
termasuk kafein

8 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan tembakau 2


Kondisi klinik pada gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif
9 Intoksikasi akut 2
10 Penggunaan yang merugikan 2
11 Keadaan putus zat
2

12 Keadaan putus zat dengan delirium


2

13 Gangguan Psikotik 2
Psikotik (Skizofrenia, Gangguan waham menetap, Psikotik Akut
dan Skizoafektif)
14 Gangguan Psikotik akut dan sementara 4
15 Gangguan Skizoafektif 3A
16 Skizofrenia tanpa penyulit 4
17 Skizofrenia dengan penyulit (EPS) 4
18 Skizofrenia dengan penyerta (komorbiditas) 3A
Gangguan Afektif 3A
19 Gangguan afektif Bipolar 3A
20 Gangguan depresi ringan-sedang 4

11
21 Gangguan depresi berat , gangguan depresi berat dengan ciri psikotik 3A
22 Gangguan depresi treatment resistant 2
Gangguan Neurotik, gangguan berhubungan dengan stress dan
3A
gangguan somatoform
23 Gangguan Anxietas Fobik 2
24 Gangguan Panik 3A
25 Gangguan Anxietas menyeluruh 3A
26 Gangguan Campuran anxietas dan depresif 3A
27 Gangguan obsesif-Kompulsif 2
28 Gangguan stress pasca trauma 3B
29 Gangguan penyesuaian 4
30 Gangguan Somatoform 2
31 Sindrom Perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan
3A
faktor fisik
32 Gangguan jiwa dan perilaku yang berhubungan dengan masa nifas
3A
YTK
Gangguan Kepribadian dan perilaku masa dewasa
33 Gangguan kepribadian khas 2
34 Gangguan identitas jenis kelamin 1
35 Gangguan preferensi seksual 1
Gangguan emosional dan perilaku dengan onset khusus pada
masa anak dan remaja
36 Retardasi Mental (gaduh gelisahnya termasuk masalah gawat
2
darurat)
37 Gangguan perkembangan khas berbicara dan berbahasa 1
38 Gangguan perkembangan belajar khas 1
39 Gangguan perkembangan motorik khas 1
40 Gangguan perkembangan khas campuran 1
41 Gangguan perkembangan pervasive 1
42 Gangguan Hiperkinetik 2
43 Gangguan tingkah laku 2
44 Gangguan emosional dengan onset khas pada masa kanak 1
Kelainan dan disfungsi seksual
45 Disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit
1
organic
Gangguan Tidur
46 Gangguan Tidur non organic 2
Gawat darurat Psikiatri
47 Gaduh gelisah organik (Delirium, Demensia, penggunaan Zat
3B
Psikoaktif)
48 Gaduh gelisah non organik ( psikotik, Gangguan mood, Cemas,
4
Reaksi Stress akut, Gangguan disosiatif, RM)

12
49 Percobaan bunuh diri 3B
Emergensi karena efek samping obat
50 Distonia Akut dan Parkinsonisme 4
51 Sindroma Neuroleptik Maligna 3B

Daftar Keterampilan Berdasarkan Kompetensi yang Harus Dicapai

No Keterampilan Level Kompetensi

Anamnesis Psikiatri
1 Autoanamnesis 4
2 Alloanamnesis dengan anggota keluarga/orang lain yang bermakna 4
3 Memperoleh data mengenai keluhan/masalah utama 4
4 Menelusuri riwayat perjalanan penyakit sekarang/dahulu 4
5 Memperoleh data bermakna mengenai riwayat perkembangan,
4
pendidikan, pekerjaan, perkawinan, kehidupan keluarga
Pemeriksaan Psikiatri
6 Penilaian Deskripsi status mental 4
7 Penilaian kesadaran 4
8 Penilaian persepsi 4
9 Penilaian orientasi 4
10 Penilaian intelegensi secara klinis 4
11 Penilaian bentuk dan isi pikir 4
12 Penilaian mood dan afek 4
13 Penilaian motorik 4
14 Penilaian pengendalian impuls 4
15 Penilaian kemampuan menilai realitas (judgement) 4
16 Penilaian kemampuan tilikan (insight) 4
17 Penilaian kemampuan fungsional (general assessment of
4
functioning)
Diagnosis dan Identifikasi masalah 4
18 Menegakkan diagnosis kerja berdasarkan kriteria diagnosis
4
multiaksial
19 Identifikasi kegawatdaruratan Psikiatri 4
20 Identifikasi masalah di bidang fisik, psikologis, sosial 4
21 Mempertimbangan prognosis 4
22 Menentukan indikasi rujuk 4
Pemeriksaan tambahan
23 Melakukan kerja sama konsultatif dengan teman sejawat lainnya 4
24 Melakukan kunjungan rumah apabila diperlukan 4
Terapi
25 Memberikan terapi psikofarmaka (obat-obat antipsikotik,anticemas,
antidepresan, antikolinergik, sedatif) 4

13
26 Manajemen efek samping obat 4
27 Electroconvulsion therapy (ECT) 1
28 Terapi suportif dan konselling 4
29 Psikoedukasi 4
30 Modifikasi Lingkungan 4
31 Stimulus kognitif 2
32 Manajemen Perilaku gaduh gelisah 4
33 Psikoterapi modifikasi Perilaku 2
34 Psikoterapi suportif 3
35 Cognitive Behavior Therapy (CBT) 2
36 Psikoterapi psikoanalitik 1
37 Hipnoterapi 1
38 Terapi relaksasi 3
39 Melakukan rehabilitasi social 1
40 Terapi Kelompok 2
41 Terapi Keluarga 1
42 Keterampilan di bidang Psikiatri Forensik-Pengecualian untuk
daerah atau tugas khusus 1
43 Pendekatan Psikosomatik 3
44 Consultation Liaison Psychiatry 1
45 Prevensi dan promosi 1

14
BAB III. PROSES BELAJAR MENGAJAR
Dalam kepaniteraan klinik, dokter muda belajar untuk melakukan manajemen kasus yang
dijumpai di masing-masing ruang/tempat tugas di bawah supervisi dosen pembimbing klinik.
Kegiatan pembelajaran secara umum meliputi: kegiatan manajemen kasus, bedside teaching,
morning report, visite pasien, dan kegiatan-kegiatan ilmiah (refleksi kasus, tutorial klinik dan
journal reading).

Deskripsi metode pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dan deskripsi kegiatan


Manajemen kasus
Manajemen kasus berarti dokter muda ikut terlibat dalam penanganan kasus-kasus medis di
bagian. Keterlibatan dokter muda dapat berupa kegiatan anamnesis, pemeriksaan
fisik/penunjang, pengajuan usulan tatalaksana dan edukasi pasien. Kegiatan manajemen kasus
dapat dilaksanakan di poliklinik, bangsal, IGD.
Pengalaman dokter muda melakukan manajemen kasus akan dilihat dari dokumentasi kasus
dalam logbook dan lembar visite dokter muda pada saat bertugas di ruangan yang selambat-
lambatnya harus dipenuhi pada akhir minggu 4 dan menjadi syarat mengikuti ujian akhir
Bedside teaching
adalah kegiatan pembelajaran dalam kelompok kecil yang berorientasi pada pasien,
berlangsung dengan kehadiran pasien dan dilakukan di lingkungan perawatan medis. Dalam
bedside teaching, dokter muda dan dosen pembimbing klinis berkumpul bersama di sekitar
tempat tidur pasien/depan pasien yang telah ditentukan sebelumnya oleh dosen pembimbing
klinis untuk mendiskusikan, dan atau mendemonstrasikan prosedur klinis pada pasien. Dalam
kegiatan ini dokter muda berkesempatan melihat langsung bagaimana seorang dokter
berinteraksi dengan pasiennya dan atau mengerjakan instruksi dari dosen pembimbing klinis
(anamnesis, pemeriksaan fisik, edukasi, konseling, dll) di bawah supervisi.
Visite pasien
Adalah kunjungan tenaga kesehatan/dokter penanggung jawab ke masing-masing pasien di
ruang perawatan untuk menilai perkembangan perawatan dan pengobatan pasien guna
memutuskan tindak lanjut perawatan. Visite dilaksanakan pada waktu yang ditentukan oleh
dokter penanggung jawab. Dalam visite, dokter penanggung jawab bisa meminta dokter muda
untuk melaporkan perkembangan pasien sesuai dengan hasil follow up. Dokter muda juga
dapat mempelajari pengambilan keputusan medis terhadap pasien terkait.
Refleksi kasus
adalah laporan kasus yang disertai refleksi dokter muda mengenai pembelajaran yang didapat
dari pengalamannya. Refleksi berisi hal-hal yang dipelajari dokter muda dari kasus tersebut
misalnya: aspek komunikasi, profesionalisme, aplikasi pengetahuan biomedik, keterampilan

15
klinik, aspek sosial/komunitas dari suatu penyakit, sistem pelayanan kesehatan, dll. Refleksi
kasus meliputi sekurang-kurangnya kasus psikotik dan kasus neurotik.
Pembekalan
Adalah kegiatan pemberian materi yang diperlukan oleh dokter muda. Kegiatan pembekalan
dibawakan oleh dosen pendidik klinis sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
Journal reading/ Tinjauan pustaka
Merupakan tugas individual untuk menelaah satu atau lebih jurnal terkait suatu kasus penyakit
yang dilaporkan secara tertulis dan dipresentasikan di depan dosen pembimbing dan dokter
muda lainnya.
Morning Report
Adalah kegiatan berkelompok untuk melaporkan dan mempresentasikan pasien emergency
setiap minggu. Kegiatan ini dibimbing oleh dosen pendidik klinik.
MiniCex
Merupakan kegiatan observasi langsung terhadap dokter muda ketika berinteraksi langsung
dengan pasien dalam konteks dan seting klinik nyata. Selain sebagai komponen penilaian
(sumatif) dokter muda, Mini-CEX juga berfungsi formatif karena adanya feedback/umpan
balik
Home visit
Merupakan kunjungan rumah untuk mencari informasi dan melihat keadaan di luar rumah
sakit yang tidak kalah pentingnya dengan pemeriksaan serta observasi seorang pasien di rumah
sakit.
Dengan mengadakan kunjungan rumah, dokter muda dapat belajar mengenai hubungan dokter
dengan keluarga pasien, faktor-faktor sosial, ekonomi, dan kebudayaan, hubungan pasien
dengan para anggota keluarganya, maupun dengan tetangganya atau dengan para teman
sekerjanya, lingkungan rumahnya, keadaan rumah tangganya dan sebagainya.
Dokter muda berunding dengan dokter ruangan untuk menentukan pasien manakah yang akan
dikunjungi rumahnya. Paling sedikit harus mengunjungi rumah satu orang pasien. Waktu
mengunjungi rumah, buku kerja harian / logbook dokter muda harus dibawa dan dimintakan
tanda tangan dari kepala keluarga atau wakilnya. Sesudah itu melaporkan hasil kunjungannya
kepada dokter yang bersangkutan.
Dokter muda diwajibkan juga melakukan penelusuran pasien pasung atau yang diterlantarkan
oleh keluarga dan melaporkannya secara online melalui website: www.makpasol.ntbprov.go.id

Rotasi Tugas dalam Kepaniteraan Klinik


Selama berada di lingkungan pendidikan klinik, mahasiswa akan mengikuti rotasi di beberapa
tempat yaitu di RSJms :(tugas IGD, poliklinik, dan ruangan rawat inap yaitu R.Melati, R.Dahlia,
R.Flamboyan, R.Anggrek, R.Mawar, R.Angsoka, R.Wijaya Kusuma, R.Rehabilitasi) dan di
RSUP NTB ( Poliklinik/ rawat jalan dan Bangsal) ambaran tugas dokter muda pada masing-
masing rotasi dijabarkan sebagai berikut:

16
Tugas poliklinik
Di poliklinik, umumnya dokter muda dapat menjumpai lebih banyak pasien dibandingkan
dengan di ruang perawatan. Pasien yang dijumpai biasanya datang dengan keluhan/kondisi medis
yang sesuai untuk dokter umum. Pasien-pasien ini dapat memiliki riwayat klinis dan tanda klinis
yang khas, namun biasanya tidak sakit berat seperti yang dijumpai di ruang rawat inap.

Dokter muda berkesempatan belajar dengan cara/melalui:

1. Mempelajari alur pelayanan pasien di poliklinik RSJ Mutiara Sukma dan RSUP Prov.
NTB.
2. Mengikuti dan memperhatikan tata cara dokter saat menangani kasus-kasus yang dijumpai
di poliklinik.
3. Terlibat dalam penanganan (manajemen) kasus-kasus medis yang dijumpai di bawah
supervisi dosen pembimbing klinis:
a. Melakukan wawancara, anamnesis dan pemeriksaan status mental.
b. Mendiskusikan diagnosis kerja dan diagnosis banding.
c. Mengusulkan rencana tatalaksana biopsikososial.
d. Menuliskan form permintaan pemeriksaan penunjang dan atau surat keterangan sesuai
dengan instruksi dokter yang bertugas/dosen pembimbing klinis.
e. Memberikan psikoterapi suportif dan psikoedukasi kepada pasien ataupun keluarganya.
4. Umpan balik yang diberikan oleh dosen pembimbing klinis.

Jika diperlukan, dokter muda dapat diminta untuk mengirim rekam medik/konsultasi pasien ke
bagian lain, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan pelayanan di poliklinik tempat dokter
muda belajar.

Tugas di ruang rawat inap (bangsal)

Di ruang rawat inap, dokter muda dapat menjumpai pasien-pasien lama maupun pasien baru,
pasien yang hanya memerlukan perawatan singkat maupun lebih panjang. Dari pasien-pasien di
ruang rawat inap, dokter muda dapat belajar membangun hubungan dengan pasien dan keluarga
pasien, mengikuti perjalanan alamiah penyakit, dan mengasah keterampilan klinik serta
mengaplikasikan pengetahuan biomedik mereka. Selain itu, dokter muda juga berkesempatan
bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam tim rawat inap.

Dokter muda berkesempatan belajar dengan cara/melalui:

1. Melakukan wawancara, anamnesis dan pemeriksaan status mental pada pasien baru.
2. Melakukan follow up harian pada pasien dan melaporkan perkembangan pasien pada
dokter penanggung jawab.
3. Memberikan psikoedukasi kepada pasien dan keluarga terkait perawatan dan pengobatan
di bawah supervisi dokter penanggung jawab.

17
4. Melakukan prosedur klinis tertentu di bawah supervisi dosen pembimbing klinis atau
tenaga kesehatan yang bertugas di ruang rawat inap.
5. Mengikuti kegiatan visite pasien oleh dokter penanggung jawab.
6. Mengikuti kegiatan bedside teaching bersama dosen pembimbing klinis.
7. Mengikuti kegiatan tutorial klinik bersama dosen pembimbing klinis.
8. Umpan balik yang diberikan oleh dosen pembimbing klinis.

Jika diperlukan, dokter muda dapat diminta untuk membantu hal-hal yang menunjang perawatan
dan pengobatan pasien, misalnya: mengantarkan rekam medis/surat konsultasi pasien,
mengantarkan pasien ke ruang diagnostik/ruang tindakan, dll.

Tugas IGD dan jaga IGD


Di Instalasi Gawat Darurat, dokter muda dipaparkan pada kondisi/kasus yang memerlukan
penanganan segera dan atau mengancam nyawa. Situasi ini menuntut dokter muda untuk segera
melakukan pemeriksaan dan menganalisis kondisi pasien dengan cepat, serta sigap memberikan
pertolongan pertama di bawah supervisi dokter yang bertugas di IGD. Dokter muda juga belajar
untuk menentukan kasus-kasus yang memerlukan rujukan atau konsultasi dengan ahli.

Di bawah supervisi dokter yang bertugas di IGD, dokter muda berkesempatan belajar dengan
cara/melalui:

1. Melakukan wawancara, anamnesis, pemeriksaan fisik dan status mental pada pasien.
2. Membantu (asistensi) atau melakukan prosedur klinis penanganan kegawat daruratan
kepada pasien.
3. Mengkomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan perawatan pasien kepada
keluarga/pengantar.
4. Membantu mengkonsultasikan kondisi pasien kepada dokter ahli.

Jika diperlukan, dokter muda dapat diminta untuk membantu dokter yang bertugas dalam hal-hal
yang berkaitan dengan penanganan pasien di IGD seperti: mengantar pasien ke ruang
diagnostik/tindakan, mengirimkan spesimen laboratorium, dll.

18
BAB IV. PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA
WHAT? Hal apa sajakah yang dinilai?
Penilaian meliputi 3 ranah, yaitu: kognitif (pemahaman pengetahuan), psikomotor
(keterampilan), dan afektif (sikap/ perilaku profesional dokter). Penilaian dilakukan untuk
mengevaluasi tingkat kompetensi yang telah dicapai oleh mahasiswa terkait dengan tujuan
pembelajaran dan tingkat kompetensi standar menurut SKDI 2019.

HOW? Bagaimana cara melakukan penilaian?

Gambar 1. Piramida Miller dan penilaian dalam pendidikan klinik (diadaptasi dari Ramani & Leinster,
2008)

Berdasarkan Gambar 1, maka matriks penilaian dan proporsinya dalam pendidikan klinik Ilmu
Kedokteran Jiwa (Psikiatri) dapat dilihat pada Tabel berikut:

19
Metode Pengetahuan Keterampilan Sikap/ perilaku Proporsi
klinik klinik profesional
Pretest Knows Knows - 5%
Refleksi kasus Knows how Knows Does 10 %
Referat/tinjauan
pustaka/ journal
reading Knows - Does 10 %
Mini-CEX Does Does Does 10 %
Home Visit Does Does Does 15 %
Ujian Akhir Knows Knows - 15 %
(MCQ)
Long Case Shows how Shows how Shows how 35 %
Does Does Does
Nilai akhir 100%

WHEN, WHERE, WHO, HOW? Kapan dan dimana dilaksanakan penilaian? siapa yang
menilai? Bagaimana tata cara pelaksanaan penilaian?

Pretes adalah penilaian tertulis yang dilakukan di minggu 1 stase klinik. Penilaian ini ditujukan
untuk mengetahui tingkat pemahaman dasar dokter muda di awal masuk bagian klinik dan untuk
mempersiapkan dokter muda dalam proses pendidikan klinik bagian tersebut. Pretes
dikoordinasikan oleh koordinator pendidikan di bagian klinik. Metode ujian tertulis yang
digunakan dapat berupa MCQ, isian singkat, ataupun bentuk lain. Yang dinilai pada pretes
adalah materi terkait bagian dengan pertimbangan standar kompetensi yang ada di SKDI.

Refleksi kasus dijelaskan dalam bab metode pembelajaran. Refleksi kasus dinilai oleh dosen
pembimbing klinik yang telah ditentukan sebelumnya oleh koordinator pendidikan klinik bagian.
Penilaian meliputi aspek profesionalisme yang terdiri atas ketepatan waktu dalam menyerahkan
laporan tertulis, penampilan dokter muda, dan perilaku sopan/ sesuai etika, pemahaman terhadap
isi materi, penyajian, dan diskusi. Hal yang dinilai dan format penilaian dapat dilihat pada hal 40.
Pada format penilaian tersebut juga diberikan kolom umpan balik untuk diisi oleh dosen
pembimbing sebagai bagian penting dari pembelajaran. Kasus yang diambil berupa kasus
psikotik dan neurotik dengan pembagian yang ditentukan pada awal stase.

Referat/ tinjauan pustaka/ journal reading dijelaskan dalam metode pembelajaran. Laporan
tertulis maupun presentasi dinilai oleh dosen pembimbing klinik yang telah ditentukan
sebelumnya oleh koordinator pendidikan klinik bagian. Penilaian meliputi aspek profesionalisme
yang terdiri atas ketepatan waktu dalam menyerahkan laporan tertulis, penampilan dokter muda,
dan perilaku sopan/ sesuai etika pemahaman terhadap isi materi, penyajian, dan diskusi. Hal

20
yang dinilai dan format penilaian dapat dilihat pada hal 41. Pada format penilaian tersebut juga
diberikan kolom umpan balik untuk diisi oleh dosen pembimbing sebagai bagian penting dari
pembelajaran.

Mini-CEX (Mini Clinical Evaluation Exercise) adalah penilaian berbasis observasi langsung
terhadap dokter muda ketika berinteraksi langsung dengan pasien dalam konteks dan seting
klinik nyata. Selain sebagai komponen penilaian (sumatif) dokter muda, Mini-CEX juga
berfungsi formatif karena adanya feedback/umpan balik. Penilaian dilakukan selama 15-20 menit
termasuk umpan balik. Di bagian ilmu kedokteran psikiatri, mini-CEX dilakukan minimal 2 kali,
yang dilaksanakan mulai minggu ke-2, di setting (poliklinik, bangsal). Dokter muda perlu
mempersiapkan diri dan meminta dosen pembimbing di Poliklinik/ bangsal untuk melaksanakan
Mini-CEX. Komponen penilaian dalam mini-CEX sumatif ini meliputi semua aspek yang ada
dalam lembar penilaian, yaitu: aspek keterampilan wawancara, anamnesis, keterampilan
pemeriksaan status mental, humanistik/profesionalisme, keterampilan dalam pengambilan
keputusan klinik, keterampilan konseling/psikoedukasi, sikap suportif, kemampuan
merencanakan tatalaksana biopsikososial dan keterampilan klinik secara keseluruhan.

Home visit dijelaskan dalam metode pembelajaran. Laporan tertulis maupun presentasi dinilai
oleh dosen pembimbing klinik yang telah ditentukan sebelumnya oleh koordinator pendidikan
klinik bagian. Penilaian meliputi aspek profesionalisme yang terdiri atas ketepatan waktu dalam
menyerahkan laporan tertulis, penampilan dokter muda, dan perilaku sopan/ sesuai etika
pemahaman terhadap isi materi, penyajian, dan diskusi. Hal yang dinilai dan format penilaian
dapat dilihat pada hal 42. Pada format penilaian tersebut juga diberikan kolom umpan balik
untuk diisi oleh dosen pembimbing sebagai bagian penting dari pembelajaran.

Long case/ujian dengan kasus adalah penilaian secara menyeluruh dengan observasi langsung
terhadap kemampuan keterampilan klinis dokter muda dilanjutkan dengan ujian lisan yang

menggali pemahaman tatalaksana biopsikososial terhadap kasus yang ditemui, clinical


reasoning, clinical judgement, maupun pengetahuan dokter muda tentang penyakit ataupun
masalah kesehatan lain yang terkait bagian sesuai dengan level kompetensi pada SNPPDI 2019.

21
PERSYARATAN MENGIKUTI UJIAN AKHIR

Dokter muda diharapkah telah melakukan kegiatan:

1. Pretes

2. Refleksi kasus

3. Referat/tinjauan pustaka/journal reading

4. Mini-CEX (2X)

5. Home Visit

6. Mengumpulkan seluruh tugas baik soft copy maupun hard copy kepada bagian

7. Mengisi loogbook dengan lengkap disertai paraf pembimbing masing-masing ruangan

8. Memenuhi absensi harian

22
V. TATA TERTIB KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA
(PSIKIATRI)

1. Pada waktu masuk melaporkan diri pada Administrasi Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
(Psikiatri) dengan menunjukkan surat tugas dari fakultas, selanjutnya melaporkan diri
kepada Kepala Bagian / Koordinator Pendidikan.
2. Mematuhi semua peraturan dan tata tertib Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma dan
RSUP Prov. NTB.
3. Selama berada di lingkungan RSJ dan RSUP Prov. NTB. Wajib menggunakan jas putih
dokter (lengan pendek).
4. Menggunakan tanda pengenal yang dipasang di sebelah kiri.
5. Berpenampilan bersih, rapi, sopan dan pantas untuk kegiatan akademik dan pelayanan di
RSJ dan RSUP Prov. NTB, dengan ketentuan sebagai berikut :
 Dokter Muda Laki-laki
- Rambut dan kuku bersih rapi, dilarang memanjangkan rambut melewati tengkuk.
- Menggunakan busana yang bersih, rapi, sopan dan pantas serta tidak
menggunakan perhiasan yang mencolok.
- Menggunakan kemeja berkerah dan celana kain warna gelap, dilarang
menggunakan kaos dan celana berbahan jeans.
- Harus menggunakan sepatu tertutup.
 Dokter Muda Perempuan
- Rambut dan kuku bersih rapi, bila berambut panjang harus menata rapi
rambutnya.
- Menggunakan busana yang bersih, rapi, sopan, pantas dan tidak menerawang /
tipis, lengan baju harus menutupi setidaknya setengah lengan atas, bila memakai
bawahan rok harus menutupi lutut dan tidak menerawang, dilarang menggunakan
celana panjang yang terlalu ketat dan yang berbahan jeans.
- Tidak menggunakan perhiasan yang mencolok.
- Harus menggunakan sepatu tertutup.
6. Tidak diperbolehkan merokok di lingkungan RSJ Mutiara Sukma dan dan RSUP Prov.
NTB.
7. Menjaga dan memelihara semua sarana prasarana di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
(Psikiatri) FK UNRAM / RSJ Mutiara Sukma dan RSUP Prov. NTB.
8. Wajib mengikuti seluruh kegiatan pendidikan di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa (Psikiatri)
sesuai dengan jadwal yang telah disusun.
9. WAJIB mengikuti semua aturan dan tata cara yang berlaku di RSJ Mutiara Sukma dan
RSUP Prov. NTB.
10. Mengikuti peraturan jam kerja sebagai berikut :

23
a. RSJ : Senin – Kamis : Pukul 07.30 – 16.00 wita. RSUP Prov. NTB : Senin-Rabu
(minggu 3/4 ) : pukul 09.00-12.00 wita
b. Jumat : Pukul 07.30 – 17.00 wita.
c. WAJIB mengikuti Apel Pagi setiap Senin – Kamis di RSJ serta WAJIB mengikuti
IMTAQ pada hari Jumat.
d. WAJIB HADIR pada kegiatan Referat / Journal Reading, Home Visit dan
Refleksi Kasus yang dilaksanakan sesuai jadwal yang dibagikan.
e. WAJIB melaksanakan jaga IGD dan Ruangan sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.
11. Mengisi presensi tanda kehadiran pada buku presensi sebanyak 2 kali yaitu waktu datang
dan pulang.
12. Bila datang terlambat maka harus melaporkan kepada sekretariat bagian pada hari dan
jam tersebut.
13. Bila meninggalkan kepaniteraan atau pulang sebelum waktunya harus minta ijin kepada
dosen pembimbing klinik DAN kepala bagian atau kordik bagian saat itu.
14. Untuk dapat mengikuti ujian maka Dokter Muda harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Kehadiran ≥ 95% dengan alasan ketidak hadiran yang sah. Alasan ketidak hadiran
yang dapat diterima adalah :
i. Orang tua/saudara kandung/mertua/suami/istri meninggal.
ii. Dokter Muda yang bersangkutan menikah.
iii. Sakit dengan surat keterangan dari Poliklinik UNRAM atau Poliklinik
Spesialis di RSUP NTB atau RS Jejaring di tempat Dokter Muda sedang
menjalankan kepaniteraan.
iv. Mendapat penugasan dari Fakultas yang dibuktikan dengan surat
penugasan.
v. Kondisi lainnya yang diijinkan oleh Dekan atau Kepala Bagian.
b. Telah menyelesaikan semua tugas di Bagian.
c. Mematuhi aturan akademik, etika kedokteran, moral dan hukum.
15. Berlaku sopan dan santun terhadap pasien, dosen pembimbing klinik, dokter umum,
perawat, sesama rekan dokter muda dan segenap karyawan lain yang bertugas di RSJ
Mutiara Sukma.
16. Tidak dibenarkan melakukan tindakan diluar kewenangan yang diberikan oleh bagian.
17. Tidak dibenarkan memberi keterangan mengenai kondisi/ penyakit pasien kepada
keluarga atau orang lain tanpa seijin dosen pembimbing klinik.
18. Selama menjalani kepaniteraan di bagian ini, Dokter Muda dilarang :
a. Menjalani ujian dan kegiatan lain di Bagian lain.
b. Mencontek pada saat ujian.
c. Melakukan plagiarisme pada laporan kasus, tinjauan pustaka dan tugas ilmiah
lainnya.

24
d. Memalsukan tanda tangan peserta rotasi klinik yang lain pada presensi.
e. Melakukan keributan dan keonaran.
f. Melihat rekam medik pasien pada saat ujian.
g. Melakukan pelanggaran lainnya yang termasuk dalam buku Pedoman Akademik
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram.
19. Menjunjung tinggi dan menerapkan etika kedokteran dan sumpah dokter muda pada
seluruh kegiatan selama menjalani kepaniteraan.
20. Bila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib di atas maka sanksi akan dijatuhkan sesuai
hasil rapat di bagian. Pelanggaran ringan akan ditindak oleh Bagian.
21. Apabila dokter muda melakukan pelanggaran yang dianggap berat, seperti:
a. Memalsukan tanda tangan dosen.
b. Mengubah, mencoret, menghapus nilai yang telah diberikan oleh dosen
pembimbing klinik.
c. Melakukan tindakan asusila, perselingkuhan, pelecehan seksual, pornografi,
pornoaksi, judi, tindakan kriminal lainnya serta penggunaan minuman keras dan
narkoba.
d. Tindakan lainnya yang berpotensi mencoreng nama baik institusi.

maka dapat diadukan kepada Komite Disiplin FK UNRAM untuk diproses lebih lanjut.
Apabila terbukti bersalah, maka dokter muda yang bersangkutan akan mendapatkan
sanksi yang diputuskan oleh Komite Disiplin.

22. Dokter Muda yang melakukan pelanggaran akan mendapatkan teguran)* berupa:
a. Teguran lisan.
b. Teguran tertulis.
c. Laporan kepada Komite Disiplin)**

)* Teguran dan sanksi untuk pelanggaran yang tidak termasuk pelanggaran berat diserahkan
kepada bagian selama tidak menambah lama stase.

)** Pelanggaran berat harus disampaikan kepada Komite Disiplin

23. Permasalahan dan keluhan yang dihadapi peserta kepaniteraan klinik selama mengikuti
kepaniteraan yang berhubungan dengan kegiatan akademik dan sarana prasarana yang
disediakan dan adanya pelanggaran terhadap tata tertib dapat disampaikan secara lisan
maupun tertulis kepada dosen pembimbing klinik dan/atau Koordinator Pendidikan di
Bagian maupun Ketua Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa (Psikiatri).
24. Permasalahan akan diselesaikan pada tingkat Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa (Psikiatri),
bila tidak dapat diselesaikan dilanjutkan di tingkat RS terkait dan FK UNRAM.

25
BAB VI
KEWENANGAN KLINIS PESERTA DIDIK

1. Setiap tindakan medis dokter muda harus merupakan bagian dari pendidikan
2. Setiap tindakan medis dokter muda harus dibawah supervisi dan petunjuk dokter penanggung
jawab klinik/pasien
3. Tindakan medis yang dapat dilakukan harus mengacu standar kompetensi dalam SKDI 2012
4. Pengisian rekam medik hanya diperbolehkan bagi yang telah memiliki SIP. Tindakan medis
berupa anamnesis, pemeriksaan, pemberian obat dan lain-lain dapat ditulis dilembar rekam
medis tersendiri yang khusus dibuat untuk kepentingan pendidikan dokter muda tersebut
5. Untuk melindungi dan menjaga kerahasiaan pasien, maka identitas pasien tidak boleh
disebutkan kecuali hanya inisial. Dokter muda wajib menjaga kerahasiaan pasien
6. Dokter pembimbing klinis akan melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi terhadap
rekam medis tersebut
7. Dokter muda wajib mentaati semua peraturan yang berlaku di Rumah Sakit Jiwa Mutiara
Sukma

26

Anda mungkin juga menyukai