Anda di halaman 1dari 43

Panduan Mahasiswa

BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

Edisi [9] Tahun Ajar [2019/2020]

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi


Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Nusa Tenggara Barat
2019

0
Panduan Tutor
BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

Edisi [9] Tahun Ajar [2019/2020]

Koordinator : dr. Wahyu Sulistya Affarah, MPH

Anggota

Dr. I Komang Gerudug, MPH


Dr. I Ketut Artastra, MPH
Dr. Rika Hastuti Setyorini, M.Kes
Dr. Lina Nurbaiti, M.Kes
Dr. Nyoman Geriputri, SpM
Dr. Ika Primayanti, M. Kes
Dr. Yana Indayana, SpJP

Kontributor
Dr. Sigit K, SpAn
Dr. Romi Ermawan, SpJP
Dr. Linda Silvana Sari, Sp. A
Dr. Bambang Priyanto, SpBS
Dr. Monalisa Nasrul, SpM
Dr. Marie Yuni, SpM
Dr. Isna Kusuma N, SpM
Dr. Didit Yudhanto, MSc, SpTHT-KL
Dr. Hamsu Kadriyan, SpTHT-KL (K), M.Kes
Dr. Eka Arie Y, M. Biomed, Sp. THT
Dr. Rina Lestari, SpP
Dr. Ilsa Hunaifi, Sp.S
Dr. Rizkinov Jumsa, M. Kes, Sp. OG
Dr. Bayu Tirta Dirja, Ph. D

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi


Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Nusa Tenggara Barat
2019

1
VISI DAN MISI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

Visi

“Terwujudnya Fakultas Kedokteran Universitas Mataram sebagai institusi pendidikan yang


berperan aktif dalam pengembangan IPTEK kedokteran dan berdaya saing internasional
2025”

Misi

1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan kedokteran yang berkualitas dan


beretika
2. Mengembangkan dan melaksanakan penelitian di bidang kedokteran yang kreatif dan
inovatif
3. Mengembangkan pengabdian kepada masyarakat untuk
menghasilkan,mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran bagi masyarakat
4. Menyelenggarakan system manajemen institusi pendidikan kedokteran yang efektif
dan efisien
5. Membina dan mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga
kedokteran yang terkemuka
6. Mengembangkan manajemen sistem kesehatan yang berbasis kepulauan

2
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

Visi

“Menghasilkan lulusan dokter sesuai standar kompetensi dokter Indonesia dan unggul dalam
kedokteran kepulauan dan mampu berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran yang berdaya saing internasional 2025”

Misi

1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan akademik dan profesi


kedokteran yang berkualitas dan beretika dengan kekhasan pada penanganan masalah
kesehatan berbasis kedokteran kepulauan
2. Mengembangkan penelitian kedokteran yang inovatif dan kreatif agar dapat menjadi
pusat pengembangan ilmu dan teknologi kedokteran
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat untuk menghasilkan, mengembangkan,
dan memanfaatkan ilmu pengetahuan serta teknologi kedokteran untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat
4. Memanfaatkan jaringan kerjasama untuk mendukung pencapaian daya saing
internasional

3
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
hikmat dan kekuatan-Nya sehingga kami dapat memperbaiki buku panduan blok XXI
(Kedokteran Keluarga) ini tepat pada waktunya. Pada blok ini mahasiswa akan mempelajari
tentang konsep keluarga dan konsep serta prinsip kedokteran keluarga. Setelah membaca
buku panduan ini, mahasiswa dan staf pengajar diharapkan mampu menjelaskan gambaran
umum kegiatan, tujuan yang ingin dicapai, strategi pembelajaran yang digunakan, jadwal
kegiatan, serta sistem evaluasi dalam blok ini.

Dengan menerapkan kurikulum berbasis kompetensi, Fakultas Kedokteran Universitas


Mataram diharapkan dapat menghasilkan dokter-dokter yang kompeten dan mampu
menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Seperti dalam blok-blok sebelumnya,
pembelajaran berbasis kompetensi menekankan pada proses belajar mandiri oleh mahasiswa.
Mahasiswa diharapkan dapat menggali pengetahuan serta pemahaman tentang kedokteran
keluarga dengan memanfaatkan strategi pembelajaran yang disediakan dalam blok ini, antara
lain; diskusi tutorial, perkuliahan, tugas baca mandiri serta kunjungan lapangan. Untuk
menunjang pembelajaran mandiri, mahasiswa diberikan keluangan waktu untuk
melaksanakan kegiatan belajar mandiri. Terdapat 4 skenario untuk didiskusikan dalam
kegiatan tutorial, skenario ini diharapkan dapat menggiring mahasiswa untuk lebih aktif
dalam mencari dan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia secara mandiri. Selain itu,
adanya kunjungan lapangan juga diharapkan dapat menunjang pembelajaran yang mereka
peroleh dari kuliah.

Demikian buku panduan ini disusun dengan harapan dapat dipergunakan semaksimal
mungkin sebagai pedoman dalam proses pembelajaran oleh mahasiswa dan pedoman bagi
tutor dalam membimbing mahasiswa untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan dan penerbitan buku panduan ini. Penyusun menyadari bahwa
buku panduan blok Kedokteran Keluarga ini masih memiliki kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan masukan dari berbagai pihak guna penyempurnaan blok kedokteran keluarga
ini di masa yang akan datang.

4
Mataram, 4 November 2019

Wakil Dekan I

Dr. Yunita Sabrina, M.Sc., PhD


NIP. 19760624 200112 2 001

5
DAFTAR ISI

VISI DAN MISI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM....................2


VISI DAN MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER.........................................3
KATA PENGANTAR.............................................................................................................4
DAFTAR ISI...........................................................................................................................5
TATA TERTIB BLOK............................................................................................................7
GAMBARAN UMUM BLOK...............................................................................................8
PRIOR KNOWLEDGE..........................................................................................................8
HUBUNGAN DENGAN BLOK LAIN:................................................................................9
LEVEL KOMPETENSI.......................................................................................................11
MATRIKS KURIKULUM...................................................................................................13
TOPIC TREE........................................................................................................................17
PENILAIAN MAHASISWA................................................................................................18
LUARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN (LEARNING OUTCOME)...........................19
SUMBER BELAJAR...........................................................................................................24
JADWAL BLOK..................................................................................................................25
BLUEPRINT ASSESSMENT..............................................................................................32
DAFTAR NAMA TUTOR...................................................................................................33
TRIGGER TUTORIAL........................................................................................................34

6
TATA TERTIB BLOK

1. Mahasiswa wajib mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di Fakultas Kedokteran


Universitas Mataram, termasuk peraturan di laboratorium biomedik dan laboratorium
keterampilan medik
2. Mahasiswa wajib hadir tepat waktu di semua kegiatan blok. Keterlambatan saat diskusi
tutorial dapat mengurangi nilai kecuali dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Mahasiswa wajib mengikuti semua kegiatan blok kecuali pada kondisi-kondisi tertentu:
a. Sakit dengan menunjukkan surat keterangan sakit dari dokter*.
b. Musibah, antara lain: kematian keluarga inti (ayah, ibu, saudara kandung),
musibah yang bersifat massal, atau kecelakaan lainnya yang memerlukan perawatan
dan harus disertai surat keterangan sakit dari dokter
c. Mahasiswa yang bersangkutan menikah
d. Mahasiswa yang bersangkutan atau istrinya melahirkan
e. Penugasan mewakili fakultas/universitas yang dibuktikan dengan surat
penugasan.
f. Kondisi lain** yang diijinkan oleh koordinator blok
4. Sanksi pelanggaran tata tertib
a. Teguran
b. Penugasan
c. Tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan blok
d. Tidak diperbolehkan mengikuti ujian
5. Mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran diwajibkan untuk meminta
penugasan kepada dosen/tutor, tetapi nilai tugas tidak menggantikan absensi dalam
kegiatan tersebut.
6. Mahasiswa yang terlambat mengumpulkan tugas akan mendapatkan penalti berupa
pengurangan nilai tugas sebesar 5% per hari keterlambatan
7. Mahasiswa dengan persentase kehadiran < 80% tidak diperbolehkan mengikuti ujian
akhir blok, meskipun dengan menunjukkan keterangan yang sah. Dalam hal ini,
koordinator blok akan mengumumkan mahasiswa yang tidak memenuhi syarat untuk
mengikuti ujian akhir blok pada minggu sebelum minggu ujian dilaksanakan.

*Surat keterangan sakit harus diserahkan kepada bagian akademik paling lambat 1 hari kerja
setelah ketidakhadiran. Pada kondisi darurat, ijin dapat disampaikan terlebih dahulu secara
lisan pada pengampu mata kuliah, administrator blok, atau koordinator blok pada hari
pertama absen mengikuti kegiatan. Keterangan resmi disusulkan selambatnya satu hari kerja
setelah ketidakhadiran.
**Dalam situasi lain yang mengharuskan mahasiswa meninggalkan kegiatan blok (misalnya
kegiatan keagamaan yang tidak jatuh pada hari raya), mahasiswa sebaiknya berkonsultasi
dengan koordinator blok sebelum mengajukan ijin.

7
GAMBARAN UMUM BLOK

Blok Kedokteran Keluarga merupakan blok terakhir dari total 21 blok yang ada pada
pendidikan pre klinik FK Unram. Blok ini termasuk dalam mata kuliah wajib bagi mahasiswa
semester VII (tahun keempat akademik). Blok Kedokteran Keluarga dilalui dengan masa
studi sepanjang 6 minggu dengan rincian, 4 minggu efektif, 1 minggu diisi dengan
Keterampilan Medik Manajemen Bencana dan 1 minggu untuk masa ujian. Blok XXI
merupakan blok yang mempelajari tentang kedokteran keluarga. Blok ini memberikan
pengetahuan kepada mahasiswa tentang keluarga, masalah kesehatan yang ada dalam
keluarga, peran keluarga dalam masalah kesehatan, kedokteran keluarga serta pengenalan
mengenai dokter keluarga. Pada akhir blok mahasiswa diharapkan:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan peran keluarga dalam bidang kesehatan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan prinsip kedokteran keluarga
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pendekatan kedokteran keluarga secara holistic,
komprehensif dan berkelanjutan
4. Mahasiswa mampu menjelaskan upaya-upaya kesehatan perorangan, upaya kesehatan
komunitas, dan upaya rujukan
5. Mahasiswa mampu menjelaskan program-program pemerintah terkait dengan
pendekatan keluarga (PIS-PK)
6. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan KLB, wabah dan bencana
Dalam pelaksanaan minggu efektif mahasiswa dipaparkan dengan kegiatan perkuliahan,
tutorial dengan 4 judul skenario dalam proses diskusi, penugasan dan keterampilan medik
yang berjalan beriringan dengan blok ini. Metode evaluasi yang digunakan dalam blok 21 ini
adalah Multiple Choice Question (MCQ) untuk ujian akhir blok dalam bentuk Computer
Based Test (CBT), kuis pada akhir minggu, dan beberapa penugasan lain

PRIOR KNOWLEDGE
1. Individu Populasi 1
2. Individu populasi 2
3. Individu Populasi 3

8
HUBUNGAN DENGAN BLOK LAIN:

Untuk dapat mengikuti blok ini dengan baik, maka mahasiswa diharapkan sudah memiliki
pengetahuan mengenai ilmu kesehatan masyaraka, ilmu kesehatan komunitas, ilmu
kesehatan pencegahan, pengetahuan umum dalam bidang kedokteran, serta memiliki
keterampilan dalam mencari literatur, membaca dan mengambil inti sari dari literatur,
menulis dengan kaidah ilmiah, serta berpikir kritis (critical thinking). Blok Kedokteran
Keluarga sangat terkait dengan Individu Populasi 1,2, dan 3 yang telah berjalan pada
semester 3, 4 dan 5.

Tabel 1. Peta hubungan luaran pembelajaran di blok XXI dengan blok sebelum
maupun sesudahnya.
Prior knowledge BLOK XXI Future Learning
Individu Populasi 1:  Mahasiswa mampu Kepaniteraan Klinik
- Ruang lingkup IKM menjelaskan konsep dan IKM
- Situasi kesehatan peran keluarga dalam o Mampu melaksanakan
masyarakat di Indonesia bidang kesehatan kegiatan promosi,
- Sistem Kesehatan  Mahasiswa mampu konseling tentang
Nasional menjelaskan konsep dan kasus dan masalah
- Undang-undang prinsip kedokteran kesehatan individu,
Kesehatan di Indonesia keluarga keluarga dan
Individu Populasi 2:  Mahasiswa mampu masyarakat
- Kesehatan Lingkungan menjelaskan pendekatan o Mampu
- Sasaran dan Strategi kedokteran keluarga melaksanakan
Pendidikan dan Promosi secara holistic, kegiatan preventif
Kesehatan komprehensif dan terhadap penyakit dan
- Pelaksanaan Program berkelanjutan masalah kesehatan
 Mahasiswa mampu o Mampu melakukan
Promosi Kesehatan di
menjelaskan upaya- komunikasi efektif
Institusi Kesehatan

9
Individu Populasi 3: upaya kesehatan terhadap individu,
- Mahasiswa mengetahui perorangan, upaya kelompok dan
trias epidemiologi dalam kesehatan komunitas, masyarakat
konsep sehat dan sakit dan upaya rujukan o Mampu
- Mahasiswa mengetahui  Mahasiswa mampu mengidentifikasi
epidemiologi penyakit menjelaskan program- permasalahan
menular dan penyakit program pemerintah kesehatan kelompok
tidak menular terkait dengan dan masyarakat serta
- Mahasiswa mengetahui pendekatan keluarga mencari solusinya
surveilans epidemiologi (PIS-PK) melalui penerapan
- Mahasiswa aplikasi Data  Mahasiswa mampu program/upaya
Statistik di FKTP menjelaskan kesehatan
penatalaksanaan KLB, o Mampu berperan
wabah dan bencana sebagai seorang
leader dalam suatu
tim

CABANG ILMU YANG MENDUKUNG

1. Ilmu Kesehatan Masyarakat


2. Ilmu Kesehatan Pencegahan
3. Ilmu kesehatan Komunitas
4. Epidemiologi
5. Psikologi
6. Sosioantropologi
7. Ilmu Perilaku
8. Gizi Komunitas
9. Komunikasi
10. Gerontologi
11. Kesehatan Lingkungan
12. Etika
13. Metodologi Penelitian
14. Keterampilan Medik
15. Demografi

10
LEVEL KOMPETENSI

DAFTAR KETERAMPILAN KLINIS (SKDI 2012)


Daftar kompetensi Level
Komunikasi
Menyelenggarakan komunikasi lisan maupun tulisan 4A
Edukasi, nasihat dan melatih individu dan kelompok mengenai kesehatan 4A
Menyusun rencana manajemen kesehatan 4A
Konsultasi terapi 4A
Komunikasi lisan dan tulisan kepada teman sejawat atau petugas kesehatan lainnya 4A
(rujukan dan konsultasi)
Menulis rekam medik dan membuat pelaporan 4A
Menyusun tulisan ilmiah dan mengirimkan untuk publikasi 4A
Perencanaan dan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi upaya pencegahan dalam 4A
berbagai tingkat pelayanan
Mengenali perilaku dan gaya hidup yang membahayakan 4A
Memperlihatkan kemampuan pemeriksaan medis di komunitas 4A
Penilaian terhadap risiko masalah kesehatan 4A
Memperlihatkan kemampuan penelitian yang berkaitan dengan lingkungan 4A
Penilaian terhadap risiko masalah kesehatan 4A
Memperlihatkan kemampuan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi 4A
suatu intervensi pencegahan kesehatan primer, sekunder, dan tersier
Melaksanakan kegiatan pencegahan spesifik seperti vaksinasi, pemeriksaan medis 4A
berkala dan dukungan social
Melakukan pencegahan dan penatalaksanaan kecelakaan kerja serta merancang 4A
program untuk individu, lingkungan dan institusi kerja
Menerapkan 7 langkah keselamatan pasien 4A
Melakukan langkah-langkah diagnosis penyakit akibat kerja dan penanganan 4A
pertama di tempat kerja serta melakukan pelaporan PAK
Merencanakan program untuk meningkatkan kesehatan masyarakat termasuk 4A
kesehatan lingkungan
Melaksanakan 6 program dasar Puskesmas: 1) promosi kesehatan, 2) Kesehatan 4A
Lingkungan, 3) KIA termasuk KB, 4) Perbaikan gizi masyarakat, 5)
Penanggulangan penyakit: imunisasi, ISPA, diare, TB, Malaria, 6) Pengobatan dan
penanganan kegawatdaruratan
Pembinaan kesehatan usia lanjut 4A
Menegakkan diagnosis holistik pasien individu dan keluarga, dan melakukan terapi 4A
dasar secara holistic
Melakukan rehabilitasi medik dasar 4A
Melakukan rehabilitasi sosial pada individu, keluarga dan masyarakat 4A
Melakukan penatalaksanaan komprehensif pasien, keluarga dan masyarakat 4A

Supervisi
Mengetahui penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan immunisasi dan 4A

11
Daftar kompetensi Level
pengendaliannya
Mengetahui jenis vaksin beserta:
Cara penyimpanan
Cara distribusi
Cara skrining dan konseling pada sasaran 4A
Cara pemberian
Kontraindikasi efek samping yang mungkin terjadi dan upaya
penanggulangannya
Menjelaskan mekanisme pencatatan dan pelaporan 4A
Merencanakan, mengelola, monitoring dan evaluasi asuransi pelayanan kesehatan 4A
misalnya BPJS, jamkesmas, askes, dll

12
MATRIKS KURIKULUM

Metode Belajar Mengajar


N Cabang Ilmu Metode
Luaran Pembelajaran (Learning Outcome) yang ingin dicapai Kulia Tutorial Kunla (lain-
o h p lain* Terkait Penilaian
)

1 Konsep dan Peran Keluarga dalam Bidang Kesehatan √ √ √ - Demografi [Ujian tulis
MCQ]
 Mampu menjelaskan konsep keluarga Sosioantropolog
i
 Mampu menjelaskan definisi operasional keluarga
Psikologi
 Mampu menjelaskan Bentuk-bentuk keluarga

 Mampu menjelaskan Peran dan fungsi keluarga dalam bidang


kesehatan

 Mampu menjelaskan siklus kehidupan individu dalam


keluarga (bayi, balita, remaja, dewasa, geriatri)

2 Permasalahan yang Timbul Dalam Keluarga √ √ √ Demografi [Ujian tulis


MCQ]
 Mampu menjelaskan permasalahan penyakit/kesehatan fisik Sosioantropolog
yang sering timbul pada keluarga (tropical disease, PTM, i [Kunjunga
kecelakaan) n
Psikologi lapangan]
 Mampu menjelaskan permasalahan kesehatan mental dalam
keluarga Psikiatri

 Mampu menjelaskan permasalahan sosial dalam keluarga

13
(KDRT, broken home, dll)

2 Konsep dan Prinsip Kedokteran Keluarga √ √ √ Medical science [Ujian tulis


MCQ]
 Mampu menjelaskan definisi operasional kedokteran keluarga Medical social
[Kunjunga
 Mampu menjelaskan ruang lingkup kedokteran keluarga Demografi n
lapangan]
 Mampu menjelaskan prinsip-prinsip kedokteran keluarga Antropologi
(holistik, komprehensif dan berkelanjutan) sosial

 Mampu menjelaskan instrumen-instrumen yang digunakan


dalam mengukur/assesmen masalah dalam keluarga

 Mampu melakukan asesmen masalah kesehatan keluarga


dengan menggunakan instrumen yang tepat

3 Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan √ √ Manajemen [Ujian tulis


Komunitas Kesehatan MCQ]

 Mampu menjelaskan upaya kesehatan perorangan ada di Epidemiologi


Indonesia (UKP)

 Mampu menjelaskan karakteristik pelayanan kesehatan yang


tersedia di berbagai jenjang fasilitas pelayanan kesehatan

 Mampu menjelaskan berbagai upaya kesehatan komunitas


(UKM)

 Mampu menjelaskan peran dokter di Fasilitas Kesehatan

14
Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjut (FKRTL)

 Mengetahui upaya-upaya kesehatan dalam menyelesaikan


permasalahan keluarga secara terintegrasi (lintas program dan
lintas sectoral

4 Akses Pelayanan Kesehatan √ √ Manajemen [Ujian tulis


 Mampu mendefinisikan ‘akses terhadap pelayanan kesehatan’ Kesehatan MCQ]
 Mampu menjelaskan dimensi-dimensi akses: ketersediaan
(availability), akses geografis (geographic accessibility), Demografi
keterjangkauan (affordability), dan penerimaan Sosioantropolog
(acceptability) i
 Mampu menganalisis faktor-faktor penghambat akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Psikologi
 Mampu menjelaskan indikator yang digunakan untuk menilai
akses terhadap pelayanan kesehatan
 Mampu mengidentifikasi kelompok masyarakat yang rentan
mengalami kesulitan akses terhadap pelayanan kesehatan
 Mampu menjelaskan berbagai strategi /intervensi yang
digunakan di negara lain dan di Indonesia untuk memperbaiki
akses terhadap pelayanan kesehatan dan keberhasilannya

5 Sistem Rujukan √ √ Demografi [Ujian tulis


 Mampu menjelaskan definisi rujukan kesehatan MCQ]
 Mampu menjelaskan jenis-jenis rujukan Sosioantropolog
i
 Mampu menjelaskan komponen sistem rujukan
 Mampu menjelaskan alur, kriteria dan peraturan yang berlaku Manajemen
dalam proses upaya rujukan Kesehatan

15
 Mampu menganalisis factor-faktor penghambat proses
rujukan

6 Program Pemerintah terkait Pendekatan Keluarga √ √ √ Manajemen [Ujian tulis


Kesehatan MCQ]
 Mampu menjelaskan pengertian dan tujuan dari PIS-PK

 Mampu menjelaskan kegiatan program yang terkait PIS-PK

 Mampu menjelaskan kegiatan program PIS-PK dalam


praktek kedokteran keluarga

 Mampu menjelaskan definisi Indeks Keluarga Sehat

 Mampu menjelaskan indicator penilaian Indeks Keluarga


Sehat

7 KLB dan wabah √ √ Epidemiologi [Ujian tulis


 Mahasiswa mampu menjelaskan definisi operasional dari MCQ]
KLB dan Wabah sesuai dengan ketentuan perundang- Kesehatan
undangan yang berlaku Lingkungan
 Mampu menjelaskan faktor risiko KLB dan wabah
 Mahasiswa mampu menjelaskan langkah langkah yang
diperlukan untuk suatu disease outbreak investigation, dan
wabah
 Mahasiswa mampu menjelaskan dampak kesehatan secara
regional dan global yang muncul pada suatu populasi saat
terjadinya suatu disease outbreak, dan wabah

8 Bencana

16
 Mahasiswa mampu menjelaskan definisi operasional dari
bencana sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku
 Mampu menjelaskan jenis-jenis dan faktor risiko bencana
 Mahasiswa mampu menjelaskan dampak kesehatan yang
muncul pada suatu populasi terdampak
 Mahasiswa mampu menjelaskan penanggulangan bencana di
bidang kesehatan

17
TOPIC TREE

Skema topik yang akan dipelajari mahasiswa di blok ini

KEDOKTERAN
KELUARGA

KEDOKTERAN UPAYA DAN KEJADIAN LUAR


KELUARGA BENCANA
KELUARGA PROGRAM BIASA DAN
-
KESEHATAN WABAH
- Definisi, Fungsi dan
Peran Keluarga - Definisi, Ruang Definisi
Lingkup - Upaya Kesehatan - Definisi,kriteria dan Operasional dan
- Bentuk-bentuk Perorangan Jenis-jenis KLB dan jenis-jenis
Keluarga - Prinsip bencana
Upaya Kesehatan Wabah
- Siklus Kehidupan - Instrumen Analisis Komunitas/Masyarak - Faktor Risiko
Masalah Keluarga - Faktor Risiko
- Kesehatan Mental at dan Dampak bagi
Dampak KLB dan kesehatan
Keluarga - Sistem Rujukan wabah bagi kesehatan masyarakat
- PIS-PK masyarakat
Langkah-langkah Penanggulanagan
Investigasi KLB dan bencana di bidang
Wabah kesehatan

18
PENILAIAN MAHASISWA

Metode penilaian dan proporsi penilaian yang digunakan dalam blok ini sebagai berikut:
 Ujian Teori (CBT) : 80 % (100 soal)
 Penugasan : 10 %
 Kuis :5%
 Tutorial : 5%

PENUGASAN:
Penugasan berupa kunjungan lapangan ke beberapa keluarga yang berada di wilayah kerja
puskesmas sasaran. Mahasiswa akan dibagi menjadi 6 kelompok besar yang akan melakukan
kunjungan lapangan ke Puskesmas di Wilayah Kota Mataram, yaitu:
1. Puskesmas Pagesangan
2. Puskesmas Ampenan
3. Puskesmas Tanjung Karang
4. Puskesmas Babakn
5. Puskesmas Cakranegara
6. Puskesmas Selaparang

Adapun luaran pembelajaran (LO) kegiatan kunjungan lapangan ini adalah:


 Mahasiswa mampu melakukan identifikasi bentuk dan jenis keluarga
 Mahasiswa mampu membuat genogram dari keluarga yang dikunjungi
 Mahasiswa mampu melakukan identifikasi permasalahan kesehatan keluarga dengan
menggunakan instrumen yang telah ditentukan (Teori H.L Blum)
 Mahasiswa mampu menganalisis hasil identifikasi permasalahan kesehatan keluarga
 Mahasiswa mampu menyusun rencana upaya intervensi dari permasalahan kesehatan
yang dihadapi oleh keluarga tersebut

Teknis Penilaian Penugasan


1. Laporan kunjungan lapangan total berjumlah 20-21 laporan dari empat puskesmas.
2. Penilaian akan diberikan untuk laporan dan presentasi.
3. Presentasi laporan akan dilakukan oleh dua kelompok dari masing-masing Puskesmas
yang akan diundi sebelumnya.

19
LUARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN (LEARNING OUTCOME)

Mingg Kegiatan Belajar


Pengampu Luaran pembelajaran yang ingin dicapai
u ke Mengajar

1 Kuliah : Pengantar Koordinator Blok  Mampu menjelaskan gambaran umum pelaksanaan blok
Blok Kedokteran
Keluarga  Mampu menjelaskan kaitan antara konten blok dengan blok lain atau
dengan berbagai disiplin ilmu

 Mampu menjelaskan metode pembelajaran yang digunakan dalam


blok

 Mampu menjelaskan metode assessment yang digunakan dalam blok

Tutorial : Tim Tutor  Mampu menjelaskan pengaruh keluarga terhadap kesehatan begitu pula
Skenario 1 sebaliknya pengaruh kesehatan terhadap keluarga

 Mampu menganalisis permasalahan kesehatan secara holistik yang ada dalam


keluarga

 Mampu menganalisis permasalahan kesehatan dalam siklus kehidupan


keluarga (mulai dari neonatal hingga geriatric) yang ada dalam keluarga

 Mampu menggunakan instrumen dalam melakukan assesmen masalah dalam


keluarga

 Mampu menjelaskan peran dokter dalam Family Conference

 Mampu merencanakan penatalaksanaan berfokus pada pasien, keluarga dan


komunitas secara holistik, komprehensif dan berkelanjutan

Kuliah : Konsep Dr. IK Gerudug, MPH  Mampu menjelaskan konsep keluarga


Keluarga
 Mampu menjelaskan definisi operasional keluarga
 Mampu menjelaskan Bentuk-bentuk keluarga

 Mampu menjelaskan Peran dan fungsi keluarga dalam bidang kesehatan

 Mampu menjelaskan tentang genogram

 Mampu menjelaskan Siklus kehidupan keluarga

Kuliah : Permasalahan Dr. Emmy Amalia, SpKJ  Mampu menjelaskan pengertian kesehatan mental secara umum dan khusus
Kesehatan Mental pada keluarga
Pada Keluarga
 Mampu mengidentifikasi faktor risiko yang memunculkan permasalahan
mental dalam keluarga

 Mampu melakukan asesmen kesehatan mental dalam keluarga

 Mampu melaksanakan pendekatan holistik pada keluarga dalam menunjang


pelaksanaan program Indonesia Sehat (PIS-PK)

Kuliah: Kesehatan Dr. IK Gerudug, MPH  Mahasiswa mengetahui Epidemiologi masalah gerontologi
Geriatri
 Mahasiswa mengetahui Problema geriatri saat ini

 Mahasiswa mengetahui aspek Sociocultural dan aspek kesehatan


masyarakat geriatri

 Mahasiswa mengetahui Pelayanan Kesehatan untuk Usia Lanjut di faskes


tingkat pertama dan lanjutan (FKTP dan FKRTL)

2 Kuliah : Dr. Rika Hastuti, M. Kes  Mampu menjelaskan definisi operasional kedokteran keluarga
Konsep Kedokteran
Keluarga  Mampu menjelaskan ruang lingkup kedokteran keluarga

 Mampu menjelaskan prinsip-prinsip kedokteran keluarga (holistik,


komprehensif dan berkelanjutan)

21
Tutorial: Tim Tutor  Mampu menjelaskan definisi operasional kedokteran keluarga
Skenario 2
 Mampu menjelaskan ruang lingkup kedokteran keluarga

 Mampu menjelaskan prinsip-prinsip kedokteran keluarga (holistik,


komprehensif dan berkelanjutan)

Kuliah : Penilaian Dr. I Ketut Artastra, MPH  Mampu mengidentifikasi permasalahan keluarga berdasar teori HL Bloom
Permasalahan Dalam
Keluarga  Mampu menjelaskan instrumen-instrumen yang digunakan dalam assesmen
masalah dalam keluarga

 Mampu melakukan asesmen terhadap permasalahan keluarga dengan


menggunakan instumen yang tepat

 Mampu menjelaskan tentang Family Conference

Kuliah: Pendekatan Dr. Rika Hastuti, M. Kes  Mampu menjelaskan peran dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Pelayanan (FKTP) dan FKRTL
Kedokteran Keluarga
 Mampu menjelaskan upaya-upaya kesehatan dalam menyelesaikan
permasalahan keluarga secara terintegrasi (lintas program dan lintas
sektoral)

3 Kuliah: Upaya Dr. I Ketut Artastra, MPH  Mampu menjelaskan berbagai jenis upaya kesehatan perorangan ada di
Kesehatan Indonesia (UKP)
Perorangan
 Mampu menjelaskan karakteristik pelayanan kesehatan yang tersedia di
berbagai jenjang fasilitas pelayanan kesehatan

 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang program peningkatan mutu dan


keselamatan pasien

Kuliah: Upaya Dr. IK Gerudug, MPH  Mampu menjelaskan berbagai upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang
Kesehatan ada di Indonesia

22
Masyarakat  Mahasiswa mampu menjelaskan tentang UKM essensial dan UKM
pengembangan

 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pemberdayaan masyarakat dalam


bidang UKM

 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pendataan Survei Masyarakat Desa


(SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Tutorial:  Mampu mengidentifikasi keterlambatan-keterlambatan yang menyebabkan


Skenario 3 kematian maternal

 Mampu menganalisis faktor-faktor penghambat proses rujukan

 Mampu mendefinisikan ‘akses terhadap pelayanan kesehatan’

 Mampu menjelaskan dimensi-dimensi akses: ketersediaan (availability),


akses geografis (geographic accessibility), keterjangkauan (affordability),
dan penerimaan (acceptability)

 Mampu menganalisis faktor-faktor penghambat akses masyarakat terhadap


pelayanan kesehatan

 Mampu mengidentifikasi kelompok masyarakat yang rentan mengalami


kesulitan akses terhadap pelayanan kesehatan

4 Kuliah : Sistem Dr. Ika Primayanti, MKes  Mampu menjelaskan definisi rujukan kesehatan
Rujukan
 Mampu menjelaskan berbagai alasan/tujuan pasien dirujuk

 Mampu menjelaskan kepentingan sistem rujukan dalam pelayanan


kesehatan

 Mampu menjelaskan komponen sistem rujukan

23
 Mampu menjelaskan alur sistem rujukan

 Mampu menjelaskan karakteristik pelayanan kesehatan yang tersedia


di berbagai jenjang fasilitas pelayanan kesehatan

 Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan


dokter untuk merujuk

 Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan


pasien menggunakan fasilitas kesehatan rujukan

 Mampu menjelaskan faktor pengambat berjalannya sistem rujukan


kesehatan di Indonesia dan negara berkembang lain

Kuliah: Akses Dr. Lina Nurbaiti, MKes  Mampu mendefinisikan ‘akses terhadap pelayanan kesehatan’
Pelayanan Kesehatan
 Mampu menjelaskan dimensi-dimensi akses

 Mampu menganalisis faktor-faktor penghambat akses masyarakat


terhadap pelayanan kesehatan

 Mampu menjelaskan indikator yang digunakan untuk menilai akses


terhadap pelayanan kesehatan

 Mampu mengidentifikasi kelompok masyarakat yang rentan


mengalami kesulitan akses terhadap pelayanan kesehatan

 Mampu menjelaskan berbagai strategi /intervensi yang digunakan di


negara lain dan di Indonesia untuk memperbaiki akses terhadap
pelayanan kesehatan dan keberhasilannya

Tutorial :  Mahasiswa dapat menjelaskan dasar perundang-undangan penetapan status


Skenario 4 KLB dan wabah

24
 Mahasiswa mampu menjabarkan analisis situasi mengenai kemungkinan
apa saja yang dapat menyebabkan kasus KLB diatas

 Mahasiswa mampu menjelaskan dampak KLB sesuai kasus

 Mahasiswa mampu menjabarkan upaya menangguangi KLB pada kasus

 Memahami jenis-jenis bencana

 Memahami perbedaan risiko dampak kesehatan yang diakibatkan oleh


berbagai bencana

 Memahami tahapan-tahapan penanggulangan bencana

 Memahami kegiatan penanggulangan bencana di bidang kesehatan

 Memahami definisi rapid health assessment

5 Kuliah: Program Dr. WS Affarah, MPH  Mampu menjelaskan pengertian dan tujuan dari PIS-PK
Pemerintah dalam
Upaya Pendekatan  Menjelaskan kegiatan program yang terkait PIS-PK
Keluarga (PIS-PK)
 Menjelaskan kegiatan program PIS-PK dalam praktek kedokteran
keluarga

Kuliah: KLB dan Made Utama, SKM, M.Epid  Mahasiswa mampu menjelaskan definisi operasional dari KLB dan
wabah wabah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku

 Mampu menjelaskan jenis-jenis dan faktor risiko KLB dan wabah

 Mahasiswa mampu menjelaskan dampak yang muncul pada suatu


populasi saat terjadinya suatu disease outbreak investigation

 Mahasiswa mampu menjelaskan langkah langkah yang diperlukan


untuk suatu disease outbreak investigation

25
 Mahasiswa mampu menjelaskan Sistem Kewaspadaan Dini KLB
(SKD-KLB)

 Mahasiswa mampu menjelaskan kesiapsiagaan menghadapi penyakit


pandemis

Kuliah: Manajemen Made Utama, SKM, M.Epid  Mahasiswa mampu menjelaskan definisi operasional dari bencana
Bencana sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku

 Mampu menjelaskan jenis-jenis dan faktor risiko bencana

 Mahasiswa mampu menjelaskan dampak yang muncul pada suatu


populasi saat terjadinya bencana

 Mahasiswa mampu menjelaskan penanggulangan bencana di bidang


kesehatan

26
SUMBER BELAJAR

Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. IDI : Jakarta


Azwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. 2004. A Primer On Family Medicine
Practice. Singapore International Foundation : Singapore
Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga. PDKI : Jakarta
Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun 2015. Pedoman Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Peraturan Menteri Kesehatan No 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Perorangan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1501/MENKES/PER/X/2010 Tentang Jenis Penyakit
Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 25 tahun 2016 tentang rencana Aksi
Nasional Kesehatan Lanjut Usia tahun 2016-2019
Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
JADWAL BLOK
Minggu Senin 4/11/19 Selasa 5/11/19 Rabu 6/11/19 Kamis 7/11/19 Jumat 8/11/19
07.00-
I 07.50
Kuliah
07.50- KULIAH Kesehatan Kuliah Konsep Pengantar
08.40 Kuliah Pengantar Geriatri Kedokteran Keluarga KULIAH Pendekatan Kunlap
08.40- Pelayanan Kedokteran
09.30 Keluarga
09.30-
10.20 MANDIRI
10.20- Kuliah Konsep
11.10 Keluarga KULIAH Penilaian Tutorial
11.10- tutorial skenario 1 step 1- Permasalahan dalam skenario 1 step
12.00 5 Keluarga KULIAH 7
12.00-
13.30 ISHOMA
13.30-
14.20
14.20-
15.10 MANDIRI KULIAH
15.10-
16.00 MANDIRI tramed 4 tramed 4
Jumat
Minggu Senin 11/11/19 Selasa 12/11/19 Rabu 13/11/19 Kamis 14/11/19 15/11/19
07.00-
II 07.50
07.50- Kunjungan KULIAH Permasalahan KULIAH Sistem KULIAH Akses Pelayanan
08.40 Lapangan Kesehatan Mental Pada Rujukan Kesehatan

28
08.40-
09.30 Keluarga
09.30-
10.20
10.20-
11.10
11.10-
12.00 tutorial 3, 4 Mandiri mandiri tutorial 3, 4
12.00-
13.30 ISHOMA
13.30-
14.20
14.20-
15.10 MANDIRI KULIAH
15.10-
16.00 tramed 4 tramed 4
Jumat
Minggu Senin 18/11/19 Selasa 19/11/19 Rabu 20/11/19 Kamis 21/11/19 22/11/19
07.00-
III 07.50
07.50-
08.40
Kuliah Upaya Kuliah Program Pemerintah
08.40- Kesehatan Kuliah Upaya Dalam Upaya Pendekatan
09.30 Perorangan KULIAH Kesehatan Masyarakat Keluarga (PIS-PK) KULIAH
09.30- tutorial 3, 4 tutorial 3, 4
10.20
10.20- MANDIRI Pembimbingan Kunlap MANDIRI
11.10 Terjadwal
11.10-

29
12.00
12.00-
13.30 ISHOMA
13.30-
14.20
14.20-
15.10 MANDIRI KULIAH
15.10-
16.00 tramed 4 tramed 4
Jumat
Minggu Senin 25/11/19 Selasa 26/11/19 Rabu 27/11/19 Kamis 28/11/19 29/11/19
07.00-
IV 07.50
07.50-
08.40 Presentasi mandiri
08.40- Kunjungan
09.30 Lapangan Kuliah KLB dan Wabah Kuliah Manajemen Bencana KULIAH
09.30-
10.20
10.20-
11.10 MANDIRI MANDIRI
11.10-
12.00 MANDIRI tutorial 3, 4 tutorial 3, 4
12.00-
13.30 ISHOMA
13.30- tramed 4 tramed 4
14.20 MANDIRI MANDIRI
14.20-
15.10

30
15.10-
16.00
Jumat
Minggu Senin 25/11/19 Selasa 26/11/19 Rabu 27/11/19 Kamis 28/11/19 29/11/19
07.00-
VI 07.50
07.50-
08.40
08.40-
09.30
09.30-
10.20
10.20-
11.10
11.10- UJIAN CBT
12.00 utama UJIAN tramed UP cbt Blok 20
12.00-
13.30 ISHOMA
13.30-
14.20 UP tramed
14.20-
15.10
15.10-
16.00

31
BLUEPRINT ASSESSMENT
Proporsi
Topik pembelajaran
Level Pengetahuan soal CBT
No (kuliah/praktikum/tutorial – sebutkan judul Cabang Ilmu Terkait
(recall/reasoning) (dari total
topik kuliah/praktikum/tutorial)
100)
1 Konsep dan peran keluarga Recall, Reasoning 7 Antropologi, demografi
2 Permasalahan Kesehatan (fisik, mental, dan Recall, Reasoning Psikiatri, psikologi, epidemiologi
sosial) pada keluarga 7
3 Kesehatan Geriatri Recall, Reasoning 7 Gerontologi, antropologi
4 Konsep Kedokteran Keluarga Recall, Reasoning 7 IKM,IKP,IKK
5 Penilaian permasalahan dalam keluarga Recall, Reasoning 7 IKM,IKP,IKK
6 Pendekatan Pelayanan Kedokteran Keluarga Recall, Reasoning 7 Manajemen kesehatan
7 Upaya Kesehatan Perorangan Recall, Reasoning 7 Manajemen kesehatan
8 Upaya Kesehatan Masyarakat Recall, Reasoning 7 Manajemen kesehatan
9 Akses Pelayanan Kesehatan Recall, Reasoning 7 Manajemen kesehatan
10 Sistem Rujukan Recall, Reasoning 7 Sistem kesehatan
11 PIS-PK Recall, Reasoning 7 Program kesehatan
12 KLB dan Wabah Recall, Reasoning 7 Epidemiologi, statistic
13 Manajemen Bencana Recall, Reasoning 7 Epidemiologi
14 Tutorial Skenario I Recall, Reasoning 3
15 Tutorial Skenario II Recall, Reasoning 3
16 Tutorial Skenario III Recall, Reasoning 3
17 Tutorial Skenario IV Recall, Reasoning 3
18 Tutorial Skenario V Recall, Reasoning 3
TOTAL 100

32
DAFTAR NAMA TUTOR

No. Nama Telepon Keterangan

1. dr. Marie Yuni Andari, SpM 08123218548 Tutor tetap

2. dr. Ni Nyoman Geriputri, SpM 08123059537 Tutor tetap

3. dr. Isna K, Sp.M 0811251319 Tutor tetap

4. dr. Monalisa, Sp.M 081317303637 Tutor tetap

5. dr. Rina Lestari, Sp.P Tutor tetap

6. dr. Romi Ermawan, SpJP 0811375327 Tutor tetap

7. dr. Rika Hastuti S, M.Kes Tutor tetap

8. dr. Ilsa Hunaifi, Sp. S Tutor tetap

10. dr. IK Gerudug, MPH Tutor siaga

11. dr. IK Artastra, MPH Tutor siaga

12 dr. Bayu Tirta Dirja, Ph.D Tutor siaga

13 dr. Linda Silvana Sari, Sp. A Tutor siaga

14 dr. Didit Yudhanto, SpTHT Tutor siaga

15 dr. Yana Indrayana, SpJP Tutor siaga

16 dr. Wahyu Sulistya Affarah, MPH Tutor siaga

17 dr. Lina Nurbaiti, M.Kes 0818270492 Tutor siaga

18 dr. Ika Primayanti, M.Kes 081933944592 Tutor siaga

19 Dr. Sigit K, Sp. An Tutor siaga

20 Dr. Eka Arie Y, M. Biomed, Sp. THT-KL Tutor siaga

21 Dr. Rizkinov Jumsa, Sp. OG Tutor siaga

22 Dr. Hamsu Kadriyan, M. Kes, Sp. THT- Tutor siaga


KL

23 Dr. Bambang Priyanto. Sp. BS Tutor siaga

33
TRIGGER TUTORIAL

Skenario 1

Dokter S adalah seorang dokter keluarga yang sudah bertugas di wilayah Kuripan selama 10
tahun. Setiap hari, ia melayani puluhan pasien dengan bermacam – macam masalah kesehatan.
Pada suatu sore, datang seorang ibu membawa anak perempuannya yang berusia 4 tahun dengan
keluhan diare sejak dua hari yang lalu. Diare terjadi lebih dari 5 kali sehari dengan konsistensi
cair. Pada pemeriksaan antropometri, anak tersebut mengalami gizi kurang. Pasien adalah anak
ketiga dan tinggal bersama orang tua, dua saudara laki – laki pasien, dan nenek dari ibu pasien.
Tiga hari sebelumnya, anak kedua yang berumur 10 tahun juga mengalami keluhan serupa,
namun tidak dibawa berobat dan hanya minum obat yang dibeli oleh ibunya di warung. Untuk
keperluan BAB, keluarga tersebut pergi ke jamban umum di dekat rumah mereka. Sumber air
minum didapatkan dari sumur gali yang digunakan bersama tetangga. Ayah pasien bekerja
sebagai tukang ojek dan ibu pasien berjualan jajanan di depan rumah. Ibu pasien sering merasa
sedih dan uring-uringan kepada anak-anaknya karena suaminya jarang pulang. Sebagai seorang
dokter keluarga, dokter S merasa bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan yang
komprehensif terhadap pasien dan keluarganya.

34
Skenario 2

Seorang anak laki-laki berusia 7 bulan dibawa oleh ibunya dan ditemani oleh seorang kader
kesehatan ke IGD sebuah puskesmas dengan keluhan sesak nafas. Berdasarkan heteroanamnesis,
ibu pasien mengatakan pasien tampak kesulitan bernapas dan bernapas dengan cepat sejak dini
hari. Keluhan disertai batuk, pilek, dan demam sejak 4 hari sebelumnya. Pasien muntah setiap
kali batuk. Keluhan seperti ini baru terjadi pertama kali dan pasien belum pernah dibawa berobat.
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, dokter puskesmas memberikan diagnosis pneumonia dan
menganjurkan pasien untuk rawat inap. Pasien merupakan anak pertama, riwayat imunisasi dasar
lengkap sesuai usia dan mendapat ASI ekslusif. Selama kehamilan, ibu melakukan ANC
sebanyak empat kali ke bidan praktik swasta dan persalinan spontan aterm di puskesmas. Berat
badan saat lahir 2100 gram, riwayat tumbuh kembang berdasar buku KIA sesuai dengan usia.

Sehari setelah kepulangan pasien paska rawat inap atas indikasi pneumonia, dokter bersama tim
puskesmas melakukan kunjungan rumah untuk melakukan follow up sekaligus pendataan PIS-
PK. Ibu pasien tidak menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan, saat ini sedang hamil anak
kedua, dan telah memeriksakan kehamilannya di posyandu. Ibu mengatakan bahwa lingkar
lengan atasnya kurang dari normal saat diperiksa petugas posyandu, namun ia tidak mengetahui
penyebabnya serta apa yang harus dilakukan.

Ayah pasien adalah seorang perokok aktif, sempat berhenti merokok saat harus menjalani
pengobatan TBC di puskesmas, namun kembali merokok setelah pengobatan selesai dan
dinyatakan sembuh. Nenek pasien yang tinggal serumah diketahui menderita hipertensi sejak
setahun lalu pada saat mengikuti posbindu, namun tidak rutin kontrol ke puskesmas karena
belum memiliki kartu BPJS. Hanya pasien serta ayah dan ibunya saja yang memiliki kartu BPJS,
karena ayah pasien baru saja diangkat menjadi CPNS.

Keluarga pasien tinggal di sebuah pemukiman padat penduduk, namun memiliki sumber air dari
PAM serta jamban sendiri.

Dokter memberikan informasi dan edukasi terkait permasalahan kesehatan keluarga ini sesuai
dengan upaya kesehatan perorangan maupun masyarakat yang ada di Puskesmas. Selanjutnya
tim PIS-PK melakukan analisis serta menghitung Indeks Keluarga Sehat berdasar informasi
yang didapatkan.

35
Skenario 3A (Kelompok Ganjil)

Seorang perempuan G1P0A0 berusia 18 tahun dibawa keluarganya ke IGD RS karena kejang.
Pasien sempat mendapatkan penanganan namun akhirnya meninggal dunia. Dokter
melakukan otopsi verbal kepada ibu pasien untuk mengetahui riwayat pasien. Pasien menikah
pada usia 17 tahun dan suami berusia 19 tahun. Keduanya sama-sama tidak lulus SD. Sebulan
paska menikah, pasien mengeluh mual muntah sehingga ibu pasien menduga anaknya hamil.
Daerah tempat tinggal pasien merupakan dataran tinggi yang dikelilingi oleh perbukitan terjal
sehingga akses pelayanan kesehatan terbatas. Selama kehamilan, pasien hanya melakukan
pemeriksaan kehamilan satu kali karena untuk mencapai lokasi polindes terdekat
membutuhkan waktu 3 jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Pada suatu hari,
pasien mengeluh kedua kakinya bengkak. Ibu pasien menganggap hal itu biasa terjadi pada
orang hamil. Tiga hari kemudian, pasien mengeluh sakit kepala, nyeri ulu hati, mual dan
merasa penglihatannya kabur. Ibu pasien tidak melakukan tindakan apapun karena
menganggap bahwa keluhan tersebut disebabkan karena waktu makan yang terlambat.
Keesokan harinya pasien mengeluh sakit kepala semakin memberat sehingga ibu pasien panik
dan membawa pasien ke polindes. Saat itu, suami serta menantunya sedang bekerja menjadi
kuli bangunan di kota, ibu pasien kebingungan sehingga meminta bantuan tetangganya untuk
mengantar pasien ke polindes. Pasien akhirnya diantar menggunakan kendaraan roda tiga
yang biasa digunakan untuk mengangkut gabah. Berdasarkan hasil pemeriksaan, bidan
menduga pasien mengalami pre eklampsia berat sehingga bidan memutuskan untuk merujuk
ke rumah sakit (Fasilitas Kesehatan Rujukan dan Tingkat Lanjut/FKRTL) yang berada di
ibukota kabupaten. Ibu pasien belum menyetujui tindakan perujukan, karena belum ada
persetujuan suami dan menantunya serta memikirkan biaya yang akan dikeluarkan nantinya,
apalagi keluarga ini belum menjadi anggota JKN. Bidan meyakinkan kepada ibu pasien
bahwa kartu KIS dapat diurus menyusul, yang terpenting saat ini adalah menyelamatkan
nyawa pasien. Setelah sekitar 30 menit berdiskusi dengan keluarga, akhirnya ibu pasien
menyetujui untuk dirujuk. Bidan segera mempersiapkan proses perujukan dan dengan
menggunakan kendaraan roda tiga tadi, pasien dibawa ke RS yang ditempuh kurang lebih 3
jam.

Apa saja yang berkontribusi terhadap kematian ibu pada kasus tersebut? Faktor apa saja yang
mempengaruhi hal-hal tersebut?

36
Skenario 3B (Kelompok Genap)

Seorang bayi laki-laki berusia 5 bulan dibawa ibunya ke polindes satu-satunya di sebuah
pulau kecil di Kepulauan Aru. Ibu mengeluhkan pasien sesak napas sejak 2 hari sebelumnya
disertai demam dan batuk pilek sejak 5 hari sebelumnya. Berdasarkan pemeriksaan fisik,
bidan menduga pasien mengalami pneumonia berat. Bidan berkoordinasi dengan puskesmas
di pulau sebelah untuk merujuk ke rumah sakit (Fasilitas Kesehatan Rujukan dan Tingkat
Lanjut/FKRTL) yang berada di ibukota kabupaten di pulau utama. Ibu pasien belum setuju
untuk dirujuk karena belum meminta persetujuan ayah dan mengkhawatirkan biaya yang akan
dikeluarkan. Keluarga ini belum menjadi anggota JKN. Ayah pasien adalah seorang TKI di
luar negeri. Bidan menjelaskan bahwa kartu KIS dapat diurus kemudian dan bahwa yang
menjadi prioritas saat ini adalah menyelamatkan nyawa anaknya. Akhirnya, ibu pasien setuju
untuk dirujuk. Bidan segera melakukan persiapan rujukan. Dengan menggunakan kendaraan
roda tiga milik desa, pasien dibawa ke pelabuhan yang ditempuh dalam waktu 1 jam.
Selanjutnya, pasien dibawa menyebrang ke pulau utama dengan menggunakan kapal cepat
milik puskesmas selama 3 jam. Setiba di RS, pasien sempat mendapatkan penanganan di IGD
namun tidak tertolong.

Apa saja yang berkontribusi terhadap kematian bayi pada kasus tersebut? Faktor apa saja yang
mempengaruhi akses terhadap pelayanan kesehatan?

37
Skenario 4 A

Rabies di Dompu, NTB, Ketua DPR: Batasi Pergerakan Hewan Peliharaan

Kamis, 14/02/19 09:35 WIB

BREAKINGNEWS.CO.ID- Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo mendorong Kementerian Kesehatan


(Kemenkes) bersama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Pemerintah Daerah (Pemda)
untuk segera memberikan vaksin anti rabies kepada warga di daerah yang terserang rabies secara gratis.

Hal tersebut diutarakan Bambang menyikapi pernyataan Kemenkes yang menyebutkan bahwa meningkatnya
korban Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies di Kabupaten Dompu, NTB, sebanyak 6 warga meninggal dunia
bertambah dari pekan lalu yang berjumlah 5 orang.

Selanjutnya Bambang mendorong Kementerian Pertanian melalui Direktur Kesehatan Hewan bersama
Kemendagri melalui Pemda memberikan imbauan kepada warga yang memiliki hewan peliharaan untuk wajib
melakukan vaksinasi rabies.

"Seperti anjing, kucing, dan monyet, serta membatasi pergerakan hewan peliharaannya untuk mengurangi risiko
penularan," ujar Bambang di Jakarta seperti dikutip, Kamis (14/2/2019).

Diberitakan, jumlah korban meninggal dunia akibat gigitan anjing di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat
(NTB), terus bertambah. Hingga Senin (11/2/2019), total warga yang meninggal berjumlah 6 orang. Adapun 619
orang lainnya digigit.

"Korban gigitan hingga kini sudah 619 orang, angka kematian jadi 6 orang, 5 orang di Kecamatan Kempo dan 1
orang Banggo Menggelewa. Korban itu semuanya kasus gigitan lama," kata Kepala Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Dompu Zaenal Arifin, Selasa (11/2).

Kasus gigitan sudah merebak hingga wilayah perkotaan, seperti di Matua, seorang kusir benhur diserang anjing.
Sementara di dua desa lainnya, kejadiannya bersamaan dengan 5 orang sekaligus.

"Upaya untuk memutus rantai ini langkah jangka pendeknya satu-satunya kita eliminasi. Untuk jangka
panjangnya tetap kita lakukan vaksinasi," ujarnya.

Atas hal itu, pemda dan warga mengambil langkah serius, yaitu membunuh ribuan anjing liar, baik dengan
ditembak maupun diberi racun.

"Sampai saat ini jumlah anjing yang telah dieliminasi sebanyak 1.078 ekor yang tak bertuan yang kita duga
mengandung rabies. Itu jumlah yang dicampur oleh laporan mandiri dari masyarakat. Jadi masyarakat juga
mengeliminasi anjing liar," ujarnya

Dari berita di atas, apa yang dapat Anda simpulkan terkait penanganan KLB? Bagaimana
penanganan KLB yang seharusnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada?

38
Skenario 4B

Bencana Besar dalam 15 Tahun: Indonesia Makin Tangguh

YOGYAKARTA —

Sejak 2004, Indonesia seolah tidak pernah lepas dari bencana alam besar. Rentetan peristiwa itu, di samping meluluhlantakkan,
juga membangun kesadaran yang lebih baik. Sebuah buku disusun untuk mencatat semua itu, terutama di sektor kesehatan.

Ada fakta cukup menarik dalam peluncuran dan bedah buku “Relawan Kesehatan di Medan Bencana” di Yogyakarta, Selasa
(2/10). Kenyataan yang sering diabaikan selama ini adalah bahwa Indonesia merupakan negara yang tidak sedang dalam
keadaan perang, tetapi selalu memiliki rakyat yang mengungsi.

Bencana adalah penyebab kondisi itu. Terutama sejak 2004, Indonesia praktis tidak pernah berhenti mengalami bencana alam
besar. Sebuah tim dari Fakultas Kedokteran UGM dan RS Sardjito Yogyakarta, membuat catatan perjalanan penanganan
bencana di sektor kesehatan. Catatan itu memuat apa yang terjadi, dikerjakan dan dipelajari sejak tsunami Aceh 2004 hingga
tsunami Selat Sunda 2018. Menurut Hendro Wartatmo, salah satu dokter dalam tim ini, Indonesia belajar cepat dan menjadi
mandiri terutama di sektor kesehatan, dalam 15 tahun terakhir.

“Kita lebih mandiri. Jadi, sampai tahun 2004 -2006 itu yang menyolok adalah membanjirnya tim asing. Tim yang efektivitasnya
perlu dilihat. Tim asing datang, kita tidak pernah mengecek apakah dia bisa menjahit luka atau tidak. Dan saya punya
pengalaman juga, bahwa mereka ternyata juga tidak selalu lebih baik dari kita. Yang saya lihat, tim asing sudah tidak ada sejak
2015,” ujar Hendro.

Tim asing saat ini lebih banyak diperlukan untuk bantuan-bantuan teknis pembangunan, itupun sudah sangat berkurang.
Indonesia, kata Hendro, berhasil meningkatkan kemampuan penanganan bencana dengan sangat baik. Dalam sebuah paparan
di Brisbane, Australia, Hendro berkisah, muncul pertanyaan mengapa Indonesia tidak lagi menerima tim medis asing. Dia
dengan tegas berani menjawab, bahwa Indonesia mampu mengatasi semua sendiri.

Koordinasi Menjadi Masalah Utama

Departemen kesehatan saat ini sedang menyusun program sertifikasi tim medis lapangan. Dengan sertifikasi, setiap tim medis
yang masuk daerah bencana, harus menunjukkan kemampuannya. Tanpa sertifikat kemampuan itu, tenaga medis tidak akan
memperoleh fasilitas.

Namun, kata Hendro, bukan berarti Indonesia tidak lagi mengalami masalah.

“The most problem of disaster response is not lack of any single resources, but control and coordination. Jadi kita kurangnya ada
di koordinasi. Tetapi ini terjadi di manapun, juga di luar negeri. Dalam bencana Badai Katrina, gempa Haiti, masalah koordinasi
tetap ada. Itu karena masalah juga berkembang,” tambah Hendro.

Berkaca dari pengalaman Yogyakarta, Danang Syamsurizal dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) DIY
mengaku, belajar dari bencana adalah proses yang tidak pernah berhenti. Daerah ini mengalami dua bencana besar yaitu
gempa bumi pada 2006 dan letusan dahsyat Merapi pada 2010. Sebelum 2006, Yogyakarta bahwa tidak memahami bencana
gempa bumi.

Terkait koordinasi dan kerja sama, Danang menguraikan lima unsur dalam penanggulangan bencana, yaitu pemerintah, dunia
usaha, masyarakat, akademisi dan media. Secara nasional, Yogyakarta sebagai kota pendidikan memberi sumbangan besar
dalam upaya ini, karena peran akademisi.

“Akademi banyak berada di Yogya, sehingga banyak pemikiran, banyak kajian-kajian, banyak pengalaman-pengalaman empirik.
Dan itu ketika diterapkan sangat membantu penanganan kejadian bencana di berbagai tempat, seperti kekeringan, kebakaran

39
hutan, gempa, tsunami. Di sini banyak perguruan tinggi, karena itu membuat penanganannya menjadi lebih cepat, efektif dan
efisien didukung dengan pendekatan saintifik yang tepat,” kata Danang.

Yogyakarta juga merupakan sumber tenaga relawan yang jumlahnya melimpah. Daerah ini memiliki relawan dengan keahlian
sangat dasar hingga yang sangat berpengalaman, dan siap dikirim ke berbagai lokasi bencana.

Pembelajaran Tanpa Henti

Danang mengisahkan, sebelum 2006, Yogyakarta tidak memahami gempa bumi dan risiko yang mengikutinya. Setelah bencana
itu, masyarakat belajar dan regulasi baru disusun sebagai langkah mengurangi risiko bencana. Namun, kini disadari bahwa ke
depan jika terjadi gempa lagi, tantangannya sudah sangat berbeda.

egitu pula dalam bencana Gunung Merapi. Pada 2006, Merapi mengalami fase letusan. Empat tahun kemudian, fase itu kembali
dengan lebih dahsyat. Penanganan pada 2010 banyak didasarkan pada pengalaman 2006, dan ternyata tidak sepenuhnya
tepat. Bencana letusan 2010 berdampak lebih besar dengan kompleksitas masalah yang lebih rumit. Inilah yang disebut
Danang, bahwa belajar adalah proses tanpa henti ketika menghadapi bencana di Indonesia

“Jangan sampai warga kehilangan insting untuk risiko yang dihadapinya. Kita harus punya kesadaran situasional yang berbeda-
beda, karena bencana itu dinamis. Apa yang dulu tidak ada, sekarang ada,” tambah Danang.

Dalam skala nasional, Danang membuat tiga kelompok periode kebencanaan di Indonesia. Pada periode 2004-2008, Indonesia
masih minim pengalaman, sumber daya sangat sedikit tetapi harus menghadapi skala bencana yang besar dan kompleks. Pada
periode 2009-2013 mulai muncul kesadaran prabencana, lahirnya Undang-Undang Penanggulangan Bencana dan lembaga
BNPB dan dikenalkannya Incident Command System (ICS).

Selanjutnya pada 2014-2018, Indonesia sudah lebih taktis dan memperoleh kepercayaan dalam penanganan bencana,
pemanfaatan teknologi informasi yang masif, memiliki banyak sumber daya. Kekurangannya adalah masyarakat sipil masih
lemah dalam penanganan kejadian masif, sehingga peran militer cukup signifikan.

Suparlan dari Yayasan Sheep Indonesia melihat tiga fenomena terkait kebencanaan dalam proses belajar ini. Banyak daerah
kini lebih siap dan menyadari pentingnya upaya pengurangan risiko bencana (PRB), mitigasi dan kesiapsiagaan.

“Di Yogya, kalau tidak ada gempa, bangunan tentu tidak akan memakai struktur beton yang kuat. Sekarang kita memakainya.
Ini adalah salah satu faktor penting karena Indonesia memiliki banyak bencana,” ujar Suparlan.

Kedua adalah kesadaran tentang perlunya pelatihan dalam mengurangi risiko bencana. Rencana kontinjensi (contingency) telah
disusun banyak pihak, yang menguraikan secara rinci siapa melakukan apa dan di mana. Pembagian peran ini penting agar
tidak terjadi tumpang tindih peran di lapangan ketika bencana terjadi. Suparlan juga mencatat, teknologi informasi memiliki peran
besar dalam proses ini. Saat ini, melalui teknologi informasi kebencanaan dapat disusun dalam waktu singkat. Karena itulah
pemanfaatannya harus terus didorong ke depan.

Buku ini disusun berdasar pengalaman empiris selama 15 tahun tim kesehatan UGM dan RS Sardjito. Ada pula paparan
pengalaman penanganan bencana kelaparan di NTB pada tahun 1980 dan letusan Merapi tahun 1994. Peluncuran buku
diadakan di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, UGM.

40
Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana mencatat Indonesia ada di peringkat pertama negara dengan jumlah korban
jiwa tertinggi akibat bencana alam pada 2018. Catatan lembaga ini, pada Agustus 2018 terdapat 564 korban, September naik
menjadi 3.400 orang dan Desember pada angka 453. Total korban pada 2018 di Indonesia adalah 4.417 orang. [ns/uh]

41

Anda mungkin juga menyukai